Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH TELAAH KURIKULUM

“Perubahan Standar Kopetensi, Standar Isi, Standar Proses, dan Standar Penilaian
Dalam Pengembangan Kurikulum 2013 Revisi”

DOSEN PENGAMPU: Susilawati Amdayani,S.Pdi.,

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 3

Tio Fanny Elisabeth Hutasoit 4213331021

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah senantiasa memberkati dalam
menyelesaikan Makalah ini, adapun tugas ini dikerjakan untuk memenuhi mata kuliah Telaah
Kurikulum. Kami telah menyusun Makalah ini dengan sebaik-baiknya tetapi mungkin masih ada
kekurangan-kekurangan untuk mencapai kesempurnaan. Saya selaku penulis menerima berbagai
kritik yang sifatnya membangun agar Makalah ini menjadi lebih baik lagi.

Selanjutnya, saya berharap semoga Makalah ini bisa memberikan manfaat serta menambah
wawasan bagi para pembaca. Semoga Makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sebelumnya saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan dan kata-kata yang kurang
berkenan.

Medan, 19 April 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i

DAFTAR ISI.............................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ...................................................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kurikulum .......................................................................................................... 3

2.2 Elemen Perubahan Kurikulum ............................................................................................. 4

2.3 Perbedaan Kurikulum Yang Terjadi ................................................................................... 11

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ......................................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penyelenggaraan pendidikan sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-undang
No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional diharapkan dapat memujudkan proses
berkembangnya kualitas pribadi peserta didik sebagai generasi penerus bangsa dimasa depan, yang
diyakini akan menjadi faktor determinan bagi tumbuh kembangnya bangsa dan negara indonesia
sepanjang zaman.

Dari sekian banyak unsur unsur sumber daya pendidikan, kurikulum merupakan salah satu
unsur yang memberikan kontribusi yang signifikan mewujudkan proses berkembangnya kualitas
potensi peserta didik. Jadi tidak dapat disangkal lagi bahwa kurikulum yang dikembangkan dengan
berbasis pada kompetensi sangat diperlukan sebagai instrumen untuk mengarahkan peserta didik
menjadi : (1) manusia berkualitas yang mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang
selalu berubah, dan (2) manusia terdidik yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan (3) warga negara yang demokratis
dan bertanggung jawab.

Kurikulum sebagaimana yang ditegaskan dalam Pasal 1 Ayat (19) Undang-undang No.20
Tahun 2003 adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran
serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk
mencapai tujuan pendidikan tertentu. Pengembangan kurikulum 2013 merupakan langkah lanjutan
Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang telah dirintis pada tahun 2004 dan
KTSP 2006 yang mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu.

1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam makalah ini adalah
tentang :
1. Apa itu kurikulum ?
2. Apa saja elemen-elemen pada perubahan kurikulum
3. Faktor perubahan kurikulum
4. Perbedaan kurikulum 2013 dengan KTSP 2006

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kurikulum


Kurikulum 2013 adalah kurikulum terbaru yang diluncurkanoleh Depertemen Pendidikan
Nasional mulai tahun 2013 ini sebagai bentuk pengembangan dari kurikulum sebelumnya yaitu
kurikulum 2006 atau Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang mencakup kompetensi sikap,
pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu. Hal ini senada dengan apa yang ditegaskan dalam
pasal ! ayat 29 undang no. 20 tahun 2003 bahwa kurikulum merupakan mengenai tujuan, isi, dan
bahan pelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Kurikulum 2013 ini diberlakukan sacara bertahap mulai tahun ajaran 2013-2014 melalui
pelaksanaan terbatas, khususnya bagi sekolah-sekolah yang sudah siap melaksaanakannya. Pada
Tahun Ajaran 2013/2014, Kurikulum 2013 dilaksanakan secara terbatas untuk kelas I dan IV
Sekolah Dasar/Madrasah Ibtida’yah (SD/MI), Kelas VII Sekolah Menengah Pertama/Madrasah
Tsanawiyah (SMP/MTs), dan Kelas X Sekolah Menengah Atas/Sekolah Menengah
Kejuruan/Madrasah Aliyah (SMA/SMK/MA/MAK). Pada Tahun Ajaran 2015/2016 diharapkan
Kurikulum 2013 telah dilaksanakan di seluruh kelas X sampai Kelas XII.
Menjelang implementasi Kurikulum 2013, penyiapan tenaga guru dan tenaga kependidikan
lainnya sebagai pelaksana kurikulum di lapangan perlu dilakukan. Sehubungan dengan itu, Badan
Pengembangan Sumberdaya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu
Pendidikan (BPSDMPK dan PMP), telah menyiapkan strategi Pelatihan Implementasi Kurikulum
2013 bagi guru, kepala sekolah, dan pengawas.
Pada tahun 2013 pelatihan akan dilakukan bagi pengawas SD/SMP/SMA/SMK, kepala
sekolah SD/SMP/SMA/SMK, dan guru Kelas I dan IV SD, guru Kelas VII SMP, dan guru Kelas
X SMA/SMK. Guna menjamin kualitas pelatihan tersebut, maka BPSDMPK dan PMP telah
menyiapkan 14 modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013, sesuai dengan kelas, mata
pelajaran dan jenjang pendidikan. Makalah ini diharapkan dapat membantu smua pihak
menjalankan tugas dalam Pelatihan Implementsi Kurukulum 2013.

3
2.2 Elemen Perubahan Kurikulum

Elemen-elemen perubahan kurikulum 2013 mencakup Standar Kompetensi Lulusan


(SKL), Standar Isi (SI), Standar Proses, dan Standar Penilaian

Untuk elemen SKL, semua jenjang pendidikan mulai dari SD sampai dengan SMA/SMK
menuntut adanya peningkatan dan keseimbangan soft skill dan hard skill yang meliputi aspek
kompetensi sikap (afektif, attitude), ketrampilan (psikomotor), dan pengetahuan (kognitif).

Untuk elemen Standar Isi, kedudukan mata pelajaran kompetensi yang semula
diturunkan dari mata pelajaran berubah menjadi mata pelajaran dikembangkan dari kompetensi.
Untuk pendekatan yang dilakukan adalah: jenjang SD tematik terpadu dalam semua mata
pelajaran, jenjang SMP kompetensi dikembangkan melalui mata pelajaran, jenjang SMA
kompetensi dikembangkan melalui mata pelajaran, sedangkan jenjang SMK kompetensi
dikembangkan melalui kejuruan (vokasional).

Untuk elemen Standar Proses, bahwa semua siswa (mulai SD s.d. SMA/SMK) harus
memiliki kemampuan untuk mengamati, menanya, mengolah, menyajikan, menyimpulkan,
bahkan sampai mencipta. Belajar tidak hanya terjadi di dalam kelas, tapi juga boleh di luar kelas
seperti perpustakaan, bengkel sekolah, industri/instansi terkait, dan bahkan masyarakat sekitar.
Guru bukan satu-satunya sumber belajar, tapi juga dapat diperoleh dari buku, koran, TV, radio,

4
internet. Dan sikap (attitude) tidak diajarkan secara verbal, tetapi siswa akan lebih banyak
melihat dari apa yang dicontohkan oleh guru dengan memberikan suri tauladan yang baik.

Untuk elemen Standar Penilaian, jika biasanya nilai diambil dari sebuah tes/ujian maka
diubah menjadi penilaian yang otentik (mengukur semua kompetensi mulai dari sikap,
ketrampilan, dan pengetahuan berdasarkan proses dan hasil kerja. Setiap siswa memiliki semua
rekaman kegiatan berupa portofolio yang dibuat oleh siswa sendiri sebagai instrumen utama
penilaian. Ekstrakurikuler Pramuka akan menjadi wajib pada semua jenjang pendidikan dasar
sampai menengah. Proses yang mendukung kreatifitas antara lain

Selanjutnya dalam Kurikulum 2013 terdapat elemen utama perbaikan kurikulum 2013
seperti terlihat dalam gambar di bawah ini.

5
Selanjutnya Kurikulum 2013 mengusung adanya keseimbangan antara sikap, pengetahuan,
dan keterampilan untuk membangun soft skills dan hard skills seperti terlihat pada gambar berikut
ini

Berdasarkan gambar 1.2 di atas, elemen perubahan jenjang SD, SMP, SMA, SMK dalam
kompetensi lulusan adalah adanya peningkatan dan keseimbangan soft skills dan hard skills yang
meliputi aspek kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Elemen perubahan kedudukan
mata pelajaran (isi) adalah kompetensi yang semula diturunkan dari mata pelajaran berubah
menjadi mata pelajaran dikembangkan dari kompetensi. Elemen pendekatan (isi) kompetensi yang
dikembangkan di SD adalah tematik terpadu dalam semua mata pelajaran dengan pendekatan
saintifik, di SMP tematik terpadu pada IPA dan IPS, dan mapel, di SMA mapel, di SMK
vokasional.

Adanya keseimbangan soft skills dan hard skills tersebut dapat terlihat pada gambar di bawah
ini.

6
Berdasarkan gambar di atas dapat dijelaskan bahwa salah satu karakteristik Kurikulum
2013 adanya keseimbangan antara sikap, pengetahuan, dan keterampilan untuk membangun soft
skills dan hard skills peserta didik dari mulai jenjang SD, SMP, SMA/ SMK, dan PT seperti yang
diungkapkan Marzano (1985) dan Bruner (1960). Pada jenjang SD ranah attitude harus lebih
banyak atau lebih dominan dikenalkan, diajarkan dan atau dicontohkan pada anak, kemudian
diikuti ranah skill, dan ranah knowledge lebih sedikit diajarkan pada anak. Hal ini berbanding
terbalik dengan membangun soft skills dan hard skills pada jenjang PT. Di PT ranah knowledge
lebih dominan diajarkan dibandingkan ranah skills dan attitude.

7
Berdasarkan gambar 1.4, terdapat perluasan dan pendalaman taksonomi dalam proses
pencapaian kompetensi. Dalam kurikulum 2013 untuk jenjang SD, SMP, SMA, dan PT
memadukan lintasan taksonomi sikap (attitude) dari Krathwohl, keterampilan (skill) dari Dyers,
dan Pengetahuan (knowledge) dari Bloom dengan revisi oleh Anderson.
Banyak penelitian menunjukkan bahwa kreativitas dapat dipelajari dan dapat diterapkan dimana
saja, sehingga pendidikan harus diarahkan pada penguatan keterampilan kreatif. Terdapat
beberapa perkembangan pemahaman tentang kreativitas. Pemahaman lama terhadap istilah kreatif
hanya berlaku untuk dunia seni, kini berkembang untuk bidang yang lain termasuk pendidikan.
Menurut Dyers, 2/3 dari kemampuan kreativitas seseorang diperoleh melalui pendidikan, 1/3
sisanya berasal dari genetik. Hal tersebut menunjukkan bahwa kreativitas terbentuk bukan hanya
karena bakat namun dapat dipelajari.

Terdapat beberapa hukum dalam kreativitas, yakni (1) kreativitas itu menular (Einstein
Law), (2) kretivitas itu benda gas (Nathan Law), (3) kreativitas hanya dibatasi oleh ambisi dan
imajinasi, (4) berlaku hukum universal pengetahuan (Wiener). Pada kreativitas juga tidak berlaku
hukum kekekalan massa, tidak berlaku hukum kekekalan energi, tidak berlaku hukum beda
potensial. Hukum tersebut menjelaskan bahwa kreativitas merupakan sesuatu aktivitas yang bisa
dipelajari bersama. Kegiatan yang dilakukan secara kolaboratif akan menularkan kreativitas dalam
kelompoknya. Pada pelaksanaan pembelajaran guru juga perlu menyediakan “ruang” pada

8
anak untuk mengembangkan kreativitasnya seluas mungkin karena kreativitas memiliki hukum
layaknya gas yang menempati ruangnya. Untuk itu aktivitas pembelajaran hendaknya dirancang
agar peserta didik bisa bebas mengeksplorasi ide-ide dan kemampuannya dalam mengerjakan
tugas. Tampunglah semua ide-ide tersebut, kemudian diskusikan bersama untuk menetapkan ide
mana yang bisa diwujudkan. Dengan demikian peserta didik akan terbiasa untuk menggali potensi
dan kreativitasnya dalam proses belajar.

Berdasarkan gambar 1.5 menjelaskan ruang lingkup keterpaduan dan prosesnya yang
mencakup:
a. keterpaduan dalam mapel (integrasi vertikal) bersifat intradisipliner,
b. keterpaduan antarmapel (integrasi horizontal) yang bersifat multidisipliner dan
interdisipliner
c. keterpaduan luar mapel yang bersifat berbasis konteks melalui observasi

Langkah penguatan terjadi pada proses pembelajaran dan proses penilaian. Penguatan pada
proses pembelajaran karakteristik penguatannya mencakup:
a. menggunakan pendekatan saintifik melalui mengamati, menanya, mencoba, menalar dan
mengkomunikasikan dengan tetap memperhatikan karakteristik siswa,

9
b. menggunakan ilmu pengetahuan sebagai penggerak pembelajaran untuk semua mata
pelajaran,
c. menuntun siswa untuk mencari tahu, bukan diberitahu (discovery learning), dan
d. menekankan kemampuan berbahasa sebagai alat komunikasi, pembawa pengetahuan dan
berpikir logis, sistematis, dan kreatif.

Penguatan pada penilaian pembelajaran karakteristik penguatannya mencakup:


a. mengukur tingkat berpikir mulai dari rendah sampai tinggi,
b. menekankan pada pertanyaan yang membutuhkan pemikiran mendalam (bukan sekedar
hafalan),
c. mengukur proses kerja siswa, bukan hanya hasil kerja siswa, dan
d. menggunakan portofolio pembelajaran siswa.

2.3 Perbedaan Kurikulum Yang Terjadi


Tabel Perbedaan Esensial Kurikulum Lama Dan Baru

Kurikulum 2013 tidak mengubah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) secara
keseluruhan. Kurikulum 2013 merupakan pembaruan kurikulum KTSP yang telah berlaku.
Adapun perbedaan esensial antara Kurikulum 2013 dengan KTSP 2006 yaitu :

10
Tabel Perbedaan Esensial Kurikulum 2013

KTSP 2006 Kurikulum 2013 Keterangan


Mata Pelajaran tertentu Tiap mata pelajaran mendukung semua Semua jenjang
mendukung kompetensi kompetensi (sikap, keterampilan,
tertentu. pengetahuan)
Mata pelajaran dirancang Mata pelajaran dirancang terkait satu Semua jenjang
berdiri sendiri dan memiliki dengan yang lain dan memiliki
kompetensi dasar sendiri kompetensi dasar yang diikat oleh
kompetensi inti tiap kelas.
Bahasa Indonesia sejajar Bahasa Indonesia sebagai penghela mata SD
dengan mata pelajaran lain. pelajaran lain (sikap dan keterampilan
berbahasa)
Tiap jenis konten Bermacam jenis konten pembelajaran SD
pembelajaran diajarkan diajarkan terkait dan terpadu satu sama
terpisah (separated lain (cross curriculum atau integrated
curriculum) curriculum)
Konten ilmu pengetahuan diintegrasikan SD
dan disajikan penggerak konten
pembelajaran lainnya.
Tematik untuk kelas I-III Tematik integratif untuk kelas I-VI SD
(belum integratif)
Tiap mata pelajaran Semua mata pelajaran diajarkan dengan Semua jenjang
diajarkan dengan pendekatan pendekatan yang sama (saintifik) melalui
berbeda. mengamati, menanya, mencoba, menalara
dll.

11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Hal mendasar dari kurikulum 2013 adalah masalah pendekatan pembelajarannya. Selama
ini, pendekatan yang digunakan adalah materi. Jadi materi di berikan pada anak didik sebanyak-
banyaknya sehingga mereka menguasai materi itu secara maksimal. Bahkan demi penguasaan
materi itu, drilling sudah diberikan sejak awal, jauh sebelum siswa menghadapi ujian nasional.
Dalam pembelajaran seperti ini, tujuan pembelajaran tujuan pembelajaran yang dicapai lebih
kepada aspek kgnitif dengan menafikan aspek psikomotrik dan afektif.
Model pembelajaran adalah suatu pola yang digunakan sabagai pedoman dalam
merencanakan pembelajaran dikelas atau pembelajran dalam tutorial dan untuk menentukan
perangkat-perangkat pembelajaran termasuk didalamnya buku-buku, film, komputer, kurikulum,
dan lain-lain.

12
DAFTAR PUSTAKA

Kebudayaan, K. P. D. (2012). Pengembangan kurikulum 2013. Jakarta: Kemendikbud.


Lubis, C. A. (2022). Elemen-elemen Perubahan dalam Kurikulum 2013. ALSYS, 2(2), 207-232.
Slameto, S. (2015). Rasional dan elemen perubahan kurikulum 2013. Scholaria: Jurnal
Pendidikan Dan Kebudayaan, 5(1), 1-9.

13

Anda mungkin juga menyukai