Siska Widiawati
Abstrak
Kurikulum merupakan perangkat mata pelajaran yang
diajarkan pada lembaga pendidikan. Kurikulum 2013 (K-13)
adalah kurikulum yang berlaku dalam Sistem Pendidikan di
Indonesia saat ini. Artikel ini membahas mengenai 1)
kurikulum 2013; 2) perbedaan kurikulum 2013 dengan
kurikulum 2013 revisi; 3) perbedaan kurikulum 2013 dengan
KTSP; 4) kendala penerapan kurikulum 2013; 5) solusi
penerapan kurikulum 2013; 6) wacana perubahan kurikulum.
Kata Kunci : Probematika, kurikulum 2013, pembelajaran
bahasa Indonesia
Pendahuluan
pendidikan. Kurikulum merupakan program pendidikan yang dibuat untuk mencapai suatu
tujuan pendidikan. Kurikulum 2013 (K-13) adalah kurikulum yang berlaku dalam Sistem
Pendidikan di Indonesia. Kurikulum ini merupakan kurikulum yang diterapkan oleh pemerintah
untuk menggantikan Kurikulum 2006 atau yang disebut sebagai Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP). Kurikulum 2013 mulai diterapkan pada tahun ajaran 2013/2014.
Sejak diterapkannya kurikulum 2013 banyak terjadi pro dan kontra di kalangan
masyarakat terutama para guru, murid, dan wali murid. Hal tersebut dianggap wajar karena
kurikulum 2013 memiliki banyak perubahan sistem yang signifikan dari kurikulum-kurikulum
sebelumnya.
Pada saat awal pelaksanaan kurikulum 2013 ini tidak secara langsung dapat menjangkau
seluruh wilayah di Indonesia. Hanya terdapat beberapa sekolah yang ditunjuk langsung untuk
melakukan percobaan penerapan kurikulum ini. Setelah selang waktu kurang lebih 2 tahun,
memunculkan banyak masukan dari publik, para ahli, dan para pegiat serta pemerhati
pendidikan. Masukan-masukan tersebut lah yang menjadi rujukan dalam perevisian kurikulum
2013.
Penerapan kurikulum baru tentu memiliki banyak problematika yang akan dihadapi
kedepannya. Berhubungan dengan hal tersebut, artikel ini akan membahas mengenai 1)
Kurikulum 2013; 2) Kendala Penerapan Kurikulum 2013; 3) Solusi kreatif Kendala penerapan
Metode
sumber studi pustaka yang memusatkan perhatian pada problematika kurikulum pembelajaran
bahasa Indonesia. Kajian ini dilakukan untuk mencari solusi mengenai problematika kurikulum
dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Untuk mencari solusi tersebut, peneliti melakukan studi
diberlakukannya kurikulum 2013. Solusi dari kendala-kendala yang dialami dalam penerapan
kurikulum 2013 juga disajikan dalam artikel ini. Pembahasan dalam artikel ini merujuk kepada
penelitian tentang problematika kurikulum 2013. Hal tersebut bertujuan untuk memberikan bukti
problematika kurikulum 2013 yang sedang terjadi, kemudian memberikan solusi kreatif.
Data pada artikel ini berupa paparan mengenai problematika kurikulum 2013 dalam
pembelajaran bahasa Indonesia yang terdapat di beberapa laporan penelitian. Sumber data artikel
ini adalah buku referensi yang membahas tentang problematika kurikulum 2013 dan laporan
penelitian berupa artikel dan tesis yang membahas mengenai problematika kurikulum 2013.
Instrumen yang digunakan dalam artikel ini adalah manusia (human instrument) atau lebih
Pembahasan
Kurikulum 2013
Kurikulum menurut KBBI adalah perangkat mata pelajaran yang diajarkan pada lembaga
pendidikan. Kurikulum merupakan program pendidikan yang dibuat untuk mencapai suatu
tujuan pendidikan.
Kurikulum 2013 (K-13) adalah kurikulum yang berlaku dalam Sistem Pendidikan di
Indonesia. Kurikulum ini merupakan kurikulum yang diterapkan oleh pemerintah untuk
menggantikan Kurikulum 2006 atau yang disebut sebagai Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) yang telah berlaku selama kurang lebih 7 tahun. Pada tahun 2013, Kurikulum 2013
pengetahuan, aspek keterampilan, dan aspek sikap dan perilaku. Di dalam Kurikulum 2013,
terutama di dalam materi pembelajaran terdapat materi yang lebih dirampingkan dan materi yang
ditambahkan. Materi yang dirampingkan terlihat ada di materi Bahasa Indonesia, IPS, PPKn dan
beberapa materi lain, sedangkan materi yang ditambahkan adalah materi Matematika.
Permendikbud No. 69 Tahun 2013 Tentang Kerangka Dasar Dan Struktur Kurikulum Sekolah
“Tujuan Kurikulum 2013 adalah mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan
hidup sebagai pribadi dan warga Negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif
serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban
dunia.”
Berdasarkan tujuan kurikulum 2013 tersebut, siswa dituntut untuk lebih berpikir kreatif,
inovatif, cepat dan tanggap, selain itu dalam kurikulum 2013 siswa dilatih untuk menumbuhkan
keberanian di dalam dirinya. Siswa akan dilatih kemampuan berlogika agar dapat memecahkan
suatu permasalahan. Kurikulum 2013 ini juga diberikan atau dimasukkan unsur-unsur kehidupan
bermasyarakat, berbangsa,dan bernegara serta unsur keagamaan untuk membentuk siswa yang
berkarakter.
Sesuai dengan tujuan Kurikulum 2013, Kurikulum ini mempunyai empat kompetensi inti
yang berisi tujuan dari proses pembelajaran. Rumusan kompetensi inti tersebut tertuang pada
Permendikbud No. 69 Tahun 2013 Tentang Kerangka Dasar Dan Struktur Kurikulum Sekolah
Kurikulum 2013 dikembangkan dari kurikulum 2006 (KTSP) yang dilandasi pemikiran
tentang tantangan masa depan, persepsi masyarakat, perkembangan pengetahuan dan pedagogi,
Dalam Permendikbud No. 69 tahun 2013, K-13 dirancang dengan karakteristik sebagai
berikut.
ingin tahu, kreativitas, kerja sama dengan kemampuan intelektual dan psikomotorik;
terencana dimana peserta didik menerapkan apa yang dipelajari di sekolah ke masyarakat
4. Memberi waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan berbagai sikap, pengetahuan,
dan keterampilan;
5. Kompetensi dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti kelas yang dirinci lebih lanjut
dasar, dimana semua kompetensi dasar dan proses pembelajaran dikembangkan untuk
Kurikulum Nasional adalah sebutan untuk Kurikulum 2013 atau K-13 atau kurtilas yang
mengalami proses revisi dan perubahan edisi tahun 2016. Namun, kurikulum 2013 tidak berubah
menjadi kurikulum Nasional, melainkan tetap menggunakan nama Kurikulum 2013 revisi yang
berlaku secara nasional. Terdapat beberapa perbaikan atau perubahan yang dimiliki Kurikulum
Apabila di dalam Kurikulum 2013 setiap guru mata pelajaran wajib melakukan tes dan menilai
kompetensi spiritual dan sosial murid dalam konteks mata pelajaran, maka dalam Kurikulum
2013 revisi tanggung jawab tes dan penilaian hanya diampu oleh guru Agama (Kompetensi
Spiritual) dan Budi Pekerti (Kompetensi Sosial). Guru mata pelajaran cukup mencantumkan
pelajaran. Dengan kompetensi inti yang lebih koheren, guru mata pelajaran yang lainnya
dikurangi bebannya sehingga dapat lebih fokus kepada penguasaan materi dan kompetensi yang
memang sesuai dan berbasis mata pelajaran, sembari tetap menyisipkan karakter-karakter mulia
Selanjutnya sehubungan dengan poin satu dan poin dua, guru menjadi lebih fleksibel, lentur, dan
leluasa merancang berbagai macam pendekatan dan materi ajar. Tumpang tindih antara KD Mata
menganalisis, dan mencipta) kerap memaksa guru kembali menghamba kepada buku paket
Kurikulum 2013. Diharapkan dengan revisi poin 1 dan poin 2 dapat menjadikan guru untuk lebih
Pada Kurikulum 2013 edisi awal taksonomi, yang mengadopsi Bloom dibatasi per jenjang, hanya
sampai memahami untuk SD, menerapkan dan menelaah untuk SMP, dan mencipta untuk SMA.
Kini taksonomi tersebut secara utuh diterapkan di seluruh jenjang. Jadi seharusnya sangat
dimungkinkan untuk seorang peserta SD dengan potensi dan bimbingan yang tepat dapat saja
Kurikulum 2013 ini sempat menuai pro dan kontra. Kurikulum 2013 dinilai belum siap
diterima oleh siswa dan guru. Pada masa kepemimpinan mendikbud Anies Baswedan, penerapan
kurikulum 2013 diberhentikan sementara. Saat itu, sekolah-sekolah diminta kembali menerapkan
KTSP 2006 dengan alasan masih banyak sekolah belum siap terhadap kurikulum 2013. Selain
itu, berikut beberapa kendala penerapan kurikulum 2013 dalam pembelajaran bahasa Indonesia.
pembelajaran yang terbagi dalam beberapa indikator di antaranya: 1) proses penyampaian materi
pembelajaran bahasa Indonesia, 2) proses interaksi dengan siswa dalam proses pembelajaran, 3)
kualitas pemberdayaan sarana dan elemen dalam pembelajaran, 4) mengelola bahan ajar untuk
disampaikan dalam proses pembelajaran, dan 5) penyusunan perangkat Kurikulum 2013 dalam
proses.
Kendala kultural berkaitan dengan watak seorang guru dalam proses pembelajaran yang terbagi
dalam beberapa indikator di antaranya: 1) menyikapi atau mempersepsi karakter atau watak
seorang guru terhadap proses pembelajaran, 2) menyikapi atau mempersepsi karakter atau watak
seorang siswa terhadap proses pembelajaran, 3) membantu rasa percaya diri siswa dalam proses
Kendala sosial berkaitan dengan hubungan dan komunikasi atara guru dengan elemen lainnya
dalam proses pembelajaran, 3) membantu rasa percaya diri siswa dalam proses pembelajaran, 4)
membangun konsentrasi belajar siswa di dalam kelas dalam proses pembelajaran, 5) membantu
siswa untuk menangkap/menyimpan perolehan hasil belajar yang didapatkan selama proses
membimbing siswa untuk memecahkan tugas-tugas belajar dalam proses pembelajaran, dan 8)
Para guru yang ditunjuk sebagai pelaksana kurikulum merasa bingung untuk
KTSP meskipun kurikulum yang dirancang sebenarnya sudah kurikulum 2013 revisi. Hal
tersebut terjadi karena mereka belum begitu paham dengan kurikulum 2013 yang sebenarnya,
kurikulum 2013.
dalam Kurikulum 2013, khususnya bidang pembelajaran bahasa Indonesia. Perubahan dimaksud
terjadi pada paradigma penetapan satuan kebahasaan yang menjadi basis materi
metode pembelajaran. Adapun satuan bahasa yang menjadi basis pembelajarannya adalah teks.
Jadi, pembelajaran bahasa dengan mempertimbangkan konteks situasi pemakaian bahasa itu
sendiri.
Berikut merupakan beberapa solusi dari beberapa kendala yang telah dipaparkan diatas.
Guru harus ekstra maksimal ketika memaparkan materinya karena tidak didukung dengan
sarana dan prasarana yang memadai dari pihak sekolah seperti buku paket siswa, belum lagi
perangkat pemberlajaran terkadang sering berubah-ubah. Oleh karena itu, guru terlebih dahulu
harus menentukan materi yang sesuai dengan indikator setiap kompetensi dasar yang akan
diajarkan, kemudian mendikte siswa sebelum menjelaskan materi yang akan dipaparkan
berdasarkan indikator yang harus dicapai dari setiap kompetensi dasar yang ada.
Solusi terkait kendala metodologis diatas adalah diharapkan pihak sekolah harus terus
berusaha mengadakan/membenahi sarana dan prasarana yang akan digunakan oleh guru dalam
proses pembelajaran, sehingga proses pembelajaran bahasa Indonesia di dalam kelas dapat
Hal ini sesuai dengan pendapat Arifuddin (2015:180) yang menyatakan bahwa seorang
guru perlu mengetahui dan dapat menerapkan beberapa prinsip mengajar agar dapat
melaksanakan tugasnya secara profesional. Diantaranya, (1) guru harus dapat membangkitkan
perhatian peserta didik pada materi pelajaran yang diberikan serta dapat menggunakan berbagai
media dan sumber belajar yang bervariasi; (2) guru harus dapat membangkitkan minat peserta
didik untuk aktif dalam berfikir serta mencari dan menemukan sendiri pengetahuan; (3) guru
harus mengembangkan sikap peserta didik dalam membina hubungan sosial, baik dalam kelas
maupun luar kelas; dan (4) guru harus menyelidiki dan mendalami perbedaan peserta secara
individual agar dapat melayani peserta didik sesuai dengan perbedaannya tersebut. Solusinya
adalah guru harus berusaha membangkitkan semangat dan perhatian siswa selama proses
kondisi di dalam kelas. Dalam hal ini, beberapa jenis teks dapat jelaskan di dalam kelas dengan
cara yang berbeda-beda. Salah satunya adalah teks prosedur, sehingga dapat juga membantu
Solusinya adalah guru baiknya memberikan model tugas yang bervariasi kepada siswa
agar siswa tidak bosan dalam menerima tugas dari guru. Guru juga harus berusaha
menghilangkan anggapan siswa yang menyatakan bahwa mata pelajaran bahasa Indonesia
sangatlah mudah, akan tetapi baiknya diubah menjadi mempelajari bahasa Indonesia itu
menyenangkan dan tidak membuat bosan. Guru harus pandai mengolah kelas, agar dapat
menimbulkan suasana belajar yang kondusif, memberikan motivasi kepada siswa, perhatian,
bahkan harus lebih membangun komunikasi dengan orang tua peserta didik mengenai
Pada hakikatnya kurikulum akan terus berganti dan berkembang sesuai dengan kebutuhan
dan tuntutan zaman. Dalam kurun waktu kurang lebih 7 tahun sejak diterapkannya kurikulum
mulai membahas perubahan kurikulum pendidikan. Berikut beberapa wacana terkait dengan
perubahan kurikulum.
1. Bahasa Indonesia, matematika, bahasa Inggris dan pendidikan karakter berbasis agama
dan pancasila menjadi mata pelajaran utama di Sekolah Dasar. Pembelajaran bahasa
Inggris di SMP dan SMA akan dihapuskan karena seharusnya sudah dituntaskan di SD.
Pembelajaran bahasa Inggris yang diinginkan adalah bahasa Inggris fokus ke percakapan,
bukan tata bahasa. Hal ini tidak bermaksud ingin mencabut hak pengajaran guru bahasa
Inggris apalagi menghapus guru-guru bahasa Inggris. Namun, hal tersebut dimaksudkan
agar siswa lebih dini untuk belajar dan cakap bahasa Inggris dan dapat menggunakannya
2. Jumlah mata pelajaran di jenjang SMP akan menjadi maksimal 5 mata pelajaran dengan
basis utama pembelajaran pada coding dan di jenjang SMA menjadi maksimal 6 mata
pelajaran tanpa penjurusan lagi mereka yang ingin fokus pada keahlian tertentu
3. Pendidikan SMK akan diwajibkan menggunakan sistem SKS, sehingga siswa yang lebih
cepat ahli bisa menuntaskan SMK dua tahun atau kurang. Sementara siswa yang lambat
bisa saja sampai 4 tahun dan ujian kelulusan SMK pada keahliannya bukan pada
pelajaran normatif dan adaptif. Dengan sistem SKS, siswa SMK bisa lebih fokus pada
keahlian sehingga alumni SMK dimana pun sekolahnya akan memiliki keahlian khusus
yang memang menjadi fokusnya. Hal tersebut agar mereka menjadi pekerja yang sangat
ahli dengan sertifikasi jelas dan hanya yang benar-benar ahli yang diberikan sertifikat dan
ijazah, bukan yang sekolah 3 tahun atau 4 tahun dapat ijazah meskipun sebenarnya tak
4. Jabatan pengawas sekolah akan dihapuskan hingga jumlah guru yang dibutuhkan
mencukupi. Jabatan pengawas sekolah boleh diadakan kembali jika jumlah kebutuhan
guru sudah terpenuhi, tidak ada lagi guru honorer dan semua guru sudah berstatus PNS
atau Guru Tenaga Kontrak Profesional dalam Status PPPK dengan pendapatan minimal
setara upah minimum yang ditetapkan pemerintah sesuai standar kelayakan hidup.
5. Seluruh beban administrasi guru dibuat dalam jaringan (online) dan lebih
disederhanakan, RPP cukup 1-2 halaman tetepi harus jelas tujuan dan aplikasi
pembelajarannya, tak ada lagi berkas administrasi dalam bentuk hard copy, verifikasi
keaslian dilakukan secara acak dengan kewajiban menunjukkan berkas asli, bukan foto
copy.
6. Pengangkatan guru berdasakan kompetensi dan kebutuhan kurikulum yang nantinya
dibuat uji komptensi guru wajib dilaksanakan minimal sekali dalam 3 (tiga tahun).
7. Penghapusan sistem honorer sehinga tak ada lagi guru yang mengisi ruang kelas yang
statusnya tidak jelas. Hal tersebut karena seharusnya pendapatan guru minimal mencapai
cukup melakukan uji terhadap standar kompetensi guru yang diinginkan. Organisasi
profesi guru harus segera mendapatkan pengesahan setelah melalui verifikasi dan
pengawasan Pemerintah.
Penutup
berikut:
Guru terlebih dahulu harus menentukan materi yang sesuai dengan indikator setiap
kompetensi dasar yang akan diajarkan, kemudian mendikte siswa sebelum menjelaskan materi
yang akan dipaparkan berdasarkan indikator yang harus dicapai dari setiap kompetensi dasar
yang ada. Solusi terkait kendala metodologis diatas adalah diharapkan pihak sekolah harus terus
berusaha mengadakan/membenahi sarana dan prasarana yang akan digunakan oleh guru dalam
proses pembelajaran, sehingga proses pembelajaran bahasa Indonesia di dalam kelas dapat
Solusinya adalah guru harus berusaha membangkitkan semangat dan perhatian siswa
selama proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan model pembelajaran yang sesuai
dengan kondisi di dalam kelas. Dalam hal ini, beberapa jenis teks dapat jelaskan di dalam kelas
dengan cara yang berbeda-beda. Salah satunya adalah teks prosedur, sehingga dapat juga
Guru harus pandai mengolah kelas, agar dapat menimbulkan suasana belajar yang
kondusif, memberikan motivasi kepada siswa, perhatian, bahkan harus lebih membangun
komunikasi dengan orang tua peserta didik mengenai perkembangan peserta didik selama di
rumah.
Daftar Rujukan
Agustina, Eka Sofia. 2017. Pembelajaran Bahasa Indonesia Berbasis Teks: Representasi
Kurikulum 2013. Jurnal. Lampung: Fakultas Ilmu Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Lampung.
Arifuddin, Iman Syahid. 2015. Peranan Guru Terhadap Pendidikan Karakter Siswa di Kelas V
SDN Siluman. Jurnal. Bandung: Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan
Indonesia.
https://www.kemdikbud.go.id/kemdikbud/dokumen/Paparan/Paparan%20Wamendik.pdf
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2017. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kelima.
Cetakan Kedua. Jakarta: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa.
Mulyasa, H. E. 2016. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Cetakan Kedelapan.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.