Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah satu aspek penting dalam pembentukan karakter dan
kualitas sumber daya manusia suatu bangsa. Untuk memastikan bahwa pendidikan dapat
memberikan kontribusi maksimal dalam menghadapi tantangan zaman, penyempurnaan
kurikulum menjadi suatu kebutuhan mendesak. Di Indonesia, langkah signifikan dalam
penyempurnaan sistem pendidikan terjadi dengan diperkenalkannya Kurikulum 2013
(K13).
Kurikulum 2013 adalah suatu inovasi dalam dunia pendidikan Indonesia yang
bertujuan untuk menyesuaikan pendidikan dengan perkembangan zaman, tuntutan global,
serta kebutuhan masyarakat dan industri.
Pengenalan Kurikulum 2013 tidak hanya menjadi perubahan dalam hal pendekatan
pembelajaran dan penilaian, tetapi juga melibatkan dimensi politik dan kebijakan yang
mempengaruhi konten dan metodologi pembelajaran pendidikan Islam. Pemahaman
terhadap politik dan kebijakan pendidikan Islam dalam Kurikulum 2013 menjadi krusial
untuk melihat dampaknya terhadap identitas Islam, pemahaman keagamaan, dan
pengembangan karakter peserta didik.
Mengenai hal tersebut, terjadi inovasi baru terkait perubahan kurikulum di
Indonesia dapat diamati dengan melihat bahwa kurikulum di Indonesia mengalami
penyempurnaan setiap lima tahun dan mengalami perubahan sepenuhnya setiap sepuluh
tahun. Fenomena ini disebabkan oleh respons terhadap perkembangan zaman, yang
ditandai oleh kemajuan teknologi yang semakin pesat. Oleh karena itu, perlu adanya
adaptasi kurikulum terhadap perubahan ini. Apabila kurikulum yang ada dianggap tidak
lagi sesuai, maka dilakukan peninjauan dan penerapan kebijakan kurikulum yang baru.
Oleh karena itu, dalam makalah ini akan dibahas mengenai kebijakan kurikulum 2013.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dalam makalah ini yaitu:
1. Apa yang dimaksud kurikulum 2013?
2. Bagaimana implementasi kurikulum 2013?
C. Tujuan
Makalah ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui kurikulum 2013!
2. Menganalisis implementasi kurikulum 2013!
BAB II
PEMBAHASAN

A. Kurikulum 2013
1. Pengertian
Kurikulum 2013 merupakan suatu kebijakan pendidikan yang baru
diperkenalkan oleh pemerintah, dirancang untuk mengatasi tantangan dan masalah
yang akan dihadapi oleh Indonesia di masa depan. Perubahan mendasar dalam
Kurikulum 2013 terletak pada pendekatan satuan pendidikan, di mana kurikulum ini
diimplementasikan mulai dari tingkat sekolah dasar, sekolah menengah pertama,
hingga sekolah menengah atas atau sekolah menengah kejuruan. Selain itu, perubahan
konseptual dalam Kurikulum 2013 juga menjadi sorotan.
K-13 juga merupakan kurikulum nasional yang telah dikembangkan bertahun-
tahun dan telah memenuhi dua dimensi kurikulum yaitu rencana dan pengaturan
mengenai tujuan, isi, dan bahan Pelajaran serta cara yang digunakan untuk kegiatan
pembelajaran.

2. Fungsi dan Peran Kurikulum


Fungsi dan peran kurikulum bersifat sangat penting dan strategis dalam konteks
pendidikan. Meskipun tidak menjadi satu-satunya penentu keberhasilan proses
pendidikan, kurikulum memegang peran kunci sebagai panduan dan arah untuk
mencapai kesuksesan pendidikan. Sebagai panduan, kurikulum memberikan petunjuk
kepada para pelaksana pendidikan dalam mengembangkan kreativitas dan kemampuan
mereka dalam merinci berbagai materi dan perangkat pembelajaran. Oleh karena itu,
pendidik dan tenaga kependidikan yang efektif adalah mereka yang mampu memahami
dan mengimplementasikan kurikulum dengan baik dalam proses pembelajaran.
Kehadiran Kurikulum 2013 diharapkan dapat mengatasi kelemahan yang ada
pada kurikulum sebelumnya. Kurikulum ini dirancang untuk mengembangkan dan
memperkuat sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara seimbang. Fokus
pembelajaran difokuskan pada penguasaan pengetahuan dan keterampilan yang dapat
mengembangkan sikap spiritual dan sosial sesuai dengan karakteristik Pendidikan
Agama Islam dan Budi Pekerti. Tujuannya adalah menumbuhkan budaya keagamaan
di sekolah.
Penyusunan Kurikulum 2013 sesuai dengan tujuan pendidikan nasional, yang
bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi individu yang
beriman, bertakwa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Oleh karena itu, Pendidikan
Agama Islam dan Budi Pekerti menjadi aspek penting dalam mencapai tujuan tersebut.
Perubahan pada Kurikulum 2013 merupakan langkah pengembangan dan
penyempurnaan dari kurikulum sebelumnya, yaitu Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) tahun 2006. Beberapa masalah pada KTSP meliputi konten yang
terlalu padat, belum sepenuhnya berbasis kompetensi, kurangnya holistik domain sikap,
keterampilan, dan pengetahuan, serta ketidakpekaan terhadap perubahan sosial.
Pengembangan Kurikulum 2013 menitikberatkan pada penyempurnaan pola pikir,
penguatan tata kelola kurikulum, pendalaman materi, penguatan proses pembelajaran,
dan penyesuaian beban belajar untuk memastikan kesesuaian antara harapan dan hasil.
Pengembangan kurikulum perlu dilakukan untuk mengatasi tantangan internal
dan eksternal. Tantangan internal melibatkan kondisi pendidikan dan delapan Standar
Nasional Pendidikan, sementara tantangan eksternal terkait dengan perkembangan
masa depan, kompetensi, persepsi masyarakat, dan perubahan global. Dalam
menghadapi tantangan ini, penyempurnaan pola pikir, penguatan tata kelola,
pendalaman materi, penguatan proses pembelajaran, dan penyesuaian beban belajar
menjadi langkah strategis dalam menghadapi tantangan globalisasi dan memenuhi
tuntutan masyarakat Indonesia masa depan.
Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003
menyatakan urgensi melaksanakan pembaharuan pendidikan secara terencana, terarah,
dan berkesinambungan. Salah satu strategi pembangunan pendidikan nasional adalah
pengembangan dan pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi. Pasal 35 dalam
undang-undang tersebut menetapkan bahwa Standar nasional pendidikan digunakan
sebagai acuan pengembangan kurikulum, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana,
pengelolaan, dan pembiayaan. Penjelasan lanjutan pada Pasal 35 mengindikasikan
bahwa kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup
sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan standar nasional yang telah
disepakati.
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional juga menegaskan bahwa
pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk menciptakan suasana belajar dan
proses pembelajaran, di mana peserta didik secara aktif mengembangkan potensinya
untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan untuk dirinya,
masyarakat, bangsa, dan negara.
Dalam upaya mencapai suasana belajar dan proses pembelajaran yang
diinginkan, diperlukan suatu kurikulum sebagai pedoman bagi para pendidik.
Kurikulum, sesuai dengan Pasal 1 Ayat (19) Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003,
adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran,
serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran
untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Perubahan pada Kurikulum 2013 merupakan bentuk pengembangan dan
penyempurnaan dari kurikulum sebelumnya. Fokus Kurikulum 2013 terletak pada
penyempurnaan pola pikir, penguatan tata kelola kurikulum, pendalaman dan perluasan
materi, penguatan proses pembelajaran, dan penyesuaian beban belajar untuk
memastikan kesesuaian antara harapan dan hasil. Sebagai langkah strategis,
implementasi Kurikulum 2013 dianggap sebagai persiapan yang efektif untuk
menghadapi tantangan globalisasi dan memenuhi tuntutan masyarakat Indonesia masa
depan.
Dalam konteks ini, Kurikulum 2013 berperan sebagai kurikulum penyesuaian
yang mampu membimbing peserta didik untuk menyesuaikan diri dengan perubahan
lingkungan, baik fisik maupun sosial. Kurikulum 2013 mengintegrasikan tiga ranah
kompetensi, yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan, yang tercakup dalam
Kompetensi Inti 1 (sikap spiritual), Kompetensi Inti 2 (sikap sosial), Kompetensi Inti 3
(pengetahuan), dan Kompetensi Inti 4 (keterampilan).
3. Aspek Perubahan Kurikulum 2013
Perubahan dari Kurikulum 2006 ke Kurikulum 2013 melibatkan empat aspek
utama kurikulum:

a) Standar Kompetensi Lulusan (SKL), terjadi peningkatan dan keseimbangan antara


soft skills dan hard skills dengan mengasah tiga aspek utama, yaitu sikap,
pengetahuan, dan keterampilan.
b) Standar Isi (SI), terjadi perubahan pendekatan dimana KTSP 2006 menurunkan
kompetensi dari mata pelajaran, sedangkan pada Kurikulum 2013, mata pelajaran
diturunkan dari kompetensi. Meskipun pendekatannya sama melalui mata
pelajaran.
c) Standar Proses, yang sebelumnya terfokus pada eksplorasi, elaborasi, dan
konfirmasi, Kurikulum 2013 melengkapinya dengan pendekatan scientifik, yaitu
mengamati, menanya, mengeksplorasi, mengasosiasi, dan mengkomunikasikan.
d) Standar Penilaian, terjadi pergeseran menuju penilaian berbasis kompetensi, yang
tidak hanya mengukur hasil belajar berdasarkan tes, tetapi juga melibatkan
penilaian otentik untuk mengukur semua kompetensi sikap, keterampilan, dan
pengetahuan berdasarkan proses dan hasil.

B. Implementasi Kurikulum 2013


Perubahan pada Kurikulum 2013 menghasilkan dampak signifikan pada sistem
pembelajaran. Dampak-dampak tersebut mencakup empat aspek utama, yakni model
pembelajaran tematik, pendekatan saintifik, strategi pembelajaran aktif, dan penilaian
otentik.

1. Model pembelajaran tematik


Model pembelajaran tematik terpadu yang mengintegrasikan berbagai
kompetensi dari mata pelajaran yang berbeda ke dalam tema-tema tertentu.
Pengintegrasian ini mencakup aspek sikap, keterampilan, dan pengetahuan dalam
proses pembelajaran, serta pengintegrasian konsep dasar yang saling berkaitan.
Pembelajaran tematik terpadu pada tingkat I, II, dan III melibatkan tema-tema terkait
alam dan kehidupan manusia, mengintegrasikan kompetensi dari PPKn, Bahasa
Indonesia, Matematika, Seni-Budaya, Prakarya, dan Pendidikan. Jasmani, Olahraga,
dan Kesehatan. Pada tingkat IV, V, dan VI, mata pelajaran mulai terpisah, sejalan
dengan pertimbangan psikologis bahwa peserta didik belum mampu berpikir abstrak
secara optimal.
2. Pendekatan saintifik
Pendekatan saintifik dalam pembelajaran bertujuan untuk mengaktifkan dan
mengembangkan kreativitas peserta didik. Pendekatan ini melibatkan langkah-langkah
seperti mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi, dan
mengkomunikasikan.
3. Strategi pembelajaran aktif
Strategi pembelajaran aktif dalam Kurikulum 2013 bertujuan untuk
memfasilitasi pencapaian kompetensi peserta didik agar mampu menjadi pembelajar
mandiri sepanjang hayat. Strategi ini mencakup prinsip-prinsip berpusat pada peserta
didik, pengembangan kreativitas, menciptakan kondisi belajar yang menyenangkan dan
menantang, serta menyediakan pengalaman belajar beragam melalui berbagai strategi
dan metode pembelajaran.
4. Penilaian otentik
Penilaian otentik dalam Kurikulum 2013 mengacu pada penilaian yang
komprehensif, mencakup masukan, proses, dan keluaran pembelajaran. Penilaian ini
harus mencerminkan masalah dunia nyata, menggunakan berbagai cara dan kriteria
holistik untuk mengukur pengetahuan, keterampilan, dan sikap peserta didik. Meskipun
memerlukan waktu lebih lama dalam pengumpulan informasi, penilaian otentik
memberikan gambaran kompetensi peserta didik yang lebih akurat dan terfokus pada
tugas-tugas kompleks atau kontekstual.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kurikulum 2013 diperkenalkan dengan tujuan untuk mengatasi dan meningkatkan
kelemahan yang terdapat pada kurikulum sebelumnya. Dengan fokus pada pengembangan
dan penguatan aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara seimbang, kurikulum ini
menitikberatkan pada penguasaan pengetahuan dan keterampilan yang dapat membentuk
sikap spiritual dan sosial, sejalan dengan karakteristik Pendidikan Agama Islam dan Budi
Pekerti. Misi utama pendidikan nasional adalah mengoptimalkan potensi peserta didik
sehingga mereka dapat menjadi individu yang beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta menjadi warga
negara demokratis dan bertanggung jawab.
Perubahan kebijakan pada tahun 2013 mencakup empat aspek utama, yakni Standar
Kompetensi Lulusan (SKL), Standar Isi (SI), Standar Proses, dan Standar Penilaian.
Dampak dari perubahan tersebut melibatkan empat elemen, termasuk model pembelajaran
berbasis tematik, pendekatan saintifik, strategi pembelajaran aktif, dan penilaian otentik.
Perubahan ini bertujuan untuk mempersiapkan generasi penerus Indonesia agar memiliki
kreativitas, inovasi, produktivitas, dan afektivitas, serta mampu mengemban peran dalam
mendorong kemajuan dan peradaban bangsa Indonesia di masa depan.

Anda mungkin juga menyukai