Anda di halaman 1dari 12

BAB 1

PENDAHULUAN

Dalam sejarah pendidikan di Indonesia sudah beberapa kali diadakan


perubahan dan perbaikan kurikulum yang tujuannya sudah tentu untuk
menyesuaikannya dengan perkembangan dan kemajuan zaman. Yang paling dekat
yaitu perubahan dari kurukulum berbasis kompetensi (KBK) menjadi kurikulum
tingkat satuan pendidikan (KTSP), kemudian beralih lagi menjadi kurikulum
2013. Terlepas apapun penyebabnya entah itu karena masalah politik, pergantian
kepemimpinan/menteri ataupun karena memang dipandang harus berubah yang
pasti kurikulumnya telah berubah. Nah, sebagai seorang akademisi minimalnya
kita menganalisis hakikat dari kurikulum tersebut. Sehingga kita mengetahui apa
dan bagaimana KBK, KTPS dan Kurikulum 2013 tersebut.
Dengan mengetahui hakikat kedua-duanya maka analisis perbandingan bisa
kita lakukan. Analisis Perbandingan KBK, KTSP dan Kurikulum 2013 dilihat dari
berbagi sudut pandang. Setidaknya dengan analisis perbandingan tersebut, kita
bisa mengatahui apa penyebabnya sehingga harus diadakan perubahan kurikulum
tersebut benarkah relevan atau tidaknya, tepat atau tidaknya perubahan
tersebut. Dengan kurikulum yang sesuai dan tepat, maka dapat diharapkan sasaran
dan tujuan pendidikan akan dapat tercapai secara maksimal.

A. Dasar dan Tujuan Pengembangan Kurikulum 2006 dan 2013


Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) diganti dengan kurikulum
baru, yang mulai diterapkan tahun 2014. Banyak yang mempertanyakan dengan
sikap pemerintah dalam hal ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
(Kemendikbud) yang melakukan perubahan kurikulum. Di kalangan masyarakat
atau pendidik memang sudah sering terdengar jika ganti menteri maka akan juga
ganti kurikulum. Kontroversi terhadap perubahan kurikulum ini terus
bermunculan. Banyak pihak menanyakan alasan digantinya kurikulum.
Perubahan kurikulum dilakukan untuk menjawab tantangan zaman yang
terus berubah agar peserta didik mampu bersaing di masa depan. Alasan lain

1
dilakukannya perubahan kurikulum adalah kurikulum sebelumnya dianggap
memberatkan peserta didik. Terlalu banyak materi pelajaran yang harus dipelajari
oleh peserta didik, sehingga malah membuatnya terbebani. Perubahan kurikulum
ini juga melihat kondisi yang ada selama beberapa tahun ini. KTSP yang memberi
keleluasaan terhadap guru membuat kurikulum secara mandiri untuk masing-
masing sekolah ternyata tak berjalan mulus.

Latar Belakang Penyusunan Kurikulum 2013 Penyusunan kurikulum 2013 pada


dasarnya menitikberatkan pada penyederhanaan, tematikintegratif, dan mengacu
pada kurikulum 2006. Beberapa permasalahan di antaranya: (i) konten kurikulum
yang masih terlalu padat, ini ditunjukkan dengan banyaknya mata pelajaran dan
banyak materi yang keluasan dan tingkat kesukarannya melampaui tingkat
perkembangan usia anak; (ii) belum sepenuhnya berbasis kompetensi sesuai
dengan tuntutan fungsi dan tujuan pendidikan nasional; (iii) kompetensi belum
menggambarkan secara holistik domain sikap, keterampilan, dan pengetahuan;
beberapa kompetensi yang dibutuhkan sesuai dengan perkembangan kebutuhan
(misalnya pendidikan karakter, metodologi pembelajaran aktif, keseimbangan soft
skills dan hard skills, kewirausahaan) belum terakomodasi di dalam kurikulum;
(iv) belum peka dan tanggap terhadap perubahan sosial yang terjadi pada tingkat
lokal, nasional, maupun global; (v) standar proses pembelajaran belum
menggambarkan urutan pembelajaran yang rinci sehingga membuka peluang
penafsiran yang beraneka ragam dan berujung pada pembelajaran yang berpusat
pada guru; (vi) standar penilaian belum mengarahkan pada penilaian berbasis
kompetensi (proses dan hasil) dan belum secara tegas menuntut adanya remediasi
secara berkala; dan (vii) dengan KTSP memerlukan dokumen kurikulum yang
lebih rinci agar tidak menimbulkan multitafsir. Dengan demikian yang mendasari
dikembangkannya kurikulum 2013, selain untuk memberi jawaban terhadap
beberapa permasalahan yang melekat pada kurikulum 2006, adalah kurikulum
2013 juga bertujuan untuk mendorong peserta didik atau siswa mampu lebih baik
dalam melakukan observasi, bertanya, bernalar, dan mengomunikasikan
(mempresentasikan) yang diperoleh atau diketahui setelah siswa menerima materi

2
pembelajaran. Selain itu, menurut Mendikbud bahwasanya Hal-hal yang
Mendasari ….. (Rusliansyah Anwar) 101 pada dasarnya zaman selalu berubah.
Oleh karena itu kurikulum pendidikan harus pula disesuaikan dengan perubahan
dan tuntutan zaman. Saat ini yang dituntut adalah kurikulum yang lebih berbasis
pada penguatan penalaran, bukan lagi hapalan semata.
Secara umum tujuan diterapkannya KTSP adalah unutk memandirikan dan
memberdayakan satuan pendidikan melalui pemberian kewenangan (otonomi)
kepada lembaga pendidikan dan mendorong sekolah untuk melakukan
pengambilan keputusan secara partisipatif dalam pengembangan kurikulum.
Secara khusus tujuan diterapkannya KTSP adalah untuk:
1. Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah
dalam mengembangkan kurikulum, mengelola dan memberdayakan sumber
daya yang tersedia.
2. Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam
mengembangankan kurikulum melalui pengembalian keputusan bersama.
3. Meningkatkan kompetesi yang sehat antar satuan pendidikan yang akan
dicapai.
4. Memahami tujuan di atas, KTSP dapat dipandang sebagai suatu pola
pendekatan baru dalam pengembangan kurikulum dalam konteks otonomi
daerah yang sedang digulirkan sewasa ini.
Oleh Karena itu, KTSP perlu diterapkan oleh setiap satuan pendidikan,
terutama berkaitan dengan tujuh hal sebagi berikut:
1. Sekolah lebih mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman bagi
dirinya sehingga dia dapat menoptimalkan pemanfaatan sumberdaya yang
tersedia untuk memajukan lembaganya.
2. Sekolah lebih mengetahui kebutuhan lembaganya, khususnya input
pendidikan yang akan dikembangkan dan didaya gunakan dalam proses
pendidikan sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan peserta didik.
3. Pengambilan keputusan yang dilakukan oleh sekolah lebih cocok untuk
memenuhi kebutuhan seklah karena pihak sekolahlah yang paling tahu apa
yang terbaik bagi sekolahnya.

3
4. Keterlibatan semua warga seklah dan masyarakat dalam pengembangan
kurikulum menciptakan transparansi dan demokrasi yang sehat, serta lebih
efesien dan efektif bilamana dikontrol oleh masyarakat sekitar.
5. Sekolah dapat bertanggung jawab tentang mutu pendidikan masing-masing
kepada pemerintah, orangtua peserta didik, dan masyarakat pada umumnya,
sehingga dia akan berupaya semaksimalkam mungkin unutk melaksanakan
dan mencapai sasaran KTSP.
6. Sekolah dapat melakukan persaingan yang sehat dengan sekolah-sekolah
lain untuk meningkatkan mutu pendidikan melalui upaya-upaya inovatif
dengan dukungan orangtua peserta didik, masyarakat, dan pemerintah
daerah setempat.
7. Sekolah dapat secara cepat merespon aspirasi masyarakat dan lingkungan
yang berubah dengan cepat, serta mengakomodasikannya dalam KTSP.
Secara khusus tujuan diterapkannya kurikulum 2013 adalah sebagai berikut:
1. Mengembangkan keseimbangan anatara pengembangan sikap spiritual dan
social, rasa ingin tahu, kreativitas, kerja sama dengan kemampuan
intelektual dan psikomotorik.
2. Sekolah merupakan bagian dari masyarakat yang memberikan pengalaman
belajar terencana diamana peserta didik menerapkan apa yang dipelajari
disekolah ke masyarakat dan memanfaatkan masyarakat sebagai sumber
belajar.
3. Mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan serta menerapkanya
dalam berbagai situasi disekolah dan masyarakat.
4. Memberi waktu yang cukup leluasan untuk mengembangkan berbagai sikap,
pengetahuan dan keterampilan.
5. Kompetensi dinyatakan dalam bentuk  kompetensi inti kelas yang dirinci
lebih lanjut dalam kompetensi dasar mata pelajaran.
6. Kompetensi inti kelas menjadi unsur pengorganisasian (organizing
elements) kompetensi dasar, dimana semua kompetensi dasar dan proses
pembelajaran dikembangkan untuk mencapai kompetensi yang dinyatakan
dalam kompetensi inti.

4
7. Kompetensi dasar dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif saling
memperkuat (reinforced) dan memperkaya (enriched) antar mata pelajaran
dan jenjang pendidikan.

B. Perubahan-Perubahan yang Mendasar Pada Kurikulum 2006 dan 2013


Terdapat beberapa perubahan mendasar dari  kurikulum 2006 ke kurikulum
2013 yaitu : 1.Penataan Pola Pikir, 2.Pendalaman dan Perluasan Materi,
3.Penguatan Proses, 4.Penyesuaian Beban. Sedangkan elemen yang berubah
antara lain : 1.Standa Kompetensi Lulusan, 2.Standar Isi, 3.Standar Poses,
4.Standar Penilaian.
Kurikulum 2013 menekankan pada dimensi pedagogik modern dalam
pembelajaran, yaitu menggunakan pendekatan ilmiah.  Pendekatan ilmiah
(scientific appoach) dalam pembelajaran sebagaimana dimaksud  meliputi
mengamati, menanya, menalar, mencoba, membentuk jejaring. Proses
pembelajaran menyentuh tiga ranah, yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Proses hasil belajar menggunakan Penilaian autentik (Authentic Assessment)
yaitu pengukuran yangbermakna secara signifikan atas hasil belajar peserta didik
untuk ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuan.
Inti dari Kurikulum 2013, adalah ada pada upaya penyederhanaan, dan
tematik-integratif. Kurikulum 2013 disiapkan untuk mencetak generasi yang siap
di dalam menghadapi masa depan. Karena itu kurikulum disusun untuk
mengantisipasi perkembangan masa depan. Pada tahun ajaran 2013/2014,
tepatnya sekitar pertengahan tahun 2013, Kurikulum 2013 diimpelementasikan
secara terbatas pada sekolah perintis, yakni pada kelas I dan IV untuk
tingkat Sekolah Dasar, kelas VII untuk SMP, dan kelas X untuk jenjang
SMA/SMK, sedangkan pada tahun 2014, Kurikulum 2013 sudah diterapkan di
Kelas I, II, IV, dan V sedangkan untuk SMP Kelas VII dan VIII dan SMA Kelas
X dan XI. Jumlah sekolah yang menjadi sekolah perintis adalah sebanyak 6.326
sekolah tersebar di seluruh provinsi di Indonesia.
Titik beratnya, bertujuan untuk mendorong peserta didik atau siswa, mampu
lebih baik dalam melakukan observasi, bertanya, bernalar, dan

5
mengkomunikasikan (mempresentasikan), apa yang mereka peroleh atau mereka
ketahui setelah menerima materi pembelajaran. Adapun obyek yang menjadi
pembelajaran dalam penataan dan penyempurnaan kurikulum 2013 menekankan
pada fenomena alam, sosial, seni, dan budaya. Melalui pendekatan itu diharapkan
siswa kita memiliki kompetensi sikap, ketrampilan, dan pengetahuan jauh lebih
baik. Mereka akan lebih kreatif, inovatif, dan lebih produktif, sehingga nantinya
mereka bisa sukses dalam menghadapi berbagai persoalan dan tantangan di
zamannya, memasuki masa depan yang lebih baik.

C. Perbedaan Kurikulum 2006 dan 2013

Perbedaan Esensial KTSP dan Kurikulum 2013, perbedaan pokok antara


KTSP atau kurikulum tingkat satuan pendidikan (Kurikulum 2006) yang selama
ini diterapkan dengan Kurikulum 2013 yang akan dijalankan mulai Juli 2013 yaitu
berkaitan dengan perencanaan pembelajaran. Dalam KTSP, kegiatan
pengembangan silabus merupakan kewenangan satuan pendidikan, namun dalam
Kurikulum 2013 kegiatan pengembangan silabus beralih menjadi kewenangan
pemerintah, kecuali untuk mata pelajaran tertentu yang secara khusus
dikembangkan di satuan pendidikan yang bersangkutan.
Meskipun silabus sudah di kembangkan oleh pemerintah pusat, namun  guru
tetap dituntut untuk dapat memahami seluruh pesan dan makna yang terkandung
dalam silabus, terutama untuk kepentingan operasionalisasi pembelajaran. Oleh
karena itu, kajian silabus tampak menjadi penting, baik dilakukan secara mandiri
maupun kelompok sehingga diharapkan para guru dapat memperoleh perspektif
yang lebih tajam, utuh dan komprehensif dalam memahami  seluruh isi silabus
yang telah disiapkan tersebut.
Adapun penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) masih
merupakan kewenangan guru yang bersangkutan, yaitu dengan berusaha
mengembangkan dari Buku Babon (termasuk silabus) yang telah disiapkan
pemerintah. Perbedaan dari KTSP dan kurikulum 2013 itu sendiri adalah sebagai
berikut:
N KURIKULUM 2013 KTSP

6
O
1 SKL (Standar Kompetensi SI (Standar Isi) ditentukan terlebih
Kelulusan) ditentukan terlebih dahulu, setelah itu baru ditentukan
dahulu setelah itu baru ditentukan SKL (Standar Kompetensi
SI (Standar Isi) Kelulusan)
2 Kompetensi lulusan meliputi aspek Lebih menekankan pada aspek
soft skills dan hard skills yang pengetahuan
meliputi aspek kompetensi sikap,
ketrampilan dan pengetahuan
3 Di jenjang SD Tematik Terpadu Di jenjang SD Tematik Terpadu
untuk kelas I-VI untuk kelas I-III
4 Jumlah jam pelajaran perminggu Jumlah pelajaran lebih sedikit dan
lebih banyak dan jumlah mata jumlah mata pelajaran lebih
pelajaran lebih sedikit disbanding banyak disbanding kurikulum
KTSP 2013
5 Proses pembelajaran setiap tema Standar proses dalam
dilakukan dengan penedkatan pembelajaran terdiri dari
ilmiah yaitu standar proses dalam Eksplorasi, Elaborasi dan
pembelajaran terdiri dari Konfirmasi
mengamati, menanya, mengolah,
menyajikan, menyimpulkan dan
mencipta
6 TIK bukan sebagai mata pelajaran, TIK sebagai mata pelajaran
melainkan sebagai media
pembelajaran
7 Standar penilaian menggunakan Penilaian lebih dominan pada
penilaian otentik yaitu mengukur aspek pengetahuan
semua kompetensi sikap,
ketrampilan, dan pengetahuan
berdasarkan proses dan hasil
8 Pramuka menjadi ekstrakurikuler Pramuka bukan ekstrakurikuler
wajib wajib
9 Penjurusan mulai kelas X untuk Penjurusan mulai kelas XI
jenjang SMA/MA

7
10 BK lebih menekankan BK lebih pada menyelesaikan
mengembangkan potensi siswa masalah siswa

Adapun perubahan-perubahan yang ada dalam kurikulum 2013 dari


kurikulum sebelumnya antara lain adalah:
a. Perubahan Standar Kompetensi Lulusan (SKL)
Penyempurnaan SKL memperhatikan pengembangan nilai, pengetahuan,
dan ketrampilan secara terpadu dengan fokus pada pencapaian kompetensi.
Pada setiap jenjang pendidikan rumusan empat kompetensi inti
(penghayatan dan pengamalan agama, sikpa ketrampilan, dan
pengetahuan) menjadi landasan pengembangan kompetensi dasar pada
setiap kelas.
b. Perubahan Standar Isi
Perubahan Standar Isi dari kurikulum sebelumnya yang mengembangkan
kompetensi dari mata pelajaran menjadi fokus pada kompetensi yang
dikembangkan menjadi mata pelajaran melalui pendekatan tematik
integrative (Standar Proses).
c. Perubahan Standar Proses
Perubahan pada Standar Proses berarti perubahan strategi pembelajaran.
Guru wajib merancang dan mengelola proses pembelajaran aktif yang
menyenangkan. Peserta didik difasilitasi untuk mengamati, menanya,
mengolah, menyajikan, menyimpulkan dan mencipta.
d. Perubahan Standar Evaluasi
Penilaian otentik yang mengukur kompetensi sikap, keterampilan, serta
pengetahuan berdasarkan hasil dan proses. Sebelumnya penilaian hanya
mengukur hasil kompetensi.

Beberapa konsekuensi akibat perubahan substansi tersebut adalah:


1. Penambahan jumlah jam belajar di SD yang sebelumnya 26 jam/minggu
menjadi 32 jam/minggu. Dari 10 mata pelajaran dipangkas menjadi 6 mata
pelajaran yaitu Bahasa Indonesia, PPKN, Agama, Matematika, Sosial

8
Budaya dan Olah Raga. Pelajaran IPA dan IPS ditiadakan dan
diintegrasikan ke mata pelajaran lain.
2. Penambahan jumlah jam belajar di SMP yang sebelumnya 32 jam/minggu
menjadi 38 jam/minggu. Kalau belajarnya 5 hari berarti setiap hari anak
belajar 8 jam setiap hari.
3. Penambahan Jumlah jam pelajaran Agama pada SD yang bertambah dari 2
jam/minggu menjadi 4 jam/minggu dan di tingkat SMP dari 2 jam/minggu
menjadi 3 jam/minggu.
4. Jumlah mata pelajaran dikurangi tapi jumlah jam belajar ditambah
5. Mata pelajaran IPA diintegrasikan dalam Mapel Bahasa Indonesia.

BAB 2

PENUTUP

A. KESIMPULAN

9
KTSP merupakan salah satu bentuk realisasi kebijakan desentralisasi di
bidang pendidikan agar kurikulum benar-benar sesuai dengan kebutuhan
pengembangan potensi peserta didik di sekolah yang bersangkutan di masa
sekarang dan yang akan datang dengan mempertimbangkan kepentingan lokal,
nasional dan tuntutan global dengan semangat manajemen berbasis sekolah
(MBS). Kurikulum 2013 adalah bagian dari melanjutkan pengembangan KBK
yang telah dirintis pada tahun 2004 dengan mencakup kompetensi sikap,
pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu, sebagaimana amanat UU 20 tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada penjelasan pasal 35, dimana
kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup
sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan standar nasional yang telah
disepakati.

Kurikulum yang ada sekarang adalah penyempurnaan dari kurikulum


sebelumnya, oleh karena itu Berdasarkan pengalaman penulis yang masih hijau,
setiap kurikulum pasti memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing,
tentunya tidak akan pernah ada yang sempurna, karena itu pemerintah terus
berupaya untuk memajukan pendidikan Indonesia melalui inovasi-inovasi,
perubahan kurikulum seiring dengan pergantian menteri pendidikan.

Perubahan kurikulum 2006 (KTSP) menjadi Kurikulum 2013 (K-13)


bertujuan untuk mendorong peserta didik atau siswa, mampu lebih baik dalam
melakukan observasi, bertanya, bernalar, dan mengkomunikasikan
(mempresentasikan), apa yang mereka peroleh atau mereka ketahui setelah
menerima materi pembelajaran. Adapun obyek yang menjadi pembelajaran dalam
penataan dan penyempurnaan kurikulum 2013 menekankan pada fenomena alam,
sosial, seni, dan budaya. Melalui pendekatan itu diharapkan siswa kita memiliki
kompetensi sikap, ketrampilan, dan pengetahuan jauh lebih baik. Mereka akan
lebih kreatif, inovatif, dan lebih produktif, sehingga nantinya mereka bisa sukses
dalam menghadapi berbagai persoalan dan tantangan di zamannya, memasuki
masa depan yang lebih baik.

10
B. SARAN

Pada dasarnya semua kurikulum itu sama, upaya pemerintah dalam


meningkatkan kualitas pendidikan ini justru menimbulkan kebingungan, sulit dan
ruwet karena kurangnya sosialisasi dan pelatihan-pelatihan pada guru. Kurikulum
Berbasis Kompetensi belum sepenuhnya berhasil sudah berganti menjadi
kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Kurikulum ini belum lama berjalan sudah
diganti lagi dengan Kurikulum 2013.
Tidak ada sesuatupun yang sempurna, walaupun Kurikulum terus berubah,
penulis bisa menarik kesimpulan bahwa ketercapaian tujuan pendidikan bukan
hanya tugas pemerintah, tetapi merupakan tugas kita semua, guru, siswa,
masyarakat. Kurikulum yang ada sekarang hendaknya kita pelajari dan laksanakan
dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

11
Abdul Muis V.Daeng Pawero.2018.Analisis Kritis Kebijakan antara KBK, KTSP dan
K13.Manado:Fakultas dan ilmu keguruan IAIN Manado.
Chamistijatin,lise,dkk.2009.Pengembangan kurikulum SD.Jakarta.Depdiknas.
Depdiknas. 2002. Implementasi KBK. Jakarta: depdiknas
Kuartolo. 2006. Pendidikan Berbasis Kompetensi. Yogjakarta
Sanjaya, Wina. 2010. Kurikulum dan pembelajaran. Jakarta: Kencana
Sukmara, Dian. 2007. Implementasi life skill dalam KTSP. Bandung: Mugni sejahtera

12

Anda mungkin juga menyukai