Anda di halaman 1dari 122

PANDUAN

BIMBINGAN DAN KONSELING


SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
2015
i

PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

PENULIS :
NAMA
Kusnarto Kurniawan,
S.Pd., M.Pd.Kons
Dr. Suwarjo, M.Si
Dr. Triyono, M.Pd

UNIT KERJA
FIP - Universitas Negeri
Semarang
FIP - Universitas Negeri
Yogyakarta
FIP -Universitas Negeri
Malang

EMAIL

NO. HP

kurniawankusnarto@yahoo.co.id

08164251201

trias_b17@yahoo.com

08125297599

PENELAAH :
NAMA
Dr. Yusi Riksa
Yustiana, M.Pd
Cynthia Pudji
Bhintarti

ii

UNIT KERJA
FIP - Universitas
Pendidikan Indonesia
SMP Labschool
Kebayoran Jakarta

PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING

EMAIL

NO. HP

yusiriksa@upi.edu,yusiriksa@yahoo.
com

0818638463

thyabhintarti23@gmail.com

081315746494

KATA PENGANTAR
Sejak tahun 1960-an perangkat upaya pendidikan di tanah air mendapat semacam unsur
pembaharuan, yaitu dengan mulai dikembangkannya pelayanan Bimbingan dan
Penyuluhan (nama pada waktu itu disingkat BP, dan sekarang menjadi Bimbingan dan
Konseling, disingkat BK). Setelah dilakukannya persiapan awal yang cukup memadai,
yaitu diselenggarakannya program pendidikan Sarjana BP/BK di sejumlah IKIP (Institut
Keguruan dan Ilmu Pendidikan) dan FKIP (Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan) di
Indonesia yang tamatannya mulai bekerja di satuan-satuan pendidikan (terutama SMP
dan SMA), Kurikulum 1975 secara resmi mengintegrasikan pelayanan BP dalam upaya
pendidikan yang diselenggarakan di sekolah. Integrasi berlanjut dan berkembang terus
mengikuti dinamika perubahan kurikulum, yaitu Kurikulum 1984, Kurikulum 1994,
Kurikulum 2006, sampai Kurikulum 2013 yang diberlakukan sejak tahun 2013.
Seiring dengan kemajuan pengembangan teori dan praktik pelayanan BP/ BK, peraturan
perundangan dan pelaksanaannya secara legal mewadahi substansi bidang BP/BK yang
semakin memperkuat integrasi bidang BK ke dalam upaya pendidikan. Tonggak utama
yang menandai integrasi bidang BP/ BK ke dalam pendidikan adalah ketentuan
UndangUndang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN),
Pasal 1 Butir 6 yang menyatakan konselor termasuk ke dalam kualifikasi pendidik.
Artinya, bahwa pengampu utama pelayanan BP/BK adalah guru Bimbingan dan
Konseling/Konselor. Ketentuan pokok ini setiap kali semakin jelas menjadi isi dan
mewarnai berbagai peraturan legal, baik berupa Peraturan Pemerintah, Peraturan
Menteri, maupun Peraturan lainnya yang terkait dengan upaya pendidikan dan
pembinaan pribadi individu.
Aturan legal yang Baru yaitu Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia (Permendikbud) Nomor 81A Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum,
yang selanjutnya disempurnakan dengan Permendikbud Republik Indonesia Nomor 111
Tahun 2014 tentang Bimbingan dan Konseling Pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan
Menengah. Peraturan tersebut menetapkan dengan jelas substansi pokok pelayanan BK
dalam kaitannya dengan implementasi Kurikulum 2013.
Memperhatikan pelayanan BK sebagai bagian integral dari upaya pendidikan, maka
pelayanan BK seharusnya menjadikan semua komponen pokok sebagai isi dan arah
pelayanan BK terhadap peserta didik. Dengan demikian, segenap materi dan strategi
pelayanan BK memenuhi kaidah-kaidah belajar dan proses pembelajaran, disadari dan
direncanakan untuk mengaktifkan peserta didik dalam mencapai hasil pendidikan yang
sesuai dengan pengertian pendidikan yang termaktub dalam UUSPN.
Perlu pula disadari bimbingan dan konseling bukanlah mata pelajaran. Oleh karena itu,
Guru BK atau Konselor hams benar-benar mampu mewujudkan dan menegaskan
perbedaan antara materi dan strategi pelayanan BK dengan materi dan strategi
pengajaran mata pelajaran, meskipun keduanya terintegrasikan memperkaya upaya
pendidikan untuk mengembangkan potensi peserta didik secara optimal.

PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING

iii

Dengan terbit dan diberlakukannya Panduan ini, kami berharap peran semua pihak di
dalam maupun di luar satuan pendidikan dapat dioptimalkan; baik yang terkait langsung
dengan penyelenggaraan pelayanan BK, maupun lembaga pendidikan yang menyiapkan
Guru BK atau Konselor untuk sebesar-besarnya melaksanakan pelayanan BK dalam
rangka keberhasilan optimal satuan pendidikan dan upaya pendidikan secara
menyeluruh.

Jakarta, ............................. 2015


Direktur
Pembinaan Sekolah Menengah Pertama

Dr. Supriano, M. Ed.


NIP. 1962 0816 199103 1001

iv

PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING

DAFTAR ISI
Kata Pengantar .......................................................................................................
Daftar Isi................................................................................................................

iii
v

BAB I

PENDAHULUAN ...............................................................................
A Latar Belakang ..............................................................................
B Tujuan ..........................................................................................
C Pengguna ......................................................................................
D Landasan Hukum ..........................................................................

1
1
2
3
3

BAB II

KONSEP DAN KOMPONEN DASAR PELAYANAN


BIMBINGAN DAN KONSELING ......................................................
A Karakteristik Perkembangan Peserta Didik....................................
1. Arah Transisi Perkembangan..................................................
2. Dampak Transisi Perkembangan ............................................
3. Tugas Perkembangan .............................................................
B Konsep Dasar Bimbingan dan Konseling ......................................
1. Pengertian ..............................................................................
2. Paradigma ..............................................................................
3. Visi dan Misi..........................................................................
4. Fungsi dan Tujuan..................................................................
5. Azas dan Prinsip Bimbingan dan Konseling ...........................
C Komponen Bimbingan dan Konseling ...........................................
1. Komponen Program ...............................................................
2. Bidang Layanan Bimbingan dan Konseling ............................
3. Struktur Program Layanan .....................................................
4. Kegiatan dan Alokasi Waktu Layanan ....................................
5. Mekanisme Pengelolaan Layanan...........................................
6. Mekanisme Penyelesaian Masalah .........................................
D Strategi Layanan Bimbingan dan Konseling ..................................
E Sarana, Prasarana, Pembiayaan .....................................................
1. Ruang Bimbingan dan Konseling ...........................................
2. Fasilitas Penunjang ................................................................
3. Pembiayaan ............................................................................

5
5
6
7
8
8
9
10
10
11
12
14
14
20
23
26
31
33
33
34
34
38
39

BAB III

MANAJEMEN PELAYANAN BIMBINGAN DAN


KONSELING DI SMP ........................................................................
A Mekanisme Pengelolaan ...............................................................
1 Struktur Pengorganisasian Pelayanan Bimbingan dan
Konseling ..............................................................................
a. Wilayah Kerja dan Tugas Pokok .......................................
b. Tugas Pokok Koordinator BK ............................................
2 Peranan Pimpinan Satuan Pendidikan.....................................
a. Implementasi Kebijakan ...................................................
b. Pengembangan Kelembagaan ............................................
3 Akuntabilitas Layanan Bimbingan dan Konseling .................
a. Kemampuan Guru BK atau Konselor .................................

PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING

41
41
41
42
44
45
45
45
46
46

b. Kinerja Guru BK atau Konselor .........................................


c. Supervise ............................................................................
4 Penyelenggara Layanan Bimbingan dan Konseling dan
Pihak yang Dilibatkan ............................................................
a. Penyelenggara Layanan Bimbingan dan Konseling ............
b. Pihak Lain yang Dilibatkan................................................
Mekanisme dan Pelibatan Stake Holder dalam Pengentasan
Masalah .......................................................................................
Mekanisme Pengembangan Potensi Peserta Didik .........................

46
47

PENUTUP ...........................................................................................

51

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................


LAMPIRAN ..........................................................................................................

52
54

B
C
BAB IV

vi

PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING

48
48
48
48
49

DAFTAR MATRIKS
Matriks 1.

Contoh pemetaan Kompetensi, Tema/ Subtema,


Materi/ Subtansi pada bidang, jenis dan kegiatan pendukung .............

81

DAFTAR TABEL
Tabel 2.1.
Tabel 2.2

Alokasi Waktu Layanan Bimbingan dan


Konseling ..........................................................................................
Contoh Perhitungan Alokasi Waktu Layanan
Bimbingan dan Konseling .................................................................

29
30

DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1. Contoh Minimal Ruang Bimbingan dan Konseling ............................
Gambar 3.2. Alternatif Contoh Penataan Ruang Kerja Profesi Bimbingan dan Konseling
Gambar 3.3. Alternatif Contoh Penataan Ruang Kerja Profesi Bimbingan dan Konseling

36
37
37

DAFTAR DIAGRAM
Gambar 3.1.Saling Hubungan Komponen Dalam Struktur......................................

PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING

41

vii

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Perhitungan Ekuivalensi Kegiatan Layanan BK di
Luar Kelas dengan Jam Kerja ............................................................
Lampiran 2. Tema, Subtema, Materi layanan/ Subtansi layanan
dan kegiatan pendukung ....................................................................
Lampiran 3. Contoh RPLBK Format Klasikal dan Non Klasikal ...........................
3.a Format RPLBK Klasikal Terjadwal ...................................................
3.b Format RPLBK Kelompok (Bimbingan Kelompok) ..........................
3.c Format RPLBK Kelompok (Konseling Kelompok)............................
3.d Format RPLBK Konseling Individual ................................................
Lampiran 4. Rencana Operasional (Action Plan) / Program Kerja Pelayanan BK ..
Lampiran 5. Laporan Pelaksanaan Program (Lapelprog)........................................
Lampiran 6. Alat Penelusuran Minat Peserta Didik SMP ......................................
Lampiran 7. Contoh Lembar Rekomendasi Permintaan ........................................

viii

PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING

57
62
122
122
125
128
131
133
135
139
146

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Peserta didik dihadapkan pada situasi kehidupan yang kompleks, yang penuh
tantangan sekaligus peluang. Pada konteks kehidupan seperti itu, setiap peserta didik
memerlukan berbagai kompetensi hidup untuk berkembang secara efektif, produktif dan
bermartabat serta bermaslahat bagi diri sendiri dan lingkungannya. Sejumlah penelitian
menunjukkan penguasaan bidang matematika, IPA, IPS, dan kemampuan menyelesaikan
masalah peserta didik, Indonesia lemah diperbandingkan dengan sejumlah negara AsiaPasifik. Kurikulum 2013 dimaksudkan untuk menjawab persoalan-persoalan tersebut.
Peningkatan kompetensi pendidik dilakukan mengiringi perubahan kurikulum yang ada.
Upaya peningkatkan mutu pendidikan telah lama digagas dan dituangkan dalam
undang-undang. Pendidikan dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN), Bab I, Pasal 1, dikemukakan sebagai
berikut.
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa dan negara.
Pengejawantahan potensi menjadi kompetensi hidup memerlukan sistem pelayanan
pendidikan integratif. Kompetensi hidup ditumbuhkan secara isi-mengisi atau
komplementer oleh Guru BK atau Konselor dan oleh Guru Mata Pelajaran dalam satuan
pendidikan, dan sebaliknya tidak merupakan hasil upaya yang dilakukan sendirian oleh
guru BK atau konselor, atau yang dilakukan oleh guru mata pelajaran. Setiap peserta
didik memiliki tingkat kecerdasan, bakat, minat, kepribadian, kondisi fisik dan latar
belakang keluarga serta pengalaman belajar yang berbeda-beda. Perbedaan potensi
peserta didik membutuhkan layanan pengembangan yang berbeda-beda pula. Berbagai
aktivitas BK dapat diupayakan untuk mengembangkan potensi yang terejawantah pada
kompetensi hidup peserta didik yang efektif serta memfasilitasinya secara sistematik,
terprogram, dan kolaboratif agar setiap peserta didik betul-betul mencapai kompetensi
perkembangan atau pola perilaku dalam kondisi yang diharapkan.
Kurikulum 2013 mengamanatkan fasilitasi peminatan peserta didik yang merupakan
suatu proses pemilihan dan pengambilan keputusan oleh peserta didik yang didasarkan
atas pemahaman potensi diri dan peluang yang ada pada satuan pendidikan dan di
kehidupan masyarakat. Muatan peminatan peserta didik meliputi peminatan kelompok
matapelajaran, matapelajaran, lintas minat, pendalaman peminatan dan ekstra kurikuler.
Layanan bimbingan dan konseling membantu peserta didik untuk memahami,
menerima, mengarahkan, mengambil keputusan, dan merealisasikan keputusan dirinya
secara bertanggungjawab sehingga mencapai kesuksesan, kesejahteraan dan kebahagiaan
dalam kehidupannya. Bimbingan dan konseling membantu peserta didik dalam memilih,
meraih dan mempertahankan karir untuk mewujudkan kehidupan yang produktif dan
sejahtera.
Sesuai dengan arah dan spirit Kurikulum 2013, paradigma layanan bimbingan dan
konseling berubah dari kebiasaan hanya melayani peserta didik bermasalah menjadi
1
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING

melayani semua peserta didik dan memandang setiap peserta didik/konseli sebagai
individu yang memiliki potensi untuk berkembang secara optimal. Perkembangan
optimal dalam semua aspek kepribadian peserta didik, bukan sebatas tercapainya prestasi
belajar akademik sesuai dengan kapasitas intelektual dan minatnya, melainkan sebagai
sebuah kondisi perkembangan yang memungkinkan peserta didik mampu mengambil
pilihan dan keputusan secara sehat dan bertanggungjawab serta memiliki daya adaptasi
tinggi terhadap dinamika kehidupan yang dihadapinya.
Setiap peserta didik/konseli satu dengan lainnya berbeda dalam hal kecerdasan,
bakat, minat, kepribadian, kondisi fisik dan latar belakang keluarga serta pengalaman
belajarnya. Perbedaan yang dimaksud menggambarkan adanya variasi kebutuhan
pengembangan secara utuh dan optimal melalui layanan bimbingan dan konseling.
Layanan bimbingan dan konseling mencakup kegiatan yang bersifat pencegahan,
perbaikan dan penyembuhan, pemeliharaan dan pengembangan.
Layanan bimbingan dan konseling dalam implementasi kurikulum 2013
dilaksanakan oleh konselor atau guru bimbingan dan konseling sesuai dengan tugas
pokoknya dalam upaya membantu tercapainya tujuan pendidikan nasional, dan
khususnya membantu peserta didik/konseli mencapai perkembangan diri yang optimal,
mandiri, sukses, sejahtera dan bahagia dalam kehidupannya. Pencapaia tujuan
memerlukan kolaborasi dan sinergitas kerja antara konselor atau guru bimbingan dan
konseling, guru matapelajaran, pimpinan sekolah/madrasah, staf administrasi, orang tua,
dan pihak lain yang dapat membantu kelancaran proses dan pengembangan peserta
didik/konseli secara utuh dan optimal dalam bidang pribadi, sosial, belajar, dan karir.
Buku Panduan ini memberikan arah bagi guru bimbingan dan konseling berkenaan
dengan pemahaman akan konsep dasar, petunjuk dan contoh pelaksanaan kegiatan, dan
manajemen operasional pelayanan BK terkait dengan kinerja Guru BK atau Konselor di
Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan satuan pendidikan yang sederajat. Secara lebih
terfokus, materi buku Panduan ini merupakan arahan untuk dapat diimplementasikannya
ketentuan dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 111 tahun 2014 tentang Bimbingan dan Konseling pada Pendidikan Dasar dan
Pendidikan Menengah.
B. TUJUAN
Panduan dimaksudkan untuk memberi arah penyelenggaraan layanan bimbingan dan
konseling dalam implementasi kurikulum 2013. Secara khusus bertujuan untuk:
1. memandu Guru Bimbingan dan Konseling atau Konselor dalam memfasilitasi satuan
pendidikan untuk mewujudkan proses pendidikan yang memperhatikan dan
menjawab ragam kemampuan, kebutuhan, dan minat sesuai dengan karakteristik
peserta didik, melalui pelayanan bimbingan dan konseling;
2. memfasilitasi Guru Bimbingan dan Konseling atau Konselor dalam merencanakan,
melaksanakan, mengevaluasi, dan menindaklanjuti layanan bimbingan dan
konseling;
3. memberi acuan dalam mengembangkan program layanan bimbingan dan konseling
secara utuh dan optimal dengan memperhatikan hasil evaluasi dan daya dukung
sarana dan prasarana yang dimiliki;
4. memandu Guru Bimbingan dan Konseling atau Konselor dalam menyelenggarakan
bimbingan dan konseling agar peserta didik dapat mencapai perkembangan diri yang
optimal, mandiri, sukses, sejahtera dan bahagia dalam kehidupannya.

2
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING

5. memfasilitasi peserta didik aktif mengembangkan potensi secara utuh dan optimal
dalam bidang pribadi, sosial, belajar, dan arah karir.
6. memberi acuan dalam monitoring, evaluasi dan supervisi penyelenggaraan
bimbingan dan konseling.
C. PENGGUNA
Pengguna panduan mencakup pihak-pihak sebagai berikut.
1. Konselor atau Guru Bimbingan dan Konseling;
2. Pimpinan satuan pendidikan;
3. Dinas pendidikan atau kantor kementerian agama provinsi dan kabupaten/kota sesuai
dengan kewenangannya;
4. Pengawas sekolah dan pengawas bimbingan dan konseling;
5. Lembaga pendidikan calon guru bimbingan dan konseling atau konselor;
6. Organisasi profesi bimbingan dan konseling; dan
7. Komite sekolah/madrasah.
D. LANDASAN HUKUM
1.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem


Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor
78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301);
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru;
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005
Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4496)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun
2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun
2005
tentang
Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2013 Nomor 71, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5410);
4. Peraturan Bersama Menteri Pendidikan Nasional dan Kepala Badan Kepegawaian
Negara Republik Indonesia Nomor 03/V/PB/2010 dan Nomor 14 Tahun 2010
tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya;
5. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2008
tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Konselor ;
6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 54
Tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah;
7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 65
Tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah;
8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayan Republik Indonesia Nomor 68
Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah
Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah;
9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 81A
Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum, Lampiran IV Bagian VIII;
10. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 111
Tahun 2014 tentang Bimbingan dan Konseling pada Pendidikan Dasar dan
Pendidikan Menengah.

3
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING

BAB II
KONSEP DAN KOMPONEN DASAR PELAYANAN
BIMBINGAN DAN KONSELING
A. KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
1. Arah Transisi Perkembangan
Peserta didik Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) pada umumnya,
termasuk peserta didik Sekolah Menengah Pertama (SMP), berada pada masa
pubertas dan remaja awal. Remaja adalah individu yang berada pada suatu periode
dalam rentang hidup ketika individu mengalami transisi pada sebagian besar aspek
penting perkembangan/ kehidupan anak-anak menuju perkembangan/kehidupan
remaja dan selanjutnya orang dewasa.
Masa pubertas ditandai perubahan fisik, psikis, dan pematangan fungsi seksual.
Masa ini dimulai saat individu berumur 8 - 10 tahun dan berakhir pada usia 15 - 16
tahun. Pertumbuhan dan perkembangan pubertas berlangsung dengan cepat, dimana
wanita puber ditandai dengan menstruasi pertama (menarche), sedangkan pada lakilaki ditandai dengan mimpi basah. Di samping gejala primer, terdapat pertumbuhan
dan perkembangan sekunder. Seorang anak akan menunjukkan tanda-tanda awal dari
pubertas, seperti suara yang mulai berubah, tumbuhnya rambut-rambut pada daerah
tertentu dan payudara membesar untuk seorang gadis. Pada anak perempuan, tandatanda itu biasanya muncul pada usia 10 tahun ke atas dan pada anak laki-laki,
biasanya lebih lambat, yaitu pada usia 11 tahun ke atas. Seiring perubahan fisik yang
terjadi
pada
masa
pubertas,
lingkungan
bertanggungjawab
untuk
memperkenalkannya dan bertanggung-jawab atas pengelolaan cerdas dan etis atas
munculnya dorongan seksual. Perkembangan fisik berlanjut sampai dengan masa
remaja awal.
Transisi/perubahan-perubahan mendasar yang dialami remaja menurut Steinberg
(1993 : 6-8) meliputi transisi biologis, transisi kognitif, dan transisi sosial.
a. Transisi Biologis
Sebagai remaja, peserta didik usia SMP mengalami mencolok pada aspek
biologis dibandingkan dengan masa sebelumnya. Besarnya tubuh, proporsi dan
bentuk tubuh secara cepat berubah menyerupai orang dewasa. Berlanjut dari masa
pubertas, berkembang karakteristik sekunder sebagai akibat pematangan organ-organ
seksual dan kelenjar-kelenjar tertentu. Kematangan organ-organ seksual antara lain
menyebabkan remaja perempuan mengalami menarche (menstruasi yang pertama)
dan remaja pria mengalami nocturnal emission (mimpi basah), yang
sekaligus menandai remaja mampu mereproduksi keturunan. Munculnya menstruasi
dan mimpi basah, bagi sebagian remaja membawa persoalan tersendiri, terlebih bagi
yang kurang dapat menerima keadaan fisik akibat dari perubahan-perubahan yang
terjadi itu.
Kematangan fisik dan seksual akan berpengaruh terhadap persepsi remaja awal
terhadap diri sendiri, dan juga pada bagaimana remaja dipandang dan diperlakukan
oleh orang lain, terutama orangtua dan pendidik. Persepsi menyebabkan remaja
sangat peka terhadap penilaian orang lain terutama teman sebayanya. Kematangan
4
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING

biologis remaja memunculkan ketertarikan remaja terhadap lawan jenisnya.


Ketertarikan menimbulkan dinamika perilaku yang khas pada remaja, yang
membutuhkan pendampingan dari orang dewasa termasuk Guru BK atau Konselor di
sekolah.
b. Transisi Kognitif
Ditinjau dari aspek perkembangan kognitifnya, peserta didik SMP berada pada
tahap formal operational, yaitu individu telah mampu berfikir secara abstrak dan
hipotetis. Pada masa sebelumnya (masa anak), individu berada pada tahap
operasional konkrit, artinya individu baru mampu berfikir kongkrit. Perkembangan
kognitif pada masa remaja dapat menjadikan segala hal sebagai obyek pikiran,
bahkan pikiran-pikiran remaja sendiri. Hal ini menjadikan remaja bersifat
egosentris. Pada diri remaja terbentuk personal fable, yaitu keyakinan dirinya
adalah unik sehingga berhak memiliki pikiran-pikiran dan perasaan-perasaan yang
berbeda dengan orang lain. Tingkah laku yang mudah diamati sebagai akibat dari
transisi kognitif antara lain munculnya rasa ingin tahu yang besar terhadap banyak
hal, suka membangkang (terutama untuk hal-hal yang menurut pemikiran remaja
sulit dimengerti), susah diatur, ingin dipahami dan ingin serba dimaklumi, dan lainlain. Pada pandangan orang tua, keadaan yang demikian menyebabkan remaja
mendapatkan cap sebagai remaja nakal. Sebaliknya, remaja merasa orang tua dan
orang dewasa lain (termasuk di dalamnya guru) tidak dapat dan tidak mau memahami
problema remaja. Keadaan yang demikian menuntut Guru BK atau Konselor
khususnya, memahami perkembangan kognitif peserta didik (remaja). Pemahaman
harus diwujudkan dalam bentuk penciptaan kondisi yang bersifat menerima,
memahami, bersahabat, memberikan semangat dan memperkembangkan.

c. Transisi Sosial
Perubahan fisik dan kognitif remaja dari fisik dan kognitif anak menuju dewasa,
menbuat lingkungan sosial menuntut remaja memainkan peran yang ambigu.
Kadang-kadang remaja diperlakukan sebagai anak dan kadang-kadang diperlakukan
sebagai individu dewasa. Akibat tuntutan lingkungan sosial tersebut, remaja
menjadi bingung karena ketidak-konsistenan orang dewasa. Remaja merasa orang
dewasa tidak dapat memahami dirinya. Remaja menjadi suatu kelompok yang
eksklusif karena dapat saling memahami hanya dengan sesama yang seusia. Ikatan
remaja dengan teman sebaya menjadi kuat, sehingga menyebabkan konformitas
remaja terhadap kelompok sebaya meningkat. Konformitas remaja terhadap
kelompok sebaya menyebabkan warna kegiatan kelompok yang diikuti oleh remaja
mewarnai dirinya.
2. Dampak Transisi Perkembangan
Ketiga transisi perkembangan (biologis, kognitif, sosial), membawa banyak
konsekuensi pada transisi di berbagai aspek perkembangan lain seperti
emosionalitas, keberagaman, hubungan keluarga, dan moralitas.

5
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING

a. Transisi emosionalitas. Pada transisi emosionalitas, remaja menjadi sangat peka


dan relatif emosional, mudah tersinggung, perasaan meledak-ledak. Di sisi lain,
emosi remaja juga mudah terharu, mudah berempati, dan mudah terpengaruh
terutama ketika remaja terdorong oleh pikiran dan perasaan senasib.
b. Transisi keberagamaan. Remaja menunjukkan keragu-raguan terhadap agama
yang sejak awal dianutnya. Hal ini terjadi sebagai akibat dari perkembangan
kognitif yang memasuki tahap berfikir kritis hipotetis. Tidak jarang remaja
mengajukan pertanyaan yang menunjukkan kesangsian terhadap konsep-konsep
agama yang sebelumnya sudah tertanam dalam keyakinan. Proses yang wajar
karena perkembangan kogitifnya, namun akan menjadi salah apaila tidak
mendapat pendampingan secara memadai atas pikiran-pikirannya tersebut.
c. Transisi hubungan keluarga. Hubungan harmonis yang tercipta dalam keluarga,
tiba-tiba sedikit berubah/goyah ketika anak-anak menginjak remaja. Remaja
biasanya menentang dan emosional. Di lain pihak, orang tua (terutama yang
kurang memahami perkembangan remaja), terlalu cepat menilai, terlalu kritis dan
menghukum serta banyak menuntut karena melihat fisik remaja sudah bukan
anak-anak lagi.
d. Transisi moralitas. Transisi moralitas (Kohlberg, 1983) merupakan peralih-an
dari moralitas anak (preconventional reasoning) yang berorientasi menghindari
hukuman dan berorientasi mengejar ganjaran, ke arah moralitas yang lebih
dewasa (post conventional reasoning). Sering kali, dalam transisi moralitas
terjadi pelanggaran terhadap standar norma lingkungan sosial, baik pelanggaran
aturan di rumah, sekolah, maupun pelanggaran hukum. Remaja mencoba
membuat aturan moral sendiri bersama teman-teman sebayanya dan seringkali
diujicobakan dalam kehidupan nyata bersama dengan orang-orang dewasa
lainnya.
Transisi atau perubahan-perubahan yang sangat cepat yang terjadi selama masa
remaja sering menimbulkan kegoncangan dan ketidak-pastian. Banyak remaja yang
berhasil melaksanakan tugas-tugas perkembangan secara wajar dalam menghadapi
badai perkembangan ("storm and stress"), tetapi terdapat pula remaja yang gagal dan
kandas terhempas ke dalam berbagai perilaku menyimpang, yang tidak sesuai dengan
tuntutan tugas-tugas perkembangannya. Oleh karena itu, pelayanan BK hadir untuk
memfasilitasi peserta didik agar dapat mempelajari dan mencapai tugas-tugas
perkembangan secara optimal.
3. Tugas Perkembangan
Tugas-tugas perkembangan adalah serangkaian tugas yang harus diselesaikan oleh
individu pada masa perkembangan tertentu. Tugas perkembangan muncul dan disusun
sebagai kombinasi antara konsekuensi pertumbuhan fisik, kematangan kognitif, dan
tuntutan-tuntutan sosial terhadap individu yang berada suatu masa perkembangan
tertentu. Keberhasilan individu menyelesaikan tugas-tugas perkembangan pada suatu
masa perkembangan akan menjadi modal dan mempermudah pencapaian tugas-tugas
perkembangan pada masa berikutnya. Sebaliknya, kegagalan individu dalam
menyelesaikan tugas-tugas perkembangan pada suatu masa, akan menghambat
pencapaian tugas-tugas perkembangan pada masa berikutnya.
Tugas-tugas perkembangan yang harus diselesaikan individu pada masa remaja
(Havighurst, 1963) yaitu : (a) mencapai hubungan baru dan yang lebih matang dengan
6
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING

teman sebaya baik pria maupun wanita; (b) mencapai peran sosial pria, dan wanita; (c)
menerima keadaan fisiknya dan menggunakan tubuhnya secara efektif; (d)
mengharapkan dan mencapai perilaku sosial yang bertanggung jawab; (e) mencapai
kemandirian emosional dari orang tua dan orang-orang dewasa lainnya; (f)
mempersiapkan karier ekonomi; (g) mempersiapkan perkawinan dan kehidupan
keluarga; dan (h) memperoleh perangkat nilai dan sistem etis sebagai pegangan untuk
berperilaku mengembangkan ideologi.
Tugas perkembangan remaja Indonesia yang dituangkan sebagai kompetensi
kemandrian peserta didik SMP (Depdikbud, 2007) adalah : (a) landasan hidup
religius; (b) landasan perilaku etis; (c) kematangan emosi; (d) kematangan itelektual;
(e) kesadran tanggung jawab sosial; (f) kesadaran gender; (g) pengembangan pribadi;
(h) kemandirian perilaku ekonomis/ wirausaha; (h) wawasan dan persiapan karir; (i)
kematangan hubungan dengan teman sebaya
B. KONSEP DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING
Bimbingan dan konseling sebagai layanan profesional pada satuan pendidikan
dilakukan oleh tenaga pendidik profesional yaitu Konselor atau Guru Bimbingan dan
Konseling. Konselor adalah seseorang yang berkualifikasi akademik Sarjana Pendidikan
(S-1) dalam bidang bimbingan dan konseling dan telah lulus Pendidikan Profesi Guru
Bimbingan dan Konseling/Konselor. Sarjana pendidikan (S-1) dalam bidang bimbingan
dan konseling yang dihasilkan Lembaga Pendidikan Tinggi Kependidikan (LPTK) dapat
ditugasi sebagai Guru Bimbingan dan Konseling untuk menyelenggarakan layanan
bimbingan dan konseling pada satuan pendidikan.
Guru Bimbingan dan Konseling yang bertugas pada satuan pendidikan yang telah
memiliki kualifikasi akademik, tetapi belum memiliki kompetensi profesional yang
ditentukan, secara bertahap ditingkatkan kualifikasi kompetensi profesionalnya sehingga
mencapai standar yang ditentukan sebagaimana yang diatur dalam Permendiknas No. 27
Tahun 2008 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Konselor, yaitu
Sarjana Pendidikan (S-1) dalam bidang bimbingan dan konseling dan telah lulus
Pendidikan Profesi Guru Bimbingan dan Konseling/Konselor (idealnya Pendidikan
Profesi Konselor, namun karena masih terkendala aturan, maka PPG BK/K dilakukan).
Program Pendidikan Profesi Guru Bimbingan dan Konseling/Konselor (PPGBK/K)
menghasilkan tenaga pendidik profesional dalam bidang bimbingan dan
konseling/Konselor. Kurikulum pendidikan profesi guru bimbingan dan konseling sama
dengan kurikulum pendidikan profesi konselor, dengan demikian lulusan program
PPGBK/K menghasilkan pendidik profesional dalam bidang bimbingan dan konseling
yang disebut konselor atau guru bimbingan dan konseling yang dianugerahi gelar
Gr.Kons.
1. Pengertian
a. Bimbingan dan konseling adalah upaya sistematis, objektif, logis, dan berkelanjutan
serta terprogram yang dilakukan oleh konselor atau guru Bimbingan dan Konseling
untuk memfasilitasi perkembangan peserta didik/Konseli untuk mencapai
kemandirian dalam kehidupannya (Permendikbud No. 111 tahun 2014, pasal 1 ayat
1).
b. Bimbingan dan Konseling sebagai bagian integral dari pendidikan adalah upaya
memfasilitasi dan memandirikan peserta didik dalam rangka tercapainya
perkembangan yang utuh dan optimal.
7
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING

c. Layanan Bimbingan dan Konseling adalah upaya sistematis, objektif, logis, dan
berkelanjutan serta terprogram yang dilakukan oleh konselor atau guru Bimbingan
dan Konseling untuk memfasilitasi perkembangan peserta didik/Konseli untuk
mencapai kemandirian, dalam wujud kemampuan memahami, menerima,
mengarahkan, mengambil keputusan, dan merealisasikan diri secara bertanggung
jawab sehingga mencapai kebahagiaan dan kesejahteraan dalam kehidupannya.
d. Layanan bimbingan dan konseling dilaksanakan secara langsung (tatap muka) antara
guru bimbingan dan konseling atau konselor dengan konseli dan tidak langsung
(menggunakan media tertentu), dan diberikan secara individual (jumlah peserta
didik/konseli yang dilayani satu orang), kelompok (jumlah peserta didik/konseli yang
dilayani lebih dari satu orang), klasikal (jumlah peserta didik/konseli yang dilayani
lebih dari satuan kelompok), dan kelas besar atau lintas kelas (jumlah peserta
didik/konseli yang dilayani lebih dari satuan klasikal).
e. Konselor adalah pendidik profesional yang berkualifikasi akademik minimal Sarjana
Pendidikan (S-1) dalam bidang Bimbingan dan Konseling dan telah lulus Pendidikan
Profesi Guru Bimbingan dan Konseling/ Konselor.
f. Guru Bimbingan dan Konseling adalah pendidik yang berkualifikasi akademik
minimal Sarjana Pendidikan (S-1) dalam bidang Bimbingan dan Konseling dan
memiliki kompetensi di bidang Bimbingan dan Konseling.
g. Konseli adalah penerima layanan bimbingan dan konseling pada satuan pendidikan
dalam rangka realisasi tugas-tugas perkembangan secara utuh dan optimalserta
mencapai kemandirian dalam kehidupannya.
h. Konselor atau Guru Bimbingan dan Konseling di satuan pendidikan bertugas
merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi dan melakukan tindak lanjut layanan
bimbingan
2. Paradigma
Layanan bimbingan dan konseling berubah dari konsentrasi penyelesaian
masalah peserta didik menuju pengembangan potensi dan pencegahan masalah. Layanan
BK merupakan bantuan psiko-sosial-pendidikan dalam bingkai budaya dan karakter
bangsa. Artinya, pelayanan BK memperhatikan perkembangan aspek psikologis, aspek
sosial dan praksis pendidikan peserta didik dalam nilai-nilai budaya dan karakter
bangsa. Pelayanan Bimbingan dan Konseling didasarkan pada kaidah-kaidah
k e s e j a t i a n m a n u s i a d a n keilmuan serta teknologi d a l a m b i d a n g pendidikan,
yang dikemas dalam kaji-terapan pelayanan BK yang diwarnai oleh budaya
lingkungan peserta didik/sasaran pelayanan dan mengacu kepada pengembangan
karakter bangsa, sesuai dengan nilai-nilai luhur Pancasila dalam Negara Kesatuan
Republik Indonesia beradasarkan Undang-Undang Dasar 1945 dan prinsip Bhinneka
Tunggal Ika.
3. Visi dan Misi
a. Visi
Visi pelayanan BK adalah membantu tercapainya tujuan pendidikan nasional, yaitu
mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga yang demokratis, serta bertanggung jawab.

8
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING

b. Misi
Misi pelayanan BK meliputi misi pendidikan, pengembangan, pencegahan dan
pengentasan masalah.
1) Misi pendidikan, memfasilitasi pengembangan kemampuan dan kompetensi sesuai
dengan tahapan perkembangan melalui pengalaman pendidikan.
2) Misi pengembangan, memfasilitasi pengembangan kemampuan peserta didik dalam
membuat dan mengimplementasikan rencana pribadi, pendidikan, dan karir.
3) Misi pencegahan dan pengentasan masalah, memfasilitasi peserta didik belajar,
memonitor dan memahami perkembangannya serta mengambil tindakan secara pro
aktif berdasarkan informasi diri yang bersifat pencegahan dan pengentasan masalah.
4. Fungsi dan Tujuan
a. Fungsi layanan bimbingan dan konseling sebagai berikut.
1) Pemahaman yaitu membantu konseli agar memiliki pemahaman yang lebih baik
terhadap dirinya dan lingkungannya (pendidikan, pekerjaan, budaya, dan norma
agama).
2) Fasilitasi yaitu memberikan kemudahan kepada konseli dalam mencapai
pertumbuhan dan perkembangan yang optimal, serasi, selaras danseimbang
seluruh aspek pribadinya.
3) Penyesuaian yaitu membantu konseli agar dapat menyesuaikan diri dengan diri
sendiri dan dengan lingkungannya secara dinamis dan konstruktif.
4) Penyaluran yaitu membantu konseli merencanakan pendidikan, pekerjaan dan
karir masa depan, termasuk juga memilih program peminatan, yang sesuai
dengan kemampuan, minat, bakat, keahlian dan ciri-ciri kepribadiannya.
5) Adaptasi yaitu membantu para pelaksana pendidikan termasuk kepala satuan
pendidikan, staf administrasi, dan guru mata pelajaran atau guru kelas untuk
menyesuaikan program dan aktivitas pendidikan dengan latar belakang
pendidikan, minat, kemampuan, dan kebutuhan peserta didik/konseli.
6) Pencegahan yaitu membantu peserta didik/konseli dalam mengantisipasi
berbagai kemungkinan timbulnya masalah dan berupaya untuk mencegahnya,
supayapeserta didik/konseli tidak mengalami masalah dalam kehidupannya.
7) Perbaikan dan Penyembuhan yaitu membantu peserta didik/konseli yang
bermasalah agar dapat memperbaiki kekeliruan
berfikir, berperasaan,
berkehendak, dan bertindak. Konselor atau guru bimbingan dan konseling
melakukan memberikan perlakuan terhadap konseli supaya memiliki pola fikir
yang rasional dan memiliki perasaan yang tepat, sehingga konseli berkehendak
merencanakan dan melaksanakan tindakan yang produktif dan normatif.
8) Pemeliharaan yaitu membantu pesertadidik/konseli supaya dapat menjaga
kondisi pribadi yang sehat-normal dan mempertahankan situasi kondusif yang
telah tercipta dalam dirinya.
9) Pengembangan yaitu menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, yang
memfasilitasi perkembangan peserta didik/konseli melalui pembangunan
jejaring yang bersifat kolaboratif.
10) Advokasi yaitu membantu peserta didik/konseli berupa pembelaan terhadap
hak-hak konseli yang mengalami perlakuan diskriminatif.

9
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING

b. Tujuan layanan bimbingan dan konseling


Layanan bimbingan dan konseling diarahkan untuk mengembangkan peserta didik
agar memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa dan negara. Tujuan umum layanan bimbingan dan konseling adalah
membantu peserta didik/konseli agar dapat mencapai kematangan dan kemandirian
dalam kehidupannya, serta menjalankan tugas-tugas perkembangannya yang
mencakup aspek pribadi, sosial, belajar, karir secara utuh dan optimal.
Tujuan khusus layanan bimbingan dan konseling adalah membantu konseli agar
mampu:
1) memahami dan menerima diri dan lingkungannya;
2) merencanakan kegiatan penyelesaian studi,
kehidupannya di masa yang akan datang;

perkembangan karir dan

3) mengembangkan potensinya seoptimal mungkin;


4) menyesuaikan diri dengan lingkungannya;
5) mengatasi hambatan atau kesulitan yang dihadapi dalam kehidupannya; dan
6) mengaktualiasikan dirinya secara bertanggung jawab.
5. Asas dan Prinsip Bimbingan dan Konseling
a. Asas layanan bimbingan dan konseling
1) Kerahasiaan yaitu asas layanan yang menuntut konselor atau guru bimbingan
dan konseling merahasiakan segenap data dan keterangan tentang peserta
didik/konseli, sebagaimana diatur dalam kode etik bimbingan dan konseling.
2) Kesukarelaan, yaitu asas kesukaan dan kerelaan peserta didik/konseli mengikuti
layanan yang diperlukannya.
3) Keterbukaan yaitu asas layanan konselor atau guru bimbingan dan konseling
yang bersifat terbuka dan tidak berpura-pura dalam memberikan dan menerima
informasi.
4) Keaktifan yaitu asas layanan konselor atau guru bimbingan dan
konselingkepada peserta didik/konseli memerlukan keaktifan dari keduabelah
pihak.
5) Kemandirian yaitu asas layanan konselor atau guru bimbingan dan konseling
yang merujuk pada tujuan agar peserta didik/konseli mampu mengambil
keputusan pribadi, sosial, belajar, dan karir secara mandiri.
6) Kekinian yaitu asas layanan konselor atau guru bimbingan dan konseling yang
berorientasi pada perubahan situasi dan kondisi masyarakat di tingkat lokal,
nasional dan global yang berpengaruh kuat terhadap kehidupan peserta
didik/konseli.
7) Kedinamisan yaitu asas layanan konselor atau guru bimbingan dan konseling
yang berkembang dan berkelanjutan dalam memandang tentang hakikat
manusia, kondisi-kondisi perubahan perilaku, serta proses dan teknik bimbingan
dan konseling sejalan perkembangan ilmu bimbingan dan konseling.
8) Keterpaduan yaitu asas layanan konselor atau guru bimbingan dan konseling
yang terpadu antara tunjuan bimbingan dan konseling dengan tujuan
pendidikan dan nilai nilai luhur yang dijunjung tinggi dan dilestarikan oleh
10
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING

masyarakat.
9) Keharmonisan yaitu asas layanan konselor atau guru bimbingan dan konseling
yang selaras dengan visi dan misi sekolah, nilai dan norma kehidupan yang
berlaku di masyarakat.
10) Keahlian yaitu asas layanan konselor atau guru bimbingan dan konseling
berdasarkan atas kaidah-kaidah akademik dan etika profesional, dimana layanan
bimbingan dan konseling hanya dapat diampu oleh tenaga ahli bimbingan dan
konseling.
11) Tut wuri handayani yaitu suatu asas pendidikan yang mengandung makna
bahwa konselor atau guru bimbingan dan konseling sebagai pendidik harus
memfasilitasi setiap peserta didik/konseli untuk mencapai tingkat
perkembangan yang utuh dan optimal.

b. Prinsip bimbingan dan konseling


1) Bimbingan dan konseling diperuntukkan bagi semua peserta didik/konseli dan
tidak diskriminatif. Prinsip untuk semua berarti bimbingan diberikan kepada
semua peserta didik/konseli, baik yang tidak bermasalah maupun yang
bermasalah; baik pria maupun wanita; baik anak-anak maupun remaja tanpa
membedakan berbagai latar belakang kehidupan.
2) Bimbingan dan konseling sebagai proses individuasi. Setiap peserta didik
bersifat unik (berbeda satu sama lainnya) dan dinamis, dan melalui bimbingan
peserta didik/konseli dibantu untuk menjadi dirinya sendiri secara utuh.
3) Bimbingan dan konseling menekankan nilai-nilai positif. Bimbingan dan
konseling merupakan upaya memberikan bantuan kepada konseli untuk
membangun pandangan positif dan mengembangkan nilai-nilai positif yang ada
pada dirinya dan lingkungannya.
4) Bimbingan dan konseling merupakan tanggung jawab bersama. Bimbingan dan
konseling merupakan tugas kolaboratif dari semua pelaku pendidikan sekolah.
BK merupakan tanggungjawab konselor atau guru bimbingan dan konseling,
guru mata pelajaran, wali kelas, wakil kepala sekolah, dan kepala sekolah atas
tindak bimbingan dan konseling dalam menavigasi peserta didik mencapai
perkembangan optimal.
5) Pengambilan keputusan merupakan hal yang esensial dalam bimbingan dan
konseling. Bimbingan dan konseling diarahkan untuk membantu peserta
didik/konseli agar dapat melakukan pilihan dan mengambil keputusan serta
merealisasikan keputusannya secara bertanggungjawab.
6) Bimbingan dan konseling berlangsung dalam berbagai setting (adegan)
kehidupan. Pemberian pelayanan bimbingan dan konseling dapat berlangsung
pada berbagai setting, namun dalam kontes pedoman yang dimaksud adalah
berlangsung pada satuan pendidikan, karena pedoman dibuat untuk itu.
7) Bimbingan dan konseling merupakan bagian integral dari pendidikan.
Penyelenggaraan bimbingan dan konseling tidak terlepas dari upaya
mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
8) Bimbingan dan konseling dilaksanakan dalam bingkai budaya Indonesia.
Interaksi antar guru bimbingan dan konseling atau konselor dengan peserta
didik harus senantiasa selaras dan serasi dengan nilai-nilai yang dijunjung tinggi
oleh kebudayaan dimana layanan itu dilaksanakan.

11
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING

9) Bimbingan dan konseling bersifat fleksibel dan adaptif serta berkelanjutan.


Layanan bimbingan dan konseling harus mempertimbangkan situasi dan kondisi
serta daya dukung sarana dan prasarana yang tersedia.
10) Bimbingan dan konseling diselenggarakan oleh tenaga profesional dan
kompeten. Layanan bimbingan dan konseling dilakukan oleh tenaga pendidik
profesional yaitu Konselor atau Guru Bimbingan dan Konseling yang
berkualifikasi akademik Sarjana Pendidikan (S-1) dalam bidang bimbingan dan
konseling dan telah lulus Pendidikan Profesi Guru Bimbingan dan Konseling/
Konselor dari Lembaga Pendidikan Tinggi Kependidikan yang terakreditasi.
11) Program bimbingan dan konseling disusun berdasarkan hasil analisis
kebutuhan peserta didik/konseli dan kebutuhan sekolah dalam mendampingi
pencapaian perkembangan optimal peserta didik.
12) Program bimbingan dan konseling dievaluasi untuk mengetahui efisiensi
proses bimbingan dan konselingnya dan efektivitas keberhasilan layanannya
bagi peserta didik dan bagi sekolah.
C. KOMPONEN BIMBINGAN DAN KONSELING
Layanan bimbingan dan konseling sebagai layanan profesional yang diselenggarakan
pada satuan pendidikan mencakup komponen program, bidang layanan, struktur dan
program layanan, kegiatan dan alokasi waktu layanan. Komponen program meliputi
layanan dasar, layanan peminatan dan perencanaan individual, layanan responsif, dan
dukungan sistem, sedangkan bidang layanan terdiri atas bidang layanan pribadi, sosial,
belajar, dan karir.
Komponen program dan bidang layanan dituangkan ke dalam program tahunan dan
semesteran dengan mempertimbangkan komposisi, proporsi dan alokasi waktu layanan,
baik di dalam maupun di luar kelas.
Program kerja layanan bimbingan dan konseling disusun berdasarkan hasil analisis
kebutuhan peserta didik/konseli dan sekolah dan struktur program dengan menggunakan
sistematika minimal meliputi: rasional, visi dan misi, deskripsi kebutuhan, komponen
program, bidang layanan, rencana operasional, pengembangan tema/topik,
pengembangan RPLBK, evaluasi-pelaporan-tindak lanjut, dan anggaran biaya.
1. Komponen Program
Layanan bimbingan dan konseling pada satuan pendidikan secara keseluruhan
dikemas dalam empat komponen layanan, yaitu komponen: (a) layanan dasar, (b)
layanan peminatan dan perencanaan individual, (c) layanan responsif, dan (d)
dukungan sistem.
a. Layanan Dasar
1) Pengertian
Layanan dasar diartikan sebagai proses pemberian bantuan kepada seluruh
konseli melalui kegiatan penyiapan pengalaman terstruktur secara klasikal
atau kelompok yang dirancang dan dilaksanakan secara sistematis dalam
rangka mengembangkan kemampuan penyesuaian diri yang efektif sesuai
dengan tahap dan tugas-tugas perkembangan (yang dituangkan sebagai
standar kompetensi kemandirian).

12
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING

2) Tujuan
Layanan dasar bertujuan membantu semua konseli agar memperoleh
perkembangan yang normal, memiliki mental yang sehat, dan memperoleh
keterampilan hidup, atau dengan kata lain membantu konseli agar dapat
mencapai tugas-tugas perkembangannya secara optimal.
Secara rinci tujuan layanan dasar
membantu peserta didik agar mampu:

dirumuskan sebagai upaya untuk

a) menyadari (memahami) tentang diri dan lingkungannya (pendidikan,


pekerjaan, sosial budaya dan agama),
b) mengembangkan keterampilan untuk mengidentifikasi tanggung jawab
atau seperangkat tingkah laku yang layak bagi penyesuaian diri dengan
lingkungannya,
c) memenuhi kebutuhan dirinya dan mampu mengatasi masalahnya sendiri,
dan
d) mengembangkan dirinya dalam rangka mencapai tujuan hidupnya.
Kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan oleh Konselor atau Guru
Bimbingan dan Konseling dalam komponen layanan dasar antara lain: (1)
asesmen kebutuhan, (2) bimbingan klasikal (misalnya: layanan orientasi,
layanan informasi), (3) bimbingan kelompok, (4) pengelolaan media
informasi.
3) Fokus Pengembangan
Pencapaian tujuan berfokus pada pengembangan kegiatan yang dilakukan
diarahkan pada perkembangan aspek-aspek pribadi, sosial, belajar dan karir.
Berkaitan erat dengan upaya membantu peserta didik/konseli dalam upaya
mencapai tugas-tugas perkembangan dan tercapainya kemandirian dalam
kehidupannya.
b. Layanan Peminatan dan Perencanaan Individual
1) Pengertian
Peminatan adalah program kurikuler yang disediakan untuk mengakomodasi
pilihan minat, bakat dan/atau kemampuan peserta didik/konseli dengan
orientasi pemusatan, perluasan, dan/atau pendalaman mata pelajaran
dan/atau muatan kejuruan. Peminatan peserta didik dalam Kurikulum 2013
mengandung makna:
a) suatu pembelajaran berbasis minat peserta didik sesuai kesempatan
belajar yang ada dalam satuan pendidikan;
b)

suatu proses pemilihan dan penetapan peminatan belajar yang


ditawarkan oleh satuan pendidikan;

c) merupakan suatu proses pengambilan pilihan dan keputusan oleh


peserta didik tentang peminatan belajar
yang didasarkan atas
pemahaman potensi diri dan pilihan yang tersedia pada satuan
pendidikan serta prospek peminatannya;

13
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING

d) merupakan proses yang berkesinambungan untuk memfasilitasi peserta


didik mencapai keberhasilan proses dan hasil belajar serta
perkembangan optimal dalam rangka mencapai tujuan pendidikan
nasional; dan
e) layanan peminatan peserta didik merupakan wilayah garapan profesi
bimbingan dan konseling, yang tercakup pada layanan perencanaan
individual.
Layanan Perencanaan individual adalah bantuan kepada peserta
didik/konseli agar mampu merumuskan dan melakukan aktivitas-aktivitas
sistematik yang berkaitan dengan perencanaan masa depan berdasarkan
pemahaman tentang kelebihan dan kekurangan dirinya, serta pemahaman
terhadap peluang dan kesempatan yang tersedia di lingkungannya.
Pemahaman konseli secara mendalam, penafsiran hasil asesmen, dan
penyediaan informasi yang akurat sesuai dengan peluang dan potensi
yang dimiliki konseli amat diperlukan sehingga peserta didik/konseli
mampu memilih dan mengambil keputusan yang tepat di dalam
mengembangkan potensinya secara optimal, termasuk keberbakatan dan
kebutuhan khusus peserta didik/konseli.
1) Tujuan
Peminatan dan perencanaan individual secara umum bertujuan untuk
membantu peserta didik/konseli agar:
a) memiliki pemahaman tentang diri dan lingkungannya,
b) mampu merumuskan tujuan, perencanaan, atau pengelolaan terhadap
perkembangan dirinya, baik menyangkut aspek pribadi, sosial, belajar,
maupun karir, dan
c) dapat melakukan kegiatan berdasarkan pemahaman, tujuan, dan
rencana yang telah dirumuskannya.
Tujuan peminatan dan perencanaan individual dapat juga dirumuskan
sebagai upaya memfasilitasi peserta didik/konseli untuk merencanakan,
memonitor, dan mengelola rencana pendidikan, karir, dan pengembangan
pribadi- sosial oleh dirinya sendiri.
Isi layanan perencanaan individual meliputi memahami secara khusus
tentang potensi dan keunikan perkembangan dirinya sendiri. Dengan
demikian meskipun peminatan dan perencanaan individual ditujukan
untuk seluruh peserta didik/konseli, layanan yang diberikan lebih bersifat
individual karena didasarkan atas perencanaan, tujuan dan keputusan
yang ditentukan oleh masing-masing peserta didik/konseli.
Layanan peminatan peserta didik secara khusus ditujukan untuk
memberikan kesempatan kepada peserta didik mengembangkan
kompetensi sikap,kompetensi pengetahuan, dan kompetensi keterampilan
peserta didik sesuai dengan minat, bakat dan/atau kemampuan akademik
dalam sekelompok mata pelajarankeilmuan, maupun kemampuan dalam
bidang keahlian, program keahlian, dan paket keahlian.

14
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING

2) Fokus Pengembangan
Fokus pengembangan layanan peminatan peserta didik diarahkan pada
kegiatan meliputi:
a) pemberian informasi program peminatan;
b) penelusuran minat;
c) melakukan pemetaan dan pemantapan peminatan peserta didik
(pengumpulan data, analisis data, interpretasi hasil analisis data dan
pemantapan peminatan peserta didik);
d) pendampingan pemantapan peminatan dilakukan melalui: (1)
bimbingan klasikal (layanan informasi, layanan penempatan
penyaluran), (2) bimbingan kelompok, (3) konseling individual, (4)
konseling kelompok, dan (5) konsultasi;
e) pengembangan dan penyaluran;
f) evaluasi dan tindak lanjut.
Konselor atau guru bimbingan dan konseling berperan penting dalam
layanan peminatan peserta didik dalam implementasi kurikulum 2013
dengan cara merealisasikan 6 (enam) kegiatan focus pengembangan
peminatan. Penelusuran dan pemantapan peminatan SMP/MTs atau yang
sederajat, memperhatikan prestasi akademik, prestasi non akademik,
bakat, kecerdasan, dan kecenderungan minat peserta didik/konseli.
Fokus perencanaan individual berkaitan erat dengan pengembangan
aspek pribadi, sosial, belajar dan karir. Secara rinci cakupan fokus
tersebut antara lain mencakup pengembangan aspek:
a) pribadi yaitu tercapainya pemahaman diri dan pengembangan konsep
diri yang positif,
b) sosial yaitu tercapainya pemahaman lingkungan dan pengembangan
keterampilan sosial yang efektif,
c) belajar yaitu tercapainya efisiensi dan efektivitas belajar, keterampilan
belajar, dan peminatan peserta didik/konseli secara tepat, dan
d) karir yaitu tercapainya kemampuan mengeksplorasi peluang-peluang
karir, mengeksplorasi latihan pekerjaan, memahami kebutuhan untuk
kebiasaan bekerja yang positif.
Panduan lebih lengkap tentang peminatan dapat dipelajari pada buku
Panduan Peminatan SMP.
c. Layanan Responsif
1) Pengertian
Layanan responsif adalah pemberian bantuan kepada peserta didik/konseli
yang menghadapi masalah dan memerlukan pertolongan dengan segera,
agar peserta didik/konseli tidak mengalami hambatan dalam proses
pencapaian tugas-tugas perkembangannya. Strategi layanan responsif
meliputi konseling individual, konseling kelompok, konsultasi, kolaborasi,
kunjungan rumah, mediasi, case confrence dan alih tangan kasus (referral).

15
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING

2) Tujuan
Layanan responsif bertujuan untuk membantu peserta didik/konseli yang
sedang mengalami masalah tertentu menyangkut perkembangan pribadi,
sosial, belajar, dan karir. Bantuan yang diberikan bersifat segera, karena
dikhawatirkan dapat menghambat perkembangan dirinya dan berlanjut ke
tingkat yang lebih serius. Konselor atau Guru Bimbingan dan Konseling
hendaknya membantu peserta didik/konseli untuk memahami hakikat dan
ruang lingkup masalah, mengeksplorasi dan menentukan alternatif
pemecahan masalah yang terbaik melalui proses interaksi yang unik. Hasil
layanan responsif, peserta didik/konseli diharapkan dapat mengalami
perubahan pikiran, perasaa, kehendak, atau perilaku yang terkait dengan
perkembangan pribadi, sosial, belajar, dan karir.
3) Fokus Pengembangan
Fokus layanan responsif adalah pemberian bantuan kepada peserta
didik/konseli yang secara nyata mengalami masalah yang mengganggu
perkembangan diri dan secara potensial menghadapi masalah tertentu namun
tidak menyadari dirinya memiliki masalah.
Masalah yang dihadapi dapat menyangkut ranah pribadi, sosial, belajar, atau
karir. Apabila peserta didik tidak mendapatkan layanan segera dari
Konselor atau Guru Bimbingan dan Konseling maka dapat menyebabkan
peserta didik/konseli mengalami penderitaan, kegagalan, bahkan mengalami
gangguan yang lebih serius atau lebih kompleks.
Masalah peserta didik/konseli dapat berkaitan dengan berbagai hal yang
dirasakan mengganggu kenyamanan hidup atau menghambat perkembangan
diri konseli, karena tidak terpenuhi kebutuhannya, atau gagal dalam
mencapai tugas-tugas perkembangan.
Untuk memahami kebutuhan dan masalah peserta didik/konseli dapat
diperoleh melalui asesmen kebutuhan dan analisis perkembangan peserta
didik/konseli, dengan menggunakan berbagai instrumen, misalnya angket
konseli, pedoman wawancara, pedoman observasi, angket sosiometri, daftar
hadir peserta didik/konseli, leger, inventori tugas-tugas perkembangan
(ITP), psikotes dan alat ungkap masalah (AUM).
d. Dukungan Sistem
1) Pengertian
Ketiga komponen program (layanan dasar, layanan peminatan dan
perencanan individual, dan responsif) sebagaimana telah disebutkan
sebelumnya merupakan pemberian layanan bimbingan dan konseling kepada
peserta didik/konseli secara langsung. Dukungan sistem merupakan
komponen pelayanan dan kegiatan manajemen, tata kerja, infrastruktur
(misalnya teknologi informasi dan komunikasi), dan pengembangan
kemampuan profesional konselor atau guru bimbingan dan konseling secara
berkelanjutan, yang secara tidak langsung memberikan bantuan kepada
peserta didik/konseli atau memfasilitasi kelancaran perkembangan peserta
didik/konseli dan mendukung efektivitas dan efisiensi pelaksanaan layanan
bimbingan dan konseling.

16
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING

2) Tujuan
Komponen program dukungan sistem bertujuan mendukung:
a) konselor atau guru bimbingan dan konseling dalam memperlancar
penyelenggaraan komponen-komponen layanan sebelumnya dan efektivitas
dan efisiensi pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling;
b) personel pendidik lainnya dalam memperlancar penyelenggaraan
program pendidikan pada satuan pendidikan.
Dukungan sistem meliputi kegiatan pengembangan jejaring, kegiatan
manajemen, pengembangan keprofesian secara berkelanjutan.
3) Fokus Pengembangan
Pengembangan jejaring menyangkut kegiatan konselor atau guru bimbingan
dan konseling yang meliputi: (a) konsultasi dengan pihak terkait, (b)
penyelenggaraan program kerjasama, (c) partisipasi dalam perencanaan dan
pelaksanaan kegiatan satuan pendidikan, (d) penggunaan ICT secara efektif,
dan (e) penelitian dan pengembangan.
Suatu program layanan bimbingan dan konseling tidak mungkin akan
terselenggara dan tujuannya tercapai apabila tidak memiliki suatu sistem
pengelolaan yang bermutu, dalam arti dilakukan secara jelas, sistematis, dan
terarah.
Pengembangan keprofesian berkelanjutan sebagai bagian integral dari sistem
pendidikan secara utuh diarahkan untuk memberikan kesempatan kepada
konselor atau guru Bimbingan dan Konseling untuk meningkatkan kapasitas
dan kompetensi melalui serangkaian pendidikan dan pelatihan dalam jabatan
maupun kegiatan-kegiatan pengembangan dalam organisasi profesi
Bimbingan dan Konseling, baik di tingkat pusat, daerah, dan kelompok
musyawarah Guru Bimbingan dan Konseling. Peningkatan kapasitas dan
kompetensi Konselor atau Guru Bimbingan dan Konseling diharapakan
dapat mendorong meningkatnya kualitas layanan bimbingan dan konseling.
2.

Bidang Layanan Bimbingan dan Konseling


Bimbingan dan konseling pada satuan pendidikan mencakup empat bidang
layanan, yaitu bidang layanan yang memfasilitasi perkembangan pribadi, sosial,
belajar, dan karir. Pada hakikatnya perkembangan tersebut merupakan satu
kesatuan utuh yang tidak dapat dipisahkan dalam setiap diri individu peserta
didik/konseli.
a. Bimbingan dan konseling pribadi
1) Pengertian
Suatu proses pemberian bantuan dari konselor atau guru bimbingan dan
konseling kepada peserta didik/konseli untuk memahami, menerima,
mengarahkan, mengambil keputusan, dan merealisasikan keputusannya
secara bertanggung jawab tentang perkembangan aspek pribadinya,
sehingga dapat mencapai perkembangan pribadinya secara optimal dan

17
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING

mencapai kebahagiaan,
kehidupannya.

kesejahteraan

dan

keselamatan

dalam

2) Tujuan
Bimbingan dan konseling pribadi dimaksudkan untuk membantu peserta
didik/konseli agar mampu:
a) memahami potensi diri dan memahami
kelemahannya, baik kondisi fisik maupun psikis,

kelebihan

dan

b) mengembangkan potensi untuk mencapai kesuksesan dalam


kehidupannya,
c) menerima kelemahan kondisi diri dan mengatasinya secara baik,
d) mencapai keselarasan perkembangan antara cipta-rasa-karsa,
e) mencapai kematangan/kedewasaan cipta-rasa-karsa secara tepat
dalam kehidupanya sesuai nilai-nilai luhur, dan
f)

mengakualisasikan dirinya sesuai dengan potensi diri secara


optimal berdasarkan nilai-nilai luhur budaya dan agama.

3) Ruang Lingkup
Secara garis besar, lingkup materi bimbingan dan konseling pribadi
meliputi pemahaman diri, pengembangan kelebihan diri, pengentasan
kelemahan
diri,
keselarasan
perkembangan
cipta-rasa-karsa,
kematangan/kedewasaan cipta-rasa-karsa,
dan aktualiasi diri secara
bertanggung jawab. Materi bimbingan dan konseling pribadi dapat
dirumuskan berdasarkan analisis kebutuhan pengembangan diri peserta
didik, kebijakan pendidikan yang diberlakukan, dan kajian pustaka.
b. Bimbingan dan konseling sosial
1) Pengertian
Suatu proses pemberian bantuan dari konselor kepada peserta didik/konseli
untuk memahami lingkungannya dan dapat melakukan interaksi sosial
secara positif, terampil berinteraksi sosial, mampu mengatasi masalahmasalah sosial yang dialaminya, mampu menyesuaikan diri dan memiliki
keserasian hubungan dengan lingkungan sosialnya sehingga mencapai
kebahagiaan dan kebermaknaan dalam kehidupannya.
2) Tujuan
Bimbingan dan konseling sosial bertujuan untuk membantu peserta
didik/konseli agar mampu:
a) berempati terhadap kondisi orang lain,
b) memahami keragaman latar sosial budaya,
c) menghormati dan menghargai orang lain,
d) menyesuaikan dengan nilai dan norma yang berlaku,
e) berinteraksi sosial yang efektif,

18
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING

f) bekerjasama dengan orang lain secara bertanggung jawab, dan


g) mengatasi konflik dengan orang lain berdasarkan prinsip yang saling
menguntungkan.
3) Ruang Lingkup
Secara umum, lingkup materi bimbingan dan konseling sosial meliputi
pemahaman keragaman budaya, nilai-nilai dan norma sosial, sikap sosial
positif (empati, altruistis, toleran, peduli, dan kerjasama), keterampilan
penyelesaian konflik secara produktif, dan keterampilan hubungan sosial
yang efektif.
c. Bimbingan dan konseling belajar
1) Pengertian
Proses pemberian bantuan konselor atau guru bimbingan dan konseling
kepada peserta didik/konseli dalam mengenali potensi diri untuk belajar,
memiliki sikap dan keterampilan
belajar, terampil merencanakan
pendidikan, memiliki kesiapan menghadapi ujian, memiliki kebiasaan
belajar teratur dan mencapai hasil belajar secara optimal sehingga dapat
mencapai kesuksesan, kesejahteraan, dan kebahagiaan dalam
kehidupannya.
2) Tujuan
Bimbingan dan konseling belajar bertujuan membantu peserta didik untuk:
a) menyadari potensi diri dalam aspek belajar dan memahami berbagai
hambatan belajar;
b) memiliki sikap dan kebiasaan belajar yang positif;
c) memiliki motif yang tinggi untuk belajar sepanjang hayat;
d) memiliki keterampilan belajar yang efektif;
e) memiliki keterampilan perencanaan dan penetapan
selanjutnya; dan

pendidikan

f) memiliki kesiapan menghadapi ujian.


3) Ruang Lingkup
Lingkup bimbingan dan konseling belajar terdiri atas sikap, pengetahuan,
dan keterampilan yang menunjang efisiensi dan keefektivan belajar pada
satuan pendidikan dan sepanjang kehidupannya; menyelesaikan studi pada
satuan pendidikan, memilih studi lanjut, dan makna prestasi akademik dan
non akademik dalam pendidikan, dunia kerja dan kehidupan masyarakat.
d. Bimbingan dan konseling karir
1) Pengertian
Proses pemberian bantuan konselor atau guru bimbingan dan konseling
kepada peserta didik/ konseli untuk mengalami pertumbuhan,
perkembangan, eksplorasi, aspirasi dan pengambilan keputusan karir
sepanjang rentang hidupnya secara rasional dan realistis berdasar informasi
19
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING

potensi diri dan kesempatan yang tersedia di lingkungan hidupnya


sehingga mencapai kesuksesan dalam kehidupannya.
2) Tujuan
Bimbingan dan konseling karir bertujuan menfasilitasi perkembangan,
eksplorasi, aspirasi dan pengambilan keputusan karir sepanjang rentang
hidup peserta didik/konseli. Dengan demikian, peserta didik akan:
a) memiliki pemahaman diri (kemampuan, minat dan kepribadian) yang
terkait dengan pekerjaan;
b) memiliki pengetahuan mengenai dunia kerja dan informasi karir yang
menunjang kematangan kompetensi karir;
c) memiliki sikap positif terhadap dunia kerja;
d) memahami relevansi kemampuan menguasai pelajaran dengan
persyaratan keahlian atau keterampilan bidang pekerjaan yang menjadi
cita-cita karirnya masa depan;
e) memiliki kemampuan untuk membentuk identitas karir, dengan cara
mengenali ciri-ciri pekerjaan, persyaratan kemampuan yang dituntut,
lingkungan sosiopsikologis pekerjaan, prospek kerja, dan kesejahteraan
kerja; memiliki kemampuan merencanakan masa depan, yaitu
merancang kehidupan secara rasional untuk memperoleh peran-peran
yang sesuai dengan minat, kemampuan, dan kondisi kehidupan sosial
ekonomi; membentuk pola-pola karir; mengenal keterampilan,
kemampuan dan minat; memiliki kemampuan atau kematangan untuk
mengambil keputusan karir.
3) Ruang Lingkup
Ruang lingkup bimbingan karir terdiri atas pengembangan sikap positif
terhadap pekerjaan, pengembangan keterampilan menempuh masa transisi
secara positif dari masa bersekolah ke masa bekerja, pengembangan
kesadaran terhadap berbagai pilihan karir, informasi pekerjaan, ketentuan
sekolah dan pelatihan kerja, kesadaran akan hubungan beragam tujuan
hidup dengan nilai, bakat, minat, kecakapan, dan kepribadian masingmasing.
Kompetensi karir peserta didik secara berurutan dan
berkesinambungan difasilitasi bimbingan dan konseling dalam setiap
jenjang pendidikan dasar dan menengah.
3.

Struktur Program Layanan


a. Sistematika Program layanan.
Program layanan bimbingan dan konseling di satuan pendidikan disusun
sekurang-kurangnya dengan menggunakan sistematika sebagai berikut.
1) Rasional
Rumuskan dasar pemikiran tentang urgensi bimbingan dan konseling
dalam keseluruhan program satuan pendidikan. Rumusan konsep dasar

20
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING

kaitan antara bimbingan dan konseling dengan pembelajaran/implementasi


kurikulum, dampak perkembangan iptek dan konteks sosial budaya hidup
masyarakat (termasuk peserta didik), kondisi peserta didik, hubungan
antara program BK dengan program sekolah/pendidikan, dan hal-hal lain
yang dianggap relevan.
2) Visi dan Misi
Sajian visi dan misi bimbingan dan konseling harus sesuai dengan visi dan
misi sekolah/madrasah, oleh karena itu sajikan
visi dan misi
sekolah/madrasah kemudian rumuskan visi dan misi program layanan
bimbingan dan konseling.
3) Deskripsi Kebutuhan
Rumusan deskripsi kebutuhan didasarkan atas hasil asesmen kebutuhan
(need assessment) peserta didik/konseli dan lingkungannya ke dalam
rumusan perilaku-perilaku yang diharapkan dikuasai peserta didik/konseli
yang terkait dengan pengembangan pribadi, sosial, belajar, dan karir.
4) Tujuan
Rumusan tujuan yang akan dicapai disusun dalam bentuk perilaku yang
harus dikuasai peserta didik/ konseli setelah memperoleh layanan
bimbingan dan konseling. Perilaku yang dimaksud terkait dengan
pengembangan pribadi, sosial, belajar, dan karir untuk mencapai
kehidupan keseharian yang efektif, kemandirian, dan perkembangan
optimal.
5) Komponen Program.
Komponen program bimbingan dan konseling di satuan pendidikan
meliputi: (1) Layanan Dasar, (2) Layanan Peminatan peserta didik dan
Perencanaan Individual (3) Layanan Responsif, dan (4) Dukungan sistem.
6) Bidang layanan
Bidang layanan bimbingan dan konseling meliputi pribadi, sosial, belajar
dan karir. Materi layanan bimbingan dan konseling disajikan secara
proporsional sesuai dengan hasil asesmen kebutuhan terhadap 4 (empat)
bidang layanan.
7) Rencana Operasional (Action Plan)
Rencana kegiatan (action plans) diperlukan untuk menjamin program
bimbingan dan konseling dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien.
Rencana kegiatan adalah uraian detil dari program yang menggambarkan
struktur isi program untuk memfasilitasi peserta didik/konseli mencapai
kemandirian dalam kehidupannya.
8) Pengembangan Tema/Topik
Tema/topik merupakan rincian lebih lanjut dari identifikasi deskripsi
kebutuhan peserta didik dalam aspek perkembangan pribadi, sosial, belajar
dan karir.
Pengembangan Rencana Pelaksanaan Layanan Bimbingan dan Konseling
(RPLBK).
21
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING

RPLBK dikembangkan sesuai dengan tema/topik dan sistematika yang


diatur dalam panduan penyelenggaraan layanan bimbingan dan konseling
pada satuan pendidikan.
Materi pelayanan BK dapat dirumuskan berupa tema/topik yang akan
dibahas di dalam praktik pelayanan. Tema adalah rumusan yang
mengandung sejumlah aspek materi yang saling berkaitan yang selanjutnya
menjadi muatan kegiatan pelayanan yang dimaksudkan. Tema-tema
disusun dan dapat dijabarkan menjadi berbagai subtema yang merupakan
materi pelayanan BK mengacu kepada tugas perkembangan peserta didik
SMP (delapan tugas perkembangan remaja sebagaimana tersebut
terdahulu) dan atau standar kompetensi kemandirian peserta didik (11
kompetensi kemandirian peserta didik SMP), kondisi lingkungan, dan
kebutuhan
dalam arti seluas-luasnya. Materi yang menjadi isi
tema/subtema harus memenuhi kompetensi pada bidang bimbingan
pribadi, sosial, belajar, dan karir, yang dilaksanakan melalui berbagai
strategi dan teknik layanan bimbingan dan konseling yang
diadministrasikan pada format layanan tertentu. Sebagai contoh tema-tema
dan subtema dapat dibaca pada Lampiran 3.
Pengembangan Rencana Pelaksanaan Layanan Bimbingan dan Konseling
(RPLBK) disesuaikan dengan tema/topik dan sistematika sebagai berikut:
(1) identitas, (2) waktu dan tempat, (3) kompetensi (4) fungsi layanan, (5)
tujuan layanan, (6) bidang bimbingan, (7) jenis layanan, (8) materi/tema
layanan, (9) sarana, (10) langkah kegiatan (disesuaikan dengan jenis
layanan yang digunakan), (11) penilaian proses dan penilaian hasil, (12)
tindak lanjut, dan (13) sumber bahan (jika diperlukan/relevan).
9) Evaluasi, pelaporan dan tindak lanjut
Rencana evaluasi perkembangan peserta didik/konseli didasarkan pada
rumusan tujuan yang ingin dicapai dari layanan yang dilakukan.Di
samping itu, perlu dilakukan evaluasi keterlaksanaan program, dan
hasilnya sebagai bentuk akuntabilitas layanan bimbingan dan konseling.
Hasil evaluasi harus dianalisis, dilaporkan
dan diakhiri dengan
rekomendasi tentang tindak lanjut pengembangan program selanjutnya.
10) Anggaran biaya.
Rencana anggaran biaya untuk mendukung implementasi program layanan
bimbingan dan konseling disusun secara
realistik dan dapat
dipertanggungjawabkan secara transparan. Rancangan biaya dapat memuat
kebutuhan biaya operasional layanan bimbingan dan konseling dan
pengembangan profesi bimbingan dan konseling.
b. Program Layanan
Program layanan bimbingan dan konseling disusun dan diselenggarakan
sebagai berikut.
1) Program Tahunan, yaitu program layanan bimbingan dan konseling
meliputi kegiatan mencakup komponen, strategi dan bidang layanan selama
satu tahun ajaran untuk masing-masing kelas rombongan belajar pada
satuan pendidikan.

22
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING

2) Program Semesteran yaitu program layanan bimbingan dan konseling


meliputi seluruh kegiatan selama satu semester merupakan jabaran kegiatan
lebih rinci dari program tahunan.
4. Kegiatan dan Alokasi Waktu Layanan
a) Kegiatan Layanan
Layanan bimbingan dan konseling pada satuan pendidikan diselenggarakan
oleh tenaga pendidik profesional yaitu Konselor atau Guru Bimbingan dan
Konseling. Layanan Bimbingan dan Konseling diselenggarakan di dalam kelas
dan di luar kelas. Kegiatan bimbingan dan konseling di dalam kelas dan di luar
kelas merupakan satu kesatuan dalam layanan profesional bidang bimbingan
dan konseling. Layanan dirancang dan dilaksanakan dengan memperhatikan
keseimbangan dan kesinambungan program antar kelas dan antar jenjang kelas,
serta mensinkronkan dengan kegiatan pembelajaran mata pelajaran dan
kegiatan ekstra kurikuler.
Layanan Bimbingan dan Konseling diselenggarakan secara terprogram
berdasarkan asesmen kebutuhan (need assessment) yang dianggap penting
(skala prioritas) dilaksanakan secara rutin dan berkelanjutan (scaffolding).
Semua peserta didik harus mendapatkan layanan bimbingan dan konseling
secara terencana, teratur dan sistematis serta sesuai dengan kebutuhan. Untuk
itu, Konselor atau guru Bimbingan dan Konseling dialokasikan jam masuk
kelas selama 2 (dua) jam pembelajaran per minggu setiap kelas secara rutin
terjadwal. Layanan bimbingan dan konseling di dalam kelas bukan merupakan
mata pelajaran bidang studi, namun terjadwal secara rutin di kelas
dimaksudkan untuk melakukan asesmen kebutuhan layanan bagi peserta
didik/konseli dan memberikan layanan yang bersifat pencegahan, perbaikan
dan penyembuhan, pemeliharaan, dan atau pengembangan.
1) Layanan bimbingan dan konseling di dalam kelas
a) Layanan bimbingan dan konseling di dalam kelas (bimbingan klasikal)
merupakan layanan yang dilaksanakan dalam seting kelas, diberikan
kepada semua peserta didik, dalam bentuk tatap muka terjadwal dan rutin
setiap kelas/perminggu.
b) Volume kegiatan tatap muka secara klasikal (bimbingan klasikal) adalah 2
(dua) jam per kelas (rombongan belajar) perminggu dan dilaksanakan
secara terjadwal di kelas.
c) Materi layanan bimbingan klasikal meliputi empat bidang layanan
bimbingan dan konseling diberikan secara proporsional, sesuai kebutuhan
peserta didik/konseli yang meliputi aspek perkembangan pribadi, sosial,
belajar dan karir dalam kerangka pencapaian perkembangan optimal
peserta didik dan tujuan pendidikan nasional.
d) Materi layanan bimbingan klasikal disusun dalam bentuk rencana
pelaksanaan layanan bimbingan klasikal (RPLBK).
e) Bimbingan klasikal diberikan secara runtut dan terjadwal di kelas dan
dilakukan oleh konselor yaitu pendidik profesional
yang minimal
berkualifikasi akademik Sarjana Pendidikan (S1) dalam bidang
Bimbingan dan Konseling dan lulus pendidikan profesi guru bimbingan
dan konseling/konselor, atau guru Bimbingan dan konseling yang
23
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING

berkualifikasi minimal Sarjana Pendidikan (S-1) dalam bidang bimbingan


dan konseling dan bersertifikat pendidik.
2) Layanan bimbingan dan konseling di luar kelas
a) Kegiatan layanan bimbingan dan konseling di luar kelas, meliputi :
(1)

Konseling individual,
merupakan kegiatan terapeutik yang
dilakukan secara perseorangan untuk membantu peserta didik/konseli
yang sedang mengalami masalah atau kepedulian tertentu yang
bersifat pribadi. Pelaksanaannya, peserta didik/konseli dibantu oleh
Konselor atau Guru Bimbingan dan Konseling
untuk
mengidentifikasi masalah, penyebab masalah, menemukan alternatif
pemecahan masalah, pengambilan keputusan terbaik dan
berkomitmen mewujudkan keputusan dengan penuh tanggung jawab
dalam kehidupannya..

(2)

Konseling kelompok, merupakan kegiatan terapeutik yang


dilakukan dalam situasi kelompok untuk membantu menyelesaikan
masalah individu yang bersifat rahasia. Pelaksanaannya, peserta
didik/konseli dibantu oleh Konselor atau Guru Bimbingan dan
Konseling dan anggota kelompok untuk mengidentifikasi masalah,
penyebab masalah, menemukan alternatif pemecahan masalah,
pengambilan keputusan terbaik dan berkomitmen mewujudkan
keputusannya dengan penuh tanggung jawab.

(3)

Bimbingan kelompok, merupakan pemberian bantuan kepada


peserta didik/konseli melalui kelompok-kelompok kecil terdiri atas
dua sampai sepuluh orang untuk maksud pencegahan masalah,
pemeliharaan nilai-nilai atau pengembangan keterampilanketerampilan hidup yang dibutuhkan. Bimbingan kelompok harus
dirancang sebelumnya dan harus sesuai dengan kebutuhan nyata
anggota kelompok. Topik bahasan dapat ditetapkan berdasarkan
kesepakatan angggota kelompok atau dirumuskan sebelumnya oleh
Konselor atau Guru Bimbingan dan Konseling
berdasarkan
pemahaman atas data tertentu. Topiknya bersifat umum (common
problem) dan tidak rahasia seperti: cara-cara belajar yang efektif,
kiat-kiat menghadapi ujian, pergaulan sosial, persahabatan,
penanganan konflik, mengelola stress.

(4) Bimbingan kelas besar atau lintas kelas. Bimbingan lintas kelas
merupakan kegiatan yang bersifat pencegahan, pengembangan yang
bertujuan memberikan pengalaman, wawasan, serta pemahaman
yang menjadi kebutuhan peserta didik, baik dalam bidang pribadi,
sosial, belajar, serta karir. Salah satu contoh kegiatan bimbingan
lintas kelas adalah career day.
(5) Konsultasi merupakan kegiatan berbagi pemahaman dan kepedulian
antara konselor atau guru bimbingan dan konseling dengan guru
mata pelajaran, orang tua, pimpinan satuan pendidikan, atau pihak
lain yang relevan dalam upaya membangun kesamaan persepsi dan
memperoleh dukungan yang diharapkan dalam memperlancar
pelaksanaan program layanan bimbingan dan konseling.

24
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING

(6) Konferensi kasus (case conference) merupakan kegiatan yang


diselenggarakan oleh konselor atau guru pembimbing dengan
maksud
membahas
permasalahan
peserta
didik/konseli.
Pelaksanaannya melibatkan pihak-pihak yang dapat memberikan
keterangan, kemudahan dan komitmen bagi penyelesaian masalah
peserta didik/konseli.
(7) Kunjungan rumah (home visit) merupakan kegiatan mengunjungi
tempat tinggal orangtua/wali peserta didik/konseli dalam rangka
klarifikasi, pengumpulan data, konsultasi dan kolaborasi untuk
penyelesaian masalah peserta didik/konseli.
(8) Alih tangan kasus (referral) adalah pelimpahan penanganan
masalah peserta didik/konseli yang membutuhkan keahlian di luar
kewenangan konselor atau guru bimbingan dan konseling. Alih
tangan kasus dilakukan dengan menuliskan masalah konseli dan
intervensi yang telah dilakukan, serta dugaan masalah yang relevan
dengan keahlian profesional yang melakukan alih tangan kasus.
(9) Advokasi adalah layanan bimbingan dan konseling yang
dimaksudkan untuk memberi pendampingan peserta didik/konseli
yang mengalami perlakuan tidak mendidik, diskriminatif, malpraktik,
kekerasan, pelecehan, dan tindak kriminal.
(10) Kolaborasi adalah kegiatan fundamental layanan BK dimana
Konselor atau guru bimbingan dan konseling bekerja sama dengan
berbagai pihak atas dasar prinsip kesetaraan, saling pengertian,
saling menghargai dan saling mendukung. Semua upaya kolaborasi
diarahkan pada suatu kepentingan bersama, yaitu bagaimana agar
setiap peserta didik/konseli mencapai perkembangan yang optimal
dalam aspek perkembangan pribadi, sosial, belajar dan karirnya.
Kolaborasi dilakukan antara konselor atau guru bimbingan dan
konseling dengan guru mata pelajaran, wali kelas, orang tua, atau
pihak lain yang relevan untuk membangun pemahaman dan atau
upaya bersama dalam membantu memecahkan masalah dan
mengembangkan potensi peserta didik/konseli.
(11) Pengelolaan Media informasi merupakan kegiatan penyampaian
informasi yang ditujukan untuk membuka dan memperluas
wawasan peserta didik/konseli tentang berbagai hal yang
bermanfaat dalam pengembangan pribadi, sosial, belajar, dan karir,
yang diberikan secara tidak langsung melalui media cetak atau
elektronik (seperti web site, buku, brosur, leaflet, papan bimbingan)
(12) Pengelolaan kotak masalah merupakan kegiatan penjaringan
masalah dan pemberian umpan balik terhadap peserta didik yang
memasukan surat masalah kedalam sebuah kotak yang menampung
masalah-masalah peserta didik.
(13) Manajemen Program berbasis komptensi. Pada pengelolaan
bimbingan dan konseling secara operasional,
kepala sekolah
mendelegasikan kewenangan kepada koordinator bimbingan dan
konseling sebagai tugas tambahan yang ditugaskan kepada konselor
atau guru bimbingan dan konseling yang berlatar belakang Sarjana
25
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING

Pendidikan (S-1) bidang Bimbingan dan Konseling dan telah lulus


pendidikan profesi guru bimbingan dan konseling/konselor, atau
minimal Sarjana Pendidikan (S-1) dalam bidang Bimbingan dan
Konseling.
(14) Penelitian dan Pengembangan. Konselor atau Guru bimbingan dan
konseling dituntut menggunakan temuan-temuan baru atau
mengembangkan cara-cara baru dalam melaksanakan tugas-tugas
keprofesiannya. Upaya yang dapat dilakukan antara lain melakukan
penelitian mandiri, penelitian kelompok bersama teman sejawat,
penelitian berkolaboratif dengan pakar di perguruan tinggi. Proses
dan hasil penelitian dan pengembangan disebarluaskan kepada
berbagai pihak melalui jurnal, forum konvensi dan forum ilmiah
lainnya, rubrik media cetak maupun elektronik.
(15) Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB). Upaya
memberikan layanan profesi dan pengabdian terbaik serta merespons
dinamika tuntutan dan tantangan profesi, konselor atau guru
bimbingan dan konseling
berusaha secara terus-menerus
mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan melalui
pendidikan dan latihan dalam jabatan, studi lanjut dan aktif dalam
organisasi profesi pada tataran lokal, regional, nasional, dan
internasional.
b) Kegiatan layanan bimbingan dan konseling di luar kelas dapat dihitung
jam kerjanya dengan menggunakan tabel perhitungan ekuivalensi
(Lampiran1).
b. Alokasi Waktu Layanan
Pengaturan proporsi prakiraan waktu layanan setiap komponen program
Bimbingan dan Konseling pada satuan pendidikan dalam Kurikulum 2013
diatur dalam Tabel 2.1. Besaran prosentase dalam setiap layanan dan setiap
jenjang satuan pendidikan didasarkan data hasil asesmen kebutuhan peserta
didik/konseli dan satuan pendidikan. Besaran prosentase dapat berbeda-beda
antara satuan pendidikan yang satu dengan yang lainnya, karena sangat
tergantung hasil asesmen kebutuhan.
Tabel 2. 1. Alokasi Waktu Layanan Bimbingan dan Konseling
Program
SD/MI
SMP/MTs
SMA/MA/SMK/MAK
Layanan Dasar
45 55%
35 45%
25 35%
Layanan Peminatan
5 10%
15 25%
25 35%
dan Perencanaan
Individual
Layanan Responsif
20 30%
25 35%
15 25%
Dukungan Sistem
10 15%
10 15%
10 15%
Pengaturan waktu bekerja bagi konselor atau guru Bimbingan dan Konseling di
dalam melaksanakan layanan Bimbingan dan Konseling pada satuan pendidikan
mengacu pada ketentuan sebagaimana diatur pada Tabel 2.1. Alokasi jam kerja pada
setiap layanan Bimbingan dan Konseling bergantung pada besaran prosentase dari
setiap layanan.

26
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING

Tabel 2.2. Contoh Perhitungan Alokasi Waktu Layanan Bimbingan dan Konseling
Program
Pembagian waktu Layanan
(24 40 Jam Kerja)
Layanan Dasar
35 % x (24 - 40 jam kerja) = 8 14 jam kerja
Layanan Responsif
25 % x (24 40 jam kerja) = 6 10 jam kerja
Layanan Peminatan dan 30 % x (24- 40 jam kerja) = 7 12 jam kerja
Perencanaan Individual
Dukungan sistem
10 % x (24 -40 jam kerja) = 3 4 jam kerja
Penetapan prosentase pada setiap satuan pendidikan didasarkan pada hasil analisis
kebutuhan pada setiap satuan pendidikan, sehingga angka prosentase dapat berbeda
antara satuan pendidikan satu dengan satuan lainnya.
Pengakuan jam kerja konselor atau guru Bimbingan dan Konseling diperhitungkan
dengan rasio 1: (150 - 160) ekuivalen dengan jam kerja 24 jam. Konselor atau Guru
Bimbingan dan Konseling yang rasionya dengan konseli kurang dari 1:150 maka jam
kerjanya dapat dihitung dengan menggunakan satuan jam kinerja profesi bimbingan
dan konseling, yaitu melaksanakan berbagai kegiatan profesi bimbingan dan
konseling dengan bukti aktivitasnya terdokumentasikan. Penghargaan jam kerja
diekuivalenkan dengan jumlah peserta didik/konseli yang kurang adalah jumlah
peserta didik/konseli yang dilayani dibagi 160 dikalikan 24 jam. Konselor atau Guru
Bimbingan dan Konseling yang rasionya melebihi 1 : 160 maka kelebihan jam
kerjanya dihitung dengan menambahkan setiap satu rombongan belajar dalam satuan
pendidikan dan setiap satuan rombongan belajar dihargai dua jam pembelajaran.
Contoh : jumlah peserta didik/konseli yang dilayani sejumlah 191, ukuran jumlah
kelas adalah 32, maka kelebihan 31 tidak dihitung kelebihan beban tugas, namun bila
jumlahnya 192, maka dapat dihitung sebagai tambahan jam kerja sejumlah 2 jam
pelajaran/perminggu.
Perhitungan jumlah peserta didik/konseli dalam setiap rombongan belajar sesuai
dengan ketentuan standar nasional yang berlaku.
Secara bertahap, kinerja profesi bimbingan dan konseling pada satuan pendidikan
dapat menggunakan perhitungan kinerja profesional bimbingan dan konseling bukan
dihitung berdasarkan jumlah peserta didik/ konseli yang menjadi tanggung jawabnya.
Bukti kinerja profesional konselor atau guru bimbingan dan konseling yang memadai
sesuai ketentuan dapat dipergunakan sebagai pemenuhan syarat memperoleh
pengakuan dan penghargaan sesuai peraturan.
5. Mekanisme Pengelolaan Layanan
Secara berurutan, mekanisme pengelolaan bimbingan dan konseling ditata dan
mencakup tahapan analisis kebutuhan, perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, pelaporan,
dan tindak lanjut pengembangan program.
a. Analisis kebutuhan
Program bimbingan dan konseling dirancang berdasar data kebutuhan peserta didik,
sekolah, dan orangtua. Data kebutuhan dikumpulkan dan ditelaah untuk
memperbaharui tujuan dan rencana program bimbingan dan konseling. Bimbingan
dan konseling direncanakan, dilaksanakan, dan dievaluasi serta ditindaklanjuti
27
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING

berbasis prioritas data kebutuhan yang difasilitasi pemenuhanya dalam bidang dan
komponen bimbingan dan konseling.
Kebutuhan peserta didik, satuan pendidikan, dan orangtua diidentifikasi dengan
berbagai instrumen non tes dan tes atau dengan pengumpulan fakta, laporan diri,
observasi, dan tes, yang diselenggakan oleh konselor atau guru bimbingan dan
konseling sendiri atau fihak lain yang lebih berkewenangan. Hasil identifikasi
dianalisis dan diinterpretasi untuk menentukan skala prioritas layanan bimbingan
dan konseling.
b. Perencanaan
Perencanaan (action plan) sebagai alat yang berguna untuk merespon kebutuhan
yang telah teridentifikasi, mengimplementasikan tahap-tahap khusus untuk
memenuhi kebutuhan, dan mengidentifikasi fihak yang bertanggungjawab terhadap
setiap tahap, serta mengatur jadwal dalam program tahunan dan semesteran serta
pengimplementasiannya. Sejak awal dirancang efisiensi dan keefektivan program
dan rencana pengukuran akuntabilitasnya. Program bimbingan dan konseling
direncanakan sebagai program tahunan dan program semesteran.
c. Pelaksanaan
Pelaksanaan bimbingan dan konseling harus memperhatikan aspek penggunaan data
dan penggunaan waktu yang tersebar ke dalam kalender akademik.
Aspek pertama adalah penggunaan data. Kumpulan data akan memberikan
informasi penting dalam pelaksanaan program dan akan diperlukan untuk
mengevaluasi program dalam kaitannya dengan kemajuan yang diraih peserta
didik/konseli. Data dikumpulkan sepanjang proses pelaksanaan bimbingan dan
konseling sehubungan dengan perencanaan apa yang dikerjakan, apa yang tidak
dikerjakan, apa yang berubah atau ditingkatkan. Data yang dikumpulkan dipilah
menjadi data tiga: (1) data jangka pendek yaitu data setiap akhir aktivitas, (2) data
jangka menengah merupakan data kumpulan dari periode waktu tertentu, misalnya
program semesteran maka data yang dimaksud adalah data selama satu semester
untuk mengukur indikator kemajuan ke arah pencapaian tujuan yang telah
ditetapkan, dan (3) data jangka panjang merupakan data akhri serangkaian program
misalnya program tahunan yang merupakan data hasil seluruh aktivitas dan
dampaknya pada perkembangan pribadi, sosial, belajar, dan karir peserta didik.
Aspek kedua adalah penggunaan waktu yang tersebar dalam kalender akademik.
Proporsi waktu perencanaan dan pelaksanaan setiap komponen dan bidang
bimbingan dan konseling harus memperhatikan tingkat satuan pendidikan,
kebutuhan peserta didik, jumlah konselor atau guru bimbingan dan konseling,
jumlah peserta didik yang dilayani. Perhatian utama ditujukan kepada kebutuhan
peserta didik sebagai hasil analisis kebutuhan. Prosentase dalam distribusi waktu
konselor atau guru bimbingan dan konseling dalam setiap komponen program
bimbingan dan konseling juga harus memperhatikan tingkatan kelas dalam satuan
pendidikan. Sebagian besar waktu konselor atau guru bimbingan dan konseling
(80%-85%) untuk pelayanan langsung kepada peserta didik, sisanya (15%-20%)
untuk aktivitas manajemen dan administrasi.Kalender aktivitas bimbingan dan
konseling sebagai perencanaan program semua komponen dan bidang bimbingan
dan konseling diatur sejalan dengan kalender akademik satuan pendidikan.

28
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING

d. Evaluasi
Evaluasi dalam bimbingan dan konseling merupakan proses pembuatan
pertimbangan secara sistematis mengenai keefektivan dalam mencapai tujuan
program bimbingan dan konseling berdasar pada ukuran (standar) tertentu. Dengan
demikian evaluasi merupakan proses sistematis dalam mengumpulkan dan
menganalisis informasi tentang efisiensi, keefektivan, dan dampak dariprogram dan
layanan bimbingan dan konseling terhadap perkembangan pribadi, sosial belajar,
dan karir peserra didik/konseli. Evaluasi berkaitan dengan akuntabilitas yaitu
sebagai ukuran seberapa besar tujuan bimbingan dan konseling telah dicapai.
e. Pelaporan
Pelaporan proses dan hasil dari pelaksanaan program dimaksudkan untuk menjawab
pertanyaan bagaimana peserta didik berkembang sebagai hasil dari layanan
bimbingan dan konseling. Laporan akan digunakan sebagaipendukung program
lanjutan untuk menjamin keberhasilan pelaksanaan program selanjutnya. Laporan
jangka pendek akan menfasilitasi evaluasi aktivitas program jangka pendek.
Laporan jangka menengah dan jangka panjang akan merefleksikan kemajuan ke
arah perubahan dalam diri semua peserta didik. Isi dan format laporan sejalan
dengan kebutuhan untuk menyampaikan informasi secara efektif krpada seluruh
pemangku kepentingan. Laporan juga akan menjadi informasi penting bagi
pengembangan profesionalitas yang diperlukan bagi konselor atau guru bimbingan
dan konseling.
f. Tindak lanjut
Tindak lanjut atas laporan program dan pelaksanaan bimbingan dan konseling akan
menjadi alat penting dalam tindak lanjut untuk mendukung program sejalan dengan
yang direncanakan, mendukung setiap peserta didik yang dilayani, mendukung
digunakannya materi yang tepat, mendokumentasi proses, persepsi, dan hasil
program secara rinci, mendokumentasi dampak jangka pendek, menengah dan
jangka panjang, atas analisis keefektivan program digunakan untuk mengambil
keputusan apakah program dilanjutkan, direvisi, atau dihentikan, meningkatkan
program, serta digunakan untuk mendukung perubahan-perubahan dalam sistem
sekolah.
6. Mekanisme Penyelesaian Masalah
Secara berurutan mekanisme penyelesaian masalah mencakup tahapan identifikasi,
pengumpulan data, analisa, diagnosis, prognosis, perlakuan, evaluasi, dan tindak
lanjut.
a. Identifikasi, merupakan upaya pengumpulan data fenomena/indikator masalah
dan pengumpulan data identitas peserta didik yang menunjukkan perilaku indikator
masalah
b. Pengumpulan data, upaya mengumpulkan data pendukung terhadap
fenomena/indikator masalah dan data potensi yang dimiliki peserta didik yang
mengalami masalah
c. Analisa, memetakan hubungan antar indikator masalah dan potensi yag dimiliki
untuk menetapkan latar belakang masalah berdasarkan kerangka teoritik Bimbingan
dan Konseling.

29
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING

d. Diagnosis, menetapkan inti masalah dengan menggunakan analisis SWOT dalam


kerangka teoritis dan praksis BK.
e. Prognosis, menetapkan berbagai kemungkinan bantuan, menyeleksi bantuan yang
paling memungkinkan dilakukan berdasarkan pertimbangan potensi peserta didik
serta kapasitas kemampuan konselor dan kewenangan profesional, menyusun
tindakan operasional dengan menggunakan strategi dan teknik BK secara terinci.
f. Perlakuan, melaksanakan bantuan layanan Bimbingan dan Konseling berdasarkan
rancangan yang disusun
g. Evaluasi, upaya menilai keberhasilan bantuan dengan menggunakan instrumen
dan menetapkan indikator keberhasilan.
h. Tindak lanjut, memberikan layanan lanjutan berdasarkan hasil evaluasi baik
berupa tindakan maupun referal.
D. STRATEGI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Strategi layanan bimbingan dan konseling berkenaan dengan berbagai upaya yang
dilakukan oleh konselor atau guru bimbingan dan konseling untuk memfasilitasi peserta
didik/konseli mencapai kemandirian dalam kehidupannya. Strategi layanan bimbingan
dan konseling dibedakan berdasarkan atas:
1.

jumlah individu yang dilayani dilaksanakan melalui layanan individual, layanan


kelompok, layanan klasikal, atau layanan kelas besar atau lintas kelas.

2.

jenis dan intensitas masalah yang dihadapi peserta didik/konseli dilaksanakan melalui
bimbingan klasikal, bimbingan kelompok, bimbingan individual,
konseling
individual, konseling kelompok, atau advokasi.

3.

cara komunikasi layanan dilaksanakan melalui tatap muka antara konselor atau guru
bimbingan dan konseling dengan peserta didik/konseli atau menggunakan media
tertentu, baik media cetak maupun elektronik. Media bimbingan dan konseling yang
dimaksudkan misalnya : papan bimbingan, kotak masalah, leaflet, website, email,
buku, telepon, dan lainnya.

E. SARANA, PRASARANA, PEMBIAYAAN


Penyelenggaraan layanan bimbingan dan konseling yang efektif dan efisien untuk
mencapai tujuan layanan dan membantu tercapainya tujuan pendidikan nasional
memerlukan sarana, prasarana, dan pembiayanan yang memadai.
1. Ruang Bimbingan dan Konseling
Ruang kerja bimbingan dan konseling memiliki kontribusi keberhasilan layanan
bimbingan dan konseling pada satuan pendidikan. Ruang kerja bimbingan dan
konseling disiapkan dengan ukuran yang memadai, dilengkapi dengan
perabot/perlatannya, diletakan pada lokasi yang mudah untuk akses layanan dan
kondisi lingkungan yang sehat.
Ukuran ruang bimbingan dan konseling harus disesuaikan dengan kebutuhan
jenis dan jumlah ruangan. Ruang kerja konselor atau guru bimbingan dan konselor
idealnya disiapkan secara terpisah dan antar ruangan tidak tembus pandang dan suara
karena ruang kerja sekaligus juga sebagai ruang konseling. Ruang konseling dapat
30
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING

dibuat secara khusus terpisah dari ruang kerja sehingga ruang kerja menjadi lebih
terbuka. Ruang konseling ditata memenuhi prasyarat ruang konseling yaitu tidak
tembus pandang (tertutup), suara tidak terdengar keluar, nyaman, dan memberikan
efek aman bagi anak karena kerahasiaan terjaga. Ruang konseling dapat
dipergunakan secara bergantian sesuai kebutuhan konseli dan konselor. Jenis
ruangan yang diperlukan antara lain:
a. ruang kerja
b. ruang konseling
c. ruang kerja sekaligus ruang konseling individual,
d. ruang tamu,
e. ruang bimbingan dan konseling kelompok,
f. ruang data,
g. ruang konseling pustaka (bibliocounseling) dan
h. ruang lainnya sesuai dengan perkembangan profesi bimbingan dan konseling.
Jumlah ruang disesuaikan dengan jumlah peserta didik/konseli dan jumlah konselor
atau guru bimbingan dan konseling yang ada pada satuan pendidikan.
Fasilitas ruangan yang diharapkan tersedia ialah ruangan tempat bimbingan
yang khusus dan teratur, serta perlengkapan lain yang memungkinkan tercapainya
proses pelayanan bimbingan dan konseling yang bermutu. Ruangan hendaknya
sedemikian rupa sehingga di satu segi para peserta didik/konseli yang berkunjung ke
ruangan tersebut merasa nyaman, dan segi lain di ruangan dapat dilaksanakan
pelayanan dan kegiatan bimbingan lainnya sesuai dengan asas-asas dan kode etik
bimbingan dan konseling. Khusus ruangan konseling individual harus merupakan
ruangan yang memberi rasa aman, nyaman dan menjamin kerahasiaan konseli.
Di dalam ruangan hendaknya juga dapat disimpan segenap perangkat instrumen
bimbingan dan konseling, himpunan data peserta didik, dan berbagai data serta
informasi lainnya. Ruangan hendaknya mampu memuat berbagai penampilan, seperti
penampilan informasi pendidikan dan jabatan. Ruangan juga nyaman yang
menyebabkan para pelaksana bimbingan dan konseling betah bekerja dan peserta
didik secara sukarela dating ke ruang bimbingan dan konseling. Kenyamanan
merupakan modal utama bagi kesuksesan program layanan bimbingan dan konseling
yang disediakan.

31
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING

Contoh minimal ruang bimbingan dan konseling seperti tertera pada gambar 1,2
dan 3 berikut.

Gambar 2.1. Contoh Mininal Ruang Bimbingan dan Konseling

32
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING

5000

4000

5000

4000

6000

RUANG KERJA
DAN RUANG KONSELING

RUANG BK KELOMPOK

3000

2000

10000

RUANG BK KELOMPOK

R. TAMU

RUANG KERJA
DAN RUANG KONSELING

3000

RUANG DATA

3000

3000

RUANG BIBLIOTERAPI

R. STAFF

4000

RUANG KERJA
DAN RUANG KONSELING

5000

1000

4000

16000

Gambar 2.2. Alternatif contoh penataan ruang kerja profesi bimbingan dan konseling
3000

5000

5000

4000

RUANG BIBLIOTERAPI

4000

RUANG DATA

3000

RUANG KERJA
DAN RUANG KONSELING

3000

2000

10000

RUANG BK KELOMPOK

R. TAMU

RUANG KERJA
DAN RUANG KONSELING

RUANG KERJA
DAN RUANG KONSELING

3000

3000

3000

R. STAFF

4000

RUANG KERJA
DAN RUANG KONSELING

RUANG KERJA
DAN RUANG KONSELING

5000

1000

4000

16000

Gambar 2. 3. Alternatif contoh penataan ruang kerja profesi bimbingan dan konseling

33
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING

2. Fasilitas Penunjang
Selain ruangan, fasilitas lain yang diperlukan untuk penyelenggaraan bimbingan dan
konseling antara lain:
a. Dokumen program bimbingan dan konseling yang disiman dalam almari.
b. Instrumen pengumpul data dan kelengkapan administrasi seperti:
1) Alat pengumpul data berupa tes.
2) Alat pengumpul data teknik non-tes yaitu: biodata peserta didik/konseli,
pedoman wawancara, pedoman observasi, catatan anekdot, daftar cek, skala
penilaian, angket (angket peserta didik dan orang tua), biografi dan
autobiografi, angket sosiometri, AUM, ITP, format RPLBK, format-format
surat (panggilan, referal, kunjungan rumah), format pelaksanaan pelayanan,
dan format evaluasi.
3) Alat penyimpan data, dapat berbentuk kartu, buku pribadi, map dan file dalam
komputer. Bentuk kartu dibuat dengan ukuran-ukuran serta warna tertentu,
sehingga mudah untuk disimpan dalam almari/ filing cabinet. Alat penyimpan
data berfungsi menyimpan berbagai keterangan, informasi atau pun data untuk
masing-masing peserta didik, perlu disediakan map pribadi. Mengingat
banyak sekali aspek-aspek data peserta didik yang perlu dan harus dicatat,
maka diperlukan adanya suatu alat yang dapat menghimpun data secara
keseluruhan yaitu buku pribadi.
4) Kelengkapan penunjang teknis, seperti data informasi, paket bimbingan, alat
bantu bimbingan perlengkapan administrasi, seperti alat tulis menulis, blanko
surat, kartu konsultasi, kartu kasus, blanko konferensi kasus, dan agenda surat,
buku-buku panduan, buku informasi tentang studi lanjutan atau kursus-kursus,
modul bimbingan, atau buku materi pelayanan bimbingan, buku hasil
wawancara, laporan kegiatan pelayanan, data kehadiran peserta didik, leger
Bimbingan dan Konseling, buku realisasi kegiatan Bimbingan dan Konseling,
bahan-bahan informasi pengembangan keterampilan pribadi, sosial, belajar
maupun karir, dan buku/ bahan informasi pengembangan keterampilan hidup,
perangkat elektronik (seperti komputer, tape recorder, film, dan CD interaktif,
CD pembelajaran, OHP, LCD, TV); filing cabinet/ lemari data (tempat
penyimpanan dokumentasi dan data peserta didik/konseli), dan papan
informasi Bimbingan dan Konseling.
Berdasarkan kerangka pikir dan kerangka kerja Bimbingan dan Konseling terkini,
para konselor atau guru bimbingan dan konseling pada satuan pendidikan perlu
terampil menggunakan perangkat komputer, perangkat komunikasi dan berbagai
software untuk membantu mengumpulkan data, mengolah data, menampilkan data
maupun memaknai data sehingga dapat diakases secara cepat dan secara interaktif.
Perangkat lunak memiliki peranan yang sangat strategis dalam pelayananBimbingan
dan konseling pada satuan pendidikan.
Konselor atau guru bimbingan dan konseling dituntut untuk menguasai sewajarnya
penggunaan beberapa perangkat lunak dan perangkat keras komputer. Banyak sekali
perangkat lunak yang dapat dimanfaatkan oleh konselor atau guru bimbingan dan
konseling dalam upaya memberikan pepelayanan terbaik, efisien, dan daya jangkau
pelayanan yang lebih luas kepada para peserta didik/konseli. Sebagai contoh
perangkat lunak antara lain, program database peserta didik, perangkat ungkap
34
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING

masalah, analisis tugas dan tingkat perkembangan peserta didik, dan beberapa
perangkat tes tertentu.
Komputer yang disediakan di ruang bimbingan dan konseling hendaknya memiliki
memori yang cukup besar karena akan menyimpan semua data peserta didik,
memiliki kelengkapan audio agar dapat dimanfaatkan setiap peserta didik untuk
menggunakan berbagai CD interaktif informasi maupun pelatihan sesuai dengan
kebutuhan dan masalah, serta kelengkapan akses internet agar dapat mengakses
informasi penting yang diperlukan peserta didik maupun dimanfaatkan peserta didik
untuk melakukan e-counseling.
Salah satu perangkat lunak yang dapat dipergunakan untuk mendeteksi kebutuhan
pelayanan bimbingan dan konseling adalah Inventori Tugas Perkembangan (ITP).
Pengolahan data secara komputerisasi memungkinkan kebutuhan peserta didik
terdeteksi secara rinci sehingga dapat diturunkan manjadi program umum satuan
pendidikan, program untuk tingkatan kelas maupun program individual setiap peserta
didik/konseli. Kondisi ini memungkinkan karena data setiap peserta didik, data
peserta didik/konseli dalam kelompok kelas, data peserta didik/konseli sebagai
bagian dari tingkatan kelas maupun data seluruh satuan pendidikan dapat
tertampilkan.
Berbagai film dan CD interaktif sebagai bahan penunjang pengembangan
keterampilan pribadi, sosial, belajar dan karir juga harus tersedia, sehingga para
peserta didik tidak hanya memperoleh informasi melalui buku atau papan informasi.
Media bimbingan merupakan pendukung optimalisasi layanan bimbingan dan
konseling.
3. Pembiayaan
Perencanaan anggaran merupakan komponen penting dari pengelolaan bimbingan
dan konseling. Perlu dirancang dengan cermat berapa anggaran yang diperlukan
untuk mendukung implementasi program. Anggaran harus masuk ke dalam Anggaran
dan Belanja Satuan Pendidikan.Memilih strategi pengelolaan yang tepat dalam usaha
mencapai tujuan program layanan bimbingan dan konseling memerlukan analisis
terhadap anggaran yang dimiliki. Strategi pengelolaan program yang dipilih harus
disesuaikan dengan anggaran yang dimiliki.
Kebijakan satuan pendidikan setiap satan pendidikan harus memberikan
dukunganterhadap penyelenggaraan layanan bimbingan dan konseling. Pelaksanaan
program bimbingan dan konseling harus diperlakukan sebagai kegiatan yang utuh
dari seluruh program pendidikan.
Adapun komponen anggaran meliputi:
a. Anggaran untuk semua aktivitas yang tercantum pada program Bimbingan dan
Konseling.
b. Anggaran untuk aktivitas pendukung (seperti untuk asesmen kebutuhan,
kunjungan rumah, pengadaan pustaka terapi/buku pendukung, mengikuti
diklat/seminar/workshop atau kegiatan profesi bimbingan dan konseling, studi
lanjut, kegiatan musyawarah guru bimbingan dan konseling, pengadaan
instrumen bimbingan dan konseling, dan lainnya yang relevan untuk operasional
layanan bimbingan dan konselinh.

35
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING

c. Anggaran untuk pengembangan dan peningkatan kenyamanan ruang atau


pemberian layanan bimbingan dan konseling (seperti pembenahan ruangan,
pengadaan buku-buku untuk konseling pustaka, penyiapan perangkat konseling
kelompok).
Sumber biaya selain dari RKAS (rencana kegiatan dan anggaran Sekolah/Madrasah),
dengan dukungan kebijakan Kepala Sekolah/Madrasah jika memungkinkan dapat
mengakses dana dari sumber-sumber lain melalui kesepakatan lembaga dengan pihak
lain, atau menggunakan sumber yang dialokasikan oleh komite Sekolah/Madrasah.

36
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING

BAB III
MANAJEMEN PELAYANAN
BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP
A. MEKANISME PENGELOLAAN
1. Struktur Pengorganisasian Pelayanan Bimbingan dan Konseling
Manajemen pelayanan BK pada satuan-satuan pendidikan merupakan bagian integral
dari manajemen pendidikan pada satuan pendidikan yang dimaksud. Dalam hal ini
manajemen pelayanan BK terwadahi dalam Struktur Organisasi Pelayanan BK. Secara
khusus manajemen BK pada satuan pendidikan adalah sebagaimana tersaji pada
diagram 3.1 berikut.

BK

BK

P
R
O
G
R
A
M
BK

Layanan
BK

P3MT

P
R
O
G
R
B
A
M

BK

Diagram 3.1.
Saling Hubungan Komponen dalam Struktur Layanan BK

37
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING

Keterangan Diagram 1:

Unsur-unsur yang terlibat dalam manajemen BK meliputi:


A. Koordinator BK/Guru BK atau Konselor
B. Siswa/OSIS
C. Wali Kelas
D. Guru Mata Pelajaran
E. Kepala/Wakil Kepala Satuan Pendidikan
F. Tata Usaha
G. Disnas Pendidikan/Pengawas BK
H. Orang tua
I. Tenaga Ahli
J. Organisasi Profesi
Garis kewenangan dan garis koordinasi :
1. Otoritas pelayanan BK
2. Implementasi Pelayanan BK
3. Otoritas kepempimpinan satuan pendidikan
4. Otoritas Guru Mata Pelajaran/wali kelas
5. Koordinasi Guru BK/Konselor dengan Wali Kelas dan Guru Mata Pelajaran
6. Materi Koordinasi Guru BK/Konselor dengan Wali Kelas dan Guru Mata Pelajaran
7. Otoritas pelayanan orang tua/ahli
8. Koordinasi antara pihak satuan pendidikan dengan Komite Satuan Pendidikan/orang
tua dan organisasi profesi/ tenaga ahli
9. Koordinasi antara Guru BK atau Konselor dengan Komite Satuan Pendidikan/Orang
tua dan organisasi profesi/ tenaga ahli
10. Otoritas pembinaan/kedinasan
Memperhatikan unsur-unsur dan kewenangan sebagaimana tertampilkan pada diagram 1,
kinerja manajemen pelayanan BK yang diselenggarakan oleh pemangku pelayanan BK
terkait dengan hal-hal pokok berikut.
a. Wilayah Kerja dan Tugas Pokok
1) Spektrum Kinerja Guru BK atau Konselor
Pada kelembagaan layanan BK bertugas sejumlah Guru BK atau Konselor yang
semuanya bertanggung jawab kepada Kepala Sekolah dan dikoordinasikan oleh
seorang Koordinator BK. Wilayah kerja penyelenggaraan pelayanan BK untuk semua
peserta didik pada satuan pendidikan, yang secara keseluruhan diselenggarakan oleh
Guru BK atau Konselor sebagai pelaksana utama. Wilayah kerja yang dimaksud
meliputi pokok-pokok sebagai berikut.
a) Spektrum pelayanan BK yang menjadi ruang lingkup kinerja seluruh Guru BK
dan Konselor adalah program BK yang meliputi komponen pelayanan, bidang
pelayanan, jenis layanan dan kegiatan pendukung, serta aspek-aspek terkait
lainnya sebagaimana diuraikan pada bab-bab terdahulu pada buku Panduan ini.
b) Masing-masing Guru BK atau Konselor wajib bekerja dalam keseluruhan program
BK untuk semua peserta didik yang menjadi tugas ampuannya.
c) Kegiatan Guru BK atau Konselor dalam spektrum program pelayanan BK tersebut
dilaksanakan dengan mengikuti tahap-tahap kegiatan: analisis kebutuhan,
perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, pelaporan dan tindak lanjut sebagaimana
dijelaskan pada bab II.
38
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING

2) Kerjasama
a) Umum
Guru BK atau Konselor dalam melaksanakan tugas layanan BK bekerjasama
dengan berbagai pihak di dalam dan di luar satuan pendidikan untuk suksesnya
pelayanan yang dimaksud. Kerjasama dilaksanakan dalam rangka manajemen BK
yang menjadi bagian integral dari manajemen satuan pendidikan secara
menyeluruh.
b) Kerjasama Interen
(1) Kerjasama dengan Guru Mata Pelajaran
Guru Mata Pelajaran merupakan mitra kerja utama bagi Guru BK atau Konselor
untuk suksesnya pengembangan peserta didik secara menyeluruh dan optimal.
Kerjasama dilaksanakan dalam hal :
(a)

pengumpulan dan penghimpunan data akademik dan data lainnya tentang


peserta didik yang menjadi tanggungjawab Guru BK atau Konselor dengan
tetap menjaga asas kerahasiaan peserta didik

(b) alih tangan kasus dari Guru Mata Pelajaran kepada Guru BK atau Konselor
dan dari Guru BK atau Konselor kepada Guru Mata Pelajaran agar peserta
didik mendapat penanganan yang tepat, luas dan mendalam sesuai dengan
kebutuhan dan permasalahannya.
(c)

menindaklanjuti hasil penilaian otentik guru mata pelajaran untuk


mendukung pencapaian hasil belajar peserta didik secara maksimal.
Berdasarkan Permendiknas Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses
Pendidikan Dasar dan Menengah (Bab V), yaitu : hasil penilaian otentik
dapat digunakan oleh guru untuk merencanakan program perbaikan
(remedial), pengayaan (enrichment) atau pelayanan konseling.

(d) kegiatan bersama yang dilakukan dan/atau dihadiri bersama oleh Guru BK
atau Konselor dan Guru Mata Pelajaran, misalnya dalam layanan informasi,
monitoring dan pembinaan peserta didik dalam rangka pelayanan arah
peminatan dan kegiatan ekstrakurikuler.
(2) Kerjasama dengan Wali Kelas sesuai dengan perannya dalam pengelolaan
rombongan belajar (kelas) peserta didik.
(3) Kerjasama dengan personalia administrasi dan unsur kelembagaan lainnya pada
satuan pendidikan demi kelancaran dan berlangsungnya program-program
pelayanan BK dan kegiatan satuan pendidikan pada umumnya.
(4) Kerjasama dengan organisasi siswa (OSIS) baik dalam kaitannya dengan
pelayanan BK maupun kegiatan pembinaan siswa pada umumnya.
c) Kerjasama Eksteren
(1) Kerja Sama dengan Orang Tua
Kerja sama dengan orang tua peserta didik penting, karena orang tua dan kondisi
keluarga berpengaruh terhadap kehidupan peserta didik. Kerja sama dengan
orang tua dalam bentuk fasilitasi perencanaan karir siswa, parenting skill
(keterampilan pengasuhan), dukungan sarana, pembinaan kegiatan belajar di
rumah dan memotivasi belajar sepanjang hayat.
39
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING

(2) Kerjasama dengan Pihak Lain


Guru BK atau Konselor, atas delegasi kepala sekolah, dalam keseluruhan
kinerjanya bekerjasama dengan unsur-unsur eksternal SMP, sebagai berikut.
(a) Komite Satuan Pendidikan (Komite Sekolah/ Madrasah) dalam rangka
memberdayakan lembaga tersebut untuk suksesnya kegiatan pembelajaran
peserta didik dan kegiatan satuan pendidikan pada umumnya.
(b) Tenaga ahli, baik dari kalangan profesi BK (ABKIN: Asosiasi Bimbingan
dan Konseling Indonesia), akademisi dari perguruan tinggi, maupun profesi
terkait lainnya, dalam rangka kegiatan instrumentasi terhadap kemampuan
dasar siswa, layanan informasi dan orientasi, konfrensi kasus, Career Day
(hari karir) dan Alih Tangan Kasus.
(c) Badan atau lembaga pembina di luar satuan pendidikan, dengan izin dari/
atau penugasan dari Kepala Satuan Pendidikan, dalam rangka
pengembangan dan pembinaan kompetensi dan profesionalisme pelayanan
BK, seperti: penataran, seminar, penelitian, studi lanjut.
(d) Lembaga kedinasan negeri ataupun swasta, seperti lembaga pendidikan
pada berbagai jalur, jenjang, dan jenis pendidikan, lembaga kerja/bisnis,
organisasi sosial/kemasyarakatan yang dapat berpartisipasi dalam pelayanan
BK.
b. Tugas Pokok Koordinator BK
Koordinator BK diangkat oleh Kepala Sekolah dari Guru BK atau Konselor.
Tugas pokok Koordinator BK sebagai berikut.
1) Mengkoordinasikan penugasan dalam rangka pengasuhan peserta didik kepada
masing-masing Guru BK atau Konselor sesuai peraturan yang berlaku.
2) Mengkoordinasikan penyusunan dan penyelenggaraan seluruh program BK pada
satuan pendidikan yang dimaksud.
3) Menjadi penghubung antara Kepala Sekolah dan pengampu pelayanan BK dalam
arti :
a) menerima instruksi dari Kepala Sekolah dan
b) mengkomunikasikan dan mengurus segala sesuatu kepada Kepala Sekolah
dalam rangka kinerja pelayanan BK.
4) mengkoordinasikan laporan kegiatan pelayanan BK dari semua Guru BK atau
Konselor untuk keperluan pengawasan, dan pembinaan, baik yang bersifat interen
maupun eksteren.
5) melakukan kegiatan di luar satuan pendidikan dengan penugasan dari Kepala Sekolah.
2. Peran Pimpinan Satuan Pendidikan
a. Implementasi Kebijakan
Pimpinan sekolah memberikan dukungan untuk mensukseskan pelayanan BK
pada umumnya dan kinerja Guru BK atau Konselor dalam bentuk :
1) menetapkan kebijakan layanan BK sebagai bagian integral dari kebijakan
sekolah untuk penjaminan mutu pelayanan siswa

40
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING

2) memberikan instruksi, sesuai dengan peraturan yang berlaku, kepada


Koordinator BK dan para Guru BK atau Konselor berkenaan pelayanan BK yang
menjadi tugas pokok dan fungsi, kewajiban dan kewenangannya.
3) meminta pertanggungjawaban pelaksanaan tugas/ kewajiban kinerja dari
Koordinator BK dan para Guru BK atau Konselor atas pelaksanaan tugas dan
tanggung jawab dengan bukti fisik yang diperlukan.
4) melaksanakan pengawasan dan pembinaan terhadap kinerja pelayanan
Bimbingan dan Konseling oleh Guru BK atau Konselor, serta peran penunjang
yang relevan, baik secara internal maupun eksternal, sesuai dengan kebutuhan dan
peraturan yang berlaku.
b. Pengembangan Kelembagaan
Dukungan terhadap berfungsinya pelayanan BK secara optimal
Pimpinan SMP dengan cara sebagai berikut.

dilaksanakan

1) Memanfaatkan berbagai sumber yang ada di dalam satuan pendidikan sendiri


maupun dari luar satuan pendidikan, untuk mencapai kondisi pelayanan BK secara
optimal.
2) Memberi kesempatan kepada Guru BK atau Konselor untuk sebesar-besarnya
memanfaatkan fasilitas yang ada pada satuan pendidikan untuk pelaksana
pelayanan BK demi pengembangan diri siswa secara optimal dan kemajuan satuan
pendidikan pada umumnya.
3) Memberikan kesempatan kepada Guru BK atau Konselor untuk mengikuti
pengembangan keprofesionalan dalam bidang BK, termasuk arahan untuk
peningkatan kualitas Penilaian Kinerja Guru (PKG) bagi Guru BK atau Konselor,
antara lain melalui:
a) partisipasi aktif dalam kegiatan Musyawarah Guru BK atau Konselor
(MGBK) dan kegiatan organisasi profesi seperti Asosiasi Bimbingan dan
Konseling Indonesia (ABKIN) dalam bentuk seminar, lokakarya, penataran dan
kegiatan lainnya.
b) mendorong Guru BK atau Konselor berkreasi dalam bentuk penulisan karya
ilmiah dalam bidang BK.
c) memberikan kesempatan dan fasilitas kepada Guru BK atau Konselor untuk
melanjutkan studi dalam bidang BK.
3. Akuntabilitas Layanan Bimbingan dan Konseling
Akuntabilitas layanan BK secara khusus sangat ditentukan oleh mutu pelayanannya
terhadap sasaran pelayanan yaitu semua peserta didik yang menjadi tanggung jawab
asuhan Guru BK atau Konselor, dalam rangka implementasi segenap program
pelayanan sepanjang tahun ajaran. Tercapainya mutu pelayanan yang tinggi
sebagaimana diharapkan itu ditentukan oleh hal-hal pokok berikut.
a. Kemampuan Guru BK atau Konselor
Guru BK atau Konselor sebagai pelaksana utama kegiatan pelayanan BK di
satuan pendidikan wajib menguasai spektrum pelayanan BK, sebagai berikut.
1) Konsep dasar BK (Pengertian, tujuan, prinsip, asas-asas, paradigma, visi dan
misi pelayanan BK profesional).
41
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING

2) Bidang dan materi pelayanan BK, termasuk di dalamnya materi pendidikan


karakter dan arah peminatan siswa.
3) Jenis layanan, kegiatan pendukung dan format pelayanan BK.
4) Pendekatan, metode, teknik dan media pelayanan BK, termasuk di dalamnya
pengubahan tingkah laku, penanaman nilai-nilai karakter dan peminatan peserta
didik.
5) Penilaian hasil dan proses layanan BK.
6) Penyusunan program pelayanan BK.
7) Pengelolaan pelaksanaan program pelayanan BK.
8) Penyusunan laporan pelayanan BK.
9) Kode etik profesional BK.
10) Peran organisasi profesi BK.
11) Pengembangan jejaring kerja.
12) Pengembangan Keprofesionalan Berkelanjutan.
b. Kinerja Guru BK atau Konselor
Guru BK atau Konselor merumuskan dan menjelaskan kepada pihak-pihak
terkait, terutama peserta didik, pimpinan satuan pendidikan, Guru Mata
Pelajaran, dan orang tua berkenaan dengan kinerja BK dalam aktivitas sebagai
berikut.
1) Sejak awal bertugas di satuan pendidikan, Guru Bimbingan dan Konseling
atau Konselor merumuskan secara konkrit dan jelas tugas dan kewajiban
profesionalnya dalam pelayanan bimbingan dan konseling, meliputi:
a)
b)
c)
d)
e)

struktur pelayanan BK.


program pelayanan BK.
pengelolaan program pelayanan BK.
evaluasi hasil dan proses pelayanan BK.
tugas dan kewajiban pokok Guru BK atau Konselor.

2) Kemampuan guru BK dan konselor menjelaskan kepada siswa, pimpinan, dan


sejawat pendidik (Guru Mata pelajaran dan Wali Kelas) pada satuan pendidikan,
dan orang tua secara profesional dan proporsional.
3) Kerjasama
Kemampuan guru BK atau konselor dalam menjalin kerjasama
a) Guru Bimbingan dan Konseling atau Konselor dalam melaksanakan tugas
pelayanan bimbingan dan konseling bekerjasama dengan berbagai pihak di
dalam dan di luar satuan pendidikan untuk suksesnya layanan BK.
b) Kerjasama dalam rangka manajemen bimbingan dan konseling sebagai
bagian integral dari manajemen satuan pendidikan secara menyeluruh.
4) Kelengkapan data
Akuntabilitas kinerja guru BK dibuktikan dalam bentuk data otentik yang
valid baik data primer maupun data sekunder. Data primer merupakan data
hasil layanan yang berkenaan langsung dengan komponen, bidang dan jenis
layanan yang diberikan. Data sekunder adalah data-data yang menunjukkan
dampak layanan pada peserta didik maupun institusi/ sekolah.

42
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING

5) Kesuksesan Pendidikan Peserta Didik


a) Kesuksesan peserta didik merupakan indikator terfasilitasinya potensi
sehingga teraktualisasikan dalam bentuk prestasi baik akademik maupun
non akademik.
b) Kesuksesan juga berarti kemampuan peserta didik untuk menangani
permasalahan yang dihadapi.
c) Kesuksesan merupakan kepuasan peserta didik dan orang tua terhadap
layanan BK khususnya dan layanan pendidikan (sekolah) pada umumnya
c. Supervisi
Supervisi oleh pengawas, pimpinan sekolah, serta pengawasan melekat dari personil
BK menjamin akuntabilitas layanan. Supervisi meliputi :
1) Sistem evaluasi. Monitoring dan evaluasi secara berkesinambungan terhadap
proses dan produk layanan.
2) Audit program. Bukti keterlaksanaan program dan perbaikan program atas
dasar evaluasi.
3) Pelaporan. Pencatatan dan pelaporan pelaksanaan layanan.
Mutu layanan BK mencerminkan tingginya akuntabilitas pelayanan. Mutu
layanan BK secara langsung menjadi bagian dari mutu sekolah secara
keseluruhan yang diperhitungkan dalam penentuan akreditasi sekolah.
4. Penyelenggara Layanan Bimbingan dan Konseling dan Pihak yang Dilibatkan
a. Penyelenggara Layanan Bimbingan dan Konseling:
1) Penyelenggara layanan bimbingan dan konseling di SMP/MTs/SMPLB adalah
konselor atau guru bimbingan dan konseling.
2) Setiap satuan pendidikan SMP/MTs/SMPLB diangkat sejumlah konselor atau
guru bimbingan dan konseling dengan rasio 1 : 150 - 160 (satu konselor atau guru
bimbingan dan konseling melayani 150 - 160 orang peserta didik/konseli).
3) Setiap SMP/MTs/SMPLB diangkat koordinator bimbingan dan konseling yang
berlatar belakang Sarjana Pendidikan(S-1) dalam bidang bimbingan dan konseling
dan telah lulus pendidikan profesi guru bimbingan dan konseling/konselor. Pada
kondisi sekolah belum ada lulusan pendidikan profesi, diangkat koordinator dari
guru BK atau konselor yang ada dengan memperhatikan kompetensi dan
kinerjanya.
b. Pihak lain yang dilibatkan
1) Konselor atau guru bimbingan dan konseling dalam melaksanakan tugas layanan
bimbingan dan konseling dapat bekerjasama dengan berbagai pihak di dalam
satuan pendidikan (kepala sekolah, wakil kepala sekolah, wali kelas, guru
matapelajaran, staf administrasi sekolah) dan di luar satuan pendidikan (pengawas
pendidikan, komite sekolah, orang tua, organisasi profesi bimbingan dan
konseling, dan profesi lain yang relevan).
2) Keterlibatan berbagai pihak dalam mendukung pelaksanaan layanan Bimbingan
dan Konseling dapat dilakukan dalam bentuk kerjasama seperti: mitra layanan,
sumber data/informasi, konsultan, dan narasumber melalui strategi layanan
kolaborasi, konsultasi, kunjungan, ataupun referal.
43
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING

B. MEKANISME
DAN
PELIBATAN
PENGENTASAN MASALAH

STAKE

HOLDER

DALAM

Mekanisme penyelesaian masalah merupakan langkah-langkah yang dilakukan


oleh konselor dalam layanan bimbingan dan konseling kepada peserta didik/konseli
untuk mengentaskan masalah yang dialami.
Langkah-langkah yang dilakukan oleh Guru BK/Konselor kepada konseli atau
peserta didik meliputi langkah: identifikasi, pengumpulan data, analisis, diagnosis,
prognosis, perlakuan, evaluasi, dan tindak lanjut pelayanan.
Berkenaan dengan penanganan peserta didik Guru BK atau Konselor perlu
memperhatikan :
1. Permasalahan peserta didik tidak harus seketika dan serta merta disampaikan
kepada orang tua ataupun pihak lain sebelum jelas permasalahannya, menyadari batas
kemampuan pribadi dan kewenangan profesi dan berpegang pada kode etik.
2. Apabila masalah yang dimaksud perlu diketahui oleh orang tua maupun orang
lain hanya apabila seijin dari konseli, kecuali permasalahan dianggap membahayakan
keselamatan dan kelangsungan hidup konseli, dan orang tua serta pihak lain dapat
merespon dan/atau bertindak yang memberikan dampak positif terhadap penanganan
masalah tersebut.
3. Keikutsertaan orang tua atau pihak lain dalam menangani masalah peserta
didik/konseli dapat diawali dan/atau diiringi dengan layanan konsultasi terhadap orang
tua untuk menggali potensi yang dimiliki siswa sebagai dasar pertimbangan layanan
bantuan yang akan diberikan.
4. Keikutsertaan pihak lain dan orang tua terhadap penanganan masalah peserta
didik/konseli sedapat-dapatnya didasarkan pada kemauan dan kemampuan peserta
didik/konseli sendiri dalam berkontribusi secara positif dengan pihak lain dan orang
tua.
5. Merumuskan permasalahan yang dihadapi peserta didik berdasarkan analisa
indikator, latar belakang dan sumber masalah.
6. Merumuskan kemungkinan bantuan layanan responsif yang tepat bagi peserta
didik berdasarkan analisa permasalahan.
7.

Mengidentifikasi, menguji dan memutuskan bentuk bentuk bantuan yang tepat.

8. Melaksanakan layanan responsif sesuai dengan rancangan dengan berbasis


mengembangkan kemampuan peserta didik/konseli belajar menyelesaikan masalah.
9.

Mengembangkan komitmen peserta didik melakukan perilaku baru.

10. Mengikuti perkembangan perubahan perilaku (sikap) peserta didik.


11. Merumuskan dan melaporkan pencapaian perubahan perilaku peserta didik
sebagai bahan masukan bagi wali kelas dalam penilaian sikap pada akhir semester.
C. MEKANISME PENGEMBANGAN POTENSI PESERTA DIDIK
Peran pokok bimbingan dan konseling adalah layanan psiko edukatif untuk
mengembangkan potensi siswa secara optimal dan membantu siswa mengentaskan
masalah. Pengembangan potensi meliputi potensi yang potensial maupun potensi
aktual sehingga dicapai kesuksesan akademik maupun non akademik.
44
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING

Langkah langkah yang dilakukan sebagai berikut :


1. Identifikasi potensi dengan menggunakan berbagai instrumen pemahaman
individu dan data data yang dimiliki sebelumnya.
2. Pemetaan potensi peserta didik dengan menganalisis data hasil identifikasi.
3. Merumuskan program pengembangan baik melalui layanan dasar dan
perencanaan individual.
4. Melaksanakan program pengembangan.
5. Mengikuti perkembangan aktualisasi
menggunakan instrumentasi BK.

potensi

peserta

didik

dengan

6. Merumuskan dan melaporkan perkembangan aktualisasi potensi peserta didik


sebagai bahan masukan bagi wali kelas dalam penilaian sikap pada akhir
semester.

45
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING

BAB IV
PENUTUP
Buku Panduan ini disusun dengan harapan terwujudkannya pelayanan profesional BK.
Dilaksanakan dengan semangat dan dedikasi kinerja yang tinggi untuk mencapai mutu
keberhasilan satuan pendidikan (dalam hal ini SMP) secara menyeluruh. Harapan ideal yang
dimaksudkan agar dapat dicapai akuntabilitas kelembagaan yang tinggi, dengan akreditasi A.
Kesuksesan pelayanan BK merupakan bagian dari penjaminan mutu akuntabilitas dengan
acuan: (1) Kemampuan Guru BK atau Konselor yang bermutu tinggi; (2) Totalitas kinerja
Guru BK atau Konselor dan jalinan kerja sama dengan berbagai pihak terkait; (3)
Terpenuhinya prasarana dan sarana pelayanan BK; dan (4) dukungan kebijakan pimpinan
sekolah dalam menugaskan dan melibatkan guru BK atau konselor secara proporsional dan
professional..
Harapan tersebut terwujud dalam pelaksanaan manajemen sekolah secara menyeluruh,
termasuk pelayanan BK menjadi bagian esensial dan integral di dalam rangka keseluruhan
implementasi kurikulum satuan pendidikan. Tanpa terselenggarakannya pelayanan BK
sesuai dengan amanat Permendikbud, maka implementasi kurikukulum satuan pendidikan
ditengarai sebagai kurang lengkap.

46
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING

DAFTAR PUSTAKA
ABKIN, 2013. Panduan Khusus Pelayanan Peminatan Peserta Didik.
ABKIN, 2013. Panduan Umum Pelayanan Bimbingan dan Konseling.
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan
Mutu Pendidikan, 2013. Pedoman Peminatan Peserta Didik.
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama,
2013. Pedoman Penelusuran Minat Peserta Didik Sekolah Menengah Pertama.
Depdiknas, 2007, Rambu-rambu Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling dalam Jalur
Pendidikan Formal
Peraturan Bersama Menteri Pendidikan Nasional dan Kepala Badan Kepegawaian Negara
Republik Indonesia Nomor 03/V/PB/2010 dan Nomor 14 Tahun 2010 tentang
Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah
Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 81A Tahun 2013
tentang Implementasi Kurikulum.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayan Republik Indonesia Nomor 68 Tahun
2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah
Menengah
Pertama/ Madrasah Tsanawiyah.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2008 tentang
Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Konselor.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru;
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayan Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2013
tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayan Republik Indonesia Nomor 111 Tahun
2014 tentang Bimbingan dan Konseling pada Pendidikan Dasar dan Menengah.
Steinberg, L. 1993. Adolescence. New York: Mc. Graw-Hill. Inc
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional.

47
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING

Lampiran 1 : Perhitungan Ekuivalen Kegiatan Layanan Bimbingan dan Konseling di


Luar Kelas dengan Jam Kerja.

No.
1.

2.

3.

KEGIATAN
Konseling
individual,

Konseling
kelompok,

Bimbingan
kelompok,

URAIAN

PELAPORAN

Melaksanakan
layanan
konseling baik
peserta
didik
datang
sendiri
maupun
dipanggil

Disusun
laporan
dan
status
konseling

Melaksana kan
layanan
konseling
kelompok baik
peserta
didik
datanng sendiri
maupun
dipanggil

Disusun laporan,
dan
tersedia
RPLBK
serta
status konseling

Melaksanakan
layanan
bimbingan
kelompok baik
peserta
didik
datanng sendiri
maupun
dipanggil

Disusun laporan,
dan
tersedia
RPLBK
serta
status bimbingan

DURASI

JUMLAH
PERTEMUAN

EKUIVALEN

40
menit
untuk SMTP,
dan 45 menit
untuk SMTA

1 pertemuan

setara dengan 2
jam pelajaran

20-39 menit

2 pertemuan atau 2
konseli

setara dengan 2
jam pelajaran

40
menit
untuk SMTP,
dan 45 menit
untuk SMTA

1 pertemuan

setara dengan 2
jam pelajaran

20-39 menit

2 pertemuan atau 2
Kelompok

40
menit
untuk SMTP,
dan 45 menit
untuk SMTA

1 pertemuan

20-39 menit

2 pertemuan atau 2
Kelompok

setara dengan 2
jam pelajaran

4.

Bimbingan klasikal

Melaksana kan
layanan tatap di
kelas
secara
terstruktur dan
terprogram
secara
berkelanjutan
berupa asesmen
kebutuhan atau
materi
bidang
layanan pribadi,
belajar,
sosial
atau karir

Disusun laporan,
dan
tersedia
RPLBK
serta
perkembangan
peserta didik

2 x 40 menit
untuk SMTP,
dan 2 x 45
menit untuk
SMTA

1 pertemuan

setara dengan 2
jam pelajaran

5.

Bimbingan
besar atau
kelas.

Melaksana kan
layanan
tatap
muka
dengan
peserta
didik
100

160
peserta
didik/
konseli

Disusun
laporan
dan
dilengkapi
surat/foto
yang
relevan

100120
menit

1 pertemuan

setara dengan 3
jam pelajaran

6.

Konsultasi,

Memberi
kan
layanan
konsultasi
kepada peserta
didik, orang tua,
dan
pendidik/tenaga
kependidi
kan
dalam
upaya
perkembangan
peserta
didik/konseli.

Tersedia
catatan
Konsultasi

+/- 20 menit

2 pertemuan atau 2
konseli

setara dengan 1
jam pelajaran

kelas
lintas

48
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING

7.

Kolaborasi dengan
Guru

Melaksanakan
kolaborasi kerja
dalam
melaksanakan
tugas
profesi
bimbingan dan
konseling

Tersedia
catatan
Komunikasi

Menye
suaikan

1 bidang studi 1
pertemuan

setara 1
pelajaran

jam

8.

Kolaborasi dengan
Orang Tua

Melaksana kan
kolaborasi
dengan orang tua
untuk
kepentingan
kesuksesan
peserta didik dan
tercapainya
layanan
bimbingan dan
konseling

Tersedia
catatan
Komunikasi

Menye
suaikan

1 pertemuan untuk
orang tua dari 1
peserta didik

setara 1
peajaran

jam

9.

Kolaborasi dengan
ahli lain

Melaksana kan
kolaborasi
dengan ahli lain
untuk
kepentingan
kesuksesan
peserta didik dan
tercapainya
tujuan layanan
bimbingan dan
konseling

Disusun
laporan
dan tersedia naskah
kerjasama
atau
surat
penugasan
dari kepala satuan
pendidikan

Menye
suaikan

1 ahli 1 pertemuan

setara 1
pelajaran

jam

10.

Kolaborasi dengan
Lembaga Lain

Melaksana kan
kolaborasi
dengan lembaga
untuk
kepentingan
kesuksesan
peserta didik dan
tercapainya
layanan
bimbingan dan
konseling

Disusun
laporan
dan tersedia naskah
kerja sama atau
surat
penugasan
dari kepala satuan
pendidikan

Menye
suaikan

1
lembaga
pertemuan

setara 2
pelajaran

jam

11.

Konferensi kasus,

Melaksana kan
pertemuan kasus
dalam
upaya
penyelesai
an
masalah
yang
dihadapi
konselidengan
melibatkan pihak
lain yang relevan

Tersedia
catatan
/notulen
Konferensi Kasus
dan
status
penyelesaian kasus

Menye
suaikan

1 kali

Setara 2
pelajaran

jam

12.

Kunjungan rumah
(home visit),

Melaksana kan
kunjungan
ke
tempat
tinggal
orangtua/wali
peserta
didik/konseli
dalam
rangka
klarifikasi,
pengumpulan
data, konsultasi
dankolaborasi
untuk

Disusun
laporan
kunjungan rumah
dan
surat
penugasan
dari
kepala
satuan
pendidikan

Menye
suaikan (40
60
menit
efektif
pertemuan
langsung
dengan orang
tua/
wali
peserta
didik).

1 kali

Setara 1
pelajaran

jam

49
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING

pengembangan
diri
peserta
didik/ konseli.
13.

Layanan advokasi,

Melaksana kan
kegiatan
pendampingan
peserta didik

Disusun Laporan
advokasi

Menye
suaikan

1 kali

Setara dengan 1
jam pelajaran

14.

Pengelolaan papan
Bimbingan

Memberi
kan
layanan
bimbingan dan
konseling
melalui
media
papan bimbingan
dalam
bidang
perkembangan
pribadi, sosial,
belajar atau karir

Tersedia dokumen
dan bukti pernah
dipasang
dalam
papan bimbingan

1 karya

1 kali (10 15 hari


sekali)

Setara 2
pelajaran

jam

15.

Pengelolaan kotak
masalah,

Memberi
kan
layanan
bimbingan dan
konseling
berdasarkan surat
dari peserta didik
/konseli

Tersedia
bukti
surat dari peserta
didik/konseli dan
layanan yang telah
diberikan

1 mas alah

1 kali pertemuan

Setara 1
pelajaran

jam

16.

Pengelolaan
leaflet,

Memberi
kan
layanan
bimbingan dan
konseling
melalui
media
leaflet bimbingan
dalam
bidang
perkembangan
pribadi, sosial,
belajar atau karir

Tersedia
leaflet
dan
bukti
dibagikan kepada
peserta didik

1 karya

1 kali cetak

Setara 2
pelajaran

jam

17.

Pengembangan
media BK,

Pembuatan atau
pengembangan
hasil kreativitas
guru bimbingan
dan
konseling
atau
konselor
sekolah berupa
alat
peraga,
cetak, elektronik
,
film
dan
komputer

Hasil
rekayasa/kreativita
s berupa: softcopy
(power
poin,
pengembangan
excel),
pengembangan
film dan flash,
elektronik dan non
elektronik

1 karya

1 kali

setara 2
pelajaran

jam

18.

Kegiatan tambahan

Melaksanakan
tugas
sebagai
pembina ekstra
kurikuler
dan
instruktur, dll.

Disusun
laporan
dan tersedia bukti
fisik.

Menye
suaikan

Menyesuai kan

tidak
dihitung
untuk
beban
tugas
kerja,
tetapi
dapat
dihitung untuk
kepentingan
kenaikan
pangkat/jabatan

Melaksanakan
tugas
sebagai
koordinator
bimbingan dan
konseling,

Tersedia
bukti
surat
penugasan
dari kepala satuan
pendidikan

Menye
suaikan

satu minggu

setara 4 jam
pembelajaran

Melaksanakan
asesmen
kebutuhan
layanan
dan
mengumpulkan

Disusun
laporan
dan
ada
dokumennya

Menye
suaikan

Terprogram

setara 2
pelajaran

19.

Melaksanakan dan
menindaklanjuti
asesment
kebutuhan

50
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING

jam

data peminatan

20.

Menyusun
dan
melaporkan
program kerja

Membuat
persiapan sampai
menjadi program
setiap semester
diikuti
pembuatan
pelaporan
kegiatan

Hasil
need
assessment
dan
program tahunan
dan semesteran,

Menye
suaikan

setiap bulan

Tidak dihitung
tetapi
harus
dilakukan

21.

Membuat evaluasi

Melaksanakan
dan melaporkan
evaluasi
pelaksanaan
program

Form
evaluasi

Laporan

Menye
suaikan

menyesuaikan

Tidak dihitung
tetapi
harus
dilakukan

22.

Melaksanakan
administrasi
dan
manajemen
Bimbingan
dan
Konseling

Mengelola buku
masalah,
buku
kasus,
menginventarisir
dan input data
harian,
data
pendampingan
peminatan,
merekap
dan
menganalisis
kehadiran;
absensi,
keterlambatan,
bolos
dan
dispensasi yang
ditindak lanjuti

tersedia
administrasi
layanan bimbingan
dan
konseling
(misalnya
:buku
masalah,
buku
kasus,
buku
komunikasi, data
siswa di computer,
lembar kerja/ porto
folio,
rekap
absensi,
surat
panggilan
orang
tua, dll.)

Menye
suaikan

setiap minggu

setara 1
pelajaran

23.

Dukungan sistem
meliputi kegiatan
pengembangan
jejaring, kegiatan
manajemen,
pengembangan
keprofesian secara
berkelanjutan.

Kegiatan
yang
mengembangkan
jejaring
menyangkut
kegiatan
konselor
atau
guru bimbingan
dan
konseling
yang meliputi:
(a)
konsultasi
dengan
pihak
terkait,
(b)
penyelenggaraan
program
kerjasama,
(c)
partisipasi dalam
perencanaan dan
pelaksanaan
kegiatan satuan
pendidikan, dan
(d)
penelitian
dan
pengembangan.

Laporan kegiatan
dilengkapi dengan
bahan dan hasil
kegiatan

Sesuai
dengan
kegiatan
yang diikuti

Satu aktivitas

Sesuai
dengan
penghargaan

51
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING

jam

Keterangan
1.

Beban kerja seorang konselor atau guru Bimbingan dan Konseling adalah 150 160
peserta didik ekuivalen 24 jam pembelajaran (dalam PKG, beban kerja guru BK antara
150 250 peserta didik, PKG perlu direvisi juga berhubungan dengan perhitungan
berbasis kinerja bukan berbasis jumlah siswa asuh).

2.

Peserta didik/konseli yang diampu 80, berarti untuk memenuhi persyaratan jumlah
minimal adalah 70, dan 150 160 adalah ekuivalen 24 jam pembelajaran. Bila
diekuivalenkan dengan jam pembelajaran, maka masih kekurangan 11 jam pembelajaran
(70 dibagi 160 dikalikan 24=10,5 dibulatkan menjadi 11 jam pembelajaran).

3.

Berdasarkan tabel kegiatan bimbingan dan konseling terebut diatas dapat digunakan
untuk memenuhi jumlah jam kerja minimal bagi konselor atau guru bimbingan dan
konseling.

52
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING

Lampiran 2 : Standar Kompetensi Kemandirian (SKK) Peserta Didik SMP.


No
1.

ASPEK
PERKEMBANGAN
Landasan Hidup Religius

KOMPETENSI
Mengenal arti dan tujuan ibadah.
Berminat mempelajari arti dan tujuan setiap
bentuk ibadah.
Melakukan berbagai kegiatan ibadah dengan
kemauan sendiri.

2.

Landasan Perilaku Etis

Mengenal alasan perlunya mentaati aturan/norma


berperilaku.
Memahami keragaman aturan/patokan dalam
berperilaku alam konteks budaya.
Bertindak atas pertimbangan diri terhadap norma
yang berlaku.

3.

Kematangan Emosi

Mengenal cara-cara mengekspresikan perasaan


secara wajar.
Memahami keragaman ekspresi perasaan diri dan
orang lain.
Mengekspresikan
perasaan
pertimbangan kontekstual.

4.

Kematangan Intelektual

atas

dasar

Mempelajari cara-cara pengambilan keputusan


dan pemecahan masalah.
Menyadari adanya
keputusan

resiko dari pengambilan

Mengambil keputusan berdasarkan pertimbangan


resiko yang mungkin terjadi.
5.

Kesadaran
Jawab Sosial

Tanggung

Mempelajari cara-cara memperoleh hak dan


memenuhi
kewajiban
dalam
lingkungan
kehidupan sehari-hari.
Menghargai nilai-nilai persahabatan dan
keharmonisan dalam kehidupan sehari-hari.
Berinteraksi dengan orang lain atas dasar nilainilai persahabatan dan keharmonisan hidup.

6.

Kesadaran Gender

Mengenal peran-peran sosial sebagai laki-laki


atau perempuan.
Menghargai peranan diri dan orang lain sebagai
laki-laki atau perempuan dalam kehidupan
sehari-hari.

53
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING

No

ASPEK
PERKEMBANGAN

KOMPETENSI
Berinteraksi dengan lain jenis secara kolaboratif
dalam memerankan peran jenis.

7.

Pengembangan Pribadi

Mengenal kemampuan dan keinginan diri.


Menerima keadaan diri secara positif.
Menampilkam perilaku yang merefleksikan
keragaman diri dalam lingkungannya.

8.

Kemandirian
Perilaku
Ekonomis/Wirausaha

Mengenal nilai-nilai perilaku hemat, ulet,


sungguh-sungguh, dan kompetitif dalam
kehidupan sehari-hari.
Menyadari manfaat perilaku hemat, ulet ,
sungguh-sungguh, dan kompetitif dalam
kehidupan sehari-hari.
Membiasakan diri hidup hemat, ulet , sungguhsungguh, dan kompetitif dalam kehidupan
sehari-hari.

9.

Wawasan dan Kesiapan


Karir

Mengekspresikan ragam pekerjaan, pendidikan


dan aktivitas dalam kaitan dengan kemampuan
diri.
Menyadari keragaman nilai dan persyaratan dan
aktivitas yang menuntut pemenuhan kemampuan
tertentu.
Mengidentifikasi ragam alternatif pekerjaan,
pendidikan dan aktivitas yang mengandung
relevansi dengan kemampuan diri.

10.

Kematangan
Hubungan
dengan Teman Sebaya

Mempelajari norma-norma pergaulan dengan


teman sebaya yang beragam latar belakangnya.
Menyadari keragaman latar belakang teman
sebaya yang mendasari pergaulan.
Bekerjasama dengan teman
beragam latar belakangnya.

54
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING

sebaya

yang

Lampiran 3: Contoh Tema, Subtema, Materi ./ Substansi Layanan Bimbingan dan


Konseling.
A. CONTOH TEMA, SUBTEMA, DAN MATERI LAYANAN
Berikut 17 contoh tema yang dikembangkan atas dasar tugas perkembangan peserta
didik SMP, kebutuhan layanan/permasalahan yang dihadapi serta tuntutan kompetensi.
Masing-masing

tema

dikembangkan

menjadi

sejumlah

subtema

yang

dapat

dikembangkan menjadi materi untuk layanan dasar, fokus bantuan pada layanan
responsif, fokus pengembangan kompetensi pada layanan peminatan dan perencanaan
individual serta menjadi dasar penetapan dukungan sistem yang dibutuhkan untuk
terselenggaranya layanan. Masing-masing layanan disusun dalam bentuk RPLBK sesuai
dengan jenis layanan dan kegiatan pendukung serta dilengkapi format atau instrumentasi
yang sesuai
Tema 1 : Orientasi Satuan Pendidikan (Sekolah/Madrasah) Baru
Berbagai hal yang perlu disampaikan kepada peserta didik baru pada awal tahun ajaran
untuk kesuksesan studi peserta didik. Contoh sub tema : Orientasi Sekolah Baru SMP
Tema 2 : Orientasi Kelas/Semester Baru
Tema ini berkenaan dengan pengenalan dan antisipasi tuntutan peningkatan aktivitas
lanjutan studi pada semester baru, dibanding semester/kelas sebelumnya, dalam rangka
penyelesaian kelanjutan kegiatan studi secara sukses. Contoh sub tema :
1.
2.
3.
4.
5.

Orientasi Kelas VII/ Semester II SMP


Orientasi Kelas VIII/ Semester I SMP
Orientasi Kelas VIII/ Semester II SMP
Orientasi Kelas IX/ Semester I SMP
Orientasi Kelas IX/ Semester II SMP

Tema 3 : Orientasi Pelayanan Bimbingan dan Konseling


Implementasi pelayanan BK dimulai dengan sosialisasi pelayanan BK tersebut kepada
sasaran pelayanan dan pihak-pihak terkait. Di sekolah/madrasah pengenalan, pendalaman,
pengarahan dan motivasi peserta didik perlu dikembangkan dalam rangka pemanfaatan
pelayanan BK secara efektif untuk mengembangkan potensi peserta didik secara optimal.
Pelayanan yang dimaksud didasarkan pada kondisi pribadi peserta didik, dengan fokus
kemandirian dan kemampuan pengendalian diri. Contoh sub tema :
55
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Orientasi awal BK di SMP


Pengalamanku dengan BK
Pengalaman BK di Kelas Sebelumnya
BK dan Masalah-Masalahku
BK dan Kesuksesanku
BK dan Masa Depanku

Tema 4 : Kondisi Diri


Tema ini membahas pengenalan kondisi diri masing-masing peserta didik yang sedang
atau sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Keadaan diri pribadi terkait dengan
kekuatan/ ketahanan dan/ atau kekurangan/ kelemahan, kesehatan, keterkaitan diri dengan
kondisi dan tuntutan kehidupan pada umumnya yang perlu mendapat perhatian segera.
Contoh sub tema :
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Diriku Sekarang Ini (SMP)


Apa yang Aku Ingin Bisa (SMP/MTs)
Aku dan Lingkungan Diriku (SMP/MTs)
Siapa Aku ini? (SMP/MTs)
Say No to Drug
Apa yang Terjadi pada Diriku

Tema 5 : Kondisi Lingkungan (Fisik dan Sosio-Emosional)


Kondisi pribadi setiap orang tidak pernah terlepas dari kondisi lingkungannya, baik
lingkungan fisik maupun lingkungan sosio-emosional sehingga secara langsung maupun
tidak langsung mempengaruhi kehidupan individu. Kemampuan kemandirian dan
pengendalian diri merupakan hal yang esensial dalam kaitannya dengan pengaruh
lingkungan fisik dan sosio-emosional tersebut. Contoh sub tema :

1. Rumahku dan Kegiatanku Sehari-hari


2. Ketenangan dan Kenyamanan Hidup Sekelilingku
3. Aku dan Keadaan Sekelilingku
4. Hidupku dan Tantangan dari Sekelilingku
5. Contoh Perilaku Nabi dalam Menghadapi Lingkungannya:
5.1. Terimalah yang Sedikit dengan Kesyukuran yang Tinggi
5.2. Maafkan yang Menyulitkan
5.3. Jangan Membebani
5.4. Jangan Meremehkan
5.5. Jangan Marah

56
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING

Tema 6 : Peminatan di SLTP : Akademik, Vokasional, dan Ekstrakurikuler


Peminatan berasal dari kata minat, yaitu kecenderungan atau keinginan yang cukup
kuat berkembang pada diri individu yang terarah dan terfokus pada terwujudkannya suatu
kondisi

dengan

memepertimbangkan

kemampauan

dasar,

bakat,

minat,

dan

kecenderungan pribadi.
Layanan peminatan dan perencanaan individual dimulai dengan pengenalan potensi
diri masing-masing peserta didik yang dapat diungkapkan melalui teknik tes dan/atau
non-tes untuk

mengembangkan potensi diri secara optimal, baik melalui program

kurikuler, ko-kurikuler, maupun ekstrakurikuler.


Pada jenjang SLTP peminatan peserta didik dikembangkan secara spesifik ke arah
aktivitas kehidupan, belajar dan karir yang dicita-citakan sehingga tamatan SLTP
diharapkan telah memiliki spesifikasi arah peminatan berdasarkan rekomendasi dari Guru
BK atau Konselor. Contoh sub tema :
1. Apa itu Minat dan Peminatan
2. Apa Minat Belajarku: Bagaimana di SD/ MI dan sekarang?
3. Apa itu Belajar?
4. Apa Itu Bekerja?
5. Nilaiku dan Cita-citaku
6. Mengapa Manusia Perlu Belajar dan Bekerja?
7. Kaitan Kegiatan Belajarku dan Perlunya Aku Bekerja
8. Bagaimana Aku Melihat Pekerjaan-pekerjaan yang Ada
9. Bekerja itu Mulia: Halal dan Berguna
10. Bakat dan Minat Pekerjaan
11. Informasi Pekerjaan
12. Cita-cita Pekerjaanku
13. Dukungan Keluarga Terhadap Cita-cita Pekerjaanku.
14. Kiat Sukses dalam Bekerja
15. Kaitan antara Jenis Kelamin dan Pekerjaan
16. Informasi SLTA
17. Prestasi Belajar dan Cita-cita Pekerjaanku
18. Penyajian Informasi tentang SMA/MA dan SMK/MAK dari Guru SMA/MA dan
SMK/MAK sebagai Narasumber
19. Pilihanku memasuki SLTA : Ke Mana Aku Melanjutkan Studi?
20. Dukungan Keluarga terhadap Pilihanku Memasuki SLTA
21. Hobi dan Kesukaanku
22. Idolaku : Aku Ingin Seperti Dia

57
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING

Tema 7 : Kegiatan Belajar


Identifikasi, analisis kegiatan dan prestasi belajar peserta didik perlu dilakukan secara
intensif melalui kegiatan belajar mandiri, dan belajar kelompok dalam proses
pembelajaran sehari-hari. Contoh sub tema :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.

Apa itu Belajar?


Hasil Belajar: Sesuatu yang Baru dalam Sikap (sikap sosial dan keagamaan),
Pengetahuan dan Keterampilan
Keterampilan Bertanya
Keterampilan Mengemukakan Pendapat
Keterampilan Membaca
Keterampilan Membuat Catatan Ketika Guru Mengajar
Keterampilan Meringkas Bahan Bacaan
Keterampilan Membuat dan Menyampaikan Laporan
Keterampilan Menyusun Makalah
Belajar di Perpustakaan
Kiat Sukses Mengerjakan Pekerjaan Rumah (PR)
Belajar Mandiri
Belajar Berkelompok
Aktivitas BMB3 dalam Belajar: Berpikir, Merasa, Bersikap, Bertindak, dan
Bertanggungjawab
Antara Belajar dan Bekerja (untuk mendapatkan penghasilan)
Belajar di luar Kelas/Sekolah atau di Rumah
Sikap Jujur: Anti Menyontek --- Say no to Nyontek

Tema 8 : Prestasi Belajar


Prestasi belajar merupakan indikator keberhasilan studi yang akan menjadi
pertimbangan berkaitan dengan studi yang dijalaninya. Kegiatan diagnosis, remediasi,
pengayaan, dan kebutuhan akan konseling didasarkan pada kondisi hasil belajar yang
dimaksudkan. Demikian pula kondisi hasil belajar dapat sangat berpengaruh kepada
kondisi mental peserta didik dan respon pihak lain (terutama orangtua) yang justru akan
berdampak luas terhadap hasil belajar selanjutnya. Contoh sub tema :
1.

2.
3.
4.
5.

Apa itu Prestasi Belajar? (yaitu kemampuan yang diperoleh melalui kegiatan
belajar dalam bersikap, berpengetahuan, dan berketerampilan yang dapat
dilambangkan dalam bentuk angka dan huruf atau label dalam kriteria tertentu)
Prestasi Belajarku di SD/MI dan Bagaimana Meningkatkannya Sekarang?
Antara Prestasi Belajar dalam Mata Pelajaran dan dalam Kegiatan Ekstrakurikuler
Naik Turunnya Prestasi Belajar
Kiat Mencapai Prestasi Belajar Tinggi/ Motivasi Berprestasi

58
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING

6.
7.

Bonus Prestasi Belajar Tinggi


Tanggapan Keluarga terhadap Prestasi Belajarku

Tema 9 : Aplikasi Instrumentasi


Kondisi diri peserta didik perlu diungkap melalui sejumlah teknik atau aplikasi
instrumentasi tertentu. Contoh instrumen yang dapat digunakan oleh Guru BK/Konselor
antara lain alat ungkap masalah (AUM) baik AUM Umum, yaitu instrumen untuk
mengungkap masalah umum maupun AUM PTSDL1) untuk masalah-masalah terkait
dengan kegiatan dan hasil belajar. Contoh sub tema :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.

Pengadministrasian AUM Umum Versi SLTP (Kelas I)


Pembahasan Data AUM Umum Versi SLTP (Kelas I)
Pengadministrasian AUM PTSDL Versi SLTP (Kelas I)
Pembahasan Data AUM PTSL SLTP (Kelas I)
Pengadministrasian AUM Umum Versi SLTP (Kelas II)
Pembahasan Data AUM Umum Versi SLTP (Kelas II)
Pengadministrasian AUM PTSDL Versi SLTP (Kelas II)
Perubahan Data AUM PTSL SLTP (Kelas II)
Sosiometri
Pengungkapan Kecerdasan Umum, Bakat, Minat dan Kecenderungan Khusus
Berbagai Permasalahan Umum yang Ada pada Diriku (Kelas III) (Bandingkan
permasalahan yang ada di kelas I, II, dan III)
12. Berbagai Permasalahan Belajar yang Ada pada Diriku (Kelas III) (Bandingkan
permasalahan yang ada di kelas I, II, dan III)

Tema 10 : Kehidupan Beragama


Keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa terintegrasi dalam kehidupan
beragama dalam kehidupan sehari-hari. Contoh sub tema :
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Kehidupan sebagai Rahmat Tuhan


Kehidupan yang Dimuliakan
Kehidupan Keagamaanku Sehari-hari
Kehidupan Keberagamaan Keluarga
Kehidupan Keberagamaan dan Masa Depan
Antara Pahala dan Dosa

PTSDL adalah singkatan dari : P = prasyarat penguasaan materi pelajaran, T = ketrampilan belajar, S = sarana
belajar, D = kondisi diri pribadi , L = lingkungan fisik dan sosio-emosioanal.

59
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING

Tema 11 : Kehidupan Keluarga


Kondisi keluarga memiliki kecenderungan berpotensi membangun kehidupan anak
yang mengembangkan kehidupan yang sejahtera atau mengalami gangguan. Kondisi
tersebut perlu diidentifikasi, didiagnosis, dan ditangani untuk mengembangkan kekuatan
psikologis dan potensi peserta didik dengan berorientasi pada kemandirian dan
pengendalian diri. Contoh sub tema :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Kecintaan dan Hormat Anak kepada Orang Tua


Suasana Kehidupan Keluarga
Sopan Santun dalam Keluarga
Keluarga dan Sukses Anak
Peranku dalam Keluargaku
Berbakti kepada Orang Tua
Keluargaku dan Diriku

Tema 12 : Kehidupan Sosial-Budaya


Peserta didik dipersiapkan untuk berpartisipasi aktif dalam kehidupan sosial-budaya di
lingkungan sekitar dan masyarakat pada umumnya, agar mencapai perilaku sosial yang
bertanggung jawab dan harus dipersiapkan pada masa remaja. Contoh sub tema :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Manusia adalah Makhluk Sosial


Manusia adalah Makhluk Berbudaya
Nilai-nilai Sosial Budaya dalam Kehidupan
Tetanggaku
Kearifan Lokal dalam Kehidupan Sosial Budaya
Adat Istiadat dalam Kehidupan Sosial Budaya
Perilaku Pribadi Sosial Beretika
Kerjasama/Gotong Royong
Apa itu Nilai-Nilai Moral?

Tema 13 : Hubungan Muda-Mudi


Tugas perkembangan yang harus dipenuhi oleh remaja yaitu adanya ketercapaian
hubungan baru dan yang lebih matang dengan teman sebaya baik pria maupun wanita dan
mencapai peran sosial pria dan wanita. Hubungan muda-mudi dibina secara konsisten,
melalui pendekatan protektif yang tetap berfokus pada kemandirian dan pengendalian
diri. Contoh sub tema :
1.
2.

Karakteristik Gender
Kesamaan Hak dan Kewajiban dalam Kaitan Gender

60
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING

3.
4.
5.
6.
7.
8.

Ketentuan Nilai dan Moral dalam Hubungan Muda-Mudi


Kiat Berteman
Aku dan Teman-Temanku
Hubungan Muda-Mudi : Apa yang Boleh dan Tidak Boleh
Aku dan Dia di Masa Remaja
Apa Kata Orang Tua tentang Hubungan Muda-mudi?

Tema 14 : Kejadian / Peristiwa Aktual


Banyak kejadian atau peristiwa aktual yang menjadi perhatian dan pemikiran peserta
didik dan perlu dibahas baik dari sisi positif maupun sisi negatifnya. Contoh sub tema :

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.

Peristiwa Alam (seperti banjir, gempa, gunung meletus, tsunami)


Penyimpangan Hubungan Muda-Mudi
Peristiwa Politik (seperti Pemilu, Pilkada)
Peristiwa Budaya
Prestasi Istimewa
Penyimpangan Nilai dan Moral
Pemecatan Karyawan/Pegawai/Pengangguran
Tawuran
Gangguan Keamanan
Pengalamanku yang Luar Biasa
Kecelakaan Fatal/Tragis

Tema 15 : Kondisi Dinamis Sekolah

Kegiatan belajar, proses pembelajaran, dan dinamika yang dialami oleh peserta didik
dengan berbagai keterkaitannya perlu dibahas, dianalisis, dibandingkan, dan selanjutnya
dikembangkan dengan mengacu pada kondisi dinamis sekolah. Contoh sub tema :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Peraturan Sekolah
Tanggapanku terhadap Kondisi Sekolah
Aku dan Sekolahku
Sekolahku dan Sekolah Lain
Apa yang Aku Ingin tentang Sekolahku
Sekolahku : Dahulu dan Sekarang
Apa Kata Orangtua tentang Sekolahku

61
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING

Tema 16 : Kenaikan Kelas / Kelanjutan Studi

Kenaikan kelas dan kelanjutan studi merupakan tahap terminasi dalam rangkaian studi
peserta didik di satuan pendidikan dan arah kelanjutannya sehingga diperlukan pelayanan
ke arah persiapan, antisipasi, dan semangat yang tinggi untuk melalui semua jenjang yang
harus ditempuh sehingga mampu melanjutkan studi secara sukses. Contoh sub tema :
1.
2.
3.
4.
5.

Persyaratan Naik Kelas


Dapatkah Aku Naik Kelas dan Melanjutkan Studi ?
Tantangan Naik Kelas dan Resiko tidak Naik Kelas
Keterkaitan Kenaikan Kelas dan Kelanjutan Studi
Bisakah aku melanjutkan studi ?

Tema 17: Ujian Nasional

Studi di SLTP dan SLTA diakhiri dengan diselenggarakannya ujian nasional (UN).
Dalam hal ini peserta didik perlu dipersiapkan secara matang. Kriteria utama kesiapan
pesera didik mengikuti UN itu tidak lain adalah penguasaan materi pelajaran dan ujian.
Jika penguasaan memadai, maka peserta didik akan merasa siap dan optimis untuk
mengikuti ujian. Jika sebaliknya, peserta didik yang tidak menguasai materi
pelajaran/ujian akan merasa canggung atau takut, khawatir dan tidak siap menghadapi
ujian. Agar peserta didik siap menghadapi Ujian maka diperlukan materi yang menunjang
keberhasilan peserta didik. Contoh sub tema :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Syarat-syarat Mengikuti UN
Aspek Teknis-Administratif UN
Kesiapan Penguasaan Materi UN (Identifikasi KPMU: Kesiapan Penguasaan
Materi Ujian, dan kegiatan remedial)
Kesiapan Psikologis UN
Kesiapan Kesehatan dan Kesegaran Jasmani untuk UN
Kesiapan Kelengkapan Mengikuti Ujian Nasional
Tidak Lulus UN : Mengapa dan Bagaimana ?
Nyontek : Haram, Bodoh, dan Terhina

Contoh tema tema yang lainnya adalah sebagai berikut :


A. Bidang Belajar
1. Keterampilan Meraih Prestasi Pendidikan
(1) Hubungan Potensi Psikologis dan Belajar
(2) Strategi Belajar, Sumber Belajar, dan Strategi hadapi Ujian
2. Keterampilan Menyesuaikan diri dalam Belajar
(3) Penyesuaian diri dalam Belajar
(4) Sistem Kelola Diri dalam Belajar
62
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING

3. Rencana Pendidikan Lanjut


(5) Interpretasi Hasil Tes, ...
(6) Kegiatan Ekstrakurikuler Pendukung ...
4. Keterampilan Meraih Prestasi Pendidikan
(7) Optimalisasi kreativitas dan berpikir kritis
(8) Kelola Stres hadapi Ujian
5. Keterampilan Menyesuaikan diri dalam Belajar
(9) Belajar dengan Pendekatan Saintifik
(10) Makna Kata Mencipta dalam Belajar Saintifik
6. Rencana Pendidikan Lanjut
(11) Motivasi Berprestasi
(12) Belajar Sepanjang Hayat
B. Bidang Karier
1. Orientasi Pelayanan Bimbingan Karier

2.

7.

8.

9.

(1) Bimbingan dan Konseling dan Kesuksessanku


(2) Informasi/Pengenalan Pekerjaan
(3) Memilih kegiatan Ekstrakulikuler
Peminatan di SMP
(4) Mengapa Manusia perlu belajar dan bekerja
(5) Penelusuran Minat - Pemahaman Diri
(6) Penelusuran Minat Nilai-Nilai Kehidupan
Pemahaman Diri Terkait dengan Pekerjaan.
(7) Mengenal Berbagai Jenis Pekerjaan
(8) Idola: Saya ingin Seperti Dia!
Keterampilan Mengeksplorasi Pendidikan dan Karier.
(9) Kreativitas Mendaur Ulang Barang Bekas
(10) Pemanfaatan Waktu Luang
Rencana Pemilihan Karier di Masa Depan melalui Peminatan di Sekolah Menengah
Pertama.
(11) Sungai Kehidupan Saya
(12) Strategi Meraih Goal Setting dalam Perencanaan Karier

C. Bidang Pribadi
(1) Manusia dan Tuhannya
(2) Etika Dalam Kehidupan
(3) Mengenal Minat dan Bakat
(4) Menjadi Pribadi yang Bertanggung Jawab
(5) Memahami Orang lain dan Menghargai Diri Sendiri
(6) Mendefinisikan Arti Sukses
D. Bidang Sosial
1. Kesadaran akan Tanggung jawab sosial
(1) Mempelajari hak dan kewajiban di rumah dan di sekolah
(2) Bertanggung jawab sebagai siswa dan anggota keluarga
(3) Membuat diriku berarti bagi orang tua dan sekolah
2. Aku bagian dari lingkungan, mana tanggung jawabku
(4) Mengenali tempat ibadah dan lingkungan sekitarku

63
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING

(5) Aku ada diantara mereka


(6) Bertanggung jawab dalam kegotong- royongan
3. Kehidupan Muda-Mudi
(7) Apa yang harus kita pahami
(8) Kamu dan aku sama-sama berarti
(9) Mari kita saling menghargai perbedaan peran kita
4. Kau begitu aku begini, kita perlu memahami
(10) Apa kesamaan dan apa perbedaan
(11) Yuk kita jadi benar-benar maskulin atau feminism
(12) Laki-laki atau perempuan,nilai apa yang perlu
5. Kehidupan Sosial dan Budaya Kita .
(13) Aku dan kamu harus saling memahami
(14) Kita berbeda namun Satu
6. Bersama meraih prestasi
(15) Bergerak meraih prestasi, apa kuncinya
(16) Berbagi dalam kerja untuk bahagia bersama
7. Teman sebaya laki-laki dan perempuan
(17) Kesetaraan gender dalam kelompok usia sebaya
(18) Etika, nilai sosial, moral dalam kehidupan remaja teman sebaya
(19) Sub. Tema: Pergaulan yang sehat antar remaja laki-Laki dan remaja perempuan
dengan memperhatikan etika, nilai sosial dan moral dalam bergaul sebagai
Remaja
8. Pentingkanya komunikasi ; siswa guru, siswa dan orangtua dan dengan teman
Sebaya
9. Budaya - sosial yang berbeda membangun nilai kebersamaan antar remaja sebaya.
10. Gotong royong
(20) Kerjasama membangun kesadaran tanggung Jawab sosial di keluarga, sekolah,
masyarakat
(21) Proyek Sosial kebersamaan- kepedulian terhadap masyarakat sekitar
(22) Berbagi dan Peduli terhadap lingkungan Masyarakat di Sekitar Sekolah, sebagai
Wujud Kepedulian dan Kebersamaan untuk Usia Sebaya

64
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING

Berikut contoh pemetaan kompetensi, tema, dan sub tema pada bidang, jenis layanan dan kegiatan pendukung.

No.
1.

Tugas
Perkembangan/Kompetensi
Mengharapkan dan mencapai
perilaku
sosial
yang
bertanggung jawab

3.

Menerima keadaan fisiknya


dan menggunakan tubuh
secara efektif

5.

6.

7.
8.

Orientasi
Baru

Sekolah

Pribadi
Sub Tema : Orientasi
Sekolah Baru SMP
Materi Pada Layanan
Orientasi
:
Fasilitas
belajar di sekolahku

Sosial

Belajar

Karir

Orientasi
Kelas/Semester Baru
Orientasi Pelayanan
Bimbingan dan
Konseling

2.

4.

Bidang Bimbingan dan Konseling *)

Materi Tema

Mempersiapkan
ekonomi

karier

Kondisi Diri

Kondisi Lingkungan
(Fisik dan Sosioemosional)
Arah Peminatan

Sub Tema : Diriku


sekarang ini
Materi pada Layanan
Bimbingan Kelompok :
Perbedaan Individu

Sub
Tema
:
Prestasi
Belajar
dan
Cita-cita
Pekerjaanku
Materi
pada
Kegiatan
Pendukung
Aplikasi Instrumen
: Tes Hasil Belajar

Kegiatan Belajar
Prestasi Belajar

65
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING

No.

Tugas
Perkembangan/Kompetensi

10.
11.
12.

14.
15.
16.
17.

Pribadi

Sosial

Belajar

Karir

Aplikasi
Instrumentasi
Kehidupan
Beragama
Kehidupan Keluarga

9.

13.

Bidang Bimbingan dan Konseling *)

Materi Tema

Mencapai peran sosial pria


dan wanita

Kehidupan
Budaya
Hubungan
Mudi

Sosial
Muda

Kejadian / Peristiwa
Aktual
Kondisi
Dinamis
Sekolah
Kenaikkan Kelas /
Kelanjutan Studi
Ujian Nasional

66
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING

Sub
tema
:
Karakteristik
Gender
Materi
pada
Kegiatan Layanan
Konsultasi
:
Pilihan-pilihan
Pekerjaan
dalam
peran Gender

Lampiran 4 : Contoh RLBK Format Klasikal dan Non Klasikal


Lampiran 4a
RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN
BIMBINGAN DAN KONSELING
FORMAT KLASIKAL TERJADWAL
I.

II.

IDENTITAS
A. Satuan Pendidikan

: .....................(misal: SMP Cahaya Purnama)

B. Tahun Ajaran

: ..................(misal: 2013 2014, Semester I)

C. Sasaran Pelayanan

: ............................(misal: Semua Kelas VIII)

D. Pelaksana

: .......................................................................

E. Pihak Terkait

: .......................................................................

WAKTU DAN TEMPAT


A. Tanggal

: ................................(misal: 17 Januari 2014)

B. Jam Pelayanan

: ...................................(misal: Sesuai Jadwal)

C. Volume Waktu (JP)

: ............................................................(misal:
Masing-masing kelas 2 (dua) JP (2 x 40 Menit)

D. Spesifikasi Tempat Layanan : .............(misal: Ruang kelas masing-masing)

III.

FUNGSI LAYANAN

: .......................................................................

KOMPETENSI
.......................................................................
IV.

TUJUAN
A.

Tujuan Umum

B.

Tujuan Khusus

:........................................................................

:.........................................................................
..........................................................................
.........................................................................

V.
VI.
VII.

BIDANG BIMBINGAN DAN KONSELING

: ......................................................

JENIS LAYANAN

: ........................................................................

MATERI LAYANAN

A. Tema/Pokok Materi

: .......................................................................
67
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING

B. Subtema/Sub Materi

VIII.

IX.

: .......................................................................

SARANA
A. Media

: ............................................................

B. Perlengkapan

: ............................................................

LANGKAH KEGIATAN
A. LANGKAH PENDAHULUAN
1.

Membina hubungan baik dengan peserta didik.

2.

Menyampaikan tujuan layanan.

3.

Mengajak peserta didik terlibat aktif dalam kegiatan layanan

B. LANGKAH INTI
1. Peserta didik mengamati media pengantar terhadap materi layanan.
2. Peserta didik mengeksplorasi pengalaman yang berhubungan dengan materi.
3. Konselor mengajak peserta didik mengumpulkan/mengakses informasi untuk
menguatkan kesadaran perilaku sesuai materi
4. Peserta didik menarik generalisasi.
5. Guru BK/Konselor memberikan penguatan pemahaman materi secara utuh.
6. Peserta didik dengan bimbingan konselor mengembangkan rencana perilaku atas
dasar pengetahuan dan keterampilan baru yang dimiliki..

C. LANGKAH PENUTUP/PENGAKHIRAN
1. Merefleksi proses dan hasil layanan
2. Mengevaluasi proses dan hasil
3. Menguatkan komitmen peserta didik terhadap hasil layanan
4. Merencanakan tindak lanjut

X.

PENILAIAN PROSES DAN HASIL


A. Penilaian Proses

: .....................................................................

B. Penilaian Hasil

: .....................................................................

68
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING

XI.
XII.

TINDAK LANJUT
SUMBER BAHAN

: ....................................................................
: ....................................................................

Guru BK atau Konselor

.......................................

69
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING

RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN BK


BIMBINGAN KLASIKAL
I.

II.

III.

Identitas
A. Satuan Pendidikan

: (diisi dengan nama sekolah)

B. Tahun Pelajaran

: (misal : 2015 2016, semester 1)

C. Sasaran Pelayanan

: (misal kelas : IX)

D. Pelaksana

: (diisi dengan Guru BK/Konselor)

E. Pihak Terkait

: (misal : wali kelas, guru mata pelajaran

Waktu dan tempat


A. Tanggal

: (diisi dengan tanggal pelaksanaan)

B. Jam Layanan

: (sesuai dengan jadwal)

C. Volume Waktu (JP)

: (misal 1 X 40)

D. Spesifikasi Tempat Layanan

: (diisi tempat pemberian layanan)

Fungsi Layanan

: (Pemahaman/pencegahan/pengembangan
/pengentasan/pemeliharan)

Tugas Perkembangan

: (sesuai dengan tugas perkembangan


peserta didik SMP/MTs)

IV.
V.
VI.
VII.
VIII.

Tujuan

: (kompetensi yang diharapkan)

Bidang Bimbingan dan Konseling

: (Pribadi, Sosial, Belajar dan Karier)

Materi Layanan

: (judul materi layanan)

Metode Bimbingan

: (misal: diskusi, role playing,games,dll)

Sarana
A. Media

: (media yang di gunakan pada saat


bimbingan kelompok, contoh : tayangan
slide)

B. Perlengkapan
IX.

X.

Langkah Kegiatan

: Alat yang digunakan


:

A. Pendahuluan

B. Inti

C. Penutupan/Pengakhiran

Evaluasi Proses dan Hasil


A. Evaluasi Proses

: (guru BK menilai tingkat partisipasi peserta


dalam mengikuti kegiatan layanan )

70
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING

B. Evaluasi Hasil

XI.

Tindak Lanjut

XII.

Sumber Bahan

: (guru BK menilai tingkat keberhasilan


peserta dalam mengikuti kegiatan
layanan
: (bila diperlukan diberikan tindak lanjut
dengan pemberian jenis layanan lainnya/
kegiatan pendukung)
: .............................................

....................., ..........................
Mengetahui :
Kepala Sekolah,

Guru BK/KONSELOR

.......................................

.........................................

71
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING

RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN (RPL)


BIMBINGAN KLASIKAL

1. IDENTITAS

a. Satuan Pendidikan

: (di isi dengan nama sekolah)

b. Tahun Pelajaran/Semester

: (misal : 2014-2015/Semester 1)

c. Sasaran layanan

: (misal : siswa kelas VIII)

d. Pelaksana

: (Guru BK/Konselor)

e. Pihak terkait*

: (misal : Guru Mata Pelajaran, Wali Kelas)

2. TUGAS PERKEMBANGAN

: ( sesuai dengan tugas perkembangan peserta didik


SMP/MTs)

3. TEMA

: (pengembangan dari tugas perkembangan)

4. MATERI LAYANAN

: (garis besar materi yang akan disajikan)

5. BIDANG BIMBINGAN

: (Pribadi/Sosial/Belajar/Karier)

6. FUNGSI LAYANAN

:
(Pemahaman/Pencegahan/Pengembangan/Pengenta
san/Pemeliharaan)

7. TUJUAN

: (Kompetensi yang diharapkan)

8. WAKTU DAN TEMPAT

a. Tanggal

: (isi dengan tanggal pelaksanaan)

b. Waktu Layanan

: (sesuai dengan jadwal layanan)

c. Alokasi Waktu

: (misal : 1 x 40 menit)

d. Tempat

: (misal : R.BK, R. Kelas,aula)

9. METODE

: (misal: diskusi, role playing, games,dll)

72
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING

10. SARANA

a. Media/Alat

: (media yang di gunakan pada saat bimbingan


kelompok, contoh : tayangan slide)

b. Sumber Materi Layanan

: ( sumber materi pokok dan menunjang )

11. LANGKAH KEGIATAN

a. Pendahuluan

: .............................

b. Kegiatan Inti

: .............................

c. Penutup

: .............................

12. RENCANA PENILAIAN

a. Penilaian Proses
Antusiasme siswa dalam menyimak tayangan materi layanan
Kesungguhan siswa dalam mengerjakan tugas

No.

Nama Siswa

Antusiasme

Keaktifan

Berpendapat

1.
2.
3.
Jumlah
Keterangan :

A : Baik (Skor 3), B : Cukup (Skor 2), C : Kurang (Skor 1)

b. Penilaian Hasil
Laiseg

: (diisi menjelang kegiatan layanan akan diakhiri untuk melihat tingkat


pemhaman, perasaan dan rencana tindak)

Laijapen : (dilakukan untuk melihat keterlaksanaan rencana kegiatan yang telah


direncanakan diwaktu laiseg setelah satu minggu)
Laijapang : (dampak dari hasil kegiatan yang dilakukan sesuai dengan rencana
kegiatan yang ada di laiseg.)

73
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING

13. RENCANA TINDAK LANJUT

(bila diperlukan di berikan tindak lanjut dengan pemberian jenis layanan


lainnya/kegiatan pendukung)
....................., ..........................
Mengetahui :
Kepala Sekolah,

Guru BK/KONSELOR

.......................................

.........................................

LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Uraian materi
2. Lembar kerja siswa
3. Instrumen Penilaian
4. Media

74
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING

Lampiran 4b
RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN
BIMBINGAN DAN KONSELING
FORMAT KELOMPOK

I.

II.

IDENTITAS
A. Satuan Pendidikan

: ......................................................................

B. Tahun Ajaran

: ......................................................................

C. Sasaran Pelayanan

: .......................................................................

D. Pelaksana

: .......................................................................

E. Pihak Terkait

: .......................................................................

WAKTU DAN TEMPAT


A. Tanggal

: ......................................................................

B. Jam Pelayanan

: ......................................................................

C. Volume Waktu (JP)

: .....................................................................

D. Spesifikasi Tempat Layanan : .....................................................................

III.

IV.

FUNGSI LAYANAN

: .......................................................................

KOMPETENSI

: .......................................................................

TUJUAN
A. Tujuan Umum

:........................................................................

B. Tujuan Khusus

:.........................................................................
..........................................................................
.........................................................................

V.
VI.
VII.

VIII.

BIDANG BIMBINGAN DAN KONSELING

: .................................................

JENIS LAYANAN

: Bimbingan Kelompok

MATERI LAYANAN

A. Tema/Pokok Materi

: ............................................................

B. Subtema/Sub Materi

: ............................................................

METODE DAN TEKNIK

: ............................................................
............................................................

75
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING

IX.

X.

SARANA
A. Media

: ............................................................

B. Perlengkapan

: ...........................................................

LANGKAH KEGIATAN
A. TAHAP AWAL
1. Membina hubungan baik.
2. Menyampaikan tujuan layanan.
3. Menyampaikan/mendiskusikan topik layanan
4. Mendiskusikan tugas dan peranan masing-masing anggota kelompok
5. Menyepakati norma kelompok
6. Mengajak setiap anggota kelompok terlibat aktif dalam kegiatan layanan
7. Melaksanakan aktivitas kelompok dan atau membahas topik secara bersamaa.

B. TAHAP PERALIHAN
1. Mengarahkan perhatian peserta/anggota kelompok ke suasana kegiatan kelompok

C. TAHAP KERJA
Pelaksanaan tahap kerja disesuaikan dengan teknik yang digunakan.
Alternatif 1: Teknik Diskusi
1.

Guru BK atau Konselor mengemukakan topik untuk dibahas di dalam kelompok

2.

Anggota kelompok menanggapi topik yang dikemukakan melalui diskusi

3.

Anggota

kelompok

menyimpulkan/menemukan

jalan

keluar

topik

yang

didiskusikan dan mengembangkan keterampilan baru yang dimiliki.


4.

Anggota kelompok menyampaikan pengalaman yang diperoleh selama proses


diskusi

Alternatif 2: Teknik Sosio Drama


1.

Guru BK atau Konselor menjelaskan tema drama yang akan dimainkan dalam
sosio drama

2.

Guru BK atau Konselor meminta anggota kelompok untuk merancang skenario dan
pembagian peran dalam sosio drama

3.

Guru BK atau Konselor meminta anggota kelompok untuk memerankan secara


spontan sesuai dengan skenario yang telah dirancang.

4.

Guru BK atau Konselor meminta anggota kelompok yang tidak bermain peran
untuk bertindak sebagai pengamat

76
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING

5.

Guru BK atau Konselor meminta anggota kelompok untuk merefleksikan terhadap


apa yang telah diperankan

6.

Guru BK atau Konselor meminta pengamat untuk merefleksikan hasil


pengamatannya

7.

Guru BK atau Konselor meminta permainan ulang yang dilakukan oleh anggota
kelompok yang memerankan atau yang berperan sebagai pengamat

8.

dst...(disesuaikan dengan pencapaian tujuan)

Alternatif 3: Psikodrama, Pengajaran Remedial, Organisasi Siswa, Karyawisata, dan


Program Home Room.
D. TAHAP PENGAKHIRAN
1.

Guru BK atau Konselor mengajak anggota kelompok untuk melakukan refleksi


terhadap kegiatan yang telah dilakukan

2.

Guru BK atau Konselor bersama anggota kelompok membahas rencana tindak


lanjut untuk masing-masing anggota kelompok mengembangkan keterampilan baru.

3.

XI.

XII.
XIII.

Guru BK atau Konselor bersama anggota kelompok mengakhiri kegiatan

PENILAIAN PROSES DAN HASIL


A. Penilaian Proses

: ...................................................................

B.

: ...................................................................

Penilaian Hasil

TINDAK LANJUT

: ...................................................................

SUMBER BAHAN (jika ada)

: ...................................................................

Guru BK atau Konselor


.....................................

77
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING

FORMAT
RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN (RPL)
RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN
FORMAT BIMBINGAN KELOMPOK

1. IDENTITAS
a. Satuan Pendidikan

: (di isi dengan nama sekolah)

b. Tahun Pelajaran/Semester

: (misal : 2014-2015/Semester 1)

c. Sasaran layanan

: (misal : siswa kelas VIII)

d. Pelaksana

: (Guru BK/Konselor)

e. Pihak terkait*

: (misal : Guru Mata Pelajaran, Wali Kelas)

2. TUGAS PERKEMBANGAN

: ( sesuai dengan tugas perkembangan peserta


didik SMP/MTs)

3. TEMA

: (pengembangan dari tugas perkembangan)

4. BIDANG BIMBINGAN

: (Pribadi/Sosial/Belajar/Karier)

5. FUNGSI LAYANAN

: (Pemahaman/Pencegahan/Pengembangan/
Pengentasan/Pemeliharaan

6. TUJUAN

: (Kompetensi yang diharapkan)

7. WAKTU DAN TEMPAT


a. Tanggal

: (isi dengan tanggal pelaksanaan)

b. Waktu Layanan

: (sesuai dengan jadwal layanan)

c. Alokasi Waktu

: (misal : 1 x 40 menit)

d. Tempat

: (misal : R.BK)

8. METODE

: (misal: diskusi, role playing,games,dll)

9. SARANA
a. Media/Alat

: (media yang di gunakan pada saat bimbingan kelompok,


contoh : tayangan slide)

b. Sumber Materi Layanan : ( sumber materi pokok dan menunjang )

78
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING

10. LANGKAH KEGIATAN


a. Tahap Pembentukan

: (sikap terbuka dan mengkomunikasikan tujuan )

b. Tahap Peralihan

: ( menanyakan kesiapan untuk tahap berikutnya )

c. Tahap Kegiatan

: ( membahas topik secara bersama )

d. Tahap Pengakhiran

: ( pemberitahuan batas waktu, kesimpulan, perjanjian


pertemuan berikutnya)

11. Rencana Penilaian


A. Penilaian Proses

: ( guru BK menilai tingkat partisipasi peserta dalam mengikuti


kegiatan layanan )

B. Penilaian Hasil
a.

Laiseg

:
: (diisi menjelang kegiatan layanan akan diakhiri untuk
melihat tingkat pemhaman, perasaan dan rencana tindak)

b.

Laijapen

: dilakukan untuk melihat keterlaksanaan rencana


kegiatan yang telah direncanakan diwaktu laiseg setelah
satu minggu

c.

Laijapang

: Dampak dari hasil kegiatan yang dilakukan sesuai


dengan rencana kegiatan yang ada di laiseg.

12. Rencana Tindak Lanjut : (bila diperlukan diberikan tindak lanjut dengan
pemberian jenis layanan lainnya/ kegiatanpendukung)

......................., .......... 20........


Mengetahui
Kepala Sekolah,

Guru BK/Konselor,

.............................................

..........................................

NIP. .....................................

NIP. ......................................

79
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING

Lampiran 4c
RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN
FORMAT KONSELING KELOMPOK
1. IDENTITAS

a. Satuan Pendidikan

: (di isi dengan nama sekolah)

b. Tahun Ajaran, Semester

: (misal : 2014/2015, Semester 1)

c. Sasaran Pelayanan

: (misal : siswa kelas VIII)

d. Pelaksana

: (Guru BK/Konselor)

e. Pihak terkait

: (pihak yang terkait dg layanan )

2. WAKTU DAN TEMPAT

a. Tanggal

: (isi dengan tanggal pelaksanaan)

b. Waktu Layanan

: (sesuai dengan jadwal layanan)

c. Alokasi Waktu

: (misal : 1 x 40 menit)

d. Tempat

: (misal : R.BK, R. Kelas)

3. TUGAS PERKEMBANGAN

: (pilih salah satu dari 8 Tugas Perkembangan)

4. BIDANG BIMBINGAN

: (Pribadi/Sosial/Belajar/Karier)*

5. FUNGSI LAYANAN

: (Pencegahan/ Pengembangan/ Pengentasan/


Pemeliharaan

6. TUJUAN

: (Kompetensi yang diharapkan)

7. TEMA MATERI LAYANAN

: (tema yang akan dibahas)

8. SARANA

a. Media

: (media yang digunakan)

b. Alat/Perlengkapan

: (Alat di digunakan)

9. LANGKAH KEGIATAN

a. Pembentukan
b. Peralihan

80
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING

c. Kegiatan
d. Pengakhiran

10. PENILAIAN

a. Penilaian Proses

: (Penilaian terhadap keterlibatan anggota kelompok)

Partisipasi siswa
Antusiasme siswa

b. Penilaian Hasil
Penilaian Segera

: (Penilaian setelah berakhirnya konseling


kelompok)

Penilaian Jangka Pendek

: (Penilaian dalam rentang waktu 1 minggu sd 1


bulan)

Penilaian Jangka Panjang

: (Penilaian dalam rentang waktu 1 bulan/ lebih)

.., ...

Mengetahui

Pelaksana Layanan

Kepala Sekolah

Guru Bimbingan dan Konseling,

.............................................

......................................................

81
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING

RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN


BIMBINGAN DAN KONSELING
FORMAT KONSELING KELOMPOK

I.

II.

III.

IV.

IDENTITAS
A. Satuan Pendidikan

: ......................................................................

B. Tahun Ajaran

: ......................................................................

C. Sasaran Pelayanan

: .......................................................................

D. Pelaksana

: .......................................................................

E. Pihak Terkait

: .......................................................................

WAKTU DAN TEMPAT


A. Tanggal

: ......................................................................

B. Jam Pelayanan

: ......................................................................

C. Volume Waktu (JP)

: .....................................................................

D. Spesifikasi Tempat Layanan

: .....................................................................

FUNGSI LAYANAN

: .......................................................................

KOMPETENSI

: .......................................................................

TUJUAN
A. Tujuan Umum

:........................................................................

B. Tujuan Khusus

:........................................................................
..........................................................................
.........................................................................

V.
VI.
VII.
VIII.

BIDANG BIMBINGAN DAN KONSELING

: ....................................................

JENIS LAYANAN

: Konseling Kelompok

METODE DAN TEKNIK

: .......................................................................

SARANA
A. Media

: .......................................................................

B. Perlengkapan

: .......................................................................

82
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING

IX.

LANGKAH KEGIATAN
a. TAHAP AWAL
1. Membina hubungan baik dan menumbuhkan kohesifitas kelompok.
2. Menumbuhkan saling percaya, saling menerima, saling menghargai antara anggota
kelompok
3. Memberi kesempatan kepada anggota kelompok untuk menetapkan tujuan yang
ingin dicapai
4. Menyepakati norma kelompok
5. Menjelaskan peran dan tanggungjawab masing-masing anggota kelompok
6. Mengajak anggota kelompok untuk terlibat aktif dalam kegiatan layanan

b. TAHAP PERALIHAN
1. Guru BK atau Konselor memfasilitasi kelompok untuk bersedia mengambil resiko
psikologis di dalam kegiatan kelompok
2. Guru BK atau Konselor mengamati pola perilaku dan suasana emosi anggota
kelompok
3. Guru BK atau Konselor berupaya untuk mengatasi kecemasan, resistensi, defensif,
konflik, konfrontasi, transferen, keraguan (jika ada) dengan cara menstruktur
ulang, mengarahkan, mengontrol hubungan antar pribadi
4. Guru BK atau Konselor mengarahkan perhatian peserta/anggota kelompok ke
dalam suasana kegiatan kelompok

c. TAHAP KERJA
1. Guru BK atau Konselor mengarahkan anggota kelompok untuk membahas
permasalahan yang dihadapi oleh salah satu anggota kelompok
2. Dengan memanfaatkan dinamika kelompok anggota kelompok mengeksplore
masalah yang dikeluhkan oleh salah satu anggota kelompok
3. Anggota kelompok memusatkan perhatian pada pencapaian tujuan masing-masing,
mempelajari perilaku baru, melakukan kegiatan teurapuetik, berlatih perilaku baru,
mengubah perilaku, dan mengembangkan ide-ide baru.
4. Konselor sebagai pengamat dan fasilitator melibatkan diri dalam proses dan isi
kegiatan kelompok

83
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING

d. TAHAP PENGAKHIRAN
1. Guru BK atau Konselor mengajak anggota kelompok untuk melakukan refleksi
pengalaman terhadap kegiatan yang telah dilakukan
2. Guru BK atau Konselor bersama anggota kelompok membahas kemanfaatan dan
kemajuan yang telah dicapai oleh masing-masing anggota kelompok
3. Guru BK atau Konselor bersama anggota kelompok merencanakan tindak lanjut
kegiatan kelompok
4. Guru BK atau Konselor bersama anggota kelompok mengakhiri kegiatan

X.

XI.
XII.

PENILAIAN PROSES DAN HASIL


A. Penilaian Proses

: ...................................................................

B. Penilaian Hasil

: ...................................................................

TINDAK LANJUT

: ...................................................................

SUMBER BAHAN (jika ada)

: ..................................................................

Guru BK atau Konselor

.......................................

84
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING

Lampiran 4d
RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN
BIMBINGAN DAN KONSELING
FORMAT KONSELING INDIVIDUAL

I.

II.

IDENTITAS
A. Satuan Pendidikan

: ......................................................................

B. Tahun Ajaran

: ......................................................................

C. Sasaran Pelayanan

: .......................................................................

D. Pelaksana

: .......................................................................

E. Pihak Terkait

: .......................................................................

WAKTU DAN TEMPAT


A. Tanggal

: ......................................................................

B. Jam Pelayanan

: ......................................................................

C. Volume Waktu (JP)

: .....................................................................

D. Spesifikasi Tempat Layanan : .....................................................................

III.

IV.

FUNGSI LAYANAN

: .......................................................................

KOMPETENSI

: .......................................................................

TUJUAN
A. Tujuan Umum

:........................................................................

B. Tujuan Khusus

:........................................................................
..........................................................................
.........................................................................

V.
VI.
VII.

BIDANG BIMBINGAN DAN KONSELING


JENIS LAYANAN

: .......................................................

: Konseling Individual

GEJALA MASALAH YANG TERAMATI

1. ...........................................................................
2. ..........................................................................
3. ..........................................................................
4. dst
VIII.

METODE DAN TEKNIK

: ............................................................

85
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING

IX.

X.

SARANA
A. Media

: ............................................................

B. Perlengkapan

: ...........................................................

LANGKAH KEGIATAN
1. Pembukaan
a. Membina hubungan baik
b. Strukturing
2. Penjelasan Masalah
a. Memfasilitasi konseli untuk mengungkapkan masalahnya secara tuntas
b. Memfasilitasi konseli melihat inti masalah dengan lebih jelas
c. Memfasilitasi konseli menyadari semua reaksi perasaannya secara lebih utuh
d. Memfasilitasi konseli menghadapi masalah dengan pikiran yang lebih jernih dan
rasional
3. Penggalian Latar Belakang Masalah
a. Analisis masalah/analisis kasus
b. Diagnosis
c. Prognosis
4. Penyelesaian Masalah (treatment)
a. Mengambil tanggung jawab mempribadikan
b. Merancang tindakan nyata untuk menyelesaikan masalah
5. Penutup
a. Merangkum
b. Menekankan komitmen
c. Membahas rencana tindak lanjut
d. Mengakhiri konseling

XI.

PENILAIAN PROSES DAN HASIL


A. Penilaian Proses

: ....................................................................

B. Penilaian Hasil

: ...................................................................

XII.

TINDAK LANJUT

: ...................................................................

XIII.

SUMBER BAHAN

(jika ada)

: ...................................................................
Guru BK atau Konselor

.......................................
86
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING

RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN (RPL)


FORMAT KONSELING INDIVIDUAL TERJADWAL

1. IDENTITAS

a. Satuan Pendidikan

: (di isi dengan nama sekolah)

b. Tahun Pelajaran/Semester

: (misal : 2014-2015/Semester 1)

c. Sasaran layanan

: (kode siswa)

d. Pelaksana

: (Guru BK/Konselor)

e. Pihak terkait*

: (misal : Guru Mata Pelajaran, Wali Kelas)

2. TOPIK PERMASALAHAN

: (deskripsi gambaran kasus berdasarkan hasil


asesmen)

3. BIDANG BIMBINGAN

: (Pribadi/Sosial/Belajar/Karier)

4. FUNGSI LAYANAN

: (Pengentasan)

5. TUJUAN

: (Target yang akan dicapai pada sesi awal, sesi inti


dan akhir sesi konseling, disertai dan indikator
pencapaiannya)

6. WAKTU DAN TEMPAT

a. Tanggal

: (isi dengan tanggal pelaksanaan)

b. Waktu Layanan

: (sesuai dengan jadwal layanan)

c. Alokasi Waktu

: (misal : 1 x 40 menit)

d. Tempat

: (misal : R.BK)

87
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING

7. Pendekatan/Teknik Konseling

: (misal : RET, Behavioral,Realitas, dll)

8. Media/Alat

: (disesuaikan dengan pendekatan/tekhnik konseling


yang digunakan)

9. Langkah

kegiatan

No
A

:
KEGIATAN LAYANAN

Pengantaran
menyambut kehadiran klien
membicarakan topik netral
memindahkan pembicaraan topik netral ke dalam
permulaan konseling
4. penstrukturan/pembatasan (waktu, peran, masalah,
tindakan)
1.
2.
3.

B
1.
2.

C
1.
2.
D
1.
2.

Penjajagan
membuka permasalahan dan perkembangan konseli.
mengungkap permasalahan yang dikemukakan
konseli dan hal lain yang perlu dipahami tentang diri
konseli
Penafsiran
Diagnosis
Prognosis
Pembinaan
Mensepakati strategi dan intervensi yang dapat
memudahkan terjadinya perubahan
Konselor dan konseli mendiskusikan alternatif
pengentasan masalah dengan berbagai
konsekuensinya, serta menetapkan rencana
tindakannya.

Penilaian
Menyimpulkan hasil konseling (laiseg)
Konselor membantu klien untuk membuat rencana
berkaitan dengan hasil kesimpulan
3. Menyusun jadwal pertemuan lanjutan
4. Mengakhirikonseling
1.
2.

88
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING

ALOKASI
WAKTU
10 Menit

25 Menit

Menit

RENCANA TINDAK LANJUT

10.

(bila di perlukan di berikan tindak lanjut dengan pemberian jenis layanan


lainnya/kegiatan pendukung)

,
Mengetahui,
Kepala

Guru BK/ Konselor

__________________________

______________________

NIP

NIP

89
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING

Lampiran 5 : Rencana Operasional (Action Plan) ((Program Kerja Pelayanan BK)).


PROGRAM KERJA PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING
SEKOLAH.......
TAHUN /

No.

A.

Bidang dan
Kegiatan

Tolok Ukur
Keberhasilan

Tujuan

Strategi Layanan

Sasaran

Waktu

Pelaksana

Dana

Sumber
dana

Pelayanan Dasar
1. Bidang
Pribadi
a.Peningkatan
kesadaran
siswa
memelihara
kondisi
jasmaniah
yang sehat

b.

Membantu siswa
memilki
pemahama
n
pentingnya
memelihar
a kondisi
jasmaniah
yang sehat

a.Menurunnya
jumlah
siswa
yang merokok
b.Meningkatnya
pemahaman
siswa
tentang
bahaya
penyalahgunaan
napza

c. dst
2. Bidang Sosial

90
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING

1.

Layanan
klasikal

bimbingan

2.

Layanan
kelompok:

bimbingan

XI

Agustus

Guru BK

Juli-Agust

Guru BK

a. Bahaya merokok
b. Bahaya miras dan narkoba

Bidang dan
Kegiatan

No.

Tujuan

Tolok Ukur
Keberhasilan

Strategi Layanan

Sasaran

Waktu

Pelaksana

Dana

Sumber
dana

a. .
b. dst
3.

Bidang
Belajar

a.
b. dst
4.
a.
b.
B

Layanan
Peminatan
Peserta
Didik
dan Perencanaan
Individual
1.
2.

Bidang
Pribadi
Dst

Layanan
Responsif
1.
2.

Bidang Karir

dst

Bidang
Pribadi
dst

Dukungan
Sistem

91
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING

No.

Bidang dan
Kegiatan
1.Peningkatan
pengetahuan
dan
keterampilan
guru
bimbingan dan
konseling
dalam
Konseling
Kelompok

Tolok Ukur
Keberhasilan

Tujuan

Meningkatkan
pengetahuan
dan
ketrampilan
guru
bimbingan
dan
konseling

a.Guru
BK
berperan
aktif
dalam kegiatan
MGBK

1.Mengikuti kegiatan MGBK

Sasaran

Waktu

Pelaksana

Dana

Sumber
dana

Juli-Juni

Guru BK

300.000

Komite sek

Juli-Juni

Guru BK

500.000

Komite sek

Juli-Juni

Guru BK

500.000

Komite sek

2.Mengikuti kegiatan
b.Guru
BK
berperan
aktif
dalam kegiatan
pertemuan
ilmiah
c.Guru
BK
berperan
aktif
dalam
diklat
yang
diselenggarakan
sekolah maupun
instansi lain

2. Peningkatan
Jejaring
kerja
dengan.........

Strategi Layanan

seminar, workshop dll.

3.Mengikuti Pendidikan dan


latihan dibidang Pendidikan

2.
Meningkatkan
jejaring
kerja
layanan
BK
dengan......

3. dst.
E

Evaluasi
dan
Analisis Hasil
Evaluasi
1.Evaluasi
Analisis
layanan

dan

Mengetahui
keberhasilan proses
layanan
dan
mendapatkan

Terwujudnya
laporan
hasil
evaluasi
dan
analisis
hasil

92
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING

1.Evaluasi
layanan

dan

analisis

Juli-Juni

Guru BK

No.

Bidang dan
Kegiatan

feedback
perbaikan

2.Evaluasi dan
Analisis
pelaksanaan
program

Tolok Ukur
Keberhasilan

Tujuan
untuk

Strategi Layanan

Sasaran

Waktu

Pelaksana

Dana

Sumber
dana

evaluasi layanan

Mengetahui
keberhasilan
program bimbingan
dan konseling dan
mendapatkan
feedback
untuk
perbaikan

Terwujudnya
laporan
hasil
evaluasi
dan
analisis
hasil
evaluasi program
bimbingan
dan
konseling

1.Evaluasi
program

dan

analisis

Menyusun berbagai
kegiatan
tindak
lanjut sesuai urgensi
tiap-tiap kegiatan

Tersusun
dan
terlaksananya
kegiatan
pada
berbagai kegiatan
yang
relevan
tindak lanjut

Merencanakan tindak lanjut

Mei-Juni

Guru BK

Tindak Lanjut
1.Penyusunan
layanan tindak
lanjut

JUMLAH

Juli-Juni

Guru BK

6.667.000

93
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING

tempat, tanggal
bulan tahun
Mengetahui,
Kepala Sekolah,

94
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING

Guru BK/Konselor*)

Lampiran 6 : Jurnal Harian Kegiatan BK

JURNAL HARIAN KEGIATAN BK SATU MINGGU


SEKOLAH/MADRASAH :
KELAS
:

No.

Tanggal
Kegiatan

Bulan
Minggu
Guru BK/Konselor
Jam
Pemb.

Sasaran
Kegiatan

24 Juli
1

Kegiatan
Layanan/ Pendukung

Materi Kegiatan

Kelas IX 1

Pengungkapan masalah umum

10.00-11.20

24 Juli .

Aplikasi Instrumentasi
2

Kelas IX 2

Pengungkapan masalah umum

11.40-13.00

25 Juli .

Aplikasi Instrumentasi
2

Kelas IX 3

Pengungkapan masalah umum

10.00-11.20

25 Juli .

Aplikasi Instrumentasi
2

Kelas XI 4

Pengungkapan masalah umum

11.40-13.00

26 Juli .

Arah Peminatan bagi siswa SMP


2

5
10.00-11.20

Kelas IX 1

Layanan informasi

Evaluasi
Hasil

Aplikasi Instrumentasi

:
:
:
Proses

Laiseg : Siswa memahami


tujuan pengungkapan masalah
dan sangat mengharapkan
hasil-hasilnya
Laijapen : akan dilaksanakan
beberapa minggu kemudian
Laiseg : Siswa memahami tujuan
pengungkapan masalah dan
sangat mengharapkan hasilhasilnya

Laiseg : Siswa memahami tujuan


pengungkapan masalah dan
sangat mengharapkan hasilhasilnya
Laijapen : akan dilaksanakan
beberapa minggu kemudian
Laiseg : Siswa memahami tujuan
pengungkapan masalah dan
sangat mengharapkan hasilhasilnya
Laijapen : akan dilaksanakan
beberapa minggu kemudian

Pengadministrasikan AUM
Berjalan lancar; lembar jawaban
diolahdan hasilnya
Akan disampaikan kepada siswa
seminggu kemudian

Pengadministrasikan
AUM
berjalan lancar; seorang siswa
tidak hadir; lembar jawaban diolah
dan hasilnya akan disampaikan
seminggu kemudian kepada siswa.
Pengadministrasikan
AUM
berjalan lancar; siswa banyak
bertanya; lembar jawaban diolah
dan hasilnya disampaikan kepada
siswa seminggu kemudian

Pengadministrasikan
AUM
berjalan lancar; seorang siswa
terlambat sehingga diberi waktu
tersendiri; lembar jawaban diolah
dan
hasilnya
disampaikan
kepadasiswa seminggu kemudian.

Laiseg : Siswa memahami arah


Penyajian disertai diskusi dengan
peminatan
partisipasi aktifsiswa
Laijapen : akan dilaksanakan
beberapa minggu kemudian

95
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING

No.

Tanggal
Kegiatan

Jam
Pemb.

Sasaran
Kegiatan

26 Juli .

Kegiatan
Layanan/ Pendukung

Materi Kegiatan

Evaluasi
Hasil

Aplikasi Instrumentasi
2

Kelas IX 5

Pengungkapan masalah umum

11.40-13.00

26 Juli .

16. -

Klp. 1/
Kelas IX 2
(9 orang)

Layanan Bimbingan
Kelompok

Memasuki Tahun Ajaran


Baru

16.00- .

27 Juli .

16. - .
28

10

Juli
2

16.00 - ..

Fazri

Klp. 1/
Kelas IX 1
(12 orang)

Layanan Konseling
Individual*)

Layanan Bimbingan
Kelompok

Klp.1/
Kelas IX 3
(5 orang)

Layanan Konseling
Kelompok

Yazid

Layanan
Perorangan

Laiseg : Anggota kelompok


memahami tuntutan kelas baru
Laijapen : akan dilaksanakan
beberapa minggu kemudian
Laiseg : Siswa dengan senang
hati memahami dan berupaya
memenuhi tuntutan menjalani
kelas IX di SMP
Laijapen : akan dilaksanakan
beberapa minggu kemudian

26 Juli .
8

Laiseg : Siswa memahami tujuan


pengungkapan masa-lah dan
sangat mengharapkan hasilhasilnya

Memasuki Tahun Ajaran


Baru

Bakat
Untuk
Peminatan Siswa*)

Arah

Laiseg : Anggota kelompok


memahami tuntutan kelasbaru
Laijapen : akan dilaksanakan
beberapa minggu kemudian
Laiseg : Siswa tidak perlu ragu
tentang kecocokan dirinyauntuk
jurusan IPA
Laijapen : akan dilaksanakan
beberapa minggu kemudian

11

29 Juli ..

29 Juli .
2

12
16.00 - .

Klp. II/
Kelas IX 4
(9 orang)

96
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING

Layanan
Kelompok

Konseling

Bimbingan

*)

Memasuki Tahun Ajaran Baru

Laiseg : Siswa menunda


kepindahannya serta memahami
dan
berupaya
memenuhi
tuntutan menjalani kelas IX di
SMP
Laijapen : akan dilaksanakan
beberapa minggu kemudian
Laiseg : Siswa tidak perlu ragu
tentang kecocokan dirinya untuk
jurusan
Laijapen : akan dilaksanakan
beberapa minggu kemudian

Proses
Pengadministrasikan
AUM
berjalan lancar; seorang siswa
tidak hadir; lembar jawaban diolah
dan hasilnya akan disampaikan
seminggu kemudian kepada siswa.
Siswa gembira mengikutinya;
keku-rangan waktu karena hari
semakin
sore;
kesempatan
berikutnya mem-bahas topik
lain.
Agak terganggu oleh suasana
di luar ruangan konseling;
kesem-patan
berikutnya
membahas masa-lah siswa lain.

Siswa gembira mengikutinya;


kekurangan waktu karena hari
semakin sore; kesempatan
berikutnya membahas topik
lain.
Anggota kelompok secara aktif
memberikan sumbangan yang
sangat berarti bagi siswa yang
masalahnya
dibahas.
Kesempatan
berikutnya
membahas masalah siswa lain.
Agak terganggu
oleh suasana
di
luar ruangan konseling;
perlu bicara dengan orang tua.
Siswa antusias; mereka banyak
menampilkan
pengalaman
pribadi.
Kesempatan
berikutnya
membahas topik lain.

.......................,......
Guru BK atau Konselor

97
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING

EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM


BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH (salah satu contoh)
.................................................
TH PELAJARAN 2015/2016
No.

Bidang dan
Kegiatan

A.

Pelayanan Dasar

Tujuan

Tolok Ukur
Keberhasilan

Strategi
Layanan

Membantu siswa
memilki
pemahaman
pentingnya
memelihara
kondisi
jasmaniah yang
sehat

a.Menurunnya jumlah
siswa
yang
merokok

1.Layanan
bimbingan
klasikal

b.Meningkatnya
pemahaman siswa
tentang
bahaya
penyalahgunaan
napza

2.Layanan
bimbingan
kelompok:

Sasaran

Hasil Pelaksanaan

Catatan

1. Bidang Pribadi
a.Peningkatan
kesadaran siswa
memelihara
kondisi jasmaniah
yang sehat

XI
X

Jumalh siswa yang memiliki


sikap negatif terhadap
rokok dan miras serta
narkoba meningkat akibat
meningkatnya pemahaman
siswa terhadap bahaya
rokok, miras dan narkoba.

a.Bahaya
merokok
b.Bahaya miras
dan narkoba

b.

c. dst
2. Bidang Sosial

98
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING

Jumlah
siswa
perokok
menurun
dari...siswa
menjadi.....siswa

No.

Bidang dan
Kegiatan

Tujuan

Tolok Ukur
Keberhasilan

Strategi
Layanan

Sasaran

Hasil Pelaksanaan

Catatan

a. .
b. dst
3. Bidang Belajar
a.
b. dst
5. Bidang Karir
c.
d. dst
......................, ........................
Mengetahui
Kepala Sekolah

Koordinator BK

..........................................

.................................................

99
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING

ANALISA/ PROGRAM PERBAIKAN


PELAKSANAAN BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH
.........................................

NO
1

KEGIATAN
PERSIAPAN
1.1 Menyebarkan
DCM

1.2 Penyusunan
program
1.3. Pengesahan
program
1.4. Penyediaan
sarana/
fasilitas BK
LAYANAN DASAR
2.1.
Orientasi
(Pengenalan)

URAIAN KEGIATAN

LANGKAH PERBAIKAN

KETERANGAN

Menyebarkan DCM di kelas


untuk mengetahui
permasalahan atau kebutuhan
yang dominan yang dialami
peserta didik
Penyusunan program sebagai
pedo- man pelaksanaan
kegiatan BKS
Meminta pengesahan program
kepada Kepala Sekolah
Pengadaan sarana/fasilitas
dengan
Mengajukannya kepada KS

Mengupayakan penyebaran angket yang


lebih representatif tidak terbatas pada
kelas-kelas sampel.

Mengingat jumlah
ampuan yang besar,
kelas sampel yang lalu
bisa dianalisa kembali.

Membuat program yang ringkas


maksimal 32 layanan dalam satu tahun.

Meliputi 9 jenis
layanan dan pendukung
layanan.

Mengajukan RABK ke rapat RAPBS


dalam bulan Juni, sehingga lebih
mendapat perhatian.

Agar pelaksanaan
layanan BK berjalan
lebih lancar.

Pengenalan
:
kiat-kiat
menjaga
kesehatan, hidup
bermasyarakat,
belajar
efesien, mengenal kurikulum
di sekolah SMP

Mengirim staf BK dalam orientasi ke


industri pada waktu MOS

Agar
nuansa
pendampingan
BK
lebih dirasakan peserta
didik sejak awal.

100
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING

NO

KEGIATAN
2.2.
Informasi

3.

Layanan

LAYANAN
RESPONSIF
3.1.
Layanan
Konseling
Perorangan

3.2.
Layanan
Konseling Kelompok
4.

LAYANAN
PERENCANAAN
INDIVIDUAN
4.1. Layanan
Penempatan

URAIAN KEGIATAN

LANGKAH PERBAIKAN

KETERANGAN

Pemberian informasi tentang :


tata karma dalam kehidupan
manusia, eksplorasi potensi
dasar untuk belajar, konsep
diri, mengenal filosofi dan
etos kerja.

Membuat volume program yang


rasional yang memungkinkan semua
kompetensi bisa diinformasikan pada
seluruh kelas dengan jumlah yang sama.

Menyeimbangkan
antara bidang pribadi,
sosial, belajar dan
karier.

Konseling secara perorangan


mengenai masalah pribadi,
sosial, belajar, kesehatan, dll.

Belum semua peserta didik memiliki


persepsi yang tepat tentang proses
konseling yang ada dalam layanan BK.

Memperkuat
good
impression terhadap
peserta didik, agar
peserta didik merasa
nyaman
mengungkapkan
apa
yang
menjadi
permasalahan
baik
yang nampak maupun
yang tidak nampak.

Konseling sekelompok peserta


didik yang terlibat suatu
masalah.

Lebih memotivasi peserta didik untuk


saling terbuka dan saling membantu.

Penempatan pada
ekstrakurikuler pilihan,
penempatan pada kelompok
belajar.

Berkoordinasi, menmberikan informasi,


memasang sosialisasi jika di BK ada
data untuk pembentukan kelompok
yang lebih memadai.

Mengefektifkan
penggunaan sosiogram
dan sosiometri untuk
pembentukan
kelompok
101

PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING

NO
5.

KEGIATAN
DUKUNGAN
SISTEM
5.1. Himpunan Data

6.

EVALUASI
6.1.
Evaluasi
Program
6.2. Evaluasi Hasil
Layanan

7.

ANALISA HASIL
EVALUASI
7.1. Analisa Hasil
Evaluasi Program
7.2. Analisa Hasil
Evaluasi
Layanan
PENENTUAN
TINDAK LANJUT

URAIAN KEGIATAN

- Pengklasifikasian data-data
pribadi peserta didik sesuai
dengan
kelasnya,
analisa
angkat
sifat,
sosiometri,brosur/leaflet
Perguruan Tinggi.
Pengevaluasian
terhadap
Program
Pengevaluasian
terhadap
layanan
yang
telah
dilakukan

Penganalisaan terhadap hasil


evaluasi program
Penganalisaan terhadap hasil
evaluasi
layanan
yang
dilakukan
Penentuan
tindak
lanjut
terhadap program berdasar
analisa dan evaluasi

102
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING

LANGKAH PERBAIKAN

Pemanfaatan analisa data yang telah


terkumpul

KETERANGAN

......................., ............................
Mengetahui
Kepala Sekolah

Koordinator BK

.............................

...................................................

103
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING

LAPORAN
(A) PELAKSANAAN, (B) EVALUASI, (C) ANALISIS HASIL EVALUASI, DAN (D) RENCANA TINDAK LANJUT
Sekolah
Kelas
Tahun

: .................................
: ................................
: ................................
A. Pelaksanaan

Deskripsi Tentang Pelaksanaan

104
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING

Kegiatan Yang
Dilaksanakan

Peserta didik Yang


Mengikuti Kegiatan

Topik Permasalahan/
Nilai Pendidikan
Karakter

B. EVALUASI
Aspek Penilaian
Deskripsi Hasil
Penilaian

C. Analisis Hasil Evaluasi


Status Perolehan

Hambatan

D. Tindak Lanjut
Hasil Analisa

Rencana Kegiatan

Keterangan

................., ...................................
Mengetahui
Kepala Sekolah

Guru Bimbingan dan Konseling

.........................................

.....................................................

105
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING

Lampiran 7 : Alat Penelurusan Minat Peserta Didik SMP.


Nama

: ..........................................................................

NIS

: ..........................................................................

Kelas

: ..........................................................................

Sekolah

: ..........................................................................

Alamat

: ..........................................................................

Kab/Kota

: ..........................................................................

Provinsi

: ..........................................................................

ALAT PENELUSURAN MINAT


PESERTA DIDIK
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

A. Petunjuk umum
1. Bacalah seluruh pernyataan secara teliti !
2. Isilah kolom berikut sesuai dengan minat Anda!
3. Pilihan jawaban tidak berpengaruh terhadap nilai hasil belajar Anda!
4. Jawaban Anda sangat bermanfaat untuk membantu pemahaman minat Anda yang
sesungguhnya.

B. Petunjuk khusus
Di bawah ini terdapat sejumlah pernyataan tentang

minat yang harus Anda pilih.

Bubuhkan tanda cek ( ) pada kolom YA apabila Anda menyukai pernyataan tersebut;
atau bubuhkan tanda cek ( ) pada kolom TIDAK apabila Anda tidak menyukai
pernyataan tersebut.

SELAMAT MENGERJAKAN !

106
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING

NO.

PILIHAN
JAWABAN

PERNYATAAN

Ya
A1.

Suka mempelajari kisah teladan tokoh agama

A2.

Suka mendengarkan lagu-lagu religi

A3.

Suka mempelajari kitab suci

A4.

Suka mengisi waktu luang dengan membaca


buku keagamaan

A5.

Tertarik untuk menyimak ceramah agama

A6.

Suka mempelajari doa-doa

A7.

Suka mendalami makna ibadah

A8.

Suka mengikuti kegiatan di tempat ibadah

A9.

Suka menyampaikan pesan-pesan keagamaan

B1.

Suka melakukan kegiatan yang menggunakan


alat ukur

B2.

Suka merancangkan kegiatan berdasarkan


ketepatan waktu

B3.

Suka
menggunakan
memprediksi sesuatu

B4.

Menyukai grafik

B5.

Menyukai penjelasan dalam bentuk angka

B6.

Suka menyelesaikan soal hitungan


menggunakan logika

B7.

Suka membaca angka secara benar

B8.

Suka membaca secara teliti terhadap soal


hitungan

C1.

Suka mengamati kejadian alam

C2.

Suka dengan kegiatan ilmiah

C3.

Suka melakukan percobaan ilmiah

C4.

Suka mendalami tentang proses kimiawi suatu


zat

C5.

Suka mengamati pertumbuhan tanaman

C6.

Suka mengamati kandungan zat sebuah produk

C7.

Suka mencoba merakit alat percobaan ilmiah

hitungan,

Tidak

dalam

dengan

107
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING

NO.

PERNYATAAN

PILIHAN
JAWABAN
Ya

C8.

Suka diskusi tentang kejadian alam

C9.

Suka mengumpulkan berita tentang kejadian


alam

D1.

Suka mempelajari peta

D2.

Suka membaca buku-buku sejarah

D3.

Suka mempelajari benda-benda peninggalan


sejarah

D4.

Suka mempelajari budaya

D5.

Suka mempelajari kehidupan sosial

D6.

Suka mempelajari tentang kegiatan ekonomi

E1.

Suka menyimak cerita

E2.

Suka bercerita

E3.

Suka berdiskusi tentang kebahasaan

E4.

Suka bermain peran

E5.

Suka membaca buku cerita

E6.

Suka menulis karya sastra

E7.

Suka menulis buku harian

E8.

Suka berpidato

F1.

Suka menggambar bangunan

F2.

Suka merakit alat elektronik

F3.

Suka menuangkan ide ke dalam hasil teknologi

F4.

Suka memecahkan masalah yang berkaitan


dengan teknik

F5.

Suka mencermati cara kerja alat-alat teknologi

F6.

Suka
mendaur ulang barang yang tidak
terpakai

F7.

Suka membongkar pasang mesin dan alat


elektronik

F8.

Suka memprediksi bahan bangunan

108
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING

Tidak

NO.

PILIHAN
JAWABAN

PERNYATAAN

Ya
F9.

Suka melakukan kegiatan memperbaiki alatalat teknologi

G1.

Suka menyusun diagram alur

G2.

Suka mempelajari program komputer

G3.

Suka
menggunakan
komputer

G4.

Suka menggunakan media komunikasi untuk


belajar

G5.

Suka menulis di sosial media atau blog

G6.

Suka mengikuti perkembangan TIK

H1.

Menyukai kegiatan P3K

H2.

Suka membaca kegunaan obat

H3.

Suka mengenali jenis


mengandung khasiat obat

H4.

Suka mengenali zat-zat yang membahayakan


kesehatan

H5.

menyukai pola hidup sehat

H6.

Suka mempelajari tentang makanan yang


bergizi

H7.

Suka membaca penemuan di bidang kesehatan

I1.

Suka mempelajari teknik bercocok tanam

I2.

Suka mempelajari cara-cara pemasaran hasil


pertanian

I3.

Suka kegiatan bercocok tanam

I4.

Suka mempelajari alat-alat pertanian

I5.

Suka mempelajari ciri-ciri tanah

I6.

Suka mempelajari tentang pupuk tanaman

I7.

Suka merancang kegiatan wisata pertanian

I8.

Suka mempelajari tentang hama tanaman

I9.

Suka mempelajari zat untuk meningkatkan

program

Tidak

aplikasi

tumbuhan

yang

109
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING

NO.

PILIHAN
JAWABAN

PERNYATAAN

Ya
kualitas tanaman
I10.

Suka mengenali jenis tanaman unggul

J1.

Suka mempelajari cara-cara pemasaran hasil


perikanan dan kelautan

J2.

Suka mempelajari teknik penangkapan ikan

J3.

Suka membudidayakan ikan

J4.

Suka mempelajari tentang alat-alat perikanan

J5.

Suka mempelajari tentang penyakit ikan

J6.

Suka mempelajari tentang cara memelihara


ikan

J7.

Suka mengenali jenis ikan laut dan ikan air


tawar

J8.

Suka mempelajari cara pengawetan ikan

J9.

Suka kegiatan membudidayakan hasil laut

K1.

Suka menyusun rencana kegiatan

K2.

Suka mempelajari surat menyurat

K3.

Suka membuat laporan kegiatan

K4.

Suka membuat catatan


pengeluaran uang

K5.

Suka mempelajari pembukuan

K6.

Suka mempelajari tentang perbankan

K7.

Suka mengenal perpajakan

K8.

Suka mempelajari kegiatan pemasaran

K9.

Suka kegiatan berwirausaha

L1.

Suka membuat rencana kunjungan wisata

L2.

Suka menceritakan pengalaman berwisata

L3.

Suka
mendokumentasikan
berwisata

L4.

Suka berperan sebagai pemandu wisata

L5.

Menyukai kegiatan tata boga

pemasukan

110
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING

dan

pengalaman

Tidak

NO.

PERNYATAAN

PILIHAN
JAWABAN
Ya

L6.

Menyukai kegiatan tata kecantikan

L7.

Menyukai kegiatan perhotelan

L8.

Menyukai kegiatan tata busana

M1.

Suka menggambar

M2.

Suka bermusik

M3.

Suka menari

M4.

Suka seni drama

M5.

Suka seni fotografi

M6.

Menyukai kegiatan seni perfilman

M7.

Suka membuat karya kerajinan

N1.

Suka olahraga yang bersifat pertandingan

N2.

Menyukai olahraga rekreasi

N3.

Suka mempelajari manfaat olahraga

N4.

Suka memperhatikan perkembangan olahraga

N5.

Suka mempelajari teknik olahraga

Tidak

111
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING

Lampiran 8 : Contoh Lembar Rekomendasi Peminatan.

LEMBAR REKOMENDASI
Nama Peserta didik

: .................................................

Jenis kelamin

: .................................................

NIS

: .................................................

Sekolah

: .................................................

Alamat

: .................................................

A. Prestasi Akademik Yang Menonjol


Kelas

Mata Pelajaran dengan Nilai


Terbaik

Nilai

1.

VII

2.
1.

VIII

2.
1.

IX

2.

B. Prestasi Non-Akademik yang Menonjol


Bidang

Kategori Prestasi/Jenis

Kualifikasi

Keolahragaan
Kesenian
Keorganisasian
Kesehatan
Keilmuan
Keagamaan
C. Bakat yang Menonjol
No.

Arah Kecenderungan Bakat

1.
2.
3.

112
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING

Kualifikasi

D. Bidang yang Diminati Peserta Didik (Minat)


NO.

BIDANG PEMINATAN

KUALIFIKASI
T

1.
2,
3,

E. Nilai Ujian Nasional (UN):


..
F. Harapan Orangtua
..
..
G. Kesimpulan Arah Peminatan
Berdasarkan data di atas, yang bersangkutan cenderung meminati:
1. .
2. .
3.
H. Rekomendasi:
Peserta didik yang bersangkutan dapat direkomendasikan untuk memasuki jalur
peminatan sebagai berikut.
NO.

JENIS SLTA

JALUR PEMINATAN
YA

1.

SMA

PILIHAN
TIDAK

Matematika dan IPA


Ilmu Pengetahuan Sosial
Bahasa dan Budaya

2.

MA

Matematika dan IPA


Ilmu Pengetahuan Sosial
Bahasa dan Budaya
Agama

3.

SMK

Teknologi
Rekayasa,
dengan
Progam Studi ....................................
Teknologi Informasi dan Komunikasi, dengan Progam Studi ..............

113
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING

NO.

JENIS SLTA

JALUR PEMINATAN
YA

PILIHAN
TIDAK

Kesehatan, dengan Progam Studi


...........................................................
Agribisnis, dengan Progam Studi
...........................................................
Perikanan dan Kelautan, dengan
Progam Studi .....................................
Bisnis Manajemen, dengan Progam
Studi .................................................
Pariwisata, dengan Progam Studi
..........................................................
Seni dan Kerajinan, dengan
Progam Studi ....................................

Mengetahui
Kepala Sekolah,

Tertanda,
Guru BK atau Konselor,

(---------------------)

(-----------------------)

114
PANDUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING

Anda mungkin juga menyukai