Anda di halaman 1dari 3

PERHITUNGAN JUMLAH KAPANG & KHAMIR PADA MEDIA PDA (Potato Dextro Agar)

A. ACARA
Praktikum penentuan jumlah kapang dan khamir dalam sample dengan menggunakan media PDA (Potato Dextro Agar).

B. PRINSIP
Pertumbuhan kapang dan khamir dalam media yang sesuai, setelah diinkubasikan pada suhu 25oC atau suhu kamar selama 5
hari.

C. TUJUAN
Mengetahui jumlah koloni dan identifikasi kapang dan khamir yang terkandung atau terdapat dalam sample.

D. DASAR TEORI
Banyak istilah yang dipergunakan untuk menyebut jamur atau fungi, seperti cendawan, kapang, lapuk atau khamir. Jamur yang
berbentuk filament disebut kapang, sedangkan khamir biasanya untuk sebutan yang uniseluler dan yang lebih mencolok
penampilannya disebut jamur, misalnya jamur merang, jamur kelentos, dan jamur hijau. Untuk mempermudah menyebut
digunakan satu kata nama yaitu fungi. Fungi berasal dari bahasa yunani yaitu mykes yang berarti jamur atau fungi.
Berikut merupakan ciri-ciri fungi :
• Merupakan organisme yang tidak berklorofil, oleh karena itu bersifa heterotrof. Hidup sebagai parasit, saprofit, dan ada pula
yang bersimbiosis.
• Bersifat eukarion (mempunyai inti yang sejati), yaitu materi inti dibungkus olah membran inti.
• Ada yang bersel tunggal dan ada pula yang bersel banyak, yang bersel banyak berbentuk benang atau filamen. Berdasarkan
sifat tersebut ukuran jamur sanga bervariasi dari yang sangat kecil (mikroskopis) sampai yang berukuran cukup besar
(makroskopis).
• Berkembang biak secara vegetatif dan generatif.
• Menyenangi lingkungan yang agak asam, kurang cahaya, terutama di tempat-tempat lembab yang mengandung zat organik.
Fungi hidup di dalam tanah, pada tubuh manusia, binatang, atau tumbuhan yang hidup atau mati, bahkan pada pakaian, sepatu,
atau makanan.
Fungi yang bersel banyak tubuhnya tersusun dari benang-benang yang disebut hifa, yang berdiameter 5-10 mikrometer. Hifa
dapat bercabang-cabang membentuk anyaman yang disebut miselium. Pada beberapa fungi, dinding sel atau dinding hifa
mengandung selulosa, tetapi pada umumnya terutama terdiri atas nitrogen organik, yaitu kitin.
Pada umumnya fungi lebih tahan terhadap lingkungan yang kurang menguntungkan dibandingkan dengan mikroorganisme
lainnya. Khamir dapat tumbuh dalam kisaran suhu yang luas, fungi saprofit mempunyai optimum 22-30oC, sedangkan fungi
patogen mempunyai suhu optimum 30-37oC. Beberapa spesies fungi dapat tumbuh pada suhu 0oC, dengan demikian dapat
menyebabkan kerusakan pada bahan makanan yang disimpan dalam lemari pendingin.
Beberapa jenis fungi dapat bermanfaat bagi kehidupan manusia. Manfaatnya antara lain dapat dimakan, sebagai bahan
pengolahan makanan, menghasilkan antibiotik, dan sebagai pengurai dalam ekosistem. Tetapi tidak sedikit spesies fungi yang
merupakan penyakit, misalnya pada tumbuhan, hewan, dan manusia.

E. ALAT DAN BAHAN


• Alat : Cawan petri Pipet ukur 1 mL
Thermometer Inkubator
Neraca analitik Pipet ukur 25 mL
Vortex Spatula
Mikropipet Tip
Botol sample Autoclave
Pembakar spirtus Magnet stirer
Hot plate Beaker glass
Tabung reaksi Bulp
• Bahan : Media PDA (Potato Dextro Agar)
Aquadest
Sample tepung
• Bahan untuk membuat media PDA : Kentang
Asam tartrat
Glukosa
Agar
F. PROSEDUR
• Membuat Media
o Membersihkan kentang dan mengupasnya, kemudian cincang sampai halus.
o Menimbang kentang yang sudah halus sebanyak 100 gram
o Memasukan kentang yang sudah ditimbang dalam beaker glass, dan mengisinya dengan aquadest. Kemudian rebus selama 1
jam
o Menyaring kentang dan air rebusan dengan menggunakan kain saring yang bersih.
o Menambahkan agar dan glukosa ke dalam filtrat, kemudian memanaskannya kembali sampai agar larut.
o Menambahkan aquadest sampai volume semula.
o Menambahkan asam tartrat 10% hingga pH media mencapai 3,5-4,0
o Memindahkan media yang sudah jadi tersebut ke dalam erlenmeyer yang bersih.
o Mensterilkan media dalam autoclave dengan suhu 121oC selama 15 menit
• Persiapan alat dan bahan
o Menyiapkan tabung reaksi yang berisi aquadest steril sebanyak 9 mL dan botol untuk sample, yang berisi aquadest steril
sebanyak 225 gram
o Menyiapkan alat yang akan dipergunakan
o Mensterilkan alat yang akan dipergunakan dan tabung reaksi dan botol yang berisi aquadest steril tadi dalam autoclave pada
suhu 121oC selama 15 menit.
• Pengenceran
o Menimbang sample tepung sebanyak 25 gram dan memasukannya ke dalam botol yang berisi aquadest steril 225 mL steril.
o Mengocoknya secara manual sebanyak ± 25 kali sampai homogen
o Membuat pengenceran dari 10-1 sampai pengenceran yang dibutuhkan
o Melakukan semua tahap secara aseptis

• Inokulasi
o Memipet hasil pengenceran dalam tabung reaksi masing-masing 1 mL, dan memasukannya dalam cawan petri steril.
o Menuangkan media PDA steril hangat (suhu sekitar 45 ± 1oC) sebanyak 15-20 mL, ke dalam cawan petri steril yang berisi hasil
pengenceran
o Menggerakan petri secara memutar atau membentuk angka delapan, sehingga hasil pengenceran dan media dapat bercampur
secara homogen
o Melakukan setiap tahapan diatas secara aseptis
o Membiarkan sampai media dalam cawan membeku atau mengeras
o Memasukan cawan petri tersebut dalam inkobator pada suhu 25oC atau sekitar suhu kamar selama 5 hari, dan posisikan
cawan petri secara terbalik.
o Menghitung koloni kapang dan khamir

G. DATA PENGAMATAN
SAMPLE PENGENCERAN JUMLAH KOLONI
Tepung terigu 10-3 3
10-4 1
10-5 1
10-6 0
10-7 6
10-8 4
Blanko terkontaminasi

H. PEMBAHASAN
Sampel yang dipergunakan saat praktikum pengamatan kapang dan khamir ini adalah tepung, tepung merupakan salah satu
sumber karbohidrat dan kerusakan mikrobiologis yang sering timbul pada tepung terigu sebagian besar diakibatkan oleh kapang
dan khamir.
Selain bertujuan untuk mengidentifikasi dan menghitung jumlah koloni kapang dan khamir, praktikum ini juga bertujuan untuk
mengetahui hubungan atau keterkaitan mikroba yang dianalisa dengan ketahanan pangan. Selain mengakibatkan turunnya
mutu produk yang terkontaminasi kapang dan khamir, produk yang terkontaminasi juga akan mengandung racun, karena ada
beberapa jenis kapang dan khamir yang memiliki sifat toksik.
Bahan pangan yang mengandung karbohidrat cukup tinggi biasanya lebih banyak dirusak oleh kapang dan khamir daripada jenis
mikroba yang lainnya, karena karbohidrat merupakan substrat yang baik bagi pertumbuhan kapang dan khamir. akan tetapi
meskipun termasuk dalam fungi, kapang dan khamir memiliki perbedaan lingkungan hidup yang cukup berlawanan. Kapang
membutuhkan air yang lebih sedikit daripada khamir.
Untuk dapat menginokulasikan kapang dan khamir, maka diperlukan media yang baik dan sesusai untuk menumbuhkannya.
Media yang dipergunakan dalam analisa kapang dan khamir adalah media PDA (Potato Dextro Agar), media PDA sering
dipergunakan untuk menumbuhkan kapang dan khamir.
Sesuai dengan namanya, media PDA mengandung filtrat dari hasil rebusan kentang, kentang yang akan dipergunakan dikupas
terlebih dahulu dan dipotong kecil kecil, kemudian direbus dengan menggunakan aquadest selama 1 jam. Proses pengupasan
dan pemotongan diusahakan dilakukan secepat mungkin untuk menghindari terjadinya reaksi browning enzimatis. Jika kentang
yang dipergunakan sudah dalam keadaan kecoklatan maka media yang dipergunakan pun akan berwarna kecoklatan dan hal ini
menyebabkan pengamatan kapang dan khamir menjadi cukup sulit dilakukan.
Karena yang akan dipergunakan adalah filtrat dari hasil rebusan kentang, maka setelah direbus selama 1 jam, rebusan tersebut
disaring. Meskipun karbohidrat merupakan substrat yang baik bagi kapang akan tetapi karbohidrat tidak terlalu dibutuhkan oleh
khamir, sehingga diperlukan penambahan substrat yang lain yang dibutuhkan oleh khamir, yaitu gula (Glukosa). Maka setelah
filtrat disaring kemudian ditambahkan agar dan glukosa dan dipanaskan kembali sampai semua bahan larut dan
homogen.Setelah semua larut kemudian ditambahkan asam tartrat 10%, karena proses pemanasan akan menguapkan sebagian
besar air, maka perlu ditambahkan kembali aquadest untuk mengganti volume air yang hilang, aquadest ditambahkan sampai
volume semula. Kapang dan khamir dapat hidup dengan baik pada pH asam, sehingga media yang dipergunakan perlu diatur pH-
nya sekitar 3,5 s/d 4,0. Sebelum dipergunakan media harus disterilkan terlebih dahulu dengan menggunakan autoclave pada
suhu 121oC selama 15 menit.
Sterilisasi alat dan bahan yang lain seperti aquadest sebanyak 9 mL yang dimasukan dalam tabung reaksi serta aquadest
sebanyak 225 mL yang dimasukan dalam botol juga menggunakan autoclave dengan suhu 121oC selama 15 menit.
Penimbangan sample dilakukan secara aseptis, yaitu dengan menyemprotkan atau mengelapkan alkohol pada nerasa sehingga
kontaminasi dari mikroba lain dapat diminimalisir. Sample yang dibutuhkan adalah 25 gram, sample tersebut kemudian
dimasukan dalam botol yang berisi aquadest steril sebanyak 225 mL, aquadest ini berfungsi sebagai pengencer. Kemudian
dikocok sebanyak 25 kali secara manual.
Proses selanjutnya adalah proses pengenceran, yaitu dengan memipet sebanyak 1 mL sample yang sudah encer dalam botol ke
dalam tabung reaksi yang berisi aquadest sebanyak 9 mL, pengenceran langsung dari botol ini merupakan pengenceran ke 10-2.
Dari pengenceran 10-2 kemudian dipipet sebanyak 1 mL dan dimasukan ke dalam tabung reaksi lain yang juga berisi aquadest
steril 9 mL, tabung reaksi ini merupakan pengenceran ke 10-3, hal ini dilakukan terus-menerus sampai 10-8 dan dilakukan secara
aseptis.
Setelah proses pengenceran selesai, maka tahap selanjutnya adalah memipet sebanyak 1 mL dari masing-masing pengenceran,
saat praktikum larutan pengencer yang dimasukan ke dalam cawan petri dimulai dari pengenceran 10-3. Kemudian dimasukan
ke dalam cawan petri steril, selanjutnya tambahkan media PDA sebanyak 15-20 mL, media yang ditambahkan harus dalam
keadaan hangat, karena jika dimasukan dalam keadaan yang sangat panas dikhawatirkan kapang dan khamir yang akan
ditumbuhkan mati, cawan petri kemudian digerakan membentuk putaran atau angka delapan, hal ini dilakukan agar media dan
sample hasil pengenceran dapat bercampur secara homogen.
Selain dilakukan pengamatan dengan sample, pada pengujian ini juga dilakukan pengujian blanko, yaitu pengujian tanpa sample.
Sehingga hanya cawan petri steril yang ditambahkan langsung media tanpa sample. Cawan yang berisi media dan sample itu
kemudian diinkubasikan dalam inkubator dengan suhu kamar, atau sekitar 25-30oC selama 5 hari.
Setelah proses inkubasi selama 5 hari, maka tahap selanjutnya adalah pengamatan dan identifiaksi dari kapang dan khamir. Dari
hasil pengamatan diketahui bahwa pada pengenceran 10-3 terdapat 3 koloni, 10-4 terdapat 1 koloni, 10-5 terdapat 1 koloni, 10-
6 tidak ada koloni yang tumbuh, 10-7 terdapat 6 koloni, dan terakhir 10-8 terdapat 4 koloni. Dan pada blanko hasilnya
terkontaminasi.
Koloni yang tumbuh pada media sebagian besar merupakan kapang, bahkan dapat dikatakan khamir tidak tumbuh sma sekali,
ketidaksesuaian lingkungan merupakan faktor utama yang menyebabkan khamir tidak dapat tumbuh, perbedaan kebutuhan
nutrisi juga Aw dapat mempengaruhi tidak tumbuhnya khamir pada media.
Berdasarkan teori, seharusnya semakin kecil pengenceran maka koloni yang tumbuh pun semakin sedikit. Dari hasil praktikum
dapat diketahui bahwa hasilnya sama sekali tidak sesuai dengan teori, hal ini dapat disebabkan oleh pada saat larutan
pengenceran dipipet ke dalam cawan petri, tabbung reaksi tidak dikocok terlebih dahulu sehingga sample tidak dalam keadaan
homogen.
Faktor-faktor lain yang juga dapat menyebabkan hal ini terjadi adalah, suasana aseptis yang dilakukan tidak maksimal, hal ini
dibuktikan dari terkontaminasinya blanko. Pada media blanko seharusnya bersih, dalam artian tidak tumbuh mikroba apapun
juga, akan tetapi pada prakteknya terdapat beberapa koloni kapang yang mengkontaminasi media blanko.

I. KESIMPULAN
Media PDA (Potato Dextro Agar) merupakan media yang sering dipergunakan untuk pengujian mikrobiologis kapang dan khamir.
Karbohidrat merupakan substrat yang baik bagi pertumbuhan kapang akan tetapi sedikit dipergunakan oleh khamir.
Berdasarkan teori, seharusnya semakin kecil pengenceran maka koloni yang tumbuh pun semakin sedikit. Dari hasil praktikum
dapat diketahui bahwa hasilnya sama sekali tidak sesuai dengan teori, hal ini dapat disebabkan oleh pada saat larutan
pengenceran dipipet ke dalam cawan petri, tabbung reaksi tidak dikocok terlebih dahulu sehingga sample tidak dalam keadaan
homogen.
Faktor-faktor lain yang juga dapat menyebabkan hal ini terjadi adalah, suasana aseptis yang dilakukan tidak maksimal, hal ini
dibuktikan dari terkontaminasinya blanko

J. DAFTAR PUSTAKA
• Dwidjoseputro. 2005. DASAR-DASAR MIKROBIOLOGI. Jakarta : Penerbit Djambatan.
• Supardi, Imam. 1999. MIKROBIOLOGI DALAM PENGOLAHAN DAN KEAMANAN PANGAN. Bandung : Yayasan Adikarya Ikapi
• Jennie, Betty Sri Laksmi. 1978. MIKROBIOLOGI HASIL PERTANIAN. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
• Muctadi, Deddy. 1980. PETUNJUK PRAKTIK MIKROBIOLOGI. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Anda mungkin juga menyukai