Sebuah rumah yang kokoh tentu menciptakan kesan nyaman bagi pemiliknya karena mereka
merasa pondasi rumah mereka tidak akan membahayakan atau mancelakakan mereka. Bahkan lebih
jauh lagi pondasi tersebut akan menimbulkan rasa percaya atau legitimasi bahwa sebuah rumah dapat
menghindarkan pemiliknya dari panas, hujan, angin, dan sebagainya, sehingga kualitas hidup mereka
lebih baik daripada mereka yang rumahnya tidak memiliki pondasi yang kokoh. Begitu juga
Bimbingan dan Konseling, sama halnya rumah yang memiliki pondasi yang kokoh, Bimbingan dan
Konseling sebagai salah satu program profesi dan kependidikan harus menjawab pertanyaan ilmiah
sebagaimana rumah memberikan rasa nyaman pada pemiliknya. Bimbingan dan Konseling
seyogyanya dapat menjadi sahabat siswa (kependidikan) atau seorang konselor yang membuat klien
nyaman dalam proses bimbingannya.
BAB I.
Sudah cukup lama dipahami sebagai bagian integral dari pendidikan modern. Walaupun
sebagai suatu konsep bimbingan dan konseling baru dikenal pada tahun 60-an, namun
sebagai suatu fungsi atau kegiatan pendidikan, bimbingan sudah dilaksanakan dalam praktik
pendidikan sehari-hari sejak munculnya gerakan pendidikan nasional yang dipelopori Ki
Hajar Dewantara.
Latar belakang perlunya bimbingan dan konseling di sekolah karena adanya: kesadaran
akan perlunya sistem pengajaran dan pelayanan kependidikan yang berpusat pada kebutuhan
dan karakteristik anak, kesadaran akan perlunya penerapan konsep demokrasi dalam
pendidikan, kesadaran akan permasalahan individu dalam kehidupan masyarakat yang selalu
berubah dan berkembang, kesadaran akan persoalan yang akan dihadapi dalam kehidupan
mereka.
descript), mendorong (to motivate), membantu mewujudkan (helping to create), memberi (to
giving), bersungguh-sungguh (to commit), pemberi pertimbangan dan bersikap demokratis
(democratic performance). Sehingga bila dirangkai dalam sebuah kalimat: Konsep
Bimbingan adalah Usaha secara demokratis dan sungguh-sungguh untuk memberikan
bantuan dengan menyampaikan arahan, panduan, dorongan dan pertimbangan, agar yang
diberi bantuan mampu mengelola, mewujudkan apa yang menjadi harapannya Sedangkan
Counseling maknanya melingkupi proses (process), hubungan (interaction), menekankan
pada permasalahan yang dihadapi klien (performance, relationship), professional, nasehat
(advice, advise, advisable). Sehingga clue yang bisa di ambil dari definisi tersebut adalah
proses interaksi pihak yang professional dengan pihak yang bermasalah yang lebih
menekankan pada pemberian advice yang advisable.
Jadi apabila digabungkan Bimbingan dan Konseling adalah usaha secara demokratis
dan atas dasar komitmen antara counselor dengan counselee dalam memberikan bantuan
dalam bentuk arahan, panduan, dorongan dan pertimbangan yang bersifat advisable agar
counselee mampu mengelola dan mewujudkan harapannya sendiri.
Bimbingan
Bimbingan adalah bantuan yang diberikan oleh seseorang baik pria maupun wanita,
yang telah terlatih dengan baik dan memiliki kepribadian dan pendidikan yang memadai
kepada seseorang individu dari semua usia untuk membantunya mengatur kegiatan-kegiatan
hidupnya sendiri, mengembangkan pandangan hidupnya sendiri, membuat keputusan
sendiri, dan menanggung bebannya sendiri (Crow & Crow, 1960: 14).
Bimbingan dapat diartikan sebagai bagian dari keseluruhan program pendidikan yang
membantu menyediakan kesempatan-kesempatan dengan pribadi dan layanan-layanan
petugas ahli dengan mana setiap individu dapat mengembangkan kemampuan-kemampuan
dan kecakapankecakapannya secara penuh sesuai dengan yang diharapkan (Mortensen
Schmuller, 1964z: 3).
Walaupun masing-masing ahli itu merumuskan pengertian bimbingan dengan cara yang
berbeda, namun terdapat beberapa kesamaan, yaitu:
c. Bimbingan itu. diberikan kepada individu agar dia dapat mandiri dalam menetapkan
pilihan dan membuat keputusan-keputusan. Keputusan-keputusan yang dibuat itu harus
dapat dipertanggungjawabkannya sendiri.
d. Bimbingan itu diberikan dengan menggunakan bahan-bahan berupa data atau keterangan-
keterangan tentang siswa dan luas data tentang lingkungan.
e. Bimbingan itu diberikan dalam hubungan. interaksi antara pembimbing dan individu yang
dibimbing. Dalam hubungan interaksi ini terjadi proses yang akhirnya bermuara pada
teratasinya masalah yang dihadapi oleh individu yang dibimbing.
f. Bimbingan itu diberikan dalam suasana sadar, bukan dalam suasana tidak sadar atau
setengah sadar. Kesadaran itu-disertai dengan proses penalaran yang penuh.
BIMBINGAN K O N S E L I N G |5
g. Bimbingan itu diberikan dalam bentuk gagasan-gagasan atau ide-ide yang perlu
dipertimbangkan oleh individu yang dibimbing sebelum dia membuat sesuatu keputusan.
h. Bimbingan itu diberikan dengan jalan asuh dan asih. Artinya bimbingan itu selalu
dilakukan atas dasar kasih sayang dan kecintaan demi kebahagiaan individu yang
dibimbingnya.
i. Bimbingan itu diberikan dengan mempedomani norma-norma atau nilai-nilai yang dianut.
Pelayanan bimbingan tidak boleh menyimpang atau melanggar norma-norma atau nilai-nilai
yang berlaku di masyarakat sekitarnya.
j. Bimbingan diberikan oleh tenaga ahli, yaitu orang-orang yang memiliki pengetahuan, dan
terlatih secara baik dalam bidang bimbingan dan konseling.
B = Bantuan
I = Individu
M = Mandiri
B = Bahan
I = Interaksi
N = Nasihat
G = Gagasan
A = Alat dan
N = Norma
Konseling
Dalam bahasa Latin, istilah konseling disebut "Counsilium" yang berarti "dengan"
atau bersama. Dalam kamus Bahasa Indonesia, untuk istilah itu mengandung pengertian
kurang lebih sama dengan penyuluhan. Namun demikian penggunaannya sehari-hari telah
BIMBINGAN K O N S E L I N G |6
sangat meluas, dan lebih bersifat non-konseling. Sebagaimana dengan istilah bimbingan,
istilah konseling juga telah didefinisikan oleh banyak ahli, antara lain adalah:
a. Proses dalam mana konselor membantu klien membuat interpretasi-interpretasi tentang
fakta-fakta yang berkaitan dengan suatu pilihan, rencana, atau penyesuaian-penyesuaian
yang perlu dibuatnya (Glenn e. Smith, dalam Shertzer and Stone, 1974: 18)
b. Proses yang terjadi dalam hubungan-hubungan seseorang dengan seseorang antara
individu yang berkesulitan karena masalah-masalah yang tidak dapat diatasinya sendiri
dengan seorang pekerja yang karena latihan dan pengalaman yang dimilikinya mampu
membantu orang lain memperoleh pemecahan-pemecahan berbagai jenis masalah pribadi
(Milton E. Hann and Malcolm S.O Maclean, dalam Shertzer and Stone, 1974: 18).
c. Interaksi yang (a) terjadi antara dua individu yang masing-masing disebut konselor dan
klien; (b) diadakan dalam suasana profesional; (c) diciptakan dan dikembangkan sebagai
alat untuk memudahkan perubahan-perubahan dalam tingkah laku klien (Pepinsky and
Pepinsky, dalam Bruce and Shertzer).
Patterson (1967: 219-227) menyatakan bahwa sewaktu-waktu perlu mendekati
suatu definisi dengan mengenyampingkan atau menunjuk hal-hal apa yang tidak termasuk
dalam konseling. Dengan pengenyampingan itu, banyak kesalahan konsepsi yang ada di
sekitar konseling dapat dikenali, di antaranya adalah:
a.Konseling bukanlah pemberian informasi, kendatipun informasi dapat diberikan dalam
konseling.
b. Konseling bukanlah pemberian nasihat, saran-saran, dan rekomendasi-rekomendasi
(nasihat hendaklah dipandang sebagaimana adanya dan bukan ditafsirkan sebagai
konseling).
c. Konseling bukanlah mempengaruhi sikap-sikap, kepercayaan-kepercayaan, atau tingkah
laku dengan cara-cara mengajak mengarahkan atau meyakinkan.
d. Konseling bukanlah mempengaruhi tingkah laku dengan jalan memberi teguran,
peringatan, atau paksaan.
BIMBINGAN K O N S E L I N G |7
e. Konseling bukanlah pemilihan atau penugasan individu untuk berbagai pekerjaan atau
kegiatan.
f. Konseling bukanlah wawancara (kendati pun wawancara itu dilibatkan).
c. Kerjasama dengan orang tua murid guna menghasilkan kesepakatan dan kesamaan
pandangan serta sikap dalam melaksanakan pendidikan bagi anak-anak mereka.
4. Fungsi Pengembangan
Pelayanan bimbingan dan konseling bukan sekadar mengatasi kesulitan yang dialami
siswa melainkan juga berupaya agar siswa dapat mengembangkan segenap potensi yang
dimilikinya. Fungsi ini dapat dilakukan antara lain dengan menyalurkan bakat, kemampuan,
dan minat, serta cita-cita siswa dengan menyediakan berbagai kegiatan di di sekolah seperti
kegiatan olah raga, kesenian, kelompok-kelompok studi tertentu, karyawisata, palang merah
remaja, pramuka, dan kelompok pencinta alam.
BIMBINGAN K O N S E L I N G | 11
5. Asas Kemandirian
Seperti dikemukakan terdahulu bahwa kemandirian merupakan tujuan dari usaha
bimbingan dan konseling. Asas kemandirian mengandung pengertian bahwa pelayanan
bimbingan dan konseling berguna untuk membuat siswa menjadi mandiri, tidak tergantung
kepada orang lain umumnya, dan kepada pembimbing khususnya. Dalam penerapan asas
kemandirian ini termasuk pula pemahaman tentang keunikan individu siswa. Seseorang
yang mandiri akan mampu berkepribadian sendiri tanpa tenggelam atau terbawa arus oleh
penyamaran (peniruan) buta terhadap orang lain.
6. Asas Kegiatan
Pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah tidak akan membuahkan hasil yang
berarti bilamana siswa tidak melakukan kegiatan-kegiatan tertentu dalam usahanya mencari
tujuan bimbingan dan konseling. Asas kegiatan dalam bimbingan dan konseling
mengharapkan siswa melakukan kegiatan-kegiatan tertentu sehubungan dengan isi dan
proses layanan yang diterimanya. Oleh sebab itu, guru hendaklah berusaha membangkitkan
semangat dan minat siswa untuk mau melaksanakan kegiatan-kegiatan yang diperlukan
untuk penyelesaian masalah yang dihadapinya.
7. Asas Kedinamisan
Pelayanan bimbingan dan konseling menghendaki terjadinya perubahan pada diri siswa
yaitu perubahan tingkah laku ke arah yang lebih baik. Perubahan yang menjadi tujuan dari
bimbingan dan konseling tidak hanya sekedar mengulang hal-hal lama yang bersifat
monoton, melainkan perubahan yang menuju ke sesuatu yang baru, kreatif dan maju.
8. Asas Keterpaduan
Pelayanan bimbingan dan konseling hendaknya dapat memadu berbagai aspek
kepribadian siswa, seperti keterpaduan antara cita-cita dengan kemampuan, bakat, minat,
dan emosi dari siswa yang bersangkutan. Masalah-masalah yang dialami murid dapat
disebabkan karena tidak adanya saling kesesuaian dan keterpaduan dari berbagai segi yang
ada pada dirinya. Asas keterpaduan berisi keterpaduan yang ada pada diri siswa, dan juga
BIMBINGAN K O N S E L I N G | 14
keterpaduan antara isi dan proses layanan yang diberikan. Jangan sampai terjadi aspek
layanan yang satu tidak sesuai dengan aspek layanan yang lain.
9. Asas Kenormatifan
Pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah dilaksanakan menurut norma-norma
yang berlaku baik norma agama, norma adat, norma hukum maupun kebiasaan sehari-hari.
10. Asas Keahlian
Asas keahlian mengandung pengertian bahwa pelayanan bimbingan dan konseling
hendaklah dilakukan secara teratur, sistematik, dan menggunakan teknik serta peralatan
yang memadai. Agar dapat melakukan kegiatan seperti itu pars petugas bimbingan perlu
mendapatkan latihan yang memadai sehingga dengan demikian layanan tersebut mencapai
hasil yang sebaik-baiknya.
11. Asas Alih-Tangan
Jika guru telah mengerahkan segenap kemampuannya untuk membantu siswa, tetapi
siswa itu belum juga mampu menyelesaikan masalahnya yang dihadapinya, maka guru
harus mengalih tangankannya kepada petugas atau badan lain yang lebih ahli. Di samping
itu, asas ini juga mengisyaratkan bahwa guru melayani masalah-masalah sesuai dengan
kewenangannya. Jika masalah yang ditanganinya itu di luar kewenangannya, petugas
bimbingan harus mengalih tangankan siswa kepada petugas atau badan yang lebih
berwewenang untuk mengatasi masalah tersebut.
12. Tutwuri Handayani
Bimbingan dan konseling hendaknya secara keseluruhan dapat memberi rasa aman,
mengembangkan keteladanan, memberi rangsangan dan dorongan serta kesempatan seluas-
luasnya kepada siswa.
BIMBINGAN K O N S E L I N G | 15
BAB II.
JENIS-JENIS MASALAH
SISWA
BIMBINGAN K O N S E L I N G | 16
A. Pengertian Masalah
Masalah adalah ketidaksesuaian antara harapan dengan kenyataan, ada yang melihat
sebagai tidak terpenuhinya kebutuhan seseorang, dan ada pula yang mengartikannya sebagai
suatu hal yang tidak mengenakan. Prayitno dalam Badarudin (1985) mengemukakan bahwa
masalah adalah sesuatu yang tidak disukai adanya, menimbulkan kesulitan bagi diri sendiri
dan atau orang lain, ingin atau perlu dihilangkan.
Adapun masalah yang timbul pada individu terutama dalam konteks pendidikan
yaitu siswa. Masa remaja ditinjau dari rentang kehidupan manusia merupakan masa
peralihan dari masa kanak-kanak menuju ke dewasa, dimana tugas perkembangan pada
masa remaja menuntut perubahan besar dalam sikap dan pola perilaku anak, akibatnya
hanya sedikit anak lakilaki dan anak perempuan yang diharapkan mampu menguasai tugas-
tugas tersebut selama awal masa remaja, apalagi mereka yang matangnya terlambat menurut
Rita Eka Izzaty, dkk (2008: 126). Oleh karena itu dalam menjalankan tugas
perkembangannya peran serta dari orang tua sangat dibutuhkan terutama dalam belajar atau
bidang akademik.
mempertemukan antara aspek-aspek pribadi di satu pihak dan keadaan lingkungan di pihak
lain.
2. Masalah Sosial
4. Masalah Belajar
Masalah belajar adalah masalah yang dihadapi siswa khusus dalam belajar.
Masalah ini merupakan bagian dari masalah pendidikan. Bentuk-bentuk masalah belajar
misalnya sukar konsentrasi dalam belajar, kebiasaan belajar yang buruk, sukar menangkap
pelajaran, mudah lupa apa yang dipelajari, dan lain sebagainya.
BIMBINGAN K O N S E L I N G | 18
5. Masalah Keluarga
Pada masa ini siswa menengah mulai tertarik pada lawan jenis dan dikuti oleh
keinginan kuat untuk memperoleh keinginan dan perhatian dari lawan jenis akibatnya nafsu
seksnya tinggi. Seharusnya mereka mendapatkan pendidikan seks dari orang tua, tapi
kenyataannya mereka mendapatkan informasi dari sumber-sumber yang kurang baik.
Misalnya adalah perilaku seks bercumbu, masturbasi, bersenggama. Dimana jika hal ini
mereka lakukan dengan tidak menggunakan alat pengaman maka akan menimbulkan
kehamilan.
Masalah ini dirasakan oleh murid dalam menghadapi waktu-waktu luang yang
tidak terisi oleh suatu kegiatan tertentu. Persoalannya adalah bagaimana cara mengisi
waktu-waktu tersebut dengan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat, baik bagi dirinya sendiri
maupun bagi masyarakat di lingkungannya.
Murid-murid di sekolah pada umumnya banyak menghadapi masalah ini, terutama pada
waktu hari libur dan di luar jam pelajaran.
8. Masalah Narkoba
Di Indonesia, perkembangan pencandu narkoba semakin pesat. Para pencandu
narkoba itu pada umumnya berusia antara 11 sampai 24 tahun. Artinya usia tersebut ialah
usia produktif atau usia pelajar. Pada awalnya, pelajar yang mengonsumsi narkoba biasanya
diawali dengan perkenalannya dengan rokok. Karena kebiasaan merokok ini sepertinya
sudah menjadi hal yang wajar di kalangan pelajar saat ini. Dari kebiasaan inilah, pergaulan
terus meningkat, apalagi ketika pelajar tersebut bergabung ke dalam lingkungan orang-orang
yang sudah menjadi pencandu narkoba. Awalnya mencoba, lalu kemudian mengalami
ketergantungan.
7. Masalah Pacaran
Masa remaja adalah masa-masa yang paling indah. Pencarian jati diri
seseorang terjadi pada masa remaja. Dalam kondisi saat ini banyak faktor mulai dari
perkembangan dan kemudahan IPTEK sampai kurangnya pengetahuan remaja
menyebabkan perilaku penyimpanagan seksual merajalela di lingkungan kita. Namun
begitu, banyak remaja tidak mengindahkan bahkan tidak tahu dampak dari perilaku seksual
mereka terhadap kesehatan reproduksi baik dalam waktu yang cepat ataupun dalam waktu
yang lebih panjang.
8. Masalah Emosi
BIMBINGAN K O N S E L I N G | 20
Emosi remaja sering kali sangat kuat, tidak terkendali, dan tampak irasional. Hal
ini dapat diliahat dari gejala sepeti mudah marah dan dirangsang, emosi meledak-ledak, dan
tidak mampu mengendalikan perasaan. Sekolah sebagai lembaga formal bertanggung jawab
untuk membantu subjek didik menuju kedewasaan. Misalnya dengan pelayanan melalui
program layanan informasi, layanan konseling dan layanan bimbingan dan konseling
kelompok.
BAB III.
3. Wawancara Informasi
Wawancara informasi merupakan salah satu metode pengumpulan data untuk
memperoleh data dan informasi dari siswa secara lisan. Proses wawancara dilakukan
dengan cara tatap muka secara langsung dengan siswa. Selama proses wawancara petugas
bimbingan mengajukan pertanyaan, meminta penjelasan dan jawaban dari pertanyaan yang
akan diberikan dan membuat catatan mengenai hal hal yang di ungkapkan kepadanya.
Keunggulan:
Kelemahan:
a. Memakan banyak waktu bagi petugas bimbingan.
b. Petugas bimbingan mendengarkan terlalu selektif atau bertanya-tanya dengan cara yang
sugestif.
4. Otobiografi
Otobiografi merupakan karangan yang dibuat siswa mengenai riwayat hidupnya
sampai pada saat sekarang. Riwayat hidup ini dapat mencakup keseluruhan hidupnya
dimasa lampau atau beberapa aspek kehidupannya saja.
5. Studi Kasus
Suatu metode penyelidikan untuk mempelajari kejadian mengenai perseorangan.
Dengan kata lain, suatu metode untuk menyelidiki riwayat hidup seseorang. Penerapan
metode ini tidak membutuhkan banyak informasi tetapi kita memerlukan tinjauan yang
mendalam.
Studi kasus, sebagai suatu metode untuk mengadakan persiapan konseling, terdiri
atas:
6. Sosiometri
Sosiometri merupakan suatu metode untuk memperoleh data tentang jaringan
sosial dalam suatu kelompok, yang berukuran kecil antara 10-50 orang, data diambil
berdasarkan prefensi pribadi antara anggota kelompok.
BIMBINGAN K O N S E L I N G | 25
Keunggulan:
Teknik ini memberikan informasi obyektif mengenai fungsi-fungsi individu dalam
kelompoknya, dimana informasi ini tidak dapat diperoleh dari sumber yang lain.
Kelemahan:
a. Perlu diketahui bahwa tes sosiometri, tidak memberikan jawaban yang pasti. Tes ini hanya
bisa memberikan indikasi struktur sosial atau petunjuk bagi peneliti tentang individu pada
periode tertentu.
b. Siswa cenderung memilih bukan atas dasar pertimbangan dengan siapa dia akan paling
berhasil dalam melakukan kegiatan (sosiogroup) melainkan atas dasar simpati dan antipati
(psychogroup).
Konselor adalah Tenaga pendidik yang berkualifikasi strata satu (S-1) dan menyelesaikan
program studi profesi (PPK), konselor sebagai pelaksana utama, tenaga inti dan ahli atau
tenaga profesional yang bertugas:
a) Melaksanakan pelayanan konseling
b) Merancanakan program bimbingan dan konseling untuk satu waktu tertentu. Program itu
dapat dikemas kedalam program harian, mingguan, bulanan, semester bahkan tahunan.
c) Melaksanakan program pelayanan bimbingan dan konseling
d) Menilai proses dan hasil pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling.
e) Menganalisis hasil pelayanan bimbingan dan konseling
f) Melaksanakan tindak lanjut berdasarkan hasil penilaiyan pelayanan bimbingan dan
konseling
g) Mengadministrasikan kegiatan program bimbingan dan konseling yang dilaksanakan
h) Mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas dalam bimbingan dan konseling secara
menyeluruh kepada koordinator bimbingan dan konseling serta kepala sekolah.
i) Mempersiapkan diri, menerima dan berpartisipasi aktif dalam kegiatan kepengawasan
terkait dalam pelaksanaan program bimbingan dan konseling
j) Berkolaborasi dengan guru mata pelajaran dan wali kelas serta pihak terkait dalam
pelaksanaan program bimbingan dan konseling.
2. Guru Mata Pelajaran
Sebagai pemberi mata pelajaran atau pratikum, guru dalam pelayanan bimbingan
dan konseling ikut serta dalam membantu pengumpulan data tentang peserta didik.
a. Membantu konselor mengidentifikasikan peserta didik, peserta didik yang memerlukan
pelayanan bimbingan dan konseling, serta membantu pengumpulan data tentang peserta
didik.
b. Mereferal peserta didik yang memerlukan pelayanan bimbingan dan konseling kepada
konselor.
BIMBINGAN K O N S E L I N G | 30
c. Menerima peserta didik alih tangan dari konselor, yaitu peserta didik yang menurut
konselor memerlukan pelayanan pengajaran atau latihan khusus (pengajaran, perbaikan, dan
program pengayaan).
d. Memberikan kesempatan dan memudahkan kepada peserta didik yang memerlukan.
e. Berpartisipasi dalam kegiatan khusus penanganan masalah masalah peserta didik seperti
konferensi kasus.
f. Membantu dalam pengumpulan informasi yang diperlukan dalam rangka penilaian
pelayanan bimbingan dan konseling serta upaya tindak lanjut.
3. Wali Kelas
Sebagai pembina kelas dalam pelayanan bimbingan dan konseling wali kelas
berperan:
a. Melaksanakan perannya sebagai penasehat kepada peserta didik khusunya dikelas yang
menjadi tanggung jawabnya.
b. Membantu memberikan kesempatan dan kemudahan bagi peserta didik, khusunya dikelas
yang menjadi tanggung jawabnya untuk mengikuti atau menjalani pelayanan dan kegiatan
bimbingan dan konseling.
c. Berpartisipasi aktif dan konferensi kasus.
d. Mereferal peserta didik yang memerlukan pelayanan bimbingan dan konseling kepada
konselor.
4. Kepala Sekolah
Kepala Sekolah adalah penanggung jawab menyeluruh kegiatan sekolah termasuk
kegiatan bimbingan dan konseling:
a. Memahami dan peduli terhadap bimbingan dan konseling
b. Mengintekrasikan program bimbingan dan konseling dengan program sekolah
c. Memfasilitasi pengembangan program bimbingan dan konseling
BIMBINGAN K O N S E L I N G | 31
5. Siswa
Siswa sebagai peserta didik dan sekaligus klien yang harus mengikuti segala
program yang di berikan konselor yang berfungsi:
a. Memberikan informasi/data yang menjadi persoalan yang sedang di hadapi.
b. Melaksanakan semua program atau seluruh kegiatan yang telah dipersiapkan oleh
konselor.
c. Berperan aktif dalam menjalani seluruh kegiatan yang telah diberikan demi kelangsungan
program layanan bimbingan dan konseling.
d. Mempersiapkan diri untuk menjalankan apa apa yang telah diperoleh.
6. Orang Tua
Orang tua sangat berperan penting dalam memotivasi anaknya dan orang tua
bertugas:
a. Memberikan support atau dorongan kepada anaknya dalam hal apapun demi
mengembangkan minat dan bakatnya.
b. Membantu dalam mengevaluasi anaknya dalam melaksanakan program atau kegiatan
pelayanan bimbingan dan konseling yang diperoleh.
Pihak yang terkait (staf administrasi) dalam memperlancar pelaksanaan
pelayanan bimbingan dan konseling dan bertugas:
a. Membantu menyediakan format format diperlukan dalam pelaksanaan program
bimbingan dan konseling
BIMBINGAN K O N S E L I N G | 32
b. Membantu konselor dalam memelihara data dan sarana dan fasilitas bimbingan dan
konseling yang ada.
BAB IV.
Untuk memperoleh data atau informasi dalam studi kasus tentu perlu dilakukan
kegiatan pengumpulan data. Data sebagai informasi awal yang dibutuhkan sebagai
penunjang studi kasus, untuk itu diperlukan data-data mengenai klien dalam aspek-aspek
sebagai berikut:
2. Riwayat Sekolah
3. Taraf Prestasi
5. Bakat Khusus
8. Kesehatan Jasmani
BIMBINGAN K O N S E L I N G | 37
Dalam proses pengumpulan data tentu diperlukan sebuah alat atau instrument
pengumpul data. Alat pengumpul data dapat dibedakan menjadi dua yaitu pertama alat
pengumpul data dengan menggunakan metode test dan metode non test.
Tes merupakan suatu metode penelitian psikologis untuk memperoleh informasi tentang
berbagai aspek dalam tingkah laku dan kehidupan batin seseorang, dengan menggunakan
pengukuran (measurement) yang menghasilkan suatu deskripsi kuantitatif tentang aspek
yang diteliti.
2. Memerlukan jangka waktu yang panjang karena harus dilakukan secara berulang-
ulang.
B. Jenis-Jenis Tes
BIMBINGAN K O N S E L I N G | 39
1. Tes Intelegensi
2. Tes Bakat
Tes kemampuan bakat, mengukur taraf kemampuan seseorang untuk berhasil dalam
bidang studi tertentu, program pendidikan vokasional tertentu atau bidang pekerjaan
tertentu, lingkupnya lebih terbatas dari tes kemampuan intelektual (Test of Specific Ability;
Aptitude Test ). Kemampuan khusus yang diteliti itu mencakup unsur-unsur intelegensi,
hasil belajar, minat dan kepribadian yang bersama-sama memungkinkan untuk maju dan
berhasil dalam suatu bidang tertentu dan mengambil manfaat dari pengalaman belajar
dibidang itu.
3. Tes Minat
Tes minat, mengukur kegiatan-kegiatan seperti apa yang paling disukai seseorang. Tes
macam ini bertujuan membantu orang muda dalam memilih macam pekerjaan yang kiranya
paling sesuai baginya (Test of Vocational Interest).
BIMBINGAN K O N S E L I N G | 40
4. Tes Kepribadian
Tes kepribadian, mengukur ciri-ciri kepribadian yang bukan khas bersifat kognitif,
seperti sifat karakter, sifat temperamen, corak kehidupan emosional, kesehatan mental,
relasi-relasi social dengan orang lain, serta bidang-bidang kehidupan yang menimbulkan
kesukaran dalam penyesuaian diri.
Orang lain melihat Anda sebagai seorang yang dapat menangani. Anda terlihat
sombong, egois dan seorang yang sangat mendominasi. Orang lain mungkin mengagumi
Anda, berharap mereka dapat lebih seperti Anda, tetapi tidak selalu percaya pada Anda,
dan ragu-ragu untuk terlalu dekat dengan Anda.
BIMBINGAN K O N S E L I N G | 42
SCORE 51 60 : MOTIVATOR
Orang lain melihat Anda sebagai seorang yang bersemangat, mudah berubah pendirian,
agak berkepribadian impulsive (menurutkan perasaan), pemimpin berbakat, seorang yang
cepat membuat keputusan, berfikir tidak hanya dari satu sisi, mereka melihat Anda sebagai
pemberani dan petualang, seseorang yang akan mencoba setiap sesuatu, seseorang yang
mengambil resiko dan suka petualangan. Mereka senang berada di perusahaan Anda
karena kegembiraan Anda memancar.
SCORE 41 50 : PENGHIBUR
Orang lain melihat Anda sebagai seorang yang segar, hidup, mempesona, lucu, praktis dan
selalu menarik; seseorang yang secara konstan dalam pusat perhatian, tetapi cukup
seimbang tidak menjadikanya besar kepala. Mereka juga melihat Anda seorang yang baik,
penuh perhatian, dan mengerti; seseorang yang akan selalu menghibur dan membantu
mereka.
SCORE 31 40 : BIJAK
Orang lain melihat Anda sebagai seorang yang bijaksana, perhatian, hati-hati, dan praktis.
Mereka melihat Anda cerdas, berbakat, tetapi rendah hati. Bukan seorang yang terlalu
cepat atau mudah membuat jalinan pertemanan, tetapi dia adalah seseorang yang sangat
setia pada pertemanan yang dijalin dan seseorang yang mengharap kesetiaan itu dibalas.
Itulah yang membuat tahu siapa sesungguhnya Anda, orang tahu hal ini dapat sangat
BIMBINGAN K O N S E L I N G | 43
menggoyahkan kepercayaan Anda pada teman Anda, dan sama halnya juga akan
membutuhkan waktu lama untuk meyakinkan jika kepercayaan Anda pernah dikhianati.
Orang lain melihat mu sebagai seorang yang serius dan cerewet. Mereka melihat Anda
sebagai seorang yang sangat perhatian, sangat hati-hati, pelan dan tetap tekun. Akan
sangat mengaretkan mereka jika Anda pernah melakukan sesuatu secara impulsive
(menurutkan perasaan) atau tersemangati beberapa saat, mengharapkan Anda untuk
memeriksa setiap sesuatu dengan hati-hati dari setiap sudut dan kemudian biasanya
memutuskannya. Mereka pikir reaksi ini disebabkan oleh bagian dari sifat kehati-hatian
Anda.
Orang mengira Anda pemalu, penakut, ragu-ragu, seorang yang membutuhkan penjagaan,
yang selalu ingin orang lain yang membuat keputusan dan yang tidak ingin dilibatkan
dengan seseorang atau sesuatu! Mereka melihat Anda sebagai seorang yang cemas yang
selalu melihat masalah padahal tidak ada. Beberapa orang mengira Anda sedang bosan.
Hanya beberapa orang yang tahu bahwa Anda sebenarnya tidak begitu.
BIMBINGAN K O N S E L I N G | 44
Petunjuk: Sediakan kertas untuk menulis jawabannya, hal ini bertujuan agar klien
mengingat apa yang telah dipikirkan sebelumnya. Dijawab dengan spontan.
anda melanjutkan perjalanan, tiba- tiba anda melihat sebuah rumah di tengah hutan.
Dalam pikiran anda:
5. Apakah rumah tersebut mempunyai pagar?
6. Apakah pintu rumah tersebut terbuka atau tertutup?
BIMBINGAN K O N S E L I N G | 45
anda masuk ke dalam rumah itu, anda pergi ke ruang tamu dan melihat meja.
7. Berbentuk apakah meja itu? (Bulat / Oval / Segiempat / Segitiga)
Anda menerusakan perjalanan ke belakang rumah. anda melihat sebuah air terjun
dari jauh.
10. Berapakah jarak air terjun itu ? ( antara 1 - 10 meter )
Anda terus berjalan dan melihat sebuah taman, dan di dalam taman tersebut terdapat
sebuah kotak.
11. Seberapa besar kotak tersebut ? ( kecil | sedang | besar )
12. Kotak itu terbuat dari bahan apa? (cupboard | kertas | kayu | logam)
1. Dengan siapa anda berjalan merupakan orang yang paling dekat di hati anda.
2. Binatang yang anda jumpa simbolik kepada masalah yg anda hadapi. Ukuran binatang
yang besar menunjukkan anda menganggap sesuatu masalah itu besar.
3. Tindakan anda kepada binatang tersebut merupakan tindakan anda kepada masalah yang
anda hadapi. Jika anda lari dari binatang tersebut artinya anda memang suka lari dari
masalah.
4. Kunci jawaban:
5. Rumah
Berpagar : close-minded
Tidak berpagar : open minded
6. Pintu
terbuka : senang berbagi dan menceritakan cerita masalah kepada orang lain
tertutup : suka memendam suatu masalah sendiri
BIMBINGAN K O N S E L I N G | 47
7. Meja
Bulat / oval : teman yang datang, anda akan menerima dan mempercayai mereka
sepenuhnya
Persegi : anda lebih percaya dan cenderung lebih dekat hanya teman sekelompok saja
Segitiga : anda seorang yang suka pilih-pilih teman sehingga anda tidak mempunyai terlalu
banyak teman.
8. Cangkir
Kosong : cita-cita dan keinginan hidup anda tidak terpenuhi
Setengah penuh : apa yang anda inginkan dalam hidup anda setengah telah tercapai
Penuh : keinginan dalam hidup anda benar-benar terpenuh
9. (kaca | tanah liat | keramik) : anda lemah dalam hidup anda dan cenderung menjadi
rapuh
(logam | plastik | kayu) : anda kuat dalam hidup anda
16. Ini yang terakhir tapi yang paling penting bagian dari ujian ini.
Dari bagaimana saya mengakhiri cerita, pendekatan angin yang sangat kencang.
(i) lari dan bersembunyi di dalam kotak
(ii) lari dan bersembunyi di bawah jembatan
(iii) lari ke kuda, naik dan pergi
kotak : anda
Jembatan : teman - teman anda
Kuda : pasangan
(i) Jika anda memilih kotak, anda bergantung kepada diri sendiri setiap kali anda
menghadapi masalah.
(ii) Jika anda memilih jembatan, anda akan pergi ke teman- teman anda setiap kali anda
menghadapi masalah.
(iii) Jika anda memilih kuda, anda mencari pasangan anda setiap kali anda menghadapi
masalah.
Tes vokasional, mengukur taraf perkembangan orang muda dalam hal kesadaran kelak
akan memangku suatu pekerjaan atau jabatan (vocation); dalam memikirkan hubungan
antara memangku suatu jabatan dan cirri-ciri kepribadiannya serta tuntutan-tuntutan social-
ekonomis; dan dalam menyusun serta mengimplementasikan rencana pembangunan masa
depannya sendiri. Kelebihan tes semacam ini meneliti taraf kedewasaan orang muda dalam
mempersiapkan diri bagi partisipasinya dalam dunia pekerjaan (career maturity). Soal tes ini
hampir sama seperti soal tes kepribadian, hanya tema pertanyaannya saja yang berbeda.
Tes yang mengukur apa yang telah dipelajari pada berbagai bidang studi, jenis data
yang dapat diambil menggunakan tes hasil belajar (Achievement Test) ini adalah taraf
BIMBINGAN K O N S E L I N G | 50
prestasi dalam belajar. Tes ini dilakukan dengan 2 bentuk, yakni: (1) Soal Pilihan Ganda,
dan (2) Soal Isian/Esay.
BIMBINGAN K O N S E L I N G | 51
BAB V.
LANGKAH-LANGKAH
PEMECAHAN MASALAH
itu, konselor dapat memulai langkah selanjutnya. Menurut Tohirin, Bimbingan Konseling di
Sekolah dan Madrasah Proses konseling dapat ditempuh dengan beberapa langkah yaitu:
1. Menentukan masalah
Penetapan skala prioritas ditentukan oleh dasar akibat atau dampak yang lebih
besar terjadi apabila masalah tersebut tidak dipecahkan. Pada tahap ini konselor diharapkan
aktif dalam mencegah permasalahan klien. Konselor perlu lebih banyak memberikan
pertanyaan terbuka dan mendengar aktif(active listening) terhadap apa yang dikemukakan
oleh klien. Mendengar aktif adalah suatu keterampilan menahan diri untuk tidak berbicara,
tidak mendengarkan secara seksama, mengingat-ingat dan memahami perkataan klien, dan
menganalisis secara seksama terhadap penjelasan klien yang relevan dan yang tidak relevan.
Bunga adalah siswa kelas V SD yang berumur 11 tahun, Bapaknya adalah seorang
pensiunan Gudang Garam, ibunya buka warung di rumah. Dia adalah anak keempat dari 4
bersaudara. Dia termasuk anak yang pandai, supel, dan kemayu istilah jawanya. Dia
merupakan salah satu anak yang mengalami penurunan prestasi belajar. Pada saat kelas 1 dia
mendapat peringkat 1 di kelasnya berlanjut sampai kelas 3 tapi pada saat kelas 4 dia
mengalami penurunan prestasi, menjadi peringkat 10 besar sampai kelas 5 saat ini.
2. Pengumpulan data
Data diri bisa mencakup (nama lengkap, nama panggilan, jenis kelamin, anak
keberapa, status anak dalam keluarga (anak kandung, anak tiri, atau anak angkat), tempat
tanggal lahir, agama, pekerjaan, penghasilan setiap bulan, alamat, dan nama bapak atau ibu.
Data pendidikan dapat mencakup: tingkat pendidikan, status sekolah, lokasi sekolah,
sekolah sebelumnya, kelas berapa, dan lain-lain.
3. Analisis data
Data-data yang telah dikumpulkan selanjutnya dianalisis. Data hasil tes bisa
dianalisis secara kuantitatif dan data hasil non tes dapat dianalisis secara kualitatif. Dari data
yang dianalisis akan diketahui siapa konseli kita sesungguhnya dan apa sesungguhnya
masalah yang dihadapi konseli kita.
4. Diagnosis
BIMBINGAN K O N S E L I N G | 54
Berdasarkan informasi dari orang tuanya, maka dapat didiagnosis bahwa penurunan
prestasi belajar pada Bunga disebabkan oleh:
Dari penurunan prestasi belajar tersebut, orang tua Bunga sudah menganjurkan
kepada Bunga agar bersedia mengikuti les tapi Bunga mengeluh karena tempat les yang
dianjurkan oleh orang tuanya tersebut melewati atau menyeberang jalan raya dan Bunga
juga meminta agar dia dicarikan tempat les lain yang lebih dekat, lebih nyaman, dan tidak
perlu menyeberang jalan raya.
Dan timbul satu permasalahan lagi, yaitu ketika belajar, Bunga tidak pernah mau
belajar di luar kamar, dia selalu belajar di dalam kamar dan ketika dicek oleh orang tuanya,
Bunga memang sedang belajar. Namun pertanyaannya, apakah Bunga benar-benar belajar,
ataukah dia hanya berpura-pura belajar dan melakukan hal lain di luar pengawasan orang
tuanya??
BIMBINGAN K O N S E L I N G | 55
Tapi disisi lain, berdasarkan informasi dari guru Bunga, sikap Bunga saat di kelas:
a. Baik
Dari keterangan yang telah berhasil kami kumpulkan, kami memperkirakan bahwa
masalah yang dihadapi oleh Bunga bersumber dari dalam diri Bunga sendiri. Sebenarnya
Bunga itu siswa yang pandai tetapi dia kurang bisa mengontrol dirinya. Perkiraan ini kami
buat karena dari pihak keluarga, Bunga telah dididik dengan baik. Kemungkinan Bunga
mengalami kejenuhan terhadap cara belajar, dan materi pelajaran di sekolahnya, disamping
itu Bunga juga telah mengalami ketertarikan terhadap lawan jenisnya.
Dia tetap bersikap seperti biasanya karena sebenarnya Bunga merupakan siswa
yang pandai, dia tetap aktif di kelas tapi dia tidak mau berpikir terlalu berat. Terlalu banyak
materi yang diberikan yang melebihi kapasitas.
5. Prognosis
6. Terapi
Pemberian Bantuan
Dengan memberikan konseling individu untuk lebih mengenal watak dan karakter
Bunga. Setelah melakukan pendekatan dengan Bunga, kami akan memberi masukan kepada
Bunga bahwa belajar merupakan kewajiban bagi siswa. Serta memberikan motivasi bahwa
belajar bisa dilakukan dengan cara yang menyenangkan. Misalnya, membuat media belajar
yang menarik dengan dibantu oleh orang tua atau kakak-kakaknya. Dengan begitu
diharapkan Bunga tidak akan merasa bosan dengan cara belajarnya atau merasa jenuh
dengan materi pelajaran.
a. Metode ceramah : diselingi dengan menyanyi bersama, sehingga siswa dengan guru
tidak cepat bosan dan suasana KBM terasa menyenangkan.
Setelah konselor memberikan konseling kepada Bunga dan orang tuanya. Kami
akan melihat perubahan pada diri Bunga dalam waktu yang ditentukan (1-2 bulan). Dilihat
dari:
a. Sikap Bunga di rumah (sering tidaknya Bunga belajar, atau bermain handphone).
b. Nilai Bunga di kelas, baik nilai kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Apabila tidak terjadi perubahan dalam diri Bunga, konselor akan mengadakan
konseling kembali. Dengan mengubah strategi awal, yakni:
a. Memberikan arahan atau masukan lagi kepada orang tuanya untuk memberikan
penghargaan (hadiah) kepada Bunga saat Bunga mendapatkan nilai bagus atau prestasi
belajarnya meningkat.
b. Memberikan sanksi apabila Bunga mendapat nilai jelek atau menunjukkan prestasi
belajar yang menurun. Dengan penghargaan (hadiah) dan sanksi (hukuman) yang ditujukan
kepada Bunga tersebut, kita bisa melihat usaha apa yang akan dilakukannya, dan diharapkan
Bunga akan lebih giat lagi dalam belajar, sehingga prestasi belajarnya dapat meningkat
kembali.
BIMBINGAN K O N S E L I N G | 59
BAB VI.
BK POLA 17+
BIMBINGAN K O N S E L I N G | 60
(1) Layanan orientasi, (2) Layanan Penempatan dan Penyaluran, (3) Layanan
Konseling Perorangan, (4) Layanan Konseling Kelompok, (5) Layanan
Informasi, (6) Layanan Pembelajaran, dan (7) Layanan Bimbingan Kelompok.
3. Untuk mendukung ketujuh jenis layanan itu diselenggarakan lima kegiatan
pendukung, yaitu:
(1) instrumentasi bimbingan konseling, (2) himpunan data, (3) konferensi
kasus, (4) kunjungan rumah dan (5) alih tangan kasus.
4. Semua kegiatan BK tersebut didasari oleh satu pemahaman yang menyeluruh dan
terpadu tentang wawasan BK yang meliputi pengertian, tujuan, fungsi, prinsip dan
asas-asas BK.
a. Layanan orientasi
Layanan orientasi yaitu layanan bimbingan konseling yang memungkinkan
peserta didik (klien) memahami lingkungan (sekolah) yang baru dimasukinya,
dalam rangka mempermudah dan memperlancar berperannya peserta didik di
lingkungan yang baru itu. Adapun materi yang dapat diangkat melalui layanan
orientasi, antara lain:
Pengenalan lingkungan dan fasilitas sekolah.
Peraturan dan hak-hak serta kewajiban siswa
Organisasi dan wadah-wadah yang dapat membantu dan meningkatkan
hubungan sosial siswa.
Kurikulum dengan seluruh aspek-aspeknya
Peranan kegiatan bimbingan karier.
Peranan pelayanan bimbingan konseling dalam membentuk segala jenis
masalah dan kesulitan siswa.
b. Layanan informasi
Layanan informasi yaitu layanan bimbingan konseling yang
memungkinkan peserta didik dan pihak-pihak lain yang dapat memberikan
pengaruh yang besar kepada peserta didik (terutama orang tua) menerima dan
memahami informasi (seperti informasi pendidikan dan informasi jabatan) yang
dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dan pengambilan keputusan
sehari-hari sebagai pelajar, anggota keluarga dan masyarakat. Materi layanan
informasi, antara lain:
Informasi pengembangan pribadi
Usaha yang dapat dilakukan dalam mengenal bakat, minat.
Tata tertib sekolah, cara bertingkah laku, tata krama dan sopan santun.
Mata pelajaran dan pembidangannya seperti program inti, program khusus
dan tambahan.
Sistem penjurusan, kenaikan kelas, syarat-syarat mengikuti EBTA/
EBTANAS.
Informasi pendidikan tinggi.
c. Layanan penempatan dan penyaluran
BIMBINGAN K O N S E L I N G | 65
bergerak, yang berkembang yang ditandai dengan adanya interaksi antar sesama anggota
kelompok.
Tujuan konseling kelompok, meliputi:
Melatih anggota kelompok agar berani berbicara dengan orang banyak.
Melatih anggota kelompok dapat bertenggang rasa terhadap teman sebaya.
Dapat mengembangkan bakat dan minat masing-masing anggota kelompok.
Mengentaskan permasalahan-permasalahan kelompok
Proses pelaksanaan konseling kelompok dilaksanakan melalui tahap-tahap berikut:
Tahap pembentukan
Tahap peralihan
Tahap kegiatan
Tahap pengakhiran.
c. Konferensi kasus
Yaitu kegiatan pendukung bimbingan konseling untuk membahas permasalahan yang
dialami oleh peserta didik dalam suatu forum pertemuan yang dihadiri oleh berbagai pihak
yang diharapkan dapat memberikan bahan, keterangan dan komitmen bagi terentaskannya
permasalahan tersebut.
Tujuan konferensi kasus ialah untuk:
Diperolehnya gambaran yang lebih jelas, mendalam dan menyeluruh tentang
permasalahan siswa.
Terkomunikasinya sejumlah aspek permasalahan kepada pihak-pihak yang
berkepentingan, guru pembimbing atau guru kelas, wali kelas, guru mata pelajaran
dan kepala sekolah.
Terkoordinasinya penanganan masalah yang dimaksud sehingga upaya penanganan
itu lebih efektif dan efisien.
BIMBINGAN K O N S E L I N G | 69
d. Kunjungan rumah
Yaitu kegiatan pendukung bimbingan konseling untuk memperoleh data, keterangan,
kemudahan dan komitmen bagi terentaskannya permasalahan peserta didik melalui
kunjungan ke rumahnya. Kegiatan ini memerlukan kerja sama yang penuh antara orang tua
atau wali dan anggota keluarga lainnya dengan guru pembimbing.
Dengan kunjungan rumah akan diperoleh berbagai data dan keterangan tentang
berbagai hal yang besar kemungkinan ada sangkut paut dengan permasalahan peserta didik.
Data dan keterangan ini meliputi:
Kondisi rumah tangga dan orang tua
Fasilitas belajar yang ada di rumah
Hubungan antar anggota keluarga
Sikap dan kebiasaan siswa di rumah
Komitmen orang tua dan anggota keluarga lainnya dalam perkembangan dan
pengentasan masalah siswa.
BAB VII.
LAYANAN BIMBINGAN
BELAJAR
Dari beberapa pengertian belajar di atas, maka dapat disimpulkan bahwa semua
aktivitas mental atau psikis yang dilakukan oleh seseorang sehingga menimbulkan
perubahan tingkah laku yang berbeda antara sesudah belajar dan sebelum belajar.
BIMBINGAN K O N S E L I N G | 74
2. Hakikat Keterampilan
Hakikat keterampilan belajar meliputi 4 unsur utama yaitu:
a. Transformasi Persepsi Belajar
Dalam berbagai hal guna meningkatkan keahlian belajar dalam basic skills (membaca,
menulis dan mendengar) ataupun dalam menangani rasa takut dan kecemasan. Transformasi
ini tidak hanya melatih kemampuan kognitif saja akan tetapi juga meliputi domain afektif
dan psikomotorik dari setiap orang. Sehingga mampu menunjukkan pemahaman tentang
keterampilan dan strategi belajar yang diperlukan untuk sukses di sekolah.
3. Berilah tanda dan catatlah kalimat yang mengandung pokok pikiran dan gagasan utama.
4. Mulailah menyusun ringkasan. Catatan gagasan utama dikembangkan lagi. Keterangan
dari gagasan utama tersebut diuraikan dengan kalimat sederhana dan mudah dipahami.
5. Menyusun ringkasan ke dalam suatu skema.
Prosedur pemilihan sumber belajar adalah (1) mempelajari kurikulum, (2) menetapkan
kompetensi siswa yang hendak dicapai, (3) memilih dan menentukan materi yang akan
disajikan, (4) memilih dan menentukan jenis dan sumber belajar, (5) mengembangkan
sumber belajar, (6) mengevaluasi sumber belajar. Sebelum menentukan sumber belajar, guru
perlu mempertimbangkan hal-hal berikut ini:
1) Ekonomis atau biaya, apakah ada biaya untuk penggunaan suatu sumber belajar (yang
memerlukan biaya).
2) Teknisi (tenaga), apakah guru atau pihak lain yang mengoperasikan alat yang digunakan
sebagai sumber belajar.
3) Bersifat praktis dan sederhana, yaitu mudah dijangkau dan mudah dilaksanakan.
4) Bersifat fleksibel, maksudnya sumber belajar jangan bersifat kaku atau paten tapi harus
mudah dikembangkan.
5) Relevan dengan tujuan pengajaran.
6) Dapat membantu efisiensi dan kemudahan pencapaian tujuan pengajaran.
7) Memiliki nilai positif bagi proses pengajaran khususnya bagi peserta didik.
8) Sesuai dengan interaksi dan strategi pengajaran yang telah dirancang.
d) Diagnosis
e) Prognosis
f) Treatment/terapi
g) Tindak lanjut/follow up
Cara belajar efektif biasa disebut dengan cara belajar yang bermakna atau berkesan.
Atau cara yang ampuh untuk belajar memahami sesuatu atau pelajaran dengan mudah dan
cepat menggunakan cara-cara yang paling efisien dan efektif. Cara belajar efektif biasa
disebut dengan cara belajar yang bermakna atau berkesan. Inti dari cara belajar efektif
adalah fokus, fokus terhadap pelajaran yang sedang dipelajari dengan cara cepat yang
efektif. Tips Cara Belajar Efektif :
1. Anda harus fokus membaca, mengetahui atau mendapatkan gambaran tentang mata
pelajaran yang akan disampaikan esok hari oleh guru atau dosen anda.
4. Membaca materi pelajaran pada saat sebelum dan sesudah tidur dimalam hari. Cara
ini adalah cara belajar yang paling baik dan efektif untuk membuat pikiran anda
supaya bisa lebih memahami materi-materi pelajaran.
5. Cobalah untuk selalu mengajarkan setiap ilmu pengetahuan kepada orang lain.
Sebab contoh cara pembelajaran seperti ini adalah termasuk yang terbaik dalam hal
cara belajar efektif.
BIMBINGAN K O N S E L I N G | 82
2. Motivasi Belajar
Motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak dalam diri siswa yang
menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan
memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subyek
belajar itu dapat tercapai (Sardiman, 1986: 75).
Demikian dalam belajar, prestasi siswa akan lebih baik bila siswa memiliki dorongan
motivasi orang tua untuk berhasil lebih besar dalam diri siswa itu. Sebab ada kecenderungan
bahwa seseorang yang memiliki kecerdasan tinggi mungkin akan gagal berprestasi karena
kurang adanya motivasi dari orang tua.
Motivasi dalam belajar sangat penting artinya untuk mencapai tujuan proses belajar
mengajar yang diharapkan, sehingga motivasi siswa dalam belajar perlu dibangun. Menurut
Nasution (1982:77), motivasi memiliki tiga fungsi yaitu:
b. Motivasi Ekstrinsik
Sardiman (1990: 90) memberikan definisi motivasi ekstrinsik sebagai motif-motif
yang menjadi aktif dan berfungsi karena adanya perangsang dari luar. Motivasi ekstrinsik
dapat dikatakan lebih banyak dikarenakan pengaruh dari luar yang relatif berubah-ubah.
Motivasi ekstrinsik dapat juga di katakan sebagai bentuk motivasi yang di
dalamnya aktivitas belajar di mulai dan diteruskan berdasarkan dorongan dari luar yang
tidak secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar (Sardiman, 1990: 90).
BIMBINGAN K O N S E L I N G | 84
Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa seseorang yang bermotivasi
ekstrinsik melakukan sesuatu kegiatan bukan karena ingin mengetahui sesuatu, tetapi ingin
mendapatkan pujian, hadiah dan sebagainya.
3. Kesulitan Belajar
Pengertian Kesulitan Belajar
Kesulitan belajar (Learning Difficulty) adalah suatu kondisi dimana kompetensi atau
prestasi yang dicapai tidak sesuai dengan kriteria standar yang telah ditetapkan. Kondisi
yang demikian umumnya disebabkan oleh faktor biologis atau fisiologis, terutama
berkenaan dengan kelainan fungsi otak yang lazim disebut sebagai kesulitan dalam belajar
BIMBINGAN K O N S E L I N G | 85
spesifik, serta faktor psikologis yaitu kesulitan belajar yang berkenaan dengan rendahnya
motivasi dan minat belajar.
Kesulitan Belajar adalah hambatan/gangguan belajar pada anak dan remaja yang
ditandai oleh adanya kesenjangan yang signifikan antara taraf integensi dan kemampuan
akademik yang seharusnya dicapai. Hal ini disebabkan oleh gangguan di dalam sistem saraf
pusat otak (gangguan neorobioligis) yang dapat menimbulkan gangguan perkembangan
seperti gangguan perkembangan bicara, membaca, menulis, pemahaman, dan berhitung.
Anak-anak disekolah pada umumnya memiliki karakteristik individu yang berbeda, baik
dari segi fisik, mental, intelektual, ataupun sosial-emosional.
Ada beberapa kasus kesulitan dalam belajar yang termasuk dalam kategori ini,
sebagaimana yang telah dikemukakan oleh Abin Syamsudin M, yaitu :
1) Kasus kesulitan dengan latar belakang kurangnya motivasi dan minat belajar.
2) Kasus kesulitan yang berlatar belakang sikap negatif terhadap guru, pelajaran, dan
situasi belajar.
4. Prestasi Belajar
Pengertian Prestasi Belajar
BIMBINGAN K O N S E L I N G | 86
Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai oleh seseorang setelah ia melakukan
perubahan belajar, baik di sekolah maupun di luar sekolah. Di dalam websters New
Internasional Dictionary mengungkapkan tentang prestasi yaitu: Achievement test a
standardised test for measuring the skill or knowledge by person in one more lines of work a
study (Websters New Internasional Dictionary, 1951:20). Mempunyai arti kurang lebih
prestasi adalah standar test untuk mengukur kecakapan atau pengetahuan bagi seseorang
didalam satu atau lebih dari garis-garis pekerjaan atau belajar. Dalam kamus populer prestasi
ialah hasil sesuatu yang telah dicapai (Purwodarminto, 1979 : 251)
Proses belajar dapat diamati secara tidak langsung, artinya proses belajar yang
merupakan proses internal siswa tidak dapat diamati, tetapi dapat dipahami oleh guru.
BIMBINGAN K O N S E L I N G | 87
Belajar adalah merupakan kegiatan fisik dan psikis yang tertinggi dalam kehidupan
manusia, sebagai hasil kegiatan belajar dapat membawa pada perubahan dan peningkatan
pandangan sikap dan tingkah laku yang baru dari hasil latihan belajar tersebut.
Proses belajar yang terjadi di sekolah harus senantiasa mempunyai tujuan yang
jelas dan terarah sebagai pedoman dan panutan dalam aktivitas belajar sebagai seorang
BIMBINGAN K O N S E L I N G | 88
siswa, dalam tujuan tersebut pada dasarnya menyangkut penguasaan bidang pengetahuan
pembinaan sikap dan pengembangan keterampilan yang merupakan cita-cita sekolah yang
diselenggarakan lewat pendidikan dan pengajaran.
Fungsi utama bimbingan yang didukung oleh layanan pembelajaran ialah fungsi
pemeliharaan yang pengembangan yang akan menghasilkan terpelihara dan
terkembangkannya berbagai potensi dan kondisi positif anak didik dalam rangka
perkembangan dirinya secara mantap dan berkelanjutan.
1. Pengenalan diri
2. Pencegahan masalah
BIMBINGAN K O N S E L I N G | 89
3. Kesejahteraan sekolah
BAB.VIII
BIMBINGAN K O N S E L I N G | 90
Kehadiran guru bimbingan dan konseling (guru BK) di Indonesia masih relatif baru.
Pada awal 1970-an, profesi ini baru diperkenalkan di negeri ini. Di negeri Paman Sam
tempat dilahirkannya profesi ini; guru BK dikenal dengan istilah scholl counselor (konselor
sekolah). Di Indonesia, pada awalnya dikenal dengan sebutan guru BP (bimbingan
penyuluhan). Karena dalam konteks tugas istilah konseling lebih sesuai daripada
penyuluhan, pada tahap selanjutnya sebutan guru BP berubah menjadi guru BK
(bimbingan konseling). Pada beberapa daerah ada pula guru BP yang disebut dengan istilah
guru pembimbing. Akhir-akhir ini, penggunaan sebutan konselor lebih dianjurkan.
Konseling sebagai seorang individu yang sedang berada dalam proses berkembang atau
menjadi (on becoming), yaitu berkembang ke arah kematangan atau kemandirian. Untuk
mencapai kematangan tersebut, konseli memerlukan bimbingan karena mereka masih
kurang memiliki pemahaman atau wawasan tentang dirinya dan lingkungannya, juga
pengalaman dalam menentukan arah kehidupannya. Disamping itu terdapat suatu
keniscayaan bahwa proses perkembangan konseli tidak selalu berlangsung secara mulus,
atau bebas dari masalah. Dengan kata lain, proses perkembangan itu tidak selalu berjalan
dalam alur linier, lurus, atau searah dengan potensi, harapan dan nilai-nilai yang dianut.
Perkembangan konseli tidak lepas dari pengaruh lingkungan, baik fisik, psikis maupun
sosial. Sifat yang melekat pada lingkungan adalah perubahan. Perubahan yang terjadi dalam
lingkungan dapat mempengaruhi gaya hidup (life style) warga masyarakat.
Bimbingan atau guidance yang didalamnya terkandung beberapa makna. Sertzer &
Stone (1966) menemukakan bahwa guidance berasal kata guide yang mempunyai arti to
direct, pilot, manager, or steer (menunjukkan, menentukan, mengatur, atau mengemudikan).
Sedangkan menurut W.S. Winkel (1981) mengemukakan bahwa guidance mempunyai
hubungan dengan guiding: showing a way (menunjukkan
jalan), leading (memimpin), conducting (menuntun), giving instructions (memberikan
petunjuk), regulating (mengatur), governing (mengarahkan) dan giving advice (memberikan
nasehat).
Jadi, dapat disimpulkan bahwa bimbingan pada hakekatnya merupakan upaya untuk
memberikan bantuan kepada individu atau peserta didik. Bantuan dimaksud adalah bantuan
yang bersifat psikologis. Tercapainya penyesuaian diri, perkembangan optimal dan
kemandirian merupakan tujuan yang ingin dicapai dari bimbingan.
Bimbingan konseling adalah salah satu komponen yang penting dalam proses
pendidikan sebagai suatu sistem. Konseling merupakan upaya bantuan yang diberikan
BIMBINGAN K O N S E L I N G | 92
kepada seseorang supaya dia memperoleh konsep diri dan kepercayaan pada diri sendiri,
untuk dimanfaatkan olehnya dan memperbaiki tingkah lakunya pada masa yang akan
datang.
Di sekolah, tugas dan tanggung jawab utama guru adalah melaksanakan kegiatan
pembelajaran siswa. Kendati demikian, bukan berarti dia sama sekali lepas dengan kegiatan
pelayanan bimbingan dan konseling. Peran dan konstribusi guru mata pelajaran tetap sangat
diharapkan guna kepentingan efektivitas dan efisien pelayanan Bimbingan dan Konseling di
sekolah. Bahkan dalam batas-batas tertentu guru pun dapat bertindak sebagai konselor bagi
siswanya.
BIMBINGAN K O N S E L I N G | 93
Prayitno (2003) memerinci peran, tugas dan tanggung jawab guru-guru mata pelajaran
dalam bimbingan dan konseling adalah :
Sardiman (2001:142) menyatakan bahwa ada sembilan peran guru dalam kegiatan
BK yaitu:
Guru sebagai perencana (planner) yang harus mempersiapkan apa yang akan
dilakukan di dalam proses belajar mengajar (pre-teaching problems).;
Guru sebagai pelaksana (organizer), yang harus dapat menciptakan situasi,
memimpin, merangsang, menggerakkan, dan mengarahkan kegiatan belajar
mengajar sesuai dengan rencana, di mana ia bertindak sebagai orang sumber
(resource person), konsultan kepemimpinan yang bijaksana dalam arti demokratis
& humanistik (manusiawi) selama proses berlangsung (during teaching problems).
BIMBINGAN K O N S E L I N G | 95
Lebih jauh, dikemukakan pula tentang peranan guru yang berhubungan dengan aktivitas
pengajaran dan administrasi pendidikan, diri pribadi (self oriented), dan dari sudut pandang
psikologis. Dalam hubungannya dengan aktivitas pembelajaran dan administrasi pendidikan,
guru berperan sebagai :
2) Pelajar dan ilmuwan, yaitu seorang yang harus senantiasa belajar secara terus
menerus untuk mengembangkan penguasaan keilmuannya
3) Orang tua, artinya guru adalah wakil orang tua peserta didik bagi setiap
peserta didik di sekolah
4) Model keteladanan, artinya guru adalah model perilaku yang harus dicontoh
oleh mpara peserta didik
5) Pemberi keselamatan bagi setiap peserta didik. Peserta didik diharapkan akan
merasa aman berada dalam didikan gurunya.
Menurut SKB Mendikbud dan kepala BAKN No. 0433/P/1993 dan No.25/1993 bahwa
kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah diampu oleh pejabat fungsional yaitu guru
pembimbing, namun panggilan guru pembimbing akan di ganti dengan konselor jika
yang bersangkutan berlatar belakang S1 (sarjana) BK dan telah menempuh pendidikan
profesi konselor (PPK), istilah konselor akan digunakan sebagai pengganti istilah guru
pembimbing yang diberi tugas tanggung jawab dan wewenang untuk menyelenggarakan
layanan bimbingan dan konseling (sekarang layanan konseling). Sebagai tenaga
kependidikan istilah konseling telah dipepulerkan pada UURI No. 20 tahun 2003 BAB 1
pasal 6.
Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berualifikasi sebagai guru, dosen, konselor,
pamong pelajar, widyaiseara, turut, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai
dengan kekhususannya serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan.
Tugas pokok pertama guru pembimbing adalah membuat persiapan atau membuat
rencana pelayanan, semacam persiapan tertulis tentang pelayanan yang akan dilaksanakan.
Apabila guru bidang studi dituntut untuk membuat SAP (satuan acara pembelajaran) atau
RP (rencana pembelajaran) maka guru pembimbing juga dituntut untuk membuat tugas
pokok yang sama yaitu rencana pelayanan atau dikenal SATLAN (satuan layanan).
Ada beberapa macam program kegiatan yang perlu disusun oleh guru pembimbing
(Prayitno, 1997) mengemukakan 5 program kegiatan bimbingan dan konseling yang perlu
BIMBINGAN K O N S E L I N G | 98
disusun yaitu (1) Program Tahunan, (2) Caturwulan, (3) Bulanan, (4) Program
Mingguan, (5) Program Harian.
Guru pembimbing pertama-tama dan paling utama dituntut untuk mampu menyusun
satlan dan atau satkung serta mampu menyelenggarakan program yang tertuang dalam satlan
dan satkung.
Menurut Prayitno (2000) penilaian dalam bimbingan dan konseling dapat dilakukan
dalam format individual atau kelompok/klasikal dengan media lisan atau tulisan.
Hasil evaluasi (tahap tiga) perlu dianalisis untuk mengetahui seluk beluk kemajuan dan
perkembangan yang diproleh siswa melalui program satuan layanan. Menurut Prayitno
(1997 : 176) analisis setidak-tidaknya.
1) Status perolehan siswa dan/atau perolehan guru pembimbing sebagai hasil kegiatan
khususnya dibandingkan dengan tujuan yang ingin dicapai.
2) Analisis diagnosis dari pronogsis terhadap kenyataan yang ada setelah dilakukan
kegiatan layanan/pendukung.
BIMBINGAN K O N S E L I N G | 100
Upaya tindak lanjut didasarkan pada hasil analisis. Menurut Prayitno (1997 : 177) ada
tiga kemungkinan kegiatan tindak lanjut yang dapat dilakukan guru pembimbing sebagai
berikut:
Pada dasarnya unsur utama tugas pokok guru pembimbing mengacu pada BK pola 17
plus meliputi:
i. Bidang bimbingan (bidang pribadi, bidang sosial, bidang belajar, bidang karier,
bidang kehidupan beragama, bidang kehidupan berkeluarga).
ii. Jenis pelayanan BK (layanan orientasi, layanan informasi, layanan
penempatan/penyalran, layanan konten, layanan bimbingan kelompok, layanan
konseling perorangan, layanan konseling kelompok, layanan mediasi, layanan
konsultasi).
iii. Jenis kegiatan pendukung (aplikasi instrumentasi, himpunan data, kunjungan
rumah, konverensi kasus, alih tangan, tampilan keperpustakaan)
iv. Tahap pelaksanaan (perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, analisis, tindak lanjut).
v. Jumlah siswa asuh yang ditanggungjawabi guru pembimbing minimal berjumlah
150 orang siswa.
BIMBINGAN K O N S E L I N G | 101
Guru kelas adalah seorang pendidik sekaligus sebagai pengganti orang tua di sekolah.
Guru kelas mempunyai peranan, tanggungjawab dan hak dalam proses belajar mengajar
pada seluruh mata pelajaran dalam kelas tertentu. Beberapa peranan dan tanggungjawab
wali kelas, antara lain:
1)Sebagai tenaga edukatif sekaligus dibebani khusus yaitu sebagai penanggung jawab
administrasi
BIMBINGAN K O N S E L I N G | 102
2)Secara khusus dan terarah, membina/ membimbing murid satu kelas dan bertindak
sebagai wakil orang tua di kelas yang di pimpinnya.
3)Melaksanakan tugas administrasi edukatif di kelas.
4)Menyiapkan program wali kelas dan mengatur organisasi di kelasnya.
5)Menyiapkan dan menyediakan buku bimbingan.
6)Bertanggung jawab atas pelaksanaan administrasi di kelas, pengisian daftar kelas,
lembar daftar kumpulan nilai dan rapor/ laporan bulanan siswa dikelasnya.
7)Bekerjasama dengan BP menyelesaikan masalah siswasiswinya dikelasnya,
konsultasi dengan orang tua siswa.
8)Mengarsipkan surat siswa siswi untuk mempertimbangkan kenaikan dan
kelulusan siswa.
9)Memberikan laporan pertanggungjawaban setiap akhir semester kepada kepala
sekolah.
10) Membuat dan memeriksa LKS, membuat pre test, post test, remedial bagi siswa
siswi yang dilaksanakan perbulan, persemester dan pertahun.
11) Melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan variasi dan metode yang
relevan.
12) Meyiapkan alat pelajaran/alat peraga.
13) Membuat laporan pengajaran/rencana belajar mengajar tatap muka/ semester.
14) Mengikuti kegiatan pengembangan kurikulum.
15) Mengisi daftar nilai siswa pada blanko atau leger/buku nilai.
16) Mengupayakan pengembangan setiap bidang studi yang menjadi
tanggungjawabnya.
17) Membuat catatan kemajuan hasil belajar siswasiswi.
18) Memeriksa daftar hadir siswa sebelum memulai pelajaran.
19) Mengisi agenda, berperan aktif untuk menegakkan tata tertib yang diterapkan
kepada siswasiswi sekolah.
20) Melaksanakan pengawasan terhadap siswasiswi, baik pada saat jam istirahat
maupun sepanjang pelajaran jam sekolah.
Guru bidang studi adalah guru yang mempunyai peranan, tanggungjawab dan hak
dalam proses belajar mengajar pada suatu mata pelajaran. Beberapa peranan dan
tanggungjawab guru bidang studi, antara lain:
Merumuskan apa-apa yang perlu diketahui oleh guru bukanlah pekerjaan yang mudah.
Beberapa guru yang handal, sangatlah kharismatik, sementara ada juga guru handal yang
menyebalkan, ada banyak guru yang efektif yang bersifat emosional, namun banyak pula
yang sabar. Banyak guru efektif yang bersifat keras, namun banyak pula yang bersifat
lembut terhadap siswa. Jadi, para profesional dapat memiliki sifat yang beragam meskipun
mereka semua dianggap sebagai profesional yang handal. Ada hal-hal yang berlaku umum
yang harus dimiliki guru yang diyakini dapat mempercepat proses belajar mengajar.
Guru yang efektif, harus memiliki tiga jenis pengetahuan agar mereka dapat mengajar
para siswanya dengan baik. Ketiga jenis pengetahuan tersebut adalah:
i. Pengetahuan tentang pembelajar dan bagaimana mereka belajar dan
berkembang dalam konteks sosial.
ii. Pemahaman tentang mata pelajaran yang diajarkan dan keterampilan yang
berkaitan dengan tujuan sosial pendidikan.
iii. Pemahaman tentang pengajaran yang berkaitan dengan materi ajar dan siswa yang
diajar, sebagaimana yang diindikasikan dari hasil penilaian dan yang didukung oleh
suasana kelas yang produktif.
Sebagai orang yang profesional, para guru memiliki komitmen untuk belajar apa yang
mereka perlu ketahui agar para siswa yang diajarkannya berhasil. Visi seorang guru yang
profesional harus menciptakan sinergi antara pengajaran dengan pembelajaran siswa dan
mensyaratkan agar guru dapat menunjukan hasil pembelajaran siswa. Visi guru yang
profesional juga mengharuskan guru benar-benar memahami apa yang dimaksud dengan
mendidik siswa di alam demokrasi, sehingga, sebagai warga negara mereka dapat
berpartisipasi penuh dalam bidang politik, sosial, dan ekonomi.
BIMBINGAN K O N S E L I N G | 105
sikap dan pandangan serta jiwa yang kukuh dalam memandang dan menghadapi setiap
persoalan dan kehidupan yang kompleks. Guru yang inspiratif adalah guru yang mampu
melahirkan peserta didik yang tangguh dan siap menghadapi aneka tantangan dan perubahan
yang hebat sekalipun.
DAFTAR PUSTAKA
Azzet, Akhmad Muhaimin. 2013. Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jogjakarta: Ar-ruzz
Media
Mugiarso, Heru. 2004. Bimbingan dan Konseling. Semarang: UPT UNNES Press
Slameto. 1988. Bimbingan di Sekolah. Jakarta: Bina Aksara
Hadjar, Ibnu. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif dalam Pendidikan.
Jakarta:Raja Grafindo Persada.
Heriyanto, Albertus dan Sandjaja. Panduan Penelitian. Jakarta: Prestasi Pustaka
Pengertian Pengumpulan Data. Jakarta. Diambil dari:
http://tithagalz.wordpress.com/2011/03/27/pengertian-pengumpulan-data/(27 Maret 2011)
Siallagan. Tes Kepribadian (Lengkap dengan Jawaban.
Nurhayati, Eti. 2011. Bimbingan Konseling dan Psikoterapi Inovati. Yogyakarta:Pustaka
Pelajar
Aswadi. 2009. Iyadah dan Tazkiyah Perspektif Bimbingan Konseling Islam. Surabaya:
Dakwah Digital Press.
Lumongga Lubis, Namora. 2011. Memahami Dasar-Dasar Konseling Dalam Teori dan
Praktek. Jakarta: Kencana Media Prenada Group.
Tohirin. 2007. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah. Jakarta: PT Raja
Grasindo Persada
Walgito, Bimo. 2005. Bimbingan dan Konseling (Studi dan Karir). Yogyakarta: Andi Offset
Prayitno, dkk. Panduan AUM Umum dan PTSDL . Padang: Deskip
Prayitno. 2004. Aplikasi Instrumentasi. Padang: UNP
Sasniar. 1993. Pengantar Teknik Pemahaman (NON TES). Padang: FKIP
Susanto, Eko. 2008. Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data. Diambil dari:
https://eko13.wordpress.com/2008/03/18/jenis-data-dan-metode-pengumpulan-data/
Sudianto, Akur. 2013. Bimbingan Konseling. Diambil dari:
http://emansaputra123.blogspot.co.id/2013/05/bimbingan-konseling-oleh-drs.html?m=1