Anda di halaman 1dari 360

Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018| 1

Nama Modul:
Modul Pelatihan Kurikulum 2013 Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan (PJOK)
Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI)

Penerbit:
DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH DASAR
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Direvieu oleh:
PPPPTK PENJAS DAN BK
DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Tim Reviu Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI


PPPPTK Penjas dan BK:
1. Dr. Mansur Fauzi, SE., M.Si. (Kepala PPPPTK Penjas dan BK)
2. Dr. Sigit Wibowo (Kepala Bidang Program dan Informasi PPPPTK Penjas dan BK)
3. Prof. Dr. Pamuji Sukoco, M.Pd. (Guru Besar FIK Universitas Negeri Yogyakarta)
4. Drs. Suherman, M.Pd. (Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Kemendikbud)
5. Setiyo Iswoyo (Millenia 21st Century Academy, Jakarta)
6. Deliana Sagatalia (SDS IT Ramah Anak, Depok)
7. Noor Waahid, S.H., S.Ag., M.Pd. (Widyaiswara PPPPTK Penjas dan BK)
8. Adrian Iriana Prakasa, S.Pd., M.M. (Widyaiswara PPPPTK Penjas dan BK)
9. Dr. Sugito Adiwarsito, M.Pd.Or. (Widyaiswara PPPPTK Penjas dan BK)
10. Imam Zulkarnaen, M.Pd. (Widyaiswara PPPPTK Penjas dan BK)
11. Hardiyanto, M.Pd. (Widyaiswara PPPPTK Penjas dan BK)
12. Suhardi, M.Pd. (Widyaiswara PPPPTK Penjas dan BK)
13. Dewi Setiawati, M.Pd. (Widyaiswara PPPPTK Penjas dan BK)
14. Dwi Cahyo Widodo, M.Pd. (Widyaiswara PPPPTK Penjas dan BK)
15. Nanang Nasirudin, M.Pd. (Widyaiswara PPPPTK Penjas dan BK)
16. Abdullah, S.Pd. (Widyaiswara PPPPTK Penjas dan BK)

2 MODUL PELATIHAN KURIKULUM 2013SEKOLAH DASAR/MADRASAH IBTIDAIYAH(SD/MI)


PENGANTAR

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun 2014 telah mengeluarkan


kebijakan penataan implementasi Kurikulum 2013 melalui Permendikbud Nomor 160 Tahun
2014 tentangPemberlakuanKurikulumTahun2006danKurikulum2013.Berdasarkankebijakan
tersebutimplementasiKurikulum2013dilaksanakansecarabertahapmulaitahunpelajaran
2014/2015 semester 2 sampai dengan tahun pelajaran2018/2019.
Sampai dengan tahun pelajaran 2017/2018, Kurikulum 2013 telah dilaksanakan di
93,892 (60%) sekolah dasar. Selanjutnya, untuk tahun pelajaran 2018/2019 implementasi
Kurikulum 2013 diperluas menjadi 53.702 SD atau sekitar 40%. Dengan penambahan jumlah
tersebut, ditargetkan seluruh SD (148,697) telah melaksanakan Kurikulum 2013.
Tahun Pelajaran 2018/2019 akan dilaksanakan pelatihan Kurikulum 2013 dengan
menggunakan perangkat pendukung Kurikulum 2013 yang telah disiapkan serta panduan
teknis Kurikulum 2013. Seluruh perangkat tersebutmerupakan revisi modul tahun 2017 dan
dimaksudkan untuk memberikan pemahaman secara teknis
tentangkebijakandansubstansiKurikulum2013, meningkatkankompetensipelaksana
Kurikulum2013,danmeningkatkan kompetensigurudalammerencanakan, melaksanakan
proses pembelajaran dan penilaian disekolah.
Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter
(PPK) menuntut guru untuk melakukan penguatan karakter siswa yang menginternalisasikan
nilai-nilai utama PPK yaitu relijiusitas, nasionalisme, kemandirian, gotong-royang dan
integritas dalam setiap kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan. Selain itu, untuk
membangun generasi emas Indonesia, maka perlu dipersiapkan peserta didik yang memiliki
keterampilan Abad 21 seperti khususnya keterampilan berpikir kritis dan memecahkan
masalah (critical thinking and problem solving skills), keterampilan untuk bekerjasama
(collaboration skills), kemampuan untuk berkreativitas (creativities skills), dan kemampuan
untuk berkomunikasi (commnication skills).
PPK merupakan platform pendidikan nasional yang memperkuat Kurikulum 2013.
Modul Pelatihan Kurikulum 2013 ini telah mengintegrasikan tiga strategi implementasi PPK
yaitu pendidikan karakter berbasis kelas,pendidikan karakter berbasis budaya sekolah, dan
pendidikan karakter berbasis masyarakat sehingga implementasi Kurikulum 2013 menjadi
bagian integral dalam penguatan pendidikan karakter, kecakapan literasi, dan keterampilan
berpikir tingkat tinggi (high order thinking skills/HOTS).
Kamisampaikanpenghargaandanterimakasihyangsebesar-besarnyakepadasemua
pihak yang telah terlibat dalam penyusunan dan revisi naskah modul
pelatihanKurikulum2013.Disadaribahwanaskahinimasihjauhdarisempurna,untuk
itusarandanmasukansangatdiperlukanuntukpenyempurnaannaskahlebihlanjut.Besarharapan
kamisemoganaskahmodulinidapatbergunadanmembantupeningkatan mutu pendidikan
melalui Kurikulum2013.

Jakarta,Januari2018
DirekturPembinaanSD

WowonWidaryat
NIP.195801251981031002
KATA PENGANTAR

Kebijakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) terkait


implementasi kurikulum 2013 sudah dimulai sejak tahun ajaran 2014/2015 sampai dengan
saat ini. Kurikulum 2013 ini menjadi kurikulum yang wajib diterapkan dalam kurikulum
sekolah sebagaimana tercantum dalam Permendikbud Nomor 160 Tahun 2014 tentang
Pemberlakuan Kurikulum Tahun 2006 dan Kurikulum 2013. Mata pelajaran Pendidikan
Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan (PJOK) merupakan salah satu mata pelajaran yang tertulis
dalam struktur kurikulum 2013, sehingga PPPPTK Penjas dan BK sebagai salah satu Unit
Pelaksana Teknis (UPT) yang memiliki tugas dan fungsi pengembangan dan pemberdayaan
pendidik dan tenaga kependidikan bidang Pendidikan Jasmani (Penjas) dan Bimbingan
Konseling (BK) bertanggung jawab untuk mensukseskan kebijakan Kemendikbud tersebut.

Sebagai salah satu wujud pelaksanaan kebijakan tersebut, PPPPTK Penjas dan BK
melaksanakan kegiatan pelatihan dan penyempurnaan perangkat kurikulum 2013 sekolah
dasar/madrasah ibtidaiyah (SD/MI) tahun 2018 yang diterbitkan oleh Direktorat Pembinaan
Sekolah Dasar, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan menengah, Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan. Kegiatan penyempurnaan perangkat ini dilakukan atas dasar
hasil Diskusi Kelompok Terpumpun Kajian Modul Pelatihan Kurikulum 2013 Guru PJOK SD
dan Penyamaan Persepsi Narasumber pada tanggal 19 s.d 21 Maret 2018 di PPPPTK Penjas
dan BK yang dihadiri oleh penulis modul, Pusat Kurikulum dan Perbukuan, pakar/dosen,
widyaiswara dan pejabat struktural PPPPTK Penjas dan BK. Beberapa hasil kajian terhadap
perangkat pelatihan kurikulum 2013 SD/MI yang telah disusun antara lain, (1) Materi Pokok
yang disajikan masih kurang mewakili materi PJOK SD secara menyeluruh; (2) Terdapat
ketidaksesuaian antara kompetensi dasar yang dibahas dengan contoh yang diberikan; (3)
Permendikbud Nomor 24 Tahun 2016 tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
Pelatihan Kurikulum 2013 pada Pendidikan Dasar dan Menengah, seperti yang tertuang di
Pasal 1 ayat 3 berbunyi “Pelaksanaan pembelajaran pada Sekolah Dasar/Madrasah
Ibtidaiyah (SD/MI) dilakukan dengan pendekatan pembelajaran tematik-terpadu, kecuali
untuk mata pelajaran Matematika dan Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (PJOK)
sebagai mata pelajaran yang berdiri sendiri untuk kelas IV, V, dan VI”; (4) ketersedian
Instruktur Provinsi (IP) dan Instruktur Kab./Kota (IK) Kurikulum 2013 PJOK SD sejak tahun
2015 hingga saat ini belum dilatih.

Kegiatan penyempurnaan perangkat pelatihan kurikulum 2013 SD/MI ini lebih


menekankan pada integrasi materi PJOK SD di bab materi pokok, dan presentasi materi
pelatihan. Untuk materi umum, seperti (1) Dinamika Pengembangan Kurikulum 2013, (2)
Penguatan Pendidikan Karakter, (3) Penerapan Literasi dalam Pembelajaran, dan (4)
Penyelenggaraan Pelatihan dan Pendampingan, tetap dipertahankan.

Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:


1. Prof. Dr. Muhadjir Effendy, MAP., Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
2. Hamid Muhammad, M.Sc., Ph.D., plt. Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan,
Kemendikbud
3. Dr. H. Khamim, M.Pd., Direktur Pembinaan Sekolah Dasar, Direktorat Jenderal
Pendidikan Dasar dan Menengah, Kemendikbud.
4. Dr. Awaluddin Tjalla, Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Kemendikbud
5. Prof. Dr. Pamuji Sukoco, M.Pd., Guru besar FIK Universitas Negeri Yogyakarta
6. Tim Penulis Modul pelatihan kurikulum 2013 SD/MI
7. Widyaiswara PPPPTK Penjas dan BK
8. dan pihak-pihak lain yang telah membantu terwujudnya penyempurnaan perangkat ini
yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

ii |Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018


Besar harapan kami, Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI ini dapat
bermanfaat bagi peningkatan kompetensi guru PJOK SD khususnya dan pihak-pihak yang
terkait pada umumnya.

Bogor, Maret 2018


Kepala PPPPTK Penjas dan BK,

Dr. Mansur Fauzi, S.E., M.Si


NIP.195812031979031001
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR DIREKTUR PEMBINAAN SD DIKDASMEN .............................. i


KATA PENGANTAR KEPALA PPPPTK PENJAS DAN BK ............................................ ii
DAFTAR ISI ....................................................................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................................ 1


A. Rasional ......................................................................................................................................... 1
B. Tujuan ........................................................................................................................................... 3
C. Sasaran .......................................................................................................................................... 4
D. Prinsip-Prinsip Pelaksanaan Pelatihan ............................................................................. 4
E. Struktur Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 .................................................... 5
F. Cara Menggunakan Unit ........................................................................................................... 6
G. Struktur Tiap unit ...................................................................................................................... 7

BAB II MATERI UMUM ................................................................................................................ 10


Unit I Dinamika Pengembangan Kurikulum 2013 .................................................. 10
Unit II Penguatan Pendidikan Karakter ...................................................................... 36
Unit III Penerapan Literasi Dalam Pembelajaran ..................................................... 40

BAB III MATERI POKOK ...................................................................................................... 68


Unit I Paradigma Baru PJOK ............................................................................................ 75
Unit II Analisis Kompetensi, Pembelajaran, dan Penilaian Pembelajaran
PJOK .............................................................................................................................. 93
II.a Analisis SKL, KI, KD, dan Indikator................................................................... 93
II.b Analisis Penerapan Model Pembelajaran ....................................................... 142
II.c Analisis Penilaian Hasil Belajar .........................................................................
Unit III Pembelajaran dan Penyusunan Soal HOTS .................................................... 215
Unit IV Penyusunan RPPPJOK ........................................................................................... 265
Unit V Praktik Pembelajaran dan Penilaian PJOK .................................................... 296
Unit VI Praktik Pengolahan dan Pelaporan Penilaian Hasil Belajar ................... 306

BAB IV PENUTUP .................................................................................................................. 341

iv |Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018


BAB I
PENDAHULUAN

A. Rasional
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 160 Tahun 2014 tentang Pemberlakuan Kurikulum
Tahun 2006 dan Kurikulum 2013 pasal 4, dinyatakan bahwa: Satuan
pendidikan dasar dan pendidikan menengah dapat melaksanakan
Kurikulum Tahun 2006 paling lama sampai dengan tahun pelajaran
2019/2020. Ketentuan ini memberi kesempatan kepada sekolah yang
belum siap melaksanakan Kurikulum 2013 untuk tetap melaksanakan
Kurikulum 2006 sambil melakukan persiapan-persiapan sehingga
selambat-lambatnya pada tahun 2020 sekolah tersebut telah
mengimplementasikan Kurikulum 2013 setelah mencapai kesiapan yang
optimal. Sebagai langkah awal, yang telah dilakukan dalam rangka
persiapan Pelaksanaan Kurikulum 2013 adalah melakukan pelatihan bagi
pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah serta unsur-unsur lain yang
terlibat langsung dalam proses pendidikan.

Sampai dengan tahun pelajaran 2017/2018, Kurikulum 2013 telah


dilaksanakan di 93,892 (60%) sekolah dasar. Selanjutnya untuk tahun
pelajaran 2018/2019, implementasi Kurikulum 2013 diperluas menjadi
53.702 SD atau sekitar 40%. Dengan penambahan jumlah tersebut,
ditargetkan seluruh SD (148,697) telah melaksanakan Kurikulum 2013.

Kurikulum 2013 sebagaimana dimaksud diatas berorientasi pada


penguatan karakter siswa yang telah diperkuat oleh Peraturan Presiden
Nomor 87 Tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter (PPK).
Dengan demikian guru dituntut untuk melakukan penguatan karakter
siswa dengan menginternalisasikan nilai-nilai utama PPK yaitu
religiusitas, nasionalisme, mandiri, gotong-royang dan integritas dalam
setiap kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan. Nilai Religiusitas,
diantaranya: beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, taat
beribadah, bersyukur, berdoa sebelum dan sesudah beraktivitas, dsb.
Nilai Nasionalisme, diantaranya: cinta tanah air, semangat kebangsaan,
menghargai kebhinekaan, menghayati lagu nasional dan lagu daerah, cinta
produk Indonesia, cinta damai, rela berkorban, taat hukum, dsb. Nilai
Kemandirian, diantaranya: disiplin, percaya diri, rasa ingin tahu, tangguh,
bekerja keras, mandiri, kreatif-inovatif, pembelajar sepanjang hayat, dsb.
Nilai Gotong Royong, diantaranya: suka menolong, bekerjasama, peduli
sesama, toleransi, peduli lingkungan, kebersihan dan kerapian,
kekeluargaan, aktif dalam kegiatan kemasyarakatan, dsb. Nilai Integritas,
diantaranya: jujur, rendah hati, santun, tanggung jawab, keteladanan,
komitmen moral, cinta kebenaran, menepati janji, anti korupsi, dsb.

Selain itu, untuk membangun generasi emas Indonesia, maka perlu


dipersiapkan peserta didik yang memiliki keterampilan Abad 21 yaitu
kualitas karakter, literasi dasar, dan kompetensi Abad 21 yaitu berpikir
kritis dan memecahkan masalah (critical thinking and problem solving
skills), bekerjasama (collaboration skills), kemampuan untuk
berkreativitas (creativities skills), dan kemampuan untuk berkomunikasi
(commnication skills).penguatan pendidikan Karakter merupakan platform
pendidikan nasional yang memperkuat Kurikulum 2013.

Sebagaimana dipaparkan diatas bahwa langkah awal untuk


mempersiapkan 100% sekolah menerapkan K13, pelatihan K13
diselenggarakan untuk guru dan tenaga kependidikan dilingkungan
sekolah dasar. Untuk kepentingan tersebut maka sebuah penyediaan
modul pelatihan yang memenuhi standar menjadi keniscayaan. Modul
Pelatihan Kurikulum 2013 ini dirancang dengan mengintegrasikan tiga
strategi implementasi PPK yaitu pendidikan karakter berbasis kelas,
pendidikan karakter berbasis budaya sekolah, dan pendidikan karakter
berbasis masyarakat sehingga implementasi Kurikulum 2013 menjadi

2 |Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018


bagian integral dalam penguatan pendidikan karakter, kecakapan literasi,
dan keterampilan berpikir tingkat tinggi (high order thinking skills/HOTS).

Dalam rangka mendukung pelaksanaan Kurikulum 2013 yang sarat


dengan penguatan karakter siswa di sekolah dasar, seluruh guru SD
memerlukanpenyesuaian-penyesuaian. Untuk kepentingan tersebut,
diperlukan pelatihan menyeluruh yang diawali dengan pelatihan untuk
Narasumber Nasional (NN), Instruktur Nasional (IN), Instruktur Provinsi
(IP) dan instruktur kabupaten/kota (IK) penyebutannya pada tahun 2018
disederhanakan menjadi Instruktur Kurikulum yang melakukan
pembinaan, serta pendampingan terhadap pelaksana di tingkat satuan
pendidikan, termasuk kepala sokolah, guru, serta pengawas. Melalui
kegiatan ini, diharapkan terjadi peningkatan wawasan, pengetahuan dan
keterampilan semua instruktur kurikulum dalam mengikuti dinamika
perkembangan, kebijakan dan peraturan.

Pelatihan pelaksanaan Kurikulum 2013 di sekolah dasar diselenggarakan


secara terkoordinatif antara Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Kependidikan (GTK) Pendidikan Dasar dan Menengah, Dinas Pendidikan
Provinsi dan Kabupaten/Kota, LPMP, dan satuan pendidikan sesuai
dengan tugas dan peran masing-masing.

B. Tujuan
Penyusunan Modul secara umum bertujuan untuk menyediakan acuan
bagi semua pihak dalam melaksanakan pelatihan implementasi
Kurikulum 2013 sekolah dasar tahun 2018.
Secara khusus penyusunan modul ini bertujuan untuk:
1. Mengembangkan keterampilan guru dalam menyiapkan perangkat
pembelajaran yang menguatkan karakter siswa, kemampuan literasi,
serta pengembangan keterampilan Abad 21 lainnya sesuai dengan
Kurikulum 2013.
2. Mengembangkan kemampuan guru dalam memfasilitasi pelaksanaan
pembelajaran dan penilaian yang menguatkan karakter siswa,
kemampuan literasi, HOTS, serta pengembangan keterampilan Abad
21 lainnya sesuai dengan Kurikulum 2013.
3. Meningkatkan kecakapan guru dalam mengembangkan
program/aktivitas pembelajaran dengan mensinergikan tiga pusat
pendidikan dan tiga jalur pendidikan (menggali dan memanfaatkan
sumber-sumber belajar yang ada di sekitarnya) untuk pembelajaran
di kelas.
4. Meningkatkan kecakapan instruktur Pelatihan Kurikulum 2013 dalam
menyelengarakan Pelatihan Kurikulum 2013 di wilayah tugas masing-
masing.

C. Sasaran
Sasaran pengguna modul pelatihan Kurikulum 2013 Tahun 2018 antara
lain:
1. Penyelenggara pelatihan instruktur pusat;
2. Penyelenggara pelatihan instruktur kabupaten/kota;
3. Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar;
4. Pusat Kurikulum dan Perbukuan;
5. Pusat Penilaian Pendidikan;
6. Pusat Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan
Tenaga Kependidikan (P4TK), Lembaga Pengembangan dan
Pemberdayaan Kepala Sekolah (LPPKS), dan Lembaga Penjaminan
Mutu Pendidikan (LPMP);
7. Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota;
8. Kepala sekolah dasar pelaksana Kurikulum 2013;
9. Pengawas SD; dan
10. Guru kelas, guru mata pelajaran agama, guru pendidikan jasmani,
olahraga dan kesehatandi sekolah dasar.

4 |Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018


D. Prinsip-prinsip Pelaksanaan Pelatihan
Selama melaksanakan pelatihan implementasi Kurikulum 2013, peserta
perlu memahami prinsip-prinsip dasar yang dipergunakan selama
pelatihan sehingga pelatihan itu sungguh menunjukkan keterlibatan
peserta secara aktif dan partisipatif. Untuk itu, ada beberapa prinsip yang
perlu dipahami oleh peserta agar acara pelatihan implementasi
Kurikulum 2013 dapat berjalan dengan efektif. Prinsip pelaksanaan
kegiatan pelatihan diuraikan berikut ini.
a. Keterlibatan aktif. Keterlibatan aktif peserta sangat diharapkan.
Karena itu, fasilitator mesti mengusahakan agar setiap peserta
memperoleh kesempatan untuk berbicara menyampaikan pendapat
dan pengalamanannya.
b. Kenyamanan. Perlu diperhatikan kenyamanan peserta sebelum
memasuki kegiatan selanjutnya. Kenyamanan ini bisa berupa
pengaturan tempat duduk, pencahayaan, dan pemaparan dalam
presentasi yang dapat dilihat dan dibaca oleh semua peserta.
c. Fokus pada tujuan. Fasilitator perlu fokus pada satu kegiatan agar
tuntas. Setiap modul sudah dirancang secara lengkap, karena itu
tahapan setiap modul mulai dari awal sampai evaluasi dan refleksi
perlu dilakukan dengan baik dan tidak boleh dilewatkan.
d. Perhatian pada dinamika peserta. Fasilitator perlu membiasakan
diri dan cermat untuk memahami dinamika peserta sehingga seluruh
pelatihan terlaksana dengan baik.
e. Dokumentasi pendapat. Fasilitator perlu mencatat pendapat dan
pengalaman peserta, baik saat melaksanakan sesi evaluasi maupun
refleksi.
f. Rencana aksi. Setiap kegiatan pelatihan diakhiri dengan penulisan
rencana aksi. Ini adalah bagian penting untuk memperkuat
pemahaman dan proses penyadaran yang terjadi serta untuk
menunjukkan bahwa peserta menangkap maksud pelatihan yang
diadakan.
E. Struktur Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
Struktur pelatihan implementasi Kurikulum 2013 tahun 2018 dapat
dilihat pada bagan berikut ini.

INTEGRASI PPK
Alokasi PPK PPK Penilai
No Materi PPK
@ 45' berbasis berbasis an dan
berbasis
budaya masya- Evalusi
kelas
sekolah rakat PPK
A. Materi Umum (8 JP)
1 Kebijakan dan Dinamika Perkembangan 2        
Kurikulum
2 Penguatan Pendidikan Karakter 2  0,25 0,25  1 0,5 
3 Penerapan Literasi dalam Pembelajaran 2   2    
4 Penyelenggaraan Pelatihan dan 2        
Pendampingan
B. Materi Pokok (40 JP)
1 Analisis SKL, KI, KD, Indikator, Silabus 3 1      
dan Pembelajaran Tematik Terpadu
2 Perancangan Pembelajaran          
  a. Praktik Penyusunan Prota, Prosem, 4 1      
Pemetaan KD, dan Silabus
  b. Penyusunan RPP 4 1      
3 Bimbingan Psiko Edukatif 2 1      
4 Perencanaan, Pelaksanaan, Pengolahan 12       2
dan Pelaporan Hasil Belajar
5 Praktik penyusunan soal HOTS 7 1      
6 Inspirasi Tayangan Video Pembelajaran 2        
7 Praktek Pembelajaran (Peer Teaching) 6 1      
C. Materi Penunjang (4 JP)
1 Pembukaan: Kebijakan Peningkatan 1        
Mutu Pendidikan
2 Tes Awal 1        
3 Tes Akhir 1        
4 Penutupan: Review dan Evalasi 1        
Pelatihan
JUMLAH 52 6,25 2,25 1 2,5

F. Cara Mempergunakan Unit


Modul pelatihan ini disusun sebagai panduan teknis bagipara pelatih dan
peserta pelatihan Kurikulum 2013 yangdi dalamnya berisi 3 (tiga) materi
utama yang mencakup Materi Umum, Materi Pokok, dan Materi
Penunjang. Materi Umum meliputi unit 1-4 yaitu: Kebijakan dan

6 |Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018


Dinamika Perkembangan Kurikulum, Penguatan Pendidikan Karakter,
Penerapan Literasi dalam Pembelajaran, serta Penyelenggaraan
Pelatihan dan Pendampingan. Materi Pokok meliputi unit 5-11terdiri
dari: 1) Analisis, SKL, KI, KD, Indikator, dan Silabus; 2.a) Praktik
Penyusunan Program Tahunan, Program Semesteran, Pemetaan KD, dan
Silabus; 2.b) Penyusunan RPP; 3) Bimbingan Konseling, Bimbingan Psiko
Edukasi; 4) Perencanaan, Pelaksanaaan, Pengolahan dan Pelaporan Hasil
Belajar; 5) Praktik Penyusunan SoalHOTS;6) Inspirasi Tayangan Video
Pembelajaran; dan7) Praktik Pembelajaran (Peer Teaching). Materi
Penunjang terdiri dari: Pembukaan yang berupa Kebijakan Peningkatan
Mutu Pendidikan, Tes Awal dan Tes Akhir, serta Penutupan yang berisi
Review dan Evaluasi Pelatihan.Materi Umumdan Materi Penunjang
merupakan bagian dari modul pelatihan, tetapi disediakan secara
terpisah. Unit-unit modul tersebut pengalokasian waktunyasekitar 1 jam
pelatihan (JP) dengan durasi 45 menit.Cara mempergunakan buku ini
berdasarkan pada dinamika proses pelatihan yang berlaku umum yaitu
mengikuti alur sebagaiberikut: kegiatan pendahuluan, materi inti, dan
penutupan.

Sebelum memulai sesi pelatihan, pelatih perlu memahami isi materi yang
menjadi pokok bahasan dalam buku modul ini. Isi materi bisa berupa
naskah, buku, bacaan, atau tulisan yang berada dalam lampiran modul
ini. Para pelatih perlu membaca materi-materi yang dibutuhkan sebelum
melakukan pelatihan. Tujuannya adalah untuk memahami inti materi
dengan baik sehingga mudah menyampaikannya pada peserta.
Tahap berikutnya pelatih memahami langkah-langkah yang perlu
dilakukan selama melakukan proses fasilitasi dan pelatihan. Pelatih bisa
mengarahkan peserta untuk membuat rencanatindak lanjut setiap kali
setelah menyelesaikan materi pelatihan.
G. Struktur Tiap Unit
Setiap modul pelatihan disusun mengikuti alur dan struktur yang sama,
mulai dari rasional sampai skenario pembelajaran. Pelatih perlu
memahami struktur modul pelatihan ini agar dapat mendapatkan
gambaran yang utuh tentang bagaimana pengertian, tujuan, dan cara-
cara yang perlu dilakukan untuk melaksanakan modul ini.

Adapun penjelasan dari masing-masing struktur unit itu adalah sebagai


berikut.
A. Rasional
Rasional berisi deskripsi tentang mengapa unit yangdibahas itu
penting, apakah relevan dan adakahketerkaitannya dengan materi
yang akan dilatihkan. Rasional menjadi dasar pemikiran yang
membantu pelatih memahami relevansi pelatihansesuai dengan
materi yang dibahas. Rasional merupakan petunjuk arahbagi pelatih
agar peserta dapat menangkap makna tiap unit.

B. Tujuan
Tujuan merupakan kemampuan yang ingin dicapai selama
pesertamenjalankan pelatihan dalam unit tertentu.

C. Hasil yang diharapkan


Hasil-hasil yang diharapkan berupa hal-hal yang ingin dicapai oleh
peserta setelah pelatihan unit tertentu diberikan.
D. Bahan Bacaan
Bahan bacaan merupakan bahan-bahan/sumber pelatihan pendukung
yang menunjang berjalannya materi pelatihan dengan baik.
E. Deskripsi Materi
Berisi penjelasan lebih detail tentang gagasan utama dalam unit yang
perlu diperhatikan oleh pelatih agar penyampaian mater dapat
dipahami peserta dengan baik. Materi merupakan uraian ringkas
tentang isi atau butir-butir penting pelatihan sehingga pelatih dapat
menangkap hal-hal penting berupa kata kunci yang perlu diperhatikan
selama melaksanakan sebuah pelatihan.

8 |Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018


F. Skenario Pelatihan
Skenario pelatihan merupakan langkah-langkah yang perlu dilakukan
oleh peserta secara bertahap untuk melatihkan sebuah unit.

G. Lampiran-lampiran
Lampiran-lampiran dapat berupa bahan-bahan pendukung seperti
lembar kerja, presentasi dan lain sebagainya sebagai penunjang
berjalannya pelatihan dengan baik.
BAB II
MATERI UMUM

PENGEMBANGAN KURIKULUM 2013

A. KOMPETENSI
Memahami berbagai kebijakan yang terkait dengan pengembangan
kurikulum dan dinamika perkembangan serta perubahan kurikulum
2013 terkini.

B. INDIKATOR
1. Mengidentifikasi bentuk-bentuk kebijakan yang terkait dengan
pengembangan kurikulum 2013
2. Menjelaskan dinamika perkembangan dan perubahan kurikulum
2013 terkini

C. URAIAN MATERI

Uraian materi pelatihan ini terdiri atas 2 bagian. Bagian pertama adalah
uraian singkat mengenai dinamika perubahan dan pemutakhiran Kurikulum
2013. Uraian ini sekaligus sebagai pengantar untuk bagian kedua. Bagian
kedua berisi uraian tentang Kompetensi, Materi, dan Pembelajaran

I. DINAMIKA PERUBAHAN DAN PEMUTAKHIRAN KURIKULUM 2013

a. Mengapa kurikulum perlu dimutakhirkan?


Perangkat Kurikulum 2013 (baik sebelum maupun sesudah mengalami
perubahan) mencakup beberapa dokumen, yaitu terdiri atas: 1) Standar
Kompetensi Lulusan, 2) Kerangka Dasar Kurikulum, 3) Struktur Kurikulum,
4) Silabus, 5) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, 6) Buku Pedoman, dan 7)
Buku Teks Pelajaran. Pada perubahan dan pemutakhiran Kurikulum 2013
yang telah dilaksanakan, penamaan kurikulum, Standar Kompetensi Lulusan
dan kerangka dasar kurikulum tidak mengalami perubahan. Sedangkan pada
struktur kurikulum terjadi perubahan, khususnya penataan ulang
Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, dan silabus. Demikian pula pada konteks
pembelajaran, penilaian, dan buku teks pelajaran juga terdapat penyesuaian-
penyesuaian. Dengan demikian, tiga isu krusial tentang hasil perbaikan
kurikulum, yakni 1) perubahan nama kurikulum, 2) perubahan nama mata
pelajaran, dan 3) jumlah jam pelajaran tidak mengalami perubahan. Data itu,
diperkuat hasil pembahasan perbaikan Kurikulum 2013 sejak bulan
November 2015 menunjukkan gambaran tidak ada kemauan kebijakan yang
akan mengubah, terutama Standar Kompetensi Lulusan (SKL), Kompetensi
Inti (KI) sebagai organisasi pengikat, dan kerangka dasar dan struktur
kurikulum.

b. Apa esensinya dalam pelatihan guru perlu mengetahui semangat

10 |Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018


perubahan dan pemutakhiran kurikulum?
Dinamika perubahan dan pemutakhiran Kurikulum 2013 serta strategisnya
fungsi pelatihan implementasi kurikulum yang dikemukakan di atas, risalah
terhadap pentingnya pelatihan kurikulum menjadi menarik. Menarik dalam
arti, karena akan bisa memberi gambaran jawaban atas salah satu dari motto
pelatihan bahwa guru merupakan duta bangsa, meminjam istilah Mendikbud
Anies Baswedan, apabila kepadanya ditorehkan predikat “pelukis masa
depan bangsa”. Karena Kurikulum 2013 itu sendiri merupakan muatan yang
harus dimiliki siswa yang akan menjalani kehidupan masa depan sebagai
insan berkarakter, berkembang dalam masyarakat, dan akan membangun
masyarakat dalam ekosistem pendidikan dan kebudayaan yang berkarakter
berlandasakan semangat gotong royong. Di samping juga, bahwa pengalaman
dalam mengikuti pelatihan Kurikulum 2013 itu sendiri akan lebih bermakna
apabila dapat menginspirasi semua pemangku kepentingan untuk
meningkatkan mutu pendidikan di Republik Indonesia tercinta ini, sehingga
ke depan merupakan spirit pengimplementasian yang berharga untuk
mengawal kebijakan.

c. Seperti apa kandungan Kurikulum 2013 sebelum perubahan dan


pemutakhiran?
Secara umum, konsepsi kurikulum selalu terkait dengan perubahan-
perubahan strategis yang terjadi di masyarakat, seperti kepemimpinan,
sistem politik, ilmu pengetahuan, teknologi, sosial, budaya/seni, sistem
ekonomi, moralitas/etika, keberagamaan, pertumbuhan penduduk, dan
globalisasi. Secara teoritik, kurikulum adalah program pendidikan untuk
menyiapkan generasi muda bangsa yang akan berkontribusi setelah mereka
menyelesaikan pendidikan dan menjadi anggota masyarakat. Sebagai
program pendidikan, kurikulum selalu berakar pada budaya bangsa,
berdasarkan kehidupan masa lalu dan masa kini, dan berorientasi kepada
prediksi kehidupan masa depan. Karenanya, perubahan kurikulum adalah
sesuatu yang tak terelakkan (Taba, 1962; Tyler, 1969; Tanner dan Tanner,
1980; Oliva, 1988; Print, 1993; Wiles and Bondi, 1993; Schubert, 1997;
Scchiro, 2008). Berdasarkan pernyataan tersebut dapat dimaknai bahwa
perubahan kurikulum bukan merupakan kegiatan rutin yang mesti
dilakukan, tetapi dilakukan jika memang kondisinya menghendaki
perubahan karena terdapat ketidakselarasan aspeknya.

Pegembangan kurikulum lazimnya berkaitan dengan ide, perancangan,


dokumen, dan pengimplementasiannya. Pancasila sebagai suatu filosofis
kehidupan bangsa senantiasa menginspirasi ide dasar pengembangan
Kurikulum 2013. Filosofi tersebut menjadi sesuatu nilai yang selalu
diterapkan dalam kehidupan sehingga manusia Indonesia yang
dikembangkan melalui kurikulum pendidikan haruslah: 1) manusia yang
beragama dan menghormati agama orang lain; 2) cinta bangsa, tanah air, dan
negara; 3) memiliki kepedulian untuk mengembangkan kehidupan
kebangsaan, sosial dan ekonomi yang berkeadilan; 4) demokratis yang
mampu menghargai pluralisme sosial dan budaya; dan 5) mampu
berkontribusi untuk mewujudkan kehidupan umat manusia yang
bermartabat dan saling menghargai. Untuk itu, Kurikulum 2013 haruslah
mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang menempatkan
budaya Indonesia sebagai dasar pengembangan pendidikan Indonesia yang
mampu dan bermanfaat untuk mengembangkan kualitas manusia Indonesia,
bukan manusia yang berbudaya lain.

Dengan menempatkan Pancasila sebagai penggerak ide landasan, maka


filosofi itu menjadi tumpuan filosofi programatik pengembangan Kurikulum
2013, yaitu esensialisme, perenialisme, rekonstruksi sosial, dan humanisme.
Keempat filosofi ini digunakan secara eklektik sesuai dengan kebutuhan
Kurikulum 2013. Landasan esensialisme digunakan untuk mengembangkan
kemampuan intelektual berdasarkan pandangan disiplin ilmu. Landasan
perenialisme digunakan untuk mengembangkan kemampuan berpikir
rasional melalui pewarisan nilai-nilai budaya dan kecermelangan bangsa.
Landasan rekonstruksi sosial digunakan untuk mengkaitkan apa yang
dipelajari siswa di satuan pendidikan dengan kehidupan masyarakat di
sekitarnya. Landasan humanisme memberikan kebebasan kepada siswa
belajar dan posisinya sebagai subjek dalam belajar. Dengan kata lain,
keempat filosofi tersebut sekaligus dijadikan pendekatan dalam perancangan
kurikulum.

Perancangan kurikulum berkenaan dengan organisasi konten kurikulum.


Atas pemikiran itu, maka konten Kurikulum 2013 bukan sekadar daftar mata
pelajaran. Mata pelajaran adalah unit terkecil dalam organisasi konten
kurikulum yang saling terkait satu sama lain yang secara konseptual
menerapkan pendekatan kurikulum berbasis kompetensi (competency-based
curriculum). Dengan prinsip bahwa pengembangan kompetensi keterampilan
dan kompetensi sikap sebagai konten kurikulum yang termasuk kelompok
konten berkembang (developmental content), maka diperlukan penguatan-
penguatan secara vertikal (dalam satu mata pelajaran) dan horizontal (dalam
setiap kegiatan pembelajaran antarmata pelajaran). Berbeda dengan
kompetensi pengetahuan dan keterampilan yang merupakan konten masteri
(mastery content) yang dapat dimiliki dalam satu pertemuan, konten
kompetensi sikap yang berkembang harus dibina dalam waktu panjang
selama proses pendidikan berlangsung di suatu jenjang pendidikan, dan
bahkan mesti dilanjutkan di jenjang berikutnya.

Atas dasar kerangka pikir seperti itu, maka dalam perancangan Kurikulum
2013 diperlukan suatu pengikat konten kurikulum (organising element).
Kurikulum 2013 menggunakan Kompetensi Inti (KI) sebagai organisasi
pengikat. Organisasi pengikat tersebut mencakup empat kompetensi, yaitu 1)
sikap spiritual, 2) sikap sosial, 3) pengetahuan, dan 4) keterampilan
(penerapan pengetahuan). Oleh karena kompetensi ini dijadikan pengikat
konten, maka KI merupakan tujuan bagi siswa selama satu tahun. Dengan
demikian, siswa tidak hanya tahu tetapi mampu menggunakan pengetahuan
dalam kehidupan sehingga prinsip I see, I know, I do, and I understand dapat

12 |Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018


dibudayakan.Konteks dan kompetensi inti menjadi dasar dalam
pengembangan kurikulum yang diturunkan ke dalam kompetensi masing-
masing mata pelajaran. Artinya, keempat KI pada semua mata pelajaran
memiliki turunan kompetensi yang disebut Kompetensi Dasar (KD).

Setiap mata pelajaran memberikan kontribusi kompetensi dan juga KI sesuai


dengan karakteristiknya melalui semua jalur pembelajaran. Karenanya, dapat
dikatakan bahwa pencapaian kompetensi merupakan hasil kolaborasi setiap
mata pelajaran. Karena itu, dalam setiap mata pelajaran harus
dikembangkan KD yang mengacu kepada keempat kompetensi inti tersebut.
Dengan pendekatan perancangan seperti itu, maka siswa akan berkembang
kemampuannya sekaligus menghasilkan berbagai bentuk aplikasi sehingga
kemampuan berpikir teknologis juga akan berkembang di samping
kemampuan berpikir tingkat tinggi, kreatif dan inovatif setelah mereka tamat
pada jenjang satuan pendidikan tertentu, yang dipandu dengan Standar
Kompetensi Lulusan (SKL). Di mana SKL memberikan kerangka konseptual
tentang sasaran pembelajaran yang harus dicapai melalui kegiatanbelajar
danpembelajaranyangditurunkandari tingkatkompetensi danruanglingkup
materi selama satuan waktu tertentu.

Jiwa dari pengimplementasian Kurikulum 2013 adalah pembelajaran, yakni


diselenggarakan secara interaktif, menyenangkan, menantang, inspiratif,
memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang
cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat,
minat, kemampuan, dan perkembangan fisik serta psikologis siswa
(Kemdikbud, 2014b). Pembelajaran seperti itu, intinya memberikan
pengalaman bagi siswa untuk mengembangkan potensi dirinya menjadi
manusia yang memberi apa yang dimilikinya untuk membangun kehidupan
yang lebih berkualitas.Pembelajaran pada Kurikulum 2013 adalah diarahkan
guna mengembangkan potensi siswa dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak
mampu menjadi mampu, dan dari tidak mau menjadi mau. Proses tersebut
memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan potensi
mereka menjadi kemampuan yang semakin lama semakin meningkat
dalam sikap (spiritual dan sosial), pengetahuan, dan keterampilan yang
diperlukan dirinya untuk hidup dan untuk bermasyarakat, berbangsa, serta
berkontribusi pada kesejahteraan hidup umat manusia.

Pembelajaran pada Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan saintifik atau


pendekatan berbasis proses keilmuan. Melalui penerapan pendekatan
pembelajaran berbasis proses keilmuan (saintifik), pembelajaran harus
mengembangkan beragam kemampuan seperti mengamati, menanya,
mengumpulkan informasi/eksperimen, mengolah informasi/asosiasi, dan
mengomunikasikan. Kelima kemampuan ini dapat dikembangkan sehingga
setiap siswa harus menguasainya. Strategi untuk menguasai setiap
kemampuan itu sepenuhnya ditentukan oleh guru di suatu lembaga
pendidikan tetapi kemampuan-kemampuan tersebut menjadi milik siswa
dan mereka gunakan untuk meningkatkan kompetensi-kompetensi lainnya.
Sementara itu, dalam konteks kurikulum berdasarkan kompetensi
(competency-based curriculum), dan pendekatan belajar tuntas (mastery
learning) penilaian proses dan hasil belajar merupkan parameter tingkat
pencapaian kompetensi minimal. Untuk itu, Kurikulum 2013
mempersyaratkan penggunaan penilaian autentik (authentic assessment).
Secara paradigmatik penilaian autentik memerlukan perwujudan
pembelajaran autentik (authentic instruction) dan belajar autentik
(authentic learning). Hal ini diyakini bahwa penilaian autentik lebih mampu
memberikan informasi kemampuan siswa secara holistik dan valid). Dengan
demikian, penilaian hasil belajar oleh guru adalah proses pengumpulan
informasi/bukti tentang capaian pembelajaran siswa dalam kompetensi
sikap spiritual dan sikap sosial, kompetensi pengetahuan, dan kompetensi
keterampilan yang dilakukan secara terencana dan sistematis, selama dan
setelah proses pembelajaran (Kemdikbud, 2014c).

Pada Tabel 1 berikut adalah contoh format KI-KD Kurikulum 2013 mata
pelajaran IPA SMP/MTs Kelas VII sebelum mengalami perubahan dan
pemutakhiran.

Tabel 1. KI-KD Kurikulum 2013 IPA SMP Kelas VII


Sebelum Mengalami Perubahan

KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR


1. Menghargai dan 1.1 Mengagumi keteraturan dan
menghayati ajaran agama kompleksitas ciptaan Tuhan tentang
yang dianutnya aspek fisik dan kimiawi, kehidupan dalam
ekosistem, dan peranan manusia dalam
lingkungan serta mewujudkannya dalam
pengamalan ajaran agama yang
dianutnya
2. Menghargai dan 2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki
menghayati perilaku jujur, rasa ingin tahu; objektif; jujur; teliti;
disiplin, tanggungjawab, cermat; tekun; hati-hati; bertanggung
peduli (toleransi, gotong jawab; terbuka; kritis; kreatif; inovatif
royong), santun, percaya dan peduli lingkungan) dalam aktivitas
diri, dalam berinteraksi sehari-hari
secara efektif dengan 2.2 Menghargai kerja individu dan kelompok
lingkungan sosial dan alam dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud
dalam jangkauan pergaulan implementasi melaksanakan percobaan
dan keberadaannya dan melaporkan hasil percobaan
2.3 dst
3. Memahami pengetahuan 3.1 Memahami konsep pengukuran berbagai
(faktual, konseptual, dan besaran yang ada pada diri, makhluk
prosedural) berdasarkan hidup, dan lingkungan fisik sekitar
rasa ingin tahunya tentang sebagai bagian dari observasi, serta
ilmu pengetahuan, pentingnya perumusan satuan terstandar
teknologi, seni, budaya (baku) dalam pengukuran
terkait fenomena dan 3.2 Mengidentifikasi ciri hidup dan tak hidup

14 |Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018


KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
kejadian tampak mata dari benda-benda dan makhluk hidup
yang ada di lingkungan sekitar
3.3 dst
4. Mencoba, mengolah, dan 4.1 Menyajikan hasil pengukuran terhadap
menyaji dalam ranah besaran-besaran pada diri, makhluk
konkret (menggunakan, hidup, dan lingkungan fisik dengan
mengurai, merangkai, menggunakan satuan tak baku dan satuan
memodifikasi, dan baku
membuat) dan ranah 4.2 Menyajikan hasil analisis data observasi
abstrak (menulis, terhadap benda (makhluk) hidup dan tak
membaca, menghitung, hidup
menggambar, dan 4.3 dst
mengarang) sesuai dengan
yang dipelajari di sekolah
dan sumber lain yang sama
dalam sudut pandang/teori

Format penyajian dalam Kurikulum 2013 sebagaimana pada Tabel 1 nampak


bahwa KD pada Kompetensi Inti 1 (KI-1) dan KD pada KI-2 dianggap kurang
logis dikaitkan dengan karakteristik mata pelajaran IPA. Oleh karena itu,
perbaikan koherensi KI-KD dan penyelarasan dokumen, dan penataan
kompetensi sikap spiritual dan sikap sosial pada mata pelajaran tersebut, dan
pada semua mata pelajaran menjadi keniscayaan.

Di samping itu, perubahan dan pemutakhiran Kurikulum 2013 dikarenakan


adanya alasan lain, seperti 1) terindikasi adanya inkonsistensi antara KD
dalam silabus dan buku teks pelajaran (baik lingkup materi maupun
urutannya); 2) belum ada pernyataan eksplisit dalam dokumen kurikulum
tentang perlunya siswa lebih melek teknologi; 3) format penilaian dianggap
terlalu rumit dan perlu penyederhanaan; 4) penegasan kembali pengertian
pembelajaran saintifik yang bukan satu-satunya pendekatan dalam proses
pembelajaran di kelas; dan 5) penyelerasan dan perbaikan teknis buku teks
pelajaran agar mudah dipelajari oleh siswa.

d. Seperti apa kandungan Kurikulum 2013 setelah mengalami


perubahan dan pemutakhiran?

Paling tidak terdapat dua landasan sebagai rujukan untuk mengadakan


perubahan dan pemutakhiran Kurikulum 2013 yang telah dilaksanakan
secara bertahap bagi 6.221 sekolah pada tahun 2013, yaitu 1) Surat Edaran
Mendikbud Republik Indonesia Nomor 179342/MPK/KR/2014 Perihal
Pelaksanan Kurikulum 2013 (Anonimous, 2014), dan 2) Permendikbud
Republik Indonesia Nomor 160 Tahun 2014 tentang Pemberlakuan
Kurikulum Tahun 2006 dan Kurikulum 2013 (Kemdikbud, 2014a). Dalam
dua peraturan perundang-undangan tersebut tersirat bahwa Kurikulum
2013 yang telah diimplementasikan perlu diperbaiki karena terdapat
ketidakselarasan antara ide dengan desain kurikulum hingga soal
ketidakselarasan gagasan dengan isi buku teks, dan ketidakselarasan gagasan
pembelajaran dengan implementasinya. Sinyal tersebut tampaknya akan
mewarnai hasil perbaikan, yang mengarah pada perubahan dan
pemutakhiran Kurikulum 2013 yang ditugaskan kepada Pusat Kurikulum
dan Perbukuan (Puskurbuk).

Dengan penugasan seperti itu, maka Puskurbuk menyelenggarakan berbagai


pertemuan dengan melibatkan beragam profesi untuk kajian-kajian.
Simpulannya, bahwa perubahan dan pemutakhiran Kurikulum 2013
diperlukan karena ada beberapa permasalahan, yaitu: 1) ketidakselarasan
antara KI-KD dengan silabus dan buku, 2) kompleksitas pembelajaran dan
penilaian pada sikap spiritual dan sikap sosial, 3) pembatasan kemampuan
siswa melalui pemenggalan taksonomi proses berpikir antarjenjang, dan 4)
penerapan proses berpikir 5M (mengamati, menanya, mengumpulkan
informasi/eksperimen, mengolah informasi/asosiasi, dan
mengomunikasikan) sebagai metode pembelajaran yang bersifat prosedural
dan mekanistik sehingga terkesan kaku. Berdasarkan hal itu, maka
perubahan dan perbaikan kurikulum mencakup: koherensi KI-KD dan
penyelarasan dokumen; penataan kompetensi sikap spiritual dan sikap sosial
pada semua mata pelajaran; penataan kompetensi yang tidak dibatasi oleh
pemenggalan taksonomi proses berpikir; dan pemberian ruang kreatif
kepada guru dalam mengimplementasikan kurikulum.

Secara skematik cakupan substansi perubahan dan pemutakhiran Kurikulum


2013 dapat dilihat pada Gambar 1 berikut ini.

Sumber: Kemdikbud. 2016b. Modul 1.2 Bahan Pelatihan Kurikulum 2013.


Gambar 1. Skema Substansi Perubahan dan Pemutakhiran Kurikulum
2013

16 |Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018


Secara programatik perubahan dan pemutakhiran Kurikulum 2013 dapat
dikategorisasikan ke dalam penyelarasan: 1) kompetensi inti, 2) kompetensi
dasar, 3) silabus, 4) rencana pelaksanaan pembelajaran, 5) pembelajaran, 6)
penilaian, dan 7) buku teks pelajaran.Dengan demikian, dapat dimaknai
bahwa perbaikan Kurikulum 2013 tidak membongkar secara keseluruhan
dimensi kurikulum tetapi hanya sebagian semata. Hal ini juga dikuatkan oleh
pendapat para ahli kurikulum bahwa perbaikan kurikulum dapat didasarkan
pada kurikulum yang masih berlaku (Pinar, 2012; Oliva, 2013). Berkait
dengan pemutakhiran suatu kurikulum, Lucas dan Rawlins (2015)
memperkenalkan model Pendekatan Revisi Kurikulum Komunikasi Bisnis
dengan istilah “kompetensi pivot”, yaitu bukan penciptaan kembali
kurikulum melainkan telaah posisi disiplin pengetahuan dan praktik terbaik
dalam kerangka yang jelas, mudah diingat, dan berorientasi profesional
untuk membantu siswa membangun kompetensi komunikasi yang dapat
diaplikasikan di berbagai situasi bisnis merupakan hal yang penting. Kajian
ini mengindikasikan bahwa bukan merombak kurikulum yang diutamakan
tetapi penataan kompetensi yang dibutuhkan yang menjadi prioritasnya.

Sebagus apa pun dokumen kurikulum manakala pengimplementasiannya


kurang bagus maka hasilnya pasti juga kurang bagus. Karenanya,
pemutakhiran berkait dengan pengimplementasian Kurikulum 2013 harus
memastikan terjadinya keselarasan antara dokumen kurikulum (plan
curriculum), pembelajaran (taught curriculum), dan hasil belajar (learned
curriculum). Dengan demikian, antara KI-KD, silabus, buku teks pelajaran,
pembelajaran, dan penilaian hasil belajar harus selaras. Untuk itu, perbaikan
dokumen kurikulum antara lain: penyelaraskan KI-KD, silabus, dan buku teks
pelajaran; kesinambungan keluasan-kedalaman KD (scope) dan urutan
(sequence) secara vertikal (kelas I sampai dengan XII); keselarasan keluasan-
kedalaman KD (scope) dan urutan (sequence) secara horizontal (antarmata
pelajaran) mesti tampak tersurat.

Perubahan dan Pemutakhiran Kompetensi Inti


Ide kurikulum berkait dengan ruh Kompetensi Inti tidak mengalami
perubahan. Yang ada adalah penyelarasan KD dan penataan sikap spiritual
dan sikap sosial terhadap mata pelajaran. Perubahan dan pemutakhiran pada
dua kompetensi inti, yakni kompetensi sikap spiritual dan sikap sosial adalah
menyelaraskan KI-KD-nya pada semua mata pelajaran, kecuali KI-KD untuk
dua mata pelajaran Pendidikan Agama-Budi Pekerti dan mata pelajaran
PPKn. Pada kedua mata pelajaran tersebut, kompetensi sikap spiritual dan
sikap sosial dilaksanakan melalui pembelajaran langsung (direct teaching)
dan tidak langsung (indirect teaching). Pemutakhiran Kurikulum 2013
menetapkan bahwa KI-1 dan KI-2 tidak dijabarkan ke dalam KD, kecuali mata
pelajaran Agama dan Budi Pekerti dan PPKn. Hal tersebut berimplikasi
bahwa kompetensi inti pada kedua mata pelajaran tersebut memiliki turunan
KD, misalnya kompetensi sikap spiritual (KI-1) turunan KD-nya mulai dari
KD-1.1; KD-1.2; KD-1.3 dan seterusnya. Sedangkan kompetensi sikap sosial
(KI-2) juga memiliki turunan KD, mulai KD-2.1; KD-2.2; KD-2.3 dan
seterusnya. Kedua kompetensi sikap tersebut diperlukan pembelajaran
langsung dengan penekanan dan penguasaan konsep dan/atau perubahan
perilaku dengan pendekatan deduktif.
Pada Tabel 2 adalah contoh KI-KD kompetensi sikap spiritual dan sikap sosial
pada mata pelajaran Pendidikan Agama-Budi Pekerti SMP/MTs Kelas VII.

Tabel 2. KI-KD Pendidikan Agama-Budi Pekerti SMP/MTs Kelas VII.


KOMPETENSI INTI 1 (SIKAP
KOMPETENSI INTI 2 (SIKAP SOSIAL)
SPIRITUAL)

1. menghargai dan menghayati ajaran 2. menunjukkan perilaku jujur, disiplin,


agama yang dianutnya tanggung jawab, peduli (toleran,
gotong royong), santun, percaya diri
dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam
dalam jangkauan pergaulan dan
keberadaannya

KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR

1.1 terbiasa membaca al-Qur’an 2.1 menunjukkan perilaku semangat


dengan meyakini bahwa Allah Swt. menuntut ilmu sebagai
akan meninggikan derajat orang implementasi Q.S. al-Mujadilah/58:
yang beriman dan berilmu 11, Q.S. ar-Rahman /55: 33 dan
Hadis terkait

1.2 terbiasa membaca al- 2.2 menunjukkan perilaku ikhlas, sabar,


Qur’andengan meyakini bahwa dan pemaaf sebagai implementasi
Allah Swt. mencintai orang-orang pemahaman Q.S. an-Nisa/4: 146, Q.S.
yang ikhlas, sabar, dan pemaaf al-Baqarah/2: 153, dan Q.S. Ali
Imran/3: 134, dan Hadis terkait

1.3 meyakini bahwa Allah Swt. Maha 2.3 menunjukkan perilaku percaya diri,
Mengetahui, Maha Waspada, Maha tekun, teliti, dan kerja keras sebagai
Mendengar, dan Maha Melihat implementasi makna al-’Alim, al-
Khabir, as-Sami’, dan al-Bashir
Sumber: Puskurbuk. 2016. KI-KD Kurikulum 2013 Hasil Perbaikan Versi
19022016.

Pada Tabel 3. adalah contoh KI-KD kompetensi sikap spiritual dan sikap
sosial pada mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
SMP/MTs Kelas VII.

Tabel 3. KI-KD Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan SMP/MTs Kelas


VII.
KOMPETENSI INTI 1 (SIKAP
KOMPETENSI INTI 2 (SIKAP SOSIAL)
SPIRITUAL)

1. menghargai dan menghayati 2. menunjukkan perilaku jujur,

18 |Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018


ajaran agama yang dianutnya disiplin, tanggung jawab, peduli
(toleran, gotong royong), santun,
dan percaya diri dalam
berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam dalam
jangkauan pergaulan dan
keberadaannya

KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR

1.1 mensyukuri proses perumusan dan 2.1 menghargai proses perumusan dan
penetapan Pancasila sebagai Dasar penetapan Pancasila sebagai dasar
Negara Negara

1.2 menghargai norma-norma yang 2.2 mematuhi norma-norma yang


berlaku dalam kehidupan berlaku dalam kehidupan
bermasyarakat dengan jujur sebagai bermasyarakat untuk mewujudkan
anugerah Tuhan Yang Maha Esa keadilan

1.3 menghayati nilai kesejarahan 2.3 mendukung nilai kesejarahan


perumusan dan pengesahan perumusan dan pengesahan
Undang-Undang Dasar Negara Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 Republik Indonesia Tahun 1945
Sumber: Puskurbuk. 2016. KI-KD Kurikulum 2013 Hasil Perbaikan Versi 19022016.

Sementara itu, pada mata pelajaran selain Pendidikan Agama-Budi Pekerti


dan mata pelajaran PPKn, pembelajaran kompetensi sikap spiritual dan sikap
sosial dilaksanakan melalui pembelajaran tidak langsung (indirect teaching).
Dengan kata lain, KI-1 (sikap spiritual) dan KI-2 (sikap sosial) tidak memiliki
turunan KD tetapi menjadi payung dalam proses pembelajaran kompetensi
dasar KI-3 (pengetahuan) dan KI-4 (keterampilan/kecakapan). Berikut
contoh model rumusan/penulisan KI-1 dan KI-2 untuk mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam SMP/MTs Kelas VII hasil pemutakhiran.

KOMPETENSI INTI (KI-1 dan KI-2)


ILMU PENGETAHUAN ALAM SMP/MTs

KELAS: VII
Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) kompetensi sikap
spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi
tersebut dicapai melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler,
dan/atau ekstrakurikuler.
Rumusan Kompetensi Sikap Spiritual, yaitu siswa mampu “Menghargai dan
menghayati ajaran agama yang dianutnya”. Adapun rumusan Kompetensi
Sikap Sosial, yaitu siswa mampu “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,
tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, dan percaya diri,
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan social dan alam dalam
jangkauan pergaulan dan keberadaannya”. Kedua kompetensi tersebut dicapai
melalui pembelajaran tidak langsung (indirect teaching), yaitu keteladanan,
pembiasaan, dan budaya sekolah dengan memperhatikan karakteristik mata
pelajaran serta kebutuhan dan kondisi siswa.
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang
proses pembelajaran berlangsung dan dapat digunakan sebagai pertimbangan
guru dalam mengembangkan karakter siswa lebih lanjut (Sumber: Puskurbuk.
2016. KI-KD Kurikulum 2013 Hasil Perbaikan Versi 19022016).

Perubahan dan Pemutakhiran Kompetensi Dasar


Pada dokumen Kurikulum 2013 sebelum pemutakhiran, rumusan penulisan
KD dibatasi oleh taksonomi, seperti di SD hanya sampai pada tingkat
memahami, SMP sampai tingkat menerapkan, dan di SMA sampai tingkat
membuat/mencipta. Demikian pula pola dimensi kategori pengetahuan, di SD
hanya sampai konseptual, SMP sampai prosedural, dan SMA metakognitif.
Pola penataan seperti ini berdampak pada proses pembelajaran, di mana
seolah-seolah siswa cukup sampai pada berpikir tingkat rendah, yaitu
memahami, sedangkan berpikir tingkat tinggi baru akan diterapkan pada
level SMA. Hal ini tidak sejalan dengan prinsip belajar berkelanjutan dan
berlangsung secara kontinum. Karena itu, pada dokumen perubahan dan
pemutakhiran, tidak ada lagi pembatasan berdasarkan taksonomi tersebut.

Proses perubahan dan pemutakhiran kompetensi dasar menggunakan


prinsip bahwa KD bersifat dapat dipelajari (learnable), dapat diajarkan
(teachable), dapat diukur (measurable), dan layak dipelajari (worth to learn).
Lingkup kompetensi dan materi yang dirumuskan dalam KD mudah
dipelajari oleh siswa sesuai dengan tingkat perkembangan psikologis dan
aspek pedagogis. Lingkup kompetensi dan materi yang dirumuskan pada KD
mudah diajarkan oleh guru sesuai dengan gaya belajar siswa, karakteristik
mata pelajaran, karakteristik kompetensi, dan sumber belajar yang ada di
lingkungan. Kompetensi dan materi yang diajarkan terukur melalui indikator
yang mudah dirumuskan dan layak dilaksanakan. Kompetensi dan materi
yang diajarkan mempunyai kebermaknaan bagi siswa sebagai bekal
kehidupan.

Kompetensi Dasar, merupakana kriteria capaian pembelajaran suatu mata


pelajaran atau muatan yang pada akhirnya berujung secara praksis
dikembangkan secara potensial-aktual sehingga menjadi kompetensi-
kompetensi (sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan)
siswa melalui proses belajar, pembelajaran, serta kehidupan nyata.
Perubahan dan pemutakhiran rumusan KI-KD untuk KI-3 (kompetensi
pengetahuan) dan KI-4 (kompetensi keterampilan) menggunakan landasan
pengembangan tujuan menurut Anderson dan Krathwohl (2001). Menurut
Anderson dan Krathwohl, penulisan tujuan pembelajaran dalam bentuk
kompetensi merupakan perpaduan/pertemuan antara sumbu X sebagai
dimensi proses kognitif/berpikir dan dimensi kategori pengetahuan. Dimensi
proses kognitif/berpikir dimulai dari proses kognitif tingkat rendah (low

20 |Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018


order thinking) sampai tingkat tinggi (high order thinking), yaitu mengingat,
memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan
membuat/mencipta. Sedangkan dimensi kategori pengetahuan, yaitu
pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif (lihat Tabel
4).

Tabel 4. Dimensi Proses Kognitif/Berpikir dan Dimensi Kategori


Pengetahuan
Remembe Understa Apply Analyze Evaluat Create
r) nd e
(Factual List Summari Classify Order Rank Combin
Knowledge ze e

(Conceptual Describe Interpret Experime Explain Assess Plan


Knowledge nt

(Procedural Tabulate Predict Calculate Differentia Conclu Compos


Knowledge te de e

(Metacogniti Appropria Execute Construct Achieve Action Actuali


ve te se
Knowledge Use
Kategori Dimensi Proses Berpikir
Pengetahuan
Sumber: Anderson’s et al. (2001) Cognitive Revised Domain.

Pada pemutakhiran Kurikulum 2013 penyusunan KD pada jenjang


pendidikan dasar dan menengah tidak dibatasi lagi oleh tingkatan taksonomi.
Dengan demikian, pada sekolah dasar, misalnya siswa juga dapat
membangun kemampuan berpikir tingkat tinggi (high order thinking skill)
dengan berbagai kategori pengetahuan dari mulai pengetahuan sederhana
sampai dengan pengetahuan yang kompleks. Sementara itu, pada tingkat
sekolah menengah siswa juga dapat membangun pemahaman pengetahuan
faktual sesuai dengan karakteristik mata pelajaran dan materi pembelajaran.
Semakin tinggi tingkatan kelas, kemampuan siswa dibedakan pada
kompleksitas jenis pengetahuan. Karenanya, akan semakin mendalam pula
cakupan pengetahuan yang akan dikuasai oleh siswa sesuai dengan tingkatan
perkembangan usia mereka.

Pola penulisan satu KD disusun oleh dua unsur, unsur pertama adalah kata
kerja yang menunjukkan tingkatan berpikir dan tingkatan kecakapan, yaitu
mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan
mencipta, serta unsur ke dua, yaitu kata benda atau kata kerja yang terdiri
dari berbagai jenis pengetahuan antara lain: pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural, dan metakognitif yang diharapkan dicapai atau
dibentuk oleh siswa. Penggambaran ini sangat diperlukan dalam
pengorganisasian kurikulum (curriculum organization) yang dimutakhirkan
untuk mengatur konsistensi dan koherensi setiap mata pelajaran atau
muatan untuk menerapkan kriteria: lingkup isi (scope and depth), urutan
(sequence), keberlanjutan (continuity), dan keterintegrasian (integration)
secara sistemik internal mata pelajaran dan eksternal antarmata pelajaran,
dan secara holistik/utuh dalam suatu jenis/satuan pendidikan. Penataan
tersebut secara grafis dapat difisualkan pada Gambar 2 berikut ini.

Sumber: Kemdikbud. 2016b. Modul 1.2 Bahan Pelatihan Kurikulum 2013

Gambar 2. Perbedaan Penataan KD Sebelum dan Sesudah Pemutakhiran

Dengan merujuk pada Tabel 4 dan Gambar 2 maka gradasi dan keselarasan
dalam pengorganisasian KD dapat digambarkan pada Tabel 5 berikut ini. Di
mana semakin kompleks tingkat proses berpikir yang disajikan KD (kata
kerja) akan semakin dalam pula pengetahuan (kata benda) yang diharapkan
untuk mencapai kompetensi. Karena memang revisi taksonomi Bloom
menurut Anderson dan Krathwohl (2001), dimaksudkan pada daya
aplikasinya terhadap pengembangan kurikulum, desain instruksional,
penilaian, dan gabungan ketiganya.

Tabel 5. Keterkaitan antara Dimensi Kognitif (Proses Berpikir)


dengan Dimensi Pengetahuan

Mencipta

Mengevalua
si
Menganalisi
s

22 |Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018


Dimensi Proses Kognitif
Menerapkan

Memahami

Mengingat

Faktual
Konseptual Prosedural Metakognitif
Dimensi Pengetahuan
Sumber: Adaptasi dari Anderson, L.W., dan Krathwohl, D.R. 2001.

Berikut pada Tabel 6 adalah contoh KI-KD 3 dan KI-KD 4 perubahan dan
pemutakhiran untuk mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Kelas VII
SMP/MTs.

Tabel 6. Kompetensi Pengetahuan dan Kompetensi Keterampilan IPA


Kelas VII SMP/MTs
KOMPETENSI INTI 3 KOMPETENSI INTI 4
(PENGETAHUAN) (KETERAMPILAN)

3. memahami pengetahuan (faktual, 4. mencoba, mengolah, dan menyaji


konseptual, dan prosedural) dalam ranah konkret
berdasarkan rasa ingin tahunya (menggunakan, mengurai,
tentang ilmu pengetahuan, merangkai, memodifikasi, dan
teknologi, seni, budaya terkait membuat) dan ranah abstrak
fenomena dan kejadian tampak (menulis, membaca, menghitung,
mata menggambar, dan mengarang)
sesuai dengan yang dipelajari di
sekolah dan sumber lain yang sama
dalam sudut pandang/teori

KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR

3.1 menerapkan konsep 4.1 menyajikan data hasil pengukuran


pengukuran berbagai besaran dengan alat ukur yang sesuai pada
yang ada pada diri sendiri, diri sendiri, makhluk hidup lain,
makhluk hidup lain, dan benda- dan benda-benda di sekitar dengan
benda di sekitar, serta pentingnya menggunakan satuan tak baku dan
penggunaan satuan standar (baku) satuan baku
dalam pengukuran

3.2 mengklasifikasikan makhluk hidup 4.2 menyajikan hasil pengklasifikasian


dan benda berdasarkan makhluk hidup dan benda di
karakteristik yang diamati lingkungan sekitar berdasarkan
karakteristik yang diamati

3.3 memahami konsep campuran 4.3 menyajikan hasil penyelidikan


dan zat tunggal (unsur dan atau karya tentang sifat larutan,
senyawa), sifat fisika dan kimia, perubahan fisika dan perubahan
perubahan fisika dan kimia dalam kimia, atau pemisahan campuran
kehidupan sehari-hari

3.4 memahami konsep suhu, 4.4 melakukan percobaan untuk


pemuaian, kalor, perpindahan menyelidiki pengaruh kalor
kalor, dan penerapannya dalam terhadap suhu dan wujud benda
kehidupan sehari-hari termasuk serta perpindahan kalor
mekanisme menjaga kestabilan
suhu tubuh pada manusia dan
hewan

3.5 dst 4.5 dst

Sumber: Puskurbuk. 2016. KI-KD Kurikulum 2013 Hasil Perbaikan Versi 19022016.

Perubahan dan Pemutakhiran Silabus dan Pembelajaran


Silabus yang telah dipersiapkan oleh pemerintah ternyata dikeluhkan karena
dirasa cukup membelenggu kreativitas guru dalam mengembangkan dan
mengelola pembelajaran. Salah satu yang dianggap membelenggu adalah
dengan mencantumkan pendekatan saintifik, yang khas 5M-nya, yaitu
mengamati, menanya, mengumpulkan informasi/mencoba, mengasosiasi,
dan mengomunikasikan dalam kolom pembelajaran pada silabus. Akibat
pencantuman itu, guru menganggap bahwa 5M adalah prosedur
pembelajaran yang baku dan harus diikuti secara prosedural. Di samping
diangap dan disikapi sebagai prosedur baku, 5M juga dipahami sebagai satu-
satunya pendekatan dalam melaksanakan pembelajaran untuk semua mata
pelajaran. Hal ini menyulitkan guru dalam pengimplementasian untuk mata-
mata pelajaran tertentu.

Pada perbaikan dokumen Kurikulum 2013 ditekankan bahwa pendekatan


saintifik dengan 5M-nya bukan satu-satunya pendekatan pembelajaran dan
bukanlah prosedur atau langkah-langkah yang kaku. Pendekatan 5M
merupakan kemampuan proses berpikir yang perlu dilatihkan kepada siswa
secara terus menerus melalui pembelajaran agar mereka terbiasa berpikir
secara saintifik. Aktivitas mengamati, menanya, mengumpulkan
informasi/mencoba, mengasosiasi, dan mengomunikasikan bukanlah
prosedur baku atau urutan langkah-langkah pembelajaran yang kaku, tetapi
merupakan kemampuan atau proses berpikir yang perlu dibiasakan agar
siswa terbiasa berpikir ilmiah. Kemampuan tersebut harus dilatihkan secara
terus menerus sehingga mendorong setiap siswa untuk menjadi pembelajar
sepanjang hayat dan bersikap ilmiah dalam kehidupan. Kondisi ini dibangun
oleh ekosistem pendidikan di sekolah melalui pembelajaran berbasis
aktivitas dan pendekatan keilmuan.

Pembelajaran dikembangkan dan diimplementasikan berdasarkan


karakteristik mata pelajaran dan karakteristik KD mata pelajaran. KD akan

24 |Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018


dicapai melalui pemberian pengalaman belajar yang bervariasi sesuai dengan
konteks dan kearifan serta keunggulan lokal, kebutuhan siswa, berpikir
tingkat tinggi (higher order thinking skills) sesuai dengan tuntutan kebutuhan
kompetensi abad ke-21. Hasil pemutakhiran Kurikulum 2013 juga
mendorong guru untuk diberikan keleluasaan dalam mengembangkan
pengalaman belajar atau pendekatan-pendekatan pembelajaran yang sesuai
dengan karakteristik mata pelajaran, kompetensi, materi pelajaran, dan
kondisi daerah. Misalnya, dalam mata pelajaran bahasa digunakan
pendekatan pembelajaran berbasis genre, dalam mata pelajaran Agama
Katholik digunakan pendekatan pembelajaran Kateketis.

Model-model pembelajaran beserta sintaknya (seperti discovery learning,


problem based learning, project based learning) tetap dapat digunakan sesuai
dengan karakteristik KD, materi pelajaran yang akan dicapai oleh siswa. Guru
diberikan ruang yang seluas-luasnya untuk menerapkan berbagai model-
model pembelajaran lain, seperti Model Pembelajaran Kooperatif
(Cooperative Learning), Pembelajaran Tematik Terpadu. Dengan kata lain,
guru tidak disibukkan dengan penamaan pendekatan dan model
pembelajaran yang digunakan, akan tetapi lebih menekankan pada variasi
pengalaman-pengalaman belajar yang akan dilakukan oleh siswa.

Atas dasar kerangka pikir seperti itu, maka silabus difokuskan pada: 1)
penataan penulisan dan format agar mudah dipahami oleh guru (berisi: KD,
materi pembelajaran, dan kegiatan pembelajaran); 2) pemberian eksplanasi
yang lebih jelas terhadap karakteristik mata pelajaran, lingkup kompetensi,
dan materi pembelajaran; 3) kontekstualisasi pembelajaran turut menjadi
penekanan; dan 4) silabus yang disiapkan pemerintah merupakan salah satu
model untuk memberi inspirasi guru. Dengan demikian, guru dapat
mengembangkannya sesuai konteks yang relevan. Begitu pula dalam
pembelajaran tematik (SD) guru dapat mengembangkan tema dan subtema
sesuai konteks yang relevan.

Dengan demikian, silabus hasil pemutakhiran bersifat fleksibel, kontekstual,


dan memberikan kesempatan kepada guru untuk mengembangkan dan
melaksanakan pembelajaran, serta mengakomodasi keungulan-keunggulan
lokal. Uraian kegiatan pembelajaran yang terdapat dalam silabus merupakan
alternatif kegiatan yang dirancang berbasis aktivitas. Pembelajaran tersebut
merupakan alternatif dan inspiratif, sehingga guru dapat mengembangkan
berbagai model yang sesuai dengan karakteristik masing-masing mata
pelajaran. Dalam melaksanakan silabus ini guru diharapkan kreatif dalam
pengembangan materi, pengelolaan proses pembelajaran, penggunaan
metode dan model pembelajaran, yang disesuaikan dengan situasi dan
kondisi masyarakat serta tingkat perkembangan kemampuan siswa.

Cakupan pengembangan materi maknanya cukup luas, karena dapat berupa:


muatan lokal, diversifikasi kurikulum, kearifan dan keunggulan lokal, dan
karakteristik lainnya sesuai kekhasan masing-masing daerah. Berkait dengan
diversifikasi kurikulum, salah satu hasil kajian Sutjipto (2015) menyebutkan
bahwa konten diversifikasi kurikulum dapat dimulai dari ide, perancangan,
implementasi dan evaluasi kurikulum yang cakupannya mulai dari penataan
struktur, pemilihan bahan kajian yang esensial baik secara utuh maupun
merupakan penjabaran dari standar yang ada. Hasil kajian ini sejalan dengan
semangat silabus bahwa konten dan kegiatan pembelajaran pada silabus
dapat diperkaya sesuai dengan sumber daya yang ada di daerah/sekolah dan
siswa. Begitu pula dengan perkembangan teknologi informasi dan
komunikasi, maka dalam pembelajaran seyogianya juga dapat mengakses
kemajuan teknologi tersebut sebagai sarana, sumber belajar maupun media
pembelajaran.

Perubahan dan Pemutakhiran Penilaian


Pembelajaran dan penilaian merupakan satu kesatuan. Pembelajaran
berangkat dari hasil berupa data dan informasi tentang pencapaian
kompetensi oleh setiap siswa. Dengan kata lain, pembelajaran merupakan
tindak lanjut yang dibutuhkan oleh setiap siswa berdasarkan hasil penilaian.
Dalam konteks ini, penilaian merupakan penggerak dari proses
pembelajaran. Sedangkan penilaian dalam Kurikulum 2013 mengacu kepada
tujuan kurikulum yang mencakup empat kompetensi, yaitu: 1) kompetensi
sikap spiritual, 2) sikap sosial, 3) pengetahuan, dan 4) keterampilan.
Keempat kompetensi tersebut dicapai melalui proses pembelajaran
intrakurikuler, kokurikuler, dan nonkurikuler/ekstrakurikuler.

Kompetensi sikap spiritual dan sikap sosial merupakan kompetensi yang


akan diraih oleh siswa sebagai nurturant effect dari pembelajaran
pengetahuan dan keterampilan. Oleh karena itu, penilaianya tidak dikaitkan
dengan KD mata pelajaran terkecuali untuk mata pelajaran Pendidikan
Agama dan Budi Pekerti dan PPKn. Perubahan dan pemutakhiran Kurikulum
2013 menetapkan bahwa KI-1 dan KI-2 tidak dijabarkan ke dalam KD, kecuali
mata pelajaran Agama dan Budi Pekerta dan PPKn. Oleh karena itu, guru
mata pelajaran selain Agama dan Budi Pekerta dan PPKn tidak memberikan
penilaian sikap yang dikaitkan dengan KD-KD mata pelajaran. Guru mata
pelajaran tersebut hanya memberikan penilaian umum tentang sikap sebagai
masukan untuk pelaporan nilai sikap yang akan dirumuskan oleh guru
kelas/wali kelas. Hal ini dipandang lebih sederhana dan memudahkan dalam
melakukan penilaian sikap oleh seluruh guru mata pelajaran.

Penilaian sikap sesungguhnya dimaksudkan untuk penumbuhan,


pengembangan, dan pembinaan kompetensi sikap yang dilakukan sepanjang
proses pembelajaran berlangsung, dan dapat digunakan sebagai dasar
pengembangan karakter siswa lebih lanjut. Oleh sebab itu, penilaian sikap
hakikatnya bukan memberikan justifikasi pada posisi sikap anak, melainkan
sebagai dasar untuk pembinaan agar siswa memiliki sikap spiritual dan
sosial sebagaimana yang ditetapkan dalam kurikulum.

26 |Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018


Sedangkan untuk penilaian kompetensi pengetahuan dan keterampilan
dilaksanakan melalui berbagai cara sesuai dengan karakteristik KD yang
dijabarkan dalam indikator. Intinya, dalam proses penilaian pada
pembelajaran Kurikulum 2013, ditekankan untuk: 1) mengukur tingkat
berpikir siswa mulai dari rendah sampai tinggi, 2) menekankan pada
pertanyaan yang membutuhkan pemikiran mendalam (bukan sekadar
hafalan), 3) mengukur proses kerja sama, bukan hanya hasil kerja, (4)
menggunakan portofolio pembelajaran siswa.

Teknik penilaian pengetahuan dapat dilaksanakan dengan salah satu cara


dari berbagai cara, seperti tes tulis, tes lisan dan penugasan. Ini bukan berarti
bahwa setiap KD pengetahuan harus dinilai melalui tiga cara tersebut. Akan
tetapi, guru dapat memilih cara yang paling sesuai dengan karakteristik KD
dan indikatornya. Demikian juga dengan penilaian kompetensi keterampilan
juga dapat dilakukan dengan menggunakan salah satu dari berbagai cara,
misalnya menggunakan praktik/kinerja, proyek, porto folio, atau penugasan.
Ini juga bukan berarti bahwa satu KD keterampilan harus dinilai dengan
keseluruhan cara tersebut. Akan tetapi guru dapat memilih cara atau teknik
yang paling tepat sesuai dengan karakteristik KD keterampilan dan
indikatornya.

Pemutakhiran juga dilakukan terhadap skala penilaian. Skala penilaian yang


semula menggunakan skala 1 – 4 diubah menjadi skala 0 – 100 (Kemdikbud,
2015a). Dalam peraturan perundang-undangan tersebut juga diatur tentang
kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditetapkan oleh satuan pendidikan,
yang dalam peraturan perundang-undangan sebelumnya KKM tersebut
ditetapkan secara nasional.

Sementara itu, penilaian kelas (classroom assessment) yang dilakukan sehari-


hari oleh guru merupakan penilaian formatif yang berfungsi sebagai
diagnostik. Sebagai fungsi diagnostik, hasil penilaian tersebut menjadi dasar
untuk pembinaan terhadap siswa yang bersangkutan sesuai dengan apa yang
dibutuhkannya, pengayaan atau remedial. Penilaian oleh satuan pendidikan
dilakukan pada akhir semester, akhir tahun, dan akhir jenjang. Penilaian oleh
satuan pendidikan, di samping sebagai penilaian formatif, juga merupakan
penilaian sumatif. Di samping penilaian oleh satuan pendidikan, perlu juga
dilakukan penilaian eksternal untuk melihat kemajuan dan pemetaan yang
dilakukan melalui survei atau sensus untuk keperluan peningkatan mutu
pelayanan pendidikan. Demikain juga dengan ujian nasional yang dilakukan
oleh pemerintah yang dilakukan dalam rangka meningkatkan pelayanan agar
siswa mencapai hasil yang diharapkan.

Perubahan dan Pemutakhiran terhadap Buku Pelajaran


Perubahan dan pemutakhiran buku teks pelajaran untuk Kurikulum 2013
meliputi hal-hal sebagai berikut: 1) menyelaraskan isi buku terhadap
perubahan KI-KD dan pembelajaran; 2) memastikan kembali tidak ada
materi dan ilustrasi yang kontroversi, seperti kekerasan, SARA, etika, dan
kesusilaan; 3) memastikan kredensial penulis, penelaah, penilai, dan pereviu
secara terbuka dan dapat dihubungi oleh pengguna/pembaca; 4)
mengembangkan pembelajaran yang menumbuhkan toleransi, hidup
bersama secara harmonis dan damai; 5) penataan kembali buku Tematik
Terpadu di SD agar selaras antara KD-KD dengan pembelajaran antarmata
pelajaran yang terikat dalam satu tema atau subtema; 6) tahapan pendekatan
saintifik (5M) tidak perlu dituliskan dalam buku.

Di samping itu, terdapat kebijakan berkait dengan buku pelajaran, yaitu


bahwa: 1) buku lama Kurikulum 2013 tetap dapat digunakan sebagai sumber
belajar, 2) buku teks pelajaran buatan pemerintah bukan satu-satunya
sumber belajar utama, dan 3) penerbitan buku teks pelajaran dapat
dilakukan oleh Kemdikbud atau swasta (Kemdikbud, 2016c).

II. KOMPETENSI, MATERI, DAN PEMBELAJARAN

A. Mengapa perlu kurikulum?

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem


Pendidikan Nasional menyebutkan bahwakurikulum adalahseperangkat
rencana danpengaturan mengenaitujuan,isi,danbahan pelajaransertacara
yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran
untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Berdasarkanpengertian
tersebut, adadua dimensi kurikulum, yang pertama adalah rencana dan
pengaturan mengenai tujuan, isi,dan
bahanpelajaran,sedangkanyangkeduaadalahcarayang digunakan untuk
kegiatan pembelajaran.

Pengembangan kurikulum pada hakikatnya adalah siklus mulai dari ide ke


dalam desain kurikulum, dari desain kurikulum ke dokumen kurikulum, dari
dokumen kurikulum ke implementasi, dan dari implementasi ke hasil dan
dampak kurikulum, serta dari hasil dan dampak kurikulum menjadi masukan
ke perbaikan ide kurikulum yang akan datang. Siklus tersebut berjalan
secara terus menerus sesuai dengan tuntutan zaman, kebutuhan peserta
didik, kemajuan ilmu pengetahuan dan peradaban bangsa.

B. Faktor apa saja yang menjadi pertimbangan pengembangan


Kurikulum 2013?

Terdapat dua faktor utama sebagai dasar pengembangan Kurikulum 2013.

1. Tantangan
Internal

28 |Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018


Tantanganinternalantara lain terkaitdengan kondisi pendidikan dikaitkan
dengan tuntutan pendidikan yangmengacukepada8 (delapan) Standar
Nasional Pendidikan yang meliputistandar isi, standar proses, standar
kompetensi lulusan,standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar
saranadan prasarana,standar pengelolaan,standar pembiayaan, dan
standarpenilaian pendidikan.

Tantanganinternallainnya terkaitdengan perkembangan penduduk


Indonesia dilihat dari pertumbuhan pendudukusia
produktif.SaatinijumlahpendudukIndonesiausiaproduktif(15 – 64 tahun)
lebih banyak dari usia tidak produktif (anak-anak berusia 0-14 tahundan
orang tua berusia 65 tahun keatas). Jumlah pendudukusia produktif iniakan
mencapai puncaknya pada tahun 2020-2035 pada saat angkanya mencapai
70%. Oleh sebab itutantangan besar yang dihadapi adalah bagaimana
mengupayakan agarsumberdaya manusiausia produktif yang melimpah ini
dapat ditransformasikan menjadi sumberdaya
manusiayangmemilikikompetensi danketerampilan melalui pendidikan agar
tidak menjadi beban.

2. Tantangan Eksternal

Tantangan eksternalantara lain terkait dengan arus globalisasi dan


berbagaiisuyang terkaitdengan masalahlingkunganhidup, kemajuan
teknologi dan informasi, kebangkitan industri kreatif dan budaya, dan
perkembangan pendidikan di tingkatinternasional. Arus globalisasi akan
menggeser pola hidup masyarakat dari agraris dan perniagaan
tradisional menjadi masyarakat industri
danperdaganganmodernsepertidapatterlihatdiWorld Trade
Organization(WTO),AssociationofSoutheast AsianNations(ASEAN)
Community,Asia-Pacific Economic Cooperation(APEC), dan ASEAN Free
TradeArea(AFTA).Tantanganeksternaljugaterkaitdengan pergeseran
kekuatan ekonomi dunia, pengaruh dan imbas teknosains serta mutu,
investasi, dan transformasi bidang pendidikan.KeikutsertaanIndonesiadi
dalamstudiInternational Trends inInternational Mathematicsand Science
Study(TIMSS)dan ProgramforInternationalStudentAssessment
(PISA)sejaktahun 1999 juga menunjukkan bahwa capaian anak-anak
Indonesia tidak menggembirakandalambeberapakali
laporanyangdikeluarkan TIMSS dan PISA. Hal ini disebabkan antara lain
banyaknya materi ujiyangditanyakandiTIMSSdan PISAtidak terdapat dalam
kurikulum Indonesia.

C. Pola pikir seperti apa yang dianut dalam pengembangan


Kurikulum 2013?

Kurikulum 2013 dikembangkan dengan penyempurnaan pola pikir sebagai


berikut.
1. Penguatanpolapembelajaranyangberpusatpadapesertadidik.
Peserta didik harus memiliki pilihan-pilihanterhadapmateri yang
dipelajari dan gaya belajarnya (learning style) untuk memiliki
kompetensi yang sama.
2. Penguatanpolapembelajaraninteraktif(interaktifguru-peserta didik-
masyarakat-lingkungan alam, sumber/media lainnya).
3. Penguatan pola pembelajaran secara jejaring (peserta didik
dapatmenimbailmudarisiapasajadandarimanasajayang dapat dihubungi
serta diperoleh melalui berbagai sumber dan media).
4. Penguatan pembelajaran aktif-mencari (pembelajaran siswa aktif
mencari semakin diperkuat dengan pengalaman belajar yang
bervariasi).
5. Penguatan pola belajar mandiri dan kolaborasi.
6. Penguatan pembelajaran berbasis multimedia;
7. Penguatanpolapembelajaranberbasisklasikal-massaldengan tetap
memperhatikan pengembangan potensi khusus yang dimiliki setiap
peserta didik.
8. Penguatan pola pembelajaran ilmu pengetahuan jamak
(multidisciplines), dan
9. Penguatan pola pembelajaran kritis, menyelesaikan masalah (problem
solving), inovatif, dan kreatif.
Penguatan tata kelola Kurikulum 2013 adalah sebagai berikut.
1. Penguatan tata kerja guru lebih bersifat kolaboratif;
2. Penguatan manajeman sekolah melaluipenguatan kemampuan
manajemen kepala sekolah sebagai pimpinan kependidikan
(educational leader).
3. Penguatan sarana dan prasarana untuk kepentingan manajemen dan
keberlangsungan proses pembelajaran.

D. Karakteristik muatan kurikulum yang seperti apa agar pendidikan


di Indonesia sejajar dengan negara lain?

Kurikulum 2013 dirancang dengan karakteristik sebagai berikut.


1. Mengembangkan keseimbangan antara sikap ( spiritual dan sosial),
pengetahuan,danketerampilan,sertamenerapkannyadalamberbagai
situasi di sekolah dan masyarakat.
2. Menempatkan sekolah sebagai bagian dari masyarakat yang
memberikan pengalaman belajar agar peserta didik
mampu menerapkan apa yang dipelajari disekolah ke masyarakat
dan memanfaatkan masyarakat sebagai sumber belajar.
3. Memberiwaktuyangcukupleluasauntukmengembangkanberbagai
sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
4. Mengembangkan Kompetensi Dasar dalam berbagai mata pelajaran
yang diorganisasikan melalui KompetensiInti (organizing elements).
5. MengembangkanKompetensiDasarberdasarkanpadaprinsipakumulat
if, salingmemperkuat(reinforced)dan memperkaya(enriched)antar-
mata pelajaran dan jenjang pendidikan (organisasi horizontal dan

30 |Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018


vertikal).
6. Mengembangkan Kompetensi Dasar juga berdasarkan pada prinsip
keselarasan (alignment), mudah dipelajari (learnable), mudah
diajarkan (teachable), terukur (measurable) dan bermakna untuk
dipelajari (worth to be learnt).

E. Kompetensi dan materi seperti apa agar lulusan pendidikan


mampu bersaing di era global?

Kompetensi, Materi, dan Pembelajaran dikembangkan mengacu kepada


Standar Nasional Pendidikan. Standar Nasional Pendidikan adalah kriteria
minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Standar nasional pendidikan terdiri atas
standar kompetensi lulusan, standar isi, standar proses, standar
kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pembiayaan, standar
penilaian pendidikan (UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional). Di dalam kerangka pengembangan kurikulum 2013, dari 8 standar
nasional pendidikan, hanya 4 standar yang mengalami perubahan signifikan.
Perubahan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut.

1.

Kompetensi:
Kompetensi adalah seperangkat sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang
harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh Peserta Didik setelah mempelajari
suatu muatan pembelajaran, menamatkan suatu program, atau menyelesaikan
satuan pendidikan tertentu. Kompetensi dalam Kurikulum 2013 dirumuskan
dalam: (a) Standar Kompetensi Lulusan), (b) Kompetensi Inti, dan (c)
Kompetensi Dasar.
Standar Kompetensi Lulusan (SKL) adalah kriteria mengenai kualifikasi
kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Standar Kompetensi Lulusan digunakan sebagai acuan utama pengembangan
standarisi,standarproses,standarpenilaian pendidikan. Standar Kompetensi
Lulusan terdiri atas kriteria kualifikasi kemampuan peserta didikyang
diharapkan dapat dicapai setelah menyelesaikan masa belajarnya disatuan
pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah.

Kompetensi Inti merupakan tingkat kemampuan untuk mencapai Standar


Kompetensi Lulusan yang harus dimiliki seorang peserta didik pada setiap
tingkat kelas atau program. Kompetensi Inti merupakan pengorganisasi
kemampuan (organizing element) dari Kompetensi Dasar berbagai mata
pelajaran dalam satu tingkatan kelas. Kompetensi Dasar adalah kemampuan
untuk mencapai Kompetensi Inti yang harus diperoleh peserta pidik melalui
pembelajaran.

2. Materi

Dalam pengembangan Kurikulum 2013 dilakukan penguatan dengan


caramengurangi materi yang tidakrelevan,
pendalamandanperluasanmateriyang relevan bagi peserta didik. Penguatan
materi juga dilakukan untuk mengintegrasikan kearifan dan keunggulan
lokal agar peserta didik tidak tercerabut dari akar budayanya, dan kelak
akan mewarisi pembangunan peradaban bangsa yang sesuai dengan
kearifan budaya bangsa.

Materi Kurikulum 2013 tertuang dalam Standar Isi. Standar Isi adalah
kriteria mengenai ruang lingkup materi dan tingkat Kompetensi untuk
mencapai Kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu.
Tingkat kompetensi merupakan batas minimal pencapaian kompetensi
sikap,pengetahuan, dan keterampilan.

F. Pembelajaran yang bagaimana yang diharapkan mampu


menghantarkan peserta didik memiliki kompetensi yang
diharapkan?

Proses Pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara


interaktif,inspiratif,menyenangkan, menantang,memotivasipesertadidik
untukberpartisipasiaktif,sertamemberikanruangyangcukup bagi prakarsa,

32 |Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018


kreativitas,dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat,dan perkembangan
fisikserta psikologis peserta didik. Untuk itusetiap satuan
pendidikanmelakukanperencanaan pembelajaran,pelaksanaan proses
pembelajaran sertapenilaian proses pembelajaran untuk meningkatkan
efisiensi dan efektivitasketercapaian kompetensi lulusan.

Sesuai dengan StandarKompetensi Lulusandan StandarIsi maka prinsip


pembelajaran yang digunakan:
1. Dari peserta didikdiberi tahu menuju peserta didik mencari tahu;
2. Darigurusebagaisatu-satunyasumberbelajar menjadibelajar berbasis
aneka sumber belajar;
3. Dari pendekatan tekstual menuju proses sebagai penguatan
penggunaan pendekatan ilmiah;
4. Dari pembelajaran berbasis konten menuju pembelajaran berbasis
kompetensi;
5. Dari pembelajaran parsial menujupembelajaran terpadu;
6. Daripembelajaran yang menekankan jawaban tunggal menuju
pembelajaran dengan jawaban yang kebenarannya multi dimensi;
7. Daripembelajaran verbalisme menuju keterampilan aplikatif;
8. Peningkatan dan keseimbangan antara keterampilan fisikal (hardskills)
dan keterampilan mental (softskills);
9. pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan
danpemberdayaanpesertadidiksebagai pembelajar sepanjanghayat.
10. Pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi
keteladanan(ing ngarso sungtulodo), membangun kemauan(ingmadyo
mangun karso),danmengembangkan kreativitaspesertadidikdalam
proses pembelajaran (tutwurihandayani);
11. Pembelajaranyang berlangsung di rumah, di sekolah, dan di
masyarakat;
12. Pembelajaranyangmenerapkanprinsipbahwasiapasajaadalahguru, siapa
saja adalah siswa, dan di mana saja adalah kelas.
13. Pemanfaatanteknologiinformasidankomunikasiuntukmeningkatkan
efisiensi dan efektivitas pembelajaran;dan
14. Pengakuan atas perbedaan individualdan latar belakang
budayapesertadidik.

Terkaitdenganprinsip di atas,dikembangkan standar proses yang mencakup


perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran,
penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran.

Karakteristik pembelajaran pada setiapsatuan pendidikanterkaiterat pada


Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi. Standar Kompetensi Lulusan
memberikan kerangka konseptual tentang sasaran pembelajaran yang harus
dicapai.StandarIsi memberikankerangkakonseptualtentangkegiatanbelajar
danpembelajaranyangditurunkandari tingkatkompetensi danruanglingkup
materi.
Sesuaidengan StandarKompetensiLulusan,sasaranpembelajaranmencakup
pengembanganranahsikap,pengetahuan,danketerampilan yangdielaborasi
untuk setiap satuan pendidikan.

Karakteristikproses pembelajaran disesuaikan dengan karakteristik


kompetensi.PembelajarantematikterpadudiSD/MI/SDLB/Paket A
disesuaikan dengan tingkat perkembangan peserta didik.
Karakteristikproses pembelajaran disesuaikan dengan karakteristik
kompetensi. Pembelajaran tematikterpadu diSMP/MTs/SMPLB/Paket B
disesuaikan dengan tingkat perkembangan peserta didik. Proses
pembelajaran di SMP/MTs/SMPLB/Paket Bdisesuaikan dengan
karakteristik kompetensi yang mulai memperkenalkan mata pelajaran
dengan mempertahankan tematik terpadu pada IPA dan IPS. Karakteristik
proses pembelajaran diSMA/MA/SMALB/SMK/MAK/Paket C/ Paket C
Kejuruansecara keseluruhan berbasis mata pelajaran, meskipun pendekatan
tematik masih dipertahankan.

Proses pembelajaran sepenuhnya diarahkan pada pengembangan ketiga


ranah (sikap, pengetahuan, dan keterampilan) secarautuh/holistik,
artinyapengembangan ranahyangsatutidak bisa dipisahkan dengan
ranahlainnya. Dengan demikian prosespembelajaran secara utuh
melahirkan kualitas pribadi yang mencerminkan keutuhan penguasaan
sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

Dalam konteks pendidikan berdasarkan standar (standard-based


education), kurikulum berbasiskompetensi(competency-based
curriculum),danpendekatanbelajartuntas(mastery learning)penilaian proses
dan hasil belajar merupakan parameter tingkatpencapaian kompetensi
minimal. Untuk itu, berbagai pengalaman belajar perludikembangkan
untukmemfasilitasi peserta didik agar mudah dalam belajar dan mencapai
keberhasilan belajar secara optimal.

G. Model penilaian seperti apa yang cocok diterapkan untuk


mengukur keberhasilan belajar peserta didik?

Penilaian dalam kurikulum 2013 mengacu kepada tujuan kurikulum. Tujuan


kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) kompetensi sikap
spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan.
Kompetensi tersebut dicapai melalui proses pembelajaran intrakurikuler,
kokurikuler, dan nonkurikuler/ekstrakurikuler.
Penilaian sikap sesungguhnya dimaksudkan untuk penumbuhan,
pengembangan, dan pembinaan kompetensi sikap yang dilakukan sepanjang
proses pembelajaran berlangsung, dan dapat digunakan sebagai dasar
pengembangan karakter peserta didik lebih lanjut. Oleh sebab itu, penilaian
sikap sesuangguhnya bukan memberikan justifikasi pada posisi sikap anak,
melainkan sebagai dasar untuk pembinaan agar peserta didik memiliki sikap
spiritual dan sosial sebagaimana yang ditetapkan dalam kurikulum.

34 |Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018


Penilaian kompetensi pengetahuan dan keterampilan dilaksanakan melalui
berbagai cara sesuai dengan karakteristik kompetensi dasar yang dijabarkan
dalam indikator. Teknik penilaian pengetahuan dapat dilaksanakan dengan
salah satu cara dari berbagai cara (tes tulis, tes lisan dan penugasan). Ini
bukan berarti bahwa setiap kompetensi dasar pengetahuan harus dinilai
melalui tiga cara tersebut. Akan tetapi, guru dapat memilih cara yang paling
sesuai dengan karakteristik KD dan indikatornya. Demikian juga dengan
penilaian kompetensi keterampilan juga dapat dilakukan dengan
menggunakan salah satu dari berbagai cara, misalnya menggunakan
praktik/kinerja, proyek, porto folio, atau penugasan). Ini juga bukan berarti
bahwa satu kompetensi dasar keterampilan harus dinilai dengan
keseluruhan cara tersebut. Akan tetapi guru memilih cara atau teknik yang
paling tepat sesuai dengan karakteristik kompetensi dasar keterampilan dan
indikatornya.
UNIT II
PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER (PPK)

A. KOMPETENSI
Memahami konsep PPK dan strategi implementasinya di sekolah.

B. INDIKATOR
1. Menjelaskan konsep PPK
2. Menjelaskan strategi implementasi PPK

C. URAIAN MATERI

Peraturan Presiden Nomor 87 tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan


Karakter (PPK) menjadikan pendidikan karakter sebagai platform
pendidikan nasional untuk membekali peserta didik sebagai generasi emas
tahun 2045 dengan jiwa Pancasila dan karakter yang baik guna menghadapi
dinamika perubahan di masa depan (Pasal 2). Perpres ini menjadi landasan
awal untuk kembali meletakkan pendidikan karakter sebagai jiwa utama
dalam penyelenggaraan pendidikan di Indonesia.
Kurikulum 2013 sebagai rujukan proses pembelajaran pada satuan
pendidikan, perlu mengintegrasikan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK).
Integrasi tersebut bukan sebagai program tambahan atau sisipan, melainkan
sebagai cara mendidik dan belajar bagi seluruh pelaku pendidikan di satuan
pendidikan.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada September 2016, telah
membentuk Tim Implementasi PPK untuk mengembangkan Gerakan
Penguatan Pendidikan Karakter yang menjadi salah satu amanat Nawacita
Presiden Joko Widodo dan Jusuf Kalla. Pemerintah telah membuat pedoman
dan konsep dasar tentang Penguatan Pendidikan Karakter, mulai dari naskah
akademik utama, yaitu Pedoman dan Konsep Dasar PPK; Buku Saku Panduan
Penilaian PPK; dan berbagai modul pelatihan dan mekanisme pelatihan
fasilitator PPK untuk guru, kepala sekolah, komite sekolah dan pengawas;
serta mekanisme dan struktur pelatihan fasilitator PPK. Keseluruhan naskah
ini dapat ditemukan di laman www.cerdasberkarakter.kemdikbud.go.id.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sudah melakukan pelatihan
terhadap guru, kepala sekolah, pengawas, komite sekolah, dan menjadi
sekolah rujukan. Tabel 1 menunjukkan data tersebut.
Tabel 1 Data Sekolah Pelaksana PPK
No Kegiatan 2016 2017
Jumlah Sekolah Jumlah Sekolah
Sekolah Imbas Sekolah Imbas
1 Pelatihan PPK SD 271 812  2.710
2 Pelatihan PPK SMP 271 1.352  1.355
3 Sosialisasi PPK di 4.552  45.520
KKG/MGMP KKG/MGMP
Pendidikan Dasar
4 Pelatihan Fasilitator 740 MGMP  7.400

36 |Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018


USBN dan PPK MGMP
Pendidikan
Menengah
5 Sosialisasi PPK di 244 MKKS 4.522
MKKS Pendidikan
Menengah
Total Sekolah 542 2.164 61.507
sekolah

Dua tahun setelah terbitnya Perpres nomor 87 Tahun 2017, seluruh sekolah
di Indonesia harus mengimplementasikan PPK sesuai dengan Perpres
87/2017. Salah satu upaya untuk mempercepat implementasi PPK tersebut,
Kemendikbud mengintegrasikan materi PPK ke dalam modul-modul Bimtek
Kurikulum 2013. Dukungan dan partisipasi masyarakat sangat diperlukan
dalam menyukseskan percepatan implementasi PPK di seluruh sekolah.
Kurikulum 2013 menjadi bagian inti dalam Penguatan Pendidikan Karakter.
Karena itu, modul bimbingan teknis Kurikulum 2013 ini diintegrasikan
dengan pendekatan-pendekatan dalam Penguatan Pendidikan Karakter.
Integrasi ini diperlukan agar tidak terjadi kebingungan di kalangan guru
tentang keberadaan Kurikulum 2013 dan PPK atau program-program lain
yang menjadi sistem pendukung pengembangan kualitas sekolah, seperti
gerakan literasi sekolah, sekolah adi wiyata, dan lain-lain.
Pada intinya, Penguatan Pendidikan Karakter mempergunakan tiga basis
pendekatan utama PPK, yaitu pendidikan karakter berbasis kelas, pendidikan
karakter berbasis budaya sekolah dan pendidikan karakter berbasis
masyarakat. Tiga pendekatan ini merupakan pendekatan pendidikan
karakter utuh dan menyeluruh yang harus diterapkan di satuan pendidikan.
Keutuhan dan integrasi PPK ini juga ditegaskan di dalam Perpres Nomor 87
tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter terutama pasal-pasal
yang menjelaskan tentang penyelenggaraan PPK yang terintegrasi di dalam
kegiatan intrakurikuler, kokurikuler dan ekstrakurikuler, dilakukan baik di
satuan pendidikan formal maupun nonformal (pasal 6,7,8).
Perpres No.87 Tahun 2017 tentang PPK mendefinisikan PPK sebagai
“Gerakan pendidikan di bawah tanggung jawab satuan pendidikan untuk
memperkuat karakter peserta didik melalui harmonisasi olah hati, olah rasa,
olah pikir, dan olah raga dengan pelibatan dan kerja sama antara satuan
pendidikan, keluarga, dan masyarakat sebagai bagian dari Gerakan Nasional
Revolusi Mental (GNRM)” (Pasal 1, ayat 1)
Harmonisasi olah hati, olah rasa, olah pikir dan olah raga ini perlu menjadi
dimensi dalam setiap program dan kegiatan di sekolah dalam rangka
menanamkan nilai-nilai kebaikan agar individu tumbuh dan berkembang
sebagai manusia yang sehat secara jasmani, rohani, dan moral. Dalam
Perpres dijelaskan bahwa fokus PPK adalah nilai-nilai Pancasila. “PPK
dilaksanakan dengan menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam pendidikan
karakter terutama meliputi nilai-nilai religius, jujur, toleran, disiplin, bekerja
keras, kreatif,mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan,
cinta tanah air, menghargai prestasi, komunikatif, cinta damai, gemar
membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan bertanggungjawab” (Pasal 3)
Sangat jelas bahwa pengintegrasian PPK dalam implementasi Kurikulum
2013 perlu diletakkan dalam kerangka pembentukan karakter peserta didik
dengan nilai-nilai kebaikan yang merupakan impmelentasi nilai-nilai
Pancasila. Fokus pendekatan PPK dalam implementasi Kurikulum 2013
adalah pada pendidikan karakter berbasis kelas. Pendidikan karakter
berbasis kelas merupakan keseluruhan interaksi antara pendidik dan peserta
didik dalam proses pemelajaran untuk memenuhi tuntutan minimal dalam
kurikulum yang disepakati.
Pendidikan karakter berbasis kelas berbicara tentang bagaimana relasi atau
hubungan antara guru dan peserta didik dalam konteks pemelajaran formal
isi kurikulum. Selain itu, dalam pendekatan ini, bagaimana guru
mengintegrasikan nilai-nilai pembentukan karakter dalam proses
pembelajaran yang terintagrasi dalam kurikulum menjadi sangat penting.
Guru perlu memahami bagaimana cara mempersiapkan dan
mengintagrasikannya dalam proses pembelajaran melalui pemilihan
metodologi pembelajaran, pengelolaan kelas, dan cara membuat evaluasi.
Hal-hal ini menjadi bagian penting yang perlu dipahami pendidik dalam
rangka mengintegrasikan penguatan pendidikan karakter dalam Kurikulum
2013.
Tiga pendekatan dalam PPK secara konseptual bisa dibedakan, misalnya:
1. Pendidikan karakter berbasis kelas terbatas pada relasi antara guru dan
siswa di dalam kelas dalam proses pembelajaran.
2. Pendidikan karakter berbasis budaya sekolah merupakan pembentukan
karakter yang dilakukan melalui berbagai macam kegiatan yang
melibatkan seluruh anggota komunitas sekolah, namun masih terbatas
sebagai kegiatan sekolah di lingkungan sekolah. PPK berbasis budaya
sekolah dilaksanakan antara lain melalui hal-hal sebagai berikut.
a. Menekankan pada pembiasaan nilai-nilai karakter dalam keseharian
sekolah.
b. Menonjolkan keteladanan orang dewasa di lingkungan sekolah.
c. Melibatkan seluruh eskosistem pendidikan di sekolah.
d. Mengembangkan dan memberi ruang yang luas pada segenap potensi
peserta didik melalui kegiatan ko-kurikuler dan ekstra-kurikuler.
e. Memberdayakan manajemen dan tata kelola sekolah.
f. Mempertimbangkan dan mengevaluasi norma, peraturan, dan tradisi
sekolah.
3. Pendidikan karakter berbasis masyarakat adalah berbagai macam bentuk
kolaborasi antara sekolah dengan pihak lain di luar lingkungan sekolah,
terutama orang tua, dalam bentuk komite sekolah, atau kerjasama
sekolah dengan lembaga-lembaga dan komunitas lain yang mendukung
proses pembentukan karakter peserta didik.

38 |Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018


Namun secara praktis, tiga pendekatan ini sesungguhnya dapat beririsan satu
sama lain. Misalnya, ketika seorang guru dalam mengajar memberikan tugas
kepada peserta didik untuk melakukan wawancara dengan masyarakat
setempat, atau melakukan kunjungan situs-situs resmi benda cagar budaya,
maka selain terdapat implementasi pendidikan karakter berbasis kelas, juga
terdapat implementasi pendidikan karakter berbasis masyarakat. Jadi
sesungguhnya, dalam praksis, ketiga pendekatan itu bisa beririsan satu sama
lain.
Selama proses sosialisasi dan implementasi PPK, ternyata di lapangan
berkembang berbagai macam distorsi karena kurangnya pemahaman
tentang PPK. Melihat adanya banyak distorsi terhadap pemahaman PPK
dalam konteks implementasi Kurikulum 2013, maka beberapa hal ini perlu
diperhatikan oleh para pendidik dalam konteks implementasi Kurikulum
2013:
• Tidak ada parsialitas dalam penyebutan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP), seperti RPP PPK, RPP literasi, RPP HOTS, dan lain-
lain. Yang ada adalah RPP Kurikulum 2013. Karena PPK memperkuat
Kurikulum 2013, maka yang ada adalah RPP Kurikulum 2013. Tidak ada
penyebutan nama RPP selain RPP Kurikulum 2013.

• PPK berbasis kelas lebih pada aksi guru di kelas dalam membentuk
karakter, bukan pada persoalan perumusan dan penulisan nilai karakter
dalam kolom RPP. Karena itu, apakah dalam RPP guru akan menambah
kolom, membuat keterangan tersendiri, atau lainnya, yang penting adalah
bagaimana seorang pendidik dapat mengintegrasikan proses
pembelajaran itu dalam rangka pembentukan karakter peserta didik, baik
melalui pilihan metode pengajaran, pengelolaan kelas, dan fokus integrasi
nilai pada isi muatan kurikulum tertentu.

• Kurikulum 2013 mendukung desain besar Gerakan Penguatan


Pendidikan Karakter sebagai bagian dari Gerakan Nasional Revolusi
Mental. PPK memperkuat Kurikulum 2013. Namun Kurikulum 2013 tidak
sama dengan PPK, sebab PPK memiliki cakupan lebih luas daripada
sekedar Kurikulum 2013.

• Gerakan Literasi Sekolah (GLS) juga perlu diletakkan dalam kerangka


penguatan pendidikan karakter bagi peserta didik sesuai dengan tiga
basis pendekatan utama dalam PPK.

Penguatan Pendidikan karakter merupakan platform pendidikan nasional


dan jiwa utama dalam penyelenggaraan pendidikan nasional. Karena itu,
para pelaku dalam ekosistem pendidikan diharapkan dapat memahami
konsep besar ini sehingga bisa melakukan sinkronisasi dan harmonisasi
dengan kebijakan pemerintah berupa Penguatan Pendidikan Karakter sesuai
dengan tupoksinya masing-masing.
UNIT III
PENERAPAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN

A. KOMPETENSI
Memahami konsep literasi dan strategi implementasinya di sekolah
B. INDIKATOR
1. Menjelaskan konsep literasi
2. Menjelaskan strategi implementasi literasi di sekolah
C. URAIAN MATERI

1. Latar Belakang
Literasi tidak terpisahkan dari dunia pendidikan. Literasi menjadi sarana
peserta didik dalam mengenal, memahami, dan menerapkan ilmu yang
didapatkannya di bangku sekolah. Literasi juga terkait dengan kehidupan
peserta didik, baik di rumah maupun di lingkungan sekitarnya untuk
menumbuhkan budi pekerti mulia. Literasi pada awalnya dimaknai
'keberaksaran' dan selanjutnya dimaknai 'melek' atau 'keterpahaman'. Pada
langkah awal, “melek baca dan tulis" ditekankan karena kedua keterampilan
berbahasa ini merupakan dasar bagi pengembangan melek dalam berbagai hal.
Peta jalan Gerakan Literasi Nasional Kemendikbud (2017) mendefinisikan
literasi sebagai:
a. suatu rangkaian kecakapan membaca, menulis, dan berbicara, kecakapan
berhitung, dan kecakapan dalam mengakses dan menggunakan informasi;
b. sebagai praktik sosial yang penerapannya dipengaruhi oleh konteks;
c. sebagai proses pembelajaran dengan kegiatan membaca dan menulis
sebagai medium untuk merenungkan, menyelidik, menanyakan, dan
mengkritisi ilmu dan gagasan yang dipelajari; dan
d. sebagai pemanfaatan teks yang bervariasi menurut subjek, genre,dan tingkat
kompleksitas bahasa.

Menurut Word Economic Forum (2016), peserta didik memerlukan 16


keterampilan agar mampu bertahan di abad XXI, yakni literasi dasar
(bagaimana peserta didik menerapkan keterampilan berliterasi untuk
kehidupan sehari-hari), kompetensi (bagaimana peserta didik menyikapi
tantangan yang kompleks), dan karakter (bagaimana peserta didik menyikapi
perubahan lingkungan mereka). Dalam lingkup karakter, penguatan pendidikan
karakter (PPK) di Indonesia mengacu pada lima nilai utama, yakni (1) religius,
(2) nasionalis, (3) mandiri, (4) gotong royong, (5) integritas (Depdikbud, 2016).

40 |Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018


Nilai karakter ini dapat terwujud melalui upaya untuk meningkatkan kecakapan
multiliterasi peserta didik pemahaman multiliterasi, dengan fokus pada literasi
baca-tulis, literasi budaya dan kewargaan, literasi sains, literasi numerasi,
literasi digital, dan literasi finansial. Adapun pembelajaran yang bersifat
multiliterasi ini memadukan karakter dengan penekanan pada lima karakter
PPK di atas serta kompetensi abad ke-21 yang mengembangkan kreativitas,
kecakapan berpikir kritis, kemampuan komunikasi, serta kolaborasi. Semuanya
ini diharapkan dapat menjadi bekal kecakapan hidup sepanjang hayat.
Keterkaitan antara multiliterasi, kompetensi abad ke-21, dan nilai karakter
utama ini adalah sebagai berikut.

Saat ini kegiatan di sekolah ditengarai belum optimal mengembangkan


kemampuan literasi warga sekolah khususnya guru dan siswa. Hal ini
disebabkan antara lain oleh minimnya pemahaman warga sekolah terhadap
pentingnya kemampuan literasi dalam kehidupan mereka serta minimnya
penggunaan buku-buku di sekolah selain buku-teks pelajaran. Kegiatan
membaca di sekolah masih terbatas pada pembacaan buku teks pelajaran dan
belum melibatkan jenis bacaan lain.
Pada sisi lain, hasil beberapa tes yang telah dilakukan adalah sebagai berikut.

PIRLS atau Progress


International Reading
Literacy Study (PIRLS)
mengevaluasi kemampuan
membaca peserta didik
kelas IV. PISA atau
Programme for
International Student
Assessment mengevaluasi
kemampuan peserta didik
berusia 15 tahun dalam
hal membaca, matematika, dan sains. INAP atau Indonesia National Assassment
Program (INAP) mengevaluasi kemampuan siswa dalam hal membaca,
matematika, dan sains.

Data ini selaras dengan temuan CCSU (2017) terkait negara paling literat di
dunia (World’s Most Literate Nation) yang menempatkan Indonesia pada
peringkat 60 dari 61 negara yang disurvei. Survei yang mengukur indeks
ketersebaran informasi dan budaya masyarakat dalam menggunakan informasi
melalui surat kabar, informasi digital dan perpustakaan ini menunjukkan bahwa
masyarakat Indonesia belum melek informasi. Kondisi ini jelas memprihatinkan
karena terkait dengan kemampuan kemampuan dan memahami bacaan sebagai
dasar bagi pemerolehan pengetahuan, keterampilan, dan pembentukan sikap
peserta didik. Oleh sebab itu, dibentuklah Satuan Tugas Gerakan Literasi
Sekolah (GLS) sebagai salah satu alternatif untuk menumbuhkembangkan budi
pekerti peserta didik melalui pembudayaan ekosistem literasi sekolah agar
mereka menjadi pembelajar sepanjang hayat (Wiedarti dan Kisyani-L. ed.,
2016).

Upaya sistematis dan berkesinambungan perlu dilakukan untuk meningkatkan


kemampuan literasi siswa. GLS untuk menumbuhkan minat baca dan kecakapan
literasi telah dicanangkan sejak tahun 2016, namun saat ini belum terlalu
menyentuh aspek pembelajaran di kelas. Beberapa panduan terkait GLS telah
diterbitkan tahun 2016 oleh Dikdasmen Kemendikbud, yakni (1) Desain Induk
Gerakan Literasi Sekolah, (2) Panduan Gerakan Literasi Sekolah di Sekolah
Dasar, (3) Panduan Gerakan Literasi Sekolah di Sekolah Menengah Pertama, (4)
Panduan Gerakan Literasi Sekolah di Sekolah Luar Biasa, (5) Panduan Gerakan
Literasi Sekolah di Sekolah Menengah Atas; (6) Panduan Gerakan Literasi
Sekolah di Sekolah Menengah Kejuruan, (7) Buku Saku Gerakan Literasi Sekolah,
(8) Manual Pendukung Gerakan Literasi Sekolah untuk Jenjang Sekolah
Menengah Pertama. Saat ini, GLS perlu disempurnakan dengan panduan teknis
dan pelatihan atau penyegaran untuk memampukan guru melaksanakan strategi
literasi dalam pembelajaran.

Salah satu pelatihan tersebut adalah pelatihan dan/atau penyegaran instruktur


Kurikulum 2013. Materi yang disajikan terutama menekankan pada peningkatan
keterampilan mengelola pembelajaran dengan strategi literasi untuk
meningkatkan kecakapan multiliterasi siswa, membentuk karakter, dan
mengembangkan kompetensi abad ke-21.

Materi penyegaran Kurikulum 2013 ini terwujud dalam bentuk modul, materi
presentasi, dan alat bantu berwujud pengatur grafis yang memandu aktivitas
peserta untuk mendalami dan mengimplementasi strategi literasi dalam
pembelajaran. Semua perangkat ini diharapkan dapat memandu instruktur dan
pemangku kepentingan di jenjang nasional, provinsi, kabupaten/kota, dan

42 |Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018


sekolah dalam pelaksanaan, pengembangan, dan penguatan strategi literasi
dalam pembelajaran.

2. Tujuan Penyusunan
Tujuan penyusunan materi penyegaran ini adalah untuk:
1. Memberikan inspirasi kepada peserta pelatihan untuk memanfaatkan
beragam sumber belajar, termasuk buku-teks-pelajaran dan buku-nonteks-
pelajaran dalam pembelajaran.
2. Memandu peserta pelatihan menggunakan strategi literasi dalam
pembelajaran guna meningkatkan pemahaman siswa terhadap bacaan,
kemampuan berpikir siswa, dan kecakapan komunikasi siswa.

3. Masalah
Masalah 1
Pengembangan kegiatan pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan literasi
khususnya mengembangkan minat baca belum berjalan secara optimal di
sekolah karena beberapa guru memiliki pemahaman berbeda atau kurang
memadai tentang literasi. Guru seharusnya dapat menjadi teladan yang baik bagi
siswanya. Saat guru meminta siswa membaca, guru pun juga perlu membaca
untuk memberi contoh yang baik bagi siswanya. Tradisi literasi (kemampuan
komunikasi yang artikulatif secara verbal dan tulisan serta kemampuan
menyerap informasi melalui bacaan) juga belum tumbuh secara koheren dalam
diri beberapa guru.

Masalah 2
Upaya untuk menyosialisasikan dan meningkatkan kemampuan literasi di
sekolah belum membuahkan hasil yang optimal karena kurangnya
pendampingan dan pelatihan untuk meningkatkan kesadaran dan kemampuan
literasi guru. Selain itu, materi ajar dan bahan bacaan yang tersedia di sekolah
belum dimanfaatkan secara optimal untuk mengembangkan kemampuan literasi
siswa.

4. Solusi
Guru perlu memahami bahwa upaya pengembangan literasi tidak berhenti
ketika anak dapat membaca dengan lancar. Pengembangan literasi perlu terjadi
pada pembelajaran di semua mata pelajaran melalui upaya untuk meningkatkan
kemampuan berpikir analitis, kritis, kreatif, dan memecahkan masalah. Para
guru perlu memasukkan strategi literasi dalam pembelajarannya.
Pengembangan kemampuan literasi di sekolah akan membantu meningkatkan
kemampuan belajar siswa. Penggunaan bacaan atau bahan ajar yang bervariasi,
disertai dengan perencanaan yang baik dalam kegiatan pembelajaran
diharapkan dapat meningkatkan kemampuan literasi siswa.
IMPLEMENTASI KEGIATAN LITERASI
Implementasi penumbuhan budaya literasi di sekolah memerlukan langkah-langkah
sebagai berikut: persiapan, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi, dan tindak lanjut.
Persiapan merupakan kegiatan menyiapkan bahan, personal, dan strategi
pelaksanaan. Pelaksanaan merupakan operasionalisasi yang telah dipersiapkan.
Pemantauan, evaluasi, tindak lanjut merupakan kegiatan untuk mengetahui
efektivitas kegiatan literasi yang telah dilaksanakan. Tiga hal yang terakhir ini tidak
akan dibahas di sini dan dapat dicermati dalam Desain Induk GLS (Wiedarti dan
Kisyani-L., 2016).

Penumbuhan literasi di sekolah dapat dilakukan melalui kegiatan rutin dan kegiatan
insidental. Kegiatan tersebut dilakukan dalam tiga tahapan literasi yaitu tahap
pembiasaan, pengembangan dan pembelajaran. Agar dapat melaksanakan tiga
tahapan literasi tersebut diperlukan kegiatan persiapan, sebagai berikut.

A. Persiapan
1. Rapat Koordinasi
Kegiatan ini dilaksanakan untuk membicarakan tentang maksud dan tujuan
dilaksanakannya literasi di sekolah. Rapat koordinasi diikuti oleh:
a. Kepala Sekolah
b. Para Wakil Kepala Sekolah
c. Staf Wakil Kepala Sekolah
Tujuan rapat koordinasi ini antara lain:
a. Pemahaman tentang literasi
b. Pembentukan tim literasi sekolah (TLS)
c. Menyusun program kerja literasi sekolah
d. Mempersiapkan materi literasi

2. Pembentukan Tim Literasi di Sekolah (TLS)


Kepala sekolah membentuk TLS melalui Surat Keputusan Kepala Sekolah
yang menyertakan tugas pokok dan fungsi anggota tim. Susunan anggota
TLS disesuaikan dengan kebutuhan sekolah masing-masing. Pembentukan
TLS dapat dibaca dalam buku “Manual Literasi SMP” (Kisyani-Laksono dkk.
2016).

3. Sosialisasi
a. Sosialisasi pada Tenaga Pendidik dan Kependidikan.
Sosialisasi ini dimaksudkan untuk menyamakan persepsi dan komitmen
guru dan karyawan tentang pelaksanaan kegiatan literasi di sekolah.
b. Sosialisasi pada Siswa
Sosialisasi ini bertujuan untuk memberikan pemahaman tentang literasi,
tujuan pelaksanaan literasi dan mekamisme pelaksanaan literasi.

44 |Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018


c. Sosialisasi pada Komite Sekolah dan Orang Tua Siswa.
Sosialisasi pada komite sekolah dan orang tua siswa bertujuan untuk
memberikan adanya kegiatan literasi di sekolah dan berharap agar
komite dan orang tua siswa mendukung program tersebut. Dalam
kegiatan sosialisasi tersebut diperlukan narasumber yang memahami dan
mampu menjelaskan tentang literasi di sekolah.

4. Persiapan Sarana Prasarana


Untuk menumbuhkembangkan budaya literasi di sekolah diperlukan
ekositem sekolah yang literat dengan dukungan sarana dan prasarana
penunjang yang perlu dimiliki oleh sekolah antara lain:
a. Perpustakaan sekolah
b. Pojok baca di kelas dan lingkungan sekolah
c. Jumlah buku sesuai dengan Permendiknas no 24 tahun 2007: (1) Buku
teks pelajaran: 1 eksemplar/mata pelajaran/peserta didik,ditambah 2
eksemplar/mata pelajaran/sekolah; (2) Buku panduan pendidik: 1
eksemplar/mata pelajaran/guru mata pelajaran bersangkutan,
ditambah 1 eksemplar/mata pelajaran/sekolah; (3) Buku pengayaan:
870 judul/sekolah, terdiri atas 70% nonfiksi dan30% fiksi.
d. Askses internet di lingkungan sekolah
e. Spanduk, banner, poster, leaflet yang mengkampanyekan penumbuhan
budaya literasi dan diletakkan pada lingkungan strategis di lingkungan
sekolah

B. Pelaksanaan
1. Tiga Kegiatan GLS
Pada dasarnya ada tiga kegiatan pelaksanaan GLS di sekolah, yaitu Kegiatan
Pembiasan, Kegiatan Pengembangan, dan Kegiatan Pembelajaran. Berikut
adalah skema tiga kegiatan tersebut.
Secara lebih rinci, ihwal ketiga tahapan pelaksanaan GLS dapat dipelajari
dalam Desain Induk GLS dan Panduan GLS di SD.

2. Strategi Membangun Budaya Literasi


Pembangunan budaya literasi di sekolah hendaknya berfokus pada tigal hal
sebagai berikut (Beers dkk., 2009).

Penjelasan lebih lengkap mengenai hal ini dapat dicermati dalam buku “Desain
Induk GLS.”

46 |Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018


STRATEGI LITERASI DALAM PEMBELAJARAN
A. Tujuan
Tujuan utama penggunaan strategi literasi dalam pembelajaran adalah untuk
membangun pemahaman siswa, keterampilan menulis, dan keterampilan
komunikasi secara menyeluruh. Selama ini berkembang pendapat bahwa literasi
hanya ada dalam pembelajaran bahasa atau di kelas bahasa. Pendapat ini tentu
saja tidak tepat karena literasi berkembang rimbun dalam bidang matematika,
sains, ilmu sosial, teknik, seni, olahraga, kesehatan, ekonomi, agama, prakarya
dll. (cf. Robb, L, 2003).

Konten dalam pembelajaran adalah apa yang diajarkan, adapun literasi adalah
bagaimana mengajarkan konten tersebut. Oleh sebab itu, bidang-bidang yang
telah disebutkan dan lintas bidang memerlukan strategi literasi dalam
pembelajarannya. Strategi literasi dalam pembelajaran akan menguatkan
karakter siswa dan mengembangkan kompetensinya sebagai warga global di
abad ke-21.

B. Peta Konsep Strategi Literasi dalam Pembelajaran


Strategi literasi adalah strategi untuk memahami teks melalui kegiatan:
 Menghubungkan teks dengan pengetahuan, pengalaman atau teks yang lain.
 Membuat inferensi atau prediksi tentang teks.
 Merumuskan pertanyaan.
 Memvisualisasikan pemahaman tentang teks.
 Mengidentifikasi ide penting/pokok dan pendukung.
 Mengkomunikasikan pemahaman terhadap teks.
Semua kegiatan ini dilakukan sebelum, selama, dan sesudah membaca sebuah
teks. Dalam bentuk peta konsep, strategi literasi dalam pembelajaran dapat
digambarkan sebagai berikut.
C. Indikator Strategi Literasi dalam Pembelajaran di SD
Pada dasarnya, Kurikulum 2013 telah menekankan implementasi strategi
literasi untuk meningkatkan kecakapan berpikir tinggi peserta didik di SD.
Daftar cek untuk strategi literasi di bawah ini mendata kegiatan literasi yang
perlu ada untuk menguatkan langkah-langkah pembelajaran dalam Kurikulum
2013 di SD. Namun bukannya tidak mungkin bahwa strategi tersebut
diimplementasikan dalam ungkapan kalimat yang serupa. Perlu menjadi catatan
bahwa nomor yang tersaji tidak merujuk pada urutan (dalam pembelajaran hal
tersebut tidak harus urut).

INDIKATOR STRATEGI LITERASI DALAM PEMBELAJARAN DI SD

Kelas/Semeste :
r
Tema dan :
Subtema
Alokasi Waktu :

NO DESKRIPSI ADA BELU CATATAN


M ADA
A Strategi Literasi dalam Pembelajaran
1 Sebelum membaca/belajar
a. mengidentifikasi tujuan membaca/belajar
b. membuat prediksi terhadap materi yang akan
dipelajari, misalnya melalui fitur awal pada media
pembelajaran (judul buku, judul film, dll)

48 |Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018


c. mendiskusikan materi yang akan dipelajari
melalui media yang menyenangkan (buku
pengayaan, dongeng, film pendek, dll)
d. menghubungkan materi pembelajaran dengan
pengalaman siswa/subtema pembelajaran
sebelumnya
2 Ketika membaca/belajar
SD Kelas Rendah
a. mengidentifikasi kosakata baru dan menebak
maknanya melalui fitur teks (gambar atau
konteks kalimat)
b. melafalkan kata-kata yang berulang dengan
intonasi, pelafalan, dan irama yang benar

c. menggambar peta konsep sederhana


d. bermain peran/menyanyi/menceritakan kembali
untuk mengekspresikan pemahaman terhadap
materi pembelajaran

e. Berdiskusi dengan teman dan bekerja dalam


kelompok
SD Kelas Tinggi
a. mengidentifikasi kosakata baru dan menebak
maknanya melalui fitur teks (gambar atau
konteks kalimat)
b. Membuat peta konsep/graphic organizer untuk
mengungkapkan pemahaman terhadap teks
c. Membuat catatan/ringkasan selama membaca
d. Think aloud selama membaca dan mendiskusikan
pemahamannya dengan guru/teman
3 Setelah membaca/belajar
a. Mengambil kesimpulan tentang materi
pembelajaran dan mengaitkannya dengan
kehidupan sehari-hari.
b. Melakukan refleksi terhadap proses
pembelajaran

c. Melakukan konfirmasi terhadap


prediksi/pertanyaan yang dibuat pada kegiatan
pendahuluan
(cf. Wilson and Chavez, 2014; Robb, 2003)
130217 KP

Penjelasan beberapa istilah teknis:


(1) Istilah “teks” dalam literasi dapat berwujud teks tulis, audio, visual,
audiovisual, digital, kinestesik, dan sebagainya. Sejalan dengan itu, istilah
"membaca" yang digunakan dalam kegiatan literasi juga merujuk pada
membaca dalam arti luas.
(2) Think-aloud merupakan strategi untuk membunyikan secara lisan apa yang ada
di dalam pikiran siswa atau guru pada saat berusaha memahami bacaan,
memecahkan masalah, atau mencoba menjawab pertanyaan guru atau siswa
lain. Strategi ini dapat membantu siswa memonitor pemahamannya, berpikir
tingkat tinggi, dan membentuk karakter.
(3) Inferensi merupakan simpulan sementara berdasarkan informasi yang tersirat
dalam teks. Inferensi dapat didukung dengan ciri/bukti/fitur khusus yang ada
dalam teks.
(4) Istilah “ringkasan” dalam arti luas diperoleh dengan kegiatan meringkas isi,
mengidentifikasi gagasan utama, menceritakan kembali, membuat sintesis,
membuat pertanyaan tentang isi, dan sebagainya. Kegiatan ini membantu siswa
membentuk karakter dan berpikir tingkat tinggi.
(5) Moda merujuk pada bagaimana atau dengan cara apa pesan disampaikan (teks
tulis, audio, visual, audiovisial, digital, kinestesik, dsb.). Moda yang lain (selain
cetak) dapat berwujud visualisasi teks dan/atau respon indrawi lain;
dramatisasi; refleksi pemahaman dengan membuat teks bentuk lain: lisan,
tulisan, audio, visual, audio visual, kinestesik.
(6) Pengatur grafis (graphic organizers)1 adalah berbagai bentuk tabel atau grafik
untuk membantu pemahaman dengan cara mengorganisasikan
ide/pikiran/gagasan.

D. Contoh Praktik Pembelajaran Dengan Strategi Literasi di SD


a. Kegiatan dengan buku pengayaan untuk SD kelas rendah (Kelas 1, 2, 3)
Kegiatan untuk mengembangkan karakter ini dapat dilaksanakan sebagai
kegiatan pembiasaan (pada 15 menit membaca sebelum pembelajaran) atau
kegiatan pengembangan (pada jam kunjungan perpustakaan/jam literasi).

Metode membaca:
- Guru membacakan buku dengan nyaring
- Guru dan peserta didik membaca buku bersama-sama

Sebelum Membaca
- Sebelum membacakan buku, guru mengajak peserta didik untuk
memperhatikan sampul buku dan mendiskusikan pertanyaan-
pertanyaan berikut.
- Pada kegiatan membaca bersama, guru mengajak peserta didik untuk
memperhatikan sampul buku dan mendiskusikan pertanyaan-
pertanyaan di bawah ini, lalu meminta peserta didik untuk membaca
mandiri/membaca bersama guru.

Pertanyaan Sebelum Membaca:

1
Pusat Bahasa, 2005.

50 |Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018


Diskusi selama membaca buku:
Pertanyaan yang dapat ditanyakan kepada peserta didik selama dibacakan
buku atau membaca bersama guru antara lain:
- Menurutmu, apa yang terjadi di sini?
- Menurutmu, apa yang terjadi setelah ini?
- Apa perasaan ... (tokoh cerita, misalnya Cepuk)? Mengapa? Apakah
kamu pernah mengalami hal yang sama? Bagaimana perasaanmu?
- Apakah artinya... (kosakata baru/sulit)? Dapatkah kamu menebak
artinya?

Pertanyaan-pertanyaan khusus terkait cerita dapat ditanyakan untuk


meningkatkan:
- Kemampuan peserta didik menggunakan elemen visual/gambar dan
teks untuk memahami cerita. Misalnya:
o Apa yang terdapat di sini? Ini gambar apa? Mengapa ini ada
di sini?
o Apa artinya kata ini (kosakata tertentu)? Mengapa ia (tokoh
cerita) mengatakan ini?
- Kemampuan nalar peserta didik dalam menganalisis cerita.
Misalnya:
o Menurutmu, apakah yang dilakukannya (tokoh cerita)
baik/benar?
o Apa yang kamu lakukan apabila berada dalam situasi yang
sama?

Kegiatan setelah membaca:


- Pemahaman Cerita: Diskusikan cerita bersama peserta didik: Apa?
Siapa? Di mana? Bagaimana? Mengapa?
- Tanggapan terhadap cerita: Mendiskusikan tanggapan peserta didik
terhadap cerita:
o Apakah kamu menyukai cerita ini? Mengapa? Bagian mana
yang kamu sukai?
o Siapa tokoh yang kamu sukai? Mengapa?
o Apakah kamu menyukai gambar dalam cerita ini? Bagian
mana yang kamu sukai? Mengapa?
- Keterkaitan antara cerita dengan pengalaman: Mendiskusikan
pengalaman peserta didik yang relevan dengan cerita:
o Pernahkah kamu mengalami masalah yang sama (dengan
yang dialami oleh tokoh cerita)?
o Apa yang kamu lakukan apabila mengalami masalah yang
sama?
o Apakah kamu tahu seseorang yang mengalami masalah yang
sama dengan yang dialami oleh tokoh cerita? Apa yang ia
lakukan?
- Keterkaitan antara cerita dengan pengetahuan lain yang relevan.
Misalnya: mendiskusikan cerita “Waktunya Cepuk Terbang”:
o Mengapa burung hantu terbang pada malam hari?
o Apa yang dimakan burung hantu?
o Ada berapa jenis burung hantu di Indonesia?
o Di mana tempat tinggal burung hantu?
- Kegiatan setelah membaca:
o Menulis/menggambar pemahaman terhadap cerita/alur
cerita dengan peta cerita/mind map/gambar.
o Membuat daftar pertanyaan tentang apa yang ingin diketahui
lebih lanjut tentang cerita/tokoh cerita, dll.
o Membuat bagan tanggapan terhadap cerita/tokoh cerita.
o Melakukan riset sederhana tentang binatang tokoh cerita
atau fenomena dalam cerita.
o Mengisi jurnal membaca.

52 |Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018


Contoh Jurnal Membaca Untuk SD Kelas Rendah
Kegiatan dengan buku pengayaan dan/atau teks pelajaran untuk SD kelas
rendah

SD Kelas 1

Tema: 6. Lingkungan Bersih, Sehat, Asri

Subtema:1. Lingkungan Rumahku


Kompetensi Dasar PPKN:
3.2 Mengidentifikasi aturan yang berlaku dalam kehidupan sehari-hari di rumah
4.2 Menceritakan kegiatan sesuai dengan aturan yang berlaku dalam kehidupan sehari-
hari di rumah
Kompetensi Dasar Bahasa Indonesia:
3.8 Merinci ungkapan penyampaian terima kasih, permintaan maaf, tolong, dan
pemberian pujian, ajakan, pemberitahuan, perintah, dan petunjuk kepada orang lain
dengan menggunakan bahasa yang santun secara lisan dan tulisan yang dapat dibantu
dengan kosa kata bahasa daerah
4.8 Mempraktikkan ungkapan penyampaian terima kasih, permintaan maaf, tolong, dan
pemberian pujian, ajakan, pemberitahuan, perintah, dan petunjuk kepada orang lain
dengan menggunakan bahasa yang santun secara lisan dan tulisan yang dapat dibantu
kosa kata bahasa daerah dengan
Sumber Pembelajaran:
Buku siswa Kelas 1
Buku “Yuk, Membersihkan Rumah!”
Kartu kata-kata tentang alat-alat kebersihan dan gambar-gambar alat kebersihan

Sintak Pembelajaran
PENDAHULUAN:
1. Guru dan siswa mendiskusikan tujuan pembelajaran
2. Guru menunjukkan sampul buku, membacakan nama penulis dan ilustrator buku dan
mengajak siswa menebak isi buku.
KEGIATAN INTI:
1. Siswa menyimak buku yang dibacakan guru lalu mendiskusikan kata-kata sulit.
2. Siswa menebak arti kata-kata sulit dan menempelkannya pada kamus dinding.
3. Dalam kelompok, siswa memasangkan kartu gambar alat kebersihan dan kata-kata
tentang alat kebersihan.
4. Siswa melafalkan kata-kata tentang alat-alat kebersihan dengan pelafalan yang benar.
5. Dalam kelompok, siswa menyusun kata-kata untuk membentuk kalimat ajakan.
6. Siswa melafalkan kalimat ajakan dengan intonasi dan irama yang benar.
KEGIATAN PENUTUP:
1. Siswa menceritakan kesimpulannya tentang kebersihan di sekitar rumah dan
bagaimana menyampaikan ajakan dengan benar.
2. Guru dan siswa melakukan refleksi pembelajaran: materi mana yang dirasa sulit, dan
bagaimana melakukannya dengan lebih baik, sikap-sikap baik yang perlu

54 |Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018


dikembangkan dalam kelompok, dll. Siswa menyimpulkan nilai karakter dari materi
pembelajaran.

b. Kegiatan dengan buku pengayaan untuk SD kelas tinggi

Kegiatan untuk mengembangkan karakter ini dapat dilaksanakan sebagai


kegiatan pembiasaan (pada 15 menit membaca sebelum pembelajaran) atau
kegiatan pengembangan (pada jam kunjungan perpustakaan/jam literasi).
Metode membaca:
- Guru membacakan buku dengan nyaring
- Peserta didik membaca buku dengan mandiri

Sebelum Membaca
- Sebelum membacakan buku, guru mengajak peserta didik untuk
memperhatikan sampul buku dan mendiskusikan pertanyaan-
pertanyaan berikut.
- Sebelum meminta anak untuk membaca buku dengan mandiri, minta
peserta didik untuk memperhatikan sampul buku dan mencatat
informasi tentang buku pada jurnal membaca mereka.
o Judul buku:
o Penulis/ilustrator/editor buku:
o Tahun penerbitan buku:
o Gambar pada sampul:
o Dengan melihat judul/gambar pada sampul buku, menurut
saya buku ini tentang:
o Membuat daftar pertanyaan:
 Informasi apa yang akan saya dapatkan dari buku ini?
 Apa yang akan saya ketahui dari membaca buku ini?

Pertanyaan yang dapat ditanyakan guru sebelum membacakan buku


dengan nyaring:
Kegiatan peserta didik selama membaca mandiri misalnya:
- Membaca ringkas dengan menandai ide pokok, kata kunci, dan
elemen visual seperti tabel, bagan, gambar, dll.
- Mencatat kata kunci dan kata-kata sulit di jurnal membaca.
- Menulis ulang ide pokok dan pertanyaan terhadap bacaan di jurnal
membaca.
- Setelah membaca ringkas, peserta didik mengamati daftar
pertanyaan pada jurnal membaca dan membaca ulang untuk
menemukan jawabannya.
- Apabila peserta didik belum dapat menemukan ide pokok dari
bacaan, peserta didik dapat membaca ulang untuk memastikan
pemahamannya.

56 |Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018


Pertanyaan-pertanyaan khusus terkait cerita dapat ditanyakan oleh guru
pada kegiatan membacakan buku atau membaca bersama peserta didik
untuk meningkatkan:
- Kemampuan peserta didik menggunakan elemen visual/gambar dan
teks untuk memahami cerita. Misalnya:
o Apa yang terdapat di sini? Ini gambar apa? Mengapa ini ada
di sini?
o Apa artinya kata ini (kosakata tertentu)? Mengapa ia (tokoh
cerita) mengatakan ini?
o Apa yang ingin disampaikan penulis/ilustrator dengan
kata/gambar ini?
- Kemampuan nalar peserta didik dalam menganalisis cerita.
Misalnya:
o Menurutmu, apakah yang dilakukannya (tokoh cerita)
baik/benar?
o Apa yang kamu lakukan apabila berada dalam situasi yang
sama?

Kegiatan setelah membaca:


- Pemahaman Cerita: Diskusikan cerita bersama peserta didik: Apa?
Siapa? Di mana? Bagaimana? Mengapa?
- Tanggapan terhadap cerita: Mendiskusikan tanggapan peserta didik
terhadap cerita:
o Apakah kamu menyukai cerita ini? Mengapa? Bagian mana
yang kamu sukai?
o Siapa tokoh yang kamu sukai? Mengapa?
o Apakah kamu menyukai gambar dalam cerita ini? Bagian
mana yang kamu sukai? Mengapa?
- Keterkaitan antara cerita dengan pengalaman: Mendiskusikan
pengalaman peserta didik yang relevan dengan cerita:
o Pernahkah kamu mengalami masalah yang sama (dengan
yang dialami oleh tokoh cerita)?
o Apa yang kamu lakukan apabila mengalami masalah yang
sama?
o Apakah kamu tahu seseorang yang mengalami masalah yang
sama dengan yang dialami oleh tokoh cerita? Apa yang ia
lakukan?
- Keterkaitan antara cerita dengan pengetahuan lain yang relevan.
Misalnya: mendiskusikan salah satu cerita rakyat:
o Apa yang kamu ketahui tentang daerah tempat cerita ini
berasal?
o Bagaimana ciri-ciri daerah ini? Bagaimana cuacanya?
o Apa yang terkenal dari daerah ini?
o Bagaimana masyarakat yang tinggal di daerah ini?
- Kegiatan setelah membaca:
o Menulis/menggambar pemahaman terhadap cerita/alur
cerita dengan peta cerita/mind map/gambar.
o Membuat daftar pertanyaan tentang apa yang ingin diketahui
lebih lanjut tentang cerita/daerah tempat cerita berasal, dll.
o Membuat bagan tanggapan terhadap cerita/tokoh cerita.
o Melakukan riset sederhana tentang daerah tempat cerita
berasal.
o Mengisi jurnal membaca.

58 |Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018


Contoh Jurnal Membaca Untuk SD Kelas Tinggi

c. Kegiatan dengan buku pengayaan dan/atau teks pelajaran untuk SD


kelas tinggi
SD Kelas 4
Tema: Daerah Tempat Tinggalku
Kompetensi Dasar IPA:
3.4 Menghubungkan gaya dengan gerak pada peristiwa di lingkungan sekitar
4.4 Menyajikan hasil percobaan antara hubungan dengan gaya dan gerak
Kompetensi Dasar Bahasa Indonesia
3.9 Mencermati tokoh-tokoh yang terdapat pada teks fiksi
4.9 Menyampaikan hasil identifikasi tokoh-tokoh yang terdapat pada teks fiksi secara
verbal, tulisan, dan visual.

Sumber Pembelajaran:
Buku Siswa Kelas 4
Salah satu cerita rakyat yang berasal dari daerah tempat tinggal siswa

PENDAHULUAN:
1. Guru dan peserta didik mendiskusikan tujuan pembelajaran.
2. Guru dan peserta didik melakukan curah gagasan tentang apa yang mereka telah
ketahui dan apa yang mereka ingin pelajari dari cerita rakyat yang akan dibaca dan
gaya dorong dan gaya tarik (tabel T-I-P).

KEGIATAN INTI:
1. Siswa membaca cerita rakyat dan membuat mind map alur dan karakteristik tokoh-
tokoh cerita selama mereka membaca.
2. Siswa mencatat kata-kata sulit dan menebak maknanya.
3. Siswa membandingkan mind map dengan teman dan mendiskusikannya.
4. Siswa mendiskusikan ciri-ciri cerita rakyat dan perbedaannya dengan jenis cerita yang
lain. Siswa menyimpulkan tentang ciri-ciri cerita fiksi.
5. Siswa mempraktikkan percobaan mendorong dan menarik meja yang tertulis pada
buku siswa.
6. Siswa mencatat hasil pengamatannya dan membuat tabel perbandingan antara gaya
tarik dan gaya dorong.
KEGIATAN PENUTUP:
1. Siswa mengecek tabel T-I-P yang mereka buat dan membuat tanda pada hal-hal yang
telah mereka pelajari. Siswa mengisi kolom P dengan kata kunci pada materi
pembelajaran.
2. Siswa menyimpulkan materi pembelajaran:
Mengapa kita memerlukan cerita (fiksi/rakyat)? Apa manfaatnya?
Pekerjaan apa dalam kehidupan sehari-hari yang melibatkan gerak menarik dan
mendorong?
2. Guru dan siswa mendiskusikan sikap-sikap baik yang perlu dikembangkan siswa dalam
kerja kelompok.

60 |Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018


E. Pengatur Grafis (Graphic Organizer)
Penggunaan pengatur grafis dalam pembelajaran yang menggunakan strategi
literasi ditunjukkan dalam daftar berikut.
Daftar pengatur grafis yang dapat digunakan
Dalam pembelajaran dengan strategi literasi (sebelum-ketika-sesudah)

No Pengatur grafis Kegiatan pembelajaran


1 Peta Pengetahuan Latar Menggali pengetahuan latar belakang untuk
Belakang memahami teks nonfiksi.
2 Tabel Prediksi Membuat prediksi tentang teks nonfiksi.
3 Tahu-Ingin-Pelajari Menuliskan hal yang sudah diketahui, yang
ingin diketahui (di awal pembelajaran) dan
yang telah dipelajari (di akhir pembelajaran)
4 Tahu-Ingin-Bagaimana Menuliskan hal yang sudah diketahui, yang
ingin diketahui, dan bagaimana cara
mengetahuinya.
5 Tahu-Ingin-Bagaimana- Menuliskan hal yang sudah diketahui, yang
Pelajari ingin diketahui, bagaimana cara mengetahuinya
(di awal pembelajaran) dan yang telah
dipelajari (di akhir pembelajaran)
6 Membuat Keterkaitan Membuat keterkaitan antara teks dengan diri
Teks sendiri, dengan teks lain, dengan dunia luar.
7 Rantai Peristiwa Mengurutkan kejadian dalam teks nonfliksi
secara kronologis.
8 Siklus Mengurutkan siklus kejadian/peristiwa
9 Peta Semantik Memahami makna kata baru/sulit dari teks
nonfiksi.
10 Tabel Kata ABC Curah pendapat dan identifikasi informasi
penting dalam teks.
11 Adik Simba Mengidentifikasi informasi penting dengan
menggunakan kata tanya.
12 Berpikir-Berpasangan- Memikirkan sebuah pertanyaan/isu penting,
Berbagi bekerja berpasangan, dan membagikan hasil
diskusi.
13 Hubungan Tanya Jawab Membuat pertanyaan tentang fakta di dalam
teks, informasi tersirat, keterkaitan antara teks
dengan diri , dan dengan penulis/dunia luar.
14 Diagram Venn Membandingkan antara 2 hal/tokoh
15 Bandingkan- Membandingkan dan mengontraskan antara
Kontraskan dua teks
16 Tabel Fakta dan Opini Mengidentifikasi fakta dan opini dalam teks
nonfiksi.
17 Tabel Lima Indera Mengindentifikasi lima indera dan bagaimana
pengaruhnya terhadap pengalaman orang
dalam sebuah teks.
18 Gambar dengan Caption Menggambar dan menulis caption baru
berdasarkan informasi dalam teks.
19 Peta Gagasan Utama Mengidentifikasi gagasan utama dan gagasan
dan Penjelas penjelas dalam teks.
20 Sebab-Akibat Menentukan sebab dan akibat sebuah peristiwa
dalam teks.
21 Tabel Ringkasan Membuat ringkasan sebuah teks.
22 Daftar Cek Menggunakan daftar cek untuk membantu
Menceritakan Kembali menceritakan kembali isi sebuah teks.

Berikut ini contoh wujud pengatur grafis tersebut.

Membuat Prediksi

Nama: ________ Kelas: ___ Tanggal: ________

Judul Bacaan/Materi: _________________________________________

Apa yang sebenarnya


Prediksi saya
terjadi

Awal

Tengah

62 |Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018


Akhir

TAHU-INGIN-PELAJARI

Nama: Tanggal:
Bacaan:
Bacalah judul teks! Tuliskan informasi yang sudah kamu ketahui tentang topik
tersebut (baris T)! Tuliskan pertanyan-pertanyaan yang ingin kamu temukan
jawabannya di dalam teks yang akan kamu baca (baris I)I Kemudian bacalah teks
tersebut! Jawablah pertanyaan yang sudah kamu buat sebelumnya (P)!

Tahu

Ingin

Pelajar
i

TAHU-INGIN-BAGAIMANA

Nama: Tanggal:
Bacaan:
Bacalah judul teks! Tuliskan informasi yang sudah kamu ketahui tentang topik
tersebut (baris T)! Tuliskan pertanyan-pertanyaan yang ingin kamu temukan
jawabannya di dalam teks yang akan kamu baca (baris I)! Kemudian tuliskan
bagaimana caranya kamu akan menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas (baris B)!

Tahu

Ingin

Bagaiman
a

64 |Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018


TAHU-INGIN-BAGAIMANA-PELAJARI
Nama: Tanggal:
Bacaan:
Bacalah judul teks! Tuliskan informasi yang sudah kamu ketahui tentang topic
tersebut (baris T)! Tuliskan pertanyan-pertanyaan yang ingin kamu temukan
jawabannya di dalam teks yang akan kamu baca (baris I)! Kemudian tuliskan
bagaimana caranya kamu akan menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas (baris B)!
Setelah membaca teks, tuliskan jawaban atas pertanyaan-pertanyaanmu (baris P)!

Tahu

Ingin

Bagaiman
a

Pelajari

SIKLUS
66 |Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018
ADIK SIMBA
(Apa, Di mana, Kapan, Siapa, Mengapa, Bagaimana)
Nama: Tanggal:

Siapa? TOPIK Kapan?

Apa? Di mana?

Mengapa? Bagaimana?

Nama Saya: Tanggal:


Nama Teman Saya: Pelajaran:

ERPIKIR-BERPASANGAN-BERBAGI

PERTANYAAN APA YANG APA YANG APA YANG


ATAU ISU SAYA DIPIKIRKAN AKAN KAMI
PIKIRKAN TEMAN SAYA BAGIKAN
TABEL FAKTA-OPINI

Nama: Tanggal:
Teks:
Tuliskan fakta-fakta yang kamu temukan di dalam teks! Tuliskan pernyataan
berbentuk opini yang kamu temukan di dalam teks! Jelaskan darimana kamu tahu
bahwa pernyataan tersebut adalah fakta atau opini!

Fakta Dari mana Saya Tahu

Opini Dari mana Saya tahu

CAPTION

Nama: Tanggal:
Teks:
Carilah gambar atau ilustrasi di dalam teks!. Buatlah caption untuk gambar tersebut!
Bila sudah ada caption sebelumnya, buatlah caption baru yang bermakna sama!

Gambar/ilustrasi tentang:

Caption lama:
Caption baru:

68 |Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018


Gambar/ilustrasi tentang:

Caption lama:
Caption baru:

GAMBAR DENGAN CAPTION

Nama: Tanggal:
Teks:
Carilah informasi di dalam teks yang dapat diubah isinya dalam bentuk gambar atau
ilustrasi! Gambarkan hal itu di dalam kotak di bawah dan tambahkan caption!

Informasi tentang:

Caption:

Informasi tentang:

Caption:
BAB III
MATERI POKOK

A. Pendahuluan
Kami ucapakan selamat bertemu pada materi bimbingan teknis guru
PJOK SD dalam penerapan Kurikulum 2013. Materi terdiri atas beberapa
bagian yang disusun sesuai dengan kebutuhan guru dalam melaksanakan
kurikulum 2013 berdasarkan konsep dan pelaksanaannya. Masing-
masing terdiri dari tujuan, uraian singkat materi, lembar kerja bimbingan
teknis, dan penilaian.
Materi tersebut adalah sebagai berikut.
1. Unit 1: Paradigma Baru PJOK

2. Unit 2: Analisis Standar Kompetensi Lulusan (SKL), Kompetensi


Dasar (KD), dan Pengembangan Indikator.

a. Analisis SKL, KI, KD, Pengembangan IPK, dan Materi Ajar


b. Analisis Penerapan Model Pembelajaran
c. Analisis Penilaian Hasil Belajar
3. Unit 3: Pembelajaran dan Penyusuna Soal HOTS
4. Unit 4: Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
PJOK
5. Unit 5: Praktik Pembelajaran dan Penilaian PJOK
6. Unit 6: Praktik Pengolahan dan Pelaporan Penilaian Hasil Belajar
7. Unit 7: Simulasi Pembelajaran Andragogik

B. RASIONAL
Kurikulum 2013 mengalami beberapa perkembangan dan perbaikan
sejak digulirnya pada tahun 2013. Perbaikan kurikulum tersebut
berlandaskan pada kebijakan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang
tertuang dalam Permendikbud Nomor 160 tahun 2014 tentang
pemberlakuan kurikulum 2006 dan kurikulum 2013.

Secara umum perbaikan Kurikulum 2013 bertujuan agar selaras antar


ide, desain, dokumen, dan pelaksanaannya. Secara khusus, perbaikan

70 |Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018


Kurikulum 2013 bertujuan menyelaraskan KI-KD, silabus, pembelajaran,
penilaian, dan buku teks.

Mata pelajaran pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan merupakan


salah satu mata pelajaran yang wajib diajarkan di dalam struktur
kurikulum 2013. Aloksi waktu mata pelajaran PJOK di SD adalah 4 jam
pelajaran setiap minggu merujuk pada Permendikbud Nomor 57 Tahun
2014.

Merujuk pada Permendikbud Nomor 24 Tahun 2016 tentang Kompetensi


Inti dan Kompetensi Dasar Pelajaran Kurikulum 2013 pada Pendidikan
Dasar dan Menengah, seperti yang tertuang di Pasal 1 ayat 3 berbunyi
“Pelaksanaan pembelajaran pada Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah
(SD/MI) dilakukan dengan pendekatan pembelajaran tematik-terpadu,
kecuali untuk mata pelajaran Matematika dan Pendidikan Jasmani
Olahraga dan Kesehatan (PJOK) sebagai mata pelajaran yang
berdiri sendiri untuk kelas IV, V, dan VI”.

Pengelolaan mata pelajaran PJOK Sekolah Dasar (SD) dilakukan/diampu


oleh guru mata pelajaran dan guru kelas, menurut data tahun 2014
sebagian besar SD sudah memiliki guru PJOK, terdapat 54.000 SD yang
belum memiliki guru PJOK sementara 90 ribuan SD sudah memiliki guru
PJOK. Hal ini berarti sebagian besar SD telah memiliki guru mata
pelajaran PJOK.

Terkait dengan pengelolaan pembelajaran PJOK SD, terdapat beberapa


alternatif. Bagi SD yang memiliki guru PJOK maka pembelajaran PJOK
dilakukan oleh guru mata pelajaran PJOK mulai dari kelas I sampai kelas
VI secara mandiri, hal ini agar pengelolaan mata pelajaran dapat
dikelola dengan profesional. Sementara itu bagi SD yang tidak memiliki
guru PJOK maka mata pelajaran ini diampu oleh guru kelas yaitu dengan
cara pendekatan tematik terpadu pada kelas I, II, dan III dan pada kelas
IV, V, dan VI diampu sebagai mata pelajaran yang berdiri sendiri yang
sebaiknya dilakukan oleh salah satu guru pada sekolah tersebut yang
memiliki talenta pada mata pelajaran ini meskipun tidak memiliki latar
belakang PJOK.

Pendidikan jasmani pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang


memanfaatkan aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan holistik
dalam kualitas individu, baik dalam hal fisik, mental, serta emosional.

Peranan pendidikan jasmani adalah sangat penting karena memberikan


kesempatan kepada siswa untuk terlibat langsung dalam aneka
pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani, bermain dan olahraga
yang dilakukan secara sistematis. Pembekalan pengalaman belajar itu
diarahkan untuk membina, sekaligus membentuk gaya hidup sehat dan
aktif sepanjang hayat.

Keberadaan mata pelajaraan pendidikan jasmani, olahraga, dan


kesehatan di pesekolahan pada dasarnya adalah untuk menumbuhkan
kesadaran tentang arti penting aktivitas fisik bagi kemaslahatan hidup.
Kedudukan aspek materi dalam mata pelajaran ini pada dasarnya adalah
sebagai media untuk mengembangkan kemampuan fisik.

Tujuan pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan di persekolahan


adalah : 1). Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya
pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup
sehat melalui berbagai aktivitas jasmani dan olahraga yang terpilih, 2).
Meningkatkan pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih
baik, 3).Meningkatkan kemampuan dan keterampilan gerak dasar, 4).
Meletakkan landasan karakter moral yang kuat melalui internalisasi
nilai-nilai yang terkandung di dalam pendidikan jasmani, olahraga dan
kesehatan, 5).Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin,
bertanggungjawab, kerjasama, percaya diri dan demokratis, 6).

72 |Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018


Mengembangkan keterampilan untuk menjaga keselamatan diri sendiri,
orang lain dan lingkungan, 7). Memahami konsep aktivitas jasmani dan
olahraga di lingkungan yang bersih sebagai informasi untuk mencapai
pertumbuhan fisik yang sempurna, pola hidup sehat dan kebugaran,
terampil, serta memiliki sikap yang positif

Kedudukan aspek atau ruang lingkup berupa gerakan, permainan, atau


cabang olahraga tertentu yang dipilih hanyalah alat untuk mendidik.
Pengelolaan pembelajaran pembelajaran pendidikan jasmani cenderung
tradisional, yaitu berpusat pada guru. Idealnya orientasi pembelajaran
harus disesuaikan dengan perkembangan anak, isi dan urusan materi
serta cara penyampaian harus disesuaikan sehingga menarik dan
menyenangkan, sasaran pembelajaran ditujukan bukan hanya
mengembangkan keterampilan olahraga, tetapi pada perkembangan
pribadi anak seutuhnya. Konsep dasar pendidikan jasmani dan model
pengajaran pendidikan jasmani yang efektif perlu dipahami oleh guru
PJOK.

Selama ini di proses pembelajaran PJOK guru cenderung menempatkan


peserta didik sebagai atlit yang akan mengikuti kejuaraan, dimana
progam pembelajaran lebih difokuskan untuk mencapai prestasi dalam
cabang olahraga tertentu. Kondisi ini sebenarnya jika ditinjau dari
konsep pendidikan jasmani kurang tepat, sebagai contoh KD tentang
gerak dasar lokomotor (misalnya gerak jalan), sasaran dari KD ini jika
ditinjau dari konsep pendidikan jasmani adalah bagaimana seorang guru
harus dapat memperbaiki kesalahan-kesalahan gerak dalam berjalan
yang di alami oleh siswa, sasarannya bukan “siapa yang tercepat
jalannya”

Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2017 tentang Penguatan


Pendidikan Karakter (PPK) menuntut guru untuk melakukan penguatan
karakter siswa yang menginternalisasikan nilai-nilai utama PPK yaitu
religius, nasionalis, mandiri, gotong-royang dan integritas dalam
setiap kegaiatan pembelajaran yang dilaksanakan. Selain itu, untuk
membangun generasi emas Indonesia, maka perlu dipersiapkan peserta
didik yang memiliki keterampilan Abad 21 seperti khususnya
keterampilan berpikir kritis dan memecahkan masalah (Critical Thinking
and Problem Solving Skills), keterampilan untuk bekerjasama
(Collaboration), kemampuan untuk berkreativitas (Creativity), dan
kemampuan untuk berkomunikasi (Commnication). serta keterampilan
berpikir tingkat tinggi (higher order thinking skills/HOTS).
Untuk menjamin pelaksanaan K13 di semua jenjang baik nasional,
provinsi, kabupaten/kota maupun sekolah sasaran mencapai hasil yang
diharapkan, Setiap unit materi terdiri atas tujuan, uraian materi, tahapan
sesi bimbingan teknis, teknik penilaian kinerja peserta, dan daftar
sumber-sumber bahan untuk pengayaan. Selain itu, materi dilengkapi
dengan sejumlah Lembar Kerja yang memberi panduan dan/atau
inspirasi kegiatan bimbingan teknis.

C. TUJUAN
Tujuan yanbg akan dicapai dari pelatihan kurikulum 2013 ini, peserta
mampu:
1. Menganalisis keterkaitan SKL, KI, KD, Indikator PJOK dengan tepat.
2. Merumuskan indikator dan materi ajar sesuai dengan kompetensi
dasar PJOK dengan tepat.
3. Meningkatkan keterampilan guru PJOK SD dalam merencanakan
program/aktivitas pembelajaran (Program Tahunan/Prota, dan
Program Semester/Prosem, Silabus dan RPP) dengan mensinergikan
tiga pusat pendidikan (sekolah, keluarga, masyarakat) dan tiga jalur
pendidikan (formal, informal, nonformal) dengan menggali dan
memanfaatkan sumber-sumber belajar yang ada di sekitarnya.
4. Membantu dan melayani peserta didik dengan beragam latar belakang
sosial, budaya, lingkungan, dan permasalahan pembelajaran di

74 |Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018


sekolah maupun di rumah serta mengembangkan potensi peserta
didik.
5. Membuat perencanaan, pelaksanaan penilaian, pengolahan, dan
pelaporan hasil belajar yang terintegrasi dengan penguatan karakter
melalui kegiatan penguatan pendidikan karakter berbasis kelas,
berbasis budaya sekolah, dan berbasis masyarakat
6. Menyusun butir-butir soal HOTS yang terintegrasi dengan penguatan
karakter peserta didik, kegiatan literasi dan pengembangan
kompetensi abad 21, khususnya 4 C.
7. Menggali inspirasi melalui model pembelajaran yang sejalan dengan
prinsip pembelajaran dalam Kurikulum 2013.
8. Meningkatkan keterampilan dan kecakapan guru dalam memfasilitasi
program/aktivitas pembelajaran dengan mensinergikan tiga pusat
pendidikan (sekolah, keluarga, masyarakat) dan tiga jalur pendidikan
(formal, informal, nonformal) dengan menggali dan memanfaatkan
sumber-sumber belajar yang ada di sekitarnya.

D. HASIL YANG DIHARAPKAN


Hasil yang diharapkan dari pelatihan ini adalah:

meningkatnya kompetensi profesional dan kompetensi pedagogik guru


dalam pembelajaran PJOKberdasarkan tuntutan Kurikulum 2013;

1. meningkatnya keterampilan guru dalam menyiapkan perangkat


pembelajaran sesuai Kurikulum 2013 dengan integrasi PPK; dan
2. meningkatnya keterampilan guru dalam melaksanakan kegiatan
pembelajaran PJOKdi satuan pendidikan sekolah dasar.

E. BAHAN BACAAN
1. Dokumen tentang Penguatan Pendidikan Karakter diantaranya
Peraturan Presiden Nomor 87 tahun 2017 tentang Penguatan
Pendidikan Karakter (PPK).
2. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No 20 tahun 2016
tentang Standar Kompetensi Lulusan.
3. Permendikbud No. 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses
Pendidikan Dasar dan Menengah.
4. Permendikbud No. 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian
Pendidikan.
5. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No 24 lampiran 21
tahun 2016 tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan SD/MI.
6. Dokumen PPK.
7. Dokumen Gerakan Literasi Sekolah (GLS).
8. Buku teks PJOK sesuai Kepmendikbud nomor 147 Tahun 2016.
9. PPT 5t.1 (Analisis SKL, KI, KD, dan Perumusan Indkator).

F. DESKRIPSI MATERI
Pada bagian ini akan membahas tentang analisis Standar Kompetensi
Lulusan (SKL), Kompetensi Inti (KI), dan Kompetensi Dasar (KD) serta
kaitannya dengan menentukan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
pada materi pokok bahan pembelajaran. Pada materi ini merupakan
uraian untuk membahas unit-unit berikutnya. Oleh sebab itu untuk
memulainya kegiatan ini peserta harus mempersiapkan Permendikbud
no. 20, 21, 22, 23, dan 24 tahun 2016 dan sumber-sumber buku lainnya
yang mendukung kegiatan ini.

76 |Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018


UNIT 1
PARADIGMA BARU PJOK

A. KOMPETENSI
Menganalisis konsep dan paradigma baru dalam PJOK berupa
pengertian, perbedaan, tujuan dan manfaat, serta menerapkan
filosofi PJOK dalam pembelajaran di sekolah.

B. INDIKATOR
1. Mendeskripsikan pengertian pendidikan jasmani, pendidikan
olahraga, dan pendidikan kesehatan
2. Membandingkan perbedaan pendidikan jasmani, pendidikan
olahraga, dan pendidikan kesehatan
3. Mengidentifikasi tujuan dilaksanakannya PJOK di sekolah
4. Mengidentifikasi manfaat dilaksanakannya PJOK di sekolah
5. Menerapkan filosofi PJOK dalam pembelajaran di sekolah

C. URAIAN MATERI

1. Pengertian Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan


Pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan (PJOK) yang
diselenggarakan di Indonesia sesungguhnya memiliki peran yang
teramat penting dalam rangka pembangunan bangsa. Pada
dasarnya PJOK, sebagaimana pendidikan keseluruhan merupakan
upaya penyiapan peserta didik dalam menghadapi dan
berkontribusi terhadap lingkungan dan masyarakat yang selalu
berubah dengan cepat dan mampu menghadapi tantangan sesuai
jamannya. Pendidikan merupakan upaya peningkatan kualitas
kehidupan pribadi dan pada akhirnya berdampak pada kehidupan
masyarakat yang berlangsung seumur hidup. Pendidikan
merupakan mekanisme sosial dalam mewariskan nilai, norma,
dan kemajuan yang telah dicapai masyarakat terdahulu.
Pendidikan merupakan kiat dalam menerapkan prinsip-prinsip
ilmu pengetahuan dan teknologi bagi pembentukan manusia
seutuhnya. Pernyataan tersebut sesuai dengan Pasal 1 Undang-
undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
(Sisdiknas); Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan sebagaimana di


dalam kebijakan tersebut menjadi bagian yang tak terpisahkan
dari sistem pendidikan nasional yaitu, “Kurikukum pendidikan
dasar dan menengah wajib memuat di antaranya pendidikan
jasmani dan olahraga.” (pasal 37 ayat 1). Secara konsisten
pentingnya pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan ini
tertuang pula pada PP Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan, PP 32 tentang Perubahan Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005, dengan penjelasan bahwa
bahan kajian pendidikan jasmani, dan olahraga dimaksudkan
untuk membentuk karakter peserta didik agar sehat jasmani dan
rohani, dan menumbuhkan rasa sportivitas. Pendidikan jasmani,
olahraga, dan kesehatan ditekankan untuk mendorong
pertumbuhan fisik, perkembangan psikis, keterampilan motorik,
pengetahuan dan penalaran, penghayatan nilai-nilai (sikap
mental, emosional, sportivitas, spiritual, dan sosial), serta
pembiasaan pola hidup sehat yang bermuara untuk merangsang
pertumbuhan dan perkembangan kualitas fisik dan psikis yang
seimbang. Selain tujuan utama tersebut dimungkinkan adanya
tujuan pengiring, tetapi porsinya tidak dominan.

Pendidikan jasmani pada hakikatnya adalah proses pendidikan


yang memanfaatkan aktivitas fisik untuk menghasilkan
perubahan holistik dalam kualitas individu, baik fisik, mental,
serta emosional. Pendidikan jasmani memperlakukan anak

78 |Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018


sebagai mahluk kesatuan utuh, daripada hanya menganggapnya
sebagai seseorang yang terpisah antara kualitas fisik dan
mentalnya.

Pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan adalah suatu bidang


kajian yang sangat luas cakupannya. Titik perhatian pada bidang
ini adalah peningkatan kualitas gerak manusia. Lebih khusus lagi,
PJOK berkaitan dengan hubungan antara gerak manusia dengan
perkembangan tubuh, fisik, serta pikiran, dan jiwa. Fokus ini yang
menjadikan PJOK sebagai mata kajian yang unik.

Pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan sedikit berbeda


dengan mata pelajaran lain yang berkepentingan dengan
perkembangan fisik, organik, neuromuskular, dan mental
sekaligus. Esensi pendidikan jasmani adalah memanfaatkan alat
fisik untuk mengembangan keutuhan manusia. Dalam kaitan ini
diartikan bahwa melalui fisik, aspek mental dan emosional pun
turut dikembangkan, bahkan dengan penekanan yang cukup
dalam. Berbeda dengan bidang lain, misalnya pendidikan moral
dan pengetahuan yang penekanannya benar-benar pada
perkembangan dua hal tersebut, tetapi aspek fisik tidak turut
dikembangkan, baik secara langsung maupun tidak.

Karena hasil-hasil kependidikan dari PJOK tidak hanya terbatas


pada manfaat penyempurnaan fisik atau tubuh semata, PJOK tidak
hanya menunjuk pada pengertian tradisional dari aktivitas fisik.
Kita harus melihat istilah PJOK pada bidang yang lebih luas dan
lebih abstrak, sebagai satu proses pendidikan sebagai upaya
pembentukan kualitas pikiran, mental, dan juga tubuh.

Sesuai dengan penjelasan tersebut William H Freeman (2007: 27-


28) menyatakan bahwa pendidikan jasmani menggunakan
aktivitas jasmani untuk menghasilkan peningkatan secara
menyeluruh terhadap kualitas fisik, mental, dan emosional
peserta didik. Pendidikan jasmani memperlakukan setiap peserta
didik sebagai satu kesatuan yang utuh, tidak menganggap individu
sebagai pemilik jiwa dan raga yang terpisah, sehingga di
antaranya dianggap dapat saling memengaruhi. Pendidikan
jasmani merupakan bidang kajian yang luas yang sangat menarik
dengan titik berat pada peningkatan pergerakan manusia (human
movement). Pendidikan jasmani menggunakan aktivitas jasmani
sebagai wahana untuk mengembangkan setiap individu secara
menyeluruh, mengembangkan pikiran, tubuh, dan jiwa menjadi
satu kesatuan, hingga secara konotatif dapat disampaikan bahwa
“suara pikiran adalah suara tubuh.”

Di dalam panduan mata pelajaran pendidikan jasmani, olahraga,


dan kesehatan yang dikembangkan oleh Pusat Kurikulum dan
Perbukuan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2013
dijelaskan bahwa nama pendidikan jasmani lebih menegaskan
bahwa mata pelajaran ini menggunakan aktivitas jasmani sebagai
media untuk mencapai tujuan pembelajarannya. Pendidikan
jasmani adalah suatu proses pembelajaran yang didesain untuk
meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan
motorik, pengetahuan dan perilaku hidup aktif, dan sikap sportif
melalui kegiatan jasmani. Lingkungan belajar diatur secara
seksama untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan
seluruh ranah, jasmani, psikomotor, kognitif, dan afektif setiap
peserta didik. Pengalaman belajar yang disajikan akan membantu
peserta didik untuk memahami mengapa manusia bergerak dan
bagaimana cara melakukan gerakan secara aman, efisien, dan
efektif. Pengalaman tersebut dilaksanakan secara terencana,
bertahap, dan berkelanjutan agar dapat meningkatkan sikap
positif bagi diri sendiri sebagai pelaku, dan menghargai manfaat
aktivitas jasmani bagi peningkatan kualitas hidup seseorang,
sehingga akan terbentuk jiwa sportif dan gaya hidup aktif.

80 |Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018


Sementara itu, pendidikan jasmani oleh Marilyn M. Buck dan
kawan-kawan (2007:15), diterjemahkan sebagai kajian, praktik,
dan apresiasi atas seni dan ilmu gerak manusia (human
movement). Pendidikan jasmani merupakan bagian dari proses
pendidikan secara keseluruhan. Gerak merupakan sifat alamiah
dan merupakan ciri dasar eksistensi manusia sebagai mahluk
hidup. Pendidikan jasmani bukan merupakan bidang kajian yang
tertutup. Perubahan yang terjadi di masyarakat, perubahan
teknologi, pemeliharaan kesehatan, dan pendidikan secara umum
membawa dampak bagi kualitas program pendidikan jasmani.

Berbagai penjelasan ini menyiratkan bahwa pendidikan jasmani,


olahraga, dan kesehatan bukan semata-mata berurusan dengan
pembentukan badan, tetapi dengan manusia seutuhnya. Oleh
karena itu, dalam penerapannya tetap berlandaskan pada suasana
kependidikan, serta berpegang pada kaidah-kaidah dalam praktik
pendidikan. Hal ini berbeda dengan pendidikan olahraga, berupa
pendidikan yang membina anak agar menguasai cabang-cabang
olahraga tertentu.

Esensi dari substansi pendidikan jasmani, olahraga, dan


kesehatan ialah pengetahuan tentang gerak manusia dalam
konteks pendidikan yang terkait dengan semua aspek
pengetahuan yang berlangsung secara didaktik, rekreatif, untuk
dipahami dan dapat dilakukan oleh peserta didik secara utuh.
Pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan adalah suatu proses
pembelajaran melalui aktivitas jasmani yang didesain untuk
meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan
motorik, pengetahuan dan perilaku hidup sehat dan aktif, sikap
sportif, serta kecerdasan emosi.

Sebagai akibat dari pernyataan ini, membangun pemahaman dan


keterampilan dalam mempelajari pendidikan jasmani, olahraga
dan kesehatan tentu perlu dipahami dengan sungguh-sungguh
bahwa pendidikan jasmani sesungguhnya bukan sekedar ilmu
pengetahuan melainkan juga proses aktualisasi diri dalam
melakukan aktivitas gerak jasmani peserta didik. Inti
permasalahan dalam pembelajaran pendidikan jasmani, olahraga
dan kesehatan sesungguhnya adalah peserta didik dapat
mengekspresikan diri melalui aktivitas jasmani sehingga tercapai
tujuan-tujuan pendidikan yang bersifat pengetahuan,
keterampilan, dan sikap. Oleh sebab itu, peserta didik perlu
dibiasakan untuk memecahkan masalah, menemukan sesuatu
yang berguna bagi dirinya, dan bergelut dengan ide-ide melalui
aktivitas pikir dan laku praktik di dalam permainan, olahraga,
maupun aktivitas lainnya. Keterbatasan guru untuk dapat
memberikan semua pengetahuan dan keterampilan kepada
peserta didik perlu dibantu dengan optimalisasi pengerahan
potensi peserta didik. Dengan kata lain, peserta didik harus
mengkontruksikan pengetahuan yang ditemukannya dalam benak
mereka sendiri untuk kemudian dimanifestasikan dalam berbagai
keterampilan.

Program pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan


menekankan pentingnya latihan yang diharapkan berakibat
meningkatnya keterampilan, kesehatan dan kebugaran jasmani
peserta didik. Peserta didik ingin belajar berbagai keterampilan
melalui berbagai permainan, cabang olahraga, dan aktivitas
jasmani lainnya. Peserta didik juga ingin berpartisipasi dalam
aktivitas-aktivitas yang bermanfaat baginya dalam memanfaatkan
waktu luang. Pada usia sekolah (SD, SMP, dan SMA) anak ingin
bermain secara harmonis dengan orang lain dan berpartisipasi
dan permainan tim. Program pendidikan jasmani dipandang
sebagai tempat di mana peserta didik dapat belajar menghargai
peserta didik lain. Program pendidikan jasmani harus

82 |Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018


memberikan suatu perubahan langkah dalam kegiatan akademik
(Bucher, 1979).

Bucher selanjutnya menyatakan bahwa program pendidikan


jasmani, olahraga, dan kesehatan di sekolah meliputi hal-hal
sebagai berikut:

a. Mencintai olahraga tim atau beregu;


b. Kegembiraan dan minat dalam kepelatihan olahraga;
c. Pengelompokan ke dalam bagian-bagian tentang pokok
bahasan (subject matter);
d. Kelompok peserta didik yang berminat untuk bekerja atau
beraktivitas jasmani;
e. Kepuasan yang diperoleh dalam melihat peserta didik
mentransfer keterampilan dari kelas pendidikan jasmani ke
kegiatan di dalam sekolah (intramural) dan rekreasi setelah
sekolah;
f. Tantangan yang membimbing peserta didik untuk melewati
periode peralihan, transisional dari ketidaktenangan dan
ketidakmenentuan pada masa sekolah lanjutan pertama;
g. Inspirasi yang diperoleh dari bekerja bersama staf dan kolega
profesional lain;
h. Mencintai makin banyak permainan dan aktivitas dengan
pengorganisasian yang tinggi;
Pendek kata pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan
diberikan di sekolah untuk menciptakan “insan pendidikan yang
terdidik secara jasmani (physical educated person)”. National
Standards for Physical Education (NASPE) sebagaimana yang
dikutip oleh Michel W. Metzler (2005:14) menggambarkan sosok
“insan terdidik” ini dengan syarat dapat memenuhi standar: 1).
Mendemonstrasikan kemampuan keterampilan motorik dan pola
gerak yang diperlukan untuk menampilkan berbagai aktivitas
fisik, 2). Mendemonstrasikan pemahaman akan konsep gerak,
prinsip-prinsip, strategi, dan tak-tik sebagaimana yang mereka
terapkan dalam pembelajaran dan kinerja berbagai aktivitas fisik,
3). Berpartisipasi secara regular dalam aktivitas fisik, 4).
Mencapai dan memelihara peningkatan kesehatan dan derajat
kebugaran, 5). Menunjukkan tanggung jawab personal dan sosial
berupa respek terhadap diri sendiri dan orang lain dalam suasana
aktivitas fisik, dan 6). Menghargai aktivitas fisik untuk kesehatan,
kesenangan, tantangan, ekspresi diri, dan atau interaksi sosial.

2. Pendidikan Jasmani, Bermain, dan Berolahraga


Di dalam Panduan Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga,
dan Kesehatan yang dikembangkan oleh Pusat Kurikulum dan
Perbukuan dituliskan bahwa dalam memahami arti PJOK, perlu
juga mempertimbangkan hubungan antara bermain (play) dan
olahraga (sport), sebagai istilah yang lebih dahulu populer dan
lebih sering digunakan dalam kegiatan sehari-hari. Pemahaman
tersebut akan membantu para guru atau masyarakat dalam
memahami peranan dan fungsi PJOK secara lebih konseptual.

Bermain merupakan aktivitas yang digunakan sebagai upaya


untuk mendapatkan kesenangan. Bermain tidak sama dengan
olahraga dan pendidikan jasmani, meskipun berbagai bentuk
permainan dan bermain itu sendiri dapat ditemukan dan
digunakan di dalam keduanya. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa bermain sebagai bentuk hiburan untuk
mendapatkan kesenangan jasmaniah yang tidak kompetitif, dan
pada kenyataannya bermain tidak harus selalu menggunakan
dominasi aktivitas fisik dan bebas sama sekali dari bentuk
persaingan.

Olahraga adalah suatu bentuk bermain yang terorganisir dan


bersifat kompetitif (Freeman, 2001). Beberapa ahli memandang
bahwa olahraga semata-mata suatu bentuk permainan yang
terorganisasi, yang menempatkannya lebih dekat kepada istilah

84 |Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018


pendidikan jasmani. Akan tetapi pengujian yang lebih cermat
menunjukkan bahwa secara tradisional olahraga melibatkan
aktivitas kompetitif.

Ketika kita menunjuk pada olahraga sebagai aktivitas kompetitif


yang terorganisir, kita mengartikannya bahwa aktivitas itu sudah
disempurnakan dan diformalkan hingga kadar tertentu, sehingga
memiliki beberapa bentuk dan proses tetap yang terlibat.
Peraturan, misalnya, baik tertulis maupun tak tertulis yang
digunakan atau dipakai dalam aktivitas tersebut. Aturan atau
prosedur tersebut tidak dapat diubah selama kegiatan
berlangsung, kecuali atas kesepakatan semua pihak yang terlibat.

Aktivitas kompetitif diartikan sebagai olahraga dilakukan dengan


adanya kompetisi. Bermain dapat menjadi olahraga, tetapi
sebaliknya, olahraga tidak pernah hanya semata-mata bermain,
karena aspek kompetitif teramat penting dalam hakikatnya.

Pendidikan jasmani mengandung elemen bermain dan olahraga.


Pada aktivitasnya tidak hanya salah satu saja dari kedua elemen
tersebut. Keberadaan kedua elemen tersebut tidak harus selalu
seimbang. Jika dipahami secara harfiah, pendidikan jasmani
adalah aktivitas yang bersifat jasmani (physicaly activities) yang
memiliki tujuan pendidikan. Hal ini berbeda dengan bermain dan
olahraga yang digunakan sebagai sarana dalam proses
pendidikan.

Bermain, olahraga, dan pendidikan jasmani melibatkan bentuk-


bentuk gerakan, dan ketiganya dapat dijadikan sebagai wahana
dalam mencapai tujuan-tujuan pendidikan. Bermain dapat
membuat rileks dan menghibur tanpa adanya tujuan pendidikan,
seperti juga olahraga tetap eksis tanpa ada tujuan kependidikan.
Misalnya, olahraga profesional (di Amerika umumnya disebut
athletics) dianggap tidak punya misi kependidikan apa-apa, tetapi
tetap disebut sebagai olahraga. Olahraga dan bermain dapat eksis
meskipun secara murni untuk kepentingan kesenangan, untuk
kepentingan pendidikan, atau untuk kombinasi keduanya.
Kesenangan dan pendidikan tidak harus dipisahkan secara
eksklusif, keduanya dapat melebur menjadi satu sehingga didapati
proses pendidikan yang menyenangkan dan sebaliknya di dalam
kesenangan juga ada fungsi pendidikan.

Pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan di berbagai negara


juga memuat menari dan olahraga rekreatif lainnya. Rekreasi
adalah aktivitas untuk mengisi waktu senggang. Akan tetapi,
rekreasi dapat pula memenuhi salah satu definisi “pengisian
waktu luang dengan berbagai aktivitas yang berguna.” Aktivitas
diseleksi oleh individu sebagai fungsi memperbarui ulang kondisi
fisik dan jiwa, sehingga tidak berarti hanya membuang-buang
waktu atau membunuh waktu. Rekreasi adalah aktivitas yang
menyehatkan pada aspek fisik, mental dan sosial. Jay B. Nash
dalam Journal of Health, Physical Education, Recreation. Volume 31
menggambarkan bahwa rekreasi adalah pelengkap dari kerja, dan
karenanya merupakan kebutuhan semua orang.

Penekanan dari rekreasi pada jurnal tersebut adalah dalam


nuansa “mencipta kembali” (re-creation) orang tersebut, upaya
revitalisasi tubuh dan jiwa yang terwujud karena ‘menjauh’ dari
aktivitas rutin dan kondisi yang menekan dalam kehidupan
sehari-hari. Oleh karenanya kini, Landasan kependidikan dari
rekreasi diangkat kembali, sehingga sering diistilahkan dengan
pendidikan rekreasi, yang tujuan utamanya adalah mendidik
orang dalam memanfaatkan waktu senggang mereka.

Selain pendidikan rekreasi dikenal pula menari (dansa/dance)


adalah aktivitas gerak ritmis yang biasanya dilakukan dengan
iringan musik, kadang dipandang sebagai sebuah alat ungkap atau
ekspresi dari suatu lingkup budaya tertentu, yang pada
perkembangannya digunakan untuk hiburan dan memeroleh

86 |Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018


kesenangan, alat untuk menjalin komunikasi dan pergaulan, serta
sebagai kegiatan yang menyehatkan.

Sebagaimana disampaikan sebelumnya, dansa menjadi bagian


dari program pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan karena
dipandang sebagai alat untuk membina perbendaharaan dan
pengalaman gerak anak, serta untuk meningkatkan kebugaran
jasmani dan pewarisan nilai-nilai. Meskipun menjadi bagian
Pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan dansa masih
dianggap sebagai cabang dari seni. Kemungkinan bahwa dansa
digunakan dalam PJOK terutama karena hasilnya yang mampu
mengembangkan orientasi gerak tubuh. Bahkan ditengarai bahwa
aspek seni dari dansa dipandang mampu mengurangi
kecenderungan PJOK agar tidak terlalu berorientasi kompetitif
dengan memasukkan unsur estetiknya. Jadi sifatnya untuk
melengkapi fungsi dan peranan PJOK dalam membentuk manusia
yang utuh seperti diungkap di bagian-bagian awal BAGIAN ini.

Sebagai bagian penting dari proses pendidikan secara


menyeluruh, pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan bukan
hanya dekorasi atau ornamen yang ditempel pada program
sekolah sebagai alat untuk membuat anak sibuk. Melalui PJOK
yang dirancang dan dilaksanakan, anak akan mengembangkan
keterampilan yang berguna bagi pengisian waktu luang, terlibat
dalam aktivitas yang kondusif untuk mengembangkan hidup
sehat, berkembang secara sosial, serta kesehatan fisik dan
mentalnya.

Meskipun pembelaran PJOK menawarkan kepada anak untuk


bergembira, tidaklah tepat untuk mengatakan pendidikan
jasmani, olahraga, dan kesehatan diselenggarakan semata-mata
agar anak bergembira dan bersenang-senang. Bila demikian
seolah-olah pendidikan jasmani hanyalah sebagai mata pelajaran
”selingan”, tidak berbobot, dan tidak memiliki tujuan yang bersifat
mendidik.

Pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan merupakan wahana


pendidikan, yang memberikan kesempatan bagi anak untuk
mempelajari hal-hal yang penting. Oleh karena itu, pelajaran PJOK
tidak kalah penting dibandingkan dengan pelajaran lain seperti;
Matematika, Bahasa, IPS, IPA, dan lain-lain.

Namun demikian tidak semua guru PJOK menyadari hal tersebut,


sehingga banyak anggapan bahwa PJOK boleh dilaksanakan ala
kadarnya bahkan cenderung serampangan. Hal ini tercermin dari
berbagai gambaran negatif tentang pembelajaran di sekolah,
mulai dari kelemahan proses yang menetap misalnya membiarkan
anak bermain sendiri hingga rendahnya mutu hasil
pembelajarannya, contoh paling otentik adalah rendahnya
kebugaran jasmani peserta didik.

Di kalangan guru PJOK sendiri sering ada anggapan bahwa


pembelajaran dapat dilaksanakan secara minimalis, dengan
sedikit atau bahkan tanpa perencanaan yang memadai,
pelaksanaanya cukup dengan cara menyuruh anak pergi ke
lapangan, menyediakan bola sepak untuk laki-laki dan bola voli
untuk perempuan. Guru tinggal mengawasi dari pinggir lapangan,
dan penilaian dilakukan cukup dengan kira-kira.

Mengapa bisa terjadi demikian? Kelemahan ini berpangkal pada


ketidakpahaman guru tentang arti dan tujuan penyelenggaraan
PJOK di sekolah, selain kemungkinan guru yang kurang mencintai
tugas itu dengan sepenuh hati. Defisit kompetensi adalah masalah
lain yang mungkin diidap oleh guru, paling tidak kompetensi
profesional dan kepribadian dalam menjalankan tugas dan
tanggung jawabnya.

88 |Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018


Lalu sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah, apakah
sebenarnya PJOK ini dan apa tujuannya?

Secara umum pengertian PJOK telah didefinisikan di atas, dan hal


ini mengukuhkan bahwa pendidikan jasmani, olahraga, dan
kesehatan merupakan bagian tak terpisahkan dari pendidikan
secara keseluruhan. Tujuannya adalah untuk membantu anak agar
tumbuh dan berkembang secara wajar sesuai dengan tujuan
pendidikan nasional, yaitu menjadi manusia Indonesia seutuhnya.
Pencapaian tujuan tersebut berpangkal pada perencanaan
pengalaman gerak yang sesuai dengan karakteristik anak.
Penjelasan lebih rinci mengenai tujuan PJOK dijelaskan pada sub
bab selanjutnya.

Jadi, PJOK diartikan sebagai proses pendidikan melalui


permainan, olahraga, atau aktivitas jasmani lainnya. Inti
pengertiannya adalah mendidik anak melalui aktivitas jasmani.
Yang membedakan dengan mata pelajaran lain adalah alat yang
digunakan adalah gerak insani atau manusia yang bergerak secara
sadar. Gerak yang digunakan dirancang secara sistematik oleh
guru dan diberikan dalam situasi yang tepat, agar dapat
merangsang pertumbuhan dan perkembangan anak didik serta
tujuan lain yang relevan.

3. Perbedaan Pendidikan Jasmani dan Pendidikan Olahraga


Salah satu pertanyaan yang sering diajukan oleh guru-guru PJOK
belakangan ini adalah: “Apakah pendidikan jasmani? Dan, apa
perbedaannya dengan pendidikan olahraga?” Pertanyaan ini
justru dikemukakan oleh yang paling berhak menjawab
pertanyaan tersebut.

Hal tersebut mungkin terjadi karena pada waktu sebelumnya guru


itu merasa dirinya bukan sebagai guru penjas, melainkan guru
pendidikan olahraga. Perubahan cara pandang ini terjadi
menyusul perubahan nama mata pelajaran wajib dalam
kurikulum pendidikan di Indonesia, dari mata pelajaran
pendidikan olahraga dan kesehatan (orkes) dalam kurikulum
1984, menjadi pelajaran “pendidikan jasmani dan kesehatan”
(penjaskes) dalam kurikulum 1994, hingga akhirnya pendidikan
jasmani, olahraga, dan kesehatan (PJOK).

Perubahan nama tersebut tidak dilengkapi dengan sumber belajar


yang menjelaskan makna dan tujuan istilah-istilah tersebut.
Akibatnya sebagian besar guru menganggap bahwa perubahan
nama itu tidak memiliki perbedaan, dan pelaksanaannya dianggap
sama. Padahal muatan filosofis dari kedua istilah di atas sungguh
berbeda, sehingga tujuannya pun berbeda pula. Pertanyaannya,
apa bedanya pendidikan jasmani dan pendidikan olahraga?

Pendidikan jasmani berarti program pendidikan melalui gerak


atau permainan dan olahraga. Di dalamnya terkandung arti bahwa
gerakan, permainan, atau cabang olahraga tertentu yang dipilih
hanyalah alat untuk mendidik. Pendidikan terutama diarahkan
pada perkembangan keterampilan anak. Keterampilan dimaksud
tidak hanya keterampilan konkrit berupa fisik dan motorik,
melainkan juga keterampilan abstrak berupa keterampilan
berpikir, keterampilan memecahkan masalah, atau dapat juga
keterampilan emosional dan sosial.

Karena itu, seluruh proses pembelajaran yang diskenariokan oleh


guru dalam mempelajari gerak dan olahraga tersebut sama
penting dengan hasil yang ingin dicapai. Dengan demikian,
bagaimana guru memilih metode, melibatkan dan berinteraksi,
serta merangsang interaksi peserta didik satu dengan lainnya
dijadikan sebagai pertimbangan utama.

Pendidikanolahraga sebagaimana pengertian yang telah


disampaikan sebelumnya adalah pendidikan yang membina anak
agar menguasai cabang-cabang olahraga tertentu. Kepada murid

90 |Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018


diperkenalkan berbagai cabang olahraga agar mereka menguasai
keterampilan berolahraga. Yang ditekankan di sini adalah “hasil”
dari pembelajaran itu, sehingga metode pembelajaran serta
bagaimana anak menjalani pembelajarannya didikte oleh hasil
akhir yang ingin dicapai. Dalam prakteknya ciri-ciri pelatihan
olahraga bisa menyusup ke dalam proses pembelajaran.

Yang sering terjadi pada pembelajaran pendidikan olahraga


adalah bahwa guru kurang memerhatikan kemampuan dan
kebutuhan peserta didik. Jika peserta didik harus belajar bermain
bolavoli, mereka belajar keterampilan teknik bolavoli secara
langsung. Teknik-teknik dasar dalam pelajaran demikian lebih
ditekankan dengan cara penyajian materi pelajaran dengan
pendekatan drilling, atau dengan kata lain tahapan penyajian
tugas gerak yang disesuaikan dengan kemampuan anak kurang
diperhatikan.

Guru demikian akan berkata: “kalau perlu tidak usah ada


pentahapan, karena anak akan dapat mempelajarinya secara
langsung. Beri mereka bola, dan instruksikan anak supaya
bermain langsung”. Anak yang sudah terampil biasanya dapat
menjadi contoh, dan anak yang belum terampil belajar dari
mengamati demonstrasi guru atau temannya yang sudah mahir
tadi. Untuk pengajaran model seperti ini, ada ungkapan: “Kalau
anda ingin anak belajar renang, lemparkan mereka ke kolam yang
paling dalam, dan mereka akan bisa sendiri.”

Pendidikan jasmani tentu tidak bisa dilakukan dengan cara


demikian. Pendidikan jasmani adalah suatu proses yang terencana
dan bertahap yang perlu dibina secara hati-hati dalam waktu yang
diperhitungkan proses dan hasil akhir yang direncanakan, serta
cara menilai tingkat keberhasilannya.

Pembelajaran pendidikan jasmani yang diorientasikan agar anak


menguasai keterampilan berolahraga (misalnya sepakbola), guru
akan lebih menekankan pada pembelajaran teknik dasar-teknik
dasar dengan kriteria keberhasilan yang sudah ditentukan. Dalam
hal ini, guru tidak akan memerhatikan bagaimana agar setiap anak
mampu melakukannya, sebab cara melatih teknik dasar yang
bersangkutan hanya dilakukan dengan cara tunggal. Beberapa
anak mungkin bisa mengikuti dan menikmati cara belajar yang
dipilih guru tadi. Tetapi sebab lain merasa selalu gagal, karena
bagi mereka cara latihan tersebut terlalu sulit, atau terlalu mudah.

Anak yang berhasil akan merasa puas dari cara latihan tadi, dan
segera menyenangi permainan sepakbola. Tetapi bagi yang
kurang berhasil akan serta merta merasa bahwa permainan
sepakbola terlalu sulit dan tidak menyenangkan, sehingga mereka
tidak menyukai pelajaran dan permainan tersebut. Apalagi bila
peserta didik melakukan latihan yang gagal tadi selalu diejek oleh
teman-teman yang lain atau bahkan oleh gurunya sendiri. Anak
yang tertinggal ini biasanya mengalami perasaan negatif.
Akibatnya, citra diri anak tidak berkembang dan anak cenderung
menjadi anak yang rendah diri.

Melalui pembelajaran pendidikan jasmani yang efektif, semua


kecenderungan tadi bisa dihapuskan, karena guru memilih cara
agar anak yang kurang terampil pun tetap menyukai latihan dan
memperoleh pengalaman sukses. Selain guru membedakan
bentuk latihan yang harus dilakukan setiap anak, kriteria
keberhasilannya pun dibedakan pula. Untuk kelompok mampu
kriteria keberhasilan lebih berat dari anak yang kurang mampu.
Misalnya dalam pelajaran renang ditentukan: meluncur 10 meter
untuk anak dengan kelompok mampu, dan hanya 5 meter untuk
anak kurang mampu. Dengan cara ini semua peserta didik
merasakan apa yang disebut sejarah berhasil (success story), dan
peserta didik makin menyadari bahwa kemampuannya pun
meningkat, seiring dengan seringnya mereka mengulang-ulang

92 |Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018


latihan. Cara ini disebut gaya mengajar partisipatif karena semua
anak merasa dilibatkan dalam proses pembelajaran.

Guru PJOK harus mengembangkan respons positif terhadap


peserta didik yang gagal dan melarang peserta didik lain untuk
melemparkan ejekan pada teman yang belum berhasil sebagai
upaya untuk mencegah terjadinya trauma atas kegagalan dalam
pembelajaran.

Syarifudin, dalam Buletin Pusat Perbukuan menyebut perbedaan


antara pendidikan jasmani dan olahraga sebagaimana tabel
berikut.

T abel 1.Perbedaan Antara Pendidikan Jasmani dan Olahraga

Komponen Pendidikan Jasmani Pendidikan Olahraga


Tujuan Program yang dikembangkan Program yang
sebagai sarana untuk dikembangkan sebagai
membentuk pertumbuhan dan sarana untuk mencapai
perkembangan totalitas prestasi optimal.
subjek.
Orientasi Aktivitas jasmani berorientasi Aktivitas jasmani
pada kebutuhan pertumbuhan berorientasi pada suatu
dan perkembangan subjek program latihan untuk
mencapai prestasi optimal
Materi Materi perlakuan tidak Untuk mencapai prestasi
dipaksa-kan melainkan optimal materi latihan
disesuaikan dengan cenderung dipaksakan.
kemampuan anak.
Lamanya Lamanya aktivitas jasmani Lamanya aktivitas jasmani
perlakuan yang dilakukan dalam yang dilakukan dalam
pendidikan jasmani tiap latihan olahrag cenderung
pertemuan dibatasi oleh tidak dibatasi. Agar individu
alokasi waktu kurikulum. Di dapat beradaptasi dengan
samping itu juga disesuaikan siklus per-tandingan,
dengan kemampuan organ- aktivitas fisik dalam latihan
organ tubuh subjek. harus dilakukan men-dekati
kemampuan optimal.
Frekuensi Frekuensi pertemuan belajar Agar dapat mencapai
perlakuan pendidikan jasmani dibatasi tujuan, latihan harus
oleh alokasi waktu kurikulum. dilakukan dalam frekuensi
Namun demikian diharapkan yang tinggi.
peserta didik dapat
mengulang-ulang kete-
rampilan gerak yang dipelajari
di sekolah pada waktu
senggang mereka dirumah.
Diharapkan mereka dapat
melakukan pengulangan
gerakan antara 2 sampai 3
kali/minggu.
Intensitas Intensitas kerja fisik
Intensitas kerja fisik harus
disesuaikan dengan mencapai ambang zona
kemampuan organ-organ latihan. Agar subjek dapat
tubuh peserta didik. beradaptasi dengan siklus
pertandingan kelak,
kadang-kadang intensitas
kerja fisik dilakukan
melebihi kemampuan
optimal.
Peraturan Tidak memiliki peraturan yang Memiliki peraturan
baku. Peraturan dapat dibuat permainan yang baku.
sesuai dengan tujuan dan Sehingga olahraga dapat
kondisi pembelajaran. dipertandingkan dan
diperlombakan dengan
standar yang sama pada
berbagai situasi dan
kondisi.

Dengan adanya perbedaan pendidikan jasmani dan olahraga


secara konsep, maka implikasi dalam pelaksanaan kegiatan
pembelajaran pun memiliki perbedaan. Berikut adalah contoh
perbedaan pembelajaran gerak dasar pada pendidikan jasmani
dan olahraga yang yang diadaptasi dari Syarifudin.

Tabel 2. Perbedaan Aktivitas Jasmani dalam Pendidikan Jasmani dan


Olahraga

Aktivitas Pembelajaran pada Pendidikan Pembelajaran pada


Jasmani Jasmani Pendidikan Olahraga
Berjalan Pembelajaran berjalan pada Berjalan pada olahraga
pendidikan jasmani ditujukan merupakan salah satu
pada usaha untuk membentuk nomor dalam cabang
sikap dan gerak tubuh yang atletik. Latihan berjalan
sempurna. Pembelajaran biasanya dilakukan dengan
dilakukan melalui materi baris- secepat-cepatnya melalui
berbaris. teknik dan peraturan

94 |Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018


yang telah baku.
Lari Materi lari pada pendidikan Lari pada olahraga
jasmani dimaksudkanuntuk dapat merupakan salah satu
mengembang-kan keterampilan nomor dalam cabang
gerak berlari dengan baik. Berlari atletik. Latihan dilakukan
dapat dilakukan dalam beberpa untuk mencapai prestasi
teknik; lari zig-zag, lari kijang, lari optomal. Dalam cabang
kuda, dan beberapa teknik lari atletik lari dibagi dalam
lainnya. beberapa nomor.
Lompat Materi lompat dalam pendidikan Lompat pada olahraga
jasmani dimaksudkan untuk dapat merupakan salah satu
mengembangkan keterampilan nomor dalam cabang
gerak lompat dengan baik. Lompat atletik. Latihan lompat
dapat dilakukan dalam beberapa pada cabang atletik
teknik ; lompat harimau, lompat dilakukan untuk
kodok, dan beberpa teknik lompat mencapai prestasi
lainnya. optimal.
Lempar Materi lempar dalam pendidikan Lempar dalam olahraga
jasmani dimaksudkan untuk dapat merupakan salah satu
mengembangkan ketermapilan nomor dalam cabang
gerak lempar dengan baik. atletik. Latihan lempar
Melempar dapat dilakukan dengan pada cabang atletik
beberapa teknik; lempar bola, dilakukan untuk
lempar sasaran, dan beberpa mencapai prestasi
teknik lempar lainnya. optimal.

Hal tersebut bersesuaian pula dengan rangkuman yang


disampaikan oleh Abdul Kadir Ateng sebagaimana yang
digambarkan dalam tabel 1.3.

Tabel 3. Sepuluh Perbedaan Pendidikan Jasmani dan Olahraga

Komponen Pendidikan Jasmani Pendidikan Olahraga


Tujuan Pendidikan keseluruhan, Kinerja motorik (motor
kepribadian dan emosional performance/kinerja gerak
untuk prestasi
Materi Child centered (sesuai Subject centered (berpusat
dengan kebutuhan pada materi)
anak/individualized)
Teknik Seluas gerak kehidupan Fungsional untuk cabang
gerak sehari-hari olahraga bersangkutan
Peraturan Disesuaikan dengan Baku (standar) agar dapat
keperluan (tidak dipertandingkan
dibakukan)
Anak yang Harus diberi perhatian Ditinggalkan/untuk memilih
lamban ekstra cabang olahraga lain
Talent Untuk mengukur Untuk mencari atlit berbakat
Scouting kemampuan awal
(TS)
Latihannya Mutilateral (latihan yang Spesifik
menyangkut semua otot)
Partisipasi Wajib Bebas

Sepuluh perbedaan antara pendidikan jasmani dengan olahraga


kompetitif (sports), yaitu ditinjau dari tujuan pengembangan, sifat
pengembangan, pusat orientasi, jenis aktivitas, perlakuan,
penerapan aturan permainan, pertandingan, penilaian, partisipasi,
dan pemanduan bakat dapat diuraikan lebih lanjut sebagai
berikut.

Tujuan pendidikan jasmani diarahkan untuk pengembangan


individu anak secara menyeluruh, artinya meliputi aspek organik,
motorik, emosional, dan intelektual sedangkan pada olahraga
kompetitif terbatas pada pengembangan aspek kinerja motorik
yang dikhususkan pada cabang olahraga tertentu saja

Aktivitas yang dilakukan pada pendidikan jasmani bersifat


multilateral, artinya seluruh bagian dari tubuh peserta didik
dikembangkan secara proporsional mulai dari tubuh bagian atas
(upper body), bagian tubuh tengah (torso), maupun bagian bawah
(lower body). Pendidikan jasmani berupaya mengembangkan
kinerja anggota tubuh bagian kanan maupun kiri secara seimbang
dan koordinatif. Pada olahraga kompetitif hanya bagian tubuh
tertentu sesuai dengan fungsi kecabangannyalah yang
dikembangkan secara optimal atau secara populer disebut sebagai
spesifik.

Child oriented, jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia


berarti berorientasi pada anak memiliki makna bahwa penjas
dengan segala aktivitasnya diberikan berdasarkan kebutuhan
yang diperlukan oleh anak dengan segala perbedaan karakternya.

96 |Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018


Dengan pertimbangan ini maka kegiatan pendidikan jasmani
dirancang sebagai proses dalam pemenuhan kebutuhan anak
dalam kehidupan sehari-harinya, kebutuhan kompetitif dalam
menghadapi segala tantangan, dan pengisian waktu luangnya.
Pada cabang olahraga kompetitif hal tersebut tentu bukan
merupakan pertimbangan yang utama, karena yang terpenting
pada olahraga kompetitif adalah dikuasainya gerak atau teknik
dasar beserta pengembangannya untuk mendukung permainan
pada cabang tersebut, sehingga materi disajikan sebagai
pemenuhan atas kepentingan itu (materi) atau disebut sebagai
subject/material oriented.

Pada pendidikan jasmani seluruh kegiatan yang ada di alam


semesta yang berupa kegiatan dalam kehidupan sehari-hari, baik
yang dilakukan oleh manusia, binatang, tumbuhan, atau bahkan
mesin yang bergerak. Aktivitas yang dapat digunakan sebagai
materi gerak dalam olahraga kompetitif adalah terbatas pada
teknik-teknik yang ada pada olah yang bersangkutan, atau pada
spesifik pada spesialis kecabangannya.

Seluruh anak memiliki tingkat kecepatan yang bervariasi dalam


pembelajaran, termasuk di dalamnya pembelajaran penjas. Anak
dengan kecepatan pembelajaran yang kurang baik (lamban) harus
diperhatikah secara lebih khusus sehingga mampu beradaptasi
dengan lingkungan dan pada akhirnya dapat mencapai tujuan
pembelajaran yang diinginkan. Pada olahraga kompetitif, anak
yang memiliki kelambanan ini akan ditinggalkan karena hanya
menghambat proses pembelajaran, dan mengganggu pencapaian
prestasi tinggi yang diinginkan.

Aturan yang baku diterapkan pada olahraga kompetitif agar


terdapat keadilan bagi tim yang melakukan pertandingan dalam
situasi yang sama. Pendidikan jasmani tidak harus dilakukan
dengan menggunakan pertandingan, melainkan dengan bermain,
dengan pembelajaran berkelompok, demonstrasi, dan lain-lain
sehingga tidak diperlukan peraturan yang baku sebgaimana
olahraga kompetitif.

Dikenal penilaian dengan sistem gain score dan final score pada
suatu proses pembelajaran maupun pelatihan. Gain score berarti
penilaian yang didasarkan pada pertambahan nilai, yaitu selisih
antara hasil panilaian awal dan hasil penilaian akhir yang didapat
oleh peserta didik, dan ini yang ditekankan dalam menilai hasil
belajar anak. Sedangkan nilai akhir (gain score) menjadi
penekanan dalam penilaian yang dilakukan pada olahraga
kompetitif.

Seluruh peserta didik dalam suatu sekolah wajib mengikuti


seluruh proses pembelajaran dalam pendidikan jasmani, sehingga
partisipasi dalam penjas disebut sebagai partisipasi wajib.
Keikutsertaan anak pada suatu kelompok berlatih cabang
olahraga tertentu bersifat volunteer atau sukarela.

Perbedaan lain antara penjas dan olahraga kompetitif adalah pada


aspek talent scouting, di mana dalam penjas hanya dijadikan
sebagai dasar dalam masukan awal (entry behaviour) sedangkan
pada olahraga kompetitif dijadikan rekomendasi dalam
menentukan cabang olahraga spesialis yang akan diikuti oleh
anak.

Pengetahuan seorang guru mengenai perbedaan pendidikan


jasmani dan olahraga semestinya tidak lantas membuat dikotomi
dan garis batas “hitam-putih” dan memandang aktivitas di
dalamnya sebagai sesuatu yang “wajib/halal dan dilarang/haram”
digunakan dalam pembelajaran pendidikan jasmani, olahraga, dan
kesehatan di sekolah. Pengetahuan tersebut seharusnya menjadi
rambu-rambu sekaligus wahana untuk melakukan inovasi materi
pembelajaran tanpa melampau batas dan mencampuradukkan

98 |Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018


antara mana yang seharusnya dilakukan dan mana yang menjadi
tugas tambahan.

4. TUJUAN, MANFAAT, DAN PENTINGNYA PJOK

a. Landasan Psikologis Pendidikan Jasmani


Pendidikan jasmani melibatkan interaksi antara guru dengan
anak serta anak dengan anak. Di dalam adegan pembelajaran
yang melibatkan interaksi tersebut, terletak suatu keharusan
untuk saling mengakui dan menghargai keunikan masing-
masing, termasuk kelebihan dan kelemahannya. Dan ini
bukan hanya berkaitan dengan kelainan fisik semata-mata,
tetapi juga dalam kaitannya dengan perbedaan psikologis
seperti kepribadian, karakter, pola pikir, serta tak kalah
pentingnya dalam hal pengetahuan dan kepercayaan.
Program pendidikan jasmani yang baik tentu harus dilandasi
oleh pemahaman guru terhadap karakteristik psikologis anak,
dan yang paling penting dalam hal sumbangan apa yang dapat
diberikan oleh program pendidikan jasmani terhadap
perkembangan mental dan psikologis anak.
Studi dalam ilmu-ilmu psikologi mempunyai implikasi untuk
para guru pendidikan jasmani, terutama dalam wilayah atau
sub-disiplin ilmu teori belajar, teori pembelajaran gerak,
perkembangan kepribadian, serta sikap. Kesemua sub-disiplin
itu, memberikan pemahaman yang lebih luas dalam hal
bagaimana anak belajar, dan yang terpenting upaya apa yang
harus dipertimbangkan guru dikaitkan dengan menciptakan
lingkungan belajar yang memungkinkan anak belajar.
Kata psikologi berasal dari kata-kata Yunani psyche, yang
berarti jiwa atau roh, dan logos, yang berarti ilmu. Diartikan
secara populer, psikologi adalah ilmu jiwa atau ilmu pikiran.
Para ahli psikologi mempelajari hakikat manusia secara
ilmiah, dan untuk memahami alam pikiran manusia, termasuk
anak, termasuk ciri-ciri manusia ketika belajar. Pendidikan
jasmani lebih menekankan proses pembelajarannya pada
penguasaan gerak manusia. Pemahaman yang lebih
mendalam terhadap kecenderungan dan hakikat gerak ini,
misalanya melalui teori gerak dan teori belajar gerak, maka
memungkinkan guru lebih memahami tentang kondisi apa
yang perlu disediakan untuk memungkinkan anak belajar
secara efektif.
Jika dahulu para guru penjas lebih bersandar pada teori
belajar behaviorisme, yang lebih melihat proses pembelajaran
dari perubahan perilaku anak, maka dewasa ini sudah diakui
adanya keharusan untuk memahami tentang apa yang terjadi
di dalam diri anak ketika mempelajari keterampilan gerak,
yang ditunjang oleh berkembangan teori belajar kognitivisme.
Bersandar secara berlebihan pada teori belajar behaviorisme
tentu mengandung kelemahan tertentu, karena mendorong
dan membenarkan guru dengan proses pembelajaran yang
sangat mekanistis; sekedar terjadi persambungan antara
stimulus (aba-aba guru) dengan respons siswa (gerakan
siswa), yang diperkuat oleh adanya reinforcement (ucapan
pujian dari guru). Akibatnya, guru pun umumnya abai dengan
bagaimana sebenarnya proses yang terjadi di dalam otak dan
perangkat gerak anak, sehingga guru tidak pernah terlalu
mempertimbangkan kualitas dari proses pembelajaran,
termasuk keharusan untuk melibatkan proses berpikir dari
anak. Akhirnya, anak relatif tidak pernah punya gagasan
apapun dalam pelajaran, dan klaim bahwa penjas memiliki
peranan dalam pengembangan kemampuan intelektual anak
tidak terbuktikan secara nyata.
Perkembangan teori belajar kognitivisme menguak fakta
kekakuan proses pembelajaran penjas tersebut. Dalam salah

100 |Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018


satu teori belajar pengolahan informasi (information
processing theory) diungkap bahwa idealnya pembelajaran
gerak adalah sebuah proses pengambilan keputusan, yang
secara hirarkis akan selalu melalui tiga tahapan yang tetap,
yaitu tahap mengidentifikasi stimulus, tahap memilih respons,
dan tahap memprogram respons. Jika pada proses
pembelajaran siswa diberi kesempatan dan didorong untuk
terus-menerus meningkatkan kemampuan pengambilan
keputusannya, maka secara pasti kemampuannya tersebut
terlatih, karena masing-masing perangkat yang berhubungan
dengan ketiga tahapan pengambilan keputusan itupun
kemampuannya semakin meningkat pula.
Dari pemahaman terhadap landasan psikologis itulah, maka
pembelajaran penjas yang baik tidak cukup hanya dengan
memberikan perintah dan tugas-tugas gerak semata
(misalnya dengan instruksi yang klasik seperti, “... ketika
kamu menerima bola, kamu lari ke arah sana, lalu kamu
lempar bola itu ke si A, dan kamu kembali ke sini”), melainkan
harus pula dibarengi dengan upaya memberikan kesempatan
pada mereka untuk menganalisis situasi dan berikan
kebebasan untuk mengambil keputusan sendiri (misalnya: “...
baik, ketika posisi lapangan ketat dan kamu dijaga terus oleh
lawan, kira-kira kemanakah kamu harus melempar bola?
Coba kita praktekkan, apakah keputusanmu sudah tepat atau
tidak?”).

b. Tujuan pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan


Tujuan pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan sudah
tercakup dalam pemaparan di atas yaitu memberikan
kesempatan kepada anak untuk mempelajari berbagai
kegiatan yang membina sekaligus mengembangkan potensi
anak, baik dalam aspek fisik, mental, sosial, emosional dan
moral. Singkatnya, pendidikan jasmani bertujuan untuk
mengembangkan potensi setiap anak setinggi-tingginya.
Secara sederhana tujuan PJOK meliputi tiga ranah (domain)
sebagai satu kesatuan.
Tujuan di atas merupakan pedoman bagi guru PJOK dalam
melaksanakan tugasnya. Tujuan tersebut harus bisa dicapai
melalui kegiatan pembelajaran yang direncanakan secara
matang, dengan berpedoman pada ilmu mendidik. Dengan
demikian, hal terpenting untuk disadari oleh guru PJOK
adalah bahwa ia harus menganggap dirinya sendiri sebagai
pendidik, bukan hanya sebagai pelatih atau pengatur kegiatan
dalam aktivitas fisik.
Misi pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan tercakup
dalam tujuan pembelajarannya yang meliputi domain kognitif,
afektif dan psikomotor. Perkembangan pengetahuan atau
sifat-sifat sosial bukan sekedar dampak pengiring yang
menyertai keterampilan gerak. Tujuan itu harus masuk dalam
perencanaan dan skenario pembelajaran. Kedudukan kedua
domain tersebut sama dengan tujuan pembelajaran
pengembangan psikomotor.
Guru perlu membiasakan diri untuk membelajarkan peserta
didik tentang apa yang akan dipelajari berlandaskan
pemahaman tentang prinsip-prinsip yang mendasarinya,
sehingga secara efektif tujuan pembelajaran dapat dicapai.
Pergaulan yang terjadi di dalam adegan yang bersifat
mendidik dimanfaatkan secara sengaja untuk menumbuhkan
berbagai kesadaran emosional dan sosial. Dengan demikian
peserta didik akan berkembang secara menyeluruh, yang
akan mendukung tercapainya aneka kemampuan.

Secara sederhana, pendidikan jasmani, olahraga, dan


kesehatan merujuk dari literasi yang dikembangkan dari

102 |Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018


berbagai negara adalah memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk:
1) Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan yang
berkaitan dengan aktivitas jasmani, perkembangan estetika,
dan perkembangan sosial.
2) Mengembangkan kepercayaan diri dan kemampuan untuk
menguasai keterampilan gerak dasar yang akan mendorong
partisipasinya dalam aneka aktivitas jasmani.
3) Memperoleh dan mempertahankan derajat kebugaran
jasmani yang optimal untuk melaksanakan tugas sehari-hari
secara efisien dan terkendali.
4) Mengembangkan nilai-nilai pribadi melalui partisipasi dalam
aktivitas jasmani baik secara kelompok maupun perorangan.
5) Berpartisipasi dalam aktivitas jasmani yang dapat
mengembangkan keterampilan sosial yang memungkinkan
peserta didik berfungsi secara efektif dalam hubungan antar
orang.
6) Menikmati kesenangan dan keriangan melalui aktivitas
jasmani, termasuk permainan olahraga.

Sedangkan tujuan mata pelajaran pendidikan jasmani,


olahraga, dan kesehatan di dalam kurikulum yang
dikembangkan di Indonesia adalah:
1) Mengembangkan kesadaran tentang arti penting aktivitas
fisik untuk mencapai pertumbuhan dan perkembangan
tubuh serta gaya hidup aktif sepanjang hayat.
2) Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam
upaya pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani,
mengelola kesehatan dan kesejahteraan dengan benar serta
pola hidup sehat.
3) Mengembangkan keterampilan gerak dasar, motorik,
keterampilan, konsep/ pengetahuan, prinsip, strategi dan
taktik permainan dan olahraga serta konsep gerakan.
4) Meletakkan landasan karakter moral yang kuat melalui
internalisasi nilai-nilai percaya diri, sportif, jujur, disiplin,
bertanggungjawab, kerjasama, pengendalian diri,
kepemimpinan, dan demokratis dalam melakukan aktivisas
fisik.
5) Meletakkan dasar kompetitif diri (self competitive) yang
sportif, percaya diri, disiplin, dan jujur.
6) Menciptakan iklim sekolah yang lebih positif.
7) Mengembangkan muatan lokal yang berkembang di
masyarakat.
8) Menciptakan suasana yang rekretif, berisi tantangan,
ekspresi diri.
9) Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan untuk
hidup aktif dan sehat sepanjang hayat, serta meningkatkan
kebugaran pribadi.

c. Manfaat Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan


Beban belajar di sekolah begitu berat dan menekan
kebebasan peserta didik untuk bergerak. Kebutuhan mereka
akan gerak tidak bisa terpenuhi karena keterbatasan waktu
dan kesempatan. Lingkungan sekolah tidak menyediakan
wilayah yang menarik untuk dijelajahi. Penyelenggara
pendidikan di sekolah yang lebih mengutamakan prestasi
akademis, memberikan peserta didik tugas-tugas belajar yang
menumpuk.
Kehidupan sekolah yang demikian berkombinasi pula dengan
kehidupan di rumah dan lingkungan luar sekolah. Jika di
sekolah peserta didik kurang bergerak, di rumah keadaannya
tidak jauh berbeda. Kemajuan teknologi yang dicapai pada

104 |Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018


saat ini, malah mengungkung peserta didik dalam lingkungan
kurang gerak. Peserta didik semakin asyik dengan
kesenangannya seperti menonton TV atau bermain video
game. Tidak mengherankan bila ada kerisauan bahwa
kebugaran peserta didik semakin menurun.
Dengan semakin rendahnya kebugaran jasmani, kian
meningkat pula gejala penyakit hipokinetik (kurang gerak)
serta degeneratif lainnya. Kegemukan, tekanan darah tinggi,
kencing manis, nyeri pinggang bagian bawah, adalah contoh
dari penyakit kurang gerak. Akibatnya penyakit jantung tidak
lagi menjadi monopoli orang dewasa, tetapi juga sudah
menyerang anak usia muda dan remaja.
Sejalan dengan itu, pengetahuan dan kebiasaan makan yang
buruk pun semakin memperparah masalah kesehatan yang
mengancam kesejahteraan masyarakat. Dengan pola gizi yang
tidak seimbang, para pemalas gerak itu akan menimbun
lemak dalam tubuhnya secara berlebihan. Mereka
menghadapkan diri mereka sendiri pada resiko penyakit
degenaratif (menurunnya fungsi organ) yang semakin besar.
Pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan tampil untuk
mengatasi masalah tersebut sehingga kedudukannya
dianggap penting. Melalui program yang direnakan secara
baik, peserta didik dilibatkan dalam kegiatan fisik yang tinggi
intensitasnya. Pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan
juga tetap menyediakan ruang untuk belajar menjelajahi
lingkungan yang ada di sekitar dengan banyak mencoba,
sehingga kegiatannya tetap sesuai dengan minat anak. Lewat
pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatanlah peserta didik
menemukan saluran yang tepat untuk bergerak bebas dan
meraih kembali keceriaannya, sehingga pertumbuhan dan
perkembangan terangsang secara menyeluruh.
Secara umum, manfaat pendidikan jasmani, olahraga, dan
kesehatan di sekolah mencakup sebagai berikut:
1) Memenuhi kebutuhan peserta didik akan gerak
Pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan memang
merupakan dunia peserta didik dan sesuai dengan
kebutuhan anak. Di dalamnya peserta didik dapat belajar
sambil bergembira melalui penyaluran hasrat untuk
bergerak. Semakin terpenuhi kebutuhan akan gerak dalam
masa-masa pertumbuhan, kian besar kemaslahatan bagi
kualitas pertumbuhan itu sendiri.

2) Mengenalkan peserta didik pada lingkungan dan potensi diri


Pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan adalah waktu
untuk ‘berbuat’. Peserta didik akan lebih memilih untuk
‘berbuat’ sesuatu dari pada hanya harus melihat atau
mendengarkan orang lain ketika mereka sedang belajar.
Suasana kebebasan yang ditawarkan di lapangan atau
gedung olahraga didapatkan setelah sekian lama terkurung
di antara batas-batas ruang kelas. Keadaan ini benar-benar
sesuai dengan dorongan naluri yang ingin bebas dan
mengekspresikan diri.

Dengan bermain dan bergerak peserta didik benar-benar


belajar tentang potensinya dan dalam kegiatan ini peserta
didik mencoba mengenali lingkungan sekitar. Para ahli
sepaham bahwa pengalaman ini penting untuk merangsang
pertumbuhan intelektual dan hubungan sosial dan bahkan
perkembangan harga diri yang menjadi dasar
kepribadiannya kelak.

3) Menanamkan dasar-dasar keterampilan yang berguna


Peranan pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan di
sekolah cukup unik, karena turut mengembangkan dasar-
dasar keterampilan yang diperlukan peserta didik untuk

106 |Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018


menguasai berbagai keterampilan dalam kehidupan di
kemudian hari. Menurut para ahli, pola pertumbuhan
peserta didik usia sekolah hingga menjelang akil balik atau
remaja disebut pola pertumbuhan lambat. Pola ini
merupakan kebalikan dari pola pertumbuhan cepat yang
dialami peserta didik ketika mereka baru lahir hingga usia
lima tahun.

Karena pada usia remaja awal tingkat pertumbuhan sedang


lambat-lambatnya, maka pada usia-usia inilah kesempatan
peserta didik untuk mempelajari keterampilan gerak sedang
tiba pada masa kritis. Konskuensinya, keterlantaran
pembinaan pada masa ini sangat berpengaruh terhadap
perkembangan peserta didik pada masa berikutnya.

4) Menyalurkan energi yang berlebihan


Peserta didik adalah mahluk yang sedang berada dalam
masa kelebihan energi. Kelebihan energi ini perlu disalurkan
agar tidak mengganggu keseimbangan perilaku dan
mentalnya. Segera setelah kelebihan energi tersalurkan,
peserta didik akan memperoleh kembali keseimbangan diri,
karena setelah istirahat, peserta didik akan kembali
memperbaharui dan memulihkan energinya secara
optimum.

5) Merupakan proses pendidikan secara serempak baik secara


fisik, mental, maupun emosional
Pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan yang benar
akan memberikan sumbangsih sangat berarti terhadap
pendidikan peserta didik secara keseluruhan. Hasil nyata
yang diperoleh dari pendidikan jasmani, olahraga, dan
kesehatan adalah perkembangan yang lengkap, meliputi
aspek fisik, mental, emosi, sosial, dan moral. Tidak salah jika
para ahli percaya bahwa pendidikan jasmani, olahraga, dan
kesehatan merupakan wahana yang paling tepat untuk
membentuk manusia seutuhnya.

Secara garis besar ketika seorang guru pendidikan jasmani,


olahraga, dan kesehatan, mampu menciptakan “insan-insan
penjas”yang terdidik secara fisik (physical educated persons),
maka guru tersebut telah mempersiapkan dan memberi
modal bagi peserta didik untuk menghadapi hidup dan
kehidupannya sepanjang hayat. Modal pertama dapat
digunakan dalam kehidupan sehari-hari (daily living lifelong
utilization). Dari pernyataan ini dapat diberikan penjelasan
sekaligus tuntutan bahwa ketika seorang guru pendidikan
jasmani, olahraga, dan kesehatan mengajarkan lari cepat
misalnya, maka manfaat apa yang akan didapat oleh peserta
didik dari kemampuan berlari cepatnya, untuk digunakan
dalam kehidupan sehari-hari.

Anak yang terdidik secara fisik mampu menghadapi


persaingan hidup sepanjang hayatnya (competitive lifelong
utilization). Persaingan dimaksud tidak hanya terbatas
dalam pengembangan kemampuan memenangkan
pertandingan cabang-cabang olahraga kompetitif, melainkan
juga di dalam kehidupan nyata (real life). Modal yang
diberikan secara baik melalui program pendidikan jasmani,
olahraga, dan kesehatan dihayati dan diterapkan oleh
peserta dalam menghadapi tantangan yang dihadapi dan
dengan secara cepat dapat menyelesaikan permasalahan
hidup.

Waktu luang yang dimiliki peserta didik sering kali terbuang


percuma dengan banyak hal yang tidak berguna. Peserta
didik yang memiliki pengalaman gerak dan sadar akan
manfaat yang akan didapat dari gerak tentu tidak akan
menyia-nyiakan hal tersebut. Waktu luang akan diisi dengan

108 |Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018


kegiatan yang menyenangkan dan bermanfaat dengan
melakukan aktivitas fisik sebagai salah satu cara. Manfaat
program pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan
diselenggarakan di sekolah untuk memfasilitasi peserta
didik dalam mengisi waktu luang dengan aktivitas yang
bermanfaat bagi dirinya sepanjang hayat (recreational
lifelong utilization).

d. Pentingnya Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan


Pendidikan jasmani merupakan suatu bagian yang tidak
terpisahkan dari pendidikan umum. Lewat program penjas
dapat diupayakan peranan pendidikan untuk mengembangkan
kepribadian individu. Tanpa penjas, proses pendidikan di
sekolah akan pincang.

Sumbangan nyata pendidikan jasmani adalah untuk


mengembangkan keterampilan (psikomotor). Karena itu posisi
pendidikan jasmani menjadi unik, sebab berpeluang lebih
banyak dari mata pelajaran lainnya untuk membina
keterampilan. Hal ini sekaligus mengungkapkan kelebihan
pendidikan jasmani dari pelajaran-pelajaran lainnya. Jika
pelajaran lain lebih mementingkan pengembangan intelektual,
maka melalui pendidikan jasmani terbina sekaligus aspek
penalaran, sikap dan keterampilan.

Ada tiga hal penting yang bisa menjadi sumbangan unik dari
pendidikan jasmani, yaitu: meningkatkan kebugaran jasmani
dan kesehatan siswa, meningkatkan terkuasainya keterampilan
fisik yang kaya, serta meningkatkan pengertian siswa dalam
prinsip-prinsip gerak serta bagaimana menerapkannya dalam
praktek.

Untuk meneliti aspek penting dari penjas, dasar-dasar


pemikiran seperti berikut perlu dipertimbangkan:

a. Kebugaran dan kesehatan


Kebugaran dan kesehatan akan dicapai melalui program
pendidikan jasmani yang terencana, teratur dan
berkesinambungan. Dengan beban kerja yang cukup berat
serta dilakukan dalam jangka waktu yang cukup secara
teratur, kegiatan tersebut akan berpengaruh terhadap
perubahan kemampuan fungsi organ-organ tubuh seperti
jantung dan paru-paru. Sistem peredaran darah dan
pernapasan akan bertambah baik dan efisien, didukung oleh
sistem kerja penunjang lainnya. Dengan bertambah baiknya
sistem kerja tubuh akibat latihan, kemampuan tubuh akan
meningkat dalam hal daya tahan, kekuatan dan
kelentukannya. Demikian juga dengan beberapa
kemampuan motorik seperti kecepatan, kelincahan dan
koordinasi.

Pendidikan jasmani juga dapat membentuk gaya hidup yang


sehat. Dengan kesadarannya anak akan mampu menentukan
sikap bahwa kegiatan fisik merupakan kebutuhan pokok
dalam hidupnya, dan akan tetap dilakukan di sepanjang
hayat. Sikap itulah yang kemudian akan membawa anak
pada kualitas hidup yang sehat, sejahtera lahir dan batin,
yang disebut dengan istilah wellness.

Konsep sehat dan sejahtera secara menyeluruh berbeda


dengan pengertian sehat secara fisik. Anak-anak dididik
untuk meraih gaya hidup sehat secara total serta kebiasan
hidup yang sehat, baik dalam arti pemahaman maupun
prakteknya. Kebiasaan hidup sehat tersebut bukan hanya
kesehatan fisik, tetapi juga mencakup juga kesejahteraan
mental, moral, dan spiritual. Tandatandanya adalah anak
lebih tahan dalam menghadapi tekanan dan cobaan hidup,
berjiwa optimis, merasa aman, nyaman, dan tenteram dalam
kehidupan sehari-hari.

110 |Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018


b. Keterampilan fisik
Keterlibatan anak dalam asuhan permainan, senam, kegiatan
bersama, dan lain-lain, merangsang perkembangan gerakan
yang efisien yang berguna untuk menguasai berbagai
keterampilan. Keterampilan tersebut bisa berbentuk
keterampilan dasar misalnya berlari dan melempar serta
keterampilan khusus seperti senam atau renang. Pada
akhirnya keterampilan itu bisa mengarah kepada
keterampilan yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

c. Terkuasainya prinsip-prinsip gerak


Pendidikan jasmani yang baik harus mampu meningkatkan
pengetahuan anak tentang prinsip-prinsip gerak.
Pengetahuan tersebut akan membuat anak mampu
memahami bagaimana suatu keterampilan dipelajari hingga
tingkatannya yang lebih tinggi. Dengan demikian, seluruh
gerakannya bisa lebih bermakna. Sebagai contoh, anak harus
mengerti mengapa kaki harus dibuka dan bahu direndahkan
ketika anak sedang berusaha menjaga keseimbangannya.
Mereka juga diharapkan mengerti mengapa harus dilakukan
pemanasan sebelum berolahraga, serta apa akibatnya
terhadap derajat kebugaran jasmani bila seseorang berlatih
tidak teratur?

Namun demikian, sumbangan pendidikan jasmani pun


bukan hanya bersifat fisik semata, melainkan merambah
pada peningkatan kemampuan oleh pikir seperti
kemampuan membuat keputusan dan olah rasa seperti
kemampuan memahami perasaan orang lain (empati).

d. Kemampuan berpikir
Memang sulit diamati secara langsung bahwa kegiatan yang
diikuti oleh anak dalam pendidikan jasmani dapat
meningkatkan kemampuan berpikir anak. Namun demikian
dapat ditegaskan di sini bahwa pendidikan jasmani yang
efektif mampu merangsang kemampuan berpikir dan daya
analisis anak ketika terlibat dalam kegiatan-kegiatan
fisiknya. Pola-pola permainan yang memerlukan tugas-tugas
tertentu akan menekankan pentingnya kemampuan nalar
anak dalam hal membuat keputusan.

Taktik dan strategi yang melekat dalam berbagai permainan


pun perlu dianalisis dengan baik untuk membuat keputusan
yang tepat dan cepat. Secara tidak langsung, keterlibatan
anak dalam kegiatan pendidikan jasmani merupakan latihan
untuk menjadi pemikir dan pengambil keputusan yang
mandiri.

Dalam kegiatan pendidikan jasmani banyak sekali adegan


pembelajaran yang memerlukan diskusi terbuka yang
menantang penalaran anak. Teknik gerak dan prinsip-
prinsip yang mendasarinya merupakan topik-topik yang
menarik untuk didiskusikan. Peraturan permainan dan
variasi-variasi gerak juga bisa dijadikan rangsangan bagi
anak untuk memikirkan pemecahannya.

e. Kepekaan rasa
Dalam hal olahrasa, pendidikan jasmani menempati posisi
yang sungguh unik. Kegiatannya yang selalu melibatkan
anak dalam kelompok kecil maupun besar merupakan
wahana yang tepat untuk berkomunikasi dan bergaul dalam
lingkup sosial. Dalam kehidupan sosial, setiap individu akan
belajar untuk bertanggung jawab melaksanakan peranannya
sebagai anggota masyarakat. Di dalam masyarakat banyak
norma yang harus ditaati dan aturan main yang
melandasinya. Melalui penjas, norma dan aturan juga
dipelajari, dihayati dan diamalkan.

112 |Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018


Untuk dapat berperan aktif, anak pun akan menyadari
bahwa ia dan kelompoknya harus menguasai beberapa
keterampilan yang diperlukan. Sesungguhnyalah bahwa
kegiatan pendidikan jasmani disebut sebagai ajang nyata
untuk melatih keterampilan-keterampilan hidup (life skill),
agar seseorang dapat hidup berguna dan tidak menyusahkan
masyarakat. Keterampilan yang dipelajari bukan hanya
keterampilan gerak dan fisik semata, melainkan terkait pula
dengan keterampilan sosial, seperti berempati pada orang
lain, menahan sabar, memberikan respek dan penghargaan
pada orang lain, mempunyai motivasi yang tinggi, serta
banyak lagi. Seorang ahli menyebut bahwa kesemua
keterampilan di atas adalah keterampilan hidup. Sedangkan
ahli yang lain memilih istilah kecerdasan emosional
(emotional intelligence).

f. Keterampilan sosial
Kecerdasan emosional atau keterampilan hidup
bermasyarakat sangat mementingkan kemampuan
pengendalian diri. Dengan kemampuan ini seseorang bisa
berhasil mengatasi masalah dengan kerugian sekecil
mungkin. Anak-anak yang rendah kemampuan pengendalian
dirinya biasanya ingin memecahkan masalah dengan
kekerasan dan tidak merasa ragu untuk melanggar berbagai
ketentuan.

Pendidikan jasmani menyediakan pengalaman nyata untuk


melatih keterampilan mengendalikan diri, membina
ketekunan dan motivasi diri. Hal ini diperkuat lagi jika
proses pembelajaran direncanakan sebaik-baiknya. Setiap
adegan pembelajaran dalam permainan dapat dijadikan
arena dialog dan perenungan tentang apa sisi baik-buruknya
suatu keputusan. Tak pelak, ini merupakan cara pembinaan
moral yang efektif. Sebagai contoh, jika dalam sebuah proses
penjas terjadi pertengkaran antara dua orang anak, guru
bisa segera menghentikan kegiatan seluruh kelas dan
mengundang mereka untuk membicarakannya. Sebab-sebab
pertengkaran diteliti dan guru memancing pendapat anak-
anak tentang apa perlunya mereka bertengkar, selain itu
mereka dirangsang untuk mencari pemecahan yang paling
baik untuk kedua belah pihak.

Demikian juga dalam setiap adegan proses permainan yang


memerlukan kesiapan mentaati peraturan permainan. Di
samping guru mempertanyakan pentingnya peraturan untuk
ditaati, guru dapat juga mengundang siswa untuk melihat
berbagai konsekuensinya jika peraturan itu dilanggar. Lalu
guru dapat menanyakan pendapat siswa tentang tujuan
permainan. Misalnya guru bertanya: ”Apakah memenangkan
pertandingan dengan segala cara bisa dibenarkan?”, “Apakah
kalah dalam suatu permainan benar-benar

merugikan?” bahkan lebih jauh lagi mungkin guru bisa


memilih topik di luar kejadian yang mereka alami sendiri,
misalnya topik tentang tawuran antar pelajar dari sekolah
yang berbeda. Topik ini menarik untuk dibicarakan dari sisi
moral serta akibatnya terhadap kehidupan bermasyarakat.

g. Kepercayaan diri dan citra diri (self esteem)


Melalui pendidikan jasmani kepercayaan diri dan citra diri
(self esteem) anak akan berkembang. Secara umum citra diri
diartikan sebagai cara kita menilai diri kita sendiri. Citra diri
ini merupakan dasar untuk perkembangan kepribadian
anak. Dengan citra diri yang baik seseorang merasa aman
dan berkeinginan untuk mengeksplorasi dunia. Dia mau dan
mampu mengambil resiko, berani berkomunikasi dengan
teman dan orang lain, serta mampu menanggulangi stress.

114 |Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018


Cara membina citra diri ini tidak cukup hanya dengan selalu
berucap “saya pasti bisa” atau “saya paling bagus”. Tetapi
perlu dinyatakan dalam usaha dan pembiasan perilaku. Di
situlah penjas menyediakan kesempatan pada anak untuk
membuktikannya. Ketika anak-anak berhasil mempelajari
berbagai keterampilan gerak dan kemampuan tubuhnya,
perasaan positif akan berkembang dan ia merasa optimis
atau mampu untuk berbuat sesuatu. Dengan perasaan itu
anak-anak akan merasa bahwa dirinya memiliki
kemampuan yang baik dan pada gilirannya akan
mempengaruhi pula kualitas usahanya di lain waktu, agar
sama seperti yang dicitrakannya. Bila siswa merasa gagal
sebelum berusaha, keadaan ini disebut perasaan negatif,
lawan dari perasaan positif. Kejadian demikian yang
berulang-ulang akan memperkuat kepercayaan bahwa
dirinya memang memiliki kemampuan, sehingga terbentuk
menjadi kepercayaan diri yang kuat. Karena itu penting bagi
guru penjas untuk menyajikan tugas-tugas belajar yang bisa
menyediakan pengalaman sukses dan menimbulkan
perasaan berhasil (feeling of success) pada setiap anak.
Salah satu siasat yang dapat dikerjakan adalah ukuran
keberhasilan belajar tidak bersifat mutlak. Tiap anak
memakai ukurannya masing-masing.

5. AZAS DAN FALSAFAH PJOK

Secara ilmiah pelaksanaan pendidikan jasmani mendapat


dukungan dari berbagai disiplin ilmu, di mana pandangan-
pandangan dari setiap disiplin tersebut dapat dijadikan sebagai
landasan bagi berlangsungnya program penjas di sekolah-
sekolah. Di bagian ini, penulis akan menguraikan landasan ilmiah
dari minimal tiga disiplin ilmu, yaitu dari sudut pandang
biologis, sudut pandang psikologis, dan yang terakhir sudut
pandang sosiologis.

a. Landasan Biologis bagi Pendidikan Jasmani


Pendidikan jasmani adalah disiplin yang berorientasi tubuh,
di samping berorientasi pada disiplin mental dan sosial.
Guru pendidikan jasmani karenanya harus memiliki
penguasaan yang kokoh terhadap fungsi fisikal dari tubuh
untuk memahami secara lebih baik pemanfaatannya dalam
kegiatan pendidikan jasmani. Khususnya dalam masa
modern dewasa ini, ketika pendidikan gerak dipandang
teramat penting, pengetahuan tentang bagaimana tubuh
manusia berfungsi dipandang amat krusial agar bisa
melaksanakan tugas pengajaran dengan baik.
Joseph W. Still telah menghabiskan waktu bertahun-tahun
untuk meneliti perilaku fisikal dan intelektual manusia.
Meskipun penelitiannya sudah berlangsung di masa lalu,
namun masih menemukan faktanya di masa kini, bahkan
maknanya seolah mendapatkan angin baru dalam era
teknologi dewasa ini. Dalam penelitiannya, Still menemukan
bahwa keberhasilan manusia dalam pencapaian prestasi,
baik dalam hal prestasi fisikal maupun dalam prestasi
intelektual, berhubungan dengan usia serta dapat
digambarkan dalam bentuk sebuah kurva, di mana kurva itu
bisa menaik dan bisa menurun, sesuai dengan perjalanan
usia manusia.
Dalam kurva hasil penelitian Still ditunjukkan bahwa tidak
lebih dari 5% populasi manusia berhasil mendaki kurva
keberhasilan, sedang selebihnya lebih banyak mengikuti
kurva kegagalan, terutama setelah melewati usia antara 25
hingga 35 tahun. Yang menarik, menurut dugaan Still, kurva
kegagalan dalam pertumbuhan fisik menunjukkan bahwa

116 |Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018


perkembangan fisik manusia dewasa ini semakin berkurang.
Sebabnya, manusia modern sekarang dihadapkan pada
rendahnya melakukan latihan fisik, di samping karena
terlalu banyak makan, minum, dan merokok; sehingga
mereka merosot kondisinya setelah usia 30 tahunan.
Demikian juga dalam hal pertumbuhan dan perkembangan
psikologis, yang menunjukkan kurva kegagalan dalam hal
prestasinya. Ciri-ciri perkembangan mental menunjukkan
puncak prestasi pada tahap perkembangan yang berbeda.
Kemampuan mengingat dicapai pada usia muda, imajinasi
kreatif mencapai puncaknya pada usia dua puluhan hingga
tiga puluhan, keterampilan menganalisis dan sintesis suatu
persoalan berakhir di usia pertengahan, sedangkan pada
usia-usia berikutnya berkembang kemampuan berfilsafat.
Secara biologis, manusia dirancang untuk menjadi mahluk
yang aktif. Meskipun perubahan dalam jaman dan
peradaban telah menyebabkan penurunan dalam jumlah
aktivitas yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas-tugas
dasar yang berkaitan dengan kehidupan, sebenarnya tubuh
manusia tidaklah berubah. Karenanya, manusia harus tetap
menyadari bahwa dalam hal kesehatan tubuhnya, dasar
biologisnya menuntut dan mengakui pentingnya aktivitas
fisik yang keras dalam hidupnya. Jika tidak, kesehatan,
produktivitas, serta efektivitas hidupnya akan menurun
drastis. Dalam hal itulah pendidikan jasmani yang baik di
sekolah dan di masa-masa berikut dalam hidupnya
dipandang amat penting dalam menjaga kemampuan bilogis
manusia. Dipandang dari sudut ini, pendidikan jasmani
terikat dekat pada kekuatan mental, emosional, sosial, dan
spiritual manusia.
b. Landasan Sosiologis dalam Pendidikan Jasmani
Pendidikan jasmani adalah sebuah wahana yang sangat baik
untuk proses sosialisasi. Perkembangan sosial jelas penting,
dan aktivitas pendidikan jasmani mempunyai potensi untuk
menuntaskan tujuan-tujuan tersebut. Seperangkat kualitas
dari perkembangan sosial yang dapat dikembangkan dan
dipengaruhi dalam proses penjas di antaranya adalah
kepemimpinan, karakter moral, dan daya juang.
Sosiologi berkepentingan dengan upaya mempelajari
manusia dan aktivitasnya dalam kaitannya dengan
hubungan atau interaksi antar satu manusia dengan manusia
lainnya, termasuk sekelompok orang dengan kelompok
lainnya. Di sisi lain, sosiologi berhubungan juga dengan ilmu
yang menaruh perhatian pada lembaga-lembaga sosial
seperti agama, keluarga, pemerintah, pendidikan, dan
rekreasi. Singkatnya, sosiologi adalah ilmu yang
berkepentingan dalam mengembangkan struktur dan aturan
sosial yang lebih baik yang dicirikan oleh adanya
kebahagiaan, kebaikan, toleransi, dan kesejajaran sosial.
Dikaitkan dengan landasan tersebut, seorang guru penjas
sesungguhnya adalah seorang sosiologis yang perlu
mengetahui prinsip-prinsip umum sosiologi, agar mampu
memanfaatkan proses pembelajarannya untuk menanamkan
nilai-nilai yang dapat dikembangkan melalui penjas.
Sebagaimana dikemukakan Bucher, guru yang mengerti
sosiologi dalam konteks kependidikan akan mampu
mengembangkan minimal tiga fungsi: (1) pengaruh
pendidikan pada institusi sosial dan pengaruh kehidupan
kelompok pada individu, seperti bagaimana sekolah
berpengaruh kepribadian atau perilaku individu; (2)
hubungan manusia yang beroperasi di sekolah yang
melibatkan siswa, orang tua, dan guru dan bagaimana

118 |Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018


mereka mempengaruhi kepribadian dan perilaku individu;
dan (3) hubungan sekolah kepada institusi lain dan elemen
lain masyarakat, misalnya pengaruh dari pendidikan pada
kehidupan masyarakat kota.

D. AKTIVITAS PEMBELAJARAN

1. Skenario

TAHAPAN WAKTU
DESKRIPSI KEGIATAN
KEGIATAN (menit)
PERSIAPAN Memeriksa kelengkapan alat
pembelajaran, seperti LCD Projector,
Laptop, File, Active Speaker, dan Laser
Pointer, atau media pembelajaran
lainnya.
KEGIATAN Mengucapkan salam dan menyapa 5
PENDAHULUAN peserta diklat.
Mengupayakan suasana yang
kondusif.
Menjelaskan kompetensi, tujuan,
indikator, alokasi waktu, dan skenario
kegiatan pembelajaran.
KEGIATAN INTI Brainstorming 5
Diskusi dan tanya jawab 10
Mengkaji materi 20
Mengerjakan LK Identifikasi 20
Perbedaan
Mengerjakan LK Identifikasi Manfaat 25
PJOK Bagi Peserta Didik
Presentasi 45
KEGIATAN Mereview kegiatan belajar 5
PENUTUP Refleksi dan umpan balik
Fasilitator menutup kegiatan
Jumlah alokasi waktu 135

2. Lembar kerja

1. Mengerjakan LK Identifikasi Perbedaan


Mengerjakan LK Identifikasi Manfaat PJOK
LAMPIRAN
LEMBAR KERJA KP 1.1
Kegiatan : Menguraikan pengertian pendidikan jasmani, pendidikan olahraga, dan
pendidikan kesehatan dalam Pembelajaran PJOK
Waktu : 2 X 45 menit
Bahan : Filosofi pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan
Tujuan : Menjelaskanpengertian Pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan
serta membedakan antara pendidikan jasamani, pendidikan olahraga,
dan pendidikan kesehatan
Nilai Utama yang Ingin Dikembangkan
1. Gotong royong
2. Tanggung jawab
3. Kejujuran
4. Menghargai perbedaan pendapat / orang lain

Skenario Lembar Kerja.


1. Cermati dan telaah materi pada modul KP 1: Pengertian Pendidikan Jasmani,
Olahraga dan Kesehatan (PJOK)!
2. Berikan pernyataan Saudara berkaitan dengan pertanyaan-pertanyaan yang ada di
kolom berukut!
3. Lakukan verifikasi pekerjaan LK Saudara dengan pasangan Saudara, dan berikanlah
catatan perbaikan jika diperlukan.
4. Saudara akan dinilai oleh Fasilitator selama proses dan di akhir pembelajaran.
5. Saudara dipersilahkan menyimak penguatan yang diampaikan oleh Fasilitator.

Selamat mengerjakan

No. Pertanyaan Pernyataan


1. Apa yang Saudara pahami
berkaitan dengan
pengertian pendidikan
jasmani?
2. Apa yang Saudara pahami
dengan pengertian
pendidikan olahraga?
3. Apa yang Saudara pahami
dengan pengertian
pendidikan kesehatan?
4. Apa yang Saudara pahami
terkait perbedaan antara
Pendidikan jasmani,
Pendidikan olahraga, dan
Pendidikan kesehatan?

120 |Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018


6. Berkaitan dengan pengertian-pengertian tersebut di atas, apa dasar filosofi
pendikan jasmani, olahraga dan kesehatan?
7. Selamat bekerja!
LEMBAR KERJA KP 1.2

Kegiatan : Menguraikan filosofi pendidikan jasmani, pendidikan olahraga, dan


pendidikan kesehatan dalam Pembelajaran PJOK
Waktu : 2 X 45 menit
Bahan : Filosofi pendidikan jasmani
Tujuan : Menyimpulkantujuan, manfaat, dan pentingnya Pendidikan Jasmani
Olahraga, dan Kesehatan
Nilai Utama yang Ingin Dikembangkan
1. Gotong royong
2. Tanggung jawab
3. Kejujuran
4. Menghargai perbedaan pendapat / orang lain

Skenario Lembar Kerja.


1. Cermati dan telaah materi pada modul KP 2: tujuan, manfaat, dan pentingnya
pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan!
2. Berikan pernyataan Saudara berkaitan dengan pertanyaan-pertanyaan yang ada di
kolom berikut!
3. Lakukkan verifikasi pekerjaan LK Saudara dengan pasangan Saudara, dan berikanlah
catatan perbaikan jika diperlukan.
4. Saudara akan dinilai oleh Fasilitator selama proses dan di akhir pembelajaran.
5. Saudara dipersilahkan menyimak penguatan yang disampaikan oleh Fasilitator.

Selamat mengerjakan
No. Pertanyaan Pernyataan
1. Apa yang Saudara pahami
berkaitan dengan tujuan
pendidikan jasmani
olahraga dan kesehatan?
2. Apa yang Saudara pahami
berkaitan dengan manfaat
pendidikan jasmani
olahraga dan kesehatan?
3. Apa yang Saudara pahami
tentang pentingnya
pendidikan jasmani
olahraga dan kesehatan
6. Berkaitan dengan pengertian-pengertian tersebut di atas, apa dasar filosofi
pendikan jasmani, olahraga dan kesehatan?
7. Selamat bekerja.

122 |Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018


LEMBAR KERJA KP 1.3

Kegiatan : Menguraikan filosofi pendidikan jasmani, pendidikan olahraga, dan


pendidikan kesehatan dalam Pembelajaran PJOK
Waktu : 2 X 45 menit
Bahan : Filosofi pendidikan jasmani
Tujuan : Menyimpulkan landasan ilmiah pendidikan jasmani, olahraga, dan
kesehatan
Nilai Utama yang Ingin Dikembangkan
1. Gotong royong
2. Tanggung jawab
3. Kejujuran
4. Menghargai perbedaan pendapat / orang lain

Skenario Lembar Kerja.


1. Cermati dan telaah materi pada modul KP 3: Asas dan falsafah Pendidikan Jasmani, Olahraga
dan Kesehatan!
2. Berikan pernyataan Saudara berkaitan dengan pertanyaan-pertanyaan yang ada di kolom
berikut
3. Lakukkan verifikasi pekerjaan LK Saudara dengan pasangan Saudara, dan berikanlah catatan
perbaikan jika diperlukan.
4. Saudara akan dinilai oleh Fasilitator selama proses dan di akhir pembelajaran.
5. Saudara dipersilahkan menyimak penguatan yang diampaikan oleh Fasilitator.

Selamat mengerjakan
No. Pertanyaan Pernyataan
1. Apa yang Saudara pahami
berkaitan dengan landasan biologis
pelaksanaan pendidikan jasmani,
olahraga, dan kesehatan?

2.Apa yang Saudara pahami dengan


landasan psikologis pelaksanaan
pendidikan jasmani, olahraga, dan
kesehatan?
3. Apa yang Saudara pahami dengan
landasan sosiologis pelaksanaan
pendidikan jasmani, olahraga, dan
kesehatan?
6. Berkaitan dengan pengertian-pengertian tersebut di atas, apa dasar filosofi pendikan jasmani,
olahraga dan kesehatan?
7. Selamat bekerja.

Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018| 123


UNIT II: ANALISIS KOMPETENSI, PEMBELAJARAN DAN PENILAIAN
PEMBELAJARAN PJOK

II.a.ANALISIS STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL),KOMPETENSI


DASAR(KD), PENGEMBANGAN INDIKATOR DAN MATERI AJAR
(3JP)

A. Kompetensi
Menganalisis landasan yuridis Standar Kompetensi Lulusan, Kompetensi Inti
dan Kompetensi Dasar, keterkaitannya, serta mengembangkan IPK dan materi
ajar.

B. Indikator
1. Mengidentifikasi landasan yuridis SKL, KI, dan KD
2. Melakukan analisis keterkaitan SKL, KI, dan KD
3. Mengembangkan IPK dan materi ajar

C. Uraian materi

1. Standar Kompetensi Lulusan


Standar Kompetensi Lulusan (SKL) adalah kriteria mengenai
kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap,pengetahuan, dan
keterampilan.
Lulusan SD/MI/SDLB/Paket A; diharapkan memiliki kompetensi pada
dimensi sikap sebagai berikut.
SD/MI/SDLB/Paket A
Dimensi Rumusan
Sikap Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap:
1. beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME,
2. berkarakter, jujur, dan peduli,
3. bertanggungjawab,
4. pembelajar sejati sepanjang hayat, dan
5. sehat jasmani dan rohani

sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan

124 |Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018


keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan
alam sekitar, bangsa, dan negara.
Pengetahuan Memiliki pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif pada tingkat
dasar berkenaan dengan:
1. ilmu pengetahuan,
2. teknologi,
3. seni, dan
4. budaya.
Mampu mengaitkan pengetahuan di atas dalam
konteks diri sendiri, keluarga, sekolah,
masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa,
dan negara.
Keterampilan Memiliki keterampilan berpikir dan bertindak:
1. kreatif,
2. produktif,
3. kritis,
4. mandiri,
5. kolaboratif, dan
6. komunikatif
melalui pendekatan ilmiah sesuai dengan tahap
perkembangan anak yang relevan dengan tugas
yang diberikan.

Dibawah ini adalah penjelasan tentang istilah pengetahuan faktual,


konseptual, procedural, dan metakognitif pada satuan pendidikan dasar.
 Pengetahuan faktual di SD/MI/SDLB/Paket A adalah pengetahuan
dasar berkenaan dengan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan
budaya terkait dengan diri sendiri, keluarga, sekolah, masyarakat
dan lingkungan alam sekitar, bangsa, dan Negara.
 Pengetahuan Konseptual di SD/MI/SDLB/Paket A adalah
terminology/istilah yang digunakan, klasifikasi, katagori, prinsip,
dan generalisasi berkenaan dengan ilmu pengetahuan, teknologi,

Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018| 125


seni, dan budaya terkait dengan diri sendiri, keluarga, sekolah,
masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, dan Negara.
 Pengetahuan Prosedural di SD/MI/SDLB/Paket A adalah
pengetahuan tentang cara melakukan sesuatu atau cara kegiatan
yang berkenan dengan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan
budaya terkait dengan diri sendiri, keluarga, sekolah, masyarakat
dan lingkungan alam sekitar, bangsa, dan Negara.
 Pengetahuan Metakognitif di SD/MI/SDLB/Paket A adalah
pengetahuan tentang kekuatan dan kelemahan diri sendiri dan
menggunakannya dalam mempelajari ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, dan budaya terkait dengan diri sendiri, keluarga, sekolah,
masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, dan Negara.

2. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar,


Kompetensi Inti Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI) merupakan
tingkat kemampuan untuk mencapai Standar Kompetensi Lulusan (SKL)
yang harus dimiliki seorang peserta didik SD/MI pada setiap tingkat kelas
atau program yang menjadi landasan pengembangan kompetensi dasar.

Kompetensi Inti mencakup: Kompetensi Inti-1 (KI-1) untuk sikap


spiritual;Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk sikap sosial;Kompetensi Inti-3
(KI-3) untuk pengetahuan; danKompetensi Inti-4 (KI-4) untuk
keterampilan yang berfungsi sebagai pengintegrasi muatan pembelajaran,
mata pelajaran atau program dalam pencapaian SKL.

Kompetensi dasar merupakan kemampuan dan materi pembelajaran


minimal yang harus dicapai peserta didik untuk suatu mata pelajaran pada
masing-masing satuan pendidikan yang mengacu pada kompetensi inti.

Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) kompetensi


sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan.
Kompetensi tersebut dicapai melalui proses pembelajaran intrakurikuler,
kokurikuler, dan/atau ekstrakurikuler. Di dalam kompetensi sikap

126 |Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018


spiritual dan kompetensi sikap sosial terkandung lima nilai utama
karakter yaitu religiusitas, nasionalisme, kemandirian, gotong royong, dan
integritas.

Rumusan Kompetensi Sikap Spiritual, yaitu “Menerima dan menjalankan


ajaran agama yang dianutnya”. Adapun rumusan Kompetensi Sikap Sosial,
yaitu “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun,
peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, dan
guru”. Kedua kompetensi tersebut dicapai melalui pembelajaran tidak
langsung (indirect teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya
sekolah dengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran serta
kebutuhan dan kondisi peserta didik.

Pencapaiankompetensilulusan,kompetensiinti,dankompetensidasarmelal
uiproses pembelajarandan penilaiandiilustrasikan dalamskema
gambarberikut.

SKL

Kegiatan Pembelajaran KI 1 – KD 1 *)

Penilaian Sikap KI 2 – KD 2 *)

Penilaian Pengetahuan KI 3 – KD 3 *) IPK

Penilaian Keterampilan KI 4 – KD 4 *) IPK

Materi Pembelajaran

a. Pertama harus melihat SKL (Permendikbud no. 20 tahun 2016) yang


merupakan target yang harus dihasilkan dalam proses pembelajaran.

Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018| 127


b. Kedua memilih salah satu Kompetensi Inti (KI 3 dan KI 4 ) untuk
memberikan arah tingkat kompetensi pengetahuan dan keterampilan
minimal yang harus dicapai peserta didik.
c. Kompetensi dasar (permendikbud no. 24 Lampiran 21 Tahun 2016 )
dari KI-3 adalah dasar pengembangan materi pembelajaran,
sedangkankompetensidasardariKI-
4mengarahkanketerampilandanpengalaman belajar yang perlu
dilakukan peserta didik. Dari sinilahpendidik dapat mengembangkan
proses belajar dan cara penilaianyang diperlukan
melaluipembelajaranlangsung.
d. Dari proses belajar dan pengalaman belajar, peserta didik akan
memperoleh
pembelajarantidaklangsungberupapengembangansikapsosialdanspiritu
alyangrelevan dengan berpedomanpada kompetensidasardariKI-2
danKI-1.
e. RangkaiandariKI-KD sampaidenganpenilaiantertuang dalamsilabusdan
RPP.

Kompetensi Pengetahuan dan Kompetensi Keterampilan dirumuskan sebagai


berikut ini.
KELAS 1
KOMPETENSI INTI3 (PENGETAHUAN) KOMPETENSI INTI4 (KETERAMPILAN)

3. Memahami pengetahuan faktual dengan 4. Menyajikan pengetahuan faktual


caramengamati [mendengar,melihat, dalambahasayang jelas dan logis,
membaca] dan menanya berdasarkan rasa dalamkaryayangestetis,dalam gerakan yang
ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan mencerminkan anak sehat,dan dalamtindakan
Tuhan dan kegiatannya,dan benda-benda yang mencerminkan perilaku anak beriman dan
yang dijumpainyadi rumah dan di sekolah. berakhlak mulia.

KOMPETENSIDASAR KOMPETENSIDASAR

3.1 Memahami gerak dasarlokomotor sesuai 4.1 Mempraktikkan gerakdasar lokomotor sesuai
dengan konseptubuh, ruang,usaha,dan dengan konsep tubuh,ruang,usaha,dan
keterhubungan dalamberbagai bentuk keterhubungan dalamberbagai bentuk
permainan sederhanadan atau tradisional
permainan sederhanadan atau tradisional

3.2 Memahami gerak dasarnon-lokomotor sesuai 4.2 Mempraktikkan gerakdasarnon-lokomotor sesuai


dengan konsep tubuh,ruang,usaha,dan dengan konsep tubuh,ruang,usaha,dan
keterhubungan dalamberbagai bentuk keterhubungan dalamberbagai bentuk
permainan sederhanadan atau tradisional permainan sederhanadan atau tradisional

128 |Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018


3.3 Memahami pola gerakdasar manipulatif sesuai 4.3 Mempraktikkan pola gerak dasar manipulatif
dengan konsep tubuh,ruang,usaha,dan sesuai dengan konsep tubuh,ruang,usaha,dan
keterhubungan dalamberbagai bentuk keterhubungan dalamberbagai bentuk
permainan sederhanadan atau tradisional permainan sederhanadan atau tradisional

3.4 Memahami menjaga sikap tubuh 4.4 Mempraktikkan sikap tubuh (duduk,membaca,
(duduk,membaca, berdiri,jalan), dan bergerak berdiri,jalan), dan bergerak secara lentur serta
secara lentur serta seimbang dalamrangka seimbang dalamrangka pembentukan
pembentukan tubuhmelalui permainan tubuhmelalui permainan sederhanadan atau
sederhanadan atau tradisional tradisional

3.5 Memahami berbagai gerak dominan (bertumpu, 4.5 Mempraktikkan berbagai pola gerak
bergantung, keseimbangan, dominan(bertumpu,bergantung, keseimbangan,
berpindah/lokomotor,tolakan, berpindah/lokomotor,tolakan,
putaran,ayunan,melayang,dan mendarat) putaran,ayunan,melayang,dan mendarat)
dalamaktivitas senam lantai dalamaktivitas senam lantai

3.6 Memahami gerak dasarlokomotor dan non- 4.6 Mempraktikkan gerakdasar lokomotordan non-
lokomotor sesuai dengan irama(ketukan) lokomotor sesuai denganirama(ketukan)
tanpa/dengan musik dalamaktivitasgerak tanpa/dengan musikdalam aktivitas gerak
berirama berirama

3.7 Memahami berbagai pengenalan aktivitas airdan 4.7 Mempraktikkan berbagai


menjaga keselamatan diri/orang lain dalam pengenalanaktivitasairdan menjaga keselamatan
aktivitas air*** diri/orang lain dalamaktivitas air***

3.8 Memahami bagian-bagian tubuh, bagian tubuh 4.8 Menceritakan bagian-bagian tubuh, bagian tubuh
yang boleh dan tidak boleh disentuh orang yang boleh dan tidak boleh disentuh orang
lain,cara menjaga kebersihannya,dan kebersihan lain,cara menjaga kebersihannya,dan kebersihan
pakaian pakaian

KELAS II
KOMPETENSI INTI3 (PENGETAHUAN) KOMPETENSI INTI4 (KETERAMPILAN)

3. Memahami pengetahuan factual dengan 4. Menyajikan pengetahuan factual


caramengamati [mendengar,melihat, dalambahasayang jelas dan logis,
membaca] dan menanya berdasarkan rasa dalamkaryayangestetis,dalam gerakan yang
ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan mencerminkan anak sehat,dan dalamtindakan
Tuhan dan kegiatannya,dan benda-benda yang yang mencerminkan perilaku anak beriman
dijumpainyadi rumah dan di sekolah dan berakhlak mulia

KOMPETENSIDASAR KOMPETENSIDASAR

3.1 Memahami variasi gerak dasar lokomotor 4.1 Mempraktikkan variasi gerak dasar lokomotor
sesuai dengan konsep sesuai dengan konsep tubuh,ruang,usaha,dan
tubuh,ruang,usaha,dan keterhubungan keterhubungan dalamberbagai bentuk
dalamberbagai bentuk permainan permainan sederhanadan atau tradisional.
sederhanadan atau tradisional.
3.2 Memahami variasi gerak dasar non- 4.2 Mempraktikkan variasi gerak dasar non-
lokomotor sesuai dengan konsep lokomotor sesuai dengan konsep
tubuh,ruang,usaha,dan keterhubungan tubuh,ruang,usaha,dan keterhubungan
dalamberbagai bentuk permainan dalamberbagai bentuk permainan
sederhanadan atau tradisional sederhanadan atau tradisional
3.3 Memahami variasi gerak dasar manipulatif 4.3 Mempraktikkan variasi gerak dasar manipulatif
sesuai dengan konsep sesuai dengan konsep tubuh,ruang,usaha,dan
tubuh,ruang,usaha,dan keterhubungan keterhubungan dalamberbagai bentuk
dalamberbagai bentuk permainan permainan sederhanadan atau tradisional
sederhanadan atau tradisional

Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018| 129


3.4 Memahami bergerak secara seimbang, 4.4 Mempraktikkan prosedur bergerak secara
lentur,dankuat dalam rangka seimbang,lentur,dan kuat
pengembangan kebugaran jasmani melalui dalamrangkapengembangan kebugaran
permainan sederhanadan atau tradisional jasmani melalui permainan sederhanadan atau
tradisional
3.5 Memahami variasi berbagai pola gerak 4.5 Mempraktikkan variasi berbagai polagerak
dominan (bertumpu, bergantung, dominan (bertumpu, bergantung,
keseimbangan, keseimbangan, berpindah/lokomotortolakan,
berpindah/lokomotortolakan, putaran,ayunan,melayang,dan mendarat)
putaran,ayunan,melayang,dan mendarat) dalamaktivitas senam lantai
dalamaktivitas senam lantai
3.6 Memahami penggunaan variasi gerak 4.6 Mempraktikkan penggunaan variasi gerak
dasarlokomotordan non- lokomotor sesuai dasarlokomotordan non- lokomotor sesuai
dengan irama (ketukan) tanpa/dengan dengan irama (ketukan) tanpa/dengan musik
musik dalamaktivitas gerak berirama dalamaktivitas gerak berirama

3.7 Memahami prosedur penggunaan gerak 4.7 Mempraktikkan penggunaan gerak


dasarlokomotor,non- lokomotor,dan dasarlokomotor,non-lokomotor, dan
manipulatifdalam bentuk permainan,dan manipulatifdalambentuk permainan,dan
menjaga keselamatan diri/orang lain dalam menjaga keselamatan diri/orang lain dalam
aktivitas air*** aktivitas air***
3.8 Memahami manfaat pemanasan dan 4.8 Menceritakan manfaat pemanasan dan
pendinginan, sertaberbagai hal yang harus pendinginan, sertaberbagaihal yang harus
dilakukandan dihindari dilakukandan dihindari sebelum, selama,dan
sebelum,selama,dan setelah melakukan setelah melakukan aktivitas fisik
aktivitas fisik
3.9 Memahami caramenjaga kebersihan 4.9 Menceritakan cara menjaga kebersihan
lingkungan(tempat tidur,rumah, lingkungan(tempat tidur,rumah,
kelas,lingkungan sekolah,dan lain-lain) kelas,lingkungan sekolah).

KELAS III
KOMPETENSI INTI3 (PENGETAHUAN) KOMPETENSI INTI4 (KETERAMPILAN)

3. Memahami pengetahuan faktual dengan 4. Menyajikan pengetahuan faktual


caramengamati [mendengar,melihat, dalambahasayang jelas,sistematis dan
membaca] dan menanya berdasarkan logis,dalamkaryayangestetis, dalam gerakan yang
rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk mencerminkan anak sehat,dan dalamtindakan
ciptaan Tuhan dan kegiatannya,dan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan
benda-benda yang dijumpainyadi rumah berakhlak mulia.
dan di sekolah.

KOMPETENSIDASAR KOMPETENSIDASAR

3.1 Memahami kombinasi gerak dasar lokomotor 4.1 Mempraktikkan gerakkombinasi gerak
sesuai dengan konsep dasarlokomotorsesuai dengan konsep
tubuh,ruang,usaha,dan keterhubungan tubuh,ruang, usaha,dan keterhubungan dalam
dalamberbagai bentuk permainan berbagai bentuk permainan sederhanadan atau
sederhanadan atau tradisional tradisional

3.2 Memahami kombinasi gerak dasar non- 4.2 Mempraktikkan gerakkombinasi gerak
lokomotor sesuai dengan konsep dasarnon-lokomotor sesuai dengan konsep
tubuh,ruang,usaha,dan keterhubungan tubuh,ruang, usaha,dan keterhubungan dalam
dalamberbagai bentuk permainan berbagai bentuk permainan sederhanadan atau
sederhanadan atau tradisional tradisional

130 |Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018


3.3 Memahami kombinasi gerak dasar 4.3 Mempraktikkan kombinasi gerak
manipulatif sesuai dengan konsep dasarmanipulatif sesuai dengan konsep
tubuh,ruang,usaha,dan keterhubungan tubuh,ruang,usaha,dan keterhubungan
dalamberbagai bentuk permainan dalamberbagai bentuk permainan
sederhanadan atau tradisional sederhanadan atau tradisional

3.4 Memahami bergerak secara 4.4 Mempraktikkan bergerak secara


seimbang,lentur,lincah,dan seimbang,lentur,lincah,dan
berdayatahandalamrangka pengembangan berdayatahandalamrangka pengembangan
kebugaran jasmani melalui permainan kebugaran jasmani melalui permainan
sederhanadan atau tradisional sederhanadan atau tradisional

3.5 Memahami kombinasiberbagai pola gerak 4.5 Mempraktikkan kombinasi berbagai polagerak
dominan(bertumpu, bergantung, dominan(bertumpu, bergantung,
keseimbangan, keseimbangan, berpindah/lokomotor,tolakan,
berpindah/lokomotor,tolakan, putaran,ayunan,melayang,dan mendarat)
putaran,ayunan,melayang,dan, dan dalamaktivitas senam lantai
mendarat) dalamaktivitas senamlantai
3.6 Memahami penggunaan kombinasi gerak 4.6 Mempraktikkan penggunaan kombinasi gerak
dasarlokomotor,non- lokomotordan dasarlokomotor, non-lokomotordan
manipulatif sesuai dengan irama(ketukan) manipulatif sesuai denganirama(ketukan)
tanpa/dengan musikdalam aktivitas gerak tanpa/dengan musikdalam aktivitas gerak
berirama berirama

3.7 Memahami prosedur gerak dasar 4.7 Mempraktikkan gerakdasar mengambang


mengambang (watertrappen)dan (watertrappen)dan meluncurdi air serta
meluncurdi air serta menjaga keselamatan menjaga keselamatan diri/orang lain dalam
diri/orang lain dalam aktivitas air*** aktivitas air***

3.8 Memahamibentuk dan manfaat istirahat dan 4.8 Menceritakan bentukdan manfaat istirahat dan
pengisian waktuluang untuk menjaga pengisian waktuluang untuk menjaga
kesehatan kesehatan

3.9 Memahami perlunyamemilih makanan 4.9 Menceritakan perlunya memilih makanan


bergizi dan jajanan sehat untuk menjaga bergizi dan jajanan sehat untuk menjaga
kesehatan tubuh kesehatan tubuh

KELAS IV
KOMPETENSI INTI3 (PENGETAHUAN) KOMPETENSI INTI4 (KETERAMPILAN)

3. Memahami pengetahuan factual dengan 4. Menyajikan pengetahuan factual


caramengamati dan menanya dalambahasayang jelas,sistematis dan
berdasarkanrasaingin tahu tentang logis,dalamkaryayangestetis, dalam gerakan
dirinya,makhluk ciptaan Tuhan dan yang mencerminkan anak sehat,dan dalam
kegiatannya, dan benda-bendayang tindakan yang mencerminkan perilaku anak
dijumpainyadi rumah,di sekolah dan tempat beriman dan berakhlak mulia
bermain

KOMPETENSIDASAR KOMPETENSIDASAR

3.1 Memahami variasi gerak dasar 4.1 Mempraktikkan variasi gerak dasar
lokomotor,non-lokomotor,dan manipulatif lokomotor,non-lokomotor,dan manipulatif
sesuai dengankonsep sesuai dengan konsep tubuh,ruang,usaha,dan
tubuh,ruang,usaha,dan keterhubungan keterhubungan dalampermainan bola
dalampermainan bola besarsederhanadan besarsederhanadan atau tradisional*
atau tradisional*

Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018| 131


3.2 Memahami variasi gerak dasar 4.2 Mempraktikkan variasi gerak dasar
lokomotor,non-lokomotor,dan manipulatif lokomotor,non-lokomotor,dan manipulatif
sesuai dengan konsep sesuai dengan konsep tubuh,ruang,usaha,dan
tubuh,ruang,usaha,dan keterhubungan keterhubungan dalampermainan bola kecil
dalampermainan bola kecil sederhana dan sederhana dan atau tradisional*
atau tradisional*

3.3 Memahami variasi gerak dasar 4.3 Mempraktikkan variasi poladasar


jalan,lari,lompat,dan lempar melalui jalan,lari,lompat,dan lempar melalui
permainan/olahragayang dimodifikasi dan permainan/olahragayang dimodifikasi dan
atauolahraga tradisional atauolahraga tradisional

3.4 Menerapkan gerak dasar lokomotordan non- 4.4 Mempraktikkan gerakdasar lokomotordan
lokomotor untuk membentuk gerak dasar nonlokomotoruntuk membentuk gerak
seni beladiri** dasarseni beladiri**

3.5 Memahami berbagai bentuk aktivitas 4.5 Mempraktikkan berbagai aktivitas kebugaran
kebugaran jasmani melalui berbagai jasmani melalui berbagai bentuk
latihan;daya tahan, kekuatan, kecepatan,dan latihan;dayatahan, kekuatan,kecepatan,dan
kelincahanuntuk mencapai berat badan kelincahanuntuk mencapai berat badan ideal
ideal

3.6 Menerapkan variasi dan kombinasi berbagai 4.6 Mempraktikkan variasi dan kombinasi berbagai
pola gerak dominan(bertumpu,bergantung, pola gerak dominan(bertumpu,bergantung,
keseimbangan, keseimbangan, berpindah/lokomotor,tolakan,
berpindah/lokomotor,tolakan, putaran,ayunan,melayang,dan mendarat)
putaran,ayunan,melayang,dan mendarat) dalamaktivitas senam lantai
dalamaktivitas senam lantai
3.7 Menerapkan variasi gerak dasar langkah dan 4.7 Mempraktikkan variasi gerak dasar langkah dan
ayunanlengan mengikuti irama(ketukan) ayunanlengan mengikuti irama(ketukan)
tanpa/dengan musikdalam aktivitas gerak tanpa/dengan musikdalamaktivitas gerak
berirama berirama

3.8 Memahami gerak dasarsatu gaya renang*** 4.8 Mempraktikkan gerakdasarsatu gayarenang ***

3.9 Memahami jenis cideradan cara 4.9 Mendemonstrasikan cara penanggulangan


penanggulangannya secara sederhanasaat jeniscidera secara sederhanasaat melakukan
melakukan aktivitas fisik dan dalam aktivitas fisik dan dalam kehidupan sehari- hari.
kehidupan sehari-hari

3.10 Menganalisisperilaku terpuji 4.10 Mendemonstrasikan perilaku terpuji


dalampergaulan sehari-hari (antar teman dalampergaulan sehari-hari (antar teman
sebaya,orang yang lebih tua,dan orang yang sebaya,orang yang lebih tua, dan orang yang
lebih muda) lebihmuda)

KELAS V
KOMPETENSI INTI3 (PENGETAHUAN) KOMPETENSI INTI4 (KETERAMPILAN)

3. Memahami pengetahuan factual dan 4. Menyajikan pengetahuan factual dan konseptual


konseptual dengan cara dalambahasa yang jelas,sistematis,logis dan
mengamati,menanyadan mencoba kritis,dalamkaryayangestetis, dalam gerakan
berdasarkan rasaingin tentang yang mencerminkan anak sehat,dan
dirinya,makhluk ciptaanTuhan dan dalamtindakanyang mencerminkan perilaku
kegiatannya,dan benda-benda yang anak
dijumpainyadi rumah,di sekolah dan tempat
bermain

KOMPETENSIDASAR KOMPETENSIDASAR

132 |Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018


3.1 Memahami kombinasi gerak lokomotor,non- 4.1 Mempraktikkan kombinasi gerak lokomotor,non-
lokomotor,dan manipulatif sesuai dengan lokomotor,dan manipulatif sesuai dengan
konsep tubuh,ruang,usaha,dan konsep tubuh,ruang,usaha,dan keterhubungan
keterhubungan dalamberbagai permainan dalamberbagai permainan bola besarsederhana
bola besarsederhana dan atau tradisional* dan atau tradisional*

3.2 Memahamikombinasi gerak dasar 4.2 Mempraktikkan kombinasi gerak


lokomotor,non-lokomotor,dan manipulatif dasarlokomotor,non-lokomotor, dan
sesuai dengan konsep manipulatif sesuai dengan konsep
tubuh,ruang,usaha,dan keterhubungan tubuh,ruang,usaha,dan keterhubungan
dalamberbagai permainan bola kecil dalamberbagai permainan bola kecil sederhana
sederhanadan atau tradisional* dan atau tradisional*

3.3 Memahami kombinasi gerak dasar 4.3 Mempraktikkan kombinasi gerak


jalan,lari,lompat,dan lempar melalui dasarjalan,lari,lompat,dan lemparmelalui
permainan/olahragayang dimodifikasi dan permainan/olahraga yang dimodifikasi dan
atauolahraga tradisional atauolahraga tradisional

3.4 Menerapkan variasi gerak dasar 4.4 Mempraktikkan variasi gerak


lokomotordan nonlokomotoruntuk dasarlokomotordan non lokomotoruntuk
membentuk gerak dasarseni beladiri** membentuk gerak dasarseni beladiri**

3.5 Memahami aktivitas latihan daya tahan 4.5 Mempraktikkan aktivitas latihan dayatahan
jantung (cardiorespiratory) untuk jantung (cardio respiratory) untuk
pengembangan kebugaran jasmani pengembangan kebugaran jasmani

3.6 Memahami kombinasipola gerak dominan 4.6 Mempraktikkan kombinasi pola gerak dominan
(bertumpu,bergantung, keseimbangan, (bertumpu, bergantung, keseimbangan,
berpindah/lokomotor,tolakan, berpindah/lokomotor,tolakan,
putaran,ayunan,melayang,dan mendarat) putaran,ayunan,melayang,dan mendarat) untuk
untuk membentuk keterampilan dasar membentuk keterampilan dasar senam
senam menggunakan alat menggunakan alat

3.7 Memahami penggunaan kombinasi gerak 4.7 Mempraktikkan pengunaan kombinasi gerak
dasarlangkahdan ayunan lengan mengikuti dasarlangkah dan ayunan lengan mengikuti
irama(ketukan) tanpa/dengan musikdalam irama(ketukan) tanpa/dengan musik
aktivitas gerak berirama dalamaktivitasgerak berirama

3.8 Memahami salah satugayarenang dengan 4.8 Mempraktikkan salah satu gaya renang dengan
koordinasiyang baik pada jarak tertentu*** koordinasi yang baik padajarak tertentu ***

3.9 Memahami konsep pemeliharaan diri dan 4.9 Menerapkan konsep pemeliharaan diri dan
orang lain dari penyakit menulardan tidak orang lain dari penyakit menulardan tidak
menular menular

3.10 Memahamibahayamerokok, minuman 4.10 Memaparkan bahayamerokok, meminum


keras,dan narkotika, zat-zat aditif(NAPZA) minuman keras,dan mengonsumsinarkotika,
dan obat berbahayalainnya terhadap zat-zat aditif(NAPZA) dan obat berbahaya
kesehatan tubuh lainnya terhadap kesehatan tubuh

KELAS VI
KOMPETENSI INTI3 (PENGETAHUAN) KOMPETENSI INTI4 (KETERAMPILAN)

Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018| 133


3. Memahami pengetahuan faktual dan 4. Menyajikan pengetahuan faktual dan
konseptualdengan cara konseptual dalambahasayang
mengamati,menanyadan mencoba jelas,sistematis,logisdan kritis,
berdasarkan rasaingin tahu tentang dalamkaryayangestetis,dalam gerakan yang
dirinya,makhluk ciptaan Tuhan dan mencerminkan anak sehat,dan dalamtindakan
kegiatannya,dan benda-bendayang yang mencerminkan perilaku anak beriman dan
dijumpainyadi rumah,di sekolah dandi berakhlak mulia
tempat bermain

KOMPETENSIDASAR KOMPETENSIDASAR

3.1 Memahami variasi dan kombinasi gerak 4.1 Mempraktikkan variasi dan kombinasi gerak
dasarlokomotor,non-lokomotor,dan dasarlokomotor, non-lokomotor,dan
manipulatif dengan kontrol yang baik manipulatif dengan kontrol yang baik dalam
dalampermainan bola besarsederhanadan permainan bola besarsederhana dan atau
atau tradisional* tradisional*

3.2 Memahami variasi dan kombinasi gerak 4.2 Mempraktikkan variasi dan kombinasi gerak
dasarlokomotor,non- lokomotor,dan dasarlokomotor, non-lokomotor,dan
manipulatif dengan kontrol yang baik manipulatif dengan kontrol yang baik dalam
dalampermainan bola kecil sederhana dan permainan bola kecil sederhanadan atau
atau tradisional* tradisional*

3.3 Memahami variasi dan kombinasi gerak 4.3 Mempraktikkan variasi dan kombinasi gerak
dasarjalan,lari,lompat,dan lempardengan dasarjalan,lari, lompat,dan lempar dengan
kontrolyang baik melalui permainan dan kontrol yang baik melalui permainan dan atau
atau olahragatradisional olahragatradisional

3.4 Memahami variasi dan kombinasi gerak 4.4 Mempraktikkan variasi dan kombinasi gerak
dasarlokomotor,non lokomotor,dan dasarlokomotor, non lokomotor,dan
manipulatifuntuk membentuk gerak manipulatif untuk membentuk gerak dasarseni
dasarseni beladiri** beladiri**

3.5 Memahami latihan kebugaran jasmani dan 4.5 Mempratikkan latihankebugaran jasmani dan
pengukuran tingkat kebugaran jasmani pengukuran tingkat kebugaran jasmani pribadi
pribadi secara secara sederhana(contoh:menghitung denyut
sederhana(contoh:menghitung denyut nadi,menghitung kemampuan
nadi,menghitung kemampuan melakukan melakukanpushup, menghitung kelenturan
push up, menghitung kelenturan tungkai) tungkai)

3.6 Memahami rangkaiantigapola gerak dominan 4.6 Mempraktikkan rangkaian tigapola gerak
(bertumpu, bergantung, keseimbangan, dominan (bertumpu, bergantung,
berpindah/lokomotor,tolakan, keseimbangan, berpindah/lokomotor,tolakan,
putaran,ayunan,melayang,dan mendarat) putaran,ayunan,melayang,dan mendarat)
dengan konsisten, tepat dan terkontrol dengan konsisten, tepat dan terkontrol
dalamaktivitas senam dalamaktivitas senam

3.7 Memahami penggunaan variasi dan 4.7 Mempraktikkan penggunaanvariasi dan


kombinasi gerak dasarrangkaian langkah kombinasi gerak dasar rangkaian langkah dan
dan ayunanlengan mengikuti ayunan lengan mengikuti irama(ketukan)
irama(ketukan) tanpa/dengan musikdalam tanpa/dengan musikdalam aktivitas gerak
aktivitas gerak berirama berirama

3.8 Memahami keterampilan salah satu 4.8 Mempraktikkan keterampilan salah satu
gayarenang dan dasar-dasar penyelamatan gayarenang dandasar-dasar penyelamatan
diri*** diri***

3.9 Memahami perlunya pemeliharaan 4.9 Memaparkan perlunya pemeliharaan


kebersihan alat reproduksi kebersihanalat reproduksi

Keterangan:

134 |Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018


*) Untukkompetensidasarpermainanbolabesardanpermainanbolakecil dapatdipilih
sesuaidengansaranaprasaranayangtersedia. (Dan dipastikan Guru tidak mengajarkan pada salah
satu pembelajaran yang diminati oleh gurunya melainkan diminati olehsiswanya agar siswa tidak
terpaksa dan PJOK menjadi momok bagi siswanya)
**) Pembelajaran aktifitas beladiri selain pencaksilat dapat juga aktifitas beladiri lainnya (karate,
yudo, taekondo, dll) disesuaikan dengan situasi dan kondisi sekolah. Olahraga beladiri
pencaksilat mulai diajarkan pada kelas IV dikarenakan karakterisrtik psikis anak kelas I. II dan
IIIbelum cukup untuk menerima aktifitas pembelajaran beladiri.
***) Pembelajaranaktifitasair bolehdilaksanakansesuaidengankondisi,
jikalautidakbisadilaksanakandigantikandenganaktifitasfisiklainnya yang terdapat di lingkup
materi.

3. Perumusan IPK (Indikator Pencapaian Kompetensi)


a. Pengertian Indikator Pencapaian Kompetensi

Indikator pencapaian kompetensi (IPK) merupakan penanda pencapaian


KD yang ditandai oleh perubahan perilaku yang dapat diukur. IPK
dikembangkan sesuai dengan karakteristik siswa, mata pelajaran, satuan
pendidikan, potensi daerah, dan dirumuskan dalam kata kerja operasional
yang terukur dan/atau dapat diobservasi.
Dalam mengembangkan IPK perlu dipertimbangkan: (a) tuntutan
kompetensi yang dapat dilihat melalui kata kerja yang digunakan dalam
KD; (b) karakteristik mata pelajaran, siswa, dan sekolah; (c) potensi dan
kebutuhan siswa, masyarakat, dan lingkungan/daerah.

b. Fungsi Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)

IPK memiliki kedudukan yang sangat strategis dalam mengembangkan


pencapaian kompetensi dasar. IPK berfungsi sebagai berikut:
1) Pedoman dalam Mengembangkan Materi Pembelajaran

Pengembangan materi pembelajaran harus sesuai dengan indikator


yang dikembangkan. IPK yang dirumuskan secara cermat dapat
memberikan arah dalam pengembangan materi pembelajaran yang
efektif sesuai dengan karakteristik mata pelajaran, potensi dan
kebutuhan siswa, sekolah, serta lingkungan.
2) Pedoman dalam Mendesain Kegiatan Pembelajaran
Pengembangan desain pembelajaran hendaknya sesuai dengan IPK
yang dikembangkan, karena IPK dapat memberikan gambaran kegiatan
pembelajaran yang efektif untuk mencapai kompetensi. IPK yang

Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018| 135


menuntut kompetensi dominan pada aspek prosedural menunjukkan
agar kegiatan pembelajaran dilakukan tidak dengan strategi ekspositori
melainkan lebih tepat dengan strategi discovery-inquiry.

3) Pedoman dalam Mengembangkan Bahan Ajar


Bahan ajar perlu dikembangkan oleh guru guna menunjang pencapaian
kompetensi siswa. Pemilihan bahan ajar yang efektif harus sesuai
tuntutan IPK sehingga dapat meningkatkan pencapaian kompetensi
secara maksimal.

4) Pedoman dalam Merancang dan Melaksanakan Penilaian Hasil Belajar

Indikator menjadi pedoman dalam merancang, melaksanakan, serta


mengevaluasi hasil belajar. Rancangan penilaian memberikan acuan
dalam menentukan bentuk dan jenis penilaian, serta pengembangan
indikator penilaian.

c. Mekanisme Pengembangan Indikator Pencapaian Kompetensi

Pengembangan IPK harus mengakomodasi kompetensi yang tercantum


dalam KD. IPK dirumuskan dalam bentuk kalimat dengan menggunakan
kata kerja operasional. Rumusan IPK sekurang-kurangnya mencakup dua
hal yaitu tingkat kompetensi dan materi yang menjadi media pencapaian
kompetensi, termasuk didalamnya karakter siswa.
Dalam merumuskan indikator yang harus diperhatikan adalah:
a. menggunakan kata kerja operasioal yang sesuai, sehingga dapat
diukur/diamati
b. kata kunci setiap kompetensi dasar.

Pengembangan IPK pada mata pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan


Kesehatan pada pembelajaran tematik (kelas awal) ataupun mata
pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan sebagai mata
pelajaran yang dibelajarkan terpisah (kelas tinggi) dirumuskan
menggunakan prinsip-prinsip yang sama.

136 |Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018


Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018| 137
Sebagai contoh perumusan indikator pencapaian kompetensi yang dapat
dikembangkan dari KD kelas IV

Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi


3.1 Memahami variasi gerak dasar 3.1.1 Menjelaskan gerak dasar menendang
lokomotor, non-lokomotor, dan bola menggunakan punggung kaki
3.1.2 Menjelaskan gerak dasar menendang
manipulatif sesuai dengan konsep
bola menggunakan bagian dalam kaki
tubuh, ruang, usaha, dan 3.1.3 Menjelaskan gerak dasar menendang
keterhubungan dalam permainan bola menggunakan bagian luar kaki
3.1.4 Menjelaskan gerak dasar menerima
bola besar sederhana dan atau
bola menggunakan punggung kaki
tradisional* 3.1.5 Menjelaskan gerak dasar menerima
bola menggunakan bagian dalam kaki
3.1.6 Menjelaskan gerak dasar menerima
bola menggunakan bagian luar kaki
3.1.7 menjelaskan gerak dasar mengoper
bola menggunakan punggung kaki
3.1.8 Menjelaskan gerak dasarmenggiring
bola menggunakan bagian dalam kaki
3.1.9 Menjelaskan gerak dasarmenggiring
bola menggunakan bagian dalam kaki
3.1.10 Menjelaskan cara bermain sepak
bola

4.1 Mempraktikkan variasi gerak dasar 4.1.1 Mepraktikkan gerak dasar


lokomotor, non-lokomotor, dan menendang bola menggunakan
punggung kaki
manipulatif sesuai dengan konsep
4.1.2 Mepraktikkan gerak dasar
tubuh, ruang, usaha, dan menendang bola menggunakan
keterhubungan dalam permainan bagian dalam kaki
4.1.3 Mepraktikkan gerak dasar
bola besar sederhana dan atau
menendang bola menggunakan
tradisional* bagian luar kaki
4.1.4 Mepraktikkan gerak dasar menerima
bola
4.1.5 Mepraktikkan gerak dasar menerima
bola menggunakan bagian dalam kaki
4.1.6 Mepraktikkan gerak dasar menerima
bola menggunakan bagian luar kaki
4.1.7 Mepraktikkan gerak dasar mengoper
bola menggunakan punggung kaki
4.1.8 Mepraktikkan gerak dasar
menggiring bola menggunakan
bagian dalam kaki
4.1.9 Mepraktikkan gerak dasar

138 |Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018


menggiring bola menggunakan
bagian dalam kaki
4.1.10 Mepraktikkan cara bermain sepak
bola

4. Pengembangan materi pelajaran


Materi Muatan Pelajaran PJOK

3.1 Memahami variasi gerak dasar lokomotor, non-lokomotor, dan


manipulatif sesuai dengan konsep tubuh, ruang, usaha, dan
keterhubungan dalam permainan bola besar sederhana dan atau
tradisional*
3.1.1 Menjelaskan teknik menendang bola menggunakan punggung kaki
3.1.2 Menjelaskan teknik menendang bola menggunakan bagian dalam kaki
3.1.3 Menjelaskan teknik menendang bola menggunakan bagian luar kaki
3.1.4 Menjelaskan teknik menerima bola menggunakan punggung kaki
3.1.5 Menjelaskan teknik menerima bola menggunakan bagian dalam kaki
3.1.6 Menjelaskan teknik menerima bola menggunakan bagian luar kaki
3.1.7 menjelaskan teknik mengoper bola menggunakan punggung kaki
3.1.8 Menjelaskanteknik menggiring bola menggunakan bagian dalam kaki
3.1.9 Menjelaskanteknik menggiring bola menggunakan bagian dalam kaki
3.1.10 Menjelaskan cara bermain sepak bola

4.1 Mempraktikkan variasi gerak dasar lokomotor, non-lokomotor, dan


manipulatif sesuai dengan konsep tubuh, ruang, usaha, dan
keterhubungan dalam permainan bola besar sederhana dan atau
tradisional*
4.1.1 Mepraktikkan teknik menendang bola menggunakan punggung kaki
4.1.2 Mepraktikkan teknik menendang bola menggunakan bagian dalam kaki
4.1.3 Mepraktikkan teknik menendang bola menggunakan bagian luar kaki
4.1.4 Mepraktikkan teknik menerima bola
4.1.5 Mepraktikkan teknik menerima bola menggunakan bagian dalam kaki
4.1.6 Mepraktikkan teknik menerima bola menggunakan bagian luar kaki
4.1.7 Mepraktikkan teknik mengoper bola menggunakan punggung kaki
4.1.8 Mepraktikkan teknik menggiring bola menggunakan bagian dalam kaki
4.1.9 Mepraktikkan teknik menggiring bola menggunakan bagian dalam kaki
4.1.10 Mepraktikkan cara bermain sepak bola

Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018| 139


Teknik Dasar Permainan Sepak Bola
a. Menendang Bola
1. Cara menendang bola menggunakan punggung
 kaki Kaki tumpu diletakkan di samping bola
 Kaki untuk menendang diayunkan dan tendanglah bola dengan
punggung kaki.
 Bola ditendang tepat pada titik tengahnya. Apabila dilakukan dengan
baik tendangan ini sangat keras dan arah bola akan lurus.

2. Cara menendang bola menggunakanbagian dalam kaki

 Posisi awal: (a) berdiri menghadap arah gerakan, (b) kaki tumpu di
letakkan di samping bola dengan sikap lutut agak tertekuk dan bahu
menghadap gerakan, (c) posisi kedua lengan di samping badan agak
terentang, (d) pergelangan kaki yang akan digunakan menendang
diputar ke luar dan dikunci, (e) pandangan terpusat pada bola
 Gerakan: (a) kaki yang akan digunakan menendang ditarik ke
belakang lalu diayun ke depan ke arah bola, (b) perkenaan kaki pada
bola tepat pada tengah-tengah bola
 Akhir gerakan: (a) pindahkan berat badan ke depan mengikuti arah
gerakan, (b) pandangan ke depan

140 |Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018


3. Cara menendang bola menggunakan bagian luar kaki

 Posisi awal: (a) berdiri menghadap arah gerakan bola,


(b)meletakkan kaki tumpu di samping bolakedua lengan di
samping badan agak terentang. Pergelangan kaki yang akan
digunakan menendang diputar ke dalam dan dikunci. Pandangan
terpusat pada bola.
 Gerakan: Tarik kaki yang akan digunakan menendang ke belakang,
lalu ayunkan ke depan ke arah bola bersamaan kaki diputar ke
arah dalam. Perkenaan kaki pada bola tepat pada tengah-tengah
bola.
 Pindahkan berat badan ke depan.

b. Menerima bola
 Diawali dengan sikap menghadap arah datangnnya bola dan pusatkan
pandangan ke arah gerakan bola
 Putar pergelangan kaki yang akan digunakan menahan bola ke arah luar
dan dikunci
 Julurkan kaki yang akan digunakan menahan bola ke arah datangnya bola
 Tarik kembali ke belakang mengikuti arah gerakan bola saat bola
mengenai kaki bagian dalam, hingga gerak bola tertahan dan berhenti di
depan badan

Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018| 141


c. Permainan sepak bola

Setelah kamu mampu menguasai dan melakukan teknik dasar sepak bola
dengan benar, selanjutnya kamu dapat bermain sepak bola dengan peraturan
yang lebih sederhana. Misalnya lapangan yang digunakan sesuai dengan
keadaan setempat. Jumlah pemain pun dapat disesuaikan. Sebelum
bertanding lakukan dulu pemanasan. Latihan pemanasan bertujuan untuk
menyiapkan fisik dan mental pemain. Kemudian praktikkan gerakan-gerakan
dasar yang telah kamu pelajari. Bermainlah dengan menjunjung tinggi nilai
kejujuran dan sportivitas.

D. SKENARIO PELATIHAN

Kegiatan 1 : Analisis SKL, KI, KD, dan Perumusan Indkator


Alokasi Waktu : 3 JP @ 45 Menit

Pendahuluan
(Doa, dinamika
kelompok,  Kerja Kelompok  Kerja Kelompok
penyampaian tujuan, (Lk 2.a.1) (Lk2.a2)
 Presentasi  Presentasi
motivasi, penjelasan
perwakilan perwakilan
skenario pelatihan kelompok
(gunakan PPT), ice kelompok
 Penguatan oleh
breaking, salam  Penguatan oleh
fasilitator
PPK/tepuk PPK/ Mars fasilitator
(gunakan PPT 5.1)
PPK, Lagu (gunakan PPT 2.a)
(60’)
Nasional/Lagu (50’)
Daerah)
(15’)

Penutup
(Refleksi, kesimpulan, games
penyemangat, salam
PPK/tepuk PPK/Mars PPK,
Lagu Nasional/Lagu Daerah,
motivasi, rencana tindak lanjut
dan doa/rasa syukur)
(10’)

142 |Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018


Tugas dan Lembar Kerja

LK. 2.a.1 :

Tugas : Diskusi keterkaitan SKL-KI-KD


Tujuan : Mampu menganalisis keterkaitan antara SKL, KI, KD, dan
indikator pencapaian kompetensi
Petunjuk : 1. Bukalah Permendikbud No 20 tahun 2016 dan
Permendikbud No 24 tahun 2016.
2. Buatlah contoh keterkaitan SKL-KI- dan KD (1 KD
Pengetahuan dan 1 KD Keterampilan).
3. Setiap Peserta mendapatkan satu pasang KD dari kelas 1 – 6
memilih satu pasang KD dengan

LK. 2.a2:

Tugas : Merumuskan IPK.


Tujuan : Mampu merumuskan indikator sesuai dengan KD yang
diberikan.
Petunjuk : 1. Pilihlah satu pasang KD PJOK kelas IV/V/VI (dari aspek
pengetahuan dan keterampilan) .
2. Cermati pasangan KD tersebut.
3. Rumuskan minimal 2 indikator dari masing-masing KD
tersebut.
4. Tukarkan hasil kerja dengan peserta/kelompok lain.
5. Peserta saling memberikan pendapat.
6. Gunakan pertanyaan berikut sebagai panduan dalam
memberikan pendapat :
- Apakah penggunaan kata kerja operasional pada
indikator sudah tepat?
- Apakah kata kerja operasional bisa diukur
pencapaiannya?
- Apakah pencapaian indikator mengarah pada pencapaian
kompetensi

Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018| 143


KD PJOK Kelas ……

KD Pengetahuan :
………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………
………
Indikator :

1. ……………………………………………………………………………………..
……………………………....
KD Keterampilan :
2. …………………………………………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………………………………………………
.
………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………
…………

Indikator :

1. ………………………………………………………………………………………………………………………….
.
2. ………………………………………………………………………………………………………………………….
3. ………………………………………………………………………………………………………………………….

Pendapat peserta lain tentang indikator yang dirumuskan :

………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………
………….

UNIT II.b. ANALISIS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN


(3Jp)

A. KOMPETENSI

144 |Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018


Menganalisis jenis, konsep, dan pemilihan model yang sesuai dalam
pembelajaran PJOK.

B. INDIKATOR
1. Menjelaskan konsep model pembelajaran PJOK
2. Memilih model pembelajaran PJOK yang sesuai

C. URAIAN MATERI

I. PENDEKATAN PEMBELAJARAN

A. Pendekatan Mengajar
Efektivitas pengajaran sangat ditentukan oleh pendekatan pengajaran yang
dipilih guru atas dasar pengetahuan guru terhadap sifat keterampilan atau
tugas gerak yang akan dipelajari siswa. Berdasarkan sifat tugas gerak yang
ada, pendekatan mengajar bisa dibedakan menjadi dua pendekatan, yaitu
pengajaran langsung dan pendekatan tak langsung.
Para ahli sepakat bahwa pengajaran dengan pendekatan langsung akan
lebih efektif jika tujuan pengajaran adalah agar siswa mempelajari materi
yang khusus. Dalam hal ini, pengajaran langsung melibatkan:

a. Lingkungan yang berorientasi pada tugas gerak tetapi tidak terlalu


ketat, dengan berfokus pada tujuan akademis.
b. Pemilihan tujuan pengajaran yang jelas, materi pelajaran, dan
pengamatan kemajuan siswa secara aktif, harus benar-benar
diperhatikan.
c. Kegiatan pembelajaran yang terstruktur.
d. Umpan balik yang berorientasi secara akademis.

Dalam pendidikan jasmani, pengajaran langsung biasanya memandang


bahwa guru melakukan kontrol yang penuh terhadap apa yang siswa
pelajari dan bagaimana prosesnya berlangsung. Guru penjas yang
menggunakan pengajaran langsung melakukan hal-hal berikut:

a. Memecah keterampilan ke dalam bagian-bagian tertentu hingga batas


dapat diatur dan berorientasi pada keberhasilan.

Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018| 145


b. Secara jelas menerangkan dan mendemonstrasikan apa yang harus
dilakukan siswa.
c. Merancang tugas yang terstruktur untuk siswa sehingga mudah
dipelajari.
d. Mewajibkan siswa untuk bertanggung jawab pada tugasnya melalui
pengajaran aktif dan umpan balik khusus.
e. Menilai keberhasilan siswa dan pengajarannya didasarkan pada apa yang
dipelajari siswa.
Di pihak lain, pendekatan pengajaran tak langsung mengalihkan tugas
mengontrol pembelajaran pada siswa yang melakukan pembelajaran.
Artinya, guru tidak lagi mengendalikan pembelajaran secara penuh, tetapi
memberikan kesempatan pada siswa untuk bersama-sama melakukannya.
Pengajaran tak langsung tidak mudah dijelaskan seperti pengajaran
langsung; tetapi biasanya melibatkan satu atau beberapa gambaran berikut:

a. Materi pelajaran disajikan lebih secara menyeluruh. Materi tidak dipecah


menjadi bagian-bagian, karena dianggap bahwa satuan materi akan lebih
bermakna bagi siswa.
b. Tugas siswa dalam proses pembelajaran biasanya dikembangkan
sehingga pemikiran, perasaan, atau keterampilan berinteraksi dari siswa
dikembangkan ke dalam pengalaman belajar yang dirancang oleh guru.
c. Sifat-sifat individual dari kemampuan, minat, dan kebutuhan siswa
memperoleh pertimbangan tersendiri.
Pengajaran langsung sangat cocok dipilih jika materi pelajaran mempunyai
struktur yang hirarkis dan terutama berorientasi pada keterampilan dasar
serta ketika efisiensi pembelajaran menjadi sesuatu yang harus
dipentingkan. Ketika tujuan guru memerlukan pembelajaran yang lebih
kompleks yang melibatkan domain pembelajaran lain (afektif dan kognitif),
pengajaran langsung mungkin bukan pilihan yang baik, kecuali dalam hal
efisiensi. Dalam pendidikan jasmani, keputusan tentang apakah
menggunakan pengajaran langsung atau tak langsung dipersulit dengan
anggapan bahwa keterampilan gerak terutama dipelajari melalui latihan,
bukan melalui proses kognitif yang kompleks. Latihan yang maksimal dalam
waktu yang terbatas sering dicapai lewat pengajaran langsung.

146 |Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018


Para ahli penganjur pengajaran tak langsung sangat memperhatikan
relevansi dan kebermaknaan dari apa yang dipelajari. Sangat sering terjadi
bahwa pembelajaran langsung menghasilkan pembelajaran yang keluar
dari konteks dengan sedikit makna dan sedikit sekali keinginan untuk
melibatkan siswa dalam pembelajaran pada tingkat yang lebih holistik dan
lebih tinggi.
Guru yang efektif tidak membuat keputusan hanya untuk berpihak pada
satu pendekatan didasarkan pada penilaian bahwa pendekatan yang satu
lebih baik dari yang lain. Akan tetapi, guru yang efektif akan memilih satu
pendekatan didasarkan pada tujuan pengajarannya. Ia akan memilih
pengajaran langsung jika ia melihat bahwa penting sekali untuk siswa
menguasai keterampilan dasar. Di luar itu, ia akan memilih pengajaran tak
langsung jika tujuan pengajarannya lebih dari sekedar pengembangan
domain psikomotor. Oleh karena itu, ia harus menguasai semua pendekatan
dan strategi yang diperlukan.
Di samping pertimbangan terhadap sifat keterampilan, guru pun harus
ingat bahwa pemilihan pendekatan pengajaran juga tergantung pada
apakah guru sudah mengembangkan kemampuan siswa dalam hal
mengarahkan diri sendiri. Meskipun banyak pendekatan dan strategi dapat
dirancang untuk melibatkan siswa, guru pun harus yakin bahwa siswa
mampu berfungsi secara lebih mandiri dari pengamatan guru. Guru yang
belum mengembangkan kemampuan keterampilan ini pada siswanya dapat
merasa terbatasi dalam menggunakan strategi pengajaran.
Pada tataran teoritis, pendekatan pengajaran ini merupakan konsep yang
menyeluruh yang mewakili dua kutub pendekatan untuk mengorganisasi
materi pelajaran. Karenanya, banyak faktor pengajaran dapat divariasikan
oleh guru sehingga dapat menunjang penerapan pengajaran langsung atau
tak langsung. Dalam parkteknya, guru dapat menggunakan pendekatan ini
digabungkan dengan strategi pengajaran, yang secara teoritis memiliki
kesamaan makna dan ciri dengan pendekatan pengajaran. Dengan
demikian, baik pendekatan maupun strategi, bisa diwakili oleh praktek
pengajaran langsung dan tak langsung.

Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018| 147


B. Pendekatan ilmiah
Kegiatan pembelajatan dirancang untuk memberikan pengalaman belajar
yang melibatkan peserta didik secara aktif dalam proses pembelajaran.
Kegiatan aktif disini bukan hanya keaktifan dari segi fisik, namun juga
pelibatan mental peserta didik. Sehingga saat kegiatan pembelajaran,
terdapat interaksi antara peserta didik dengan guru, lingkungan, media, dan
sumber belajar lainnya untuk mencapai pencapaian Kompetensi Dasar.
Menurut Kerlinger dalam Ratumanan (2015 : 57) menjelaskan bahwa
pendekatan ilmiah merupakan bentuk sistematis yang khusus dari seluruh
pemikiran dan telaah relatif.
Dalam teori berfikir, terdapat 2 penalaran yakni penalaran deduktif dan
penalaran induktif serta gabungan dari penalaran deduktif dan induktif.
Penalaran induktif adalah penalaran penalaran yang berawal dari
fenomena; fakta atau kasus-kasus khusus yang berkaitan dengan materi,
kemudian disimpulkan secara umum (generalisasi). Berfikir dengan
menggunakan penalaran induktif biasanya digunakan pada hasil observasi
dan pengalaman-pengalaman empiris, sehingga penalaran induktif
merupakan penarikan kesimpulan berdasarkan pengamatan yang telah
dilakukan.
Contoh penggunaan penalaran induktif adalah dalam mencari informasi
mengenai semangat perjuangan bangsa Indonesia, peserta didik dapat
terjun langsung ke lapangan dengan melakukan wawancara secara
mengalir kepada pejuang-pejuang bangsa Indonesia. bisa jadi ke kakeknya
atau kepada veteran, yang artinya pengumpulan data tidak perlu
menggunakan kuisioner tetapi menggunakan wawancara langsung.
Sedangkan berfikir dengan menggunakan penalaran deduktif adalah
metode berfikir yang menerapakan hal-hal yang umum terlebih dahulu,
kemudian dihubungkan dengan bagian-bagian yang spesifik. Secara
sederhana berfikir deduktif adalah pengambilan kesimpulan yang umum ke
sesuatu yang khusus.
Sebagai contoh untuk mengetahui semangat perjuangan bangsa Indonesia,
peserta didik melakukan kunjungan ke musium. Sebelum melakukan
kunjungan, peserta didik mempersiapkan dengan jelas data-data apa saja

148 |Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018


yang akan dicari. Sehingga saat melakukan kunjungan, peserta didik hanya
mencari data yang sudah di rencanakan.
Ratumanan (2015 : 57) menjelaskan bahwa dalam pendekatan ilmiah, yang
lebih diutamakan adalah pengembangan pola pikir dengan penalaran
induktif dari pada pengembangan pola berfikir deduktif. Hal ini
dikarenakan dengan menggunakan penalaran induktif, kebenaran dan ilmu
pengetahuan hanya dapat diperoleh melalui pembelajaran dan pengalaman.
Dalam pendekatan ilmiah digunakan metode ilmiah yang mana dalam
metode tersebut, peserta didik memperoleh pengetahuan dengan cara
melakukan prosedur kerha yang meliputi perumusan hipotesis,
pengumpulan data, pengolahan data, serta analisis data untuk menguji
hipotesis sehingga dari hasil tersebut menghasilkan sebuah kesimpulan
yang akurat. Dari kegiatan ini, yang menjadi aspek penting dalam
pelaksanaan pendekatan ilmiah adalah bahwa perolehan pengetahuan
sebagai hasil dari generalisasi yang mangacu pada hasil sebuah
pengamatan; eksperimen atau percobaan, bukan atas keinginan,
pertimbangan subyektif, atau pertimbangan lainnya.
Penggunaan metode ilmiah dalam pembelajaran dapat menjamin
dihasilkannya pengetahuan yang bersifat ilmiah, yakni pengetahuan yang
bercirikan obyektifitas, konsisten dan sistematik. Terdapat 5 langkah dalam
penggunaan metode ilmiah, yakni: Merumuskan masalah; Mengkaji teori
dan merumuskan hipotesis; Mengumpulkan data; Menganalisis atau
menguji hipotesis; dan Menarik kesimpulan.

a. Pendekatan Ilmiah (scintific approach) dalam pelaksanaan


pembelajaran
Dalam implementasi Kurikulum 2013, pembelajaran diarahkan
menggunakan pendekatan ilmiah (scientific approach), pendekatan
yang dimaksudkan adalah penggalian informasi yang menggunakan
kegiatan mengamati atau observasi, mengajukan pertanyaan,
melakukan eksperimen/ percobaan untuk mengumpulkan informasi,
mengasosiasikan/menalar, membangun atau mengembangkan jaringan
dan komunikasi.

Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018| 149


Dalam pembelajaran, penerapan pendekatan ilmiah (scientific
approach) selain dapat menjadikan peserta didik lebih aktif dalam
mengkonstruksi pengetahuan dan keterampilannya, juga dapat
mendorong siswa untuk melakukan penyelidikan guna menemukan
fakta-fakta dari suatu fenomena atau kejadian. Artinya, dalam proses
pembelajaran, peserta didik dibiasakan untuk menemukan kebenaran
ilmiah, bukan diajak untuk beropini dalam melihat suatu fenomena.
Pembelajaran dengan pendekatan ilmiah adalah melatih peserta didik
untuk berfikir logis, sistematis, dengan menggunakan kapasitas berfikir
tingkat tinggi (High Order Thinking Skills/ HOTS).
Penggunaan pembelajaran dengan pendekatan ilmiah (scientific
approach) seharusnya tampak pada kegiatan inti pembelajaran. Dalam
Kurikulum 2013, penerapan pendekatan ilmiah (scientific approach)
menggunakan tahapan-tahapan sebagai berikut:

1) Mengamati atau observasi


Observasi adalah kegiatan seseorang dengan menggunakan panca
indera (mendengarkan, melihat, membau, meraba, mengecap) untuk
memperoleh informasi. Sebuah benda dapat diobservasi untuk
mengetahui karakteristiknya, misalnya saja: warna, bentuk, suhu,
volume, berat, bau, suara, dan teksturnya. Perilaku manusia juga
dapat diobservasi untuk mengetahui sifat, kebiasaan, respons,
pendapat, dan karakteristik lainnya. Pengamatan dapat dilakukan
secara kualitatif atau kuantitatif. Pengamatan kualitatif dapat
mengandalkan panca indra dan hasilnya dideskripsikan secara
naratif. Sementara itu, pengamatan kuantitatif untuk melihat
karakteristik benda pada umumnya menggunakan alat ukur karena
dideskripsikan menggunakan angka.
Kegiatan mengamati sangat bermanfaat untuk memenuhi rasa
keingintahuan peserta didik, sehingga proses pembelajaran yang
dilakukan memiliki kebermaknaan yang tinggi. Penggunaan metode
observasi menjadikan peserta didik dapat menemukan fakta bahwa
ada hubungan antara objek yang dianalisis dengan materi
pembelajaran yang digunakan oleh guru. Melalui kegiatan

150 |Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018


mengamati ini peserta didik dapat menemukan adanya keterkaitan
antara objek yang dianalisis sesuai dengan materi pembelajaran.
Hasil akhir dari kegiatan mengamati adalah peserta didik dapat
mengetahui hal baru yang sebelumnya belum pernah mereka
ketahui. Objek penelitian yang dapat diamati oleh peserta didik
misalnya saja seperti prosesi persidangan di pengadilan, perilaku
pengendara di jalan raya, pelaksanaan pemilu dan lain sebagainya.
Contoh benda, peristiwa, atau kondisi yang sesungguhnya dapat
juga ditampikan oleh guru yang dikemas dalam bentuk gambar, foto,
teks (berita, iklan, puisi, cerpen), film, video klip, audio CD, san lain-
lain.

2) Menanya
Ridwan Abdullah (2014:57) mengemukakan bahwa pada saat
kegiatan belajar mengajar siswa perlu dilatih untuk merumuskan
pertanyaan terkait dengan topik yang akan dipelajari. Aktivitas
belajar ini sangat penting untuk meningkatkan keingintahuan
(curiosity) dalam diri siswa dan mengembangkan kemampuan
mereka untuk belajar sepanjang hayat. Guru perlu mengajukan
pertanyaan dalam upaya memotivasi siswa untuk mengajukan
pertanyaan. Kegiatan belajar menanya dilakukan dengan cara:
mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari
apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi
tambahan tentang apa yang diamati (dimulai dari pertanyaan faktual
sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik). Menanya dapat juga
tidak diungkapkan, tetapi bisa saja ada di dalam pikiran peserta
didik. Untuk memancing peserta didik mengungkapkannya guru
harus memberi kesempatan mereka untuk mengungkapkan
pertanyaan.
Peran guru dalam kegiatan menanya ini adalah memberikan bantuan
dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan yang bertujuan untuk
memotivasi peserta didik terkait dengan objek yang telah diamati
tersebut. Setelah peserta didik terlatih untuk mengajukan

Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018| 151


pertanyaan, mereka perlu dibimbing untuk mengajukan pertanyaan
bermakna dengan cara guru meminta peserta didik merumuskan
pertanyaan dengan bantuan kata "bagaimana" atau "mengapa". Atau,
guru melatih agar peserta didik dapat mengajukan pertanyaan-
pertanyaan dengan cara memberikan serangkaian daftar pertanyaan
berdasarkan konteks yang diamati kemudian siswa diminta memilih
(dengan cara mencontreng, misalnya) pertanyaan apa atau mana
yang perlu dibahas. Dan harus diingat bahwa guru perlu
mengarahkan pertanyaan siswa agar mengacu pada indikator
pencapaian kompetensi yang telah ditentukan.

3) Melakukan eksperimen/ percobaan untuk mengumpulkan informasi


Belajar dengan menggunakan pendekatan ilmiah akan melibatkan
peserta didik dalam melakukan aktivitas menyelidiki fenomena
dalam upaya menjawab suatu permasalahan. Guru juga dapat
menugaskan peserta didik untuk mengumpulkan data atau informasi
dari berbagai sumber, misalnya dalam pelajaran bahasa dan
kelompok pelajaran ilmu pengetahuan sosial. Guru perlu
mengarahkan peserta didik dalam merencanakan aktivitas,
melaksanakan aktivitas, dan melaporkan aktivitas yang telah
dilakukan.

Untuk memperoleh hasil belajar yang nyata atau autentik, peserta


didik harus mencoba atau melakukan percobaan, terutama untuk
materi atau substansi yang sesuai. Peserta didik pun harus memiliki
keterampilan proses untuk mengembangkan pengetahuan tentang
alam sekitar, serta mampu menggunakan metode ilmiah dan
bersikap ilmiah untuk memecahkan masalah-masalah yang
dihadapinya sehari-hari. Kegiatan pembelajaran dalam
mengumpulkan informasi/ mencoba antara lain:
a. Melakukan eksperimen.
b. Membaca sumber lain selain buku teks.
c. Mengamati objek/ kejadian/aktivitas.

152 |Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018


b) Wawancara dengan narasumber.

4) Mengasosiasikan/menalar
Kemampuan mengolah informasi melalui penalaran dan berpikir
rasional merupakan kompetensi penting yang harus dimiliki oleh
siswa. Infomasi yang diperoleh dari pengamatan atau percobaan
yang dilakukan harus diproses untuk menemukan keterkaitan satu
informasi dengan informasi lainnya, menemukan pola dari
keterkaitan informasi, dan mengambil berbagai kesimpulan dari pola
yang ditemukan. Peserta didik pada kegiatan ini dibimbing untuk
mengolah informasi/data yang sudah dikumpulkan guna menjawab
pertanyaan dan menarik kesimpulan. Dalam kegiatan mengasosiasi/
mengolah informasi terdapat kegiatan menalar. Istilah "menalar”
dalam kerangka proses pembelajaran dengan pendekatan ilmiah
yang dianut dalam Kurikulum 2013 untuk menggambarkan bahwa
guru dan peserta didik merupakan pelaku aktif. Penalaran adalah
proses berfikir yang logis dan sistematis atas fakta-kata empiris yang
dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa pengetahuan.
Pengolahan informasi membutuhkan kemampuan logika (ilmu
menalar). Menalar adalah aktivitas mental khusus dalam melakukan
inferensi. Inferensi adalah menarik kesimpulan berdasarkan
pendapat (premis), data, fakta, atau informasi.
Penalaranadalah proses berfikir yang logis dan sistematis atas fakta-
kata empiris yang dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan
berupa pengetahuan. Penalaran dimaksud merupakan penalaran
ilmiah, meski penalaran nonilmiah tidak selalu tidak bermanfaat.
Istilah menalar di sini merupakan padanan dari associating; bukan
merupakan terjemahan dari reasoning, meski istilah ini juga
bermakna menalar atau penalaran. Dasar pengolahan informasi
berdasarkan metode ilmiah adalah melakukan penalaran secara
empiris.
Pada saat pelaksanaan kegiatan ini, guru mengarahkan peserta didik
agar dapat mengidentifikasi, mengklasifikasi, atau menghubungkan

Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018| 153


data/ informasi yang diperoleh. Dengan cara memberikan penjelasan
mengenai bentuk-bentuk hubungan logis yang mungkin terjadi.
Selain itu, guru memancing dan mengarahkan agar bentuk-bentuk
hubungan yang dibangun peserta didik menghasilkan simpulan yang
mengarah pada pencapaian tujuan pembelajaran. Selain itu, guru
sebagai manager untuk mengatur keberlangsungan kegiatan,
memberi umpan balik, penguatan, dan penjelasan berupa informasi
yang lebih luas.

5) Mengkomunikasikan
Kemampuan untuk membangun jaringan dan berkomunikasi periu
dimiliki oleh siswa karena kompetensi tersebut sama pentingnya
dengan pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman. Bekerja sama
dalam sebuah kelompok merupakan salah satu cara membentuk
kemampuan siswa untuk dapat membangun jaringan dan
berkomunikasi. Setiap siswa perlu diberi kesempatan untuk
berbicara dengan orang lain, menjalin persahabatan yang potensial,
mengenal orang yang dapat memberi nasihat atau informasi dan
dikenal oleh orang lain.

Mengomunikasikan merupakan ilmu dan praktik menyampaikan


atau mentransmisikan informasi atau aneka jenis pesan. Selama
kegiatan belajar mengajar berlangsung, guru secara konsisten
mengomunikasikan atau mentransmisikan pengetahuan, informasi,
atau aneka baru kepada peserta didiknya. Kegiatan
mengomunikasikan merupakan proses yang kompleks. Proses
transmisi atau penyampaian pesan yang salah menyebabkan
komunikasi tidak berjalan efektif. Pada konteks pembelajaran
dengan Pendekatan ilmiah, mengomunikasikan mengandung
beberapa makna, antara lain: (1) mengkomunikasikan informasi, ide,
pemikiran, atau pendapat; (2) berbagi informasi; (3) memperagakan
sesuatu; (4) menampilkan hasil karya; dan (5) membangun jejaring.

154 |Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018


Mengomunikasikan juga mengandung makna: (1) melatih
keberanian; (2)melatih keterampilan berkomunikasi;(3)
memasarkan ide;(4) mengembangkan sikap saling memberi-
menerima informasi; (5) menghayati atau memaknai fenomena; (6)
menghargai pendapat/karya sendiri dan orang lain; dan (7)
berinteraksi antarsejawat atau dengan pihak lain. Sehingga pada
tahap ini guru diharapkan ikut membantu peserta didik menentukan
butir-butir penting dan simpulan yang nantinya akan
dipresentasikan, baik dengan atau tanpa memanfaatkan teknologi
informasi.

Dari pembahasan diatas, secara sistematis, penerapan pendekatan


ilmiah adalah sebagai berikut:

Gambar 2. Langkah-langkah Pedekatan Ilmiah (Saintific Approach) dalam


Kurikulum 2013

Pendekatan ilmiah meliputi contoh pengalaman belajar dan kompetensi


yang dikembangkan secara sederhana tercantum dalam tabel berikut.
Tabel 2. Langkah Pembelajaran Saintifik
Langkah Contoh Kegiatan belajar Kompetensi yang
Pembelaja dikembangkan
ran
Mengamati Membaca, mendengar, Melatih kesungguhan,
menyimak, melihat (tanpa atau ketelitian, mencari
dengan alat) informasi.
Menanya Mengajukan pertanyaan Mengembangkan
tentang informasi yang tidak kreativitas, rasa ingin tahu,
dipahami dari apa yang diamati kemampuan merumuskan
atau pertanyaan untuk pertanyaan untuk
mendapatkan informasi membentuk pikiran kritis

Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018| 155


tambahan tentang apa yang yang perlu untuk hidup
diamati (dimulai dari cerdas dan belajar
pertanyaan faktual sampai ke sepanjang hayat
pertanyaan yang bersifat
hipotetik)
Mengumpulkan  Melakukan eksperimen Mengembangkan sikap
informasi/  Membaca sumber lain selain teliti, jujur.sopan,
eksperimen buku teks menghargai pendapat
 Mengamati objek/ orang lain, kemampuan
kejadian/aktivitas berkomunikasi,
 Wawancara dengan menerapkan kemampuan
narasumber mengumpulkan informasi
melalui berbagai cara yang
dipelajari, mengembangkan
kebiasaan belajar dan
belajar sepanjang hayat
Mengasosiasikan/ Mengolah informasi yang sudah Mengembangkan sikap
mengolah dikumpulkan baik terbatas dari jujur, teliti, disiplin, taat
informasi hasil kegiatan aturan, kerja keras,
mengumpulkan/eksperimen kemampuan menerapkan
mau pun hasil dari kegiatan prosedur dan kemampuan
mengamati dan kegiatan berpikir induktif serta
mengumpulkan informasi. deduktif dalam
Pengolahan informasi yang menyimpulkan.
dikumpulkan dari yang bersifat
menambah keluasan dan
kedalaman sampai kepada
pengolahan informasi yang
bersifat mencari solusi dari
berbagai sumber yang
memiliki pendapat yang
berbeda sampai kepada yang
bertentangan.
Mengomunikasika  Menyampaikan hasil Mengembangkan sikap
n pengamatan, kesimpulan jujur, teliti, toleransi,
berdasarkan hasil analisis kemampuan berpikir
secara lisan, tertulis, atau sistematis,
media 1 ainnya. mengungkapkan pendapat
 Menyajikan laporan dalam dengan singkat dan jelas,
bentuk bagan, diagram, atau dan mengembangkan
grafik kemampuan berbahasa
yang baik dan benar.
(Sumber: PPPPTK Penjas dan BK 2018. Modul Pelatihan Peningkatan
Kompetensi Guru PJOK SMA)

Melalui hasil paparan data pada table tersebut, peran guru dalam
pembelajaran saintifik adalah:
a) Bertindak sebagai narasumber/fasilitator.
b) Menyusun kembali butir-butir pertanyaan siswa sesuai dengan urutan
indikator yang akan dieksekusi dalam pembelajaran

156 |Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018


c) Mengatur/mengarahkan kegiatan-kegiatan belajar.
d) Memberi umpan balik.
e) Memberikan penjelasan
f) Memberikan penguatan/afirmasi/konfirmasi
g) Guru tidak membiarkan peserta didik memperoleh/ mengkonstruksi
pengetahuan sendiri
h) Guru selalu memberi bantuan kepada setiap anak didik

C. Gaya-Gaya Mengajar
Pada tahun 1966, Muska Mosston telah membuat sumbangan yang sangat
monumental terhadap metodologi pengajaran pendidikan jasmani. Mosston
telah mengidentifikasi bahwa dalam pengajarannya cara guru bisa
dibedakan dari bagaimana ia memperlakukan dan melibatkan siswa dalam
pembelajaran. Cara guru melibatkan siswa ini akhirnya lajim disebut gaya
mengajar(teaching style), yang bergerak dari gaya yang disebut komando
hingga gaya pengajaran diri sendiri.
Pemilahan gaya pengajaran menurut Mosston lebih berupa sebuah
kontinum, dengan spektrum gayanya didasarkan pada jumlah pembuatan
keputusan yang diberikan guru pada murid. Kontinum berarti berangkai
secara bersinambung dari satu titik ke titik lain, tanpa ada pemisahan yang
jelas. Dengan demikian, gaya yang satu lebih dibedakan dari gaya lainnya
oleh besarnya pemberian kesempatan dari guru kepada murid dalam hal
mengambil keputusan. Pada ujung kontinum yang satu, guru membuat
semua keputusan, sedang pada sisi yang lain, mayoritas pengambilan
keputusan diserahkan kepada murid. Uraian selintas tentang gaya-gaya
mengajar diperlihatkan pada kotak 5-1.
Sejak itu, banyak guru semakin mengerti tentang kompleksitas proses
pengajaran. Disadari benar, bahwa proses pengajaran penjas mengandung
banyak kondisi yang harus diperhitungkan, termasuk dalam hal betapa
bervariasinya keadaan murid, terutama gaya belajarnya. Oleh karena itu,
sebenarnya amatlah mustahil jika guru hanya memanfaatkan satu gaya
dalam seluruh fase suatu pelajaran. Strategi yang berbeda telah
membedakan pula potensi yang akan diperoleh siswa. Setiap aksi

Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018| 157


pengajaran mengedepankan keputusan-keputusan yang sama, tetapi dapat
ditangani dengan cara yang berbeda dalam waktu yang berbeda. Misalnya,
guru dapat memutuskan untuk memberi umpan balik kepada siswa dengan
memberitahukan secara langsung, dengan meminta siswa memecahkan
masalahnya sendiri, atau dengan meminta siswa lain untuk membantu
mereka.
Dalam hal tersebut, telah pula disadari bahwa memutuskan metod gaya
pengajaran apa yang akan digunakan bukan hanya mempertimbangkan
tentang bagaimana melibatkan siswa dalam proses pembelajaran. Guru
dapat memilih gaya khusus didasarkan tujuan guru, apakah untuk proses
kognitif, untuk mendorong interaksi sosial yang positif di antara siswa, atau
untuk menggunakan ruang dan alat secara lebih efisien. Guru dapat memilih
untuk merancang pelajaran dengan format pengorganisasian yang berbeda.
Mereka juga dapat memilih cara yang berbeda untuk mengkomunikasikan
tugas kepada siswa dan menyediakan tahapan pembelajaran, umpan balik,
dan penilaiannya.
Karena gaya mengajar intinya memberikan kesempatan pada murid untuk
mengambil keputusan, di manakah siswa dan guru dapat berbagi
kesempatan tersebut? Menurut Mosston, guru dan siswa dapat saling tawar
menawar dalam memperoleh kesempatan dalam perihal perencanaan,
pelaksanaan, dan dalam penilaian pelaksanaannya. Atau dalam istilah yang
di pakainya, Mosston menyebutnya setting pre-impact, impact, dan post-
impact.

1. Pre-impact set, mencakup semua keputusan yang harus dibuat


sebelum terjadinya tatap muka antara guru dengan murid. Keputusan
dalam setting ini mencakup tugas gerak yang harus dipelajari, waktu,
pengorganisasian alat, tempat berlangsungnya gerak, kriteria
keberhasilan, serta prosedur dan materi penilaiannya. Keputusan ini
menegaskan tentang maksud.
2. Impact set, meliputi keputusan-keputusan yang berhubungan dengan
pelaksanaan maksud di atas, atau hal-hal yang diputuskan pada tahap
pre-impact set. Keputusan dalam tahap ini menentukan aksi.

158 |Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018


3. Post-impact set, memasukkan keputusan yang berhubungan dengan
penilaian penampilan atau pelaksanaan tugas pada masa impact set
serta kesesuaian antara maksud dan aksi. Pemberian koreksi dan
umpan balik serta penilaian, termasuk pada setting ini.
Baik guru maupun murid memiliki kemungkinan untuk membuat
keputusan dalam setiap setting pembelajaran di atas. Ketika sebagian atau
seluruh keputusan dari setiap kategori ditentukan oleh seorang pembuat
keputusan (misalnya saja guru), maka tanggung jawab orang itu menjadi
sangat maksimum, sedangkan orang lain (siswa) tanggung jawabnya
menjadi minimum.

Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018| 159


Dengan melihat dan menetapkan siapa yang mengambil keputusan tentang
apa, di mana, dan bagaimana-nya, kita dapat mengenal struktur gaya
mengajar yang dipilih guru. Kita dapat mengenali apakah guru mencoba
memberi tanggung jawab pada siswa atau tidak. Sebagai contoh, pada gaya
A, guru yang membuat keputusan tentang apa, di mana, kapan, dan
bagaimana-nya dari pembelajaran, murid hanya mengikuti keputusan itu.
Dalam gaya B, keputusan tentang apa, di mana, kapan, dan bagaimana itu
diserahkan kepada siswa pada saat memasuki tahap impact set, sehingga
beberapa tujuan baru dapat dicapai. Pada setiap gaya berikutnya,
keputusan-keputusan lain secara sistematis dialihkan kepada siswa
sehingga spektrum gaya mengajar tergambarkan secara penuh.

D. Strategi Pengajaran Sebagai Sistem Penyajian


Strategi pengajaran dirancang untuk menata lingkungan pengajaran untuk
pengajaran kelompok. Hal penting di sini adalah bahwa kelompok tidak
belajar, tetapi individu lah yang belajar. Ini berarti bahwa lingkungan
pengajaran kelompok harus ditata sedemikian rupa untuk memudahkan
pembelajaran individu. Peserta individual dalam penjas harus tetap
diperlengkapi dengan materi yang tepat yang disampaikan secara jelas.
Mereka harus diberi kesempatan untuk berlatih secara akurat dan
mendapat kemajuan dengan tepat, dan mereka harus dilengkapi pula
dengan umpan balik pada penampilannya.
Strategi pengajaran mengatur pengajaran kelompok sehingga fungsi
pengajaran ditampilkan dalam berbagai cara dalam proses pengajaran.
Fungsi guru yang utama yang penting untuk membedakan strategi
pengajaran adalah dalam hal:

a. Pemilihan materi,
b. Penyajian tugas,
c. Penyusunan tahapan pembelajaran,
d. Pemberian umpan balik dan penilaian.

Keempat fungsi tersebut pada dasarnya merupakan keputusan yang harus


dibuat oleh guru yang akan mempengaruhi potensi pengajaran untuk

160 |Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018


mencapai tujuan yang diharapkan. Sifat dari keputusan-keputusan di atas
digambarkan dalam bagian berikut.

1. Pemilihan Materi atau Isi


Masalah utama dalam pengajaran kelompok adalah bahwa siswa
berfungsi pada tingkat kemampuan yang berbeda dalam banyak tugas.
Materi yang dipilih karenanya harus sesuai dengan kebutuhan
individual dalam latar kelompok. Dalam pengajaran kelompok yang
besar hal ini melibatkan keputusan seperti berikut:
a. Bagaimana materi dapat dibuat sesuai dengan mayoritas siswa
yang memiliki kebutuhan yang berbeda?
b. Haruskah setiap siswa melakukan hal yang sama pada saat yang
sama?
c. Haruskah materi berbeda bagi siswa yang berbeda?
d. Siapa yang membuat keputusan dalam hal materi– guru atau siswa?
e. Tingkat keterlibatan siswa yang bagaimana yang harus
dikembangkan?
2. Penyampaian Tugas
Dalam suatu pengalaman pembelajaran, siswa harus diberitahu apa
yang diharapkan untuk mereka lakukan. Fungsi pengajaran ini
menggambarkan bagaimana tugas dikomunikasikan kepada
sekelompok siswa. Fungsi ini mencakup keputusan tentang bagaimana
menyajikan tugas pembelajaran pada siswa. Kemungkinannya adalah
penyajian secara verbal, demonstrasi, bahan tertulis, poster, dan materi
audiovisual. Dengan kata lain, tahap ini berkaitan dengan teknik
penyampaian yang akan diuraikan dalam bagian berikut secara khusus.
3. Tahapan Pembelajaran
Dalam suatu setting pengajaran, penataan harus dibuat agar siswa
bergerak maju dari satu keterampilan ke keterampilan lain dan dari
satu tingkat penampilan ke tingkat yang lain. Tahapan dari satu
keterampilan ke keterampilan lain disebut pengembangan antar-tugas
(inter-task development) dan tahapan dari satu tingkat penampilan ke
tingkat penampilan lain disebut pengembangan di antara-tugas (intra-
task development).

Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018| 161


Tahapan materi berfokus pada penataan tahapan dari keterampilan ke
keterampilan dan tahapan di dalam-tugas dalam suatu pengalaman
pembelajaran. Suatu strategi pengajaran harus membuat
pengembangan (extension), penyempurnaan (refinement), dan jika
mungkin aspek penerapannya (application) dari pengembangan materi
pelajaran. Pentahapan materi meliputi upaya menjawab pertanyaan
seperti berikut:
a. Siapa yang memutuskan jika siswa harus berpindah atau maju ke
tahap berikutnya?
b. Haruskah kriteria keberhasilan penampilan ditetapkan?
c. Haruskah kriteria tersebut ditetapkan terlebih dahulu?
d. Haruskah kriteria itu dikomunikasikan pada siswa? Jika ya,
bagaimana cara menyampaikannya?

4. Pemberian Umpan Balik dan Penilaian


Pemberian umpan balik pada siswa dan menilai respons siswa
merupakan salah satu fungsi pengajaran yang penting dalam
pengajaran. Setting pengajaran kelompok membuat proses pemberian
umpan balik dan penilaian ini lebih sulit. Untuk memberi umpan balik
secara individual dan menilai penampilannya, guru dapat
mempertimbangkan beberapa alternatif sebagai berikut:
a. Pengamatan guru
b. Umpan balik dari teman sendiri
c. Penataan lingkungan
d. Tes formal
e. Perekaman dengan video.

E. Macam-Macam Strategi Pengajaran


Terdapat sedikitnya tujuh strategi pengajaran yang dapat dikemukakan di
sini yang berhubungan dengan penataan pengalaman belajar dalam
penjas:

1. Pengajaran interaktif (interactive teaching)


2. Pengajaran berpangkalan/berpos (station teaching)

162 |Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018


3. Pengajaran sesama teman (peer teaching)
4. Pembelajaran kooperatif (cooperative learning)
5. Strategi pengajaran diri (Self-instructional strategies)
6. Strategi kognitif (Cognitive strategies)
7. Pengajaran beregu (Team teaching)
Strategi di atas sama sekali tidak inklusif dan tidak juga dapat terlihat
dalam bentuknya yang murni sebagai strategi untuk sepenuhnya
pelajaran. Kebanyakan dari strategi di atas dapat digunakan secara
kombinasi dengan yang lain untuk pengalaman pembelajaran yang
berbeda.

1. Pengajaran Interaktif
Strategi yang benar-benar paling umum dalam perencanaan
pengalaman belajar dalam pendidikan jasmani adalah strategi yang
bersifat interaktif. Umumnya kita tidak akan kesulitan
mengkonseptualisasikan strategi interaktif. Pengertian pengajaran
mempunyai makna guru memberitahukan, menunjukkan, atau
mengarahkan sekelompok anak tentang apa yang harus dilakukan; lalu
siswa melakukannya; dan guru mengevaluasi seberapa baik hal itu
dilakukan dan mengembangkan isi pelajaran lebih jauh. Inilah tipe dari
pengajaran interaktif. Dalam pengajaran jenis ini, guru mengontrol
proses pengajaran.

Dalam pengajaran interaktif, gerakan guru didasarkan pada respons


siswa pada gerakan guru sebelumnya. Rencana guru memudahkan
proses itu, tetapi gerakan guru selanjutnya didasarkan pada respons
murid. Guru sangat dominan dalam strategi ini dan yang paling
bertanggung jawab dalam untuk keempat fungsi pengajaran dalam
menyusun pengalaman pembelajaran yang dibicarakan di bagian
sebelumnya. Biasanya seluruh kelas bekerja pada tugas yang sama atau
dalam kerangka tugas yang sama. Bandingkan strategi ini dengan gaya
komando; keduanya memiliki perangkat ciri yang sama.

2. Pengajaran Berpangkalan

Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018| 163


Pengajaran berpangkalan menata lingkungan sehingga dua atau lebih
tugas bisa berlangsung dalam ruangan secara bersamaan. Biasanya,
setiap tugas harus dilakukan dalam pangkalan yang berbeda dengan
tugas lainnya, sehingga setiap tugas memiliki pangkalannya masing-
masing. Siswa berputar dari satu pangkalan ke pangkalan lain. Kadang-
kadang, pengajaran berpangkalan ini disebut juga pengajaran tugas.
Pengajaran ini telah menjadi strategi yang sangat populer dalam
pendidikan jasmani. Jika dilakukan secara efektif, strategi ini akan
menyediakan satu kerangka untuk pengalaman pembelajaran yang
memuaskan seluruh fungsi pengajaran. Strategi ini dalam tataran gaya
mengajar, serupa dengan gaya latihan (practice style).

3. Pengajaran Sesama Teman (Peer Teaching)


Pengajaran sesama teman adalah strategi pengajaran yang mengalihkan
tanggung jawab guru dalam fungsi pengajarannya kepada siswa.
Strategi ini biasanya digunakan bersamaan dengan strategi lain tetapi
berharga untuk dieksplorasi secara terpisah. Sebenarnya, strategi
pengajaran sesama dapat digunakan dengan setiap fungsi pengajaran
yang sesuai, baik untuk keseluruhan pelajaran maupun hanya sebagian
pelajaran. Strategi ini tidak terlalu jauh berbeda dengan gaya
berbalasan (reciprocal style), dalam halsiswa sendiri memberikan
pengarahan kepada siswa lainnya. Bedanya, dalam pengajaran sesama
teman, siswa yang bertindak sebagai pengajar tidak hanya berhadapan
dengan satu siswa, tetapi bisa dengan sekelompok siswa.

4. Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif adalah suatu strategi pengajaran yang telah
menjadi populer sejak diperkenalkan pertama kali oleh Johnson dan
Johnson tahun 1975. Pembelajaran kooperatif memiliki potensi untuk
meningkatkan pembelajaran anak, juga menyumbang pada
pengembangan sosial dan afektif.
Dalam pembelajaran kooperatif, sekelompok siswa ditugasi suatu tugas
pembelajaran atau suatu proyek untuk diselesaikan oleh kelompoknya.

164 |Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018


Para siswa dikelompokkan secara heterogen menurut faktor yang
berbeda seperti ras, kemampuan, atau kebutuhan sosialnya. Kelompok,
juga sebagai individu, dinilai sesuai dengan seberapa baik mereka
menyelesaikan tugasnya, di samping dari cara mereka bekerja sama
dengan yang lain.
Seperti juga strategi yang lain, keuntungan yang bisa diperoleh dari
strategi ini tidak bisa terjadi otomatis. Siswa harus dipersiapkan
dengan baik agar harapan untuk terlibat dalam bekerja sama bisa
terbentuk. Hasil yang positif dapat dicapai hanya jika tujuan yang
diberikan kepada siswa bermakna, siswa diajari bagaimana caranya
bekerja sama, dan akuntabilitas untuk proses dan hasil dari
pengalaman belajar itu terbukti nyata kepada siswa.

5. Strategi Pelajaran Sendiri


Dalam arti sederhana, strategi pelajaran sendiri melibatkan program
yang ditetapkan sebelumnya untuk pembelajaran yang boleh
melibatkan guru dalam peranan tutorial atau pengaturan tetapi pada
dasarnya mengurangi fungsi pengajaran guru yang lebih tradisional
selama prosesnya. Strategi pengajaran sendiri menyandarkan diri
sepenuhnya pada materi tertulis, media, dan prosedur evaluasi yang
ditetapkan sebelumnya. Strategi ini dapat dipakai untuk memenuhi satu
atau lebih, terkadang seluruhnya, fungsi pengajaran.
Di samping dapat digunakan untuk satu pelajaran tunggal atau sebagian
dari pelajaran, strategi pengajaran sendiri dapat dirancang untuk
seluruh satuan pelajaran dalam satu semester. Siswa dapat belajar, baik
dalam batasan kelas maupun mandiri dari periode kelas yang
terstruktur. Materi yang mencakup tahapan tugas, petunjuk untuk
melakukan tugas, rekomendasi latihan, dan alat penilaian, disediakan
oleh guru. Siswa dan atau guru memutuskan di mana siswa harus mulai
masuk ke tahapan yang ada dan di mana siswa akan mengakhirinya.
Ke dalam model pembelajaran ini termasuk juga mastery learning, yang
biasanya melibatkan pembelajaran dengan target akhir atau hasil
pembelajaran yang harus dikuasai sudah ditentukan sebelumnya.

Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018| 165


Sedangkan waktu untuk mencapai target akhir tersebut sangat
fleksibel, sehingga seorang anak baru bisa beranjak maju ke materi
pelajaran lain hanya ketika ia dianggap menguasai materi sebelumnya,
itu juga alasan mengapa model itu disebut mastery learning; mastery
berarti penguasaan.
Amatlah jelas bahwa siswa yang diharuskan memanfaatkan strategi
pengajaran-sendiri haruslah siswa yang bermotivasi tinggi, bisa
mengatur diri, dan pada titik tertentu, banyak mengetahui dalam
bagaimana memanfaatkan waktu dan materi yang disediakan. Motivasi,
pengaturan diri, dan keterampilan dalam menggunakan materi
pembelajaran akan memakan waktu dalam mengembangkannya. Guru
bisa dianggap kurang bijaksana untuk menggunakan strategi ini jika
belum mengembangkan kemampuan-kemampuan di atas.

6. Strategi Kognitif
Strategi kognitif adalah nama yang diberikan pada sekelompok strategi
pengajaran yang dirancang untuk melibatkan siswa secara kognitif
dalam dalam isi pelajaran melalui penyajian tugasnya. Istilah gaya
pemecahan masalah, penemuan terbimbing (Mosston, 1986), dan gaya
lain yang memerlukan fungsi kognitif anak, seperti pengajaran melalui
pertanyaan (Siedentop, 1991), atau inquiry learning. Semua model di
atas pada dasarnya menggambarkan pendekatan yang melibatkan
siswa dalam memformulasikan respons sendiri dari pada hanya meniru
apa yang sudah diperlihatkan guru sebelumnya. Guru menggunakan
strategi kognitif karena strategi ini mendukung salah satu atau
beberapa dari hal berikut:
a) Proses pembelajaran sama pentingnya dengan apa yang
dipelajari.
b) Siswa diperkirakan akan terlibat dengan isi pelajaran pada tingkat
yang lebih tinggi jika peranan mereka dalam proses pembelajaran
diperluas.
c) Strategi kognitif memungkinkan isi pelajaran lebih
diindividualisasikan.

166 |Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018


d) Strategi kogniti merupakan cara yang baik untuk mengajarkan
konsep kepada siswa, dan konsep memiliki potensi untuk
ditransfer pada isi pelajaran lain yang serupa.
Guru memiliki beberapa alternatif jika tujuan pembelajarannya adalah
untuk melibatkan siswa secara kognitif. Strategi kognitif biasanya
melibatkan beberapa tipe proses pemecahan masalah yang diawali
dengan penyajian tugas. Masalah dapat dipilih dari yang sederhana,
seperti “mengapa pada saat pendaratan, pergelangan kaki dan lutut
serta panggul harus dibengkokkan?” hingga ke masalah yang kompleks
seperti “bagaimana pengaruh hukum gravitasi dan tahanan udara pada
saat melakukan gerakan angular dapat dimanfaatkan?”
Tingkat keterlibatan siswa bervariasi sesuai dengan tingkat respons
kognitifnya. Ketika guru mengetengahkan masalah yang memerlukan
jawaban benar yang tunggal, pemecahan masalah itu biasanya disebut
convergent problem solving. Ketika masalah tersebut bersifat terbuka
dan tidak memerlukan satu jawaban terbaik, maka pemecahan masalah
tersebut disebut divergent problem solving.

7. Pengajaran Beregu
Pengajaran beregu adalah strategi pengajaran yang melibatkan lebih
dari satu orang guru yang bertanggung jawab untuk menyajikan
pelajaran kepada sekelompok siswa. Ketika pelajaran pendidikan
jasmani bersifat co-educational (melibatkan siswa putra dan putri),
banyak pendidik melihat bahwa team teaching sebagai cara untuk
memenuhi kebutuhan baik putra maupun putri yang terkelompokkan
secara heterogen dengan mendapat guru pria dan wanita di saat
bersamaan.
Namun demikian, potensi atau keuntungan team teaching bukan hanya
itu, melainkan sangat diperlukan dalam pengajaran yang membagi
siswa menjadi beberapa kelompok pada saat bersamaan, dan harus
melakukan kegiatannya di tempat-tempat yang terpisah. Keuntungan
team teaching yang paling mencolok adalah dalam hal:

Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018| 167


a) Pengelompokkan yang fleksibel. Keuntungan utama dari team
teaching adalah pengelompokkan yang fleksibel, dengan
penggunaan strategi yang sudah dikemukakan di atas. Dalam cara
ini, siswa dapat dibagi secara berbeda dalam setiap periode
pelajaran tertentu untuk keperluan mengindividualisasikan
program, didasarkan pada tingkat keterampilan, minat, kebutuhan
sosial, atau kriteria apapun yang dipandang guru penting. Ukuran
kelompok dapat tetap dipertahankan fleksibel, sehingga bisa
berubah manakala diperlukan. Peranan guru dapat bergantian,
sekali waktu menjadi guru utama, dan kali lain menjadi guru
pendukung.
b) Pertolongan individual. Guru pendukung dapat dimanfaatkan
dalam pengajaran untuk mengidentifikasi siswa yang memerlukan
bantuan dan segera memberikannya tanpa harus bertanggung
jawab untuk seluruh pelajaran. Umpan balik dan penilaian agak
sulit dalam pengajaran kelompok dengan hanya satu orang guru.
Memenuhi kebutuhan individual siswa merupakan potensi
kekuatan dari team teaching ini.

Lembar Kerja

Lembar Kerja 2.b1. Lembar Analisis Sintaks Pendekatan Saintifik Pembelajaran


Analisis Sintaks Pembelajaran
Mata Pelajaran PJOK
Kelas ..........

Langkah Kerja:
1. Bekerjalah secara perorangan untuk melakukan analisis sintaks pendekatan
saintifik mengajar sesuai dengan yang telah Saudara pilih!
2. Saudara dapat berdiskusi dengan peserta lain untuk mendapatkan
pertimbangan.
3. Tuliskanlah langkah-langkah/sintaks dari pendekatan saintifik yang Saudara
dapat gunakan di dalam pembelajaran PJOK!

No. Langkah Saintifik Contoh Kegiatan Pembelajaran


1
2
3

168 |Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018


4
5

4. Saudara dapat merujuk dari silabus yang dikembangkan oleh Pusat Kurikulum
dan Perbukuan Kemdikbud dan/atau mengembnagkannya sendiri.
5. Lakukan pemaparan di depan kelas secara bergantian dan berdiskusilah secara
klasikal!
6. Lakukan perbaikan jika mendapat saran dari peserta diskusi!

Refleksi:
Tuliskanlah makna pembelajaran yang telah Saudara lakukan, dan apa rencana
Saudara jika diminta untuk menggunakan pendekatan saintifik dalam
pembelajaran?
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................

Lembar Kerja 2.b2. Simulasi Pembelajaran PJOK


Simulasi Pembelajaran PJOK
Langkah Kerja:
1. Sediakanlah RPP yang telah Saudara susun dengan menerapkan berbagai
pendekatan/strategi!
2. Pilihlah peserta lain menjadi pasangan Saudara untuk berperan sebagai
“pengamat” dan ketika ia menjadi “pelaku/guru” Saudara diminta menjadi
“pengamat”!
3. Simulasikanlah di dalam kelompok, Saudara berperan menjadi guru dan anggota
kelompok lain menjadi peserta didik!
4. Mintalah pasangan Saudara melakukan pengamatan, dan bergantilah peran
menjadi peserta didik jika salah satu anggota kelompok menjadi guru, dan
jadilah “pengamat” jika pasangan Saudara menjadi “pelaku/guru”!
5. Catatlah hasil pengamatan dan berikanlah saran perbaikan jika Saudara temui
kekurangan dari pasangan/pelaku/guru dalam simulasi!
6. Lakukan perbaikan jika mendapat saran dari pasangan!
7. Gunakanlah lembar pengamatan berikut ini!

Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018| 169


Refleksi:
Tuliskanlah makna pembelajaran yang telah Saudara lakukan, dan apa rencana
Saudara jika diminta melakukan simulasi pembelajaran dengan menerapkan
metode yang dipilih?
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................

II. MODEL-MODEL PEMBELAJARAN DAN IMPLEMENTASINYA

A. Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)


Pembelajaran berbasis masalah (PBL) didasarkan atas teori psikologi kognitif, terutama
berlandaskan teori Piaget dan Vigotsky (konstruktivisme). Menurut teori konstruktivisme,
siswa belajar mengonstruksi pengetahuannya melalui interaksi dengan lingkungannya.
Pembelajaran berbasis masalah (PBL) dapat membuat siswa belajar melalui upaya
penyelesaian permasalahan dunia nyata (real world problem) secara terstruktur untuk
mengonstruksi pengetahuan siswa. Pembelajaran ini menuntut siswa untuk aktif melakukan
penyelidikan dalam menyelesaikan permasalahan dan guru berperan sebagai fasilitator atau
pembimbing, pembelajaran akan dapat membentuk kemampuan berpikir tingkat tinggi (higher
order thinking) dan meningkatkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis.

170 |Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018


Problem based learning (PBL) merupakan pembelajaran yang penyampaiannya dilakukan
dengan cara menyajikan suatu permasalahan, mengajukan pertanyaan-pertanyaan,
memfasilitasi penyelidikan, dan membuka dialog. Permasalahan yang dikaji hendaknya
merupakan permasalahan kontekstual yang ditemukan oleh peserta didik dalam kehidupan
sehari- hari. Permasalahan harus dipecahkan dengan menerapkan beberapa konsep dan
prinsip yang secara simultan dipelajari dan tercakup dalam kurikulum mata pelajaran.

a. Prinsip Proses Pembelajaran PBL


Pada dasarnya prinsip-prinsip PBL yang harus diperhatikan meliputi: konsep dasar,
pendefinisian masalah, pembelajaran mandiri, pertukaran pengetahuan dan
penilaiannya.

1) Konsep Dasar
Pada pembelajaran ini, guru dapat memberikan konsep dasar, petunjuk, referensi, atau
link dan skill yang diperlukan dalam pembelajaran tersebut. Hal ini dimaksudkan agar
peserta didik Iebih cepat mendapatkan “peta” yang akurat tentang arah dan tujuan
pembelajaran. Sehingga konsep yang diberikan tidak perlu detail, diutamakan dalam
bentuk garis besar saja, dengan demikian peserta didik dapat mengembangkannya
secara mandiri secara mendalam mengenai konsep dasar tersebut.

2) Pendefinisian Masalah (Defining the Problem)


Prinsip pendefinisian masalah artinya guru menyampaikan skenario atau permasalahan,
selanjutnya peserta didik melakukan berbagai kegiatan. Pertama, brainstorming dengan
cara: semua anggota kelompok mengungkapkan pendapat, ide, dan tanggapan terhadap
skenario secara bebas, sehingga dimungkinkan muncul berbagai macam alternatif
pendapat. Kedua, melakukan seleksi untuk menentukan pendapat yang lebih fokus.
Ketiga, menentukan permasalahan dan melakukan pembagian tugas dalam kelompok
untuk mencari referensi penyelesaian dari isu permasalahan yang didapat.
Guru memvalidasi pilihan-pilihan yang diambil peserta didik yang akhirnya diharapkan
memiliki gambaran jelas tentang apa saja yang mereka ketahui, apa saja yang mereka
tidak ketahui, dan pengetahuan apa saja yang diperlukan untuk menjembataninya
berbagaimacam pendapat dari peserta didik.

3) Pembelajaran Mandiri
Setelah peserta didik mengetahui tugasnya, masing-masing dari peserta didik mencari
berbagai sumber yang dapat memperjelas isu yang sedang diinvestigasi misalnya dari
artikel tertulis di perpustakaan, halaman web, atau bahkan pakar dalam bidang yang

Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018| 171


relevan. Tujuan utama tahap investigasi, yaitu: (1) supaya peserta didik mencari
informasi dan mengembangkan pemahaman yang relevan dengan permasalahan yang
telah didiskusikan di kelas, dan [2) informasi dikumpulkan untuk dipresentasikan di kelas
secara relevan dan dapat dipahami dengan baik.

4) Pertukaran Pengetahuan
Setelah mendapatkan sumber yang jelas untuk keperluan pendalaman materi secara
mandiri, pada pertemuan berikutnya peserta didik berdiskusi dalam kelompoknya dapat
dibantu guru untuk mengklarifikasi capaiannya dan merumuskan solusi dari
permasalahan kelompok. Langkah selanjutnya presentasi hasil dalam kelas dengan
mengakomodasi masukan dari pleno, menentukan kesimpulan akhir, dan dokumentasi
akhir. Untuk memastikan setiap peserta didik mengikuti langkah ini maka dilakukan
dengan mengikuti petunjuk dari guru.

b. Langkah-langkah Pelaksanaan PBL


Secara sederhana, kegiatan pembelajaran dapat dituliskan sebagai berikut.

Tabel 3. Langkah-Langkah PBL


FASE-FASE PERAN GURU
Fase 1 1. Menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik
Orientasi peserta didik yang dibutuhkan.
kepada masalah. 2. Memotivasi peserta didik untuk terlibat aktif dalam
pemecahan masalah yang dipilih.
3. Guru menyajikan permasalahan riil yang terjadi di
masyarakat.
Fase 2 Membantu peserta didik mendefinisikan dan
Mengorganisasikan peserta mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan
didik. masalah tersebut.
Fase 3 Mendorong peserta didik untuk mengumpulkan informasi yang
Membimbing penyelidikan sesuai, melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan
individu dan 1 kelompok. penjelasan dan pemecahan masalah.
Fase 4 Membantu peserta didik dalam merencanakan dan
Mengembangkan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, model dan
menyajikan basil karya berbagai tugas dengan terman
Fase 5 Mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah
Menganalisa dan dipelajari/meminta kelompok presentasi hasil kerja.
mengevaluasi proses
pemecahan masalah

1) Fase 1: Mengorientasikan Peserta Didik pada Masalah


Pembelajaran dimulai dengan menjelaskan tujuan pembelajaran dan aktivitas-
aktivitas yang akan dilakukan peserta didik. Dalam penggunaan PBL, tahapan ini
sangat penting dimana guru harus menjelaskan dengan rlnci apa yang harus

172 |Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018


dilakukan oleh peserta didik. Serta perlu dijelaskan bagaimana guru akan
mengevaluasi proses pembelajaran. Ada empat hal yang perlu dilakukan dalam
proses ini, antara lain sebagai berikut:
a) Tujuan utama pengajaran tidak hanya untuk mempelajari sejumlah besar
informasi baru, akan tetapi lebih kepada belajar bagaimana menyelidiki
masalah-masalah penting dan bagaimana menjadikan peserta didik yang
mandiri.
b) Permasalahan dan pertanyaan yang diselidiki tidak mempunyai jawaban
mutlak "benar”, sebuah masalah yang rumit atau kompleks mempunyai
banyak penyelesaian dan seringkali bertentangan.
c) Selama tahap penyelidikan, peserta didik didorong untuk mengajukan
pertanyaan dan mencari informasi.
d) Selama tahap analisis dan penjelasan, peserta didik akan didorong untuk
menyatakan ide-idenya secara terbuka dan penuh kebebasan.
2) Fase 2: Mengorganisasikan Peserta Didik untuk Belajar
Di samping mengembangkan keterampilan memecahkan masalah, pembelajaran
PBL juga mendorong peserta didik belajar untuk berkolaborasi. Pemecahan suatu
masalah sangat membutuhkan kerjasama dan saling berbagi (sharing) antar
anggota. Oleh sebab itu, guru dapat memulai kegiatan pembelajaran dengan
membentuk kelompok-kelompok peserta didik dimana masing-masing kelompok
akan memilih dan memecahkan masalah yang berbeda.

3) Fase 3: Membantu Penyelidikan Mandiri dan Kelompok


Penyelidikan adalah inti dari PBL Meskipun setiap situasi permasalahan
memerlukan teknik penyelidikan yang berbeda, namun pada umumnya tentu
melibatkan karakter yang identik, yakni pengumpulan data dan eksperimen,
berhipotesis dan penjelasan, dan memberikan pemecahan. Pengumpulan data
dan eksperimentasi merupakan aspek yang sangat penting. Pada tahap ini, guru
harus mendorong peserta didik untuk mengumpulkan data dan melaksanakan
eksperimen (mental maupun aktual) sampai mereka betul-betul memahami
dimensi situasi permasalahan. Tujuannya adalah agar peserta didik
mengumpulkan cukup informasi untuk menciptakan dan membangun ide mereka
sendiri.

4) Fase 4: Mengembangkan dan Menyajikan Hasil Karya

Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018| 173


Selanjutnya yakni tahap penyelidikan diikuti dengan menciptakan hasil karya dan
pameran. Hasil karya lebih dari sekedar laporan tertulis, namun bisa juga berupa
suatu video tape (menunjukkan situasi masalah dan pemecahan yang diusulkan),
model (perwujudan secara fisik dari situasi masalah dan pemecahannya), program
komputer, dan sajian multimedia guna menunjang hasil karya yang akan disajikan.

5) Fase 5: Analisis dan Evaluasi Proses Pemecahan Masalah


Fase ini dimaksudkan untuk membantu peserta didik menganalisis dan
mengevaluasi proses mereka sendiri dan keterampilan penyelidikan dan
intelektual yang mereka gunakan. Selama fase ini guru meminta peserta didik
untuk merekonstruksi pemikiran dan aktivitas yang telah dilakukan selama proses
kegiatan belajarnya.

B. Model Pembelajaran Project Based Learning (PjBL)


Pembelajaran Berbasis Proyek atau Project Based Learning (PjBL) merupakan model
pembelajaran yang melibatkan peserta didik dalam suatu kegiatan (proyek) yang
menghasilkan suatu produk keterlibatan peserta didik mulai dari merencanakan, membuat
rancangan, melaksanakan, dan melaporkan hasil kegiatan berupa produk dan laporan
pelaksanaanya. Proyek ini diharapkan bermanfaat untuk menyelesaikan permasalahan yang
ada di lingkungan masyarakat.
Model pembelajaran ini menekankan pada proses pembelajaran jangka panjang, peserta
didik terlibat secara langsung dengan berbagai isu dan persoalan kehidupan sehari-hari,
belajar bagaimana memahami dan menyelesaikan persoalan nyata, bersifat interdisipliner,
dan melibatkan peserta didik sebagai pelaku mulai dari merancang, melaksanakan dan
melaporkan hasil kegiatan (student centered).
Metode PjBL mencakup kegiatan menyelesaikan masalah (problem solving), pengambilan
keputusan, keterampilan melakukan investigasi, dan keterampilan membuat karya. Peserta
didik harus fokus pada penyelesaian masalah atau pertanyaan yang memandu mereka
untuk memahami konsep dan prinsip yang terkait dengan proyek. Masing-masing kelompok
belajar mungkin mengajukan proyek yang berbeda untuk mefiyelesaikan perma¬salahan
yang ditemui. Pembuatan proyek mungkin berlangsung lama dan juga dapat memerlukan
penguasaan beberapa materi mata pelajaran yang berbeda (antarmata pelajaran). Guru
berperan dalam membantu peserta didik merencanakan pengerjaan proyek, menganalisis
sketsa atau rancangan proyek jika diminta oleh kelompok, mengurus kebutuhan kerja sama
yang mungkin diperlukan, dan sebagainya, namun tidak memberikan arahan tentang
bagaimana menyelesaikan proyek yang direncanakan oleh peserta didik. Pemahaman

174 |Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018


peserta didik secara mendalam tentang konsep dan prinsip merupakan sasaran yang
dikehendaki dalam melibatkan mereka mengerjakan sebuah proyek.
PjBL memungkinkan siswa untuk melakukan aktivitas belajar saintifik berupa kegiatan: 1)
bertanya; 2) melakukan pengamatan; 3) melakukan penyelidikan atau percobaan; 4)
menalar; dan 5) menjalin hubungan dengan orang lain dalam upaya memperoleh informasi
atau data.
Dalam pelaksanaannya, PBL bertitik tolak dari masalah sebagai langkah awal sebelum
mengumpulkan data dan informasi dengan mengintegrasikan pengetahuan baru
berdasarkan pengalamannya dalam beraktivitas secara nyata. Pembelajaran Berbasis
Proyek dirancang untuk digunakan sebagai wahana pembelajaran dalam memahami
permasalahan yang komplek dan melatih serta mengembangkan kemampuan peserta didik
dalam melakukan investigasi dan melakukan kajian untuk menemukan solusi permasalahan.
Pembelajaran Berbasis Proyek dirancang dalam rangka mendorong dan membiasakan
peserta didik untuk menemukan sendiri (inquiry), melakukan penelitian/pengkajian,
menerapkan keterampilan dalam merencanakan (planning skills), berfikir kritis (critical
thinking), dan penyelesaian masalah (problem solving skills) dalam menuntaskan suatu
kegiatan/proyek.
Serta mendorong peserta didik untuk menerapkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap
tertentu ke dalam berbagai konteks (a variety of contexts ) dalam menuntaskan
kegiatan/proyek yang dikerjakan. Selain itu juga memberikan peluang kepada peserta didik
untuk belajar menerapkan interpersonal skills dan berkolaborasi dalam suatu tim
sebagaimana orang bekerjasama dalam sebuah tim dalam lingkungan kerja atau kehidupan
nyata.
Pada umumnya guru mengetahui bahwa masing-masing peserta didik memiliki gaya belajar
yang berbeda, maka Pembelajaran Berbasis Proyek memberikan kesempatan kepada para
peserta didik untuk mencari informasi terkait materi dengan menggunakan berbagai cara
yang bermakna bagi dirinya, dan melakukan eksperimen secara kolaboratif antara peserta
didik yang satu dengan yang lainnya. Pembelajaran Berbasis Proyek merupakan investigasi
mendalam tentang sebuah topik dunia nyata, hal ini akan berharga bagi atensi dan usaha
peserta didik.
Pembelajaran Berbasis Proyek memiliki karakteristik sebagai berikut:

a. Peserta didik membuat keputusan tentang sebuah kerangka kerja;


b. Adanya permasalahan atau tantangan yang diajukan kepada peserta didik;

Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018| 175


c. Peserta didik mendesain proses untuk menentukan solusi atas permasalahan atau I
tantangan yang diajukan;
d. Peserta didik secara kolaboratif bertanggungjawab untuk mengakses dan mengelola
informasi untuk memecahkan permasalahan;
e. Proses evaluasi dijalankan secara kontinyu;
f. Peserta didik secara berkala melakukan refleksi atas aktivitas yang sudah dijalankan;
g. Produk akhir aktivitas belajar dievaluasi secara kualitatif; dan
h. Situasi pembelajaran sangat toleran terhadap kesalahan dan perubahan.

Peran guru dalam Pembelajaran Berbasis Proyek sebaiknya cukup sebagai fasilitator,
pelatih, penasehat dan perantara untuk mendapatkan hasil yang optimal sesuai dengan
daya imajinasi, kreasi dan inovasi dari peserta didik. Beberapa ahli mengusulkan beberapa
tahapan utama yang perlu dilakukan dalam PjBL yaitu : 1) mengajukan pertanyaan; 2)
membuat perencanaan; 3) menyusun penjadwalan; 4) memonitor pembuatan proyek; 5)
melakukan penilaian; dan 6) evaluasi. (Ridwan Abdullah:2014)

Gambar 3. Tahapan Pelaksanaan PjBL secara Umum

Tahapan tersebut dapat dirinci sebagai berikut:

a. Penyajian permasalahan. Permasalahan diajukan dalam bentuk pertanyaan.


Pertanyaan awal yang diajukan adalah pertanyaan esensial (penting) yang dapat
memotivasi siswa untuk terlibat dalam belajar. Permasalahan yang dibahas adalah
permasalahan dunia nyata yang membutuhkan investigasi mendalam. Guru harus
memastikan bahwa permasalahan relevan untuk siswa agar mereka terlibat secara
mental.
b. Membuat perencanaan. Guru perlu merencanakan standar kompetensi yang
akan dikaji ketika membahas permasalahan. Kompetensi yang dikaji sebaiknya
mencakup konsep penting yang ada dalam kuri-kulum. Guru seharusnya melibatkan

176 |Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018


siswa dalam bertanya, membuat perencanaan» dan melengkapi rencana kegiatan
pembuatan proyek/ karya. Tahapan ini melibatkan guru dan siswa dalam melakukan
curah pendapat yang mendukung inkuiri untuk penyelesaian permasalahan.
c. Menyusun penjadwalan. Siswa harus membuat penjadwalan pelak-sanaan
proyek yang disepakati bersama guru. Siswa mengajukan tahapan pengerjaan proyek
dengan menetapkan acuan yang akan dilaporkan pada setiap pertemuan di kelas.
d. Memonitor pembuatan proyek. Pelaksanaan pekerjaan siswa harus di-
monitor dan difasilitasi prosesnya, paling sedikit pada dua tahapan yang dilakukan oleh
siswa (checkpoint). Fasilitasi yang juga perlu di- lakukan adalah memberikan kesempatan
pada siswa untuk bekerja di laboratorium atau fasilitas lainnya jika dibutuhkan. Guru
perlu melakukan mentoring pelaksanaan proses, serta menyediakan rubrik dan instruksi
tentang apa yang harus dilakukan untuk setiap konten pembelajaran.
e. Melakukan penilaian. Penilaian dilakukan secara autentik dan guru perlu
memvariasikan jenis penilaian yang digunakan. Penilaian proyek merupakan kegiatan
penilaian terhadap suatu tugas yang harus diselesaikan dalam periode/waktu tertentu.
Tugas tersebut berupa suatu investigasi sejak dari perencanaan, pengumpulan data,
pengorganisasian, pengolahan, dan penyajian data. Penilaian proyek dapat digunakan
untuk mengetahui pemahaman, kemampuan mengaplikasikan, kemampuan melakukan
penyelidikan, dan kemampuan menerapkan keterampilan membuat produk atau karya.
f. Evaluasi. Evaluasi dimaksudkan untuk memberikan keempatan pada siswa
dalam melakukan refleksi pembelajaran yang telah dilakukan baik secara individual
maupun kelompok. Siswa perlu berbagi perasaan dan pengalaman selama
menyelesaikan proyek, mendiskusikan apa yang sukses, mendiskusikan apa yang perlu
diubah, dan berbagi ide yang mengarah pada inkuiri baru untuk menjawab
permasalahan yang telah dijadikan proyek tersebut.

C. Model Pembelajaran Discovery Learning (DL)


Kegiatan belajar mengajar menggunakan metode penemuan (discovery) mirip dengan
inkuiri (inquiry). Inkuiri adalah proses menjawab pertanyaan dan menyelesaikan masalah
berdasarkan fakta dan pengamatan, sedangkan discovery adalah menemukan konsep
melalui serangkaian data atau informasi yang diperoleh melalui pengamatan atau
percobaan. Jadi, belajar dengan menemukan (discovery) sebenarnya adalah bagian dari
proses inkuiri. Discovery sering diterapkan percobaan sains di laboratorium yang masih
membutuhkan bantuan guru, yang disebut guided discovery. Discovery terbimbing
merupakan metode yang digunakan untuk membangun konsep di bawah pengawasan guru.

Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018| 177


Pembelajaran discovery merupakan metode pembelajaran kognitif yang menuntut guru
lebih kreatif menciptakan situasi yang dapat membuat peserta didik belajar aktif
menemukan pengetahuan sendiri. Metode belajar ini sesuai dengan teori Bruner yang
menyarankan agar peserta didik belajar secara aktif untuk membangun konsep dan prinsip.
Kegiatan discovery melalui kegiatan eksperimen dapat menambah pengetahuan dan
keterampilan peserta didik secara simultan.
Langkah-langkah pelaksanaan dalam Proses Pembelajaran
a. Perencanaan
Pada Iangkah perencanaan kegiatan yang dilakukan sebagai berikut:
1) Menentukan tujuan pembelajaran.
2) Melakukan identifikasi karakteristik peserta didik (kemampuan awai, minat, gaya
belajar, dan sebagainya).
3) Memilih materi pelajaran.
4) Menentukan topik-topik yang harus dipelajari peserta didik secara induktif (dari
contoh-contoh generalisasi).
5) Mengembangkan bahan-bahan belajar yang berupa contoh-contoh, ilustrasi-
6) Menyusun tugas untuk dipelajari peserta didik.
7) Mengatur topik-topik pelajaran dari yang sederhana ke kompleks, dari yang konkret
ke abstrak, atau dari tahap enaktif, ikonik sampai ke simbolik.
8) Melakukan penilaian proses dan hasil belajar peserta didik.
b. Pelaksanaan
Ada beberapa prosedur atau tahap yang harus dilaksanakan dalam kegiatan belajar
mengajar yakni:
1) Tahap stimulasi/pemberian rangsangan
Guru memaparkan topik yang akan dikaji, tujuan belajar, motivasi, dan memberikan
penjelasan ringkas. Pada tahap pemberian rangsangan peserta didik dihadapkan
pada sesuatu yang menimbulkan banyak pertanyaan, pro-kontra dan timbul
keinginan untuk menyelidiki sendiri. Guru memulai kegiatan pembelajaran dengan
mengajukan pertanyaan, melempar kasus, memutar video, anjuran membaca buku,
dan aktivitas belajar lainnya yang mengarah pada persiapan pemecahan masalah.
Stimulasi pada tahap ini berfungsi untuk menyediakan kondisi interaksi belajar yang
dapat mengembangkan dan membantu peserta didik dalam mengeksplorasi bahan.
Dengan demikian seorang Guru harus menguasai teknik- teknik dalam memberi
stimulus kepada peserta didik agar tujuan mengaktifkan peserta didik untuk
mengeksplorasi dapat tercapai. Contoh kegiatan pemberian rangsangan : wacana

178 |Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018


video pelanggaran lalu lintas, hukuman mati bagi pengedar narkoba, konflik antar
suku dan sebagainya.

2) Tahap pernyataan/ identifikasi masalah


Setelah dilakukan tahap stimulasi, guru memberi kesempatan kepada peserta didik
untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin masalah yang relevan dengan bahan
pelajaran, kemudian salah satunya dipilih dan dirumuskan dalam bentuk hipotesis
flawaban sementara atas pertanyaan masalah). Contoh pernyataan: hukuman mati
bagi bandar narkoba melanggar HAM, pelanggaran lalu lintas disebabkan oleh
rendahnya kesadaran hukum oleh masyarakat.

3) Tahap pengumpulan data


Pada saat peserta didik melakukan eksperimen (percobaan) atau eksplorasi, guru
memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengumpulkan informasi
sebanyak-banyaknya yang relevan untuk membuktikan benar atau tidaknya
hipotesis.Data dapat diperoleh melalui membaca literatur, mengamati objek,
wawancara dengan nara sumber, melakukan uji coba sendiri dan sebagainya.

4) Tahap pengolahan data


Pada tahap pengolahan data peserta didik melakukan analisis atas data informasi
yang dikumpulkan melalui wawancara, observasi, angket dan dokumen yang
selanjutnya ditafsirkan sesuai rumusan masalah lalu ditafsirkan. Guru bertugas
mengawasi dan memfasilitasi kelompok dalam melaksanakan investigasi.

5) Tahap pembuktian
Pada tahap ini peserta didik melakukan pemeriksaan secara cermat untuk
membuktikan benar atau tidaknya hipotesis yang telah ditetapkan, dihubungkan
dengan hasil pengolahan data. Berdasarkan hasil pengolahan dan tafsiran, atau
informasi yang ada, pernyataan atau hipotesis yang telah dirumuskan terdahulu itu
kemudian dicek, apakah terjawab atau tidak, apakah terbukti atau tidak,

6) Tahap menarik kesimpulan/generalisasi


Tahap generalisasi/menarik kesimpulan adalah proses menarik sebuah kesimpulan
yang dapat dijadikan prinsip umum dan berlaku untuk semua kejadian atau masalah
yang sama, dengan memperhatikan hasil verifikasi. Berdasarkan hasil verifikasi maka
dirumuskan prinsip-prinsip yang mendasari generalisasi.

Lembar Kerja

Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018| 179


LK. 2.b3. Analisis Sintaks Model Pembelajaran
Analisis Sintaks Pembelajaran
Mata Pelajaran PJOK
Kelas ..........

Langkah Kerja:
1. Bekerjalah secara perorangan untuk melakukan analisis sintaks model sesuai dengan yang
telah Saudara pilih!
2. Saudara dapat berdiskusi dengan peserta lain untuk mendapatkan pertimbangan.
3. Tuliskanlah langkah-langkah/sintaks dari setiap model yang Saudara dapat gunakan di dalam
pembelajaran PJOK!

No. Materi Pembelajaran Model Sintaks Pembelajaran Setiap model


1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
... ... ... ...

4. Saudara dapat merujuk dari silabus yang dikembangkan oleh Pusat Kurikulum dan
Perbukuan Kemdikbud dan/atau mengembnagkannya sendiri.
5. Lakukan pemaparan di depan kelas secara bergantian dan berdiskusilah secara klasikal!
6. Lakukan perbaikan jika mendapat saran dari peserta diskusi!

Refleksi:
Tuliskanlah makna pembelajaran yang telah Saudara lakukan, dan apa rencana Saudara jika
diminta untuk menggunakan satu model dalam pembelajaran?
..........................................................................................................................................................
.
..........................................................................................................................................................
.
..........................................................................................................................................................
.
..........................................................................................................................................................
.
..........................................................................................................................................................
.

180 |Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018


..........................................................................................................................................................
.

Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018| 181


UNIT II.c. ANALISIS PENILAIAN HASIL BELAJAR
(3Jp)

A. KOMPETENSI
Menganalisis konsep, bentuk-bentuk, dan menyusun instrumen penilaian
pembelajaran PJOK.

B. INDIKATOR
1. Menjelaskan konsep penilaian pembelajaran PJOK
2. Menyusun instrumen penilaian pembelajaran PJOK

C. URAIAN MATERI

I. PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN PEMBELAJARAN


A. Pengertian Penilaian
Penilaian pendidikan merupakan suatu proses yang dilakukan melalui langkah-
langkah perencanaan, penyusunan alat atau instrumen penilaian, pengumpulan
informasi melalui sejumlah bukti yang menunjukkan pencapaian hasil belajar
peserta didik, pengolahan, dan penggunaan informasi tentang hasil belajar peserta
didik. Penilaian pendidikan dilakukan terutama dengan bentuk penilaian autentik
yang mencakup penilaian berdasarkan pengamatan, tugas ke lapangan, portofolio,
projek, produk, jurnal, kerja laboratorium, unjuk kerja, serta penilaian diri. Bentuk
penilaian lain yaitu non-autentik yang mencakup tes, ulangan, dan ujian. Penilaian
dapat dilakukan oleh peserta didik sendiri, guru, teman sebaya, atau bahkan
dengan bantuan orangtua.
Penilaian pendidikan dilaksanakan dengan menggunakan acuan kriteria dalam
mengukur kemajuan peserta didik. Penilaian tersebut berdasarkan prinsip umum
yaitu sahih, objektif, adil, terpadu, terbuka, holistik dan berkesinambungan,
sistematis, akuntabel, serta edukatif.
Secara khusus instrumen penilaian harus memenuhi prinsip:
a. materi penilaian dikembangkan dari kurikulum;
b. bersifat lintas muatan atau mata pelajaran;
c. berkaitan dengan kemampuan peserta didik;
d. berbasis kinerja peserta didik;
e. memotivasi belajar peserta didik;
f. menekankan pada kegiatan dan pengalaman belajar peserta didik;

182 |Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018


g. memberi kebebasan peserta didik untuk mengkonstruksi responnya;
h. menekankan keterpaduan sikap, pengetahuan, dan keterampilan;
i. mengembangkan kemampuan berpikir divergen;
j. menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari pembelajaran;
k. menghendaki balikan yang segera dan terus menerus;
l. menekankan konteks yang mencerminkan dunia nyata;
m. terkait dengan dunia kerja;
n. menggunakan data yang diperoleh langsung dari dunia nyata; dan
o. menggunakan berbagai cara dan instrumen;

B.Teknik Penilaian
1. Penilaian Kompetensi Sikap
Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk menilai sikap peserta didik,
antara lain melalui observasi, penilaian diri, penilaian teman sebaya, dan
penilaian jurnal. Instrumen yang digunakan antara lain daftar cek atau skala
penilaian (rating scale) yang disertai rubrik, yang hasil akhirnya
dihitungberdasarkan modus.
a) Observasi
b) Penilaian Diri (self assessment)
c) Penilaian Antarteman (peer assessment)
d) Penilaian jurnal (anecdotal record)
(Pada dasarnya teknik-teknik penilaian ini tidak hanya untuk aspek sikap,
tetapi juga dapat digunakan untuk menilai kompetensi dalam aspek
keterampilan dan pengetahuan).
2. Penilaian Kompetensi Pengetahuan;
1) Tes Tertulis
Bentuk soal tes tertulis, yaitu:
a) memilih jawaban, dapat berupa:
(1) pilihan ganda
(2) dua pilihan (benar-salah, ya-tidak)
(3) menjodohkan
(4) sebab-akibat
b) mensuplai jawaban, dapat berupa:

Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018| 183


(1) isian atau melengkapi
(2) jawaban singkat atau pendek
(3) uraian
2) Observasi Terhadap Diskusi, Tanya Jawab dan Percakapan.
3) Penugasan
3. Penilaian Kompetensi Keterampilan
1) Unjuk kerja/kinerja/praktik
Penilaian unjuk kerja/kinerja/praktik perlu mempertimbangkan hal-hal
berikut.
(a) Langkah-langkah kinerja yang perlu dilakukan peserta didik untuk
menunjukkan kinerja dari suatu kompetensi.
(b) Kelengkapan dan ketepatan aspek yang akan dinilai dalam kinerja
tersebut.
(c) Kemampuan-kemampuan khusus yang diperlukan untuk
menyelesaikan tugas.
(d) Kemampuan yang akan dinilai tidak terlalu banyak, sehingga dapat
diamati.
(e) Kemampuan yang akan dinilai selanjutnya diurutkan berdasarkan
langkah-langkah pekerjaan yang akan diamati. Untuk mengamati
unjuk kerja/kinerja/praktik peserta didik dapat menggunakan
instrumen sebagai berikut:
(1) Daftar cek
(2) Skala Penilaian (Rating Scale)
2) Projek
3) Produk
Pengembangan produk meliputi 3 (tiga) tahap dan setiap tahap perlu
diadakan penilaian yaitu:
a) Tahap persiapan
b) Tahap pembuatan produk (proses
c) Tahap penilaian produk (appraisal
Penilaian produk biasanya menggunakan cara analitik atau holistik.
4) Penilaian Portofolio

184 |Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018


C. Bentuk Instrumen Penilaian Sikap, Pengetahuan, Keterampilan, dan Kebugaran
Lingkup penilaian hasil belajar oleh pendidik mencakup kompetensi sikap
spiritual, kompetensi sikap sosial, kompetensi pengetahuan, dan kompetensi
keterampilan.

a. Penilaian Sikap
Perilaku positif harus dijadikan target (output) dari program pendidikan
jasmani, olahraga, dan kesehatan di sekolah. Peserta didik melalui
pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan tidak diharapkan hanya bisa
melihat apa yang seharusnya dikerjakan, tetapi harus secara sukarela dan
langsung mempraktikkan perilaku positif dalam setiap aktivitas. Nilai-nilai
sosial yang dapat dikembangkan adalah kerja sama, komitmen,
kepemimpinan, ketaatan, jiwa sportif, serta kerelaan berkorban untuk
kepentingan yang lebih besar. Aktivitas fisik dalam pendidikan jasmani,
olahraga, dan kesehatan juga menyediakan saluran yang sesuai untuk merilis
tekanan emosional, meningkatkan rasa kebanggaan diri, mengembangkan
inisiatif, arah diri, dan kreativitas.
Tujuan afektif pada pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan selain
mengembangkan sikap ketaataturan sosial, apresiasi terhadap aktivitas fisik
serta keuntungan yang dapat diperoleh, juga diarahkan pada pengembangan
kualitas moral seperti hormat terhadap hak orang lain, rasa empati dan belas
kasihan, serta ketaatan terhadap hukum sebagai bagian dari warga negara
yang baik. Sikap lain yang juga perlu dikembangkan adalah kualitas estetika,
kegembiraan, dan keluwesan dalam melakukan aktivitas.
Penilaian sikap ini dilakukan dengan berbagai cara, yaitu:
1) Observasi, penilaian ini dilakukan selama proses pembelajaran, guru membuat
format penilaian seperti berikut ini, contoh;
No. Nama Aspek Perilaku yang Dinilai Keterangan
Kerj
a
S
Sportivitas Disiplin
a
m
a
1. Edo
2. Fatimah
3. Dian
4. Dst

Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018| 185


Catatan:
Kolom Aspek perilaku diisi dengan angka yang sesuai dengan kriteria berikut.
SB = sangat baik
B = baik
C = cukup
K = kurang

2) Penilaian Diri (self assessment)


Penilaian ini dilakukan oleh peserta didik, guru menyediakan format seperti contoh
berikut ini;

Partisipasi Dalam Diskusi Kelompok


Nama : ----------------------------

Nama-nama anggota kelompok : ----------------------------

Kegiatan kelompok : ----------------------------


Isilah pernyataan berikut dengan jujur. Untuk nomor 1 s.d. 6, istilah dengan angka 4 – 1 di
depan setiap pernyataan:
4: selalu, 3 : sering, 2: kadang-kadang, 1: tidak pernah

1. ..... Selama diskusi saya mengusulkan ide kepada kelompok untuk didiskusikan
2. ..... Ketika kami berdiskusi, setiap orang diberi kesempatan mengusulkan sesuatu
3. ..... Semua anggota kelompok kami melakukan sesuatu selama kegiatan
4. ..... Tiap orang sibuk dengan yang dilakukannya dalam kelompok saya
5. Selama kelompok, saya:
....mendengarkan orang lain
....mengajukan pertanyaan
....mengorganisasi ide-ide saya
....mengorganisasi kelompok
....mengacaukan kegiatan
....melamun
6. Apa yang kamu lakukan selama kegiatan?
.................................................................................................
.................................................................................................
.................................................................................................

3) Penilaian teman sebaya (peer assessment)


N Skal
Pernyataan
o a
43
1 Teman saya berkata benar, apa adanya kepada orang lain
2 Teman saya mengerjakan sendiri tugas-tugas sekolah
3 Teman saya menaati peraturan (tata-tertib) yang diterapkan
4 Teman saya memperhatikan kebersihan diri sendiri
5 Teman saya mengembalikan alat kebersihan, pertukangan, olah raga,

186 |Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018


laboratorium yang sudah selesai dipakai ke tempat penyimpanan
semula
6 Teman saya terbiasa menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan petunjuk
guru
7 Teman saya menyelesaikan tugas tepat waktu apabila diberikan tugas
oleh guru
8 Teman saya berusaha bertutur kata yang sopan kepada orang lain
9 Teman saya berusaha bersikap ramah terhadap orang lain
10 Teman saya menolong teman yang sedang mendapatkan kesulitan
11 ...
Penilaian teman sebaya dilakukan oleh peserta didik terhadap 3 (tiga) teman sekelas
atau sebaliknya. Format yang digunakan untuk penilaian sejawat dapat menggunakan
format seperti contoh pada penilaian diri.

Keterangan :
4 = Selalu
3 = Sering
2 = Jarang
1 = Sangat jarang

4) Penilaian Jurnal (anecdotal record)


Jurnal merupakan kumpulan rekaman catatan guru dan/atau tenaga kependidikan di
lingkungan sekolah tentang sikap dan perilaku positif atau negatif, selama dan di luar
proses pembelajaran mata pelajaran.

JURNAL
Nama : ...........................................
Kelas : ...........................................

Hari, tanggal Kejadian Keterangan

b. Penilaian Pengetahuan
Program pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan yang diselenggarakan di sekolah
seharusnya menjamin peserta didik memiliki pengetahuan dan memahami pentingnya
aktivitas fisik dan keterkaitannya dengan kesehatan seseorang serta nilai-nilai esensial
yang ada didalamnya. Pengetahuan yang diperlukan juga meliputi prinsip-prinsip ilmiah
aktivitas fisik, latihan, dan kesehatan. Contoh dari pengetahuan lain yang diharapkan
dari diselenggarakannya program pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan adalah
kemampuan merancang dan menerapkan program kebugaran jasmani dan

Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018| 187


pengendalian berat badan, mengevaluasi kebugaran, serta keselamatan dalam
melakukan aktivitas fisik. Penguasaan pengetahuan terhadap aturan permainan,
strategi, dan teknik juga diperlukan dalam pembiasaan kemampuan peserta didik dalam
menghadapi berbagai permasalahan pada situasi tekanan emosional yang tinggi. Selain
itu peserta didik juga perlu menguasai pengetahuan tentang proses akuisisi gerak,
prinsip dasar gerak (pusat keseimbangan, pengerahan tenaga, dan berbagai hal lain yang
diperlukan dalam aktivitas fisik).
Berikut adalah contoh pengembangan instrument penilaian pengetahuan:
1) Menyusun kisi-kisi instrumen penilaian pengetahuan

KISI-KISI PENULISAN SOAL


Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas
Mata Pelajaran : Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan

No Kela Bentuk
Kompetensi Dasar Indikator Materi
. s Soal
1. 3.1 Memahami XI 3.1.1Menyebut jenis-jenis ✓ Jenis Gerak Pilihan
gerak dasar dalam gerak dasar dalam Dasar dalam Ganda
berbagai berbagai permainan bola Permainan
permainan bola besar sederhana dan atau Sepakbola
besar sederhana tradisional (cth. Sepakbola)
dan atau
tradisional*)

3.1.2Menjelaskan berbagai ✓ Kegunaan Pilihan


kegunaan gerak dasar Gerak Dasar Ganda
dalam berbagai permainan dalam
bola besar sederhana dan Permainan
atau tradisional (cth. Sepakbola
Sepakbola)
3.1.3Menjelaskan cara ✓ Cara Uraian
melakukan gerak dasar Mengumpan
dalam berbagai permainan dalam
bola besar sederhana dan Permainan
atau tradisional (cth. Sepakbola
Sepakbola) ✓ Cara
Mengontrol
Bola dalam
Permainan
Sepakbola
✓ Cara
Menggiring
Bola dalam
Permainan
Sepakbola

188 |Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018


2) Mengembangkan soal pengetahuan
Dari kisi-kisi soal tersebut dapat dikembangkan soal pengetahuan sebagai berikut:

KARTU SOAL PILIHAN GANDA


Tahun Ajaran : 2017/2018
Jenis Sekolah : Jaya Bangsaku Nama
Penyusun :
Salman Al Saud
Kls/Smt : V/ I
Mata Pelajaran : PJOK
Kompetensi Dasar Buku Sumber : Roji, Materi N0
3.1 Memahami gerak dasar dalam Pendidikan Jasmani Menggiring SOAL
berbagai permainan bola besar Olahraga dan Kesehatan Bola dalam 1
sederhana dan atau tradisional*) Kelas XI, Kemdikbud, Permainan
2016 Sepakbola
SOAL:
Berikut adalah kegunaan
gerak menggiring pada
permainan sepakbola,
yaitu....
A. menghasilkan gol
untuk mendapat
kemenangan
B. mencegah lawan
menciptakan gol agar
tidak menderita
kekalahan
C. menguasai bola agar
tidak direbut lawan
dan membawa ke titik
tertentu
D. melakukan tendangan
pertama untuk
memulai permainan
Indikator Soal
Disajikan berbagai kegunaan
gerak, peserta didik dapat
menentukan kegunaan gerak dasar
dalam berbagai permainan bola
besar sederhana dan atau
tradisional (cth. Sepakbola)
KUNCI JAWABAN:
C. menguasai bola
agar tidak direbut
lawan dan
membawa ke titik
tertentu

Dari kisi-kisi yang sama dapat dikembangkan soal berbentuk uraian sebagai berikut.

Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018| 189


KARTU SOAL URAIAN
Tahun Ajaran : 2017/2018
Jenis Sekolah Jaya Bangsaku Nama
Penyusun
: Salman
Al Saud
Kls/Smt V/ I
Mata Pelajaran PJOK
Kompetensi Dasar Buku Sumber : Roji, Materi N0
Memahami gerak Pendidikan Jasmani Cara SOA
dasar dalam Olahraga dan Kesehatan Mengumpan L
berbagai permainan Kelas XI, Kemdikbud, dalam 6
bola besar 2016 Permainan
sederhana dan atau Sepakbola
tradisional*)
SOAL:
Jelaskan cara melakukan
mengumpan dengan kaki
bagian dalam, dalam
permainan sepakbola!
Indikator soal
Disajikan alternatif
gerak dasar peserta
didik dapat
menuliskan
penjelasan cara
melakukan gerak
dasar dalam
berbagai permainan
bola besar
sederhana dan atau
tradisional (cth.
Sepakbola)
KUNCI JAWABAN:
XXXXXXXXXXXXXXX
XXXXX
Skor 4, jika urutan
benar dan lengkap
Skor 3, jika urutan
benar tetapi kurang
lengkap
Nilai2, jika sebagian
urutan tidak benar
dan kurang lengkap
Skor 1, jika hanya sebagian
urutan yang benar dan

190 |Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018


tidak lengkap

c. Penilaian Keterampilan
1) Praktik
Penilaian kinerja dapat berbentuk penilaian berupa suatu aktivitas keterampilan
gerak (skill test). Melalui penilaian kinerja peserta didik diminta mendemonstrasikan
kinerjanya dalam aktivitas jasmani atau melaksanakan berbagai macam keterampilan
gerak sesuai dengan kompetensi inti dan kompetensi dasar mata pelajaran
pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan.
Penilaian kinerja dalam pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan dapat berupa
penilaian terhadap kemampuan peserta didik dalam menerapkan keterampilan dasar
bermain sepakbola, keterampilan dasar bermain bolabasket, keterampilan dasar
bermain bolavoli, dan sebagainya ke dalam permainan yang sesungguhnya.
Penilaian domain keterampilan dalam penilaian kinerja yang diterapkan pada
pembelajaran pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan akan sangat tergantung
dari jenis keterampilan yang akan dinilai.

Berdasar Berdasarka Berdasar


Pengaruh n Akhir Penggunaa
Lingkungan Gerakan n Otot
Keterampil Keterampilan Terputus Rangkaia Berulang Keterampil Keterampil
an Terbuka Tertutup (Descret) n (Serial) (Continu an dengan an dengan
(Open Loop (Close Loop m) Otot Halus Otot Kasar
Skill) Skill) (Gross
Motor Skill)
Passing Shootingpinal Roll depan Lay up Renang Melentikka Menendang
dalam ty pada shoot n jari bola
permainan permainan pada tangan
sepakbola bolabasket permain pada
an bola senam
basket irama

Guru dapat mengenali berbagai jenis keterampilan berdasarkan contoh pada tabel
tersebut, dan menentukan/mendesain cara menilai keterampilan gerak berdasarkan
jenis KD dan materi pokok.
a) Contoh Penilaian Keterampilan Aktivitas Permainan Bola Besar
(1) Menyusun kisi-kisi uji keterampilan Aktivitas Permainan Bola Besar
Kisi-kisi Uji Keterampilan Proses dan Hasil Gerak
No Kompete Indikato Uraian Pen-skoran
nsi Dasar r Gerak

Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018| 191


Memprak Uji
tikkan Ketera
kombinas mpilan
i gerak Proses
lokomoto Gerak
r, non- (gerak
lokomoto diskrit/t
r, dan ertutup)
manipula
tif sesuai
dengan
konsep
tubuh,
ruang,
usaha,
dan
keterhub
ungan
dalam
berbagai
permaina
n bola
besar
sederhan
a dan
atau
tradision
al*
(contoh
mengum
pan
dengan
kaki
bagian
dalam
(sepakbol
a))
a. Melakukan 1. Kedua kaki
Skor 4, jika seluruh
posisi dan dibuka selebar
uraian gerak
sikap awal satu setengah
dilakukan dengan
mengumpan bahu
benar
dengan kaki 2. Badan tegak
Skor 3, jika tiga
bagian dalam menghdap ke
uraian gerak
pada depan, berat
dilakukan dengan
permainan badan antara
benar
sepakbola kedua kaki
Skor 2, jika hanya
3. Kedua lengan
dua uraian gerak
dan tangan
dilakukan dengan
rileks di
benar
samping badan
Skor 1, jika hanya
4. Pandangan
satu uraian gerak

192 |Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018


mata ke arah
dilakukan dengan
bola
benar
b. Melakukan 1. Salah satu kaki
Skor 4, jika seluruh
gerakan dilangkahkan ke
uraian gerak
mengumpan depan
dilakukan dengan
dengan kaki diletakkan di
benar
bagian dalam samping bola
Skor 3, jika tiga
pada 2. Badan agak
uraian gerak
permainan condong ke
dilakukan dengan
sepakbola depan,
benar
berusaha
Skor 2, jika hanya
meletakkan bola
dua uraian gerak
di tengah
dilakukan dengan
badan
benar
3. Salah satu
Skor 1, jika hanya
lengan (sisi yang
satu uraian gerak
sama dengan
dilakukan dengan
kaki
benar
tumpu)disilangk
an di depan
dada, lengan
yang lain
diayunkan
secara perlahan
bersamaan
dengan ayunan
kaki
4. Pandangan
mata ke arah
lepasnya bola
c. Melakukan 1. Kedua kaki
Skor 4, jika seluruh
posisi dan dikembalikan
uraian gerak
sikap akhir terbuka selebar
dilakukan dengan
mengumpan satu setengah
benar
dengan kaki bahu
Skor 3, jika tiga
bagian dalam 2. Badan kembali
uraian gerak
pada tegak, dan berat
dilakukan dengan
permainan badan berada di
benar
sepakbola antara kedua
Skor 2, jika hanya
kaki
dua uraian gerak
3. Kedua lengan
dilakukan dengan
dan tangan
benar
kembali rileks di
Skor 1, jika hanya
samping badan
satu uraian gerak
4. Pandangan
dilakukan dengan
mata ke arah
benar
lepasnya bola
Memprak Uji
tikkan Ketera
kombinas mpilan

Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018| 193


i gerak
lokomoto
r, non-
lokomoto
r, dan
manipula
tif sesuai
dengan
konsep
tubuh,
ruang,
usaha,
dan
keterhub
Produk
ungan
Gerak
dalam
Secara
berbagai
Terpisa
permaina
h (gerak
n bola
tertutu
besar
p)
sederhan
a dan
atau
tradision
al*
(contoh
mengum
pan
dengan
kaki
bagian
dalam
(sepakbol
a))
Mengu Peserta
mpan didik berdiri
bola menghadap Per
dengan dinding ole
kaki dengan ha
bagian pembatas Sko
n
dalam garis tegak U
pada setinggi 1 mp
permain meter dan an
an jarak antara Putera Puter
sepakbo dua garis 2 i
la meter,
>30 kali 25 100
sejauh7,5
meter dan 22 – 29 kali 18 - 90
diberi 24
tanda garis 14 – 21 kali 13 - 80
sejajar 17

194 |Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018


dengan 7 – 13 kali 6 - 12 70
didnding. <7 kali <6 60
Setelah
aba-aba
“ya”
peserta
didik
mengumpa
n bola ke
arah
dinding
secara
berulang
selama satu
menit,
dengan
ketentuan:
a.Bola harus
mengenai
dinding/ area
yang dibatasi.
b.Bola diumpan
dengan kaki
bagian dalam di
luar jarak 7,5
meter.
c. Jumlah ulangan
yang memenuhi
syarat dihitung
oleh penilai.
d.Peserta didik
berhenti segera
setelah aba-aba
“stop”
e.Umpan yang
dilakukan setelah
aba-aba “stop”
tidak dihitung.
f. Peserta didik
diberikan dua kali
percobaan, dan
hasil terbaik yang
akan diberikan
skor.
Memprak Uji
tikkan Ketera
kombinas mpilan
i gerak Produk
lokomoto Gerak
r, non- Secara
lokomoto Terapa

Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018| 195


r, dan
manipula
tif sesuai
dengan
konsep
tubuh,
ruang,
usaha,
dan
keterhub
ungan
dalam
n di
berbagai
Dalam
permaina
Permai
n bola
nan
besar
(gerak
sederhan
terbuka
a dan
)
atau
tradision
al*
(contoh
mengum
pan
dengan
kaki
bagian
dalam
(sepakbol
a))
✓ Jumlah kesempatan
Menera Peserta
melakukan umpan dicatat.
pkan didik dibagi
✓ Jumlah umpan
gerak ke dalam
menggunakan kaki bagian
dasar dua tim
dalam yang dilakukan
mengu masing-
dengan benar dicatat.
mpan masing
✓ Persentasi dari jumlah
bola beranggota
umpan yang benar
dengan kan 6
dibanding kesempatan
kaki orang.
yang didapat merupakan
bagian Peserta
skor akhir penerapan
dalam didik
gerak dasar mengumpan
pada melakukan
bola dengan kaki bagian
permain permainan
dalam pada permainan
an sepakbola
sepakbola.
sepakbo yang
la. dimodifikasi
dengan
ketentuan:
a.Permainan
berlangsung
selama 2 babak

196 |Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018


@ 10 menit.
b.Bola harus
diumpan dengan
menggunakan
kaki bagian
dalam.
c. Tim yang lebih
banyak mencetak
gol dengan aturan
yang benar
dinyatakan
sebagai
pemenang.
d.Jumlah gol
(menang & kalah)
tidak dijadikan
dasar untuk
penilaian.
e.Setiap peserta
didik melakukan
umpan dengan
menggunakan
kaki bagian dalam
dengan benar
dicatat dan diberi
skor 1.

(2) Mengembangkan instrumen untuk penilaian proses gerak


(a) Contoh lembar penilaian proses gerak untuk perorangan (setiap peserta
didik satu lembar penilaian)

Nama :____________________________ Kelas: __________

Tid
N Ya
Indikator Esensial Uraian Gerak ak
o (1)
(0)
1 Posisi dan Sikap Awal a. Kaki
.
b. Badan
c. Lengan dan tangan
d. Pandangan mata
2 Pelaksanaan Gerak a. Kaki
.
b. Badan
c. Lengan dan tangan
d. Pandangan mata
3 Posisi dan Sikap Akhir a. Kaki
.
b. Badan

Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018| 197


c. Lengan dan tangan
d. Pandangan mata
Perolehan/Skor maksimum X 100% = Skor
Akhir

(b) Contoh lembar penilaian proses gerak untuk seluruh peserta didik

P
e
l
a P
P
k o
o
s s
s
a i
i
n s
s
P i
Nam i
e /
a / Sk
l S
N Pese S or
a i
o rta i Ak
k k
Didi k hir
s a
k a
a p
p
a A
A
n k
w
h
a
G i
l
e r
r
a
k
4 4 4
1 Brahi
. movi
c
2 Rozic
. ki
… ……… … … … … … … … … … … … … ….
………
……
P
e
r
o
l
e

198 |Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018


h
a
n
/
S
k
o
r

m
a
k
s
i
m
u
m

1
0
0
%

S
k
o
r

A
k
h
i
r
(c) Contoh lembar penilaian produk gerak secara terpisah untuk perorangan

Nama :
Kelas :
Hasil Uji Keterampilan Percobaan I Percobaan II
Skor (lihat kisi- Jumlah Skor (lihat
Jumlah Ulangan
kisi) Ulangan kisi-kisi)

(d) Contoh lembar penilaian produk gerak secara terpisah untuk seluruh
peserta didik

Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018| 199


N Nama Peserta Skor
Percobaan I Percobaan II
o Didik Terbaik
Jumlah Skor (lihat Jumlah Skor (lihat
Ulangan kisi-kisi) Ulangan kisi-kisi)
Brahim
ovic
Rozicki
Suherm
an
………… .... … … ... ...
……

(e) Contoh instrumen untuk penilaian produk gerak (penerapan gerak dasar
dalam permainan yang dimodifikasi) perorangan

Nama :
Kelas :
Hasil Uji Kesempatan didapat
Gerak dasar dilakukan dengan
Keterampila
benar
n
Diisi dengan tally Diisi dengan tally
Persentasi Gerakan Benar/
Kesempatan
GB /K X 100% = .......

(f) Contoh lembar penilaian penerapan gerak dasar dalam permainan yang
dimodifikasi untuk seluruh peserta didik

Persent
Nama asi
Hasil Uji
Peserta GB /K X
Keterampilan
Didik 100%
= .......
Gerak dasar
Kesempatan
dilakukan dengan
yang Didapat
benar
Brahimo
vic
Rozicki
Suherm

200 |Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018


an
…………… .... ... ...

b) Contoh Penilaian Keterampilan Aktivitas Permainan Bola Kecil


a) Menyusun kisi-kisi uji keterampilan aktivitas permainan bola kecil

Kisi-kisi Uji Keterampilan Proses dan Hasil Gerak

Kompeten Indikato Uraian


No Pen-skoran
si Dasar r Gerak
Memprak Uji
tikkan Ketera
kombinasi mpilan
gerak Proses
dasar Gerak
lokomotor (gerak
, non- diskrit/t
lokomotor ertutup)
, dan
manipulati
f sesuai
dengan
konsep
tubuh,
ruang,
usaha, dan
keterhubu
ngan
dalam
berbagai
permainan
bola kecil
sederhana
dan atau
tradisional
* (contoh
pukulan
lob dalam
permaina
n
bulutangki
s)
a.Melakukan 1. Kedua kaki Skor 4, jika seluruh
posisi dan dibuka selebar uraian gerak
sikap awal satu setengah dilakukan dengan
pukulan lob bahu benar
pada 2. Badan tegak Skor 3, jika tiga
permainan menghadap uraian gerak

Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018| 201


bulutangkis ke depan, dilakukan dengan
berat badan benar
antara kedua Skor 2, jika hanya
kaki dua uraian gerak
3. Kedua lengan dilakukan dengan
dan tangan benar
rileks di Skor 1, jika hanya
samping satu uraian gerak
badan dengan dilakukan dengan
salah satu benar
tangan
memegang
raket
4. Pandangan
mata ke arah
datangnya
shuttlecock
b. Melakukan 1. Kaki Skor 4, jika seluruh
gerakan dilangkahkan uraian gerak
pukulan lob ke arah dilakukan dengan
pada datangnya benar
permainan shuttlecock. Skor 3, jika tiga
bulutangkis Kaki depan uraian gerak
lurus dan kaki dilakukan dengan
belakang benar
sedikit Skor 2, jika hanya
ditekuk. dua uraian gerak
Ketika dilakukan dengan
melakukan benar
pukulan kaki Skor 1, jika hanya
depan ditekuk satu uraian gerak
dan kaki dilakukan dengan
belakng benar
diluruskan
bersamaan
dengan
ayunan raket,
kemudian
dilangkahkan
ke depan.
2. Badan sedikit
condong ke
belakang dan
agak
menyamping,
kemudian
dilanjutkan
memutar
pinggang
bersamaan
dengan

202 |Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018


terayunnya
raket ke arah
shuttlecock.
3. Salah satu
lengan (sisi
yang sama
dengan kaki
tumpu)
dijulurkan ke
arah
datangnya
shuttlecock,
lengan yang
memegang
raket
diayunkan
secara cepat
dan lurus
menghadap
ke atas depan
(45 derajat)
sehingga arah
shuttlecock
membentuk
gerak
parabola.
4. Pandangan
mata ke arah
lepasnya bola
c. Melakukan 1. Kedua kaki Skor 4, jika seluruh
posisi dan dikembalikan uraian gerak
sikap akhir terbuka dilakukan dengan
pukulan lob selebar satu benar
pada setengah Skor 3, jika tiga
permainan bahu uraian gerak
bulutangkis 2. Badan dilakukan dengan
kembali tegak, benar
dan berat Skor 2, jika hanya
badan berada dua uraian gerak
di antara dilakukan dengan
kedua kaki benar
3. Kedua lengan Skor 1, jika hanya
dan tangan satu uraian gerak
kembali rileks dilakukan dengan
di samping benar
badan
4. Pandangan
mata ke arah
lepasnya bola
Memprak Uji
tikkan Ketera

Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018| 203


kombinasi
gerak
dasar
lokomotor
, non-
lokomotor
, dan
manipulati
f sesuai
dengan
konsep
tubuh, mpilan
ruang, Produk
usaha, dan Gerak
keterhubu Secara
ngan Terpisa
dalam h (gerak
berbagai tertutup
permainan )
bola kecil
sederhana
dan atau
tradisional
* (contoh
pukulan
lob dalam
permaina
n
bulutangki
s)
Melakuk Peserta
an didik Per
pukulan berdiri ole
lob menghad han Sko
dalam ap Lob
permain dinding (kali
an dengan )
bulutan penanda
gkis. persegi Putera Puter
panjang i
setinggi 3 10 9 100
meter
dari 8-9 7-8 90
lantai, 6-7 5-6 80
panjang 2
meter 4-5 3-4 70
dan tinggi <3 <2 60
1 meter.
Jarak
antar
peserta

204 |Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018


didik dan
dinding
7,5 meter
dan diberi
tanda
garis
sejajar
dengan
dinding.
Peserta
didik
melakuka
n pukulan
lob,
dengan
ketentua
n:
a.Shuttlecock
dilemparkan
melambung ke
arah peserta
didik secara
berturut-turut
sebanyak 10
kali.
b.Peserta didik
memukul
shuttlecock
dengan cara
yang benar ke
arah kotak
persegi
panjang.
c. Ketika
melakukan
pukulan lob
peserta didik
tidak melewati
garis pembatas.
d.Shuttlecok yang
mengenai
daerah yang
dibatasi persegi
panjang pada
dinding
dihitung
sebagai skor.
Memprak Uji
tikkan Ketera
kombinasi mpilan
gerak Produk

Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018| 205


dasar
lokomotor
, non-
lokomotor
, dan
manipulati
f sesuai
dengan
konsep
tubuh, Gerak
ruang, Secara
usaha, dan Terapan
keterhubu di
ngan Dalam
dalam Permain
berbagai an
permainan (gerak
bola kecil terbuka
sederhana )
dan atau
tradisional
* (contoh
pukulan
lob dalam
permaina
n
bulutangki
s)
Menera Peserta ✓ Jumlah kesempatan
pkan didik melakukan pukulan lob
gerak dibagi dicatat.
dasar menjadi ✓ Jumlah pukulan lobyang
pukulan pasangan dilakukan dengan benar
lob - dicatat.
dalam pasangan. ✓ Persentasi dari jumlah
permain Peserta pukulan lob yang benar
an didik dibanding kesempatan
bulutan melakuka yang didapat merupakan
gkis. n skor akhir penerapan gerak
permaina dasar pukulan lob dalam
n permainan bulutangkis.
bulutangk
is yang
dimodifik
asi
dengan
ketentua
n:
a.Permainan
berlangsung
selama 1 babak

206 |Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018


dengan skor
maksimum 10.
b.Tim yang lebih
dulu mencapai
skor 10 dengan
aturan yang
benar
dinyatakan
sebagai
pemenang.
c. Skor Akhir
(menang &
kalah) tidak
dijadikan dasar
untuk penilaian.
d.Setiap peserta
didik
melakukan
pukulan lob
dalam
permainan
bulutangkis
dengan benar
dicatat dan
diberi skor 1.

(3) Mengembangkan instrumen untuk penilaian proses gerak


a) Contoh lembar penilaian proses gerak untuk perorangan (setiap peserta didik
satu lembar penilaian)
Nama :____________________________ Kelas: __________
Tid
Indikator Uraian
No ak
Esensial Gerak
(0)
1. Posisi dan a. Kaki
Sikap Awal
b. Badan
c. Lengan dan
tangan
d. Pandangan
mata
2. Pelaksana a. Kaki
an Gerak
b. Badan
c. Lengan dan
tangan
d. Pandangan
mata
3. Posisi dan a. Kaki

Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018| 207


Sikap
Akhir
b. Badan
c. Lengan dan
tangan
d. Pandangan
mata
Perolehan/Skor maksimum X
100% = Skor Akhir

b) Contoh lembar penilaian proses gerak untuk seluruh peserta didik


P
P
o
o
s
s
i
i
s
s
i
i
/
/ Pel
aks Sk
Nama S
S ana or
No Peserta i
i an Ak
Didik k
k Ger hir
a
a ak
p
p
A
A
k
w
h
a
i
l
r
4 4 4
Abduss
alam
Imamm
uddin
Xaveriu
s
Suherm
an
………… … … … … … … … … … … … … ….
…………
Perolehan/Skor
maksimum X 100% =
Skor Akhir

208 |Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018


c) Contoh lembar penilaian produk gerak secara terpisah untuk perorangan
Nama :
Kelas :
Hasil Uji Keterampilan Hasil Sepuluh Kali Pukulan
Jumlah Mengenai Sasaran Skor (lihat kisi-kisi)

d) Contoh lembar penilaian produk gerak secara terpisah untuk seluruh peserta
didik
Skor
Nama Peserta Hasil Sepuluh Kali
No Akhi
Didik Pukulan
r
Skor (lihat
Jumlah Mengenai Sasaran kisi-
kisi)
Abdussalam
Imammuddin
Xaverius
Suherman
……………… .... ... ...

e) Contoh instrumen untuk penilaian produk gerak (penerapan gerak dasar


dalam permainan yang dimodifikasi) perorangan
Nama :
Kelas :
Hasil Uji
Gerak dasar dilakukan dengan
Ketera Kesempatan didapat
benar
mpilan
Diisi dengan tally Diisi dengan tally
Persentasi Gerakan Benar/ Kesempatan
GB /K X 100% = .......

f) Contoh lembar penilaian penerapan gerak dasar dalam permainan yang


dimodifikasi untuk seluruh peserta didik
Persentasi
N Nama Peserta Hasil Uji
GB /K X 100%
o Didik Keterampilan
= .......
Gerak dasar dilakukan dengan
Kesempatan yang Didapat
benar
Abdussala
m
Imammud
din

Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018| 209


Xaverius
Suherman
……………… .... ... ...

c) Contoh Penilaian Keterampilan Aktivitas Atletik


1) Menyusun kisi-kisi uji keterampilan aktivitas atletik
Kisi-kisi Uji Keterampilan Proses dan Hasil Gerak
No Kompeten Indikat Uraian Pen-skoran
si Dasar or Gerak
Memprakti Uji
kkan Ketera
kombinasi mpilan
gerak Proses
dasar Gerak
jalan, lari, (gerak
lompat, serial/t
dan ertutup
lempar )
melalui
permainan
/ olahraga
yang
dimodifika
si dan atau
olahraga
tradisional
(contoh:
bermain
lemparan
turbo)
1.Sikap awal
Menera Skor 4, jika seluruh
a. Berdiri
pkan tahap gerak
menghadap
gerak dilakukan dengan
ke depan
dasar benar
b. Roket turbo
lempar Skor 3, jika sebagian
digenggam
an besar gerak
dan
turbo dilakukan dengan
diletakkan di
dalam benar
atas bahu
permai Skor 2, jika hanya
2.Tahap awalan:
nan sebagian kecil gerak
a. Berlari
sederha dilakukan dengan
secepatnya
na benar
dengan
Skor 1, jika hampir
memegang
seluruh gerak
turbo roket di
dilakukan dengan
atas bahu
tidak benar
b.Melangkah
silang

210 |Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018


menyamping
dengan
meluruskan
lengan ke
bawah
3.Tahap lemparan:
a. Memutar
bahu, badan,
dan pinggang
ke depan
b. Tangan
memutar dan
melontarkan
turbo roket
dengan sudut
lemparan
kurang lebih
45 derajat
c. Kaki depan
ditekuk dan
kaki belakang
diluruskan
d. Pandangan
mata
mengikuti
arah
lemparan
4.Tahap gerak
lanjutan
a. Kaki ikut
melangkah,
badan
menghadap
ke depan, dan
tangan lurus
rileks ke
bawah
Memprakti Uji
kkan Ketera
kombinasi mpilan
gerak Produk
dasar Gerak
jalan, lari, (gerak
lompat, tertutu
dan p)
lempar
melalui
permainan
/ olahraga
yang
dimodifika

Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018| 211


si dan atau
olahraga
tradisional
(contoh:
bermain
lemparan
turbo)
a.Peserta didik
Menera
berdiri kurang
pkan Pe
lebih 10 m dari
gerak rol
titik lempar.
dasar eh
b.Berlari sebagai
lempar an
awalan menuju
an Le
titik lempar.
turbo m Sko
c. Melemparkan
dalam pa
roket turbo
permai ra
sekuat-kuatnya
nan n
ke depan.
sederha (m
d.Hasil lemparan
na et
yang dinyatakan
sah diukur dari er)
titik/ garis lempar Putera Puteri
hingga jatuhnya
>10 >7,5 100
ujung roket.
e.Setiap peserta 5,5 –
7-9,99 90
didik mendapat 7,49
dua kali
3–
kesempatan 5-6,99 80
4,49
melakukan
lemparan 2–
3-5,99 70
2,99
<3 <2 60

2) Mengembangkan instrumen untuk penilaian proses gerak


(1) Contoh lembar penilaian proses gerak untuk perorangan (setiap peserta didik
satu lembar penilaian)
Nama :____________________________ Kelas: __________
T Skor
i
d
Ya a
No Indikator Esensial
(1) k
(
0
)
Sikap awal Perolehan/Skor maksimum X 100%
Tahap awalan
Tahap lemparan

212 |Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018


Tahap gerak
lanjutan

(2) Contoh lembar penilaian proses gerak untuk seluruh peserta didik
T
a
h Ta Ta
Si S
a ha ha
k k
Nama p p p
a or
Peser Le Ge
No p A
ta A m rak
A k
Didik w pa La
w hi
a ra nju
al r
l n tan
a
n
1. Abdus
salam
2. Imam
muddi
n
3. Xaveri
us
Suher
man
… ……… … … … …
……… .
……
Perolehan/Skor maksimum X
100% = Skor Akhir

(3) Contoh lembar penilaian produk gerak secara terpisah


Nama
Kelas
Hasil Uji Keterampilan Percobaa
Percobaan I
n II
Jarak Skor (lihat kisi- Skor (lihat
Jarak Lemparan
Lemparan kisi) kisi-kisi)

(4) Contoh lembar penilaian produk gerak untuk seluruh peserta didik
Per Per Sko
Nama
cob cob r
No Peserta
aan aan Ter
Didik
I II baik
Jarak Skor (lihat Jarak Skor (lihat
Le kis Lem kis
mp i- par i-

Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018| 213


ara kis kis
an
n i) i)
Brahimovic
Rozicki
Suherman
……………… .... … … ... ...

(5) Contoh Penilaian Keterampilan Aktivitas Beladiri


(a) Menyusun kisi-kisi uji keterampilan aktivitas beladiri
Kisi-kisi Uji Keterampilan Proses dan Hasil Gerak

No Kompetensi Indikator Uraian Tugas Pen-skoran


Dasar
Mempraktik Uji
kan variasi Keterampil
gerak dasar an Proses
lokomotor Gerak
dan non (gerak
lokomotor serial/tertut
untuk up)
membentuk
gerak dasar
seni
beladiri**
1. Peserta didik
Menyusun Skor
menyusun
rangkaian diperoleh
rangkaian gerak
gerak dari kualitas
secara
variasi projek mulai
berkelompok
gerak dasar dari
(maksimum 4
lokomotor perencanaa
orang).
dan non n,
2. Rangkaian gerak
lokomotor pelaksanaan
terdiri paling
dalam , dan hasil
tidak
beladiri projek.
menggunakan 3
(cth. Masing-
jenis kuda-kuda,
pencaksilat) masing
3 jenis serangan
aspek
dengan tangan,
penilaian
dan 3 jenis
diberi
tankisan dengan
bobot,
tangan.
sehingga
3. Tugas dikerjakan
skor aspek
melalui projek.
berasal dari
pengalian
antara skor
diperoleh
dengan

214 |Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018


bobot setiap
aspek.
Skor akhir
merupakan
perbandinga
n skor
perolehan
dengan skor
maksimum
dikalikan
100%.

(b) Instrumen untuk Penilaian Projek


Mata Pelajaran : Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
Nama Proyek : Penyusunan rangkaian gerak dasar beladiri pencaksilat
Alokasi Waktu : 2 minggu
Kelas : XI/1
Nama Siswa : ______________________

N Bobo Skor Jumla


Aspek *
o t (1– 4) h
1. Perencanaan Projek: 15
a. Persiapan
b. Rumusan Judul (kesesuaian dengan aktivitas yang akan
disusun)
2. Pelaksanaan Projek 45
a. Inventarisir dan pemilihan gerakan (contoh kuda-kuda
panjang, kuda-kuda depan, dan kuda-kuda belakang,
tangkisan bawah, tangkisan atas, tangkisan ke luar, pukulan
ke atas, besetan, dan tusukan)
b. Pelaksanaan perangkaian gerak (tidak harus berturutan
seperti pilihan gerak di atas)
c. Pemberian aksen dan transisi gerak
d. Finalisasi rangkaian gerak
3. Pelaporan Projek 40
a. Tampilan rangkaian gerak
b. Dokumen penyusunan
Total Skor

Skor Akhir = Skor Perolehan/ Skor Maksimum X 100%

d) Contoh Penilaian Keterampilan Aktivitas Pengembangan Kebugaran Jasmani


(1) Menyusun kisi-kisi uji keterampilan aktivitas pengembangan kebugaran jasmani
Kisi-kisi Uji Keterampilan Proses dan Hasil Gerak
No Kompet Indikator Uraian Pen-skoran
ensi Gerak
Dasar
Mempra Uji
ktikkan Keteramp

Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018| 215


aktivitas ilan
latihan Proses
daya Gerak
tahan (gerak
jantung diskrit/ter
(cardio tutup)
respirat
ory)
untuk
pengem
bangan
kebugar
an
jasmani
a. Melakukan 1. Kedua kaki
Skor 4, jika seluruh
posisi dan sikap rapat dan lurus
uraian gerak
awal “home 2. Badan tegak
dilakukan dengan
step test” menghdap ke
benar
depan, berat
Skor 3, jika tiga
badan antara
uraian gerak
kedua kaki
dilakukan dengan
3. Kedua lengan
benar
dan tangan
Skor 2, jika hanya
rileks di
dua uraian gerak
samping badan
dilakukan dengan
4. Pandangan
benar
mata ke arah
Skor 1, jika hanya
depan
satu uraian gerak
dilakukan dengan
benar
b. Melakukan 1. Salah satu kaki
Skor 4, jika seluruh
gerakan “home dilangkahkan
uraian gerak
step test” naik ke atas
dilakukan dengan
“steps/ bangku
benar
setinggi 15
Skor 3, jika tiga
cm”, disusul
uraian gerak
kaki lain.
dilakukan dengan
Kemudian kaki
benar
pertama
Skor 2, jika hanya
diturunkan dan
dua uraian gerak
diikuti kaki
dilakukan dengan
kedua. Langkah
benar
dilakukan
Skor 1, jika hanya
sesuai irama
satu uraian gerak
dari
dilakukan dengan
“metronom”
benar
selama 3 menit
(1 menit = 24
langkah)
2. Badan selalu
tegak saat naik

216 |Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018


maupun turun.
3. Lengan diayun
secara
bergantian
sebagaimana
layaknya orang
berjalan
4. Pandangan
mata ke depan
c. Melakukan a. Kedua kaki
Skor 4, jika seluruh
posisi dan sikap kembali
uraian gerak
akhir “home dirapatkan dan
dilakukan dengan
step test” lurus
benar
b. Badan kembali
Skor 3, jika tiga
tegak
uraian gerak
menghdap ke
dilakukan dengan
depan, berat
benar
badan antara
Skor 2, jika hanya
kedua kaki
dua uraian gerak
c. Kedua lengan
dilakukan dengan
dan tangan
benar
kembali rileks
Skor 1, jika hanya
di samping
satu uraian gerak
badan
dilakukan dengan
d. Pandangan
benar
mata tetap ke
arah depan
Mempra
ktikkan
aktivitas
Uji
latihan
Keteramp
daya
ilan
tahan
Produk
jantung
Gerak
(cardio
Berupa
respirat
Derajat
ory)
Daya
untuk
Tahan
pengem
Cardiores
bangan
piratory
kebugar
an
jasmani
1. Peserta didik
Menunjuk
melakukan
kan D Sko
pemanasan
tingkat e
selama 10
kebugara n
menit
n jasmani y
2. Ketika
“baik” u
mendengar
pada t
aba-aba “go”

Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018| 217


Peserta didik N
kompone
melangkahkan a
n daya
salah satu kaki di
tahan
dilangkahkan (k
jantung
naik ke atas al
(cardio
“steps/ bangku i)
respirator
setinggi 15 Putera Puteri
y)
cm”, disusul
<80 <85 100
kaki lain.
Kemudian kaki 79 – 89 85 – 90
pertama 98
diturunkan dan 90 – 99 99 – 80
diikuti kaki 108
kedua. Langkah 100 – 105 109 – 70
dilakukan 117
sesuai irama 106 - 116 118 – 60
dari 126
“metronom”
117 – 128 127 – 50
selama 3 menit
140
(1 menit = 24
langkah). >128 >140 40
3. Badan selalu
tegak saat naik
maupun turun.
4. Lengan diayun
secara
bergantian
sebagaimana
layaknya orang
berjalan
5. Pandangan
mata ke depan
6. Peserta didik
segera
menghentikan
langkahnya
setelah tiga
menit, dan
segera dihitung
denyut nadi
oleh guru atau
teman lain
selama 1
menit.

(2) Mengembangkan instrumen untuk penilaian proses gerak


(a) Contoh lembar penilaian proses gerak untuk perorangan (setiap peserta
didik satu lembar penilaian)
Nama :____________________________ Kelas: __________

218 |Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018


Tid
N Ya
Indikator Esensial Uraian Gerak ak
o (1)
(0)
1 Posisi dan Sikap Awal a. Kaki
.
b. Badan
c. Lengan dan tangan
d. Pandangan mata
2 Pelaksanaan Gerak a. Kaki
.
b. Badan
c. Lengan dan tangan
d. Pandangan mata
3 Posisi dan Sikap Akhir a. Kaki
.
b. Badan
c. Lengan dan tangan
d. Pandangan mata
Perolehan/Skor maksimum X 100% = Skor
Akhir

(b) Contoh lembar penilaian proses gerak untuk seluruh peserta didik

P
P
o
o
s
s
i
i
s
s
i
i
Nam Pel /
/
a aks S Sk
S
N Pese ana i or
i
o rta an k Ak
k
Didi Ger a hir
a
k ak p
p
A
A
k
w
h
a
i
l
r
4 4 4
1. Dod
o
Cah

Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018| 219


yo
2. Izoel
Ma
mu
… …… … … … … … … … … … … … … ….
……
……
……
Skor Akhir =
Perolehan/Skor
maksimum X 100%

220 |Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018


(c) ontoh lembar penilaian produk gerak secara terpisah untuk perorangan
Nama :
Kelas :
Hasil Uji Kebugaran Home Step Test Selama 3 Menit (24 langkah/ menit)
Denyut Nadi Selama 1 Menit Skor (lihat kisi-kisi)

(d) Contoh lembar penilaian produk gerak untuk seluruh peserta didik
No Nama Peserta Didik
Home Step Test Selama 3 Menit (24 langkah/ menit)
Denyut Nadi Selama 1 Menit Skor (lihat kisi-kisi)
Dodo Cahyo
Izoel Mamu
Suhardiman
……………… .... …

e) Pengolahan Nilai Uji Keterampilan


✓ Contoh Pengolahan Nilai dengan Penekanan pada Proses Gerak
Data yang didapat adalah sebagai berikut:
a. Skor Keterampilan Proses Gerak Peserta Didik: 80
b. Skor Keterampilan Produk Gerak (dari contoh di atas diambil salah satu sesuai
dengan kategori gerak (tertutup/ terbuka/ diskrit/ kontinum, dan lain-lain),
diujikan secara terpisah atau terintegrasi dalam permainan): 90
Untuk memperoleh skor akhir, perlu diberikan pembobotan sesuai dengan
tujuan akhir dari pembelajaran (contoh 70% untuk skor keterampilan proses
gerak, dan 30% untuk skor keterampilan produk gerak), maka skor akhir
keterampilan gerak adalah:
80 X 70% = 56 ditambah dengan
90 X 30% = 27 sama dengan 83
Guru dapat mengenali berbagai jenis keterampilan berdasarkan contoh pada
tabel tersebut, dan menentukan/mendesain cara menilai keterampilan gerak
berdasarkan jenis KD dan materi pokok.
✓ Contoh Penilaian dengan Penenkanan pada Produk Gerak
Data yang didapat adalah sebagai berikut:
a. Skor Keterampilan Proses Gerak Peserta Didik: 80
b. Skor Kebugaran: 90

Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018| 221


Untuk memperoleh skor akhir, perlu diberikan pembobotan sesuai dengan tujuan
akhir dari pembelajaran (contoh 30% skor proses gerak dan 70% untuk skor
kebugaran sebagai tujuan utama), maka skor akhir keterampilan gerak adalah:
80 X 30% = 24 ditambah dengan
90 X 70% = 63 sama dengan 87

Lembar Kerja B2.c.1


Penyusunan Instrumen Penilaian Praktik

Penyusunan Instrumen Penilaian Praktik


Langkah Kerja:
1. Bekerjalah secara perorangan untuk menyusun 2 (dua) instrumen penilaian keterampilan
dari 2 (dua) KD yang berbeda!
2. Sediakanlah dan pelajari dokumen penyusunan instrumen penilaian keterampilan pada
uraian materi!
3. Tuliskanlah langkah-langkah yang perlu Saudara lakukan dalam menyusun instrumen
penilaian keterampilan sesuai dengan kategori gerak (terbuka-tertutup, diskrit-kontinum-
serial, otot yang digunakan)!

No. Langkah dalam Menyusun Instrumen Penilaian Keterampilan


1 Mengkaji KD dan Indikator Pencapaian Kompetensi
2 .....................................................................................................................................
3 .....................................................................................................................................
4 .....................................................................................................................................
5 .....................................................................................................................................
6 .....................................................................................................................................
7 .....................................................................................................................................
8 .....................................................................................................................................
9 .....................................................................................................................................
10 dst.

4. Susunlah kisi-kisi instrumen penilaian keterampilan dari setiap KD!


5. Buatlah format penilaian yang sesuai!
6. Susunlah panduan penggunaan instrumen!
7. Berikan petunjuk pemberian skor dan rubrik setiap aspek penilaian!
8. Berikan petunjuk cara mengolah skor!
9. Presentasikan hasil kerja Saudara di depan fasilitator dan peserta lain!
10.Lakukan perbaikan jika mendapat saran dari kelompok lain!

Refleksi:
Tuliskanlah makna pembelajaran yang telah Saudara lakukan, dan apa rencana Saudara jika
diminta untuk menyusun instrumen penilaian?
..........................................................................................................................................................
.

222 |Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018


..........................................................................................................................................................
.
..........................................................................................................................................................
.
..........................................................................................................................................................
.
..........................................................................................................................................................
.
..........................................................................................................................................................
.

Lembar Kerja B2.c.2


Penyusunan Instrumen Penilaian Praktik 1

Penyusunan Instrumen Penilaian Praktik


Langkah Kerja:
1. Bekerjalah secara perorangan untuk menyusun 2 (dua) instrumen penilaian keterampilan
dari 2 (dua) KD yang berbeda!
2. Sediakanlah dan pelajari dokumen penyusunan instrumen penilaian keterampilan pada
uraian materi!
3. Susunlah kisi-kisi instrumen penilaian keterampilan dari setiap KD!
4. Buatlah format penilaian yang sesuai!
5. Susunlah panduan penggunaan instrumen!
6. Berikan petunjuk pemberian skor dan rubrik setiap aspek penilaian!
7. Berikan petunjuk cara mengolah skor!
8. Presentasikan hasil kerja Saudara di depan fasilitator dan peserta lain!
9. Lakukan perbaikan jika mendapat saran dari kelompok lain!

Refleksi:
Tuliskanlah makna pembelajaran yang telah Saudara lakukan, dan apa rencana Saudara jika
diminta untuk menyusun instrumen penilaian?
..........................................................................................................................................................
.
..........................................................................................................................................................
.
..........................................................................................................................................................
.
..........................................................................................................................................................
.
..........................................................................................................................................................

Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018| 223


.
..........................................................................................................................................................
.

Lembar Kerja B2.c.3


Lembar Kerja 4. Penyusunan Instrumen Penilaian Praktik 2

Penyusunan Instrumen Penilaian Praktik


Langkah Kerja:
1. Bekerjalah secara perorangan untuk menyusun 2 (dua) instrumen penilaian keterampilan
dari 2 (dua) KD yang berbeda!
2. Sediakanlah dan pelajari dokumen penyusunan instrumen penilaian keterampilan pada
uraian materi!
3. Susunlah kisi-kisi instrumen penilaian keterampilan dari setiap KD!
4. Buatlah format penilaian yang sesuai!
5. Susunlah panduan penggunaan instrumen!
6. Berikan petunjuk pemberian skor dan rubrik setiap aspek penilaian!
7. Berikan petunjuk cara mengolah skor!
8. Presentasikan hasil kerja Saudara di depan fasilitator dan peserta lain!
9. Lakukan perbaikan jika mendapat saran dari kelompok lain!

Refleksi:
Tuliskanlah makna pembelajaran yang telah Saudara lakukan, dan apa rencana Saudara jika
diminta untuk menyusun instrumen penilaian?
..........................................................................................................................................................
.
..........................................................................................................................................................
.
..........................................................................................................................................................
.
..........................................................................................................................................................
.
..........................................................................................................................................................
.
..........................................................................................................................................................
.

Lembar Kerja B2.c.4


Penyusunan Instrumen Penilaian Praktik

224 |Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018


Penyusunan Instrumen Penilaian Praktik
Langkah Kerja:
1. Bekerjalah secara perorangan untuk menyusun 2 (dua) instrumen penilaian keterampilan
dari 2 (dua) KD yang berbeda!
2. Sediakanlah dan pelajari dokumen penyusunan instrumen penilaian keterampilan pada
uraian materi!
3. Susunlah kisi-kisi instrumen penilaian keterampilan dari setiap KD!
4. Buatlah format penilaian yang sesuai!
5. Susunlah panduan penggunaan instrumen!
6. Berikan petunjuk pemberian skor dan rubrik setiap aspek penilaian!
7. Berikan petunjuk cara mengolah skor!
8. Presentasikan hasil kerja Saudara di depan fasilitator dan peserta lain!
9. Lakukan perbaikan jika mendapat saran dari kelompok lain!

Refleksi:
Tuliskanlah makna pembelajaran yang telah Saudara lakukan, dan apa rencana Saudara jika
diminta untuk menyusun instrumen penilaian?
..........................................................................................................................................................
.
..........................................................................................................................................................
.
..........................................................................................................................................................
.
..........................................................................................................................................................
.
..........................................................................................................................................................
.
..........................................................................................................................................................
.

Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018| 225


UNIT III
PEMBELAJARAN DAN PENYUSUNAN SOAL HOTS
(4 JP)

A. KOMPETENSI
Memahami konsep, model-model, dan pengembangan pembelajaran HOTs serta
kecakapan abad 21

B. INDIKATOR
1. Menerapkan konsep, model-model, dan prinsip
pengembangan pembelajaran HOTS
2. Merancang pembelajaran HOTS
3. Menerapkan konsep penyusunan soal HOTS
4. Menyusun kisi-kisi dan soal HOTS

C. URAIAN MATERI
1. Konseptual Pembelajaran Berorientasi Keterampilan Berpikir Tingkat
Tinggi (HOTS)
a. Konsep Berpikir Tingkat Tinggi
Keterampilan berpikir tingkat tinggi yang dalam bahasa umum dikenal
sebagai High Order Thinking Skill (HOTS) yang dipicu oleh empat kondisi.
1) Sebuah situasi belajar tertentu yang memerlukan strategi pembelajaran
yang spesifik dan tidak dapat digunakan di situasi belajar lainnya.
2) Kecerdasan yang tidak lagi dipandang sebagai kemampuan yang tidak
dapat diubah, melainkan kesatuan pengetahuan yang dipengaruhi oleh
berbagai faktor yang terdiri dari lingkungan belajar, strategi dan
kesadaran dalam belajar.
3) Pemahaman pandangan yang telah bergerser dari unidimensi, linier,
hirarki atau spiral menuju pemahaman pandangan ke multidimensi dan
interaktif.
4) Keterampilan berpikir tingkat tinggi yang lebih spesifik seperti
penalaran, kemampuan analisis, pemecahan masalah, dan keterampilan
berpikir kritis dan kreatif.

Menurut beberapa ahli, definisi keterampilan berpikir tingkat tinggi salah


satunya dari Resnick (1987) adalah proses berpikir kompleks dalam
menguraikan materi, membuat kesimpulan, membangun representasi,

226 |Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018


menganalisis, dan membangun hubungan dengan melibatkan aktivitas
mental yang paling dasar. Keterampilan ini juga digunakan untuk
menggarisbawahi berbagai proses tingkat tinggi menurut jenjang taksonomi
Bloom. Menurut Bloom, keterampilan dibagi menjadi dua bagian, pertama
adalah keterampilan tingkat rendah yang penting dalam proses
pembelajaran, dan kedua adalah yang diklaisifikasikan ke dalam
keterampilan berpikir tingkat tinggi berupa analisis, sintesis, dan evaluasi

b. Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi sebagai Transfer of Knowledge


Keterampilan berpikir tingkat tinggi erat kaitannya dengan keterampilan
berpikir sesuai dengan ranah kognitif, afektif, dan psikomotor yang menjadi
satu kesatuan dalam proses belajar dan mengajar.
1) Ranah Kognitif
Ranah kognitif meliputi kemampuan dari peserta didik dalam mengulang
atau menyatakan kembali konsep/prinsip yang telah dipelajari dalam
proses pembelajaran yang telah didapatnya. Proses ini berkenaan dengan
kemampuan dalam berpikir, kompetensi dalam mengembangkan
pengetahuan, pengenalan, pemahaman, konseptualisasi, penentuan dan
penalaran. Tujuan pembelajaran pada ranah kognitif menurut Bloom
merupakan segala aktivitas pembelajaran menjadi 6 tingkatan sesuai
dengan jenjang terendah sampai tertinggi

Tabel 1. Proses Kognitif sesuai dengan level kognitif Bloom.

PROSES KOGNITIF DEFINISI


C1 Mengambil pengetahuan yang relevan
Mengingat
dari ingatan
C2 Membangun arti dari proses
Memahami pembelajaran, termasuk komunikasi
LOTS

lisan, tertulis, dan gambar


C3 Menerapkan / Melakukan atau menggunakan
Mengaplikasika prosedur di dalam situasi yang tidak
n biasa

Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018| 227


C4 Memecah materi ke dalam bagian-
bagiannya dan menentukan
Menganalisis
bagaimana bagian-bagian itu
terhubungkan antarbagian dan ke
struktur atau tujuan keseluruhan
C5 Menilai / Membuat pertimbangan berdasarkan
HOTS Mengevaluasi kriteria atau standar

C6 Menempatkan unsur-unsur secara


bersama-sama untuk membentuk
Mengkreasi /
keseluruhan secara koheren atau
Mencipta
fungsional; menyusun kembali unsur-
unsur ke dalam pola atau struktur
baru

Anderson dan Krathwoll melalui taksonomi yang direvisi memiliki


rangkaian prosesproses yang menunjukan kompleksitas kognitif dengan
menambahkan dimensi pengatahuan, seperti.
1) Pengetahuan faktual, pengetahuan tentang eleman-elemen terpisah dan
memiliki cirinya tersendiri, meliputi pengetahuan tentang terminologi
dan detail dan elemen yang lebih spsesifik.
2) Pengetahuan konseptual, pengetahuan tentang bentuk yang lebih
kompleks dan terorganisasi, mencakup klasifikasi dan kategori, prinsip,
model, dan struktur.
3) Pengetahuan prosedural, pengetahuan tentang bagaimana melakukan
sesuatu, mencakup pengetahuan dalam hal keterampilan dan
algoritmik, teknik dan metode, serta model dan struktur.
4) Pengetahuan metakognitif, pengetahuan tentang kesadaran seseorang
tentang bagaimana ia belajar, kemampuan untuk menilai kesukaran
sesuatu masalah, kemampuan untuk mengamati tingkat pemahaman
dirinya, kemampuan menggunakan berbagai informasi untuk mencapai
tujuan, dan kemampuan menilai kemajuan belajar sendiri.

Untuk melihat kombinasi dari dimensi pengetahuan dan proses berpikir


dapat menggunakan matrik seperti yang terlihat di bawah ini,

Tabel 2. Kombinasi dimensi pengetahuan dan proses berpikir

228 |Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018


Matrik di atas terlihat tingkat kemampuan berpikir dari sebuah
pembelajaran dengan membuat matrik sesuai dengan tuntutan
pembelajaran yang diinginkan. Matrik hubungan antara dimensi
pengetahuan dan dimensi proses berpikir, untuk dimensi proses berpikir
C1 s.d. C3 dengan seluruh dimensi pengetahuan dan C1 s.d. C6 dengan
dimensi pengetahuan faktual, masuk kategori keterampilan berpikir
tingkat rendah, sedangkan untuk C4 s.d. C6 untuk dimensi pengetahuan
konseptual, prosedural, dan metakognitif merupakan katagori
Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi.

Gambar 1. Kombinasi dari dimensi pengetahuan dan proses kognitif


(Sumber: Iowa State University. Centre for Excellence)

Kata kerja yang digunakan dalam proses pembelajaran sesuai dengan ranah
kognitif Bloom adalah sebagai berikut.

Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018| 229


Tabel 3. Kata Kerja Operasional Ranah Kognitif [5].

Mengingat Memahami Mengaplikasik Menganalisi Mengeval Mencipta/


(C1) (C2) an (C3) s (C4) uasi (C5) Membuat
(C6)
Mengutip Memperkir Menugaskan Mengaudit Memband Mengump
Menyebutk akan Mengurutkan Mengatur ingkan ulkan
an Menjelaska Menentukan Menganimas Menyimp Mengabst
Menjelaska n Menerapkan i ulkan raksi
n Menceritak Mengkalkulasi Mengumpul Menilai Mengatur
Menggamb an Memodifikasi kan Mengarah Mengani
ar Mengkatag Menghitung Memecahka kan masi
Membilang orikan Membangun n Mempred Mengkata
Mengidenti Mencirikan Mencegah Menegaskan iksi gorikan
fikasi Merinci Menentukan Menganalisi Memperje Membang
Mendaftar Mengasosi Menggambark s las un
Menunjukk asikan an Menyeleksi Menugask Mengkrea
an Membandi Menggunakan Merinci an sikan
Memberi ngkan Menilai Menominasi Menafsirk Mengorek
label Menghitun Melatih kan an si
Memberi g Menggali Mendiagram Mempert Merencan
indeks Mengkontr Mengemukaka kan ahankan akan
Memasagk askan n Mengkorela Memerinc Memaduk
an Menjalin Mengadaptasi sikan i an
Membaca Mendiskusi Menyelidiki Menguji Mengukur Mendikte
Menamai kan Mempersoalka Mencerahka Merangku Membent
Menandai Mencontoh n n m uk
Menghafal kan Mengkonsepk Membagank Membukti Meningka
Meniru Mengemuk an an kan tkan
Mencatat akan Melaksanakan Menyimpulk Memvalid Menanggu
Mengulang Mempolak Memproduksi an asi langi
Mereprodu an Memproses Menjelajah Mengetes Menggene
ksi Memperlua Mengaitkan Memaksima Menduku ralisasi
Meninjau s Menyusun lkan ng Menggabu
Memilih Menyimpul Memecahkan Memerintah Memilih ngkan
Mentabulas kan Melakukan kan Memproy Merancan
i Memberi Meramalka Mensimulasik Mengaitkan eksikan g
kode n an Mentransfer Mengkriti Membatas
Menulis Merangku Mentabulasi Melatih k Merepara
Menyataka m Memproses Mengedit Mengarah si
n Menjabark Membiasakan Menemukan kan Membuat
Menelusuri an Mengklasifika Menyeleksi Memutus Menyiapk
Menggali si Mengoreksi kan an
Mengubah Menyesuaikan Mendeteksi Memisahk Memprod
Mempertah Mengoperasik Menelaah an uksi
ankan an Mengukur menimba Memperje
Mengartika Meramalkan Membangun ng las
n kan Merangku

230 |Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018


Menerangk Merasionalk m
an an Merekons
Menafsirka Mendiagnos truksi
n is Mengaran
Mempredik Memfokusk g
si an Menyusun
Melaporka Memadukan Mengkode
n Mengkom
Membedak binasikan
an Memfasili
tasi
Mengkons
truksi
Merumus
kan
Menghub
ungkan
Mencipta
kan
Menampil
kan

2) Ranah Afektif
Kartwohl & Bloom juga menjelaskan selain kognitif, terdapat ranah afektif
yang berhubungan dengan sikap, nilai, perasaan, emosi serta derajat
penerimaan atau penolakan suatu obyek dalam kegiatan pembelajaran
dan membagi ranah afektif menjadi 5 kategori yaitu seperti pada tabel
dibawah.

Tabel 4. Ranah Afektif

A1 Penerimaan semacam kepekaan dalam menerima


rangsangan atau stimulasi dari luar yang
datang pada diri peserta didik
A2 Menanggapi suatu sikap yang menunjukkan adanya
partisipasi aktif untuk mengikutsertakan
dirinya dalam fenomena tertentu dan
membuat reaksi terhadapnya dengan salah
satu cara.
A3. Penilaian memberikan nilai, penghargaan dan
kepercayaan terhadap suatu gejala atau
stimulus tertentu
A4. Mengelola konseptualisasi nilai-nilai menjadi sistem
nilai, serta pemantapan dan prioritas nilai
yang telah dimiliki

Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018| 231


A5 Karakterisasi keterpaduan semua sistem nilai yang telah
dimiliki seseorang yang mempengaruhi pola
kepribadian dan tingkah lakunya

Kata kerja operasional yang dapat digunakan dalam ranah afektif dapat
dilihat pada tabel sebagai berikut.

Tabel 5. Kata kerja operasional ranah Afektif [5]

Menerima Merespon (A2) Menghargai Mengorganisaikan Karakterisasi


(A1) (A3) (A4) Menurut Nilai
(A5)
Mengikuti Menyenangi Mengasumsikan Mengubah Membiasakan
Menganut Mengompromika Meyakini Menata Mengubah
Mematuhi n Menyambut Meyakinkan Membangun perilaku
Meminati Mendukung Memperjelas Membentuk- Berakhlak
Melaporkan Menekankan pendapat mulia Melayani
Memilih Memilah Memprakarsai Memadukan Mempengaruhi
Menolak Menyumbang Mengelola Mengkualifikasi
Menampilkan Mengimani Merembuk Membuktikan
Menyetujui Menegosiasi Memecahkan
Mengatakan

3) Ranah Psikomotor
Keterampilan proses psikomotor merupakan keterampilan dalam
melakukan pekerjaan dengan melibatkan anggota tubuh yang berkaitan
dengan gerak fisik (motorik) yang terdiri dari gerakan refleks,
keterampilan pada gerak dasar, perseptual, ketepatan, keterampilan
kompleks, ekspresif dan interperatif. Keterampilan proses psikomotor
dapat dilihat pada tabel di bawah.

Tabel 6. Proses Psikomotor

Imitasi berarti meniru tindakan seseorang


P1
Imitasi

P2 Manipulasi Manipulasi berarti melakukan keterampilan atau


menghasilkan produk dengan cara dengan
mengikuti petunjuk umum, bukan berdasarkan
observasi. Pada kategori ini, siswa dipandu

232 |Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018


melalui instruksi untuk melakukan keterampilan
tertentu
Presisi berarti secara independen melakukan
keterampilan atau menghasilkan produk dengan
P3 akurasi, proporsi, dan ketepatan. Dalam bahasa
Persisi
sehari-hari, kategori ini dinyatakan sebagai
“tingkat mahir”.

Artikulasi artinya memodifikasi keterampilan


atau produk agar sesuai dengan situasi baru,
P4 atau menggabungkan lebih dari satu
Artikulasi
keterampilan dalam urutan harmonis dan
konsisten.

Naturalisasi artinya menyelesaikan satu atau


lebih keterampilan dengan mudah dan membuat
keterampilan otomatis dengan tenaga fisik atau
P5 mental yang ada. Pada kategori ini, sifat aktivitas
Naturalisasi
telah otomatis, sadar penguasaan aktivitas, dan
penguasaan keterampilan terkait sudah pada
tingkat strategis (misalnya dapat menentukan
langkah yang lebih efisien).

Kata kerja operasional yang dapat digunakan pada ranah psikomotor


dapat dilihat seperti pada tabel di bawah.

Tabel 7. Kata kerja operasional ranah psikomotor .

Manipulasi Naturalisasi
Meniru (P1) Presisi (P3) Artikulasi (P4)
(P2) (P5)

Menyalin Kembali Menunjukk Membangun Mendesain


Mengikuti membuat an Mengatasi Menentukan
Mereplikasi Membangun Melengkapi Menggabungkan Mengelola
Mengulangi Melakukan Menyempu koordinat Menciptakan
Mematuhi Melaksanaka rnakan Mengintegrasikan
Mengaktifkan n Mengkalibr Beradaptasi
Menyesuaikan Menerapkan asi Mengembangkan
Menggabungk Mengoreksi Mengendali Merumuskan
an Mengatur Mendemonst kan Memodifikasi
Mengumpulka rasikan Mengalihka master Mensketsa
n Menimbang Merancang n
Memperkecil Melatih Menggantik
Mengubah Memperbaiki an
Memanipulas Memutar
i Mereparasi Mengirim
Memprodu

Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018| 233


ksi
Mencampur
Mengemas
Menyajikan

1) Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi


sebagai Critical and Creative thinking
John Dewey mengemukakan bahwa berpikir kritis secara esensial sebagai
sebuah proses aktif, dimana seseorang berpikir segala hal secara
mendalam, mengajukan berbaagai pertanyaan, menemukan informasi
yang relevan daripada menunggu informasi secara pasif (Fisher, 2009).
Berpikir kritis merupakan proses dimana segala pengetahuan dan
keterampilan yang dikerahkan dalam memecahkan persamalahan yang
muncul, mengambil keputusan, menganalisis semua asumsi yang muncul
dan melakukan investigasi atau penelitian berdasarkan data dan informasi
yang telah didapat sehingga menghasilkan informasi atau simpulan yang
diinginkan.
Tabel 8. 6 Elemen dasar tahapan keterampilan berpikir kritis, yaitu
FRISCO.

Elemen Definisi
F Focus Mengidentifikasi masalah dengan baik
Alasan-alasan yang diberikan bersifat logis atau tidak
R Reason untuk disimpulkan seperti yang telah ditentukan dalam
permasalahan
Jika alasan yang dikembangkan adlah tepat, maka alasan
I Inference tersebut harus cukup sampai pada kesimpulan yang
sebenarnya
S Membandingkan dengan situasi yang sebenarnya
Situation
Harus ada kejelasan istilah maupun penjelasan yang
C
Clarity digunakan pada argumen sehingga tidak terjadi
kesalahan dalam mengambil kesimpulan
Pengecekan terhadap sesuatu yang telah ditemukan,
O Overview
diputuskan, diperhatikan, dipelajari, dan disimpulkan.

Keterampilan berpikir kritis dan kreatif berperan penting dalam


mempersiapkan peserta didik agar menjadi pemecah masalah yang baik

234 |Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018


dan mampu membuat keputusan maupun kesimpulan yang matang dan
mampu dipertanggungjawabkan secara akademis.

2) Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi


sebagai Problem solving
Keterampilan berpikir tingkat tinggi sebagai problem solving diperlukan
dalam proses pembelajaran, karena pembelajaran yang dirancang dengan
pendekatan pembelajaran berorientasi pada keterampilan tingkat tinggi
tidak dapat dipisahkan dari kombinasi keterampilan berpikir dan
keterampilan kreativitas untuk pemecahan masalah. Keterampilan
pemecahan masalah merupakan keterampilan para ahli yang memiliki
keinginan kuat untuk dapat memecahkan masalah muncul pada
kehidupan sehari-hari, siswa secara individu akan memiliki keterampilan
pemecahan masalah yang berbeda dan dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Menurut Mourtos, Okamoto dan Rhee [16], ada enam aspek yang dapat
digunakan untuk mengukur sejauh mana keterampilan pemecahan
masalah siswa, yaitu:

a) Menentukan masalah, dengan mendefinisikan masalah, menjelaskan


permasalahan, menentukan kebutuhan data dan informasi yang
harus diketahui sebelum digunakan untuk mendefinisikan masalah
sehingga menjadi lebih detail, dan mempersiapkan kriteria untuk
menentukan hasil pembahasan dari masalah yang dihadapi.
b) Mengeksplorasi masalah, dengan menentukan objek yang
berhubungan dengan masalah, memeriksa masalah yang terkait
dengan asumsi dan menyatakan hipotesis yang terkait dengan
masalah.
c) Merencanakan solusi dimana siswa mengembangkan rencana untuk
memecahkan masalah, memetakan sub-materi yang terkait dengan
masalah, memilih teori prinsip dan pendekatan yang sesuai dengan
masalah, dan menentukan informasi untuk menemukan solusi.
d) Melaksanakan rencana, pada tahap ini siswa menerapkan rencana
yang telah ditetapkan.

Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018| 235


e) Memeriksa solusi, mengevaluasi solusi yang digunakan untuk
memecahkan masalah.
f) Mengevaluasi, dalam langkah ini, solusi diperiksa, asumsi yang
terkait dengan solusi dibuat, memperkirakan hasil yang diperoleh
ketika mengimplementasikan solusi dan mengkomunikasikan solusi
yang telah dibuat.

3) Kompetensi Keterampilan 4Cs


(Creativity, Critical thinking, Collaboration, Communication)
Pembelajaran abad 21 menggunakan istilah yang dikenal sebagai 4Cs
(critical thinking, communication, collaboration, and creativity), adalah
empat keterampilan yang telah diidentifikasi sebagai keterampilan abad
ke-21 (P21) sebagai keterampilan sangat penting dan diperlukan untuk
pendidikan abad ke-21.

Tabel 9. Peta kompetensi keterampilan 4Cs sesuai dengan P21 [12]

Framework 21st Century Skills Kompetensi Berpikir P21


Creativity Thinking and innovation Peserta didik dapat
menghasilkan, mengembangkan,
dan mengimplementasikan ide-
ide mereka secara kreatif baik
secara mandiri maupun
berkelompok.
Critical Thinking and Problem Peserta didik dapat
Solving mengidentifikasi, menganalisis,
menginterpretasikan, dan
mengevaluasi bukti-bukti,
argumentasi, klaim dan data-data
yang tersaji secara luas melalui
pengakajian secara mendalam,
serta merefleksikannya dalam
kehidupan seharihari.
Communication Peserta didik dapat
mengkomunikasikan ide-ide dan
gagasan secara efektif
menggunakan media lisan,
tertulis, maupun teknologi.
Peserta didik dapat bekerja sama
Collaboration dalam sebuah kelompok dalam
memecahkan permsalahan yang

236 |Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018


ditemukan
Information, Media and Technology Peserta didik dapat mengakses
Skills informasi dari berbagai sumber,
menilai informasi secara akurat,
dan menggunakan informasi
secara relevan.

4) Kerangka Kerja enGauge 21st skill


Perkembangan ilmu kognitif menunjukkan bahwa hasil yang diharapkan
dalam pembelajaran akan meningkat secara signifikan ketika peserta didik
terlibat dalam proses pembelajaran melalui pengalaman dunia nyata yang
otentik. Keterampilan enGauge Abad ke-21 dibangun penelitian yang
terus-menerus serta mejawab kebutuhan pembelajaran yang secara jelas
mendefinisikan apa yang diperlukan peserta didik agar dapat berkembang
di era digital saat ini.

Gambar 3. The enGauge list of 21st century skills. [11]

1) Digital Age Literacy/Era Literasi Digital


• Literasi ilmiah, matematika, dan teknologi dasar
• Literasi visual dan informasi
• Literasi budaya dan kesadaran global
2) Inventive Thinking/Berpikir Inventif

Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018| 237


• Adaptablility dan kemampuan untuk mengelola kompleksitas
• Keingintahuan, kreativitas, dan pengambilan risiko
• Berpikir tingkat tinggi dan alasan yang masuk akal
3) Effective Communication/Komunikasi yang Efektif
• Keterampilan, kolaborasi, dan interpersonal
• Tanggung jawab pribadi dan sosial
• Komunikasi interaktif
4) High Productivity/Produktivitas Tinggi
• Kemampuan untuk memprioritaskan, merencanakan, dan mengelola hasil
• Penggunaan alat dunia nyata yang efektif
• Produk yang relevan dan berkualitas tinggi

5) Kerangka konsep berpikir abad 21 di


Indonesia
Implementasi dalam merumuskan kerangka sesuai P21 bersifat
mutidisiplin, artinya semua materi dapat didasarkan sesuai kerangka P21.
Untuk melengkapi kerangka P21 sesuai dengan tuntutan Pendidikan di
Indoensia, berdasarkan hasil kajian dokumen pada UU Sisdiknas,
Nawacita, dan RPJMN Pendidikan Dasar, Menengah, dan Tinggi, diperoleh
2 standar tambahan sesuai dengan kebijakan Kurikulum dan kebijakan
Pemerintah, yaitu sesuai dengan Penguatan Pendidikan Karakter pada
Pengembangan Karakter (Character Building) dan Nilai Spiritual (Spiritual
Value). Secara keseluruhan standar P21 di Indonesia ini dirumuskan
menjadi Indonesian Partnership for 21 Century Skill Standard (IP-21CSS)

Tabel 10. Indonesian Partnership for 21 Century Skill Standard (IP-


21CSS)

Framework 21st IP-


Century Skills 21CSS Aspek

Creativity Thinking 4Cs • Berpikir secara kreatif


and innovation • Bekerja kreatif dengan lainnya
• Mengimplementasikan inovasi

Critical Thinking and • Penalaran efektif • Menggunakan

238 |Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018


Problem Solving sistem berpikir • Membuat penilaian
dan keputusan • Memecahkan
masalah

Communication and • Berkomunikasi secara jelas •


Collaboration Berkolaborasi dengan orang lain

Information, Media ICTs • Mengakses dan mengevaluasi


and Technology Skills informasi • Menggunakan dan
menata informasi • Menganalsis dan
menghasilkan media
• Mengaplikasikan teknologi secara
efektif
Character Building • Menunjukkan perilaku scientific
attitude (hasrat ingin tahu, jujur,
teliti, terbuka dan penuh kehati-
hatian) • Menunjukan penerimaan
terhadap nilai moral yang berlaku di
masyarakat
Spiritual Values • Menghayati konsep ke-Tuhanan
melaui ilmu pengetahuan •
Menginternalisasikan nilai-nilai
spiritual dalam kehidupan sehari-hari

6) Contoh Desain Pembelajaran


menggunakan 4Cs
Dalam proses perencanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru, 4Cs
dapat digunakan dan dipetakan dalam perencanaan pembelajaran, berikut
adalah contoh yang dapat dijabarkan dari persiapan pembelajaran.

Tabel 11. 4Cs dari IPK KD Pengetahuan

KD Pengetahuan
4Cs Indikator Pencapaian
Kompetensi
Creativity
Critical Thinking
Communication
Collaboration

Tabel 12. 4Cs dari IPK KD Keterampilan

KD Keterampilan

Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018| 239


4Cs Indikator Pencapaian
Kompetensi
Creativity
Critical Thinking
Communication
Collaboration

7) Amanat kurikulum 2013 melalui


pendekatan saintifik
Proses pembelajaran dapat dipadankan dengan suatu proses ilmiah,
karena itu Kurikulum 2013 mengamanatkan esensi pendekatan saintifik
dalam pembelajaran. Pendekatan saintifik diyakini sebagai titian emas
perkembangan dan pengembangan sikap, pengetahuan, dan keterampilan
peserta didik. Dalam pendekatan atau proses kerja yang memenuhi
kriteria ilmiah, para ilmuan lebih mengedepankan penalaran induktif
(inductive reasoning) yang memandang fenomena atau situasi spesifik
untuk kemudian menarik simpulan secara keseluruhan.
Metode ilmiah merujuk pada teknik-teknik investigasi atas suatu
fenomena/gejala, memperoleh pengetahuan baru, atau mengoreksi dan
memadukan pengetahuan sebelumnya. Untuk dapat disebut ilmiah,
metode pencarian (method of inquiry) harus berbasis pada bukti-bukti
dari objek yang dapat diobservasi, empiris, dan terukur dengan prinsip-
prinsip penalaran yang spesifik. Metode ilmiah pada umumnya memuat
serangkaian aktivitas pengumpulan data melalui observasi, eksperimen,
mengolah informasi atau data, menganalisis, kemudian memformulasi,
dan menguji hipotesis.

Proses pembelajaran saintifik memuat aktivitas:


a. mengamati;
b. menanya;
c. mengumpulkan informasi/mencoba;
d. mengasosiasikan/mengolah informasi; dan
e. mengomunikasikan. Kelima aktivitas pembelajaran tersebut dapat
dirinci dalam berbagai kegiatan belajar sebagaimana tercantum dalam
tabel berikut:

240 |Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018


Tabel 13. Keterkaitan antara Langkah Pembelajaran dengan
Kegiatan Belajar dan Maknanya.

Aktivitas Kegiatan Belajar Kompetensi yang


Dikembangkan
Mengamati Melihat, mendengar, Melatih kesungguhan,
meraba, membau ketelitian, mencari
informasi
Menanya Mengajukan pertanyaan Mengembangkan
tentang informasi yang kreativitas, rasa ingin
tidak dipahami dari apa tahu, kemampuan
yang diamati atau merumuskan
pertanyaan untuk pertanyaan untuk
mendapatkan informasi membentuk pikiran
tambahan tentang apa yang kritis yang perlu untuk
diamati (dimulai dari hidup cerdas dan
pertanyaan faktual sampai belajar sepanjang hayat
ke pertanyaan yang bersifat
hipotetik)
Mengumpulkan - melakukan eksperimen - Mengembangkan sikap
informasi/ membaca sumber lain selain teliti, jujur, sopan,
eksperimen buku teks - mengamati menghargai pendapat
objek/kejadian/ - aktivitas - orang lain, kemampuan
wawancara dengan berkomunikasi,
narasumber menerapkan
kemampuan
mengumpulkan
informasi melalui
berbagai cara yang
dipelajari,
mengembangkan
kebiasaan belajar dan
belajar sepanjang hayat.

Mengasosiasika - mengolah informasi yang Mengembangkan sikap


n/ mengolah sudah dikumpulkan baik jujur, teliti, disiplin, taat
informasi terbatas dari hasil kegiatan aturan, kerja keras,
mengumpulkan/eksperimen kemampuan
mau pun hasil dari kegiatan menerapkan prosedur
mengamati dan kegiatan dan kemampuan
mengumpulkan informasi. - berpikir induktif serta
Pengolahan informasi yang deduktif dalam
dikumpulkan dari yang menyimpulkan.
bersifat menambah
keluasan dan kedalaman
sampai kepada pengolahan
informasi yang bersifat

Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018| 241


Aktivitas Kegiatan Belajar Kompetensi yang
Dikembangkan
mencari solusi dari berbagai
sumber yang memiliki
pendapat yang berbeda
sampai kepada yang
bertentangan.

Mengomunikasi Menyampaikan hasil Mengembangkan sikap


kan pengamatan, kesimpulan jujur, teliti, toleransi,
berdasarkan hasil analisis kemampuan berpikir
secara lisan, tertulis, atau sistematis,
media lainnya mengungkapkan
pendapat dengan
singkat dan jelas, dan
mengembangkan
kemampuan berbahasa
yang baik dan benar.

2. Penentuan Model Pembelajaran


Implementasi Kurikulum 2013 menurut Permendikbud No. 22 Tahun 2016
tentang Standar Proses, menggunakan 3 (tiga) model pembelajaran yang
diharapkan dapat membentuk perilaku saintifik, sosial serta mengembangkan
rasa keingintahuan. Ketiga model tersebut adalah (1) model Pembelajaran
Berbasis Masalah (Problem Based Learning/PBL), (2) model Pembelajaran
Berbasis Projek (Project Based Learning/PjBL), dan (3) model Pembelajaran
Melalui Penyingkapan/Penemuan (Discovery/Inquiry Learning), selain 3 model
yang tercantum dalam Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 yang dapat
digunakan guru dalam mengembangkan pembelajaran di kelas, model
pembelajaran lainnya itu seperti Jigsaw, Numbered Head Together (NHT), Make
a Match, Think-Pair-Share (TPS), Group Investigation (GI), Example not
Example, Picture and Picture, dan lainnya. Model-model tersebut ada pada
pendekatan Cooperative Learning.

a. Model Discovery Learning


Model pembelajaran penyingkapan (Discovery Learning) adalah memahami
konsep, arti, dan hubungan, melalui proses intuitif untuk akhirnya sampai

242 |Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018


kepada suatu kesimpulan. Discovery terjadi bila individu terlibat, terutama
dalam penggunaan proses mentalnya untuk menemukan beberapa konsep dan
prinsip. Discovery dilakukan melalui observasi, klasifikasi, pengukuran,
prediksi, penentuan dan inferi. Proses tersebut disebut cognitive process
sedangkan discovery itu sendiri adalah the mental process of assimilating
concepts and principles in the mind (Robert B. Sund dalam Malik, 2001:219).

Langkah kerja (syntax) model pembelajaran penyingkapan/penemuan adalah


sebagai berikut:
1) Pemberian rangsangan (Stimulation);
2) Pernyataan/Identifikasi masalah (Problem Statement);
3) Pengumpulan data (Data Collection);
4) Pengolahan data (Data Processing);
5) Pembuktian (Verification), dan
6) Menarik simpulan/generalisasi (Generalization).

Berdasarkan sintaks tersebut, langkah-langkah pembelajaran discovery


learning yang bisa dirancang oleh guru adalah sebagai berikut:

LANGKAH KERJA AKTIVITAS GURU AKTIVITAS SISWA


Pemberian rangsangan Guru memulai kegiatan
Peserta didik
(Stimulation) pembelajaran dengandihadapkan pada
mengajukan sesuatu yang
pertanyaan, anjuran
menimbulkan
membaca buku, dan kebingungannya,
aktivitas belajar
kemudian dilanjutkan
lainnya yang mengarah
untuk tidak memberi
pada persiapan
generalisasi, agar
pemecahan masalah timbul keinginan untuk
menyelidiki sendiri.
-Stimulasi pada fase ini
berfungsi untuk
menyediakan kondisi
interaksi belajar yang
dapat mengembangkan
dan membantu siswa
dalam mengeksplorasi
bahan.
Pernyataan/ Guru memberi Permasalahan yang
Identifikasi masalah kesempatan kepada dipilih itu selanjutnya

Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018| 243


(Problem Statement) siswa untuk harus dirumuskan
mengidentifikasi dalam bentuk
sebanyak mungkin pertanyaan, atau
agenda-agenda hipotesis, yakni
masalah yang relevan pernyataan sebagai
dengan bahan jawaban sementara
pelajaran, kemudian atas pertanyaan yang
salah satunya dipilih diajukan
dan dirumuskan dalam
bentuk hipotesis
(jawaban sementara
atas pertanyaan
masalah).

Pengumpulan data Ketika eksplorasi


Pada tahap ini
(Data Collection) berlangsung guru juga
berfungsi untuk
memberi kesempatan menjawab pertanyaan
kepada para siswa atau membuktikan
untuk mengumpulkan benar tidaknya
informasi yang relevan
hipotesis. Dengan
sebanyak-banyaknya demikian peserta didik
untuk membuktikan
diberi kesempatan
benar atau tidaknya untuk mengumpulkan
hipotesis. (collection) berbagai
informasi yang relevan,
membaca literatur,
mengamati objek,
wawancara dengan
nara sumber,
melakukan uji coba
sendiri dan sebagainya.
Pengolahan data (Data Guru melakukan Pengolahan data
Processing) bimbingan pada saat merupakan kegiatan
siswa melakukan mengolah data dan
pengolahan data. informasi baik melalui
wawancara, observasi,
dan sebagainya, lalu
ditafsirkan. Semua
informasi hasil bacaan,
wawancara, observasi,
dan sebagainya,
semuanya diolah,
diacak,
diklasifikasikan,
ditabulasi, bahkan bila
perlu dihitung dengan
cara tertentu serta
ditafsirkan pada
tingkat kepercayaan

244 |Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018


tertentu.

Pembuktian Verifikasi bertujuan Peserta didik


(Verification) agar proses belajar melakukan
akan berjalan dengan pemeriksaan secara
baik dan kreatif jika cermat untuk
guru memberikan membuktikan benar
kesempatan kepada atau tidaknya hipotesis
siswa untuk yang ditetapkan tadi
menemukan suatu dengan temuan
konsep, teori, aturan alternatif, dihubungkan
atau pemahaman dengan hasil
melalui contoh-contoh pengolahan data.
yang ia jumpai dalam
kehidupannya.

Menarik simpulan/gen Menarik kesimpulan Berdasarkan hasil


eralisasi (Generalizatio adalah proses menarik verifikasi maka
n) sebuah kesimpulan dirumuskan prinsip-
yang dapat dijadikan prinsip yang
prinsip umum dan mendasari
berlaku untuk semua generalisasi.
kejadian atau masalah
yang sama, dengan
memperhatikan hasil
verifikasi.

b. Model Inquiry Learning Terbimbing


Model pembelajaran yang dirancang membawa peserta didik dalam proses
penelitian melalui penyelidikan dan penjelasan dalam setting waktu yang
singkat (Joice&Wells, 2003).
Model pembelajaran Inkuiri merupakan kegiatan pembelajaran yang
melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan peserta didik untuk mencari
dan menyelidiki sesuatu secara sistematis kritis dan logis sehingga mereka
dapat merumuskan sendiri temuannya.

Sintak/tahap model inkuiri meliputi:


1) Orientasi masalah;
2) Pengumpulan data dan verifikasi;
3) Pengumpulan data melalui eksperimen;
4) Pengorganisasian dan formulasi eksplanasi, dan

Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018| 245


5) Analisis proses inkuiri.

Rambu-rambu penentuan model penyingkapan/penemuan:


a. Pernyataan KD-3 dan KD-4 mengarah ke pencarian atau penemuan;
b. Pernyataan KD-3 lebih menitikberatkan pada pemahaman pengetahuan
faktual, konseptual, prosedural, dan dimungkinkan sampai metakognitif;
c. Pernyataan KD-4 pada taksonomi mengolah dan menalar

c. Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)


Model pembelajaran berbasis masalah merupakan pembelajaran yang
menggunakan berbagai kemampuan berpikir dari peserta didik secara individu
maupun kelompok serta lingkungan nyata untuk mengatasi permasalahan
sehingga bermakna, relevan, dan kontekstual (Tan Onn Seng, 2000).
Tujuan PBL adalah untuk meningkatkan kemampuan dalam menerapkan
konsepkonsep pada permasalahan baru/nyata, pengintegrasian konsep High
Order Thinking Skills (HOT’s), keinginan dalam belajar, mengarahkan belajar
diri sendiri dan keterampilan(Norman and Schmidt).

Karakteristik yang tercakup dalam PBM menurut Tan (dalam Amir, 2009)
antara lain: (1) masalah digunakan sebagai awal pembelajaran; (2) biasanya
masalah yang digunakan merupakan masalah dunia nyata yang disajikan secra
mengambang (illstructured); (3) masalah biasanya menuntut perspektif
majemuk (multipleperspective); (4) masalah membuat pembelajar tertantang
untuk mendapatkan pembelajaran di ranah pembelajaran yang baru; (5) sangat
mengutamakan belajar mandiri; (6) memanfaatkan sumber pengetahuan yang
bervariasi, tidak dari satu sumber saja, dan (7) pembelajarannya kolaboratif,
komunikatif dan kooperatif. Karakteristik ini menuntut peserta didik untuk
dapat menggunakan kemampuan berpikir tingkat tinggi, terutama kemampuan
pemecahan masalah.
Pada PBM guru berperan sebagai guide on the side daripada sage on the stage.
Hal ini menegaskan pentingnya bantuan belajar pada tahap awal pembelajaran.
Peserta didik mengidentifikasi apa yang mereka ketahui maupun yang belum
berdasarkan informasi dari buku teks atau sumber informasi lainnya.

246 |Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018


Sintak model Problem-Based Learning menurut Arends (2012) sebagai berikut:
1) Orientasi peserta didik pada masalah
2) Mengorganisasikan peserta didik untuk belajar
3) Membimbing penyelidikan individu maupun kelompok
4) Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
5) Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah

Berdasarkan sintaks tersebut, langkah-langkah pembelajaran berbasis masalah


yang bisa dirancang oleh guru adalah sebagai berikut:

Tabel 20. langkah-langkah problem based learning

LANGKAH KERJA AKTIVITAS GURU AKTIVITAS SISWA

Orientasi peserta didik Guru menyampaikan Kelompok mengamati dan


pada masalah masalah yang akan memahami masalah yang
dipecahkan secara disampaikan guru atau
kelompok. Masalah yang diperoleh dari bahan
yang diangkat bacaan yang disarankan.
hendaknya kontekstual.
Masalah bisa ditemukan
sendiri oleh siswa
melalui bahan bacaan
atau lembar kegiatan.
Mengorganisa sikan Guru memastikan setiap Siswa berdiskusi dan
peserta didik untuk anggota memahami membagi tugas untuk
belajar tugas masing-masing. mencari
data/bahanbahan/alat
yang diperlukan untuk
menyelesaikan masalah.
Membimbing Guru memantau Siswa melakukan
penyelidikan individu keterlibatan siswa penyelidikan (mencari
maupun kelompok dalam pengumpulan data/referensi/sumber
data/bahan selama untuk bahan diskusi
proses penyelidikan kelompok.

Mengembangk an dan Guru memantau diskusi Kelompok melakukan


menyajikan hasil karya dan membimbing diskusi untuk
pembuatan laporan menghasilkan solusi
sehingga karya setiap pemecahan masalah dan
kelompok siap untuk hasilnya

Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018| 247


LANGKAH KERJA AKTIVITAS GURU AKTIVITAS SISWA

dipresentasikan dipresentasikan/disajikan
dalam bentuk karya.
Menganalisis dan Guru membimbing Setiap kelompok
mengevaluasi proses presentasi dan melakukan presentasi,
pemecahan masalah mendorong kelompok kelompok yang lain
memberikan memberikan apresiasi.
penghargaan serta Kegiatan dilanjutkan
masukan kepada dengan merangkum/
kelompok lain. Guru membuat kesimpulan
bersama siswa sesuai dengan masukan
menyimpulkan materi. yang diperoleh dari
kelompok lain.

Kelebihan model ini menurut Akinoglu & Tandogan [2] antara lain:
1) Pembelajaran berpusat pada peserta didik;
2) Mengembangkan pengendalian diri peserta didik;
3) Memungkinkan peserta didik mempelajari peristiwa secara
multidimensidan mendalam; d. Mengembangkan keterampilan
pemecahan masalah;
4) Mendorong peserta didik mempelajari materi dan konsep baru ketika
memecahkan masalah;
5) Mengembangkan kemampuan sosial dan keterampilan berkomunikasi
yang memungkinkan mereka belajar dan bekerja dalam tim;
6) Mengembangkan keterampilan berpikir ilmiah tingkat tinggi/kritis;
7) Mengintegrasikan teori dan praktek yang memungkinkan peserta didik
menggabungkan pengetahuan lama dengan pengetahuan baru;
8) Memotivasi pembelajaran;
9) Peserta didik memeroleh keterampilan mengelola waktu;
10)Pembelajaran membantu cara peserta didik untuk belajar sepanjang
hayat.

Rambu-rambu penemuan model hasil karya (Problem Based Learning dan


Project Based Learning):
1) Pernyataan KD-3 dan KD-4 mengarah pada hasil karya berbentuk jasa atau
produk;

248 |Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018


2) Pernyataan KD-3 pada bentuk pengetahuan metakognitif;
3) Pernyataan KD-4 pada taksonomi menyaji dan mencipta;
4) Pernyataan KD-3 dan KD-4 yang memerlukan persyaratan penguasaan
pengetahuan konseptual dan prosedura

d. Model Pembelajaran Project Based Learning


Model Project Based Learning adalah Model pembelajaran yang melibatkan
keaktifan siswa dalam memecahkan masalah, dilakukan secara berkelompok/
mandiri melalui tahapan ilmiah dengan batasan waktu tertentu yang
dituangkan dalam sebuah produk untuk selanjutnya dipresentasikan kepada
orang lain.
Karakteristik PjBL anata lain:
1) Penyelesaian tugas dilakukan secara mandiri dimulai dari tahap
perencanaan, penyusunan, hingga pemaparan produk
2) Siswa bertanggung jawab penuh terhadap proyek yang akan dihasilkan
3) Proyek melibatkan peran teman sebaya, guru, orang tua, bahkan
masyarakat
4) Melatih kemampuan berpikir kreatif
5) Situasi kelas sangat toleran dengan kekurangan dan perkembangan
gagasan

Tabel 21. Langkah kerja (sintaks) project-based learning adalah:

LANGKAH KERJA AKTIVITAS GURU AKTIVITAS SISWA


Pertanyaan Mendasar Guru menyampaikan Mengajukan pertanyaan
topik dan mengajukan mendasar apa yang
pertanyaan bagaimana harus dilakukan siswa
cara memecahkan terhadap topik/
masalah pemecahan masalah
Mendesain Perencanaan Guru memastikan setiap Siswa berdiskusi
Produk siswa dalam kelompok menyusun rencana
memilih dan pembuatan proyek
mengetahui prosedur pemecahan masalah
pembuatan proyek/ meliputi pembagian
produk yang akan tugas, persiapan alat,
dihasilkan bahan, media, sumber
yang dibutuhkan
Menyusun Jadwal Guru dan siswa Siswa menyusun jadwal

Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018| 249


Pembuatan membuat kesepakatan penyelesaian proyek
tentang jadwal dengan memperhatikan
pembuatan proyek batas waktu yang telah
(tahapantahapan dan ditentukan bersama
pengumpulan)

Memonitoring Keaktifan Guru memantau Siswa melakukan


dan Perkembangan keaktifan siswa selama pembuatan proyek
proyek melaksanakan proyek, sesuai jadwal, mencatat
memantau realisasi setiap tahapan,
perkembangan dan mendiskusikan masalah
membimbing jika yang muncul selama
mengalami kesulitan penyelesaian proyek
dengan guru
Menguji Hasil Guru berdiskusi tentang siswa, mengukur
prototipe proyek, ketercapaian standar
memantau keterlibatan Membahas kelayakan
proyek yang telah
dibuat dan membuat
laporan produk/ karya
untuk dipaparkan
kepada orang lain
Evaluasi Pengalaman Guru membimbing Setiap siswa
Belajar proses pemaparan memaparkan laporan,
proyek, menanggapi siswa yang lain
hasil, selanjutnya guru memberikan tanggapan,
dan siswa merefleksi/ dan bersama guru
kesimpulan menyimpulkan hasil
proyek

Penerapan project-based learning sebagai berikut:


a. Topik/ materi yang dipelajari siswa merupakan topik yang bersifat
kontekstual dan mudah didesain menjadi sebuah proyek/ karya yang
menarik
b. Siswa tidak digiring untuk menghasilkan satu proyek saja, (satu siswa
menghasilkan satu proyek)
b. Proyek tidak harus selesai dalam 1 pertemuan (diselesaikan 3-4
pertemuan)
c. Proyek merupakan bentuk pemecahan masalah sehingga dari pembuatan
proyek bermuara pada peningkatan hasil belajar
d. Bahan, alat, dan media yang dibutuhkan untuk membuat proyek
diusahakan tersedia di lingkungan sekitar dan diarahkan memanfaatkan

250 |Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018


bahan bekas/ sampah yang tidak terpakai agar menjadi bernilai guna
e. Penilaian autentik menekankan kemampuan merancang, menerapkan,
menemukan dan menyampaikan produknya kepada orang lain

3. StrategiMengembangkan Pembelajaran Berpikir Tingkat Tinggi


Dalam merencanakan pembelajaran berpikir tingkat tinggi kendala yang sering
muncul adalah menyiapkan kondisi lingkungan belajar yang mendukung
terciptakan proses berpikir dan tumbuh kembangnya sikap dan perilaku yang
efektif. Proses ini bisa dilakukan dengan menjalin kegiatan berpikir dengan
konten melalui kolaborasi materi, membuat kesimpulan, membangun
representasi, menganalisis dan membangun hubungan antar konsep (Lewis &
Smith, 1993).
Hal yang perlu diperhatikan dalam mengembangkan kemampuan berpikir
tingkat tinggi terletak pada konten/materi pembelajaran dan konteks peserta
didik. Apabila peserta didik belum siap untuk melakukan keterampilan berpikir
tingkat tinggi, maka perlu dibangun terlebih dahulu jembatan penghubung
antara proses berpikir tingkat rendah menuju berpikir tingkat tinggi. Caranya
adalah dengan membangun skemata dari pengetahuan awal yang telah
diperoleh sebelumnya dengan pengetahuan baru yang akan diajarkan. Setelah
terpenuhi, maka guru perlu mempersiapkan sebuah situasi nyata nyata yang
dapat menstimulasi proses berpikirtingkat tinggi dengan menciptakan dilema,
kebingungan, tantangan dan abiguitas dari permasalahan yang direncanakan
akan dihadapi peserta didik (King, Goodson & Rohani, 2006).

Tabel 22. Mengembangkan Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi

Level 3: Berpikir Tingkat Tinggi


Situasi Keterampilan Luaran
Mengaplikasikan
Sejumlah keadaan
sejumlah aturan atau
yang diciptakan Hasil dari proses berpikir, tidak
mentransformasikan
dengan merujuk dihasilkan dari respon hafalan
konsep yang diketahui
pada konteks atau pengalaman belajar
dalam situasi yang
kehidupan nyata sebelumnya
ada

 ambiguitas  analisis kompleks  argumen  rencana

Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018| 251


 tantangan  berpikir kreatif  komposisi  prediksi
 kebingungan  berpikir kritis  kesimpulan  prioritas
 dilema  membuat  konfirmasi  masalah
 ketidaksesuaian keputusan  keputusan  produk
 keraguan  evaluasi  penemuan  representasi
 hambatan  berpikir logis  rekomendasi  revolusi
 paradox  berpikir  dugaan  hasil
 masalah metakognitif  penjelasan  solusi
 puzzles  pemecahan masalah  hipotesis
 pertanyaaan  berpikir reflektif  wawasan
 ketidakmenentuan  eksperimen ilmiah  invensi
 penemuan ilmiah  menilai
 sintesis  performa
• analisis sistem
Level 2:
Jembatan Keterkaitan Skemata Scaffolding
Dilakukan dengan Jejaring konsep, Bimbingan, strukturisasi,
menggali organisasi, representasi visual dan verbal,
pengetahuan awal representasi untuk pemodelan berpikir tingkat
untuk dikaitkan ke mengorganisasi tinggi
dalam konteks pengetahuan baru
pengetahuan yang
baru
Level 1:

Prasyarat Keterampilan berpikir Sikap dan perilaku


Konten dan Konteks tingkat rendah

 konten mata  strategi kognitif  Sikap, kemampuan


pelajaran  pemahaman beradaptasi, toleransi
 istilah-istilah,  klasifikasi konsep terhadap risiko, fleksibilitas,
struktur, strategi  diskriminasi keterbukaan
dan kesalahan  menggunakan  Gaya kognitif
berpikir aturan rutin  Habit of mind
 strategi  analisis sederhana  Multiple inteligence
pengajaran dan  aplikasi sederhana
lingkungan belajar
(Diadaptasi dari King, Goodson & Rohani, 2006)

4. Langkah Desain Pembelajaran


Desain pembelajaran yang dikembangkan perlu diperhatikan langkah-langkah yang
sistimatis yang mengajak guru untuk merunut alur desain pembelajaran berorientasi
pada keterampilan bepikir tingkat tinggi.

Langkah-langkah strategis yang perlu diperhatikan dapat dilihat sebagai berikut,

252 |Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018


2. Menentukan dan menganalisis kompetensi dasar yang sesuai dengan
tuntutan Permendikbud nomor 24 tahun 2016 tentang Kompetensi Dasar
yang menjadi sasaran minimal yang akan dicapai sesuai Kompetensi Dasar.
Sesuai dengan format dibawah.

Tabel 23. Format pasangan KD pengetahuan dan keterampilan

Kompetensi Dasar Pengetahuan Kompetensi Dasar Keterampilan


<Nomor KD><KD Pengetahuan> <Nomor KD><KD Pengetahuan>

3. Tentukan target yang akan dicapai sesuai dengan Kompetensi Dasar, sesuai
dengan format dibawah, dengan cara memisahkan target kompetensi dengan
materi yang terdapat pada KD.

Tabel 24. Format pasangan KD pengetahuan dan keterampilan

NO KOMPETENSI DASAR TARGET KD


KD PENGETAHUAN
<KD Pengetahuan> <Target pengetahuan yang
diamanatkan oleh KD>
KD KETERAMPILAN
<KD Keterampilan> <Target keterampilan yang
diamanatkan oleh KD>

4. Proyeksikan dalam sumbu simetri seperi pada tabel Tabel 2. Kombinasi


dimensi pengathuan dan proses berpikir.
5. Perumusan Indikator Pencapaian Kompetensi dapat dilakukan dengan
mengikuti langkah sebagai berikut.
 Perhatikan dimensi proses kognitif dan dimensi pengetahuan yang
menjadi target yang harus dicapai peserta didik.
 Tentukan KD yang akan diturunkan menjadi IPK
 Menggunakan Kata Kerja Operasional yang sesuai untuk perumusan IPK
agar konsep materi dapat tersampaikan secara efektif. Gradasi IPK di
Identifikasi dari Low Order Thinking Skill (LOTS) menuju High Order
Thinking Skill (HOTS)
 Merumuskan IPK penunjang dan IPK kunci, sedangkan IPK pengayaan

Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018| 253


dirumuskan apabila kompetensi minimal KD sudah dipenuhi oleh peserta
didik.

Tabel 25. Format Perumusan IPK

KD TINGKAT PROSES MATERI INDIKATOR


KOMPETENSI BERIFIKIR DAN SUB PENCAPAIAN
KD (C1-C6) MATERI KOMPETENSI

KD Pengetahuan
Dimensi Proses IPK
Pengetahuan: Berpikir dan Penunjang:
dimensi
Proses pengetahuan: IPK Kunci:
Berpikir: <Gradasi
dimensi IPK
proses Pengayaan :
berfikir>
KD Keterampilan
Tingkat Langkah IPK
Proses Proses Penunjang:
Keterampilan: Keterampilan:
<Gradasi IPK Kunci:
dimensi
Keterampilan IPK
> Pengayaan:

 Merumuskan tujuan pembelajaran, apakah peningkatan kognitif,


psikomotor atau afektif. Perumusan tujuan pembelajaran harus jelas
dalam menunjukkan kecakapan yang harus dimiliki peserta didik. Tujuan
pembelajaran mengisyaratkan bahwa ada beberapa karakter kecakapan
yang akan dikembangkan guru dalam pembelajaran. Selain itu, tujuan
pembelajaran ini juga bertujuan untuk menguatkan pilar pendidikan.

 Langkah-langkah kegiatan pembelajaran berdasarkan model


pembelajaran:

a. Pahami KD yang sudah dianalisis


b. Pahami IPK dan materi pembelajaran yang telah dikembangkan

254 |Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018


c. Pahami sintak-sintak yang ada pada model pembelajaran,
rumuskan kegiatan pendahuluan yang meliputi Orientasi,
Motivasi, dan Apersepsi
d. Rumuskan kegiatan inti yang berdasarkan pada:
• IPK
• Karakteristik peserta didik
• Pendekatan saintifik
• 4C (creativity, critical thinking, communication, collaboration)
• PPK dan literasi
e. Rumuskan kegiatan penutup yang meliputi kegiatan refleksi baik
individual maupun kelompok.
• memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil
pembelajaran;
• melakukan kegiatan tindak lanjut
• menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran untuk
pertemuan berikutnya.
• Kegiatan penutup dapat diberikan penilaian akhir sesuai KD
bersangkutan
f. Tentukan sumber belajar berdasarkan kegiatan pembelajaran
g. Rumusan penilaian (formatif dan sumatif) untuk pembelajaran
yang mengaju kepada IPK

Tabel 26. Format Perumusan IPK

IPK IPK KEGIATAN SUMBER PENILA


PENGETAH KETERAMP PEMBELAJARAN BELAJAR/ IAN
UAN I LAN MEDIA
Pendahuluan <isi dengan
aktivitas detail>

Inti <isi dengan aktivitas


detail>

Penutup <isi dengan


aktivitas detail>

Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018| 255


Langkah desain pembelajaran dapat dilihat dari contoh dari perwakilan dari
setiap jenjang (SD, SMP, SMA, dan SMK)

Contoh Jenjang SMP


Mata Pelajaran : PJOK
Kelas : VII

Kompetensi Dasar Pengetahuan Kompetensi Dasar Keterampilan


3.1 Memahami gerak spesifik dalam 4.1 Mempraktikkan gerak spesifik
berbagai permainan bola besar dalam berbagai permainan bola
sederhana dan atau tradisional*) besar sederhana dan atau tradisional

a) Menentukan Target pada KD

NO KOMPETENSI DASAR TARGET KOMPETENSI DASAR


KD PENGETAHUAN
3.1 Memahami gerak spesifik dalam 1. Memahami gerak spesifik
berbagai permainan bola besar dalam berbagai permainan bola
sederhana dan atau tradisional*). besar sederhana.
KD KETERAMPILAN, KODE: 4.4
4.1 Mempraktikkan gerak spesifik dalam 1. Mempraktikkan gerak
berbagai permainan bola besar spesifik dalam berbagai
sederhana dan atau tradisional. permainan bola besar
sederhana.

b) Analisis KD 3.4
Menganalisis proses yang terjadi dalam sel Volta dan menjelaskan
kegunaannya

256 |Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018


Analisis KD dan Perumausan IPK pada Jenjang SMP Mata Pelajaran
PJOK Kelas VII
KD TINGKA PROSES MATE IPK
T BERIFI RI
KOMPE KIR DAN
TENSI (C1-C6) SUB
KD MATE
RI
KD PENGETAHUAN
3.1 Dimensi Proses Gerak IPK Penunjang:
Memahami Pengeta Berpikir spesifi 3.1.1 Menunjukkan gerak
gerak huan: dan k spesifik bolavoli
spesifik Prosudu dimensi permai 3.1.2 Menjelaskan gerak
dalam ral pengeta nan spesifik bolavoli
berbagai huan: bola 3.1.3 Menunjukkan gerak
permainan Menunju besar: spesifik sepakbola 3.1.4
bola besar kkan Menjelaskan gerak spesifik
sederhana (C1- 1. sepakbola
dan atau Prosedu Bolavol 3.1.5 Menunjukkan gerak
tradisional Tingkat ral) i 2. spesifik bolabasket 3.1.6
*). Proses Menjelas Sepakb Menjelaskan gerak spesifik
Berpikir kan (C2- ola 3. bolabasket
: Prosedu bolaba
Mengan ral) sket IPK Kunci:
alisis 3.1.7 Mensimulasikan gerak
(C4) Mensim spesifik bolavoli 3.1.8
ulasikan Mensimulasikan gerak spesifik
(C3Pros sepakbola 3.1.9
edural) Mensimulasikan gerak spesifik
bolabasket
IPK PENGAYAAN:

KD KETERAMPILAN
4.1 Proses Proses IPK Penunjang:
Memprakti Keteram Keteram 4.1.1 Mengikuti gerak spesifik
kka n gerak pila: pilan: bolavoli
spe sifik Mengiku 4.1.2 Melatih gerak spesifik
dalam Persisi( ti (P1) bolavoli
berbagai P3) Melatih 4.1.3 Mengikuti gerak spesifik
permainan (P2) sepakbola
bola besar Mempra 4.1.4 Melatih gerak spesifik
sederhana ktikkan sepakbola
dan atau (P3) 4.1.5 Mengikuti gerak spesifik
tradisional. bolabasket
4.1.6 Melatih gerak spesifik
bolabasket IPK

Kunci:
4.1.7 Mempraktikkan gerak

Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018| 257


spesifik bolavoli 4.1.8
Mempraktikkan gerak spesifik
sepakbola 4.1.9
Mempraktikkan gerak spesifik
bolabasket
PENGAYAAN:

c) Perumusan Kegiatan Pembelajaran Berdasarkan Model Pembelajaran


Tujuan Pembelajaran:

Melalui pendekatan saintifik dengan menggunakan model pembelajaran


Discovery Learning, peserta didik dapat menganalisis kespontanan reaksi,
bagan sel volta, reaksi sel volta, beda potensial sel, deret volta dan
menjelaskan kegunaannya dengan berpikir kritis, kreatif dan terampil
merancang sel volta dengan menggunakan bahan sekitar serta mampu
mengomunikasikannya dalam bentuk poster hasil kerjasama kelompok.

Pertemuan ke: 1

IPK IPK KEGIATAN PEMBELAJARAN SUMBER PENILAIA


PENGET KETER BELAJAR/ N
AHUAN AMPIL MEDIA
AN
Pendahuluan: • Video 1. Sikap:
1. Mempersilahkan peserta teknik observasi
didik untuk memberi salam dasar 2.
dan berdo’a; permainan Pengetahua
2. Mengecek kehadiran; bolavoli • n:
3. Mengkondisikan suasana Buku Siswa penugasan,
belajar yang menyenangkan; • LK • tes tertulis
4. Mendiskusikan kompetensi Projector 3.
yang sudah dipelajari dan Keterampil
menyampaikan kompetensi a n: unjuk
yang akan dicapai dan kerja/prakt
manfaatnya dalam ik
kehidupan sehari-hari
berkaitan dengan permainan
bola besar sederhana dan
atau tradisional
5. Menyampaikan garis besar
cakupan materi permainan
bola besar sederhana dan
atau tradisional;
6. Menyampaikan metode

258 |Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018


pembelajaran dan teknik
penilaian yang akan
digunakan saat membahas
materi permainan bola besar
sederhana dan atau
tradisional;
7. Mengelompokan peserta
didik melalui permainan.
I.1.1 M 4.1.1 Inti:
enunjuk Mengik 1. Pemberian rangsangan
kan uti (Stimulation); peserta didik
gerak gerak menyaksikan dan mengamati
spesifik spesifi secara rinci gerak gerak
permain k spesifik permainan bolavoli
an permai pada video teknik dasar
bolavoli nan permainan bolavoli.
3.1.2 bolavol 2. Pernyataan/Identifikasi
Menjela i masalah (Problem
skan 4.1.2 Statement); setiap peserta
gerak Melatih didik menyimpulkan hasil
spesifik gerak pengamatan secara rinci
I.1.2 p spesifi gerak gerak spesifik
ermaina k permainan bolavoli dengan
n permai mengerjakan lembar kerja
bolavoli nan (LK) untuk menunjukkan,
3.1.3 bolavol menjelaskan dan
Mensim i 4.1.3 mensimulasikan gerak
ulasika Mempr spesifik permainan bolavoli.
n gerak aktik 3. Pengumpulan data (Data
spesifik kan Collection); peserta didik
permain gerak berdiskusi secara kelompok
an spesifi untuk saling melengkapi
bolavoli k data dalam menunjukkan,
permai menjelaskan dan
nan mensimulasikan gerak
bolavol spesifik permainan bolavoli.
i 4. Pengolahan data (Data
Processing); peserta didik
mencoba mengikuti dan
melatih gerak spesifik
permainan bolavoli sesuai
video yang sudah
ditayangkan dan data yang
telah diperoleh sebelumnya
di dalam kelompok masing-
masing.
5. Pembuktian (Verification),
Peserta didik mengecek
kebenaran dengan

Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018| 259


melakukan gerak spesifik
permainan bolavoli
dihadapan kelompok lain
dan saling memberikan
masukan secara bergantian.
6. Menarik simpulan /
generalisasi
(Generalization); peserta
didik menyerahkan hasil
diskusi kelompok berupa
laporan (LK) serta
melakukan gerak spesifik
permainan bolavoli secara
sederhana berkelompok dan
didokumentasikan.
Penutup:
1. Peserta didik menyimpulkan
kebermanfaatan
pembelajaran tentang gerak
spesifik permainan bolavoli
yang telah dilakukan.
2. Guru memberikan refleksi
dari pembelajaran dan
menginformasikan kepada
peserta didik untuk
mempelajari materi yang
akan dibahas dipertemuan
berikutnya;
3. Mempersilahkan peserta
didik untuk berdo’a dan
memberi salam.

5. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) menurut Permendikbud Nomor


22 Tahun 2016 Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar Dan Menengah
adalah rencana kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan
atau lebih. RPP dikembangkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan
pembelajaran peserta didik dalam upaya mencapai Kompetensi Dasar (KD).
Setiap pendidik pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara
lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif,
inspiratif, menyenangkan, menantang, efisien, memotivasi peserta didik

260 |Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018


untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi
prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan
perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. RPP disusun berdasarkan
KD atau subtema yang dilaksanakan kali pertemuan atau lebih. Penyusunan
RPP yang dilakukan oleh Guru, wajib memperhatikan Program Tahunan
(Prota) dan Program Semester (Prosem), agar penyusunan RPP dapat lebih
terukur terutama pada pemetaan KD dalam satu semester. Merujuk pada
Permendikbud, komponen RPP yang disesuaikan dan perlu diperhatikan
adalah sebagai berikut:
1. Identitas
Identitas Sekolah : ( diisi nama sekolah )
Mata pelajaran : (diisi dengan mata pelajaran )
Kelas/Semester : (diisi dengan kelas sesuai)
Materi Pokok : diisi dengan materi pokok yang dirumuskan dari KD)
Tahun pelajaran : (diisi dengan tahun pelajaran berjalan)
Alokasi Waktu : (diisi melalui anailisa estimasi waktu) Penentuan
alokasi waktu sebaiknya melalui analisis dari waktu yang dibutuhkan
untuk pencapaian tiap IPK.

2. Kompetensi Inti Kompetensi inti dituliskan dengan cara menyalin dari


Permendikbud Nomor 21 Tahun 2016 tentang Standar Isi.
3. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR
DARI KI 3 DARI KI 4
Lihat dalam Lihat dalam
Permendikbud Nomor 24 Permendikbud Nomor
Tahun 2016Contoh 24 Tahun 2016Contoh
3.11 .........dst 4.11 ......dst
Indikator Pencapaian Indikator Pencapaian
kompetensi Merupakan Kompetensi Merupakan
penjabaran dari KD penjabaran dari KD
dengan memperhatikan dengan memperhatikan
hirarkhi KKO. Cara hirarkhi KKO. Cara
menjabarkan IPK dari KD menjabarkan IPK dari

Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018| 261


Contoh3.11.1...3.2.2...dst KD Contoh
4.11.1....4.2.2 ....dst

4. Tujuan Pembelajaran
Perumusan tujuan pembelajaran harus jelas dalam menunjukkan kecakapan
yang harus dimiliki peserta didik. Tujuan pembelajaran mengisyaratkan
bahwa ada beberapa karakter kecakapan yang akan dikembangkan guru
dalam pembelajaran. Selain itu, tujuan pembelajaran ini juga bertujuan untuk
menguatkan pilar pendidikan.
5. Materi
Materi pokok dapat dirumuskan dari Kompetensi Dasar, sedangkan materi
ajar dirumuskan dari indikator pencapaian kompetensi. Secara rinci menjadi
lampiran RPP. Selain itu, perlu diperhatikan juga materi pembelajaran yang
dapat memfasilitasi peserta didik untuk belajar lebih luas (broad based
learning) serta memanfaatkan berbagai sumber belajar, termasuk sumber
belajar digital dan sumber belajar berupa alam atau lingkungan masyarakat
(community based learning) seperti telah dijelaskan pada modul
sebelumnya.
6. Media/alat Pembelajaran
Media pembelajaran merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari proses
pembelajaran untuk mencapai kompetensi yang menjadi tuntutan dalam
pembelajaran. Media/alat pembelajaran sebagai sarana bagi guru dalam
melaksanakan pembelajaran di kelas. Media/alat pembelajaran akan
mempengaruhi iklim belajar, kondisi dan lingkungan belajar yang ditata dan
dikelola oleh guru. Dalam memilih media pembelajaran harus
mempertimbangkan prinsip psikologi peserta didik, antara lain motivasi,
perbedaan individu, emosi, partisipasi umpan balik, penguatan dan
penerapan. Penggunaan media/alat pembelajaran dapat mengatasi
keterbatasan indera, ruang dan waktu ADGV
7. Bahan dan Sumber Belajar
Bahan dan sumber belajar adalah semua bahan dan sumber yang dapat
digunakan oleh peserta didik dalam belajar, baik secara terpisah maupun

262 |Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018


secara terkombinasi sehingga mempermudah peserta didik untuk mencapai
kompetensi tertentu. Bahan dan Sumber belajar dapat berupa buku, data,
orang, lingkungan, alam dan sebagainya. Penulisan sumber belajar di RPP
harus jelas dan pasti.
8. Metode Pembelajaran
Contoh:
Pendekatan : Saintifik
Model Pembelajaran : Sintesis Pedagoge, genre Saintifik, CLIL
Metode : diskusi, tanya jawab, penugasan

9. Kegiatan Pembelajaran
Peserta didik mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan serta
menerapkannya dalam berbagai situasi, di sekolah, keluarga, dan
masyarakat. Proses tersebut berlangsung melalui kegiatan tatap muka di
kelas, kegiatan terstruktur, dan kegiatan mandiri. Kegiatan tatap muka
merupakan kegiatan yang dipetakan dalam pertemuan. Setiap pertemuan
memuat kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup.
a. Kegiatan yang dilakukan dalam kegiatan pendahuluan:
 menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti
proses pembelajaran; • memberi motivasi belajar peserta didik
secara kontekstual sesuai manfaat dan aplikasi materi ajar dalam
kehidupan sehari-hari, dengan memberikan contoh dan
perbandingan lokal, nasional dan internasional, serta disesuaikan
dengan karakteristik dan jenjang peserta didik;
 mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan
sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari;
 menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang
akan dicapai; danmenyampaikan cakupan materi dan penjelasan
uraian kegiatan sesuai silabus dan RPP
b. Kegiatan yang dilakukan dalam kegiatan inti
Dalam kegiatan inti memuat hal-hal yang berkaitan dengan pendekatan
dan metode/model. Yang harus diperhatikan adalah karakteristik dari
setiap model pembelajaran disesuaikan dengan kompetensi dasar yang

Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018| 263


diusung dalam pembelajaran. Dalam kegiatan inti harus nampak bahwa
peserta didik menjadi pusat pembelajaran, atau pelaku pembelajaran.
Dalam kegiatan inti harus nampak tahapan yang dilakukan peserta
didik dari model atau metode pembelajaran yang dilakukan. Kegiatan
inti yang dirancang juga mencakup penilaian for learning, atau
penilaian yang berada pada proses
c. Kegiatan yang dilakukan dalam Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru bersama peserta didik baik secara
individual maupun kelompok melakukan refleksi untuk mengevaluasi:
• seluruh rangkaian aktivitas pembelajaran dan hasil-hasil yang
diperoleh untuk selanjutnya secara bersama menemukan manfaat
langsung maupun tidak langsung dari hasil pembelajaran yang telah
berlangsung;
• memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;
• melakukan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pemberian tugas,
baik tugas
• individual maupun kelompok; dan
• menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran untuk pertemuan
berikutnya.
• Kegiatan penutup dapat diberikan penilaian akhir sesuai KD
bersangkutan.pembelajaran sehingga menjadi penilaian formatif
bagi pembelajaran yang di laksakanan.

10. Penilaian Penilaian dalam RPP mengukur ketercapaian indikator


pencapaian kompetensi. Penilaian untuk mengukur ketercapaian
indikator dapat dilakukan dengan beberapa tehnik penilaian. Untuk lebih
mudah dalam melaksanakan penilaian, sebaiknya dari indikator
pencapaian kompetensi dijabarkan ke dalam indikator soal dalam bentuk
kisikisi, contohnya dalam perencanaan penilaian di atas. Instrumen
penilaian menjadi lampiran RPP.

6. Penilaian Dan Evaluasi Pembelajaran

264 |Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018


Pada penyusunan RPP, dilampirkan juga instrumen penilaiannya. Sebelum
mneyusun instrumen penilaian, terlebih dahulu disusun kisi-kisinya. Adapun
format kisi-kisi adalah sebagai berikut: Tabel 27. Format Kisi-Kisi
Penyusunan Soal
NO KOMPETENSI MATERI LEVEL BENTUK FORMA
DASAR INDIK KOGNI SOAL TIF/
ATOR TIF*) NO. SOAL SUMATI

Keterangan: *)
Level kognitif 1 = pengetahuan/pemahaman (C1-2)
Level kognitif 2 = aplikasi/penerapan (C3)
Level kognitif 3 = penalaran (C4-6)
Jenis penilaian antara lain: (1) penilaian sikap, (2) penilaian pengetahuan, dan
(3) penilaian keterampilan

1. Penilaian sikap
Penilaian sikap dilakukan dengan melakukan observasi maupun wawancara
yang dicatat dalam jurnal perkembangan sikap. Untuk bahan konfirmasi bisa
dilakukan penilaian diri atau penilaian antar teman. Catatan perkembangan
sikap hasil pengamatan didokumentasikan dengan menggunakan jurnal
dengan format sebagai berikut:

NO HARI/ NAMA KEJADIAN/ BUTIR POS/NEG TINDAK


TANGGAL PERILAKU SIKAP (+/-) LANJUT

Keterangan:
1. Nomor urut
2. Hari dan tanggal kejadian
3. Nama siswa yang menunjukkan perilaku yang menonjol baik positif maupun
negatif.

Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018| 265


4. Catatan kejadian atau perilaku yang menonjol baik positif maupun negatif.
5. Diisi dengan butir sikap dari catatan pada kolom kejadian.
6. Diisi dengan (+) untuk sikap positif dan (–) untuk sikap negate

2. Penilaian pengetahuan
Penilaian pengetahuan dilakukan dengan menggunakan tes tulis, lisan maupun
penugasan. Tes tulis bisa berbentuk pilihan ganda maupun uraian. Untuk
menyusun soal HOTS perlu dipersiapkan: (1) stimulus yang menarik dan
kontekstual; (2) menulis butir pertanyaan sesuai dengan kaidah penulisan
butir soal; dan (3) membuat pedoman penskoran atau kunci jawaban.

2. Penilaian keterampilan
Penilaian keterampilan dilakukan dengan menggunakan tes kinerja (unjuk
kerja), proyek dan portofolio. Penilaian kinerja merupakan penilaian untuk
melakukan suatu tugas dengan mengaplikasikan pengetahuan dan
keterampilan yang dibutuhkan. Pada penilaian kinerja, penekanan
penilaiannya dapat dilakukan pada proses atau produk. Pada saat penyusunan
instrumen penilaian kinerja, perlu disiapkan pula rubrik penilaiannya. Untuk
penilaian proyek, tugas yang harus diselesaikan memerlukan periode/waktu
tertentu. Tugas proyek bisa berupa rangkaian kegiatan mulai dari (1)
perencanaan, (2) pengumpulan data, (3) pengorganisasian, (4) pengolahan,
(5) penyajian data, dan (6) pelaporan. Sedangkan untuk portofolio, bisa
berupa kumpulan dokumen atau teknik penilaian

D. AKTIVITAS PEMBELAJARAN

Materi Pelatihan : Unit IX: Praktik Penyusunan Soal HOTS


Alokasi Waktu : 4 JP @ 45 Menit
Pendahuluan
(Doa, dinamika kelompok,
penyampaian tujuan,
motivasi, penjelasan
skenario pelatihan, ice
breaking, salam Brainstroming
PPK/tepuk PPK/ Mars Menyimak paparan
PPK, Lagu Nasional/Lagu pengembangaHOTS
Diskusi kelompok Penguatan atas
Daerah)
266 |Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI (5)
tahun 2018 hasil diskusi
(5’)
(15’)
Secara berkelompok,
peserta mengerjakan
LK 9.2 (format 9.2.a
Penutup dan 9.2.b) Secara
(Refleksi, kesimpulan, Diskusi dan berkelompok,
games penyemangat, penguatan oleh peserta
salam PPK/tepuk fasilitator mengerjakan LK
PPK/Mars PPK, Lagu (45’) 9.1 (kisi-kisi soal)
Nasional/Lagu Daerah, Praktik Peer Teaching Diskusi dan
motivasi, rencana tindak Diskusi hasil penguatan oleh
lanjut dan doa/rasa pengamatan fasilitator
syukur) Penguatan (40’)
(5’) (190’)

Tugas dan Lembar Kerja

LK. 3.1 Desain Pembelajaran Berorientasi HOTS

Tujuan Kegiatan:
Menganalisis Kompetensi Dasar merumuskan IPKdanKegiatan Pembelajaran
Berdasarkan Model Pembelajaran sesuai dengan karakteristik mata pelajaran.

Langkah Kegiatan:
1. Siapkan satu pasang KD pengetahuan dan keterampilan pada mapel dan jenjang
yang sesuai Permendikbud Nomor 24 Tahun 2016! (LK 3.1a)
2. Tetapkan target dari pasangan KD tadi! (LK 3.1b)
3. Petakan KD pengetahuan ke dalam matrik sumbu simetri kombinasi yang telah
disediakan (LK 3.1c)
4. Analisis KD tersebut, kemudian rumuskan IPK-nya! (LK 3.1d)
5. Desainlah pembelajaran berdasarkan model pembelajaran yang dibagi ke dalam
beberapa pertemuan, sesuaikan dengan kebutuhan konten materi yang disajikan! (LK
3.1e)
6. Simulasikan model pembelajaran berorientasi HOTS sesuai skenario LK 1e, peserta
lain menyimak dengan cermat untuk memberikan saran perbaikan!
7. Perbaiki hasil desain pembelajaranberorientasi HOTS yang dibuat sesuai saran!

Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018| 267


268 |Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018
Mata Pelajaran/Tema/Sub Tema :
Kelas :
Kompetensi Inti :

H. LK 3.1a. Format analisis KD


KD Pengetahuan KD Keterampilan

I. LK 3.1b. Format Penetapan Target KD


KD Pengetahuan Target KD

KD Keterampilan

J. LK 3.1c. Matrik sumbu simetris KD Pengetahuan


PENGETAHUAN

METAKOGNITI
F
PROSEDURAL
KONSEPTUAL
(Permendikbud No. 20 TahunDIMENSI
Tentang SKL Pendidikan Dasar dan
2016

FAKTUAL
Menangah)

C1 C2 C3 C4 C5 C6

Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018| 269


MENGAPLIKASIKA MENGANALISI MENGEVALUA
MENGINGAT MEMAHAMI MENCIPTA
N S SI
DIMENSI PROSES BERFIKIR
Ranah Kognitif (C1 – C6) Taksonomi Bloom

K. LK 3.1d. Format Perumusan IPK

Proses Berpikir
Tingkat (C1-C6)
No KD Materi dan Sub Materi IPK
Kompetensi KD Dimensi
Pengetahuan
1 KD Pengetahuan :
Dimensi Proses Berpikir Dan IPK Penunjang:
Pengetahuan: Dimensi
Pengetahuan:
IPK Kunci:

Proses Berpikir:

IPK Pengayaan: (Tidak Wajib)

KD Keterampilan
Tingkat Langkah Proses IPK Penunjang:
Keterampilan: Keterampilan:

IPK Kunci:

IPK Pengayaan: (Tidak Wajib)

270 |Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018


Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018| 271
L. LK-3.1e. Format Desain Pembelajaran Berdasarkan Model Pembelajaran
Perumusan kegiatan dibagi ke dalam beberapa pertemuan, disesuaikan dengan kebutuhan konten materi yang disajikan.

Tujuan Pembelajaran:

1. Pertemuan/Pembelajaran Ke:
Kegiatan Sumber
No IPK Pengetahuan IPK Keterampilan Penilaian
Pembelajaran Belajar/Media
Pendahuluan: Sikap:

Inti: Pengetahuan:

Penutup: Keterampilan

2. Pertemuan/Pembelajaran Ke:
Kegiatan Sumber
No IPK Pengetahuan IPK Keterampilan Penilaian
Pembelajaran Belajar/Media
Pendahuluan: Sikap:

Inti: Pengetahuan:

Penutup:
Keterampilan

dst

272 |Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018


LK 3.f. Penyusunan Kisi-kisi Soal HOTS

Petunjuk Pengisian :

Lembar Kerja (LK) 9.1 ini akan memandu Anda melakukan Penyusunan Kisi-kisi
SoalHOTS. Siapkan terlebih dahulu KD mata pelajaran dan buku-buku referensi yang
relevan,serta sangat dianjurkan agar Anda terhubung dengan internet. Hal ini
dimaksudkan untuk memudahkan Anda mengunduh stimulus yang kontekstual sesuai
dengan materi yang akan Anda ujikan. Selanjutnya isilah kolom-kolom pada Format 1
kisi-kisi yang telah disediakan. Untuk menghasilkan produk (hasil kerja) seperti pada
Format 1 di bawah ini, ikuti satu persatu instruksi kerja berikut.

1. Isilah nomor urut yang sesuai.


2. Pada kolom Kompetensi Dasar, isilah dengan KD yang dapat dibuatkan soal-soal
HOTS.
3. Tuliskan materi pokok pada kolom Materi, yang terkait langsung dengan materi
yang akan diujikan.
4. Isilah kolom Kelas/Semester, sesuai dengan KD yang dipilih pada kelas/semester
tertentu.
5. Pada kolom Indikator Soal, isilah dengan indikator soal yang diturunkan dari KD.
Indikator soal yang lengkap umumnya memuat komponen ABCD, yaitu Audience
(siswa), Behavior (kemampuan yang akan diukur), Condition (stimulus), dan
Degree (derajat ketepatan). Contoh: Disajikan wacana kontekstual tentang bencana
alam, siswadapat merancang strategi yang tepat untuk mengatasi bencana alam
tersebut.
6. Pada kolom Level Kognitif, diisi dengan Penalaran (yang mencakup dimensi proses
berpikir Mengalisis-C4, Mengevaluasi-C5, atau Mengkreasi-C6).
7. Pada kolom Bentuk Soal, diisi dengan Pilihan Ganda atau Uraian sesuai dengan
bentuk soal yang akan digunakan.
8. Kolom Nomor soal disesuaikan berdasarkan nomor urut soal.

Format 1. KISI-KISI SOAL HOTS

Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018| 273


Mata Pelajaran : ………………………….
Kelas/Semester : ………………………….
Indikator Level Bentuk No
No Kompetensi Dasar Materi
Soal Kognitif Soal Soal
             
             

LK 3.g. Penyusunan Soal HOTS

Lembar Kerja (LK) 9.2. ini, akan memandu Anda melakukan Penyusunan butir
SoalHOTS. Butir-butir soalHOTSakan ditulis dalam bentuk kartu soal. Sangat dianjurkan
agarAnda terhubung dengan internet selama penulisan butir soal HOTS. Hal ini
dimaksudkan untuk memudahkan Anda mengunduh stimulus yang kontekstual sesuai
dengan materi yang akan Anda ujikan. Stimulus (gambar, grafik, wacana, dll) yang
diunduh dari internet atau sumber lain agar dituliskan sumbernya menurut etika
pengutipan. Sesuai dengan karakteristik soal-soal HOTS, Anda dianjurkan untuk
menyusun soal HOTS sendiri, bukan mengutip dari buku-buku atau kumpulan soal
tertentu yang sudah ada sebelumnya agar terjamin aspek kontekstual dan menarik
(baru, mendorong peserta didik untuk membaca stimulus). Selanjutnya isilah kolom-
kolom pada Format 2 Kartu Soal yang telah disediakan. Untuk hal tersebut, maka
ikutilah langkah-langkah kerja sebagai berikut.

Untuk menghasilkan produk (hasil kerja) seperti pada Format 2a dan 2b di bawah ini,
ikuti satu persatu instruksi kerja berikut.
1. Isilah terlebih dahulu identitas mata pelajaran dan kurikulum yang digunakan di
sekolah Anda.
2. Kutip dan isilah kolom Kompetensi Dasar, Materi, Indikator Soal, dan Level
Kognitif sama persis dengan isi yang terdapat pada Format 1 Kisi-kisi
SoalHOTS.
3. Tulislah rumusan butir soal sesuai dengan kaidah penulisan butir soal HOTS.
Untuk memandu Anda menulis butir soal sesuai kaidah penulisan butir soal
HOTS.

274 |Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018


4. Untuk soal bentuk Pilihan Ganda, Anda wajib menuliskan Kunci Jawaban.
Sedangkan untuk soal bentuk uraian Anda wajib menuliskan Pedoman
Penskoran.

Pada bagian akhir kartu soal, isilah Keterangan yang memberi penjelasan mengapa soal
yang Anda tulis termasuk kategori HOTS. Keterangan ini sangat penting bagi penelaah
soal ketika melakukan analisis kualitatif terkait dengan kesesuaian butir soal terhadap
aspek materi. Pada bagian Keterangan, penulis soal memberikan penjelasan
tentangketepatan stimulus yang digunakan dan proses berpikir yang harus dilakukan
peserta didik sebelum menjawab soal. Seringkali terdapat perbedaan penafsiran antara
penulis soal dan penelaah, misalnya pada level kognitif, kesesuaian stimulus kontekstual
atau tidak, stimulus menarik atau tidak, dan komponen lain pasa aspek materi. Apabila
salah satu komponen pada aspek materi tidak terpenuhi, maka soal itu ditolak atau
dikembalikan kepada penulis dalam analisis kualitatif.

Format 3.h.1. KARTU SOAL NOMOR....


(PILIHAN GANDA)

Mata Pelajaran : ........................................


Kelas/Semester : ........................................
Kurikulum : ........................................
Kompetensi Dasar:
Materi:
Indikator Soal:
Level Kognitif:

Soal:

Kunci Jawaban:
Keterangan:
Soal ini termasuk soal HOTS karena:
1. .....................................
2. .....................................
3. .....................................

Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018| 275


Format 3.h.2. KARTU SOAL NOMOR.....
(URAIAN)

Mata Pelajaran : ........................................


Kelas/Semester : ........................................
Kurikulum : ........................................

Kompetensi Dasar :
Materi :
Indikator Soal :
Level Kognitif :

Soal: ............................... ...............................................................................................................

PEDOMAN PENSKORAN
No. Uraian Jawaban/Kata Kunci Skor

Total skor
Keterangan:

Soal ini termasuk soal HOTS karena:


1. .....................................
2. .....................................

276 |Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018


UNIT IV
PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(6 JP)

A. KOMPETENSI
Menganalisis konsep, komponen, prinsip, dan menyusun rencana pelaksanaan
pembelajaran PJOK.

B. INDIKATOR
1. Menjelaskan konsep rencana pelaksanaan
pembelajaran PJOK
2. Menyusun rencana pelaksanaan
pembelajaran PJOK

C. URAIAN MATERI

1. Komponen RPP merujuk pada Permendikbud No. 22 Tahun 2016, terdiri


atas:
a. identitas sekolah yaitu nama satuan pendidikan;
b. identitas mata pelajaran atau tema/subtema;
c. kelas/semester;
d. materi pokok;
e. alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian KD dan
beban belajar dengan mempertimbangkan jumlah jam pelajaran yang
tersedia dalam silabus dan KD yang harus dicapai;
f. tujuan pembelajaran yang dirumuskan berdasarkan KD, dengan
menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, yang
mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan;
g. kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi, materi
pembelajaran, memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan,
dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator
ketercapaian kompetensi; metode pembelajaran, digunakan oleh pendidik
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa
mencapai KD yang disesuaikan dengan karakteristik siswa dan KD yang akan
dicapai;

Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018| 277


h. media pembelajaran, berupa alat bantu proses pembelajaran untuk
menyampaikan materi pelajaran;
i. sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam sekitar,
atau sumber belajar lain yang relevan;
j. langkah-langkah pembelajaran dilakukan melalui tahapan pendahuluan, inti,
dan penutup;
k. penilaian hasil pembelajaran.

2. Prinsip - Prinsip Penyusunan RPP


Mekanisme pelaksanaan pembelajaran mencakup perencanaan, pelaksanaan
(termasuk didalamnya kegiatan evaluasi), dan pertimbangan daya dukung. Tahap
pertama, perencanaan pembelajaranyangdiwujudkan dengan kegiatan
penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
Dalam menyusun RPP hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip sebagai
berikut:
1) Penguatan karakter siswa melalui PPK berbasis kelas, berbasis budaya
sekolah dan berbasis masyarakat diperkaya dengan literasi, kompetensi
abad 21 (4C) dan HOTS. Integrasi ini dapat dilakukan pada indikator,
tujuan, kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, kegiatan penutup maupun
penilaian.
2) Perbedaan individual siswa antara lain kemampuan awal, tingkat
intelektual, bakat, potensi, minat, motivasi belajar, kemampuan sosial,
emosi, gaya belajar, kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar belakang
budaya, norma, nilai, dan/atau lingkungan siswa.
3) Partisipasi aktif siswa.
4) Berpusat pada siswa untuk mendorong semangat belajar, motivasi, minat,
kreativitas, inisiatif, inspirasi, inovasi dan kemandirian.
5) Pengembangan budaya membaca dan menulis yang dirancang untuk
mengembangkan kegemaran membaca, pemahaman beragam bacaan, dan
berekspresi dalam berbagai bentuk tulisan.
6) Pemberian umpan balik dan tindak lanjut RPP memuat rancangan program
pemberian umpan balik positif, penguatan, pengayaan, dan remedi.

278 |Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018


7) Penekanan pada keterkaitan dan keterpaduan antara KD, materi
pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi,
penilaian, dan sumber belajar dalam satu keutuhan pengalaman belajar.
8) Mengakomodasi pembelajaran tematik-terpadu, keterpaduan lintas mata
pelajaran, lintas aspek belajar, dan keragaman budaya.
9) Penerapan teknologi informasi dan komunikasi secara terintegrasi,
sistematis, dan efektif sesuai dengan situasi dan

3. Langkah – langkah Penyusunan RPP


a. Mengkaji silabus PJOK meliputi: (1) KI dan KD; (2) materi pembelajaran;
(3) proses pembelajaran; (4) penilaian pembelajaran; (5) alokasi waktu;
dan (6) sumber belajar.
b. MerumuskanindikatorpencapaianKD.
c. Merumuskan tujuan pembelajaran.
d. Mengembangkan materi pembelajaran.
MateriPembelajarandapatberasaldaribukutekspelajaran (buku siswa) dan
buku panduan guru, sumber belajar lain berupa muatan lokal, materi
kekinian, konteks pembelajaran dari lingkungan sekitaryang
dikelompokkan menjadi materi untuk pembelajaranreguler, pengayaan,
dan remedial.
e. Menjabarkan kegiatan pembelajaran yangadapada silabus dalam
bentukyang lebih operasionalberupa pendekatan saintifik disesuaikan
dengan kondisi siswa dan satuan guruantermasuk penggunaan
media,alat, bahan, dan sumber belajar.
f. Menentukan alokasi waktu untuk setiap pertemuan berdasarkan
alokasiwaktu padasilabus. Selanjutnya dibagi ke dalam
kegiatanpendahuluan, inti, dan penutup.
g. Mengembangkan penilaian pembelajaran dengan cara
menentukanlingkup, teknik, dan instrumen penilaian, serta
membuatpedoman penskoran.
h. Menentukanstrategipembelajaranremedialsegerasetelah dilakukan
penilaian.
i. Menentukan Media, Alat, Bahan, dan Sumber Belajar disesuaikan
denganyang telah ditetapkandalamlangkah penjabaran proses

Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018| 279


pembelajaran.
4. Contoh Format RPP PJOK

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN(RPP)

Sekolah : ..................................
Kelas/Semester : ..................................
Mata Pelajara : PJOK
Materi Pokok : ..................................
Alokasi Waktu : ..................................

A. Kompetensi Inti (KI)


1. ..............................................................................................................
2. ..............................................................................................................
3. ..............................................................................................................
4. ..............................................................................................................

Dicuplik dari Permendikbud Nomor 24 tahun 2016 atau Buku Guru

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi *)

Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi


3.1.................................................................. ....................................................................................
4.1................................................................. ...................................................................................

C. Tujuan Pembelajaran
 Tujuan pembelajaran ditambahkan pada komponen RPP karena
berfungsi untuk memandu guru dalam mengaitkan berbagai konsep
muatan mata pelajaran melalui berbagai aktivitas pembelajaran.
 Tujuan pembelajaran memuat proses dan hasil pembelajaran.
 Tujuan pembelajaran diupayakan memuat A (audience) yakni siswa, B
(behavior) atau kemampuan yang akan dicapai, C (condition) atau
aktivitas yang akan dilakukan, dan D (degree) atau tingkatan/perilaku
yang diharapkan.
 Pada tujuan pembelajaran ditambahkan nilai-nilai karakter yang sesuai
dengan ruang lingkup KD/Indikator atau aktivitas pembelajaran yang
direncanakan. Penambahan nilai karakter tersebut, didasarkan pada
kebutuhan pembelajaran dan tidak terkesan dipaksakan.

D. Materi Pembelajaran
 Materi pelajaran dapat berasal dari buku siswadan
bukuguru,sumberbelajarlainberupamuatan lokal,materi
kekinian,kontekspembelajarandarilingkungan sekitar.

280 |Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018


 Materi pembelajaran pada RPP bisa memuat urain dari materi pokok

E. Metode Pembelajaran
 Dituliskan metode belajar aktif yang akan digunakan

F. Media, Alat, dan Bahan


1. Media/alat
2.Bahan
3.SumberBelajar

G. Sumber Belajar :
Berupa referensi atau rujukan yang digunakan.

H. Langkah-langkah Pembelajaran
1. KegiatanPendahuluan
 Merupakan kegiatan awal dalam pembelajaran yang ditujukan
untuk membangkitkan motivasi dan memfokuskan perhatian
siswa dalam proses pembelajaran.
 Integrasikan kegiatan-kegiatan yang dapat menguatan karakter
siswa.

2. KegiatanInti
Salah satu alternatif yang dapat digunakan dalam kegiatan inti adalah
melatih peserta didik untuk memiliki keterampilan berpikir saintifik,
yaitu :
 Mengamati
 Menanya
 Mengumpulkaninformasi/mencoba
 Menalar/mengasosiasi
 Mengomunikasikan

Pendekatan yang digunakan bisa memilih misalnya Pembelajaran


Kontekstual atau Saintifik. Dengan demikian
padakegiataninti,kelimapengalamanbelajar tersebut tidak
harus berurutantergantung pendekatan yang dipilih sesuai dengan
cakupan muatan pembelajaran. Setiap langkah pembelajaran dapat
menggunakan berbagai metode dan teknik pembelajaran.

Tambahkan kegiatan-kegiatan yang dapat menguatkan karakter


siswa melalui PPK berbasis kelas, PPK berbasis budaya sekolah dan
PPK berbasis masyarakat dengan penguatan literasi, kompetensi
abad 21 (khususnya 4C) dan HOTS berada didalamnya.

Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018| 281


3. KegiatanPenutup
Merupakan kegiatan akhir pembelajaran berupa membuat
rangkuman/simpulan, melakukan refleksi, melakukan penilaian
dan merencanakan tindak lanjut pembelajaran. Pada tahap ini
perlu ditutup dengan kegiatan yang bisa menanamkan nilai-nilai
karakter misalnya berdoa, mengafirmasi keberhasilan,
menyanyikan lagu-lagu nasional, lagu-lagu daerah atau membaca
puisi, dan merapikan kembali peralatan-peralatan milik pribadi
atau yang ada di sekitar.

 Secara khusus, pada saat melakukan refleksi, rencanakanlah


kegiatan yang dapat mendorong siswa untuk memahami nilai-
nilai karakter yang dikembangkan dalam pembelajaran.

 Untuk rencana tindak lanjut, sebagai alternatif, siswa dapat


diberikan penugasan untuk menguatkan karakter melalui
kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan bersama keluarga di
rumah atau lingkungan masyarakat.

I. Penilaian
1. J e n i s d a n Teknikpenilaian
2.Instrumenpenilaian
3.PembelajaranRemedialdanPengayaan Pembelajaran

Catatan:
Komponen RPP tersebut di atas bersifat minimal, artinya setiap satuan pendidikan diberikan
peluang untuk menambah komponen lain, selama komponen tersebut memberikan kemudahan
dalam pelaksanaan pembelajaran.

5. Contoh RPP PJOK SD Kelas I

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP Kelas I SD


Nama Sekolah: SDN P4TK Parung
Mata Pelajaran : Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan (PJOK)
Kelas/Semester: I/1
Materi Pokok: Gerak Dasar Lokomotor
Alokasi Waktu: 28 JP (14 Pertemuan)
A. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)

282 |Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018


Kompetensi Dasar Indikator Pencapai Kompetensi
B.
(IPK)
T
3.1 Memahami gerak dasar 3.1.1 Menjelaskan gerak dasar jalan
lokomotor sesuai dengan konsep 3.1.2 Menjelaskan gerak dasar lari
tubuh, ruang, usaha, dan 3.1.3 Menjelaskan gerak dasar lompat
keterhubungan dalam berbagai 3.1.4 Menjelaskan gerak dasar
bentuk permainan sederhana menderap
dan atau tradisional
4.1 Mempraktikkan gerak dasar 4.1.1 Mempraktikkan gerak dasar
lokomotor sesuai dengan konsep berjalan ke berbagai arah dengan
tubuh, ruang, usaha, dan berbagai kecepatan dalam
keterhubungan dalam berbagai permainan sederhana
bentuk permainan sederhana 4.1.2 Mempraktikkan gerak dasar
dan atau tradisional berlari ke berbagai arah dengan
berbagai kecepatan dalam
permainan sederhana
4.1.3 Mempraktikkan gerak dasar
melompat ke berbagai arah
dengan berbagai kecepatan dalam
permainan sederhana
4.1.4 Mempraktikkan gerak dasar
menderap ke berbagai arah
dengan berbagai kecepatan dalam
permainan sederhana
ujuan Pembelajaran
1. Peserta didik mampu menjelaskan dan mempraktikkan gerak dasar berjalan
dalam permainan sederhana secara individu, berpasangan, atau berkelompok
dengan menunjukkan sikap disiplin, percaya diri, dan toleransi.
2. Peserta didik mampu menjelaskan dan mempraktikkan gerak dasar berlari
dalam permainan sederhana secara individu, berpasangan, atau berkelompok
dengan menunjukkan sikap disiplin, percaya diri, dan toleransi.
3. Peserta didik mampu menjelaskan dan mempraktikkan gerak dasar
melompat dalam permainan sederhana secara individu, berpasangan, atau
berkelompok dengan menunjukkan sikap disiplin, percaya diri, dan toleransi.
4. Peserta didik mampu menjelaskan dan mempraktikkan gerak dasar
menderap dalam permainan sederhana secara individu, berpasangan, atau
berkelompok dengan menunjukkan sikap disiplin, percaya diri, dan toleransi.

C. Materi Pembelajaran
1. Gerak dasar jalan
2. Gerak dasar lari
3. Gerak dasar lompat
4. Gerak dasar menderap

D. Metode pembelajaran
1. Ceramah
2. Demonstrasi
3. Penugasan
4. Discovery learning

Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018| 283


E. Sumber belajar
1. Buku PJOK kelas I SD
2. Gambar

F. Langkah-langkah pembelajaran
1. Kegiatan Pendahuluan
 Membariskan siswa bersyaf
 Menyampaikan salam
 Berdoa dipimpin oleh salah satu peserta didik
 Guru mempertanyakan keadaan dan kondisi kesehatan peserta didik,
apakah meraka sudah sarapan, jika ada yang sakit peserta didik
bersangkutan tidak perlu mengikuti aktivitas fisik.
 Guru memimpin melakukan pemasan yaitu; pemanasan untuk seluruh
tubuh melalui permainan. Saat melakukan pemanasan guru mengamati
kembenaran gerak pemanasan, jika terdapat peserta didik yang
melakukan kesalahan, guru langsung memperbaiki pada saat kejadian
(sambil menyetop pemanasan sementara), guru mempertanyakan tujuan
dan manfaat melakukan pemanasan sebelum melakukan aktivitas fisik
yaitu untuk mempersiapkan tubuh menerima beban yang lebih berat,
untuk mengurangi resiko cidera dalam melakukan aktivitas fisik.
 Guru mendemonstasikan gerakan peregangan otot dari atas (kepala)
sampai kaki (bawah) atau sebaliknya, guru mempertanyakan manfaat dan
tujuan dari gerakan-gerakan pereganan, yaitu untuk menciptakan ruang
gerak persendian lebih luas
 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan I, yaitu :
melakukan gerak jalan lurus ke berbagai arah dalam berbagai kcepatan
dalam permainan sederhana.
 Guru menyampaikan pengorganisasian kelas yaitu; kegiatan pembelajaran
akan dilakukan dalam bentuk tugas individu, berpasangan dan
berkelompok

2. Kegiatan Inti
 Guru mendemonstrasikan berjalan lurus ke berbagai arah dengan
berbagai kecepatan dengan dengan sinyal tertentu
 Peserta didik mempraktikkan gerakan yang diperagakan oleh guru secara
individual.
 Peserta didik dengan bantuan guru mempertanyakan “kenapa irama
ayuan lengan bertolak belakang dengan ayunan tungkai?
 Peserta didik dengan bantuan guru mempertanyakan “bagaimana irama
berjalan bila irama ayunan lengan sama dengan ayunan tungkai?
 Peserta didik mempratikkan lomba berjalan ke berbagai arah dalam
berbagai kecepatan secara individual atau berpasangan
 Peserta didik mempraktikan berjalan “irama ayunan lengan sama dengan
ayunan tungkai”
 Peserta didik mempratikkan secara individu, berpasangan atau
berkelompok mencari jawaban yang dipertanyakan guru dengan
menunjukkan nilai disiplin, percaya diri, dan toleransi.
 Pada sesi pelajaran terakhir, guru memberikan waktu kepada peserta

284 |Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018


didik untuk mengungkapkan perasaan mereka terhadap apa yang telah
dipelajari.

3. Kegiatan Penutup
 Guru menyampaikan kemajuan yang diperoleh peserta didik secara umum
dan kesalahan-kesalahan yang masih sering muncul saat melakukan
praktik.
 Guru menginformasikan peserta didik yang paling baik penampilannya
selama melakukan permainan gerak dasar jalan
 Satu peserta didik di bawah bimbingan guru melakukan senam
pendinginan, guru mempertanyakan apa manfaatnya.
 Guru menugaskan peserta didik untuk membaca kembali tentang gerak
dasar jalan

G. Penilaian Hasil Belajar


1. Sikap

No. Nama Peserta Sikap


dDidik Bedoa Disiplin Percaya diri Toleransi
1. Edo v
2. Fatimah v
3. Dst
Keterangan:
Peserta didik yang dicatat di dalam jurnal hanya peserta didik yang
menunjukkan perilaku menonjol baik positif (+) maupun negatif (-)

2. Pengetahuan: Pemahaman Konsep Gerak Berjalan


Kualitas Jawaban
Pertanyaan yang diajukan
1 2 3 4
1. Bagaimana jika ayunan gerak lengan sama
dengan ayunan tungkai(tangan kanan didepan
dan kaki kanan di depan)?
2. Otot-otot apakah yang dominan berkerja saat
berjalan?
3. Apakah manfaat gerak berjalan untuk
kesehatan tubuh?
JUMLAH
JUMLAH SKOR MAKSIMAL: 12

3. Keterampilan;
Dilakukan selama proses pembelajaran dengan cara,
N Nama Peserta Berjalan lurus Berjalan Berjalan
o didik ke depan berbelok- mundur
belok
1. Edo 3 3 1
2. Tia 2 2 3

Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018| 285


Keterangan:
3 = sangat baik
2 = cukup
1 = kurang

Mengetahui ..............., ........................


Kepala Sekolah Guru PJOK

.......................................... .........................................

Peserta pelatihan ditugaskan melanjutkan penyusunan RPP untuk pertemuan 2


– 12 untuk KD pengetahuan 3.1 dan KD keterampilan 4.1

6. Contoh RPP PJOK Kelas IV

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)

Satuan Pendidikan : SDN .................


Mata Pelajaran : PJOK
Kelas /Semester : IV/Ganjil
Tahun Pelajaran : 2017/2018
Materi Pokok : Permainan Bola Besar Sederhana dan Atau Tradisional
Materi Pembelajaran : Sepakbola
Alokasi Waktu : 12 JP (3xPertemuan)

A. Kompetensi Inti (KI)

1. Menerima, menjalankan dan menghargai ajaran agama yang dianutnya.


2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam
berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya.
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati dan menanya berdasarkan rasa
ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang
dijumpainya di rumah, di sekolah dan tempat bermain.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan logis, dalam karya
yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang
mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)


Kompetensi Dasar (KD) Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
3.1 Memahami prosedur variasi 3.1.1 Menganalisis bentuk permainan bola besar
pola gerak dasar lokomotor, sepakbola
non-lokomotor, dan 3.1.2 Mengidentifikasi gerak dasar permainan sepak bola
manipulatif sesuai dengan 3.1.3 Menjelaskan gerakdasar menendang bola

286 |Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018


konsep tubuh, ruang, usaha, 3.1.4 Menjelaskan gerakdasar menerima/mengontrol bola
dan keterhubungan dalam 3.1.5 Menjelaskan gerakdasar menggiring bola
permainan bola besar 3.1.6 Menjelaskan cara menyundul bola
sederhana dan atau
tradisional
4.1 Mempraktikkan variasi pola 4.1.1 Melakukan praktik menadang bola dengan berbagai
gerak dasar lokomotor, non- variasi
lokomotor, dan manipulatif 4.1.2 Melakukan praktik menerima atau mengontrol bola
sesuai dengan konsep tubuh, dengan berbagai variasi
ruang, usaha, dan 4.1.3 Melakukan praktik menggiring bola dengan berbagai
keterhubungan dalam variasi pola gerak dasar lokomotor, non-lokomotor,
permainan bola besar dan manipulative
sederhana dan atau 4.1.4 Melakukan praktik menyundul bola dengan berbagai
tradisional variasi pola gerak dasar lokomotor, non-lokomotor,
dan manipulatif

C. Tujuan Pembelajaran
Selama dan setelah mengikuti proses pembelajaran mengamati, menanya, mengeksplorasi,
menganalisis dan mengkomunikasikan siswa diharapkan dapat
 Menguasai teknik dan peraturan sebelum bermain sepak bola
 Bermain sepakbola dengan baik.

D. Materi Pembelajaran
1. Fakta:
 Contoh cara melakukan mendang, menerima, menggiring dan menyundul boal
2. Konsep
 Gerak dasar dalam permainan sepak bola terdiri dari menendang,
menerima/mengontrol, menggiring,dan menyundul bola.
3. Prinsip
 Melakukan variasi pola gerak dasar lokomotor, non-lokomotor, dan manipulatif sesuai
dengan konsep tubuh, ruang, usaha, dan keterhubungan dalam permainan sepakbola.
4. Prosedur
 Melakukan permainan sebakpola sesuai dengan teknik dan prosedur

E. Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : Scientific Learning
2. Model Pembelajaran : Discovery Learning (Pembelajaran Penemuan)

F. Media Pembelajaran
1. Media LCD projector,
2. Laptop,
3. Bahan Tayang

G. Sumber Belajar
1. Buku Siswa PJOK Kelas IV
2. Buku Petunjuk Guru PJOK Kelas IV
3. Modul/bahan ajar
4. Internet

Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018| 287


5. Modul lain yang relevan

H. Langkah-langkah Pembelajaran

1. Pertemuan Ke-1 ( 4 x 35 menit ) Waktu


Kegiatan Pendahuluan
Guru :
Orientasi
 Melakukan pembukaan dengan salam pembuka dan berdoa untuk memulai
pembelajaran
 Memeriksa kehadiran siswa sebagai sikap disiplin
 Menyiapkan fisik dan psikis siswa dalam mengawali kegiatan pembelajaran.
Apersepsi
 Mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan dengan
pengalaman siswa dengan materi/tema/kegiatan sebelumnya,
 Mengingatkan kembali materi prasyarat dengan bertanya.
 Mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya dengan pelajaran yang akan
dilakukan.
Motivasi 20
 Memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari pelajaran yang akan menit
dipelajari.
 Apabila materi/tema/projek ini kerjakan dengan baik dan sungguh-sungguh ini
dikuasai dengan baik, maka siswa diharapkan dapat menjelaskan tentang:
 gerak dasar menendang bola
 gerak dasar menerima/mengontrol bola
 Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan yang berlangsung
 Mengajukan pertanyaan.
 Memberitahukan materi pelajaran yang akan dibahas pada pertemuan saat itu.
 Memberitahukan tentang kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator, dan KKM
pada pertemuan yang berlangsung
 Pembagian kelompok belajar
 Menjelaskan mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar sesuai dengan langkah-
langkah pembelajaran.
Kegiatan Inti
Sintak
Model Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran
Orientasi siswa Siswa diberi motivasi atau rangsangan untuk memusatkan 100
kepada masalah perhatian pada topik gerak dasar menendang bola, gerak dasar menit
menerima/mengontrol boladengan cara : Menayangkan
gambar/foto/tabel berikut ini

288 |Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018


1. Pertemuan Ke-1 ( 4 x 35 menit ) Waktu

siswa menerimalembar kerja, pemberian contoh-contoh


materi/soal untuk dapat dikembangkan siswa, dari media
interaktif, dan sebagainya yang berhubungan dengan gerak
dasar menendang dan menerima bola.

Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018| 289


1. Pertemuan Ke-1 ( 4 x 35 menit ) Waktu

Siswa diminta untuk membaca Informasi mengenai asal-usul


sepakbola materi dari buku paket atau buku-buku penunjang
lain, dari internet/materi yang berhubungan dengan
menyimak pemberian materi oleh guru yang berkaitan
dengangerak dasar menendang bola dan gerak dasar
menerima/mengontrol bola, untuk melatih kesungguhan,
ketelitian, mencari informasi.
Mengorganisasikan Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk mengidentifikasi
siswa sebanyak mungkin pertanyaan yang berkaitan dengan gambar
yang disajikan dan akan dijawab melalui kegiatan belajar,
contohnya : Mengajukan pertanyaan tentang bagaimana cara
menendang bola dan menerima/mengontrol bolayang tidak
dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk
mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati
(dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang
bersifat hipotetik) untuk mengembangkan kreativitas, rasa ingin
tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk
pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang
hayat.
Membimbing Siswa mengumpulkan informasi yang relevan untuk menjawab
penyelidikan pertanyan yang telah diidentifikasi melalui kegiatan menendang
individu dan bola dan menerima bola dengan aktivitas bermain secara individu
kelompok atau berkelompok.
Guru meminta siswa untuk kegiatan berlatih dengan langkah-
langkah berikut
1) Siapkan bola dan 3 keranjang!
2) Taruh keranjang tersebut 4 – 5 meter di hadapanmu!
3) Tendanglah bola arahkan ke keranjang!
4) Hitung bola yang masuk ke keranjang!

290 |Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018


1. Pertemuan Ke-1 ( 4 x 35 menit ) Waktu

Guru meminta melakukan refleksi hasil beljara mengenai langkah-


langkah dalam menedang bola dan menerima/mengontrol bola.

Untuk menambah pengetahuan dan pemahaman dalam sepakbola


(teknik menendang & menerima bola), siswa diharapkan untuk
melakukan praktik menendang dan menerima bola dengan
berbagai variasi gerakan. Maka siswa dari kelompok lainnyadapat
memperoleh sebuah pengetahuan baru.
Mengembangkan Siswa berdiskusi untuk menyimpulkan
dan menyajikan 1) Menyampaikan hasil diskusi berupa kesimpulan berdasarkan
hasil karya hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya untuk
mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan
berpikir sistematis, mengungkapkan pendapat dengan sopan
2) Mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara klasikal
tentang gerak dasar menendang bola dan gerak dasar
menerima/mengontrol bola
3) Mengemukakan pendapat atas presentasi yang dilakukan
dan ditanggapi oleh kelompok yang mempresentasikan
4) Bertanya atas presentasi yang dilakukan dan siswa lain diberi
kesempatan untuk menjawabnya.
5) Menyimpulkan tentang point-point penting yang muncul
dalam kegiatan pembelajaran yang baru dilakukan berupa :
Laporan hasil pengamatan secara tertulis tentang gerak dasar
menendang bola dangerak dasar menerima/mengontrol bola
6) Menjawab pertanyaan yang terdapat pada buku pegangan
siswa atau lembar kerja yang telah disediakan.
7) Bertanya tentang hal yang belum dipahami, atau guru
melemparkan beberapa pertanyaan kepada siswa.
8) Menyelesaikan uji kompetensi yang terdapat pada buku
pegangan siswa atau pada lembar lerja yang telah disediakan
secara individu untuk mengecek penguasaan siswa terhadap
materi pelajaran
Menganalisa & Siswa menganalisa masukan, tanggapan dan koreksi dari guru
mengevaluasi terkait pembelajaran tentang:
proses pemecahan 1) Mengolah informasi yang sudah dikumpulkan dari hasil
masalah kegiatan/pertemuan sebelumnya maupun hasil dari kegiatan
mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi yang

Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018| 291


1. Pertemuan Ke-1 ( 4 x 35 menit ) Waktu
sedang berlangsung dengan bantuan pertanyaan-pertanyaan
pada lembar kerja.
2) Siswa mengerjakan beberapa soal mengenai gerak dasar
menendang bola dan gerak dasar menerima/mengontrol bola
3) Menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada
pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi dari
berbagai sumber yang memiliki pendapat yang berbeda
sampai kepada yang bertentangan untuk mengembangkan
sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras,
kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan berpikir
induktif serta deduktif dalam membuktikan gerak dasar
menendang bola dan gerak dasar menerima/mengontrol bola
Catatan :
Selama pembelajaran berlangsung, guru mengamati sikap siswa dalam pembelajaran
yang meliputi sikap: disiplin, rasa percaya diri, berperilaku jujur, tangguh menghadapi
masalah tanggungjawab, rasa ingin tahu, peduli lingkungan)
Kegiatan Penutup
Siswa :
1. Membuat rangkuman/simpulan pelajaran.tentang point-point penting yang muncul
dalam kegiatan pembelajaran yang baru dilakukan.
2. Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.
Guru :
1. Memeriksa pekerjaan siswa yang selesai langsung diperiksa.
2. Siswa yang selesai mengerjakan projek dengan benar diberi paraf serta diberi 20
nomor urut peringkat, untuk penilaian projek. menit
3. Memberikan penghargaan kepada kelompok yang memiliki kinerja dan kerjasama
yang baik
4. Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk tugas kelompok/ perseorangan
(jika diperlukan).
5. Mengagendakan pekerjaan rumah.
6. Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya
7. Berdoa dan bernyanyi

2. Pertemuan Ke-2 (4 x 35 menit ) Waktu


Kegiatan Pendahuluan 20
Guru : menit
Orientasi
1. Melakukan pembukaan dengan salam pembuka dan berdoa untuk memulai
pembelajaran
2. Memeriksa kehadiran siswa sebagai sikap disiplin
3. Menyiapkan fisik dan psikis siswa dalam mengawali kegiatan pembelajaran.
Apersepsi
1. Mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan dengan
pengalaman siswa dengan materi/tema/kegiatan sebelumnya, gerak dasar
menendang bola dan gerak dasar menerima/mengontrol bola
2. Mengingatkan kembali materi prasyarat dengan bertanya.
3. Mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya dengan pelajaran yang akan
dilakukan.
Motivasi
1. Memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari pelajaran yang akan

292 |Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018


2. Pertemuan Ke-2 (4 x 35 menit ) Waktu
dipelajari.Apabila materi/tema/projek ini kerjakan dengan baik dan sungguh-
sungguh ini dikuasai dengan baik, maka siswa diharapkan dapat menjelaskan
tentang gerak dasar menggiring bola dan gerak dasar menyundul bola
2. Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan yang berlangsung
3. Mengajukan pertanyaan.

Pemberian Acuan
Memberitahukan materi pelajaran yang akan dibahas pada pertemuan saat itu.
1. Memberitahukan tentang kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator, dan KKM pada
pertemuan yang berlangsung
2. Pembagian kelompok belajar
3. Menjelaskan mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar sesuai dengan langkah-
langkah pembelajaran.
Kegiatan Inti 100
Sintak menit
Kegiatan Pembelajaran
Model Pembelajaran
Orientasi siswa kepada Siswa diberi motivasi atau rangsangan untuk memusatkan
masalah perhatian pada topik gerak dasar menggiring bola dan gerak
dasar menyundul boladengan cara :
Menayangkan gambar/foto/tabel gambar yang berkaitan
dengan menggiring bola dan menyundul bola kemudian siswa
menerima lembar kerja, pemberian contoh-contoh materi/soal
untuk dapat dikembangkan siswa, dari media interaktif, dsb
yang berhubungan dengan: Cara menggiring bola dan
menyundul bola.

Untuk mendapatkan informasi siswa bisadilakukan di rumah


sebelum kegiatan pembelajaran berlangsung), materi dari buku

Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018| 293


2. Pertemuan Ke-2 (4 x 35 menit ) Waktu
paket atau buku-buku penunjang lain, dari internet/materi yang
berhubungan dengan gerak dasar menggiring bola dan gerak
dasar menyundul bola.

pada saat guru memberikan materi yang berkaitan dengan


gerak dasar menggiring bola dan gerak dasar menyundul bola,
siswa dapat menyimak penjelasan pengantar kegiatan/materi
secara garis besar/global tentang materi pelajaran mengenai
gerak dasar menggiring bola dan gerak dasar menyundul bola
untuk melatih kesungguhan, ketelitian, mencari informasi.
Mengorganisasikan Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk
siswa mengidentifikasi sebanyak mungkin pertanyaan yang berkaitan
dengan gambar yang disajikan dan akan dijawab melalui
kegiatan belajar, tentang gerak dasar menggiring bola dan
gerak dasar menyundul bola. Yangtidak dipahami dari apa yang
diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi
tambahan tentang apa yang diamati (dimulai dari pertanyaan
faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik) untuk
mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan
merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang
perlu untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat.
Membimbing Siswa mengumpulkan informasi yang relevan untuk menjawab
penyelidikan individu pertanyan yang telah diidentifikasi melalui kegiatan
dan kelompok pengamatan dan informasi dari sumber yang lain terkait gerak
dasar menggiring bola dan gerak dasar menyundul bola.Dengan
cara melakukan aktivitas, Setelah siswa mampu menguasai dan
melakukan semua teknik dasar sepakbola dengan benar,
selanjutnya siswa dapat bermain sepak bola dengan peraturan
yang lebih sederhana. Sebelum bertanding lakukan dulu
pemanasan. Latihan pemanasan bertujuan untuk menyiapkan
fisik dan mental pemain. Kemudian melakukan gerakan-gerakan
dasar yang telah kamu pelajari. Bermainlah dengan menjunjung
tinggi nilai kejujuran dan sportivitas. Guru meminta melakukan
refleksi hasil belajar mengenai langkah-langkah dalam
menedang bola dan menerima/mengontrol bola.
Mengembangkan dan Siswa berdiskusi untuk menyimpulkan hasil diskusi berupa
menyajikan hasil karya kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau
media lainnya untuk mengembangkan sikap jujur, teliti,
toleransi, kemampuan berpikir sistematis, mengungkapkan
pendapat dengan sopan.
Menganalisa & Siswa menganalisa masukan, tanggapan dan koreksi dari guru
mengevaluasi proses terkait pembelajaran tentang mengolah informasi yang sudah
pemecahan masalah dikumpulkan dari hasil kegiatan/pertemuan sebelumnya
maupun hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan
mengumpulkan informasi yang sedang berlangsung dengan
bantuan pertanyaan-pertanyaan pada lembar kerja tentang
gerak dasar menggiring bola dan menyundul bola.
untuk menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada
pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi dari berbagai
sumber yang memiliki pendapat yang berbeda sampai kepada

294 |Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018


2. Pertemuan Ke-2 (4 x 35 menit ) Waktu
yang bertentangan untuk mengembangkan sikap jujur, teliti,
disiplin, taat aturan, kerja keras, kemampuan menerapkan
prosedur dan kemampuan berpikir induktif serta deduktif
dalam membuktikan gerak dasar menggiring bola dan
menyundul bola.

Catatan :
Selama pembelajaran berlangsung, guru mengamati sikap siswa dalam pembelajaran
yang meliputi sikap: disiplin, rasa percaya diri, berperilaku jujur, tangguh menghadapi
masalah tanggungjawab, rasa ingin tahu, peduli lingkungan)
Kegiatan Penutup
Siswa :
1) Membuat rangkuman/simpulan pelajaran.tentang point-point penting yang muncul
dalam kegiatan pembelajaran yang baru dilakukan.
2) Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.
3) Akhiri pertemuan dengan berdoa bersama. Guru dan siswa dapat menggunakandoa yang
sudah ada di buku. Guru dapat juga meminta salah seorang siswa untuk memimpin doa
dengan menggunakan kalimat sendiri.
Guru :
20
1) Memeriksa pekerjaan siswa yang selesai langsung diperiksa.
menit
2) Siswa yang selesai mengerjakan projek dengan benar diberi paraf serta diberi nomor
urut peringkat, untuk penilaian projek.
3) Memberikan penghargaan kepada kelompok yang memiliki kinerja dan kerjasama yang
baik
4) Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk tugas kelompok/ perseorangan (jika
diperlukan).
5) Mengagendakan pekerjaan rumah.
6) Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya

3. Pertemuan Ke-3 (4 x 35 menit ) Wakt


u
Kegiatan Pendahuluan 20
Guru : menit
Orientasi
1) Melakukan pembukaan dengan salam pembuka dan berdoa untuk memulai
pembelajaran
2) Memeriksa kehadiran siswa sebagai sikap disiplin
3) Menyiapkan fisik dan psikis siswa dalam mengawali kegiatan pembelajaran.
Apersepsi
1) Mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan dengan
pengalaman siswa dengan materi/tema/kegiatan sebelumnya, gerak dasar
menendang bola dan gerak dasar menerima/mengontrol bola
2) Mengingatkan kembali materi prasyarat dengan bertanya.
3) Mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya dengan pelajaran yang akan
dilakukan.
Motivasi

Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018| 295


3. Pertemuan Ke-3 (4 x 35 menit ) Wakt
u
1) Memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari pelajaran yang akan
dipelajari.
2) Apabila materi/tema/projek ini kerjakan dengan baik dan sungguh-sungguh ini
dikuasai dengan baik, maka siswa diharapkan dapat menjelaskan tentang lapangan
dan peralatan sepakbola dan aturan permainan sepakbola
3) Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan yang berlangsung
4) Mengajukan pertanyaan.
Pemberian Acuan
1) Memberitahukan materi pelajaran yang akan dibahas pada pertemuan saat itu.
2) Memberitahukan tentang kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator, dan KKM
pada pertemuan yang berlangsung
3) Pembagian kelompok belajar
4) Menjelaskan mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar sesuai dengan langkah-
langkah pembelajaran.

Kegiatan Inti 100


Sintak menit
Model Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran
Orientasi siswa 1) Siswa diberi motivasi atau rangsangan untuk memusatkan
kepada masalah perhatian pada topik lapangan dan peralatan sepakbola serta
aturan permainan sepakbola dengan cara menayangkan
gambar/foto/tabel berikut ini

2) Lalu siswa mengerjakan lembar kerja, pemberian contoh-contoh


materi/soal untuk dapat dikembangkan siswa, dari media
interaktif, dsb yang berhubungan dengan ukuran sepak bola dan
peralatannya nama posisi setiap pemain sepakbola. Dengan cara
membaca (dilakukan di rumah sebelum kegiatan pembelajaran
berlangsung), materi dari buku paket atau buku-buku penunjang
lain, dari internet/materi yang berhubungan dengan lapangan dan
peralatan sepakbola dan aturan permainan sepakbola.

296 |Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018


3. Pertemuan Ke-3 (4 x 35 menit ) Wakt
u
3) Mendengarkan dan menyimak pemberian materi oleh guru yang
berkaitan dengan Lapangan dan peralatan sepakbola dan Aturan
permainan sepakbola untuk melatih kesungguhan, ketelitian,
mencari informasi.

Mengorganisasika Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk mengidentifikasi


n siswa sebanyak mungkin pertanyaan yang berkaitan dengan gambar yang
disajikan dan akan dijawab melalui kegiatan belajar, tentang lapangan
dan peralatan sepakbola dan aturan permainan sepakbolayang tidak
dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan
informasi tambahan tentang apa yang diamati (dimulai dari
pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik)
untuk mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan
merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang perlu
untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat.
Membimbing Siswa mengumpulkan informasi yang relevan untuk menjawab
penyelidikan pertanyan yang telah diidentifikasi melalui kegiatan mengamati
individu dan obyek/kejadian, membaca sumber lain selain buku
kelompok teks,mengumpulkan informasi melalui aktivitas (siswa diminta
membuat gambar lapangan sepakbola dan jumlah pemain serta
tugasnya saat bermain) lalu mempraktikannya, berdiskusi dengan
membuat beberapa kelompok. Diharapkan dengan begitu siswa dapat
bertukar informasi terkait lapangan dan peralatan sepakbola dan
aturan permainan sepakbola.
Mengembangkan 1) Siswa berdiskusi untuk menyimpulkan hasil diskusi berupa
dan menyajikan kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau
hasil karya media lainnya untuk mengembangkan sikap jujur, teliti,
toleransi, kemampuan berpikir sistematis, mengungkapkan
pendapat dengan sopan lalu mempresentasikan hasil diskusi
kelompok secara klasikal tentang lapangan dan peralatan
sepakbola serta aturan permainan sepakbola.
2) Mengemukakan pendapat atas presentasi yang dilakukan dan
ditanggapi oleh kelompok yang mempresentasikan dengan
bertanya atas presentasi yang dilakukan dan siswa lain diberi
kesempatan untuk menjawabnya.
3) Menyimpulkan tentang point-point penting yang muncul dalam
kegiatan pembelajaran yang baru dilakukan berupa : laporan
hasil pengamatan secara tertulis tentang lapangan dan peralatan
sepakbola serta aturan permainan sepakbola
4) Menyelesaikan uji kompetensi yang terdapat pada buku
pegangan siswa atau pada lembar lerja yang telah disediakan
secara individu untuk mengecek penguasaan siswa terhadap
materi pelajaran

Menganalisa & 1) Siswa menganalisa masukan untuk menambah keluasan dan


mengevaluasi kedalaman sampai mengolah informasi yang bersifat solusi dari
proses pemecahan

Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018| 297


3. Pertemuan Ke-3 (4 x 35 menit ) Wakt
u
masalah permasalahan yang sedang dibahas, tanggapan dan koreksi dari
guru terkait pembelajaran tentang lapangan dan peralatan
sepakbola serta aturan permainan sepakbola.

Catatan :
Selama pembelajaran berlangsung, guru mengamati sikap siswa dalam pembelajaran yang
meliputi sikap: disiplin, rasa percaya diri, berperilaku jujur, tangguh menghadapi masalah
tanggungjawab, rasa ingin tahu, peduli lingkungan)
Kegiatan Penutup
Siswa :
1) Membuat rangkuman/simpulan pelajaran.tentang point-point penting yang muncul
dalam kegiatan pembelajaran yang baru dilakukan.
2) Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.
3) Akhiri pertemuan dengan berdoa bersama. Guru dan siswa dapat menggunakandoa
yang sudah ada di buku. Guru dapat juga meminta salah seorang siswa untuk
memimpin doa dengan menggunakan kalimat sendiri.
Guru :
20
1) Memeriksa pekerjaan siswa yang selesai langsung diperiksa.
menit
2) Siswa yang selesai mengerjakan projek dengan benar diberi paraf serta diberi nomor
urut peringkat, untuk penilaian projek.
3) Memberikan penghargaan kepada kelompok yang memiliki kinerja dan kerjasama yang
baik
4) Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk tugas kelompok/ perseorangan (jika
diperlukan).
5) Mengagendakan pekerjaan rumah.
6) Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya

F. Penilaian, Pembelajaran Remedial dan Pengayaan


1. Teknik Penilaian
a. Penilaian Kompetensi Pengetahuan
1) Tes Tertulis
a) Pilihan ganda
b) Uraian/esai
2) Tes Lisan
b. Penilaian Kompetensi Keterampilan
1) Proyek, pengamatan, wawancara’
a) Mempelajari buku teks dan sumber lain tentang materi pokok
b) Menyimak tayangan/demo tentang materi pokok
c) Menyelesaikan tugas yang berkaitan dengan pengamatan dan eksplorasi
2) Portofolio / unjuk kerja
a) Laporan tertulis individu/ kelompok
3) Produk,
2. Instrumen Penilaian
a. Pertemuan Pertama (Terlampir)
b. Pertemuan Kedua (Terlampir)
c. Pertemuan Ketiga (Terlampir)

3. PembelajaranRemedial dan Pengayaan

298 |Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018


a. Remedial
 Remedial dapat diberikan kepada siswa yang belum mencapai KKM maupun kepada
siswa yang sudah melampui KKM. Remidial terdiri atas dua bagian : remedial karena
belum mencapai KKM dan remedial karena belum mencapai Kompetensi Dasar
 Guru memberi semangat kepada siswa yang belum mencapai KKM (Kriteria
Ketuntasan Minimal). Guru akan memberikan tugas bagi siswa yang belum mencapai
KKM (Kriterian Ketuntasan Minimal), misalnya sebagai berikut.
 Siswa yang belum menguasai materi akan dijelaskan kembali oleh guru materi
Guru akan melakukan penilaian kembali dengan soal yang sejenis. Remedial
dilaksanakan pada waktu dan hari tertentu yang disesuaikan contoh: pada saat
jam belajar, apabila masih ada waktu, atau di luar jam pelajaran (30 menit
setelah jam pelajaran selesai).

b. Pengayaan
 Pengayaan diberikan untuk menambah wawasan siswa mengenai materi
pembelajaran yang dapat diberikan kepada siswa yang telah tuntas mencapai KKM
atau mencapai Kompetensi Dasar.
 Pengayaan dapat ditagihkan atau tidak ditagihkan, sesuai kesepakatan dengan siswa.
 Direncanakan berdasarkan IPK atau materi pembelajaran yang membutuhkan
pengembangan lebih luas misalnya
 Siswa yang sudah menguasai materi mengerjakan soal pengayaan yang telah
disiapkan oleh guru berupa pertanyaan-pertanyaan pilihan ganda dalam buku
panduan guru. Guru mencatat dan memberikan tambahan nilai bagi siswa yang
berhasil dalam pengayaan.
Parung, ............................. 2018
Mengetahui
Kepala SDN/S Guru Mata Pelajaran
............................................... ...............................................
NIP. . NIP. .

Format Penilaian Sikap :

Satuan Pendidikan : SDN/S


Mata Pelajaran : PJOK
Kelas /Semester : IV/Ganjil
Tahun Pelajaran : 2017/2018
Hormat pada
temanRamah dengan

Format Lembar Pengamatan Sikap Siswa


Sikap
orang tua

Nama
Tenggang rasa
Keterbukaan

Kedisiplinan

Kejujuran

Tanggung jawab
Kerja sama
Ketekunan belajar

Kerajinan

Menepatijanji

Kepedulian

No

1
2
3
4
5

Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018| 299


6
7
Keterangan:
Skala penilaian sikap dibuat dengan rentang antara 1 sampai dengan 4

Jurnal (buku catatan harian tentang siswa oleh guru)

Nama sekolah :
Mata pelajaran :
Kelas :
Tahun Pelajaran :
Nama Guru :

Contoh Isi Buku Catatan Harian

No. Hari/Tanggal Nama Siswa Kejadian


1.
2.
3.
dst.
Kolomkejadiandiisidengankejadianpositif maupunnegatif.Catatan dalam lembaran buku tersebut,
selain bermanfaat untuk merekam dan menilai perilaku siswa, sangat bermanfaat pula untuk menilai
sikap siswa serta dapat menjadi bahan dalam penilaian perkembangan siswa secara keseluruhan.
Selain itu, dalam observasi perilaku, dapat juga digunakan daftarcek yang memuat perilaku-perilaku
tertentu yang diharapkan muncul dari siswa pada umumnya atau dalam keadaan tertentu.
Tes Sikap :
Satuan Pendidikan : SDN/S
Mata Pelajaran : PJOK
Kelas /Semester : IV/Ganjil
Tahun Pelajaran : 2017/2018

Tugas
Coba lakukan permainan sepakbola sesuai dengan apa yang diarahkan oleh guru

Rubik penilaian
Aspek yangdinilai Baik Cukup Kurang
Kejujuran

Kedisiplinan

Kerja sama

Kemandirian

Tes Pengetahuan:
Kisi-Kisi TesTertulis /Uraian/Essai
Satuan Pendidikan : SDN/S
Mata Pelajaran : PJOK

300 |Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018


Kelas /Semester : IV/Ganjil
Tahun Pelajaran : 2017/2018

Bentuk Jumlah
No KompetensiDasar Materi IndikatorSoal
Soal Soal
1 3.1 Memahami Sepakbola 1) Menganalisis bentuk Uraian 2
prosedur variasi permainan bola besar
pola gerak dasar sepakbola
lokomotor, non- 2) Mengidentifikasi teknik dasar
lokomotor, dan permainan sepak bola
manipulatif sesuai 3) Menjelaskan teknik
dengan konsep menendang bola
tubuh, ruang, 4) Menjelaskan teknik
usaha, dan menerima/mengontrol bola
keterhubungan 5) Menjelaskan teknik menggiring
dalam permainan bola
bola besar 6) Menjelaskan menyundul bola
sederhana dan
atau tradisional

Contohbutirsoal:
1. Bagaimanakan cara mengoper bola kepada teman yang jaraknya dekat dalam permainan sepak
bola?
2. Bagaimanakan cara mengoper bola kepada teman yang jaraknya jauh dan terhalang oleh lawan
dalam permainan sepak bola?

Pedoman Penskoran Soal Uraian


No. Soal Rubrik Skor
1 Siswa dapat menyebutkan jawaban dengan baik dan benar. 4
2 Siswa dapat menyebutkan jawaban dengan baik dan benar, tapi kurang 3
lengkap.
3 Siswa dapat menyebutkan jawaban tapi salah sebagian besar. 1

Skor Maksimum 8

total skor perolehan


Nilai= x 100
total skor maksimum

Kisi-Kisi TesTertulis /PilihanGanda

Satuan Pendidikan : SDN/S


Mata Pelajaran : PJOK
Kelas /Semester : IV/Ganjil
Tahun Pelajaran : 2017/2018

Bentuk Jumlah
No Kompetensi Dasar Materi Indikator Soal
Soal Soal
1 3.1 Memahami prosedur Sepakbola 1) Menganalisis bentuk Pilihan 1
variasi pola gerak permainan bola besar Ganda

Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018| 301


dasar lokomotor, non- sepakbola
lokomotor, dan 2) Mengidentifikasi teknik
manipulatif sesuai dasar permainan sepak
dengan konsep tubuh, bola
ruang, usaha, dan 3) Menjelaskan teknik
keterhubungan dalam menendang bola
permainan bola besar 4) Menjelaskan teknik
sederhana dan atau menerima/mengontrol
tradisional bola
5) Menjelaskan teknik
menggiring bola
6) Menjelaskan menyundul
bola

SoalPilihanGanda:
1. Untuk mengoper bola kepada teman yang jaraknya dekat yang paling tepat menggunakan....
a. Kaki bagian luar
b. Kaki bagian dalam
c. Kaki bagian ujung kaki sekeras-kerasnya
d. Kaki bagian belakang

2. Jika ingin memberikan bola kepada teman yang jauh dan terhalang oleh lawan maka tendangan
yang tepat digunakan adalah….
a. Tendangan menyusur tanah
b. Tendangan keras setinggi lutut
c. Tendangan jauh melambung
d. Tendangan keras dengan punggung kaki

Pedoman Penskoran Soal Uraian


No. Rubrik Skor
Soal
1 Siswa dapat menyebutkan jawaban dengan baik dan benar. 1
2 Siswa menyebutkan jawaban salah 0
Skor Maksimum

total skor perolehan


Nilai= x 100
total skor maksimum

Format Penilaian Praktik:


Satuan Pendidikan : SDN/S
Mata Pelajaran : PJOK
Kelas /Semester : IV/Ganjil
Tahun Pelajaran : 2017/2018

Tugas : Melakukan variasi pola gerak dasar lokomotor, non-lokomotor, dan manipulative
sesuai dengan konsep tubuh, ruang, usaha, dan keterhubungan dalam permainan
sepakbola.
Nama siswa :
Kelas :

302 |Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018


Skala Penilaian
No ASPEKYANG DINILAI
4 3 2 1
1. Cara dan sikap menendang bola pasing jarak dekat
2. Cara dan sikap menendang bola pasing jarak jauh
3. Cara dan sikap menghentikan bola/kontrol bola
4. Cara dan sikap menyundul bola

Keterangan:
Kriteria penilaian dapat dilakukan sebagai berikut:4 = sangat baik, 3 = baik, 2 = kurang, 1 = sangat
kurang.

Parung, ............................ 2018

Mengetahui
Kepala SDN/S Guru Mata Pelajaran

............................................... ...............................................
NIP. . NIP. .

D. AKTIVITAS PEMBELAJARAN

1. Skenario Pelatihan : Penyusunan Rencana Program Pembelajaran (RPP)


Alokasi Waktu : 6 JP @ 45 Menit

Pendahuluan Telaah contoh RPP  Penguatan


(Doa, penyampaian Peserta menelaah atas hasil
tujuan, motivasi, contoh RPP PJOK telaah RPP
penjelasan skenario Kelas IV yang ada di  Diskusi
pelatihan, ice modul dan  Membagi
breaking, salam mengaitkannya kelompok
PPK/tepuk PPK/ Mars dengan penguatan  Presentasi
PPK, Lagu karakter, literasi, 4 C PPT
Nasional/Lagu dan HOTS (30’)
Daerah) (15’)
(10’)
Penutup  Mengerjakan
(Refleksi, kesimpulan, LK
games penyemangat,  Telaah RPP  Finalisasi
salam PPK/tepuk  Presentasi RPP yang
PPK/Mars PPK, Lagu hasil telaah telah dibuat
Nasional/Lagu  Penguatan hari
Daerah, motivasi, (80’) sebelumnya
rencana tindak lanjut (120’)
Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018| 3 0 3
dan doa/rasa syukur)
(15’)
304 |Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018
Tugas dan Lembar Kerja
LEMBAR KERJA 6.1.1. :
TELAAH RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Nama Penelaah : .......................................................................


Institusi : .......................................................................
Tujuan:
Peserta mampu :

1. Mengembangkan keterampilan dalam menyusun RPP yang menguatkan karakter


siswa, kemampuan literasi, serta pengembangan kompetensi abad 21 sesuai
dengan Kurikulum 2013.
2. Meningkatkan keterampilan dalam merencanakan program/aktivitas
pembelajaran dengan mensinergikan tiga pusat pendidikan (sekolah, keluarga,
masyarakat) dan tiga jalur pendidikan (formal, informal, nonformal) dengan
menggali dan memanfaatkan sumber-sumber belajar yang ada di sekitarnya.

Langkah Kerja:
1. Kerjakan tugas ini secara berpasangan.
2. Tukarkan RPP antar peserta. Lakukan penelaahan.
3. Pelajari LK telaah RPP ini, cermati maksud dari setiap aspek dalam format.
4. Isilah LK sesuai dengan petunjuk pada format telaah RPP.
5. Berikan catatan khusus atau alasan Anda memberi skor pada suatu aspek pada RPP.
6. Berikan masukan atau rekomendasi secara umum sebagai saran perbaikan RPP pada
kolom yang tersedia.
Petunjuk:

1. Berilah tanda cek (√) pada kolom “Ya” dan “Tidak” pada tiap aspek pengamatan.
Berikan catatan atau saran untuk perbaikan RPP sesuai penilaian Anda.

2. Fokuskan telaah RPP pada perencanaan penguatan karakter siswa melalui literasi,
kompetensi abad 21 (4C) dan HOTS.

3. Identitas RPP yang ditelaah:

Nama : ....................................................................................
Institusi : ....................................................................................

Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018| 305


Saran
Aspek yang Diamati Ada Tidak Catatan
Perbaikan
A. Identitas
1. Nama Sekolah
2. Kelas/Semester
3. Materi Pokok
4. Alokasi Waktu
B. Kompetensi Inti
1.Terdapat KI-1, KI-2, KI-3, dan KI-4
C. Kompetensi Dasar
1. Kompetensi Dasar Pengetahuan
(KD dari KI-3)
2. Kompetensi Dasar Keterampilan
(KD dari KI-4)
D. Indikator
1. Indikator dari Kompetensi Dasar
Pengetahuan (KD dari KI-3)
2. Indikator dari Kompetensi Dasar
Keterampilan (KD dari KI-4)
E.Perumusan Tujuan Pembelajaran
1. Tujuan realistik, dapat dicapai melalui
proses pembelajaran
2. Relevan antara KI, KD dan IPK
3. Mencakup pengembangan sikap,
pengetahuan dan keterampilan
4. Mengandung unsur proses dan hasil
pembelajaran.
5. Karakter siswa secara eksplisit
dirumuskan dalam tujuan pembelajaran
F. Materi Pembelajaran
1. Materi dikaitkan dengan pengetahuan lain
yang relevan, perkembangan Iptek , dan
kehidupan nyata
2. Materi disusun secara sistematis (dari
mudah ke sulit, dari konkrit ke abstrak)
H. Media dan sumber belajar
1. Memuat jenis media pembelajaran yang
relevan
2. Memuat jenis sumber belajar yang
relevan
I. Kegiatan Pembelajaran
1. Kegiatan Pendahuluan
a. Memuat aktivitas penyiapan fisik dan
psikis siswa dengan sapaan, doa dan
pemberian salam

306 |Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018


Saran
Aspek yang Diamati Ada Tidak Catatan
Perbaikan
b. Memuat aktivitas penyampaian
kompetensi yang akan dicapai
c. Memuat aktivitas pengajuan pertanyaan
menantang untuk memotivasi
d. Memuat aktivitas penyampaian manfaat
mempelajari materi pembelajaran
e. Memuat aktivitas penyampaian aspek
yang akan dinilai selama proses
pembelajaran
f. Memuat aktivitas penyampaian
rencana/langkah-langkah kegiatan
(misalnya: kerja individual, kerja
kelompok, diskusi, melakukan observasi,
dll.)
g. Memuat kegiatan penguatan karakter
siswa dalam bentuk kegiatan
brainstorming
2. Kegiatan Inti
a. Memuat rancangan pembelajaran yang
sesuai dengan kompetensi yang akan
dicapai
b. Memuat aktivitas yang
menumbuhkan partisipasi aktif siswa
dalam pembelajaran
c. Tercermin langkah-langkah dalam
pendekatan saintifik/
pendekatan/model lain yang relevan
d. Memuat berbagai aktivitas
pembelajaran secara individu/
kelompok
3. Penutup pembelajaran
a. Memuat aktivitas siswa untuk
menyimpulkan atau merangkum materi
pembelajaran
b. Memuat aktivitas siswa untuk
merefleksi proses dan materi
pembelajaran
c. Memuat aktivitas tindak lanjut, khusus
bagi siswa yang membutuhkan
pelayanan khusus diberikan bantuan
psiko-edukasi, dan remedial /
pengayaan;

Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018| 307


Saran
Aspek yang Diamati Ada Tidak Catatan
Perbaikan
d. Memuat aktivitas siswa untuk
penumbuhan nilai karakter(doa,
menyanyikan lagu wajib, lagu daerah,
menguatkan kembali sikap spiritual dan
sosial)
H. Penilaian
1. Terdapat teknik dan instrumen
penilaian sikap yang sesuai
2. Terdapat teknik dan instrumen
penilaian pengetahuan yang sesuai
3. Terdapat teknik dan instrumen
penilaian keterampilan yang sesuai
Skor yang diperoleh … …

Skor yang diperoleh


Nilai = x 100
Skor maksimal


Nilai = x 100 = ….
36

Masukan terhadap RPP secara umum:


......................................................................................................................
......................................................................................................................
......................................................................................................................
......................................................................................................................
.......................................................................................................

......................................................................

308 |Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018


UNIT V
PRAKTIK PEMBELAJARAN dan PENILAIAN PJOK
(PEER TEACHING)
(8 JP)

A. KOMPETENSI
Mengidentifikasi konsep umum pelaksanaan pembelajaran dan langkah-langkah
pembelajaran, mengaplikasikan pembelajaran saintifik pada mata pelajaran PJOK.

B. INDIKATOR
Indikator yang hendak dicapai melalui kegiatan pelatihan ini adalah :
1. Menjelaskan konsep umum dan langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran
PJOK
2. Menerapkan pendekatan saintifik dalam pembelajaran PJOK
3. Melakukan praktik pembelajaran PJOK
4. Melakukan penilaian pembelajaran PJOK
5. Melakukan tindak lanjut hasil penilaian pembelajaran PJOK
6. Melakukan penilaian proses simulasi praktik pembelajaran dan penilaian, serta
menganalisis hasil penilaian

C. URAIAN MATERI
Pendidikan jasmani (penjas) pada dasarnya merupakan bagian integral dari sistem
pendidikan secara keseluruhan. Oleh karena itu, pelaksanaan penjas harus
diarahkan pada pencapaian tujuan tersebut. Tujuan penjas bukan hanya
mengembangkan ranah jasmani, tetapi juga mengembangkan aspek kesehatan,
kebugaran jasmani, keterampilan berfikir kritis, stabilitas emosional, keterampilan
sosial, penalaran dan tindakan moral melalui kegiatan aktifitas jasmani dan olah
raga. Penjas merupakan media untuk mendorong perkembangan motorik,
kemampuan fisik, pengetahuan dan penalaran, penghayatan nilai-nilai
(sikapmental-emosional-spritual-dan sosial), serta pembiasan pola hidup sehat
yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan yang
seimbang.Penjas memiliki peran yang sangat penting dalam mengintensifkan
penyelenggaraan pendidikan sebagai suatu proses pembinaan manusia yang
berlangsung seumur hidup. Penjas memberikan kesempatan pada siswa untuk

Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018| 309


terlibat langsung dalam aneka pengalaman belajar melalui aktifitas jasmani,
bermain, dan berolahraga yang dilakukan secara sistematis, terarah dan terencana.
Pembekalan pengalaman belajar itu diarahkan untuk membina, sekaligus
membentuk gaya hidup sehat dan aktif sepanjang hayat.
Sesuai dengan karakteristik siswa SD, usia 6-11 tahun kebanyakan dari mereka
cenderung masih suka bermain. Untuk itu guru harus mampu mengembangkan
pembelajaran yang efektif, disamping harus memahami dan memperhatikan
karakteristik dan kebutuhan siswa. Pada masa usia tersebut seluruh aspek
perkembangan manusia baik itu kognitif, psikomotorik dan afektif mengalami
perubahan. Perubahan yang paling mencolok adalah pertumbuhan dan
perkembangan fisik dan psikologis.Agar standar kompetensi pembelajaran penjas
dapat terlaksana sesuai dengan pedoman, maksud dan juga tujuan sebagaimana
yang ada dalam kurikulum, maka guru penjas harus mampu membuat pembelajaran
yang efektif dan menyenangkan. Untuk itu perlu adanya pendekatan, variasi
maupun modifikasi dalam pembelajaran.
Peer teaching merupakan salah satu bentuk model praktek mengajar. Dalam
konteks yang sebenarnya, mengajar mengandung banyak tindakan, baik mencakup
teknis penyampaian materi, penggunaan metode, penggunaan media, membimbing
belajar, memberi motivasi, mengelola kelas, memberikan penilaian dan seterusnya.
Peer teaching merupakan suatu situasi pengajaran yang dilaksanakan dalam waktu
dan jumlah peserta yang terbatas, yaitu selama 5-20 menit dengan jumlah peserta
sebanyak 3-10 orang.
Konsep pengajaran peer teaching dilandasi oleh pokok-pokok pikiran sebagai
berikut:

1. Pengajaran yang nyata (dilaksanakan dalam bentuk yang sebenarnya) tetapi


berskala kecil.
2. Latihan terpusat pada keterampilan dasar mengajar, mempergunakan informasi
dan pengetahuan tentang tingkat belajar siswa sebagai umpan balik terhadap
kemampuan guru.
3. Pengajaran dilaksanakan bagi para peserta dengan latar belakang yang berbeda-
beda dan berdasarkan pada kemampuan intelektual kelompok usia tertentu.
4. Pengontrolan secara ketat terhadap lingkungan latihan yang diselenggarakan
dalam laboratorium micro – teaching.

310 |Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018


5. Penyediaan low-risk-situation yang memungkinkan peserta berpartisipasi aktif
dalam pengajaran,
6. Penyediaan kesempatan latihan ulang dan pengaturan distribusi latihan dalam
jangka waktu tertentu.
Komponen keterampilan          dasar  mengajar  yang  dilatihkan dalam  peer
teaching  antara lain :

1.Keterampilan dasar membuka dan menutup pelajaran (set induction And closure)


2.Keterampilan dasar menjelaskan secara verbal dan demonstrasi (explaining skills)
3.Keterampilan dasar mengadakan variasi (variation skills)
4.Keterampilan dasar memberikan penguatan (reinforcement skills)
5.Keterampilan dasar bertanya (questioning skills)
6.Keterampilan dasar mengelola kelas
7.Keterampilan dasar mengajar perorangan/kelompok kecil
8.Keterampilan dasar membimbing diskusi kelompok kecil
9.Keterampilan menumbuhkan sikap positif dalam proses pembelajaran

Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif,


inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk
berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas,
dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta
psikologis peserta didik. Untuk itu setiap satuan pendidikan melakukan
perencanaan pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran serta penilaian
proses pembelajaran untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas ketercapaian
kompetensi lulusan.
Salah satu faktor penentu keberhasilan pembelajaran adalah keterampilan guru
dalam merancang, melaksanakan, dan melakukan penilaian pembelajaran. Secara
khusus, guru diharapkan mampu menerapkan pembelajaran yang mampu
menguatkan karakter peserta didik. Hal ini sejalan dengan upaya untuk menjadikan
penguatan karakter sebagai jiwa utama penyelenggaraan pendidikan.

1. Praktik Pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran merupakan implementasi dari RPP yang
diorganisasikan menjadi kegiatan Pendahuluan , Inti dan Penutup.
Keseluruhan Proses pembelajaran tersebut harus menggambarkan
pengalaman peserta didik dalam mencapai kompetensi sikap, pengetahuan

Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018| 311


dan keterampilan melalui kegiatan pembelajran yang interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, konstektual, dan kolaboratif. Praktik
pembelajaran dilakukan dengan Peer Teaching dengan langkah sebagai
berikut :

a. Peserta dibagai kedalam kelompok

b. Masing-masing kelompok mendiskusikan satu RPP yang akan dipilih dan


dipraktikan

c. Menunjuk satu anggota kelompok untuk melaksanakan praktik


pembelajaran sedangkan anggota kelompok yang lain mengamati jalannya
peer teaching dengan menggunkan instrument pengamatan yang sudah
disiapkan

d. Menyiapkan peserta sebagai murid

e. Melaksanakan peer teaching dengan durasi 20 menit

2. Prinsip Pembelajaran
Sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi maka prinsip
pembelajaran yang digunakan:
a. dari peserta didik diberi tahu menuju peserta didik mencari tahu;
b. dari guru sebagai satu-satunya sumber belajar menjadi belajar berbasis
aneka sumber belajar;
c. dari pendekatan tekstual menuju proses sebagai penguatan penggunaan
pendekatan ilmiah;
d. dari pembelajaran berbasis konten menuju pembelajaran berbasis
kompetensi;
e. dari pembelajaran parsial menuju pembelajaran terpadu;
f. dari pembelajaran yang menekankan jawaban tunggal menuju
pembelajaran dengan jawaban yang kebenarannya multi dimensi;
g. dari pembelajaran verbalisme menuju keterampilan aplikatif;
h. peningkatan dan keseimbangan antara keterampilan fisikal (hardskills)
dan keterampilan mental (softskills);
i. pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan
peserta didik sebagai pembelajar sepanjang hayat;

312 |Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018


j. pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan
(ing ngarso sung tulodo), membangun kemauan (ing madyo mangun
karso), dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses
pembelajaran (tut wuri handayani);
k. pembelajaran yang berlangsung di rumah di sekolah, dan di masyarakat;
l. pembelajaran yang menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru,
siapa saja adalah peserta didik, dan di mana saja adalah kelas;
m. pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan
efisiensi dan efektivitas pembelajaran; dan
n. pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya peserta
didik.

3. Pelaksanaan Pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran merupakan implementasi dari RPP, meliputi
kegiatan pendahuluan, inti dan penutup.
a. Kegiatan Pendahuluan
Dalam kegiatan pendahuluan, aktivitas yang dapat dilakukan, antara lain:
- menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti
proses pembelajaran;
- mengajak peserta didik melakukan kegiatan brainstorming bisa dalam
bentuk games, menyanyikan lagu, kuis, salam/tepuk PPK, dan lain-
lain;
- memberi motivasi belajar peserta didik dengan menjelaskan manfaat
dan aplikasi materi ajar (kontekstual) dalam kehidupan sehari-hari,
dengan memberikan contoh dan perbandingan lokal, nasional dan
internasional, serta disesuaikan dengan karakteristik dan jenjang
peserta didik;
- mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan
sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari;
- menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan
dicapai; dan
- menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai
RPP.

Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018| 313


Pada kegiatan pendahuluan, guru dapat pula memfasilitasi kegiatan
yang menguatkan karakter peserta didik diantaranya melalui kegiatan
literasi, pengembangan kompetensi abad 21 (khususnya 4 C), dan
HOTS.

b. Kegiatan Inti
Kegiatan inti menggunakan model pembelajaran, metode pembelajaran,
media pembelajaran, dan sumber belajar yang disesuaikan dengan
karakteristik peserta didik. Pemilihan pendekatan saintifik dan/atau
inkuiri dan penyingkapan (discovery) dan/atau pembelajaran yang
menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah (project based learning)
disesuaikan dengan karakteristik kompetensi dan jenjang pendidikan.
Catatan: project based learning adalah salah satu model pembelajaran
dengan pendekatan scientific approach. Pada saat bicara pendekatan, bisa
ditambahkan dengan model dan metode. Cooperatif Learning misalnya
adalah sebuah model.

1. Sikap
Sesuai dengan karakteristik sikap, maka salah satu alternatif yang
dipilih adalah proses afeksi mulai dari menerima, menjalankan,
menghargai, menghayati, hingga mengamalkan. Seluruh aktivitas
pembelajaran berorientasi pada tahapan kompetensi yang
mendorong peserta didik untuk melakuan aktivitas tersebut.

(memiliki perilaku yang mencerminkan sikap , bertaqwa,


berkarakter, jujur dan peduli, bertanggungjawab, pembelajar sejati
sepanjang hayat, sehat jasmani dan rohani sesuai dengan
perkembangan anak di lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat
dan lingkungan alam sekitar, bangsa dan Negara.)

2. Pengetahuan
Pengetahuan dimiliki melalui aktivitas mengetahui, memahami,
menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, hingga mencipta.
Karakteritik aktivititas belajar dalam domain pengetahuan ini

314 |Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018


memiliki perbedaan dan kesamaan dengan aktivitas belajar dalam
domain keterampilan. Untuk memperkuat pendekatan saintifik,
tematik terpadu, dan tematik sangat disarankan untuk menerapkan
belajar berbasis penyingkapan/penelitian (discovery/inquiry
learning). Untuk mendorong peserta didik menghasilkan karya
kreatif dan kontekstual, baik individual maupun kelompok,
disarankan yang menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah
(problem based learning dan project based learning).

(Memiliki pengetahuan factual, konseptual,procedural, dan


metakognitif pada tingkat dasar berkenaan dengan : ilmu
pengetahuan, teknologi, seni dan budaya, mampu mengaitkan
pengetahuan diatas dalam konteks diri sendiri, keluarga, sekolah ,
masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa dan negara )

3. Keterampilan
Keterampilan diperoleh melalui kegiatan mengamati, menanya,
mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta. Seluruh isi materi (topik
dan sub topik) mata pelajaran yang diturunkan dari keterampilan
harus mendorong peserta didik untuk melakukan proses
pengamatan hingga penciptaan. Untuk mewujudkan keterampilan
tersebut perlu melakukan pembelajaran yang menerapkan modus
belajar berbasis penyingkapan/penelitian (discovery/inquiry
learning) dan pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis
pemecahan masalah (problem based learning dan project based
learning).

(Memiliki keterampilan berpikir dan bertindak : kreatif, produktif,


kritis, mandiri, kolaboratif dan komunikatif, melalui pendekatan
ilmiah sesuai dengan tahap perkembangan anakyang relevan dengan
tugas yang di berikan )

Pada kegiatan inti, guru diharapkan mampu memfasilitasi


kegiatan yang menguatkan karakter peserta didik melalui
kegiatan literasi, pengembangan kompetensi abad 21 (khususnya 4
C), dan HOTS. Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018| 315
c. Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru bersama peserta didik baik secara
individual maupun kelompok melakukan refleksi untuk mengevaluasi:
- seluruh rangkaian aktivitas pembelajaran dan hasil-hasil yang
diperoleh untuk selanjutnya secara bersama menemukan manfaat
langsung maupun tidak langsung dari hasil pembelajaran yang telah
berlangsung;
- memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;
- melakukan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pemberian tugas, baik
tugas individual maupun kelompok; dan
- menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran untuk pertemuan
berikutnya.

Pada kegiatan penutup, guru dapat pula memfasilitasi kegiatan yang


menguatkan karakter peserta didik melalui kegiatan literasi,
pengembangan kompetensiabad 21 (khususnya 4 C), dan HOTS.

316 |Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018


D. SKENARIO
Materi Pelatihan : Unit XI. Praktik Pembelajaran (Peer Teaching)
Alokasi Waktu : 8 JP @ 45 Menit

Pendahuluan Curah Gagasan:


(Doa, penyampaian ‘Apa yang harus
tujuan, motivasi, dilakukan oleh
penjelasan skenario Guru agar mampu  Penguatan
pelatihan, ice menerapkan atas hasil
breaking, salam pembelajaran yang diskusi
PPK/tepuk PPK/ Mars sejalan dengan  Presentasi
PPK, Lagu Kurikulum 2013? PPT 11.1
Nasional/Lagu (15’) (25’)
Daerah)
(10’)

Penutup
(Refleksi, kesimpulan,  Praktik peer  Persiapan
games penyemangat, teaching dan
salam PPK/tepuk  Pengamatan pembagian
PPK/Mars PPK, Lagu dengan LK waktu per
Nasional/Lagu 11.1 kelompok
Daerah, motivasi,  Diskusi hasil peer
rencana tindak lanjut pengamatan teaching
dan doa/rasa syukur)  Penguatan (30’)
(15’) (265’)
 Praktik Peer
Teaching
Catatan :
Dua hari sebelum kegiatan Praktik Pembelajaran, peserta sudah dibagi menjadi 5-6
kelompok. Setiap kelompok menentukan peserta yang akan menjadi guru model dengan
menggunakan RPP yang telah disusun. Guru model bersama anggota kelompok
menyiapkan media pembelajaran yang diperlukan.

Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018| 317


Lembar Kerja 5. Simulasi Pembelajaran PJOK

Simulasi Pembelajaran PJOK


Langkah Kerja:
1. Sediakanlah RPP yang telah Saudara susun dengan menerapkan berbagai gaya
mengajar!
2. Pilihlah peserta didikuntuk merekam aktivitas Saudara dalam melaksanakan
pembelajaran!
3. Simulasikanlah salah satu materi pembelajaran sebagaimana RPP yang telah
Saudara tulis!
4. Mintalah peserta didik untuk merekam aktivitas Saudara selama melakukan
aktivitas pembelajaran Pendahuluan, Inti (penyampaian materi dan penilaian),
serta Penutup!
5. Gunakanlah lembar pengamatan berikut ini untuk menilai kualitas pelaksanaan
pembelajaran berdasarkan hasil rekaman!
6. Lakukan perbaikan jika Saudara merasa kurang baik di dalam melaksanakan
pembelajaran!

Refleksi:
Tuliskanlah makna pembelajaran yang telah Saudara lakukan, dan apa rencana
Saudara jika diminta melakukan simulasi pembelajaran dengan menerapkan
metode/gaya mengajar?
...........................................................................................................................................................

...........................................................................................................................................................

...........................................................................................................................................................

...........................................................................................................................................................

...........................................................................................................................................................

318 |Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018


UNIT VI

PERAKTIK PENGOLAHAN,
DAN PELAPORAN PENILAIAN HASIL BELAJAR

A. KOMPETENSI
Melakukan pengolahan hasil penilaian pembelajaran dan penyusunan laporan
penilaian hasil belajar.

B. INDIKATOR
1. Mengolah hasil penilaian pembelajaran PJOK
2. Menyusun laporan hasil penilaian pembelajaran PJOK

C. URAIAN MATERI

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) adalah kriteria ketuntasan belajar yang


ditentukan oleh satuan pendidikan yang mengacu pada standar kompetensi
kelulusan, dengan mempertimbangkan karakteristik peserta didik, karakteristik
muatan pelajaran, dan kondisi Satuan Pendidikan. Penentuan KKM harus
mempertimbangkan setidaknya 3 aspek, yakni karakteristik peserta didik (intake),
karakteristik muatan/mata pelajaran (kompleksitas), dan kondisi satuan pendidikan
(pendidik dan daya dukung.
Penentuan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
1. Hitung jumlah Kompetensi Dasar (KD) setiap muatan pelajaran setiap kelas dalam satu
tahun pelajaran.
2. Tentukan komponen-komponen yang termasuk aspek kompleksitas, intake, pendidik,
dan daya dukung.
a. Komponen-komponen yang bisa dimasukkan aspek kompleksitas, antara lain jumlah
KD dan karakterististik KD muatan pelajaran (misalnya, tingkat kesulitan KD).
b. Komponen-komponen yang bisa dimasukkan aspek intake, antara lain hasil observasi
awal siswa, hasil belajar siswa dari tahun pelajaran sebelumnya, dan nilai hasil ujian
sekolah dari tahun pelajaran sebelumnya.
c. Komponen-komponen yang bisa dimasukkan aspek pendidik dan daya dukung,
antara lain kompetensi pendidik (nilai UKG), rasio pendidik dan murid dalam satu
kelas, akreditasi sekolah dan sarana prasarana sekolah.
3. Tentukan nilai untuk setiap aspek melalui rapat dewan guru dengan ketentuan sebagai
berikut:

Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018| 319


a. Kompleksitas:
Semakin tinggi nilai aspek kompleksitas maka nilai KKM semakin rendah.
Sebaliknya, semakin rendah nilai aspek kompleksitas maka nilai KKM semakin
tinggi.
b. Intake
Semakin tinggi nilai aspek intake maka nilai KKM semakin tinggi. Sebaliknya,
semakin rendah nilai aspek intake maka nilai KKM semakin rendah.
c. Pendidik dan Daya Dukung
Semakin tinggi nilai aspek pendidik dan daya dukung maka nilai KKM semakin
tinggi. Sebaliknya, semakin rendah aspek pendidik dan daya dukung maka nilai
KKM semakin rendah.

3. Tentukan nilai setiap aspek dengan skala 0 – 100.


4. Tentukan skor tiap aspek dengan rumus:
Skor yang diperoleh
Skor komponen = x skor maksimum
100
5. Tentukan KKM setiap KD dengan rumus:
Jumlah total setiap aspek
KKM per KD =
jumlah total aspek
6. Tentukan KKM setiap muatan pelajaran dengan rumus:
Jumlah total KKM per KD
KKM per KD =
jumlah total KD

Contoh kriteria rentang nilai KKM menggunakan kategori


Nilai
Sangat
No Aspek Rendah Sedang Tinggi
Tinggi
(0-25) (26-50) (51-75)
(76-100)
1 Kompleksitas
2 Intake
3 Pendidik dan
Daya Dukung

Keterangan:
Contoh perhitungan nilai untuk aspek pendidik dan daya dukung:

Misalkan, komponen-komponen yang dimasukkan dalam aspek pendidik dan daya dukung
(1) kompetensi pendidik (nilai UKG); (2) rasio pendidik dan murid dalam satu kelas; (3)
akreditasi sekolah dan (4) sarana prasarana sekolah.

320 |Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018


 Nilai rendah (0 – 25) jika hanya satu dari komponen-komponen terpenuhi.
 Nilai sedang (26 – 50) jika ada dua dari komponen-komponen terpenuhi.
 Nilai tinggi (51 – 75) jika ada tiga dari komponen-komponen terpenuhi.
 Nilai sangat tinggi (76 – 100) jika semua dari komponen-komponenterpenuhi.

Berikut dibawah ini tabel contoh


KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL (KKM)
Muatan Pelajaran : PJOK
Kelas : IV
KOMPLEKSIT A INTAKE GURU & DAYA
KOMPETENSI DASAR S (POTENSI SISWA) DUKUNG KKM PER KD
0-100 0-100 0-100
3.1 Memahami variasi gerak dasar lokomotor, non-
lokomotor, dan manipulatif sesuai dengan konsep
tubuh, ruang, usaha, dan keterhubungan dalam 70 70 70 70
permainan bola besar sederhana dan atau
tradisional*
3.2 Memahami variasi gerak dasar lokomotor, non-
lokomotor, dan manipulatif sesuai dengan konsep
tubuh, ruang, usaha, dan keterhubungan dalam 70 70 75 72
permainan bola kecil sederhana dan atau
tradisional*
3.3 Memahami variasi gerak dasar jalan, lari, lompat,
dan lempar melalui permainan/olahraga yang 70 70 75 72
dimodifikasi dan atau olahraga tradisional
3.4 Menerapkan gerak dasar lokomotor dan non-
lokomotor untuk membentuk gerak dasar seni 60 70 70 67
beladiri**
3.5 Memahami berbagai bentuk aktivitas kebugaran
jasmani melalui berbagai latihan; daya tahan,
70 70 70 70
kekuatan, kecepatan, dan kelincahan untuk
mencapai berat badan ideal
3.6 Menerapkan variasi dan kombinasi berbagai pola
gerak dominan (bertumpu, bergantung,
keseimbangan, berpindah/lokomotor, tolakan, 65 65 65 65
putaran, ayunan, melayang, dan mendarat) dalam
aktivitas senam lantai
3.7 Menerapkan variasi gerak dasar langkah dan
ayunan lengan mengikuti irama (ketukan)
65 70 65 67
tanpa/dengan musik dalam aktivitas gerak
berirama
3.8 Memahami gerak dasar satu gaya renang*** 65 65 65 65
3.9 Memahami jenis cidera dan cara
penanggulangannya secara sederhana saat
60 60 60 60
melakukan aktivitas fisik dan dalam kehidupan
sehari-hari
3.10 Menganalisis perilaku terpuji dalam pergaulan
sehari-hari (antar teman sebaya, orang yang lebih 70 70 70 70
tua, dan orang yang lebih muda)

4.1 Mempraktikkan variasi gerak dasar lokomotor, non-


lokomotor, dan manipulatif sesuai dengan konsep
tubuh, ruang, usaha, dan keterhubungan dalam 80 80 80 80
permainan bola besar sederhana dan atau
tradisional*
4.2 Mempraktikkan variasi gerak dasar lokomotor, non-
lokomotor, dan manipulatif sesuai dengan konsep
tubuh, ruang, usaha, dan keterhubungan dalam 80 80 85 82
permainan bola kecil sederhana dan atau
tradisional*
4.3 Mempraktikkan variasi pola dasar jalan, lari,
lompat, dan lempar melalui permainan/olahraga 70 70 75 72
yang dimodifikasi dan atau olahraga tradisional
4.4 Mempraktikkan gerak dasar lokom otor dan non
lokomotor untuk membentuk gerak dasar seni 60 70 70 67
beladiri**
4.5 Mempraktikkan berbagai aktivitas kebugaran
jasmani melalui berbagai bentuk latihan; daya
80 80 80 80
tahan, kekuatan, kecepatan, dan kelincahan untuk
mencapai berat badan ideal
4.6 Mempraktikkan variasi dan kombinasi berbagai
pola gerak dominan (bertumpu, bergantung,
keseimbangan, berpindah/lokomotor, tolakan, 65 65 65 65
putaran, ayunan, melayang, dan mendarat) dalam
aktivitas senam lantai
4.7 Mempraktikkan variasi gerak dasar langkah dan
ayunan lengan mengikuti irama (ketukan)
65 70 65 67
tanpa/dengan musik dalam aktivitas gerak
berirama
4.8
Mempraktikkan gerak dasar satu gaya renang *** 60 60 60 60
4.9 Mendemonstrasikan cara penanggulangan jenis
cidera secara sederhana saat melakukan aktivitas 65 75 75 72
fisik dan dalam kehidupan sehari-hari.
4.10
Mendemonstrasikan perilaku terpuji dalam
pergaulan sehari-hari (antar teman sebaya, orang 75 75 75 75
yang lebih tua, dan orang yang lebih muda)

KKM MUATAN PELAJARAN PJOK 70

Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018| 321


KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL (KKM)
Muatan Pelajaran : PJOK
Kelas : IV
KOMPLEKSITA INTAKE GURU & DAYA
KOMPETENSI DASAR S (POTENSI SISWA) DUKUNG KKM PER KD
0-100 0-100 0-100
3.1 Memahami variasi gerak dasar lokomotor, non-
lokomotor, dan manipulatif sesuai dengan konsep
tubuh, ruang, usaha, dan keterhubungan dalam 70 70 70 70
permainan bola besar sederhana dan atau
tradisional*
3.2 Memahami variasi gerak dasar lokomotor, non-
lokomotor, dan manipulatif sesuai dengan konsep
tubuh, ruang, usaha, dan keterhubungan dalam 70 70 75 72
permainan bola kecil sederhana dan atau
tradisional*
3.3 Memahami variasi gerak dasar jalan, lari, lompat,
dan lempar melalui permainan/olahraga yang 70 70 75 72
dimodifikasi dan atau olahraga tradisional
3.4 Menerapkan gerak dasar lokomotor dan non-
lokomotor untuk membentuk gerak dasar seni 60 70 70 67
beladiri**
3.5 Memahami berbagai bentuk aktivitas kebugaran
jasmani melalui berbagai latihan; daya tahan,
70 70 70 70
kekuatan, kecepatan, dan kelincahan untuk
mencapai berat badan ideal
3.6 Menerapkan variasi dan kombinasi berbagai pola
gerak dominan (bertumpu, bergantung,
keseimbangan, berpindah/lokomotor, tolakan, 65 65 65 65
putaran, ayunan, melayang, dan mendarat) dalam
aktivitas senam lantai
3.7 Menerapkan variasi gerak dasar langkah dan
ayunan lengan mengikuti irama (ketukan)
65 70 65 67
tanpa/dengan musik dalam aktivitas gerak
berirama
3.8 Memahami gerak dasar satu gaya renang*** 65 65 65 65
3.9 Memahami jenis cidera dan cara
penanggulangannya secara sederhana saat
60 60 60 60
melakukan aktivitas fisik dan dalam kehidupan
sehari-hari
3.10 Menganalisis perilaku terpuji dalam pergaulan
sehari-hari (antar teman sebaya, orang yang lebih 70 70 70 70
tua, dan orang yang lebih muda)

4.1 Mempraktikkan variasi gerak dasar lokomotor, non-


lokomotor, dan manipulatif sesuai dengan konsep
tubuh, ruang, usaha, dan keterhubungan dalam 80 80 80 80
permainan bola besar sederhana dan atau
tradisional*
4.2 Mempraktikkan variasi gerak dasar lokomotor, non-
lokomotor, dan manipulatif sesuai dengan konsep
tubuh, ruang, usaha, dan keterhubungan dalam 80 80 85 82
permainan bola kecil sederhana dan atau
tradisional*
4.3 Mempraktikkan variasi pola dasar jalan, lari,
lompat, dan lempar melalui permainan/olahraga 70 70 75 72
yang dimodifikasi dan atau olahraga tradisional
4.4 Mempraktikkan gerak dasar lokomotor dan non
lokomotor untuk membentuk gerak dasar seni 60 70 70 67
beladiri**
4.5 Mempraktikkan berbagai aktivitas kebugaran
jasmani melalui berbagai bentuk latihan; daya
80 80 80 80
tahan, kekuatan, kecepatan, dan kelincahan untuk
mencapai berat badan ideal
4.6 Mempraktikkan variasi dan kombinasi berbagai
pola gerak dominan (bertumpu, bergantung,
keseimbangan, berpindah/lokomotor, tolakan, 65 65 65 65
putaran, ayunan, melayang, dan mendarat) dalam
aktivitas senam lantai
4.7 Mempraktikkan variasi gerak dasar langkah dan
ayunan lengan mengikuti irama (ketukan)
65 70 65 67
tanpa/dengan musik dalam aktivitas gerak
berirama
4.8
Mempraktikkan gerak dasar satu gaya renang *** 60 60 60 60
4.9 Mendemonstrasikan cara penanggulangan jenis
cidera secara sederhana saat melakukan aktivitas 65 75 75 72
fisik dan dalam kehidupan sehari-hari.
4.10
Mendemonstrasikan perilaku terpuji dalam
pergaulan sehari-hari (antar teman sebaya, orang 75 75 75 75
yang lebih tua, dan orang yang lebih muda)

KKM MUATAN PELAJARAN PJOK 70

KKM.
Penilaian oleh pendidik pada dasarnya digunakan untuk menilai pencapaian hasil
belajar peserta didik sebagai dasar untuk memperbaiki proses pembelajaran dan

322 |Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018


bahan penyusunan pelaporan hasil penilaian peserta didik pada aspek sikap, aspek
pengetahuan, dan aspek keterampilan. Muara penilaian pendidikan sesungguhnya
adalah pembentukan karakter peserta didik.
1. Penilaian Sikap

Penilaian sikap merupakan kegiatan yang dilakukan untuk


memperoleh
informasideskriptifmengenaiperilakupesertadidikdidalamdandiluar
pembelajaran.Penilaiansikapmeliputisikapspiritualdansosial.Penilaian
sikap memiliki karakteristik yang berbeda dari penilaian pengetahuan
dan keterampilan sehingga teknik penilaian yang digunakan juga
berbeda. Dalam hal ini, penilaian sikap lebih ditujukan untuk membina
perilaku dalam rangka penguatan karakter pesertadidik.

Dalam upaya penguatan karakter peserta didik, kompetensi sikap


spiritual (KI-1) dan kompetensi sikap sosial (KI-2) yang akan diamati
merujuk pada nilai utama dan nilai karakter dalam konsep penguatan
pendidikankarakter(PPK).Nilaiutamadannilaikarakteryangdimaksud
adalah sebagaiberikut:

Religius
Jujur
Toleransi
Disiplin
Kerja Keras
Kreatif
Mandiri
Demokratis
Rasa Ingin Tahu
Semangat Kebangsaan
Cinta Tanah Air
Menghargai Prestasi
Bersahabat/Komunikatif
Cinta Damai
Gemar Membaca
Peduli Lingkungan
Peduli Sosial
Tanggung Jawab
(dan lain-lain)
Pasal 3 Perpres No. 87/2017
Tentang PPK

Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018| 323


Alur penilaian kompetensi sikap digambarkan dalam skema berikut ini.

Prosedur pelaksanaan penilaian sikap meliputi hal-hal


berikut:
a. Mengamati perilaku peserta didik pada saat pembelajaran dan di
luar pembelajaran.
b. Mencatat sikap dan perilaku peserta didik pada lembar
observasi(mencatat sikap yang menonjol pada jurnal)
c. Menindaklanjuti hasil pengamatan
d. Hasil penilaian sikap ini akan dibahas dan dilaporkan dalam bentuk
deskripsi nilai sikap pesertadidik.
No Tanggal N am a Catatan Perilaku Butir Sikap Tindak Lanjut Hasil
Selalu tepat waktu dalam menjalankan
Mutiara Ketaatan beribadah
Ibadah
1 21/07/2017
Menasehati agar tidak
Lukito Mengobrol saat berdoa Berdoa Sudah tertib saat berdoa
mengobrol lagi
- Perlu dibimbing
- Dilibatkan dalam Sudah tidak bermasalah
Hanya mau satu kelompok dengan teman
2 10/08/2017 Mutiara Toleransi Beragama pembelajaran kelompok berkelompok dengan
yang seagama
dengan teman yang tidak siapapun.
seagama.
Menjalankan perintah Agama dengan
Mutiara Ketaatan beribadah
penuh kesadaran dan tanggung jawab
3 22/09/2017 Menunjukkan sikap sayang terhadap
Lukito semua teman, baik yang seagama Toleransi
maupun tidak seagama.
Memilih teman yang seagamanya saja Menasehati agar tidak membeda-
4 06/10/2017 Mutiara Toleransi
ketika bermain bedakan teman.
Selalu terlibat dalam kegiatan peringatan/
Ketaatan beribadah
perayaan keagamaan.
Mutiara
Mengajak temannya untuk berdoa
5 18/11/2017 Berdoa
sebelum makan
Selalu mengeluh dalam menjalankan Menasehati agar tidak mudah
Lukito Ketaatan beribadah
ibadah mengeluh
Membuang makanan yang masih layak Menasehati agar tidak
6 20/11/2017 Mutiara Prilaku syukur
makan membuang makanan lagi
Sudah mampu
7 10/12/2017 Lukito Bercanda saat sholat berjama'ah Ketaatan beribadah Pemanggilan terhadap orang tua meningkatkan sikap taat
beragama

Contoh Pengisian Jurnal Sikap KI-1

324 |Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018


Langkah-langkah untuk membuat deskripsi nilai sikap selama satu
semester:
a. Gurukelasdangurumatapelajaranmengelompokkanataumenandaicat
atan- catatan sikap peserta didik yang dituliskan dalam jurnal, baik
sikap spiritual maupun sikapsosial. Sikap spiritual ini berisi tentang
nilai religiousitas dan integritas. Sedangkan sikap sosial
menggambarkan minimal nilai nasionalisme, kemandirian, gotong
royong dan integritas.
b. Guru kelas membuat rekapitulasi sikap dalam jangka waktu satu
semester
(jangkawaktubisadisesuaikansesuaipertimbangansatuanpendidikan
).
c. Guru kelas mengumpulkan catatan sikap berupa deskripsi singkat
dari guru mata pelajaran (Agama, PJOK) dan warga sekolah
(Guruekstrakurikuler,
petugasperpustakaan,petugaskebersihandanpenjagasekolah).
d. Guru kelas menyimpulkan dan merumuskan deskripsi capaian sikap
spiritual dan sosial setiap pesertadidik.
REKAP JURNAL KI-1 KELAS …. SEMESTER ….
TAHUN PELAJARAN …..

NAMA PESERTA DIDIK : MUTIARA

Butir Sikap
berdo'a
Ketaatan Berprilaku sebelum & Toleransi
No Tanggal Catatan Perilaku Beribadah Syukur sesudah Beribadah Tindak Lanjut Hasil
melakukan
SB B PB SB B PB SB B PB SB B PB

Selalu tepat waktu dalam


1 21/07/2017 V
menjalankan Ibadah
- Perlu dibimbing
- Dilibatkan dalam
Hanya mau satu kelompok
2 10/08/2017 V pembelajaran kelompok
dengan teman yang seagama
dengan teman yang tidak
seagama.
Menjalankan perintah Agama
22/09/2017 dengan penuh kesadaran dan V
tanggung jawab
3
Sudah mampu
Memilih teman yang seagamanya Menasehati agar tidak
06/10/2017 V meningkatkan sikap
saja ketika bermain membeda-bedakan teman.
toleransi
Selalu terlibat dalam kegiatan
V
peringatan/ perayaan keagamaan.
4 18/11/2017
Mengajak temannya untuk berdoa
V
sebelum makan
Tidak pernah lupa mengucapkan
5 20/11/2017 terimakasih ketika guru V
memberikan penilaian

Contoh Pengisian Rekap Jurnal Sikap KI-1

Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018| 325


Berikut rambu-rambu rumusan deskripsi nilai sikap selama satu
semester:

a. Deskripsi sikap menggunakan kalimat yang bersifat memotivasi


dengan pilihan kata/frasa yang bernada positif. Hindari frasa yang
bermakna kontras,
misalnya:...tetapimasihperlupeningkatandalam...atau...namunmasih
perlubimbingandalamhal...
b. Deskripsisikapmenyebutkanperkembangansikappesertadidikyangs
angat baik, baik, cukup, atau perlubimbingan.
c. Apabila peserta didik tidak memiliki catatan apapun dalam jurnal,
sikap dan perilaku peserta didik tersebut diasumsikanbaik.
d. Karenasikapdanperilakudikembangkanselamasatusemester,deskrip
sinilai sikap peserta didik dirumuskan pada akhir semester. Oleh
karena itu, guru mata pelajaran dan guru kelas harus memeriksa
jurnal secara keseluruhan hingga akhir semester untuk
menganalisis catatan yang menunjukkan perkembangan sikap dan
perilaku pesertadidik.
e. Penetapan deskripsi akhir sikap peserta didik dilakukan melalui
rapatdewan guru pada akhir semester.

Berdasarkan rekap jurnal sikap dan perilaku selama satu semester


dan rapat dewan guru, deskripsi sikap dalam rapor dituliskan seperti
contoh berikut.

326 |Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018


Contoh Deskripsi Rapor Penilaian Sikap KI-1

2. Penilaian Pengetahuan
Penilaian pengetahuan dilakukan dengan berbagai teknik. Pendidik
dapat menentukan teknik penilaian pengetahuan yang paling sesuai
dengan karakteristik kompetensi dasar, indikator, atau tujuan
pembelajaran yang akan dinilai. Teknik yang biasa digunakan antara
lain tes tertulis, tes lisan, dan penugasan.

Tabel Teknik Penilaian Pengetahuan

Teknik Bentuk Instrumen Tujuan


Penilaian Benar-Salah, Menjodohkan, Mengetahui penguasaan pengetahuan
Tertulis Pilihan Ganda, peserta didik untuk perbaikan proses
Isian/Melengkapi, Uraian pembelajaran dan/atau pengambilan
nilai
Penilaian Tanya jawab Mengecek pemahaman peserta didik
Lisan untuk perbaikan proses pembelajaran
Penugasan Tugas yang dilakukan Memfasilitasi penguasaan pengetahuan
secara individu maupun (bila diberikan selama proses
kelompok pembelajaran) atau mengetahui
penguasaan pengetahuan (bila diberikan
pada akhir pembelajaran)

Perancangan bentuk dan teknik penilaian disesuaikan dengan


kompetensi dasar dan indicator pencapaian kompetensi (IPK).
Penilaian harian (PH) dilakukan setelah menyelesaikan satu
Kompetensi Dasar, penilaian tengah semester (PTS) dilakukan
merujuk pada pemetaan Kompetensi Dasar yang dituangkan pada
Program Semester (Prosem), dan penilaian akhir semester (PAS)
dilakukan setelah seluruh kompetensi dasar disemester dibelajarkan.

Berikut merupakan tabel contoh perancangan bentuk dan teknik


penilaian pengetahuan untuk mata pelajaran PJOK.

Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018| 327


Tabel Contoh Perencanaan Penilaian

Penilaian Penilaian Penilaian


Harian Tengah Akhir
Kompetensi Dasar
Semester Semester
(PH) (PTS) (PAS)
3.1 Memahami variasi gerak Tes Lisan Penugasan Tes Tulis
dasar lokomotor, non
lokomotor, dan manipulatif
sesuai dengan konsep
tubuh, ruang, usaha, dan
keterhubungan dalam
permainan bola besar
sederhana dan atau
tradisional*

a. Penilaian Tertulis
Penilaian tertulis adalah tes yang soal dan jawaban disajikan
secara tertulis berupa pilihan ganda, isian, benar-salah,
menjodohkan, dan uraian. Instrumen tes tertulis dikembangkan
atau disiapkan dengan mengikuti langkah-langkah berikut:

1) Menetapkan tujuan tes.


Langkah pertama yang dilakukan adalah menetapkan tujuan
penilaian, apakah untuk keperluan mengetahui capaian
pembelajaran ataukah untuk memperbaiki proses pembelajaran,
atau untuk kedua-duanya. Tujuan penilaian harian (PH) berbeda
dengan tujuan penilaian tengah semester (PTS), dan tujuan
untuk penilaian akhir semester (PAS). Sementara penilaian
harian biasanya diselenggarakan untuk mengetahui capaian
pembelajaran ataukah untuk memperbaiki proses pembelajaran,
PTS dan PAS umumnya untuk mengetahui capaian
pembelajaran.

2) Menyusun kisi-kisi.
Kisi-kisi merupakan spesifikasi yang memuat kriteria soal yang
akan ditulis yang meliputi antara lain KD yang akan diukur,
materi, indikator soal, bentuk soal, dan jumlah soal. Kisi-kisi
disusun untuk memastikan butir-butir soal mewakili apa yang
seharusnya diukur secara proporsional. Pengetahuan faktual,
konseptual, dan prosedural dengan kecakapan berfikir tingkat
rendah hingga tinggi akan terwakili secara memadai.

3) Menulis soal berdasarkan kisi-kisi dan kaidah penulisan soal.


4) Menyusun pedoman penskoran.

328 |Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018


Untuk soal pilihan ganda, isian, menjodohkan, dan jawaban
singkat disediakan kunci jawaban. Untuk soal uraian disediakan
kunci/model jawaban dan rubrik.

Contoh: Kisi-kisi, soal dan pedoman penskoran-nya

1) Contoh kisi-kisi tes tertulis


Nama Sekolah : …….

Kelas/Semester : IV/Semester I

Tahun Pelajaran : …….

Mata Pelajaran : PJOK

Kompetensi Indikator Pencapaian Bentuk Jml


No Materi
Dasar Kompetensi Soal Soal
1 3.1 Memahami Sepak Bola 1. Peserta didik dapat Pilihan 1
variasi gerak menyebutkan Ganda
dasar macam-macam
lokomotor, gerakan
non menendang bola.
lokomotor,
dan 2. Peserta didik dapat
manipulatif menjelaskan cara Uraian 1
sesuai dengan menendang bola.
konsep tubuh,
ruang, usaha,
3. Peserta didik dapat
dan
menjelaskan
keterhubunga
kesalahan- Uraian 1
n dalam
kesalahan dalam
permainan
bola besar melakukan
sederhana tendangan.
dan atau
tradisional*

2) Soal
a) Sebutkan 3 macam cara menendang bola!
A. Menggunakan kaki bagian dalam, bagian luar, dan punggung
kaki
B. Menggunakan kaki bagian dalam, ujung kaki, dan bagian
tengah
C. Menggunakan ujung kaki, telapak kaki, dan punggung kaki

Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018| 329


D. Menggunakan telapak kaki, pergelangan kaki, dan punggung
kaki
b) Jelaskan cara menendang bola dengan punggung kaki?
c) Jelaskan kesalahan-kesalahan yang sering dilakukan dalam
menendang bola menggunakan punggung kaki.
3) Kunci Jawaban
1. A
2. Cara menendang bola dengan menggunakan punggung kaki:
- Sikap awal tubuh berdiri menghadap bola, kedua tangan
rileks
- Kaki tumpu diletakkan di samping bola dengan lutut sedikit
ditekuk
- Pandangan mata fokus ke arah bola.

- Tekuk ke bawah pergelangan kaki yang akan digunakan


untuk menendang bola.
- Ketika menendang, tekuk menghadap ke depan lutut kaki
kanan atau yang digunakan untuk menendang dan ayunkan
dari belakang ke arah bola, kemudian sentuhkan kaki pada
bola bagian belakang.
- Setelah menendang, tumpuan berat badan ke bagian depan
3. Kesalahan-kesalahan dalam menendang bola dengan punggung kaki
- Lutut tidak ditekuk pada kaki tumpu
- Pergelangan kaki yang digunakan untuk menendang bola
tidak ditekuk
- Pandangan ke kaki
- Ketika menendang, perkenaan tidak pada punggung kaki.
4) Pedoman Penskoran
(a) Penskoran
1. Soal nomor 1
- Skor 1, jika jawaban benar
- Skor 0, jika jawabang salah

330 |Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018


2. Soal Nomor 2
- Skor 4, jika 5-6 komponen dijelaskan secara
lengkap
- Skor 3, jika 4 komponen dijelaskan secara lengkap
- Skor 2, jika 2-3 komponen dijelaskan secara
lengkap
- Skor 1, jika hanya 1 komponen dijelaskan secara
lengkap
3. Soal Nomor 3
- Skor 3, jika penjelasan lengkap
- Skor 2, jika 2-3 komponen dijelaskan secara
lengkap
- Skor 1, jika hanya 1 komponen dijelaskan secara
lengkap.
(b) Pengolahan Skor
Skor Maksimum: 8

Skor perolehan peserta didik: SP

Nilai pengetahuan yang diperoleh peserta didik: (SP/8) x


100

Skor Perolehan Peserta Didik


x100
Nilai = Skor Maksimal

b. Tes Lisan
Tes lisan berupa pertanyaan-pertanyaan yang diberikan guru secara lisan
dan peserta didik merespon pertanyaan tersebut secara lisan. Selain
bertujuan mengecek penguasaan pengetahuan untuk perbaikan
pembelajaran, tes lisan dapat menumbuhkan sikap berani berpendapat,
percaya diri, dan kemampuan berkomunikasi secara efektif. Dengan
demikian, tes lisan dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung.
Tes lisan juga dapat digunakan untuk melihat ketertarikan peserta didik

Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018| 331


terhadap pengetahuan yang diajarkan dan motivasi peserta didik dalam
belajar.

1) Contoh Kisi-Kisi Tes Lisan


Nama Sekolah : …….
Kelas/Semester : IV/Semester I
Tahun Pelajaran : …….
Mata Pelajaran : PJOK

Teknik
No Kompetensi Dasar Materi Indikator
Penilaian
1. 3.1Memahami variasi Sepak Bola Peserta didik Lisan
gerak dasar dapat
lokomotor, non menjelaskan
lokomotor, dan macam-macam
manipulatif sesuai cara
dengan konsep tubuh, menendang
ruang, usaha, dan bola
keterhubungan dalam
permainan bola besar
sederhana dan atau
tradisional*

2) Contoh tes lisan:


(a) Setiap orang mengharapkan tubuhnya sehat dan bugar. Jelaskan dengan
bahasa kalian tentang pengertian kebugaran jasmani! (memahami
pengetahuan konseptual)
(b) Komponen-komponen kebugaran jasmani berkaitan dengan kesehatan
dan keterampilan. Komponen kebugaran yang berkaitan dengan
kesehatan antara lain kekuatan otot, daya tahan otot, kelentukan, daya
tahan jantung dan paru-paru. Jelaskan perbedaan antara kekuatan otot
dan daya tahan otot! (memahami pengetahuan konseptual)

c. Penugasan

Penugasan adalah pemberian tugas kepada peserta didik untuk mengukur


dan/atau memfasilitasi peserta didik memperoleh atau meningkatkan
pengetahuan. Penugasan untuk mengukur pengetahuan dapat dilakukan
setelah proses pembelajaran (assessment of learning). Sedangkan penugasan
untuk meningkatkan pengetahuan diberikan sebelum dan/atau selama

332 |Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018


proses pembelajaran (assessment for learning). Tugas dapat dikerjakan baik
secara individu maupun kelompok sesuai karakteristik tugas yang diberikan.
Contoh Kisi-kisi tugas, contoh tugas, dan contoh pedoman penskorannya
untuk mengukur pencapaian pengetahuan.
1) Contoh Kisi-Kisi Penugasan
Nama Sekolah :…
Kelas/Semester : IV/Semester I
Tahun pelajaran :…
Mata Pelajaran : PJOK
Teknik
No Kompetensi Dasar Materi Indikator
Penilaian
1. 3.1Memahami variasi Sepak bola Peserta didik Penugasan
gerak dasar lokomotor, dapat
non lokomotor, dan menjelaskan
manipulatif sesuai dengan cara
konsep tubuh, ruang, menendang
usaha, dan keterhubungan bola
dalam permainan bola menggunakan
besar sederhana dan atau kaki bagian
tradisional* dalam

2) Contoh tugas:
Mengamati pertandingan sepak bola (bagaimana cara melakukan
tendangan bola menggunakan kaki bagian dalam). Jelaskan cara
melakukan tendangan tersebut!

Contoh Pedoman Penskoran Tugas

No. Aspek yang dinilai Skor


1. Menjelaskan sikap awal 0-2
2. Menjelaskan sikap pelaksanaan 0-4
3. Menjelaskan sikap akhir 0-2
4. Keruntutan Bahasa 0-2
Skor maksimum 10

Skor perolehan
Nilai = × 100
Skor maksimum

Contoh tugas di atas dapat dimodifikasi menjadi tugas untuk memfasilitasi peserta
didik memperoleh pengetahuan, misalnya menjadi:
Cari informasi di internet, buku siswa, dan buku referensi yang relevan di
perpustakaan mengenai latihan-latihan untuk peningkatan kebugaran jasmani. Tulis
macam-macam latihan-latihan peningkatan kebugaran jasmani dimulai dari sikap

Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018| 333


awal, sikap pelaksanaan, sikap akhir dan dilengkapi dengan gambarnya serta fungsi
dari latihan tersebut kemudian sajikan pada pertemuan selanjutnya. Kalian dapat
bekerja dalam kelompok yang beranggotakan 3 (tiga) sampai 4 (empat) orang
peserta didik.

d. Pengolahan nilai pengetahuan

Hasil penilaian pengetahuan diolah secara kuantitatif dengan


menggunakan angka (bilangan bulat skala 0-100), predikat, dan
deskripsi. Deskripsi berupa kalimat positif terkait capaian kemampuan
peserta didik dalam setiap muatan pelajaran yang mengacu pada
setiap KD.

Data pada tabel di bawah ini adalah contoh analisis hasil belajar siswa
untuk mendapatkan nilai per kompetensi dasar.

Data pada tabel di bawah ini adalah contoh hasil pengolahan penilaian
pengetahuan dalam satu semester untuk muatan pelajaran PJOK.

Nama : Mutiara
Muatan pelajaran : PJOK
Kelas/Semester : IV/1

Contoh Rekap Nilai Pengetahuan

KD NPH NPTS NPAS NILAI KD

3.1 80 75 77 78
3.2 85 80 82 83
3.3 87 82 85 85
3.4 90 - 86 89
3.5 93 - 90 92
Nilai Akhir Semester 85

( 2∗NPH )+ NPTS + NPAS


NA = 4

Keterangan:

334 |Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018


 Rumus tersebut diasumsikan guru memberikan bobot 2 untuk NPH, 1 NPTS dan
1 NPAS
 Nilai penilaian harian (NPH) merupakan rerata nilai dari penilaian harian (tes
dan nontes) pada setiap KD per mata/muatan pelajaran.
 Nilai penilaian tengah semester (NPTS) merupakan nilai setiap KD pengetahuan
per mata/muatan pelajaran
 Nilai penilaian akhir semester (NPAS) atau nilai penilaian akhir tahun (NPAT)
merupakan nilai setiap KD pengetahuan per mata/muatan pelajaran.
 Nilai akhir semester (NAS) atau nilai akhir tahun (NAT) diperoleh dari NPH,
NPTS dan NPAS/NPAT pada KD per mata/muatan pelajaran yang digunakan
untuk pengisian nilai rapor.

e. Menentukan Nilai Akhir

Penghitungan NA untuk setiap KD dapat dilakukan sesuai dengan kegiatan


penilaian yang dilakukan dan pembobotan. Untuk penghitungan NA KD
3.1, 3.2, 3.3, 3.4, dan 3.5didasarkan pada NPH, NPTS, dan NPAS. Jika bobot
di suatu satuan pendidikan adalah (2*NPH):NPTS:NPAS, maka
penghitungan NA KD menggunakan rumus sebagaiberikut:

NAKD=

2 ( 80 )+75+ 77
NAKD3.1= =78
4

PenghitunganNAuntuksetiapKDdapatdilakukansesuaidengankegiatan
penilaian yang dilakukan dan pembobotan. Untuk penghitungan NA
KD 3.4, dan 3.5 didasarkan pada NPH dan NPAS. Hal ini dikarenakan
kegiatan pembelajaran kedua KD tersebut dilakukan setelah PTS.
Jikabobotdisuatusatuanpendidikanadalah(2*NPH):NPAS,makapenghit
ungan NAKDmenggunakanrumussebagaiberikut:

NA KD =

2 ( 90 )+ 86
NA KD 3.4 = =89
3

Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018| 335


Dengan demikian penghitungan NA untuk mata pelajaran PJOK
dapat dilakukan dengan menggunakan rumus:
NA mata pelajaran = rata−rata NA KD

78+83+85+ 89+ 92
NA PJOK = 5
= 85

f. Menentukan Predikat dan Deskripsi

Misal di sekolah Mutiara, ditentukan KKM Satuan Pendidikan 70, maka rentang predikat
berdasarkan rumus sebelumnya diperoleh data sebagai berikut:

RENTANG PREDIKAT
KKM Satuan Panjang
Pendidikan *) Interval A D (Perlu
B (Baik) C (Cukup)
(Sangat Baik) Bimbingan)

70 30/3=10 89<A≤100 79<B≤89 70≤C≤79 D<70

Capaian nilai Mutiara85, maka predikat yang dicapai Mutiara berdasarkan


rentang predikat pada KKM sekolahnya adalah B.

Untuk menuliskan deskripsi rapor, dimulai dari menganalisis capaian nilai KD


tertinggi dan terendah. Berikut disajikan tabel nilai KD pengetahuan mata
pelajaran PJOK.

KOMPETENSI DASAR NILAI KD

Memahami variasi gerak dasar lokomotor, non-lokomotor, dan


manipulatif sesuai dengan konsep tubuh, ruang, usaha, dan
3.1 78
keterhubungan dalam permainan bola besar sederhana dan atau
tradisional*
Memahami variasi gerak dasar lokomotor, non-lokomotor, dan
manipulatif sesuai dengan konsep tubuh, ruang, usaha, dan
3.2 83
keterhubungan dalam permainan bola kecil sederhana dan atau
tradisional*
Memahami variasi gerak dasar jalan, lari, lompat, dan lempar melalui
3.3 85
permainan/olahraga yang dimodifikasi dan atau olahraga tradisional
Menerapkan gerak dasar lokomotor dan non-lokomotor untuk
3.4 89
membentuk gerak dasar seni beladiri**
Memahami berbagai bentuk aktivitas kebugaran jasmani melalui
3.5 berbagai latihan; daya tahan, kekuatan, kecepatan, dan kelincahan 92
untuk mencapai berat badan ideal

336 |Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018


Berdasarkan tabel di atas, tampak bahwa capaian nilai tertinggi pada KD 3.5 = 92
(sangat baik), sedangkan capaian nilai terendah pada KD 3.1 = 78 (cukup).
Dengan demikian deskripsi rapor sebagai berikut.

ai bentuk aktivitas kebugaran jasmani untuk mencapai berat bada ideal, cukup dalam memahami variasi gerak dasar lokomotor, no

g. Contoh Penulisan Rapor Pengetahuan

Pengetahuan Keterampilan
No Muatan Pelajaran
Nilai Predikat Deskripsi Nilai Predikat Deskripsi

Ananda Mutiara sangat baik
dalam memahami berbagai
bentuk aktivitas kebugaran
Pendidikan Jasmani, jasmani untuk mencapai berat
8 Olahraga, dan 85 B badan ideal, cukup dalam
Kesehatan memahami variasi gerak dasar
lokomotor, non-lokomotor,
dan manipulatif dalam
permainan bola besar

3. Penilaian Keterampilan
a. Pengertian Penilaian Keterampilan
Penilaian keterampilan adalah penilaian yang dilakukan untuk menilai
kemampuan peserta didik menerapkan pengetahuan dalam melakukan tugas
tertentu di berbagai macam konteks sesuai dengan indikator pencapaian
kompetensi. Penilaian keterampilan dapat dilakukan dengan berbagai teknik, antara
lain penilaian praktik, penilaian produk, penilaian proyek, dan penilaian portofolio.
Teknik penilaian keterampilan yang digunakan dipilih sesuai dengan karakteristik
KD pada KI-4.

1) Teknik Penilaian
Teknik penilaian keterampilan dapat digambarkan pada skema berikut.

Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018| 337


Mengukur capaian pembelajaran yang berupa keterampilan prose
Praktik

Mengukur capaian pembelajaran yang berupa keterampilan dalam membuat produk-pr


Produk

Mengukur kemampuan peserta didik dalam mengaplikasikan pengetahuannya melalui penyelesaian suatu tu
Penilaian Keterampilan
Projek

Sampel karya peserta didik terbaik dari KD pada KI-4 untuk melengkapi deskripsi capaian kompetensi
Portofolio

Teknik lain Mengukurketerampilan siswadalam ranahberpikir

Gambar. Teknik Penilaian Keterampilan

Berikut ini adalah uraian singkat mengenai teknik-teknik penilaian


keterampilan tersebut.
a) Penilaian Praktik
Penilaian praktik adalah penilaian yang menuntut respon berupa
keterampilan melakukan suatu aktivitas sesuai dengan tuntutan
kompetensi. Dengan demikian, aspek yang dinilai dalam penilaian
praktik adalah kualitas proses mengerjakan/melakukan suatu tugas.
Penilaian praktik bertujuan untuk menilai kemampuan peserta didik
mendemonstrasikan keterampilannya dalam melakukan suatu
kegiatan.Penilaian praktik lebih otentik daripada penilaian paper and
pencil karena bentuk-bentuk tugasnya lebih mencerminkan
kemampuan yang diperlukan dalam praktik kehidupan sehari-hari.
Contoh penilaian praktik adalah mempraktikan gerak dalam olahraga,
menggunakan peralatan olahraga sesuai keperluan, memainkan alat
olahraga, bermain bola, bermain tenis, berenang, senam irama, dan
sebagainya.

338 |Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018


b) Penilaian Produk
Penilaian produk adalah penilaian terhadap keterampilan peserta
didik dalam mengaplikasikan pengetahuan yang dimiliki ke dalam
wujud produk dalam waktu tertentu sesuai dengan kriteria yang telah
ditetapkan baik dari segi proses maupun hasil akhir. Penilaian produk
dilakukan terhadap kualitas suatu produk yang dihasilkan.
Penilaian produk bertujuan untuk (1) menilai keterampilan peserta
didik dalam membuat produk tertentu sehubungan dengan
pencapaian tujuan pembelajaran di kelas; (2) menilai penguasaan
keterampilan sebagai syarat untuk mempelajari keterampilan
berikutnya; dan (3) menilai kemampuan peserta didik dalam
bereksplorasi dan mengembangkan gagasan dalam mendesain dan
menunjukkan inovasi dan kreasi.
Contoh penilaian produk adalah membuat dan memodifikasi media
olahraga, membuat laporan percobaan, menciptakan gerakan senam
berirama, menciptakan gerak kombinasi dalam olahraga, dan
sebagainya.

c) Penilaian Projek
Penilaian projek adalah suatu kegiatan untuk mengetahui kemampuan
peserta didik dalam mengaplikasikan pengetahuannya melalui
penyelesaian suatu projek dalam periode/waktu tertentu. Penilaian
projek dapat dilakukan untuk menilai satu atau beberapa KD dalam
satu atau beberapa mata pelajaran. Instrumen tersebut berupa
rangkaian kegiatan mulai dari perencanaan, pengumpulan data,
pengorganisasian data, pengolahan dan penyajian data, serta
pelaporan.
Penilaian projek bertujuan untuk mengembangkan dan memonitor
keterampilan peserta didik dalam merencanakan, menyelidiki dan
menganalisis projek. Dalam konteks ini peserta didik dapat
menunjukkan pengalaman dan pengetahuan mereka tentang suatu
topik, memformulasikan pertanyaan dan menyelidiki topik tersebut
melalui bacaan, wisata dan wawancara. Kegiatan mereka kemudian
dapat digunakan untuk menilai kemampuannya dalam bekerja
independen atau kelompok. Produk suatu projek dapat digunakan
untuk menilai kemampuan peserta didik dalam mengomunikasikan
temuan-temuan mereka dengan bentuk yang tepat, misalnya
presentasi hasil melalui visua display atau laporan tertulis.
Contoh penilaian projek adalah melakukan investigasi terhadap jenis
olahraga, menciptakan rangkaian gerak senam berirama berdasarkan
level dan pola latih sesuai iringan, membuat modifikasi media alat
olahraga dan sebagainya.

d) Penilaian Portofolio
Penilaian portofolio merupakan teknik lain untuk melakukan
penilaian terhadap aspek keterampilan. Tujuan utama dilakukannya
portofolio adalah untuk menentukan hasil karya dan proses
bagaimana hasil karya tersebut diperoleh sebagai salah satu bukti
yang dapat menunjukkan pencapaian belajar peserta didik, yaitu

Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018| 339


mencapai kompetensi dasar dan indikator yang telah ditetapkan.
Selain berfungsi sebagai tempat penyimpanan hasil pekerjaan peserta
didik, portofolio juga berfungsi untuk mengetahui perkembangan
kompetensi peserta didik.

(1) Prinsip Penilaian Portofolio


Ada beberapa prinsip yang harus dijadikan sebagai pedoman
dalam penggunaan penilaian portofolio. Berikut adalah prinsip-
prinsip tersebut.
(a) Saling percaya (mutual trust) antara pendidik dan peserta
didik
Dalam proses penilaian portofolio pendidik dan peserta didik
harus memiliki rasa saling mempercayai, saling terbuka dan
jujur satu sama lain agar tercipta hubungan yang wajar dan
alami untuk berlangsungnya proses pendidikan yang baik.
(b) Kerahasiaan bersama (confidentiality) antara pendidik dan
peserta didik
Kerahasiaan hasil pengumpulan bahan dan hasil penilaiannya
perlu dijaga dengan baik dan tidak disampaikan kepada
pihak-pihak lain yang tidak berkepentingan.
(c) Milik bersama (joint ownership) antara pendidik dan peserta
didik
Pendidik dan peserta didik perlu memiliki bersama berkas
portofolio. Dengan adanya rasa memiliki terhadap hasil
karyanya, diharapkan akan tumbuh rasa tanggung jawab pada
diri peserta didik.
(d) Kepuasan (satisfaction)
Hasil karya portofolio hendaknya berisi keterangan-
keterangan dan/atau bukti-bukti yang memuaskan bagi
peserta didik dan pendidik dan merupakan bukti prestasi
cemerlang peserta didik dan keberhasilan pembinaan
pendidik.

(e) Kesesuaian(relevance)
Hasil karya yang dikumpulkan adalah hasil karya yang
berhubungan dengan tujuan pembelajaran.
(f) Penilaian proses dan hasil
Proses belajar yang dinilai misalnya diperoleh dari catatan
perilaku harian peserta didik. Penilaian hasil merupakan
penilaian hasil akhir suatu tugas yang diberikan oleh
pendidik.

(2) Jenis Portofolio


Secara umum penilaian portofolio, menurut Fosters and
Masters (1998), dapat dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu
portofolio kerja (working portfolio), portofolio dokumentasi
(documentary portfolio), dan portofolio penampilan (show
portfolio). Diharapkan pendidik membuat minimal portofolio

340 |Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018


penampilan (show portfolio) karena dalam pelaporan hasil belajar
pendidik dituntut untuk dapat melaporkan capaian belajar
peserta didik. Portofolio penampilan (show portfolio) tidak diskor
lagi dengan angka karena penskoran sudah dilakukan melalui
penilaian praktik, produk, dan projek. Namun, tidak menutup
kemungkinan bagi pendidik untuk membuat dua jenis portofolio
lainnya untuk kepentingan-kepentingan yang berbeda. Pendidik
dapat memilih portofolio jenis apa saja sesuai dengan
kepentingan mereka. Berikut adalah uraian masing-masing jenis
portofolio.
(1) Portofolio Kerja (Working Portfolio)
 Pengertian
Portofolio kerja merupakan pekerjaan peserta didik yang
berupa draft, pekerjaan setengah jadi, dan pekerjaan yang
telah jadi yang digunakan untuk memantau perkembangan
dan menilai cara peserta didik mengatur atau mengelola
belajar mereka. Hasil pekerjaan peserta didik yang paling
baik dapat menjadi petunjuk apakah peserta didik telah
memahami materi pembelajaran dan dapat merupakan
bahan masukan bagi pendidik untuk mengetahui pencapaian
kurikulum maupun sebagai alat penilaian formatif.

 Fungsi
Portofolio kerja berfungsi sebagai sumber informasi bagi
pendidik untuk mengetahui kemajuan peserta didik dan
memungkinkan pendidik untuk membantu peserta didik
mengidentifikasi kelemahan, kelebihan, serta kelayakan
dalam merancang dan meningkatkan pembelajaran.

 Tujuan
Portofolio kerja memiliki tujuan untuk menyediakan data
tentang cara peserta didik mengorganisasikan dan
mengelola kerja. Dengan demikian, hal-hal yang dinilai
berupa draft, pekerjaan yang belum selesai, atau pekerjaan
terbaik peserta didik. Hasil kerja ini digunakan dalam
diskusi antara peserta didik dan pendidik.

 Manfaat
Bagi peserta didik portofolio kerja memiliki beberapa
manfaat, yaitu mengendalikan pekerjaannya, membuat
peserta didik merasa bangga atas pekerjaannya,
merefleksikan strategi belajar, merancang tujuan belajar,
dan memantau perkembangan belajar.
Bagi pendidik portofolio kerja memberi kesempatan untuk
memikirkan kembali arti suatu hasil pekerjaan,
meningkatkan motivasi mengajar, dan memperbaiki proses
pembelajaran.

Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018| 341


(2) Portofolio Dokumentasi (Documentary Portfolio)
 Pengertian
Portofolio dokumentasi adalah koleksi hasil kerja peserta
didik yang khusus digunakan untuk penilaian. Berbeda dari
portofolio kerja yang pengumpulannya dilakukan dari hari
ke hari, dokumentasi portofolio merupakan seleksi hasil
kerja terbaik peserta didik yang akan diajukan dalam
penilaian. Jadi, portofolio jenis ini adalah koleksi
sekumpulan hasil kerja peserta didik selama kurun waktu
tertentu.
 Tujuan
Tujuan utama dilakukannya portofolio dokumentasi adalah
untuk penilaian sehingga pendidik harus mampu
menentukan hasil kerja peserta didik sebagai salah satu
bukti yang dapat menunjukkan pencapaian belajar peserta
didik.

(3)Portofolio penampilan (Show portfolio)


 Pengertian
Portofolio penampilan (show portfolio) merupakan
kumpulan sampel karya terbaik dari KD – KD pada KI-4.
Portofolio setiap peserta didik disimpan dalam suatu folder
(map) dan diberi tanggal pengumpulan oleh pendidik.
Portofolio dapat disimpan dalam bentuk cetak dan/atau
elektronik. Portofolio jenis ini digunakan untuk memilih hal-
hal yang paling baik yang menunjukkan karya terbaik yang
dihasilkan peserta didik. Dengan demikian, portofolio ini
hanya berisi karya peserta didik yang telah selesai, dan
bukan proses pengerjaan, perbaikan, dan penyempurnaan
karya peserta didik.

 Fungsi
Portofolio penampilan (show portfolio) berfungsi sebagai
sumber informasi bagi pendidik dalam mendeskripsikan
capaian kompetensi peserta didik baik dalam aspek
pengetahuan maupun keterampilan dalam KD tertentu. Bagi
peserta didik, portofolio ini berfungsi sebagai sumber
informasi untuk melakukan refleksi diri. Bagi orang tua,
portofolio berfungsi sebagai sumber informasi tentang
capaian belajar peserta didik.
 Tujuan
Portofolio penampilan (show portfolio) dapat digunakan
untuk mencapai beberapa tujuan, yaitu (a)
mendokumentasikan hasil karya atau capaian kompetensi
peserta didik, (b) memberi perhatian pada prestasi kerja
peserta didik yang terbaik, (c) bertukar informasi dengan
orang tua/wali murid pendidik lain, (d) membina dan

342 |Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018


mempercepat pertumbuhan konsep diri positif peserta
didik, dan (e) meningkatkan kemampuan peserta didik
melakukan refleksi diri.
Portofolio penampilan (show portfolio) dirancang
untuk menunjukkan karya terbaik peserta didik dalam
mengukur kompetensi tertentu sesuai dengan tujuan
pembelajaran dalam kurun waktu tertentu. Portofolio ini
harus menggambarkan hasil karya peserta didik yang asli.
Hasil karya yang asli merupakan hal yang paling penting.
Selain itu, pendidik juga harus mempertimbangkan seberapa
bagus karya yang telah diselesaikan tersebut.
 Manfaat
Portofolio penampilan (show portfolio) sangat berguna bagi
peserta didik, pendidik, dan orang tua/wali peserta didik.
Bagi peserta didik penilaian portofolio penampilan (show
portfolio) sangat berguna untuk mengetahui kemajuan dan
kemampuan belajarnya, terutama dalam hal memberikan
umpan balik terhadap kemampuan pemahaman dan
penguasaan peserta didik tentang tugas yang diberikan
pendidik selama kurun waktu tertentu, memberikan umpan
balik dalam mempertahankan prestasi yang telah
dicapainya, dan memahami keterbatasan kemampuan untuk
menguasai materi tertentu atau bidang kajian tertentu.
Bagi pendidik penilaian portofolio penampilan (show
portfolio) sangat berguna untuk mengetahui kemajuan dan
kemampuan belajarnya, terutama dalam hal memberikan
umpan balik terhadap kemampuan pemahaman dan
penguasaan peserta didik tentang tugas yang diberikan
pendidik selama kurun waktu tertentu, mengetahui bagian
yang belum diketahui peserta didik, dan memperoleh
gambaran tingkat pencapaian keberhasilan proses belajar
mengajar yang telah dilaksanakan peserta didik.
Bagi orang tua/wali peserta didik, penilaian
portofolio penampilan (show portfolio) sangat berguna bagi
orang tua/wali peserta didik untuk mengetahui kemajuan
dan kemampuan belajar belajar putera-puterinya antara lain
dalam hal pemahaman tentang kelebihan dan kelemahan
putera-puterinya dalam belajar, peningkatan bimbingan
yang hendak dilakukan orang tua peserta didik untuk
meraih prestasi putera-puterinya, dan peningkatan
komunikasi dengan pihak sekolah dalam mendidik puteri-
puterinya.

b. Perencanaan Penilaian
Untuk mendapatkan data atau nilai kompetensi dasar keterampilan dapat
dilakukan dengan dua cara, yaitu: (1) dilakukan di dalam proses pembelajaran,
guru mencatat siswa dengan kriteria yang sudah ditetapkan; (2) dilakukan
setelah satu kompetensi dasar selesai dibelajarkan.

Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018| 343


Penilaian aspek keterampilan dilakukan melalui tahapan (1) perencanaan
penilaian; (2) penyusunan instrumen penilaian; (3) pelaksanaan penilaian; (4)
pemanfaatan hasil penilaian; dan (5) pelaporan hasil penilaian dalam bentuk
angka dengan skala 0-100, predikat, dan deskripsi.
1. Perencanaan Penilaian
a) Perencanaan Penilaian Praktik
(1) Langkah-langkah perencanaan penilaian praktik
Perencanaan penilaian praktik meliputi langkah-langkah sebagai
berikut:
 Menentukan kompetensi yang penting untuk dinilai melalui
penilaian praktik, dalam hal ini adalah KD dari KI 4
 Menyusun indikator hasil belajar berdasarkan kompetensi yang akan
dinilai
 Menguraikan kriteria yang menunjukkan capaian indikator hasil
belajar
 Menyusun kriteria ke dalam rubrik penilaian
 Menyusun tugas sesuai rubrik penilaian
 Mengujicobakan tugas
 Menyusun kriteria/batas kelulusan/batas standar minimal capaian
kompetensi peserta didik
Langkah-langkah tersebut di atas dapat digunakan untuk merencanakan
penilaian keterampilan dengan mengggunakan produk dan projek.

(2) Penyusunan kisi-kisi


Contoh:Kisi-kisi penilaian praktik, soal/tugas, pedoman penskoran, dan
rubrik penilaian praktik.
(a) Penilaian praktik (penilaian proses)
 Kisi-kisi penilaian praktik

Indikator
No Jml
No Kompetensi Dasar Materi Pencapaian
Soal Soal
Kompetensi
1 4.1 Mempraktikkan variasi Permainan 1. Peserta didik 1 1
gerak dasar sepak bola dapat
lokomotor, non lokomotor, melakukan
dan gerakan
manipulatif sesuai dengan menendang
konsep bola dengan
tubuh, ruang, usaha, dan menggunakan
keterhubungan dalam punggung kaki
permainan
bola besar sederhana dan
atau tradisional*

344 |Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018


 Soal
Lakukan latihan menendang bola secara berpasangan dan
dilakukan secara bergantian
(b) Penilaian
 Petunjuk Penilaian
Berikan tanda cek (√) pada kolom yang sudah disediakan, setiap
peserta didik menunjukkan atau menampilkan keterampilan gerak
yang diharapkan.

 Rubrik penilaian keterampilan gerak

Hasil Penilaian
No Indikator Penilaian Baik Sedan Kuran
(3) g (2) g (1)
1. Sikap awal melakukan gerakan
2. Sikap pelaksanaan melakukan
gerakan
3. Sikap akhir melakukan gerakan
Skor Maksimal (9)

(c) Pedoman penskoran


 Penskoran untuk keterampilan gerak menendang bola dengan
menggunakan punggung kaki
 Sikap awal
Skor baik jika:
berdiri menghadap bola, kedua tangan relax
kaki tumpu diletakkan disamping bola dengan lutut sedikit
ditekuk
pandangan mata ke arah bola
Skor Sedang jika: hanya dua kriteria yang dilakukan secara
benar.
Skor Kurang jika: hanya satu atau tidak kriteria ada yang
dilakukan secara benar.
 Sikap pelaksanaan
Skor baik jika:
tekuk pergelangan kaki yang akan digunakan untuk
menendang bola
Tarik kaki yang akan digunakan untuk menendang ke
belakang, lalu ayunkan ke depan ke arah bola
Perkenaan bola pada kaki bagian punggung.

Skor Sedang jika: hanya dua kriteria yang dilakukan secara


benar.
Skor Kurang jika: hanya satu atau tidak ada kriteria yang
dilakukan secara benar.
 Sikap akhir
Skor baik jika:
Pindahkan berat badan ke depan

Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018| 345


Pandangan mengikuti arah bola
Skor Sedang jika: hanya satu kriteria yang dilakukan secara
benar.
Skor Kurang jika: hanya tidak kriteria yang dilakukan secara
benar.
 Pengolahan skor
Skor maksimum: 9
Skor perolehan peserta didik: SP
Nilai keterampilan yang diperoleh peserta didik: SP/9 X 100

Skor Perolehan Peserta Didik


x 100
Nilai = Skor Maksimal
 Penilaian praktik (penilaian hasil)
Lembar pengamatan penilaian hasil keterampilan gerak menendang bola
dengan punggung kaki
1) Penilaian hasil keterampilan gerak menendang bola dengan
menggunakan punggung kaki
a) Tahap pelaksanaan pengukuran
Penilaian hasil keterampilan gerak push up menendang bola dengan
menggunakan punggung kaki dilakukan peserta didik selama 60
detik dengan cara:
(1) Peserta didik secara berpasangan melakukan gerakan
tendangan dengan menggunakan punggung kaki dengan jarak 5
meter
(2) Setelah petugas pengukuran memberi aba-aba “mulai” peserta
didik mulai melakukan gerakan menendang bola dilakukan
selama 60 detik.
(3) Petugas menghitung jumlah tendangan yang dapat dilakukan
oleh peserta didik.

b) Konversi jumlah ulangan dengan skor


Jumlah tendangan yang dilakukan dengan benar memenuhi
persyaratan dihitung untuk diberikan skor

Skor Putra Kategori Skor Putri Nilai


≥ 41 kali Sangat baik ≥ 19 kali 100
25 – 40 kali Baik 14 – 18 kali 90
20 – 29 kali Sedang 9 – 13 kali 80
10 – 19 kali Kurang 5 – 9 kali 70
< 10 kali Sangat kurang < 5 kali 60

Pengolahan Nilai Keterampilan

Nilai keterampilan diolah secara kuantitatif dengan menggunakan bilangan bulat


pada skala 0 sampai dengan 100 serta dibuatkan deskripsi capaian kemampuan

346 |Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018


peserta didik. Deskripsi tersebut berupa kalimat positif terkait capaian
kemampuan peserta didik dalam setiap muatan pelajaran yang mengacu pada
setiap KD pada muatan pelajaran.

Penilaian keterampilan dapat disajikan dalam bentuk nilai rata-rata dan/atau


nilai optimum, sedangkan nilai akhir penilaian keterampilan dihitung dari rerata
nilai seluruh KD. Nilai optimum diberlakukan apabila penilaian dilakukan
terhadap KD pada materi dan teknik penilaian yang sama dan penilaian
dilakukan lebih dari satu kali.

Data pada tabel di bawah merupakan hasil penilaian keterampilan dalam satu
semester untuk mata pelajaran PJOK. Pengolahan nilai keterampilan untuk rapor
peserta didik sebagai berikut.

Nama : Mutiara
Muatan pelajaran : PJOK
Kelas/Semester : IV/1

KD Praktik Pro duk Pro yek SKOR


4.1 90 - - - - 90
4.2 90 - - - - 90
4.3 85 90 - - - 90*
4.4 85 - - - - 85
4.5 90 - 95 - - 93**
Nilai Akhir Semester 90

Catatan:
1. Penilaian KD 4.3 pada materi yang sama dilakukan 2 (dua) kali dengan teknik
yang sama, yaitu praktik. Oleh karena itu skor akhir KD 4.3 adalah skor
optimum.

2. Penilaian KD 4.5 dinilai 2 (dua) kali dengan teknik berbeda yaitu praktik dan
produk. Dengan asumsi bobot pada penilaian praktik dan produk sama, maka
skor akhir KD 4.5 adalah rata-rata dari skor yang diperoleh melalui kedua
teknik yang berbeda tersebut.

3. Nilai akhir semester adalah rata-rata skor akhir keseluruhan KD keterampilan


yang dibulatkan ke bilangan bulat terdekat.

Nilai Akhir (NA) Keterampilan Mutiara dalam rapor untuk mata pelajaran PJOK
semester 1 sebagai berikut.

Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018| 347


Dengan demikian penghitungan NA untuk mata pelajaran PJOK
dapat dilakukan dengan menggunakan rumus:
NA mata pelajaran = rata−rata NA KD

90+90+ 90+85+93
NA PJOK = 5
= 90

Menentukan Predikat dan Deskripsi

Penentuan predikat dan deskripsi pada penilaian keterampilan sama dengan


penentuan predikat dan deskripsi pada penilaian pengetahuan.

Predikat ketercapaian kompetensi ditentukan oleh KKM berikut.

RENTANG PREDIKAT
KKM Satuan Panjang
Pendidikan *) Interval A D (Perlu
B (Baik) C (Cukup)
(Sangat Baik) Bimbingan)

70 30/3=10 89<A≤100 79<B≤89 70≤C≤79 D<70

Dengan demikian, predikat untuk Mutiara dengan nilai akhir 90 adalah A.

Penulisan deskripsi rapor didapatkan dengan menganalisis capaian nilai KD


tertinggi dan terendah. Berikut disajikan tabel nilai KD keterampilan mata
pelajaran PJOK.

KOMPETENSI DASAR NILAI KD

Mempraktikkan variasi gerak dasar lokomotor, non-lokomotor, dan manipulatif


4.1 sesuai dengan konsep tubuh, ruang, usaha, dan keterhubungan dalam 90
permainan bola besar sederhana dan atau tradisional*
Mempraktikkan variasi gerak dasar lokomotor, non-lokomotor, dan manipulatif
4.2 sesuai dengan konsep tubuh, ruang, usaha, dan keterhubungan dalam 90
permainan bola kecil sederhana dan atau tradisional*
Mempraktikkan variasi pola dasar jalan, lari, lompat, dan lempar melalui
4.3 90
permainan/olahraga yang dimodifikasi dan atau olahraga tradisional
Mempraktikkan gerak dasar lokomotor dan non lokomotor untuk membentuk
4.4 85
gerak dasar seni beladiri**
Mempraktikkan berbagai aktivitas kebugaran jasmani melalui berbagai bentuk
4.5 latihan; daya tahan, kekuatan, kecepatan, dan kelincahan untuk mencapai 93
berat badan ideal
Nilai Akhir Semester 90

348 |Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018


Capaian nilai tertinggi berdasarkan pada rekap nilai keterampilan Mutiara
terdapat pada KD 4.5 = 93 (sangat baik), sedangkan capaian nilai terendah
terdapat pada KD 4.4 = 85 (baik). Dengan demikian deskripsi rapor sebagai
berikut.

erbagai aktivitas kebugaran jasmani untuk mencapai berat badan ideal, baik dalam mempraktikkan gerak dasar lokomotor dan non

Contoh Penulisan Rapor Keterampilan


Pengetahuan Keterampilan
No Muatan Pelajaran
Nilai Predikat Deskripsi Nilai Predikat Deskripsi

Ananda Mutiara sangat baik
dalam mempraktikkan
berbagai aktivitas kebugaran
Pendidikan jasmani untuk mencapai berat
8 Jasmani, Olahraga, 90 A badan ideal, baik dalam
dan Kesehatan mempraktikkan gerak dasar
lokomotor dan non-lokomotor
untuk membentuk gerak dasar
seni beladiri

4. Pemanfaatan dan Tindak Lanjut Hasil Penilaian


Hasil penilaian pengetahuan dan keterampilan dianalisis untuk memperoleh
informasi tentang pencapaian kompetensi peserta didik. Hasil analisis digunakan
oleh pendidik untuk mengidentifikasi peserta didik yang sudah mencapai kriteria
ketuntasan minimal (KKM) KD mata/muatan pelajaran. Bagi peserta didik yang
belum mencapai KKM KD, pendidik harus menindaklanjuti dengan remedial,
sedangkan bagi peserta didik yang telah mencapai KKM KD, pendidik dapat
memberikan pengayaan.

A. Program Remedial

Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018| 349


Program remedial adalah program pembelajaran yang diperuntukkan bagi
peserta didik yang belum mencapai KKM KD muatan pelajaran. Program
remedial dilakukan untuk memfasilitasi peserta didik dalam mencapai hasil
belajar yang optimal.

Metode yang digunakan dalam pembelajaran remedial bervariasi sesuai


dengan sifat, jenis, dan latar belakang permasalahan pembelajaran yang
dialami peserta didik. Setelah peserta didik mengikuti program remedial
dilakukan penilaian kembali untuk mengetahui ketercapaian KD.

Penetapan nilai yang diperoleh peserta didik setelah program remedial


sebagai nilai akhir capaian KD muatan pelajaran dapat ditentukan dengan
beberapa alternatif sebagai berikut:
(a) Menggunakan nilai batas KKM. Alternatif ini akan dianggap kurang adil
oleh peserta didik yang remedial ketika nilai yang diperoleh setelah
remedial melampaui KKM. Untuk mengantisipasi dan meminimalisasi
timbulnya rasa ketidakadilan, guru dan siswa perlu menyepakati dari awal
mekanisme penilaian ini.
(b) Menggunakan nilai rerata dari nilai perolehan awal dan nilai tes
setelah remedial. Alternatif ini akan merugikan bagi siswa yang
mendapat perolehan nilai awal sangat rendah meskipun nilai tes setelah
remedial sangat tinggi. Untuk mengantisipasi dan meminimalisasi potensi
yang dapat merugikan siswa, gguru bisa memberikan pembobotan.
(c) Menggunakan nilai capaian akhir setelah remedial. Alternatif ini akan
dianggap kurang adil bagi siswa yang mendapat nilai melampaui KKM
namun di bawah nilai siswa yang diperoleh setelah proses remedial. Oleh
karena itu, seluruh siswa harus diberi kesempatan yang sama untuk
meningkatkan nilai capaian akhir. Siswa yang sudah melampaui nilai KKM,
mereka berhak untuk mengikuti program pengayaan. Setelah mengikuti
program pengayaan, siswa tersebut bersama teman-teman yang mengikuti
program remedial, mengikuti tes kembali. Sesuai kesepakatan, maka nilai
yang digunakan merupakan nilai akhir setelah tes baik remedial maupun
pengayaan.

350 |Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018


B. Program Pengayaan

Program pengayaan adalah pembelajaran yang diberikan kepada peserta didik


yang telah melampaui KKM KD muatan pelajaran.
Bentuk pelaksanaan pembelajaran pengayaan dapat dilakukan melalui:
(a) Belajar kelompok, yaitu sekelompok peserta didik yang memiliki minat
tertentu diberikan tugas untuk memecahkan permasalahan, membaca di
perpustakaan terkait dengan tema/sub tema yang dipelajari pada jam-jam
pelajaran sekolah;

(b) Belajar mandiri, yaitu secara mandiri peserta didik belajar mengenai
sesuatu yang diminati, menjadi tutor bagi teman yang membutuhkan.

Pemanfaatan dan tindak lanjut yang dilakukan oleh satuan pendidikan terhadap
hasil analisis adalah:

(a) Membuat laporan kemajuan belajar peserta didik (rapor) setelah


mempertimbangkan hasil penilaian oleh pendidik dan kemajuan belajar
lainnya dari setiap peserta didik.

(b) Menata kembali seluruh materi pembelajaran setelah melihat hasil penilaian
akhir semester atau akhir tahun.

(c) Melakukan perbaikan dan penyempurnaan instrumen penilaian.

(d) Merancang program pembelajaran pada semester berikutnya.

(e) Membina peserta didik yang tidak naik kelas.

D. SKENARIO

Materi Pelatihan : Perencanaan, Pelaksanaan, Pengolahan, dan Pelaporan Hasil


Belajar
Alokasi Waktu : 12 JP @ 45 Menit

Pendahuluan  Brainstroming Kerja


(Doa, penyampaian Keterkaitan penilaian Kelompok
tujuan, motivasi, dengan penguatan (LK.8.1)
karakter, literasi, 4 C
penjelasan skenario  Antar
dan HOTS
pelatihan, perkenalan,  Penguatan hasil kelompok
dan, salam PPK, Tepuk PPK, brainstorming saling belanja
Mars PPK, Lagu-Nasional,  Tayangan PPT 8.1 ide
dan lagu daerah)ice (30’)  Penguatan oleh
breaking) Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018|
fasilitator 351
(15’)
Penutup Kerja Kelompok Kerja
(Refleksi, kesimpulan, (LK.8.3) Kelompok
games penyemangat,  Antar kelompok (LK.8.2)
salam PPK/tepuk saling belanja  Antar
PPK/Mars PPK, Lagu ide kelompok
Nasional/Lagu Daerah,  Penguatan oleh saling belanja
motivasi, rencana tindak fasilitator ide
lanjut dan doa/rasa (180’)  Penguatan oleh
syukur) fasilitator
(15’)

Tugas dan Lembar Kerja

LK-6.1 Perencanaan, Pelaksanaan, Pengolahan dan Pelaporan Penilaian Sikap


Petunjuk Pengisian :
Lembar Kerja (Lk 6.1) 1 ini akan memandu Anda melakukan Perencanaan,
Pelaksanaan, Pengolahan dan Pelaporan Penilaian Sikap.
1. Buatlah sebuah ilustrasi dalam 1-2 paragraf tentang sikap (spiritual dan sosial)
seorang peserta didik selama satu semester.
2. Buatlah jurnal,
3. Kemudian berdasarkan jurnal, buatlah deskripsi sikap (spiritual dan sosial) dari
peserta didik tersebut!

LK 6.2 Perencanaan, Pelaksanaan, Pengolahan dan Pelaporan Penilaian


Pengetahuan

Petunjuk Pengisian :

Lembar Kerja (LK 6.2) ini akan memandu Anda melakukan Perencanaan,
Pelaksanaan, Pengolahan dan Pelaporan Penilaian Pengetahuan.

1. Siapkan terlebih dahulu pemetaan KD Pengetahuan dan data hasil penilaian (PH,
NPTS, NPAS) seorang siswa selama satu semester.

352 |Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018


2. SelaKjutnya lakukan pengolahan nilai hingga diperoleh nilai KD dan nilai akhir (NA).

3. Kemudian tentukan predikat dan deskripsi sesuai dengan hasil pengolahan yang
telah Saudara lakukan.

LK 6.3 Perencanaan, Pelaksanaan, Pengolahan dan Pelaporan Penilaian


Keterampilan

Petunjuk Pengisian :
Lembar Kerja (LK 6.3) ini akan memandu Anda melakukan Perencanaan,
Pelaksanaan, Pengolahan dan Pelaporan Penilaian Keterampilan.

1. Siapkan terlebih dahulu pemetaan KD Keterampilan dan data hasil penilaian


keterampilan seorang siswa selama satu semester, dalam data tersebut, wajib
memuat penilaian optimum dan rerata.

2. Selanjutnya lakukan pengolahan nilai hingga diperoleh nilai KD dan nilai akhir (NA).

3. Kemudian tentukan predikat dan deskripsi sesuai dengan hasil pengolahan yang
telah Saudara lakukan.

Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018| 353


BAB IV
PENUTUP

Modul pelatihan ini akan disesuaikan dan disempurnakan seiring dengan kebutuhan dan
pekembangan kurikulum yang berlaku. Oleh karena itu, dokumen ini harus disikapi
secara bijak dalam melaksanakannya. Segala kekurangan dan kelemahan pada modul
pelatihan Kurikulum 2013 diharapkan dapat dilengkapi oleh para pemangku
kepentingan pendidikan khususnya pada jenjang sekolah dasar, sesuai dengan situasi
dan kondisi daerah masing-masing.

354 |Modul Pelatihan Kurikulum 2013 PJOK SD/MI tahun 2018

Anda mungkin juga menyukai