Anda di halaman 1dari 10

Nama: Rini Dwi Yuliani

NIM: 2018016001

Prodi: Pendidikan IPA (Kelas A)

Tugas Kajian Pengembangan Kurikulum

Kerjakan soal berikut secara individu:

1. Jelaskan pengertian kurikulum menurut pendapat Anda sendiri!


2. Apa fungsi mempelajari kurikulum bagi Anda sebagai calon guru?
3. Mengapa dalam mengembangkan kurikulum guru perlu memperhatikan falsafah, teori
perkembangan dan teori belajar serta kebutuhan masyarakat?
4. Deskripsikan secara rinci karakteristik pelaksanaan kurikulum 2013!
5. Bandingkan kurikulum KTSP dan Kurikulum 2013 dari beberapa komponen:
a. Landasan
b. Tujuan
c. Struktur kurikulum
d. Pelaksanaan pembelajaran
e. Penilaian
6. Kemukakan gagasan Anda yang rasional untuk dilaksanakan terkait perkembangan dan
pelaksanaan pendidikan di Indonesia di masa yang akan datang! (analisis dari
kelemahan pelaksanaan K13 yang perlu diperbaiki)

Referensi: bersumber dari jurnal/file pdf bukan blogspot, cantumkan link alamat sumbernya
pada referensi atau sertakan jurnal/file pdf pada lampiran tugas Anda

Jawaban:

1. Menurut saya, kurikulum adalah adalah suatu rancangan dan perangkat pembelajaran yang
disusun dan dibuat oleh pemerintah sebagai pedoman pembelajaran yang digunakan oleh
pendidik dan yang harus ditempuh, dijalani, dipelajari, dan dikuasai oleh para peserta didik
untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran.

2. Fungsi mempelajari kurikulum bagi saya sebagai calon guru, diantaranya adalah:
a. Dapat mengetahui pedoman atau panduan yang dibutuhkan sebagai tugas seorang guru
nanti dalam mengajar menjadi lebih terarah pada saat dilaksanakannya kegiatan belajar
mengajar.
b. Dapat mempersiapkan dan mengathahui sesuatu yang dibutuhkan saat mengajar baik
berupa strategi yang tepat dari mata pelajaran yang akan disajikan agar tujuan dari
pembelajaran dapat tercapai dengan baik.
c. Didalam mempelajari kurikulum dapat mengetahui bagaimana cara dalam pelaksanaan
pengajaran dengan baik, mendesain program pengajaran dengan tepat, melaksanakan
proses pengajaran dengan benar, dan dapat menilai hasil dari belajar siswa dengan baik
sehingga dari rangkaian itu jika dapat dipahami dan dikuasai oleh calon guru nanti dapat
mudah dalam mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan karena rangkai tersebut
saling berkaitan dan tidak bisa terpisahkan satu sama lainnya dalam mencapai tujuan
pembelajaran tersebut.

3. Alasan dalam mengembangkan kurikulum guru perlu memperhatikan falsafah, teori


perkembangan dan teori belajar serta kebutuhan masyarakat, karena memiliki peranan yang
sangat penting sebagai suatu prinsip yang dijadikan titik tolak dalam mengembangkan
kurikulum. Maka dari itu sebelum kurikulum itu dibangun dan dikembangkan maka harus
ada pondasi dasrnya agar kurikulum dapat berdiri dengan kokoh atau kuat dan dapat
dikembangkan dengan baik. Pondasi dasar tersebut meliputi dari dengan memperhatikan
pada falsafah, teori perkembangan dan teori belajar serta kebutuhan masyarakat. Seperti
contohnya sebuah bangunan membutuhkan landasan atau pondasi yang kuat agar dapat
berdiri tegak, kokoh dan tahan lama, beda jika bangunan tersebut tanpa adanya pondasi maka
apabila bangunan nanti tidak bisa berdiri kokok, atau tidak tahan lama bahkan akan hancur.
Sehingga dalam mengembangkan kurikulum memang sangat diperlukan dengan
memperhatikan falsafah, teori perkembangan dan teori belajar serta kebutuhan
masyarakatnya agar dalam mengembangkan kurikulum dalam pelaksanaanya dapat sesuai
dengan rencana yang telah disusun agar dapat sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

4. Deskripsi secara rinci karakteristik pelaksanaan kurikulum 2013, diantaranya yaitu:


Standar Kompetensi Lulusan (SKL)
a. Standar Kompetensi Lulusan yang dirumuskan dalam kurikulum 2013 ditata secara
berjenjang, artinya kompetensi lulusan pada jenjang pendidikan Sekolah Dasar
(SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) akan dilanjutkan dan dikembangkan pada jenjang
Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) yang selanjutnya akan
dilanjutkan dan dikembangkan kembali ke jenjang Sekolah Menengah Atas
(SMA)/Madrasah Aliyah (MA). Pada kurikulum sebelumnya (kurikulum 2006) memang
sudah berjejang, namun sulit untuk diidentifikasi karena terlalu banyak dan sepertinya
belum ada yang mencermati secara seksama.
b. Pendidikan karakter yang terintegrasi total tanpa mengubah “aliran” kurikulum yang
dianut sebelumnya yaitu Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yaitu sejak tahun 2004.
KBK pun lalu didesentralisasikan ke sekolah yang dikenal dengan Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP) pada tahun 2006 namun dengan aliran yang tetap.
c. Mengakomodasikan semua aliran filsafat. Pengembangan Kurikulum 2013 tidak hanya
didasarkan pada satu paham filsafat tertentu saja, tetapi didasarkan pada banyak aliran
filsafat yaitu esensialisme, perenialisme, rekronstruksi social, progresivisme dan
humanism. Hal ini dapat dipahami karena kurikulum di suatu Negara berada di hilir
pemikiran yang tidak fanatic terhadap salah satu aliran saja. Dari penggabungan semua
aliran filsafat yang ada, menjadikan Kurikulum 2013 sangat ideal.
d. Mengembangkan kemampuan menalar, mengkomunikasikan dan mencipta Kurikulum
2013 akan dianggap berhasil jika lulusannya memiliki kemampuan dalam
menalar/menganalisis, mengkomunikasikan dan mencipta.

Isi dan Struktur Kurikulum

Kurikulum 2013 yang terkait dengan standar isi mengurangi jumlah mata pelajaran tetapi
menambah jumlah jam pelajaran untuk setiap mata pelajaran.

a. Proporsi kompetensi untuk tiap jenjang pembahasan tentang rambu-rambu ketercapaian


kompetensi yang terdiri dari empat ranah sikap, yaitu ranah sikap spiritual, sikap sosial,
pengetahuan dan keterampilan dalam kurikulum 2013 masih sangat terbatas.
b. Kerangka dasar dan struktur kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan budaya bangsa
Indonesia yang beragam dan diarahkan untuk membangun kehidupan yang lebih baik.
Proses pendidikan pada Kurikulum 2013 memberi kesempatan kepada para peserta didik
untuk mengembangkan potensi yang ada di dalam dirinya. Landasan teoritis kurikulum
2013 mengacu pada “pendidikan terstandar” dan “berbasis kompetensi”. Pendidikan
terstandar atau standardbased education adalah pendidikan yang menetapkan adanya
standar nasional sebagai kualitas minimal warganegara. Sedangkan pendidikan yang
berbasis kompetensi atau competency-based curriculum dirancang untuk
mengembangkan sikap, pengetahuan dan keterampilan peserta didik secara total.
c. Kurikulum 2013 menambah jumlah jam pelajaran. Kurikulum 2013 memiliki misi untuk
meningkatkan kinerja pendidikan. Rancangannya adalah dengan menambah jam
pelajaran karena untuk meningkatkan kompetensi tidak cukup waktu jika hanya
menyediakan waktu seperti pada kurikulum sebelumnya. Penambahan jumlah jam
pelajaran pada Kurikulum 2013 juga dimaksudkan untuk “mengejar” ketinggalan bangsa
Indonesia dari kemajuan Negara-negara lain. Kurikulum 2013 mengajak peserta didik
untuk lebih giat belajar agar dapat menjawab tantangan zaman yang semakin ketat dalam
persaingan di dunia global dan pasar bebas.
Pendekatan Kurikulum 2013
Dalam kurikulum 2013, konten materi pelajaran di kemas dalam bentuk tematik dan
diajarkan melalui pendekatan saintifik. Perubahan pada bagian ini merupakan perubahan
yang sangat besar karena tidak bisa sekedar anjuran atau dikeluarkannya peraturan-peraturan
menteri, tetapi juga harus melakukan “pembudayaan” di kalangan guru dan lingkungan
sekolah.
Penilaian
Dalam Permendikbud Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan,
disebutkan bahwa arti penilaian otentik adalah penilaian yang dilakukan secara komprehensif
untuk menilai, mulai dari masukan (input), proses dan keluaran (output) pembelajaran.
Sesuai dengan Permendikbud Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan
maka prinsip penilaian otentik pada jenjang pendidikan dasar dan menengah adalah: objektir,
terpadu, ekonomis, transparan, akuntabel, edukatif, mendidik dan memotivasi peserta didik
dan guru. Pada kurikulum 2013 sangat banyak jenis instrumen penilaian yang harus
digunakan oleh guru. Walaupun pada kurikulum sebelumnya juga sudah diarahkan, tetapi
kurikulum 2013 lebih tegas lagi. Kebijakan ini diambil, karena alasan mempertahankan
konsistensi antara sistem kurikulum yang berlaku.

5. Bandingkan kurikulum KTSP dan Kurikulum 2013 dari beberapa komponen:


Komponen Kurikulum KTSP Kurikulum 2013
Kurikulum
Landasan • UU No.20 Tahun 2003 • Landasan yuridis
tentang Sistem merupakan ketentuan
Pendidikan Nasional hukum yang dijadikan
• PP No. 19 Tahun 2005 dasar untuk
tentang Standar Nasional pengembangan kurikulum.
Pendidikan • Landasan filosofis adalah
• Permendiknas No. landasan yang
22/2006 tentang Standar mengarahkan kurikulum
Isi kepada manusia apa yang
• Permendiknas No. akan dihasilkan
23/2006 tentang Standar kurikulum.
Kompetensi Lulusan • Landasan empirik
• Permendiknas No. memberikan arahan
24/2006 tentang berdasarkan pelaksanaan
pelaksanaan kurikulum yang sedang
Permendiknas No. 22 berlaku di lapangan.
dan 23/2006 • Landasan teoritik
memberikan dasar-dasar
teoritik pengembangan
kurikulum sebagai
dokumen dan proses.

Tujuan • Konsep SKL, SK, KD, • Konsep SKL, KI, KD,


Indikator dan Tujuan pada Indikator dan Tujuan;
setiap mata pelajaran; • Standar Kompetensi
• SKL untuk setiap mata Lulusan (SKL) ditentukan
pelajaran dan kelas (permen sebelum menetapkan
No. 23/2006); Standar Isi, Standar
• SK dan KD menjadi arah Proses, dan Standar
dan landasan untuk Penilaian;
mengembangkan materi • KD-KD pada aspek sikap
pokok, kegiatan (SSp dan SSs), aspek
pembelajaran, dan indikator pengetahuan dan aspek
pencapaian kompetensi keterampilan disajikan
untuk penilaian; secara koheren; sudah
berpasangan; sehingga
guru tinggal
menggunakannya.
Struktur Kurikulum 1. SD/MI memuat 8 1) Untuk SD: Holistik
matapelajaran, muatan berbasis Sains (alam,
lokal, pengembangan sosial, dan budaya.
diri; Substansi IPA Jumlah mata pelajaran
terpadu dan IPS terpadu; dari 10 jam menjadi 6
Pembelajaran kelas 1 s.d jam. Jumlah Jam
3 pendekatan tematik, pelajaran berubah
kelas 4 s.d 6 pendekatan menjadi 4 jam/minggu
mata pelajaran; Alokasi akibat dari perubahan
waktu 1 jam pendekatan
pembelajaran 35 menit; pembelajaran.
Minggu efektif 1 tahun 2) Untuk SMP: TIK menjadi
34-38 minggu. Media semua mata
2. SMP/MTs memuat 10 pelajaran. Pengembangan
mata pelajaran, muatan diri terintegrasi pada setiap
lokal, dan pengembangan mata pelajaran dan
diri; Substansi IPA ekstrakurikuler. Jumlah
terpadu dan IPS terpadu; mata pelajaran berubah
Alokasi waktu 1 jam dari 12 menjadi 10.
pembelajaran 40 menit; Jumlah jam bertambah 6
Minggu efektif tahun 34- jam/minggu akibat dari
38 minggu. perubahan pendekatan
3. SMA/MA kelas x pembelajaran.
memuat mata pelajaran 3) Untuk SMA: Perubahan
16, muatan lokal, dan sistem: ada mata
pengembangan diri; pelajaran wajib dan ada
Alokasi waktu satu jam mata pelajaran pilihan.
pembelajaran 45 menit; Terjadi pengurangan
Minggu efektif 1 tahun mata pelajaran yang
34-38 minggu. harus diikuti siswa.
4. SMA/MA kelas XI dan Jumlah jam bertambah 1
XII memuat Program jam/minggu akibat dari
IPA, IPS, Bahasa, dan perubahan pendekatan.
keagaamaan 13 mata 4) Untuk SMK:
pelajaran, muatan lokal, Penambahan jenis
dan pengembangan diri; keahlian berdasarkan
Alokasi waktu satu jam spektrum kebutuhan (6
pembelajaran 45 menit; program keahlian, 40
Minggu efektif 1 tahun bidang keahlian, dan 121
34-38 minggu. kompetesi keahlian).
Pengurangan adaptif dan
5. Kejuruan memuat mata normatif, penambahan
pelajaran wajib (agama, produktif. Produktif
kewarganegaraan, disesuaikan dengan
bahasa, matematika,IPA, perkembangan di Industri
IPS, seni budaya, OR,
ketrampilan/kejuruan) ,
dasar kejuruan, muatan
lokal, dan pengembangan
diri; Substansi ditempuh
dalam 1 jenjang selama 3
tahun
Pelaksanaan Mengacu kepada • Menggunakan
Pembelajaran permendiknas No. 41/2007 pendekatanm saintifik;
tentang standar proses; • Proses belajar untuk
mendapatkan
pengetahuan, sikap dan
keterampilan dilakukan
melalui pendekatan
saintifik serta pendekatan
atau model pembelajaran
lain yang dianggap tepat
oleh guru;
• Aspek sikap,
pembelajarannya
dilakukan secara langsung
dan tidak langsung; hanya
PPKn dan PABP yang
langsung.
• Dari diberi tahu menjadi
mencari tahu;
• HOT;
Penilaian Mengacu kepada • Mengacu pada
permendiknas No. 20/2007; permendikbud No. 53/2015;
• Penilaian sikap hanya pada
mata pelajaran PPKn dan
PABP;
• Mata pelajaran lain
memberikan support
terhadap aspek sikap yang
ditampilkan peserta didik;
• Penilaian sikap bersifat
pembinaan, bukan
justifikasi;
• Penilaian diberikan dalam
bentuk angka, predikat dan
deskripsi;

6. Gagasan yang rasional untuk dilaksanakan terkait perkembangan dan pelaksanaan pendidikan
di Indonesia di masa yang akan datang (analisis dari kelemahan pelaksanaan K13 yang perlu
diperbaiki) yaitu: Pada kurikulum 2013 masih terdapat berbagai tantangan yang dihadapi
dalam pelaksanaanya, baik tantangan internal maupun tantangan eksternal.
a. Tantangan internal antara lain terkait dengan kondisi pendidikan dikaitkan dengan
tuntutan pendidikan yang mengacu kepada delapan Standar Nasional Pendidikan, yang
meliputi Standar Isi, Standar Proses, Standar Kompetensi Lulusan, Standar Pendidik dan
Tenaga Kependidikan, Standar Sarana dan Prasarana, Standar Pengelolaan, Standar
Pembiayaan, dan Standar Penilaian Pendidikan.
b. Tantangan eksternal yang dihadapi dunia pendidikan antara lain berkaitan dengan
tantangan masa depan, kompetensi yang diperlukan di masa depan, persepsi masyarakat,
perkembangan pengetahuan, serta berbagai fenomena yang mengemukakan. Tantangan
masa depan antara lain terkait dengan arus globalisasi dan berbagai isu yang terkait
dengan masalah lingkungan hidup, kemajuan teknologi dan informasi.
Analisisnya:
Dalam pelaksanaan kurikulum 2013 pun masih banyak kendala yang dihadapi
berbagai sekolah. Pengadaan buku teks pelajaran, pengadaan fasilitas penunjang dalam
pembelajaran, pemahaman guru yang kurang tentang kurikulum 2013, dan sistem
penilaian yang rumit merupakan salah satu masalah yang dihadapin. Banyak siswa yang
masih banyak dibingungkan dengan model pembelajaran yang diterapkan pada
kurikulum 2013 karena banyak siswa yang belum terbiasa dengan metode pembelajaran
yang berbeda yang mengharuskan siswa terlibat dan aktif dalam proses belajar mengajar.
Oleh karena itu, dari hal tersebut sudah seharusnya pemerintah lebih tanggap lagi
untuk meemperhatikan seluruh elemen pendidikan terutama di Indonesia dan bekerja
sama untuk membangun pendidikan Indonesia yang lebih baik. Karena pemerintah saja
tidak cukup untuk mengemban tugas tersebut. Harus ada kesinambungan antara
pemerintah, instansi pendidikan, keluarga, dan masyarakat. Jadi ini adalah
tanggungjawab dari semua pihak sebagai warga Indonesia untuk bisa mengembangkan
pendidikan di Indonesia, karena pendidikan merupakan proses penanaman budaya dan
nilai moral, jadi pendidikan tidak hanya sebatas belajar di sekolah saja.
Dari tantangan yang dihadapi diatas yang perlu dilakukan dan diperbaiki adalah
dari generasi Indonesia dan ini terletal pada bentuk Pendidikan saat ini yaitu dengan
memperbaiki dan mengahdapi tantangan yang ada dengan cara harus memiliki minat
luas didalam kehidupan, memiliki kesiapan untuk bekerja, memiliki kecerdasan sesuai
dengan bakat/minatnya, dan memiliki rasa tanggung jawab terhadap lingkungan. Dilihat
dari persepsi masyarakat, pendidikan di Indonesia saat ini dinilai terlalu menitik beratkan
pada aspek kognitif dan beban siswa dianggap terlalu berat. Selain itu pendidikan juga
dinilai kurang bermuatan karakter.
Referensi:
SUBANDI. PENGEMBANGAN KURIKULUM 2013 (Studi Analitis dan Subtantif Kebijakan
Kurikulum Nasional). JURUSAN PAI FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
IAIN RADEN INTAN LAMPUNG. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Dasar Volume 1
Nomor 1 Juni 2014 p-ISSN 2355-1925.

Herman Zaini. KARAKTERISTIK KURIKULUM 2013 DAN KURIKULUM TINGKAT


SATUAN PENDIDIKAN (KTSP). Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Raden Fatah. JURNAL IDAROH, Vol. 1, No. 1, Juni, 15 –
31.

Imam Machali. Kebijakan Perubahan Kurikulum 2013 dalam Menyongsong Indonesia Emas
Tahun 2045. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Jurnal Pendidikan Islam Volume IIII, Nomor 1, Juni 2014/1435. DOI:
10.14421/jpi.2014.31.71-94.

NUR WAHYU ROCHMADI. 2016. Pendalaman Kurikulum 2013. KEMENTERIAN RISET,


TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS NEGERI MALANG
LEMBAGA PENGEMBANGAN PENDIDIKAN DAN PENGAJARAN P4L.

Lukmanul Hakim. ANALISIS PERBEDAAN ANTARA KURIKULUM KTSP DAN


KURIKULUM 2013. Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh. Jurnal Ilmiah
DIDAKTIKA Februari 2017 VOL. 17, NO. 2, 280-292

PURWADH. Pengembangan Kurikulum dalam Pembelajaran Abad XXI. MIMBAR


PENDIDIKAN: Jurnal Indonesia untuk Kajian Pendidikan, Volume 4(2), September 2019.
ISSN 2527-3868 (print), 2503-457X (online), and
http://ejournal.upi.edu/index.php/mimbardik

Anda mungkin juga menyukai