Anda di halaman 1dari 24

“KURIKULUM 2013”

MATA KULIAH: PEMBELAJARAN MATEMATIKA SD

DOSEN PEMBIMBING : Yarisda Ningsih, S.Pd, M.Pd

DISUSUN OLEH IC’21 :

KELOMPOK 2

1. Atiara Nurul Azizah (21129354)

2. Raika Nabila Zamri (21129287)

3. Salsabila Amni (21129304)

4. Viona Firsty Amanda (21129320)

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2022
KATA PENGANTAR

Segala puja dan puji bagi Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-
Nya kepada kami sehingga telah menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas pada mata kuliah “Pembelajaran
Matematika SD”, yang berjudul “Kurikulum 2013” yang diharapkan dapat
dipergunakan sebagai bahan pegangan pelajaran bagi mahasiswa. Namun makalah
ini tidak dimaksudkan sebagai satu-satunya sumber bahan belajar yang digunakan
dalam pembelajaran. Harapan kami semoga makalah ini bermanfaat untuk semua
pembaca terutama bagi kami yang membuatnya.
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu kami
mengharapkan saran, masukan dan kritik yang membangun gunamelengkapi
kekurangan makalah ini.

Padang, 6 September 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................... 2


DAFTAR ISI ........................................................................................ 3
BAB I .................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ................................................................................ 4
A. Kajian Teori ............................................................................... 4
1. Kurikulum 2013 ......................................................................... 4
2. Pengertian Standar Penilaian Pendidikan ........................... 11
3. Tujuan Penilaian...................................................................... 13
4. Mekanisme pelaksanan penilaian dalam kurikulum 2013 . 14
5. Hasil Belajar ............................................................................ 15
B. Kajian Penelitian Yang Relevan .............................................. 21
Kesimpulan ..................................................................................... 23
Saran ............................................................................................... 23
DAFTAR RUJUKAN .................................................................... 24
BAB I

PENDAHULUAN

A. Kajian Teori
1. Kurikulum 2013
a. Pengertian Kurikulum 2013

Dilihat dari sisi sejarah, istilah kurikulum (curriculum) adalah


suatu istilah yang berasal dari bahasa Yunani. Pada awalnya istilah
ini digunakan untuk dunia olah raga, yaitu berupa jarak yang harus
ditempuh oleh seorang pelari. Pada masa Yunani dahulu istilah
kurikulum digunakan untuk menunjukkan tahapan-tahapan yang
dilalui atau ditempuh oleh seorang pelari dalam perlombaan lari
estafetdilalui yang dikenal dalam dunia atletik. Dalam proses lebih
lanjut istilah ini ternyata mengalami perkembangan, sehingga
penggunaan istilah ini meluas dan merambah kedunia pendidikan
(Hamalik, 2010).

Kurikulum 2013 menjadi penyempurnaan kurikulum Tingkat


Satuan pendidikan tahun 2006. UU No. 20 tahun 2003 tentang sistem
pendidikan nasional yang mengatakan bahwa kurikulum adalah
seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan kegiatan pembelajaran untuk mencapai
tujuan Pendidikan tertentu. Kurikulum sebagai rencana digunakan
sebagai pedoman dalam pelaksanaan proses belajar mengajar oleh
guru. Kurikulum sebagai pengaturan tujuan, isi, dan cara
pelaksanaanya digunakan sebagai upaya pencapaian tujuan
pendidikan nasional. Perubahan kurikulum 2013 berwujud pada:
a) kompetensi lulusan,

b) isi,

c) proses, dan

d) penilaian.

Perubahan kurikulum 2013 pada kompetensi lulusan sesuai


dengan Permendikbud No 20 Tahun 2016 tentang Standar
Kelulusaan Pendidikan Dasar dan Menengah digunakan sebagai
acuan utama pengembangan standar isi, standar proses, standar
sarana dan prasarana, standar penilaian dan standar pengelolaan.
Perubahan kurikulum 2013 pada isi sesuai dengan Permendikbud
No 21 Tahun 2016 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan
Menengah memuat tentang :

a. tingkat kompetensi dan kompetensi inti sesuai dengan jenjang


dan jenis pendidikan tertentu,
b. kompetensi inti meliputi sikap spiritual, sikap sosial,
pengetahuan dan keterampilan,
c. ruang lingkup materi yang spesifik untuk setiap mata pelajaran
dirumuskan berdasarkan Tingkat Kompetensi dan Kompetensi
Inti untuk mencapai kompetensi lulusan minimal pada jenjang
dan jenis pendidikan tertentu.

Perubahan kurikulum 2013 pada proses sesuai dengan


Permendikbud No 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses
Pendidikan Dasar dan Menengah berisi kriteria mengenai
pelaksanaan pembelajaran pada satuan pendidikan dan pendidikan
menengah untuk mencapai kompetensi lulusan. Perubahan
kurikulum 2013 pada penilaian sesuai dengan Permendikbud No 23
Tahun 2016 tentang Standar Penilaian Pendidikan Dasar dan
Menengah berisi mengenai lingkup, tujuan, manfaat, prinsip,
mekanisme, prosedur, dan instrument penilaian hasil belajar peserta
didik yang digunakan sebagai dasar penilaian hasil belajar peserta
didik pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah.

Dengan demikian, dapat dipahami bahwa kurikulum 2013


adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan
bahan pelajaran yang digunakan sebagai pedoman dalam kegiatan
pembelajaran.

b. Tujuan Kurikulum 2013

Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia


Indonesia agar memiliki kemampuan sebagai pribadi dan warga
negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta
mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
bernegara dan peradaban dunia (Kemendikbud 2013).

Dengan demikian dapat di tarik kesimpulan bahwa, kurikulum


2013 bertujuan dapat membentuk dan meningkatkan sumber daya
manusia sebagai model pembangunan bangsa dan negara Indonesia
serta meningkatkan persaingan yang sehat antar satuan pendidikan
tentang kualitas pendidikan yang akan dicapai. Karena sekolah
diberikan keleluasaan untuk mengembangkan Kurikulum 2013
sesuai kondisi satuan pendidikan, kebutuhan peserta didik dan
potensi daerah.

c. Karakteristik Kurikulum 2013

Setiap kurikulum memiliki karakteristik masing-masing,


demikian halnya Kurikulum 2013 yang dirancang oleh pemerintah.
Adapun kurikulum 2013 dirancang dengan karakteristik sebagai
berikut (Kemendikbud, 2013):

1) mengembangkan keseimbangan antara pengembangan sikap


spiritual dan sosial, rasa ingin tahu, kreativitas, kerja sama
dengan kemampuan intelektual dan psikomotorik;
2) sekolah merupakan bagian dari masyarakat yang memberikan
pengalaman belajar terencana dimana peserta didik menerapkan
apa yang dipelajari di sekolah ke masyarakat dan memanfaatkan
masyarakat sebagai sumber belajar;
3) mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan serta
menerapkannya dalam berbagai situasi di sekolah dan
masyarakat;
4) memberi waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan
berbagai sikap, pengetahuan, dan keterampilan;
5) kompetensi dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti kelas
yang dirinci lebih lanjut dalam kompetensi dasar mata pelajaran;
6) kompetensi inti kelas menjadi unsur pengorganisasi (organizing
elements) kompetensi dasar, dimana semua kompetensi dasar
dan proses pembelajaran dikembangkan untuk mencapai
kompetensi yang dinyatakan dalam kompetensi inti;
7) kompetensi dasar dikembangkan didasarkan pada prinsip
akumulatif, saling memperkuat (reinforced) dan memperkaya
(enriched) antar matapelajaran dan jenjang pendidikan
(organisasi horizontal dan vertikal).

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa karakteristik dari


kurikulum 2013 ini lebih menekankan pada pengembangan sikap,
pengetahuan, dan keterampilan peserta didik serta menerapkannya
dalam berbagai situasi di sekolah dan masyarakat. Sehingga dapat
dalam menciptakan sumber daya manusia yang dapat mengahadapi
persoalan-persoalan yang menimpa bangsa ini.

d. Kurikulum 2013 Revisi

Kurikulum 2013 yang lalu dinilai memberatkan kini telah


diervisi oleh Kemendikbud sehingga diharapkan tidak lagi
memberatkan dan setiap sekolah dapat menerapkan kurikulum 2013
revisi pada TA 2016/2017. Perubahan atau direvisinya kurikulum
2013 tidak merubah namanya, ada beberapa poin perubahan atau
revisi kurikulum 2013 termasuk dalam aspek penilaian yaitu:

1) Nama Kurikulum tidak berubah menjadi Kurikulum Nasional


tetapi menggunakan nama Kurikulum 2013 Edisi Revisi yang
berlaku secara Nasional
2) Penyederhanaan aspek penilaian siswa oleh guru. Pada
kurikulum 2013 yang baru, penilaian aspek sosial dan
keagamaan siswa hanya dilakukan oleh guru PPKn dan guru
pendidikan agama atau budi pekerti.
3) Tidak adanya pembatasan pada proses berpikir siswa
Kurikulum 2013 yang baru semua jenjang pendidikan baik SD,
SMP dan SMA dapat belajar tahap memahami sampai mencipta.
Sehingga anak SD pun boleh mencipta walaupun kadar
ciptaannya atau produknya sesuai dengan usianya, hal ini untuk
membiasakan anak berpikir ilmiah sejak SD.
4) Penerapan teori jenjang 5M. Pada kurikulum 2013 yang baru
ini, guru dituntut untuk menerapkan teori yang ada di dalam
pembelajarannya, sehingga guru tidak sekedar berteori saja.
Namun dapat mempraktekannya. Adapun teori jenjang tersebut
adalah mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis,
mencipta.
5) Struktur mata pelajaran dan lama belajar di sekolah tidak
diubah.
6) Menggunakan metode pembelajaran aktif Metode pembelajaran
aktif adalah metode yang membuat siswa menjadi pemeran
utama dalam setiap proses pembelajaran, guru hanya berperan
sebagai fasilitator saja.
7) Meningkatkan hubungan Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi
Dasar (KD)
8) Penilaian sikap KI 1 & KI 2 sudah ditiadakan disetiap mata
pelajaran hanya agama dan PPKn namun Kompetensi Inti (KI)
tetap dicantumkan dalam penulisan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP).
9) Skala penilaian menjadi 1-100. Penilaian sikap diberikan dalam
bentuk predikat dan deskripsi.
10) Remidial diberikan untuk yang kurang, namun sebelumnya
siswa diberikan pembelajaran ulang. Nilai Remidi inilah yang
dicantumkan dalam hasil ( Kurniasih & Sani, 2016).

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kurikulum 2013


revisi merupakan perbaikan dari kurikulum sebelumnya, dengan
sejalan perekembangan zaman yang menuntut perubahan
kurikulum terjadi. Perubahan kurikulum 2013 tidak mengubah
namanya, terdapat 10 perubahan yang menjadi poin dalam
kurikulum 2013 revisi, termasuk perubahan dalam pelaksanaan
penilaian.

e. Konsep dan Strategi Penilaian Kurikulum 2013 Revisi

Penilaian merupakan salah satu bagian dari pembelajaran yang


dimaksudkan untuk mengukur kemampuan peserta didik dalam
mengikuti proses pembelajaran. Menurut Permendikbud No. 23
tentang standar penilaian pendidikan, penilaian hasil belajar
peserta didik pada jenjang pendidikan dasar dan menengah
didasarkan pada prinsip-prinsip antara lain:

1) sahih berarti penilaian diambil dari data yang mencerminkan


kemampuan yang diukur.
2) objektif berarti penilaian berbasis pada standar dan tidak
dipengaruhi factor subjektivitas penilai.
3) adil berarti penilaian tidak menguntungkan atau merugikan
peserta didik karena berkebutuhan khusus serta perbedaan
latar belakang agama, suku, budaya, adat, istiadat, status
sosial, ekonomi dan gender.
4) terpadu berarti penilaian merupakan salah satu komponen
yang tidak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran.
5) terbuka berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar
pengambilan keputusan dapat diketahui oleh pihak yang
berkepentingan.
6) menyeluruh dan berkesinambungan, berarti penilaian
mencakup semua aspek kompetensi dengan menggunakan
berbagai teknik penilaian yang sesuai, untuk memantau dan
menilai perkembangan kemampuan peserta didik.
7) sistematis berarti penilaian dilakukan secara berencana dan
bertahap dengan mengikuti langkah-langkah baku.
8) beracuan kriteria berarti penilaian didasarkan pada ukuran
pencapaian kompetensi yang ditetapkan.
9) akuntabel berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan,
baik dari segimekanisme, prosedur, teknik, maupun hasilnya.

Kurikulum 2013 revisi terdapat tiga ranah yang dinilai yaitu


penilaian sikap dan perilaku ( attitude and behavior pembiasaan
dan pembudayaan), pengetahuan dan keterampilan. Proses
penilaian lebih sederhana, mudah untuk dilakukan bagi guru dan
tetap mengutamakan prinsip dan kaidah penilaian. Penilaian yang
dilakukan tidak hanya penilaian atas pembelajaran (assessment of
learning), melainkan juga penilaian untuk pembelajaran
(assessment for learning) dan penilaian sebagai pembelajaran
(assement as learning).

Instrumen penilaian kurikulum 2013 revisi dalam Peremendikbud


No. 23 dikelompokkan menjadi tiga yaitu:

1) Instrumen penilaian yang digunakan oleh pendidik dalam


bentuk penilaian berupa tes, pengamatan, penugasan,
perseorangan atau kelompok, dan bentuk lain yang sesuai
dengan karakteristik kompetensi dan tingkat perkembangan
peserta didik.
2) Instrumen penilaian yang digunakan oleh satuan Pendidikan
dalam bentuk penilaian akhir dan/atau ujian sekolah/madrasah
memenuhi persayaratan substansi, kontruksi, dan bahasa, serta
memiliki bukti validitas empirik.
3) Instrumen penilaian yang digunakan oleh pemerintah dalam
bentuk UN memenuhi persayaratan substansi, konstruksi,
bahasa, dan memiliki bukti validias empirik serta
menghasilkan skor yang dapat diperbandingkan antarsekolah,
antardaerah, dan antartahun.

Jadi dapat disimpulkan konsep dan strategi penilaian dalam


kurikulum 2013 revisi yaitu dalam kurikulum 2013 terdapat tiga
komponen utama yaitu penilaian sikap, keterampilan, dan
pengetahuan. Penilaian tersebut dilakukan tidak hanya penilaian
atas pembelajaran, melainkan juga penilaian untuk pembelajaran
dan penilaian sebagai pembelajaran dengan memperhatikan
prinsip, instrumen serta mekanisme prosedur penilaian dalam
kurikulum 2013 revisi.

2. Pengertian Standar Penilaian Pendidikan


Standar penilaian pendidikan dalam kurikulum 2013
sebagaimana disebutkan dalam permendikbud No 23 Tahun 2016,
pasal 1 angka 1 menyatakan bahwa Standar Penilaian Pendidikan
adalah kriteria mengenai lingkup, tujuan, manfaat, prinsip,
mekanisme, prosedur, dan instrument penilaian hasil belajar
peserta didik.

Penilaian pendidikan sebagai proses pengumpulan data dan


pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar
peserta didik mencakup: penilaian otentik, penilaian diri, penilaian
berbasis portofolio, ulangan, ulangan harian, ulangan tengah
semester, ulangan akhir semester, ujian tingkat kompetensi, ujian
mutu tingkat kompetensi, ujian nasional, dan ujian
sekolah/madrasah (Permendikbud, 2016). Lingkup penilaian
pendidikan pada pendidikan dasar dan Pendidikan menengah
sebagaimana dijelaskan pada Permendikbud No 23 Tahun 2016
terdiri dari:

a. Penilaian hasil belajar oleh pendidik bertujuan untuk


memantau dan mengevaluasi proses, kemajuan belajar, dan
perbaikan hasil belajar peserta didik secara
berkesinambungan.
b. Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan bertujuan
untuk menilai pencapaian Standar Kompetensi Lulusan
untuk semua mata pelajaran.
c. Penilaian hasil belajar oleh Pemerintah bertujuan untuk
menilai pencapaian kompetensi lulusan secara nasional
pada mata pelajaran tertentu.

Permendikbud No. 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian


Pendidikan menjelaskan bahwa “penilaian hasil belajar peserta
didik pada pendidikaan dasar dan pendidikan menengah meliputi
aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan”. Dijelaskan sebagai
berikut :

a. Penilaian sikap merupakan kegiatan yang dilakukan oleh


pendidik untuk memperoleh informasi deskriptif mengenai
perilaku peserta didik;
b. Penilaian pengetahuan merupakan kegiatan yang dilakukan
untuk mengukur penguasaan pengetahuan peserta didik;
c. Penilaian keterampilan merupakan kegiatan yang dilakukan
untuk mengukur kemampuan peserta didik menerapkan
pengetahuan dalam melakukan tugas tertentu; dan
d. Penilaian pengetahuan dan keterampilan dilakukan oleh
pendidik, satuan pendidik, dan/ atau Pemerintah.

Kurikulum 2013 revisi lebih menekankan untuk tercapainya


kompetensi sikap, pengetahuan dan keteramapilan. Dan dalam
pelaksanaan penilaian hasil belajar mengacu pada tiga komponen
kompetensi di atas yaitu penilaian sikap, penilaian kompetensi
sikap melalui cara observasi, penilaian diri, penilaian antar teman
oleh peserta didik dan jurnal. Penilaian kompetensi pengetahuan
melalui cara tes tulis, tes lisan, dan penugasan. Dan penilaian
kompetensi keterampilan melalui penilaian kinerja, tes praktik,
projek, dan penilaian portofolio.

Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa standar


penilaian pendidikan adalah standar yang mengatur tentang
berbagai kegiatan pendidik, satuan pendidik, dan pemerintah
dalam menilai hasil belajar peserta didik. Dalam penilaian hasil
belajar peserta didik pada Kurikulum 2013 revisi terdapat tiga
aspek yaitu aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan.

3. Tujuan Penilaian
Menurut Permendikbud (2016) Penilaian adalah proses
pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur
pencapaian hasil belajar peserta didik. Penilaian hasil belajar oleh
pendidik bertujuan untuk memantau dan mengevaluasi proses,
kemajuan belajar, dan perbaikan hasil belajar peserta didik secara
berkesinambungan. Prinsip-prinsip penilaian hasil belajar
berdasarkan Permendikbud No. 23 tentang standar penilaian
pendidikan meliputi:
a) Sahih, berarti penilaian didasrkan pada data yang
mencerminkan kemampuan yang diukur;
b) Objektif berarti penilaian didasrkan pada prosedur dan
kriteria yang jelas, tidak dipengaruhi subjektivitas penilai;
c) Adil, berarti penilaian tidak menguntungkan atau merugikan
peserta didik karena berkebutuhan khusus serta perbedaan
latar belakang agama, suku, budaya, adat istiadat, status
sosial ekonomi, dan gender;
d) Terpadu, berarti penilaian merupakan salah satu komponen
yang tak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran;
e) Terbuka, berarti prosedur penilaian, criteria penilaian, dan
dasar pengambilan keputusan dapat diketahui oleh pihak
yang berkepentingan;
f) Menyeluruh dan berkesinambungan, berarti penilaian
mencakup semua aspek kompetensi dengan menggunakan
berbagai Teknik penilaian yang sesuai, untuk memantau dan
menilai perkembangan kemampuan peserta didik;
g) Sistematis, berarti penilaian dilakukan secara berencana dan
bertahap dengan mengikuti langkah-langkah baku;
h) Beracuan kriteria, berarti penilaian didasarkan pada ukuran
pencapaian kompetensi yang ditetapkan; dan
i) Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan,
baik dari segimekanisme, prosedur, teknik, maupun hasilnya.

Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa dalam


melaksanaan penilaian dalam kurikulum 2013 revisi terdapat
beberapa prinsip yang sudah diatur dalam permendikbud.

4. Mekanisme pelaksanan penilaian dalam kurikulum 2013


Mekanisme dan prosedur penilaian dalam kurikulum 2013
revisi adalah penilaian hasil belajar pada jenjang pendidikan dasar
dan menengah dilaksanakan oleh pendidik, satuan pendidik,
Pemerintah dan/atau lembaga mandiri. Penilaian hasil belajar
dilakukan dalam bentuk penilaian otentik, penilaian diri, penilaian
projek, ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir
semester, ujian tingkat kompetensi, ujian mutu tingkat kompetensi,
ujian sekolah dan ujian nasional (Permendikbud, 2016).

Mekanisme penilaian dalam kurikulum 2013 pada dasarnya


merupakan langkah-langkah yang harus dilakukan oleh guru dalam
melaksanakan penilaian. langkah-langkah penilaian dalam
kurikulum 2013 yaitu dilaksankan melalui tahap perencanaan,
penentuan KKm, penilaian akhir. Hasil belajar peserta didik
meliputi penilaian sikap dilaporkan dalam bentuk deskripsi
sedangkan penilaian pengetahuan dan keterampilan dilaporkan
dalam bentuk nilai, predikat dan deskripsi.

Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan mekanisme


pelaksanaan penilaian kurikulum 2013 dilaksanaka oleh pendidik,
satuan pendidik, Pemerintah dan/atau lembaga mandiri. Dan
melaksankan langkah-langkah yang sudah diatur dalam
Permendikbud.

5. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki oleh siswa
setelah menjalani proses pembelajaran. Menurut Dimyati dan
Mudjiono (2010) hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi
tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar
diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil
belajar merupakan berakhirnya pengajaran dari puncak proses
belajar Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua
faktor utama yaitu faktor dari dalam diri siswa dan faktor yang
datang dari luar diri siswa.

Oleh karena itu apabila siswa mempelajari pengetahuan


tentang konsep, maka kemampuan yang diperoleh adalah berupa
penguasaan konsep (Slameto, 2003). Hasil belajar siswa pada
hakikatnya adalah perubahan mencakup bidang kognitif, afektif
dan psikomotoris yang berorientasi pada proses belajar yang
dialami siswa. Namun tidak semua perubahan merupakan hasil
belajar (Sudjana, 2005).

Perubahan itu akan merupakan hasil belajar bila memiliki


ciri-ciri berikut menurut (Slameto, 2010) :

a. Perubahan terjadi secara sadar, artinya seseorang yang


belajar akan menyadari adanya suatu perubahan.
b. Perubahan bersifat berkesinambungan dan fungsional.
c. Perubahan bersifat positif dan aktif.
d. Perubahan yang terjadi bukan bersifat sementara.
e. Perubahan dalam belajar mempunyai tujuan dan arah
tertentu.

Pada prinsipnya belajar adalah kegiatan yang dilakukan


secara sadar oleh seseorang yang menghasilkan perubahan tingkah
laku pada dirinya, baik dalam bentuk sikap dan nilai yang positif
maupun pengetahuan yang baru.

6. Pembelajaran Tematik di SD

a. Pengertian Pembelajaran Tematik

Dalam pelaksanaan kurikulum 2013, pembelajaran untuk


tingkat SD/MI sederajat melaksanakan pembelajaran tematik
terpadu. Sebagaimana tercantum dalam salinan lampiran
Permendikbud No. 65 tahun 2013 tentang standar proses bahwa
pembelajran teamatik terpadu di SD/MI/SDLB/Paket A disesuaikan
dengan tingkat perkembangan siswa. Pembelajaran tematik
dimaknai sebagai pembelajaran yang dirancang berdasarkan tema-
tema tertentu. Dalam pembahasannya tema itu ditinjau dan berbagai
mata pelajaran. Sebagai contoh, tema “Air” dapat ditinjau dari mata
pelajaran fisika, biologi, kimia, dan matematika. Lebih luas lagi,
tema itu dapat ditinjau dari bidamg studi lain, seperti IPS, bahasa,
dan seni. Pembelajaran tematik menyediakan keluasan dan
kedalaman implementasi kurikulum, menawarkan kesempatan yang
sangat banyak pada siswa untuk memunculkan dinamika dalam
pembelajaran (Trianto, 2010).
Pembelajaran tematik sebagai model pembelajaran termasuk
salah satu tipe/jenis daripada model pembelajaran terpadu. Istilah
pembelajaran tematik pada dasarnya adalah model pembelajaran
terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata
pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna
kepada siswa (Depdiknas, 2006). Dengan demikian dapat
disimpulkan pengertian pembelajaran tematik yaitu pembelajaran
yang dirancang berdasarkan tema-tema tertentu dan pembelajaran
tematik sebagai model pembelajaran yang mengkaitkan beberapa
matapelajaran.
b. Karakteristik Pembelajaran Tematik Terpadu

Menurut Daryanto (2014), pembelajaran tematik memiliki


ciriciri atau karakteristik sebagai berikut :

(1) Berpusat pada siswa

(2) Memberikan pengalaman langsung kepada siswa (direct


experiences).

(3) Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas, fokus


pembelajaran diarahkan kepada pembahasan tema-tema
yang paling dekat berkaitan dengan kehidupan siswa.

(4) Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran.

(5) Pembelajaran tematik bersifat luwes (fleksibel).

(6) Hasil pembelajaran sesuai dengan minat kebutuhan


siswa.
(7) Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan
menyenangkan.

Diterapkannya pembelajaran tematik menjadi suatu model


pembelajaran di sekolah dasar yang memiliki karakteristik yang
disesuaikan dengan perkembangan pendidikan pada saat ini. Sesuai
dengan ciri-ciri atau karakteristik yang ada diatas karakteristik
pembelajaran tematik yang berpusat pada siswa disesuaikan dengan
pendekatan belajar modern yang lebih banyak menempatkan siswa
sebagai subyek belajar sedangkan guru lebih banyak penerapannya
sebagai fasilitator untuk memberikan kemudahan-kemudahan bagi
siswa dalam aktivitas belajar. Pembelajaran tematik dapat
memberikan pengalaman langsung kepada siswa, dengan
memberikan pengalaman langsung terhadap siswa dalam proses
pembelajaran sehari-hari siswa dapat dihadapakan pada sesuatu
yang nyata (konkrit) untuk lebih memahami hal-hal yang abstarak.
Dalam pembelajaran tematik pemisahan mata pelajaran tidak begitu
jelas hal ini bertujuan untuk memfokuskan siswa dalam proses
pembelajaran dan membahas tema-tema yang paling dekat dengan
kehidupan siswa.

Dengan demikian dapat disimpulkan karakteristik


pembelajaran tematik yang berpusat pada siswa dan memberikan
pengalaman langsung terhadap siswa untuk dihadapkan terhadap
suatu yang nyata. Dan menyajikan konsep dari berbagi
matapelajaran agar mengefesiensikan bahan ajar yang digunakan
guru. Dan menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan
menyenangakan agar siswa tidak mudah merasa bosan.

c. Keunggulan dan Manfaat Model Pembelajaran Tematik Terpadu

Pembelajaran tematik sebagai bagian dari pembelajaran terpadu


memiliki banyak keuntungan yang dapat dicapai yakni :
1) Memudahkan pemusatan perhatian pada satu tertentu.

2) Siswa mampu mempelajari pengetahuan dan mengembangkan


berbagai kompetensi dasar antar isi mata pelajaran dalam tema
yang sama.

3) Pemahaman materi pelajaran lebih mendalam dan berkesan.

4) Kompetensi dasar dapat dikembangkan lebih baik dengan


mengaitkan mata pelajaran lain dengan pengalaman pribadi
siswa.

5) Lebih dapat dirasakan manfaat dan makna belajar karena materi


disajikan dalam konteks tema yang jelas.

6) Siswa lebih bergairah belajar karena dapat berkomunikasi dalam

situasi nyata, untuk mengembangkan suatu kemampuan dalam


suatu mata pelajaran dan sekaligus dapat mempelajari mata
pelajaran lain.

7) Guru dapat menghemat waktu, sebab mata pelajaran yang


disajikan secara tematik dapat dipersiapkan sekaligus, dan
diberikan dalam dua atau tiga pertemuan, dan waktu selebihnya
dapat dimanfaatkan untuk kegiatan remedial, pemantapan, atau
pengayaan materi (Trianto, 2011).

Keunggulan pada pembelajaran tematik yang telah


disebutkan diatas dapat ditinjau dari aspek guru dan siswa
keunggulan pembelajaran tematik bagi guru yaitu, guru memiliki
lebih banyak waktu dalam proses pembelajaran sebab mata
pelajaran yang disajikan secara tematik, materi pembelajaran tidak
dibatasi oleh jam, melainkan dapat dilanjutkan sepanjang jam
sekolah. Dalam proses pembelajaran mata pelajaran dan topik yang
diajarkan secara logis dan alami karena materi yang disajikan dalam
konteks tema yang jelas dan berhubungan dengan kehidupan sehari-
hari.
Keunggulan pembelajaran tematik pada siswa yaitu, siswa
lebih memfokuskan diri pada proses belajar, daripada hasil belajar
karena siswa lebih bergairah belajar dan dapat berkomunikasi dalam
situasi nyata, untuk mengembangkan suatu kemampuan dalam suatu
mata pelajaran dan sekaligus dapat mempelajari mata pelajaran lain.
Menurut Daryanto (2014), ada beberapa manfaat yang dapat
dipetik dari pelaksanaan pembelajaran tematik, yaitu:
1) Dengan menggambungkan beberapa kompetensi dasar dan
indikator serta isi mata pelajaran akan terjadi penghematan,
karena tumpang tindih materi dapat dikurangi bahkan
dihilangkan;
2) Siswa mampu melihat hubungan-hubungan yang bermakna
sebab isi/materi pembelajaran lebih berperan sebagai sarana
atau alat bukan tujuan akhir;
3) Pembelajaran menjadi utuh sehingga siswa akan mendapat
pengertian mengenai proses dan materi yang tidak
terpecahpecah;
4) Dengan adanya pemaduan antar mata pelajaran maka
penguasaan konsep akan semakin baik dan meningkat.
Dengan demikian dapat disimpulkan keunggulan dan
manfaat pada pembelajaran tematik yaitu, dalam keunggulan
pembelajaran tematik dapat ditinjau dari aspek guru dan siswa, guru
lebih memiliki banyak waktu dalam proses pembelajaran sedangkan
siswa mampu fokus dalam proses belajar. Dan manfaat dari
pembelajaran tematik pembelajaran menjadi utuh sehingga siswa
akan mendapat pengertian pembelajaranmu mengenai proses dan
materi yang tidak terpecah-pecah.
B. Kajian Penelitian Yang Relevan
Peneliti bukanlah satu-satunya orang yang meneliti masalah
tersebut karena telah ada penelitian terdahulu yang membahas
tentang pelaksanaan penilaian dalam kurikulum 2013. Hasil
penelitian terdahulu digunakan sebagai referensi bagi peneliti untuk
mendukung penelitian yang akan dilakukan.

Berdasarkan hasil penelitian yang berjudul “Pelaksanaan


penilaian Pembelajaran Tematik Di SD Purwantoro 1 Kota Malang
dan Mi Nurul islam tajinan Kabupaten Malang” tahun 2014 (
Ekowati, 2014) dan “Analisis Penilaian Autentik Menurut
Pembelajaran Kurikulum 2013 pada kelas IV SD No. 4 Banyusari”
tahun 2015 ( Merta, dkk, 2015) diketahui bahwa pelaksanaan
penilaian autentik pada kelas IV SD No. 4 Banyuasri berada pada
kategori amat baik dengan nilai yang diperoleh sebesar 93,75.
Penilaian yang dilaksanakan guru sudah berpedoman pada
perencanaan yang telah dibuat.

Penilaian yang dilakukan sudah mampu mengukur


kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan siswa, meskipun
perencanaan dan pelaksanaan penilaian autentik berjalan dengan
baik, tetapi masih ada hambatan yang dialami guru, yaitu banyaknya
jumlah peserta didik, banyaknya penilaian yang harus dilakukan, dan
ketersediaan waktu dalam melakukan penilaian.

Perbedaan antara penelitian terdahulu dengan penelitian


yang dilakukan adalah subjek dan objek penelitiannya. Penelitian
terdahulu melakukan analisis pelaksanaan penilaian pembelajaran
tematik di SDN Purwantoro 1 Malang, dan pada SD No. 4
Banyusari, namun pembahasannya pelaksanaan penilaian kurikulum
yang lama.
Sedangkan penelitian yang akan dilakukan, memiliki fokus
penelitian yaitu melakukan analisis pelaksanaan penilaian hasil
belajar tematik dalam kurikulum 2013 revisi pada kelas I dan IV di
SDN Rowogempol I Pasuruan. Persamaan penelitian yang akan
dilakukan peneliti dengan penelitian terdahulu, sama-sama meneliti
pelaksanaan penilaian hasil pembelajaran tematik, pemahaman guru
dalam pelaksanaan penilaian pembelajaran tematik dalam kurikulum
2013.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia
agar memiliki kemampuan sebagai pribadi dan warga negara yang beriman,
produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara dan peradaban dunia
(Kemendikbud 2013).

Dengan demikian dapat di tarik kesimpulan bahwa,


kurikulum 2013 bertujuan dapat membentuk dan meningkatkan sumber
daya manusia sebagai model pembangunan bangsa dan negara Indonesia
serta meningkatkan persaingan yang sehat antar satuan pendidikan tentang
kualitas pendidikan yang akan dicapai. Karena sekolah diberikan
keleluasaan untuk mengembangkan Kurikulum 2013 sesuai kondisi satuan
pendidikan, kebutuhan peserta didik dan potensi daerah.

B. Saran
Penulis menyadari bahwa makalah diatas banyak sekali kesalahan
danjauh dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut
dengan berpedoman pada banyak sumber yang dapat
dipertanggungjawabkan. Maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan
saranmengenaipembahasanmakalah dalam kesimpulan di atas.
DAFTAR RUJUKAN

Abidin, Yunus. 2014. Desain Sistem Pembelajaran dalam Konteks Kurikulum


2013. Bandung: PT Refika Aditama
Idi, Abdullah. 2014. Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek.Jakarta:PT
Rajagrafindo Persada
Kemendikbud. 2014. Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013 Mata
Pelajaran Matematika SMA/SMK Tahun Ajaran 2014/2015. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai