Anda di halaman 1dari 44

LAPORAN HASIL OBSERVASI

Penerapan Kurikulum 2013 di Beberapa Lembaga Pendidikan

MTs Maraqitta’imat Suela Nusa Tenggara Barat


SMA Plus Al-Ashri Global Mandiri Makassar Sulawesi Selatan
SMP Al-Falah Ciputat Tangerang Selatan
SMA IT Al-Irsyad Purwokerto Jawa Tengah

Dosen Pengampu : Mufassirul Alam, M.Pd.

Disusun oleh :

M. Chairurrozikin
Muflih Naufal Irfan
Muh. Azzam Alqonit
Muh. Alfridho Fahdi Yusuf

PRODI PAI
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT PTIQ JAKARTA
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadiran Allah SWT karena berkat rahmat dan
hidayah-NYA lah kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Kurikulum 2013
yang sudah diberikan kepada kami terkait Implementasi Kurikulum 2013 di
lembaga pendidikan.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini tidak terlepas dari
bantuan banyak pihak yang tulus memberikan doa, saran dan kritik sehingga
makalah ini dapat terealisasikan. Terima kasih khususnya kami tujukan kepada
dosen pembimbing kami bapak Mufassirul Alam, M.Pd. yang senantiasa
membimbing kami dalam perkuliahan ini.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh
karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik
yang membangun dari berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah
ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan dan pendidikan.

Makassar, April 2021

Kelompok 04

i
ABSTRAK

Laporan penelitian ini merupakan tugas individu dan kelompok yang dilaksanakan
dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah kurikulum 2013. Tujuan dari
penelitian ini guna mempelajari seperti apa penerapan dari kurikulum 2013 dalam
lembaga pendidikan didasarkan dengan berbagai data yang telah digali dalam
proses penelitian. Guna tercapainya tujuan pendidikan perlu adanya rancangan
yang mengatur isi, bahan, dan berbagai aspek lainnya, oleh karena itu eksistensi
kurikulum sangatlah urgent.

Kata kunci : Pendidikan, Kurikulum.

ABSTRACT

This research report is an individual and group task carried out in order to fulfill
the task of the 2013 curriculum courses. The purpose of this study is to learn what
the application of the 2013 curriculum in educational institutions is based on
various data that has been explored in the research process. In order to achieve the
educational objectives, there needs to be a design that regulates the content,
materials, and various other aspects, therefore the existence of the curriculum is
very urgent.

Keywords: Education, Curriculum.

ii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan kemampuan
dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk
mengemban fungsi tersebut pemerintah menyelenggarakan suatu sistem
pendidikan nasional sebagaimana tercantum dalam undang-undang Nomor 20
Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional.

Implementasi undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan


nasional dijabarkan kedalam sejumlah peraturan antara lain peraturan pemerintah
nomor 19 tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan yang meliputi: standar
isi. standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga
kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar
pembiayaan dan standar penilaian pendidikan. Pada penelitian kali ini kami akan
mengupas seperti apa penerapan dari kurikulum 2013 di lembaga pendidikan.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Implementasi Kurikulum 2013 di Lembaga Pendidikan?

C. Tujuan Perumusan
1. Mengetahui dan Memahami Implementasi Kurikulum 2013 di Lembaga
Pendidikan.

D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Sekolah

iii
a. Diharapkan Menjadi Masukan dan Pelajaran dalam Memaksimalkan
Penerapan Kurikulum 2013 di Sekolah.
b. Diharapkan Meningkatkan Kualitas Dari Kurikulum 2013 Itu Sendiri.
2. Bagi Peneliti
a. Diharapkan Menjadi Referensi yang Bermanfaat Untuk Kedepannya.
b. Diharapkan Menambah Wawasan dan Bekal Sebelum Terjun Secara
Riil dalam Dunia Pendidikan.
3. Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan Menjadi Solusi Terhadap Berbagai Problematika dalam


Penerapan Kurikulum 2013.

iv
BAB II

KAJIAN PUSTAKA
A. Kurikulum 2013
1. Pengertian Kurikulum 2013

Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem


Pendidikan Nasional Pasal 1 butir 19, kurikulum adalah seperangkat rencana
dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk
mencapai tujuan pendidikan tertentu. Sedangkan, arti dari kurikulum 2013 itu
sendiri adalah sebuah kurikulum yang terintegrasi. Terintergasi bagaimana?
Jadi, kurikulum 2013 itu merupakan kurikulum yang mengintegrasikan Skill,
Theme, Concepts, And Topic. Dengan kata lain, kurikulum 2013 yang terpadu
sebagai suatu konsep dapat dikatakan sebagai sebuah sistem atau pendekatan
pembelajaran yang melibatkan beberapa disiplin ilmu untuk memberikan
pengalaman yang bermakna dan luas kepada peserta didik.

Kurikulum 2013 adalah langkah lanjutan pengembangan kurkulum


berbasis kompentensi yang telah dirintis pada tahun 2004 dan KTSP 2006
yang mencakup kompentensi sikap, pengetahuan dan keterampilan secara
terpadu.1 Kurikulum 2013 yang berbasis karakter dan kompentensi lahir
sebagai jawaban terhadap berbagai kritikan terhadap kurikulum 2006, serta
sesuai dengan perkembangan kebutuhan dan dunia kerja. Kurikulum 2013
merupakan salah satu upaya pemerintah untuk mencapai keunggulan
masyarakat bangsa dalam penguasaan teknologi seperti yang digariskan dalam
haluan negara.

2. Titik Berat Kurikulum 2013

1
E Mulyasa, (2013) Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013, Bandung:
Rosdakarya, h.163

1
Kurikulum 2013 disiapkan untuk mencetak generasi yang siap di dalam
menghadapi tantangan masa depan. Karena itu kurikulum disusun untuk
mengantisipasi perkembangan masa depan.
Setidaknya ada beberapa titik berat kurikulum 2013 yang tujuannya agar
peserta didik atau siswa memiliki kemampuan yang lebih baik dalam
melakukan observasi, bertanya atau wawancara, bernalar dan
mempresentasikan pelajaran yang di terima.
a. Observasi
Observasi adalah aktivitas terhadap suatu proses atau objek dengan
maksud merasakan dan kemudian memahami pengetahuan dari sebuah
fenomena berdasarkan pengetahuan dan gagasan yang sudah diketahui
sebelumnya, untuk mendapatkan informasi-informasi yang dibutuhkan
untuk melanjutkan suatu penelitian.
b. Bertanya atau wawancara
Bertanya merupakan ucapan verbal yang meminta respon dari
seseorang yang dikenai. Respons yang diberikan dapat berupa
pengetahuan sampai dengan hal-hal yang merupakan hasil pertimbangan.
Jadi bertanya merupakan stimulus efektif yang mendorong kemampuan
berpikir (Hasibuan dan Moedjiono : 2009). Sedangkan menurut Majid
(2013 : 234) “bertanya adalah salah satu teknik untuk menarik perhatian
para pendengarnya, khususnya menyangkut hal-hal penting yang menuntut
perhatian dan perlu dipertanyakan.
c. Bernalar
Penalaran menurut Sri Wardhani (2005:3) adalah suatu proses atau
aktivitas berfikir untuk menarik kesimpulan atau membuat pernyataan baru
yang benar berdasar pada pernyataan yang telah dibuktikan kebenarannya
Kemampuan bernalar adalah kemampuan yang memuat suatu aktifitas
yang memungkinkan seseorang berpikir logis dalam menarik kesimpulan.
d. Mempersentasikan atau mengkomunikasikan apa yang mereka peroleh
atau mereka ketahui setelah menerima materi pembelajaran.

2
Adapun obyek pembelajaran dalam kurikulum 2013 adalah: fenomena
alam, sosial, seni, dan budaya. Melalui pendekatan itu diharapkan siswa
kita memiliki kompetensi sikap, ketrampilan, dan pengetahuan jauh lebih
baik. Mereka akan lebih kreatif, inovatif, dan lebih produktif, sehingga
nantinya mereka bisa sukses dalam menghadapi berbagai persoalan dan
tantangan di zamannya, memasuki masa depan yang lebih baik.2

3. Faktor pembeda Kurikulum 2013 dengan kurikulum sebelumnya


Kurikulum 2013 telah mulai resmi digunakan pada awal tahun pelajaran
2013/2014. Meskipun dalam penerapannya, hanya sekolah-sekolah yang
ditunjuk pemerintah saja yang mulai melaksanakan kurikulum baru
tersebut. Jika kita bandingkan dengan kurikulum 2006 (KTSP), ada beberapa
perubahan (pembaruan) yang muncul di dalam kurikulum 2013 ini, sepuluh di
antaranya adalah:
a. Sistem yang digunakan
Jika pada kurikulum lama, kita telah akrab dengan istilah SK dan KD,
maka pada kurikulum yang sekarang ada istilah KI (Kompetensi Inti).
Dalam kurikulum 2013, sistem yang dipakai disebut Kompetensi Inti
berbasis tematik. Sehingga yang menjadi acuan atau bahan ajar dalam
pembelajaran adalah tema-tema.
b. Silabus yang digunakan
Tahun-tahun sebelumnya, guru-guru sering disibukkan (dipusingkan)
dengan pembuatan silabus pembelajaran secara mandiri. Nah, dalam
pelaksanaan kurikulum baru ini, pekerjaan guru-guru mungkin sedikit
terbantu dengan adanya silabus yang langsung dibuat dari pusat.
c. Mata pelajaran tentang Pancasila
Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, kita mengenal mata
pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn). Untuk semakin
memantapkan nilai-nilai Pancasila di kalangan pelajar, mapel tersebut

2
Muhammad Hafidz. Dkk, Konsep Dasar Kurikulum 2013 dan Sejarah Kurikulum di
Indonesia, Fakultas Tarbiyah, Institut PTIQ Jakarta, 2020, h. 8-9

3
diperbarui kembali menjadi PPKn (Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan).
d. Implementasi kurikulum
Dalam kurikulum lama (2006), sistem implementasi yang dipakai lebih
mengarah pada penjurusan. Sedangkan kini lebih ditekankan pada
peminatan peserta didik.
e. Beban belajar siswa
Penyusunan kurikulum baru 2013 dirancang agar mampu mengurangi
beban belajar dan menyesuaikan kemampuan siswa.
f. Proses penilaian
Proses penilaian yang dilakukan dalam penerapan kurikulum baru ini
tidak hanya lebih mengutamakan pengetahuan semata, tetapi berbasis
kemampuan melalui penilaian proses dan output.
g. Pengelolaan kurikulum
Pada kurikulum sebelumnya, satuan pendidikan (sekolah) diberi
kebebasan untuk merancang dan menyusunnya, sehingga tak jarang
kurikulum tersebut justru tidak memperhatikan kondisi sekolahnya,
kebutuhan peserta didik, dan potensi daerahnya. Dalam kurikulum baru
ini, pemerintah pusat dan daerah berperan dalam kendali kualitas
pelaksanaan kurikulum di tingkat satuan pendidikan (sekolah), sehingga
aspek kondisi, kebutuhan peserta didik, potensi daerah dapat diakomodasi.
h. Struktur kurikulum
Dokumen kurikulum pada masing-masing tingkat satuan pendidikan,
tersusun atas kurikulum nasional, kurikulum daerah (Kurda), Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), kegiatan kurikuler, dan kalender
pendidikan. Kurikulum nasional terdiri dari rasional, kerangka dasar
kurikulum, struktur kurikulum, deskripsi mata pelajaran, KI dan KD, dan
Silabus. Kurda terdiri dari KD dan Silabus yang disusun oleh masing-
masing daerah dengan mengacu pada kurikulum nasional.3

3
Muhammad Hafidz. Dkk, Konsep Dasar Kurikulum 2013 dan Sejarah Kurikulum di
Indonesia, Fakultas Tarbiyah, Institut PTIQ Jakarta, 2020, h. 11-12

4
BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian (MTs Maraqitta’imat Suela Nusa


Tenggara Barat)

Penelitian ini dilakukan di Mts Maraqitta’limat Suela, Lombok Timur, Nusa


Tenggara Barat. Penelitian dilakukan pada hari Rabu tanggal 23 April 2021 pukul
09:00 – selesai WITA.

B. Desain Penelitian (MTs Maraqitta’imat Suela Nusa Tenggara Barat)

Berbagai tahapan penggalian data oleh peneliti di Mts Maraqitta’limat Suela,


Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat terdiri dari tahap perencanaan, tahap
pelaksanaan, dan tahap evaluasi yang akan dirincikan berikut ini.

1. Tahap Perencanaan

Pada permulaan penelitian, peneliti terlebih dahulu melakukan studi


pendahuluan. Studi pendahuluan yaitu tahap awal dalam melaksanakan
penelitian. Pada tahap ini, peneliti melakukan observasi dan mengumpulkan
data-data terkait dengan penerapan model pembelajaran di Mts
Maraqitta’limat Suela. Data yang digali oleh peneliti adalah, pertama data
mengenai pemahaman dasar terkait kurikulum 2013 yang meliputi definisi,
faktor-faktor, landasan, prinsip dan tujuan. Kedua, terkait dengan
implementasi dan problematika apa saja yang sering dijumpai dalam
penerapan kurikulum 2013 tersebut. Tujuan dari pelaksanaan observasi dan
wawancara ini guna memperoleh informasi mengenai kelebihan dan
kekurangan kurikulum 2013 pada sekolah ini.

2. Tahap Pelaksanaan

Dalam tahapan pelaksanaan penelitian, peneliti terlebih dahulu


menyiapkan beberapa pertanyaan dan memohon kesediaan pihak narasumber
sebelum melakukan observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Beberapa

5
pertanyaan yang dilontarkan kepada narasumber lebih merujuk kepada
pemahaman dasar dan implementasi dari kurikulum 2013. Adapun tahap
pelaksanaan ini berlangsung tanpa ada kendala yang berarti selama satu hari
pada tanggal 23 April 2021 di Mts Maraqitta’limat Suela bersama dengan dua
narasumber selaku wakil kepada sekolah bidang kurikulum dan guru
tersertifikasi yang mengampu mata pelajaran Qur’an hadits.

3. Tahap Evaluasi

Setelah mendapatkan data-data terkait pemahaman dasar dan implementasi


kurikulum 2013 di Mts Maraqitta’limat Suela, peneliti kemudian melakukan
penyusunan data penelitian. Data yang telah digali disusun sedemikian rupa
kemudian direduksi sehingga menjadi data yang relevan.

Selanjutnya, data yang telah direduksi kemudian dianalisis dan diverifikasi


hingga menjadi sebuah draft hasil penelitian terkait penerapan kurikulum 2013
di Mts Maraqitta’limat Suela. Rampungnya draft hasil penelitian menjadi
akhir dari tahapan penelitian kali ini yang kemudian akan dipresentasikan oleh
peneliti secara singkat dan jelas pada kegiatan perkuliahan kurikulum 2013.

C. Teknik Pengumpulan Data (MTs Maraqitta’imat Suela Nusa Tenggara


Barat)

Pengumpulan data merupakan salah satu tahapan sangat penting dalam


penelitian. Teknik pengumpulan data yang benar akan menghasilkan data yang
memiliki kredibilitas tinggi, dan sebaliknya. Berikut beberapa teknik
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian kali ini.4

1. Observasi

Observasi hakikatnya merupakan kegiatan dengan menggunakan


pancaindera, bisa penglihatan, penciuman, pendengaran, untuk memperoleh
informasi yang diperlukan untuk menjawab masalah penelitian. Hasil

4
Mudjia Rahardjo, Metode Pengumpulan Data Penelitian Kualitatif, Sekolah
Pascasarjana Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, 2011, h. 2

6
observasi berupa aktivitas, kejadian, peristiwa, objek, kondisi atau suasana
tertentu, dan perasaan emosi seseorang. Observasi dilakukan untuk
memperoleh gambaran riil suatu peristiwa atau kejadian untuk menjawab
pertanyaan penelitian.5 Dalam penelitian kali ini, peneliti melakukan observasi
di Mts Maraqitta’limat Suela. Observasi dilakukan dengan tujuan mengenali
lingkungan sekolah serta yang utama guna mewawancarai narasumber selaku
pendidik disana.

2. Wawancara

Wawancara ialah proses komunikasi atau interaksi untuk mengumpulkan


informasi dengan cara tanya jawab antara peneliti dengan informan atau
subjek penelitian. Dengan kemajuan teknologi informasi seperti saat ini,
wawancara bisa saja dilakukan tanpa tatap muka, yakni melalui media
telekomunikasi.6 Dalam penelitian ini pula peneliti menerapkan hal tersebut
dikarenakan pihak narasumber yang sedang berhalangan untuk melakukan
wawancara secara langsung.

Wawancara dilakukan kepada dua narasumber, pertama dengan Bapak


Zaeluddin selaku wakil kepala sekolah bidang kurikulum. Wawancara dengan
narasumber pertama dilakukan via whatsapp, yaitu peneliti mengirimkan
pertanyaan seputar pemahaman dasar dan implementasi kurikulum 2013 yang
kemudian akan dijawab oleh narasumber pertama. Adapun kedua dengan
bapak Agus selaku guru Qur’an hadits tersertifikasi Mts Maraqitta’limat
Suela. Proses wawancara dengan narasumber kedua dilakukan secara langsung
di Mts Maraqitta’limat Suela dengan peneliti yang melontarkan pertanyaan
yang lebih mengarah pada implementasi dan problematika kurikulum 2013
pada pelajaran Qur’an hadits.

3. Dokumentasi

5
Mudjia Rahardjo, Metode Pengumpulan Data Penelitian Kualitatif, Sekolah
Pascasarjana Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, 2011, h. 2
6
Mudjia Rahardjo, Metode Pengumpulan Data Penelitian Kualitatif, 2011, h. 3

7
Selain melalui wawancara dan observasi, informasi juga bisa diperoleh
lewat fakta yang tersimpan dalam bentuk surat, catatan harian, arsip foto, hasil
rapat, cenderamata, jurnal kegiatan dan sebagainya.7 Data berupa dokumen
seperti ini bisa dipakai untuk menggali infromasi yang terjadi di masa silam.
Dalam penelitian ini peneliti mengabadikan data dalam bentuk foto dan chat
arsip.

D. Teknik Analisis Data (MTs Maraqitta’imat Suela Nusa Tenggara Barat)

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang
diperoleh dari wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi dengan cara
mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit,
melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan
yang akan dipelajari, dan membuat sebuah kesimpulan sehingga mudah dipahami
oleh diri sendiri maupun orang lain.8

Dalam penelitian kali ini, teknik analisis data dimulai dengan menelaah
seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber yang pada penelitian kali ini
berupa wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Data yang digali tentunya
sangat banyak, oleh karena itu peneliti kemudia mereduksi data hingga menjadi
lebih mudah dipahami dan relevan hingga akhirnya disusun sedemikian rupa
menjadi draft hasil penelitian terkait implementasi kurikulum 2013.

E. Keabsahan Data (MTs Maraqitta’imat Suela Nusa Tenggara Barat)

Demi menjaga keabsahan dari data yang digali dan dikumpulkan peneliti
merasa perlu adanya triangulasi. Triangulasi ialah kombinasi beragam sumber
data, tenaga peneliti, teori, dan teknik metodologis dalam suatu penelitian atas

7
Mudjia Rahardjo, Metode Pengumpulan Data Penelitian Kualitatif, Sekolah
Pascasarjana Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, 2011, h. 3
8
Yudhi Fachrudin, Teknik Analisis Data Kualitatif, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2013, h.4

8
gejala sosial. Dengan demikian triangulasi memungkinkan tangkapan realitas
secara lebih valid.9

F. Waktu dan Tempat Penelitian (SMA Plus Al-Ashri Global Mandiri


Makassar Sulawesi Selatan)

Penelitian ini dilakukan di SMA Plus Al-Ashri Global Mandiri, Makassar,


Sulawesi Selatan. Penelitian dilakukan pada hari Rabu tanggal 21 April 2020
pukul 10:00 – selesai WITA.

G. Desain Penelitian (SMA Plus Al-Ashri Global Mandiri Makassar


Sulawesi Selatan)

Berbagai tahapan penggalian data oleh peneliti di SMA Plus Al-Ashri Global
Mandiri Makassar terdiri dari tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, dan tahap
evaluasi yang akan dirincikan berikut ini.

1. Tahap Perencanaan

Pada permulaan penelitian, peneliti terlebih dahulu melakukan studi


pendahuluan. Studi pendahuluan yaitu tahap awal dalam melaksanakan
penelitian. Pada tahap ini, peneliti melakukan observasi dan mengumpulkan
data-data terkait dengan penerapan model pembelajaran di SMA Plus Al-Ashri
Global Mandiri Makassar. Data yang digali oleh peneliti adalah, pertama data
mengenai pemahaman dasar terkait kurikulum 2013 yang meliputi definisi,
faktor-faktor, landasan, prinsip dan tujuan. Kedua, terkait dengan
implementasi dan problematika apa saja yang sering dijumpai dalam
penerapan kurikulum 2013 tersebut. Tujuan dari pelaksanaan observasi dan
wawancara ini guna memperoleh informasi mengenai kelebihan dan
kekurangan kurikulum 2013 pada sekolah ini.

2. Tahap Pelaksanaan

9
Ivanovich Agusta, Teknik Pengumpulan dan Analisis Data Kualitatif, Sekolah
Pascasarjana UIN Alaudin Makassar, 2015, h. 4

9
Dalam tahapan pelaksanaan penelitian, peneliti terlebih dahulu
menyiapkan beberapa pertanyaan dan memohon kesediaan pihak narasumber
sebelum melakukan observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Beberapa
pertanyaan yang dilontarkan kepada narasumber lebih merujuk kepada
pemahaman dasar dan implementasi dari kurikulum 2013. Adapun tahap
pelaksanaan ini berlangsung tanpa ada kendala yang berarti selama satu hari
pada tanggal 21 April 2021 di SMA Plus Al-Ashri Global Mandiri Makassar
bersama dengan dua narasumber selaku wakil kepada sekolah bidang
kurikulum dan guru tersertifikasi yang mengampu mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam.

3. Tahap Evaluasi

Setelah mendapatkan data-data terkait pemahaman dasar dan implementasi


kurikulum 2013 di SMA Plus Al-Ashri Global Mandiri Makassar, peneliti
kemudian melakukan penyusunan data penelitian. Data yang telah digali
disusun sedemikian rupa kemudian direduksi sehingga menjadi data yang
relevan.

Selanjutnya, data yang telah direduksi kemudian dianalisis dan diverifikasi


hingga menjadi sebuah draft hasil penelitian terkait penerapan kurikulum 2013
di SMA Plus Al-Ashri Global Mandiri Makassar. Rampungnya draft hasil
penelitian menjadi akhir dari tahapan penelitian kali ini yang kemudian akan
dipresentasikan oleh peneliti secara singkat dan jelas pada kegiatan
perkuliahan kurikulum 2013.

H. Teknik Pengumpulan Data (SMA Plus Al-Ashri Global Mandiri


Makassar Sulawesi Selatan)

Pengumpulan data merupakan salah satu tahapan sangat penting dalam


penelitian. Teknik pengumpulan data yang benar akan menghasilkan data yang

10
memiliki kredibilitas tinggi, dan sebaliknya. Berikut beberapa teknik
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian kali ini.10

1. Observasi

Observasi hakikatnya merupakan kegiatan dengan menggunakan


pancaindera, bisa penglihatan, penciuman, pendengaran, untuk memperoleh
informasi yang diperlukan untuk menjawab masalah penelitian. Hasil
observasi berupa aktivitas, kejadian, peristiwa, objek, kondisi atau suasana
tertentu, dan perasaan emosi seseorang. Observasi dilakukan untuk
memperoleh gambaran riil suatu peristiwa atau kejadian untuk menjawab
pertanyaan penelitian.11 Dalam penelitian kali ini, peneliti melakukan
observasi di SMA Plus Al-Ashri Global Mandiri Makassar Sulawesi Selatan.
Observasi dilakukan dengan tujuan mengenali lingkungan sekolah serta yang
utama guna mewawancarai narasumber selaku pendidik disana.

2. Wawancara

Wawancara ialah proses komunikasi atau interaksi untuk mengumpulkan


informasi dengan cara tanya jawab antara peneliti dengan informan atau
subjek penelitian. Dengan kemajuan teknologi informasi seperti saat ini,
wawancara bisa saja dilakukan tanpa tatap muka, yakni melalui media
telekomunikasi.12 Dalam penelitian ini pula peneliti menerapkan hal tersebut
dikarenakan pihak narasumber yang sedang berhalangan untuk melakukan
wawancara secara langsung.

Wawancara dilakukan kepada dua narasumber, pertama dengan Ibu Ika


selaku wakil kepala sekolah bidang kurikulum. Wawancara dengan
narasumber pertama dilakukan via whatsapp, yaitu peneliti mengirimkan
pertanyaan seputar pemahaman dasar dan implementasi kurikulum 2013 yang

10
Mudjia Rahardjo, Metode Pengumpulan Data Penelitian Kualitatif, Sekolah
Pascasarjana Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, 2011, h. 2
11
Mudjia Rahardjo, Metode Pengumpulan Data Penelitian Kualitatif, Sekolah
Pascasarjana Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, 2011, h. 2
12
Mudjia Rahardjo, Metode Pengumpulan Data Penelitian Kualitatif, 2011, h. 3

11
kemudian akan dijawab oleh narasumber pertama. Adapun kedua dengan
bapak Sabir Gegge Mappangewa selaku guru Pendidikan Agama Islam
tersertifikasi di SMA Plus Al-Ashri Global Mandiri. Proses wawancara
dengan narasumber kedua dilakukan secara langsung di SMA Plus Al-Ashri
Global Mandiri Makassar dengan peneliti yang melontarkan pertanyaan yang
lebih mengarah pada implementasi dan problematika kurikulum 2013 pada
pelajaran Pendidikan Agama Islam.

3. Dokumentasi

Selain melalui wawancara dan observasi, informasi juga bisa diperoleh


lewat fakta yang tersimpan dalam bentuk surat, catatan harian, arsip foto, hasil
rapat, cenderamata, jurnal kegiatan dan sebagainya.13 Data berupa dokumen
seperti ini bisa dipakai untuk menggali infromasi yang terjadi di masa silam.
Dalam penelitian ini peneliti mengabadikan data dalam bentuk foto dan chat
arsip.

I. Teknik Analisis Data (SMA Plus Al-Ashri Global Mandiri Makassar


Sulawesi Selatan)

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang
diperoleh dari wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi dengan cara
mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit,
melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan
yang akan dipelajari, dan membuat sebuah kesimpulan sehingga mudah dipahami
oleh diri sendiri maupun orang lain.14

Dalam penelitian kali ini, teknik analisis data dimulai dengan menelaah
seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber yang pada penelitian kali ini
berupa wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Data yang digali tentunya
sangat banyak, oleh karena itu peneliti kemudia mereduksi data hingga menjadi

13
Mudjia Rahardjo, Metode Pengumpulan Data Penelitian Kualitatif, Sekolah
Pascasarjana Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, 2011, h. 3
14
Yudhi Fachrudin, Teknik Analisis Data Kualitatif, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2013, h.4

12
lebih mudah dipahami dan relevan hingga akhirnya disusun sedemikian rupa
menjadi draft hasil penelitian terkait implementasi kurikulum 2013.

J. Keabsahan Data (SMA Plus Al-Ashri Global Mandiri Makassar Sulawesi


Selatan)

Demi menjaga keabsahan dari data yang digali dan dikumpulkan peneliti
merasa perlu adanya triangulasi. Triangulasi ialah kombinasi beragam sumber
data, tenaga peneliti, teori, dan teknik metodologis dalam suatu penelitian atas
gejala sosial. Dengan demikian triangulasi memungkinkan tangkapan realitas
secara lebih valid.15

K. Waktu dan Tempat Penelitian (SMP Islam Al-Falah Ciputat Tangerang


Selatan)

Tempat : SMP Islam Al Falah Ciputat (Pengawas Kurikulum dan


Guru Mapel PAI)

Waktu Penelitian : 17 April 2021 (08:00 WIB)

L. Desain Penelitian (SMP Islam Al-Falah Ciputat Tangerang Selatan)


1. Studi Pendahuluan
Studi pendahuluan merupakan tahap awal dalam melakukan penelitian dan
pengembangan model. Pada tahap ini, peneliti melakukan observasi dan
mengumpulkan data-data terkait dengan penerapan model pembelajaran di
masing-masing sekolah. Data yang perlu digali oleh peneliti adalah data
mengenai implementasi penerapan kurikulum 2013 dalam ruang lingkup SKL
(Standar Kelulusan Siswa) dan Planning KI dan KD dalam memujudkan
kualitas kurtilas lebih baik lagi di SMP Islam Al Falah Ciputat. Tujuannya
dilakukan observasi wawancara ini untuk memperoleh informasi mengenai
kelebihan dan kekurangan kurtilas pada sekolah ini.

2. Langkah – langkah penelitian

15
Ivanovich Agusta, Teknik Pengumpulan dan Analisis Data Kualitatif, Sekolah
Pascasarjana UIN Alaudin Makassar, 2015, h. 4

13
a. Perencanaan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah peneliti menyusun
rancangan penelitian dan penetapan tempat penelitian. Rancangan
penelitian pun dilakukan secara observasi, wawancara dan studi
dokumentasi, dimana peneliti terjun langsung ke sekolah dan
mewawanacarai Pengawas Kurikulum Sekolah dan Guru Mapel PAI.

b. Pelaksanaan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini saya sebagai peneliti
sekaligus sebagai human instrument mencari informasi data, yaitu
mewawancarai Pengawas Kurikulum dan Guru Mapel PAI, untuk
menanyakan seputar kurikulum 13 ini.

c. Evaluasi
Kurikulum 2013 merupakan sebuah kebijakan pendidikan yang sudah
di tetapkan melalui Peraturan Kemendikbud RI pada tahun 2015. Ada
beberapa point yang ada di dalam konsep Kurtilas mengenai manajemen
sekolah dan pembelajaran siswa. Dalam hal ini, Kurikulum 2013 tidak
terlepas dari Mapel PAI, yang sudah sangat menyatu dengan
perkembangan PAI di sekolah. Isi yang terdapat dalam kurtilas membahas
mengenai Pendidikan Karakter dan Pengembangan Akhlak Peserta Didik.

M. Teknik Pengumpulan Data (SMP Islam Al-Falah Ciputat Tangerang


Selatan)
1. Observasi
Observasi merupakan aktivitas penelitian dalam rangka mengumpulkan
data yang berkaitan dengan masalah penelitian melalui proses pengamatan
langsung di lapangan, Observasi adalah metode pengumpulan data dimana
peneliti mencatat informasi sebagaimana yang mereka saksikan selama
penelitian. Adapun hal – hal yang diamati oleh peneliti adalah implementasi
penerapan kurikulum 2013 dalam ruang lingkup SKL(Standar Kelulusan
Siswa) dan Planning KI dan KD dalam memujudkan kualitas kurtilas lebih

14
baik lagi. Sekolah yang saya datangi ini menggunakan kurikulum 2013 sejak
tahun 2016, dimulai dari kelas 1 dan 3. kurtilas diaplikasikan di sekolah in
secara bertahap – tahap. Pada kurikulum 13 ini guru diharapkan sudah
mengetahui atau menguasai perangkat pembelajaran khususnya dalam hal
ICT. Dan media pendukung pembelajaran sangat dibutuhkan agar proses
pembelajaran lebih efektif dalam hal penerapan SKL, KI, dan KD.

2. Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu
dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan
pertanyaan dan terwawancara (interview) yang memberikan jawaban atas
pertanyaan itu. Tujuan dilakukannya wawancara adalah untuk memperoleh
data penelitian sesuai dengan focus penelitian sehingga data yang diperoleh
dari informan mampu menggambarkan dan mewujudkan penerapan kurtilas
dalam hal SKL, KD, dan KI di SMP Islam Al Falah Ciputat. Wawancara
peneliti dengan 2 narasumber yaitu Ibu Hj. Yati yuniarsih, M.Pd selaku
Pengawas Kurikulum dan Pak Mukmin selaku Guru Mapel PAI.

3. Studi Dokumentasi
Dokumentasi adalah cara mendapatkan data dengan mempelajari dan
mencatat buku – buku, arsip, atau dokumen, dan hal – hal yang terkait dengan
penelitian. Data ini berguna sebagai dasar atas terselenggaranya penerapan
kurtilas dalam ruang lingkup KD, KI, dan SKL pada pelaksanaan kurikulum
13 di sekolah tersebut.

N. Teknik Analisis Data (SMP Islam Al-Falah Ciputat Tangerang Selatan)


1. Observasi
Peneliti melakukan observasi di SMP Islam Al Falah Ciputat pada tanggal
17 April 2021 terkait kurikulum 2013. Selain membahas tentang kurikulum
2013, peneliti juga mengobservasi tentang sarana dan prasana sekolah,
perkembangan siswa tiap tahunnya, dan media - media pembelajaran yang
digunakan disekolah tersebut.

15
Di sekolah ini sudah menerapkan kurikulum 2013 dengan baik, seperti
buku paket untuk pembelajaran sudah tersedia dari kelas VII- IX, begitu pun
guru yang mengajar di sekolah tersebut kebanyakn sudah megkuti workshop
ataupun diklat tentang kurikulum 2013 ini. Kelas di sekolah ini pun sudah dari
kelas VII-IX dan juga sudah meiliki kantor dan ruang guru. Pada kurikulum
2013 ini, guru berperan penting sebagai fasilitator dan untuk meningkatkan
daya kreatifitas dan karakter peserta didik, sehingga dalam pembelajaran
peserta didik cenderung lebih aktif.

Nilai plus dari sekolah ini bisa dilihat dari kualitas manajemen kurikulum
dan fasilitator sekolah, yang berbasiskan teknologi dan keislaman yang tidak
luntur. Hanya saja, karena sekolah ini tergolong sekolah swasta, peserta didik
juga masih tergolong sedikit. Sesuai motto pengawas kurikulum dan guru-
guru disini yaitu Sedikit tapi berkualitas.

2. Wawancara
Hasil wawancara oleh peneliti kepada pengawas kurikulum dan guru PAI
terkait kurikulum 2013 dalam ruang lingkup penerapan SKL, KI, dan KD.
Standar Kompetensi Lulusan (SKL) merupakan kriteria mengenai kualifikasi
kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

Standar kompetensi lulusan digunakan sebagai pedoman penilaian dalam


menentukan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan. Kompetensi Inti
(KI) adalah tingkat kemampuan untuk mencapai Standar Kompetensi Lulusan
yang harus dimiliki peserta didik pada setiap tingkat kelas atau program yang
menjadi landasan Pengembangan Kompetensi Dasar. Kompetensi inti
merupakan terjemahan atau operasionalisasi SKL dalam bentuk kualitas yang
harus dimiliki oleh peserta didik yang dinyatakan telah menyelesaikan
pendidikan pada satuan pendidikan tertentu. Kompetensi Inti mencakup empat
dimensi yang mencerminkan : (1) sikap spiritual; (2) sikap sosial; (3)
pengetahuan; (4) dan keterampilan. Keempat dimensi tersebut dirancang
sebagai pengintegrasi muatan pembelajaran, mata pelajaran, atau program
dalam mencapai Standar Kompetensi Lulusan. Kompetensi yang berkaitan

16
dengan sikap keagamaan dan sosial dikembangkan secara tidak langsung
(indirect teaching), yaitu pada saat peserta didik belajar tentang pengetahuan
(kompetensi kelompok) dan penerapan pengetahuan atau keterampilan
(kompetensi Inti kelompok).

Beberapa point diatas, merupakan pembehasan yang peneliti tanyakan, dan


dijelaskanm oleh pengawas kurikulum dan guru maple PAI di SMP Islam Al
Falah Ciputat, yang merupakan sebuah ke efektifan pembelajaran di sekolah
ini adalah dengan memperhatikan penerapan SKL, KI, dan KD dalam
mewujudkan kurtilas yang berkualitas ke depannya.

3. Studi dokumentasi
Peneliti menggunakan dokumentasi yang beragam. Karena di awal
wawancara, peneliti tidak mengambil foto dengan ke dua narasumber. Karena
ketika itu, peneliti juga mengisi materi kepemimpinan yang diadakan osis dan
pramuka SMP Islam Al Falah Ciputat Kota Tangerang Selatan.

O. Waktu dan Tempat Penelitian (SMA IT Al-Irsyad Purwokerto Jawa


Tengah)

Penelitian ini dilakukan di SMAIT Al Irsyad Purwokerto, Jawa Tengah.


Penelitian dilakukan pada hari Sabtu, tanggal 24 April 2021 pukul 10:00 – selesai
WIB.

P. Desain Penelitian (SMA IT Al-Irsyad Purwokerto Jawa Tengah)

Berbagai tahapan penggalian data oleh peneliti di SMAIT Al Irsyad


Purwokerto terdiri dari tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, dan tahap evaluasi
yang akan dirincikan berikut ini.

1. Tahap Perencanaan

Pada permulaan penelitian, peneliti terlebih dahulu melakukan studi


pendahuluan. Studi pendahuluan yaitu tahap awal dalam melaksanakan
penelitian. Pada tahap ini, peneliti melakukan observasi dan mengumpulkan

17
data-data terkait dengan penerapan model pembelajaran di SMAIT Al Irsyad
Purwokerto. Data yang digali oleh peneliti adalah, pertama data mengenai
pemahaman dasar terkait kurikulum 2013 yang meliputi definisi, faktor-faktor,
landasan, prinsip dan tujuan. Kedua, terkait dengan implementasi dan
problematika apa saja yang sering dijumpai dalam penerapan kurikulum 2013
tersebut. Tujuan dari pelaksanaan observasi dan wawancara ini guna
memperoleh informasi mengenai kelebihan dan kekurangan kurikulum 2013
pada sekolah ini.

2. Tahap Pelaksanaan

Dalam tahapan pelaksanaan penelitian, peneliti terlebih dahulu


menyiapkan beberapa pertanyaan dan memohon kesediaan pihak narasumber
sebelum melakukan observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Beberapa
pertanyaan yang dilontarkan kepada narasumber lebih merujuk kepada
pemahaman dasar dan implementasi dari kurikulum 2013. Adapun tahap
pelaksanaan ini berlangsung tanpa ada kendala yang berarti selama satu hari
pada tanggal 24 April 2021 di SMAIT Al Irsyad Purwokerto bersama dengan
dua narasumber selaku wakil kepada sekolah bidang kurikulum dan guru
tersertifikasi yang mengampu mata pelajaran Pendidikan Agama Islam
(Fiqih).

3. Tahap Evaluasi

Setelah mendapatkan data-data terkait pemahaman dasar dan implementasi


kurikulum 2013 di SMAIT Al Irsyad Purwokerto, peneliti kemudian
melakukan penyusunan data penelitian. Data yang telah digali disusun
sedemikian rupa kemudian direduksi sehingga menjadi data yang relevan.

Selanjutnya, data yang telah direduksi kemudian dianalisis dan diverifikasi


hingga menjadi sebuah draft hasil penelitian terkait penerapan kurikulum 2013
di SMAIT Al Irsyad Purwokerto. Rampungnya draft hasil penelitian menjadi
akhir dari tahapan penelitian kali ini yang kemudian akan dipresentasikan oleh
peneliti secara singkat dan jelas pada kegiatan perkuliahan kurikulum 2013.

18
Q. Teknik Pengumpulan Data (SMA IT Al-Irsyad Purwokerto Jawa
Tengah)

Pengumpulan data merupakan salah satu tahapan sangat penting dalam


penelitian. Teknik pengumpulan data yang benar akan menghasilkan data yang
memiliki kredibilitas tinggi, dan sebaliknya. Berikut beberapa teknik
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian kali ini.16

1. Observasi

Observasi hakikatnya merupakan kegiatan dengan menggunakan


pancaindera, bisa penglihatan, penciuman, pendengaran, untuk memperoleh
informasi yang diperlukan untuk menjawab masalah penelitian. Hasil
observasi berupa aktivitas, kejadian, peristiwa, objek, kondisi atau suasana
tertentu, dan perasaan emosi seseorang. Observasi dilakukan untuk
memperoleh gambaran riil suatu peristiwa atau kejadian untuk menjawab
pertanyaan penelitian.17 Dalam penelitian kali ini, peneliti melakukan
observasi di SMAIT Al Irsyad Purwokerto. Observasi dilakukan dengan
tujuan mengenali lingkungan sekolah serta yang utama guna mewawancarai
narasumber selaku pendidik disana.

2. Wawancara

Wawancara ialah proses komunikasi atau interaksi untuk mengumpulkan


informasi dengan cara tanya jawab antara peneliti dengan informan atau
subjek penelitian. Dengan kemajuan teknologi informasi seperti saat ini,
wawancara bisa saja dilakukan tanpa tatap muka, yakni melalui media
telekomunikasi.18 Dalam penelitian ini pula peneliti menerapkan hal tersebut
dikarenakan pihak narasumber yang sedang berhalangan untuk melakukan
wawancara secara langsung.

16
Mudjia Rahardjo, Metode Pengumpulan Data Penelitian Kualitatif, Sekolah
Pascasarjana Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, 2011, h. 2
17
Mudjia Rahardjo, Metode Pengumpulan Data Penelitian Kualitatif, Sekolah
Pascasarjana Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, 2011, h. 2
18
Mudjia Rahardjo, Metode Pengumpulan Data Penelitian Kualitatif, 2011, h. 3

19
Wawancara dilakukan kepada dua narasumber, pertama dengan Ustadz
Faizul Munif selaku wakil kepala sekolah bidang kurikulum. Wawancara
dengan narasumber pertama peneliti memberikan pertanyaan seputar
pemahaman dasar dan implementasi kurikulum 2013 yang kemudian akan
dijawab oleh narasumber pertama. Adapun narasumber kedua dengan Ustadz
Zaky selaku guru Pendidikan Agama Islam (Fiqih) tersertifikasi di SMAIT Al
Irsyad Purwokerto. Proses wawancara dengan narasumber kedua peneliti
melontarkan pertanyaan yang lebih mengarah pada implementasi dan
problematika kurikulum 2013 pada pelajaran Pendidikan Agama Islam.

3. Dokumentasi

Selain melalui wawancara dan observasi, informasi juga bisa diperoleh


lewat fakta yang tersimpan dalam bentuk surat, catatan harian, arsip foto, hasil
rapat, cenderamata, jurnal kegiatan dan sebagainya.19 Data berupa dokumen
seperti ini bisa dipakai untuk menggali infromasi yang terjadi di masa silam.
Dalam penelitian ini peneliti mengabadikan data dalam bentuk foto dan chat
arsip.

R. Teknik Analisis Data (SMA IT Al-Irsyad Purwokerto Jawa Tengah)

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang
diperoleh dari wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi dengan cara
mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit,
melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan
yang akan dipelajari, dan membuat sebuah kesimpulan sehingga mudah dipahami
oleh diri sendiri maupun orang lain.20

Dalam penelitian kali ini, teknik analisis data dimulai dengan menelaah
seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber yang pada penelitian kali ini
berupa wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Data yang digali tentunya

19
Mudjia Rahardjo, Metode Pengumpulan Data Penelitian Kualitatif, Sekolah
Pascasarjana Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, 2011, h. 3
20
Yudhi Fachrudin, Teknik Analisis Data Kualitatif, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2013, h.4

20
sangat banyak, oleh karena itu peneliti kemudia mereduksi data hingga menjadi
lebih mudah dipahami dan relevan hingga akhirnya disusun sedemikian rupa
menjadi draft hasil penelitian terkait implementasi kurikulum 2013.

S. Keabsahan Data (SMA IT Al-Irsyad Purwokerto Jawa Tengah)

Demi menjaga keabsahan dari data yang digali dan dikumpulkan peneliti
merasa perlu adanya triangulasi. Triangulasi ialah kombinasi beragam sumber
data, tenaga peneliti, teori, dan teknik metodologis dalam suatu penelitian atas
gejala sosial. Dengan demikian triangulasi memungkinkan tangkapan realitas
secara lebih valid.21

21
Ivanovich Agusta, Teknik Pengumpulan dan Analisis Data Kualitatif, Sekolah
Pascasarjana UIN Alaudin Makassar, 2015, h. 4

21
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian (MTs Maraqitta’imat Suela Nusa Tenggara Barat)

Penelitian kali ini dilakukan di Mts Maraqitta’limat Suela Lombok Timur


dengan tujuan untuk mengetahui lebih dalam seputar penerapan atau implementasi
dari kurikulum 2013 khususnya di Mts Maraqitta’limat Suela Lombok Timur.
Sebagaimana telah dijelaskan pada bab sebelumnya bahwa dalam penelitian ini
peneliti menggali data melalui observasi, wawancara, dan sistem dokumentasi.
Berikut hasil dari penelitian yang berhasil digali.

1. Observasi

Dalam proses observasi ini, peneliti bertujuan untuk mengetahui lebih


lanjut situasi dan kondisi serta beberapa aspek instrumental sekolah seperti
kurikulum, silabus, dan sarana prasarana. Di akhir observasi peneliti
berkesimpulan bahwa Mts Maraqitta’limat Suela Lombok Timur belum
maksimal dalam menerapkan kurikulum 2013. Hal tersebut terlihat dari hasil
observasi peneliti dimana sarana dan prasarana yang kurang mendukung,
tenaga pendidik yang kurang memahami, serta letak geografis Mts
Maraqitta’limat Suela Lombok Timur sendiri yang terpencil.

2. Wawancara

Wawancara pada penelitian kali ini dilakukan kepada dua narasumber.


Pertama Bapak Zaeluddin selaku wakil kepala sekolah bidang kurikulum.
Berikut hasil wawancara dengan narasumber.

 Sejak kapan kurikulum 2013 diterapkan di sekolah ini?

Sejak 2019 kurikulum 2013 telah di terapkan di sekolah ini, walaupun


sampai sekarang anak-anak masih dalam tahap adaptasi.

 Apa saja perbedaan yang guru rasakan antara K13 dengan


kurikulum sebelumnya, serta titik beratnya dimana?

22
Kurikulum KTSP dalam oprasionalnya lebih mudah dilaksanakan
pembelajarannya dari metode yang digunakan dan penilainnya Cuma 2
yaitu pengetahuan dan keterampilan, sedangkan K13 lebih menitik
beratkan pada karakter/sikap siswa. Kemudian, siswa dituntut untuk
mandiri dalam belajara sedangkan guru hanya sebagai fasilitator.

 Bagaimana dengan pengembangan K13 di sekolah ... Selama ini,


apakah ada problem yang dialami dalam penilaian dari SKL dan
yang lain sebagainya?

Belum maksimal karena belum ada kesiapan dari guru terkait sarana
belajar.

 Bagaimana Implementasi Kurtilas dalam ruang lingkup SKL?

Implementasinya hanya baru terbilang 60%

 Bagaimana proyek kurtilas dalam KI dan KD yang bisa


menjadikan kualitas kurtilas dalam 5 tahun ke depan lebih baik
lagi?

Banyak hal yang perlu dilaksanakan dalam hal ini pelatihan dan
Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP)

 Dalam standar proses kurikulum 2013 terdapat beberapa prinsip


pembelajaran, salah satunya dari murid yang diberitahu menjadi
murid yang mencari tahu. Bagaimana implementasi dari prinsip
pembelajaran tersebut di sekolah?

Ini proses yang lumayan sulit sampai saat ini, karena ujung-ujungnya
guru yang harus berperan aktif dari siswa. Salah satu problemnya
adalah bingung. Contoh : dalam hal interaktif ketika guru bertanya
siswa tidak bisa menjawab. Ketika disuruh membuat pertanyaan siswa
belum mampu dalam membuatnya.

23
Wawancara berikutnya dilakukan dengan Bapak Agus guru Qur’an hadits
yang tersertifikasi di Mts Maraqitta’limat Suela. Berikut hasil wawancara
dengan narasumber kedua.

 Menurut anda apakah proses pembelajaran dengan kurikulum


2013 sudah efektif?

Dalam hal ini jika dilihat dari letak geografis sekolah sampai
sekarang belum efektif.

 Apakah sarana dan prasarana sudah memadai?

Untuk Mts Maraqitta’limat Suela, belum memadai sehingga mungkin


ini salah satu faktor yang kurang semangat guru dan siswa dalam
proses belajar mengajar.

 Media apa yang sering digunakan dalam pembelajaran?

Pada kurikulum 2013, guru diminta untuk membuat metode


pembelajaran yang dapat merancang siswa aktif dalam belajar.
Tetapi, saat ini saya masih menggunakan media alam dalam hal
menggambarkan kekuasaan Allah SWT. Sehingga rangsangan
menakjubkan melihat dan memikirkan yang terkandung dalam qu’an
dan hadits.

 Kesulitan apa dalam melaksanakan kurikulum 2013?

Dalam mengarahkan siswa dalam tugas mandiri ataupun kelompok


merupakan PR untuk saya sebagai guru, karena minat dan motivasi
belajar mereka kurang ataupun juga masih bingung. K13 lebih cocok
diterapkan untuk Mahasiswa.

3. Dokumentasi

Dokumentasi yang dilakukan peneliti dalam penelitian kali ini dilakukan


dengan mengabadaikan foto dan arsip chat yang merupakan hasil dari proses
wawancara yang akan dilampirkan pada bab berikutnya.

24
B. Hasil Penelitian (SMA Plus Al-Ashri Global Mandiri Makassar Sulawesi
Selatan)

Penelitian kali ini dilakukan di SMA Plus Al-Ashri Global Mandiri Makassar
Sulawesi Selatan dengan tujuan untuk mengetahui lebih dalam seputar penerapan
atau implementasi dari kurikulum 2013 khususnya di SMA Plus Al-Ashri Global
Mandiri Makassar Sulawesi Selatan. Sebagaimana telah dijelaskan pada bab
sebelumnya bahwa dalam penelitian ini peneliti menggali data melalui observasi,
wawancara, dan sistem dokumentasi. Berikut hasil dari penelitian yang berhasil
digali.

1. Observasi

Dalam proses observasi ini, peneliti bertujuan untuk mengetahui lebih


lanjut situasi dan kondisi serta beberapa aspek instrumental sekolah seperti
kurikulum, silabus, dan sarana prasarana. Di akhir observasi peneliti
berkesimpulan bahwa SMA Plus Al-Ashri Global Mandiri telah menerapkan
kurikulum dan silabus sesuai dengan standar isi dari kurikulum 2013. Adapun
sarana dan prasarana sekolah ini sudah cukup memadai. Sebagai tambahan
bahwa sekolah ini telah mendapatkan akreditasi A.

2. Wawancara

Wawancara pada penelitian kali ini dilakukan kepada dua narasumber.


Pertama Ibu Ika selaku wakil kepala sekolah bidang kurikulum. Berikut hasil
wawancara dengan narasumber.

 Sejak kapan kurikulum 2013 diterapkan di sekolah ini?

Sejak 2018 kurikulum 2013 telah di terapkan di sekolah ini, dan


sekarang pun pembelajaran memakai kurtilas sudah terbilang efektif

 Apa tujuan penerapan kurikulum 2013 di sekolah ini?

Tujuan diterapkannya kurikulum 2013 di sekolah ini adalah lebih


mengedepankan religius sikap dan karakter siswa, baik itu dari segi

25
pengembangan potensi siswa maupun dari segi observasi, bertanya,
bernalar, dan mempresentasikan materi pembelajaran sehingga siswa
diharapkan lebih aktif lagi di dalam kelas

 Apakah sarana dan prasarana disekolah ini sudah memadai


dalam pelaksanaan kurikulum 2013?

Sarana dan prasarana di sekolah ini telah mencukupi untuk


melaksanakan kurtilas ini baik dari segi IT maupun manual seperti
buku buku paket, proyektor dan lainnya

 Bagaimna pelaksanaan kurikulum 2013 di sekolah ini?

Pelaksanaan kurikulum di sekolah ini berjalan sesuai dengan jadwal


kelasnnya dengan berpatokan pada perangkat pembelajaran, dan lima
pendidikan karakter di sekolah itu (religious, nasionalisme,
kemandirian, gotong royong, dan integritas)

 Apa saja persiapan guru dalam melaksanakan kurikulum 2013?

Persiapan guru dalam melaksanakan kurikulum2013 ini adalah dngan


melakukan sosialisasi ke masyarakat sekitar sekolah, melakukan
bimbingan atau pelatihan terkait kurtilas ini agar guru lebih paham
dalam melaksnakan kurtilas ini.

 Hal apa yang perlu di evaluasi dalam pelaksanaan kurtilas ini?

Evaluasi / penilaian dalam kurtilas ini yaitu guru lebih menekankan ke


peserta didik untuk memahami pembelajaran di kelas sehingga, siswa
lebih aktif lagi selain itu guru Menitikberatkan pada pengembangan
potensi dan pembinaan karakter siswa sehingga siswa dapat memiliki
sikap dan keterampilan sesuai dengan karakter bangsa

Wawancara berikutnya dilakukan dengan Bapak Gegge selaku guru


Pendidikan Agama Islam yang tersertifikasi di SMA Plus Al-Ashri Global

26
Mandiri Makassar Sulawesi Selatan. Berikut hasil wawancara dengan
narasumber kedua.

 Menurut anda apakah proses pembelajaran dengan kurikulum


2013 sudah efektif?

Kurikulum 2013 mulanya dibentuk oleh pemerintah agar, siswa


Indonesia lebih bisa berpikir kritis (HOTS) dan berkarakter. Siswa
juga dapat mengembangkan pembelajaran yang diberikan. Namun,
dalam prosesnya masih banyak guru yang kesulitan dalam
mengimplementasikan kurikulum 2013 sebab kurangnya perhatian
dari pemerintah mengenai bekal mengajar guru. Secara teoritis K13
lebih efektif dari KTSP namun, secara praktek K13 kurang efektif yang
disebabkan banyaknya dokumentasi kurang memadai.

 Apakah sarana dan prasarana sudah memadai?

Untuk di Al-Ashri sendiri, sarana dan prasarana yang ada belum


terlalu memadai. Walaupun dalam kurikulum 2013 untuk pembaruan
sarana dan prasaranannya tidak begitu banyak, yang terpenting
sekolah memiliki buku materi serta pelatihan untuk guru, pelatihan ini
bertujuan untuk guru semakin dimudahkan dalam pengajaran
kurikulum 2013.

 Media apa yang sering digunakan dalam pembelajaran?

Pada kurikulum 2013, guru diminta untuk membuat metode


pembelajaran yang dapat merancang siswa aktif dalam belajar. Selain
metode terdapat media sebagai alat bantu mengajar. Biasanya, ketika
saya mengajar dikelas. Saya akan menggunakan media tanya jawab
(agar siswa terpancing untuk aktif), kemudian saya juga menggunakan
media alat peraga agar siswa lebih memahami materi dengan mudah.

 Kesulitan apa dalam melaksanakan kurikulum 2013?

27
Dari sisi siswa: masih banyak siswa yang pasif dalam proses
pembelajaran berlangsung, sehingga guru harus ekstra berusaha
dalam mengajar. Dari sisi guru: beberapanya masih banyak guru
yang belum siap dengan perubahan kurikulum baru karena pembuatan
RPP dan penilaian yang cukup rumit serta guru juga harus lebih
kreatif dalam membuat bahan materi. Walaupun begitu guru haruslah
dituntut untuk menyesuaikan dengan pendidikan dari masa ke masa.

3. Dokumentasi

Dokumentasi yang dilakukan peneliti dalam penelitian kali ini dilakukan


dengan mengabadaikan foto dan arsip chat yang merupakan hasil dari proses
wawancara yang akan dilampirkan pada bab berikutnya.

C. Hasil Penelitian (SMP Islam Al-Falah Ciputat Tangerang Selatan)

Penelitian kali ini dilakukan di SMP Islam Al Falah Ciputat Kota Tangerang
Selatan dengan tujuan untuk mengetahui lebih dalam seputar penerapan atau
implementasi dari kurikulum 2013 dalam ruang lingkup SKL,KD, dan KI di SMP
Islam Al Falah Ciputat Kota Tngerang Selatan. Sebagaimana telah dijelaskan pada
bab sebelumnya bahwa dalam penelitian ini peneliti menggali data melalui
observasi, wawancara, dan sistem dokumentasi. Berikut hasil dari penelitian yang
berhasil digali.

1. Observasi
Peneliti melakukan observasi di SMP Islam Al Falah Ciputat pada tanggal
17 April 2021 terkait kurikulum 2013. Selain membahas tentang kurikulum
2013, peneliti juga mengobservasi tentang sarana dan prasana sekolah,
perkembangan siswa tiap tahunnya, dan media - media pembelajaran yang
digunakan disekolah tersebut.
Di sekolah ini sudah menerapkan kurikulum 2013 dengan baik, seperti
buku paket untuk pembelajaran sudah tersedia dari kelas VII- IX, begitu pun
guru yang mengajar di sekolah tersebut kebanyakn sudah megkuti workshop
ataupun diklat tentang kurikulum 2013 ini. Kelas di sekolah ini pun sudah dari

28
kelas VII-IX dan juga sudah meiliki kantor dan ruang guru. Pada kurikulum
2013 ini, guru berperan penting sebagai fasilitator dan untuk meningkatkan
daya kreatifitas dan karakter peserta didik, sehingga dalam pembelajaran
peserta didik cenderung lebih aktif.
Nilai plus dari sekolah ini bisa dilihat dari kualitas manajemen kurikulum
dan fasilitator sekolah, yang berbasiskan teknologi dan keislaman yang tidak
luntur. Hanya saja, karena sekolah ini tergolong sekolah swasta, peserta didik
juga masih tergolong sedikit. Sesuai motto pengawas kurikulum dan guru-
guru disini yaitu Sedikit tapi berkualitas.
2. Wawancara

Wawancara pada penelitian kali ini dilakukan kepada dua narasumber.


Pertama Ibu Hj. Yati selaku Pengawas Kurikulum dan kedua, Pak Mukmin
selaku guru Mapel PAI SMP Islam Al Falah Ciputat Kota Tngerang Selatan.
Berikut hasil wawancara dengan narasumber.

Pertanyaan:

1. Bagaimana implementasi penerapan kurikulum 2013 dalam ruang


lingkup SKL, KD, dan KI di SMP Islam Al Falah Ciputat Kota
Tangerang Selatan ini?
2. Bagaimana planning yang harus dilakukan ke depan di SMP Islam Al
Falah Ciputat ini agar penerapan kuikulum 2013 ini berjalan dengan
baik di segala aspek?

Jawaban hasil wawancara:

Hasil wawancara oleh peneliti kepada pengawas kurikulum dan guru PAI
terkait kurikulum 2013 dalam ruang lingkup penerapan SKL, KI, dan KD.
Standar Kompetensi Lulusan (SKL) merupakan kriteria mengenai
kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan
keterampilan.

Standar kompetensi lulusan digunakan sebagai pedoman penilaian dalam


menentukan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan.

29
Kompetensi Inti (KI) adalah tingkat kemampuan untuk mencapai Standar
Kompetensi Lulusan yang harus dimiliki peserta didik pada setiap tingkat
kelas atau program yang menjadi landasan Pengembangan Kompetensi
Dasar.

Kompetensi inti merupakan terjemahan atau operasionalisasi SKL dalam


bentuk kualitas yang harus dimiliki oleh peserta didik yang dinyatakan
telah menyelesaikan pendidikan pada satuan pendidikan tertentu.

Kompetensi Inti mencakup empat dimensi yang mencerminkan : (1) sikap


spiritual; (2) sikap sosial; (3) pengetahuan; (4) dan keterampilan.

Keempat dimensi tersebut dirancang sebagai pengintegrasi muatan


pembelajaran, mata pelajaran, atau program dalam mencapai Standar
Kompetensi Lulusan.

Kompetensi yang berkaitan dengan sikap keagamaan dan sosial


dikembangkan secara tidak langsung (indirect teaching), yaitu pada saat
peserta didik belajar tentang pengetahuan (kompetensi kelompok) dan
penerapan pengetahuan atau keterampilan (kompetensi Inti kelompok).

Beberapa point diatas, merupakan pembehasan yang peneliti tanyakan, dan


dijelaskanm oleh pengawas kurikulum dan guru mapel PAI di SMP Islam
Al Falah Ciputat, yang merupakan sebuah ke efektifan pembelajaran di
sekolah ini adalah dengan memperhatikan penerapan SKL, KI, dan KD
dalam mewujudkan kurtilas yang berkualitas ke depannya.

3. Dokumentasi hasil penelitian

Dokumentasi yang dilakukan peneliti dalam penelitian kali ini dilakukan


dengan mengabadaikan foto dan arsip chat yang merupakan hasil dari proses
wawancara yang akan dilampirkan pada bab berikutnya.

D. Hasil Penelitian (SMA IT Al-Irsyad Purwokerto Jawa Tengah)

30
Penelitian kali ini dilakukan di SMAIT Al Irsyad Purwokerto dengan tujuan
untuk mengetahui lebih dalam seputar penerapan atau implementasi dari
kurikulum 2013 khususnya di SMAIT Al Irsyad Purwokerto. Sebagaimana telah
dijelaskan pada bab sebelumnya bahwa dalam penelitian ini peneliti menggali
data melalui observasi, wawancara, dan sistem dokumentasi. Berikut hasil dari
penelitian yang berhasil digali.

1. Observasi

Dalam proses observasi ini, peneliti bertujuan untuk mengetahui lebih


lanjut situasi dan kondisi serta beberapa aspek instrumental sekolah seperti
kurikulum, silabus, dan sarana prasarana. Di akhir observasi peneliti
berkesimpulan bahwa SMAIT Al Irsyad Purwokerto telah menerapkan
kurikulum dan silabus sesuai dengan standar isi dari kurikulum 2013. Adapun
sarana dan prasarana sekolah ini sudah cukup memadai. Sebagai tambahan
bahwa sekolah ini telah mendapatkan akreditasi A.

2. Wawancara

Wawancara pada penelitian kali ini dilakukan kepada dua narasumber.


Pertama Ustadz Faizul Munif selaku wakil kepala sekolah bidang kurikulum.
Berikut hasil wawancara dengan narasumber.

 Sejak kapan kurikulum 2013 diterapkan di sekolah ini?

Sejak 2018 kurikulum 2013 telah di terapkan di sekolah ini, dan sampai
saat ini pembelajaran dengan kurtilas sudah terbilang efektif di sekolah
ini.

 Apa tujuan penerapan kurikulum 2013 di sekolah ini?

Tujuan diterapkannya kurikulum 2013 di sekolah ini adalah lebih


mengedepankan akhlaq siswa dan peserta didik menjadi kompeten dalam
bidangnya. Di mana kompeten tersebut, sejalan dengan tujuan pendidikan
nasional yang harus mencakup kompetensi dalam ranah sikap,
pengetahuan, dan keterampilan.

31
 Apakah sarana dan prasarana disekolah ini sudah memadai
dalam pelaksanaan kurikulum 2013?

Sarana dan prasarana di sekolah ini cukup lengkap dan telah mencukupi
untuk melaksanakan kurtilas ini dengan baik. Dari segi IT maupun
manual seperti buku buku paket, proyektor dan lainnya sudah tersedia di
sekolah ini.

 Apa saja perbedaan yang guru rasakan antara K13 dengan


kurikulum sebelumnya, serta titik beratnya dimana ?

Perbedaan ada di pembelajaran yang tadinya berpusat pada guru


menjadi berpusat pada siswa, juga penilaiannya. Titik beratnya adalah
pembelajaran dan penilaian harus memfasilitasi kemampuan berpikir
anak yang mengarah ke kemampuan berpikir higher order thinking.

 Bagaimana dengan pengembangan K13 di sekolah? Selama ini,


apakah ada problem yang dialami dalam penilaian dari SKL dan
yang lain sebagainya?

Pengembangan K13 berjalan lancar. Adapun kendala yang ditemui


diantaranya kekurangan waktu sehingga KD yang ada kurang maksimal
dalam proses pembelajarannya.

 Bagaimana implementasi Kurtilas dalam ruang lingkup SKL?

Implementasi K13 dalam ruang lingkup SKL adalah memberikan siswa


kemampuan berpikir kritis, kreatif, kolaboratif dan komunikatif untuk
bekal di era 4.0.

 Bagaimana proyek kurtilas dalam KI dan KD yang bisa


menjadikan kualitas kurtilas dalam 5 tahun kedepan lebih baik
lagi?

KI dan KD antar mata pelajaran di kaitkan, sehingga lebih banyak


aplikasi sehari2 yang bisa anak2 ketahui.

32
 Dalam standar proses Kurikulum 2013 terdapat beberapa
prinsip pembelajaran, salah satunya dari murid yang diberitahu
menjadi murid yang mencari tahu. Bagaimana implementasi dari
prinsip pembelajaran tersebut di sekolah?

Implementasi prinsip tersebut adalah dengan menerapkan model dan


metode pembelajaran yang berpusat pada siswa, misalkan model
discovery learning pada k13, anak dibimbing untuk bisa menemukan
konsep sendiri. Tugas guru hanya sebagai fasilitator. Model lain juga
sama harus memfasilitasi siswa untuk mencari tahu.

 Setiap KD mata pelajaran telah dilakukan penilaian untuk


melihat ketuntasannya. Tetapi mengapa masih di perlukan
Ulangan Harian, Tengah Semester, apakal hal ini tidak tumpang
tindih?

Pada K13, penilaian ulangan harian sudah tidak ada, yang ada adalah
penilaian kompetensi. Untuk penilaian tengah semester, yang dinilai
juga hanya meliputi kd yang belum dilakukan penilaian. Jadi tidak
tumpang tindih. Penyamaan waktu untuk penilaian tengah semester
hanya kebijakan tiap sekolah, agar mengingatkan guru apabila ada guru
yang belum melakukan penilaian.

3. Dokumentasi

Dokumentasi yang dilakukan peneliti dalam penelitian kali ini dilakukan


dengan mengabadaikan foto dan arsip chat yang merupakan hasil dari proses
wawancara yang akan dilampirkan pada bab berikutnya.

33
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan
Setelah menggali berbagai data melalui berbagai proses penulis menarik
benang merah kesimpulan yakni implementasi atau penerapan kurikulum di
berbagai lembaga pendidikan masih tergolong kurang maksimal. Faktor utama hal
tersebut yaitu kualitas guru yang masih belum menjadi sosok motivator dan
pendorong sesuai dengan “ajaran” kurikulum 2013. Adapun sebuah rancangan
kurikulum yang telah disusun sedemikian rupa tidak akan menghasilkan output
yang maksimal bila kompetensi dan kapasitas dari mereka yang memegang
tongkat kependidikan belum memadai.

Dalam kesempatan kali ini peneliti telah terjun ke beberapa lembaga


pendidikan yaitu Mts Maraqitta’limat Suela Lombok Timur, SMA Plus Al-Ashri
Global Mandiri Makassar Sulawesi Selatan, SMP Islam Al-Falah Ciputat
Tangerang Selatan, dan SMAIT Al-Irsyad Purwokerto Jawa Tengah. Dari
keempat lembaga pendidikan tersebut sesuai dengan hasil dan data-data yang
telah didapatkan maka Mts Maraqitta’limat Suela Lombok Timur merupakan
lembaga pendidikan yang paling kurang maksimal dalam penerapan kurikulum
2013 yang kemudian diikuti secara berurutan oleh SMAIT Al-Irsyad Purwokerto,
SMA Plus Al-Ashri Makassar, dan SMP Islam Al-Falah Ciputat. Tiga lembaga
pendidikan yang disebutkan terakhir tergolong sudah menerapkan kurikulum 2013
dengan baik sesuai dengan acuan awal pemerintah.

B. Saran
Berdasarkan penelitian kali ini maka kami berharap berbagai lembaga
pendidikan agar lebih memerhatikan lagi implementasi dari kurikulum 2013 ini,
baik dari segi kapasitas dan kompetensi guru maupun dari aspek instrumental
lainnya. Adapun kami dari peneliti meyakini bahwa hasil penelitian kami masih
jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun dari
pembaca sangat kami harapkan.

34
35
DAFTAR PUSTAKA
Mulyasa, E. 2013 Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013, Bandung:
Rosdakarya.

Hafidz, Muhammad. Dkk, 2020. Konsep Dasar Kurikulum 2013 dan Sejarah
Kurikulum di Indonesia, Fakultas Tarbiyah, Institut PTIQ Jakarta.

Rahardjo, Mudjia. 2011. Metode Pengumpulan Data Penelitian Kualitatif,


Sekolah Pascasarjana Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim
Malang.

Fachrudin, Yudhi. 2013. Teknik Analisis Data Kualitatif, Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ivanovich Agusta, Ivanovich. 2015. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data


Kualitatif, Sekolah Pascasarjana UIN Alaudin Makassar.

36
LAMPIRAN-LAMPIRAN

A. MTs Maraqitta’imat Suela Nusa Tenggara Barat

B. SMA Plus Al-Ashri Global Mandiri Makassar Sulawesi Selatan

37
C. SMP Islam Al-Falah Ciputat Tangerang Selatan

38
D. SMA IT Al-Irsyad Purwokerto Jawa Tengah

39

Anda mungkin juga menyukai