PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
PENULIS :
NAMA
Kusnarto Kurniawan,
S.Pd., M.Pd.Kons
Dr. Suwarjo, M.Si
Dr. Triyono, M.Pd
UNIT KERJA
FIP - Universitas Negeri
Semarang
FIP - Universitas Negeri
Yogyakarta
FIP -Universitas Negeri
Malang
NO. HP
kurniawankusnarto@yahoo.co.id
08164251201
trias_b17@yahoo.com
08125297599
PENELAAH :
NAMA
Dr. Yusi Riksa
Yustiana, M.Pd
Cynthia Pudji
Bhintarti
ii
UNIT KERJA
FIP - Universitas
Pendidikan Indonesia
SMP Labschool
Kebayoran Jakarta
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING
NO. HP
yusiriksa@upi.edu,yusiriksa@yahoo.
com
0818638463
thyabhintarti23@gmail.com
081315746494
KATA PENGANTAR
Sejak tahun 1960-an perangkat upaya pendidikan di tanah air mendapat semacam unsur
pembaharuan, yaitu dengan mulai dikembangkannya pelayanan Bimbingan dan
Penyuluhan (nama pada waktu itu disingkat BP, dan sekarang menjadi Bimbingan dan
Konseling, disingkat BK). Setelah dilakukannya persiapan awal yang cukup memadai,
yaitu diselenggarakannya program pendidikan Sarjana BP/BK di sejumlah IKIP (Institut
Keguruan dan Ilmu Pendidikan) dan FKIP (Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan) di
Indonesia yang tamatannya mulai bekerja di satuan-satuan pendidikan (terutama SMP
dan SMA), Kurikulum 1975 secara resmi mengintegrasikan pelayanan BP dalam upaya
pendidikan yang diselenggarakan di sekolah. Integrasi berlanjut dan berkembang terus
mengikuti dinamika perubahan kurikulum, yaitu Kurikulum 1984, Kurikulum 1994,
Kurikulum 2006, sampai Kurikulum 2013 yang diberlakukan sejak tahun 2013.
Seiring dengan kemajuan pengembangan teori dan praktik pelayanan BP/ BK, peraturan
perundangan dan pelaksanaannya secara legal mewadahi substansi bidang BP/BK yang
semakin memperkuat integrasi bidang BK ke dalam upaya pendidikan. Tonggak utama
yang menandai integrasi bidang BP/ BK ke dalam pendidikan adalah ketentuan
UndangUndang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN),
Pasal 1 Butir 6 yang menyatakan konselor termasuk ke dalam kualifikasi pendidik.
Artinya, bahwa pengampu utama pelayanan BP/BK adalah guru Bimbingan dan
Konseling/Konselor. Ketentuan pokok ini setiap kali semakin jelas menjadi isi dan
mewarnai berbagai peraturan legal, baik berupa Peraturan Pemerintah, Peraturan
Menteri, maupun Peraturan lainnya yang terkait dengan upaya pendidikan dan
pembinaan pribadi individu.
Aturan legal yang Baru yaitu Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia (Permendikbud) Nomor 81A Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum,
yang selanjutnya disempurnakan dengan Permendikbud Republik Indonesia Nomor 111
Tahun 2014 tentang Bimbingan dan Konseling Pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan
Menengah. Peraturan tersebut menetapkan dengan jelas substansi pokok pelayanan BK
dalam kaitannya dengan implementasi Kurikulum 2013.
Memperhatikan pelayanan BK sebagai bagian integral dari upaya pendidikan, maka
pelayanan BK seharusnya menjadikan semua komponen pokok sebagai isi dan arah
pelayanan BK terhadap peserta didik. Dengan demikian, segenap materi dan strategi
pelayanan BK memenuhi kaidah-kaidah belajar dan proses pembelajaran, disadari dan
direncanakan untuk mengaktifkan peserta didik dalam mencapai hasil pendidikan yang
sesuai dengan pengertian pendidikan yang termaktub dalam UUSPN.
Perlu pula disadari bimbingan dan konseling bukanlah mata pelajaran. Oleh karena itu,
Guru BK atau Konselor hams benar-benar mampu mewujudkan dan menegaskan
perbedaan antara materi dan strategi pelayanan BK dengan materi dan strategi
pengajaran mata pelajaran, meskipun keduanya terintegrasikan memperkaya upaya
pendidikan untuk mengembangkan potensi peserta didik secara optimal.
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING
iii
Dengan terbit dan diberlakukannya Panduan ini, kami berharap peran semua pihak di
dalam maupun di luar satuan pendidikan dapat dioptimalkan; baik yang terkait langsung
dengan penyelenggaraan pelayanan BK, maupun lembaga pendidikan yang menyiapkan
Guru BK atau Konselor untuk sebesar-besarnya melaksanakan pelayanan BK dalam
rangka keberhasilan optimal satuan pendidikan dan upaya pendidikan secara
menyeluruh.
iv
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING
DAFTAR ISI
Kata Pengantar .......................................................................................................
Daftar Isi................................................................................................................
iii
v
BAB I
PENDAHULUAN ...............................................................................
A Latar Belakang ..............................................................................
B Tujuan ..........................................................................................
C Pengguna ......................................................................................
D Landasan Hukum ..........................................................................
1
1
2
3
3
BAB II
5
5
6
7
8
8
9
10
10
11
12
14
14
20
23
26
31
33
33
34
34
38
39
BAB III
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING
41
41
41
42
44
45
45
45
46
46
46
47
PENUTUP ...........................................................................................
51
52
54
B
C
BAB IV
vi
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING
48
48
48
48
49
DAFTAR MATRIKS
Matriks 1.
81
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1.
Tabel 2.2
29
30
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1. Contoh Minimal Ruang Bimbingan dan Konseling ............................
Gambar 3.2. Alternatif Contoh Penataan Ruang Kerja Profesi Bimbingan dan Konseling
Gambar 3.3. Alternatif Contoh Penataan Ruang Kerja Profesi Bimbingan dan Konseling
36
37
37
DAFTAR DIAGRAM
Gambar 3.1.Saling Hubungan Komponen Dalam Struktur......................................
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING
41
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Perhitungan Ekuivalensi Kegiatan Layanan BK di
Luar Kelas dengan Jam Kerja ............................................................
Lampiran 2. Tema, Subtema, Materi layanan/ Subtansi layanan
dan kegiatan pendukung ....................................................................
Lampiran 3. Contoh RPLBK Format Klasikal dan Non Klasikal ...........................
3.a Format RPLBK Klasikal Terjadwal ...................................................
3.b Format RPLBK Kelompok (Bimbingan Kelompok) ..........................
3.c Format RPLBK Kelompok (Konseling Kelompok)............................
3.d Format RPLBK Konseling Individual ................................................
Lampiran 4. Rencana Operasional (Action Plan) / Program Kerja Pelayanan BK ..
Lampiran 5. Laporan Pelaksanaan Program (Lapelprog)........................................
Lampiran 6. Alat Penelusuran Minat Peserta Didik SMP ......................................
Lampiran 7. Contoh Lembar Rekomendasi Permintaan ........................................
viii
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING
57
62
122
122
125
128
131
133
135
139
146
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Peserta didik dihadapkan pada situasi kehidupan yang kompleks, yang penuh
tantangan sekaligus peluang. Pada konteks kehidupan seperti itu, setiap peserta didik
memerlukan berbagai kompetensi hidup untuk berkembang secara efektif, produktif dan
bermartabat serta bermaslahat bagi diri sendiri dan lingkungannya. Sejumlah penelitian
menunjukkan penguasaan bidang matematika, IPA, IPS, dan kemampuan menyelesaikan
masalah peserta didik, Indonesia lemah diperbandingkan dengan sejumlah negara AsiaPasifik. Kurikulum 2013 dimaksudkan untuk menjawab persoalan-persoalan tersebut.
Peningkatan kompetensi pendidik dilakukan mengiringi perubahan kurikulum yang ada.
Upaya peningkatkan mutu pendidikan telah lama digagas dan dituangkan dalam
undang-undang. Pendidikan dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN), Bab I, Pasal 1, dikemukakan sebagai
berikut.
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa dan negara.
Pengejawantahan potensi menjadi kompetensi hidup memerlukan sistem pelayanan
pendidikan integratif. Kompetensi hidup ditumbuhkan secara isi-mengisi atau
komplementer oleh Guru BK atau Konselor dan oleh Guru Mata Pelajaran dalam satuan
pendidikan, dan sebaliknya tidak merupakan hasil upaya yang dilakukan sendirian oleh
guru BK atau konselor, atau yang dilakukan oleh guru mata pelajaran. Setiap peserta
didik memiliki tingkat kecerdasan, bakat, minat, kepribadian, kondisi fisik dan latar
belakang keluarga serta pengalaman belajar yang berbeda-beda. Perbedaan potensi
peserta didik membutuhkan layanan pengembangan yang berbeda-beda pula. Berbagai
aktivitas BK dapat diupayakan untuk mengembangkan potensi yang terejawantah pada
kompetensi hidup peserta didik yang efektif serta memfasilitasinya secara sistematik,
terprogram, dan kolaboratif agar setiap peserta didik betul-betul mencapai kompetensi
perkembangan atau pola perilaku dalam kondisi yang diharapkan.
Kurikulum 2013 mengamanatkan fasilitasi peminatan peserta didik yang merupakan
suatu proses pemilihan dan pengambilan keputusan oleh peserta didik yang didasarkan
atas pemahaman potensi diri dan peluang yang ada pada satuan pendidikan dan di
kehidupan masyarakat. Muatan peminatan peserta didik meliputi peminatan kelompok
matapelajaran, matapelajaran, lintas minat, pendalaman peminatan dan ekstra kurikuler.
Layanan bimbingan dan konseling membantu peserta didik untuk memahami,
menerima, mengarahkan, mengambil keputusan, dan merealisasikan keputusan dirinya
secara bertanggungjawab sehingga mencapai kesuksesan, kesejahteraan dan kebahagiaan
dalam kehidupannya. Bimbingan dan konseling membantu peserta didik dalam memilih,
meraih dan mempertahankan karir untuk mewujudkan kehidupan yang produktif dan
sejahtera.
Sesuai dengan arah dan spirit Kurikulum 2013, paradigma layanan bimbingan dan
konseling berubah dari kebiasaan hanya melayani peserta didik bermasalah menjadi
1
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING
melayani semua peserta didik dan memandang setiap peserta didik/konseli sebagai
individu yang memiliki potensi untuk berkembang secara optimal. Perkembangan
optimal dalam semua aspek kepribadian peserta didik, bukan sebatas tercapainya prestasi
belajar akademik sesuai dengan kapasitas intelektual dan minatnya, melainkan sebagai
sebuah kondisi perkembangan yang memungkinkan peserta didik mampu mengambil
pilihan dan keputusan secara sehat dan bertanggungjawab serta memiliki daya adaptasi
tinggi terhadap dinamika kehidupan yang dihadapinya.
Setiap peserta didik/konseli satu dengan lainnya berbeda dalam hal kecerdasan,
bakat, minat, kepribadian, kondisi fisik dan latar belakang keluarga serta pengalaman
belajarnya. Perbedaan yang dimaksud menggambarkan adanya variasi kebutuhan
pengembangan secara utuh dan optimal melalui layanan bimbingan dan konseling.
Layanan bimbingan dan konseling mencakup kegiatan yang bersifat pencegahan,
perbaikan dan penyembuhan, pemeliharaan dan pengembangan.
Layanan bimbingan dan konseling dalam implementasi kurikulum 2013
dilaksanakan oleh konselor atau guru bimbingan dan konseling sesuai dengan tugas
pokoknya dalam upaya membantu tercapainya tujuan pendidikan nasional, dan
khususnya membantu peserta didik/konseli mencapai perkembangan diri yang optimal,
mandiri, sukses, sejahtera dan bahagia dalam kehidupannya. Pencapaia tujuan
memerlukan kolaborasi dan sinergitas kerja antara konselor atau guru bimbingan dan
konseling, guru matapelajaran, pimpinan sekolah/madrasah, staf administrasi, orang tua,
dan pihak lain yang dapat membantu kelancaran proses dan pengembangan peserta
didik/konseli secara utuh dan optimal dalam bidang pribadi, sosial, belajar, dan karir.
Buku Panduan ini memberikan arah bagi guru bimbingan dan konseling berkenaan
dengan pemahaman akan konsep dasar, petunjuk dan contoh pelaksanaan kegiatan, dan
manajemen operasional pelayanan BK terkait dengan kinerja Guru BK atau Konselor di
Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan satuan pendidikan yang sederajat. Secara lebih
terfokus, materi buku Panduan ini merupakan arahan untuk dapat diimplementasikannya
ketentuan dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 111 tahun 2014 tentang Bimbingan dan Konseling pada Pendidikan Dasar dan
Pendidikan Menengah.
B. TUJUAN
Panduan dimaksudkan untuk memberi arah penyelenggaraan layanan bimbingan dan
konseling dalam implementasi kurikulum 2013. Secara khusus bertujuan untuk:
1. memandu Guru Bimbingan dan Konseling atau Konselor dalam memfasilitasi satuan
pendidikan untuk mewujudkan proses pendidikan yang memperhatikan dan
menjawab ragam kemampuan, kebutuhan, dan minat sesuai dengan karakteristik
peserta didik, melalui pelayanan bimbingan dan konseling;
2. memfasilitasi Guru Bimbingan dan Konseling atau Konselor dalam merencanakan,
melaksanakan, mengevaluasi, dan menindaklanjuti layanan bimbingan dan
konseling;
3. memberi acuan dalam mengembangkan program layanan bimbingan dan konseling
secara utuh dan optimal dengan memperhatikan hasil evaluasi dan daya dukung
sarana dan prasarana yang dimiliki;
4. memandu Guru Bimbingan dan Konseling atau Konselor dalam menyelenggarakan
bimbingan dan konseling agar peserta didik dapat mencapai perkembangan diri yang
optimal, mandiri, sukses, sejahtera dan bahagia dalam kehidupannya.
2
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING
5. memfasilitasi peserta didik aktif mengembangkan potensi secara utuh dan optimal
dalam bidang pribadi, sosial, belajar, dan arah karir.
6. memberi acuan dalam monitoring, evaluasi dan supervisi penyelenggaraan
bimbingan dan konseling.
C. PENGGUNA
Pengguna panduan mencakup pihak-pihak sebagai berikut.
1. Konselor atau Guru Bimbingan dan Konseling;
2. Pimpinan satuan pendidikan;
3. Dinas pendidikan atau kantor kementerian agama provinsi dan kabupaten/kota sesuai
dengan kewenangannya;
4. Pengawas sekolah dan pengawas bimbingan dan konseling;
5. Lembaga pendidikan calon guru bimbingan dan konseling atau konselor;
6. Organisasi profesi bimbingan dan konseling; dan
7. Komite sekolah/madrasah.
D. LANDASAN HUKUM
1.
3
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING
BAB II
KONSEP DAN KOMPONEN DASAR PELAYANAN
BIMBINGAN DAN KONSELING
A. KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
1. Arah Transisi Perkembangan
Peserta didik Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) pada umumnya,
termasuk peserta didik Sekolah Menengah Pertama (SMP), berada pada masa
pubertas dan remaja awal. Remaja adalah individu yang berada pada suatu periode
dalam rentang hidup ketika individu mengalami transisi pada sebagian besar aspek
penting perkembangan/ kehidupan anak-anak menuju perkembangan/kehidupan
remaja dan selanjutnya orang dewasa.
Masa pubertas ditandai perubahan fisik, psikis, dan pematangan fungsi seksual.
Masa ini dimulai saat individu berumur 8 - 10 tahun dan berakhir pada usia 15 - 16
tahun. Pertumbuhan dan perkembangan pubertas berlangsung dengan cepat, dimana
wanita puber ditandai dengan menstruasi pertama (menarche), sedangkan pada lakilaki ditandai dengan mimpi basah. Di samping gejala primer, terdapat pertumbuhan
dan perkembangan sekunder. Seorang anak akan menunjukkan tanda-tanda awal dari
pubertas, seperti suara yang mulai berubah, tumbuhnya rambut-rambut pada daerah
tertentu dan payudara membesar untuk seorang gadis. Pada anak perempuan, tandatanda itu biasanya muncul pada usia 10 tahun ke atas dan pada anak laki-laki,
biasanya lebih lambat, yaitu pada usia 11 tahun ke atas. Seiring perubahan fisik yang
terjadi
pada
masa
pubertas,
lingkungan
bertanggungjawab
untuk
memperkenalkannya dan bertanggung-jawab atas pengelolaan cerdas dan etis atas
munculnya dorongan seksual. Perkembangan fisik berlanjut sampai dengan masa
remaja awal.
Transisi/perubahan-perubahan mendasar yang dialami remaja menurut Steinberg
(1993 : 6-8) meliputi transisi biologis, transisi kognitif, dan transisi sosial.
a. Transisi Biologis
Sebagai remaja, peserta didik usia SMP mengalami mencolok pada aspek
biologis dibandingkan dengan masa sebelumnya. Besarnya tubuh, proporsi dan
bentuk tubuh secara cepat berubah menyerupai orang dewasa. Berlanjut dari masa
pubertas, berkembang karakteristik sekunder sebagai akibat pematangan organ-organ
seksual dan kelenjar-kelenjar tertentu. Kematangan organ-organ seksual antara lain
menyebabkan remaja perempuan mengalami menarche (menstruasi yang pertama)
dan remaja pria mengalami nocturnal emission (mimpi basah), yang
sekaligus menandai remaja mampu mereproduksi keturunan. Munculnya menstruasi
dan mimpi basah, bagi sebagian remaja membawa persoalan tersendiri, terlebih bagi
yang kurang dapat menerima keadaan fisik akibat dari perubahan-perubahan yang
terjadi itu.
Kematangan fisik dan seksual akan berpengaruh terhadap persepsi remaja awal
terhadap diri sendiri, dan juga pada bagaimana remaja dipandang dan diperlakukan
oleh orang lain, terutama orangtua dan pendidik. Persepsi menyebabkan remaja
sangat peka terhadap penilaian orang lain terutama teman sebayanya. Kematangan
4
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING
c. Transisi Sosial
Perubahan fisik dan kognitif remaja dari fisik dan kognitif anak menuju dewasa,
menbuat lingkungan sosial menuntut remaja memainkan peran yang ambigu.
Kadang-kadang remaja diperlakukan sebagai anak dan kadang-kadang diperlakukan
sebagai individu dewasa. Akibat tuntutan lingkungan sosial tersebut, remaja
menjadi bingung karena ketidak-konsistenan orang dewasa. Remaja merasa orang
dewasa tidak dapat memahami dirinya. Remaja menjadi suatu kelompok yang
eksklusif karena dapat saling memahami hanya dengan sesama yang seusia. Ikatan
remaja dengan teman sebaya menjadi kuat, sehingga menyebabkan konformitas
remaja terhadap kelompok sebaya meningkat. Konformitas remaja terhadap
kelompok sebaya menyebabkan warna kegiatan kelompok yang diikuti oleh remaja
mewarnai dirinya.
2. Dampak Transisi Perkembangan
Ketiga transisi perkembangan (biologis, kognitif, sosial), membawa banyak
konsekuensi pada transisi di berbagai aspek perkembangan lain seperti
emosionalitas, keberagaman, hubungan keluarga, dan moralitas.
5
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING
teman sebaya baik pria maupun wanita; (b) mencapai peran sosial pria, dan wanita; (c)
menerima keadaan fisiknya dan menggunakan tubuhnya secara efektif; (d)
mengharapkan dan mencapai perilaku sosial yang bertanggung jawab; (e) mencapai
kemandirian emosional dari orang tua dan orang-orang dewasa lainnya; (f)
mempersiapkan karier ekonomi; (g) mempersiapkan perkawinan dan kehidupan
keluarga; dan (h) memperoleh perangkat nilai dan sistem etis sebagai pegangan untuk
berperilaku mengembangkan ideologi.
Tugas perkembangan remaja Indonesia yang dituangkan sebagai kompetensi
kemandrian peserta didik SMP (Depdikbud, 2007) adalah : (a) landasan hidup
religius; (b) landasan perilaku etis; (c) kematangan emosi; (d) kematangan itelektual;
(e) kesadran tanggung jawab sosial; (f) kesadaran gender; (g) pengembangan pribadi;
(h) kemandirian perilaku ekonomis/ wirausaha; (h) wawasan dan persiapan karir; (i)
kematangan hubungan dengan teman sebaya
B. KONSEP DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING
Bimbingan dan konseling sebagai layanan profesional pada satuan pendidikan
dilakukan oleh tenaga pendidik profesional yaitu Konselor atau Guru Bimbingan dan
Konseling. Konselor adalah seseorang yang berkualifikasi akademik Sarjana Pendidikan
(S-1) dalam bidang bimbingan dan konseling dan telah lulus Pendidikan Profesi Guru
Bimbingan dan Konseling/Konselor. Sarjana pendidikan (S-1) dalam bidang bimbingan
dan konseling yang dihasilkan Lembaga Pendidikan Tinggi Kependidikan (LPTK) dapat
ditugasi sebagai Guru Bimbingan dan Konseling untuk menyelenggarakan layanan
bimbingan dan konseling pada satuan pendidikan.
Guru Bimbingan dan Konseling yang bertugas pada satuan pendidikan yang telah
memiliki kualifikasi akademik, tetapi belum memiliki kompetensi profesional yang
ditentukan, secara bertahap ditingkatkan kualifikasi kompetensi profesionalnya sehingga
mencapai standar yang ditentukan sebagaimana yang diatur dalam Permendiknas No. 27
Tahun 2008 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Konselor, yaitu
Sarjana Pendidikan (S-1) dalam bidang bimbingan dan konseling dan telah lulus
Pendidikan Profesi Guru Bimbingan dan Konseling/Konselor (idealnya Pendidikan
Profesi Konselor, namun karena masih terkendala aturan, maka PPG BK/K dilakukan).
Program Pendidikan Profesi Guru Bimbingan dan Konseling/Konselor (PPGBK/K)
menghasilkan tenaga pendidik profesional dalam bidang bimbingan dan
konseling/Konselor. Kurikulum pendidikan profesi guru bimbingan dan konseling sama
dengan kurikulum pendidikan profesi konselor, dengan demikian lulusan program
PPGBK/K menghasilkan pendidik profesional dalam bidang bimbingan dan konseling
yang disebut konselor atau guru bimbingan dan konseling yang dianugerahi gelar
Gr.Kons.
1. Pengertian
a. Bimbingan dan konseling adalah upaya sistematis, objektif, logis, dan berkelanjutan
serta terprogram yang dilakukan oleh konselor atau guru Bimbingan dan Konseling
untuk memfasilitasi perkembangan peserta didik/Konseli untuk mencapai
kemandirian dalam kehidupannya (Permendikbud No. 111 tahun 2014, pasal 1 ayat
1).
b. Bimbingan dan Konseling sebagai bagian integral dari pendidikan adalah upaya
memfasilitasi dan memandirikan peserta didik dalam rangka tercapainya
perkembangan yang utuh dan optimal.
7
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING
c. Layanan Bimbingan dan Konseling adalah upaya sistematis, objektif, logis, dan
berkelanjutan serta terprogram yang dilakukan oleh konselor atau guru Bimbingan
dan Konseling untuk memfasilitasi perkembangan peserta didik/Konseli untuk
mencapai kemandirian, dalam wujud kemampuan memahami, menerima,
mengarahkan, mengambil keputusan, dan merealisasikan diri secara bertanggung
jawab sehingga mencapai kebahagiaan dan kesejahteraan dalam kehidupannya.
d. Layanan bimbingan dan konseling dilaksanakan secara langsung (tatap muka) antara
guru bimbingan dan konseling atau konselor dengan konseli dan tidak langsung
(menggunakan media tertentu), dan diberikan secara individual (jumlah peserta
didik/konseli yang dilayani satu orang), kelompok (jumlah peserta didik/konseli yang
dilayani lebih dari satu orang), klasikal (jumlah peserta didik/konseli yang dilayani
lebih dari satuan kelompok), dan kelas besar atau lintas kelas (jumlah peserta
didik/konseli yang dilayani lebih dari satuan klasikal).
e. Konselor adalah pendidik profesional yang berkualifikasi akademik minimal Sarjana
Pendidikan (S-1) dalam bidang Bimbingan dan Konseling dan telah lulus Pendidikan
Profesi Guru Bimbingan dan Konseling/ Konselor.
f. Guru Bimbingan dan Konseling adalah pendidik yang berkualifikasi akademik
minimal Sarjana Pendidikan (S-1) dalam bidang Bimbingan dan Konseling dan
memiliki kompetensi di bidang Bimbingan dan Konseling.
g. Konseli adalah penerima layanan bimbingan dan konseling pada satuan pendidikan
dalam rangka realisasi tugas-tugas perkembangan secara utuh dan optimalserta
mencapai kemandirian dalam kehidupannya.
h. Konselor atau Guru Bimbingan dan Konseling di satuan pendidikan bertugas
merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi dan melakukan tindak lanjut layanan
bimbingan
2. Paradigma
Layanan bimbingan dan konseling berubah dari konsentrasi penyelesaian
masalah peserta didik menuju pengembangan potensi dan pencegahan masalah. Layanan
BK merupakan bantuan psiko-sosial-pendidikan dalam bingkai budaya dan karakter
bangsa. Artinya, pelayanan BK memperhatikan perkembangan aspek psikologis, aspek
sosial dan praksis pendidikan peserta didik dalam nilai-nilai budaya dan karakter
bangsa. Pelayanan Bimbingan dan Konseling didasarkan pada kaidah-kaidah
k e s e j a t i a n m a n u s i a d a n keilmuan serta teknologi d a l a m b i d a n g pendidikan,
yang dikemas dalam kaji-terapan pelayanan BK yang diwarnai oleh budaya
lingkungan peserta didik/sasaran pelayanan dan mengacu kepada pengembangan
karakter bangsa, sesuai dengan nilai-nilai luhur Pancasila dalam Negara Kesatuan
Republik Indonesia beradasarkan Undang-Undang Dasar 1945 dan prinsip Bhinneka
Tunggal Ika.
3. Visi dan Misi
a. Visi
Visi pelayanan BK adalah membantu tercapainya tujuan pendidikan nasional, yaitu
mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga yang demokratis, serta bertanggung jawab.
8
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING
b. Misi
Misi pelayanan BK meliputi misi pendidikan, pengembangan, pencegahan dan
pengentasan masalah.
1) Misi pendidikan, memfasilitasi pengembangan kemampuan dan kompetensi sesuai
dengan tahapan perkembangan melalui pengalaman pendidikan.
2) Misi pengembangan, memfasilitasi pengembangan kemampuan peserta didik dalam
membuat dan mengimplementasikan rencana pribadi, pendidikan, dan karir.
3) Misi pencegahan dan pengentasan masalah, memfasilitasi peserta didik belajar,
memonitor dan memahami perkembangannya serta mengambil tindakan secara pro
aktif berdasarkan informasi diri yang bersifat pencegahan dan pengentasan masalah.
4. Fungsi dan Tujuan
a. Fungsi layanan bimbingan dan konseling sebagai berikut.
1) Pemahaman yaitu membantu konseli agar memiliki pemahaman yang lebih baik
terhadap dirinya dan lingkungannya (pendidikan, pekerjaan, budaya, dan norma
agama).
2) Fasilitasi yaitu memberikan kemudahan kepada konseli dalam mencapai
pertumbuhan dan perkembangan yang optimal, serasi, selaras danseimbang
seluruh aspek pribadinya.
3) Penyesuaian yaitu membantu konseli agar dapat menyesuaikan diri dengan diri
sendiri dan dengan lingkungannya secara dinamis dan konstruktif.
4) Penyaluran yaitu membantu konseli merencanakan pendidikan, pekerjaan dan
karir masa depan, termasuk juga memilih program peminatan, yang sesuai
dengan kemampuan, minat, bakat, keahlian dan ciri-ciri kepribadiannya.
5) Adaptasi yaitu membantu para pelaksana pendidikan termasuk kepala satuan
pendidikan, staf administrasi, dan guru mata pelajaran atau guru kelas untuk
menyesuaikan program dan aktivitas pendidikan dengan latar belakang
pendidikan, minat, kemampuan, dan kebutuhan peserta didik/konseli.
6) Pencegahan yaitu membantu peserta didik/konseli dalam mengantisipasi
berbagai kemungkinan timbulnya masalah dan berupaya untuk mencegahnya,
supayapeserta didik/konseli tidak mengalami masalah dalam kehidupannya.
7) Perbaikan dan Penyembuhan yaitu membantu peserta didik/konseli yang
bermasalah agar dapat memperbaiki kekeliruan
berfikir, berperasaan,
berkehendak, dan bertindak. Konselor atau guru bimbingan dan konseling
melakukan memberikan perlakuan terhadap konseli supaya memiliki pola fikir
yang rasional dan memiliki perasaan yang tepat, sehingga konseli berkehendak
merencanakan dan melaksanakan tindakan yang produktif dan normatif.
8) Pemeliharaan yaitu membantu pesertadidik/konseli supaya dapat menjaga
kondisi pribadi yang sehat-normal dan mempertahankan situasi kondusif yang
telah tercipta dalam dirinya.
9) Pengembangan yaitu menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, yang
memfasilitasi perkembangan peserta didik/konseli melalui pembangunan
jejaring yang bersifat kolaboratif.
10) Advokasi yaitu membantu peserta didik/konseli berupa pembelaan terhadap
hak-hak konseli yang mengalami perlakuan diskriminatif.
9
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING
masyarakat.
9) Keharmonisan yaitu asas layanan konselor atau guru bimbingan dan konseling
yang selaras dengan visi dan misi sekolah, nilai dan norma kehidupan yang
berlaku di masyarakat.
10) Keahlian yaitu asas layanan konselor atau guru bimbingan dan konseling
berdasarkan atas kaidah-kaidah akademik dan etika profesional, dimana layanan
bimbingan dan konseling hanya dapat diampu oleh tenaga ahli bimbingan dan
konseling.
11) Tut wuri handayani yaitu suatu asas pendidikan yang mengandung makna
bahwa konselor atau guru bimbingan dan konseling sebagai pendidik harus
memfasilitasi setiap peserta didik/konseli untuk mencapai tingkat
perkembangan yang utuh dan optimal.
11
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING
12
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING
2) Tujuan
Layanan dasar bertujuan membantu semua konseli agar memperoleh
perkembangan yang normal, memiliki mental yang sehat, dan memperoleh
keterampilan hidup, atau dengan kata lain membantu konseli agar dapat
mencapai tugas-tugas perkembangannya secara optimal.
Secara rinci tujuan layanan dasar
membantu peserta didik agar mampu:
13
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING
14
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING
2) Fokus Pengembangan
Fokus pengembangan layanan peminatan peserta didik diarahkan pada
kegiatan meliputi:
a) pemberian informasi program peminatan;
b) penelusuran minat;
c) melakukan pemetaan dan pemantapan peminatan peserta didik
(pengumpulan data, analisis data, interpretasi hasil analisis data dan
pemantapan peminatan peserta didik);
d) pendampingan pemantapan peminatan dilakukan melalui: (1)
bimbingan klasikal (layanan informasi, layanan penempatan
penyaluran), (2) bimbingan kelompok, (3) konseling individual, (4)
konseling kelompok, dan (5) konsultasi;
e) pengembangan dan penyaluran;
f) evaluasi dan tindak lanjut.
Konselor atau guru bimbingan dan konseling berperan penting dalam
layanan peminatan peserta didik dalam implementasi kurikulum 2013
dengan cara merealisasikan 6 (enam) kegiatan focus pengembangan
peminatan. Penelusuran dan pemantapan peminatan SMP/MTs atau yang
sederajat, memperhatikan prestasi akademik, prestasi non akademik,
bakat, kecerdasan, dan kecenderungan minat peserta didik/konseli.
Fokus perencanaan individual berkaitan erat dengan pengembangan
aspek pribadi, sosial, belajar dan karir. Secara rinci cakupan fokus
tersebut antara lain mencakup pengembangan aspek:
a) pribadi yaitu tercapainya pemahaman diri dan pengembangan konsep
diri yang positif,
b) sosial yaitu tercapainya pemahaman lingkungan dan pengembangan
keterampilan sosial yang efektif,
c) belajar yaitu tercapainya efisiensi dan efektivitas belajar, keterampilan
belajar, dan peminatan peserta didik/konseli secara tepat, dan
d) karir yaitu tercapainya kemampuan mengeksplorasi peluang-peluang
karir, mengeksplorasi latihan pekerjaan, memahami kebutuhan untuk
kebiasaan bekerja yang positif.
Panduan lebih lengkap tentang peminatan dapat dipelajari pada buku
Panduan Peminatan SMP.
c. Layanan Responsif
1) Pengertian
Layanan responsif adalah pemberian bantuan kepada peserta didik/konseli
yang menghadapi masalah dan memerlukan pertolongan dengan segera,
agar peserta didik/konseli tidak mengalami hambatan dalam proses
pencapaian tugas-tugas perkembangannya. Strategi layanan responsif
meliputi konseling individual, konseling kelompok, konsultasi, kolaborasi,
kunjungan rumah, mediasi, case confrence dan alih tangan kasus (referral).
15
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING
2) Tujuan
Layanan responsif bertujuan untuk membantu peserta didik/konseli yang
sedang mengalami masalah tertentu menyangkut perkembangan pribadi,
sosial, belajar, dan karir. Bantuan yang diberikan bersifat segera, karena
dikhawatirkan dapat menghambat perkembangan dirinya dan berlanjut ke
tingkat yang lebih serius. Konselor atau Guru Bimbingan dan Konseling
hendaknya membantu peserta didik/konseli untuk memahami hakikat dan
ruang lingkup masalah, mengeksplorasi dan menentukan alternatif
pemecahan masalah yang terbaik melalui proses interaksi yang unik. Hasil
layanan responsif, peserta didik/konseli diharapkan dapat mengalami
perubahan pikiran, perasaa, kehendak, atau perilaku yang terkait dengan
perkembangan pribadi, sosial, belajar, dan karir.
3) Fokus Pengembangan
Fokus layanan responsif adalah pemberian bantuan kepada peserta
didik/konseli yang secara nyata mengalami masalah yang mengganggu
perkembangan diri dan secara potensial menghadapi masalah tertentu namun
tidak menyadari dirinya memiliki masalah.
Masalah yang dihadapi dapat menyangkut ranah pribadi, sosial, belajar, atau
karir. Apabila peserta didik tidak mendapatkan layanan segera dari
Konselor atau Guru Bimbingan dan Konseling maka dapat menyebabkan
peserta didik/konseli mengalami penderitaan, kegagalan, bahkan mengalami
gangguan yang lebih serius atau lebih kompleks.
Masalah peserta didik/konseli dapat berkaitan dengan berbagai hal yang
dirasakan mengganggu kenyamanan hidup atau menghambat perkembangan
diri konseli, karena tidak terpenuhi kebutuhannya, atau gagal dalam
mencapai tugas-tugas perkembangan.
Untuk memahami kebutuhan dan masalah peserta didik/konseli dapat
diperoleh melalui asesmen kebutuhan dan analisis perkembangan peserta
didik/konseli, dengan menggunakan berbagai instrumen, misalnya angket
konseli, pedoman wawancara, pedoman observasi, angket sosiometri, daftar
hadir peserta didik/konseli, leger, inventori tugas-tugas perkembangan
(ITP), psikotes dan alat ungkap masalah (AUM).
d. Dukungan Sistem
1) Pengertian
Ketiga komponen program (layanan dasar, layanan peminatan dan
perencanan individual, dan responsif) sebagaimana telah disebutkan
sebelumnya merupakan pemberian layanan bimbingan dan konseling kepada
peserta didik/konseli secara langsung. Dukungan sistem merupakan
komponen pelayanan dan kegiatan manajemen, tata kerja, infrastruktur
(misalnya teknologi informasi dan komunikasi), dan pengembangan
kemampuan profesional konselor atau guru bimbingan dan konseling secara
berkelanjutan, yang secara tidak langsung memberikan bantuan kepada
peserta didik/konseli atau memfasilitasi kelancaran perkembangan peserta
didik/konseli dan mendukung efektivitas dan efisiensi pelaksanaan layanan
bimbingan dan konseling.
16
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING
2) Tujuan
Komponen program dukungan sistem bertujuan mendukung:
a) konselor atau guru bimbingan dan konseling dalam memperlancar
penyelenggaraan komponen-komponen layanan sebelumnya dan efektivitas
dan efisiensi pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling;
b) personel pendidik lainnya dalam memperlancar penyelenggaraan
program pendidikan pada satuan pendidikan.
Dukungan sistem meliputi kegiatan pengembangan jejaring, kegiatan
manajemen, pengembangan keprofesian secara berkelanjutan.
3) Fokus Pengembangan
Pengembangan jejaring menyangkut kegiatan konselor atau guru bimbingan
dan konseling yang meliputi: (a) konsultasi dengan pihak terkait, (b)
penyelenggaraan program kerjasama, (c) partisipasi dalam perencanaan dan
pelaksanaan kegiatan satuan pendidikan, (d) penggunaan ICT secara efektif,
dan (e) penelitian dan pengembangan.
Suatu program layanan bimbingan dan konseling tidak mungkin akan
terselenggara dan tujuannya tercapai apabila tidak memiliki suatu sistem
pengelolaan yang bermutu, dalam arti dilakukan secara jelas, sistematis, dan
terarah.
Pengembangan keprofesian berkelanjutan sebagai bagian integral dari sistem
pendidikan secara utuh diarahkan untuk memberikan kesempatan kepada
konselor atau guru Bimbingan dan Konseling untuk meningkatkan kapasitas
dan kompetensi melalui serangkaian pendidikan dan pelatihan dalam jabatan
maupun kegiatan-kegiatan pengembangan dalam organisasi profesi
Bimbingan dan Konseling, baik di tingkat pusat, daerah, dan kelompok
musyawarah Guru Bimbingan dan Konseling. Peningkatan kapasitas dan
kompetensi Konselor atau Guru Bimbingan dan Konseling diharapakan
dapat mendorong meningkatnya kualitas layanan bimbingan dan konseling.
2.
17
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING
mencapai kebahagiaan,
kehidupannya.
kesejahteraan
dan
keselamatan
dalam
2) Tujuan
Bimbingan dan konseling pribadi dimaksudkan untuk membantu peserta
didik/konseli agar mampu:
a) memahami potensi diri dan memahami
kelemahannya, baik kondisi fisik maupun psikis,
kelebihan
dan
3) Ruang Lingkup
Secara garis besar, lingkup materi bimbingan dan konseling pribadi
meliputi pemahaman diri, pengembangan kelebihan diri, pengentasan
kelemahan
diri,
keselarasan
perkembangan
cipta-rasa-karsa,
kematangan/kedewasaan cipta-rasa-karsa,
dan aktualiasi diri secara
bertanggung jawab. Materi bimbingan dan konseling pribadi dapat
dirumuskan berdasarkan analisis kebutuhan pengembangan diri peserta
didik, kebijakan pendidikan yang diberlakukan, dan kajian pustaka.
b. Bimbingan dan konseling sosial
1) Pengertian
Suatu proses pemberian bantuan dari konselor kepada peserta didik/konseli
untuk memahami lingkungannya dan dapat melakukan interaksi sosial
secara positif, terampil berinteraksi sosial, mampu mengatasi masalahmasalah sosial yang dialaminya, mampu menyesuaikan diri dan memiliki
keserasian hubungan dengan lingkungan sosialnya sehingga mencapai
kebahagiaan dan kebermaknaan dalam kehidupannya.
2) Tujuan
Bimbingan dan konseling sosial bertujuan untuk membantu peserta
didik/konseli agar mampu:
a) berempati terhadap kondisi orang lain,
b) memahami keragaman latar sosial budaya,
c) menghormati dan menghargai orang lain,
d) menyesuaikan dengan nilai dan norma yang berlaku,
e) berinteraksi sosial yang efektif,
18
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING
pendidikan
20
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING
22
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING
Konseling individual,
merupakan kegiatan terapeutik yang
dilakukan secara perseorangan untuk membantu peserta didik/konseli
yang sedang mengalami masalah atau kepedulian tertentu yang
bersifat pribadi. Pelaksanaannya, peserta didik/konseli dibantu oleh
Konselor atau Guru Bimbingan dan Konseling
untuk
mengidentifikasi masalah, penyebab masalah, menemukan alternatif
pemecahan masalah, pengambilan keputusan terbaik dan
berkomitmen mewujudkan keputusan dengan penuh tanggung jawab
dalam kehidupannya..
(2)
(3)
(4) Bimbingan kelas besar atau lintas kelas. Bimbingan lintas kelas
merupakan kegiatan yang bersifat pencegahan, pengembangan yang
bertujuan memberikan pengalaman, wawasan, serta pemahaman
yang menjadi kebutuhan peserta didik, baik dalam bidang pribadi,
sosial, belajar, serta karir. Salah satu contoh kegiatan bimbingan
lintas kelas adalah career day.
(5) Konsultasi merupakan kegiatan berbagi pemahaman dan kepedulian
antara konselor atau guru bimbingan dan konseling dengan guru
mata pelajaran, orang tua, pimpinan satuan pendidikan, atau pihak
lain yang relevan dalam upaya membangun kesamaan persepsi dan
memperoleh dukungan yang diharapkan dalam memperlancar
pelaksanaan program layanan bimbingan dan konseling.
24
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING
26
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING
Tabel 2.2. Contoh Perhitungan Alokasi Waktu Layanan Bimbingan dan Konseling
Program
Pembagian waktu Layanan
(24 40 Jam Kerja)
Layanan Dasar
35 % x (24 - 40 jam kerja) = 8 14 jam kerja
Layanan Responsif
25 % x (24 40 jam kerja) = 6 10 jam kerja
Layanan Peminatan dan 30 % x (24- 40 jam kerja) = 7 12 jam kerja
Perencanaan Individual
Dukungan sistem
10 % x (24 -40 jam kerja) = 3 4 jam kerja
Penetapan prosentase pada setiap satuan pendidikan didasarkan pada hasil analisis
kebutuhan pada setiap satuan pendidikan, sehingga angka prosentase dapat berbeda
antara satuan pendidikan satu dengan satuan lainnya.
Pengakuan jam kerja konselor atau guru Bimbingan dan Konseling diperhitungkan
dengan rasio 1: (150 - 160) ekuivalen dengan jam kerja 24 jam. Konselor atau Guru
Bimbingan dan Konseling yang rasionya dengan konseli kurang dari 1:150 maka jam
kerjanya dapat dihitung dengan menggunakan satuan jam kinerja profesi bimbingan
dan konseling, yaitu melaksanakan berbagai kegiatan profesi bimbingan dan
konseling dengan bukti aktivitasnya terdokumentasikan. Penghargaan jam kerja
diekuivalenkan dengan jumlah peserta didik/konseli yang kurang adalah jumlah
peserta didik/konseli yang dilayani dibagi 160 dikalikan 24 jam. Konselor atau Guru
Bimbingan dan Konseling yang rasionya melebihi 1 : 160 maka kelebihan jam
kerjanya dihitung dengan menambahkan setiap satu rombongan belajar dalam satuan
pendidikan dan setiap satuan rombongan belajar dihargai dua jam pembelajaran.
Contoh : jumlah peserta didik/konseli yang dilayani sejumlah 191, ukuran jumlah
kelas adalah 32, maka kelebihan 31 tidak dihitung kelebihan beban tugas, namun bila
jumlahnya 192, maka dapat dihitung sebagai tambahan jam kerja sejumlah 2 jam
pelajaran/perminggu.
Perhitungan jumlah peserta didik/konseli dalam setiap rombongan belajar sesuai
dengan ketentuan standar nasional yang berlaku.
Secara bertahap, kinerja profesi bimbingan dan konseling pada satuan pendidikan
dapat menggunakan perhitungan kinerja profesional bimbingan dan konseling bukan
dihitung berdasarkan jumlah peserta didik/ konseli yang menjadi tanggung jawabnya.
Bukti kinerja profesional konselor atau guru bimbingan dan konseling yang memadai
sesuai ketentuan dapat dipergunakan sebagai pemenuhan syarat memperoleh
pengakuan dan penghargaan sesuai peraturan.
5. Mekanisme Pengelolaan Layanan
Secara berurutan, mekanisme pengelolaan bimbingan dan konseling ditata dan
mencakup tahapan analisis kebutuhan, perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, pelaporan,
dan tindak lanjut pengembangan program.
a. Analisis kebutuhan
Program bimbingan dan konseling dirancang berdasar data kebutuhan peserta didik,
sekolah, dan orangtua. Data kebutuhan dikumpulkan dan ditelaah untuk
memperbaharui tujuan dan rencana program bimbingan dan konseling. Bimbingan
dan konseling direncanakan, dilaksanakan, dan dievaluasi serta ditindaklanjuti
27
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING
berbasis prioritas data kebutuhan yang difasilitasi pemenuhanya dalam bidang dan
komponen bimbingan dan konseling.
Kebutuhan peserta didik, satuan pendidikan, dan orangtua diidentifikasi dengan
berbagai instrumen non tes dan tes atau dengan pengumpulan fakta, laporan diri,
observasi, dan tes, yang diselenggakan oleh konselor atau guru bimbingan dan
konseling sendiri atau fihak lain yang lebih berkewenangan. Hasil identifikasi
dianalisis dan diinterpretasi untuk menentukan skala prioritas layanan bimbingan
dan konseling.
b. Perencanaan
Perencanaan (action plan) sebagai alat yang berguna untuk merespon kebutuhan
yang telah teridentifikasi, mengimplementasikan tahap-tahap khusus untuk
memenuhi kebutuhan, dan mengidentifikasi fihak yang bertanggungjawab terhadap
setiap tahap, serta mengatur jadwal dalam program tahunan dan semesteran serta
pengimplementasiannya. Sejak awal dirancang efisiensi dan keefektivan program
dan rencana pengukuran akuntabilitasnya. Program bimbingan dan konseling
direncanakan sebagai program tahunan dan program semesteran.
c. Pelaksanaan
Pelaksanaan bimbingan dan konseling harus memperhatikan aspek penggunaan data
dan penggunaan waktu yang tersebar ke dalam kalender akademik.
Aspek pertama adalah penggunaan data. Kumpulan data akan memberikan
informasi penting dalam pelaksanaan program dan akan diperlukan untuk
mengevaluasi program dalam kaitannya dengan kemajuan yang diraih peserta
didik/konseli. Data dikumpulkan sepanjang proses pelaksanaan bimbingan dan
konseling sehubungan dengan perencanaan apa yang dikerjakan, apa yang tidak
dikerjakan, apa yang berubah atau ditingkatkan. Data yang dikumpulkan dipilah
menjadi data tiga: (1) data jangka pendek yaitu data setiap akhir aktivitas, (2) data
jangka menengah merupakan data kumpulan dari periode waktu tertentu, misalnya
program semesteran maka data yang dimaksud adalah data selama satu semester
untuk mengukur indikator kemajuan ke arah pencapaian tujuan yang telah
ditetapkan, dan (3) data jangka panjang merupakan data akhri serangkaian program
misalnya program tahunan yang merupakan data hasil seluruh aktivitas dan
dampaknya pada perkembangan pribadi, sosial, belajar, dan karir peserta didik.
Aspek kedua adalah penggunaan waktu yang tersebar dalam kalender akademik.
Proporsi waktu perencanaan dan pelaksanaan setiap komponen dan bidang
bimbingan dan konseling harus memperhatikan tingkat satuan pendidikan,
kebutuhan peserta didik, jumlah konselor atau guru bimbingan dan konseling,
jumlah peserta didik yang dilayani. Perhatian utama ditujukan kepada kebutuhan
peserta didik sebagai hasil analisis kebutuhan. Prosentase dalam distribusi waktu
konselor atau guru bimbingan dan konseling dalam setiap komponen program
bimbingan dan konseling juga harus memperhatikan tingkatan kelas dalam satuan
pendidikan. Sebagian besar waktu konselor atau guru bimbingan dan konseling
(80%-85%) untuk pelayanan langsung kepada peserta didik, sisanya (15%-20%)
untuk aktivitas manajemen dan administrasi.Kalender aktivitas bimbingan dan
konseling sebagai perencanaan program semua komponen dan bidang bimbingan
dan konseling diatur sejalan dengan kalender akademik satuan pendidikan.
28
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING
d. Evaluasi
Evaluasi dalam bimbingan dan konseling merupakan proses pembuatan
pertimbangan secara sistematis mengenai keefektivan dalam mencapai tujuan
program bimbingan dan konseling berdasar pada ukuran (standar) tertentu. Dengan
demikian evaluasi merupakan proses sistematis dalam mengumpulkan dan
menganalisis informasi tentang efisiensi, keefektivan, dan dampak dariprogram dan
layanan bimbingan dan konseling terhadap perkembangan pribadi, sosial belajar,
dan karir peserra didik/konseli. Evaluasi berkaitan dengan akuntabilitas yaitu
sebagai ukuran seberapa besar tujuan bimbingan dan konseling telah dicapai.
e. Pelaporan
Pelaporan proses dan hasil dari pelaksanaan program dimaksudkan untuk menjawab
pertanyaan bagaimana peserta didik berkembang sebagai hasil dari layanan
bimbingan dan konseling. Laporan akan digunakan sebagaipendukung program
lanjutan untuk menjamin keberhasilan pelaksanaan program selanjutnya. Laporan
jangka pendek akan menfasilitasi evaluasi aktivitas program jangka pendek.
Laporan jangka menengah dan jangka panjang akan merefleksikan kemajuan ke
arah perubahan dalam diri semua peserta didik. Isi dan format laporan sejalan
dengan kebutuhan untuk menyampaikan informasi secara efektif krpada seluruh
pemangku kepentingan. Laporan juga akan menjadi informasi penting bagi
pengembangan profesionalitas yang diperlukan bagi konselor atau guru bimbingan
dan konseling.
f. Tindak lanjut
Tindak lanjut atas laporan program dan pelaksanaan bimbingan dan konseling akan
menjadi alat penting dalam tindak lanjut untuk mendukung program sejalan dengan
yang direncanakan, mendukung setiap peserta didik yang dilayani, mendukung
digunakannya materi yang tepat, mendokumentasi proses, persepsi, dan hasil
program secara rinci, mendokumentasi dampak jangka pendek, menengah dan
jangka panjang, atas analisis keefektivan program digunakan untuk mengambil
keputusan apakah program dilanjutkan, direvisi, atau dihentikan, meningkatkan
program, serta digunakan untuk mendukung perubahan-perubahan dalam sistem
sekolah.
6. Mekanisme Penyelesaian Masalah
Secara berurutan mekanisme penyelesaian masalah mencakup tahapan identifikasi,
pengumpulan data, analisa, diagnosis, prognosis, perlakuan, evaluasi, dan tindak
lanjut.
a. Identifikasi, merupakan upaya pengumpulan data fenomena/indikator masalah
dan pengumpulan data identitas peserta didik yang menunjukkan perilaku indikator
masalah
b. Pengumpulan data, upaya mengumpulkan data pendukung terhadap
fenomena/indikator masalah dan data potensi yang dimiliki peserta didik yang
mengalami masalah
c. Analisa, memetakan hubungan antar indikator masalah dan potensi yag dimiliki
untuk menetapkan latar belakang masalah berdasarkan kerangka teoritik Bimbingan
dan Konseling.
29
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING
2.
jenis dan intensitas masalah yang dihadapi peserta didik/konseli dilaksanakan melalui
bimbingan klasikal, bimbingan kelompok, bimbingan individual,
konseling
individual, konseling kelompok, atau advokasi.
3.
cara komunikasi layanan dilaksanakan melalui tatap muka antara konselor atau guru
bimbingan dan konseling dengan peserta didik/konseli atau menggunakan media
tertentu, baik media cetak maupun elektronik. Media bimbingan dan konseling yang
dimaksudkan misalnya : papan bimbingan, kotak masalah, leaflet, website, email,
buku, telepon, dan lainnya.
dibuat secara khusus terpisah dari ruang kerja sehingga ruang kerja menjadi lebih
terbuka. Ruang konseling ditata memenuhi prasyarat ruang konseling yaitu tidak
tembus pandang (tertutup), suara tidak terdengar keluar, nyaman, dan memberikan
efek aman bagi anak karena kerahasiaan terjaga. Ruang konseling dapat
dipergunakan secara bergantian sesuai kebutuhan konseli dan konselor. Jenis
ruangan yang diperlukan antara lain:
a. ruang kerja
b. ruang konseling
c. ruang kerja sekaligus ruang konseling individual,
d. ruang tamu,
e. ruang bimbingan dan konseling kelompok,
f. ruang data,
g. ruang konseling pustaka (bibliocounseling) dan
h. ruang lainnya sesuai dengan perkembangan profesi bimbingan dan konseling.
Jumlah ruang disesuaikan dengan jumlah peserta didik/konseli dan jumlah konselor
atau guru bimbingan dan konseling yang ada pada satuan pendidikan.
Fasilitas ruangan yang diharapkan tersedia ialah ruangan tempat bimbingan
yang khusus dan teratur, serta perlengkapan lain yang memungkinkan tercapainya
proses pelayanan bimbingan dan konseling yang bermutu. Ruangan hendaknya
sedemikian rupa sehingga di satu segi para peserta didik/konseli yang berkunjung ke
ruangan tersebut merasa nyaman, dan segi lain di ruangan dapat dilaksanakan
pelayanan dan kegiatan bimbingan lainnya sesuai dengan asas-asas dan kode etik
bimbingan dan konseling. Khusus ruangan konseling individual harus merupakan
ruangan yang memberi rasa aman, nyaman dan menjamin kerahasiaan konseli.
Di dalam ruangan hendaknya juga dapat disimpan segenap perangkat instrumen
bimbingan dan konseling, himpunan data peserta didik, dan berbagai data serta
informasi lainnya. Ruangan hendaknya mampu memuat berbagai penampilan, seperti
penampilan informasi pendidikan dan jabatan. Ruangan juga nyaman yang
menyebabkan para pelaksana bimbingan dan konseling betah bekerja dan peserta
didik secara sukarela dating ke ruang bimbingan dan konseling. Kenyamanan
merupakan modal utama bagi kesuksesan program layanan bimbingan dan konseling
yang disediakan.
31
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING
Contoh minimal ruang bimbingan dan konseling seperti tertera pada gambar 1,2
dan 3 berikut.
32
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING
5000
4000
5000
4000
6000
RUANG KERJA
DAN RUANG KONSELING
RUANG BK KELOMPOK
3000
2000
10000
RUANG BK KELOMPOK
R. TAMU
RUANG KERJA
DAN RUANG KONSELING
3000
RUANG DATA
3000
3000
RUANG BIBLIOTERAPI
R. STAFF
4000
RUANG KERJA
DAN RUANG KONSELING
5000
1000
4000
16000
Gambar 2.2. Alternatif contoh penataan ruang kerja profesi bimbingan dan konseling
3000
5000
5000
4000
RUANG BIBLIOTERAPI
4000
RUANG DATA
3000
RUANG KERJA
DAN RUANG KONSELING
3000
2000
10000
RUANG BK KELOMPOK
R. TAMU
RUANG KERJA
DAN RUANG KONSELING
RUANG KERJA
DAN RUANG KONSELING
3000
3000
3000
R. STAFF
4000
RUANG KERJA
DAN RUANG KONSELING
RUANG KERJA
DAN RUANG KONSELING
5000
1000
4000
16000
Gambar 2. 3. Alternatif contoh penataan ruang kerja profesi bimbingan dan konseling
33
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING
2. Fasilitas Penunjang
Selain ruangan, fasilitas lain yang diperlukan untuk penyelenggaraan bimbingan dan
konseling antara lain:
a. Dokumen program bimbingan dan konseling yang disiman dalam almari.
b. Instrumen pengumpul data dan kelengkapan administrasi seperti:
1) Alat pengumpul data berupa tes.
2) Alat pengumpul data teknik non-tes yaitu: biodata peserta didik/konseli,
pedoman wawancara, pedoman observasi, catatan anekdot, daftar cek, skala
penilaian, angket (angket peserta didik dan orang tua), biografi dan
autobiografi, angket sosiometri, AUM, ITP, format RPLBK, format-format
surat (panggilan, referal, kunjungan rumah), format pelaksanaan pelayanan,
dan format evaluasi.
3) Alat penyimpan data, dapat berbentuk kartu, buku pribadi, map dan file dalam
komputer. Bentuk kartu dibuat dengan ukuran-ukuran serta warna tertentu,
sehingga mudah untuk disimpan dalam almari/ filing cabinet. Alat penyimpan
data berfungsi menyimpan berbagai keterangan, informasi atau pun data untuk
masing-masing peserta didik, perlu disediakan map pribadi. Mengingat
banyak sekali aspek-aspek data peserta didik yang perlu dan harus dicatat,
maka diperlukan adanya suatu alat yang dapat menghimpun data secara
keseluruhan yaitu buku pribadi.
4) Kelengkapan penunjang teknis, seperti data informasi, paket bimbingan, alat
bantu bimbingan perlengkapan administrasi, seperti alat tulis menulis, blanko
surat, kartu konsultasi, kartu kasus, blanko konferensi kasus, dan agenda surat,
buku-buku panduan, buku informasi tentang studi lanjutan atau kursus-kursus,
modul bimbingan, atau buku materi pelayanan bimbingan, buku hasil
wawancara, laporan kegiatan pelayanan, data kehadiran peserta didik, leger
Bimbingan dan Konseling, buku realisasi kegiatan Bimbingan dan Konseling,
bahan-bahan informasi pengembangan keterampilan pribadi, sosial, belajar
maupun karir, dan buku/ bahan informasi pengembangan keterampilan hidup,
perangkat elektronik (seperti komputer, tape recorder, film, dan CD interaktif,
CD pembelajaran, OHP, LCD, TV); filing cabinet/ lemari data (tempat
penyimpanan dokumentasi dan data peserta didik/konseli), dan papan
informasi Bimbingan dan Konseling.
Berdasarkan kerangka pikir dan kerangka kerja Bimbingan dan Konseling terkini,
para konselor atau guru bimbingan dan konseling pada satuan pendidikan perlu
terampil menggunakan perangkat komputer, perangkat komunikasi dan berbagai
software untuk membantu mengumpulkan data, mengolah data, menampilkan data
maupun memaknai data sehingga dapat diakases secara cepat dan secara interaktif.
Perangkat lunak memiliki peranan yang sangat strategis dalam pelayananBimbingan
dan konseling pada satuan pendidikan.
Konselor atau guru bimbingan dan konseling dituntut untuk menguasai sewajarnya
penggunaan beberapa perangkat lunak dan perangkat keras komputer. Banyak sekali
perangkat lunak yang dapat dimanfaatkan oleh konselor atau guru bimbingan dan
konseling dalam upaya memberikan pepelayanan terbaik, efisien, dan daya jangkau
pelayanan yang lebih luas kepada para peserta didik/konseli. Sebagai contoh
perangkat lunak antara lain, program database peserta didik, perangkat ungkap
34
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING
masalah, analisis tugas dan tingkat perkembangan peserta didik, dan beberapa
perangkat tes tertentu.
Komputer yang disediakan di ruang bimbingan dan konseling hendaknya memiliki
memori yang cukup besar karena akan menyimpan semua data peserta didik,
memiliki kelengkapan audio agar dapat dimanfaatkan setiap peserta didik untuk
menggunakan berbagai CD interaktif informasi maupun pelatihan sesuai dengan
kebutuhan dan masalah, serta kelengkapan akses internet agar dapat mengakses
informasi penting yang diperlukan peserta didik maupun dimanfaatkan peserta didik
untuk melakukan e-counseling.
Salah satu perangkat lunak yang dapat dipergunakan untuk mendeteksi kebutuhan
pelayanan bimbingan dan konseling adalah Inventori Tugas Perkembangan (ITP).
Pengolahan data secara komputerisasi memungkinkan kebutuhan peserta didik
terdeteksi secara rinci sehingga dapat diturunkan manjadi program umum satuan
pendidikan, program untuk tingkatan kelas maupun program individual setiap peserta
didik/konseli. Kondisi ini memungkinkan karena data setiap peserta didik, data
peserta didik/konseli dalam kelompok kelas, data peserta didik/konseli sebagai
bagian dari tingkatan kelas maupun data seluruh satuan pendidikan dapat
tertampilkan.
Berbagai film dan CD interaktif sebagai bahan penunjang pengembangan
keterampilan pribadi, sosial, belajar dan karir juga harus tersedia, sehingga para
peserta didik tidak hanya memperoleh informasi melalui buku atau papan informasi.
Media bimbingan merupakan pendukung optimalisasi layanan bimbingan dan
konseling.
3. Pembiayaan
Perencanaan anggaran merupakan komponen penting dari pengelolaan bimbingan
dan konseling. Perlu dirancang dengan cermat berapa anggaran yang diperlukan
untuk mendukung implementasi program. Anggaran harus masuk ke dalam Anggaran
dan Belanja Satuan Pendidikan.Memilih strategi pengelolaan yang tepat dalam usaha
mencapai tujuan program layanan bimbingan dan konseling memerlukan analisis
terhadap anggaran yang dimiliki. Strategi pengelolaan program yang dipilih harus
disesuaikan dengan anggaran yang dimiliki.
Kebijakan satuan pendidikan setiap satan pendidikan harus memberikan
dukunganterhadap penyelenggaraan layanan bimbingan dan konseling. Pelaksanaan
program bimbingan dan konseling harus diperlakukan sebagai kegiatan yang utuh
dari seluruh program pendidikan.
Adapun komponen anggaran meliputi:
a. Anggaran untuk semua aktivitas yang tercantum pada program Bimbingan dan
Konseling.
b. Anggaran untuk aktivitas pendukung (seperti untuk asesmen kebutuhan,
kunjungan rumah, pengadaan pustaka terapi/buku pendukung, mengikuti
diklat/seminar/workshop atau kegiatan profesi bimbingan dan konseling, studi
lanjut, kegiatan musyawarah guru bimbingan dan konseling, pengadaan
instrumen bimbingan dan konseling, dan lainnya yang relevan untuk operasional
layanan bimbingan dan konselinh.
35
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING
36
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING
BAB III
MANAJEMEN PELAYANAN
BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP
A. MEKANISME PENGELOLAAN
1. Struktur Pengorganisasian Pelayanan Bimbingan dan Konseling
Manajemen pelayanan BK pada satuan-satuan pendidikan merupakan bagian integral
dari manajemen pendidikan pada satuan pendidikan yang dimaksud. Dalam hal ini
manajemen pelayanan BK terwadahi dalam Struktur Organisasi Pelayanan BK. Secara
khusus manajemen BK pada satuan pendidikan adalah sebagaimana tersaji pada
diagram 3.1 berikut.
BK
BK
P
R
O
G
R
A
M
BK
Layanan
BK
P3MT
P
R
O
G
R
B
A
M
BK
Diagram 3.1.
Saling Hubungan Komponen dalam Struktur Layanan BK
37
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING
Keterangan Diagram 1:
2) Kerjasama
a) Umum
Guru BK atau Konselor dalam melaksanakan tugas layanan BK bekerjasama
dengan berbagai pihak di dalam dan di luar satuan pendidikan untuk suksesnya
pelayanan yang dimaksud. Kerjasama dilaksanakan dalam rangka manajemen BK
yang menjadi bagian integral dari manajemen satuan pendidikan secara
menyeluruh.
b) Kerjasama Interen
(1) Kerjasama dengan Guru Mata Pelajaran
Guru Mata Pelajaran merupakan mitra kerja utama bagi Guru BK atau Konselor
untuk suksesnya pengembangan peserta didik secara menyeluruh dan optimal.
Kerjasama dilaksanakan dalam hal :
(a)
(b) alih tangan kasus dari Guru Mata Pelajaran kepada Guru BK atau Konselor
dan dari Guru BK atau Konselor kepada Guru Mata Pelajaran agar peserta
didik mendapat penanganan yang tepat, luas dan mendalam sesuai dengan
kebutuhan dan permasalahannya.
(c)
(d) kegiatan bersama yang dilakukan dan/atau dihadiri bersama oleh Guru BK
atau Konselor dan Guru Mata Pelajaran, misalnya dalam layanan informasi,
monitoring dan pembinaan peserta didik dalam rangka pelayanan arah
peminatan dan kegiatan ekstrakurikuler.
(2) Kerjasama dengan Wali Kelas sesuai dengan perannya dalam pengelolaan
rombongan belajar (kelas) peserta didik.
(3) Kerjasama dengan personalia administrasi dan unsur kelembagaan lainnya pada
satuan pendidikan demi kelancaran dan berlangsungnya program-program
pelayanan BK dan kegiatan satuan pendidikan pada umumnya.
(4) Kerjasama dengan organisasi siswa (OSIS) baik dalam kaitannya dengan
pelayanan BK maupun kegiatan pembinaan siswa pada umumnya.
c) Kerjasama Eksteren
(1) Kerja Sama dengan Orang Tua
Kerja sama dengan orang tua peserta didik penting, karena orang tua dan kondisi
keluarga berpengaruh terhadap kehidupan peserta didik. Kerja sama dengan
orang tua dalam bentuk fasilitasi perencanaan karir siswa, parenting skill
(keterampilan pengasuhan), dukungan sarana, pembinaan kegiatan belajar di
rumah dan memotivasi belajar sepanjang hayat.
39
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING
40
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING
dilaksanakan
42
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING
B. MEKANISME
DAN
PELIBATAN
PENGENTASAN MASALAH
STAKE
HOLDER
DALAM
potensi
peserta
didik
dengan
45
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING
BAB IV
PENUTUP
Buku Panduan ini disusun dengan harapan terwujudkannya pelayanan profesional BK.
Dilaksanakan dengan semangat dan dedikasi kinerja yang tinggi untuk mencapai mutu
keberhasilan satuan pendidikan (dalam hal ini SMP) secara menyeluruh. Harapan ideal yang
dimaksudkan agar dapat dicapai akuntabilitas kelembagaan yang tinggi, dengan akreditasi A.
Kesuksesan pelayanan BK merupakan bagian dari penjaminan mutu akuntabilitas dengan
acuan: (1) Kemampuan Guru BK atau Konselor yang bermutu tinggi; (2) Totalitas kinerja
Guru BK atau Konselor dan jalinan kerja sama dengan berbagai pihak terkait; (3)
Terpenuhinya prasarana dan sarana pelayanan BK; dan (4) dukungan kebijakan pimpinan
sekolah dalam menugaskan dan melibatkan guru BK atau konselor secara proporsional dan
professional..
Harapan tersebut terwujud dalam pelaksanaan manajemen sekolah secara menyeluruh,
termasuk pelayanan BK menjadi bagian esensial dan integral di dalam rangka keseluruhan
implementasi kurikulum satuan pendidikan. Tanpa terselenggarakannya pelayanan BK
sesuai dengan amanat Permendikbud, maka implementasi kurikukulum satuan pendidikan
ditengarai sebagai kurang lengkap.
46
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING
DAFTAR PUSTAKA
ABKIN, 2013. Panduan Khusus Pelayanan Peminatan Peserta Didik.
ABKIN, 2013. Panduan Umum Pelayanan Bimbingan dan Konseling.
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan
Mutu Pendidikan, 2013. Pedoman Peminatan Peserta Didik.
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama,
2013. Pedoman Penelusuran Minat Peserta Didik Sekolah Menengah Pertama.
Depdiknas, 2007, Rambu-rambu Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling dalam Jalur
Pendidikan Formal
Peraturan Bersama Menteri Pendidikan Nasional dan Kepala Badan Kepegawaian Negara
Republik Indonesia Nomor 03/V/PB/2010 dan Nomor 14 Tahun 2010 tentang
Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah
Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 81A Tahun 2013
tentang Implementasi Kurikulum.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayan Republik Indonesia Nomor 68 Tahun
2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah
Menengah
Pertama/ Madrasah Tsanawiyah.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2008 tentang
Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Konselor.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru;
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayan Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2013
tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayan Republik Indonesia Nomor 111 Tahun
2014 tentang Bimbingan dan Konseling pada Pendidikan Dasar dan Menengah.
Steinberg, L. 1993. Adolescence. New York: Mc. Graw-Hill. Inc
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional.
47
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING
No.
1.
2.
3.
KEGIATAN
Konseling
individual,
Konseling
kelompok,
Bimbingan
kelompok,
URAIAN
PELAPORAN
Melaksanakan
layanan
konseling baik
peserta
didik
datang
sendiri
maupun
dipanggil
Disusun
laporan
dan
status
konseling
Melaksana kan
layanan
konseling
kelompok baik
peserta
didik
datanng sendiri
maupun
dipanggil
Disusun laporan,
dan
tersedia
RPLBK
serta
status konseling
Melaksanakan
layanan
bimbingan
kelompok baik
peserta
didik
datanng sendiri
maupun
dipanggil
Disusun laporan,
dan
tersedia
RPLBK
serta
status bimbingan
DURASI
JUMLAH
PERTEMUAN
EKUIVALEN
40
menit
untuk SMTP,
dan 45 menit
untuk SMTA
1 pertemuan
setara dengan 2
jam pelajaran
20-39 menit
2 pertemuan atau 2
konseli
setara dengan 2
jam pelajaran
40
menit
untuk SMTP,
dan 45 menit
untuk SMTA
1 pertemuan
setara dengan 2
jam pelajaran
20-39 menit
2 pertemuan atau 2
Kelompok
40
menit
untuk SMTP,
dan 45 menit
untuk SMTA
1 pertemuan
20-39 menit
2 pertemuan atau 2
Kelompok
setara dengan 2
jam pelajaran
4.
Bimbingan klasikal
Melaksana kan
layanan tatap di
kelas
secara
terstruktur dan
terprogram
secara
berkelanjutan
berupa asesmen
kebutuhan atau
materi
bidang
layanan pribadi,
belajar,
sosial
atau karir
Disusun laporan,
dan
tersedia
RPLBK
serta
perkembangan
peserta didik
2 x 40 menit
untuk SMTP,
dan 2 x 45
menit untuk
SMTA
1 pertemuan
setara dengan 2
jam pelajaran
5.
Bimbingan
besar atau
kelas.
Melaksana kan
layanan
tatap
muka
dengan
peserta
didik
100
160
peserta
didik/
konseli
Disusun
laporan
dan
dilengkapi
surat/foto
yang
relevan
100120
menit
1 pertemuan
setara dengan 3
jam pelajaran
6.
Konsultasi,
Memberi
kan
layanan
konsultasi
kepada peserta
didik, orang tua,
dan
pendidik/tenaga
kependidi
kan
dalam
upaya
perkembangan
peserta
didik/konseli.
Tersedia
catatan
Konsultasi
+/- 20 menit
2 pertemuan atau 2
konseli
setara dengan 1
jam pelajaran
kelas
lintas
48
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING
7.
Kolaborasi dengan
Guru
Melaksanakan
kolaborasi kerja
dalam
melaksanakan
tugas
profesi
bimbingan dan
konseling
Tersedia
catatan
Komunikasi
Menye
suaikan
1 bidang studi 1
pertemuan
setara 1
pelajaran
jam
8.
Kolaborasi dengan
Orang Tua
Melaksana kan
kolaborasi
dengan orang tua
untuk
kepentingan
kesuksesan
peserta didik dan
tercapainya
layanan
bimbingan dan
konseling
Tersedia
catatan
Komunikasi
Menye
suaikan
1 pertemuan untuk
orang tua dari 1
peserta didik
setara 1
peajaran
jam
9.
Kolaborasi dengan
ahli lain
Melaksana kan
kolaborasi
dengan ahli lain
untuk
kepentingan
kesuksesan
peserta didik dan
tercapainya
tujuan layanan
bimbingan dan
konseling
Disusun
laporan
dan tersedia naskah
kerjasama
atau
surat
penugasan
dari kepala satuan
pendidikan
Menye
suaikan
1 ahli 1 pertemuan
setara 1
pelajaran
jam
10.
Kolaborasi dengan
Lembaga Lain
Melaksana kan
kolaborasi
dengan lembaga
untuk
kepentingan
kesuksesan
peserta didik dan
tercapainya
layanan
bimbingan dan
konseling
Disusun
laporan
dan tersedia naskah
kerja sama atau
surat
penugasan
dari kepala satuan
pendidikan
Menye
suaikan
1
lembaga
pertemuan
setara 2
pelajaran
jam
11.
Konferensi kasus,
Melaksana kan
pertemuan kasus
dalam
upaya
penyelesai
an
masalah
yang
dihadapi
konselidengan
melibatkan pihak
lain yang relevan
Tersedia
catatan
/notulen
Konferensi Kasus
dan
status
penyelesaian kasus
Menye
suaikan
1 kali
Setara 2
pelajaran
jam
12.
Kunjungan rumah
(home visit),
Melaksana kan
kunjungan
ke
tempat
tinggal
orangtua/wali
peserta
didik/konseli
dalam
rangka
klarifikasi,
pengumpulan
data, konsultasi
dankolaborasi
untuk
Disusun
laporan
kunjungan rumah
dan
surat
penugasan
dari
kepala
satuan
pendidikan
Menye
suaikan (40
60
menit
efektif
pertemuan
langsung
dengan orang
tua/
wali
peserta
didik).
1 kali
Setara 1
pelajaran
jam
49
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING
pengembangan
diri
peserta
didik/ konseli.
13.
Layanan advokasi,
Melaksana kan
kegiatan
pendampingan
peserta didik
Disusun Laporan
advokasi
Menye
suaikan
1 kali
Setara dengan 1
jam pelajaran
14.
Pengelolaan papan
Bimbingan
Memberi
kan
layanan
bimbingan dan
konseling
melalui
media
papan bimbingan
dalam
bidang
perkembangan
pribadi, sosial,
belajar atau karir
Tersedia dokumen
dan bukti pernah
dipasang
dalam
papan bimbingan
1 karya
Setara 2
pelajaran
jam
15.
Pengelolaan kotak
masalah,
Memberi
kan
layanan
bimbingan dan
konseling
berdasarkan surat
dari peserta didik
/konseli
Tersedia
bukti
surat dari peserta
didik/konseli dan
layanan yang telah
diberikan
1 mas alah
1 kali pertemuan
Setara 1
pelajaran
jam
16.
Pengelolaan
leaflet,
Memberi
kan
layanan
bimbingan dan
konseling
melalui
media
leaflet bimbingan
dalam
bidang
perkembangan
pribadi, sosial,
belajar atau karir
Tersedia
leaflet
dan
bukti
dibagikan kepada
peserta didik
1 karya
1 kali cetak
Setara 2
pelajaran
jam
17.
Pengembangan
media BK,
Pembuatan atau
pengembangan
hasil kreativitas
guru bimbingan
dan
konseling
atau
konselor
sekolah berupa
alat
peraga,
cetak, elektronik
,
film
dan
komputer
Hasil
rekayasa/kreativita
s berupa: softcopy
(power
poin,
pengembangan
excel),
pengembangan
film dan flash,
elektronik dan non
elektronik
1 karya
1 kali
setara 2
pelajaran
jam
18.
Kegiatan tambahan
Melaksanakan
tugas
sebagai
pembina ekstra
kurikuler
dan
instruktur, dll.
Disusun
laporan
dan tersedia bukti
fisik.
Menye
suaikan
Menyesuai kan
tidak
dihitung
untuk
beban
tugas
kerja,
tetapi
dapat
dihitung untuk
kepentingan
kenaikan
pangkat/jabatan
Melaksanakan
tugas
sebagai
koordinator
bimbingan dan
konseling,
Tersedia
bukti
surat
penugasan
dari kepala satuan
pendidikan
Menye
suaikan
satu minggu
setara 4 jam
pembelajaran
Melaksanakan
asesmen
kebutuhan
layanan
dan
mengumpulkan
Disusun
laporan
dan
ada
dokumennya
Menye
suaikan
Terprogram
setara 2
pelajaran
19.
Melaksanakan dan
menindaklanjuti
asesment
kebutuhan
50
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING
jam
data peminatan
20.
Menyusun
dan
melaporkan
program kerja
Membuat
persiapan sampai
menjadi program
setiap semester
diikuti
pembuatan
pelaporan
kegiatan
Hasil
need
assessment
dan
program tahunan
dan semesteran,
Menye
suaikan
setiap bulan
Tidak dihitung
tetapi
harus
dilakukan
21.
Membuat evaluasi
Melaksanakan
dan melaporkan
evaluasi
pelaksanaan
program
Form
evaluasi
Laporan
Menye
suaikan
menyesuaikan
Tidak dihitung
tetapi
harus
dilakukan
22.
Melaksanakan
administrasi
dan
manajemen
Bimbingan
dan
Konseling
Mengelola buku
masalah,
buku
kasus,
menginventarisir
dan input data
harian,
data
pendampingan
peminatan,
merekap
dan
menganalisis
kehadiran;
absensi,
keterlambatan,
bolos
dan
dispensasi yang
ditindak lanjuti
tersedia
administrasi
layanan bimbingan
dan
konseling
(misalnya
:buku
masalah,
buku
kasus,
buku
komunikasi, data
siswa di computer,
lembar kerja/ porto
folio,
rekap
absensi,
surat
panggilan
orang
tua, dll.)
Menye
suaikan
setiap minggu
setara 1
pelajaran
23.
Dukungan sistem
meliputi kegiatan
pengembangan
jejaring, kegiatan
manajemen,
pengembangan
keprofesian secara
berkelanjutan.
Kegiatan
yang
mengembangkan
jejaring
menyangkut
kegiatan
konselor
atau
guru bimbingan
dan
konseling
yang meliputi:
(a)
konsultasi
dengan
pihak
terkait,
(b)
penyelenggaraan
program
kerjasama,
(c)
partisipasi dalam
perencanaan dan
pelaksanaan
kegiatan satuan
pendidikan, dan
(d)
penelitian
dan
pengembangan.
Laporan kegiatan
dilengkapi dengan
bahan dan hasil
kegiatan
Sesuai
dengan
kegiatan
yang diikuti
Satu aktivitas
Sesuai
dengan
penghargaan
51
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING
jam
Keterangan
1.
Beban kerja seorang konselor atau guru Bimbingan dan Konseling adalah 150 160
peserta didik ekuivalen 24 jam pembelajaran (dalam PKG, beban kerja guru BK antara
150 250 peserta didik, PKG perlu direvisi juga berhubungan dengan perhitungan
berbasis kinerja bukan berbasis jumlah siswa asuh).
2.
Peserta didik/konseli yang diampu 80, berarti untuk memenuhi persyaratan jumlah
minimal adalah 70, dan 150 160 adalah ekuivalen 24 jam pembelajaran. Bila
diekuivalenkan dengan jam pembelajaran, maka masih kekurangan 11 jam pembelajaran
(70 dibagi 160 dikalikan 24=10,5 dibulatkan menjadi 11 jam pembelajaran).
3.
Berdasarkan tabel kegiatan bimbingan dan konseling terebut diatas dapat digunakan
untuk memenuhi jumlah jam kerja minimal bagi konselor atau guru bimbingan dan
konseling.
52
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING
ASPEK
PERKEMBANGAN
Landasan Hidup Religius
KOMPETENSI
Mengenal arti dan tujuan ibadah.
Berminat mempelajari arti dan tujuan setiap
bentuk ibadah.
Melakukan berbagai kegiatan ibadah dengan
kemauan sendiri.
2.
3.
Kematangan Emosi
4.
Kematangan Intelektual
atas
dasar
Kesadaran
Jawab Sosial
Tanggung
6.
Kesadaran Gender
53
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING
No
ASPEK
PERKEMBANGAN
KOMPETENSI
Berinteraksi dengan lain jenis secara kolaboratif
dalam memerankan peran jenis.
7.
Pengembangan Pribadi
8.
Kemandirian
Perilaku
Ekonomis/Wirausaha
9.
10.
Kematangan
Hubungan
dengan Teman Sebaya
54
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING
sebaya
yang
tema
dikembangkan
menjadi
sejumlah
subtema
yang
dapat
dikembangkan menjadi materi untuk layanan dasar, fokus bantuan pada layanan
responsif, fokus pengembangan kompetensi pada layanan peminatan dan perencanaan
individual serta menjadi dasar penetapan dukungan sistem yang dibutuhkan untuk
terselenggaranya layanan. Masing-masing layanan disusun dalam bentuk RPLBK sesuai
dengan jenis layanan dan kegiatan pendukung serta dilengkapi format atau instrumentasi
yang sesuai
Tema 1 : Orientasi Satuan Pendidikan (Sekolah/Madrasah) Baru
Berbagai hal yang perlu disampaikan kepada peserta didik baru pada awal tahun ajaran
untuk kesuksesan studi peserta didik. Contoh sub tema : Orientasi Sekolah Baru SMP
Tema 2 : Orientasi Kelas/Semester Baru
Tema ini berkenaan dengan pengenalan dan antisipasi tuntutan peningkatan aktivitas
lanjutan studi pada semester baru, dibanding semester/kelas sebelumnya, dalam rangka
penyelesaian kelanjutan kegiatan studi secara sukses. Contoh sub tema :
1.
2.
3.
4.
5.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
56
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING
dengan
memepertimbangkan
kemampauan
dasar,
bakat,
minat,
dan
kecenderungan pribadi.
Layanan peminatan dan perencanaan individual dimulai dengan pengenalan potensi
diri masing-masing peserta didik yang dapat diungkapkan melalui teknik tes dan/atau
non-tes untuk
57
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING
2.
3.
4.
5.
Apa itu Prestasi Belajar? (yaitu kemampuan yang diperoleh melalui kegiatan
belajar dalam bersikap, berpengetahuan, dan berketerampilan yang dapat
dilambangkan dalam bentuk angka dan huruf atau label dalam kriteria tertentu)
Prestasi Belajarku di SD/MI dan Bagaimana Meningkatkannya Sekarang?
Antara Prestasi Belajar dalam Mata Pelajaran dan dalam Kegiatan Ekstrakurikuler
Naik Turunnya Prestasi Belajar
Kiat Mencapai Prestasi Belajar Tinggi/ Motivasi Berprestasi
58
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING
6.
7.
PTSDL adalah singkatan dari : P = prasyarat penguasaan materi pelajaran, T = ketrampilan belajar, S = sarana
belajar, D = kondisi diri pribadi , L = lingkungan fisik dan sosio-emosioanal.
59
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING
Karakteristik Gender
Kesamaan Hak dan Kewajiban dalam Kaitan Gender
60
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING
3.
4.
5.
6.
7.
8.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
Kegiatan belajar, proses pembelajaran, dan dinamika yang dialami oleh peserta didik
dengan berbagai keterkaitannya perlu dibahas, dianalisis, dibandingkan, dan selanjutnya
dikembangkan dengan mengacu pada kondisi dinamis sekolah. Contoh sub tema :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Peraturan Sekolah
Tanggapanku terhadap Kondisi Sekolah
Aku dan Sekolahku
Sekolahku dan Sekolah Lain
Apa yang Aku Ingin tentang Sekolahku
Sekolahku : Dahulu dan Sekarang
Apa Kata Orangtua tentang Sekolahku
61
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING
Kenaikan kelas dan kelanjutan studi merupakan tahap terminasi dalam rangkaian studi
peserta didik di satuan pendidikan dan arah kelanjutannya sehingga diperlukan pelayanan
ke arah persiapan, antisipasi, dan semangat yang tinggi untuk melalui semua jenjang yang
harus ditempuh sehingga mampu melanjutkan studi secara sukses. Contoh sub tema :
1.
2.
3.
4.
5.
Studi di SLTP dan SLTA diakhiri dengan diselenggarakannya ujian nasional (UN).
Dalam hal ini peserta didik perlu dipersiapkan secara matang. Kriteria utama kesiapan
pesera didik mengikuti UN itu tidak lain adalah penguasaan materi pelajaran dan ujian.
Jika penguasaan memadai, maka peserta didik akan merasa siap dan optimis untuk
mengikuti ujian. Jika sebaliknya, peserta didik yang tidak menguasai materi
pelajaran/ujian akan merasa canggung atau takut, khawatir dan tidak siap menghadapi
ujian. Agar peserta didik siap menghadapi Ujian maka diperlukan materi yang menunjang
keberhasilan peserta didik. Contoh sub tema :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Syarat-syarat Mengikuti UN
Aspek Teknis-Administratif UN
Kesiapan Penguasaan Materi UN (Identifikasi KPMU: Kesiapan Penguasaan
Materi Ujian, dan kegiatan remedial)
Kesiapan Psikologis UN
Kesiapan Kesehatan dan Kesegaran Jasmani untuk UN
Kesiapan Kelengkapan Mengikuti Ujian Nasional
Tidak Lulus UN : Mengapa dan Bagaimana ?
Nyontek : Haram, Bodoh, dan Terhina
2.
7.
8.
9.
C. Bidang Pribadi
(1) Manusia dan Tuhannya
(2) Etika Dalam Kehidupan
(3) Mengenal Minat dan Bakat
(4) Menjadi Pribadi yang Bertanggung Jawab
(5) Memahami Orang lain dan Menghargai Diri Sendiri
(6) Mendefinisikan Arti Sukses
D. Bidang Sosial
1. Kesadaran akan Tanggung jawab sosial
(1) Mempelajari hak dan kewajiban di rumah dan di sekolah
(2) Bertanggung jawab sebagai siswa dan anggota keluarga
(3) Membuat diriku berarti bagi orang tua dan sekolah
2. Aku bagian dari lingkungan, mana tanggung jawabku
(4) Mengenali tempat ibadah dan lingkungan sekitarku
63
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING
64
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING
Berikut contoh pemetaan kompetensi, tema, dan sub tema pada bidang, jenis layanan dan kegiatan pendukung.
No.
1.
Tugas
Perkembangan/Kompetensi
Mengharapkan dan mencapai
perilaku
sosial
yang
bertanggung jawab
3.
5.
6.
7.
8.
Orientasi
Baru
Sekolah
Pribadi
Sub Tema : Orientasi
Sekolah Baru SMP
Materi Pada Layanan
Orientasi
:
Fasilitas
belajar di sekolahku
Sosial
Belajar
Karir
Orientasi
Kelas/Semester Baru
Orientasi Pelayanan
Bimbingan dan
Konseling
2.
4.
Materi Tema
Mempersiapkan
ekonomi
karier
Kondisi Diri
Kondisi Lingkungan
(Fisik dan Sosioemosional)
Arah Peminatan
Sub
Tema
:
Prestasi
Belajar
dan
Cita-cita
Pekerjaanku
Materi
pada
Kegiatan
Pendukung
Aplikasi Instrumen
: Tes Hasil Belajar
Kegiatan Belajar
Prestasi Belajar
65
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING
No.
Tugas
Perkembangan/Kompetensi
10.
11.
12.
14.
15.
16.
17.
Pribadi
Sosial
Belajar
Karir
Aplikasi
Instrumentasi
Kehidupan
Beragama
Kehidupan Keluarga
9.
13.
Materi Tema
Kehidupan
Budaya
Hubungan
Mudi
Sosial
Muda
Kejadian / Peristiwa
Aktual
Kondisi
Dinamis
Sekolah
Kenaikkan Kelas /
Kelanjutan Studi
Ujian Nasional
66
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING
Sub
tema
:
Karakteristik
Gender
Materi
pada
Kegiatan Layanan
Konsultasi
:
Pilihan-pilihan
Pekerjaan
dalam
peran Gender
II.
IDENTITAS
A. Satuan Pendidikan
B. Tahun Ajaran
C. Sasaran Pelayanan
D. Pelaksana
: .......................................................................
E. Pihak Terkait
: .......................................................................
B. Jam Pelayanan
: ............................................................(misal:
Masing-masing kelas 2 (dua) JP (2 x 40 Menit)
III.
FUNGSI LAYANAN
: .......................................................................
KOMPETENSI
.......................................................................
IV.
TUJUAN
A.
Tujuan Umum
B.
Tujuan Khusus
:........................................................................
:.........................................................................
..........................................................................
.........................................................................
V.
VI.
VII.
: ......................................................
JENIS LAYANAN
: ........................................................................
MATERI LAYANAN
A. Tema/Pokok Materi
: .......................................................................
67
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING
B. Subtema/Sub Materi
VIII.
IX.
: .......................................................................
SARANA
A. Media
: ............................................................
B. Perlengkapan
: ............................................................
LANGKAH KEGIATAN
A. LANGKAH PENDAHULUAN
1.
2.
3.
B. LANGKAH INTI
1. Peserta didik mengamati media pengantar terhadap materi layanan.
2. Peserta didik mengeksplorasi pengalaman yang berhubungan dengan materi.
3. Konselor mengajak peserta didik mengumpulkan/mengakses informasi untuk
menguatkan kesadaran perilaku sesuai materi
4. Peserta didik menarik generalisasi.
5. Guru BK/Konselor memberikan penguatan pemahaman materi secara utuh.
6. Peserta didik dengan bimbingan konselor mengembangkan rencana perilaku atas
dasar pengetahuan dan keterampilan baru yang dimiliki..
C. LANGKAH PENUTUP/PENGAKHIRAN
1. Merefleksi proses dan hasil layanan
2. Mengevaluasi proses dan hasil
3. Menguatkan komitmen peserta didik terhadap hasil layanan
4. Merencanakan tindak lanjut
X.
: .....................................................................
B. Penilaian Hasil
: .....................................................................
68
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING
XI.
XII.
TINDAK LANJUT
SUMBER BAHAN
: ....................................................................
: ....................................................................
.......................................
69
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING
II.
III.
Identitas
A. Satuan Pendidikan
B. Tahun Pelajaran
C. Sasaran Pelayanan
D. Pelaksana
E. Pihak Terkait
B. Jam Layanan
: (misal 1 X 40)
Fungsi Layanan
: (Pemahaman/pencegahan/pengembangan
/pengentasan/pemeliharan)
Tugas Perkembangan
IV.
V.
VI.
VII.
VIII.
Tujuan
Materi Layanan
Metode Bimbingan
Sarana
A. Media
B. Perlengkapan
IX.
X.
Langkah Kegiatan
A. Pendahuluan
B. Inti
C. Penutupan/Pengakhiran
70
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING
B. Evaluasi Hasil
XI.
Tindak Lanjut
XII.
Sumber Bahan
....................., ..........................
Mengetahui :
Kepala Sekolah,
Guru BK/KONSELOR
.......................................
.........................................
71
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING
1. IDENTITAS
a. Satuan Pendidikan
b. Tahun Pelajaran/Semester
: (misal : 2014-2015/Semester 1)
c. Sasaran layanan
d. Pelaksana
: (Guru BK/Konselor)
e. Pihak terkait*
2. TUGAS PERKEMBANGAN
3. TEMA
4. MATERI LAYANAN
5. BIDANG BIMBINGAN
: (Pribadi/Sosial/Belajar/Karier)
6. FUNGSI LAYANAN
:
(Pemahaman/Pencegahan/Pengembangan/Pengenta
san/Pemeliharaan)
7. TUJUAN
a. Tanggal
b. Waktu Layanan
c. Alokasi Waktu
: (misal : 1 x 40 menit)
d. Tempat
9. METODE
72
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING
10. SARANA
a. Media/Alat
a. Pendahuluan
: .............................
b. Kegiatan Inti
: .............................
c. Penutup
: .............................
a. Penilaian Proses
Antusiasme siswa dalam menyimak tayangan materi layanan
Kesungguhan siswa dalam mengerjakan tugas
No.
Nama Siswa
Antusiasme
Keaktifan
Berpendapat
1.
2.
3.
Jumlah
Keterangan :
b. Penilaian Hasil
Laiseg
73
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING
Guru BK/KONSELOR
.......................................
.........................................
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Uraian materi
2. Lembar kerja siswa
3. Instrumen Penilaian
4. Media
74
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING
Lampiran 4b
RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN
BIMBINGAN DAN KONSELING
FORMAT KELOMPOK
I.
II.
IDENTITAS
A. Satuan Pendidikan
: ......................................................................
B. Tahun Ajaran
: ......................................................................
C. Sasaran Pelayanan
: .......................................................................
D. Pelaksana
: .......................................................................
E. Pihak Terkait
: .......................................................................
: ......................................................................
B. Jam Pelayanan
: ......................................................................
: .....................................................................
III.
IV.
FUNGSI LAYANAN
: .......................................................................
KOMPETENSI
: .......................................................................
TUJUAN
A. Tujuan Umum
:........................................................................
B. Tujuan Khusus
:.........................................................................
..........................................................................
.........................................................................
V.
VI.
VII.
VIII.
: .................................................
JENIS LAYANAN
: Bimbingan Kelompok
MATERI LAYANAN
A. Tema/Pokok Materi
: ............................................................
B. Subtema/Sub Materi
: ............................................................
: ............................................................
............................................................
75
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING
IX.
X.
SARANA
A. Media
: ............................................................
B. Perlengkapan
: ...........................................................
LANGKAH KEGIATAN
A. TAHAP AWAL
1. Membina hubungan baik.
2. Menyampaikan tujuan layanan.
3. Menyampaikan/mendiskusikan topik layanan
4. Mendiskusikan tugas dan peranan masing-masing anggota kelompok
5. Menyepakati norma kelompok
6. Mengajak setiap anggota kelompok terlibat aktif dalam kegiatan layanan
7. Melaksanakan aktivitas kelompok dan atau membahas topik secara bersamaa.
B. TAHAP PERALIHAN
1. Mengarahkan perhatian peserta/anggota kelompok ke suasana kegiatan kelompok
C. TAHAP KERJA
Pelaksanaan tahap kerja disesuaikan dengan teknik yang digunakan.
Alternatif 1: Teknik Diskusi
1.
2.
3.
Anggota
kelompok
menyimpulkan/menemukan
jalan
keluar
topik
yang
Guru BK atau Konselor menjelaskan tema drama yang akan dimainkan dalam
sosio drama
2.
Guru BK atau Konselor meminta anggota kelompok untuk merancang skenario dan
pembagian peran dalam sosio drama
3.
4.
Guru BK atau Konselor meminta anggota kelompok yang tidak bermain peran
untuk bertindak sebagai pengamat
76
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING
5.
6.
7.
Guru BK atau Konselor meminta permainan ulang yang dilakukan oleh anggota
kelompok yang memerankan atau yang berperan sebagai pengamat
8.
2.
3.
XI.
XII.
XIII.
: ...................................................................
B.
: ...................................................................
Penilaian Hasil
TINDAK LANJUT
: ...................................................................
: ...................................................................
77
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING
FORMAT
RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN (RPL)
RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN
FORMAT BIMBINGAN KELOMPOK
1. IDENTITAS
a. Satuan Pendidikan
b. Tahun Pelajaran/Semester
: (misal : 2014-2015/Semester 1)
c. Sasaran layanan
d. Pelaksana
: (Guru BK/Konselor)
e. Pihak terkait*
2. TUGAS PERKEMBANGAN
3. TEMA
4. BIDANG BIMBINGAN
: (Pribadi/Sosial/Belajar/Karier)
5. FUNGSI LAYANAN
: (Pemahaman/Pencegahan/Pengembangan/
Pengentasan/Pemeliharaan
6. TUJUAN
b. Waktu Layanan
c. Alokasi Waktu
: (misal : 1 x 40 menit)
d. Tempat
: (misal : R.BK)
8. METODE
9. SARANA
a. Media/Alat
78
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING
b. Tahap Peralihan
c. Tahap Kegiatan
d. Tahap Pengakhiran
B. Penilaian Hasil
a.
Laiseg
:
: (diisi menjelang kegiatan layanan akan diakhiri untuk
melihat tingkat pemhaman, perasaan dan rencana tindak)
b.
Laijapen
c.
Laijapang
12. Rencana Tindak Lanjut : (bila diperlukan diberikan tindak lanjut dengan
pemberian jenis layanan lainnya/ kegiatanpendukung)
Guru BK/Konselor,
.............................................
..........................................
NIP. .....................................
NIP. ......................................
79
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING
Lampiran 4c
RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN
FORMAT KONSELING KELOMPOK
1. IDENTITAS
a. Satuan Pendidikan
c. Sasaran Pelayanan
d. Pelaksana
: (Guru BK/Konselor)
e. Pihak terkait
a. Tanggal
b. Waktu Layanan
c. Alokasi Waktu
: (misal : 1 x 40 menit)
d. Tempat
3. TUGAS PERKEMBANGAN
4. BIDANG BIMBINGAN
: (Pribadi/Sosial/Belajar/Karier)*
5. FUNGSI LAYANAN
6. TUJUAN
8. SARANA
a. Media
b. Alat/Perlengkapan
: (Alat di digunakan)
9. LANGKAH KEGIATAN
a. Pembentukan
b. Peralihan
80
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING
c. Kegiatan
d. Pengakhiran
10. PENILAIAN
a. Penilaian Proses
Partisipasi siswa
Antusiasme siswa
b. Penilaian Hasil
Penilaian Segera
.., ...
Mengetahui
Pelaksana Layanan
Kepala Sekolah
.............................................
......................................................
81
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING
I.
II.
III.
IV.
IDENTITAS
A. Satuan Pendidikan
: ......................................................................
B. Tahun Ajaran
: ......................................................................
C. Sasaran Pelayanan
: .......................................................................
D. Pelaksana
: .......................................................................
E. Pihak Terkait
: .......................................................................
: ......................................................................
B. Jam Pelayanan
: ......................................................................
: .....................................................................
: .....................................................................
FUNGSI LAYANAN
: .......................................................................
KOMPETENSI
: .......................................................................
TUJUAN
A. Tujuan Umum
:........................................................................
B. Tujuan Khusus
:........................................................................
..........................................................................
.........................................................................
V.
VI.
VII.
VIII.
: ....................................................
JENIS LAYANAN
: Konseling Kelompok
: .......................................................................
SARANA
A. Media
: .......................................................................
B. Perlengkapan
: .......................................................................
82
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING
IX.
LANGKAH KEGIATAN
a. TAHAP AWAL
1. Membina hubungan baik dan menumbuhkan kohesifitas kelompok.
2. Menumbuhkan saling percaya, saling menerima, saling menghargai antara anggota
kelompok
3. Memberi kesempatan kepada anggota kelompok untuk menetapkan tujuan yang
ingin dicapai
4. Menyepakati norma kelompok
5. Menjelaskan peran dan tanggungjawab masing-masing anggota kelompok
6. Mengajak anggota kelompok untuk terlibat aktif dalam kegiatan layanan
b. TAHAP PERALIHAN
1. Guru BK atau Konselor memfasilitasi kelompok untuk bersedia mengambil resiko
psikologis di dalam kegiatan kelompok
2. Guru BK atau Konselor mengamati pola perilaku dan suasana emosi anggota
kelompok
3. Guru BK atau Konselor berupaya untuk mengatasi kecemasan, resistensi, defensif,
konflik, konfrontasi, transferen, keraguan (jika ada) dengan cara menstruktur
ulang, mengarahkan, mengontrol hubungan antar pribadi
4. Guru BK atau Konselor mengarahkan perhatian peserta/anggota kelompok ke
dalam suasana kegiatan kelompok
c. TAHAP KERJA
1. Guru BK atau Konselor mengarahkan anggota kelompok untuk membahas
permasalahan yang dihadapi oleh salah satu anggota kelompok
2. Dengan memanfaatkan dinamika kelompok anggota kelompok mengeksplore
masalah yang dikeluhkan oleh salah satu anggota kelompok
3. Anggota kelompok memusatkan perhatian pada pencapaian tujuan masing-masing,
mempelajari perilaku baru, melakukan kegiatan teurapuetik, berlatih perilaku baru,
mengubah perilaku, dan mengembangkan ide-ide baru.
4. Konselor sebagai pengamat dan fasilitator melibatkan diri dalam proses dan isi
kegiatan kelompok
83
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING
d. TAHAP PENGAKHIRAN
1. Guru BK atau Konselor mengajak anggota kelompok untuk melakukan refleksi
pengalaman terhadap kegiatan yang telah dilakukan
2. Guru BK atau Konselor bersama anggota kelompok membahas kemanfaatan dan
kemajuan yang telah dicapai oleh masing-masing anggota kelompok
3. Guru BK atau Konselor bersama anggota kelompok merencanakan tindak lanjut
kegiatan kelompok
4. Guru BK atau Konselor bersama anggota kelompok mengakhiri kegiatan
X.
XI.
XII.
: ...................................................................
B. Penilaian Hasil
: ...................................................................
TINDAK LANJUT
: ...................................................................
: ..................................................................
.......................................
84
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING
Lampiran 4d
RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN
BIMBINGAN DAN KONSELING
FORMAT KONSELING INDIVIDUAL
I.
II.
IDENTITAS
A. Satuan Pendidikan
: ......................................................................
B. Tahun Ajaran
: ......................................................................
C. Sasaran Pelayanan
: .......................................................................
D. Pelaksana
: .......................................................................
E. Pihak Terkait
: .......................................................................
: ......................................................................
B. Jam Pelayanan
: ......................................................................
: .....................................................................
III.
IV.
FUNGSI LAYANAN
: .......................................................................
KOMPETENSI
: .......................................................................
TUJUAN
A. Tujuan Umum
:........................................................................
B. Tujuan Khusus
:........................................................................
..........................................................................
.........................................................................
V.
VI.
VII.
: .......................................................
: Konseling Individual
1. ...........................................................................
2. ..........................................................................
3. ..........................................................................
4. dst
VIII.
: ............................................................
85
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING
IX.
X.
SARANA
A. Media
: ............................................................
B. Perlengkapan
: ...........................................................
LANGKAH KEGIATAN
1. Pembukaan
a. Membina hubungan baik
b. Strukturing
2. Penjelasan Masalah
a. Memfasilitasi konseli untuk mengungkapkan masalahnya secara tuntas
b. Memfasilitasi konseli melihat inti masalah dengan lebih jelas
c. Memfasilitasi konseli menyadari semua reaksi perasaannya secara lebih utuh
d. Memfasilitasi konseli menghadapi masalah dengan pikiran yang lebih jernih dan
rasional
3. Penggalian Latar Belakang Masalah
a. Analisis masalah/analisis kasus
b. Diagnosis
c. Prognosis
4. Penyelesaian Masalah (treatment)
a. Mengambil tanggung jawab mempribadikan
b. Merancang tindakan nyata untuk menyelesaikan masalah
5. Penutup
a. Merangkum
b. Menekankan komitmen
c. Membahas rencana tindak lanjut
d. Mengakhiri konseling
XI.
: ....................................................................
B. Penilaian Hasil
: ...................................................................
XII.
TINDAK LANJUT
: ...................................................................
XIII.
SUMBER BAHAN
(jika ada)
: ...................................................................
Guru BK atau Konselor
.......................................
86
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING
1. IDENTITAS
a. Satuan Pendidikan
b. Tahun Pelajaran/Semester
: (misal : 2014-2015/Semester 1)
c. Sasaran layanan
: (kode siswa)
d. Pelaksana
: (Guru BK/Konselor)
e. Pihak terkait*
2. TOPIK PERMASALAHAN
3. BIDANG BIMBINGAN
: (Pribadi/Sosial/Belajar/Karier)
4. FUNGSI LAYANAN
: (Pengentasan)
5. TUJUAN
a. Tanggal
b. Waktu Layanan
c. Alokasi Waktu
: (misal : 1 x 40 menit)
d. Tempat
: (misal : R.BK)
87
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING
7. Pendekatan/Teknik Konseling
8. Media/Alat
9. Langkah
kegiatan
No
A
:
KEGIATAN LAYANAN
Pengantaran
menyambut kehadiran klien
membicarakan topik netral
memindahkan pembicaraan topik netral ke dalam
permulaan konseling
4. penstrukturan/pembatasan (waktu, peran, masalah,
tindakan)
1.
2.
3.
B
1.
2.
C
1.
2.
D
1.
2.
Penjajagan
membuka permasalahan dan perkembangan konseli.
mengungkap permasalahan yang dikemukakan
konseli dan hal lain yang perlu dipahami tentang diri
konseli
Penafsiran
Diagnosis
Prognosis
Pembinaan
Mensepakati strategi dan intervensi yang dapat
memudahkan terjadinya perubahan
Konselor dan konseli mendiskusikan alternatif
pengentasan masalah dengan berbagai
konsekuensinya, serta menetapkan rencana
tindakannya.
Penilaian
Menyimpulkan hasil konseling (laiseg)
Konselor membantu klien untuk membuat rencana
berkaitan dengan hasil kesimpulan
3. Menyusun jadwal pertemuan lanjutan
4. Mengakhirikonseling
1.
2.
88
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING
ALOKASI
WAKTU
10 Menit
25 Menit
Menit
10.
,
Mengetahui,
Kepala
__________________________
______________________
NIP
NIP
89
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING
No.
A.
Bidang dan
Kegiatan
Tolok Ukur
Keberhasilan
Tujuan
Strategi Layanan
Sasaran
Waktu
Pelaksana
Dana
Sumber
dana
Pelayanan Dasar
1. Bidang
Pribadi
a.Peningkatan
kesadaran
siswa
memelihara
kondisi
jasmaniah
yang sehat
b.
Membantu siswa
memilki
pemahama
n
pentingnya
memelihar
a kondisi
jasmaniah
yang sehat
a.Menurunnya
jumlah
siswa
yang merokok
b.Meningkatnya
pemahaman
siswa
tentang
bahaya
penyalahgunaan
napza
c. dst
2. Bidang Sosial
90
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING
1.
Layanan
klasikal
bimbingan
2.
Layanan
kelompok:
bimbingan
XI
Agustus
Guru BK
Juli-Agust
Guru BK
a. Bahaya merokok
b. Bahaya miras dan narkoba
Bidang dan
Kegiatan
No.
Tujuan
Tolok Ukur
Keberhasilan
Strategi Layanan
Sasaran
Waktu
Pelaksana
Dana
Sumber
dana
a. .
b. dst
3.
Bidang
Belajar
a.
b. dst
4.
a.
b.
B
Layanan
Peminatan
Peserta
Didik
dan Perencanaan
Individual
1.
2.
Bidang
Pribadi
Dst
Layanan
Responsif
1.
2.
Bidang Karir
dst
Bidang
Pribadi
dst
Dukungan
Sistem
91
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING
No.
Bidang dan
Kegiatan
1.Peningkatan
pengetahuan
dan
keterampilan
guru
bimbingan dan
konseling
dalam
Konseling
Kelompok
Tolok Ukur
Keberhasilan
Tujuan
Meningkatkan
pengetahuan
dan
ketrampilan
guru
bimbingan
dan
konseling
a.Guru
BK
berperan
aktif
dalam kegiatan
MGBK
Sasaran
Waktu
Pelaksana
Dana
Sumber
dana
Juli-Juni
Guru BK
300.000
Komite sek
Juli-Juni
Guru BK
500.000
Komite sek
Juli-Juni
Guru BK
500.000
Komite sek
2.Mengikuti kegiatan
b.Guru
BK
berperan
aktif
dalam kegiatan
pertemuan
ilmiah
c.Guru
BK
berperan
aktif
dalam
diklat
yang
diselenggarakan
sekolah maupun
instansi lain
2. Peningkatan
Jejaring
kerja
dengan.........
Strategi Layanan
2.
Meningkatkan
jejaring
kerja
layanan
BK
dengan......
3. dst.
E
Evaluasi
dan
Analisis Hasil
Evaluasi
1.Evaluasi
Analisis
layanan
dan
Mengetahui
keberhasilan proses
layanan
dan
mendapatkan
Terwujudnya
laporan
hasil
evaluasi
dan
analisis
hasil
92
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING
1.Evaluasi
layanan
dan
analisis
Juli-Juni
Guru BK
No.
Bidang dan
Kegiatan
feedback
perbaikan
2.Evaluasi dan
Analisis
pelaksanaan
program
Tolok Ukur
Keberhasilan
Tujuan
untuk
Strategi Layanan
Sasaran
Waktu
Pelaksana
Dana
Sumber
dana
evaluasi layanan
Mengetahui
keberhasilan
program bimbingan
dan konseling dan
mendapatkan
feedback
untuk
perbaikan
Terwujudnya
laporan
hasil
evaluasi
dan
analisis
hasil
evaluasi program
bimbingan
dan
konseling
1.Evaluasi
program
dan
analisis
Menyusun berbagai
kegiatan
tindak
lanjut sesuai urgensi
tiap-tiap kegiatan
Tersusun
dan
terlaksananya
kegiatan
pada
berbagai kegiatan
yang
relevan
tindak lanjut
Mei-Juni
Guru BK
Tindak Lanjut
1.Penyusunan
layanan tindak
lanjut
JUMLAH
Juli-Juni
Guru BK
6.667.000
93
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING
tempat, tanggal
bulan tahun
Mengetahui,
Kepala Sekolah,
94
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING
Guru BK/Konselor*)
No.
Tanggal
Kegiatan
Bulan
Minggu
Guru BK/Konselor
Jam
Pemb.
Sasaran
Kegiatan
24 Juli
1
Kegiatan
Layanan/ Pendukung
Materi Kegiatan
Kelas IX 1
10.00-11.20
24 Juli .
Aplikasi Instrumentasi
2
Kelas IX 2
11.40-13.00
25 Juli .
Aplikasi Instrumentasi
2
Kelas IX 3
10.00-11.20
25 Juli .
Aplikasi Instrumentasi
2
Kelas XI 4
11.40-13.00
26 Juli .
5
10.00-11.20
Kelas IX 1
Layanan informasi
Evaluasi
Hasil
Aplikasi Instrumentasi
:
:
:
Proses
Pengadministrasikan AUM
Berjalan lancar; lembar jawaban
diolahdan hasilnya
Akan disampaikan kepada siswa
seminggu kemudian
Pengadministrasikan
AUM
berjalan lancar; seorang siswa
tidak hadir; lembar jawaban diolah
dan hasilnya akan disampaikan
seminggu kemudian kepada siswa.
Pengadministrasikan
AUM
berjalan lancar; siswa banyak
bertanya; lembar jawaban diolah
dan hasilnya disampaikan kepada
siswa seminggu kemudian
Pengadministrasikan
AUM
berjalan lancar; seorang siswa
terlambat sehingga diberi waktu
tersendiri; lembar jawaban diolah
dan
hasilnya
disampaikan
kepadasiswa seminggu kemudian.
95
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING
No.
Tanggal
Kegiatan
Jam
Pemb.
Sasaran
Kegiatan
26 Juli .
Kegiatan
Layanan/ Pendukung
Materi Kegiatan
Evaluasi
Hasil
Aplikasi Instrumentasi
2
Kelas IX 5
11.40-13.00
26 Juli .
16. -
Klp. 1/
Kelas IX 2
(9 orang)
Layanan Bimbingan
Kelompok
16.00- .
27 Juli .
16. - .
28
10
Juli
2
16.00 - ..
Fazri
Klp. 1/
Kelas IX 1
(12 orang)
Layanan Konseling
Individual*)
Layanan Bimbingan
Kelompok
Klp.1/
Kelas IX 3
(5 orang)
Layanan Konseling
Kelompok
Yazid
Layanan
Perorangan
26 Juli .
8
Bakat
Untuk
Peminatan Siswa*)
Arah
11
29 Juli ..
29 Juli .
2
12
16.00 - .
Klp. II/
Kelas IX 4
(9 orang)
96
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING
Layanan
Kelompok
Konseling
Bimbingan
*)
Proses
Pengadministrasikan
AUM
berjalan lancar; seorang siswa
tidak hadir; lembar jawaban diolah
dan hasilnya akan disampaikan
seminggu kemudian kepada siswa.
Siswa gembira mengikutinya;
keku-rangan waktu karena hari
semakin
sore;
kesempatan
berikutnya mem-bahas topik
lain.
Agak terganggu oleh suasana
di luar ruangan konseling;
kesem-patan
berikutnya
membahas masa-lah siswa lain.
.......................,......
Guru BK atau Konselor
97
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING
Bidang dan
Kegiatan
A.
Pelayanan Dasar
Tujuan
Tolok Ukur
Keberhasilan
Strategi
Layanan
Membantu siswa
memilki
pemahaman
pentingnya
memelihara
kondisi
jasmaniah yang
sehat
a.Menurunnya jumlah
siswa
yang
merokok
1.Layanan
bimbingan
klasikal
b.Meningkatnya
pemahaman siswa
tentang
bahaya
penyalahgunaan
napza
2.Layanan
bimbingan
kelompok:
Sasaran
Hasil Pelaksanaan
Catatan
1. Bidang Pribadi
a.Peningkatan
kesadaran siswa
memelihara
kondisi jasmaniah
yang sehat
XI
X
a.Bahaya
merokok
b.Bahaya miras
dan narkoba
b.
c. dst
2. Bidang Sosial
98
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING
Jumlah
siswa
perokok
menurun
dari...siswa
menjadi.....siswa
No.
Bidang dan
Kegiatan
Tujuan
Tolok Ukur
Keberhasilan
Strategi
Layanan
Sasaran
Hasil Pelaksanaan
Catatan
a. .
b. dst
3. Bidang Belajar
a.
b. dst
5. Bidang Karir
c.
d. dst
......................, ........................
Mengetahui
Kepala Sekolah
Koordinator BK
..........................................
.................................................
99
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING
NO
1
KEGIATAN
PERSIAPAN
1.1 Menyebarkan
DCM
1.2 Penyusunan
program
1.3. Pengesahan
program
1.4. Penyediaan
sarana/
fasilitas BK
LAYANAN DASAR
2.1.
Orientasi
(Pengenalan)
URAIAN KEGIATAN
LANGKAH PERBAIKAN
KETERANGAN
Mengingat jumlah
ampuan yang besar,
kelas sampel yang lalu
bisa dianalisa kembali.
Meliputi 9 jenis
layanan dan pendukung
layanan.
Agar pelaksanaan
layanan BK berjalan
lebih lancar.
Pengenalan
:
kiat-kiat
menjaga
kesehatan, hidup
bermasyarakat,
belajar
efesien, mengenal kurikulum
di sekolah SMP
Agar
nuansa
pendampingan
BK
lebih dirasakan peserta
didik sejak awal.
100
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING
NO
KEGIATAN
2.2.
Informasi
3.
Layanan
LAYANAN
RESPONSIF
3.1.
Layanan
Konseling
Perorangan
3.2.
Layanan
Konseling Kelompok
4.
LAYANAN
PERENCANAAN
INDIVIDUAN
4.1. Layanan
Penempatan
URAIAN KEGIATAN
LANGKAH PERBAIKAN
KETERANGAN
Menyeimbangkan
antara bidang pribadi,
sosial, belajar dan
karier.
Memperkuat
good
impression terhadap
peserta didik, agar
peserta didik merasa
nyaman
mengungkapkan
apa
yang
menjadi
permasalahan
baik
yang nampak maupun
yang tidak nampak.
Penempatan pada
ekstrakurikuler pilihan,
penempatan pada kelompok
belajar.
Mengefektifkan
penggunaan sosiogram
dan sosiometri untuk
pembentukan
kelompok
101
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING
NO
5.
KEGIATAN
DUKUNGAN
SISTEM
5.1. Himpunan Data
6.
EVALUASI
6.1.
Evaluasi
Program
6.2. Evaluasi Hasil
Layanan
7.
ANALISA HASIL
EVALUASI
7.1. Analisa Hasil
Evaluasi Program
7.2. Analisa Hasil
Evaluasi
Layanan
PENENTUAN
TINDAK LANJUT
URAIAN KEGIATAN
- Pengklasifikasian data-data
pribadi peserta didik sesuai
dengan
kelasnya,
analisa
angkat
sifat,
sosiometri,brosur/leaflet
Perguruan Tinggi.
Pengevaluasian
terhadap
Program
Pengevaluasian
terhadap
layanan
yang
telah
dilakukan
102
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING
LANGKAH PERBAIKAN
KETERANGAN
......................., ............................
Mengetahui
Kepala Sekolah
Koordinator BK
.............................
...................................................
103
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING
LAPORAN
(A) PELAKSANAAN, (B) EVALUASI, (C) ANALISIS HASIL EVALUASI, DAN (D) RENCANA TINDAK LANJUT
Sekolah
Kelas
Tahun
: .................................
: ................................
: ................................
A. Pelaksanaan
104
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING
Kegiatan Yang
Dilaksanakan
Topik Permasalahan/
Nilai Pendidikan
Karakter
B. EVALUASI
Aspek Penilaian
Deskripsi Hasil
Penilaian
Hambatan
D. Tindak Lanjut
Hasil Analisa
Rencana Kegiatan
Keterangan
................., ...................................
Mengetahui
Kepala Sekolah
.........................................
.....................................................
105
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING
: ..........................................................................
NIS
: ..........................................................................
Kelas
: ..........................................................................
Sekolah
: ..........................................................................
Alamat
: ..........................................................................
Kab/Kota
: ..........................................................................
Provinsi
: ..........................................................................
A. Petunjuk umum
1. Bacalah seluruh pernyataan secara teliti !
2. Isilah kolom berikut sesuai dengan minat Anda!
3. Pilihan jawaban tidak berpengaruh terhadap nilai hasil belajar Anda!
4. Jawaban Anda sangat bermanfaat untuk membantu pemahaman minat Anda yang
sesungguhnya.
B. Petunjuk khusus
Di bawah ini terdapat sejumlah pernyataan tentang
Bubuhkan tanda cek ( ) pada kolom YA apabila Anda menyukai pernyataan tersebut;
atau bubuhkan tanda cek ( ) pada kolom TIDAK apabila Anda tidak menyukai
pernyataan tersebut.
SELAMAT MENGERJAKAN !
106
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING
NO.
PILIHAN
JAWABAN
PERNYATAAN
Ya
A1.
A2.
A3.
A4.
A5.
A6.
A7.
A8.
A9.
B1.
B2.
B3.
Suka
menggunakan
memprediksi sesuatu
B4.
Menyukai grafik
B5.
B6.
B7.
B8.
C1.
C2.
C3.
C4.
C5.
C6.
C7.
hitungan,
Tidak
dalam
dengan
107
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING
NO.
PERNYATAAN
PILIHAN
JAWABAN
Ya
C8.
C9.
D1.
D2.
D3.
D4.
D5.
D6.
E1.
E2.
Suka bercerita
E3.
E4.
E5.
E6.
E7.
E8.
Suka berpidato
F1.
F2.
F3.
F4.
F5.
F6.
Suka
mendaur ulang barang yang tidak
terpakai
F7.
F8.
108
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING
Tidak
NO.
PILIHAN
JAWABAN
PERNYATAAN
Ya
F9.
G1.
G2.
G3.
Suka
menggunakan
komputer
G4.
G5.
G6.
H1.
H2.
H3.
H4.
H5.
H6.
H7.
I1.
I2.
I3.
I4.
I5.
I6.
I7.
I8.
I9.
program
Tidak
aplikasi
tumbuhan
yang
109
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING
NO.
PILIHAN
JAWABAN
PERNYATAAN
Ya
kualitas tanaman
I10.
J1.
J2.
J3.
J4.
J5.
J6.
J7.
J8.
J9.
K1.
K2.
K3.
K4.
K5.
K6.
K7.
K8.
K9.
L1.
L2.
L3.
Suka
mendokumentasikan
berwisata
L4.
L5.
pemasukan
110
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING
dan
pengalaman
Tidak
NO.
PERNYATAAN
PILIHAN
JAWABAN
Ya
L6.
L7.
L8.
M1.
Suka menggambar
M2.
Suka bermusik
M3.
Suka menari
M4.
M5.
M6.
M7.
N1.
N2.
N3.
N4.
N5.
Tidak
111
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING
LEMBAR REKOMENDASI
Nama Peserta didik
: .................................................
Jenis kelamin
: .................................................
NIS
: .................................................
Sekolah
: .................................................
Alamat
: .................................................
Nilai
1.
VII
2.
1.
VIII
2.
1.
IX
2.
Kategori Prestasi/Jenis
Kualifikasi
Keolahragaan
Kesenian
Keorganisasian
Kesehatan
Keilmuan
Keagamaan
C. Bakat yang Menonjol
No.
1.
2.
3.
112
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING
Kualifikasi
BIDANG PEMINATAN
KUALIFIKASI
T
1.
2,
3,
JENIS SLTA
JALUR PEMINATAN
YA
1.
SMA
PILIHAN
TIDAK
2.
MA
3.
SMK
Teknologi
Rekayasa,
dengan
Progam Studi ....................................
Teknologi Informasi dan Komunikasi, dengan Progam Studi ..............
113
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING
NO.
JENIS SLTA
JALUR PEMINATAN
YA
PILIHAN
TIDAK
Mengetahui
Kepala Sekolah,
Tertanda,
Guru BK atau Konselor,
(---------------------)
(-----------------------)
114
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING