Anda di halaman 1dari 29

Telaah kerangka dasar kurikulum 2013 dan

kurikulum 2013 revisi: hakikat; landasan;


prinsip; struktur kurikulum 2013 dan
kurikulum 2013 revisi

MK: Telaah Kurikulum SD


Dosen MK: Nana Citrawati Lestari, S.Si., M.pd.
A. Hakikat Kurikulum
2013 & 2013 Revisi
1. Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 adalah penyempurnaan dari KBK dan KTSP yang
menyempurnakan standar kompetensi lulusan dengan dikembangkan
sesuai tuntutan kekinian Indonesia dan masa depan sesuai kebutuhan.
Penyempurnaan standar isi diuraikan atas kecukupan dan kesesuaian
dengan kompetensi. Menyempurnakan standar proses dengan
merancang berbasis kompetensi dengan pendekatan scientific.
Penyempurnaan yang terakhir adalah menyempurnakan standar
penilaian dengan berbasis proses dan output dengan teknik tes dan
non tes (portofolio).
Lanjutan A1

Hakikat Kurikulum 2013 menginginkan perubahan yang menyeluruh


dalam diri pendidikan. Pendidikan adalah salah satu hal yang mampu
mengubah manusia menjadi lebih baik. Pendidikan yang baik juga
diharapkan mampu meminimalisir kemiskinan, kebodohan dan
keterbelakangan peradaban. Konsep perubahan terletak pada sikap,
pengetahuan, dan keterampilan yang dalam kurikulum 2013 dinilai
secara keseluruhan tidak terpisah-pisah. Kurikulum 2013 merupakan
bekal bagi siswa sebagai subjek didik untuk meningkatkan kreativitas
yang dimiliki karena posisi siswa diberi porsi yang dominan.
2. Kurikulum 2013 Revisi (2017)
• Kurikulum 2013 Edisi Revisi adalah hasil perbaikan dari Kurikulum
2013 yang diterapkan pada tahun ajaran 2015/2016. Perbaikan
dilakukan pemerintah untuk menghasilkan generasi yang memiliki tiga
kompetensi yaitu sikap, keterampilan dan pengetahuan.
• Kurikulum 2013 mengalami proses revisi dan perubahan dikarenakan
dalam penerapan Kurikulum 2013 sebelum revisi mempunyai banyak
hal atau faktor yang dikatakan menjadi permasalahan sehingga
kurikulum tersebut tidak diterapkan secara serentak di sekolah
seluruh Indonesia dan hanya ditunjuk beberapa sekolah saja yang
menjadi pilot-project.
B. Landasan
Kurikulum 2013 &
2013 Revisi
1. Landasan Pengembangan Kurikulum 2013

Landasan Kebijaksan Kurikulum 2013 meliputi


empat aspek, yaitu:
A. aspek filosofis,
B. yuridis,
C. Sosiologis, dan
D. psikologis.
A. Landasan Filosofis
Landasan filosofis kurikulum 2013 adalah :
a. Pendidikan berakar pada budaya bangsa, kehidupan masa kini dan
membangun landasan  kehidupan masa depan.
b. Pendidikan adalah proses pewarisan  dan pengembang budaya.
c. Pendidikan memberikan dasar bagi untuk peserta didik berpartisipasi dalam
membangun kehidupan masa kini.
d. Pendidikan mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki peserta didik.
e. Pendidikan adalah proses pengembangan jatidiri peserta didik.
f. Pendidikan menempatkan peserta didik sebagai subjek yang belajar (eklektik
antara perenialisme, esensialisme, humanisme, progresivis-me, rekonstruksi
sosial).
B. Landasan Yuridis
Secara yuridis formal, pelaksanaan kurikulum 2013 terkait juga dengan :
1.PP No 23 tahun 2013 tentang Perubahan Standar Nasional Pendidikan
2.Permendikbud No 54 tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan
3.Permendikbud No 64 tahun 2013 tentang Standar Isi
4.Permendikbud No 65 tahun 2013 tentang Standar Proses
5.Permendikbud No 66 tahun 2013 tentang Standar Penilaian
6.Permendikbud No 67 tahun 2013 tentang Kerangka Dasar Kurikulum Kompetensi SD
7.Permendikbud No 68 tahun 2013 tentang Kerangka Dasar Kurikulum Kompetensi SMP
8.Permendikbud No 69 tahun 2013 tentang Kerangka Dasar Kurikulum Kompetensi SMA
9.Permendikbud No 70 tahun 2013 tentang Kerangka Dasar Kurikulum Kompetensi SMK
10.Permendikbud No 71 tahun 2013 tentang Buku Teks Pelajaran Layak
C. Landasan Sosiologis
1) Kebutuhan masyarakat
2) Perubahan dan perkembangan masyarakat
3) Tri pusat pendidikan
D. Landasan Psikologis
a. Psikologi Perkembangan Peserta Didik
Implikasi dari perkembangan peserta didik terhadap pengembangan
kurikulum yaitu: Setiap anak diberi kesempatan untuk berkembang sesuai
dengan bakat, minat dan kebutuhannya.
b. Psikologi Belajar
Psikologi atau teori belajar yang berkembang pada dasarnya dapat
dikelompokkan kedalam tiga rumpun yaitu:
1) Teori Daya (Disiplin Mental)
2) Teori Behavorisme
3) Teori Organismik atau Gestalt
2. Landasan Pengembangan Kurikulum 2013
Revisi
• Pengembangan kurikulum di Indonesia sangat perlu dilakukan,
pengembangan kurikulum digunakan untuk memperbaiki sistem Pendidikan
di Indonesia agar tetap dapat mengikuti perkembangan zaman di dunia.
• Pada hakikatnya landasan pengembangan kurikulum 2013 dan Kurikulum
2013 revisi masih sama. Sama seperti yang disebutkan oleh Imas kurniasih
dan Berlin Sani (2016: 9), Kurikulum 2013 Edisi Revisi sebenarnya isinya
tidak jauh berbeda dengan Kurikulum 2013 versi lama.
• Kurikulum 2013 versi lama dinilai memberatkan dalam penerapannya di
sekolah, banyak hal dan faktor yang bisa dikatakan menjadi permasalahan
sehingga tidak serentak di laksanakan di Indonesia. Kemendikbud dalam
Imas kurniasih dan Berlin Sani (2016: 5-6) sempat melansir permasalahan
Kurikulum 2013, pada awal penerapannya pada tahun 2014 lalu.
Kemendikbud dalam Imas kurniasih dan Berlin Sani (2016: 5-6) sempat
melansir permasalahan Kurikulum 2013, pada awal penerapannya pada
tahun 2014 lalu. Diantara persoalan itu antara lain:

• 1) Tidak ada kajian terhadap penerapan Kurikulum 2006 yang berujung pada
kesimpulan urgensi perpindahan kepada Kurikulum 2013.
• 2) Tidak ada evaluasi menyeluruh terhadap uji coba penerapan Kurikulum
2013 setelah satu tahun penerapan di sekolah-sekolah yang ditunjuk.
• 3) Kurikulum sudah diterapkan di seluruh sekolah di bulan juli 2014,
sementara instruksi untuk melakukan evaluasi baru dibuat 14 oktober 2014,
yaitu enam hari sebelum pelantikan presiden baru (Peraturan Menteri no.
159).
• 4) Penyeragaman tema di seluruh kelas, sampai metode, isi pembelajaran
dan buku yang bersifat wajib sehingga terindikasi bertentangan dengan UU
Sisdiknas.
• 5) Penyusunan konten Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar yang tidak
seksama sehingga menyebabkan ketidakselarasan.
• 6) Kompetens Spiritual dan Sikap terlalu dipaksakan sehingga mengganggu
substansi keilmuan dan menimbulkan kebingungan dan beban administratif
berlebihan bagi para guru.
• 7) Metode penilian sangat kompleks dan menyita waktu sehingga mengganggu
guru dan mengalihkan fokus dari memberi perhatian sepenuhnya pada siswa.
• 8) Ketidaksiapan guru menerapkan metode pembelajaran pada Kurikulum 2013
yang menyebabkan beban juga tertumpuk pada siswa sehingga menghabiskan
waktu siswa di sekolah dan di luar sekolah.
• 9) Ketergesa-gesaan penerapan menyebabkan ketidaksiapan penulisan,
pencetakan dan peredaran buku sehingga menyebabkan berbagai
permasalahan di ribuan sekolah akibat keterlambatan atau ketiadakan.
• 10) Berganti-gantinya regulasi kementerian akibat revisi yang berulang.
C. Prinsip Kurikulum 2013
& 2013 Revisi

Prinsip umum pengembangan kurikulum yaitu:
1) relevansi,
2) fleksibilitas,
3) kesinambungan,
4) Kepraktisan, dan
5) efektivitas.
1) Relevansi
Dalam kamus bahasa inggris kata relevansi mempunyi arti yakni,
kedekatan hubungan apa yang terjadi. Relevansi dalam kurikulum
diartikan sebagai kesesuaian dan keserasian antara kurikulum dengan
tuntutan kehidupan masyarakat sebagai pemakai keluaran pendidikan.
Prinsip ini dikategorikan menjadi relevan eksternal dan relevan internal.
Relevan eksternal yaitu ke luar, berarti kesesuaian kurikulum dengan
dunia kerja atau jenjang pendidikan di atasnya. Relevan internal atau ke
dalam adalah kesesuaian antar komponen-komponen yang terstruktur
dalam kurikulum itu sendiri seperti tujuan, isi, kegiatan belajar, dan
evaluasi.
2) Fleksibilitas
• Kurikulum hendaknya dikembangkan secara lentur/tidak kaku.
Kelenturan dalam bidang pendidikan dapat dibahas dari dua posisi
yang berbeda, yaitu: (a) fleksibilitas sebagai suatu pemikiran
kependidikan, dan (b) fleksibilitas sebagai kaidah dalam
pengembangan kurikulum.
• Fleksibilitas jenis pertama dinamakan juga kelenturan dimensi siswa
dan dimensi lulusan, sedangkan fleksibilitas kedua diistilahkan dengan
keluwesan dimensi pelaksanaan program (guru).
3) Kesinambungan
• Kurikulum harus dikembangkan secara berkesinambungan, baik antar
mata pelajaran, antar kelas, maupun antar jenjang pendidikan.
• Kesinambungan berarti adanya sambungan berkelanjutan dari dua hal
atau lebih, dimana salah satunya mendasari, mendukung, membantu
memahami atau mempelajari hal berikutnya.
• Perkembangan dan proses anak berlangsung secara berkesinambungan.
Oleh karena itu, pengalaman belajar yang disediakan kurikulum
hendaknya juga harus berkesinambungan dengan tujuan agar proses
Pendidikan atau belajar siswa bisa maju secara sistematis, dimana
Pendidikan pada kelas atau jenjang yang lebih rendah harus menjadi dasar
untuk melanjutkan pada kelas dan jenjang di atasnya.
4) Keefisienan
• Efisiensi suatu kurikulum berkaitan dengan upaya peminimalan penggunaan
dana, waktu dan tenaga, tanpa mengurangi hasil atau tujuan yang dicapai.
• Prinsip efisien dalam pengembangan kurikulum tentu sulit digunakan bila
dibandingkan dengan produk suatu perusahaan atau mesin. Kurikulum
harus bisa diterapkan dalam praktik pendidikan, sesuai dengan situasi dan
kondisi tertentu.
• Pengembang kurikulum akan dipandu untuk memenuhi kriteria praktis.
Salah satu kriteria praktis itu adalah efisien, maksudnya tidak mahal alias
murah, tetapi bukan berarti murahan. Hal ini mengingat sumber daya
pendidikan, seperti tenaga, dana, fasilitas, terutama di daerah sangat
terbatas.
5) Efektivitas
• Walaupun kurikulum harus sederhana dan murah, tetapi keberhasilannya
tetap harus diperhatikan. Keberhasilan pelaksanaan kurikulum ini baik
secara kuantitas maupun kualitas.
• Efektifitas kurikulum berkenaan dengan tingkat keterlaksanaan berbagai
program kurikulum di lapangan dan tingkat ketercapaian tujuan yang
diharapkan.
• Prinsip ini dapat ditinjau dari dua dimensi, yaitu proses dan produk.
Dimensi proses mengacu pada keefektifan proses pembelajaran sebagai
real curriculum (keefektifan guru mengajar dan keefektifan peserta didik
belajar). Sedangkan dimensi produk mengacu pada hasil yang ingin
dicapai.
D. Struktur
Kurikulum
2013 & 2013 Revisi
Kurikulum KTSP
1. Kurikulum 2013:
• Keterangan:
*Muatan lokal dapat memuat Bahasa Daerah

Kegiatan Ekstra Kurikuler SD/MI antara lain:


☛ Pramuka (Wajib)
☛ UKS
☛ PMR
2. Kurikulum 2013 Revisi
• Struktur mata Pelajaran dan lama belajar disekolah tidak diubah. Perubahan
Kurikulum 2013 dengan edisi revisi tidaklah banyak. Pada Kurikulum 2013
yang baru masih tetap mendukung kegiatan belajar mengajar (KBM) yang
menyenangkan.
• Kurikulum 2013 yang dinilai memberatkan pada waktu lalu kini telah direvisi
oleh Kemendikbud sehingga diharapkan tidak lagi memberatkan dan kemudian
setiap sekolah dapat menerapkanya. Kurikulum 2013 diberlakukan secara
nasional serentak mulai tahun ajaran 2016/2017. Namun kurikulum yang
berlaku ini bukanlah Kurikulum 2013 yang lalu melainkan Kurikulum 2013 yang
sudah direvisi oleh Kemendikbud. Secara garis besar isi dari Kurikulum 2013
Edisi Revisi tidak jauh berberbeda dengan Kurikulum 2013 versi lama, hanya
terdapat beberapa perubahan saja sesuai dengan pemaparan kemendikbud.
Kemendikbud dalam Imas kurniasih dan Berlin Sani (2016: 7-10)
melansir perubahan atau revisian Kurikulum 2013 tersebut
diantaranya:
1) Nama Kurikulum tidak berubah menjadi Kurikulum Nasional tetapi
menggunakan nama Kurikulum 2013 Edisi Revisi yang berlaku secara
Nasional.
2) Penyederhanaan aspek penilaian siswa oleh guru. Pada Kurikulum
2013 versi lama, semua guru untuk semua mata pelajaran diwajibkan
untuk menilai aspek sosial dan juga spiritual (keagamaan) siswa, dan
ini yang menjadi permasalahan serta dikeluhkan oleh para guru. Pada
Kurikulum 2013 yang baru, penilaian aspek sosial dan keagamaan
siswa hanya dilakukan oleh guru PPKn dan guru pendidikan agama
atau budi pekerti kemudian hasilnya di serahkan kepada wali kelas.
3) Tidak adanya pembatasan pada proses berpikir siswa. Secara umum
dalam lembaga pendidikan di Indonesia, pada Kurikulum 2013 versi lama,
berlaku sistem pembatasan anak SD hanya belajar sampai tahap
memahami, anak SMP belajar sampai tahap menganalisis, sedangkan anak
SMK/SMA belajar sampai tahap mencipta. Sedangkan pada Kurikulum 2013
Edisi Revisi, semua jenjang pendidikan baik SD, SMP, SMK/SMA dapat
belajar dari tahap memahami, menganalisa sampai mencipta. Sehingga
anak SD pun boleh mencipta walau kadar ciptaannya atau produknya sesuai
dengan usianya, hal ini untuk membiasakan anak berpikir ilmiah sejak SD.
4) Penerapan teori jenjang 5M. Adapun teori jenjang tersebut adalah
mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mencipta. Pada
Kurikulum 2013 yang baru ini, guru dituntut untuk menerapkan teori yang
ada di dalam pembelajarannya, sehingga guru tidak sekedar berteori saja.
Namun dapat mempraktekannya.
5) Struktur mata Pelajaran dan lama belajar disekolah tidak diubah.
Perubahan Kurikulum 2013 dengan edisi revisi tidaklah banyak. Pada
Kurikulum 2013 yang baru masih tetap mendukung kegiatan belajar
mengajar (KBM) yang menyenangkan.
6) Mengunakan metode pembelajaran aktif. Metode pembelajaran aktif
adalah metode yang membuat siswa menjadi pemeran utama dalam
setiap proses pembelajaran, guru hanya berperan sebagai fasilitator.
7) Meningkatkan hubungan Kompetensi Inti (KI) dan Kometensi Dasar
(KD). Dengan peningkatan hubungan antara KI dan KD ini
mengakibatkan banyak buku pelajaran Kurikulum 2013 lama yang harus
diperbaharui. Secara konten atau isi tidak ada yang salah dalam buku
Kurikulum 2013. Kesalahan terdapat pada urutan, urutan penyajian
tetap disesuaikan dengan kompetensi dasarnya.
8) Penilaian sikap KI 1 dan KI 2 sudah ditiadakan disetiap mata
pelajaran hanya agama dan ppkn namun Komptensi Inti (KI) tetap
dicantumkan dalam penulisan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP).
9) Skala penilaian menjadi 1-100. Penilaian sikap diberikan dalam
bentuk predikat dan deskripsi.
10) Remidial diberikan untuk yang kurang, namun sebelumnya siswa
diberikan pembelajaran ulang. Nilai Remidial inilah yang dicantumkan
dalam hasil.

Anda mungkin juga menyukai