Pembangunan Berkelanjutan
(Education for Sustainable Development/ESD) melalui
Kegiatan Intrakurikuler
ISBN : 978-602-8613-12-5
1. Pendidikan
2. Pembangunan Berkelanjutan
3. Insan Cerdas Komprehensif dan Kompetitif
4. Model Kegiatan intrakurikuler
I. Judul
II. Pusat Penelitian Kebijakan, Balitbang Kemdiknas
III. Seri Pengembangan Model
Tim Penyusun : :1. Drs. Philip Suprastowo, APU 5. Dra. Asri Ika Dwi Martini
2. Dra. Etty Sisdiana 6. Sudiyono, S.Pd
3. Nur Listiawati, S.S., M.Ed 7. Teguh Supriyadi, S.Si., M.Si
4. Darmawan Sumantri, S.Si
PENGANTAR ...................................................................................
iii
A. Latar Belakang
P
embangunan telah dilaksanakan oleh bangsa Indonesia sejak
beberapa dasawarsa yang lalu. Hasil pembangunan pun telah
dirasakan dan bangsa Indonesia telah mampu menempatkan diri
dalam kesejajaran hidup dengan bangsa-bangsa lain di dunia. Pada
kenyataannya pembangunan bukan hanya menimbulkan berbagai dampak
positif tetapi juga dampak negatif. Salah satu dampak negatif adalah
terjadinya kerusakan lingkungan di sejumlah tempat dikarenakan
tindakan eksploitasi yang berlebihan terhadap sumber daya alam.
Misalnya eksploitasi sumber daya hutan besar-besaran di Kalimantan
telah menyebabkan gundulnya hutan di wilayah ini dan mengakibatkan
berbagai dampak lainnya, seperti banjir dan terganggunya ekosistem
(Koran Tempo, 28 Maret 2008).
Atas dasar itu maka dinilai perlu adanya pemikiran dan langkah-langkah
yang sistematis untuk menerapkan nilai-nilai ESD ke dalam
penyelenggaraan sistem pendidikan nasional guna mendukung pencapaian
terbentuknya Insan Indonesia Cerdas Komprehensif dan Kompetitif. Oleh
karena itu perlu adanya sebuah model implementasi nilai-nilai ESD ke
dalam kegiatan intrakurikuler yang dapat dijadikan sebagai acuan bagi
guru dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran. Model
tersebut diharapkan dapat menjelaskan hal-hal berikut: (1) landasan
B. Tujuan
Model ini bertujuan untuk memberikan acuan dasar bagi guru dan pihak-
pihak pemangku kepentingan lainnya dalam mengimplementasikan ESD
melalui kegiatan intrakurikuler, yang mencakup:
1. Landasan hukum dan hakekat ESD, serta Insan Indonesia Cerdas
Komprehensif dan Kompetitif
2. Penerapan nilai-nilai ESD ke dalam kegiatan intrakurikuler mencakup:
a) kompetensi (SK dan SKL); b) proses pembelajaran; c) sumber
belajar (sarana dan prasarana); d) pengelolaan kelas; dan e)
penilaian.
3. Gambaran tentang prinsip dan implikasi model pelaksanaan ESD
melalui kegiatan intrakurikuler.
C. Ruang Lingkup
1. Penerapan ESD melalui pengintegrasian materi ESD ke dalam kegiatan
intrakurikuler pada satuan pendidikan SD/MI untuk kelompok kelas
rendah/awal (kelas I,II, dan III) dan kelas tinggi (kelas IV, V, dan VI).
2. Kegiatan intrakurikuler meliputi seluruh mata pelajaran yang
diberikan di sekolah dasar.
D. Pengguna
1. Pemerintah Daerah, terutama Dinas Pendidikan Provinsi dan Dinas
Pendidikan Kabupaten/Kota; serta Kantor Wilayah Kemenag Provinsi
dan Kantor Kementerian Agama Kota/Kabupaten.
2. Kepala sekolah/madrasah.
3. Komite sekolah/madrasah.
4. Guru mata pelajaran/guru kelas.
A. Landasan Hukum
1. UUD 1945
P
asal 31 (1): setiap warga Negara berhak mendapatkan
pendidikan. Ayat 3 mengamanatkan pemerintah mengusahakan
dan menyelenggarana satu system pendidikan nasional, yang
meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan
undang-undang.
B. Hakekat ESD
1. Pengertian ESD
Education for Sustainable Development merupakan konsep dinamis
yang mencakup sebuah visi baru pendidikan yang mengusahakan
pemberdayaan orang segala usia untuk turut bertanggungjawab dalam
menciptakan sebuah masa depan berkelanjutan. ESD merupakan upaya
untuk mengubah perilaku dan gaya hidup bagi transformasi masyarakat
yang positif1. Nilai-nilai yang perlu dikembangkan dalam pembangunan
berkelanjutan melalui pendidikan untuk mengubah perilaku dan gaya
hidup bagi transformasi masyarakat yang positif adalah sebagai
berikut.
a. Menghargai nilai-nilai dan hak-hak semua manusia diseluruh planet
bumi dan komitment terhadap keadilan sosial dan ekonomi bagi
semua.
b. Menghargai hak-hak azasi manusia generasi mendatang dan
komitmen terhadap tanggungjawab antar-generasi.
c. Menghargai dan peduli pada kehidupan komunitas dengan
keanekaragamannya yang mencakup perlindungan dan perbaikan
terhadap ekosistem planet bumi.
d. Menghargai keanekargaman budaya dan komitmen untuk
membangun toleransi budaya lokal dan global, perdamaian dan
anti kekerasan (non-violence).
2 http://www.yplhc.org/konsep_desd.php
3http://www.UNESCObkk.org/ index.php.id=3808
4 UNESCO, UNESCO and Sustainable Development, 2005
1.2 Keamanan
1.2.1 Hidup rukun, damai, kasih sayang, dan tolong menolong dalam
keluarga, lingkungan, masyarakat, bangsa, dan dunia
1.2.2 Hidup saling bertoleransi
1.2.3 Bersikap sportif, objektif, dan menjadi suri tauladan
1.2.4 Rendah hati, santun, dan saling menghargai
1.2.5 Jujur, tanggung jawab
1.2.6 Persatuan dan kesatuan bangsa (NKRI)
1.5 Kesehatan
1.5.1 Kesadaran diri untuk hidup bersih, sehat jiwa dan raga
(pengetahuan, sikap, dan perilaku)
1.5.2 Menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan sekitar
1.6 HIV/AIDS
1.6.1 Pemahaman tentang HIV (termasuk penyebabnya)
1.6.2 Kesadaran diri tentang bahaya HIV
1.6.3 Cara penanggulangan HIV
2 Lingkungan
2.1 Sumber Daya Alam
2.1.1 Pelestarian, konservasi, rehabilitasi (reboisasi) SDA
2.1.2 Pengelolaan, pemanfaatan (pendayagunaan) SDA
2.1.3 Eksplorasi dan eksploitasi SDA
3 Ekonomi
3.1 Pengurangan Kemiskinan
3.1.1 Etos kerja
3.1.2 Penciptaan lapangan kerja
3.1.3 Pemberdayaan masyarakat
3.1.4 Usaha Masyarakat Kelompok Mandiri (UMKM)
3.1.5 Koperasi dan usaha rakyat lain
3.1.6 Pemberian bantuan masal dari pemerintah (BLT, setelah
bekerja)
A. Model ESD
P
elaksanaan nilai-nilai ESD tidak berdiri sendiri sebagai suatu
mata pelajaran tetapi terintegrasi ke dalam semua mata
pelajaran. Aspek-aspek ESD secara tidak langsung sudah
tercakup di dalam beberapa Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi
Dasar (KD). Namun, dalam pelaksanaannya guru umumnya belum
memahami tentang konsep dan komponen ESD. Oleh karena itu perlu
disusun model yang dapat dijadikan acuan bagi guru untuk
menyampaikan nilai-nilai ESD dalam proses pembelajaran. Model
tersebut dapat digambarkan sebagai berikut.
INTRAKURIKULER
Perencanaan Pembelajaran
Mata Pelajaran Perspektif ESD
SK KD Lingkungan Sosbud Ekonomi
… … … … …
B. Pembelajaran
1. Perencanaan Pembelajaran
a. Kompetensi
Kompetensi merupakan kemampuan seseorang yang dapat
terobservasi mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap
dalam menyelesaikan suatu pekerjaan atau tugas sesuai dengan
standar yang ditetapkan. Kompetensi bersifat kompleks dan
merupakan satu kesatuan yang utuh yang menggambarkan
potensi, pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai, yang dimiliki
seseorang yang dapat diaktualisasikan dalam bentuk tindakan atau
kinerja untuk menjalankannya.
2. Pelaksanaan Pembelajaran
Pembelajaran ESD merupakan suatu proses interaksi siswa dengan
guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran
bisa terjadi di dalam atau di luar kelas. Pembelajaran dimaksudkan
untuk memenuhi pencapaian standar kompetensi dan kompetensi
dasar sebagaimana dimuat di dalam standar isi.
Pembelajaran ESD perlu direncanakan, dilaksanakan, dinilai dan
diawasi agar terlaksana secara efektif dan efisien. Proses
pembelajaran sebaiknya berlangsung secara fleksibel, bervariasi, dan
memenuhi standar yang ditetapkan dalam rangka menghasilkan
lulusan yang bermutu sesuai dengan keragaman latar belakang,
budaya dan karakteristik siswa. Selain itu, pembelajaran seharusnya
berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang
dan memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif, serta memberi ruang
yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian siswa sesuai
dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis siswa.
Pembelajaran ESD di sekolah dapat dijadikan wahana bagi proses
pembudayaan dan pemberdayaan siswa yang berkualitas. Oleh sebab
itu, guru seharusnya dapat memberikan keteladanan, membangun
kemauan (motivasi), dan mengembangkan potensi serta kreativitas
siswa. Pembelajaran saat ini berbeda dengan pembelajaran sebelum
diberlakukannya berbagai peraturan mendiknas berkaitan dengan
sistem persekolahan kita. Pembelajaran saat ini harus mengacu pada
standar nasional pendidikan, dan seluruh aktivitasnya dibawah kendali
kepala sekolah.
Salah satu standar nasional pendidikan yang harus diikuti guru dan
sekolah adalah standar proses yang berisi kriteria minimal proses
pembelajaran pada sekolah di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Standar proses meliputi: perencanaan proses
pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil
pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran untuk
terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efisien.
Contoh pengintegrasian nilai-nilai ESD ke dalam SK dan KD dapat
dilihat pada tabel berikut.
6. Bumi dan 6.1 Mendeskripsi- 1.1 HAM 2.1 Komponen SDA 3.1 Pengurangan Cerdas spiritual
Alam kan kenampak- Hak untuk mempelajari dan Kerjasama dalam Kemiskinan (dikaitkan dengan
Semesta an permukaan memahami tentang menjaga, melestarikan, Kegiatan eksploitasi tugas manusia sebagai
Memahami bumi di karakteristik, manfaat dan konservasi, dan alam untuk khalifah di bumi yang
kenampakan lingkungan bahaya yang ditimbulkan rehabilitasi/reboisasi kebutuhan pangan seharusnya memelihara
permukaan sekitar oleh kenampakan tertentu (SDA) sehingga mencegah atau papan dan memanfaatkan
bumi, cuaca dari permukaan bumi di kerusakan pada sebaiknya tidak potensi alam dengan
dan lingkungan sekitar. permukaan bumi. berlebihan sehingga tidak berlebihan).
pengaruhnya Kerjasama dalam bisa merusak
bagi manusia, 1.2 Komponen Gender pengelolaan dan permukaan bumi.
serta Hak untuk mengutarakan pemanfaatan potensi
hubungannya pendapat dan aspirasi alam sehingga tidak
dengan cara tentang keadaan terjadi eksplorasi dan
manusia lingkungan sekitar sebagai eksploitasi yang
memelihara suatu bentuk partisipasi berlebihan terhadap
dan dan perhatian terhadap kekayaan alam.
melestarikan kondisi lingkungan alam di
alam sekitarnya.
6.2 Menjelaskan 1.1 HAM 2.2 Perubahan Iklim 3.1 Pengurangan Cerdas emosional dan
hubungan Hak untuk memahami dan Mempelajari dan Kemiskinan sosial (merasakan
antara mempelajari hubungan mengetahui tentang Keadaan cuaca yang penderitaan mereka
keadaan keadaan awan dan cuaca perubahan suhu, buruk akan yang terkena musibah,
awan dan kelembaban, angin, dan menghalangi dan membantu, dan
cuaca pola curah hujan. membatasi manusia memotivasi korban
Memahami penyebab mencari nafkah agar tabah dan mau
6.3 Mendeskrip- perubahan suhu, dalam mata bangkit lagi)
sikan penga- kelembaban, angin, dan pencaharian Cerdas intelektual
ruh cuaca pola curah hujan serta tertentu untuk (mampu memprediksi
bagi kegiatan dampaknya bagi memenuhi akan adanya bahaya
manusia kehidupan di alam kebutuhannya sesuai gejala alam yang
semesta. sendiri terjadi, dan berusaha
untuk mengantisipasi
6.4 Mengidenti- 1.6 Kesehatan 2.3 Perubahan tingkat desa 3.2 Tanggung Jawab
fikasi cara Kesadaran diri untuk hidup Mempelajari dan Perusahaan
manusia bersih, sehat jiwa dan raga memahami perubahan memelihara dan
dalam (pengetahuan, sikap, dan potensi SDA daerah melestarikan
memelihara perilaku) dikaitkan dengan berdasarkan alam di
dan menjaga kebersihan dan identifikasi terhadap lingkungan
melestarikan kesehatan lingkungan cara manusia sekitar melalui
alam di mengelola program-program
lingkungan lingkungannya CSR
sekitar Mengidentifikasi
perubahan potensi
alam yang dapat
menyebabkan
perubahan mata
pencaharian
Ada dua jenis sumber pembelajaran ESD yaitu: (1) sumber belajar yang
dirancang (learning resources by design) yakni secara khusus dirancang
atau dikembangkan sebagai komponen sistem instruksional untuk
memberikan fasilitas belajar yang terarah dan bersifat formal, misalnya
diktat, dan (2) sumber belajar yang tidak didisain khusus dan
dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran (learning resources by
utilization), misal majalah.
2. Pengelolaan Kelas
A. Prinsip
1. Otonomi Guru
G
uru secara otonom diberi kesempatan dan peluang yang seluas-
luasnya untuk mengembangkan nilai-nilai ESD sesuai dengan
konteks, kebutuhan, dan lingkungan lokal setempat, serta
kreativitas guru sehingga memberikan warna dan variasi yang bermakna
bagi pengembangan ESD melalui kegiatan intrakurikuler.
2. Bersifat Integratif
ESD bukan sebagai mata pelajaran mandiri, melainkan dilaksanakan
melalui pengintegrasian program pembelajaran dengan suatu mata
pelajaran tertentu. Oleh sebab itu tercapainya tujuan pembelajaran
ESD secara komplementer dan terpadu mengikuti tercapainya tujuan
pembelajaran untuk mata pelajaran pokok yang sedang diajarkan guru
mata pelajaran/guru kelas.
B. Implikasi