PENJABARANNYA DALAM RANCANGAN PEMBELAJARAN IPA DI TINGKAT SD/MI KELOMPOK 7 : 1. YOGIK HARIMURTI 858748602 2. SELVISKHA RATIH FRESSILIA 858171649 3. SUCI RAHMATUL SULISTIYOWATI 858746694 4. RAHMAWATI HARI KHASANAH 858746537 KEGIATAN BELAJAR 1
Penyusunan KTSP dan Rancangan Pembelajaran Materi
Esensial di Kelas III A. PENGERTIAN KTSP Kurikulum telah mengalami perubahan dari tahun 1994, ke kurikulum berbasis kompetensi (KBK), yang kemudian berubah lagi dengan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP). Perubahan ini sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22,23, dan 24 Tahun 2006 yang mengharuskan satuan Pendidikan mengembangkan kurikulum tingkat satuan Pendidikan (KTSP). KTSP merupakan kurikulum operasioanal yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing – masing satuan pendidikan. KTSP terdiri dari tujuan Pendidikan tingkat satuan Pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender Pendidikan, dan silabus. B. LANDASAN IMPLEMENTASI KTSP • Landasan Implementasi KTSP adalah : 1. Beberapa Aturan : a. Undang – Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. b. Peraturan Menteri Pendidikan Nasioanal No 24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan Permen Diknas No. 22 Tahun 2006 (Standar Isi) dan Permen Diknas No. 23 Tahun 2006 (Standar Kompetensi Lulusan) c. UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas, Pasal 36 s.d 38, PP No. 19 Tahun 2005 Pasal 17 Ayat (2) Permen Diknas No. 24 tentang Pelaksanaan Permen Diknas No. 22 (SI) dan Permen Diknas No. 23 (SKL). 2. Standar Isi • Standar isi mencakup lingkup materi dan tingkat kompetensi untuk mencapai kelulusan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Termasuk dalam SI adalah : kerangka dasar dan struktur kurikulum, standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar setiap mata pelajaran pada setiap semester dari setiap jenis dan jenjang Pendidikan dasar dan menengah. 3. Standar Kompetensi Kelulusan • Standar Kompetensi Kelulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, penegetahuan dan keterampilan sebagaimana yang ditetapkan dengan Kepmendiknas No 23 Tahun 2006. Standar Kompetensi Kelulusan digunakan sebagai pedoman penilaian dalam menentukan kelulusan peserta didik yang meliputi standar kompetensi lulusan minimal satuan Pendidikan, kelompok mata pelajaran dan mata pelajaran. PELAKSANAAN PENYUSUNAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN • Hal yang perlu dilakukan dalam penyusunan KTSP adalah analisis konteks yang terdiri dari: 1. Menidentifikasi Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Kelulusan (SKL) 2. Menganalisa kondisi di satuan Pendidikan meliputi peserta didik, pendidik dan tenaga kependidikan, sarana prasarana, biaya, dan program – program. 3. Menganalsis peluang dan tantangan yang ada di masyarakat dan leingkungan sekitar. MEKANISME PENYUSUNAN 1. Tim Penyusun KTSP a. a. Tim penyusun KTSP pada SD, SMP, SMA, dan SMK terdiri atas guru, konselor, dan kepala sekolah sebagai ketua merangkap anggota. b. b. Tim penyusun KTSP pada MI, MTs, MA dan MAK terdiri atas guru, konselor, dan kepala madrasah sebagai ketua merangkap anggota. c. c. Tim penyusun KTSP pada pendidikan khusus (SDLB, SMPLB, dan SMALB) terdiri atas guru, konselor, dan kepala sekolah sebagai ketua merangkap anggota. 2. Pemberlakuan Dokumen KTSP pada SD, SMP, SMA, dan SMK dinyatakan berlaku oleh kepala sekolah setelah mendapat pertimbangan daro komite sekolah dan diketahui oleh dinas tingkat kabupaten/kota yang bertanggung jawab di bidang pendidikan. 3. Pelaksanaan Penyusunan KTSP a. Penyusunan kurikulum tingkat satuan pendidikan merupakan bagian dari kegiatan perencanaan sekolah/madrasah. Kegiatan ini dapat berbentuk rapat kerja dan/atau lokakarya sekolah/madrasah dan/atau kelompok sekolah/madrasah yang diselenggarakan dalam jangka waktu sebelum tahun pelajaran. b.Tahap kegiatan penyusunan kurikulum tingkat satuan Pendidikan secara garis besar meliputi : penyiapan dan penyusunan draf, review dan revisi, serta finalisasi. PRINSIP – PRINSIP PENGEMBANGAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN KTSP dikembangkan berdasarkan prinsip – prinsip sebagai berikut : 1.Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya. 2. Beragam dan terpadu 3. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni 4. Relevan dengan kebutuhan kehidupan 5. Menyeluruh dan berkesinambungan 6.Belajar sepanjang hayat 7. Seimbang antara kepentinagan nasional dan kepentingan daerah KOMPONEN KTSP Komponen dari KTSP terdiri dari : 1.Visi dan Misi Satuan Pendidikan 2. Tujuan Pendidikan Tingkat Satuan Pendidikan 3. Struktur dan Muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 4. Kalender Pendidikan 5. Silabus 6. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) • Langkah – Langkah Penyusunan KTSP 1. Mengisi kolom identitas sekolah 2. Merumuskan visi sekolah 3. Merumuskan misi sekolah 4. Merumuskan tujuan satuan Pendidikan (sekolah) 5. Menyusun struktur dan muatan kurikulum Aspek – aspek dalam mengembangkan struktur dan muatan kurikulum : a.Mata pelajaran b. Muatan local c. Kegiatan pengembangan diri d. Pengaturan beban mengajar e. Ketuntasan mengajar f. Kenaikan kelas dan kelulusan g. Penjurusan h. Pendidikan kecakapan hidup i. Pendidikan berbasis keunggulan local dan global Menyusun Kalender Pendidikan Kalender pendidikan merupakan acuan kegiatan akademik dan non kademik di sekolah. Sekolah dapat menyusun kalender pendidikan sesuai dengan kondisi dan kebutuhan sekolah dengan ketentuan- ketentuan sebagai berikut: PENGEMBANGAN SILABUS 1. Pengertian Silabus • Silabus merupakan rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber/bahan/alat belajar. Silabus juga merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pecapaian kompetensi untuk penilaian. 2.Prinsip pengembangan Silabus a. Ilmiah Keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam silabus harus benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan. b. Relevan Cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran dan urutan penyajian materi dalam silabus sesuai dengan tingkat perkembangan fisik, intelektual, sosial, emosional, dan spiritual peserta didik. c. Sistematis Komponen-komponen silabus saling berhubungan secara fungsional dalam mencapai kompetensi. d. Konsisten Adanya hubungan yang konsisten (ajeg, taat asas) antara kompetensi dasar, indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian. e. Memadai Cakupan indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian cukup untuk menunjang pencapaian kompetensi dasar. f. Aktual dan konstektual Cakupan indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian memperhatikan perkembangan ilmu, teknologi, dan seni mutakhir dalam kehidupan nyata, dan peristiwa yang terjadi. g. Fleksibel Keseluruhan komponen silabus dapat mengakomodasi keragaman peserta didik, pendidik, serta dinamika perubahan yang terjadi di sekolah dan tuntutan masyarakat. h. Menyeluruh Komponen silabus mencakup keseluruhan ranah kompetensi (kognitif, afektif, dan psikomotor). 3. Contoh Model Silabus Dalam menyusun silabus dapat memilih salah satu format yang ada di antara dua format di bawah. Contoh format 1 • 4. Langkah-langkah Pengembangan Silabus • Berikut disampaikan langkah-langkah dalam pengembangan silabus, yaitu : 1. Mengisi kolom identifikasi 2. Mengkaji standar kompetensi 3. Mengkaji kompetensi dasar 4. Mengidentifikasi materi pokok 5. Mengembangkan kegiatan pembelajaran 6. Merumuskan indicator 7. Menentukan jenis penilaian 8. Menentukan alokasi waktu 9. Menentukan sumber belajar Struktur Kurikulum Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Untuk Sekolah Dasar • Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep- konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar. Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Seperti yang tercantum dalam KTSP, ruang lingkup bahan kajian IPA untuk SD/MI meliputi aspek-aspek berikut. 1. Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan. 2. Benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi cair, padat, dan gas. 3. Energi dan perubahannya meliputi : gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya, dan pesawat sederhana. 4. Bumi dan alam semesta meliputi : tanah, bumi, tata surya, dan benda- benda langit lainnya. • Materi IPA yang disajikan di SD dimaksudkan untuk mencapai tujuan pembelajaran IPA di SD secara umum yaitu : a. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya. b. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. c. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat. d. Mengembangkan ketrampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar memcahkan masalah dan membuat keputusan. e. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam. f. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan. g. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan ketrampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs. 1. Merancang Pembelajaran IPA kelas III Contoh konsep materi yang akan diajarkan di kelas III yaitu Konsep Lingkungan sehat dan Lingkungan Tidak Sehat.
2. Materi Essensial Kelas III
Contoh : Lingkungan sehat dan tidak sehat. Faktor udara yang normal adalah nitrogen 78.08%, oksigen 20.94%, Argon 0,94%, karbon dioksida = 0.03% dan gas-gas lainnya (0.02%). Komposisi tersebut dinamakan udara murni. Apabila susunan udara mnegalami perubahan dari susunan keadaan normal, maka berrti udara tercemar. Jadi pencemaran udara adalah perubahan komposisi udara akibat adanya bahan atau gas lain. • Faktor yang menyebabkan udara tercemar adalah sebagai berikut : 1. Faktor internal (alamiah), contohnya debu/debu dari letusan gunung berapi, debu yang berterbangan akibat tiupan angin, proses pembentukan sampah organik dsb. 2. Faktor eksternal, contohnya sisa pembakaran bahan bakar, minyak dan batu bata, debu/ serbuk dan kegiatan industri, pemakian zat kimia yang disemprotkan ke udara dan sebagainya. • Udara tercemar adalah udara dengan komposisi udara murni yang terkandung di dalamnya telah berubah. Contoh gas hasil pembakaran yang mencemari udara adalah: a. Karbon monoksida (CO) b. Karbon dioksida (CO2) c. Senyawa belerang d. Senyawa nitrogen e. Ozon f. Hidrogen Flourida • Ozon Ozon (O3) terdapat di dalam udara alam dalam jumlah yang kecil. Dilapisan atas kadar ozon agak banyak akibat pembentukan oleh sinar matahari. Ozon banyak digunakan sebagai obat desinfektan (pencuci hama) dan pemutih karena sifatnya yang reaktif. Kosentrasi yang besar, sekitar 10 sampai 20 ppm berbahaya bagi manusia. Untuk Kesehatan kita tidak boleh bekerja 8 jam di dalam ruangan yang kadar ozonnya lebih dari 0,1 ppm. Jadi ozon yang dipakai untuk membersihkan udara supaya bebas kuman atau kotoran lainnya ternyata malah jadi bahan pencemaran • Hidrogen fluoride Gas mempunyai rumus HF ini sangat tajam, mudah merusak barang – barang dan juga berpengaruh sangat buruk terhadap tanaman. Biasanya disebarkan oleh industry khusus, misalnya industry alumunium. POLUTAN UDARA BERBENTUK PARTIKEL Partikel yang dimaksud dalam pembahasan kita yaitu benda – benda kecil yang beterbangan melayang – layang di udara. Berdasarkan bentuknya ppartikel dapat dibedakan menjadi: 1. Partikel cair Terdiri dari uap air yang mengembun sebagai titik – titik air dengan diameter lebih dari 1 mikron. Perwujudannya dapat sebagai awan atau kabut. Awan atau kabut selain menghalangi pemandangan, juga dapat memberikan rasa sesak kalua terhisap paru. Akan lebih membahayakan Kesehatan apabila gas – gas pencemaran seperti SO2 atau NO2 terdapat di udara. Sebab akan berlangsung persenyawaan berantai yang menghasilkan senyawa – senyawa berbahaya di dalam kabut. Disebut smog yang sering terjadi di kota – kota besar yang banyak punya industry. 2. Partikel padat Ada yang mengandung kehidupan atau yang berasal dari makhluk hidup. Misalnya bakteri, cendawan, virus spora, serbuksari, atau bagian makhluk hidup yang telah mati seperti bulu, sayap dan lain sebagainya. Partikel (yang mengandung kehidupan) ini tidak menimbulkan gangguan tetapi merupakan kuman penyakit bagi tumbuhan, hewan atau manusia, sehingga dapat menimbulkan wabah influenza dan lain-lain. Partikel yang tidak mengandung kehidupan ada yang berasal dari ruang angkasa raya di sebut debu kosmik dan ada yang berasal dari bumi sendiri seperti abu vulkanik letusan gunung berapi atau debu dari tanah yang di bawa angin di dalam udara. Apabila jumlahnya banyak akan menggagu pemandangan seperti halnya kabut, selain menggagu mata dan pernapasan. Contoh silabus untuk standar kompetensi ke dua dari Makhluk Hidup dan Proses Kehidupan yaitu memahami kondisi lingkungan yang berpengaruh terhadap Kesehatan dan upaya menjaga Kesehatan lingkungan. MERANCANG PEMBELAJARAN MATERI KELAS V KEGIATAN BELAJAR 2
Merancang Pembelajaran IPA Kelas IV
• Gaya merupakan konsep yang abstrak, karena trdak dapat diamati, kita hanya dapat mengamati akibat yang ditimbulkan oleh gaya. Oleh karena itu, guru harus menyertakan contoh-contoh nyata dalam kehidupan sehari-hari. Berikut disampaikan contoh silabus untuk standar kompetensi ke 5 yaitu. MERANCANG PEMBELAJARAN MATERI KELAS IV TERIMA KASIH