Anda di halaman 1dari 50

LAPORAN KAJIAN SILABUS DAN CAPAIAN PEMBELAJARAN

Dosen Dr. Dian Rahadian, M.Pd

Disusun Oleh:

Nawal Yulianti 22832001


Risma Husnia NIM :

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNOLOGI INFORMASI

FAKULTAS ILMU TERAPAN DAN SAINS

INSTITUT PENDIDIKAN INDONESIA

Garut, 2023
KATA PENGANTAR

Laporan kajian silabus dan capaian pembelajaran ini disusun sebagai tugas mata kuliah
telaah kurikulum yang diampu oleh dosen bpk. dr.dian rahardian. Dalam laporan ini, kami
akan membahas tentang silabus dan capaian pembelajaran pada mata kuliah tersebut.
Silabus adalah dokumen yang menjabarkan capaian pembelajaran kedalam substansi
materi pembahasan yang terangkum dalam matakuliah atau praktikum. Sedangkan capaian
pembelajaran merupakan internalisasi dan akumulasi ilmu pengetahuan, ketrampilan,
sikap, dan kompetensi.

Dalam penyusunan laporan ini, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dan
kelemahan. Oleh karena itu, kami memohon maaf atas kesalahan dan ketidaksempurnaan
yang pembaca temukan dalam laporan ini. Penulis juga mengharapkan adanya kritik serta
saran dari pembaca apabila menemukan kesalahan dalam laporan ini.

Kami berharap laporan kajian silabus dan capaian pembelajaran ini dapat memberikan
manfaat dan informasi yang berguna bagi pembaca, khususnya bagi para pengajar dan
mahasiswa yang mempelajari mata kuliah telaah kurikulum. Terakhir, kami mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan kajian
silabus dan capaian pembelajaran ini.

Garut, 2 November 2023

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
a. Sejarah Kurikulum di Indonesia
b. Implementasi Pembelajaran berdasarkan silabus dan Capaian Pembelajaran
c. Dampak perbedaan Implementasi Pembelajran berdasarkan Silabus dan
Capaian Pembelajaran
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Kajian
D. Manfaat Kajian

BAB II KAJIAN TEORITIS

A. Konsep Kurikulum (Makro-Mikro)


B. Perkembangan Kurikulum (KBK-KTSP-K13-Kurikulum Merdeka
C. Silabus dan Capaian Pembelajaran Dalam Kurikulum
D. Konsep Dasar Silabus
E. Manfaat Silabus
F. Prinsip-Prinsip Silabus
G. Komponen-Komponen Silabus
H. Keunggulan Silabus
I. Kelemahan Silabus
J. Konsep Dasar Capaian Pembelajaran
K. Manfaat Capaian Pembelajaran
L. Prinsip-Prinsip Capaian Pembelajaran
M. Komponen-Komponen Capaian Pembelajaran
N. Keunggulan Capaian Pembelajaran
O. Kelemahan Capaian Pembelajaran

iii
P. Analisis Capaian Pembelajaran

BAB III KAJIAN DAN PEMBAHASAN

A. Perbedaan Silabus dan Capaian Pembelajaran


B. Perbandingan Silabus dan Capaian Pembelajaran bedasarkan analisis SWOT
C. Pembahsan

BAB IV SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan
B. Rekomendasi

DAFTAR PUSTAKA

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Seringkali ada ungkapan aneh yang kerap muncul seiring pergantian
kepemimpinan di negeri ini, yaitu “ganti menteri, ganti kurikulum. Memang sepanjang
sejarah, sejak Indonesia merdeka pada tahun 1945, program pendidikan nasional
memang banyak mengalami perubahan, terutama pada tahun 1947, 1952, 1964, 1968,
1975, 1984, 1994 dan 2004, 2006 dan yang terbaru pada tahun 2013. Perubahan-
perubahan tersebut merupakan konsekuensi logis dari perubahan yang terjadi dalam
sistem politik, sosial budaya, ekonomi, dan ilmu pengetahuan dan teknologi suatu
negara. dan masyarakat negara. Memang benar kurikulum sekolah sebagai
seperangkat rencana pendidikan harus dikembangkan secara dinamis sesuai dengan
kebutuhan dan perubahan yang terjadi di masyarakat.
Dari sudut pandang sejarah, faktor penentu paradigma politik dan kekuasaan
terkadang sangat mewarnai dan mempengaruhi sistem pendidikan Indonesia selama
bertahun-tahun. Gaya sistem pendidikan suatu negara bergantung pada pemangku
kepentingan mana yang mempunyai kekuasaan paling besar dalam pengambilan
kebijakan. Pada level ini, sistem politik sedang berkuasa. Siapa pun yang berkuasa
pada periode tertentu akan menggunakan kekuasaannya untuk menentukan apa dan
bagaimana pendidikan akan diberikan. Kecenderungan ini kemudian ikut memperkuat
apa yang kemudian disebut “ganti menteri, ganti kebijakan”, termasuk program
pendidikan, karena muatan politik, nilai, ideologi dan tujuan tertentu yang diinginkan
pemerintah juga seringkali ditetapkan sedemikian rupa dalam jangka waktu yang
lama. kerangka kebijakan. Kebijakan kurikulum

a. Sejarah Kurikulum di Indonesia


1. Kurikulum 2004, “KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi)”
Kurikulum 2004 yang dikenal dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi
(KBK) . Program pelatihan berbasis keterampilan memerlukan tiga elemen
utama: memilih keterampilan yang tepat; spesifikasi indikator penilaian untuk
menentukan keberhasilan perolehan keterampilan; dan perkembangan
pembelajaran. KBK mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: Menekankan pada
perolehan keterampilan siswa baik secara individual maupun klasikal,
berorientasi pada hasil belajar dan keberagaman. Kegiatan pembelajaran
menggunakan pendekatan dan metode yang beragam, sumber belajar tidak
hanya dari guru tetapi juga sumber belajar lain yang memenuhi unsur
pengajaran. Penilaian berfokus pada proses dan hasil pembelajaran dengan
tujuan menguasai atau mencapai suatu keterampilan.
Struktur kompetensi inti KBK dirinci menjadi unsur aspek, kelas, dan
semester. Keterampilan dan pengetahuan pada setiap mata pelajaran disusun
dan dibagi berdasarkan aspek mata pelajaran tersebut. Laporkan hasil
pembelajaran yang diidentifikasi untuk setiap aspek kelompok pembelajaran
pada setiap tingkat. Mengembangkan hasil belajar mencakup menjawab
pertanyaan “Apa yang harus diketahui dan dapat dilakukan siswa melalui
pembelajaran pada tingkat ini?” Hasil pembelajaran mencerminkan keluasan,
kedalaman dan kompleksitas program yang dinyatakan dalam kata kerja yang
dapat diukur dengan menggunakan berbagai teknik penilaian. Setiap hasil
pembelajaran mempunyai seperangkat indikator. Pengembangan indikator
bertujuan untuk menjawab pertanyaan “Bagaimana kita mengetahui jika siswa
telah mencapai standar hasil yang diharapkan?”
2. Kurikulum 2006, “KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan)”
Penerapan KBK masih dalam tahap uji coba terbatas, namun pada awal
tahun 2006 uji coba terbatas dihentikan kembali. Kemudian dengan
diundangkannya Peraturan Nomor 24 Tahun 2006 yang mengatur pelaksanaan
Peraturan Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi Program dan Peraturan
Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kelulusan, maka lahirlah Program
Tahun 2006 yang hakikatnya sama seperti pada tahun 2006. 2004. Perbedaan
utamanya terletak pada kewenangan redaksional yang mengacu pada jiwa
sistem pendidikan yang terdesentralisasi.
Pada Kurikulum 2006, pemerintah pusat menetapkan standar kompetensi
dan kompetensi inti, sedangkan sekolah dalam hal ini guru dituntut mampu
mengembangkan kurikulum pengajaran dan penilaian yang sesuai dengan
kondisi sekolah dan daerah. Hasil pengembangan seluruh mata pelajaran
disusun menjadi suatu alat yang disebut Program Pengajaran Tingkat Satuan

2
Pendidikan (KTSP). Penyusunan KTSP menjadi tanggung jawab sekolah di
bawah arahan dan pengendalian dinas pendidikan daerah dan setempat.
3. Kurikulum 2013
Saat ini pemerintah sedang mengembangkan kurikulum berbasis
kompetensi yang diujicobakan pada tahun 2004 (kurikulum berbasis
keterampilan). Kompetensi dijadikan acuan dan pedoman penyelenggaraan
pendidikan untuk mengembangkan berbagai bidang pendidikan; pengetahuan,
keterampilan dan sikap pada semua jenjang dan jalur pendidikan, khususnya
pada pendidikan umum.
Kurikulum 2013 berbasis keterampilan berfokus pada penguasaan
keterampilan tertentu oleh siswa. Oleh karena itu, program ini mencakup
sejumlah keterampilan dan seperangkat tujuan pembelajaran yang dinyatakan
sedemikian rupa sehingga pencapaiannya dapat diamati dari segi perilaku atau
keterampilan siswa sebagai tolak ukur keberhasilannya. Kegiatan
pembelajaran harus bertujuan untuk membantu peserta didik menguasai
minimal tingkat kompetensi minimal untuk dapat mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Sejalan dengan konsep pembelajaran komprehensif dan
pengembangan bakat. Setiap siswa harus mempunyai kesempatan untuk
mencapai tujuannya sesuai dengan kemampuan dan kecepatan belajarnya
masing-masing.
Tema utama Kurikulum 2013 adalah mencetak manusia Indonesia yang
produktif, kreatif, inovatif, baru dan emosional melalui pengamatan sikap dan
keterampilan yang terpadu. dan pengetahuan. Untuk mencapai hal tersebut,
dalam melaksanakan program, guru harus merancang pembelajaran secara
profesional, efektif dan bermakna, menyelenggarakan pembelajaran, memilih
metode pembelajaran yang sesuai, dan menentukan proses pembelajaran,
berlatih, mengembangkan keterampilan secara efektif dan menetapkan kriteria
keberhasilan.

b. Implementasi Pembelajaran berdasarkan silabus dan Capaian Pembelajaran


Implementasi pembelajaran yang didasarkan pada silabus dan capaian
pembelajaran melibatkan beberapa langkah.
Langkah-langkah ini dapat dikategorikan menjadi empat tahap utama yaitu sebagai
berikut:

3
1. Satuan pendidikan menyusun KSP (Kurikulum Satuan Pendidikan)
berdasarkan CP (Capaian Pembelajaran) yang telah ditetapkan oleh
Kementerian Pendidikan. KSP meliputi struktur kurikulum, alokasi waktu
pembelajaran, muatan lokal, muatan lintas kurikuler, dan proyek penguatan
profil pelajar Pancasila.
2. Pendidik merumuskan rencana pembelajaran yang didasarkan pada KSP
yang telah disiapkan oleh satuan pendidikan. Rencana pembelajaran ini
terdiri dari silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Silabus
berisikan deskripsi CP, indikator pencapaian kompetensi (IPK), materi
pokok, metode pembelajaran, sumber belajar, dan penilaian. Di sisi lain,
RPP berisi tujuan pembelajaran, kegiatan pembelajaran, media
pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran.
3. Proses pembelajaran kemudian dilaksanakan sesuai dengan rencana
pembelajaran yang telah disiapkan.
4. Evaluasi pembelajaran dilakukan untuk menilai sejauh mana prestasi
pembelajaran telah terwujud.
Prestasi pembelajaran (CP) merupakan aspek penting dari pendidikan yang
diharapkan dapat dicapai peserta didik pada setiap fase perkembangannya, mulai
dari fase fondasi di PAUD. CP mencakup sekumpulan kompetensi dan berfungsi
sebagai tolok ukur Penilaian Hasil Pembelajaran Nasional (PHBN) dalam
merumuskan instrumen penilaian yang valid dan reliabel. Implentasi CP
melibatkan beberapa langkah, yaitu perumusan KSP, perumusan rencana
pembelajaran, pelaksanaan kegiatan pembelajaran, dan melakukan evaluasi
pembelajaran.

c. Dampak perbedaan Implementasi Pembelajran berdasarkan Silabus dan


Capaian Pembelajaran
Perbedaan dalam implementasi pembelajaran berdasarkan silabus dan
capaian pembelajaran, dapat berdampak mendalam pada berbagai aspek, termasuk
ruang lingkup materi pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, alokasi waktu
pembelajaran, orientasi kurikulum, dan pelaksanaan implementasi kurikulum.
1. Lingkup Materi Pembelajaran
Pertama, dalam hal ruang lingkup materi pembelajaran, Kurikulum Berbasis
Kompetensi (CP) menempatkan penekanan pada kompetensi yang harus

4
dicapai peserta didik, sedangkan silabus berfokus pada materi yang perlu
diperoleh peserta didik. Dalam CP, ada strategi yang diperkuat untuk mencapai
tujuan ini yaitu dengan mengurangi cakupan materi serta merubah tata cara
perumusan capaian yang memperkenalkan pendekatan pembelajaran yang
fleksibel.
2. Penilaian Hasil Belajaar
Kedua, penilaian hasil pembelajaran berbeda antara CP dan silabus. CP
berfungsi sebagai tolok ukur untuk penilaian nasional hasil pembelajaran
(PHBN), Serta memastikan kompilasi instrumen penilaian yang valid dan
dapat diandalkan. Di sisi lain, silabus menempatkan penekanan yang lebih
besar pada penilaian materi yang sebenarnya telah dipelajari peserta didik.
3. Alokasi Waktu Pembe;ajaran
Ketiga, alokasi waktu pembelajaran KSP antara CP dan silabus. CP
menyediakan kerangka kerja terstruktur yang mencakup alokasi waktu
pembelajaran bagi peserta didik untuk mencapai kompetensi yang ditetapkan.
Sebaliknya, silabus mengalokasikan waktu pembelajaran yang menekankan
pada perolehan materi yang harus dipelajari pesera didik.
4. Orientasi Kurikulum
Selanjutnya, ada perbedaan dalam orientasi kurikulum antara CP dan silabus.
Implementasi CP berorintasi pada pengembangan secara holistik pada
kompetensi siswa, sedangkan silabus lebih berorientasi pada mata pelajaran
tertentu.
5. Implementasi Kurikulum
Terakhir, ada perbedaan dalam pelaksanaan kurikulum. CP diimplementasikan
pada skala yang lebih luas di seluruh satuan pendidikan, sedangkan
implementasi silabus lebih berfokus pada di tingkat mikro (kelas dan guru).
Dalam bidang implementasi pembelajaran, baik silabus maupun CP memainkan
peran penting. Silabus menjadi panduan serta membimbing pendidik dalam
merencanakan proses pembelajaran, sedangkan CP berfungsi sebagai titik acuan
untuk penilaian hasil pembelajaran nasional. Oleh karena itu, perbedaan
implementasi pembelajaran berdasarkan silabus dan capaian pembelajaran harus
dikelola dengan baik untuk memastikan proses pembelajaran yang tidak
mengganggu dalam proses pembelajaran dan pencapaian kompetensi siswa.

5
B. RUMUSAN MASALAH
1) Bagaimana perbedaan silabus dan capaian pembelaran berdasarkan komponen
dan prinsip-prinsip dasarnya?
2) Bagaimana perbandingan Kekuatan dan kelemahan silabus dan capaian
pembelajaran berdasarkan analisis SWOT?

C. TUJUAN KAJIAN
1) Untuk mengetahui perbedaan silabus dan capaian pembelaran berdasarkan
komponen dan prinsip-prinsip dasarnya
2) Untuk mengetahui perbandingan Kekuatan dan kelemahan silabus dan capaian
pembelajaran berdasarkan analisis SWOT

D. MANFAAT KAJIAN
1) Bagi akademi Pengembangan Pemahaman Bahasa Indonesia yang Mendalam,
Pengenalan pada Puisi dan Prosa Modern, Penyelidikan Konsep dan Tema dalam
Sastra, Pengembangan Keterampilan Menulis dan Analisis Sastra, Kontribusi
pada Literatur Ilmiah, Pemahaman Konteks Sejarah dan Budaya dalam Karya
Sastra, Pengembangan Keterampilan Penelitian, Persiapan untuk Pendidikan
Tinggi
2) Bagi praktisi Peningkatan Kualitas Pengajaran, Penyesuaian Strategi Pengajaran,
Optimalisasi Materi Pembelajaran, Pemahaman yang Lebih Baik terhadap
Capaian Siswa, Penyusunan Evaluasi yang Relevan, Penyempurnaan Kurikulum,
Peningkatan Profesionalisme Gur

6
BAB II

KAJIAN TEORITIS

A. Konsep Kurikulum Makro-Mikro


Kurikulum makro dan mikro adalah dua konsep kurikulum yang berbeda,
namun saling berhubungan. Kurikulum makro mengacu pada kurikulum yang disusun
di tingkat nasional oleh pemerintah, sedangkan kurikulum mikro dikembangkan oleh
sekolah atau guru individu untuk digunakan di kelas.
Kurikulum makro dan mikro adalah dua konsep utama perencanaan pendidikan
yang berhubungan dengan organisasi dan desain kurikulum. Perencanaan makro
adalah perencanaan untuk menentukan kebijakan yang akan diambil, tujuan yang
ingin dicapai, dan cara untuk mencapai tujuan tersebut di tingkat nasional. (Fattah,
2001: 54-55).
a. Kurikulum Makro
Kurikulum makro adalah kurikulum komprehensif yang disusun di tingkat
nasional oleh pemerintah. Kurikulum ini mencakup tujuan pendidikan nasional,
standar kompetensi lulusan, dan struktur keseluruhan kurikulum. Pendidikan nasional
bertujuan untuk mencapai serangkaian tujuan yang ingin dicapai oleh pendidikan
nasional, seperti yang tercermin dalam kurikulum makro. Standar kompetensi lulusan
adalah kualifikasi yang berfungsi sebagai tolok ukur untuk menilai kemampuan
lulusan setelah mereka menyelesaikan tingkat pendidikan tertentu. Struktur kurikulum
melibatkan pengorganisasian mata pelajaran dan beban pembelajaran untuk setiap
tingkat pendidikan.
Kurikulum makro adalah suatu program komprehensif yang mencakup seluruh
komponen, atau mencakup seluruh bidang, atau seluruh peserta didik pada jenjang
pendidikan tertentu (Nana Syaodih Sukmadinata, 2010: 199).
b. Kurikulum Mikro
Kurikulum mikro adalah kurikulum yang disiapkan oleh sekolah atau guru
khusus untuk diterapkan di dalam kelas. Kurikulum mikro mencakup silabus dan
rencana untuk melaksanakan proses pembelajaran. Silabus menguraikan tujuan
pembelajaran, standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator pencapaian
kompetensi, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian, dan alokasi
waktu. Rencana pelaksanaan pembelajaran yang memberikan rencana pelaksanaan
mengenai tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran,
penilaian, dan alokasi waktu untuk mengajar dan belajar yang efektif.
Konsep kurikulum mikro dan makro mengacu pada dua tingkat perencanaan
pendidikan yang berbeda. Ini adalah pendekatan untuk merancang dan mengatur
program pada tingkat yang berbeda. Berikut penjelasan singkat mengenai kedua
konsep tersebut:

Perencanaan mikro adalah perencanaan pada tingkat organisasi dan


perencanaan pada tingkat menengah. Perencanaan mikro kurikulum berarti
perencanaan realisasi/operasionalisasi kurikulum ideal/potensial dalam pengajaran di
kelas. Perencanaan ini merupakan rencana pendidikan khusus untuk pengajaran di
kelas dengan sejumlah langkah khusus dalam satuan mata pelajaran, mulai dari
identifikasi mata pelajaran, satuan/topik, subtopik, topik, tujuan umum dan materi
pendidikan khusus hingga evaluasi. Rencana tersebut selanjutnya dapat
diimplementasikan dengan baik dalam proses belajar mengajar di kelas (Syafruddin
Nurdin, 2010: 109-110).

Dalam program terfokus, guru berperan lebih besar dalam mikro kurikulum.
Program mikro dikembangkan dari program makro. Guru mengatur magang mereka
selama periode satu tahun, satu semester, beberapa minggu, atau hanya beberapa hari.
Program satu tahun, semester, atau triwulanan disebut juga program tahunan,
semesteran, atau triwulanan, sedangkan program studi yang berlangsung beberapa
minggu atau hari disebut mata kuliah satuan. Program atau unit tahunan, semester, dan
triwulanan semuanya mempunyai komponen yang sama seperti tujuan, materi
pembelajaran, metode, penunjang pembelajaran dan penilaian, yang berbeda hanya
luas dan kedalamannya.

B. Perkembangan Kurikulum (KBK-KTSP-K13-KURIKULUM MERDEKA)


a. Perembangan Kurikulum KBK
Konsep Kurikulum Berbasis Kompetensi Kurikulum dan RPP Pengertian
Kurikulum Berbasis Kompetensi Kurikulum berbasis kompetensi merupakan konsep
kurikulum yang dikembangkan oleh Kementerian Pendidikan Nasional RI untuk
menggantikan kurikulum yang digantikan pada tahun 1994. Kurikulum ini dirancang
pada tahun 2000 dan dilaksanakan pada tahun 2004. Tahapan Pengembangan
Kurikulum ini disebut dengan Kurikulum KBK atau Kurikulum 2004. Kurikulum

2
berbasis kompetensi ini bertujuan untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman,
kemampuan, nilai, sikap dan minat siswa sehingga mampu berbuat sesuai dengan jenis
kemampuan, tekad dan prestasi yang diiringi dengan tanggung jawab.
Berikutnya, KBK juga fokus pada penguasaan keterampilan tertentu oleh
siswa. Oleh karena itu, program ini mencakup sejumlah keterampilan dan seperangkat
tujuan pembelajaran yang dinyatakan sedemikian rupa sehingga pencapaiannya dapat
diamati dari segi perilaku atau keterampilan sebagai tolak ukur keberhasilannya.
Kegiatan pembelajaran hendaknya bertujuan untuk membantu siswa menguasai
minimal tingkat kompetensi minimal untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkannya
sendiri.
Menurut perspektif pembelajaran komprehensif dan pengembangan bakat,
setiap siswa harus mempunyai kesempatan untuk mencapai tujuan sesuai dengan
kemampuan dan kecepatan belajarnya masing-masing. Kurikulum berbasis
kompetensi dapat dipahami sebagai suatu konsep kurikulum yang menekankan pada
pengembangan kemampuan melaksanakan tugas (kompetensi) dengan standar kinerja
tertentu sehingga peserta didik dapat merasakan memperoleh hasil, berupa penguasaan
seperangkat keterampilan tertentu. Kurikulum berbasis kompetensi membahas:
pertama, hasil dan dampak yang diinginkan bagi siswa melalui serangkaian
pengalaman belajar yang bermakna dan kedua keragaman yang dapat ditunjukkan bila
diperlukan.
Menurut Departemen Pendidikan Nasional (2002) yang dikutip oleh Sholeh Hidayat,
kurikulum berbasis kompetensi mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1. Menekankan pada perolehan keterampilan oleh peserta didik baik jasmani
maupun rohani, Personal dan klasik.
2. Orientasi pada hasil belajar dan keberagaman.
3. Penyampaian pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yang
beragam.
4. Sumber belajar tidak hanya guru tetapi juga sumber belajar lainnya yang
memenuhi unsur pendidikan.
5. Penilaian berfokus pada proses dan hasil pembelajaran dengan tujuan
menguasai atau mencapai suatu keterampilan.

b. Perkembangan Kurikulum KTSP

3
Dalam standar nasional pendidikan (pasal 1 ayat 15 SNP) diatur bahwa
kurikulum pada tingkat satuan pendidikan (KTSP) adalah suatu program kegiatan
yang disusun dan disiapkan oleh setiap satuan pendidikan. standar kompetensi dan
kompetensi inti yang dikembangkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan
(BNSP).

KTSP disusun dan dikembangkan berdasarkan Undang-Undang No.


Keputusan Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 36 ayat
1 dan 2 adalah sebagai berikut:

1. Pengembangan kurikulum dilaksanakan berdasarkan standar nasional


pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.
2. Kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dibangun dengan
prinsip akreditasi sesuai satuan pendidikan, potensi daerah dan peserta
didik.

Beberapa unsur yang perlu dipahami tentang kurikulum tingkat satuan pengajaran
(KTSP):

1. KTSP dikembangkan sesuai dengan kondisi satuan pengajaran, potensinya


dan karakteristik daerah serta kondisi satuan pengajaran. kondisi sosial-
ekonomi. budaya masyarakat setempat dan pelajar.
2. Sekolah dan komite sekolah menyusun kurikulum pada tingkat satuan
pendidikan berdasarkan kerangka dasar pendidikan dan standar kompetensi
lulusan, di bawah pengawasan dinas pendidikan kabupaten/kota dan dewan
pendidikan agama yang bertanggung jawab di bidang pendidikan.
3. Kurikulum tingkat satuan pendidikan untuk setiap program studi di
perguruan tinggi dikembangkan dan ditetapkan oleh masing-masing
perguruan tinggi dengan mengacu pada Standar Nasional Pendidikan.
4. KTSP merupakan strategi pengembangan kurikulum untuk mewujudkan
sekolah yang efektif, produktif dan berprestasi. KTSP merupakan
paradigma baru pengembangan kurikulum, yang otonomi luas pada setiap
satuan pendidikan dan pelibatan pendidikan masyarakat dalam rangka
mengefektifkan proses belajar-mengajar di sekolah. Otonomi diberikan agar
setiap satuan pendidikan dan sekolah memiliki keleluasaan dalam
mengelola sumber daya, sumber dana, sumber belajar dan

4
mengalokasikannya sesuai dengan prioritas kebutuhan, serta lebih tanggap
terhadap kebutuhan setempat.

KTSP adalah suatu ide tentang pengembangan kurikulum yang diletakan pada
posisi yang paling dekat dengan pembelajaran, yakni sekolah dan satuan pendidikan.
Memberdayakan sekolah dan lembaga pendidikan dengan memberikan otonomi yang
lebih besar, selain menunjukkan ketanggapan pemerintah terhadap kebutuhan
masyarakat, juga merupakan cara untuk meningkatkan kualitas, efisiensi dan
kesetaraan pendidikan. KTSP merupakan salah satu bentuk reformasi pendidikan yang
bertujuan untuk memberikan otonomi kepada sekolah dan satuan pendidikan untuk
mengembangkan program sesuai dengan potensi, kebutuhan, dan tuntutannya.
Otonomi dalam pengembangan kurikulum dan pembelajaran memungkinkan sekolah
untuk meningkatkan kinerja guru dan staf sekolah, memberikan keterlibatan langsung
bagi kelompok terdampak, dan meningkatkan pemahaman pengetahuan masyarakat
tentang pendidikan, khususnya kurikulum sekolah.

Dalam sistem KTSP, sekolah mempunyai “kewenangan dan tanggung jawab


penuh” untuk menentukan program belajar mengajar sesuai dengan visi, misi dan
tujuan, sekolah wajib menyusun strategi, mengidentifikasi prioritas, memantau
realisasi berbagai potensi sekolah dan lingkungan sekitar serta bertanggung jawab
kepada masyarakat dan pemerintah. Di KTSP, pengembangan kurikulum dilakukan
oleh guru, kepala sekolah serta komite sekolah dan dewan pendidikan. Badan tersebut
merupakan organisasi yang dibentuk berdasarkan musyawarah pejabat daerah
setempat, panitia pendidikan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), pejabat
pendidikan daerah, kepala sekolah dan penyelenggara, kepala sekolah, tenaga
kependidikan, wakil orang tua dan tokoh masyarakat. Badan ini menentukan
kebijakan sekolah berdasarkan peraturan pendidikan yang berlaku. Berikutnya, dewan
sekolah harus menentukan visi, misi, dan tujuan sekolah dengan berbagai implikasi
yang berbeda untuk menjalankan program dan kegiatan untuk mencapai tujuan
sekolah.

c. Perkembangan K13

Kurikulum 2013 merupakan program yang saat ini diterapkan pada kegiatan
belajar mengajar di negara kita. Kurikulum 2013 bertujuan untuk membekali siswa
dengan pengetahuan yang komprehensif, tidak terpisah-pisah. Program ini

5
menekankan keaktifan siswa dalam mengeksplorasi konsep pembelajaran, dengan
guru bertindak sebagai pemandu.

Melalui pengembangan Kurikulum 2013 kita akan mencetak manusia


Indonesia yang produktif, kreatif, inovatif dan emosional; dengan meningkatkan
sikap, keterampilan, dan pengetahuan secara terpadu. Dalam hal ini pengembangan
kurikulum menitikberatkan pada pembentukan keterampilan dan karakter siswa,
berupa perpaduan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dapat ditunjukkan oleh
siswa dalam hal pemahaman konsep yang dipelajarinya dalam konteksnya sendiri.
Kurikulum 2013 memungkinkan guru untuk mengevaluasi kinerja siswa dalam
mencapai tujuan pembelajaran, yang mencerminkan tingkat penguasaan dan
pemahaman terhadap apa yang telah dipelajari. Oleh karena itu, siswa perlu
mengetahui kriteria penguasaan keterampilan dan kepribadian sebagai standar
penilaian hasil belajar, yang darinya siswa dapat mempersiapkan diri untuk menguasai
keterampilan dan kepribadian tertentu, sebagai landasan untuk melangkah ke jenjang
berikutnya. tentang kapasitas dan penguasaan kepribadian.

Lihat penjelasan peraturan no. 20 Tahun 2013, pada bagian umum dengan jelas
disebutkan:

“Strategi pembangunan pendidikan nasional dalam undang-undang ini


meliputi: Mengembangkan dan melaksanakan kurikulum berbasis kompetensi” dan
pada penjelasan Pasal 35, yang mana “Kompetensi perguruan tinggi adalah tingkat
kemampuan seorang lulusan yang meliputi sikap, pengetahuan dan keterampilan
menurut standar nasional yang disepakati”, program Revisi Kurikulum ini bertujuan
untuk “Terus mengembangkan kurikulum berbasis kompetensi yang telah dirintis pada
tahun 2004 dengan memuat sikap, pengetahuan dan keterampilan secara terpadu.

Untuk mencapai tujuan ini memerlukan perubahan dalam banyak aspek


lainnya, terutama dalam penerapan tujuan ini dalam praktik. Selama pembelajaran,
siswa berpindah dari instruksi ke penemuan, sedangkan pada saat penilaian, mereka
fokus pada pengetahuan dengan mengevaluasi hasil secara holistik dan holistik,
sehingga perlu waktu belajar lebih lama.

Keuntungan dan kerugian penerapan program ini terus terlihat di banyak


daerah. Meski demikian, pemerintah tetap percaya diri dalam melaksanakan program
tersebut dan tidak mundur menghadapi berbagai opini negatif yang berkembang di

6
sekolah. Pemerintah mempunyai alasan tersendiri untuk tetap mempertahankan
penerapan Kurikulum 2013 di berbagai jenjang pendidikan.

Alasan utama pemerintah mengembangkan dan menerapkan kurikulum terbaru


ini adalah untuk menghadapi persaingan global yang semakin ketat. Pendidikan di
Indonesia dinilai cukup terbelakang dibandingkan negara lain. Peringkat pendidikan
Indonesia hanya lebih rendah dibandingkan Thailand dan Malaysia di ASEAN
(Kemdikbud 2011). Menghadapi perkembangan globalisasi yang semakin kuat,
pemerintah mengembangkan program baru dengan tujuan untuk meningkatkan
kualitas pendidikan di Indonesia dan menciptakan generasi masa depan yang
berkualitas bagi negara.

Tujuan pokok dan alasan pemerintah mengembangkan kurikulum 2013 adalah sebagai
berikut.

1. Menghasilkan lulusan yang mampu berkomunikasi


2. Menghasilkan lulusan yang mampu berpikir kritis dan jernih
3. Menghasilkan lulusan yang mampu mempertimbangkan aspek etika suatu
permasalahan
4. Menghasilkan lulusan yang mampu menjadi warga negara yang
bertanggung jawab
5. Menghasilkan lulusan yang mampu memahami dan menerima sudut
pandang yang berbeda
6. Menghasilkan lulusan mahasiswa yang baik dan mampu hidup dalam
masyarakat global
7. Menghasilkan lulusan yang mempunyai minat hidup yang luas
8. Menghasilkan lulusan yang siap kerja
9. Menghasilkan lulusan yang mempunyai kecerdasan sesuai dengan
bakat/minatnya
10. Menghasilkan lulusan yang mempunyai rasa tanggung jawab terhadap
lingkungan

Berharap untuk memperoleh kemampuan tersebut di atas melalui


pelaksanaan program pada tahun 2013 . Banyak keluhan dan kesulitan yang muncul di
sekolah mungkin timbul akibat ketidakbiasaan anak terhadap pelaksanaan program

7
akademik. Penerapan yang konsisten sangat diharapkan agar tujuan dan alasan
pemerintah mengembangkan program baru ini dapat tercapai.

d. Kurikulum Merdeka

Program Merdeka diluncurkan oleh Mendikbudristek pada Februari 2022


sebagai salah satu program Merdeka Belajar untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran. Program Merdeka fokus pada pengembangan konten dan karakter
esensial dalam profil pelajar Pancasila. Catatan Siswa Pancasila sendiri berjumlah
nilai. Program mandiri merupakan program dengan muatan pembelajaran yang lebih
beragam dan optimal sehingga peserta didik mempunyai waktu yang cukup untuk
memperdalam konsep dan memperkuat keterampilan. Guru mempunyai kebebasan
untuk memilih perangkat pengajaran yang berbeda-beda sehingga pembelajaran dapat
disesuaikan dengan kebutuhan dan minat siswa.

Proyek yang bertujuan untuk memperkuat perwujudan profil pelajar Pancasila


telah dikembangkan berdasarkan tema-tema tertentu yang diidentifikasi oleh
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Proyek tersebut tidak diarahkan untuk
mencapai target capaian pembelajaran tertentu, sehingga tidak terikat pada konten
mata pelajaran. Sekolah yang melaksanakan Kurikulum Merdeka akan melalui
beberapa tahapan implementasi, yaitu tahap Mandiri Belajar, kemudian Mandiri
Berubah, lalu terakhir Mandiri Berbagi.

Perubahan kurikulum secara nasional baru akan terjadi pada 2024. Ketika itu,
Kurikulum Merdeka sudah melalui iterasi perbaikan selama 3 tahun di beragam
sekolah/madrasah dan daerah.

C. Capaian Pembelajaran
Silabus dan capaian pembelajaran adalah dua komponen yang sangat
diperlukan dari kurikulum. Silabus berfungsi sebagai rencana pembelajaran yang
menguraikan kompetensi dasar dan standar kompetensi, materi pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, penilaian, dan alokasi waktu. Capaian pembelajaran mewakili tingkat
kompetensi yang harus dicapai oleh peserta didik selama setiap fase perkembangan.

 Silabus

8
Silabus berfungsi sebagai acuan kerja dalam penyelanggaran pembelajaran.
Ini mencakup standar kompetensi dan kompetensi dasar yang harus dicapai peserta
didik, materi pembelajaran yang akan dipelajari, kegiatan pembelajaran yang akan
dilakukan, penilaian yang akan dilakukan, dan alokasi waktu yang diperlukan
untuk mencapai kompetensi tersebut. Standar kompetensi mengacu pada tingkat
kompetensi yang harus dicapai pelajar dalam suatu mata pelajaran pada akhir suatu
jenjang pendidikan. Di sisi lain, kompetensi dasar menunjukkan tingkat kompetensi
yang harus dicapai siswa dalam suatu mata pelajaran pada akhir semester. Materi
pembelajaran meliputi isi pembelajaran, yang terdiri dari pengetahuan,
keterampilan, dan sikap yang harus dikuasai oleh peserta didik. Kegiatan
pembelajaran meliputi rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh peserta didik untuk
mencapai kompetensi dasar. Penilaian adalah proses pengumpulan dan analisis
informasi untuk mengukur pencapaian kompetensi kebijakan. Alokasi waktu
mengacu pada jumlah waktu yang dibutuhkan untuk mencapai kompetensi dasar.
 Capaian Pembelajaran
Capaian Pembelajaran yaitu kompetensi pembelajaran yang harus dicapai
peserta didik pada setiap fase perkembangan. Capaian pembelajaran mencakup
kumpulan kompetensi dan lingkup materi, yang terstruktur secara komprehensif
dalam bentuk narasi. Kompetensi mencakup pengetahuan, keterampilan, dan sikap
yang harus dimiliki peserta didik untuk melaksanakan suatu tugas atau fungsi.
Lingkup materi mencangkup materi yang terdiri dari pengetahuan, keterampilan,
dan sikap yang mendukung pencapaian kompetensi. Capaian pembelajaran
berfungsi sebagai kerangka kerja dalam penyelanggaran pembelajaran. Capaian
pembelajaran membimbing pendidik dalam merancang pengalaman belajar yang
sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan peserta didik.
Hubungan antara silabus dan capaian pembelajaran saling terkait erat
antara satu sama lainnya. Capaian pembelajaran berfungsi sebagai acuan dalam
pembuatan silabus. Silabus disusun berdasarkan Capaian pembelajaran yang telah
ditentukan. Capaian Pembelajaran meliputi kompetensi yang harus dicapai peserta.
Kompetensi ini kemudian dimasukkan ke dalam standar kompetensi dan
kompetensi dasar. Standar kompetensi dan kompetensi dasar ini kemudian menjadi
acuan dalam pembuatan materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian,
dan alokasi waktu

9
Dengan demikian, silabus dan capaian pembelajaran merupakan dua
komponen yang saling berkaitan dan saling mendukung dalam penyelanggaran
pembelajaran.

D. Konsep Dasar Silabus


Silabus adalah rencana pembelajaran terhadap sekelompok mata
pelajaran/topik tertentu yang meliputi standar kompetensi, kompetensi inti,
pokok/materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi
waktu dan sumber/bahan/alat belajar. Silabus tersebut merupakan penjabaran standar
kompetensi dan kompetensi inti ke dalam pembelajaran/materi inti, kegiatan
pembelajaran, dan indikator perolehan kompetensi untuk penilaian. Silabus adalah
seperangkat rencana dan pengaturan kegiatan pembelajaran, pengelolaan kelas, dan
penilaian hasil belajar.
Silabus adalah rencana pembelajaran suatu mata pelajaran/kelompok topik
tertentu yang memuat standar kompetensi, kompetensi inti, pembelajaran/materi inti,
kegiatan pembelajaran, indikator, harga penilaian, aloksi waktu penyampaian dan
sumber/bahan/alat pembelajaran. Silabus tersebut merupakan penjabaran standar
kompetensi dan kompetensi inti ke dalam pembelajaran/materi inti, kegiatan
pembelajaran, dan indikator perolehan kompetensi untuk penilaian. Silabus adalah
seperangkat rencana dan pengaturan kegiatan pembelajaran, pengelolaan kelas, dan
penilaian hasil belajar.

Menurut para ahli, silabus adalah:

Garis besar, rangkuman, ikhtisar atau pokok-pokok isi/materi pembelajaran.


Seperangkat rencana dan pengaturan pelaksanaan pembelajaran dan penilaian yang
disusun secara sistematis dan mencakup komponen-komponen yang saling terkait
untuk mencapai penguasaan kompetensi dasar.

Rencana pembelajaran sekelompok mata pelajaran dengan topik tertentu,


meliputi standar kompetensi, kompetensi dasar, pembelajaran/materi inti, kegiatan
pembelajaran, indikator, pencapaian kompetensi. Dari kedua definisi tersebut dapat
kita simpulkan bahwa silabus merupakan gambaran kompetensi. Standar tersebut
mencakup unsur-unsur antara lain materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran dan
ukuran kompetensi yang ingin dicapai dalam bentuk penilaian.

10
Silabus sendiri merupakan acuan yang digunakan untuk menyusun Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk mencapai kompetensi dasar. untuk menilai
dan mengalokasikan waktu dan sumber belajar

Silabus adalah dokumen perencanaan pembelajaran yang terstruktur dan


terperinci, yang dirancang untuk memandu proses belajar mengajar di suatu lembaga
pendidikan. Konsep silabus mencakup aspek-aspek penting yang mencerminkan
hakikat dan tujuan pendidikan yang ingin dicapai. Penting untuk dicatat bahwa konsep
kurikulum dapat bervariasi tergantung pada tingkat pendidikan, konteks, dan tujuan
pembelajaran yang diinginkan. Silabus merupakan alat penting yang membantu guru
merencanakan dan mengelola pembelajaran secara efektif, memastikan bahwa tujuan
pendidikan tercapai dan siswa mendapatkan pengalaman belajar yang bermakna.

E. Manfaat Silabus

Silabus merupakan sumber mendasar dalam menyusun rencana pembelajaran,


baik rencana pembelajaran berdasarkan standar kompetensi maupun kompetensi dasar.
Silabus ini bermanfaat sebagai pedoman dalam mengembangkan pembelajaran, seperti
menyusun rencana pembelajaran karena pembelajaran di sekolah berlangsung dalam
kurun waktu yang telah ditentukan, seperti mengelola kegiatan pembelajaran karena
memberikan gambaran pokok-pokok program yang akan dilaksanakan. dicapai pada
suatu mata pelajaran, misalnya pembelajaran tradisional, pembelajaran kelompok
kecil atau pembelajaran individu dan mengembangkan sistem penilaian dimana dalam
melaksanakan pembelajaran berbasis kompetensi, sistem penilaian selalu mengacu
pada standar kompetensi, kompetensi dasar dan isi pembelajaran dalam silabus, dan
merupakan ukuran untuk mengevaluasi keberhasilan suatu program pelatihan dan
pembelajaran serta manfaat yang diperoleh berupa sumber materi teks sebagai
akuntabilitas dan bertanggung jawab atas program pembelajaran.

Salah satu manfaat silabus ini adalah memudahkan guru dalam mengajar dan
menyusun RPP. Manfaat lain dari pembuatan kurikulum antara lain:

1. Menjadi fasilitator pengembangan kegiatan pembelajaran mulai dari


merencanakan dan mengelola seluruh kegiatan pembelajaran hingga
memberikan harga penilaian bagi siswa.

11
2. Memfasilitasi penyusunan dan pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP).
3. Berguna untuk kegiatan belajar tradisional, kelompok kecil, dan individu.
4. Membantu guru memetakan indikator keberhasilan akademik untuk semua
siswa. Program memiliki banyak keuntungan penting dalam konteks
pendidikan.

Silabus merupakan salah satu perangkat pembelajaran yang digunakan pendidik pada
saat proses pembelajaran. Silabus mencakup gambaran umum tentang suatu materi
yang akan diajarkan.

Manfaat silabus adalah untuk membantu pendidik dalam penyusanan RPP,


mengembangkan tujuan pembelajaran dalam mengembangkan tujuan pembelajaran,
silabus memberikan gambaran tentang kompetensi yang harus dicapai oleh pesera
didik, membantu pendidik dalam memilih bahan gambaran untuk materi pembelajaran
yang harus dicapai oleh peserta didik, membantu dalam menentukan metode
pembelajaran untuk dapat digunakan dalam mencapai tujuan pembelajaran. Silabus
memberikan gambaran mengenai jenis dan bentuk penilaian yang dapat digunakan
untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik.

Silabus memberikan manfaat bagi pendidik, peserta didik, dan stakeholders


pendidikan. Bagi pendidik, Silabus dapat membantu merencanakan, melaksanakan
dan mengevaluasi pembelajaran. Bagi peserta didik, silabus dapat membantu
memahami tujuan pembelajaran dan mempelajari materi yang akan dipelajari. Bagi
stakeholders pendidikan, silabus dapat memberikan gambaran mengenai program
yang akan dilaksanakan.

F. Prinsip-Prinsip Silabus
Saat merumuskan silabus, sangat penting untuk memperhatikan sejumlah
prinsip dasar. Prinsip-prinsip ini berfungsi sebagai pedoman untuk implementasi
kurikulum dalam unit pendidikan. Prinsip-prinsip tertentu akan berfungsi sebagai
dasar untuk pengembangan program.
Silabus mewakili rencana pendidikan komprehensif yang terdiri dari komponen
yang saling berhubungan dan saling bergantung. Secara kolektif, komponen-
komponen ini memberikan panduan dan arahan untuk pelaksanaan proses

12
pembelajaran. Silabus dirancang dengan cermat untuk membantu pendidik dalam
mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan secara efektif.
Untuk membuat silabus, pendidik harus dengan penuh perhatian mempertimbangkan
prinsip-prinsip berikut:
1. Prinsip ilmiah
Prinsip ilmiah ini menunjukkan bahwa silabus harus dibangun di atas dasar
prinsip-prinsip ilmiah.Prinsip-prinsip ilmiah ini mencakup:
• Kebenaran ilmiah, yang mengharuskan landasan silabus dalam hasil
penelitian dan pengembangan menyeluruh.
• Objektivitas ilmiah, yang membutuhkan ketergantungan pada data yang
valid dan teruji.
• Sistematisasi ilmiah, yang memerlukan pengorganisasian silabus secara
sistematis dan koheren.
• Kejelasan ilmiah, yang menuntut penyusunan silabus dalam bahasa yang
jelas dan mudah dipahami.
2. Relevansi
Prinsip relevansi ini menunjukkan bahwa silabus harus sesuai dengan
kebutuhan peserta didik, tuntutan masyarakat, dan kebutuhan zaman yang terus
berkembang. Kebutuhan pelajar mencakup kebutuhan fisik, intelektual,
emosional, dan spiritual. Kebutuhan masyarakat meliputi kebutuhan dalam
bidang ketenagakerjaan, ekonomi, sosial, budaya, dan politik. Tuntutan
perkembangan zaman meliputi perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi,
dan seni.
3. Sistematis
Prinsip sistematis menandakan bahwa silabus harus diatur secara sistematis
dan koheren. Sistematis mengacu pada pengaturan silabus dalam urutan logis
dan saling berhubungan. Logis menunjukkan bahwa silabus disusun
berdasarkan hubungan antar-konsep yang ada.
4. Konsisten
Prinsip yang konsisten menyiratkan bahwa komponen-komponen dalam
silabus harus saling konsisten. Konsisten berarti bahwa seharusnya tidak ada
perbedaan atau kontradiksi di antara komponen-komponen dalam silabus.
5. Memadai

13
Prinsip-prinsip yang memadai menunjukkan bahwa silabus harus memiliki
komponen yang memfasilitasi pencapaian tujuan pembelajaran. Komponen-
komponen tersebut meliputi standar kompetensi, kompetensi fundamental,
materi inti, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian,
dan alokasi waktu belajar dan sumber daya.
6. Aktual dan Kontekstual
Prinsip aktual dan kontekstual menetapkan bahwa silabus harus disesuaikan
dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, serta kebutuhan
peserta didik individu.
7. Fleksibelitas
Prinsip fleksibilitas mensyaratkan bahwa silabus harus memungkinkan
adaptasi dengan kebutuhan dan kondisi lokal. Adaptasi ini dapat dilakukan
sambil mempertimbangkan kebutuhan peserta didik, kebutuhan masyarakat,
dan kondisi lokal.
8. Menyeluruh.
Prinsip menyeluruh dari ketelitian mengharuskan silabus mencakup seluruh
rangkaian komponen penting untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Komponen-komponen ini mencakup standar kompetensi, kompetensi
fundamental, materi inti, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian
kompetensi, penilaian, alokasi waktu, dan sumber daya pembelajaran.
Dengan memeperhatikan prinsip-prinsip ini, guru dapat merumuskan silabus yang
manjur dalam menyusun silabus yang efektif dalam penyelenggaraan pembelakaran

G. Komponen-Komponen Silabus
Komponen-komponen silabus adalah:
1. Identitas
Identitas silabus mencakup informasi yang berkaitan dengan mata pelajaran,
kelas, semester, dan tahun ajaran. Informasi ini sangat penting untuk
mengetahui mata pelajaran yang akan dipelajari, kelas dan semester yang akan
dilakukan, serta tahun ajaran tertentu yang digunakan.
2. Standar Kompetensi
Standar Kompetensi, merupakan kualifikasi kemampuan yang harus dicapai
oleh peserta didik di setiap tingkat dan/atau semester dalam suatu mata

14
pelajaran. Standar ini berfungsi sebagai tolok ukur untuk pengembangan
kompetensi dasar
3. Kompetensi Dasar
Kompetensi dasar yaitu kemampuan penting yang harus dikuasai peserta didik
dalam mata pelajaran tertentu pada tingkat pendidikan tertentu. Kompetensi
dasar ini merupakan penjabaran dari standar kompetensi.
4. Materi Pokok
Materi pokok mencakup pokok-pokok materi yang dipelajari oleh peserta didik
untuk memahami suatu mata pelajaran. Materi ini berfungsi sebagai acuan
dalam perumusan kegiatan pembelajaran.
5. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran mengacu pada kumpulan tugas yang harus dilakukan
peserta didik untuk mencapai kompetensi dasar yang diperlukan. Kegiatan ini
merupakan penjabaran terperinci dari materi pokok.
6. Indikator Pencapaian Kompetensi
Indikator pencapaian kompetensi adalah perilaku yang dapat diamati serta
diukur untuk menunjukkan penguasaan kompetensi dasar peserta didik.
Indikator pencapaian kompetensi ini merupakan penjabaran dari kompetensi
dasar.
7. Penilaian
Penilaian, yaitu proses yang melibatkan pengumpulan data untuk mengukur
pencapaian kompetensi peserta didik. Proses penilaian ini merupakan
penjabaran dari kompetensi dasar.
8. Alokasi Waktu
Alokasi waktu adalah perkiraan waktu yang diperlukan untuk mencapai
kompetensi dasar. Alokasi waktu ini berfungsi sebagai perluasan kompetensi
dasar dan merupakan penjabaran dari kompetensi dasar
9. Sumber Belajar
Sumber Belajar ini merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan peserta
didik yang dapat digunakan peserta didik untuk belajar, sumber belajar baik
sumber tercetak maupun non-cetak. Sumber belajar ini merupakan penjabaran
dari kompetensi dasar.

15
Agar dapat mengatur pembelajaran secara efektif, silabus harus disusun dengan
cermat dan sistematis. Ini berfungsi sebagai referensi penting dalam penyelenggarann
pembelajaran.

H. Keunggulan Silabus
Silabus merupakan suatu rencana pembelajaran yang terdiri dari komponen-
komponen yang saling terkait dan saling berhubungan yang memberikan pedoman dan
arahan dalam pelaksanaan pembelajaran.Silabus disusun untuk membimbing guru
dalam melaksanakan pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan.
Keunggulan silabus yaitu dapat Meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelaksanaan
pembelajaran silabus memberikan pedoman umum dan pedoman pelaksanaan
pembelajaran yang dapat membantu guru mencapai pembelajaran yang lebih efektif
dan efisien. Guru dapat menggunakan silabus sebagai acuan dalam merencanakan,
melaksanakan dan menilai pembelajaran.Dengan cara ini guru dapat lebih fokus dalam
kegiatan pembelajaran dan tidak perlu menyusun rencana pembelajaran dari awal.
Meningkatkan relevansi pembelajaran dengan kebutuhan pesera didik,
kebutuhan masyarakat dan tuntutan perkembangan zaman silabus tersebut mencakup
kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetenai yang disesuaikan dengan
kebutuhan peserta didik, kebutuhan masyarakat, dan tuntutan perkembangan zaman
Dengan cara ini pembelajaran dapat lebih disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik,
kebutuhan masyarakat dan kebutuhan perkembangan saat ini.
Peningkatan Mutu Pembelajaran Silabus disusun berdasarkan prinsip-prinsip
pembelajaran yang baik untuk meningkatkan mutu pembelajaran. Prinsip
pembelajaran yang baik meliputi relevansi, efisiensi, efektifitas dan fleksibilitas.
Dengan demikian pembelajaran dapat lebih bermakna bagi peserta didik dan tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan dapat tercapai.
Silabus dapat menjadi acuan efektif bagi penyelenggaraan pembelajaran. Dengan
memperhatikan prinsip-prinsip penyusunan silabus, guru dapat menyiapkan silabus
yang berkualitas dan meningkatkan pembelajaran.

I. Kelemahan Silabus
Silabus mempunyai beberapa kelemahan, yaitu:
 Kurang fleksibel
16
Dibandingkan silabus yang disiapkan pemerintah bersifat umum dan silabus
disusun berlaku untuk seluruh sekolah di Indonesia. Hal ini membuat silabus
kurang fleksibel untuk disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi setempat.
Misalnya, kurikulum yang dirancang untuk sekolah di perkotaan mungkin
tidak sesuai dengan kebutuhan dan kondisi sekolah di pedesaan.
 Kurang Jelas
Beberapa Komponen silabus, seperti indikator pencapaian kompetensi, materi
pokok, dan kegiatan pembelajaran, terkadang kurang jelas dan tidak terukur.
Hal ini dapat menyulitkan guru dalam menyusun rencana pembelajaran.
Misalnya, indikator pencapaian kompetensi yang dirancang terlalu umum
sehingga sulit diukur.
 Kurang Aktual
Silabus yang dirancang pemerintah terkadang tidak selalu sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Hal ini dapat membuat
pembelajaran menjadi kurang relevan dengan kebutuhan peserta didik.
Misalnya, silabus yang dikembangkan pada tahun 2022 mungkin tidak sesuai
dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni pada tahun 2023.
Kelemahan silabus dapat menjadi tantangan bagi guru dalam menyelenggarakan
pembelajaran. Dengan memahami kelemahan silabus, guru dapat melakukan
penyesuaian yang diperlukan agar silabus dapat menjadi acuan yang efektif dalam
pelaksanaan pembelajaran.

J. Konsep Dasar Capaian Pembelajaran


Capaian pembelajaran adalah suatu ungkapan tujuan pendidikan, yang
merupakan suatu pernyataan tentang apa yang diharapkan diketahui, dipahami, dan
dapat dikerjakan oleh peserta didik setelah menyelesaikan suatu periode belajar (Dikti,
2015: 1). Kondisi ini juga dijalankan oleh sebagian besar negara di Eropa saat ini yang
saat ini menggunakan CP untuk mengungkapkan apa yang mereka harapkan agar
diketahui dan dapat dilakukan oleh peserta didik dan memahami di akhir program atau
urutan pembelajaran.
Capaian pembelajaran biasanya digunakan untuk menentukan tingkat kerangka
kualifikasi, menetapkan standar kualifikasi, menjelaskan program dan kursus,
mengarahkan kurikulum, dan menentukan spesifikasi penilaian. Selain itu capaian

17
pembelajaran secara tak langsung akan mempengaruhi metode pengajaran,
pembelajaran lingkungan dan praktik penilaian (ECFOP, 2017: 14).
Secara sederhana Pengertian CP atau Capaian Pembelajaran bisa didefinisikan
sebagai kompetensi pembelajaran yang harus dicapai peserta didik pada setiap tahap
perkembangan peserta didik untuk setiap mata pelajaran pada satuan pendidikan dasar
dan pendidikan menengah. Capaian pembelajaran memuat sekumpulan kompetensi
dan lingkup materi yang disusun secara komprehensif dalam bentuk narasi.
CP berfokus apa yang diharapkan pada siswa di akhir pembelajaran, hal ini
sejalan dengan pendekatan student centered dalam dunia pendidikan. Kondisi ini juga
ditegaskan oleh Kennedy et.al (2014: 3) yang menyatakan bahwa trend internasional
dalam pendidikan menunjukkan pergeseran dari tradisional pendekatan "berpusat pada
guru" ke pendekatan "berpusat pada siswa". Model alternatif ini berfokus pada apa
yang diharapkan dari siswa yang harus dilakukan di akhir modul atau program. Oleh
karena itu, pendekatan ini biasa disebut sebagai pendekatan berbasis hasil.

K. Manfaat Capaian Pembelajaran


1. Menjadi acuan bagi guru dalam menyusun rencana pembelajaran, melaksanakan
pembelajaran, dan menilai hasil pembelajaran.
Capaian pembelajaran menjadi acuan bagi guru dalam menentukan materi
pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan asesmen. Dengan demikian, guru dapat
membuat rencana pembelajaran yang lebih efektif dan efisien.
2. Membantu peserta didik memahami tujuan pembelajaran dan apa yang harus
dipelajari. Capaian pembelajaran berfungsi sebagai acuan bagi peserta didik untuk
memahami tujuan pembelajaran dan apa yang harus dipelajari, sehingga mereka
lebih termotivasi untuk belajar.
3. Untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.
Pembelajaran yang fleksibel, kontekstual, holistik, dan adaptif dapat meningkatkan
kualitas pendidikan di Indonesia. Dengan demikian, peserta didik dapat
mempersiapkan diri untuk menghadapi kesulitan di masa depan.

L. Prinsip- Prinsip Capaian Pembelajaran


Hasil belajar mempunyai prinsip sebagai berikut:
1. Dapat diukur dan spesifik

18
CP harus dapat diukur dan spesifik, berdasarkan hierarki langkah-langkah
konseptual dalam proses pembelajaran yang hasil belajarnya dapat digunakan
untuk menggambarkan kemampuan siswa, sebagai dinyatakan oleh Komisi
Eropa (2011) dalam (ECFOP, 2017: 33), Mahajan (2017: 65) bahkan secara
spesifik menyatakan bahwa CP sebaiknya ditulis berdasarkan Taksonomi
Bloom karena terbukti relevan dalam membantu mengembangkan
pembelajaran. hasil. Konsep taksonomi Bloom sangat sederhana yaitu:
a. Sebelum memahami konsep ini, ingatlah baik-baik,
b. Memahami sebelum melamar,
c. Analisis proses sebelum mengevaluasinya.

Dalam proses penerapan prinsip-prinsip khusus dan terukur tersebut, terdapat


beberapa aspek yang perlu diperhatikan, yaitu:

a. Pemahaman dan Pengetahuan


Kata pemahaman sering kali dijadikan salah satu hasil belajar yang
diharapkan, namun seringkali maknanya kurang dipahami. John
Dewey (1933) merangkum “pemahaman” dalam How We Think
About Understanding dengan mengatakan bahwa (pemahaman)
adalah makna yang dikembangkan atau diolah dari fakta. Secara
umum pemahaman sering diidentikkan dengan pengetahuan.
b. Praktis
Bagaimana merancang dan melakukan eksperimen? Kata-kata yang
sering digunakan adalah menunjukkan, menerapkan, dll.
c. Keterampilan Genetik
Keterampilan umum mencakup teknik pemecahan masalah yang
menjadi inti pembelajaran. Kata-kata yang sering digunakan
menganalisis, membandingkan, dll.
2. Fleksibel (tergantung proses dan tahapan belajar siswa)
Fleksibel (tergantung proses dan tahapan belajar siswa) Seringkali
belajar dianggap sebagai perlombaan, bukan seperti proses. Program disusun
sedemikian rupa sehingga siswa dijejali dengan berbagai materi yang pada
akhirnya hanya mengarah pada “pengetahuan belaka” dan bukan pada
pemahaman atau penguasaan, sedangkan siswa memerlukan waktu dan sumber
daya.Langkah-langkah untuk mengeksplorasi konsep.

19
Capaian pembelajaran mendorong perubahan metode pembelajaran di
kelas dari metode yang berpusat pada guru menjadi berpusat pada siswa.
Menurut Harden, ciri-ciri CP adalah sebagai berikut:
 Pengembangan CP dengan jelas mengidentifikasi hasil yang diharapkan
siswa capai dalam kurikulum AK
 Desain Kurikulum, strategi pembelajaran, dan peluang pembelajaran
diterapkan untuk memastikan keberhasilan dari CP.
 Proses penilaian diselaraskan dengan CP dan penilaian individu siswa
dilakukan untuk memastikan siswa mencapai tujuan pembelajarannya.
3. Otonomi
Sekolah mempunyai kebebasan untuk menyesuaikan pembelajarannya
berdasarkan keunikan masing-masing sekolah dan kemampuan siswanya,
karena siswa di sekolah tersebut mempunyai latar belakang dan gaya belajar
yang berbeda-beda. Hal ini menekankan bahwa proses pembelajaran akan
didasarkan pada kebutuhan siswa. Hasil pembelajaran (CP) dapat disesuaikan
dengan bebas oleh satuan pendidikan itu sendiri. Setelah dirumuskan, Capaian
pembelajaran harus dituangkan dalam tujuan dan alur pembelajaran.
Langkah ini sangat penting bagi guru atau perancang kurikulum untuk
menganalisis tujuan pembelajaran setiap mata pelajaran dan memilih metode
pembelajaran yang paling cocok untuk siswa. Melalui proses ini, guru
mempunyai posisi penting untuk lebih memahami siswa. Guru menganalisis
proses berpikir siswa untuk memilih metode pemahaman yang lebih efektif.

M. Komponen-Komponen Capaian Pembelajaran


1. Rasionalitas Mata Pelajaran: Menampilkan hubungan antara mata pelajaran
dengan salah satu atau lebih Profil Pelajar Pancasila dan alasan mengapa
pelajaran tersebut penting.
2. Tujuan mata pelajaran: Kemampuan atau keterampilan yang harus dimiliki
siswa setelah belajar mata pelajaran tersebut.
3. Karakteristik mata pelajaran: Deskripsi tentang apa yang dipelajari dalam
mata pelajaran serta elemen-elemennya, yang terdiri dari kompetensi yang
ingin dicapai.

20
4. Capaian pembelajaran setiap fase: Daftar yang mencakup pengetahuan,
keterampilan, dan kompetensi umum. Selanjutnya diturunkan menjadi
capaian pembelajaran berdasarkan komponen yang dipetakan berdasarkan
perkembangan siswa.

N. Kunggulan Capaian Pembelajaran


Capaian pembelajaran memiliki banyak keunggulan, yaitu sebagai berikut:
1. Capaian Pembelajaran Holistik
Pencapaian pembelajaran tidak hanya mencakup perolehan pengetahuan, tetapi
juga pengembangan sikap dan keterampilan. Ketiga aspek ini penting karena
saling berhubungan dan saling berkaitan. Dengan menge,bangkan ketiga aspek
ini secara bersamaan, peserta didik dapat menjadi individu yang
berpengetahuan luas serta mampu dan siap untuk mengatasi tantangan di masa
depan.
2. Capaian Pembelajaran Kontekstual
Capaian pembelajaran dirancang dengan mempertimbangkan konteks
kehidupan peserta didik. Ini memberikan pencapaian pembelajaran dengan
makna dan penerapan yang bisa diimplementasikan dalam kehidupan sehari-
hari. Dengan demikian, peserta didik akan lebih termotivasi untuk belajar,
karena mereka dapat memahami relevansi antara pembelajaran mereka dengan
kehidupan mereka .
3. Capaian Pembelajaran Adaptif
Capaian pembelajaran dapat disesuaikan agar sesuai dengan kebutuhan dan
karakteristik individu peserta didik. Ini merupakan hal penting, karena setiap
pelajar memiliki potensi dan kebutuhan yang berbeda. Dengan menyesuaikan
capaian pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan peserta didik, guru dapat
mendorong mereka untuk mencapai potensinya mereka.
4. Capaian Pembelajaran Fleksibel
Capaian pembelajaran dapat disesuaikan dengan beragam model pembelajaran.
Ini merupakan hal penting, karena setiap lembaga pendidikan memiliki
karakteristik yang unik. Dengan fleksibilitas yang dimilikinya, capaian
pembelajaran dapat disesuaikan agar selaras dengan kebutuhan dan
karakteristik sekolah.

21
Capaian pembelajaran memiliki potensi untuk meningkatkan kualitas pendidikan di
Indonesia. Dengan kelebihannya, pencapaian pembelajaran dapat berfungsi sebagai
kerangka panduan bagi guru dalam merumuskan rencana pembelajaran, melaksanakan
kegiatan instruksional, dan mengevaluasi hasil pembelajaran.

O. Kelemahan Capaian Pembelajaran


Kelemahan Capaian Pembelajaran
1. Capaian Pembelajaran menuntut tingkat kesiapan yang tinggi dari guru,
sekolah, orang tua, dan siswa dalam pelaksanaannya.
Capaian Pembelajaran adalah kurikulum baru yang berbeda dari
kurikulum sebelumya. Oleh karena itu, pelaksanaannya memerlukan tingkat
kesiapan yang tinggi dari semua pihak yang terlibat, terutama guru. Guru harus
memiliki pemahaman menyeluruh tentang hasil capaian pembelajaran dan
mampu merumuskan rencana pembelajaran, melakukan kegiatan
pembelajaran, dan menilai hasil pembelajaran sesuai dengan capaian
pembelajaran. Sekolah juga harus menyediakan sarana dan prasana yang
diperlukan untuk memfasilitasi pelaksanaan hasil pembelajaran. Selain itu,
sangat penting bagi orang tua dan siswa untuk memahami capaian
pembelajaran dan memperluas dukungan mereka terhadap keberhasilan
pelaksanaannya.
2. Capain Pembelajaran menuntut dukungan yang memadai dalam hal sumber
daya manusia, sarana dan prasarana, anggaran, dan teknologi.
Impelementasi capaian pembelajaran mengharuskan ketersediaan sumber
daya manusia yang cukup, sarana dan prasarana, anggaran, dan dukungan
teknologi yang memadai. Guru harus menerima pelatihan dan bimbingan yang
komprehensif untuk mengimplementasikan capaian pembelajaran secara
efektif. Sekolah juga harus menyediakan sumber daya dan sarana dan prasarana
yang diperlukan, seperti buku teks, laboratorium, dan komputer, untuk
memfasilitasi pelaksanaan capaian pembelajaran. Selain itu, anggaran yang
memadai sangat diperlukan untuk berhasil melaksanakan pelaksanaan capaian
pembelajaran. Terakhir, dukungan teknologi, seperti akses ke internet dan
perangkat elektronik, merupakan komponen penting dari proses implementasi.

22
3. Capaian Pembelajaran membutuhkan sosialisasi, pelatihan, bimbingan,
evaluasi, dan pengawasan yang intensif dari pemerintah.
Pemerintah harus melakukan sosialisasi, pelatihan, bimbingan, evaluasi,
dan pengawasan yang intensif terkait capaian pembelajaran. Upaya sosialisasi
harus mencakup kepada semua pihak, termasuk guru, sekolah, orang tua, dan
siswa. Guru harus menerima pelatihan dan bimbingan untuk memastikan
pelaksanaan capaian pembelajaran dengan baik. Mekanisme evaluasi dan
pengawasan harus dilaksanakan untuk memantau kemajuan capaian
pembelajaran dan memastikan pencapaian hasil pembelajaran yang optimal.
4. Capaian Pembejaran memerlukan penyesuaian terhadap standar pendidikan
nasional, ujian nasional, perguruan tinggi, dunia kerja, dan masyarakat pada
umumnya.
Capaian Pembelajaran merupakan kurikulum baru yang saat ini masih
dalam tahap perkembangan. Oleh karena itu, sangat penting untuk melakukan
penyesuaian yang diperlukan terhadap standar pendidikan nasional, ujian
nasional, perguruan tinggi,dunia kerja, dan masyarakat pada umumnya.
Penyesuaian ini harus dilakukan untuk memastikan bahwa capaian
pembelajaran selaras dengan kebutuhan semua pihak dan dapat diterapkan
secara efektif.
Capain pembelajaran memiliki potensi untuk meningkatkan kualitas pendidikan
di Indonesia. Namun, keberhasilan pelaksanaannya membutuhkan kesiapan
semua pihak yang terlibat dan dukungan pemerintah. Selain itu, capaian
pembelajaran harus disesuaikan agar sesuai dengan berbagai peraturan dan
beragam kebutuhan pemangku kepentingan untuk memastikan pelaksanaan
yang efektif.

P. ANALISIS SWOT DALAM PEMBELAJARAN


Analisis SWOT adalah metode yang digunakan untuk mengidentifikasi faktor
internal dan eksternal didalam organisasi. Ketika diterapkan dalam bidang pendidikan,
analisis SWOT dapat digunakan untuk menilai semua aspek pengelolaan dilembaga
pendidikan, kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities),
dan ancaman (threats). Dalam konteks pendidikan, analisis ini dapat membantu guru
dalam membimbing peserta didik untuk merumuskan rencana karir, mengatasi potensi
ancaman, dan mencari peluang untuk pertumbuhan pribadi dan akademik.

23
Langkah-langkah dalam pembuatan analisis SWOT di bidang pendidikan dalam
pembelajaran:
1. Mengidentifikasi faktor-faktor internal yang berkaitan dengan siswa, meliputi
kekuatan dan kelemahan. Misalnya, kekuatan siswa mungkin adalah
kemampuan mereka dalam belajar yang baik, sementara kelemahan mungkin
kurangnya motivasi dalam belajar.
2. Mengidentifikasi faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi siswa, termasuk
peluang dan ancaman. Contoh peluang bisa berupa ketersediaan program
beasiswa, sementara ancaman bisa menjadi persaingan ketat dalam tenaga
kerja.
3. Membuat matriks SWOT dengan mengkategorikan faktor internal dan
eksternal siswa menjadi empat kuadran: kekuatan-peluang, kekuatan-ancaman,
kelemahan-peluang, dan kelemahan-ancaman.

4. Menganalisis faktor-faktor yang terkandung dalam setiap kuadran dan


menyusun rencana tindakan untuk mengoptimalkan kekuatan dan peluang,
serta meminimalkan kelemahan dan ancaman.
5. Implementasikan rencana tindakan yang dirumuskan dan menilai hasilnya
secara berkala.

Pemanfaatan analisis SWOT dapat mendukung pendidik dalam mengembangkan


rencana pembelajaran yang lebih efektif dan efisien, sekaligus membantu siswa dalam
mengembangkan potensidiri dan menghadapi tantangan yang akan datang.

24
25
BAB III

KAJIAN DAN PEMBAHASAN

A. Perbedaan Silabus dan Capaian Pembelajaran


Faktor-faktor seperti materi, guru, siswa dengan karakteristiknya, dan visi misi
sekolah harus dipertimbangkan saat membuat silabus dan capaian pembelajaran.
Ini adalah penjelasan tentang komponen tersebut
1. Materi:
Silabus harus mencakup materi yang relevan dan sesuai dengan perkembangan
fisik, sosial, emosional, intelektual, dan spiritual siswa. Silabus juga harus
mempertimbangkan perbedaan antara siswa dan guru, serta dinamika yang
terjadi di lingkungan pendidikan dan tuntutan masyarakat.
2. Guru:
Guru harus memahami rasionalitas mata pelajaran dan melakukan analisis
capaian pembelajaran untuk mendapatkan pedoman yang jelas untuk
melanjutkan semua CP yang ada. Mereka juga harus dapat berkomunikasi
dengan siswa, guru, orang tua/wali, dan masyarakat sosial.
3. Peserta didik dengan karakteristiknya:
Silabus harus mempertimbangkan semua siswa, termasuk kemampuan, minat,
bakat, dan kebutuhan khusus. Silabus juga harus mempertimbangkan usia, jenis
kelamin, latar belakang sosial dan budaya.
4. Visi Misi Sekolah: Visi misi sekolah dan tujuan pendidikan sekolah harus
sesuai dengan silabus. Visi ini dapat digunakan sebagai acuan saat menentukan
materi dan metode pembelajaran yang sesuai dengan lingkungan sekolah.

Untuk mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan, faktor-faktor ini harus


dipertimbangkan secara menyeluruh saat membuat silabus dan capaian pembelajaran.
Perencanaan pembelajaran juga harus menjadi landasan yang membantu guru
melaksanakan dan mengevaluasi pembelajaran.
SILABUS CAPAIAN KETERANGAN
PEMBELAJARAN
KOMPONEN Identitas Rasionalitas mata Identitas silabus memberikan
Pelajaran informasi dasar tentang pelajaran,
sedangkan rasionalitas mata
pelajaran menjelaskan bagaimana
mata pelajaran berhubungan
dengan salah satu atau lebih
Profil Pelajar Pancasila dan
mengapa pelajaran tersebut
penting. Dengan demikian,
identitas silabus dan capaian
pembelajaran saling melengkapi
untuk membuat rencana
pembelajaran yang efektif dan
relevan.

Standar Tujuan Mata Kedua konsep ini saling terkait


Kompetensi Pelajaran dalam hal capaian pembelajaran
dan penyusunan kurikulum.
Untuk menetapkan tujuan
pembelajaran tertentu, standar
kompetensi digunakan sebagai
dasar, yang kemudian diuraikan
dalam bentuk kompetensi dasar
dan indikator pencapaian.
Dengan demikian, standar
kompetensi dan tujuan mata
pelajaran bekerja sama untuk
mengarahkan proses
pembelajaran dan menilai
seberapa baik peserta didik
mencapai kualifikasi kemampuan

2
yang diharapkan.
Kompetensi Karakteristik Mata Dalam kurikulum berbasis
Dasar Pelajaran kompetensi, kedua komponen
tersebut merupakan dua hal yang
saling berkaitan satu sama
lainnya antara kompetensi dasar
dan karakteristik mata pelajaran.
Kompetensi dasar adalah
kemampuan penting yang harus
dimiliki siswa dalam suatu mata
pelajaran pada tingkat pendidikan
tertentu. Sedangkan,
Karakteristik mata pelajaran
adalah deskripsi mengenai mata
pelajaran dan elemen-elemennya,
yang terdiri dari kompetensi yang
ingin dicapai
Materi Pokok Capaian Salah satu perbedaan yang paling
Pembelajaran setiap mendasar antara materi pokok
fase dan capaian pembelajaran setiap
fase adalah bahwa materi pokok
berfokus pada materi yang harus
dipelajari siswa, sedangkan
capaian pembelajaran setiap fase
berfokus pada kemampuan yang
harus dimiliki siswa. Materi
pokok merupakan penjabaran dari
capaian pembelajaran setiap fase,
materi pokok dan capaian
pembelajaran setiap fase saling
berkaitan satu sama lainnya
PRINSIP Prinsip Dapat diukur dan Meskipun keduanya saling terkait
DASAR Ilmiah spesifik dalam konteks perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi
3
pembelajaran, fokus utama dan
elemen yang mereka tekankan
berbeda: Silabus pada
perencanaan dan komponen
pengajaran, sedangkan Capaian
Pembelajaran pada tujuan hasil
belajar dan adaptasi terhadap
kebutuhan siswa.
Relevansi Fleksibel Keduanya saling terkait dalam
perencanaan, pelaksanaan, dan
evaluasi pembelajaran. Namun,
fokusnya berbeda: Capaian
Pembelajaran menetapkan tujuan
pembelajaran yang diharapkan,
sementara Silabus membantu
guru dalam menyusun dan
melaksanakan pengajaran.
Sistematis Otonomi Meskipun keduanya
mempertimbangkan fleksibilitas
dalam konteks pembelajaran,
sedangkan fleksibel prinsip dasar
pada Capaian Pembelajaran
berfokus pada perubahan dalam
pendekatan pembelajaran yang
berpusat pada guru menjadi lebih
berpusat pada siswa,
memungkinkan variasi dalam
cara siswa belajar. Namun,
Silabus lebih fokus pada
penyesuaian materi dan struktur
pembelajaran, sedangkan Capaian
Pembelajaran berfokus pada
perubahan dalam pendekatan
pembelajaran yang
4
berpusat pada siswa.
keduanya berhubungan dalam hal
perencanaan, pelaksanaan, dan
evaluasi pembelajaran, fokus
utama dan komponen yang
mereka tekankan berbeda.
Silabus berfokus pada
perencanaan dan elemen
pengajaran, sedangkan Capaian
Pembelajaran berfokus pada
tujuan hasil belajar dan
menyesuaikannya dengan
kebutuhan siswa.
Manfaat silabus berfungsi sebagai
alat navigasi bagi pendidik dalam
menyusun strategi,
mengoordinasikan, dan menilai
semua usaha pendidikan,
menekankan pada struktur dan
penilaian. Manfaat capaian
Pembelajaran adalah kerangka
kerja yang menawarkan arahan
bagi pendidik dalam menyusun
strategi, melaksanakan, dan
menilai prestasi pendidikan
siswa, dengan fokus pada hasil
yang diharapkan setelah
menyelesaikan
proses pembelajaran.
MANFAAT memudahkan Menjadi acuan bagi Manfaat silabus pada Kurikulum
guru dalam guru dalam memberikan keuntungan
mengajar dan menyusun rencana berfungsi sebagai panduan yang
menyusun pembelajaran, lebih jelas untuk pendekatan
RPP melaksanakan pendidikan yang berbeda,
5
pembelajaran, dan memprioritaskan organisasi dan
menilai hasil konten yang akan
pembelajaran diberikan.sedangkan Manfaat
capaian Pembelajaran juga
menggarisbawahi pemahaman
peserta didik tentang tujuan
pendidikan dan hasil yang harus
mereka capai, memberikan
bimbingan dan arahan mengenai
hasil pembelajaran siswa
yang diharapkan.
membantu Membantu peserta Manfaat Silabus menawarkan
pendidik didik memahami arahan instruksional bagi
dalam tujuan pembelajaran pendidik di bidang perencanaan
penyusanan dan apa yang harus kurikulum, penilaian siswa, dan
RPP dipelajari penetapan tolak ukur untuk
prestasi akademik di antara
siswa.sedangkan manfaat Akses
capaian Pembelajaran, dengan
ruang lingkup yang lebih luas,
berupaya meningkatkan kualitas
pendidikan secara umum,
menyoroti standar penting untuk
pencapaian siswa, dan berfungsi
sebagai model untuk transformasi
dan peningkatan
kerangka pendidikan.
memberikan Untuk meningkatkan Manfaat Silabus menawarkan
manfaat bagi kualitas pendidikan arahan instruksional bagi
pendidik, di Indonesia pendidik di bidang perencanaan
peserta didik, kurikulum, penilaian siswa, dan
dan penetapan tolak ukur untuk
stakeholders prestasi akademik di antara
pendidikan siswa.sedangkan manfaat Akses
6
capaian Pembelajaran, dengan
ruang lingkup yang lebih luas,
berupaya meningkatkan kualitas
pendidikan secara umum,
menyoroti standar penting untuk
pencapaian siswa, dan berfungsi
sebagai model untuk transformasi
dan peningkatan
kerangka pendidikan.

Silabus adalah dokumen yang menguraikan hasil pembelajaran dan substansi materi yang
akan dibahas dalam suatu mata kuliah atau praktikum.

Capaian pembelajaran mengacu pada internalisasi dan akumulasi pengetahuan,


keterampilan, sikap, dan kompetensi .

Relevansi silabus dan capaian pembelajaran terhadap kebutuhan pasar kerja harus
dievaluasi secara berkala melalui analisis SWOT.

Capaian pembelajaran dapat disesuaikan untuk memenuhi kebutuhan dan karakteristik


peserta didik individu, karena setiap peserta didik memiliki potensi dan kebutuhan yang
berbeda.

Silabus yang kaku dan tidak fleksibel dapat menghambat kreativitas guru dalam
menyampaikan materi pembelajaran.

Capaian pembelajaran yang terlalu tinggi atau tidak selaras dengan kemampuan peserta
didik dapat menyebabkan frustrasi dan kegagalan.

Analisis SWOT dapat mengidentifikasi peluang untuk meningkatkan kualitas silabus dan
capaian pembelajaran .

Komponen Silabus meliputi identitas, kompetensi standar, dan kompetensi dasar .

Interpretassinya:

Perbedaan antara silabus dan capaian pembelajaran terletak pada sifat dan tujuannya.
Silabus adalah dokumen yang menguraikan substansi materi yang akan dibahas dalam
suatu mata kuliah, sedangkan capaian pembelajaran mengacu pada internalisasi dan

7
akumulasi pengetahuan, keterampilan, sikap, dan kompetensi. Penting untuk mengevaluasi
secara berkala relevansi silabus dan capaian pembelajaran dengan kebutuhan pasar kerja
melalui analisis SWOT. Dengan menyesuaikan capaian pembelajaran untuk memenuhi
kebutuhan dan karakteristik individu peserta didik, guru dapat mendorong mereka untuk
mencapai potensi penuh mereka. Namun, silabus yang kaku dapat menghambat kreativitas
guru, dan capaian pembelajaran yang terlalu tinggi atau tidak selaras dengan kemampuan
peserta didik dapat menyebabkan frustrasi dan kegagalan. Analisis SWOT dapat
membantu mengidentifikasi peluang untuk meningkatkan kualitas silabus dan capaian
pembelajaran. Komponen Silabus meliputi identitas, kompetensi standar, dan
kompetensi dasar.

B. Perbandingan Silabus dan Capaian Pembelaran berdasarkan analisis SWOT


Silabus dan capaian pembelajaran adalah dua hal yang berbeda namun
saling terkait dalam konteks pendidikan. Silabus adalah rencana pembelajaran yang
berisi materi, metode, dan strategi pembelajaran yang akan diterapkan dalam suatu
mata pelajaran atau program studi. Sedangkan capaian pembelajaran adalah hasil
belajar yang diharapkan dicapai oleh peserta didik setelah mengikuti pembelajaran.
Analisis SWOT dapat digunakan untuk mengevaluasi dan memperbaiki silabus dan
capaian pembelajaran.
Perbandingan silabus dan capaian pembelajaran berdasarkan analisis
SWOT:
1. Kekuatan (Strengths)
 Silabus yang terstruktur dan terorganisir dengan baik dapat membantu
guru dalam menyampaikan materi pembelajaran dengan lebih efektif.
 Capaian pembelajaran yang jelas dan terukur dapat membantu peserta
didik dalam memahami tujuan pembelajaran dan meningkatkan
motivasi belajar.
2. Kelemahan (Weaknesses)
 Silabus yang kaku dan tidak fleksibel dapat menghambat kreativitas
guru dalam menyampaikan materi pembelajaran.
 Capaian pembelajaran yang terlalu tinggi atau tidak sesuai dengan
kemampuan peserta didik dapat menimbulkan rasa frustasi dan
kegagalan.
3. Peluang (Opportunities)

8
 Dengan melakukan analisis SWOT, dapat ditemukan peluang untuk
meningkatkan kualitas silabus dan capaian pembelajaran.
 Dengan memperbaiki silabus dan capaian pembelajaran, dapat
meningkatkan kualitas pendidikan dan mempersiapkan peserta didik
untuk menghadapi tantangan masa depan.
4. Ancaman (Threats)
 Perubahan kurikulum atau kebijakan pendidikan dapat mempengaruhi
silabus dan capaian pembelajaran yang telah disusun sebelumnya.
 Tuntutan pasar kerja yang terus berubah dapat mempengaruhi relevansi
silabus dan capaian pembelajaran dengan kebutuhan dunia kerja.

Dalam melakukan analisis SWOT terhadap silabus dan capaian pembelajaran, perlu
dilakukan evaluasi secara berkala untuk memastikan bahwa silabus dan capaian
pembelajaran tetap relevan dan sesuai dengan kebutuhan peserta didik dan dunia kerja.

Silabus vs FAKTOR INTERNAL FAKTOR EKSTERNAL KETERANGAN


Capaian STREGHT WEAKNESS OPPORTUNITY THREATMENT
Pembelajaran
Silabus Silabus yang Silabus yang Dengan Perubahan Silabus yang kaku
jelas dan terukur kaku dan tidak melakukan kurikulum atau dan tidak fleksibel
dapat fleksibel dapat analisis SWOT, kebijakan dapat menghambat
membantu menghambat dapat pendidikan dapat kreativitas guru
pendidik dalam kreativitas guru ditemukan mempengaruhi dalam
menyusun dalam peluang untuk silabus dan menyampaikan
strategi menyampaikan meningkatkan capaian materi pelajaran
pembelajaran materi kualitas silabus pembelajaran dan membatasi
yang efektif. Hal pembelajaran. dan capaian yang telah pendidik dalam
ini memastikan Hal ini dapat pembelajaran. disusun menciptakan
bahwa tujuan membatasi Hal ini sebelumnya. pengalaman
pembelajaran pendidik dalam membuka Ancaman ini pembelajaran .
dapat dicapai menciptakan kesempatan dapat Namun, silabus
dengan baik. pengalaman untuk mengganggu yang jelas dan
pembelajaran memperbaiki konsistensi dan terukur dapat
yang menarik silabus agar keberlanjutan membantu guru
dan relevan lebih relevan pembelajaran. menyusun strategi
bagi siswa. dengan pembelajaran yang
kebutuhan efektif dan

9
peserta didik memastikan bahwa
dan dunia kerja. tujuan
pembelajaran
dapat dicapai
dengan baik. Oleh
karena itu, silabus
harus dievaluasi
dan diperbaiki
secara teratur
untuk memastikan
mereka sesuai agar
tetap sesuai
Silabus yang Beberapa Peluang untuk Tuntutan pasar dapat disimpulkan
memuat materi komponen memperbaiki kerja yang terus bahwa silabus
yang relevan dan silabus, seperti silabus agar berubah dapat memiliki konten
yang relevan dan
sesuai dengan indikator lebih sesuai mempengaruhi
sesuai dengan
perkembangan pencapaian dengan relevansi silabus perkembangan
fisik, sosial, kompetensi, perkembangan dan capaian fisik, sosial,
emosional, materi pokok, ilmu pembelajaran emosional,
intelektual, dan dan kegiatan pengetahuan, dengan intelektual, dan
spiritual siswa. pembelajaran, teknologi, dan kebutuhan dunia spiritual siswa.
Ini terkadang seni. Hal ini kerja. Ancaman Namun, beberapa
bagian silabus,
memungkinkan kurang jelas memungkinkan ini dapat
seperti indikator
pendidik untuk dan tidak pendidik untuk membuat pencapaian
memberikan terukur. Hal ini menyajikan pembelajaran kompetensi, materi
pembelajaran dapat materi yang kurang sesuai pokok, dan
yang sesuai menyulitkan lebih relevan dengan tuntutan kegiatan
dengan pendidik dalam dan mutakhir industri dan pasar pembelajaran,
kebutuhan siswa menyusun kerja terkadang tidak
jelas dan tidak
rencana
terukur, yang dapat
pembelajaran menyulitkan
yang efektif. pendidik dalam
menyusun
kurikulum yang
sesuai dengan
kebutuhan siswa.
Oleh karena itu,
perlu dilakukan
evaluasi dan
perbaikan secara
berkala untuk
memastikan silabus
tetap relevan dan
efektif dalam
mencapai tujuan
pembelajaran.

10
Capaian Capaian Capaian Dengan Perubahan Ada kesimpulan
Pembelajaran pembelajaran pembelajaran memperbaiki kurikulum atau bahwa pencapaian
yang jelas dan yang terlalu capaian kebijakan pembelajaran yang
terukur dapat tinggi atau pembelajaran, pendidikan dapat terukur dan jelas
membantu tidak sesuai dapat mempengaruhi dapat membantu
peserta didik dengan meningkatkan capaian siswa memahami
dalam kemampuan kualitas pembelajaran tujuan
memahami peserta didik pendidikan dan yang telah pembelajaran dan
tujuan dapat mempersiapka disusun menjadi lebih
pembelajaran menimbulkan n peserta didik sebelumnya. termotivasi untuk
dan rasa frustasi untuk Ancaman ini belajar. Namun,
meningkatkan dan kegagalan. menghadapi dapat pencapaian yang
motivasi belajar. Hal ini dapat tantangan masa mengganggu terlalu tinggi atau
Hal ini mengurangi depan. Hal ini konsistensi dan tidak sesuai dengan
memastikan motivasi dan membuka keberlanjutan kemampuan siswa
bahwa peserta kepercayaan peluang untuk pembelajaran dapat
didik memiliki diri peserta meningkatkan menyebabkan
pemahaman didik relevansi dan frustrasi dan
yang baik kualitas kegagalan, yang
tentang apa pembelajaran dapat mengurangi
yang diharapkan motivasi dan
dari mereka kepercayaan diri
siswa.
Pembelajaran yang
lebih baik dapat
meningkatkan
kualitas pendidikan
dan
mempersiapkan
siswa untuk
menghadapi
tantangan masa
depan.
Capaian Capaian Peluang untuk Tuntutan pasar dapat disimpulkan
pembelajaran pembelajaran memperbaiki kerja yang terus bahwa peserta
membantu yang kurang capaian berubah dapat didik dapat
peserta didik relevan dengan pembelajaran mempengaruhi memperoleh
memahami kebutuhan agar lebih relevansi capaian pemahaman yang
tujuan peserta didik sesuai dengan pembelajaran lebih baik tentang
pembelajaran dan tuntutan perkembangan dengan tujuan
dan apa yang perkembangan ilmu kebutuhan dunia pembelajaran dan
harus dipelajari, zaman. Hal ini pengetahuan, kerja. Ancaman meningkatkan
sehingga mereka dapat teknologi, dan ini dapat keinginan mereka
lebih termotivasi membuat seni. Hal ini membuat capaian untuk belajar.

11
untuk belajar. pembelajaran memungkinkan pembelajaran Namun, jika
Hal ini kurang peserta didik kurang sesuai capaian
memastikan bermakna dan untuk pembelajaran tidak
bahwa peserta tidak sesuai mendapatkan sesuai dengan
didik memiliki dengan pengalaman perkembangan
pemahaman kebutuhan belajar yang zaman dan tidak
yang baik peserta didik lebih relevan relevan dengan
tentang tujuan dengan kebutuhan peserta
pembelajaran kebutuhan didik, pembelajaran
zaman dapat menjadi
tidak bermakna .
Pasar kerja yang
terus berubah
menimbulkan
ancaman terbesar
terhadap
pembelajaran.
Tuntutan pasar
kerja ini dapat
menyebabkan
pembelajaran
menjadi kurang
relevan. Akibatnya,
evaluasi dan
perbaikan harus
dilakukan

C. Tabel dalam sumber yang disediakan menyoroti perbedaan antara silabus dan
prestasi pembelajaran. Penting untuk secara teratur mengevaluasi silabus dan
prestasi pembelajaran untuk memastikan relevansinya dengan kebutuhan siswa dan
pasar kerja. Analisis kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman (SWOT) dapat
membantu mengidentifikasi area untuk peningkatan kualitas silabus dan
pencapaian pembelajaran. Perbedaan ini dapat timbul karena berbagai faktor,
seperti perubahan kurikulum atau kebijakan pendidikan, ketidakcocokan antara
hasil pembelajaran dan kemampuan siswa, dan silabus yang tidak fleksibel yang
menghambat kreativitas guru dalam menyampaikan konten . Tujuannya adalah
untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan mempersiapkan siswa untuk
tantangan masa depan.
Membandingkan Silabus dan Prestasi Pembelajaran berdasarkan Analisis SWOT:

12
- Analisis SWOT menyediakan kerangka kerja untuk membandingkan silabus dan
prestasi pembelajaran. Ini membantu mengidentifikasi kekuatan, seperti silabus
yang terstruktur dan terorganisir dengan baik yang memfasilitasi pengajaran yang
efektif . Ini juga menyoroti kelemahan, seperti kekakuan silabus dan kurangnya
fleksibilitas yang dapat menghambat kreativitas guru . Peluang dapat diidentifikasi
untuk meningkatkan kualitas silabus dan prestasi pembelajaran, sementara
ancaman dapat muncul dari perubahan kurikulum atau kebijakan pendidikan .
Dengan melakukan analisis SWOT, pendidik dapat membuat keputusan
berdasarkan informasi untuk meningkatkan silabus dan prestasi pembelajaran,
menyelaraskannya dengan kebutuhan siswa dan pasar kerja, dan memastikan
pengembangan kompetensi siswa yang holistik .
Catatan: Jawabannya didasarkan pada informasi yang diberikan dalam sumber dan
tidak termasuk pendapat pribadi atau teori dari Bab II.

BAB IV

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. SIMPULAN
Silabus berfungsi sebagai rencana rinci untuk pembelajaran, menguraikan
kompetensi inti, materi pembelajaran, kegiatan, metode penilaian, dan alokasi
waktu.
13
Capaian Pembelajaran mewakili tingkat kompetensi yang harus dicapai
siswa selama setiap fase perkembangan mereka. Mereka menyediakan kerangka
kerja untuk menentukan tingkat kualifikasi, menetapkan standar, membimbing
pengembangan kurikulum, dan menentukan kriteria penilaian.
Pengembangan capaian pembelajaran melibatkan identifikasi dengan jelas
hasil yang diharapkan bagi siswa dalam kurikulum, merancang kurikulum dan
strategi pengajaran, dan menerapkan peluang belajar untuk memastikan
keberhasilan. Capaian pembelajaran mendorong pergeseran dari metode
pengajaran yang berpusat pada guru ke yang berpusat pada siswa, mempromosikan
perubahan dalam lingkungan belajar kelas dan praktik penilaian.
Silabus dan capaian pembelajaran merupakan komponen penting dari
kurikulum, memberikan panduan untuk pengajaran dan pembelajaran yang efektif.
Mereka berkontribusi pada organisasi sistematis pengalaman belajar dan
penguasaan kompetensi inti.

B. SARAN
1. Meningkatkan kesiapan guru dan sekolah untuk menghadapi tantangan yang
mungkin muncul selama pelaksanaan Kurikulum Merdeka dengan memberikan
pelatihan dan dukungan yang memadai.
2. Menyediakan sumber belajar yang memadai untuk mendukung pelaksanaan
Kurikulum Merdeka dengan mempertimbangkan kebutuhan dan lingkungan
belajar peserta didik.
3. Meningkatkan evaluasi dan pengawasan dalam pelaksanaan Kurikulum
Merdeka untuk memastikan bahwa pencapaian pembelajaran yang
diharapkan tercapai.

Daftar pustaka
Mulyasa, H. (2013). Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya.
Sanjaya, Wina. (2013). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media
Group.
Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2013).
Panduan Penyusunan Silabus. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
14
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia. (2022).
Capaian Pembelajaran. Jakarta: Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan
Teknologi Republik Indonesia.
Mulyasa, E. (2022). Capaian Pembelajaran: Konsep dan Implementasi. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Trianto. (2022). Capaian Pembelajaran: Konsep dan Implementasi dalam Kurikulum
Merdeka. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Mursal.Y (2023) capaian pembelajaran dan persiapan pebelajaran ( guru SMAN
1Ampek Angkek) diakses dari https://www.sman1ampekangkek.sch.id/blog/capaian-
pembelajaran-dan-persiapan-pembelajaran/
Nadira Aulia.dkk (2023) Analisis Kurikulum Merdeka dan Kurikulum 2023Vol. 3(1),14-
20.
I Putu Widyanto dkk.(2020) Implementasi Perencanaan Pembelajaran vol.4(2),19-21
Cici Sephia.dkk. “Analisis Perbedaan Model Pembelajaran Kurikulum 2013 dan
Kurikulum Prototype 2022 Berbasis Buku Panduan Guru Sekolah Dasa”vol 18,no
1,2021,p.607, Universitas Nusantara PGRI Kediri,.accessed 02.November.2023.
Mursal.Y (2023) capaian pembelajaran dan persiapan pebelajaran ( guru SMAN
1Ampek Angkek) diakses dari https://www.sman1ampekangkek.sch.id/blog/capaian-
pembelajaran-dan-persiapan-pembelajaran/ Sumber Referensi
Amongguru(2019) Pengertian Silabus, Fungsi, Komponen, dan Prinsip
Pengembangannya.
Diakses dari https://www.amongguru.com/pengertian-silabus-fungsi-komponen-dan-
prinsip-pengembangannya/.

15

Anda mungkin juga menyukai