Anda di halaman 1dari 63

PS-03

HAND
URI A
W

YA
T
TU

NI
SUPERVISI AKADEMIK
IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013

BAHAN AJAR
IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013
UNTUK PENGAWAS SEKOLAH

PUSAT PENGEMBANGAN TENAGA KEPENDIDIKAN


BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
2014
PELATIHAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013
PENGAWAS SEKOLAH

SUPERVISI AKADEMIK

PUSAT PENGEMBANGAN TENAGA KEPENDIDIKAN


BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN
DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
TAHUN 2014
Pusat Pengembangan Tenaga Kependidikan
Komplek Kemdikbud Gedung D Lantai 17, Jln. Jenderal Sudirman, Senayan, Jakarta Pusat, 10270
Telp.(021) 57946110, Fax. (021) 57946110
Kampus Pusbangtendik Jln. Raya Cinangka Km. 19 Bojongsari, Depok, 16517
Telp. (021) 7490411, Fax. (021) 7491174

website: http://bpsdmpk.kemdikbud.go.id/pusbangtendik
email: tendik@kemdikbud.go.id

Supervisi Akademik i
Sambutan
KEPALA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DAN PENJAMINAN MUTU
PENDIDIKAN

Pengawas sekolah, kepala sekolah, dan guru merupakan tiga pilar penting dalam
mewujudkan implementasi Kurikulum 2013. Efektivitasnya sangat bergantung
pada kesesuaian kompetensi ketiganya dengan kebutuhan mewujudkan target
yang diharapkan pada tingkat satuan pendidikan. Peningkatan kompetensi
melalui penyelenggaraan pelatihan merupakan kegiatan strategis yang perlu
disertai dengan langkah penjaminan bahwa ketiga pilar mutu pelaksanaan
kurikulum yang terukur dan sistematis.

Implementasi kurikulum 2013 berimplikasi terhadap kebutuhan peningkatan


sikap, pengetahuan, dan keterampilan tiga pilar penjamin mutu. Untuk merespon
kebutuhan itu Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan
Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan (Badan PSDMPK dan PMP) melalui
Pusat Pengembangan Tenaga Kependidikan telah menyusun Materi Pelatihan
Implementasi Kurikulum 2013 bagi Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah.

Materi yang tersusun diharapkan menjadi referensi utama bagi fasilitator dan
peserta pelatihan dalam penyelenggaraan Pelatihan Implementasi Kurikulum
2013 bagi Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah. Materi Pokok Pelatihan
Implementasi Kurikulum 2013 bagi Kepala Sekolah terdiri atas Manajemen
Implementasi Kurikulum 2013, Manajemen dan Kepemimpinan Kepala Sekolah,
Supervisi Akademik Implementasi Kurikulum 2013, dan Kepramukaan.
Sedangkan Materi Pokok Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 bagi Pengawas
Sekolah terdiri atas Supervisi Manajerial Implementasi Kurikulum 2013,
Manajemen Implementasi Kurikulum 2013, Supervisi Akademik Implementasi
Kurikulum 2013, dan Kepramukaan.

Pada kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih serta penghargaan atas
dedikasi tinggi para penyusun materi dan penelaah materi. Terima kasih saya
sampaikan kepada pejabat dan staf BPSDMPK dan PMP, widyaiswara, dosen
perguruan tinggi, pengawas sekolah, dan kepala sekolah yang telah berpatisipasi
aktif sehingga terselesaikan materi tersebut.

Semoga keberadaan materi dan seluruh perangkat pelatihan lainnya dapat


berkontribusi positif terhadap efektivitas penyelenggaraan Pelatihan
Implementasi Kurikulum 2013 bagi Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah.

Jakarta, Januari 2014


Kepala Badan PSDMPK dan PMP

Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd.


NIP 196202031987031002

ii Supervisi Akademiki
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas selesainya penyusunan materi
pelatihan kepala sekolah dan pengawas sekolah dalam pelaksanaan Kurikulum 2013.
Materi pelatihan merupakan muatan wajib yang digunakan oleh nara sumber, instruktur
nasional dan kepala sekolah serta pengawas sekolah sasaran dalam meningkatkan
kompetensi sesuai dengan tujuan pelatihan yang meliputi sikap, pengetahuan, dan
keterampilan. Materi pelatihan kepala sekolah meliputi manajemen implementasi
kurikulum 2013, supervisi akademik, manajemen kepemimpinan sekolah dan
kepramukaan. Sedangkan materi pelatihan pengawas sekolah meliputi manajemen
implementasi kurikulum 2013, supervisi akademik, supervisi manajerial dan
kepramukaan.
Materi pelatihan ini merupakan salah satu sumber belajar sehingga peserta pelatihan
diharapkan dapat memperkaya diri dengan referensi lain yang relevan. Materi yang
disusun ini telah diupayakan untuk menjawab beberapa prinsip dan tujuan utama.
Pertama, materi ini diharapkan dapat menunjang pengembangan kompetensi pengawas
sekolah yang diturunkan dari kebutuhan pelaksanaan kurikulum 2013 pada seluruh level
satuan pendidikan. Kedua, setiap materi menunjang sikap keberterimaan, pengetahuan,
dan keterampilan serta menumbuhkan daya inisiatif untuk merencanakan strategi dan
implementasi perencanaan, pelaksanaan, dan evalausi pengawasan dan pembinaan
sekolah sesuai kebutuhan khas implementasi kurikulum 2013. Ketiga, materi yang
dipelajari dapat mengurangi resistensi pada implementasi kurikulum pada tingkat satuan
pendidikan. Keempat, seluruh materi pelatihan dapat berkontribusi positif terhadap
pembentukan sikap, pengetahuan dan keterampilan yang menunjang kompetensi kepala
sekolah dan pengawas sekolah dalam mengimplementasikan kurikulum 2013. Kelima,
menyelaraskan seluruh kompetensi yang dikembangkan untuk menunjang penjaminan
mutu kompetensi lulusan, isi, proses pembelajaran, dan penilaian sesuai dengan
karakteristik kurikulum 2013.
Pada kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih serta penghargaan atas dedikasi
tinggi para tim pengembang materi, penyusun Prosedur Operasional Standar dan
pengembang perangkat pelatihan lainnya. Terima kasih pula saya sampaikan kepada
seluruh pejabat dan staf BPSDMPK dan PMP, widyaiswara, dosen perguruan tinggi,
konsultan, pengawas sekolah, dan kepala sekolah yang telah berpatisipasi aktif dalam
penyusunan materi ini.
Semoga materi pelatihan ini dapat membantu nara sumber, instruktur nasional, kepala
sekolah dan pengawas sekolah dalam mengimplementasikan kurikulum 2013 dan secara
khusus bermanfaat sebagai referensi bagi nara sumber dan instruktur pada pelatihan
implementasi kurikulum 2013.

Jakarta, Januari 2014


Kepala Pusbangtendik

Dr. Muhammad Hatta, M.Ed.


NIP.195507201983031003

Supervisi Akademik iii


Daftar Isi

Sambutan .............................................................................................ii
Kata Pengantar .................................................................................... iii
Daftar Isi ............................................................................................. iv
Peta Konsep ........................................................................................ vii
Glosarium .......................................................................................... viii
I Pendahuluan ................................................................................... 1
A. Petunjuk Pembelajaran ................................................................ 1
B. Kompetensi Yang Akan Dicapai ..................................................... 1
C. Ruang Lingkup Materi .................................................................. 1
D. Langkah-Langkah Pembelajaran ................................................... 2
II Kegiatan Pembelajaran 1: KONSEP, PRINSIP, PROSEDUR, DAN TEKNIK
SUPERVISI AKADEMIK .......................................................................... 3
A. Deskripsi Materi ........................................................................... 3
B. Tujuan Pembelajaran ................................................................... 3
C. Uraian Materi............................................................................... 3
1. Pengertian Supervisi Akademik........................................................ 3
2. Tujuan dan fungsi supervisi akademik ............................................. 4
3. Prinsip-prinsip supervisi akademik ................................................... 4
4. Prosedur supervisi akademik ........................................................... 5
5. Teknik Supervisi Akademik.............................................................. 5
D. Aktifitas Pembelajaran ................................................................. 9
E. Penilaian ................................................................................... 10
F. Rangkuman ............................................................................... 10
G. Refleksi ..................................................................................... 10
III Kegiatan Pembelajaran 2: MODEL SUPERVISI AKADEMIK ................ 11
A. Deskripsi Materi ......................................................................... 11
B. Tujuan Pembelajaran ................................................................. 11
C. Uraian Materi............................................................................. 11
1. Model supervisi konvensional ......................................................... 11
2. Model supervisi artistik .................................................................. 12
3. Model supervisi ilmiah ................................................................... 12

iv Supervisi Akademiki
4. Model supervisi klinis..................................................................... 12
D. Aktifitas Pembelajaran ............................................................... 14
E. Penilaian ................................................................................... 14
F. Rangkuman ............................................................................... 14
G. Refleksi ..................................................................................... 14
IV Kegiatan Pembelajaran 3: RENCANA PENGAWASAN AKADEMIK........ 15
A. Deskripsi Materi ......................................................................... 15
B. Tujuan Pembelajaran ................................................................. 15
C. Uraian Materi............................................................................. 15
1. Pengertian Rencana Pengawasan Akademik (RPA) ........................... 16
2. Prinsip-Prinsip Penyusunan RPA ..................................................... 16
3. Komponen dan Sistematika RPA ..................................................... 16
4. Prosedur Penyusunan Perencanaan Pengawasan ............................. 19
D. Aktivitas Pembelajaran ............................................................... 19
E. Penilaian ................................................................................... 21
F. Rangkuman ............................................................................... 21
G. Refleksi ..................................................................................... 21
V Kegiatan Pembelajaran 4: INSTRUMEN SUPERVISI AKADEMIK ........ 22
A. Deskripsi Materi ......................................................................... 22
B. Tujuan Pembelajaran ................................................................. 22
C. Uraian Materi............................................................................. 22
1. Pengertian Instrumen .................................................................... 22
2. Prosedur Pengembangan Instrumen Supervisi Akademik .................. 23
3. Teknik Mengembangkan Instrumen ................................................ 24
4. Jenis InstrumenSupervisi Akademik ................................................ 24
5. Model Instrumen Pengawasan ....................................................... 25
D. Aktifitas Pembelajaraan .............................................................. 33
E. Penilaian ................................................................................... 37
F. Rangkuman ............................................................................... 37
G. Refleksi ..................................................................................... 37
VI Kegiatan Pembelajaran 5: SIMULASI SUPERVISI AKADEMIK ............ 38
A. Deskripsi Materi ......................................................................... 38
B. Tujuan Pembelajaran ................................................................. 38

Supervisi Akademik v
C. Uraian Materi............................................................................. 38
D. Aktifvitas Pembelajaran .............................................................. 41
E. Penilaian ................................................................................... 44
F. Rangkuman ............................................................................... 44
G. Refleksi ..................................................................................... 45
VII KEGIATAN PEMBELAJARAN 6: Program Tindak Lanjut .................... 46
A. Deskripsi Materi ......................................................................... 46
B. Tujuan Pembelajaran ................................................................. 46
C. Uraian Materi............................................................................. 46
1. Pembinaan ................................................................................... 47
2. Penyempurnaan Instrumen Supervisi .............................................. 48
3. Cara Melaksanakan Tindak Lanjut .................................................. 48
D. Aktivitas Pembelajaran. .............................................................. 49
E. Penilaian ................................................................................... 50
F. Rangkuman ............................................................................... 50
G. Refleksi ..................................................................................... 50
Daftar Pustaka ................................................................................... 51

vi Supervisi Akademiki
Peta Konsep

Supervisi Akademik vii


Glosarium

Achieveable, program-program yang dirancang terjangkau untuk


dicapai, baik dari segi waktu, biaya maupun kondisi
yang ada.

Causal-conference percakapan individual yang bersifat informal, yang


dilaksanakan secara kebetulan bertemu dengan guru

Classroom-conference percakapan individual yang dilaksanakan di dalam


kelas ketika peserta didik sedang meninggalkan kelas
(istirahat).

Coach pelatih, pendamping, pembina

Coachee orang yang mendapat pelatihan, pendampingan, dan


pembinaan dari coach

Coaching proses pendampingan.kepada seseorang (guru atau


kepala sekolah) yang dibina dari kondisi saat ini
kepada kondisi yang lebih baik sesuai dengan
kebutuhannya

Content Validity instrumen mengukur apa yang seharusnya diukur

Face Validity kalimat dalam instrumen mempunyai struktur yang


benar sehingga tidak bias

GROW ME model coaching yang berorientasi pada


pengembangan manusia

Instrumen supervisi alat yang berfungsi untuk memudahkan pelaksanaan


supervisi

Observational percakapan individual yang dilaksanakan setelah


visitation. supervisor melakukan kunjungan kelas atau observasi
kelas.

Office-conference. percakapan individual yang dilaksanakan di ruang


kepala sekolah atau ruang guru, di mana sudah
dilengkapi dengan alat-alat bantu yang dapat
digunakan untuk memberikan penjelasan pada guru

Measureable program-program dan kegiatan-kegiatan yang dipilih


dapat diukur pencapaiannya.

viii Supervisi Akademiki


Program supervisi dokumen perencanaan pelaksanaan dan perencanaan
pemantauan dalam rangka.membantu guru
mengembangkan kemampuan mengelola proses
pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Program tindak lanjut penguatan dan penghargaan diberikan kepada guru


yang telah memenuhi standar, teguran yang bersifat
mendidik diberikan kepada guru yang belum
memenuhi standar dan guru diberi kesempatan untuk
mengikuti bimbingan teknis/penataran lebih lanjut

Realistics program-program benar-benar didasarkan pada data


atau kondisi dan kebutuhan riil sekolah-sekolah
binaan serta tidak mengada-ada

Specific program yang disusun memiliki fokus yang jelas dan


mencakup bidang tertentu secara khusus.

Supervisi. supervisi proses pembelajaran dilakukan pada tahap


perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian hasil
pembelajaran yang dilakukan melalui antara lain,
pemberian contoh, diskusi, konsultasi, atau pelatihan.

Supervisi akademik supervisi akademik adalah serangkaian kegiatan


membantu guru mengembangkan kemampuannya
mengelola proses pembelajaran untuk mencapai
tujuan pembelajaran

Supervisi artistik model supervisi yang mendasarkan diri pada bekerja


untuk orang lain (working for the other), bekerja
dengan orang lain (working.with the other), dan
bekerja melalui orang lain (working trough the other).

Supervisi ilmiah model supervisi yang digunakan oleh supervisor untuk


menjaring data atau informasi dan menilai kinerja
kepala sekolah dan guru dengan cara menyebarkan
angket

Supervisi konvensional model supervisi yang menganut paham.bahwa


supervisor sebagai seseorang yang memiliki power
untuk menentukan nasib kepala sekolah dan guru

Supervisi klinis supervisi yang dilakukan berdasarkan adanya keluhan


atau masalah dari guru yang disampaikan kepada
supervisor

Time Bound program yang dirancang memiliki batasan waktu


pencapaian atau pelaksanaan yang jelas

Supervisi Akademik ix
I Pendahuluan

A. Petunjuk Pembelajaran

Untuk dapat memahami dengan baik dan agar tidak salah pengertian dalam
memahami materi dalam bahan ajar ini, Saudara perlu mengikuti petunjuk
pembelajaran berikut ini:
1. Perhatikan dengan baik kompetensi, tujuan,dan indikator yang
hendak dicapai dalam mempelajari bahan ajar ini.
2. Pelajari dan pahami dengan seksama uraian materi di setiap bagian
bahan ajar ini secara berurutan dari awal sampai akhir.
3. Jika menemui kesulitan dalam memahami materi bahan ajar ini dapat
didiskusikan dengan teman sejawat, atau dapat minta bimbingan
pada fasilitator.
4. Setelah selesai mempelajari modul pada bagian ini, Saudara dapat
mengerjakan latihan yang telah disediakan.

B. Kompetensi Yang Akan Dicapai

Setelah mengikuti pelatihan, pengawas sekolah mampu;


1. Menyusun instrumen supervisi akademik
2. Melaksanakan supervisi akademik sesuai rencana
3. Membuat program tindak lanjut.

C. Ruang Lingkup Materi

Materi yang dibahas dalam bahan ajar ini untuk setiap kegiatan belajar dan
alokasi waktu pembelajarannya dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Kegiatan Belajar Materi Alokasi


Ke: Waktu
Konsep, Prinsip, Prosedur dan Teknik 15’
1
Supervisi Akademik.
2 Model Supervisi Akademik 30’
3 Rencana Pengawasan Akademik 90’
4 Instrumen Supervisi Akademik 180’
5 Simulasi Supervisi Akademik 180’
6 Evaluasi dan Program Tindak lanjut 45’

Supervisi Akademik 1
D. Langkah-Langkah Pembelajaran

Pendahuluan
Refleksi melalui tanya jawab pelaksanaan Supervisi Akademik yang telah
dilaksanakan di sekolah binaan.

Kegiatan Inti
 Revieuw pemahaman prosedur dan teknik supervisi akademik melalui
pendekatan andragogi
 Membuat Rencana Pengawasan Akademik (RPA)
 Mengembangkan instrumen observasi perencanaan dan pelaksanaan
pembelajaran
 Simulasi observasi terhadap perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran
 Membuat program tindak lanjut

Penutup
Konfirmasi, refleksi dan evaluasi bersama antara peserta dengan fasilitator
tentang jalannya pelatihan.

2 Supervisi Akademiki
II Kegiatan Pembelajaran 1: KONSEP,
PRINSIP, PROSEDUR, DAN TEKNIK
SUPERVISI AKADEMIK

A. Deskripsi Materi

Bahan belajar ini memuat materi yang terkait dengan konsep, prinsip, prosedur,
dan teknik Supervisi akademik. Manfaat bagi pengawas sekolah setelah
mempelajari bahan ajar ini, antara lain: 1) dapat memberikan arah yang jelas
dalam pelaksanaan supervisi akademik; 2) meningkatkan efektivitas dan
efesiensi pelaksanaan supervisi akademik; dan 3) meningkatkan kepercayaan
diri pengawas sekolah dalam pelaksanaan supervisi akademik. Dengan
demikianharapan untuk mewujudkan pengawas sekolah professional dapat
terealisir secara signifikan sehingga berdampak pada peningkatan mutu
pendidikan.

B. Tujuan Pembelajaran

Melalui kegiatan tanya jawab, diskusi, dan simulasi peserta pelatihan dapat
menjelaskan:
1. Konsepsupervisi akademik.
2. Prinsip supervisi akademik.
3. Prosedur dan teknik supervisi akademik.

C. Uraian Materi

1. Pengertian Supervisi Akademik

Supervisi akademik adalah serangkaian kegiatan membantu guru


mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran untuk
mencapai tujuan pembelajaran (Daresh, 1989, Glickman, et al; 2007).
Supervisi akademik tidak terlepas dari penilaian kinerja guru dalam
mengelola pembelajaran. Sergiovanni (1987) menegaskan bahwa refleksi
praktis penilaian kinerja guru dalam supervisi akademik adalah melihat
kondisi nyata kinerja guru untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan,
misalnya Apa yang sebenarnya terjadi di dalam kelas? Apa yang
sebenarnya dilakukan oleh guru dan peserta didik di dalam kelas?
Aktivitas-aktivitas mana dari keseluruhan aktivitas di dalam kelas itu yang
bermakna bagi guru dan peserta didik? Apa yang telah dilakukan oleh guru
dalam mencapai tujuan akademik? Apa kelebihan dan kekurangan guru
dan bagaimana cara mengembangkannya? Berdasarkan jawaban terhadap
pertanyaan-pertanyaan ini akan diperoleh informasi mengenai kemampuan

Supervisi Akademik 3
guru dalam mengelola pembelajaran. Dengan demikian, berarti, esensi
supervisi akademik itu sama sekali bukan menilai unjuk kerja guru dalam
mengelola proses pembelajaran, melainkan membantu guru
mengembangkan kemampuan profesionalismenya. Namun satu hal yang
perlu ditegaskan di sini, bahwa setelah melakukan penilaian kinerja bukan
berarti selesailah pelaksanaan supervisi akademik, melainkan harus
dilanjutkan dengan tindak lanjutnya.

2. Tujuan dan fungsi supervisi akademik

Supervisi akademik memiliki beberapa tujuan. Salah satu tujuannya adalah


membantu guru mengembangkan kompetensinya, mengembangkan
kurikulum, mengembangkan kelompok kerja guru, dan membimbing
penelitian tindakan kelas (PTK) (Glickman, et al; 2007, Sergiovanni, 1987).
Tujuan supervisi akademik dapat digambarkan dalam gambar di bawah ini.

Pengembangan
Profesionalisme

TIGA TUJUAN
SUPERVISI
Pengendalian
Penumbuhan Mutu
Motivasi

Gambar 1 Segitiga Tujuan Supervisi

Selain itu, supervisi akademik memiliki fungsi mendasar (essential function)


dalam keseluruhan program sekolah (Weingartner, 1973; Alfonso dkk.,
1981; dan Glickman, et al; 2007), karena hasil supervisi akademik dapat
berfungsi sebagai sumber informasi bagi pengembangan profesionalisme
guru.

3. Prinsip-prinsip supervisi akademik

Proses pelaksanaan supervisi memiliki beberapa prinsip, diantaranya:


a. Praktis, artinya mudah dikerjakan sesuai kondisi sekolah.
b. Sistematis, artinya dikembangan sesuai perencanaan program supervisi
yang matang dan tujuan pembelajaran.
c. Objektif, artinya masukan sesuai aspek-aspek instrumen.
d. Realistis, artinya berdasarkan kenyataan sebenarnya.
e. Antisipatif, artinya mampu menghadapi masalah-masalah yang
mungkin akan terjadi.

4 Supervisi Akademiki
f. Konstruktif, artinya mengembangkan kreativitas dan inovasi guru dalam
mengembangkan proses pembelajaran.
g. Kooperatif, artinya ada kerja sama yang baik antara supervisor dan
guru dalam mengembangkan pembelajaran.
h. Kekeluargaan, artinya mempertimbangkan saling asah, asih, dan asuh
dalam mengembangkan pembelajaran.
i. Demokratis, artinya supervisor tidak boleh mendominasi pelaksanaan
supervisi akademik.
j. Aktif, artinya guru dan supervisor harus aktif berpartisipasi.
k. Humanis, artinya mampu menciptakan hubungan kemanusiaan yang
harmonis, terbuka, jujur, ajeg, sabar, antusias, dan penuh humor
l. Berkesinambungan (supervisi akademik dilakukan secara teratur dan
berkelanjutan oleh Kepala sekolah).
m. Terpadu, artinya menyatu dengan program pendidikan.
n. Komprehensif, artinya memenuhi ketiga tujuan supervisi akademik di
atas (Dodd, 1972)

4. Prosedur supervisi akademik

Prosedur supervisi akademik merupakan rangkaian kegiatan supervisi


untuk memberikan bantuan dan bimbingan kepada kepala sekolah dan
guru agar termotivasi melakukan perbaikan-perbaikan yang diperlukan
dalam bidang akademik dengan cara memilih pendekatan, metoda, dan
teknik supervisi yang tepat sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
Prosedur pelaksanaan supervisi akademik terdiri atas: (1) Tahap Persiapan,
meliputi: (a) menyiapkan instrumen dan (b) menyiapkan jadwal bersama,
(2) Tahap Pelaksanaan, yaitu pelaksanaan observasi supervisi baik secara
langsung maupun tidak langsung, (3) Tahap Pelaporan, meliputi: (a)
mengidentifikasi hasil pengamatan pada saat observasi, (b)
menganalisishasil supervisi, (c) mengevaluasi bersama antara supervisor
dengan kepala sekolah danguru, dan (d) membuat catatan hasil supervisi
yang didokumentasikan sebagai laporan, (4) Tahap Tindak lanjut, meliputi:
(a) mendisukusikan dan membuat solusi bersama, (b) memberitahukan
hasil pelaksanaan supervisi akademik, dan (c) mengkomunikasikan hasil
pelaksanaan supervisi akademik kepada kepala sekolah dan guru.

5. Teknik Supervisi Akademik

Teknik supervisi akademik terdiri atas dua macam, yaitu teknik supervisi
individual dan teknik supervisi kelompok. Secara umum teknik supervisi
akademik ditunjukan pada diagram berikut:

Supervisi Akademik 5
a. Kunjungan kelas
SUPERVISI b. Kunjungan observasi
INDIVIDUAL c. Pertemuan individual
d. Kunjungan antar kelas

TEKNIK SUPERVISI
AKADEMIK
a. Pertemuan atau rapat
SUPERVISI b. Diskusi kelompok
KELOMPOK c. Mengadakan pelatihan-
pelatihan

Gambar 2. Bagan Teknik Supervisi Akademik

a. Teknik supervisi individual


Teknik supervisi individual adalah pelaksanaan supervisi perseorangan
terhadap guru. Supervisor di sini hanya berhadapan dengan seorang
guru sehingga dari hasil supervisi ini akan diketahui kualitas
pembelajarannya. Teknik supervisi individual terdiri atas lima macam
yaitu kunjungan kelas,observasi kelas, pertemuan individual,
kunjungan antarkelas, dan menilai diri sendiri
1) Kunjungan kelas
Kunjungan kelas adalah teknik pembinaan guru oleh kepala
sekolah untuk mengamati proses pembelajaran di kelas.
Tujuannya adalah untuk membantu guru dalam mengatasi
masalah di dalam kelas. Cara melaksanakan kunjungan kelas
adalah sebagai berikut:
a) dengan atau tanpa pemberitahuan terlebih dahulu tergantung
sifat tujuan dan masalahnya,
b) atas permintaan guru bersangkutan,
c) sudah memiliki instrumen atau catatan-catatan, dan
d) tujuan kunjungan harus jelas.

Adapun tahapan kunjungan kelas meliputi:


a) Tahap persiapan. Pada tahap ini, supervisor merencanakan
waktu, sasaran, dan cara mengobservasi selama kunjungan
kelas.
b) Tahap pengamatan selama kunjungan. Pada tahap ini,
supervisor mengamati jalannya proses pembelajaran
berlangsung.
c) Tahap akhir kunjungan, pada tahap ini supervisor bersama
guru mengadakan perjanjian untuk membicarakan hasil
observasi.
d) Tahap terakhir adalah tahap tindak lanjut.

Teknik supervisi individual melalui kunjungan kelas harus


menggunakan enam kriteria, yaitu memiliki tujuan-tujuan

6 Supervisi Akademiki
tertentu, mengungkapkan aspek-aspek yang dapat memperbaiki
kemampuan guru, menggunakan instrumen observasi untuk
mendapatkan data yang obyektif, terjadi interaksi antara pembina
dan yang dibina sehingga menimbulkan sikap saling pengertian,
pelaksanaan kunjungan kelas tidak menganggu proses
pembelajaran; danpelaksanaannya diikuti dengan program tindak
lanjut.

2) Observasi kelas

Observasi kelas adalah mengamati proses pembelajaran secara


lebih teliti di kelas. Tujuannya adalah untuk memperoleh data
obyektif aspek-aspek situasi pembelajaran, kesulitan-kesulitan
guru dalam usaha memperbaiki proses pembelajaran.

Secara umum, aspek-aspek yang diobservasi adalah usaha-usaha


dan aktivitas guru-peserta didik dalam proses pembelajaran, cara
menggunakan media pengajaran, variasi metode, ketepatan
penggunaan media dengan materi, ketepatan penggunaan
metode dengan materi, dan reaksi mental para peserta didik
dalam proses belajar mengajar.

Karena pelaksanaan observasi kelas melalui tahapan persiapan,


pelaksanaan, penutupan, penilaian hasil observasi, dan tindak
lanjut, maka pelaksana supervisi sebaiknya 1) sudah siap dengan
instrumen observasi, 2) menguasai masalah dan tujuan supervisi,
dan 3) observasi tidak mengganggu proses pembelajaran.

3) Pertemuan Individual

Pertemuan individual adalah satu pertemuan, percakapan, dialog,


dan tukar pikiran antara supervisor guru. Tujuannya adalah:
a) memberikan kemungkinan peningkatan kompetensi guru
melalui pemecahan kesulitan yang dihadapi;
b) mengembangkan strategi pembelajaranyang lebih baik;
c) memperbaiki kelemahan dan kekurangan pada diri guru; dan
menghilangkan atau menghindari segala prasangka.

Swearingen (1961) mengklasifikasi empat jenis pertemuan


(percakapan) individual sebagai berikut:
a) classroom-conference, yaitu percakapan individual yang
dilaksanakan di dalam kelas ketika peserta didik-peserta didik
sedang meninggalkan kelas (istirahat).
b) office-conference, yaitu percakapan individual yang
dilaksanakan di ruang kepala sekolah atau ruang guru, di
mana sudah dilengkapi dengan alat-alat bantu yang dapat
digunakan untuk memberikan penjelasan pada guru.

Supervisi Akademik 7
c) causal-conference, yaitu percakapan individual yang bersifat
informal, yang dilaksanakan secara kebetulan bertemu
dengan guru
d) post observational visitation, yaitu percakapan individual yang
dilaksanakan setelah supervisor melakukan kunjungan kelas
atau observasi kelas.
Pada teknik pertemuan individual supervisor harus berusaha
mengembangkan segi-segi positif guru, mendorong guru
mengatasi kesulitan-kesulitannya, memberikan pengarahan, dan
melakukan kesepakatan terhadap hal-hal yang masih meragukan.
4) Kunjungan antar kelas

Kunjungan antar kelas adalah guru yang satu berkunjung ke kelas


yang lain di sekolah itu sendiri. Tujuannya adalah untuk berbagi
pengalaman dalam pembelajaran. Cara-cara melaksanakan
kunjungan antar kelas, yaitu:
a) harus direncanakan;
b) guru-guru yang akan dikunjungi harus diseleksi;
c) tentukan guru-guru yang akan mengunjungi;
d) sediakan segala fasilitas yang diperlukan;
e) supervisor hendaknya mengamati kegiatan ini dengan cermat;
f) pastikan ada tindak lanjut setelah kunjungan antar kelas
selesai, misalnya dalam bentuk percakapan pribadi,
penegasan, dan pemberian tugas-tugas tertentu;
g) segera aplikasikan di sekolah atau di kelas guru
bersangkutan, dengan menyesuaikan pada situasi dan kondisi
yang dihadapi;
h) buat rencana untuk mengadakan kunjungan antar kelas
berikutnya.

b. Teknik Supervisi kelompok

Teknik supervisi kelompok adalah satu cara melaksanakan program


supervisi yang ditujukan pada dua orang atau lebih. Guru-guru yang
diduga, sesuai dengan analisis kebutuhan, memiliki masalah atau
kebutuhan atau kelemahan-kelemahan yang sama dikelompokkan atau
dikumpulkan menjadi satu atau bersama-sama. Kemudian kepada
mereka diberikan layanan supervisi sesuai dengan permasalahan atau
kebutuhan yang mereka hadapi. Menurut Gwynn (1961), ada tiga
belas (13) teknik supervisi kelompok yaitu kepanitiaan, kerja kelompok,
laboratorium dan kurikulum, membaca terpimpin, demonstrasi
pembelajaran, darmawisata, kuliah/studi, diskusi panel, perpustakaan,
organisasi profesional, buletin supervisi, pertemuan guru, lokakarya
atau konferensi kelompok.
Tidak satupun di antara teknik-teknik supervisi individual atau
kelompok di atas yang cocok atau bisa diterapkan untuk semua
pembinaan guru di sekolah. Oleh sebab itu, seorang pengawas sekolah
harus mampu menetapkan teknik-teknik mana yang sekiranya mampu
membina keterampilan pembelajaran seorang guru. Untuk

8 Supervisi Akademiki
menetapkan teknik-teknik supervisi akademik yang tepat tidaklah
mudah. Seorang pengawas sekolah, selain harus mengetahui aspek
atau bidang keterampilan yang akan dibina, juga harus mengetahui
karakteristik setiap teknik di atas dan sifat atau kepribadian guru
sehingga teknik yang digunakan betul-betul sesuai dengan guru yang
sedang dibina melalui supervisi akademik. Sehubungan dengan
kepribadian guru, Lucio dan McNeil (1979) menyarankan agar
pengawas sekolah mempertimbangkan enam faktor kepribadian guru,
yaitu kebutuhan guru, minat guru, bakat guru, temperamen guru,
sikap guru, dan sifat-sifat somatic guru

D. Aktifitas Pembelajaran

Reviu pemahaman materi tentang konsep, prinsip, prosedur dan teknik


supervisi akademik melalui tanya jawab.

Supervisi Akademik 9
E. Penilaian
1. Penilaian sikapmeliputi kedisiplinan, kerjasama, dan tanggung jawab.
2. Penilaian pengetahuan dilakukan melalui tes tertulis pada akhir pelatihan.
3. Penilaian keterampilan meliputi penilaian proses dan produk.

F. Rangkuman

Pemahaman konsep, prinsip, prosedur, dan teknik supervisi akademik


merupakan modal utama bagi pengawas agar pelaksanaan supervisi akademik
dapat berlangsung secara efektif dan efesian. Melalui pemahaman tersebut
pelaksanaan supervisi akademik dapat mencapai sasaran yang tepat dan
berdampak positif terhadap penilaian kinerja guru dan peningkatan mutu
pendidik.

G. Refleksi

1) Apa yang telah Saudara pahami dan peroleh setelah mengikuti kegiatan
belajar 1 ini?
2) Hal-hal baru apa saja yang Saudara peroleh setelah kegiatan ini?
3) Rencana seperti apa yang akan Saudara kembangkan dari materi ini dalam
pelaksanaan supervisi akademik di sekolah binaan Saudara.
.

10 Supervisi Akademiki
III Kegiatan Pembelajaran 2: MODEL
SUPERVISI AKADEMIK

A. Deskripsi Materi

Bahan ajar ini memuat materi model-model supervisi yang secara praktis
sering digunakan dalam pelaksanaan supervisi akademik. Manfaat yang dapat
diraih oleh pengawas sekolah setelah mempelajari bahan ajar ini, antara lain:
1) untuk mengkaji model-model supervisi akademik; 2) untuk mengidentifikasi
kelebihan dan kelemahan model supervisi dalam pelaksanaan supervisi
akademik; dan 3) untuk memilih dan menentukan model supervisi yang sesuai
dengan kebutuhan guru dalam pelaksanaan supervisi akademik.

B. Tujuan Pembelajaran

Setelah mempelajari topik ini, peserta diharapkan mampu: 1) menjelaskan


model-model supervisi akademik, dan 2) membedakan model supervisi
konvensional dan supervisi klinis.

C. Uraian Materi

Dalam pelaksanaan supervisi akademik, pengawas sekolah harus memahami


model-model supervisi sebagai bekal pengetahuan (knowledge) dan
keterampilan (skill) untuk menjalankan tugas pengawasannya. Menurut
Makawimbang (2011), dalam praktek supervisi pendidikan dikenal beberapa
model supervisi pendidikan yang diimplementasikan oleh supervisor (pengawas
sekolah) dalam pelaksanaan tugasnya. Setiap model supervisi memiliki
karakteristik, oleh karena itu penggunaan model supervisi dalam
pelaksanaanan tugas kepengawasan tentunya ada yang sesuai dengan sasaran
yang akan disupervisi (compatible)sehingga pelaksanaan supervisi dapat
berlangsung secara efektif dan efesien dan ada pula yang tidak sesuai dengan
kondisi sasaran (uncompatible) sehingga pelaksanaaan supervisi kurang
berjalan sesuai dengan harapan. Dengan demikian, ketrampilan memilih model
supervisi sangat penting bagi pengawas agar kegiatan supervisi dapat berjalan
sesuai dengan harapan.
Menurut Sahertian (2008), model supervisi terdiri dari:

1. Model supervisi konvensional

Model supervisi konvensional adalah model supervisi yang menganut


paham bahwa supervisor sebagai seseorang yang memiliki power untuk

Supervisi Akademik 11
menentukan nasib kepala sekolah dan guru. Dalam praktek supervisinya
supervisor dengan gaya konvensional akan mencari-cari kesalahan kepala
sekolahdan guru bahkan sering kali memata-matai guru. Perilaku memata-
matai ini disebut dengan istilah snoopervision atau juga sering disebut
supervisi korektif.

2. Model supervisi artistik

Model supervisi artistik menuntut seorang supervisor dalam melaksanakan


tugasnya harus berpengetahuan, berketerampilan, dan memiliki sikap arif.
Seperti diungkapkan oleh Jasmani dan Mustofa (2013) model supervisi
artistik mendasarkan diri pada bekerja untuk orang lain (working for the
other), bekerja dengan orang lain (workingwith the other), dan bekerja
melalui orang lain (working trough the other). Oleh karena itu,
pelaksanaan supervisi tentunya mengandung nilai seni (art)
Menurut Sergiovannimodel supervisi artistic memiliki beberapa ciri khas,
antara lain:
a. Memerlukan perhatian agar lebih banyak mendengarkan dari pada
berbicara.
b. Memerlukan tingkat pengetahuan yang cukup.
c. Mengutamakan sumbangan yang unik dari guru-guru dalam rangka
mengembangkan pendidikan bagi generasi muda
d. Menuntut untuk memberi perhatian lebih banyak terhadap proses
kehidupan kelas.
e. Memerlukan suatu kemampuan berkomunikasi yang baik dalam cara
mengungkapkan apa yang dimiliki terhadap orang lain yang dapat
membuat orang lain menangkap dengan jelas ciri ekspresi yang
diungkapkan itu.
f. Memerlukan kemampuan untuk menafsirkan makna dari peristiwa
yang diungkapkan.

3. Model supervisi ilmiah

Model supervisi ilmiah adalah sebuah model supervisi yang digunakan oleh
supervisor untuk menjaring data atau informasi dan menilai kinerja kepala
sekolah dan guru dengan cara menyebarkan angket.
Supervisi yang bersifat ilmiah memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a. Dilaksanakan secara berencana dan berkelanjutan.
b. Sistematis dan menggunakan prosedur serta teknik tertentu.
c. Menggunakan instrumen pengumpulan data.
d. Dapat menjaring data yang obyektif.

4. Model supervisi klinis

Supervisi klinis adalah supervisi yang dilakukan berdasarkan adanya


keluhan atau masalah dari guru yang disampaikan kepada supervisor.
Supervisi klinis adalah bentuk supervisi yang difokuskan pada peningkatan
pembelajaran dengan melalui siklus yang sistematik, dalam perencanaan,

12 Supervisi Akademiki
pengamatan serta analisis yang intensif dan cermat tentang penampilan
mengajar yang nyata, serta bertujuan mengadakan perubahan dengan
cara yang rasional.
Ciri-ciri supervisi klinis:
 Bantuan yang diberikan bukan bersifat instruksi atau memerintah.
Sehingga tercipta hubungan manusiawi, yang pada akhirnya guru-
guru memiliki rasa aman.
 Apa yang akan disupervisi itu timbul dari harapan dan dorongan dari
guru sendiri karena dia memang membutuhkan bantuan itu.
 Satuan tingkah laku pembelajaran yang dimiliki guru merupakan
satuan yang terintegrasi, sehingga terlihat kemampuan apa,
keterampilan apa yang spesifik yang harus diperbaiki.
 Suasana dalam pelaksanaan supervisi adalah suasana yang penuh
kehangatan, kedekatan, dan keterbukaan.

a. Prinsip-prinsip supervisi klinis


1) Supervisi klinis yang dilaksanakan harus berdasar atas inisiatif
dari para guru terlebih dahulu.
2) Ciptakan hubungan manusiawi yang bersifat interaktif dan rasa
kesejawatan.
3) Ciptakan suasana terbuka dimana setiap orang bebas
mengemukakan apa yang dialaminya.
4) Objek kajian adalah kebutuhan professional guru.
5) Perhatian dipusatkan pada unsur-unsur yang spesifik yang harus
diperbaiki.

b. Langkah-langkah dalam supervisi klinis melalui tiga tahap sebagai


berikut:
1) Pertemuan awal
Pada tahap ini, guru menyampaikan keluhannya kepada
supervisor dan pada tahap ini perlu membangun komunikasi,
menyatukan persepsi, menciptakan suasana yang harmonis,
terbuka, dan akrab. Selain itu didiskusikan rencana untuk
melakukan observasi terhadap guru tersebut, dan menentukan
fokus observasi, instrumen observasi dan menentukan teknik
pelaksanaan observasi.
2) Observasi
Pada tahap pelaksanaan observasi, guru melaksanakan kegiatan
pembelajaran di kelas sesuai dengan perencanaan yang telah
disetujui pada tahap awal. Selama guru melaksanakan proses
pembelajaran sesuai dengan pedoman yang telah disiapkan dan
disepakati bersama, supervisor mengobservasi dan mencatat
penampilan guru dengan menggunakan instrumen observasi
yang telah disiapkan.
3) Pertemuan akhir
Setelah observasi kelas selesai, supervisor mengadakan
wawancara dan diskusi tentang: kesan guru terhadap
penampilannya, identifikasi keberhasilan dan kelemahan guru,
identifikasi keterampilan-keterampilan mengajar yang perlu
ditingkatkan, gagasan-gagasan baru yang akan dilakukan. Pada

Supervisi Akademik 13
tahap ini supervisor mengevaluasi dan menganalisis semua
proses kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dengan
tujuan untuk memperbaiki unjuk kerja guru. Selanjutnya
supervisor menjelaskan dan menunjukkan hasil observasi dan
membuat kesimpulan dari hasil observasi tersebut.

D. Aktifitas Pembelajaran

Melakukan reviu pemahaman materi model-model supervisi akademik melalui


tanya jawab

E. Penilaian

1. Penilaian sikap meliputi kedisiplinan, kerjasama, dan tanggung jawab.


2. Penilaian pengetahuan dilakukan melalui tes tertulis pada akhir pelatihan.
3. Penilaian keterampilan meliputi penilaian proses dan produk.

F. Rangkuman

Secara konseptual terdapat beberapa model supervisi, tinggal bagaimana


supervisor memilih model yang tepat untuk melaksanakan supervisi. Model
supervisi akademik yang biasanya digunakan adalah (1) model konvensional,
(2) model artistik, (3) model ilmiah, dan (4) model klinis. Setiap model
mempunyai karakteristik yang berbeda, dan masing-masing model mempunyai
kelemahan dan kelebihan sehingga supervisor sebaiknya cermat dan penuh
pertimbangan dalam menggunakan model supervisi jika akan menggunakan
suatu model.

G. Refleksi

1. Setelah Saudara mengikuti kegiatan belajar 2 ini, bagaimana cara Saudara


menentukan penggunaan model supervisi?
2. Hal-hal baru apa saja yang Saudara peroleh setelah kegiatan ini?
3. Adakah hal-hal baru yang Saudara peroleh yang dapat di implementasikan
dalam pelaksanaan supervisi akademik di sekolah binaan Saudara?

14 Supervisi Akademiki
IV Kegiatan Pembelajaran 3: RENCANA
PENGAWASAN AKADEMIK

A. Deskripsi Materi

Bahan belajar ini memuat materi Rencana Pengawasan Akademik. Materi


rencana pengawasan akademik memuat unsur-unsur yang akan dilaksanakan
oleh pengawas sekolah dalam kurun waktu tertentu pada saat melaksanakan
supervisi akademik di sekolah binaan. Manfaat yang dapat diraih oleh pengawas
sekolah setelah mempelajari bahan ajar ini, antara lain: 1) agar dapat
melaksanakan tugasnya dengan baik, jelas, terarah, dan berkesinambungan
dengan kegiatan pengawasan yang telah dilakukan pada periode sebelumnya;
dan 2) untuk meningkatkan efektivitas pelaksanaan supervisi akademik.

B. Tujuan Pembelajaran

Melalui kegiatan tanya jawab, diskusi, dan simulasi pesertapelatihan dapat:


1. Menjelaskan fungsi rencana pengawasan akademik
2. Membuatrencana pengawasan akademik

C. Uraian Materi

Perencanaan program supervisi akademik adalah penyusunan dokumen


perencanaan pemantauan serangkaian kegiatan membantu guru
mengembangkan kemampuannya dalam mengelola proses pembelajaran untuk
mencapai tujuan pembelajaran. Berdasarkan jangka waktu atau periode kerja
penggunaannya, program pengawasan sekolah terdiri atas: (a) program
pengawasan tahunan, (b) program pengawasan semester (c) rencana
pengawasan akademik (RPA) dan (d) rencana pengawasan manajerial (RPM).
Program pengawasan tahunan disusun dengan cakupan kegiatan pengawasan
pada semua sekolah di tingkat kabupaten/kota dalam kurun waktu satu tahun
yang disusun dengan melibatkan sejumlah pengawas dalam satu
kabupaten/kota untuk setiap jenjang pendidikan. Program pengawasan
semester merupakan penjabaran dari program pengawasan tahunan pada
masing-masing sekolah binaan selama satu semester yang disusun oleh
masing-masing pengawas, penyusunannya disesuaikan dengan kondisi obyektif
sekolah binaanya masing-masing.
Selanjutnya program semester dijabarkan secara rinci dan sistematis untuk
dapat dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih, dituangkan dalam
rencana pengawasan akademik (RPA).

Supervisi Akademik 15
1. Pengertian Rencana Pengawasan Akademik (RPA)

Rencana pengawasan akademik merupakan penjabaran dari program


semester kedalam rencana kegiatan yang disusun secara rinci dan
sistematis dengan menggunakan prinsip SMART dan dirancang untuk
dapat dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih. Di samping itu
rencana pengawasan akademik dapat juga diartikan sebagai rencana
kegiatan pengawasan yang dikembangkan secara rinci berdasarkan tugas
pokok pengawas sekolah yang berfungsi sebagai pedoman dalam
pelaksanaan pemantauan, pembinaan, dan pembimbingan terutama bagi
guru dalam melaksanakan tugas pokok terkait dengan perencanaan
pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan penilaian, hasil belajar.
Penyusunan rencana pengawasan akademik dilakukan pada setiap awal
tahun pelajaran, atau awal semester dengan maksud agar RPA telah
tersedia terlebih dahulu dalam setiap awal pelaksanaan supervisi
akademik.

2. Prinsip-Prinsip Penyusunan RPA

Sebagai bagian dari tahapan implementasi program kerja pengawasan,


penyusunan rencana pengawasan akademik hendaknya memperhatikan
prinsip ”SMART” (Specific, Measurable, Achievable, Realistic and Time
Bound), yaitu;
a. Specific, artinya program yang disusun memiliki fokus yang jelas dan
mencakup bidang tertentu secara khusus.
b. Measureable, artinya program-program dan kegiatan-kegiatan yang
dipilih dapat diukur pencapaiannya.
c. Achieveable, artinya program-program yang dirancang memungkinkan
untuk dicapai, baik dari segi waktu, biaya maupun kondisi yang ada.
d. Realistics artinya program-program benar-benar didasarkan pada data
atau kondisi dan kebutuhan riil sekolah-sekolah binaan serta tidak
mengada-ada.
e. Time Bound, artinya program yang dirancang memiliki batasan waktu
pencapaian atau pelaksanaan yang jelas.

3. Komponen dan Sistematika RPA

Komponen yang terdapat dalam rencana pengawasan akademik paling


sedikit memuat:
a. Fokus Masalah
Fokus masalah berisi rencana materi pokok kegiatan pengawasan yang
akan dilaksanakan terkait dengan kompetensi guru yang akan
ditetapkan sebagai bahan pemantauan delapan SNP, pembinaan, dan
pembimbingan pada saat melaksanakan supervisi akademik.
b. Tujuan

16 Supervisi Akademiki
Tujuan dirumuskan secara jelas (tidak menimbulkan penafsiran ganda),
dan berorientasi pada peningkatan kompetensi guru dalam
pelaksanaan pembelajaran
c. Strategi/ Metode,
Strategi/metode/teknik dipilih berdasarkan kebutuhan pelaksanaan
kegiatan pengawasan yang sesuai.
d. Skenario kegiatan
Skenario pembinaan, ditulis secara runtut langkah-langkah dalam
melaksanakan kegiatan pengawasan yang sesuai dengan
strategi/metode/teknik pengawasan yang digunakan.
e. Sumber Daya,
Sumber daya, berisikan alat dan bahan kegiatan yang relevan (LCD,
permen, juklak, juknis, pedoman).
f. Penilaian,
Penilaian dan instrumen diisi dengan jenis penilaian dan instrumen
relevan yang digunakan.
g. Tindak Lanjut.
Rencana tindak lanjut berisi tindakan rasional dan operasional,
misalnya melalui konsultasi, diskusi, contoh, diklat/PKB.
h. Waktu
Waktu berisi hari/tanggal dan jumlah jam yang diperlukan.
i. Tempat/Sekolah/Sasaran
Tempat / Sekolah berisi nama dan jenjang sekolah serta jumlah guru
dan kepala sekolah sasaran.

Supervisi Akademik 17
Sistematika Rencana Pengawasan akademik dapat dilihat pada model
format supervisi akademik berikut ini.

MODEL FORMAT RENCANA KEPENGAWASAN


SUPERVISI AKADEMIK

A. Aspek/Fokus Masalah :

B. Tujuan :

C. Indikator :

D. Waktu Pelaksanaan Pembinaan :

E. Setting : SD/SMP/SMA/SMK*)
F. Strategi/Metode kerja /Teknik :
Supervisi
G. Skenario Kegiatan;
Alokasi
No. Pertemuan Kegiatan
Waktu

1. Awal

2. Inti

3. Akhir

H. Sumber daya yang diperlukan;


I.Penilaian dan Instrumen
H. Rencana Tindak Lanjut;

…………,………………2014
Mengetahui;
Kepala Dinas Pendidikan Pengawas
………………………………… ……………………………………

Catatan:

 Pilih/coret yang tidak diperlukan

18 Supervisi Akademiki
4. Prosedur Penyusunan Perencanaan Pengawasan

Dengan memperhatikan langkah pokok perencanaan (Stoner, 1992),


terdapat empat tahapan kegiatan yang harus dilakukan dalam penyusunan
pengawasan sekolah termasuk rencana pengawasan akademik meliputi:
a. Menetapkan tujuan atau seperangkat tujuan
b. Menentukan situasi pada saat ini
c. Mengidentifikasi pendukung dan penghambat tujuan
d. Mengembangkan seperangkat tindakan untuk mencapai tujuan
Tujuan berkaitan dengan pengembangan kompetensi guru dalam
pelaksanaan pembelajaran yang merupakan kondisi ideal yang diharapkan
sesuai dengan tuntutan regulasi terkait dengan profesionalisme guru.
Kondisi saat ini merupakan gambaran profil kompetensi guru. Pendukung
merupakan unsur-unsur penting baik berupa sarana prasarana, lingkungan,
maupun sumberdaya lain yang dapat menjadi katalisator untuk
mempercepat pelaksanaan pembinaan dalam mengembangkan kompetensi
guru. Sedangkan penghambat dapat berupa situasi dan kondisi internal
guru seperti kemampuan dan motivasi kerja. Seperangkat tindakan antara
lain berkaitan dengan pemilihan strategi dan media yang dapat digunakan
dalam pembinaan dan pembimbingan guru

D. Aktivitas Pembelajaran

1. Peserta dibagi dalam kelompok, masing-masing beranggotakan lima orang


2. Masing-masing kelompok menganalisis model RPA yang diberikan oleh
fasilitator
3. Setiap kelompok mendiskusikan hasil analisis model RPA dalam kelompok
4. Setiap kelompok menyusun RPA untuk pelaksanaan supervisi akademik
menggunakan LK berikut ini.

Supervisi Akademik 19
08.LK2.1 RPA

Materi :Rencana Pengawasan Akademik (RPA)


Kegiatan : Mereview Rencana Pengawasan Akademik (RPA)
Petunjuk Kegiatan:

1. Identifikasi profil kompetensi guru dalam:1) menyusun program tahunan, 2)


menyusun program semester, 3) menyusun RPP, 4) menyusun perangkat
penilaian, 5) menganalisis hasil tes, 6) melakukan diagnostik tes, 7)
menyusun program tindak lanjut hasil penilaian (pengayaan, remediasi, dan
perbaikan pelaksanaan pembelajaran) berdasarkan studi kasus yang
diberikan fasilitator.

2. Analisislah jenis kebutuhan pengembangannya.

3. Buatlah rencana pengawasan akademik (RPA) program pengembangan guru


berdasarkan hasil analisis kebutuhan pengembangan tersebut.

20 Supervisi Akademiki
E. Penilaian

1. Penilaian sikapmeliputi kedisiplinan, kerjasama, dan tanggung jawab.


2. Penilaian pengetahuan dilakukan melalui tes tertulis pada akhir pelatihan.
3. Penilaian keterampilan meliputi penilaian proses dan produk.

F. Rangkuman

Rencana pengawasan akademik merupakan rencana kegiatan pengawasan


yang dikembangkan secara rinci berdasarkan tugas pokok pengawas sekolah
yang digunakan sebagai pedoman pemantauan, pembinaan, dan
pembimbingan guru dalam melaksanakan tugas pokok terkait dengan
perencanaan pembelajaran, pelaksanaan kegiatan belajar, penilaian, remidial
dan pengayaan. Komponen RPA mencakup: a) Fokus Masalah
Pembinaan/Pembimbingan; b) Tujuan Pembinaan/Pembimbingan; c) Metode
Pembinaan/ Pembimbingan; d) Sumber Daya; e) Penilaian; dan; f) Tindak
Lanjut. Secara teknis sistematika penyusunan RPA mengacu pada komponen-
komponennya.

G. Refleksi

1. Bagaimana cara Saudara mengembangkan RPA dalam melaksanakan


supervisi akademik yang selama ini dilakukan?
2. Hal-hal baru apa saja yang Saudara peroleh setelah mengikuti kegiatan
belajar ini?
3. Hal-hal apa saja yang seharusnya Saudara pertimbangkan agar pelaksanaan
supervisi akademik lebih terarah?

Supervisi Akademik 21
V Kegiatan Pembelajaran 4: INSTRUMEN
SUPERVISI AKADEMIK

A. Deskripsi Materi

Bahan belajar ini memuat materi tentang instrumen supervisi akademik.


Instrumen supervisi akademik secara esensial merupakan alat yang digunakan
oleh supervisor untuk dapat mengidentifikasi profil kemampuan guru dalam
pembuatan rencana pelaksanaan pembelajaran, pelaksanaan kegiatan
pembelajaran, dan penilaian pembelajaran. Setelah mempelajari bahan ajar ini,
manfaat yang diperoleh oleh pengawas, antara lain; 1) untuk memberikan
bekal keterampilan bagi pengawas sekolah dalam menyusun instrumen
supervisi akademik; 2) dapat memanfaatkan instrumen supervisi akademik
sesuai dengan tahapan kegiatan supervisi; dan 3) meningkatkan efektivitas
pelaksanaan supervisi akademik.

B. Tujuan Pembelajaran

Melalui kegiatan diskusi dan praktek, pengawas sekolah dapat:


1. MembuatInstrumen observasi pra pembelajaran.
2. Membuat Instrumen observasi pelaksanaan pembelajaran.
3. Membuat instrument observasi hasil pembelajaran.

C. Uraian Materi

1. Pengertian Instrumen

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Alwi, 2002: 437), kata instrumen
dapat diartikan sebagai: (1) alat yang dipakai untuk mengerjakan sesuatu
(seperti alat yang dipakai oleh pekerja teknik, alat-alat kedokteran, optik
dan kimia); dan (2) sarana penelitian (berupa seperangkat tes, angket,
dan sebagainya) untuk mengumpulkan data.Arikunto (1988: 51)
menyatakan bahwa instrumen adalah alat yang berfungsi untuk
memudahkan pelaksanaan sesuatu.
Pengawasan dapat diartikan sebagai proses melihat/mencermati apakah
yang terjadi sesuai dengan apa yang seharusnya terjadi. Dengan demikian,
karena supervisi akademik merupakan bagian dari kegiatan pengawasan,
maka keberadaan instrumen dalam proses supervisi akademik merupakan
suatu keniscayaan. Instrumen yang dirancang oleh pengawas sekolah

22 Supervisi Akademiki
dalam pelaksanaan supervisi akademik harus fungsional, artinya efektivitas
instrumen tergantung pada proses supervisi akademik yang dilakukan.

2. Prosedur Pengembangan Instrumen Supervisi Akademik

Menurut Asrori (2002: 43-44) ada lima langkah utama dalam melakukan
supervisi akademik, yaitu:
a. Menetapkan tolok ukur, yaitu menentukan pedoman yang digunakan.
b. Mengadakan penilaian, yaitu dengan cara memeriksa hasil pekerjaan
yang nyata telah dicapai.
c. Membandingkan antara hasil penilaian pekerjaan dengan yang
seharusnya dicapai sesuai dengan tolok ukur yang telah ditetapkan.
d. Menginventarisasi penyimpangan dan atau pemborosan yang terjadi
(bila ada).
e. Melakukan tindakan korektif, yaitu mengusahakan agar yang
direncanakan dapat menjadi kenyataan.
Menurut Arikunto (1988: 48-52), langkah-langkah yang harus dilalui dalam
menyusun instrumen apapun, termasuk instrumen pengawasan sekolah
adalah sebagai berikut:
a. Merumuskan tujuan yang akan dicapai dengan instrumen yang akan
disusun.
Contoh: Tujuan menyusun angket untuk mengumpulkan data tentang
besarnya minat belajar dengan modul.
b. Membuat kisi-kisi yang memuat perincian variabel dan jenis instrumen
yang akan digunakan untuk mengukur bagian variabel yang
bersangkutan.
Contoh: Untuk mengumpulkan data tentang kegiatan belajar mengajar
di kelas diperlukan angket, wawancara, observasi, dan dokumen.
c. Membuat butir-butir instrumen
Menyusun instrumen bukanlah pekerjaan yang mudah. Bagi peneliti
atau pengawas sekolah pemula, tugas menyusun instrumen merupakan
pekerjaan yang menantang. Diperlukan pemahaman yang mendalam
terhadap langkah-langkah kegiatan supervisi. Selainitupemahaman
tentang penyusunan instrumen yang baik dan benar sesuai dengan
kebutuhan penyusunan dan penggunaannya harus menjadi perhatian.
Contoh instrumen supervisi ini dapat dilihat pada halaman berikutnya di
subbagian model supervisi.
d. Menyunting instrumen
Apabila butir-butir instrumen sudah tersusun dengan lengkap, maka
penilai atau pengawas melakukan pekerjaan terakhir dari penyusunan
instrumen yaitu mengadakan penyuntingan (editing). Hal-hal yang
dilakukan dalam tahap-tahap ini adalah:
1) Mengurutkan butir menurut sistematika yang dikehendaki penilai
atau pengawas untuk mempermudah pengolahan data.
2) Menuliskan petunjuk pengisian, identitas dan sebagainya.

Supervisi Akademik 23
3. Teknik Mengembangkan Instrumen

Setidaknya ada dua cara dalam mengembangkan instrumen (alat ukur),


yaitu: (1) dengan mengembangkan sendiri; dan (2) dengan cara
menyadur (adaptation). Menurut Natawidjaja (Komala, 2003: 59) ada
beberapa langkah yang harus ditempuh dalam mengembangkan sendiri
instrumen pengawasan sekolah. Langkah-langkah tersebut dapat
mengikuti tahapan berikut:

a. Menentukan sasaran.
b. Menentukan variabel
c. Menentukan instrumen yang akan digunakan.
d. Menjabarkan bangun setiap variabel.
e. Menyusun kisi-kisi.
f. Penulisan butir-butir instrumen.
g. Mengkaji ulang instrumen tersebut yang dilakukan oleh pengawas
sekolah
h. Penyusunan perangkat instrumen sementara.
i. Melakukan uji coba dengan tujuan untuk mengetahui: (a) apakah
instrumen itu dapat diadministrasikan; (b) apakah setiap butir
instrumen dapat dipahami; (c) apakah instrumen tersebut valid; dan
(d) mengetahui reliabilitas.
j. Perbaikan instrumen sesuai hasil uji coba.
k. Penataan kembali perangkat instrumen yang terpakai untuk
memperoleh data yang akan digunakan.

Bila pengawas sekolah ingin mengembangkan instrumen dengan prosedur


adaptasi (menyadur), maka langkah-langkah yang dapat dilakukan adalah
sebagai berikut:
a. Penelaahan instrumen asli dengan mempelajari panduan umum
(manual) instrumen dan butir-butir instrumen. Hal itu dilakukan untuk
memahami (1) variabel; (2) kisi-kisinya; (3) butir-butirnya; dan (4) cara
penafsiran jawaban.
b. Penerjemahan setiap butir instrumen ke dalam bahasa Indonesia.
Penerjemahan dilakukan oleh dua orang secara terpisah.
c. Memadukan keduanya dari hasil terjemahan oleh kedua orang tersebut.
d. Penerjemahan kembali ke dalam bahasa aslinya. Hal ini dilakukan untuk
mengetahui kebenaran penerjemahan tadi.
e. Perbaikan butir instrumen bila diperlukan.
f. Uji pemahaman subjek terhadap butir instrumen.
g. Uji validitas instrumen.
h. Uji reliabilitas instrumen

4. Jenis InstrumenSupervisi Akademik

Dalam mengembangkan instrumen supervisi terdapat dua jenis instrumen


supervisi akademik, seperti berikut:

24 Supervisi Akademiki
a. Instrumen supervisi persiapan guru untuk pelaksanaan pembelajaran
terdiri dari:
1) Program Tahunan
2) Program Semester
3) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
4) Pelaksanaan proses pembelajaran.
5) Penilaian hasil pembelajaran.
6) Pengawasan proses pembelajaran.

b. Instrumen supervisi kegiatan pelaksanaan pembelajaran


1) Lembar pengamatan.
2) Suplemen observasi (ketrampilan mengajar, karakteristik mata
pelajaran, pendekatan klinis, dan sebagainya).
Sebelum digunakan sebaiknya instrumen supervisi di validasi terlebih
dahulu dan memenuhi reliabilitas instrumen. Reliabilitas menunjuk pada
suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk
digunakan sebagai alat pengumpuldata karena instrumen tersebut
memiliki kehandalan yang tinggi.Validitas instrumen untuk instrumen
supervisi akademik minimal mencakup dua jenis, yaitu:
1) Content Validity: instrumen mengukur apa yang seharusnya diukur
2) Face Validity : kalimat dalam instrumen mempunyai struktur yang
benar sehingga tidak bias

5. Model Instrumen Pengawasan

Dalam tulisan ini akan dijelaskan beberapa instrumen yang dapat


dikembangkan atau digunakan oleh pengawas sekolah dalam upaya
membantu menjalankan tugasnya.
a. Pedoman Observasi
Bagi kelancaran dan keefektivan obeservasi, supervisor hendaknya
memiliki suatu pedoman observasi yang harus direncanakan sebelum
observasi dilaksanakan.
Karena observasi di sini sebagai teknik pengawasan, maka supervisor
harus menetapkan:
1) Apa yang harus diobservasi atau diawasi.
2) Kriteria-kriteria yang dijadikan tolok ukur dengan
mempertimbangkan pengawasannya; dan sebagainya
Untuk memudahkan pengolahan data, maka sebaiknya pedoman
observasi menggunakan skala penilaian, antara lain; kala angka
(numerical scale), skala grafik (graphic scale), skala grafik deskriptif
(descriptive graphic scale) atau kartu nilai (score card)

Contoh: Skala Angka


No Pernyataan Skala Penilaian
1 Pertanyaan diucapkan dengan jelas 5 4 3 2 1
Pertanyaan ditujukan kepada
2 5 4 3 2 1
semua peserta didik
3 Ada tenggang waktu antara 5 4 3 2 1

Supervisi Akademik 25
pertanyaan dan jawaban peserta
didik
Pertanyaan didistribusikan kepada
4 5 4 3 2 1
tiap peserta didik
Pertanyaan membimbing ke arah
5 5 4 3 2 1
berpikir kreatif

Contoh Skala Grafik


No Aspek yang Diawasi A B C D E
1 Apakah guru
merumuskan tujuan
instruksional secara
khusus?
2 Apakah peserta didik
aktif dalam belajar?
3 Apakah peserta didik
menunjukkan
kreativitas dalam
memecahkan persoalan
yang dihadapi dalam
belajar?
4 Apakah guru terampil
dalam
mengorganisasikan
kegiatan belajar
mengajar?
5 Apakah dalam proses
pembelajaran
dipergunakan cukup
alat (media) pelajaran?
6 Apakah guru
memahami dan
membantu peserta
didik yang mengalami
kesulitan dalam
belajar?

Keterangan: A= Amat Baik, B= Baik, C=Cukup, D=Kurang, E=Kurang sekali

Contoh Skala Grafik Deskriptif.


1. Sejauh mana guru berpartisipasi dalam rapat supervisi ini?
a. Tak pernah berpartisipasi; diam, pasif.
b. Berpartisipasi seperti peserta lainnya
c. Berpartisipasi lebih dari yang lain
Ulasan:...................................................................................

2. Sejauh mana tanggapan-tanggapan guru berhubungan dengan dengan


topik yang sedang didiskusikan?
a. Tanggapannya menyimpang dari topik
b. Tanggapan kadang-kadang membingungkan

26 Supervisi Akademiki
c. Tanggapan selalu dikaitkan dengan topik
Ulasan:.........................................................................

Contoh Kartu Nilai


NILAI
No Aspek Pengawasan
Ditetapkan Dicapai
1 Perumusan tujuan 20
a. Guru 5
b. Peserta didik 15
2 Kecakapan dan teknik 30
a. Keadaan fisik kelas 5
b. Teknik mengajar 25
3 Kemajuan Kelas 30
a. Sikap dan kebiasaan 10
b. Pengetahuan dan penguasaan 15
c. Keterampilan 5
4 Kerja sama 10
a. Profesional 5
b. Pribadi 5
5 Pendidikan dan perkembangan 10
profesional
a. Pendidikan 5
b. Perkembangan profesional 5
Jumlah 100

b. Pedoman Wawancara (Interview Guide)


Wawancara dapat digunakan untuk memperoleh atau informasi
tambahan berkaitan dengan pelakasaaan pembelajaran. Untuk
kelancaran dan keefektipan proses wawancara diperlukan pedoman
wawancara.

Contoh:
PEDOMAN WAWANCARA PEMBELAJARAN IPS

Berapa lama Bapak/Ibu Guru mengajar IPS di kelas ini?


................................................................................................................
..................…………………………………………………………………………………….......

Berapa jumlah peserta didik yang belajar IPS di kelas Bapak/Ibu?


Laki-laki:........................Orang Perempuan:.................... Orang
Topik-topik apa saja yang dapat diselesaikan dalam pembelajaran IPS di
kelas Bapak/Ibu?
................................................................................................................
................................................................................................................

Bagaimana cara Bapak/Ibu mengembangkan silabus IPS sebelum mengajar


IPS di kelas?

Supervisi Akademik 27
................................................................................................................
................................................................................................................
Bagaimana cara Bapak/Ibu mengembangkan RPP IPS sebelum mengajar di
kelas?
................................................................................................................
................................................................................................................

Kesulitan apa saja yang Bapak/Ibu hadapi dalam melaksanakan


pembelajaran IPS di kelas?
................................................................................................................
................................................................................................................

Dan seterusnya.

c. Daftar Cek/Kendali (Checklist)


Daftar kendali merupakan suatu instrumen untuk mempertimbangkan
dan mengevaluasi situasi nyata dari suatu aktivitas/situasi yang terjadi
didalam kelas atau di sekolah.Hasil ini merupakan sesuatu yang amat
diperlukan oleh seorang pengawas, seperti rencana pembelajaran
bagiguru.

Dalam pelaksanaan supervisi akademik, model instrumen yang telah dipaparkan


diatas dapat difungsikan sebagai inspirasi dalam penyusunan instrumen ketika
akan merancang instrumen secara mandiri. Namun dapat pula diadaptasi sesuai
dengan kebutuhan pelaskanaan supervisi akademik.

Contoh Instrumen-instrumen supervisi pembelajaran


Contoh 1:
FORMAT PENELAAHAN
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

1. NamaGuru :..............................................
2. Nama Sekolah :..............................................
3. Mata Pelajaran/Tema :.............................................

Berilahtanda cek (V) pada kolom skor (1, 2, 3) sesuai dengan kriteria yang
tertera pada kolom tersebut. Berikan catatan atau saran untuk perbaikan
RPP sesuai penilaian Saudara

Komponen Rencana Hasil Penelaahan dan Skor


No
Pelaksanaan Pembelajaran Catatan
1 2 3
A Identitas Mata Pelajaran Tidak Kurang Sudah
ada Lengkap Lengkap
1. Terdapat satuan pendidikan,
kelas, semester,
program/program keahlian, mata
pelajaran atau tema pelajaran,
jumlah pertemuan
B. Perumusan Indikator Tidak Sesuai Sesuai
Sesuai Sebagian Seluruh-

28 Supervisi Akademiki
nya
1. Kesesuaian dengan SKL, KI dan
KD
2. Kesesuaian penggunaan kata
kerja operasional dengan
kompetensi yang diukur
3. Kesesuaian dengan aspek
pengetahuan, sikap, dan
keterampilan.
C. Perumusan Tujuan Tidak Sesuai Sesuai
Pembelajaran Sesuai Sebagian Seluruh-
nya
1. Kesesuaian dengan proses dan
hasil belajar yang diharapkan
tercapai
2. Kesesuaian dengan kompetensi
dasar
D. Pemilihan Materi Ajar Tidak Sesuai Sesuai
Sesuai Sebagian Seluruh-
nya
1. Kesesuaian dengan tujuan
pembelajaran
2. Kesesuaian dengan karakteristik
peserta didik
3. Kesesuaian dengan alokasi
waktu
E. Pemilihan Sumber Belajar Tidak Sesuai Sesuai
Sesuai Sebagian Seluruh-
nya
1. Kesesuaian dengan KI dan KD
2. Kesesuaian dengan materi
pembelajaran dan pendekatan
scientific
3. Kesesuaian dengan karakteristik
peserta didik
F. Pemilihan Media Belajar Tidak Sesuai Sesuai
Sesuai Sebagian Seluruh-
nya
1. Kesesuaian dengan tujuan
pembelajaran
2. Kesesuaian dengan materi
pembelajaran dan pendekatan
scientific
3. Kesesuaian dengan karakteristik
peserta didik
G. Model Pembelajaran Tidak Sesuai Sesuai
Sesuai Sebagian Seluruh-
nya
1. Kesesuaian dengan tujuan
pembelajaran
2. Kesesuaian dengan pendekatan
Scientific
H. Skenario Pembelajaran Tidak Sesuai Sesuai
Sesuai Sebagian Seluruh-
nya

Supervisi Akademik 29
1. Menampilkan kegiatan
pendahuluan, inti, dan penutup
dengan jelas
2. Kesesuaian kegiatan
denganpendekatan scientific
3. Kesesuaian penyajian dengan
sistematika materi
4. Kesesuaian alokasi waktu
dengan cakupan materi
I. Penilaian Tidak Sesuai Sesuai
Sesuai Sebagian Seluruh-
nya
1. Kesesuaian dengan teknik dan
bentuk penilaian autentik
2. Kesesuaian dengan indikator
pencapaian kompetensi
3. Kesesuaian kunci
jawabandengan soal
4. Kesesuaian pedoman
penskorandengan soal

Komentar terhadap RPP secara umum


ANALISIS PEMBELAJARAN
......................................................................................................................................
Contoh 2;FORMAT PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
......................................................................................................................................
......................................................................................................................................
......................................................................................................................................
......................................................................................................................................
..................................................................................................................................

30 Supervisi Akademiki
FORMAT PENELAAHAN
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

1. NamaGuru :..............................................
2. Nama Sekolah :..............................................
3. Mata Pelajaran :..............................................
4. Tema :..............................................

Aspek yang Diamati Ya Tidak Catatan


Kegiatan Pendahuluan
Melakukan apersepsi dan motivasi
A Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam
mengawali kegiatan pembelajaran.
B Mengaitkan materi pembelajaran sekarang dengan
pengalaman peserta didik dalam perjalanan
menuju sekolah atau dengan tema sebelumnya.
C Mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitan
dengan tema yang akan dibelajarkan.
D Mengajak peserta didik berdinamika/melakukan
sesuatu kegiatan yang terkait dengan materi.
Kegiatan Inti
Guru menguasai materiyang diajarkan
a. Kemampuan menyesuaikan materi dengan tujuan
pembelajaran.
b. Kemampuan mengkaitkan materi dengan
pengetahuan lain yang diintegrasikan secara
relevan dengan perkembangan Iptek
dankehidupan nyata.
c. Menyajikan materi dalam tema secara sistematis
dan gradual (dari yang mudah ke sulit, dari konkrit
ke abstrak)
Guru menerapkan strategi pembelajaran yang mendidik
a. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan
kompetensi yang akan dicapai.
b. Melaksanakan pembelajaran secara runtut.
c. Menguasai kelas dengan baik.
d. Melaksanakan pembelajaran yang bersifat
kontekstual.
e. Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan
tumbuhnya kebiasaan positif (nurturant effect).
f. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi
waktu yang direncanakan.
Guru menerapkan pendekatan saintifik
a Menyajikan topik atau materi yang mendorong
peserta didik melakukan kegiatan mengamati/
observasi.

Supervisi Akademik 31
Aspek yang Diamati Ya Tidak Catatan
b Memancing peserta didikuntuk bertanya.
c Menyajikan kegiatan yang mendorong peserta
didik untuk mengumpulkan informasi/data
d Menyajikan kegiatan yang mendorong peserta
didik untuk mengasosikan/mengolah informasi.
e Menyajikan kegiatan yang mendorong peserta
didik untuk terampil mengkomunikasikan hasil
secara lisan maupun tertulis.
Guru melaksanakan penilaian autentik
a Mengamati sikap dan perilaku peserta didik dalam
mengikuti pelajaran.
b Melakukan penilaian keterampilan peserta didik
dalam melakukan aktifitas individu/kelompok.
c Mendokumentasikan hasil pengamatan sikap,
perilaku dan keterampilan peserta didik.

Guru memanfaatan sumber belajar/media dalam pembelajaran.

a. Menunjukkan keterampilan dalam pemanfaatan


sumber belajar.
b. Menunjukkan keterampilan dalam penggunaan
media pembelajaran.
c. Menghasilkan pesan yang menarik.
d. Melibatkan peserta didik dalam pemanfaatan
sumber belajar.
e. Melibatkan peserta didik dalam pemanfaatan
media pembelajaran.
Guru memicu dan/atau memelihara keterlibatan peserta didik
dalam pembelajaran.
a. Menumbuhkan partisipasi aktif peserta didik
melalui interaksi guru, peserta didik, dan sumber
belajar.
b. Merespon positif partisipasi peserta didik,
c. Menunjukkan sikap terbuka terhadap respon
peserta didik,
d. Menunjukkan hubungan antar pribadi yang
kondusif.
e. Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme peserta
didik dalam belajar.
Guru menggunakan bahasa yang benar dan tepat dalam
pembelajaran
a. Menggunakan bahasa lisan secara jelas dan
lancar.
b. Menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar.
c. Menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai.
Kegiatan Penutup

32 Supervisi Akademiki
Aspek yang Diamati Ya Tidak Catatan
Guru mengakhiri pembelajaran dengan efektif
a. Melakukan refleksi atau membuat rangkuman
dengan melibatkan peserta didik.
b. Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan
arahan kegiatan lanjutan, atau tugas.

D. Aktifitas Pembelajaraan

1. Peserta dibagi dalam kelompok yang beranggotakan lima orang/


2. Masing-masing kelompok melakukan telaah dan revisi instrumen observasi
perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran yang selama ini digunakan
sesuai dengan pendekatan pembelajaran yang direkomendasikan dalam
implementasi kurikulum 2013. Lakukan kegiatan tersebut secara
berkelompok menggunakan LK berikut.

09.LK 2.2 Kisi-Kisi Instrumen Supak

Materi : Instrumen Supervisi Akademik


Materi : Kisi-Kisi Instrumen Supervisi Akademik
Kegiatan : Membuat kisi-kisi instrumen supervisi akademik (20 menit)

Petunjuk Kegiatan :
1. Diskusikan dalam kelompok tentang kisi-kisi pembuatan instrumen supervisi
akademik.
2. Pahami ketentuan dan prinsip-prinsip penyusunan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) berdasarkan pendekatan/model pembelajaran (Scientific
Aproach, Discovery, Problem Based Learning, Project Based Learning) sesuai
kurikulum 2013.
3. Buatlah dua tabel, untuk kisi-kisi instrumen persiapan pembelajaran (RPP) dan
kisi-kisi instrumen pelaksanaan pembelajaran.

Contoh tabel kisi-kisi:


a. Perencanaan (RPP):
Komponen
No Bunyi Indikator Keterangan
yang Amati
1 Merumuskan Rumusan indikator sesuai dengan SKL, KI,
indikator dan KD.
2 ........................ ..................................................................
........................ ..................................................................
3 ........................ ..................................................................
........................ ..................................................................
4 ........................ ..................................................................
........................ ..................................................................

Supervisi Akademik 33
5. Dst.

b. Pelaksanaan Pembelajaran:
Aspek yang
No Bunyi Indikator Keterangan
Diamati
1 Menerapkan Menyajikan topik atau materi yang
pendekatan mendorong peserta didik melakukan kegiatan
saintifik mengamati/ observasi.
2 ........................ ..................................................................
........................ ..................................................................
3 ........................ ..................................................................
........................ ..................................................................
4 ........................ ..................................................................
........................ ..................................................................
5. Dst.

10. LK 2.3 Instrumen Supervisi Persiapan


Pembelajaran
Materi : Instrumen/Lembar Observasi UntukKegiatan Supervisi Persiapan
Pembelajaran
Kegiatan : Mereview dan membuat instrumen
Petunjuk Kegiatan:

1. Peserta dibagi dalam kelompok, setiap kelompok beranggotakan 5 orang


2. Setiap kelompok memahami ketentuan dan prinsip-prinsip penyusunan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) berdasarkan pendekatan/model
pembelajaran (Scientific Aproach, Discovery, Problem Based Learning,
Project Based Learning)untuk kurikulum 2013, berdasarkan Permendikbud
No 65 tahun 2013 tentang standar proses dan Permendikbud No 81 A tahun
2013 lampiran IV.
3. Setiap kelompok melakukan identifikasi instrumen/lembar observasi
supervisi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang digunakan di
sekolah saat ini
4. Identifikasi tingkat kesesuaian instrumen/lembar observasi yang digunakan
saat ini bila akan digunakan untuk melakukan supervisi pelaksanaan
kurikulum 2013. Gunakan format seperti berikut untuk melakukan
identifikasi

No. Komponen Rencana Hasil Penelaahan dan Catatan


Pelaksanaan Skor
Pembelajaran
1 2 3
A. Identitas Mata
Pelajaran
Terdapat; satuan Tidak Ada Ada Direvisi/diganti/
pendidikan,kelas, ada kurang lengkap Dipertahankan
semester, lengkap

34 Supervisi Akademiki
program/program
keahlian, mata pela-
jaran atau tema
pelajaran, jumlah
pertemuan
................
Dst.

5. Buatlah (revisi) instrumen observasi supervisi akademik persiapan


pembelajaran untuk implementasi kurikulum 2013 dari hasil identifikasi
tingkat kesesuaian dengan kurikulum 2013 di atas.
6. Gunakan instrumen yang sudah direvisi untuk mengobservasi Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) guru. (RPP terlampir/dari fasilitator)

Supervisi Akademik 35
11. LK 2.4 Instrumen Supervisi Pembelajaran

Materi : Instrumen/Lembar Observasi Untuk Kegiatan Supervisi


Pelaksanaan Pembelajaran
Kegiatan : Menyusun Instrumen
Petunjuk Kegiatan;

1. Peserta dibagi dalam kelompok, setiap kelompok beranggotakan 5 orang.


2. Masing-masing anggota kelompok mengidentifikasi karakteristik kegiatan
satumodel/pendekatan pembelajaran.
3. Masing-masing anggota kelompok menyusun instrumen/lembar observasi
pembelajaransesuai dengan model Pembelajaran yang telah diidentifikasi
(Scientific Aproach/ Discovery/ Problem Based Learning/ Project Based
Learning).
4. Identifikasi komponen pembelajaran berdasarkan Permendikbud No 65
tahun 2013 tentangstandar proses dan Permendikbud No 81 A tahun 2013
lampiran IV tentang pedoman umum pembelajaran.
5. Setiap kelompok melakukan identifikasi instrumen observasi supervisi
pelaksanaan pembelajaran yang digunakan di sekolah saat ini menggunakan
format berikut ini.

No. Aspek yang Diamati Hasil Penelaahan dan Catatan


Skor
Tidak Ya,
A. Kegiatan Pendahuluan
Menyiapkan fisik dan Direvisi/diganti/
psikis peserta didik Dipertahankan
dalam mengawali
kegiatan pembelajaran.
Mengaitkan materi
pembelajaran sekarang
dengan pengalaman
peserta didik
Dst.
B. Kegiatan Inti
Materi pembelajaran
sesuai dengan indikator
Dst

6. Gunakan instrumen yang sudah direvisi untuk mengobservasi tayangan


video (2.1 video pembelajaran IPA/IPS SMP) yang akan ditayangkan oleh
fasilitator.

36 Supervisi Akademiki
E. Penilaian

1. Penilaian Sikap
Penilaian sikap meliputi; kedisiplinan, kerjasama, dan tanggung jawab
2. Penilaian pengetahuan dilakukan melalui tes tertulis pada akhir pelatihan
3. Penilaian Keterampilan
Penilaian keterampilan meliputi proses dan produk

F. Rangkuman

1. Instrumen adalah alat yang berfungsi untuk memudahkan pelaksanaan


supervisi akademik, baik pada saat untuk mengobservasi persiapan maupun
pelaksanaan pembelajaran. Instrumen supervisi akademik bisa
dikembangkan sendiri atau mengadaptasi dari instrumen yang sudah ada.

2. Langkah-langkah pengembangan instrumen supervisi akademik yaitu: (a)


merumuskan tujuan, (b) mengembangkan kisi-kisi, (c) menyusun butir
instrumen, dan (d) menyunting

3. Beberapa model instrumen yang bisa digunakan dalam melaksanakan


supervisi akademik, yaitu: (a) pedoman observasi, (b) panduan wawancara,
(c) angket/kuesioner, dan (d) daftar cheklist

4. Skala penilaian yang bisa dipakai dalam pengembangan instrumen supervisi


akademik, yaitu: (a) skala angka, (b) skala grafik, (c) skala grafik deskriptif,
dan (d) kartu nilai

G. Refleksi

1. Setelah Saudara mempelajari bahan ajar ini, apakah selama ini instrumen
yang digunakan dalam pelaksanaan supervisi akademik dapat digunakan
secara efektif dalam mengindentifikasi profil kompetensi guru?
2. Bagaimana cara Saudara mengembangkan instrumen di masa mendatang?

Supervisi Akademik 37
VI Kegiatan Pembelajaran 5: SIMULASI
SUPERVISI AKADEMIK

A. Deskripsi Materi

Bahan belajar ini memuat materi tentang simulasi supervisi akademik.Simulasi


supervisi akademik secara esensial memperagakan aktivitas tindak lanjut hasil
supervisi akademik pada kondisi yang tidak sebenarnya yang berbasis pada
profil kompetensi guru.Setelah mempelajari bahan ajar ini, manfaat yang
diperoleh oleh pengawas, antara lain; 1) menambah bekal keterampilan bagi
pengawas dalam melakukan feedback supervisi akademik; 2) meningkatkan
efektivitas pelaksanaan supervisi akademik.

B. Tujuan Pembelajaran

Melalui kegiatan diskusi dan simulasi, pesertapelatihan dapat;


Memahami implementasi supervisi akademik untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran dengan menggunakan instrumen dan memberi umpan balik
dengan menggunakan coaching model (GROW ME)

C. Uraian Materi

Pelaksanaan supervisi akademik oleh pengawas sekolah dalam upaya


meningkatkan profesionalisme guru berpijak pada kondisi objektif profil
kompetensi guru. Kondisi objektif profil kompetensi guru ini, diperoleh
berdasarkan data hasil supervisi yang dikembangkan oleh pengawas sekolah
pada tahun sebelumnya dan diselaraskan dengan tugas pokok guru dalam
kegiatan pembelajaran mulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian
hasil belajar merujuk pada kurikulum yang berlaku.
Saat ini, pelaksanaan supervisi akademik untuk mendapatkan data riil kondisi
objektif profil kompetensi guru digunakan instrumen supervisi akademik
berbasis pada implementasi kurikulum tahun 2006 baik untuk perencanaan,
pelaksanaan, maupun penilaian pembelajaran. Dengan demikian, profil
kompetensi guru yang diperoleh lebih merepresentasikan kompetensi yang
sesuai dengan tututan implementasi kurikulum 2006.
Dalam konteks implementasi kurikulum 2013, instrumen supervisi akademik
perlu dikembangkan sesuai dengan pendekatan pembelajaran, model
pembelajaran, dan penilaian yang secara esensial berorientasi pada
pembentukan karakter, pengembangan kreativitas dan inovasi. Sebagai contoh,
penyusunan perangkat pembelajaran dan pelaksanaan pembelajaran oleh guru

38 Supervisi Akademiki
harus mengacu pada pendekatan saintifik yang merefleksikan aktivitas
mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengkomunikasikan. Perangkat
penilaian mengacu pada penilaian otentik yang terpadu meliputi aspek sikap,
pengetahuan, dan keterampilan dimana pelaksanaan penilaian berbasis proses,
produk, dan portofolio. Dengan demikian, dalam implementasi kurikulum 2013
diperlukan pengawas sekolah yang dapat melaksanakan supervisi akademik
dan berperan sebagai; 1) inisiator, 2) fasilitator, 3) motivator, dan 4) inspirator.
Penggunaan instrumen hasil pengembangan yang disesuaikan dengan
impelementasi kurikulum 2013 dalam pelaksanaan supervisi akademik dapat
menghasilkan profil kompetensi guru berdasarkan tututan kurikulum 2013.
Pendekatan dan teknik pembinaan sangat tergantung kepada kondisi yang
meliputi tingkat kompetensi dan motivasi guru. Guru dengan kondisi
kompetensi (IQ/abstraksi/kreativitas) rendah dan motivasi (komitmen/dedikasi)
rendah pembinaan dilakukan dengan menggunakan pendekatan direktif. Guru
dengan kompetensi rendah dan motivasi tinggi pembinaannya dengan
pendekatan kolaboratif. Guru dengan kompetensi tinggi dan motivasi rendah
menggunakan pembinaan dengan pendekatan kolaboratif. Guru dengan
kompetensi tinggi dan motivasi tinggi menggunakan pembinaan dengan
pendekatan indirektif. Pendekatan dan teknik pembinaan pengawas sesuai
kompetensi guru dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 3. Paradigma tipe guru (sumber; Glickman)

Salah satu teknik yang dapat dilakukan oleh pengawas sekolah untuk
pembinaan guru sesuai kondisi psikologis guru yang ditunjukkan oleh
diagram paradigma tipe guru tersebut dapat dengan coaching. Secara
sederhana coaching merupakan proses mengantar atau mendampingi orang
yang dibina dari kondisi saat ini kepada kondisi yang lebih baik sesuai
dengan kebutuhannya. Hayes (2003)menulis bahwa coaching adalah kunci
dari keberhasilan dalam suatu proses managemen, karena coaching
membawa orang-orang untuk selalu berkontribusi dan berpartisipasi sebagai
mitra kerja yang aktif. Coaching yang efektif adalah proses yang dapat
memaksimalkan potensi yang dimiliki seseorang. Hal ini selaras dengan
Parsloe (1999) yang juga mengatakan bahwa coaching adalah suatu proses
yang memungkinkan pembelajaran dan pengembangan diri terjadi sehingga
meningkatkan kinerja.
Profil guru dapat menjadi rujukan dalam melakukan feedback supervisi
akademik.Pelaksanaan feedback supervisi akademik yang merefleksikan

Supervisi Akademik 39
peran pengawas sesuai dengan tuntutan implementasi kurikulum 2013
dapat digunakan model yang berorientasi pada pengembangan diri (self
improvement). Salah satu model pelaksanaan feed back supervisi akademik
dapat digunakan coaching dengan Model GROW ME.

Coaching dengan Model GROW ME

GROW ME merupakan model coaching yang berorientasi pada


pengembangan manusia. Model ini dikembangkan oleh Ng (2005) dengan
tahapan sebagai berikut:

Tujuan

Evaluasi Realitas

COACHING

Monitoring Alternatif

Langkah
selanjutnya

Gambar 4. Teknik Coaching

1. Goals (G)- Tujuan


 Coachee menentukan sendiri tujuan
 Coach bertanya tentang tujuan, makna dan indikator sukses
sampai tujuan.
2. Reality (R)- Realitas
 Coachee menilai dirinya sendiri, bagaimana kondisi sekarang,
dan mengapa begitu.
 Coach bertanya tentang kondisi dan alasannya, dan upaya
yang pernah dilakukan.
3. Options (O) - Alternatif
 Coachee bertanya kepada dirinya tentang solusiuntuk
mencapai ujuan
 Coach meminta coachee mengeksplorasi berbagai alternatif
dan menawarkan saran-saran dengan hati-hati.
4. What’s Next?/ Will (W) - Langkah Selanjutnya.

40 Supervisi Akademiki
 Coachee mengungkapkan rencana alternatif pemecahan
masalah berikut tahapan, serta potensi hambatan dan
pemecahannya, serta alokasi waktunya.
 Coach meminta coachee memegang teguh pilihan rencana
tindakan dan mengidentifikasi langkah, hambatan, dukungan,
cara mengatasi, serta waktu yang diperlukan.
 Coach dan coachee membuat komitmen tentang rencana
tersebut dan didokumentasikan.
5. Monitoring (M)
 Coachee mengecek dan mereview kemajuan pencapaian
tujuan tahapan GROW,
 Coach bertanya tentang proses mencapai tujuan, posisi,
konsitensi waktu, dukungan yang dibutuhkan.
 Coachdan coachee berbagi pengalaman tentang hasil
pengamatannya.
 Coach memberi umpan balik yang kreatif, akurat, konstruktif
danmemotivasi.
6. Evaluasi (E)
 Coachee mengevalausi pencapain tujuan yang telah
ditetapkan dan alasannya.
 Coach bertanya tentang hasil evalusi pencapaian tujuan dan
alasannya, bagian yang signifikan, serta komentar.
 Coach memberikan hasil evaluasi, bila mana hasil evalusi jauh
berbeda diperlukan penyamaan persepsi dan kriteria.
 Coachee merayakan kesuksesan dan coach menyatakan
dukungan atas usaha-usaha yang telah dilakukan coachee.

D. Aktifvitas Pembelajaran

Mensimulasikan prinsip-prinsip yang digunakan pada coaching dan


menggunakan format penilaian untuk menerapkan prinsip-prinsip coaching

12. LK 2.5 GROW ME

Materi : Coaching (GROW ME)


Kegiatan : Simulasi dan Kerja Kelompok (45 Menit)

Petunjuk Kegiatan :

1. Amati model pembianaan (coaching) guru dan kepala sekolah dengan model
GROW ME berikut ini.

Supervisi Akademik 41
M
onitoring

2. Diskusikan dalam kelompok dan tuliskan maksud setiap kata G-R-O-W- M-E
tersebut beserta penjelasannya.

3. Amati video coaching (V.2.2) yang ditayangkan fasilitator sambil menuliskan


nilai-nilai sikap dan aktivitas yang diperankan oleh coach (pakai topi) dan
coachee dalam tayangan video tersebut.

42 Supervisi Akademiki
4. Pelajari dan bedakan nuansa pertanyaan berikut,selanjutnya berikan tanda (√)
pada pertanyaan yang paling cocok untuk coaching :
o Siapa yang bertanggungjawab atas kegagalan ini?
o Apakah yang bisa Saudara ceritakan mengenai kegagalan ini?
o Apakah Saudara mengetahui apa yang harus Saudara lakukan?
o Adakah tugas tersebut masih belum jelas menurut Saudara?
o Apakah Saudara bisa menyelesaikannya sesuai jadwal?
o Langkah apakah yang akan Saudara lakukan supaya selesai sesuai jadwal?
5. Buatlah pertanyaan-pertanyaan non direktif atau pertanyaan yang menggali
kedasaran sesuai dengan konsep coaching berkaitan dengan masalah-masalah
yang mungkin muncul dalam implementasi kurikulum 2013.

6. Setiap kelompok mempersiapkan simulasi coaching dengan langkah berikut:


a. Fasilitator memilih dua orang untuk berperan sebagai Guru dan Pengawas
Pembina dari kelompok yang berbeda,
b. Guru pemeran simulasi memilih salah satu masalah yang diberikan fasilitor
(misalnya: masalah penyusunan RPP, pembelajaran saintifik atau masalah
penilaian otentik), dan dilanjutkan dengan melakukan simulasi di depan
kelas.
c. Peserta pelatihan lainnya memberikan nilaisimulasi coaching tersebut
berdasarkan rubrik penilaian yang diberikan dan menyampaikan kesimpulan
hasilpenilaian serta rekomendasinya.

Rubrik Penilaian Simulasi Coaching


Nama Kelompok : ...............................................
Nama Pengawas : ................................................
Nama Pemeran Guru : ................................................

No. Tingkat Kemampuan


Aspek yang diamati
1 2 3 4
Menggunakan pertanyaan non direktif atau
1.
menyadarkan

Supervisi Akademik 43
2. Menggunakan bahasa yang santun
3. Menggunakan bahasa tubuh yang efektif
4. Menyimak permasalahan dengan seksama
5. Menyimpulkan permasalahan dengan cermat
Memberikan feedback/balikan, atau saran yang
6.
kreatif dan konstruktif
Total skor

Keterangan:
Berilah tanda(√) pada kolom yang sesuai.
1 = kurang 2 = cukup 3 = baik 4 = sangat baik
Skor Predikat Keterangan/Uraian
Perolehan
19-24 A Jika semua aspek langkah-langkah dalam coaching
dikuasai dengan sangat baik dan memuaskan
13-18 B Jika semua aspek dalam coaching telah dilakukan
dengan baik, namun masih ada sedikit aspek yang
belum dilakukan dengan benar
7-12 C Coachingtelah dilakukan dengan baik, tetapi ada satu
atau dua aspek yang dilakukan dengan langkah yang
kurang benar
6 D Belum dapat melaksanakan coaching dengan baik,
kebawah

E. Penilaian

1. Penilaian sikap meliputi kedisiplinan, kerjasama, dan tanggung jawab.


2. Penilaian pengetahuan dilakukan melalui tes tertulis pada akhir pelatihan.
3. Penilaian keterampilan meliputi penilaian proses dan produk.

F. Rangkuman

Dalam tindak lanjut supervisi akademik dapat disimpulkan sebagai berikut:


(1) Pemberian feed back supervisi akademik basis utamanya adalah profil
kompetensi guru dalam upaya peningkatan kualitas proses pembelajaran,
(2) pelaksanaan feed back supervisi akademik yang dapat mendukung peran
pengawas sekolah sebagai inovator, fasilitator, motivator, inisiator, dan
inspirator dapat digunakan melalui model GROW ME, dan (3) model GROW
ME berfungsi untuk mengembangkan kompetensi guru secara mandiri.

44 Supervisi Akademiki
G. Refleksi

1. Setelah Saudara mempelajari bahan ajar ini, apakah selama ini feed back
supervisi akademik yang Saudara lakukan selalu berbasis pada profil
kompetensi guru?
2. Bagaimana cara Saudara melakukan feed back supervisi akademik dimasa
mendatang?

Supervisi Akademik 45
VII KEGIATAN PEMBELAJARAN 6: Program
Tindak Lanjut

A. Deskripsi Materi

Bahan belajar ini memuat materi program tindak lanjut supervisi akademik.
Setelah melakukan supervisi akademik, pengawas sekolah akan mendapatkan
gambaran terkait dengan profil kompetensi guru. Gambaran ini diperoleh
berdasarkan hasil analisis dari instrumen yang digunakan pada saat melakukan
supervisi akademik. Dengan demikian, berbasis profil kompetensi guru
tersebut pengawas dituntut untuk melaksanakan tindak lanjut. Agar
pelaksanaan tindak lanjut supervisi akademik dapat berlangsung secara efektif
keberadaan program tindak lanjut merupakan keniscayaan. Bagaimana
langkah penyusunan program tindak lanjut, tentunya akan menjadi bahan
kajian esensial pada bahasan ini.
Setelah mempelajari bahan ajar ini, manfaat yang diperoleh oleh pengawas,
antara lain; 1) mendapat bekal keterampilan bagi pengawas dalam merancang
program tindak lanjut supervisi akademik; 2) untuk mempraktekkan
penyusunan program tindak lanjut supervisi akademik; 3) mengevaluasi
efektivitas instrumen dalam proses supervisi akademik. Dengan demikian,
harapan untuk mewujudkan pengawas sekolah profesional dalam
melaksanakan supervisi akademik dapat berdampak secara signifikan pada
peningkatan profesionalisme guru, kepala sekolah dan prestasi belajar peserta
didik.

B. Tujuan Pembelajaran

Melalui kegiatan tanya jawab, diskusi, dan eksperimen peserta pelatihan dapat:
Membuat program tindak lanjut hasil supervisi akademik.

C. Uraian Materi

Tindak lanjut dari hasil supervisi akademik berdasarkan analisis instrumen yang
digunakan merupakan pemanfaatan hasil supervisi untuk melakukan
pembinaan dan memperbaiki instrumen. Tindak lanjut hasil supervisi dilakukan
segera setelah selesai melakukan observasi. Pelaksanaan tindak lanjut diawali
dengan pertemuan balikan yang merupakan tahap paling penting dilakukan
untuk mengembangkan perilaku guru dengan cara memberikan balikan
tertentu sehingga memberikan dampak yang nyata bagi peningkatkan
profesionalisme guru. Tindak lanjut tersebut berupa: penguatan dan
penghargaan diberikan kepada guru yang telah memenuhi standar, teguran

46 Supervisi Akademiki
yang bersifat mendidik diberikan kepada guru yang belum memenuhi standar
dan guru diberi kesempatan untuk mengikuti bimbingan teknis/penataran lebih
lanjut.
Dalam pelaksanaannya, sasaran kegiatan tindak lanjut supervisi akademik
adalah kegiatan belajar mengajar. Tentunya sebelum mengadakan pertemuan
dengan guru untuk tindak lanjut ini, pengawas sekolah melakukan analisis
terlebih dahulu untuk mengetahui kelemahan dan kekuatan guru, atau
menganalisis instrumen yang digunakan. Hasil analisis, catatan pengawas
sekolah, dapat dimanfaatkan untuk pengembangan keterampilan mengajar
guru atau meningkatkan profesionalme guru. Dari umpan balik itu pula dapat
tercipta suasana komunikasi yang tidak menimbulkan ketegangan, tidak
menonjolkan otoritas, memberi kesempatan untuk mendorong guru
memperbaiki penampilan dan kinerjanya melalui kegiatan sebagai berikut:

1. Pembinaan

Kegiatan pembinaan dapat berupa pembinaan langsung dan tidak


langsung.

a. Pembinaan Langsung
Pembinaan ini dilakukan terhadap hal-hal yang sifatnya khusus, yang
perlu perbaikan dengan segera dari hasil analisis supervisi.

b. Pembinaan Tidak Langsung


Pembinaan ini dilakukan terhadap hal-hal yang sifatnya umum yang
perlu perbaikan dan perhatian setelah memperoleh hasil analisis
supervisi.
Beberapa cara yang dapat dilakukan pengawas sekolah dalam membina
guru untuk meningkatkan proses pembelajaran adalah sebagai berikut:
1) Menggunakan buku pedoman/petunjuk bagi guru dan bahan
pembantu guru lainnya secara efektif.
2) Menggunakan buku teks secara efektif.
3) Menggunakan praktek pembelajaran yang efektif yang dapat
mereka pelajari selama bimbingan teknis profesional/inservice
training.
4) Mengembangkan teknik pembelajaran yang telah mereka
miliki/kuasai.
5) Menggunakan metodologi yang luwes (fleksibel).
6) Merespon kebutuhan dan kemampuan individual peserta didik.
7) Menggunakan lingkungan sekitar sebagai alat bantu pembelajaran.
8) Mengelompokan peserta didik secara lebih efektif.
9) Mengevaluasi peserta didik dengan lebih akurat/teliti/seksama.
10) Bekerjasama/berkolaborasi dengan guru lain agar lebih berhasil.
11) Mengikutsertakan masyarakat dalam mengelola kelas.
12) Memperkenalkan teknik pembelajaran modern untuk inovasi dan
kreatifitas layanan pembelajaran.

Supervisi Akademik 47
13) Membantu peserta didik dalam meningkatkan keterampilan berpikir
kritis, menyelesaikan masalah dan pengambilan keputusan.
14) Menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif.

2. Penyempurnaan Instrumen Supervisi

Kegiatan penyempurnaan instrumen supervisi dapat dilakukan dengan cara


diskusi kelompok oleh para supervisor tentang instrumen supervisi akademik
yang selama ini digunakan.
Dalam menyempurnakan instrumen supervisi, dikelompokkan menjadi:
a. Instrumen supervisi/lembar observasi diantaranya adalah:
1) RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)
2) Pembelajaran
3) Penilaian hasil pembelajaran
b. Penggunaan instrumen dan informasi kepada guru bidang studi binaan.

3. Cara Melaksanakan Tindak Lanjut

Cara-cara melaksanakan tindak lanjut hasil supervisi akademik dilakukan


sebagai berikut:
a. Mengkaji rangkuman hasil penilaian.
b. Apabila ternyata tujuan supervisi akademik dan standar-standar
pembelajaran belum tercapai, maka sebaiknya dilakukan penilaian ulang
terhadap pengetahuan, keterampilan dan sikap guru yang menjadi tujuan
pembinaan.
c. Apabila ternyata memang tujuannya belum tercapai maka mulailah
merancang kembali program supervisi akademik guru untuk masa
berikutnya.
d. Membuat rencana aksi supervisi akademik berikutnya.
e. Mengimplementasikan rencana aksi tersebut pada masa berikutnya.
f. Ada lima langkah pembinaan kemampuan guru melalui supervisi
akademik, yaitu:
1) menciptakan hubungan-hubungan yang harmonis,
2) analisis kebutuhan,
3) mengembangkan strategi dan media,
4) menilai, dan
5) revisi

48 Supervisi Akademiki
D. Aktivitas Pembelajaran.

13. LK2.6 Penyusunan RTL

Materi: Menyusun Program Tindak Lanjut


Kegiatan: Simulasi dan Kerja Kelompok
Petunjuk Kegiatan:
1. Identifikasi jenis kebutuhan pengembangan guru berdasarkan data hasil
observasi pembelajaran (data disediakan oleh fasilitator).

2. Rumuskan jenis program pengembangannya.

3. Buatlah program pengembangan berdasarkan hasil analisis program


pengembangan.
a. Merumuskan program pengembangan berdasarkan kondisi kebutuhan guru
b. Menyusun panduan pengembangan guru (berisi: judul kegiatan, tujuan,
struktur program, daftar peserta, daftar narasumber, jadwal kegiatan, tempat
kegiatan, dan tatatertib kegiatan).
c. Menyusun bahan pembelajaran.

Supervisi Akademik 49
E. Penilaian

1. Penilaian sikapmeliputi kedisiplinan, kerjasama, dan tanggung jawab.


2. Penilaian pengetahuan dilakukan melalui tes tertulis pada akhir pelatihan.
3. Penilaian keterampilan meliputi penilaian proses dan produk.

F. Rangkuman

Tindak lanjut supervisi dilaksanakan dengan memperhatikan hal-hal sebagai


berikut:

1) Dalam pelaksanaannya kegiatan tindak lanjut supervisi akademik sasaran


utamanya adalah kegiatan belajar mengajar.
2) Hasil analisis, catatan supervisor, dapat dimanfaatkan untuk pengembangan
keterampilan mengajar guru atau meningkatkan profesionalisme guru,
setidak-tidaknya dapat mengurangi kendala-kendala yang muncul atau
yangmungkin akan muncul.
3) Umpan balik akan membantu supervisor dalam melaksanakan tindak lanjut
supervisi.
4) Dari umpan balik itu pula dapat tercipta suasana komunikasi yang tidak
menimbulkan ketegangan, tidak menonjolkan otoritas, mendorong guru
memperbaiki penampilan dan kinerjanya

G. Refleksi

1. Setelah Saudara mempelajari bahan ajar ini, bagaimana cara Saudara


mewujudkan program tindak lanjut dalam supervisi akademik?
2. Hal-hal baru apa yang Saudara peroleh dari materi bahasan ini?
3. Apa yang akan Saudara lakukan untuk melakukan supervisi yang efektif?

50 Supervisi Akademiki
Daftar Pustaka

Acheson, K. A., & Gall, M. D. (1997). Techniques in the Clinical Supervision of the
Teachers: Preservice and Inservice Applications (4th ed.). White Palins,
NY: Longman.
Daresh, J.C. (1989). Supervision as a Proactive Process. White Plains, NY: Longman.
Dodd, W.A. (1972). Primary School Inspection in New Countries. London: Oxford
University Press.
Glickman, C.D., Gordon, S.P., and Ross-Gordon, J.M. (2007). Supervision and
Instructional Leadership A Development Approach. Seventh Edition.
Boston: Perason.
Glickman, C.D. (1981). Developmental Supervision: Altenative practices for helping
teachers. New York: Holt, Rinehart and Winston.
Goldhammer, R., Anderson, R., and Krajewski, R. (1981). Clinical Supervision. New
York: Holt, Rinehart & Winston, 1981
Gwynn, J.M. (1961). Theory and Practice of Supervision. New York: Dodd, Mead &
Company.
Hayes, K. (2003). Leadership Coaching: A practical guide. Frenchs Forest, NSW:
Pearson Education.
Ng, P.T. (2005). GROW ME! – Coaching for Schools. Singapore: Prentice Hall.
Oliva, P.F. (1984). Supervison for Today’s School. 2nd Ed. New York: Longman.
Sergiovanni, T.J. (1982). Supervision of Teaching.Alexandria: Association for
Supervision and Curriculum Development

Supervisi Akademik 51
HAND
URI A
W
YA
T
TU

NI

PUSAT PENGEMBANGAN TENAGA KEPENDIDIKAN


BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
TAHUN 2014

Anda mungkin juga menyukai