1. Jelaskan tentang pembelajaran sains terintegrasi!
Jawab: - Pembelajaran sains terintegrasi adalah suatu pendekatan pembelajaran yang menghubungkan konsep-konsep dalam ilmu pengetahuan untuk memberikan pengalaman belajar lebih bermakna kepada anak didik. Pembelajaran ini dikatakan lebih bermakna karena anak didik akan memahami konsep-konsep melalui pembentukan konsep itu sendiri dan pengalaman langsung dan menghubungkannya dengan konsep-konsep lain yang sudah mereka pahami. 2. Jelaskan karakteristik ciri-ciri pembelajaran terpadu! Jawab: Sebagaimana dikemukakan oleh Tim Pengembang PGSD (1997:7) pembelajaran terpadu memiliki ciri-ciri sebagai berikut: a. Bersifat holistik. b. Berpusat pada anak didik. c. Memberikan pengalaman langsung kepada anak didik. d. Pemisahan topik materi atau bidang studi tidak begitu jelas. e. Menyajikan konsep-konsep dari berbagai topik materi atau bidang studi dalam sebuah pembelajaran. f. Hasil pembelajaran dapat mendorong perkembangan anak lebih lanjut dengan minat dan kebutuhannya. 3. Apa saja kelebihan dan kelemahan pembelajaran terpadu! Jawab: Kelebihan dari pembelajaran terpadu: a) Pengalaman-pengalaman dan kegiatan yang dilakukan siswa relevan dengan tingkat perkembangan anak. b) Kegiatan yang dipilih sesuai dengan minat dan kebutuhan anak. c) Seluruh kegiatan belajar lebih bermakna bagi anak sehingga belajar akan dapat bertahan lebih lama. d) Dapat menumbuhkembangkan keterampilan berpikir anak. e) Dapat menumbuhkembangkan keterampilan-keterampilan sosial anak seperti kerja sama, toleransi dan respek terhadap gagasan orang lain dan sebagainya.
Kelemahan dari pembelajaran terpadu:
a) Agak sulit dalam melaksanakan evaluasi materi yang disampaikan. b) Kurang efektif dalam mengembangkan kemampuan dan keterampilan yang dituntut dalam kurikulum. c) Bila konsep pembelajaran terpadu tidak dikuasai benar oleh guru, ada kecenderungan menyajikan materi pengetahuan yang dangkal. 4. Jelaskan kelebihan dan kelemahan proses pembelajaran yang berpusat pada siswa, serta bagaimana mengatasi kelemahan tersebut! Jawab: - Kelebihan proses pembelajaran yang berpusat pada siswa adalah dapat lebih memotivasi siswa dalam pembelajaran, kelas tidak lagi didominasi oleh guru, lebih merangsang siswa untuk berpikir dalam menemukan atau membangun konsep, guru hanya bersifat sebagai fasilitator. - Kelemahan proses pembelajaran yang berpusat pada siswa adalah waktu yang diperlukan menjadi lebih lama dibandingkan metode ceramah, cara mengatasi kelemahan tersebut dengan perencanaan pembelajaran yang lebih matang sehingga guru lebih tertantang selama pembelajaran. 5. Jelaskan arti pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara! Jawab: - Menurut Bapak Pendidikan Nasional Ki Hajar Dewantara, pendidikan adalah peningkatan kemampuan yang diperoleh peserta didik tidak hanya dari guru selama belajar tetapi juga dari apa dan siapa saja (lingkungan) selama peserta didik dalam keadaan bangun (tidak tidur). Pada tahun 1935 Ki Hajar Dewantara telah menyatakan bahwa pendidikan atau pengajaran bertujuan untuk mengembangkan, cipta, rasa dan karsa peserta didik. Tujuan pendidikan seperti ini oleh pakar pendidikan di tahun 1956 yaitu B.S Bloom dan kawan-kawannya dibuat penjabarannya lebih rinci, yang dikenal dengan Taksonomi Tujuan Pendidikan yang terdiri dari 3 ranah, yaitu ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotor. 6. Sebutkan tujuan pendidikan menurut UU. No. 22 Tahun 2006! Jawab: Tujuan pendidikan menurut UU. No. 22 Tahun 2006 1. Kerangka dasar dan struktur kurikulum yang merupakan pedoman dalam penyusunan kurikulum pada tingkat satuan pendidikan. 2. Beban belajar bagi peserta didik pada satuan pendidikan dasar dan menengah. 3. Kurikulum tingkat satuan pendidikan yang akan dikembangkan oleh satuan pendidikan berdasarkan panduan penyusunan kurikulum sebagai bagian tidak terpisahkan dari standar isi. 4. Kalender pendidikan untuk penyelenggaraan pendidikan pada satuan pendidikan jenjang pendidikan dasar dan menengah. 7. Sebutkan dan jelaskan tentang alat evaluasi proses pembelajaran IPA! Jawab: Alat evaluasi proses pembelajaran IPA: 1. Alat evaluasi untuk mengukur kognitif. Penguasaan ilmu pengetahuan yang disampaikan melalui pembelajaran dapat ditentukan dengan menggunakan pertanyaan (tes) sesuai dengan tujuan pembelajaran. Tes tersebut berbentuk objektif atau bentuk uraian (tes). Untuk memilih yang mana diantara kedua bentuk ini paling cocok untuk digunakan sangat tergantung pada berbagai hal diantaranya waktu yang tersedia, proses berpikir yang diukur sifat materi yang akan ditanyakan dan banyaknya peserta didik dalam satu kelas. Dalam praktiknya waktu khusus untuk keperluan evaluasi proses tidak disediakan oleh sekolah jadi pelaksanaannya tidak sama dengan evaluasi hasil belajar pada pertengahan caturwulan atau pada akhir caturwulan. Penilaian proses diatur sendiri oleh guru pada proses pembelajaran berlangsung. 2. Alat evaluasi untuk menentukan kualitas hati nurani. Pengembangan afektif dimulai dari jenjang terendah yaitu dapat menerima suatu sikap hidup misalnya : disiplin diperlukan dalam hidup dan kehidupan, contoh operasional adalah disiplin diperlukan dalam lalu lintas. Selama proses pembelajaran, latihan tentang ranah afektif ini terus menerus dilaksanakan. Agar latihan ini pada suatu saat memberi hasil yang baik maka guru perlu mengembangkan alat evaluasi untuk mengamati sikap hidup peserta didik. Contoh : Upaya melatih peserta didik memiliki disiplin adalah dengan mengamati atau mengobservasi apakah mereka tepat waktu dalam hal-hal: datang di sekolah/kelas, membayar SPP, mengikuti upacara sekolah, mengerjakan pekerjaan rumah, mengerjakan tugas praktikum, mengerjakan kebun sekolah, mengerjakan sholat pada pada waktunya, menepati janji dan lain sebagainya. Alat yang dugunakan untuk menentukan adanya perubahan selama pelatihan adalah melalui observasi, semua hasil observasi disusun secara sistematis sesuai dengan indikator yang sudah ditentukan. 3. Alat evaluasi yang akan mengukur keterampilan. Seperti pada proses pembelajaran kognitif dan afektif, juga proses pembelajaran keterampilan pada dasarnya sama yaitu melatihkan peserta didik terampil menggunakan pancainderanya dalam pembelajaran IPA di SD melalui demonstrasi, percobaan, kunjungan lapangan dan sebagainya. Pelajaran IPA melatih peserta didik menggunakan tangan, indera penglihatan, indera pendengaran, indera pengecap, indera pencium serta indera peraba, tetapi tidak terlalu banyak melatih kaki. Tingkat keterampilan yang telah dicapai dari satu tahap pelatihan ke tahap berikutnya dapat diketahui melalui pengamatan (obeservasi). Hasil observasi secara terus menerus dicatat dan direncanakan sesuai dengan kompleksitas keterampilan tersebut. Untuk mencatat hasil observasi diperlukan pedoman observasi. 8. Pendidikan di SD termasuk kegiatan IPA berupaya untuk membuat anak didik memiliki tanggung jawab, apa yang dapat dijadikan indikator tanggung jawab dalam hal ini! Jawab: Tanggung jawab dalam belajar adalah kewajiban untuk menyelesaikan tugas yang telah diterima secara baik dan tuntas melalui usaha yang maksimal serta berani menanggung segala akibatnya. Individu yang bertanggung jawab adalah individu yang dapat memenuhi tugas dan kebutuhan dirinya sendiri, serta dapat memenuhi tugas tanggung jawab terhadap lingkungan sekitarnya dengan baik. Peserta didik harus dilatih secara terus-menerus agar menjadi pribadi yang bertanggung jawab. Tanggung jawab juga diartikan sebagai tugas yang mampu menyelaraskan dalam mencapai kompetensi siswa yang dimilikinya. Siswa yang tidak bertanggung jawab dalam belajar akan mendapatkan hasil yang kurang maksimal, sehingga siswa tidak dapat mengetahui seberapa besar hasil kemampuan dirinya. Untuk mencapai cita-cita yang diinginkan sebagai seorang peserta didik harus memiliki tanggung jawab yang penuh dalam segi belajarnya. Siswa yang memiliki rasa tanggung jawab belajar yang tinggi akan mencapai tujuan yang diinginkan. Tanggung jawab belajar meliputi sikap atau perilaku anak untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap dirinya sendiri maupun orang lain dan lingkungan sekitarnya. Indikator tanggung jawab adalah sebagai berikut: 1) Mengerjakan dan menyelesaikan tugas dan pekerjaan rumah IPA dengan baik. 2) Bertanggung jawab terhadap setiap perbuatan yang dilakukan. 3) Menyelesaikan tugas IPA sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. 4) Mengerjakan tugas kelompok atau tugas praktek IPA secara bersama-sama.