PANDUAN TEKNIS
KATA PENGANTAR
Merujuk pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81A Tahun 2013 tentang
Implementasi Kurikulum, bahwa Kurikulum 2013 dilakukan secara bertahap mulai tahun 2013/2014.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalukan berbagai upaya untuk mendukung implementasi
Kurikulum 2013. Dalam rangka mendukung keberhasilan implementasi Kurikulum 2013, Direktorat
Pembinaan Sekolah Dasar melaksanakan program pendampingan bagi sekolah yang melaksanakan
Kurikulum 2013, untuk itu Direktorat Pembinaan SD menyusun bahan-bahan pedampingan, yaitu:
Panduan-panduan tersebut disusun sebagai panduan teknis atau acuan bagi guru, kepala sekolah,
pengawas, dan pejabat dinas pendidikan serta orangtua dan masyarakat dalam melaksanakan,
mengawal, dan memfasilitasi implementasi Kurikulum 2013 di Sekolah Dasar. Khusus nya bagi para
pendamping dalam melaksanakan pendampingan kurikulum 2013
Sebagai langkah awal tentu panduan teknis ini masih perlu penyempurnaan secara berkelanjutan.
Praktik yang baik (best practices) dari berbagai sekolah akan membantu menyempurnakan panduan
ini. Kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan naskah ini kami sampaikan terima
kasih. Demikian, semoga panduan-panduan tersebut dapat bermanfaat dan membantu para pemangku
kepentingan di SD, dalam rangka implementasi kurikulum 2013 dengan lebih efektif dan bermakna.
Ibrahim Bafadal
NIP196412281987011001
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................................................1
B. PROGRAM PENGAYAAN....................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................ 40
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mulai tahun pelajaran 2013/2014, Pemerintah telah memberlakukan kurikulum baru
yang disebut dengan Kurikulum 2013. Implementasi kurikulum tersebut diatur dalam
Permendikbud Nomor 81 A Tahun 2013. Keberhasilan implementasi Kurikulum 2013 SD
dalam kegiatan pembelajaran di kelas-kelas sekolah dasar sesuai yang diharapkan pemerintah
dan masyarakat, sangat ditentukan oleh pemahaman para pemangku kepentingan, utamanya
guru. Guru SD harus memiliki pemahaman, kesadaran, kemampuan, kreativitas, kesabaran
dan keuletan.Beberapa faktor misalnya kondisi geografis, jumlah sekolah dasar, jumlah guru
Indonesia yang sangat besar menyisakan masalah dalam memberikan sosialisasi dan pelatihan
dan pendampingan pada pemahaman kurikulum secara utuh. Lampiran IV Permendikbud
Nomor 81 A Tahun 2013 mengamanatkan bahwa Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar
sebagai Direktorat Teknis untuk menyusun panduan teknis sebagai petunjuk petunjuk teknis
operasional pedoman umum pembelajaran yang memuat kerangka konseptual dan operasional
strategi pembelajaran dan penilaian hasil belajar.
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara”. Undang-undang ini dirumuskan dengan
berlandaskan pada dasar falsafah negara yaitu Pancasila.Oleh karena itu, Pancasila sebagai
filsafat bangsa dan negara Indonesia menjadi sumber utama dan penentu arah yang akan
dicapai dalam kurikulum.Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila harus tumbuh dalam
diri peserta didik.Kurikulum 2013 dikembangkan dengan membawa amanah harus mampu
menumbuhkan nilai-nilai Pancasila dalam jiwa peserta didik. Landasan filosofi
pengembangan Kurikulum 2013 adalah berakar pada budaya lokal dan bangsa, pandangan
filsafat eksperimentalisme, rekonstruksi sosial, pandangan filsafat esensialisme dan
perenialisme,pandangan filsafat eksistensialisme, dan romantik naturalism.
Kurikulum berakar pada budaya lokal dan bangsa, memiliki arti bahwa kurikulum harus
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk belajar dari budaya setempat dan
nasional tentang berbagai nilai hidup yang penting. Kurikulum juga harus memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk berpartisipasi dalam mengembangkan nilai-nilai
budaya setempat dan nasional menjadi nilai budaya yang digunakan dalam kehidupan sehari-
hari dan menjadi nilai yang dikembangkan lebih lanjut untuk kehidupan di masa depan.
Kurikulum yang dikembangkan berdasarkan pandangan filsafat eksperimentalisme harus
dapat mendekatkan apa yang dipelajari di sekolah dengan apa yang terjadi di masyarakat.
Oleh karena itu apa yang terjadi di masyarakat adalah merupakan sumber kurikulum.Filosofi
rekonstruksi sosial memberi arah kepada kurikulum untuk menempatkan peserta didik
sebagai subjek yang peduli pada lingkungan sosial, alam, dan lingkungan budaya.
Kurikulum juga harus dapat menjadi sarana untuk mengembangkan potensi intelektual,
berpikir rasional, dan kemampuan membangun masyarakat demokratis peserta didik menjadi
suatu kemampuan yang dapat digunakan untuk mengembangkan kehidupan masyarakat yang
lebih baik. Sesuai dengan pandangan filsafat esensialisme dan perenialisme, kurikulum harus
menempatkan kemampuan intelektual dan berpikir rasional sebagai aspek penting yang harus
menjadi kepedulian kurikulum untuk dikembangkan. Kurikulum harus dapat mewujudkan
peserta didik menjadi manusia yang terdidik dan sekolah harus menjadi centre for
excellence. Pandangan filsafat esensialisme dan perenialisme menuntut kurikulum mampu
membentuk pesertadidik menjadi manusia cerdas secara akademik dan memiliki kepedulian
sosial.Pandangan filsafat eksistensialisme dan romantik naturalisme memberi arah dalam
pengembangan kurikulum, sehingga kurikulum dapat mewujudkan peserta didik memiliki
rasa kemanusiaan yang tinggi, kemampuan berinteraksi dengan sesama dalam
(1) Orang tua berhak berperan serta dalam memilih satuan pendidikan dan memperoleh
informasi tentang perkembangan pendidikan anaknya,
(2) Orang tua dari anak usia wajib belajar, berkewajiban memberikan pendidikan dasar
kepada anaknya.
Amanat yang tertuang dalam undang-undang ini menunjukkan bahwa penyelenggara
pendidikan, termasuk guru, berkewajiban untuk memberikan informasi kepada orang tua
tentang perkembangan yang telah dicapai anaknya. Hal ini juga sekaligus, menunjukkan
bahwa orang tua pun berkewajiban untuk memberikan informasi berkenaan dengan kondisi
anak kepada guru, agar guru dapat merancang program pembelajaran yang tepat bagi
perkembangan peserta didiknya. Di samping itu, untuk memperkuat peran orang tua dalam
mendidik anak-anaknya, antar-orang tua dapat juga melakukan komunikasi, baik tentang cara-
cara efektif mendidik anak, maupun bagaimana berperanserta dalam mendukung pendidikan
anak di sekolahnya. Kenyataandi lapangan menunjukkan bahwa sebagian besar orangtua
belum memahami pembelajaran di SD. Oleh karena itu, perlu panduan teknis bagi orang tua
peserta didik khususnya tentang pembelajaran di SD.
Agar guru, tenaga kependidikan, dan orang tua memahami amanah kurikulum sehingga
implementasi sesuai dengan harapan, maka diperlukan adanya Panduan Teknis.
BAB II
PENGERTIAN DAN PRINSIP PEMBELAJARAN REMEDIAL DAN PENGAYAAN
dan senang praktik secara langsung, ada yang cenderung mengamati, ada yang
lebih tenang dan suka membaca.Di kelas, guru juga perlu memiliki wawasan lebih
menyeluruh mengenai latar belakang keluarga dan sosial budaya.Peserta didik
yang dibesarkan dalam keluarga pedagang, tentu memiliki keterampilan berbeda
dengan keluarga petani atau nelayan.
Peserta didik yang berasal dari keluarga yang terpecah, mungkin berbeda dengan
peserta didik yang berasal dari keluarga harmonis dan mendukung kegiatan
belajar.
b) Permasalahan pada materi ajar
Rancangan pembelajaran telah disiapkan dalam buku guru dan buku siswa.Pada
praktiknya, tidak semua yang disajikan dalam materi ajar, sesuai dengan
kompetensi peserta didik.Guru bisa sajamenemukan bahwa materi ajar (KD) yang
disajikan dalam buku terlalu tinggi bagi peserta didik tertentu. Oleh karena itu
perlu disiapkan berbagai alternatif contoh aktivitas pembelajaran yang bisa
digunakan guru untuk mengatasai permasalahan pembelajaran ini. (contoh dan
alternatif aktivitas untuk siswa yang merasa kesulitan terhadap materi ajar, bisa
dilihat dalam buku “Panduan Teknis Penggunaan Buku Guru dan Siswa)
c) Permasalahan pada strategi pembelajaran
Dalam proses pembelajaran, guru sebaiknya tidak hanya terpaku pada satu
strategi atau metode pembelajaran saja. Dikarenakan tipe dan gaya belajar peserta
didik sangat bervariasi termasuk juga minat dan bakatnya, maka guru perlu
mengidentifikasi apakah kesulitan peserta didik dalam menguasai materi
disebabkan oleh strategi atau metode belajar yang kurang sesuai.
2. Perencanaan
Setelah melakukan identifikasi awal terhadap permasalahan belajar anak, guru telah
memperoleh pengetahuan yang utuh tentang peserta didik dan mulai untuk membuat
perencanaan.
Dengan melihat bentuk kebutuhan dan tingkat kesulitan yang dialami peserta didik,
guru bisa merencanakan kapan waktu dan cara yang tepat untuk melakukan
pembelajaran remedial. Pada prinsipnya pembelajaran bisa dilakukan :
a. Segera setelah guru mengidentifikasi kesulitan peserta didik dalam proses
pembelajaran
3. Pelaksanaan
Setelah perencanaan disusun, langkah selanjutnya adalah melaksanakan program
pembelajaran remedial. Ada 3 fokus penekanan :
1. Penekanan pada keunikan peserta didik
2. Penekanan pada alternative contoh dan aktivitas terkait materi ajar
3. Penekanan pada strategi/metode pembelajaran
4. Penilaian Otentik
Penilaian otentik dilakukan setelah pemebalajaran remedial selesai dilaksanakan.
Berdasarkan hasil penilaian, bila peserta didik belum mencapai kompetensi minimal
(tujuan) yang ditetapkan guru, maka guru perlu meninjau kembali strategi
pembelajaran remedial yang diterapkannya atau melakukan identifikasi (analisa
kebutuhan) terhadap peserta didik dengan lebih seksama. Apabila peserta didik
berhasil mencapai atau melampaui tujuan yang ditetapkan, guru berhasil memberikan
pembelajaran yang kaya dan bermakna bagi peserta didik, hal ini bisa dipertahankan
sebagai bahan rujukan bagi rekan guru lainnya atau bisa lebih diperkaya lagi.
Apabila ternyata ditemukan kasus khusus di luar kompetensi guru, guru dapat
menkonsultasikan dengan orang tua untuk selanjutnya dilakukan konsultasi dengan
ahli.
Kelas I
Tema : Keluargaku (lihat buku guru kelas 1, tema : keluargaku)
Subtema: 3, “Keluarga Besarku”, Pembelajaran 4
Mata Pelajaran : Matematika
Hasil Penilaian:
Kegiatan Remedial
Kompetensi Indikator Remedial
Dasar Metode
3.2 mengenal 1. Menunjukkan Metode :
bangun datar berbagai bentuk Melakukan penjelasan ulang dan memberikan
dan bangun bangun datar contoh-contoh yang lebih kongkrit yang ada di
ruang yang ada di sekitar anak dengan pendekatan keunikan individu
menggunakan sekolah (menyentuh, meraba, membentuk).
benda-benda
yang ada di 2. Membuat Perencanaan :
sekitar rumah, bentuk baru Dilakukan di luar jam belajar efektif.
sekolah, atau dengan cara Menyiapkan media dan alat pendukung.
tempat menyusun
bermain. berbagai bangun Proses Pelaksanaan:
datar. Guru memulai pembelajaran dengan mengajak
peserta didik bermain bentuk dengan bantuan tanah
liat atau plastisin.
Setelah peserta didik merasa nyaman dan terlibat
dengan kegiatan kemudian guru masuk ke dalam
materi ajar (bangun datar).
Langkah selanjutnya, guru memberikan penjelasan
ulang dengan jarak yang lebih dekat dan
menggunakan benda-benda disekitar yang
berbentuk bangun datar (segiempat-segitiga-
lingkaran, dan bentuk- bentuk bangun datar
lainnya).
Peserta didik bisa menyentuh, meraba dan melihat
dari jarak dekat benda bangun datar sambil guru
menjelaskan ulang akan konsep
bangun datar agar peserta didik dapat
memahaminya dengan lebih baik.
Penilaian Otentik :
Guru melakukan penilaian secara langsung
terhadap pemahaman peserta didik, dengan
bertanya.
“Apa yang tadi kita lakukan?” “Apa saja yang
telah digambar olehmu” “Jadi apaka nama- nama
bangun datar ini?” “Bagaimana ciri- cirinya?”
“Sebutkan benda-benda di sekitarmu yang
bentuknya segitiga?” apabila peserta didik berhasil
memenuhi kompetensi yang diharapkan, beri
penguatan: non verbal (senyuman, acungan
jempol, tepuk tangan), verbal (“bagus”, “hebat”)
atau pemberian reward (benda-benda yang
menyenangkan bagi peserta didik atau benda
seperti pensil,dll).
Guru melakukan penilaian melalui tes/ulangan
terkait dengan materi.
Contoh II
Pembelajaran Remedial Terkait Dengan Strategi/Metode Pembelajaran
Identifikasi :
Melalui hasil identifikasi awal guru mengidentifikasi bahwa peserta didik memiliki daya
tangkap yang lebih lambat, masih belum memahami konsep bangun datar
meskipun telah diberikan penjelasan ulang.Metode yang dilakukan guru
sebelumnya kegiatan mengamati, dan memberikan penjelasan di kelas serta
pemberian tugas.
Kelas I
Tema : Keluargaku (lihat buku guru kelas 1, tema : keluargaku)
Subtema: 3, “Keluarga Besarku”, Pembelajaran 4
Mata Pelajaran : Matematika
Hasil Penilaian:
Kegiatan Remedial
Kompetensi Indikator Remedial
Dasar Metode
3.2 mengenal 1. Menunjukkan Metode :
bangun datar berbagai bentuk Memeragakan bentuk-bentuk bangun datar melalui
dan bangun bangun datar lagu dan gerak. Menerangkan dengan lebih
ruang yang ada di kongkrit, melalui peragaan dan storytelling.
menggunakan sekolah
benda-benda Perencanaan :
yang ada di 2. Membuat Dilakukan segera setelah guru mengidentifikasikan
sekitar rumah, bentuk baru peserta didik yang mengalami kesulitan.
sekolah, atau dengan cara Menyiapkan media dan alat pendukung (lagu dan
tempat menyusun gerak senam).
bermain. berbagai bangun
datar. Proses Pelaksanaan:
Segera setelah guru mengetahui ada peserta didik
yang kesulitan dan terlihat tidak antusias dan sulit
menangkap maksud dari yang dijelaskan guru,
Guru mulai membangun suasana kelas menjadi
lebih hidup dan melibatkan seluruh kelas untuk
bernyanyi. Lagu yang dinyanyikan adalah lagu
yang bertema bentuk. Contoh : lagu Topi saya
Bundar. Sambil melakukan gerakan-gerakan
bentuk bangun datar.
(lagu bisa diubah syairnya sesuai dengan
kebutuhan: topi untuk bundar/lingkaran, buku
untuk kotak, dll)
Berkumpullah di kelas, minta peserta didik yang
mengalami kesulitan untuk duduk dekat guru.
Penilaian Otentik :
Guru melakukan penilaian secara langsung (selama
proses pembelajaran. Sambil bercerita, guru dapat
emngajukan pertanyaan
:
“Jadi, sekarang si tomat berbentuk apa?” “si tomat
segi 5 ada berapa sisinya?” “berapa jumlah sisi si
tomat bundar?”apabila peserta didik berhasil
memenuhi kompetensi yang diharapkan, beri
penguatan: non verbal (senyuman, acungan
jempol, tepuk tangan), verbal (“bagus”, “hebat”)
atau pemberian reward (benda-benda yang
menyenangkan bagi peserta didik atau benda
seperti pensil,dll).
Guru melakukan penilaian melalui tes/ulangan
terkait dengan materi.
Contoh III
Pembelajaran Remedial Terkait Dengan Strategi/Metode Pembelajaran
Identifikasi :
Setelah melakukan observasi seksama, guru menemukan bahwa peserta didik memiliki
rentang konsentrasi yang rendah, sangat aktif /sulit untuk tenang dan fokus pada satu
kegiatan.Sehingga da am kegiatan percobaan di kelas peserta
didik cenderung mengganggu , tidak terlibat dalam kegiatan sehingga tidak
memhami materi.
Kelas 4
Tema : Selalu Berhemat Energi (Lihat buku guru tema: Selalu Berhemat
Energi, kelas 4)
Subtema: 1, “Macam-macam Sumber Energi”, Pembelajaran 3
Mata Pelajaran : IPA
Hasil Penilaian:
Kegiatan Remedial
Kompetensi Indikator Remedial
Dasar Metode
3.6. Memahami 1. Menjelaskan Metode :
sifat-sifat cahaya melalui tulisan Aktivitas luar kelas, percobaan dan gerak
melalui berbentuk laporan tubuh (olahraga).
pengamatan dan tentang peranan
mendeskripsikan energi cahaya Perencanaan :
penerapannya Matahari dalam Dilakukan di luar jam pelajaran efektif. Guru
dalam kehidupan kehidupan, menyiapkan media-media
sehari-hari pembelajaran kreatif dan merencanakan
2. Melaporkan aktivitas luar kelas.
hasil pengamatan Guru menyiapkan media dan alat pendukung
tentang manfaat (lagu dan gerak senam) terkait materi dan
energi cahaya percobaan-percobaan.
Matahari bagi
kehidupan Proses Pelaksanaan:
manusia. Peserta didik diajak untuk berolahraga (untuk
menyalurkan energi anak yang sangat aktif) di
kebun sekolah di pagi hari yang cerah (bila
memungkinkan dilakukan di hari libur).
Guru dan peserta didik berolahraga di
bawah sebuah pohon yang cukup rindang.
Guru mengajak peserta didik
Penilaian Otentik :
Peserta didik diminta untuk menyampaikan
secara lisan hal-hal yang telah dilakukannya.
Guru bertanya pada peserta didik : “apa yang
tadi kita lakukan?” “apa yang telah kamu
lihat?” “apa perbedaannya?” “bagaimana sifat-
sifat cahaya matahari?” “ apa manfaat cahaya
matahari dalam kehidupan sehari- hari?”
apabila peserta didik berhasil memenuhi
kompetensi yang diharapkan, beri penguatan:
non verbal (senyuman, acungan jempol, tepuk
tangan), verbal (“bagus”, “hebat”) atau
pemberian reward (benda-benda yang
menyenangkan bagi peserta didik atau benda
seperti pensil,dll).
Peserta didik juga dijelaskan kembali
bagaimana cara menuliskan laporan hasil
pengamatan.
Guru melakukan penilaian melalui tes/ulangan
terkait dengan materi.
Setelah melakukan observasi seksama, guru menemukan bahwa peserta didik selalu
mengganggu teman.Ia suka meledek teman dari latar belakang suku Contoh IV
Pembelajaran Remedial Terkait Keunikan Peserta Didik
Identifikasi :
tertentu, suka mengolok-olok dialek/gaya bicara teman dari suku tertentu. Guru menilai
peserta didik ini tidak memahami nilai-nilai keberagaman budaya dan sulit untuk
menerapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Kelas :4
Tema : Indahnya Kebersamaan (Lihat buku guru tema: Indahnya
Kebersamaan, kelas 4)
Subtema: 1, “Keragaman Budaya Bangsaku”, Pembelajaran 4
Mata Pelajaran :IPS
Hasil Penilaian:
Kegiatan Remedial
Kompetensi Indikator Remedial
Dasar Metode
3.5 Memahami Menceritakan Metode :
manusia dalam pe- nga Diskusi setelah menonton tayangan film yang
dinamika lamannya menggambarkan indahnya
interaksi dengan menjaga kehar- persahabatan dalam keberagaman. (sebagai
lingkungan monisan contoh/gambaran, misal film boneka si unyil,
alam, sosial, hubung-an atau film laskar pelangi- guru boleh
budaya, dan dengan teman menggunakan contoh film lain) yang
ekonomi sebagai menggambarkan indahnya kehidupan yang
pengamalan nilai- harmonis dalam keberagaman.
nilai Pancasila Bila tidak tersedia, guru boleh membuat cerita
sendiri dan dilakukan metode storytelling.
Perencanaan :
Dilakukan langsung saat proses
pembelajaran.
Guru menyiapkan media-media film atau cerita
yang dikarang sendiri.
Dilakukan secara berkelompok dan seluruh
peserta didik ikut terlibat.
Proses Pelaksanaan:
Kegiatan menonton film di kelas. (bisa
digantikan dengan membaca buku atau
membacakan cerita).
Setelah itu guru menyiapkan bahan diskusi.
Sebelumnya bangun suasana diskusi menjadi
lebih hangat dan santai. Gunakan bahasa
Indonesia yang baik tapi tidak terkesan formal
atau menggurui.
Hindari melakukan diskusi dengan format tanya
jawab yang membosankan tetapi gunakan
dialog-dialog yang menggugah anak untuk
bertanya.
Sebaiknya guru bersikap netral dan menghindari
sikap menghakimi atau merujuk ke salah satu
peserta didik. Ajak seluruh peserta didik untuk
ikut terlibat dalam diskusi dimana semua dapat
bebas mengemukakan pendapat.
Beri umpan balik pada setiap gagasan yang
dikemukakan peserta didik.
Diakhir diskusi lakukan refleksi dan mengaitkan
dalam kehidupan sehari-hari.
Penilaian Otentik :
Guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang
lebih bersifat refleksi seperti, “apa yang kamu
rasakan tentang sikap si tokoh X yang punya
sikap intoleran?”, “bagaimana bila dalam sehari-
hari kita menemui teman yang seperti si tokoh
X?”,
“Jadi apa yang bisa disimpulkan dari cerita
tersebut?”, “apa rasanya kalau kita berteman dan
saling menghargai?”
Catat setiap jawaban yang dikemukakan peserta
didik serta amati perubahan sikap, gerak tubuh
dan air muka.
B. PROGRAM PENGAYAAN
I. Pengertian Program Pengayaan
Dalam kurikulum dirumuskan secara jelas kompetensiinti (KI) dan kompetensi
dasar (KD) yang harus dikuasai peserta didik. Penguasaan KI dan KD setiap peserta
didik diukur dengan menggunakan sistem penilaian acuan kriteria (PAK). Jika
seorang peserta didik mencapai standar tertentu maka peserta didik tersebut
dipandang telah mencapai ketuntasan.
Oleh karena itu program pengayaan dapat diartikan :memberikan tambahan/perluasan
pengalaman atau kegiatan peserta didik yang
Guru dapat memfasilitasi peserta didik dengan memberikan berbagai sumber belajar,
antara lain: perpustakaan, majalah atau koran, internet, narasumber/pakar, dll.
Sekolah tertentu, khususnya yang memiliki peserta didik lebih cepat dalam
Siapa yang terlibat dalam program pengayaan?
belajar dibanding sekolah-sekolah pada umumnya, dapat menaikkan tuntutan
Yang melakukan identifikasi, perencanaan dan pelaksanaan program pengayaan
kompetensi melebihi standar isi. Misalnya sekolah-sekolah yang menginginkan
adalah guru kelas.Apabila diperlukan, guru dapat melakukan kerjasama dengan
memiliki keunggulan khusus.
narasumber (apabila dibutuhkan) dalam melaksanakan program pengayaan.
Hal ini bertujuan agar kurikulum yang dirancang lebih tepat guna dan responsif
terhadap kebutuhan peserta didik. Renzulli (1979) menyatakan bahwa program
pengayaan berbeda dengan program akselerasi karena pengayaan dirancang
dengan lebih memperhatikan keunikan dan kebutuhan individual dari peserta
didik.
Lang
kah-
langk
ah dalam program pengayaan tidak terlalu jauh berbeda dengan program
pembelajaran remedial.Diawali dengan kegiatan identifikasi, kemudian perencanaan,
pelaksanaan dan penilaian. Guru tidak perlu menunggu diperolehnya penilaian
otentik terhadap kemampuan peserta didik. Apabila melalui observasi dalam proses
pembelajaran, peserta didik sudah terindikasi memiliki kemampuan yang lebih dari
teman lainya, bisa ditandai dengan:
penguasaan materi yang cepat dan membutuhkan waktu yang lebih singkat. Sehingga
peserta didik seringkali memiliki waktu sisa yang lebih banyak, dikarenakan cepatnya
dia menyelesaikan tugas atau menguasai materi.Disinilah dibutuhkan kepekaan guru
dalam merencanakan dan memutuskan untuk melaksanakan program pengayaan.
Winner, 1996, dalam Santrock (2007), mengemukakan karakteristik, peserta didik
yang berbakat antara lain :
1. Peserta didik berbakat biasanya cermat dalam setiap hal atau pun kesempatan
dimana mereka harus menggunakan kemampuannya. Mereka adalah anak-anak
yang selalu menjadi yang pertama dalam menguasai suatu pelajaran dengan
usaha yang juga minimal dibandingkan teman-teman atau peserta didik-
peserta didik yang lain yang dikarenakan mereka sejak lahir memiliki
kemampuan yang tinggi dalam satu atau beberapa bidang.
2. Dalam kehidupan sehari-hari, peserta didik yang berbakat dapat berhasil
memecahkan masalah secara tepat dengan cara yang ia kembangkan atau ia
temukan sendiri. Peserta didik yang berbakat dapat menangkap atau lebih
menyukai petunjuk yang tidak eksplisit dibandingkan dengan peserta didik yang
lain
3. Memiliki hasrat untuk ”menguasai”. Mereka memiliki hasrat, obsesi dan minat
dan kemampuan untuk fokus, sehingga sangat mudah baginya untuk memahami
dan menguasai suatu hal.
Guru diharapkan lebih peka dalam mengenali peserta didik yang memiliki
karakteristik ini, dikarenakan mereka memiliki kebutuhan yang juga berbeda
dibandingkan dengan teman-temannya.
Kelas : 1
Tema :Diriku ( Lihat buku guru, tema: kelas 1)
Subtema: 2, “Tubuhku”, Pembelajaran 5
Mata Pelajaran :PJOK (Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan)
Hasil Penilaian:
Kegiatan Pengayaan
Kompetensi Indikator Pengayaan
Dasar M etode
4.1. Melakukan gerak Metode :
Mempraktikkan lokomotor Guru melakukan program pengayaan dengan
pola gerak menggunakan metode penugasan dan peningkatan
dasar lokomotor kaki keterampilan.
yang dilandasi
konsep gerak Perencanaan :
(seperti konsep Dilakukan di luar jam belajar efektif.
tubuh, ruang,
hubungan, dan Peserta didik dilibatkan dalam kegiatan dan
usaha) dalam acara-acara sekolah yang terkait dengan unjuk
berbagai bentuk kebolehan atau lomba antar sekolah. Peserta
permainan didik diminta untuk mengikuti latihan yang
sederhana dan dibantu oleh guru Olah raga atau guru yang
atau tradisional membina seni bela diri di sekolah.
Proses Pelaksanaan:
Aktivitas yang dilakukan : Melibatkan peserta
didik pada kegiatan luar sekolah
(ekstrakurikuler) atau pun intrakurikuler terkait
dengan keterampilannya yaitu olahraga dan seni
bela diri.
Penilaian Otentik :
Penilaian otentik dilakukan dengan membuat
rekaman / dokumentasi proses aktivitas peserta
didik, membuat deskripsi kemajuan dan
portofolio.
Contoh II
Program Pengayaan Terkait Keunikan Peserta Didik
Identifikasi :
Guru menemukan peserta didik yan percaya diri, berinisiatif mengajukan diri
untuk menyanyi, mampu menuangkan idenya dalam bentuk gambar yang
jelas, dengan goresan garis yang bagus dan indah. Peserta didik ini juga
mampu menangkap penjelasan dan dan kesimpulan dari kegiatan dengan baik
cepat.
Kelas : 1
Tema : Kegiatanku
Subtema: 1, “Kegiatan Pagi Hari”, Pembelajaran 1
Mata Pelajaran : SBDP (Seni Budaya dan Prakarya)
Hasil Penilaian:
Kegiatan Pengayaan
Kompetensi Indikator Pengayaan
Dasar Metode
4.1 Menyanyikan Metode :
Menggambar lagu dengan Guru melakukan program pengayaan dengan
ekspresi dengan percaya diri. metode penugasan dan peningkatan
mengolah garis, keterampilan.
warna, Menjelaskan Peserta didik diminta membantu guru untuk
dan bentuk tentang isi lagu. memberikan motivasi pada teman-teman dalam
berdasarkan menyanyi dan bergerak mengikuti nuanasa
hasil Membuat gambar iramanya. Ia juga diminta untuk membuat
pengamatan di tentang kebiasaan gambar kegiatan sehari-hari dalam bentuk
lingkungan pagi komik sederhana.
sekitar hari di rumah.
Perencanaan :
4.7 Dilakukan langsung saat proses pembelajaran.
Menyanyikan
lagu anak- Ketika melakukan gerak dan lagu tentang
anak dan kegiatan sehari-hari, guru bisa meminta peserta
berlatih didikuntuk maju ke depan menjadi “asisten”
memahami isi guru untuk menyanyi dan bergarak sesuai
lagu dengan nuansa dan irama lagu.
Proses Pelaksanaan:
Aktivitas yang dilakukan : Memberikan project
dan mendorong peserta didik untuk
meningkatkan keterampilannya.
Proses :Peserta didik yang percaya diri,
riang dan berani bisa memotivasi teman- teman
lainnya untuk menyanyi dengan lebih
Penilaian Otentik :
Penilaian otentik dilakukan dengan mereview
hasil kerja (gambar komik
sederhana tentang kegiatannya sehari-
hari).
Contoh III
Program Pengayaan Terkait Keunikan Peserta Didik
Identifikasi :
Guru menemukan peserta didik yang mampu mengolah dan menyajikan teks
wawancara dengan sangat baik. Ia mampu menggunakan kosa kata-kosa
kata yang bervariasi dan dapat menggunakan kalimat langsung dan tidak
langsung dengan tepat sesuai konteks. Peserta didik tersebut juga selalu
menyelesaikan tugasnya dengan lebih cepat.
Kelas : 4
Tema : Berbagai Pekerjaan
Subtema: 1, “Jenis-jenis Pekerjaan”, Pembelajaran 3
Mata Pelajaran :Bahasa Indonesia
Hasil Penilaian:
Kegiatan Pengayaan
Kompetensi Indikator Pengayaan
Dasar Metode
4.3. Mengolah Membedakan Metode :
dan menyajikan kalimat langsung Guru melakukan program pengayaan dengan
teks wawancara dan metode eksplorasi.
tentang jenis- tidak langsung Peserta didik diminta untuk melakukan
jenis usaha wawancara dan menuliskan hasilnya.
dan pekerjaan Sebelumnya peserta didik juga ditanyakan untuk
serta kegiatan mencari narasumber yang memiliki profesi
ekonomi dan tertentu, bisa profesi-profesi yang
koperasi secara diidolakan/diminatinya, misal: pemain bola
mandiri dalam untuk diwawancarai dan diminta untuk
bahasa menuliskan hasil wawancaranya.
Indonesia lisan
dan tulis Perencanaan :
dengan memilih Dilakukan langsung saat proses pembelajaran
dan atau bisa dilanjutkan di luar jam pelajaran
memilah efektif.
kosakata baku Guru memberikan referensi narasumber,
menyiapkan alat-alat wawancara (kertas, alat
tulis atau alat perekam bila memungkinkan).
Guru memberikan referensi narasumber,
menyiapkan alat-alat wawancara (kertas, alat
tulis atau alat perekam bila memungkinkan).
Guru juga memberikan contoh laporan
wawancara yang baik dan benar dari surat kabar,
sebagai bahan referensi.
Pr ses Pelaksanaan:
Aktivitas yang dilakukan : Memberikan project
dan mendorong peserta didik untuk melakukan
eksplorasi.
Proses : Guru mengkomunikasikan rencana-
rencana program pengayaan yanga akan
dilakukan. Guru memberikan kesempatan
kepada peserta didik untuk menentukan siapa
narasumber yang akan diwawancara.
Peserta didik diminta untuk menghubungi
Penilaian Otentik :
Penilaian otentik dilakukan dengan mereview
hasil kerja (laporan hasil wawancara) yang
dilakukan oleh peserta didik.
Contoh IV
Program Pengayaan Terkait Strategi Pembelajaran
Identifikasi :
Melalui observasi selama proses pembelajaran, guru menemukan didik peserta
yang dapat menuntaskan materi ajar dengan cepat dan baik. Peserta
didik menunjukkan kemampuan berpikir kritis, menjawab pertanyaan dengan baik,
mengajukan pertanyaan yang relevan dan kritis, melakukan analisis dan mengaitkan
bersatu dalam keberagaman dengan konteks kehidupan sehari- hari.
Kelas : 4
Tema : Berbagai Pekerjaan
Subtema: 1, “Keberagaman Budaya Bangsaku”, Pembelajaran 1
Mata Pelajaran :PPKN
Hasil Penilaian:
Kegiatan Pengayaan
Proses Pelaksanaan:
Aktivitas : aktivitas yang diberikanadalah :
eksploratori (peserta diminta untuk menggali
secara mendalam dan menuliskan
pengalamannya dalam bergaul dengan teman-
teman dari latar belakang suku atau agama yang
berbeda).
Penilaian Otentik :
Penilaian otentik dilakukan dengan mereview
hasil kerja (tulisan/karangan) yang dilakukan
oleh peserta didik.
e e
o n
n
a. Faktor Internal
1) Keadaan Fisik
Adanya variasi pada ciri-ciri fisik peserta didik berpengaruh pada proses belajar.
Peserta didik yang memiliki kesulitan melihat atau pendengaran amat
mempengaruhinya dalam menerima informasi di kelas.
Berikut adalah langkah-langkah yang perlu dilakukan oleh guru :
Memiliki data lengkap keadaan peserta didik (riwayat kesehatan, riwayat
lahir, dan pengasuhan).
Peka dan tanggap terhadap adanya perbedaan fisik (anak yang terlalu
tinggi/pendek, warna kulit yang ekstrem, keadaan fisik yang lemah,
kekurangan yang menonjol).
Tanggap terhadap perubahan yang terjadi dalam interaksi sesama peserta
didik di sekolah (anak yang tiba2 menjadi pendiam atau agresif atau menarik
diri).
Tanggap terhadap kekhususan pada gerak tubuh tertentu (kikuk seperti yang
sering tampak pada anak yang kutu buku, atau anak yang suka
melakukan gerakan yang berulang-ulang).
3) Kepribadian Anak
Kepribadian peserta didik sangat berpengaruh dalam proses pembelajaran.
Terutama bila hal tersebut kurang dipahami oleh guru. Beberapa tipe
kepribadian anak seperti introvert vs. ekstrovert, asertif vs. pasif, social vs.
soliter, dll, perlu dipahami oleh guru sebagai bahan dalam mengupayakan
penanganan yang tepat. Guru juga perlu memperhatikan berbagai modalitas
belajar : gaya belajar, gaya komunikasi, sikap dalam berhadapan dengan
konflik.
Hal-hal yang perlu dilakukan guru:
Melakukan observasi terhadap interaksi peserta didik sehari hari di kelas.
Melakukan pencatatan tentang gambaran pribadi peserta didik.
Melakukan penyusunan data terkait dengan informasi menyeluruh mengenai
peserta didik (data kesehatan, informasi seputar diri, data psikologis, dan lain-
lain)
b. Faktor Eksternal
1) Kepribadian Guru
Kepribadian guru (introvert vs ektrovert, fleksibel vs. rigid, menyukai perubahan
vs. menyukai aturan baku, menyenangkan vs. tidak menyenangkan) =>
berkaitan dengan kemampuan belajar anak
Hal-hal apa yang harus dilakukan guru :
Melakukan evaluasi diri (dengan refleksi, meminta masukan dari rekan-rekan
guru dan peserta didik)
Banyak membaca dan terbuka terhadap perkembangan baru (misalnya,
bersedia untuk melakukan pelatihan pengembangan diri)
2) Kurikulum
Hal-hal yang perlu dilakukan guru :
Memahami betul konten dan tujuan kurikulum (pembelajaran) sehingga ia
tahu bagaimana harus mengimplementasikannya pada beragam situasi.
2. Membuat Perencanaan
Setelah melakukan identifikasi awal terhadap permasalahan belajar anak, guru telah
memperoleh pengetahuan yang utuh tentang peserta didik dan mulai untuk membuat
perencanaan.
Penetapan Perencanaan dilakukan melalui beberapa tahapan :
a. Menetapkan Tujuan Pembelajaran
b. Mengadaptasikan Kurikulum
c. Menyiapkan Media Pembelajaran
d. Menetapkan Strategi Pembelajaran
e. Menyiapkan materi-materi pendukung
4. Evaluasi
Evaluasi melalui penilaian otentik dilakukan setelah program Remedial selesai
dilaksanakan.
Berdasarkan hasil evaluasi, bila peserta didik belum mencapai kompetensi minimal
(tujuan) yang ditetapkan guru, maka guru perlu meninjau kembali strategi
pembelajaran yang diterapkannya atau melakukan identifikasi (analisa kebutuhan)
terhadap peserta didik dengan lebih seksama.Apabila ternyata ditemukan kasus khusus
di luar kompetensi guru, guru dapat menkonsultasikan dengan orang tua untuk
selanjutnya dirujuk atau dilakukan konsultasi dengan ahli.
Apabila peserta didik berhasil mencapai atau melampaui tujuan yang dtetapkan, guru
berhasil memberikan pembelajaran yang kaya dan bermakna bagi peserta didik, hal ini
bisa dipertahankan sebagai bahan rujukan untuk rekan guru lainnya atau bisa lebih
diperkaya lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Khatena, Joe, 1992, Gifted: Challenge and Response for Education, , F.E. Peacock Publishers