Anda di halaman 1dari 51

MODUL 8

TELAAH KTSP 2006 DAN


PENJABARANNYA DALAM RANCANGAN
PEMBELAJARAN IPA DI TINGKAT SD/MI
KELOMPOK 7 :
1. YOGIK HARIMURTI 858748602
2. SELVISKHA RATIH FRESSILIA 858171649
3. SUCI RAHMATUL SULISTIYOWATI 858746694
4. RAHMAWATI HARI KHASANAH 858746537
KEGIATAN BELAJAR 1

Penyusunan KTSP dan Rancangan Pembelajaran Materi


Esensial di Kelas III
A. PENGERTIAN KTSP
Kurikulum telah mengalami perubahan dari tahun 1994, ke kurikulum
berbasis kompetensi (KBK), yang kemudian berubah lagi dengan kurikulum
tingkat satuan pendidikan (KTSP). Perubahan ini sesuai dengan Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22,23, dan 24 Tahun 2006 yang
mengharuskan satuan Pendidikan mengembangkan kurikulum tingkat satuan
Pendidikan (KTSP).
KTSP merupakan kurikulum operasioanal yang disusun oleh dan dilaksanakan
di masing – masing satuan pendidikan. KTSP terdiri dari tujuan Pendidikan
tingkat satuan Pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan
pendidikan, kalender Pendidikan, dan silabus.
B. LANDASAN IMPLEMENTASI KTSP
• Landasan Implementasi KTSP adalah :
1. Beberapa Aturan :
a. Undang – Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 19 Tahun
2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
b. Peraturan Menteri Pendidikan Nasioanal No 24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan
Permen Diknas No. 22 Tahun 2006 (Standar Isi) dan Permen Diknas No. 23 Tahun
2006 (Standar Kompetensi Lulusan)
c. UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas, Pasal 36 s.d 38, PP No. 19 Tahun 2005
Pasal 17 Ayat (2) Permen Diknas No. 24 tentang Pelaksanaan Permen Diknas No.
22 (SI) dan Permen Diknas No. 23 (SKL).
2. Standar Isi
• Standar isi mencakup lingkup materi dan tingkat kompetensi untuk mencapai
kelulusan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Termasuk dalam SI adalah :
kerangka dasar dan struktur kurikulum, standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi
Dasar setiap mata pelajaran pada setiap semester dari setiap jenis dan jenjang
Pendidikan dasar dan menengah.
3. Standar Kompetensi Kelulusan
• Standar Kompetensi Kelulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang
mencakup sikap, penegetahuan dan keterampilan sebagaimana yang ditetapkan
dengan Kepmendiknas No 23 Tahun 2006. Standar Kompetensi Kelulusan digunakan
sebagai pedoman penilaian dalam menentukan kelulusan peserta didik yang meliputi
standar kompetensi lulusan minimal satuan Pendidikan, kelompok mata pelajaran dan
mata pelajaran.
PELAKSANAAN PENYUSUNAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN
• Hal yang perlu dilakukan dalam penyusunan KTSP adalah analisis konteks
yang terdiri dari:
1. Menidentifikasi Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Kelulusan (SKL)
2. Menganalisa kondisi di satuan Pendidikan meliputi peserta didik,
pendidik dan tenaga kependidikan, sarana prasarana, biaya, dan
program – program.
3. Menganalsis peluang dan tantangan yang ada di masyarakat dan
leingkungan sekitar.
MEKANISME PENYUSUNAN
1. Tim Penyusun KTSP
a. a. Tim penyusun KTSP pada SD, SMP, SMA, dan SMK terdiri atas
guru, konselor, dan kepala sekolah sebagai ketua merangkap
anggota.
b. b. Tim penyusun KTSP pada MI, MTs, MA dan MAK terdiri atas guru,
konselor, dan kepala madrasah sebagai ketua merangkap anggota.
c. c. Tim penyusun KTSP pada pendidikan khusus (SDLB, SMPLB, dan
SMALB) terdiri atas guru, konselor, dan kepala sekolah sebagai ketua
merangkap anggota.
2. Pemberlakuan
Dokumen KTSP pada SD, SMP, SMA, dan SMK dinyatakan berlaku oleh kepala
sekolah setelah mendapat pertimbangan daro komite sekolah dan diketahui oleh
dinas tingkat kabupaten/kota yang bertanggung jawab di bidang pendidikan.
3. Pelaksanaan Penyusunan KTSP
a. Penyusunan kurikulum tingkat satuan pendidikan merupakan bagian dari
kegiatan perencanaan sekolah/madrasah. Kegiatan ini dapat berbentuk rapat kerja
dan/atau lokakarya sekolah/madrasah dan/atau kelompok sekolah/madrasah yang
diselenggarakan dalam jangka waktu sebelum tahun pelajaran.
b.Tahap kegiatan penyusunan kurikulum tingkat satuan Pendidikan secara garis
besar meliputi : penyiapan dan penyusunan draf, review dan revisi, serta finalisasi.
PRINSIP – PRINSIP PENGEMBANGAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN
KTSP dikembangkan berdasarkan prinsip – prinsip sebagai berikut :
1.Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan
peserta didik dan lingkungannya.
2. Beragam dan terpadu
3. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni
4. Relevan dengan kebutuhan kehidupan
5. Menyeluruh dan berkesinambungan
6.Belajar sepanjang hayat
7. Seimbang antara kepentinagan nasional dan kepentingan daerah
KOMPONEN KTSP
Komponen dari KTSP terdiri dari :
1.Visi dan Misi Satuan Pendidikan
2. Tujuan Pendidikan Tingkat Satuan Pendidikan
3. Struktur dan Muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
4. Kalender Pendidikan
5. Silabus
6. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
• Langkah – Langkah Penyusunan KTSP
1. Mengisi kolom identitas sekolah
2. Merumuskan visi sekolah
3. Merumuskan misi sekolah
4. Merumuskan tujuan satuan Pendidikan (sekolah)
5. Menyusun struktur dan muatan kurikulum
Aspek – aspek dalam mengembangkan struktur dan muatan kurikulum :
a.Mata pelajaran
b. Muatan local
c. Kegiatan pengembangan diri
d. Pengaturan beban mengajar
e. Ketuntasan mengajar
f. Kenaikan kelas dan kelulusan
g. Penjurusan
h. Pendidikan kecakapan hidup
i. Pendidikan berbasis keunggulan local dan global
Menyusun Kalender Pendidikan
Kalender pendidikan merupakan acuan kegiatan akademik dan non
kademik di sekolah. Sekolah dapat menyusun kalender pendidikan
sesuai dengan kondisi dan kebutuhan sekolah dengan ketentuan-
ketentuan sebagai berikut:
PENGEMBANGAN SILABUS
1. Pengertian Silabus
• Silabus merupakan rencana pembelajaran pada suatu dan/atau
kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar
kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan
sumber/bahan/alat belajar. Silabus juga merupakan penjabaran
standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi
pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pecapaian
kompetensi untuk penilaian.
2.Prinsip pengembangan Silabus
a. Ilmiah
Keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam silabus harus benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara keilmuan.
b. Relevan
Cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran dan urutan penyajian materi dalam silabus sesuai dengan
tingkat perkembangan fisik, intelektual, sosial, emosional, dan spiritual peserta didik.
c. Sistematis
Komponen-komponen silabus saling berhubungan secara fungsional dalam mencapai kompetensi.
d. Konsisten
Adanya hubungan yang konsisten (ajeg, taat asas) antara kompetensi dasar, indikator, materi pokok,
pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian.
e. Memadai
Cakupan indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian
cukup untuk menunjang pencapaian kompetensi dasar.
f. Aktual dan konstektual
Cakupan indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian
memperhatikan perkembangan ilmu, teknologi, dan seni mutakhir dalam kehidupan nyata,
dan peristiwa yang terjadi.
g. Fleksibel
Keseluruhan komponen silabus dapat mengakomodasi keragaman peserta didik, pendidik,
serta dinamika perubahan yang terjadi di sekolah dan tuntutan masyarakat.
h. Menyeluruh
Komponen silabus mencakup keseluruhan ranah kompetensi (kognitif, afektif, dan
psikomotor).
3. Contoh Model Silabus
Dalam menyusun silabus dapat memilih salah satu format yang ada di antara dua format di bawah.
Contoh format 1
• 4. Langkah-langkah Pengembangan Silabus
• Berikut disampaikan langkah-langkah dalam pengembangan silabus, yaitu :
1. Mengisi kolom identifikasi
2. Mengkaji standar kompetensi
3. Mengkaji kompetensi dasar
4. Mengidentifikasi materi pokok
5. Mengembangkan kegiatan pembelajaran
6. Merumuskan indicator
7. Menentukan jenis penilaian
8. Menentukan alokasi waktu
9. Menentukan sumber belajar
Struktur Kurikulum Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Untuk
Sekolah Dasar
• Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu
tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya
penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-
konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses
penemuan. pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi
peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar. Proses
pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung
untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami
alam sekitar secara ilmiah.
Seperti yang tercantum dalam KTSP, ruang lingkup bahan kajian IPA untuk
SD/MI meliputi aspek-aspek berikut.
1. Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan
dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan.
2. Benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi cair, padat, dan gas.
3. Energi dan perubahannya meliputi : gaya, bunyi, panas, magnet, listrik,
cahaya, dan pesawat sederhana.
4. Bumi dan alam semesta meliputi : tanah, bumi, tata surya, dan benda-
benda langit lainnya.
• Materi IPA yang disajikan di SD dimaksudkan untuk mencapai tujuan pembelajaran IPA di
SD secara umum yaitu :
a. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan dan
keteraturan alam ciptaan-Nya.
b. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari.
c. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi
antara
IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat.
d. Mengembangkan ketrampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar memcahkan masalah dan membuat
keputusan.
e. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam.
f. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.
g. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan ketrampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke
SMP/MTs.
1. Merancang Pembelajaran IPA kelas III
Contoh konsep materi yang akan diajarkan di kelas III yaitu Konsep Lingkungan
sehat dan Lingkungan Tidak Sehat.

2. Materi Essensial Kelas III


Contoh : Lingkungan sehat dan tidak sehat.
Faktor udara yang normal adalah nitrogen 78.08%, oksigen 20.94%, Argon
0,94%, karbon dioksida = 0.03% dan gas-gas lainnya (0.02%). Komposisi tersebut
dinamakan udara murni. Apabila susunan udara mnegalami perubahan dari
susunan keadaan normal, maka berrti udara tercemar. Jadi pencemaran udara
adalah perubahan komposisi udara akibat adanya bahan atau gas lain.
• Faktor yang menyebabkan udara tercemar adalah sebagai berikut :
1. Faktor internal (alamiah), contohnya debu/debu dari letusan gunung
berapi, debu yang berterbangan akibat tiupan angin, proses
pembentukan sampah organik dsb.
2. Faktor eksternal, contohnya sisa pembakaran bahan bakar, minyak
dan batu bata, debu/ serbuk dan kegiatan industri, pemakian zat kimia
yang disemprotkan ke udara dan sebagainya.
• Udara tercemar adalah udara dengan komposisi udara murni yang
terkandung di dalamnya telah berubah. Contoh gas hasil pembakaran
yang mencemari udara adalah:
a. Karbon monoksida (CO)
b. Karbon dioksida (CO2)
c. Senyawa belerang
d. Senyawa nitrogen
e. Ozon
f. Hidrogen Flourida
• Ozon
Ozon (O3) terdapat di dalam udara alam dalam jumlah yang kecil. Dilapisan atas
kadar ozon agak banyak akibat pembentukan oleh sinar matahari.
Ozon banyak digunakan sebagai obat desinfektan (pencuci hama) dan pemutih
karena sifatnya yang reaktif.
Kosentrasi yang besar, sekitar 10 sampai 20 ppm berbahaya bagi manusia.
Untuk Kesehatan kita tidak boleh bekerja 8 jam di dalam ruangan yang kadar
ozonnya lebih dari 0,1 ppm.
Jadi ozon yang dipakai untuk membersihkan udara supaya bebas kuman atau
kotoran lainnya ternyata malah jadi bahan pencemaran

Hidrogen fluoride
Gas mempunyai rumus HF ini sangat tajam, mudah merusak barang –
barang dan juga berpengaruh sangat buruk terhadap tanaman.
Biasanya disebarkan oleh industry khusus, misalnya industry
alumunium.
POLUTAN UDARA BERBENTUK PARTIKEL
Partikel yang dimaksud dalam pembahasan kita yaitu benda – benda kecil yang
beterbangan melayang – layang di udara. Berdasarkan bentuknya ppartikel dapat
dibedakan menjadi:
1. Partikel cair
Terdiri dari uap air yang mengembun sebagai titik – titik air dengan diameter lebih
dari 1 mikron. Perwujudannya dapat sebagai awan atau kabut. Awan atau kabut
selain menghalangi pemandangan, juga dapat memberikan rasa sesak kalua
terhisap paru. Akan lebih membahayakan Kesehatan apabila gas – gas pencemaran
seperti SO2 atau NO2 terdapat di udara. Sebab akan berlangsung persenyawaan
berantai yang menghasilkan senyawa – senyawa berbahaya di dalam kabut. Disebut
smog yang sering terjadi di kota – kota besar yang banyak punya industry.
2. Partikel padat
Ada yang mengandung kehidupan atau yang berasal dari makhluk hidup. Misalnya bakteri,
cendawan, virus spora, serbuksari, atau bagian makhluk hidup yang telah mati seperti bulu,
sayap dan lain sebagainya.
Partikel (yang mengandung kehidupan) ini tidak menimbulkan gangguan tetapi merupakan
kuman penyakit bagi tumbuhan, hewan atau manusia, sehingga dapat menimbulkan
wabah influenza dan lain-lain.
Partikel yang tidak mengandung kehidupan ada yang berasal dari ruang angkasa raya di
sebut debu kosmik dan ada yang berasal dari bumi sendiri seperti abu vulkanik letusan
gunung berapi atau debu dari tanah yang di bawa angin di dalam udara.
Apabila jumlahnya banyak akan menggagu pemandangan seperti halnya kabut, selain
menggagu mata dan pernapasan.
Contoh silabus untuk standar kompetensi ke dua dari Makhluk Hidup dan Proses Kehidupan yaitu memahami
kondisi lingkungan yang berpengaruh terhadap Kesehatan dan upaya menjaga Kesehatan lingkungan.
MERANCANG PEMBELAJARAN MATERI KELAS V
KEGIATAN BELAJAR 2

Merancang Pembelajaran IPA Kelas IV


• Gaya merupakan konsep yang abstrak, karena trdak dapat diamati,
kita hanya dapat mengamati akibat yang ditimbulkan oleh gaya. Oleh
karena itu, guru harus menyertakan contoh-contoh nyata dalam
kehidupan sehari-hari.
Berikut disampaikan contoh silabus untuk standar kompetensi ke 5 yaitu.
MERANCANG PEMBELAJARAN MATERI KELAS IV
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai