Anda di halaman 1dari 13

KAJIAN IMPLEMETASI KURIKULUM 2013

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Kajian dan
Pengembangan Kurikulum yang dibimbing oleh Prof. Sa’dun Akbar

Kelompok 1:

1. Ananda Riska Puspita Sari (220151608570)

2. Gunawan Sakti Aji (220151602977)

3. Haidar Naila Rufaida (220151611277)

4. Meylinda Rizqi Ayu Widyasari (220151603847)

5. Sailatus Sabita Rahmawati (220151610829)

Offering A5B

Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Negeri Malang


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah tentang "Teori
Republik”.

Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah turut memberikan kontribusi dalam penyusunan makalah ini. Tentunya, tidak
akan bisa maksimal jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak. Sebagai
penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari penyusunan
maupun tata bahasa penyampaian dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami dengan
rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ini.

Kami berharap semoga makalah yang kami susun ini memberikan manfaat dan
juga inspirasi untuk pembaca.

Malang, Februari 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................................. i


DAFTAR ISI ...........................................................................................................................ii
BAB I .................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ................................................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang........................................................................................................ 1
1.2. Rumusan Masalah .................................................................................................. 2
1.3. Tujuan..................................................................................................................... 2
BAB II ................................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ..................................................................................................................... 3
2.1. Kurikulum 2013........................................................................................................... 3
2.2. Implementasi Kurikulum 2013..................................................................................... 4
2.3. Perencanaan pembelajaran tematik ........................................................................... 6
2.4. Pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan tematik ............................................ 7
2.5. Faktor Pendukung Dan Faktor Penghambat Penerapan Kurikulum 2013 ................... 8
BAB III .................................................................................................................................. 9
PENUTUP............................................................................................................................. 9
3.1 Kesimpulan ............................................................................................................. 9
3.2 Saran ...................................................................................................................... 9
DAFTAR RUJUKAN ............................................................................................................ 10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Kurikulum 2013 adalah kurikulum berbasis kompetensi,pengembangan
kurikulum 2013 diarahkan pada pencapaian kompetensi yang dirumuskan dari
Standar Kelulusan (SKL). Penyusunan kurikulum 2013 dimulai dengan
menetapkan standar kompetensi lulusan berdasarkan kesiapan peserta didik
dan tujuan pendidikan nasional. Kurikulum 2013 ditetapkan menjadi alat
penyelenggara pendidikan pertama kali pada tahun ajaran 2013/2014. Sebagai
suatu konsep kurikulum baru, kurikulum ini tidak dapat diterapkan dengan
universal dan cepat, sehingga masih sedikit sekolah yang menerapkan
kurikulum 2013.Penerapan kurikulum 2013 menimbulkan kendala yang
dihadapi oleh sekolah, guru dan peserta didik. Penambahan jam pelajaran per
minggu akan menyulitkan pihak sekolah untuk mengembangkan kurikulum.
Pada sekolah-sekolah swasta, kurikulum baru jelas menimbulkan beban
baru bagi yayasan, karena harus memfasilitasi peningkatan kualitas guru lewat
pelatihan, pengadaan perpustakaan yang lengkap, dan pendidikan tambahan
agar guru dapat mengimplementasikan kurikulum baru tersebut secara baik,
dengan biaya ditanggung sendiri oleh pihak yayasan. Pemilihan minat atau
penjurusan yang dimulai sejak peserta didik masuk dikelas X membingungkan
bagi murid baru karena mereka langsung dihadapkan dengan program IPA
atau IPS sebelum beradaptasi terlebih dahulu. Guru mempunyai peranan
penting dalam pelaksanaan kurikulum 2013, guru tidak dibebani dengan
penyusunan silabus akan tetapi lebih terarah untuk mengembangkan proses
pembelajaran sesuai dengan pedoman kurikulum 2013 dan melaksanakan
pembelajaran sesuai kompetensi–kompetensi pembelajaran. Proses
pembelajaran pada kurikulum 2013 ini diharapkan adanya interaksi yang aktif
antara siswa dengan guru, selain itu merubah pembelajaran guru menuju
berpusat pada siswa, jika dahulu biasanya yang terjadi adalah guru berbicara
dan siswa mendengar, menyimak, dan menulis, maka sekarang guru harus
lebih banyak mendengarkan siswanya saling berinteraksi, berargumen,
berdebat, dan berkolaborasi.Penilaian pembelajaran berdasarkan kurikulum

1
2013 lebih lengkap karena mengandung 3 aspek yaitu aspek sikap,
pengetahuan dan ketrampilan. Aspek sikap menunjukkan kepribadian dan
karakter siswa, aspek pengetahuan menunjukkan kecerdasan siswa dan aspek
ketrampilan menunjukkan kreativitas siswa. Penilaian pembelajaran
berdasarkan kurikulum 2013 memakai berbagai macam teknik penilaian dalam
setiap aspek, guru yang belum menguasai maka akan kesulitan dalam
penerapan penilaian memakai instrumen penilaian 2013.

1.2. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan kurikulum 2013?


2. Bagaimana implementasi kurikulum 2013 pada pembelajaran di sekolah
dasar?
3. Bagaimana perencanaan pembelajaran tematik?
4. bagaimana pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan tematik
5. Apa yang menjadi faktor pendukung dan penghambat terlaksananya kurikulum
2013 pada pembelajaran yang dilakukan?

1.3. Tujuan

1. Mengetahui bagaimana implementasi kurikulum merdeka pada pembelajaran


di sekolah dasar
2. Mengetahui bahwa penerapan kurikulum 2013 sudah berjalan efektif dan
efesien pada pembelajaran yang dilakukan di sekolah dasar
3. Mengetahui faktor pendukung dan faktor penghambat terlaksanya kurikulum
2013 pada pembelajaran yang dilakukan

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Kurikulum 2013

Menurut Kemdikbud (2013), kurikulum tahun 2013 adalah rancang bangun


pembelajaran yang didesain untuk mengembangkan potensi peserta didik, bertujuan
untuk mewujudkan generasi bangsa Indonesia yang bermartabat, beradab,
berbudaya, berkarakter, beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, menjadi warga negara yang
demokratis, dan bertanggung jawab (Kemdikbud, 2013). Kurikulum 2013
dikembangkan secara eklektik. Kurikulum 2013 diberi nama kurikulum berbasis
kompetensi dan karakter. Kurikulum 2013 ini bukanlah formula pendidikan yang baru,
tetapi merupakan tahap lanjutan dari kurikulum sebelumnya yaitu kurikulum berbasis
kompetensi (KBK) 2004 dan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) 2006. Hal
ini dapat dilihat dari target pembelajaran yang masih mengacu pada kompetensi sikap,
pengetahuan, dan ketrampilan secara terpadu (KBK). Kurikulum ini bertujuan untuk
meningkatkan proses dan hasil pendidikan, yang mengarah pada pembentukan budi
pekerti dan akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu, dan seimbang, sesuai
dengan standar kompetensi lulusan pada setiap satuan pendidikan.

Melalui implemenatsi kurikulum 2013 yang berbasis kompetensi dan berbasis


karakter, peserta didik diharapkan mampu secara mandiri meningkatkan dan
menggunakan pengetahuannya untuk mengkaji serta mempersonalisasi nilai nilai
karakter dan akhlak mulia, sehingga terwujud dalam perilaku peserta didik.

Dalam implementasi kurikulum 2013 pendidikan karakter dapat diintegrasikan


dalam seluruh kegiatan pembelajaran pada setiap bidang studi yang terdapat dalam
kurikulum. Materi pembelajaran yang berkaitan dengan norma atau nilai-nilai pada
setiap bidang studi perlu dikembangkan, dieksplisitkan, dihubungkan dengan konteks
kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, pendidikan nilai dan pembentukan karakter
tidak hanya dilakukan pada tataran kognitif, tetapi juga menyentuh internalisasi dan
pengalaman nyata dalam kehidupan sehari-hari.

3
2.2. Implementasi Kurikulum 2013

Implementasi kurikulum 2013 mengacu kepada keputusan menteri pendidikan


dan kebudayaan tentang implementasi kurikulum diantaranya sebagai berikut : Pasal
1, Bahwa implementasi kurikulum 2013 pada SD, SMP, SMA secara bertahap mulai
tahun pelajaran 2013/2014. Pasal 2, Disebutkan bahwa implementasi kurikulum pada
SD, SMP, SMA menggunakan pedoman implementasi kurikulum yang mencakup :

1. Pedoman penyusunan dan pengelolaan KTSP

2. Pedoman pengembangan muatan lokal

3. Pedoman kegiatan ektrakulikuler

4. Pedoman umum pembelajaran, dan

5. Pedoman evaluasi kurikulum

Implementasi kurikulum adalah usaha bersama antara pemerintah daerah


provinsi dengan pemerintah kabupaten/kota. Pada prakteknya, undang-undang juga
menyatakan bahwa :

1. Pemerintah bertanggung jawab dalam mempersiapkan guru dan kepala sekolah


untuk melaksanakan kurikulum

2. Pemerintah bertanggung jawab dalam melakukan evaluasi pelaksanaan kurikulum


secara nasional

3. Pemerintah provinsi bertanggung jawab dalam melakukan supervisi dan evaluasi


terhadap pelaksanaan kurikulum di provinsi terkait

4. Pemerintah kabupaten atau kota bertanggung jawab dalam memberikan bantuan


profesional kepada guru dan kepala sekolah dalam melaksanakan kurikulum di
kabupaten atau kota terkait

Proses pembelajaran di SD lebih bersifat tematik. Akan ada lebih banyak pendidikan
karakter di sekolah dasar dan lebih sedikit kelas pendidikan karakter yang lebih tinggi,
digantikan oleh kelas sains. Mempertimbangkan secara komprehensif empat standar

4
utama pendidikan yaitu standar kemampuan kelulusan, standar isi, standar proses
dan standar evaluasi, serta melakukan evaluasi secara komprehensif

Kurikulum 2013 menginginkan proses pembelajaran yang mengutamakan


pengalaman pribadi melalui observasi (menyimak, melihat, membaca), mengasosiasi,
menanya, meringkas, dan mengomunikasikan, serta menyatakan bahwa proses
pembelajaran yang diinginkan adalah proses pembelajaran yang berpusat pada
peserta didik (pembelajaran aktif yang berpusat pada siswa) memiliki sifat
pembelajaran situasional. Standar proses yang semula fokus pada Eksplorasi,
Elaborasi, dan Konfirmasi, dilengkapi dengan Mengamati, Menanya, Mengolah,
Menyaji, Menyimpulkan, dan Membuat (pengembangan mata kuliah 2013, data beta
publik, Kemendikbud) Merujuk pada tema mata kuliah 2013 dan standar proses serta
pendekatan eklektik, prinsip pembelajaran yang cocok dikembangkan untuk mata
kuliah 2013 adalah pembelajaran SPICES.

Konsep pembelajaran SPICES pertama kali dikemukakan oleh Harden


dkk.SPICES merupakan akronim dari (1) Student-centered (2) Problem-based (3)
Integrated (4) Community-based (Consumer based) (5) Elective, dan (6) ) Systematic
(Harden, dkk, 2009) Singkatan ini juga menjelaskan komponen utama dari konsep
pembelajaran SPICES. Dengan mengadaptasi perspektif Harden, dkk (2009), dalam
tulisan ini pembelajaran SPICES berarti pembelajaran dengan komponen atau
karakteristik sebagai berikut:

1. Student-centered, artinya siswa secara aktif mengembangkan pengetahuan dan


keterampilan yang dipelajari, berpartisipasi aktif dalam pengelolaan pengetahuan ,
belajar mengidentifikasi apa yang ingin diketahui, mampu mencari pengetahuan
sendiri (mandiri) dan terus belajar, memanfaatkan berbagai media, menekankan
perolehan kompetensi.

2. Problem-based, maksudnyapeserta didik dirangsang untuk mengembangkan


nalardan daya analisanya, berpikir kritis dan mampu menggunakan pengetahuan
yangtelah dimilikinya

3. Integrated, maksudnya pembelajaran didesain secara terintegrasi, baik secara


horisontal maupun vertikal

5
4. Community-based, maksudnyapembelajaran harus berorientasi pada kebutuhan
masyarakat atau pada kepentingan konsumen

5. Elective, maksudnya pembelajaran disesuaikan dengan minat, tujuan, bakat, dan


keunikan karakteristik peserta didik

6. Systematic, maksudnya pembelajaran dikembangkan dengan tujuan, materi dan


tahapan-tahapan yang jelas, logis dan tertib, sehingga para mahasiswa dapat
memperoleh pemahaman yang lebih baik dan mencapai kompetensi secara utuh

Kurikulum SD/MI menggunakan pendekatan pembelajaran tematik integratif


dari kelas I sampai kelas VI. Pembelajaran tematik integratif merupakan pendekatan
pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai mata
pelajaran ke dalam berbagai tema. Pengintegrasian tersebut dilakukan dalam dua hal,
yaitu integrasi sikap, keterampilan dan pengetahuan dalam proses pembelajaran dan
integrasi berbagai konsep dasar yang berkaitan.

Dalam pembelajaran tematik integratif, tema yang dipilih berkenaan dengan


alam dan kehidupan manusia. Untuk kelas I, II, dan III, keduanya merupakan pemberi
makna yang substansial terhadap mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Matematika, Seni-Budaya dan Prakarya, serta
Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan. Di sinilah Kompetensi Dasar dari Ilmu
Pengetahuan Alam dan Ilmu Pengetahuan Sosial yang diorganisasikan ke mata
pelajaran lain memiliki peran penting sebagai pengikat dan pengembang Kompetensi
Dasar mata pelajaran lainnya

2.3. Perencanaan pembelajaran tematik


Model pembelajaran tematik merupakan model pembelajaran yang
pengembangannya dimulai dengan menentukan topik tertentu sebagai tema atau
topik sentral, setelah tema ditetapkan maka selanjutnya tema itu dijadikan dasar
untuk menentukan dasar sub-sub tema dari bidang studi lain yang terkait
(Fogarty,1991 : 54). Penentuan tema dapat dilakukan oleh guru melalui tema
konseptual yang cukup umum tetapi produktif. Dapat pula ditetapkan dengan
negosiasi antara guru dengan siswa, atau dengan cara diskusi sesama siswa. Tema
dapat diambil dari konsep atau pokok bahasan yang ada disekitar lingkungan siswa,

6
karena itu tema dapat dikembangkan berdasarkan minat dan kebutuhan siswa yang
bergerak dari lingkungan terdekat siswa dan selanjutnya beranjak ke lingkungan
terjauh siswa.

2.4. Pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan tematik


Pembelajaran dengan pendekatan tematik adalah pembelajaran yang bertolak
dari suatu topik atau tema tertentu sebagai pusat perhatian (center of interest) yang
digunakan untuk memahami gejala-gejala dan konsep lain yang berasal dari bidang
studi yang bersangkutan maupun bidang studi lainnya (GillianColins & Hazel
Dixon,2001 :6). Dalam pembelajaran tematik, pengembangan pembelajaran dimulai
dengan menentukan tema tertentu hasil negoisasi guru dengan peserta didik, guru
sendiri, atau hasil diskusi sesama guru, kemudian dikembangkan menjadi sub-sub
tema dengan memperhatikan kaitannya dengan bidang-bidang studi, selanjutnya
sub-sub tema tersebut dikembangkan menjadi kegiatan belajar / pengalaman belajar
yang harus dilakukan peserta didik

Dengan mengadaptasi pendapat Gillians Collins & Hazel Dixon (2001),


prosedur pembelajaran tematik berindikator SPICES dalam rangka implementasi
kurikulum 2013 memiliki tiga tahap, yaitu :

1. Tahap pendahuluan, meliputi :


a. Penetapan tema dan pengembangan sub tema
b. Penyampaian tujuan pembelajaran, indikator kompetensi, dan karakter yang akan
dicapai

2. Tahap inti, mencakup :


a. Pengumpulan informasi
b. Pengolahan informasi
c. Penyusunan laporan

3. Tahap penutup, mencakup :


a. Penyajian informasi
b. Evaluasi

7
2.5. Faktor Pendukung Dan Faktor Penghambat Penerapan Kurikulum 2013

Dalam penerapan kurikulum 2013 sudah semestinya guru dan siswa memiliki
faktor pendukung tercapainya tujuan kurikulum yang baik serta faktor penghambat
yang menjadikan tujuan pendidikan yang diinginkan tidak sesuai harapan. Berikut
beberapa faktor pendukung dan faktor penghambat dalam penerapan kurikulum 2013.

a. Faktor pendukung:
1. SDM (Sumber Daya Manusia)

Hal yang dimaksudkan yaitu guru yang memiliki peran penting dalam
menyampaikan pembelajaran yang berpedoman dari kurikulum 2013. Guru harus
memahami kurikulum dengan baik supaya mampu mencapai tujuan pendidikan yang
diinginkan dengan baik. (Astuti, Haryanto, & Prihatni, 2018)

2. Sarana dan prasarana sekolah yang baik

Sarana dan prasarana sekolah yang memadai akan membuat pembelajaran yang
dilakukan berjalan dengan baik. Dimana hal tersebut menjadi sangat penting
dalam menunjang pembelajaran.

b. Faktor Penghambat:
1. Karakter peserta didik yang buruk

guru sudah semestinya mengajarkan dengan maksimal mengenai pembelajaran


yang dilaksanakan namun, jika peserta didik tersebut enggan mengikuti serta
mengerti apa yang disampaikan oleh guru maka pembelajaran yang dilaksanakan
kurang tercapai dengan baik dan hal ini pastinya akan mempengaruhi tujuan
pendidikan yang ingin dicapai.

2. Terbatasnya jumlah pengajar

Umumnya, sekolah yang terletak di pinggiran kota merupakan sekolah yang


mengalami kekurangan tenaga pendidik. Hal ini disebabkan karena tidak adanya
pengganti tenaga pengajar yang sudah pensiun. hal tersebut sangat
mempengaruhi pembelajaran yang dilakukan di sekolah dimana hal tersebut
sangat mempengaruhi penerapan kurikulum yang baik sehingga tujuan
pendidikan kurang dicapai dengan baik.

8
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kurikulum diadakan untuk membantu mencapai tujuan pendidikan yang
diinginkan dengan dijadikan pedoman dalam melakukan kegiatan belajar
mengajar. Pemerintah kabupaten atau kota bertanggung jawab dalam
memberikan bantuan profesional kepada guru dan kepala sekolah dalam
melaksanakan kurikulum di kabupaten atau kota terkait Proses pembelajaran
di SD lebih bersifat tematik.
Dalam pembelajaran tematik, pengembangan pembelajaran dimulai
dengan menentukan tema tertentu hasil negoisasi guru dengan peserta didik,
guru sendiri, atau hasil diskusi sesama guru, kemudian dikembangkan menjadi
sub-sub tema dengan memperhatikan kaitannya dengan bidang-bidang studi,
selanjutnya sub-sub tema tersebut dikembangkan menjadi kegiatan belajar/
pengalaman belajar yang harus dilakukan peserta didik. Namun dalam
penerapannya pastinya mengalami hambatan maupun dukungan.

3.2 Saran
Dalam makalah ini tentunya masih banyak kekurangan serta kesalahan
yang dilakukan oleh penulis sehingga diharapkan pembaca berkenan
memberikan kritik serta saran yang membangun bagi penulis.

9
DAFTAR RUJUKAN

Astuti, D. A., Haryanto, S., & Prihatni, Y. (2018, Juli 14). Evaluasi Implementasi
Kurikulum 2013. Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan,, 7-8. Retrieved
Februari 7, 2023, from http://jurnal.ustjogja.ac.id/index.php/wd
Mu'arif, A. N., Damayanti, F., Amalia, R., Arsfenti, T., & Darmadi. (2021).
Pengembangan Kurikulum 2013 dalam Meningkatkan Pendidikan Karakter di
Sekolah Dasar. JURNAL ILMU PENDIDIKAN, III, 55-56.
doi:https://doi.org/10.31004/edukatif.v3i1.164
Purnomo. Implementasi Kurikulum 2013 Dalam Pembelajaran Di Sekolah Dasar,
https://www.academia.edu/8873154/IMPLEMENTASI_KURIKULUM_2013_D
ALAM_PEMBELAJARAN_DI_SEKOLAH_DASAR
Komara, N. A., & Supian, H. (2018, Juni)., Implementasi Dan Pengembangan
Kurikulum 2013. JURNAL ILMIAH EDUKASI, volume. 6 nomor 1 from
https://jurnal.unigal.ac.id/index.php/edukasi/article/view/1682/1358

10

Anda mungkin juga menyukai