Disusun Oleh:
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tidak dapat dipungkiri bahwa kurikulum 2013 merupakan fenomena tersendiri
dalam dunia pendidikan di Indonesia. Paradigma pendidikan yang dibangun dan
diimplementasikan selama puluhan tahun harus direduksi atau bahkan dihilangkan begitu
saja dengan adanya kurikulum 2013 ini. Hal ini tentu sangat radikal bagi pelaku pendidikan
itu sendiri, khususnya para guru dan orang tua siswa. Berbagai permasalahan yang muncul
dalam dunia pendidikan mencoba diselesaikan oleh pemerintah dengan memberikan
kurikulum 2013 sebagai bentuk tanggung jawab memberikan pendidikan terbaik kepada
para generasi penerus bangsa ini. Tujuannya adalah agar anak-anak masa depan bangsa bisa
mempunyai mental dan karakter yang baik dan teruji secara sistematis melalui pendidikan
yang baik dan mampu menghadapi tantangan kehidupan dengan bijak dan dewasa.
Dalam kaitan menyiapkan generasi yang akan hidup dalam pusaran era 25 tahun ke
depan, telah dikembangkan program pendidikan dalam wujud Kurikulum 2013. Kurikulum
2013 merupakan kurikulum yang ditujukan untuk mempersiapkan insan Indonesia yang
memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warganegara yang produktif, kreatif,
inovatif, dan afektif, serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
bernegara dan peradaban dunia (Permendikbud No. 57, 58, 59, dan 60 tahun 2014).
Kurikulum sebagai kerangka dasar penyelenggaraan sistem pendidikan, tidak cukup
dipahami sebagai dokumen yang memuat kerangka dasar dan struktur kurikulum, tetapi
yang lebih penting adalah bagaimana implementasi kurikulum itu dalam praktik di
lapangan. Proses pembelajaran yang terjadi di satuan pendidikan adalah bentuk nyata dari
implementasi kurikulum tersebut. Seberapa efektif Kurikulum 2013 dalam menyiapkan
manusia Indonesia menghadapai tantangan perubahan pada era 25 tahun ke depan, akan
sangat tergantung pada bagaimana implementasi kurikulum itu diwujudnyatakan dalam
proses pembelajaran oleh para guru di sekolah.
Proses pembelajaran dalam konteks implementasi Kurikulum 2013, harus dapat
membangun kemampuan berpikir tingkat tinggi, tidak cukup hanya berupa transformasi
pengetahuan. Di tengah kegundahan guru mengadopsi inovasi dalam pelaksanaan tugas
profesionalnya yaitu Kurikulum 2013, teknologi pendidikan dapat hadir memberikan
pencerahan. Sesuai dengan konsep dasarnya bahwa teknologi pendidikan adalah proses
1
bersistem yang sistematik untuk mengatasi permasalahan belajar (Miarso, 2004) dapat
berperan memberikan solusi atas kegundahan para guru dalam mengimplementasikan
Kurikulum 2013 secara benar. Peran strategis teknologi pendidikan dalam pemecahan
masalah belajar, khususnya dalam hal meningkatkan kualitas dan kinerja pembelajaran telah
diakui secara formal dalam wujud jabatan fungsional pengembang teknologi pembelajaran
(PermenPANPER/2/M.PAN/3/2009), dan diperkuat melalui Perpres No. 22 Tahun 2013
tentang Tunjangan Jabatan Fungsional Pengembang Teknologi Pembelajaran.
Pertanyaannya adalah bagaimana merealisasikan peran strategis teknologi
pendidikan tersebut dalam implementasi Kurikulum 2013 yang merupakan program bagi
penyiapan manusia Indonesia yang akan hidup pada era global yang kompetitif dan
kompleks. Berikut dipaparkan sepintas tentang konsep dan implementasi Kurikulum 2013.1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka masalah
penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan konsep kurikulum 2013?
2. Bagaimana cara mengimplementasikan kurikulum 2013?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka yang menjadi tujuan
penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui konsep kurikulum 2013.
2. Untuk mengetahui implementasi kurikulum 2013.
1
Anwas, Oos M. Anwas Oos M. "Peran teknologi informasi dan komunikasi dalam implementasi
kurikulum 2013." Jurnal Teknodik (2013): 493-504.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Kurikulum 2013 diperlukan untuk menjawab kebutuhan kompetensi generasi emas
Indonesia pada tahun 2045 atau 100 tahun sejak Indonesia merdeka. Hal ini relevan dengan
satu prinsip pengembangan kurikulum, yaitu kurikulum harus tanggap terhadap
perkembangan ilmu pengetahuan, budaya, teknologi, dan seni. Kurikulum dikembangkan
atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, budaya, teknologi, dan seni berkembang
secara dinamis. Oleh karena itu konten kurikulum harus selalu mengikuti perkembangan
ilmu pengetahuan, budaya, teknologi, dan seni; membangun rasa ingin tahu dan kemampuan
bagi peserta didik untuk mengikuti dan memanfaatkan secara tepat hasil-hasil ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni.2
Ada beberapa aspek yang terdapat dalam kurikulum 2013, yaitu :
1) Aspek Pengetahuan
Aspek pengetahuan dalam kurikulum 2013 ini tidak jauh berbeda dengan kurikulum
sebelumnya. Yakni masih pada penekanan tingkat pemahaman siswa dalam hal
pelajaran. Nilai dari aspek pengetahuan bisa diperoleh dari Ulangan Harian, Ulangan
Tengah Semester/Akhir Semester, dan Kenaikan Kelas. Pada kurikulum 2013 tersebut,
pengetahuan bukanlah aspek utama seperti pada kurikulum-kurikulum yang
dilaksanakan sebelumnya.
2) Aspek Keterampilan
Aspek keterampilan merupakan aspek baru yang dimasukkan dalam kurikulum di
Indonesia. Keterampilan merupakan upaya penekanan pada bidang skill atau
kemampuan. Aspek keterampilan sendiri merupakan salah satu aspek yang cukup
penting, karena jika hanya dengan pengetahuan, siswa tidak akan dapat menyalurkan
pengetahuan yang dimiliki sehingga hanya menjadi teori semata.
3) Aspek Sikap
Aspek sikap merupakan aspek tersulit untuk dilakukan penilaian. Sikap meliputi
perangai sopan santun, adab dalam belajar, sosial, absensi, dan agama. Kesulitan
penilaian dalam aspek ini banyak disebabkan karena guru tidak setiap saat mampu
mengawasi siswa-siswinya, sehingga penilaian yang dilakukan tidak begitu efektif.
Pada dasarnya, pelaksanaan penyusunan kurikulum 2013 merupakan kelanjutan
pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang telah dirintis pada tahun 2004
dengan mencakup kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan secara terpadu,
2
Haryono, Terapan Teknologi Pendidikan dalam Praksis Kurikulum 2013: Optimalisasi Peran Jabatan
Fungsional Pengembang Teknologi Pembelajaran, 2008.
4
sebagaimana amanat UU 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada
penjelasan pasal 35, yang menjelaskan kompetensi lulusan merupakan kualifikasi
kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan
standar nasional yang telah disepakati. Paparan ini merupakan bagian dari uji publik
Kurikulum 2013, yang diharapkan dapat menjaring pendapat dan masukan dari masyarakat.
5
Dari perspektif sistem, teknologi pendidikan dapat dimanfaatkan dengan
menggunakan perangkat-perangkat teknologis, baik hardware maupun software. Hal ini
digunakan untuk membuat mudah proses belajar dan mengajar sehingga siswa akan belajar
dengan cara yang menyenangkan.
Salah satu hal yang penting berkaitan dengan teknologi pendidikan ini adalah
penggunaan alat bantu belajar atau media pengajaran/pembelajaran. Dalam membuat media
pembelajaran, terdapat beberapa syarat yang harus dipenuhi, yaitu:
a. Rasional yaitu sesuai dengan akal dan mampu dipikirkan oleh penggunanya.
b. Ilmiah yaitu sesuai dengan perkembangan akal dan mampu dipikirkan oleh pengguna.
c. Ekonomis yaitu sesuai dengan kemampuan pembiayaan yang ada sehingga llebih hemat
dan efisien.
d. Praktis yaitu dapat digunakan dalam kondisi praktis di sekolah dan bersifat sederhana.
Dengan menggunakan media pembelajaran, pengalaman akan berlangsung dari
tingkat konkret ke tingkat abstrak. Tingkat konkret adalah tingkatan proses belajar dari
kenyataan, pengalaman langsung dan mempunyai tujuan langsung dalam kehidupan,
sehingga akan memberi dampak pada luarnya saja tanpa membekas pada bagian dalam.
Sedangkan tingkat abstrak adalah tingkatan yang akan membuat anak didik mampu
menyerap materi pelajaran dengan baik, karena menggunakan media yang sangat membantu
dalam mencapai tujuan pembelajaran yang diiginkan.
Menurut bentuk informasi yang digunakan dalam media pembelajaran dapat
diklasifikasikan menjadi lima kelompok besar, yaitu: media visual diam, media visual gerak,
media audio, media audio visual diam, dan media audio visual gerak.
Dari lima kelompok besar tersebut, dapat disajikan dalam penglihatan langsung,
proyeksi optik, proyeksi elektronik atau telekomunikasi, sedangkan jenisnya ada dua, yaitu:
pertama, aspek bentuk fisik yang terdiri dari media elektronik dan media non elektronik;
kedua, aspek pancaindera yang meliputi media audio, media visual, media audio visual,
media grafis.
Dengan menganalisis media melalui bentuk penyajian dan cara penyajiannya, format
klasifikasi media pembelajaran ini adalah sebagai berikut: (1) grafis, bahan cetak, dan
gambar diam; (2) media proyeksi diam; (3) media yang diproyeksikan (projected media);
(4) media gambar hidup/film; (5) media televisi; (6) multimedia.
Jika dilihat dari bentuknya, jenis media dibedakan menjadi: (1) media cetak (printed
media); (2) media pameran (displayed media); (3) media yang diproyeksikan (projected
6
media); (4) rekaman audio (audiotape recording); (5) gambar bergerak (motion picture); dan
(6) media berbasis kompute (computer based media).
Berbagai bentuk media tersebut adalah bentuk multimedia yang sangat penting
perannya dalam pembelajaran di dunia pendidikan yang menjadi simbol adanya penggunaan
teknologi pendidikan di dalamnya. Dalam penggunaan multimedia ini, ada beberapa hal
yang harus diperhatikan, yaitu:
1) Media pengiriman
Multimedia dalam hal ini merupakan presentasi materi menggunakan dua atau lebih
alat pengiriman. Fokusnya adalah pada sistem fisik yang digunakan untuk mengirimkan
pesannya, seperti layar komputer, omplified speaker, proyektor video recorder, papan
tulis, serta kotak suara manusia.
2) Mode presentasi
Multimedia pasti berarti presentasi materi dengan menggunakan atau lebih mode
presentasi. Fokusnya pada cara bagaimana materi itu disajikan, bagaimana penggunaan
kata dan gambar.
3) Modalitas sensoris
Multimedia berarti dua tau lebih sistem sensoris (alat indera) yang dilibatkan dalam diri
siswa. Bukan fokus pada kode-kode yang digunakan untuk mempresentasikan
pengetahuan dalam sistem pemrosesan informasi dari siswa, pandangan modalitas
sensoris lebih fokus ke alat penerima inderawi yang digunakan siswa untuk menangkap
materi-materi yang dipelajari.
Bila dilihat dengan cermat, ketiga hal diatas sangat perorientasi pada siswa dan tujuan
penggunaan multimedia ini untuk memudahkan dan memberikan pemahaman yang lebih
menyenangkan kepada siswa. Hal ini tentu saja sesuai dengan tujuan dari kurikulum 2013
yang ingin memberikan kesempatan dan peluang seluas-luasnya bagi siswa untuk
mengeluarkan segala potensi dan karakter dirinya ke arah yang lebih baik sehingga siswa
menjadi subyek pelajaran bukan sebagai obyek seperti yang selama ini dilakukan oleh
metode pembelajaran konvensional. Yang paling penting dalam hal ini adalah membuat
siswa lebih diperlakukan secara humanis dalam proses pembelajaran. Itulah ruh yang ada
dalam kurikulum 2013 dalam kaitannya dengan penggunaan teknologi pendidikan di
dalamnya.3
3
Haryanto, Teknologi Pendidikan, (Kampus UNY Karangmalang Yogyakarta: UNY Press: 2015), 140-
149.
7
Dalam mengimplementasikan kurikulum 2013 tersebut, teknologi informasi dan
komunikasi dapat memberikan banyak peran. Peran tersebut diantaranya: sebagai contoh
nyata model dan inovasi pembelajaran di kelas, interaktif diskusi atau sharing implementasi
Kurikulum 2013, wahana kreativitas peserta didik, sebagai pembiasaan dalam mengubah
perilaku terutama aspek sikap dan keterampilan, dan sebagai sumber belajar yang sesuai
tuntutan di abad 21.4
4
Marzoan, M, ‘Peran Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk Meningkatkan Kualitas
Pembelajaran dalam Perspektif Kurikulum 2013’, JINOTEP (Jurnal Inovasi dan Teknologi Pembelajaran): Kajian
dan Riset dalam Teknologi Pembelajaran, 1(1), 2017, 81-90.
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kurikulum 2013 merupakan suatu kurikulum yang dibentuk untuk
mempersiapkan lahirnya generasi emas bangsa Indonesia, dengan sistem dimana siswa
lebih aktif dalam kegiatan belajar mengajar (KBM). Tujuan Pendidikan menurut John
Dewey berdasarkan kurikulum 2013 adalah memberikan kontribusi dalam
perkembangan pribadi dan sosial seseorang melalui pengalaman dan pemecahan
masalah yang berlangsung secara reflektif. Ada beberapa aspek yang terdapat dalam
kurikulum 2013 yaitu aspek pengetahuan, aspek ketrampilan, dan aspek sikap.
Salah satu hal yang penting berkaitan dengan teknologi pendidikan ini adalah
penggunaan alat bantu belajar atau media pengajaran/pembelajaran. Dalam membuat
media pembelajaran, terdapat beberapa syarat yang harus dipenuhi, yaitu rasional,
ilmiah, ekonomis, dan praktis. Bentuk multimedia yang sangat penting perannya dalam
pembelajaran di dunia pendidikan yang menjadi simbol adanya penggunaan teknologi
pendidikan di dalamnya. Dalam penggunaan multimedia ini, ada beberapa hal yang
harus diperhatikan, yaitu media pengiriman, mode presentasi, dan modalitas sensoris.
9
B. Saran
Saran dalam pembuatan makalah ini, yaitu :
10
DAFTAR PUSTAKA
11