Anda di halaman 1dari 21

PRAKTIK MENYUSUN DOKUMEN KURIKULUM 2013 KE-1

(DOKUMEN 1)

Makalah
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

PENGEMBANGAN KURIKULUM

Dosen Pembimbing:
Zakariyah, M.Pd.I

Disusun Oleh:
Umrotus Sholikah (06020121072)
Rossa Lailatul Fitri (06020121068)
Jazilatul Athiyyah (06020121049)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM SUNAN AMPEL SURABAYA
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT Yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
Praktik menyusun dokumen kurikulum 2013 ke-1 (dokumen 1) dengan tepat waktu.
Tidak lupa shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada Rasulullah SAW yang
kita nantikan syafaatnya kelak di hari kiamat.

Ucapan terima kasih kepada Bapak dosen Zakariyah, M.Pd.I. selaku dosen
mata Pengembangan Kurikulum dan seluruh pihak yang telah membantu dalam
proses penyusunan makalah ini. Makalah ini disusun dengan tujuan agar pembaca
mendapatkan wawasan baru setelah membaca makalah ini.

Kami menyadari bahwa dalam pembuatan dan penyusunan makalah ini jauh
dari kata sempurna dan masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan. Oleh
karena itu, kami selaku penyusun memerlukan saran dan kritik yang mendukung
demi kesempurnaan makalah yang akan datang.

Surabaya, 02 Mei 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

COVER ............................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
A. Latar Belakang ......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................... 2
C. Tujuan ...................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................... 3
A. Latar belakang kurikulum 2013 ................................................................ 3
B. Tujuan kurikulum 2013 ............................................................................ 5
C. Struktur Kurikulum 2013.......................................................................... 6
D. Pembelajaran dan Evaluasi Kurikulum 2013 .......................................... 12
E. Pelaksanaan Kurikulum 2013 ................................................................. 13
BAB III PENUTUP .......................................................................................... 17
Kesimpulan................................................................................................. 17
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dokumen 1 dalam Kurikulum 2013 merupakan sebuah dokumen penting
yang menjadi landasan dalam penyusunan kurikulum yang lebih rinci dan
detail. Dokumen ini berisi tentang visi, misi, tujuan, dan struktur kurikulum.
Dokumen 1 menjadi acuan dalam pembuatan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP), silabus, dan lain-lain.
Latar belakang tentang Dokumen 1 dalam Kurikulum 2013 adalah
adanya kebutuhan untuk merancang kurikulum yang lebih terintegrasi dan
komprehensif. Sebelum Kurikulum 2013 diterapkan, Indonesia sudah
menerapkan beberapa kurikulum nasional seperti Kurikulum 1975, Kurikulum
1984, Kurikulum 1994, dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
Namun, kurikulum-kurikulum tersebut dinilai masih belum mampu
memberikan hasil yang memadai bagi dunia pendidikan Indonesia.
Oleh karena itu, pada tahun 2013, Pemerintah Indonesia melalui
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan merancang Kurikulum 2013 sebagai
upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Kurikulum 2013
dirancang dengan tujuan untuk menghasilkan lulusan yang memiliki
kompetensi yang lebih komprehensif dan terintegrasi.

B. Rumusan Masalah
Adanya paparan latar belakang di atas, dapat diketahui rumusan masalah
dalam makalah ini terurai sebagai berikut:
1. Bagaimana latar belakang kurikulum 2013?
2. Apa tujuan kurikulum 2013?
3. Bagaimana struktur kurikulum 2013?
4. Bagaimana pembelajaran dan evaluasi struktur kurikulum 2013?
5. Bagaimana pelaksanaan Kurikulum 2013?

1
C. Tujuan
Adanya temuan rumusan masalah di atas, dapat diketahui bahwa tujuan
dibuatnya makalah ini ialah
1. Untuk mengetahui latar belakang kurikulum 2013.
2. Untuk mengetahui tujuan kurikulum 2013.
3. Untuk mengetahui struktur kurikulum 2013.
4. Untuk mengetahui pembelajaran dan evaluasi struktur kurikulum 2013.
5. Untuk mengetahui pelaksanaan Kurikulum 2013.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Latar belakang kurikulum 2013


Dalam kurikulum 2013 terdapat latar belakang tujuan dicetusnya
kurikulum 2013. Seperti yang diungkapkan sebelumnya bahwa pada kurikulum
2013 pembelajaran itu tidak hanya menekankan pada aspek kognitif saja, tetapi
harus meliputi ketiga aspek. Pola pikir yang menjadi rumusan dalam
pembentukan kurikulum itu adalah memandang bahwa standar kompetensi
lulusan diturunkan dari kebutuhan. Berbeda halnya dengan kurikulum
sebelumnya yaitu standar kompetensi diturunkan dari standar isi. Pada
kurikulum KBK 2004 dan KTSP 2006 dijelaskan bahwa standar isi dirumuskan
berdasarkan tujuan mata pelajaran yang di dalamnya merupakan paparan
standar kompetensi lulusan mata pelajaran dirinci menjadi standar kompetensi
dasar mata pelajaran.1
Pada kurikulum 2013, standar isi diturunkan dari standar kompetensi
lulusan melalui kompetensi inti yang tidak terikat pada mata pelajaran. Pola
pikir lainnya dalam kurikulum 2013 memandang bahwa semua mata pelajaran
harus berkontribusi terhadap pembentukan aspek afektif, aspek psikomotorik,
dan aspek kognitif pada peserta didik. Padahal pada kurikulum sebelumnya
jelas sekali terlihat adanya pemisahan mata pelajaran untuk membentuk aspek
afektif, membentuk aspek psikomotorik, dan pembentukan aspek kognitif.
Kurikulum 2013 menurunkan mata pelajaran dari kompetensi yang ingin
dicapai oleh peserta didik, sementara kurikulum 2004 dan KTSP 2006
menurunkan kompetensi dari mata pelajaran.
Perbedaan pandangan ini akhirnya yang tadinya mata pelajaran yang
saling lepas satu dengan yang lainnya, yaitu seperti sekumpulan mata pelajaran
yang terpisah dan tidak tertata irisan dari tiap mata pelajaran menjadi mengikat

1
Hari Setiadi, PELAKSANAAN PENILAIAN PADA KURIKULUM 2013, Jurnal Penelitian dan
Evaluasi Pendidikan, vol 20, No 2, 167.

3
semua mata pelajaran oleh suatu kompetensi yaitu kompetensi inti dari tiap
tingkatan kelas. Pembelajaran yang terjadi akibat implementasi dari kurikulum
2013 ini adalah adalah Pembelajaran tidak lagi berpusat pada guru, tetapi
pembelajaran lebih banyak berpusat pada aktivitas siswa. Karena pembelajaran
lebih banyak berpusat pada siswa akibatnya pembelajaran tidak lagi menjadi
satu arah tetapi lebih bersifat interaktif. Kurikulum 2013 juga menuntut agar
dalam pembelajaran terjadi aktivitas aktif dan menyelidiki dan diharapkan juga
guru sebagai fasilitator dalam pembelajaran dapat merancang pembelajaran
agar siswa mampu menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang
kontekstual dan nyata.
Pembelajaran yang selama ini terjadi yaitu pembelajaran yang terlalu
luas yang mengakibatkan terlalu banyak materi diajarkan. Penyampaian materi
pengetahuan hanya merupakan sebuah kegiatan transfer ilmu belaka yang
artinya guru hanya memindahkan pengetahuan saja kepada siswa tanpa
memperhatikan apakah siswa memahami atau tidak pengetahuan yang
diberikan tersebut. Berbeda halnya dengan kurikulum 2013, kurikulum ini
memaksa guru agar mengerti betul karakteristik dari siswanya. Materi
pengetahuan yang disampaikan guru harus mampu menunjukkan perilaku yang
khas yang mampu memberdayakan kaidah keterkaitan antar materi.
Pembelajaran pada kurikulum 2013 juga mengharapkan agar guru dapat
memahami bagaimana menggunakan alat multimedia yaitu berbagai peralatan
teknologi pendidikan yang mampu mengorganisasikan siswa dalam belajarnya.
Satu hal yang sangat menarik tentang kurikulum 2013 yaitu siswa dalam
belajarnya memperoleh dokumen belajar sesuai dengan ketertarikannya dan
potensinya dalam belajar, sehingga tidak lagi siswa yang dalam tingkatan yang
sama harus diberikan dokumen belajar yang sama. Hal ini menggugurkan
pembagian jurusan di sekolah menengah atas yang selama ini dilakukan pada
waktu siswa naik ke kelas XI, akan tetapi pembelajaran dan dokumen belajar
siswa akan diperoleh siswa pada waktu siswa tersebut duduk pertama sekali di
bangku sekolah menengah atas. Pembelajaran yang tadinya hanya transfer ilmu

4
pengetahuan akhirnya menuntut terjadinya pertukaran pengetahuan antara guru
dengan guru lainnya, guru dengan siswa, dan siswa dengan siswa lainnya. 2

B. Tujuan kurikulum 2013


Dalam dimensi proses, kurikulum 2013 mewujudkan pemikiran dan
desain kurikulum sebagai proses pembelajaran. Guru adalah pendidik utama
yang mengembangkan ide dan desain tersebut ke dalam proses pembelajaran.
Pemahaman guru terhadap kurikulum akan menentukan desain guru (RPP) dan
mentransformasikannya ke dalam bentuk kegiatan pembelajaran. Perilaku
siswa dan guru dalam kegiatan pembelajaran berhubungan langsung dan
menjadi pengalaman langsung siswa. Pengalaman siswa akan menjadi hasil
belajar mereka dan menjadi hasil dari kursus. Oleh karena itu, proses
pembelajaran harus memberikan kesempatan yang luas kepada mahasiswa
untuk mengembangkan potensinya dan menjadikannya sebagai hasil
pembelajaran yang setingkat atau lebih tinggi sebagaimana ditentukan dalam
"Standar Kompetensi Lulusan".
Kurikulum 2013 merupakan perangkat mata pelajaran dan program
pendidikan berbasia sains yang diberikan oleh suatu lembaga penyelenggara
pendidikan dengan tujuan untuk mempersiapkan lahirnya generasi emas
bangsa indonesia, dengan sistem dimana siswa lebih aktif dalam kegiatan
belajar mengajar. Titik beratnya, kurikulum 2013 ini bertujuan untuk
mendorong peserta didik atau siswa agar lebih baik dalam melakukan
observasi, bertanya, bernalar, dan mempresentasikan apa yang mereka peroleh
atau mereka ketahui setelah menerima materi pembelajaran. Adapun obyek
yang menjadi pembelajaran dalam penataan dan penyempurnaan kurikulum
2013 menekankan pada fenomena alam, sosial, seni, dan budaya. Berbeda
dengan kurikulum sebelumnya, kurikulum 2013 lebih menekankan pada ketiga
aspek, yaitu menghasilkan peserta didik berakhlak mulia (afektif),
berketerampilan (psikomotorik), dan berpengetahuan (kognitif) yang

2
Annisa Eka Fitri, Sri Saparahayuningsih dan Nesna Agustriana, PERENCANAAN
PEMBELAJARAN KURIKULUM 2013, Jurnal Potensia, vol 2, No 1, 2017, 4.

5
berkesinambungan. Sehingga diharapkan agar siswa lebih kreatif, inovatif dan
lebih produktif.
Kurikulum 2013 menuntut agar dalam pelaksanaan pembelajaran siswa
diberi kebebasan berpikir memahami masalah, membangun strategi
penyelesaian masalah, mengajukan ide-ide secara bebas dan terbuka. Kegiatan
guru dalam pembelajaran adalah melatih dan membimbing siswa berpikir kritis
dan kreatif dalam menyelesaikan masalah. Guru harus berupaya untuk
mengorganisasikan kerjasama dalam kelompok belajar, melatih siswa
berkomunikasi menggunakan grafik, diagram, skema, dan variabel.
Diharapkan seluruh hasil kerja selalu dipresentasikan di depan kelas untuk
menemukan berbagai konsep, hasil penyelesaian masalah, aturan serta prinsip
yang ditemukan melalui proses pembelajaran. Pembelajaran tidak hanya
ditekankan pada satu aspek saja tetapi keseimbangan pada aspek afektif, aspek
psikomotorik, dan aspek kognitif. 3

C. Struktur Kurikulum 2013


Struktur kurikulum mencakup mata pelajaran wajib dan pilihan, beban
belajar, dan kalender pendidikan. Mata pelajaran wajib diikuti oleh semua
peserta didik pada setiap jenjang pendidikan, sedangkan mata pelajaran pilihan
diikuti sesuai dengan pilihan peserta didik. Namun, mata pelajaran pilihan dan
struktur kurikulum hanya dikembangkan untuk pendidikan menengah (SMA
dan SMK) karena perkembangan psikologis peserta didik SD dan SMP belum
cukup matang.4
Adapun berikut struktur kurikulum yang terdiri atas struktur kurikulum
SD, SMP, dan SMA.5
1. Struktur Kurikulum SD
Beban belajar adalah waktu yang dihabiskan siswa untuk belajar
setiap minggu selama satu semester. Di SD, beban belajar berbeda tiap

3
Sarah Azhari Pohan dan Febrina David, Pelaksanaan Pembelajaran Kurikulum 2013 di Sekolah
Dasar, Jurnal Basicedu, vol 5, No 3, 2021, 1191.
4
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Dokumen Kurikulum 2013, (Jakarta: Kemendikbud,
2012), 13.
5
Ibid., 13-17.

6
tahunnya. Untuk Tahun I, II, dan III, beban belajarnya masing-masing
adalah 30, 32, dan 34 jam per minggu, sedangkan untuk Tahun IV, V, dan
VI, beban belajarnya adalah 36 jam per minggu. Durasi jam belajar di SD
adalah 40 menit.

Berikut Struktur Kurikulum SD.

MATA PELAJARAN ALOKASI WAKTU BELAJAR PER


MINGGU
I II III IV V VI
Kelompok A
1. Pendidikan Agama 4 4 4 4 4 4
2. Pendidikan Pancasila dan 5 6 6 6 6 6
Kewarganegaraan
3. Bahasa Indonesia 8 8 10 10 10 10
4. Matematika 5 6 6 6 6 6
Kelompok B
1. Seni Budaya dan 4 4 4 6 6 6
Keterampilan
(termasuk muatan
lokal)
2. Pendidikan Jasmani, Olah 4 4 4 4 4 4
Raga dan Kesehatan
(termasuk muatan lokal)
Jumlah Alokasi Waktu Per Minggu 30 32 34 36 36 36

= Pembelajaran Tematik Terintegrasi

Kelompok A dan B adalah dua kelompok mata pelajaran yang


memiliki fokus pada aspek yang berbeda. Kelompok A lebih menekankan
pada aspek intelektual dan afektif, sedangkan kelompok B lebih
menitikberatkan pada aspek afektif dan psikomotor. Integrasi konten IPA
dan IPS dilakukan untuk memanfaatkan makna mata pelajaran sebagai
organisasi konten dan bukan sebagai sumber dari konten. Dalam
pembelajaran tematik, konsep dasar dari IPA dan IPS diintegrasikan ke
dalam mata pelajaran lainnya seperti PPKn, Bahasa Indonesia,
Matematika, dan Seni Budaya.
Pembelajaran tematik merupakan pendekatan pembelajaran yang
mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran.
Pengintegrasian tersebut dilakukan dalam dua hal, yaitu integrasi sikap,

7
kemampuan/keterampilan, dan pengetahuan dalam proses pembelajaran
serta pengintegrasian berbagai konsep dasar yang berkaitan. Tema yang
dipilih memberikan makna kepada konsep dasar tersebut sehingga peserta
didik dapat memahaminya dengan terkait dengan kehidupan nyata. Hal ini
membuat pembelajaran memberikan makna nyata kepada peserta didik.
Lingkungan alam dan kehidupan manusia dijadikan tema karena keduanya
memberikan makna yang substansial terhadap bahasa, PPKn, matematika,
dan seni budaya karena keduanya adalah lingkungan nyata di mana peserta
didik dan masyarakat hidup. Integrasi KD dari IPA dan IPS ke mata
pelajaran lainnya memiliki peran penting sebagai pengikat dan
pengembang KD mata pelajaran lainnya. Pendekatan ini juga didasarkan
pada pandangan psikologi perkembangan dan Gestalt, di mana integrasi
KD diorganisasikan dalam pembelajaran tematik dapat membantu peserta
didik memahami konten mata pelajaran secara lebih holistik.
2. Struktur Kurikulum SMP
Beban belajar di SMP untuk kelas VII, VIII, dan IX adalah 38 jam
per minggu, dengan durasi satu jam pelajaran adalah 40 menit.
Berikut Struktur Kurikulum SMP

MATA ALOKASI WAKTU


PELAJARAN BELAJAR PER MINGGU
VII VIII IX
Kelompok A
1. Pendidikan Agama 3 3 3
2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 3 3 3
3. Bahasa Indonesia 6 6 6
4. Matematika 5 5 5
5. Ilmu Pengetahuan Alam 5 5 5

6. Ilmu Pengetahuan Sosial 4 4 4


7. Bahasa Inggris 4 4 4
Kelompok B
1. Seni Budaya (termasuk muatan lokal) 3 3 3

8
2. Pendidikan Jasmani, Olah Raga, dan Kesehatan 3 3 3
(termasuk muatan lokal)
3. Prakarya 2 2 2
(termasuk muatan lokal)
Jumlah Alokasi Waktu Per Minggu 38 38 38

Kelompok A dan B adalah dua kelompok mata pelajaran yang


memiliki fokus pada aspek yang berbeda. Kelompok A lebih menekankan
pada aspek intelektual dan afektif, sedangkan kelompok B lebih
menitikberatkan pada aspek afektif dan psikomotor. Dengan adanya
pembagian ini diharapkan siswa dapat mengembangkan berbagai jenis
kompetensi yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari.
3. Struktur Kurikulum SMA
Untuk menerapkan konsep kesamaan antara SMA dan SMK maka
dikembangkan kurikulum Pendidikan Menengah yang terdiri atas
Kelompok mata pelajaran Wajib dan Mata pelajaran Pilihan. Mata
pelajaran wajib sebanyak 9 (Sembilan) mata pelajaran dengan beban
belajar 18 jam per minggu. Konten kurikulum (Kompetensi Inti/KI dan
KD) dan kemasan konten serta label konten (mata pelajaran) untuk mata
pelajaran wajib bagi SMA dan SMK adalah sama. Struktur ini
menempatkan prinsip bahwa peserta didik adalah subjek dalam belajar dan
mereka memiliki hak untuk memilih sesuai dengan minatnya.
Mata pelajaran pilihan terdiri atas pilihan akademik (SMA) serta
pilihan akademik dan vokasional (SMK). Mata pelajaran pilihan ini
memberikan corak kepada fungsi satuan pendidikan dan di dalamnya
terdapat pilihan sesuai dengan minat peserta didik. Beban belajar di SMA
untuk Tahun X, XI, dan XII masing-masing 43 jam belajar per minggu.
Satu jam belajar adalah 45 menit.
Berikut Struktur Kurikulum Pendidikan Menengah kelompok mata
pelajaran wajib.

9
ALOKASI WAKTU
MATA PELAJARAN BELAJAR PER
MINGGU
X XI XII
Kelompok Wajib
1.
Pendidikan Agama 3 3 3
2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 2 2 2
3.
Bahasa Indonesia 4 4 4
4.
Matematika 4 4 4
5. Sejarah Indonesia 2 2 2
6.
Bahasa Inggris 2 2 2
7.
Seni Budaya 2 2 2
8. Prakarya 2 2 2
9.
Pendidikan Jasmani, Olah Raga, dan 2 2 2
Kesehatan
Jumlah Jam Pelajaran Kelompok Wajib per minggu 23 23 23
Kelompok Peminatan
Mata Pelajaran Peminatan Akademik (SMA) 20 20 20
Mata Pelajaran Peminatan Akademik dan Vokasi 28 28 28
(SMK)

Kompetensi Dasar mata pelajaran wajib bertujuan memberikan


kemampuan dasar yang sama bagi siswa Pendidikan Menengah yang
belajar di SMA dan SMK. Di SMA, siswa dapat memilih kelompok
peminatan dan mata pelajaran pilihan yang memungkinkan mereka untuk
belajar di luar kelompok tersebut, yang berbeda dengan jurusan di SMK
yang lebih terbatas pada pilihan mata pelajaran.
Kelompok Peminatan Akademik (SMA) memberikan keleluasaan
bagi siswa untuk memilih mata pelajaran sesuai minat mereka, dengan
menganggap semua disiplin ilmu sama dalam kedudukannya. Nama
kelompok peminatan diubah dari IPA, IPS, dan Bahasa menjadi
Matematika dan Sains, Sosial, dan Bahasa, bukan karena merupakan nama
disiplin ilmu, tetapi untuk memperlihatkan keterbukaan bagi siswa untuk
mempelajari disiplin ilmu lainnya.

10
Kel
MATA as
PELAJA
X XI XII
RAN

Kelompok Wajib 23 23 23

Peminatan Matematika dan Sains

I 1 Matematika 3 4 4

2 Biologi 3 4 4

3 Fisika 3 4 4

4 Kimia 3 4 4

Peminatan Sosial

II 1 Geografi 3 4 4

2 Sejarah 3 4 4

3 Sosiologi dan Antropologi 3 4 4

4 Ekonomi 3 4 4

Peminatan Bahasa

III 1 Bahasa dan Sastra Indonesia 3 4 4

2 Bahasa dan Sastra Inggris 3 4 4

3 Bahasa dan Sastra Asing lainnya 3 4 4

4 Sosiologi dan Antropologi 3 4 4

Mata Pelajaran Pilihan

Pilihan Pendalaman Minat atau Lintas Minat 6 4 4

Jumlah Jam Pelajaran Yang Tersedia 73 75 75

Jumlah Jam Pelajaran Yang harus Ditempuh 41 43 43

D. Pembelajaran dan Evaluasi Kurikulum 2013


Kegiatan pembelajaran merupakan proses pendidikan yang sangat
penting dalam mengembangkan potensi peserta didik menjadi kemampuan
yang semakin meningkat. Untuk mencapai kualitas pembelajaran yang telah
dirancang dalam dokumen kurikulum, perlu menggunakan prinsip yang
berpusat pada peserta didik, mengembangkan kreativitas, menciptakan kondisi

11
yang menyenangkan dan menantang, bermuatan nilai, etika, estetika, logika,
dan kinestetika, serta menyediakan pengalaman belajar yang beragam melalui
penerapan berbagai strategi dan metode pembelajaran yang menyenangkan,
kontekstual, efektif, efisien, dan bermakna.
Dalam pembelajaran Kurikulum 2013, peserta didik adalah subjek yang
memiliki kemampuan untuk secara aktif mencari, mengolah, mengkonstruksi,
dan menggunakan pengetahuan. Oleh karena itu, pembelajaran harus
berkenaan dengan kesempatan yang diberikan kepada peserta didik untuk
mengkonstruksi pengetahuan dalam proses kognitifnya. Pembelajaran
Kurikulum 2013 juga mengembangkan suasana belajar yang memberi
kesempatan peserta didik untuk menemukan, menerapkan ide-ide mereka
sendiri, menjadi sadar dan secara sadar menggunakan strategi mereka sendiri
untuk belajar, dan berupaya keras mewujudkan ide-idenya. Dalam
pembelajaran Kurikulum 2013, peserta didik difasilitasi untuk terlibat secara
aktif mengembangkan potensi dirinya menjadi kompetensi dengan pengalaman
belajar yang variatif. 6
Adapun pelaksanaan evaluasi implementasi kurikulum dilakukan dengan
dua jenis evaluasi, yaitu evaluasi formatif hingga tahun ajaran 2015-2016 dan
evaluasi sumatif secara menyeluruh pada tahun ajaran 2016 untuk menentukan
kelayakan ide, dokumen, dan implementasi kurikulum. Tujuan dari evaluasi
tersebut adalah untuk mengidentifikasi masalah pelaksanaan kurikulum dan
membantu kepala sekolah serta guru dalam menyelesaikan masalah tersebut.
Evaluasi dilaksanakan pada setiap satuan pendidikan di wilayah
kota/kabupaten secara rutin dan bergiliran. Evaluasi dilakukan pada akhir
tahun ke-2 dan ke-5 SD, tahun ke-8 SMP, dan tahun ke-11 SMA/SMK dengan
hasil evaluasi digunakan untuk memperbaiki kelemahan hasil belajar peserta
didik di kelas/tahun berikutnya. Selain itu, evaluasi akhir tahun ke-6 SD, ke-9

6
Kementerian Agama Islam, Kurikulum 2013, (Jakarta: Kemenag, 2020), 2-3.

12
SMP, dan ke-12 SMA/SMK dilakukan untuk menguji efektivitas kurikulum
dalam mencapai Standar Kemampuan Lulusan (SKL). 7

E. Pelaksanaan Kurikulum 2013


1. Perencanaan RPP
Berdasarkan Permendiknas No 41 tahun 2007 tertanggal 23
November tahun 2007 tentang standar proses untuk satuan pendidikan
dasar dan menengah, bahwa pengembangan RPP dijabarkan dari Silabus
untuk mengarahkan kegiatan belajar peserta didik dalam upaya mencapai
Kompetensi Dasar (KD). RPP disusun untuk setiap KD yang dapat
dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih. Guru merancang
penggalan RPP untuk setiap pertemuan yang disesuaikan dengan
penjadwalan pelajaran di satuan pendidikan. 8
Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) terdapat
langkah-langkah sebagai dijelaskan oleh Nanang Hanifiah dan Cucu
Suhana (2012 hlm:122) langkah-langkah minimal dan menyusun
pelaksanaan pembelajaran dimulai dari mencantumkan identitas, tujuan
pembelajaran, materi pembelajaran, metode pembelajaran, dan penilaian,
setiap komponen mempunyai arah pengembangan masing-masing tetapi
semua merupakan satu kesatuan penjelasan tiap-tiap komponen adalah
sebagai berikut:
a. Mencantumkan identitas.
b. Merumuskan tujuan pembelajaran.
c. Menentukan materi pembelajaran.
d. Menentukan model pembelajaran.
e. Menetapkan kegiatan pembelajaran
f. Kegiatan awal
g. Kegiatan inti

7
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Op.Cit., 20-21.
8
Masnur Muslich, Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual, cet 2, (Jakarta : Bumi
Aksara, 2007), hal. 53.

13
h. Kegiatan penutup
i. Memilih sumber belajar
j. Menentukan penilaian
Untuk dapat menyusun RPP yang baik dan benar, selain
memperhatikan prinsip pengembangan dan penyusunan tersebut, para
gurujuga harus mengikuti langkah-langkah dalam menyusun RPP,
khususnya pada Kurikulum 2013. Menurut Permendikbud No. 81 tahun
2013 ada beberapa langkah yang harus diikuti dalam penyusunan RPP,
antara lain sebagai berikut : 9
a. “Guru mencantumkan identitas, yang terdiri atas: nama sekolah, mata
pelajaran / tema, atau subtema, kelas, semester, alokasi waktu yang
ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian KD dan beban
belajar dengan mempertimbangkan jumlah jam pelajaran yang
tersedia dalam silabus dan KD yang harus dicapai”.
b. “Menentukan Kompetensi Dasar (KD), dan indikator pencapaian
kompetensi yang dikutip dari silabus”.
c. Merumuskan tujuan pembelajaran berdasarkan kompetensi dasar
dengan menggunakan kata - kata operasional.
d. “Mencantumkan materi ajar yang ditulis dalam bentuk uraian sesuai
dengan rumusan indikator pencapaian kompetensi”
e. “Memilih metode pendidikan dan pembelajaran yang sesuai dengan
situasi dan kondisi peserta didik serta karakteristik dari setiap
kompetensi yang hendak dicapai yang tergambar jelas pada indikator
pencapaian kompetensi”.
f. “Dekapan pembelajaran ini menganalisis: kegiatan pendahuluan,
kegiatan inti dan kegiatan akhir”.
g. “Mencantumkan sumber dan media belajar yang digunakan”

9
Siti Nursyamsiyah, Abdurachman Habibullah, Achmad Aminullah " Analisis Kemampuan Guru
Pendidikan Agama Islam Dalam Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kurikulum
2013", Jurnal Penelitian Ipteks, Vol. 6 No. 1 Januari 2021, 36-37.

14
h. “Pemilihan sumber belajar mengacu pada rumusan yang ada pada
silabus yang dikembangkan. Sumber belajar mencakup sumber
rujukan, lingkungan, media cetak dan elektronik, narasumber, alat dan
bahan. Sumber belajar dituliskan secara lebih operasional dan bisa
langsung dikatakan bahan ajar apa yang digunakan. Misalnya sumber
belajar dalam silabus dituliskan buku referensi, dalam RPP harus
dicantumkan bahan ajar yang sebenarnya”
i. “Menentukan penilaian yang meliputi penilaian proses dan hasil
belajar. Yang terdiri dari teknik, bentuk, instrumen penilaian (tes dan
non tes), kunci jawaban dan pedoman penskoran serta tugas”
2. Bahan Ajar
Pada pelaksanaan kurikulum 2013 sebagian besar materi atau buku
ajar sudah disiapkan oleh pemerintah pusat, meskipun materi atau bahan
ajar sudah tersedia bukan berarti guru tidak perlu mengembangkan bahan
sendiri sebagai bahan ajar pengayaan. Bagi siswa, seringkali bahan yang
terlalu banyak membuat mereka bingung, untuk itu maka guru perlu
membuat bahan ajar pengayaan untuk menjadi pedoman bagi siswa.
Pertimbangan lain adalah karakteristik sasaran. Bahan ajar yang
dikembangkan orang lain seringkali tidak cocok untuk siswa kita. Ada
sejumlah alasan ketidakcocokan, misalnya, lingkungan sosial, geografis,
dan budaya. Untuk itu, maka bahan ajar yang dikembangkan sendiri dapat
disesuaikan dengan karakteristik sasaran. Selain lingkungan sosial,
budaya, dan geografis, karakteristik sasaran juga mencakup tahapan
perkembangan siswa, kemampuan awal yang telah dikuasai, minat, latar
belakang keluarga dan lain-lain. Untuk itu, maka bahan ajar yang
dikembangkan sendiri dapat disesuaikan dengan karakteristik siswa
sebagai sasaran.

3. Sumber Belajar
Pemilihan sumber belajar sangat penting dilakukan untuk
menentukan sumber belajar yang sesuai dengan pembelajaran yang

15
dilakukan. Guru secara mandiri atau bersama- sama dengan siswa dapat
menentukan sumber belajar yang digunakan dalam mempelajari dan
memahami pengetahuan- pengetahuan baru. Haryono (2015:45)
pertimbangan pemilihan sumber belajar dalam kegiatan pembelajaran
yaitu:
a. Sumber belajar sesuai dengan tujuan pembelajaran
b. Sesuai dengan kemampuan berpikir siswa
c. Ekonomi artinya murah, murah atau tidak mahal disini juga
memperhitungkan lama pemakaian, jumlah pemakai, langka atau
tidaknya sumber belajar dan keakuratan dari pemakaian sumber
belajar.
d. Praktis yaitu tidak memerlukan perawatan yang khusus dan tidak
rumit dalam pengelolaannya.
e. Sederhana artinya pengaturan sumber belajar mudah dan tidak
memerlukan tenaga terampil khusus.
f. Fleksibel yaitu sumber belajar dapat digunakan dalam berbagai situasi
dan kondisi.
g. Luwes yaitu dalam perencanaan dan pelaksanaan tidak kaku.
h. Guru dapat mengelola sumber belajar sesuai dengan kemampuan dan
keterampilannya
i. Tersedia di sekitar lingkungan
j. Membangkitkan motivasi dan minat belajar siswa

16
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Pada kurikulum 2013 pembelajaran itu tidak hanya menekankan pada aspek
kognitif saja, tetapi harus meliputi ketiga aspek. Pola pikir yang menjadi rumusan
dalam pembentukan kurikulum itu adalah memandang bahwa standar kompetensi
lulusan diturunkan dari kebutuhan.
Kurikulum 2013 merupakan perangkat mata pelajaran dan program
pendidikan berbasia sains dengan tujuan untuk mempersiapkan lahirnya generasi
emas bangsa indonesia, dengan sistem dimana siswa lebih aktif dalam kegiatan
belajar mengajar.
Struktur kurikulum menggambarkan konseptualisasi konten kurikulum
dalam bentuk mata pelajaran, posisi mata pelajaran dalam kurikulum, distribusi
mata pelajaran dalam semester atau tahun, beban belajar untuk mata pelajaran dan
beban belajar per minggu untuk setiap siswa.
Dalam pembelajaran Kurikulum 2013, peserta didik adalah subjek yang
memiliki kemampuan untuk secara aktif mencari, mengolah, mengkonstruksi, dan
menggunakan pengetahuan. Pelaksanaan evaluasi implementasi kurikulum
dilakukan dengan dua jenis evaluasi, yaitu evaluasi formatif hingga tahun ajaran
2015-2016 dan evaluasi sumatif secara menyeluruh pada tahun ajaran 2016.
Pelaksanaan kurikulum 2013 mencakup beberapa hal, yakni penyusunan
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), sumber belajar, dan bahan ajar yang
sesuai dengan kurikulum 2013.

17
DAFTAR PUSTAKA

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Dokumen Kurikulum 2013.


Jakarta: Kemendikbud, 2012.

Kementerian Agama Islam. Kurikulum 2013. Jakarta: Kemenag, 2020.

S. Hari, 2019, Pelaksanaan Penilaian Pada Kurikulum 2013, Jurnal


Penelitian dan Evaluasi Pendidikan, 20, (2)

p. Sarah Azhari dan D. Febrina, Pelaksanaan Pembelajaran Kurikulum 2013


di Sekolah Dasar, Jurnal basicedu, 5, (3)

Nursyamsiyah, Siti. Abdurachman Habibullah, Achmad Aminullah. 2021


Analisis Kemampuan Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Penyusunan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kurikulum 2013. Jurnal Penelitian Ipteks, 6,(1)

Muslich, Masnur. Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual, cet 2,


Jakarta : Bumi Aksara, 2007.

18

Anda mungkin juga menyukai