Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

Perkembangan Psikologi bayi pada usia tiga tahun pertama

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah psikologi perkembangan yang diampu

oleh : Selly Candra Ayu, M.Si

Oleh:

Aulia Syalwa Risky Ananda (200401110254)

Rahmad Nur Madani (200401110257)

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG

2020
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Emosi ialah Perasaan, atau efek, yang terjadi ketika seseorang berada dalam
keadaan atau interaksi yang penting baginya. Emosi dicirikan oleh perilaku yang
mencerminkan (mengekspresikan) kesenangan atau ketidaknyamanan dari keadaan
seseorang atau transaksi yang sedang dialami.(Bayi & Sosial, n.d.)
Pengaruh emosi terhadap Biologis dan Lingkungan ialah Emosi dipengaruhi
keduanya oleh dasar yaitu biologis dan pengalaman seseorang.

 Peran penting biologi bagi emosi juga terlihat pada perubahan


kapasitas emosi seorang bayi.
 Daerah otak yang berkembang di awal kehidupan berperan terhadap
munculnya kesedihan,kegembiraan, dan kemarahan. Bahkan bayi juga
memperlihatkan emosi.
 Kemampuan bayi untuk mengembangkan emosi berlangsung secara
bertahap, dan kemampuan dengan kematangan yang bertahap dari
daerah frontal di korteks serebal yang dapat melakukan control
terhadap area lain.
 Relasi social menjadi tempat perkembangan emosi, ketika balita
mendengar orang tuanya berterngkar, mereka menjadi sedih dan tidak
suka bermain.

Pola asuh antara orang tua-anak pada masa bayi dan kanak-kanak sangat
menentukan pola kepribadian dan relasi antar pribadi pada masa dewasa. Pola asuh
tersebut merupakan sumber dari emosional dan kognitif yang memberikan
kesempatan bagi anak untuk mengeksplorasi lingkungan di kehidupan sosial. Relasi
ini dimulai sejak anak terlahir ke dunia, atau sudah dimulai sejak janin berada dalam
Rahim ibu.(Cenceng, 2015)

1.2. Rumusan masalah


1. Bagaimana perkembangan psikososial bayi pada usia tiga tahun pertama?
2. Bagaimana ikatan attachment tersebut bisa terbentuk pada usia tersebut?
3. Bagaimana perkembangan kepekaan anak untuk memahami perasaan orang
lain ketika berinteraksi pada usia tersebut?
1.3. Tujuan rumusan masalahmm
1. Menjelaskan tentang perkembangan psikososial bayi pada usia tiga tahun
pertama
2. Menjelaskan ikatan attachment bisa terbentuk pada usia tiga tahun pertama
3. Menjelaskan tentang perkembangan kepekaan anak untuk memahami perasaan
orang lain ketika berinteraksi pada usia tiga tahun pertama
BAB II

PEMBAHASAN

Perkembangan bersifat sistematis, artinya perkembangan bersifat


berkesinambungan dan terorganisir. Kemampuan bicara diperoleh melalui
perkembangan yang bertahap dan saling berhubungan, mulai dari membuat bunyi-
bunyi suara, misalnya “aaa... ooo … uuu” berceloteh, misalnya “mamama … tatata”
berbicara dengan satu kata, misalnya “mama … papa” hingga berbicara dengan dua
sampai banyak kata. Tidak ada perkembangan bicara yang dimulai dari berbicara
dengan satu kata terlebih dahulu, baru kemudian membuat bunyi-bunyi suara.
Perkembangan juga bersifat adaptif, artinya perkembangan terjadi untuk menghadapi
kondisi-kondisi dalam kehidupan. (Hildayani, n.d.)

Ekspresi emosional adalah terlibat dalam hubungan pertama bayi.


Kemampuan bayi untuk mengkomunikasikan emosi memungkinkan interaksi
terkoordinasi dengan pengasuh mereka dan awal dari ikatan emosional di antara
mereka. Orang tua tidak hanya mengubah ekspresi emosional mereka sebagai respons
terhadap ekspresi emosional bayi, tetapi bayi juga mengubah ekspresi emosional
mereka sebagai respons terhadap ekspresi emosional orang tua mereka. (Bayi &
Sosial, n.d.)

Tangisan dan senyuman merupakan dua ekspresi emosi yang ditunjukkan bayi
saat berinteraksi dengan orang tua. Menangis adalah mekanisme terpenting yang
dimiliki bayi baru lahir untuk berkomunikasi dengan dunia mereka. Tangisan pertama
membuktikan bahwa paru-paru bayi telah terisi udara. Tangisan juga dapat
memberikan informasi tentang kesehatan sistem saraf pusat bayi baru lahir. Bayi baru
lahir bahkan cenderung merespon dengan tangisan dan ekspresi wajah yang negatif
ketika mendengar bayi baru lahir lainnya menangis.(Bayi & Sosial, n.d.)

Bayi memiliki tiga jenis tangisan yaitu:

 Tangisan dasar: Pola ritme yang biasanya terdiri dari teriakan, diikuti
dengan hening yang lebih singkat, kemudian peluit yang lebih pendek
dengan nada yang lebih tinggi daripada teriakan utama, kemudian
istirahat singkat lainnya sebelum tangisan berikutnya. Beberapa ahli
bayi percaya bahwa kelaparan adalah salah satu kondisi yang memicu
tangisan dasar.
 Tangisan marah: Variasi teriakan dasar di mana lebih banyak udara
berlebih dipaksa melalui pita suara.
 Sakit menangis: Seruan keras awal yang tiba-tiba diikuti dengan
menahan napas; tidak ada rintihan awal. Jeritan nyeri dirangsang oleh
rangsangan intensitas tinggi. (Bayi & Sosial, n.d.)

Senyuman sangat penting sebagai sarana untuk mengembangkan keterampilan

sosial baru dan merupakan sinyal sosial utama.

Dua jenis senyuman dapat dibedakan pada bayi yaitu:

 Senyuman refleks. Senyuman yang tidak muncul sebagai respons


terhadap rangsangan eksternal dan muncul selama bulan pertama
setelah lahir, biasanya saat tidur.
 Senyuman sosial. Senyuman yang muncul sebagai respons terhadap
rangsangan eksternal, biasanya pada wajah bayi kecil. Senyum sosial
terjadi sejak usia 2 bulan.(Bayi & Sosial, n.d.)

Perjalanan perkembangan bayi tersenyum. Dari 2 hingga 6 bulan setelah


lahir,senyum sosial bayi meningkat pesat, baik dalam senyuman yang dimulai sendiri
maupun senyuman sebagai respons terhadap senyuman orang lain. Pada usia 6 hingga
12 bulan, senyum pasangan itu dengan apa yang disebut penanda Duchenne
(penyempitan mata) dan pembukaan mulut terjadi di tengah interaksi yang sangat
menyenangkan dan bermain dengan orang tua. Pada tahun kedua, senyuman terus
terjadi dalam keadaan yang positif dengan orang tua, dan dalam banyak kasus
peningkatan senyuman terjadi saat berinteraksi dengan teman sebaya. Juga di tahun
kedua, balita semakin sadar akan makna sosial dari senyuman, terutama dalam
hubungannya dengan orang tua. (Bayi & Sosial, n.d.)

Istilah attachment (kelekatan) Pertama kali dikemukan oleh seorang psikolog


dari inggris pada tahun 1958 bernama John Bowlby. Menurut Bowlby attachmen
adalah adanya suatu relasi atau hubungan antara figure social tertentu dengan suatu
fenomena tertentu yang dianggap mencerminkan karakteristik relasi yang unik.
Attachment akan bertahan cukup lama dalam rentang kehidupan manusia yang
diawali dengan kelekatan anak pada ibu atau figur lain pengganti ibu. Menurut
Ainsworth (1969) attachment adalah ikatan emosional yang dibentuk seorang
individu dengan orang lain yang bersifat spesifik, mengikat mereka dalan suatu
attachment yang bersifat kekal sepanjang waktu. Attachment merupakan suatu
hubungan yang didukung oleh tingkah laku lekat Attachment behavior yang
dirancang untuk memelihara hubungan tersebut . Attachment merupakan suatu ikatan
emosional yang kuat yang dikembangkan anak melalui interaksinya dengan orang
yang mempunyai arti khusus dalam kehidupannya (Syafri, Edi; Endrizal, 2013)

Ekspresi emosional adalah terlibat dalam hubungan pertama bayi.


Kemampuan bayi untuk mengkomunikasikan emosi memungkinkan interaksi
terkoordinasi dengan pengasuh mereka dan awal dari ikatan emosional di antara
mereka. Orang tua tidak hanya mengubah ekspresi emosional mereka sebagai respons
terhadap ekspresi emosional bayi, tetapi bayi juga mengubah ekspresi emosional
mereka sebagai respons terhadap ekspresi emosional orang tua mereka. (Bayi &
Sosial, n.d.)
DAFTAR PUSTAKA

Bayi, D. I., & Sosial, O. (n.d.). Di bayi 1.

Cenceng. (2015). Perilaku Kelekatan Pada Anak Usia Dini (Perspektif John Bowlby).
Lentera, IXX(2), 141–153.

Hildayani, R. (n.d.). Perkembangan Manusia. 1–34.

Syafri, Edi; Endrizal, N. (2013). 済無 No Title No Title. Journal of Chemical Information


and Modeling, 53(9), 1689–1699.

Anda mungkin juga menyukai