Anda di halaman 1dari 174

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


1.1.1. Rasional Pengembangan Kurikulum

Kurikulum sebagai inti penyelenggaraan layanan pendidikan di sekolah


menjadi aspek terpenting yang diolah sedemikian rupa dalam rangka mencapai
tujuan pendidikan. Satuan pendidikan sebagai garda terdepan penjamin kualitas
pendidikan nasional sangat bergantung pada reliabilitas kurikulum satuan
pendidikan untuk diterjemahkan menjadi sejumlah program yang terstruktur
dalam wujud aneka program kurikuler dan kokurikuler.
Sebagaimana lazimya upaya mencapai ideal, penyelenggaraan kurikulum dan
pengembangan kurikulum di level satuan pendidikan senantiasa menghadapi
tantangan nyata. Adapaun tantangan tersebut menjadi pondasi dasar penentuan
kebijakan yang diharapakan mempu menjawab tuntutan zaman.
Pemahaman terhadap Kurikuum 2013 hendaknya mengacu pada prinsip
dasar: (1) kurikulum sebagai proses, (2) kurikulum sebagai produk,(3) kurikulum
sebagai materi, dan (4) kurikulum sebagai praksis kontekstual.
Secara umum penyelenggaraan kurikulum dan pengembangannya
didasarkan pada sejumlah tahapan logis, yakni berpijak pada analisis: (1)
tantangan internal, dan (2) tantangan eksternal. Setelah disimpulkan adanya fakta
dan analisis tersebut, maka diperlukan (3) penyempurnaan pola pikir dan
dilanjutkan dengan proses yang secara eksplisit dan terstruktur mengandung (4)
penguatan tata kelola kurikulum dan (5) penguatan materi.

a. Tantangan internal
Dalam merancang kurikulum tingkat satuan pendidikan diperlukan sejumlah
analisis yang mendasari pengambilan keputusan yang akan menjadi dasar
penyusunan program. Adapun tantang internal yanag dihadapi satuan pendidikan
berdasar pada hasil analisis kurikulum terutama pada aspek ketercapaian 8 SNP.
Adapun hasil analisis delapan standar SNP dapat dilihat dalam tabel di bawah ini.

1
b. Tantangan eksternal
Antara lain terkait dengan arus globalisasi dan berbagai isu yang terkait dengan
masalah lingkungan hidup, kemajuan teknologi dan informasi, kebangkitan
industri kreatif dan budaya, dan perkembangan pendidikan di tingkat
internasional. Arus globalisasi akan menggeser pola hidup masyarakat dari agraris
dan perniagaan internasional. Arus globalisasi akan menggeser pola hidup
masyarakat dari agraris dan perniagaan internasional menjadi masyarakat industri
dan perdagangan modern. Pengembangan kurikulum 2013 dilakukan sebagai
jawaban atas tantangan masa depan seperti globalisasi, perkembangan alat uji
global atas kualitas pendidikan meminta respon yang cepat terhadap perubahan
dan struktur kurikulum di sekolah. Adapun perangkat pengukuran tersebut
misalnya pada program PISA menjadi salah satu hasil yang dianggap signifikan
dalam menentukan kualitas luaran pendidikan nasional. Mengingat hal tersebut
pemerintah perlu mengupayakan perubahan yang sistematis dan massif terhadap
kajian inti pelaksanaan pendidikan di Indonesia, yakni melalui perubahan
implemenatasi Kurikulum yang kini dikenal dengan Kurikulum 2013 Revisi.

Alasan kedua adalah persepsi masyarakat Indoensia yang masih


mentikberatkan pada pendewaan hasil itntelegensi lewat ranah kognitif. Adapun
hal itu terjadi karena pendidikan sebelumnya, lewat kurikulumnya, disadari atau
tidak, lebih mengukur angka kuantitatif namun tidak memiliki alat ukur yang
relevan dan representatif untuk menekankan aspek karakter peserta didik.

Ketiga pertimbangan adanya perkembangan ilmu pengetahuan global, seperti


neurologi, psikologi, pendekatan pembelajaran (Discovery Learning dan
Collaborative Learning). Perkembangan ini perlu ditanggapi dengan perubahan
arah tujuan pendidikan di Indonesia melalui implementasi Kurikulum 2013.

Keempat, kompetensi yang dimiliki oleh manusia di masa depan sangat


bergantung pada perkembangan sains dan komunikasi. Pengatahuan dan
kemampuan berpikir kritis telah menajdi tujuan pokok pengemabangan
pembelajaran di Indonesia. Revolusi Industri 4.0 mengajak para pihak merespon
dengan peningkatan sumber daya dan kemampuan adaptatif yang sejalan dengan
kebutuhan tersebut. Robotisasi industri manufaktur, layanan public, bahkan

2
digitalisasi layanan kesehatan dan merambah pendidikan adalah contoh nyata
standar ukuran yang paling mudah teramati sebagai harapan atas kualitas
pendidikan masa depan.

Terakhir, maraknya fenomena kenakalan remaja yang dipicu oleh sebab


sosiokulutural, maupun penetrasi media sosial dan komunikasi digital perlu
mendapat penguatan baru lewat struktur kurikulum Indonesia. Korupsi dan
kecurangan dalam ujian nasional misalnya, adalah dua hal yang ternayta
berhubungans atu sama lain. Oleh karena itulah terjadi sebuah kesepakatan
pemikiran bahwa kurikulum di Indonesia melalui Kurikulum 2013 diharapkan
mampu menajdi promotor pengembangan karakter yang mencerminkan kualitas
manusia Indonesia secara utuh, yang mendarat sekaligus melesat. Mendarat pada
tataran kearifan nilai dan tatanan sosial khas Indonesia, melesat pada upayanya
menyejajarkan diri dan berprestasi di kancah dunia.

c. Penyempurnaan Pola Pikir


Kurikulum 2013 dirancang dengan mengacu pada prinsip perbaikan atas
pelaksanaan kurikulum sebelumnya. Kurikulum 2013 meminta adanya porsi dan
hasil yang seimbang antara hardskill dan softskill, dimulai dari Standar
Kompetensi Lulusan, Standar Isi, Standar Proses, dan Standar Penilaian ecara
khusus, perbedaan tersebut ada pada paparan berikut. Berikut ini ciri-ciri
Kurikulum 2004 (KBK) dan KTSP:
1. Pertama, adalah standar kompetensi lulusan diturunkan dari standar isi.
2. Kedua, standar isi dirumuskan berdasarkan tujuan mata pelajaran (SKL
mapel).
3. Ketiga adanya pemisahan antara mata pelajaran pembentuk pengetahuan,
sikap dan keterampilan.
4. Keempat, kompetensi diturunkan dari mata pelajaran.
5. Kelima, mata pelajaran lepas satu sama lain.
Sedangkan pada Kurikulum 2013, penyempurnaannya sebagai berikut:
1. Pertama, Kurikulum 2013 menurunkan SKL dari kebutuhan riil di lapangan.
2. Kedua, Standar Isi diturunkan dari SKL melalui adanya kompetensi inti yang
bebas (tidak terikat) mata pelajaran.

3
3. Ketiga, semua mata pelajaran diwajibkan memiliki kontribusi yang sama
terhadap pembentukan sikap, pengetahuan dan keterampilan peserta didik.
4. Keempat, mata pelajaran diturunkan dari kompetensi yang akan dicapai.
5. Kelima, semua mata pelajaran diikat oleh Kompetensi inti pada tiap kelas.
Perubahan tersebut secara khusus berpengaruh pada struktur dan muatan
kurikulum di tiap satuan pendidikan. Lebih penting lagi untuk dipahami bahwa
Kurikulum 2013 menuntut adanya tanggung jawab pencapaian kompetensi siswa
pada semua aspek, baik sikap, pengetahuan maupun keterampilan. Hal ini sejalan
dengan prinsip mastery learning dan pembelajaran menyeluruh.
Pemahaman terhadap hal tersebut memacu SMAN Model Terpadu Bojonegoro
untuk memiliki integritas yang tinggi pada amanat penyelenggaraan Kurikulum
2013 pada satuan pendidikan.

d. Penguatan Tata Kelola Kurikulum


Penguatan tata pengelolaan kurikulum diharapkan menjadi salah satu
aspek penting untuk menjamin penyelenggaraan pembelajaran yang sesuai dengan
koridor Standar Nasional Pendidikan dengan mengacu pada visi, misi dan tujuan
pendidikan. Dalam penyelenggaraan Kurikulum yang dilaksanakan di SMA
Negeri Model Terpadu Bojonegoro dikelola dengan mengacu pada prinsip: (1)
Penguatan tata kerja guru lebih bersifat kolaboratif; (2) Penguatan manajeman
sekolah melalui penguatan kemampuan manajemen kepala sekolah sebagai
pimpinan kependidikan (educational leader) dan manjemen berbasis sekolah;
dan (3) Penguatan sarana dan prasarana untuk kepentingan layanan pendidikan
dan penunjang proses pembelajaran.

e. Penguatan Materi Kurikulum

Dalam upaya penguatan kurikulum pendidikan di sekolah, maka


diperlukan suatu sistem baru yang menambah pemahaman materi ajar, mengingat
alokasi waktu yang diberikan terbatas sedangkan materi ajar yang luas
cakupannya. Adapun penguatan materi pembelajaran dilakukan dengan
mengambil kebijakan: (1) Menambah jam intensifikasi program bimbel khusus
kelas XII, (2) Mengoptimalisasian aktualisasi pramuka, (3) Menambah dasar

4
keterampilan literasi dengan pencanangan Sekolah Literasi dan produk yang
dihasilkan,

Penguatan kedua adalah penguatan pembelajaran. Hal ini mengacu pada


penguatan proses dan supervisi pembelajaran. Sehubungan dengan hal tersebut,
penguatan pembelajaran akan dilakukan melalui mekanisme (1) pra, (2)
pelaksanaan, dan (3) pasca (pengawasan). Pada tahap pra akan difokuskan pada
IHT dan workshop di awal ajaran dan selama ajaran berlangsung. Pada tahap
pelaksanaan, tim pengembang sekolah memastikan monitoring secara berkala
dengan intensifikasi guru piket dan pemeriksaan berkas terkait. Tahap
pengawasan meliputi adanya program supervisi kepala sekolah dan pengawas
terutama pada guru-guru yang telah dinyatakan bersertifikasi.

Selain penguatan pembelajaran, juga diperlukan penguatan unsur


kelembagaan. Kelembagaan berarti suatu bentuk organisasi yang tersusun relatif
tetap dengan pola-pola tingkah laku, peran-peranan dan relasi yang terarah
dalam mengikat individu yang mempunyai otoritas formal dan sanksi hukum,
guna tercapainya kebutuhan-kebutuhan sosial dasar. Dalam hal ini lembaga
mengacu pada manajemen sekolah dengan mengedepankan layanan prima sebagai
ruh penyelenggaraan pendidikan di SMA Negeri Model Terpadu Bojonegoro.

1.1.2. Karakteristik Kurikulum 2013

Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang


Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk
mengemban fungsi tersebut, pemerintah menyelenggarakan suatu sistem
pendidikan nasional sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Nomor 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

5
Peningkatan mutu pendidikan diarahkan untuk meningkatkan kualitas
manusia Indonesia seutuhnya melalui olah hati, olah rasa, dan olah raga agar
memiliki daya saing dalam menghadapi tantangan global. Peningkatan relevansi
pendidikan dimaksudkan untuk menghasilkan lulusan yang sesuai dengan tuntutan
kebutuhan berbasis potensi sumber daya alam Indonesia. Peningkatan efisiensi
manajemen pendidikan dilakukan melalui penerapan manajemen berbasis sekolah
dan pembaharuan pengelolaan pendidikan secara terencana, terarah, dan
berkesinambungan.
Dengan diberlakukannya Kurikulum 2013, SMAN Model Terpadu
Bojonegoro, dan berdasarkan hasil evaluasi terhadap dokumen kurikulum yang
ada (kurikulum 2018-2019), maka SMAN Model Terpadu Bojonegoro perlu
melakukan revisi terhadap dokumen tersebut, begitu juga dalam implementasinya.
Memperhatikan kondisi riil SMAN Model Terpadu Bojonegoro yang berada di
lingkungan peserta didik yang sudah lebih maju dibanding dengan sebagian
daerah lain di Kabupaten Bojonegoro, maka pengembangan kurikulum juga harus
disesuaikan dengan kondisi tersebut. Yakni pemenuhan Standar Nasional
Pendidikan (SNP) seperti yang diamanatkan pada Peraturan Pemerintah No 19
Tahun 2005 dan Peraturan Pemerintah No.32 Tahun 2013 tetap menjadikan
skala prioritas yaitu:
1. Standar Isi
2. Standar Kompetensi Lulusan
3. Standar Proses
4. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan
5. Standar Pengelolaan
6. Standar Penilaian
7. Standar Pembiayaan
8. Standar Sarana dan Prasarana
Secara umum terdapat beberapa perubahan yang dimiliki Kurikulum 2013 Revisi
dibandingkan kurikulum KTSP. Empat poin tersebut terletak dalam paparan
berikut.

6
1. Tanggung Jawab Penilaian Kompetensi Spiritual dan Sosial
Apabila di dalam Kurikulum 2013 setiap guru mata pelajaran wajib melakukan
tes dan menilai kompetensi spiritual dan sosial murid dalam konteks mata
pelajaran, maka dalam Kurtilas revisi tanggung jawab tes dan penilaian hanya
diampu oleh guru Agama (Kompetensi Spiritual) dan Budi Pekerti (Kompetensi
Sosial). Guru mata pelajaran cukup mencantumkan laporan pendekatan belajar
kompetensi tersebut di dalam mata pelajaran terkait.
2. Koherensi Kompetensi Inti
Efek berantai dari poin satu adalah Kompetensi Inti menjadi lebih koheren dengan
Kompetensi Dasar mata pelajaran. Dengan kompetensi inti yang lebih koheren,
kembali guru mata pelajaran terkait dikurangi bebannya sehingga dapat lebih
fokus kepada penguasaan materi dan kompetensi yang memang sesuai dan
berbasis mata pelajaran, sembari tetap menyisipkan karakter-karakter mulia di
dalam praktik pengajaran.
3. Membuka Ruang Kreatif bagi Guru
Rantai efek selanjutnya dari poin satu dan poin dua adalah, guru menjadi lebih
fleksibel, lentur, dan leluasa merancang ragam pendekatan dan materi ajar.
Tumpang tindih antara KD Mata Pelajaran, KI Spiritual dan Sosial, berikut
pendekatan 5 M (mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, dan
mencipta) kerap memaksa guru kembali menghamba kepada buku paket Kurtilas.
Diharapkan dengan revisi poin 1 dan poin 2 membuka keran kreativitas guru
dalam merancang pendekatan ajar.
4. Keluasan Taksonomi Kemampuan Peserta Didik
Pada Kurikulum 2013 edisi awal taksonomi, yang mengadopsi taksonomi Bloom
dibatasi per jenjangdengan pemisahan para ranah afektif, psikomotor, dan
kognitif. Perevisian pada Kurikulum 2013 yang terbaru mengacu pada taksonomi
Bloom edisi revisi oleh Anderson yang membagi ranah kognitif dikaitkan dengan
keterampilan berpikir kritis atau Higher Order Thinking Skills (HOTS).
Poin penting atau penejelasan singkat Perbedaan RPP K13 Edisi Revisi
2017 Dengan RPP K13 Revisi 2016. Kurikulum 2013 sekarang sudah direvisi lagi
untuk tahun 2017. Revisi K13 Tahun 2017 tidak terlalu signifikan, namun
perubahan difokuskan untuk meningkatkan hubungan atau keterkaitan antara

7
kompetensi inti (KI) dan kompetensi dasar (KD). Sedangkan dalam Penyusunan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) K13 revisi 2017, yang dibuat harus
muncul empat macam hal yaitu; PPK, Literasi, 4C, dan HOTS sehingga perlu
pemahaman dan kreativitas guru dalam menyusunnya. Perbaikan atau revisi
Kurikulum 2013 tahun 2017 adalah sebagai berikut :
a) Mengintergrasikan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) didalam
pembelajaran. Karakter yang diperkuat terutama 5 karakter, yaitu: religius,
nasionalis, mandiri, gotong royong, dan integritas. Mengintegrasikan literasi;
keterampilan abad 21 atau diistilahkan dengan 4C (Creative, Critical thinking,
Communicative, dan Collaborative);
b) Mengintegrasikan HOTS (Higher Order Thinking Skill). Gerakan PPK perlu
mengintegrasikan, memperdalam, memperluas, dan sekaligus menyelaraskan
berbagai program dan kegiatan pendidikan karakter yang sudah dilaksanakan
sampai sekarang.
c) Secara khusus perubahan terhadap kurikulum mengacu pula pada perubahan
peristilahan. Dibawah ini merupakan beberapa daftar perubahan istilah
Kurikulum 2013 terbaru edisi revisi 2017:
a. Istilah KKM berubah istilah dengan KBM ( Ketuntasan Belajar
Minimal )
b. Istilah UH berubah istilah dengan PH ( Penilaian Harian )
c. Istilah UTS berubah istilah dgn PTS ( Penilaian Tengah Semester )
d. Istilah UAS berubah istilah dgn PAS ( Penilaian Akhir Semester )
Gasal/Genap
e. Istilah UKK berubah PAT ( Penilaian Akhir Tahun )

1.1.3. Tujuan Kurikulum 2013

8
Kurikulum 2013 adalah pengembangan dari Kurikulum tahun 2006 yang
disusun mengacu pada Tujuan Pendidikan Nasional dan berdasarkan evaluasi
kurikulum sebelumnya dalam menjawab tantangan global yang dihadapi bangsa
di masa depan. Pengembangan Kurikulum 2013 khususnya terletak pada:
1. Keseimbangan Pengetahuan, Sikap, Keterampilan
2. Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran
3. Model Pembelajaran (Penemuan, Berbasis Proyek dan Berbasis Masalah)
4. Penilaian Otentik.
Dalam hal ini publik akan dilibatkan dalam proses perbaikan ini dengan
keyakinan bahwa kolaborasi masyarakat dan pemerintah yang baik akan
menghasilkan kurikulum yang tepat menjawab kebutuhan anak-anak di seluruh
Indonesia untuk siap menyongsong dunia sebagaimana kompetensi global, antara
lain:

(1) Kemampuan berkomunikasi


(2) Kemampuan berpikir jernih dan kritis •
(3) Kemampuan mempertimbangkan segi moral suatu permasalahan
(4) Kemampuan menjadi warga negara yang bertanggungjawab
(5) Kemampuan mencoba untuk mengerti dan toleran terhadap pandangan
yang berbeda
(6) Kemampuan hidup dalam masyarakat yang mengglobal
(7) Memiliki minat luas dalam kehidupan
(8) Memiliki kesiapan untuk bekerja
(9) Memiliki kecerdasan sesuai dengan bakat/minatnya
(10) Memiliki rasa tanggungjawab terhadap lingkungan

1.1.4. Kondisi Ideal dan Kondisi Nyata

Analisis terhadap kondisi ideal dan kondisi nyata didasarkan pada analisis
konteks utamanya pemenuhan 8 SNP sebagaimana instrumen dalam akreditas
sekolah. Adapun khusus dalam kaitannya dengan penyusunan kurikulum KTSP,
analisis konteks yang dibuat dibatasi pada SNP yang terkait secara langsung,
yakni:

9
1. Standar Isi
2. Standar Proses
3. Standar Penilaian
4. Standar Kompetensi Lulusan

Oleh karena itu pada pembahasan di bawah ini, analisis konteks dalam
penyusunan kurikulum SMA Negeri Model Terpadu Bojonegoro tahun
2019/2020 ini dibuat berdasarkan pendekatan terhadap empat Standar Nasional
Pendidikan tersebut.

Adapun paparannya sebagai berikut.

1) STANDAR ISI

Analisis Standar Isi (Kerangka Dasar, Struktur Kurikulum, Beban Belajar dan
Kalender Pendidikan)

SUB RENCANA
KOMPO KONDISI
KOMPONE KONDISI IDEAL TINDAK
NEN RIIL
N LANJUT
Kelompok mata
pelajaran terdiri a. Kelompok a. Memaksi
dari: mapel malkan
1. a. kelompok mata akhlak pencapaian
Kelompok pelajaran agama dan mulia kompetensi siswa
Mata akhlak mulia; belum dalam semua
Pelajaran b. kelompok mata menunjukk kelompok mata
pelajaran an pelajaran
Kerangka kewarganegaraan penguasaan terutama
Dasar dan kepribadian; kompetensi penekanan pada
Kurikulu c. kelompok mata maksimal pendidikan
m pelajaran ilmu b. Kelompok karakter dan
pengetahuan dan mapel kearifan lokal
teknologi; kewarganeg b. Optimali
d. kelompok mata araan sasi dan
pelajaran estetika; belum pemberdayaan
e. kelompok mata secara aspek-aspek
pelajaran jasmani, maksimal pendukung
olahraga dan mampu c. Optimali
kesehatan. memberika sasi dan
n pemberdayaan
pendidikan aspek-aspek
karakter pendukung
kebangsaan. d. Optimali
c. Kelompok sasi dan
mapel pemberdayaan
IPTEK aspek-aspek
telah pendukung
menunjukk e. Optimalisasi
an dan

10
SUB RENCANA
KOMPO KONDISI
KOMPONE KONDISI IDEAL TINDAK
NEN RIIL
N LANJUT
kontribusi pemberdaya
aktif dalam an aspek-
pengemban aspek
gan pendukung
kompetensi
siswa
(olimpiade)
d. Kelompok
mapel
estetika
telah cukup
mengakom
odasi minat
dan bakat
siswa serta
penguasaan
kompetensi
e. Kelompok
mapel
jasmani
olah raga
dan
kesehatan
telah cukup
mengemban
gkan
kompetensi
siswa
1. Prinsip KTSP dikembangkan Kurikulum KTSP
Pengemb oleh sekolah dan komite yang dikembangkan
angan sekolah berpedoman dikembangkan dengan
Kurikulu pada standar isi dan memuat garis melakukan telaah
m standar kompetensi besar mendalam
lulusan serta panduan kurikulum, terhadap dasar
penyusunan KTSP yang yakni peraturan
disusun oleh BSNP Kurikulum perundang-
2013. Pada undangan dan
pelaksanaannya, pedoman SNP
keduanya telah oleh BSNP.
memperhatikan Landasan Hukum
aspek 8 Standar menngacu pada
Nasional Permendikbud
Pendidikan NO 61 Tahun
sesuai panduan 2014 tentang
penyusunan kurikulum
KTSP dan Tingkat Satuan
pengembangan Pendidikan
Kurikulum
2013.

2. Prin a. Pelaksanaan a. Pelaksanaan a. Kurikulum


sip kurikulum kurikulum disusun dan
Pelaksanaan didasarkan pada telah dilaksanakan
Kurikulum potensi, didasarkan dengan lebih

11
SUB RENCANA
KOMPO KONDISI
KOMPONE KONDISI IDEAL TINDAK
NEN RIIL
N LANJUT
perkembangan dan pada kondisi memungkinka
kondisi peserta riil dengan n
didik untuk memperhatika perkembangan
menguasai n potensi, , potensi
kompetensi yang perkembangan peserta didik
berguna bagi dan kondisi b. Kurikulum
dirinya. siswa akan
b. Kurikulum b. Kurikulum memperhatika
dilaksanakan belum n 5 pilar
dengan menegakkan memperhati belajar
kelima pilar belajar kan aspek 5 c. Pemaksimalan
c. Pelaksanaan pilar belajar peran
kurikulum c. Kurikulum kurikulum
memungkinkan belum dalam
peserta didik secara pelayanan
mendapat pelayanan maksimal terhadap
yang maksimal memungkin peserta didik.
sesuai dengan kan peserta d. Suasana
kondisi peserta didik belajar antara
didik mendapatka peserta didik
d. Kurikulum n pelayanan dan pendidik
dilaksanakan dalam yang ditingkatkan
suasana hubungan maksimal e. Kurikulum
peserta didik dan d. Suasana tetap
pendidik dalam hubungan berorientasi
suasana yang peserta pada
kondusif didik dan perkembangan
e. Kurikulum pendidikan era
dilaksanakan kondusif globalisasi,
dengan e. Kurikulum berbasis ICT
menggunakan disusun dan alam
pendekatan dengan dengan sekitar
memperhatikan memperhati f. Kurikulum
perkembangan yang kan yaang
berpusat pada era perkembang diselenggarak
globalisasi dengan an era an memuat
pendekatan yang globalisasi karakteristik
berbasis pada dan 4C, HOTS dan
perkembangan berbasis PPPK dalam
teknologi dan ICT serta impelentasiny
berbasis pada alam pemanfaata a dalam
sekitar n alam pembelajaran
f. Kurikulum sekitar g. Kurikulum
dilaksanakan f. Kurikulum akan
dengan belum mengintegrasi
mendayagunakan mengintegr kan
kondisi yang sesuai asikan keunggulan
dengan kultur kondisi lokal dalam
budaya di budaya muatan lokal
lingkungan sekolah lokal dan
g. Kurikulum g. Kurikulum pengembanga
mencakup seluruh telah n diri
komponen mencakup h. Kurikulum
kompetensi mata kompetensi tetap
pelajaran mapel mencakup

12
SUB RENCANA
KOMPO KONDISI
KOMPONE KONDISI IDEAL TINDAK
NEN RIIL
N LANJUT
kompetensi
mapel

2. Struktur 1. Kurikulum a. Terdiri atas 18 mata a. Terdiri atas -


Kurikul kelas X dan pelajaran yag terdiri 18 mata
um XI dari 6 mapel wajib pelajaran
A, 4 mapel wajib B, yag terdiri -
4 mapel peminatan dari 6
dan 2 mapel lintas mapel -
minat. wajib A, 4
b. Alokasi waktu satu mapel
jam pelajaran adalah wajib B, 4
45 menit mapel
c. Minggu efektif peminatan
dalam satu tahun dan 2
pelajaran (dua mapel
semester) adalah 32 lintas
– 36 minggu minat.
b. Alokasi
waktu 1 JP
adalah 45
menit
c. Minggu
efektif
tahun
pelajaran
2019/2020
adalah 36
minggu

2. a. Program kelas XI a. Program a. Kurikulum


Kurik dan XII adalah kelas XI akan
ulum Program IPA, adalah IPA mengakomoda
Kelas Program IPS, dan IPS si minat dan
XII Program Bahasa, b. Alokasi potensi siswa
dan Program waktu satu guna
Keagamaan terdiri jam optimalisasi
atas 13 mata pelajaran jurusan dan
pelajaran, muatan adalah 45 pembukaan
lokal dan menit program
pengembangan diri c. Minggu Bahasa
b. Alokasi waktu satu efektif b. –
jam pelajaran adalah tahun c. –
45 menit pelajaran
c. Minggu efektif 2019/2020
dalam satu tahun adalah 34
pelajaran (dua minggu
semester) adalah 38-
43 minggu
a. Beban
Belajar 1. Jumlah Jumlah jam Jumlah jam Dilaksanakan
Jam pembelajaran tatap muka perminggu sebagaimana
pelajaran per minggu adalah kelas X adalah hasil rapat tim
Setiap minimal 42 jam 44 JP, sementara pengembang

13
SUB RENCANA
KOMPO KONDISI
KOMPONE KONDISI IDEAL TINDAK
NEN RIIL
N LANJUT
minggu pembelajaran untuk kelas XI dan XII Kurikulum
Kurikulum KTSP dan adalah 46 JP.
minimal 45 JP

2. Waktu Waktu untuk Waktu Menyesuaikan


untuk penugasan terstruktur penugasan
penugasan dan kegiatan mandiri dan kegiatan
terstruktur tidak terstruktur bagi mandiri tidak
dan peserta didik pada terstruktur
kegiatan maksimum 60% dari rata-rata 40%
mandiri jumlah waktu kegiatan dari tatap
tidak tatap muka dari mata muka semua
terstruktur pelajaran yang mata
bagi bersangkutan. pelajaran
peserta
didik

b. Kalen
der 1.Alokasi Kegiatan : Minggu Telah terdapat Tetap
Pendidika Waktu efektif belajar, Jeda Kegiatan :
n tengah semester, Jeda Minggu efektif
antar semester, Libur belajar, Jeda
akhir tahun pelajaran, tengah
Hari libur keagamaan, semester, Jeda
Hari libur antar semester,
umum/nasional, Hari Libur akhir
libur khusus, Kegiatan tahun pelajaran,
khusus Hari libur
sekolah/madrasah keagamaan,
Hari libur
umum/nasional,
Hari libur
khusus,
Kegiatan
khusus sekolah
2. Penetapan a. Permulaan tahun a. Telah Tetap
Kalender pelajaran adalah sesuai
Pendidika bulan Juli dan
n berakhir pada bulan Tetap
Juni tahun
berikutnya -
b. Hari libur sekolah b. Telah Menyesuaikan
ditetapkan sesuai
berdasarkan -
keputusan Menteri
Pendidikan
Tetap
Nasional, dan/atau
Menteri Agama,
Kepala Daerah
tingkat kab/kota,
dan/atau organisasi
penyelenggara dapat c. Hari Libur
menetapkan hari khusus
libur khusus ditetapkan

14
SUB RENCANA
KOMPO KONDISI
KOMPONE KONDISI IDEAL TINDAK
NEN RIIL
N LANJUT
c. Pemerintah pemerintah
Pusat/Provinsi/kabu
paten/kota dapat
menetapkan hari d. Sesuai
libur serentak untuk
satuan-satuan
pendidikan
d. Kalender
pendidikan disusun
oleh sekolah e. Kalender
pendidikan telah
berdasarkan alokasi
waktu pada Standar didasarkan
alokasi waktu
Isi dengan
memperhatikan pada Standar Isi
dengan
ketentuan
pemerintah/pemerint memperhatikan
ketentuan
ah daerah
e. Kalender pemerintah/pem
erintah daerah
pendidikan disusun
oleh sekolah dengan
memperhatikan
ketentuan Dinas
Pendidikan dan
kebudayaan

2) STANDAR SKL (STANDAR KOMPETENSI LULUSAN)

RENCANA
KOMPON SUB KONDISI KONDISI
TINDAK
EN KOMPONEN IDEAL RIIL
LANJUT
Standar 1. Kelompok Kelompok mata
Kompetens Mapel pelajaran agama 1. Belum
i Lulusan Agama dan dan akhlak mulia: secara 1. Optimalisasi
Akhlak 1. Berperilaku meneyeluru pencapaian
Mulia sesuai dengan h kompetensi
ajaran agama berperilaku dan
yang dianut sesuai penanaman
sesuai dengan dengan pendidikan
perkembangan ajaran karakter
remaja agama 2. Pembelajaran
2. Menghargai yang dianut ditekankan
keberagaman 2. Belum pada rasa
agama, bangsa, secara toleransi dan
suku, ras, maksimal berbasis
golongan sosial menunjukk multikultural
ekonomi, dan an 3. Pelibatan
budaya dalam keberagam siswa secara
tatanan global an SARA, aktif dalam
3. Berpartisipasi ekonomi, aktivitas
dalam penegakan dan kemasyarakata
aturan-aturan golongan n
sosial social 4. Perancangan

15
4. Memahami hak 3. Belum aktivitas siswa
dan kewajiban berpartisip dalam KBM
diri dan orang asi dalam dan aktivitas
lain dalam penegakan seolah dengan
pergaulan di aturan menerapkan
masyarakat social persamaan hak
5. Menghargai 4. Belum 5. Banyak
adanya perbedaan secara melakukan
pendapat dan maksimal aktivitas
berempati memahami diskusi dan
terhadap orang hak dan musyawarah
lain kewajiban guna melatih
6. Berkomunikasi orang lain siswa
dan berinteraksi dalam menghargai
secara efektif dan pergaulan pendapat
santun melalui masyarakat 6. Memaksimalka
berbagai n program
cara termasuk 5. Belum English Day,
pemanfaatan secara Hari
teknologi maksimal Berbahasa
informasi yang mengharga Indonesia dan
mencerminkan i daerah, dan
harkat dan perbedaan pembelajaran
martabatnya pendapat berbasis ICT
sebagai makhluk dan 7. Mengoptimalk
Tuhan berempati an program 7K
7. Menjaga 6. Mampu 8. Memaksimalka
kebersihan, berkomunik n program
kesehatan, asi dan PLH
ketahanan dan berinteraksi (pendidikan
kebugaran secara lingkungan
jasmani dalam efektif dan hidup)
kehidupan sesuai santun
dengan tuntunan melalui
agama berbagai
cara
8. Memanfaatkan termasuk
lingkungan pemanfaata
sebagai makhluk n teknologi
ciptaan Tuhan informasi
secara yang
bertanggung mencermin
jawab kan harkat
dan
martabatny
a sebagai
makhluk
Tuhan
7. Mampu
menjaga
kebersihan,
kesehatan,
ketahanan
dan
kebugaran
jasmani
dalam
kehidupan

16
sesuai
dengan
tuntunan
agama
8. Belum
secara
maksimal
memanfaat
kan
lingkungan
sebagai
makhluk
ciptaan
Tuhan
secara
bertanggun
g jawab

1. Peserta didik
belum
berpartisipasi
aktif dalam
2. Kelompok Kelompok mata kehidupan
Mapel pelajaran bermasyaraka
Kewarganega t, berbangsa,
raan dan kewarganeg dan 1. Pelibatan
Kepribadian araan dan bernegara siswa dalam
kepribadian; secara organisasi
1. Berpartisipasi demokratis dan kegiatan
dalam kehidupan dalam wadah kemasyaraka
bermasyarakat, Negara tan
berbangsa, dan Kesatuan 2. Pembiasaan
bernegara secara Republik siswa dalam
demokratis dalam Indonesia menaati
wadah Negara 2. Peserta didik hukum dan
Kesatuan belum secara perundang-
Republik aktif undangan
Indonesia berpartisipasi (khususnya
2. Berpartisipasi dalam tertib berlalu
dalam penegakan penegakan lintas)
aturan-aturan aturan social, 3. Optimalisasi
sosial, hukum hukum dan penanaman
dan perundangan perundang- karakter
3. Menghargai undangan menghargai
keberagaman 3. Peserta didik kebegaraman
agama, bangsa, menghargai 4. Optimalisasi
suku, ras, keberagaman program
golongan sosial bangsa Pendidikan
ekonomi, dan 4. Peserta didik Lingkungan
budaya dalam belum secara Hidup dan
tatanan global bertanggung program
4. Memanfaatkan jawab ADIWIYAT
lingkungan memanfaatka A
secara produktif n lingkungan 5. Pelibatan
dan bertanggung 5. Peserta didik siswa dalam
jawab

17
5. Mengembangkan belum secara ajang
diri secara optimal presatasi
optimal dengan memanfaatka Seni, Olah
memanfaatkan n Raga,
kelebihan diri kelebihannya Akademik
serta 6. Peserta didik (OSN) dan
memperbaiki mampu ICT.
kekurangannya secara efektif 6. Memaksimal
6. Berkomunikasi berinteraksi kan program
dan berinteraksi dan English Day,
se berkomunika Bahasa
cara efektif dan si secara Asing, dan
santun melalui santun serta pembelajaran
berbagai cara memanfaatka berbasis ICT
termasuk n IT. 7. Penerapan
pemanfaatan 7. Peserta didik tata tertib
teknologi menunjukkan sekolah
informasi sikap percaya berbasis peer
7. Menunjukkan diri dan assesament
sikap percaya diri bertanggung dan
dan bertanggung jawab humanity
jawab atas 8. Peserta didik approach
perilaku, menunjukkan (pendekatan
perbuatan, dan kemampuan humanis)
pekerjaannya mengembang 8. Peserta didik
8.Menunjukkan kan budaya dibiasakan
kemampuan belajar dan untuk
mengembangkan pemberdayaa mengembang
budaya belajar n diri kan budaya
untuk 9. Peserta didik belajar dan
pemberdayaan belum pengembang
diri menunjukkan an diri
9. Menunjukkan budaya melalui
kegemaran membaca dan aktivitas
membaca dan tulis bakat dan
menulis minat
9. Pemberlakua
n jam baca
1. Peserta dan
didik cukup penugasan
3. Kelompok mampu terstruktur
Mata menerapkan (tertulis) dan
Pelajaran informasi, optimalisasi
IPTEK ; pengetahuan peran pers
1. Membangun dan , dan sekolah
menerapkan teknologi
informasi, secara logis,
pengetahuan, kritis,
dan teknologi kreatif, dan
secara logis, inovatif 1. Mengembangk
kritis, kreatif, 2. Sebagian an kemampuan
dan inovatif peserta didik menerapkan
3. Ilmu 2. Menunjukkan belum informasi, ilmu
pengetahuan kemampuan menunjukka pengetahuan,
dan berpikir logis, n teknologi,
Teknologi kritis, kreatif, kemampuan secara logis
dan inovatif berpikir kritis kreatif

18
secara mandiri logis, kritis, dan inovatif
3. Menunjukkan kreatif, dan 2. Mengiptimalka
kemampuan inovatif n proses
mengembangka secara pembalajaran
n budaya mandiri dan media
belajar untuk 3. Peserta berpikir kritis,
pemberdayaan didik secara misalnya
diri mandiri dalam
4. Menunjukkan telah ekstrakurikuler
sikap mampu KIR, robotika
kompetitif, mengemban 3. Dipertahankan
sportif, dan etos gkan budaya dan
kerja untuk belajar ditindaklanjuti
mendapatkan IPTEK 4. Memberdayak
hasil yang 4. Menunjukka an potensi
terbaik dalam n peserta didik
bidang iptek kemampuan dalam beragam
5. Menunjukkan sikap kompetisi
kemampuan kompetitif, SAINS dan
menganalisis sportif, dan teknologi
dan etos kerja 5. Optimalisasi
memecahkan untuk pembelajaran
masalah mendapatka sains dan
kompleks n hasil teknologi serta
6. Menunjukkan yang terbaik KIR
kemampuan dalam 6. Mengoptimalk
menganalisis bidang an kegiatan K
fenomena alam IPTEK IR dalam
dan sosial (OSN) konteks
sesuai dengan 5. Peserta pemberdayaan
kekhasan didik belum keunggulan
daerah masing- secara lokal dan
masing keseluruhan permasalahan
7. Memanfaatkan menunjukkan khas daerah
lingkungan kemampuan 7. Mengoptimalk
secara produktif menganalisis dan an program
dan memecahkan oprtimalisasi
bertanggung masalah potensi daerah
jawab kompleks dalam
8. Berkomunikasi 6. Peserta kerangka
dan berinteraksi didik belum pembelajaran
secara efektif mampu dan
dan santun menunjukka pendekatan
melalui n ilmiah
berbagai cara kemampuan 8. Mempertahank
termasuk menganalisi an program
pemanfaatan s fenomena pengembangan
teknologi alam dan karakter dan
informasi sosial memaksimalka
9. Menunjukkan sesuai nnya
kegemaran dengan 9. Menembah
membaca dan kekhasan fasilitas dan
menulis daerah sarana
10. Menunjukkan masing- perpustakaan
keterampilan masing 10. Optimalisai
menyimak, 7. Peserta dalam kegiatan
membaca, didik belum pembelajaran
menulis, dan bahasa

19
berbicara dalam memanfaatk Indonesia dan
bahasa an Bahasa Ingris
Indonesia dan lingkungan
Inggris dan secara
bahasa asing produktif
11. Menguasai dan
pengetahuan bertanggung
yang diperlukan jawab
untuk 8. Peserta didik
mengikuti berkomunika
pendidikan si dan
tinggi berinteraksi 1. Optimalisasi
secara efektif dan
dan santun pemberdayaa
melalui n aspek
berbagai pendukung
cara termasuk 2. Optimalisasi
pemanfaatan dan
teknologi pemberdayaa
informasi n aspek
9. Peserta didik pendukung
belum 3. Optimalisasi
menunjukk dan
an pemberdayaa
kegemaran n aspek
membaca pendukung
dan menulis 4. Optimalisasi
10. Peserta didik dan
belum pemberdayaa
menunjukk n aspek
an pendukung
keterampila utamanya
n sarana
menyimak,
membaca,
menulis,
dan
berbicara
dalam
bahasa

4.
Kelompo
k mata
pelajaran
estetika:
4. Kelompok mata 1. Peserta didik
pelajaran memanfaat
estetika: kan
1. Memanfaatkan lingkungan
lingkungan untuk
untuk kegiatan kegiatan 1. Optimalisasi
apresiasi dan apresiasi Sport day dan
kreasi seni dan kreasi kegiatan Jumat
2. Menunjukkan seni Bersoh, Jumat
apresiasi (contohnya, Sehat dan
dalam

20
terhadap karya kegiatan Jumat Berkah
seni PLH dan 2. Perencanaan
3. Menunjukkan karnaval program di
kegemaran barang tahun
4. membaca dan bekas) mendatang
Kelompok menulis karya 2. Peserta didik secara lebih
Mapel seni menunjukk rinci
Estetika 4. Menghasilkan an apresiasi 3. Mengoptimalk
karya kreatif, terhadap an potensi dan
baik individual karya seni partisipasi
maupun 3. Peserta didik dalam
kelompok menunjukk kejuaraan
an
kegemaran
membaca
dan menulis
karya seni
4. Peserta didik
menghasilk
an karya
kreatif, baik
individual
maupun
kelompok

1. Peserta didik
menjaga
kesehatan,
ketahanan,
5. Kelompok mata dan
kebugaran
Pelajaran
Jasmani, jasmani
2. Peserta didik
Olahraga dan
Kesehatan. belum
membangu
1. Menjaga
kesehatan, n dan
menerapka
ketahanan, dan
kebugaran n informasi
dan
jasmani
2. Membangun dan pengetahua
n potensi
menerapkan
informasi dan lokal
untuk
pengetahuan
potensi lokal menunjang
kesehatan,
untuk
menunjang ketahanan,
dan
5. Kelompok kesehatan,
ketahanan, dan kebugaran
Mapel jasmani
Pendidikan kebugaran
jasmani 3. Peserta didik
Jasmani belum
Olah 3 . Menunjukkan
sikap kompetitif secara
Ragas dan maksimal
Kesehatan dan sportif
untuk menunjukk
an sikap
mendapatkan

21
hasil yang kompetitif
terbaik dalam dan sportif
bidang untuk
pendidikan mendapatka
jasmani, olah n hasil yang
raga, dan terbaik
kesehatan dalam
bidang
pendidikan
jasmani,
olah raga,
dan
kesehatan

3) STANDAR PROSES

PROGR
AM
KOMPON KONDISI KONDIS KELEMA KEKUAT TINDA
No EN NYATA I IDEAL HAN AN K
LANJU
T
Pengawasan dan penilaian
1.
1. Program Memiliki Ada Format tidak Selalu Lebih
pengawasa program progra baku. dilaksanakan intensif
n m dan . dilaksan
lengkap akaan.
2. Evaluasi Dilaksanak Dilaksana Tidak melalui - Tim Secara
diri an kan pada mekanisme pengembang obyektif
Sekolah akhir yang ideal secara .
tahun berkala
ajaran. Melibatkan melakukan Pelibata
pihak yang koordinasi n aktif
terbatas seluruh
kompon
en
Dilakuk
an atas
dasar
data rii
3. Evaluasi Dilaksanak Kompreh Belum optimal Adanya tim Penjadw
dan an. ensif dan pengembang alan dan
pengemban fleksibel. monitori
gan KTSP Adanya ng
program pelaksan
pengembang aan .
an
4. Evaluasi Dilaksanak Dilaksana Waktu Ada Pelaksan
pendayagun an. kan evaluasi tidak kemauan aan
aan secara per semester. untuk evaluasi
pendidik komper memperbaiki sesuai
dan tendik hensif . jadwal.
setiap

22
PROGR
AM
KOMPON KONDISI KONDIS KELEMA KEKUAT TINDA
EN NYATA I IDEAL HAN AN K
No LANJU
T
akhir
semeste
r.
5. Akreditasi Mengupa 8 SNP belum Ada Penyiap
Akreditasi A yakan siap semangat an
sekolah peningk untuk meraih semua
atan nilai elemen
skor akreditasi sekolah
akredita yang baik
si

2. Kepemi  dipimp  dipi Waka Wakil Optim


mpi in mpi berjuml kepala al
nan kepala n ah 4 sekola is
seko sekola kep orang h as
lah h, ala yang i
 memili Sekola komp ki
ki 4 h etibel, n
waka  me profes er
 pemili mili sional ja
han ki 4 dann
menur wak etos
ut a kerja
keputu atau baik.
san lebi
rapat h
 kriteri  Me
a nur
terpen ut
uhi kep
 aktif utus
melaks an
anakan bers
tugas ama
 krit
eria
terp
enu
hi
 a
ktif
melaksan
akan
tugas
3 Sistem Ada  Opera  Tendik  Data Melengk
informasi aplikasi tor belum Dapodik api
managemen khusus mump bersertifika terdaftar segala
. pendataan uni si  Operator kelengka
(DAPODI  Tendi  fasilitas kompete pan data
K) k belum n Dapodik
berser

23
PROGR
AM
KOMPON KONDISI KONDIS KELEMA KEKUAT TINDA
EN NYATA I IDEAL HAN AN K
LANJU
T
No e- Raport tifikas lengkap  Ada Optimali
i (12  Komunikas hotspot sasi e
PNS) i warga raport.
 Fasilit belum
as begitu
yang efektif dan
lengka efisien
p  Operasiona
 komu l Dapodik
nikasi kerap
warga berubah
secara  Aplikasi
efektif penilaian e
dan raport
efisien belum
dimaksima
lkan

4) STANDAR PENILAIAN

PROGR
KONDISI
KOMPO KONDISI KELEM KEKUA AM
NYAT
NEN IDEAL AHAN TAN TINDAK
A
LANJUT
1
a. K  Pengambil  Pengenalan  Peserta  Peserta  Sekolah
elompok an nilai nilai-nilai didik didik perlu
mata dengan tes Kristiani kurang memili menyia
pelajaran dan  Menginternal mengert ki pkan
pendidika pengamata isasikan i/memili minat ruang/
n agama n sikap nilai-nilai ki nilai- musik lab
dan hidup dan ajaran nilai dan akhllak
Akhlak sehari-hari Kristus internal menya mulia
mulia  Masih  Melaksanaka yang nyi khusus,
ditemukan n nilai-nilai baik  Memili untuk
nya ajaran  konsep ki pembel
peserta melalui nilai percay ajaran
didik yang hidup sehari- budaya a diri kelomp
mendapatk hari kurang yang ok mata
an nilai  Mengemban terintern kuat pelajara
kurang gkan konsep alisasi.  Bebera n
dan perlu dan nilai-  Situasi pa pendidi
perhatian nilai keluarga peserta kan
khusus, kehidupan tidak didik agama
karena beragama. harmoni yang dan
adanya  Mengkritisi s berkepr akhlak
factor nilai-nilai mempen ibadian mulia
yang yang ada garuhi mampu  Guru
kurang dalam perkem mempe menam

24
PROGR
KONDISI
KOMPO KONDISI KELEM KEKUA AM
NYAT
NEN IDEAL AHAN TAN TINDAK
A
LANJUT
mendukun masyarakat bangan ngaruhi bah
g (internal meurut iman kepriba / wawasa
dan Kristen dian menjad n
eksternal)  Menghargai siswa i model melalui
tercapainy nilai budaya (sehingg bagi pelatiha
a dan a peserta n.dan
pendidika bersikapkriti perilaku didik IHT
n yang s terhadap nya yang (Interna
diharapka perkembanga menyim lain l House
n. n ilmu pang)  Pendal Trainin
 Tidak pengetahuan  Kondisi aman g)
semua dan ekonom Alkitab  Peserta
peserta teknologi i dan didik
didik (Iptek) mayorit katekis melaksa
beragama as asi nakan
sama meneng  Ibadah kegiata
(pluralis), ah ke bersam n
 Peserta bawah a di diakoni
didik  Animo/ Gereja a
belum minat bulan terhada
memaham belajar sekali p
i arti siswa  Guru masyara
agama kurang penda kat
secara baik mpin sekitar
etimologis g
yang
berka
rakter

Kelompo  Pada Pada aspek Para  P Penilaian


k mata aspek mendengar, peserta ara pada aspek
pelajaran penilaian berbicara,membaca didik ada peserta mendengar,
Ilmu mendengar ,dan menulis yang didik berbicara,
Pengetah para peserta seharusnya para masih sudah dan
uan dan didik masih siswa mampu kurang ada membaca,se
Teknolog ada yang menjawab soal atau dalam yang rta menulis
i mengalami praktek, baik mencapai mencap perlu terus
kesulitan, berbicara hasil yang ai ada
1). terlebih jika danmenulis sesuai maksimal secara peningkatan
Bahasa mendengar standar KKM dan dari maksim dalam
Inggris native speaker.mencapai indikator kesemua al kualitas dan
 Pada dan tujuan aspek keempat kwantitas
aspek pembelajaran penilaian aspek dengan
penilaian secara maksimal. karena penilaia pelaksanaan
menulis juga faktor n remedial
masih ada internalda dengan dan
kesulitan ri diri motivas pengayaan
dalam mereka i yang yang lebih
menuangkan sendiri, tinggi maksimal.
ide dengan maupun dalam Guru menambah
tata bahasa eksternal pembela wawasan
yang seuai. jaran, melalui
 Seda dan pelatihan.da

25
PROGR
KONDISI
KOMPO KONDISI KELEM KEKUA AM
NYAT
NEN IDEAL AHAN TAN TINDAK
A
LANJUT
ngkan pada persiapa n IHT
aspek n yang (Internal
berbicara para baik House
peserta didik dalam Training)
sudah cukup setiap
dalam praktek penilaia
berdialog dan n.
monolog,
namun perlu
terus berlatih.
 Pada
aspekmembac
a sudah cukup
baik
a).
Pemahaman Perlu
Konsep pendekatan
Peserta individu,
didik masih memperban
kesulitan di yak member
2). dalam Matematika latihan soal
Matemati mengaplikasik harus dan
ka an konsep atau mengembangk memberikan
algoritma an kepada
pemecahan kemampuan siswa untuk
masalah menghitung, berlatih
mengukur, Jika memecahka
b). Penalaran Jika soal
menurunkan, pemaha n masalah
dan di variasi
menggunakan man Guru
komunikasi maka
rumus konsep mena
 Siswa siswa
matematika baik mbah
masih merasa
untuk maka waw
kesulitan kesulitan
memecahkan siswa asan
membuat pola
masalah dan dalam melal
atau sifat dari Siswa
mengkomunik mengerj ui
gejala malas
asikan gagasan akan pelati
matematis untuk
melalui grafik, aplikasi han.d
untuk berpikir
peta, diagram konsep an
membuat
atau secara akan IHT
generalisasiny Waktu
lisan/kalimat. menjadi (Inter
a atau yang
Aspek mudah nal
sebaliknya diperluka
yang  P Hous
 Siswa n relative
dominan enilaian e
masih sulit banyak
meliputi penalara Train
dalam
aspek n dan ing)
pemberian
kognitif komuni
symbol
dan kasi
afektif, dapat
c). melatih
contoh:
Pemecahan pola
Aspek
masalah pikir
pengetah
Peserta siswa
uan
didik untuk
mencaku
masih berpikir
p

26
PROGR
KONDISI
KOMPO KONDISI KELEM KEKUA AM
NYAT
NEN IDEAL AHAN TAN TINDAK
A
LANJUT
kesulita : nalar/
n pemaha logis
dalam man dan
mengor terhadap berkom
ganisas konsep, unikasi
i data propsedu dengan
dan r/proses baik
memili menghitu  P
h ng, dan enilaian
informa kemamp pemeca
si yang uan han
relevan penalara masalah
dalamp n dan , siswa
emecah pemecah dapat
an an berkom
masala masalah. peten
h. Aspek dalam
afektif : memeca
menitik hkan
beratkan masalah
pada
sikap
ilmiah
yang
mencaku
p
ketelitian
,
ketekunan,
dan
kemamp
uan
memecah
kan
masalah
secara
logis dan
sitematis
3)  Kema Siswa mampu Siswa Jika  Melaks
Ek mpuan memaha kura per anakan
on untukmengem mi ng hat remedia
o bangkan permasal teliti ian l pada
mi konsep dan ahan dala da tiap KD
memahami ekonomi m n bagi
peristiwa serta meng pe siswa
ekonomi dan memecah erjak ng yang
kemampuan kan an uas belum
untuk masalah soal aan tuntas
melakukan ekonomi hitun ko dan
aktifitas yang gan nse pengaya
menggunakan dan p an bagi
pendekatan meng sud siswa
ilmiah seperti gamb ah yang
ar ba

27
PROGR
KONDISI
KOMPO KONDISI KELEM KEKUA AM
NYAT
NEN IDEAL AHAN TAN TINDAK
A
LANJUT
problem kurv gus sudah
solving, a ma tuntas
inkuiri, dan ka  Guru
berpikir kritis sis menam
untuk wa bah
menggali, aka wawasa
membangun n n
dan ma melalui
mengenaralisa mp pelatiha
si konsep dan u n.dan
peristiwa me IHT
ekonomi me (Interna
4)  Siswa cah l House
Ba masih ka Trainin
ha perlu n g)
sa banyak ma
Je latihan sal
Mendengar,m
pa untuk emahami ah
ng aktivitas wacana
menghitu lisan
ng dan berbentu
menggam kpaparan
bar kurva /dialog Keterbata
sederhan san
a medi
Penilaian  Penyusun
Membaca, a
dalam an
menulis belaj
a. mendenga Lembar
huruf ar
r KerjaSis
jepang pend
b. berbicara wa yang
(hiragana ukun
c. membaca mengemb
katakana, g
d. menulis angkan
kanji) siswa
Penilaian Kompete
dengan khus
mendengar nsi dasar
tepat usny
dan berbicara membaca
a dan
siswa
yang menulis
5). sudahmencai Motiva
meng  Pen
Ki KKM, namun emba si gulangan
mi kemampuan ngka sis
membaca dan danpenguata
a n wa
menulis masih n huruf
kom unt Jepang
perlu uk
peten secara
ditingkatkan bel
si berkesinam
dasar aja bungan
mem r
 Gu
baca da
1). Semua ru
dan n
peserta menambah
menu me
didik wawasan
a). lis ng
seharusny melalui
Pemahama eta
a pelatihan.da
n dan hui
memaham n IHT
penerapan ke
i konsep (Internal
konsep bu

28
PROGR
KONDISI
KOMPO KONDISI KELEM KEKUA AM
NYAT
NEN IDEAL AHAN TAN TINDAK
A
LANJUT
mencakup dasar, da House
ranah sehingga yaa Training)
kognitif lebih n
Sebagian mudah Jep 1) Banyak
besar anak untuk an diskusi
belum mempelaja g kelomp
memaham ri konsep ku ok
i konsep selanjutny at/ 2) banyak
dasar,sehi a. tin latihan
ngga agak 2). Kinerja ggi soal
susah ilmiah 1) Siswa 3) intensifi
untuk (praktiku mudah kasi
masuk ke m) lupa kegiata
konsep seharusny materi n
selanjutny a berjalan hafalan praktek
a. lancar, 2) Siswa sebelum
b). Kinerja karena mudah dilaksan
ilmiah siswa menyera akan
6). h dalam
mencermi telah sehingg
Se soal
nkan mendapat a anak
jar hitunga
semua materi bisa
ah n yang
aktifitas teori dari memper
kimia praktek lebih siapkan
yang yang komple 1) Diskusi lebih
melatih dilakukan ks berjal dulu
dan 3) Dalam an 4) Membe
mengemba hitunga lancar ri batas
ngkan baik n kimia, 2) latihan pengum
ketrampila anak soal pulan
n kimia sering berjal laporan
dan sikap salah an praktiku
ilmiah pada lancar m.
Banyak hitunga 3) tutor 5) Guru
siswa yang n sebay menam
melaksana matemat a bah
kan ikanya berjal wawasa
praktek 4) Tanpa an n
tanpa persiapa lancar melalui
melakukan n 4) pelatiha
persiapan 5) Bercand kerjas n.
sebelumny a, ama
a. bermain kelom
-main pok
diLab 5)
6) Tidak pemb
1) Kemampua segera agian
Penilaian n untuk
dengan mengerj tugas
mengemban akan dalam
ulangan gkan
, laporan prakte
perspektif praktiku k
diskusi dan
dan km 6)
membangun 7) Kurang bertan
penuga kesadaran
san mengert ya
i nama

29
PROGR
KONDISI
KOMPO KONDISI KELEM KEKUA AM
NYAT
NEN IDEAL AHAN TAN TINDAK
A
LANJUT
2) Kemampua alat dan jika 1) Mening
n untuk fungsin ada katkan
melakukan ya hal penerap
aktivitas yang an
yang tidak diskusi
menggunak dipah supaya
an ami/ siswa
 pendekatan diketa aktif
ilmiah hui 2) Membe
seperti ri tugas,
problem dengan
solving, member
inkuiri, dan i waktu
berpikir batas
kritis untuk pengum
menggali, pulan
membangun 3) Disedia
dan kannya
menggeener 1) Sarana fasilitas
alisasi pembela yang
konsep dan jaran memad
peristiwa belum ai
sejarah memada 4) Mempe
i rsiapka
2) Siswa n siswa
belum setiap
 B
siap mulai
eberapa
mengik pembel
siswa
uti ajaran
yang
pembela 5) Guru
siap
jaran menam
mengik
Beberapa bah
uti
siswa wawasa
pembela
belum n
jaran
aktif melalui
aktif
pelatiha
dan
n
rajin
mengerj
akan
tugas.

7).  Penilaian Penilaian 1) Siswa 1) Beber 1) Mening


Ge kemampua kemamp sering apa katkan
og n untuk uan belum siswa pelaksa
raf mengemba untuk siap siap naan
i ngkan mengem mengik mengi diskusi
pengetahu bangkan uti kuti 2) Membe
an pengetah pembela pemb ri tugas
geografi uan jaran elajar dengan
dan geografi 2) Siswa an member
menumbu dan sering 2) i waktu
hkan menumb menund Beber batas
kepedulian uhkan a apa pengum

30
PROGR
KONDISI
KOMPO KONDISI KELEM KEKUA AM
NYAT
NEN IDEAL AHAN TAN TINDAK
A
LANJUT
terhadap kepeduli pekerjaa siswa pulan
lingkunga an n aktif 3) Guru
n dan terhadap 3) Beberap disku menam
sumber lingkung a siswa si bah
daya. an dan kurang 3) wawasa
 Penilaian sumber aktif Be n
dengan daya. ber melalui
Ulangan Penilaian apa worksh
Harian dengan sis op dna
 Diskusi  Ulanga wa pelatiha
 Penugasan n Harian akt n
Kemampuan  Diskusi if 
untukmela  Penuga me
kukanaktif san ng
itas yang erj
mengguna aka
kan n
pendekata tug
nilmiah as
Kemampuan
seperti untukmel
problem akukanak
solving, tifitas
inkuiri, yang
dan menggun
berpikir akan
kritis pendekat
untuk an ilmiah
menggali, seperti
membang problem
un, dan solving,
menjenera inkuiri,
lisasi dan
konsep berpikir
geografi kritis
serta untuk
lingkunga menggali
n dan ,
sumber memban
daya gun, dan
 menjener
alisasi
konsep
geografi
serta
lingkung
an dan
sumber
daya
8). 1. Kemampua Untuk mencapai Ada 1). Siswa 1). memberi
So n untuk SK, KD yang beberapa memili motivasi
sio mengemba akan dicapai siswa ki belajar
lo ngkan berusaha yang bahan pada
gi konsep dan mengembang motivasi ajar siswa

31
PROGR
KONDISI
KOMPO KONDISI KELEM KEKUA AM
NYAT
NEN IDEAL AHAN TAN TINDAK
A
LANJUT
memahami kan konsep belajarny yang 2). Guru
potensi- dan a kurang dibuat menamb
potensi memahami karena guru ah
manusia potensi sering sehing wawasan
dalam manusia, tidak ga dengan
mengambil mengngkap masuk materi pendamp
dan status peran sudah ingan
mengungka sosial, serta disesua expert
pkan status melakukan ikan UM
dan aktifitas yang dengan
perannya menggunaka Sk,
dalam n pendekatan KD,
kehidupan ilmiah indicat
sosial dan or yang
budaya akan
yang terus dicapai
mengalami 2).
perubahan. Konse
2. Kemampua p-
n konsep
untukmelak yang
ukan dipelaj
aktivitas ari
yang sesuai
menggunak dengan
an realita
pendekatan kehidu
ilmiah pan
seperti sosial
problem yang
solving, ada di
inkuiri, dan lingku
berpikir ngan
kritis untuk sekitar
menggali,
membangu
n dan
menjeralisa
9) TIK si konsep
kehidupan
sosial
3. Pengambila
n nilai Konsep Pemahaman
kognitif per tentang tentang
indicator Peserta didik di TIK bagi
pemaha
melalui dalam peserta
man TIK
penugasan menerima didik
oleh
individudan materi baik dan
peserta
dan kurang penyedia
didik
kelompok, memperhatik an bahan
10) kurang di
dan lisan. an ajar dan
FI mengerti
SI Penilaian per bahan uji
K Sk, KD, untuk
dan peserta

32
PROGR
KONDISI
KOMPO KONDISI KELEM KEKUA AM
NYAT
NEN IDEAL AHAN TAN TINDAK
A
LANJUT
A indikator didik
yang
efisien
Pemahaman dan
TIK Kesenang efektif
 Menumbuhk
tentang an kesadaran Dalam an
pengolahan terhadap aplikasi siswa
perangkat keteraturan konsep akan Matrikulasi/
keras/lunak dan dan TIK pendala
dalam keindahan pengemb mendo man
mendapatk ciptaan angan rong materi,
an suatu Tuhan, dalam motiva try out
informasi meningkatka pembaha si soal,
d. bagi n peserta kegiatan
san soal
Kelo peserta pemahaman kurang didik lab
mpok didik konsep dan untuk
terampil
mata sangat prinsip- lebih
pelaja dibutuhkan prinsip menge
ran melalui mbang
esteti sejumlah kan
ka ketrampilan penget
(Seni proses dan ahuan
Input siswa
Bu yang sikap ilmiah dan
da kreativ
masuk ke
ya SMA mata itas
da Belum ada terhada Sekolah
pelajaran
n IPA nilai standar p TIK perlu
Sa  Aspek menyiap
cukup penilaian
str penilaian kan
4)
a dalam ruang
kelompok ini Kerajinan,
In khusus,
dikelompokk motiva
do untuk
an dalam si,
ne pembelaj
aspek : perhati
sia aran
1) apresiasi an
) kelompo
2) Kreasi k mata
pelajaran
estetika
Teknik (lab
penilaian : estetika)
 Tertulis,pe Guru
mberian menamb
tugas ah
(kreasi), wawasan
apresiasi melalui
karya
Pengetahu
seni dan
an
IHT
bertam
(Internal
bah,
dengan 4)
pember
ian
tugas

33
PROGR
KONDISI
KOMPO KONDISI KELEM KEKUA AM
NYAT
NEN IDEAL AHAN TAN TINDAK
A
LANJUT
meningkat
kan
kemam
puan
berkrea
si

2)
e. Teknik Permaianan Sarana Meskipun Sekolah
Ke penilaia dan prasarana fasilita berusaha
lo n: olahraga kurang s menyedi
m 4. Tes menggun memadai kurang akan
po perbuatan akan ( meliput memad sarana
k sifatnya standart i ai prasarana
m individu yang lapangan penilai yang
at dan sudah lompat an memadai
a kelompok, ada, tinggi, tetap serta
pe tes kognitif aktifitas lompat bisa tersedian
laj nya tes pengemb jauh, dilaksa ya Lab
ar tertulis angan aula) nakan Olahraga
an pemberian menggun dengan dan IHT
Pe tugas akan modifi (Internal
nd standart kasi. House
idi yang Training)
ka sudah
n ada.
Ja Senam
sm Menggunakan
an tes individu,
i, aktivitas
Ol ritmik
ah menggunaka
ra n penilaian
ga, tes kelompok
da yang
n diharmonisas
Ke ikan dengan
se music,
ha akuatik
ta dengan tes
n individu dan
perbuatan,
pendidikan
luar kelas,
pendidikan
luar kelas
penilaiannya
dengan
kerjasama
kelompok.

34
Sejalan dengan hasil analisis konteks tersebut, berikut ini hasil rekomendasi
pada Dokumen 1 yang dirumuskan dalam Program Kerja Tim Pengembang
Kurikulum KTSP

A. STANDAR ISI
1. Memaksimalkan pencapaian kompetensi siswa dalam semua kelompok
mata pelajaran terutama penekanan pada pendidikan karakter dan kearifan
lokal
2. Optimalisasi dan pemberdayaan aspek-aspek pendukung mata pelajaran
kelompok agama dan akhlak mulia, Pkn dan kepribadian, estetika, IPTEK
dan kesehatan jasmani.
3. KTSP dikembangkan dengan melakukan telaah mendalam terhadap dasar
peraturan perundang-undangan dan pedoman SNP oleh BSNP
4. Kurikulum disusun dan dilaksanakan dengan lebih memungkinkan
perkembangan, potensi peserta didik
5. Kurikulum akan memperhatikan 5 pilar belajar
6. Pemaksimalan peran kurikulum dalam pelayanan terhadap peserta didik.
7. Suasana belajar antara peserta didik dan pendidik ditingkatkan
8. Kurikulum tetap berorientasi pada perkembangan era globalisasi, berbasis
ICT dan alam sekitar
9. Kurikulum akan mengintegrasikan keunggulan lokal dalam muatan lokal
dan pengembangan diri
10. Kurikulum tetap mencakup kompetensi mapel sebagaimana acuan BSNP
11. Kurikulum akan mengakomodasi minat dan potensi siswa guna
optimalisasi jurusan IPA/IPS dan rencana pembukaan program Bahasa
12. Terdiri dari 16 mata pelajaran, mulok dan pengembangan diri
13. Alokasi waktu 1 JP adalah 45 menit
14. Minggu efektif pertahun 36 minggu
15. Kurikulum akan mengakomodasi minat dan potensi siswa guna
optimalisasi jurusan dan pembukaan program Bahasa
16. Alokasi waktu satu jam pelajaran adalah 45 menit
17. Minggu efektif pertahun 34 minggu

35
18. Jumlah jam perminggu adalah 45 jam untuk kelas X, 46 JP untuk kelas
XI, dan 42 JP untuk kelas XII.
19. Waktu penugasan dan kegiatan mandiri tidak terstruktur rata-rata 40%
dari tatap muka semua mata pelajaran
20. Permulaan tahun pelajaran adalah bulan Juli dan berakhir pada bulan Juni
tahun berikutnya
21. Hari libur sekolah ditetapkan berdasarkan keputusan Menteri Pendidikan
Nasional, dan/atau Menteri Agama, Kepala Daerah tingkat kab/kota,
dan/atau organisasi penyelenggara dapat menetapkan hari libur khusus
22. Pemerintah Pusat/Provinsi/kabupaten/kota dapat menetapkan hari libur
serentak untuk satuan-satuan pendidikan
23. Kalender pendidikan disusun oleh sekolah berdasarkan alokasi waktu pada
Standar Isi dengan memperhatikan ketentuan pemerintah/pemerintah
daerah
24. Kalender pendidikan disusun oleh sekolah dengan memperhatikan
ketentuan

B. STANDAR PROSES
1. Program pengawasan/supervisi pembelajaran dilaksanakan secara berkala
baik oleh tim Pengembang Kurikulum maupun Kepala Sekolah
2. Evaluasi diri guru dan sekolah dilaksanakan dalam jangka minimal 1
tahun sekali
3. Evaluasi dan pengembangan KTSP dilakukan minimal setiap tahun oleh
tim pengembang KTSP
4. Evaluasi dan pendayagunaan pendidik dan Tenaga Kependidikan
dilakukan secara berkala dengan menintikberatkan pada penguasaan
kompentensi mengajar
5. Sistem informasi sekolah dikembangkan secara optimal melalui PAS
sekolah pengembangan program kurikulum

C. STANDAR PENILAIAN

36
1. Penilaian sekolah dilaksanakan secara kontinyu pada tiap pencapaian
kompetensi dasar, dan penilaian akhir semester dengan berbasis free paer
assessment.
2. Penambahan pekan khusus pada kegiatan remedial dan pengayaan
3. Evaluasi dilaksanakan dengan mengacu aturan Dinas Pendidikan dan
amanat Kurikulum 2013.
4. Sekolah perlu menyiapkan sarana belajar (lab tambahan) untuk menunjang
kesuksesan UNBK.
5. Penilaian pada aspek mendengar, berbicara, dan membaca,serta menulis
perlu terus ada peningkatan dalam kualitas dan kwantitas dengan
pelaksanaan remedial dan pengayaan yang lebih maksimal.
6. Perlu pendekatan individu, memperbanyak memberi latihan soal dan
memberikan kepada siswa untuk berlatih memecahkan masalah
7. Guru menambah wawasan melalui pelatihan.dan IHT (In House Training)
8. Penambahan fasilitas bagi pembelajaran estetika dan olah raga (alat musik,
alat olah raga)

D. STANDAR KOMPETENSI LULUSAN


1. Optimalisasi pencapaian kompetensi dan penanaman pendidikan karakter
melalui literasi, shalat dhuhur -ashar berjamaah, jumat sedekah, jumat
berkah dkk.
2. Pembelajaran ditekankan pada rasa toleransi dan berbasis multikultural
3. Pelibatan siswa secara aktif dalam aktivitas kemasyarakatan
4. Perancangan aktivitas siswa dalam PBM dan aktivitas sekolah dengan
menerapkan persamaan hak
5. Banyak melakukan aktivitas diskusi dan musyawarah guna melatih siswa
menghargai pendapat
6. Memaksimalkan program English Day, penguasaan bahas Jepang dan
daerah, serta pembelajaran berbasis digital (free paper asessment)
7. Mengoptimalkan program 7K

37
8. Memaksimalkan program PLH (pendidikan lingkungan hidup) untuk
menyongsong ADIWIYATA
9. Pelibatan siswa dalam organisasi dan kegiatan kemasyarakatan
10. Pembiasaan siswa dalam menaati hukum dan perundang-undangan
(khususnya tertib berlalu lintas)
11. Optimalisasi penanaman karakter menghargai kebegaraman
12. Optimalisasi program PLH
13. Pelibatan siswa dalam ajang presatasi Seni, Olah Raga, Akademik (OSN)
dan ICT.
14. Memaksimalkan program English Day, dan program bahasa Asing
15. Penerapan tata tertib sekolah berbasis peer assesament dan humanity
approach (pendekatan humanis)
16. Peserta didik dibiasakan untuk mengembangkan budaya belajar dan
pengembangan diri melalui aktivitas bakat dan minat
17. Pemberlakuan jam baca dan penugasan terstruktur (tertulis) dan
optimalisasi peran literasi sekolah lewat tim khusus.
18. Mengembangkan kemampuan menerapkan informasi, ilmu pengetahuan,
teknologi, secara logis kritis kreatif dan inovatif
19. Mengoptimalkan proses pembalajaran dan media berpikir kritis, misalnya
dalam Karya Ilmiah Remaja (KIR)
20. Memberdayakan potensi peserta didik dalam beragam kompetisi SAINS
dan teknologi
21. Optimalisasi pembelajaran saintifik, discovery learning dan problem
based learning
11. Mengoptimalkan kegiatan KIR dalam konteks pemberdayaan keunggulan
lokal dan permasalahan khas daerah
12. Mengoptimalkan program optimalisasi potensi daerah dalam kerangka
pembelajaran dan pendekatan ilmiah
13. Mempertahankan program pengembangan karakter dan
memaksimalkannya
14. Menambah fasilitas dan sarana perpustakaan, pojok baca dan Literasi kelas

38
15. Optimalisai dalam kegiatan pembelajaran bahasa Asing dan Bahasa
Inggris

1.1.5. Potensi dan Karakteristik Sekolah

Prestasi akademik SMAN Model Terpadu Bojonegoro antara lain sebagai


berikut:
Indikasi lain adalah bahwa SMAN Model Terpadu Bojonegoro dala tiga
tahun terakhir selalu mengalami peningkatan jumlah siswa yang diterima di
perguruan tinggi dari berbagai ja;ur, baik SNMPTN, SBMPTN maupun Seleksi
Mandiri dan Kedinasan. Sekolah mampu memfasilitasi peserta didik diterima di
perguruan tinggi negeri lebih dari 90% antara lain UB, UNDIP, UNS, UNESA,
UM, IPB, STAN, STPN, AKMIL, AKPOL dll, Bidang non akademik ditunjukkan
banyaknya kejuaraan yang dimenangkan oleh siswa-siswi SMAN Model Terpadu
Bojonegoro, menonjol pada bidang olahraga misalnya baik di tingkat kabupaten,
regional (O2SN, Porprov) pada cabang olahraga Rubgy, Pentaque dan atletik.

1.2. LANDASAN HUKUM

1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem


Pendidikan Nasional
2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan sebagaimana
telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun
2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah
3. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor
32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19
Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan sebagaimana telah diubah
kali terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang
Perubahan Kedua atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan
4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2017 tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2008 tentang Guru;

39
5. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 87 Tahun 2017 tentang
Pendidikan Karakter
6. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 tahun 2007 tentang
Standar Kepala Sekolah
7. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 tahun 2007 tentang
Standar Pendidk dan Tenaga Kependidikan (tentang Standar Kualifikasi
Akademik dan Kompetensi Guru).
8. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 19 tahun 2007 tentang
Standar Pengelolaan Pendidikan
9. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 tahun 2007 tentang
Standar Sarana dan Prasarana
10. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 61 Tahun 2014
Tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Pada Pendidikan Dasar dan
Pendidikan Menengah
11. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 62 Tahun 2014
tentang Kegiatan Ekstrakurikuler Pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan
Menengah
12. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 63 Tahun 2014
tentang Pendidikan Kepramukaan Sebagai Kegiatan Ekstrakurikuler Wajib
pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah
13. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64 Tahun 2014
tentang Peminatan pada Pendidikan Menengah
14. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 79 Tahun 2014
tentang Muatan Lokal Kurikulum 2013
15. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 111 Tahun 2014
tentang Bimbingan dan Konseling pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan
Menengah;
16. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 158 Tahun 2014
Tentang Penyelenggaraan Sistem Kredit Semester pada Pendidikan Dasar dan
Pendidikan Menengah
17. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 160 Tahun 2014
tentang Pemberlakuan Kurikulum Tahun 2006 dan Kurikulum 2013

40
18. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2015
tentang Penumbuhan Budi Pekerti
19. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 45 Tahun 2015
Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Nomor 68 Tahun 2014 Tentang Peran Guru Teknologi Informasi dan
Komunikasi dan Guru Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi
Dalam Implementasi Kurikulum 2013
20. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
53 Tahun 2015 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik dan Satuan
Pendidikan pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah
21. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 18 tahun 2016 tentang
pengenalan lingkungan sekolah bagi siswa baru
22. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 20 Tahun 2016
Tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah
23. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 21 Tahun 2016
Tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah
24. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 22 Tahun 2016
Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah
25. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 23 Tahun 2016
Tentang Standar Penilaian Pendidikan
26. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia nomor 23
tahun 2017 tentang Hari Sekolah
27. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 4 Tahun 2018 tentang
Penilaian Hasil Belajar oleh Pemerintah dan Penilaian Hasil Belajar oleh
Satuan Pendidikan
28. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 6 Tahun 2018 tentang
Penugasan Guru sebagai Kepala Sekolah.
29. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
15 tahun 2018 tentang Pemenuhan Beban Kerja Guru, Kepala Sekolah, dan
Pengawas Sekolah

41
30. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
20 tahun 2018 tentang Penguatan Pendidikan Karakter pada Satuan
Pendidikan Formal
31. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
22 tahun 2018 tentang Pedoman Upacara Bendera di Sekolah
32. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
51 tahun 2018 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru pada Taman Kanak-
Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas,
dan Sekolah Menengah Kejuruan
33. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 36 Tahun 2018
Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Nomor 59 Tahun 2014 Tentang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah
Atas/Madrasah Aliyah
34. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
44 tahun 2019 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru pada Taman Kanak-
kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas
dan Sekolah Menengah Kejuaraan
35. Keputusan Bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Agama,
Menteri Kesehatan, dan Menteri Dlam Negeri Republik Indonesia No.
01/KB/2020, No. 516 Tahun 2020, No. Hk. 03.01/Menkes/3363/2020, No.
440-482 tahun 2020 tentang Panduan Penyelenggaran Pembelajaran pada
tahun ajaran 2020/2021 dan Tahun Akademik 2020/2021 di Masa Pandemi
Corona Virus Disease 2019 (Covid-19)
36. Surat Edaran Menteeri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 4 Tahun 2020
tentang Pelaksaan Kebijakan dalam Masa Darurat Penyebaaran Corona Virus
Disease 2019 (Covid 2019)
37. Surat Edaran Sekretaris Jenderal Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia nomor 15 Tahun 2020 tentang Pedoman
Penyeelenggaraan Belajar dari Rumah dalam Masa Darurat Penyebaran
Corona Virus Disease 2019 (Covid 2019)
38. Keputusan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 022/H/KR/2015

42
Tentang Penetapan Satuan Pendidikan Satuan Pendidikan Pelaksana
Kurikulum 2013
39. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur nomor 11 tahun 2017 tentang
Penyelenggaraan Pendidikan
40. Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 19 Tahun 2014 Tentang Mata
Pelajaran Bahasa Daerah sebagai Muatan Lokal Wajib di sekolah/Madrasah
Tanggal 3 April 2014
41. Keputusan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur Nomor 420 /
2042 / 101.1 / 2020 tentang Hari Efektif, Hari Efektif Fakultatif, dan Hari
Libur bagi Satuan Pendidikan di Provinsi Jawa Timur Tahun Pelajaran
2020/2021.

1.3. TUJUAN PENYUSUNAN KURIKULUM


Tujuan penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SMA Negeri
Model Terpadu Bojonegoro adalah agar sekolah memiliki pedoman dalam
pemenuhan 8 SNP( Standar Nasional Pendidikan). Selain itu, pengembangan
kurikulum bertujuan untuk:
1) Optimalisasi proses peningkatan keimanan, ketakwaan dan akhlak mulia
2) Peningkatan potensi kecerdasan dan minat sesuai dengan perkembangan dan
kemampuan peserta didik.
3) Pemberian bekal yang memadai pada peserta didik agar mampu mejawab
tantagan global dan ikut serta dalam persaingan dunia yang semakin
mengharapkan kompetensi sumebr daya manusia yang terampil dalam
mengahadapi Revolusi Industri 4.0
4) Menjamin kualitas penyelenggaraan pendidikan sesuai dengan visi, misi dan
tujuan sekolah.
5) Memaksimalkan potensi daya dukung penyelenggaraan pendidikan dan
6) Memberikan pedoman penyelanggaraan manajemen berbasis sekolah dengan
optimalisasi stakeholder dan akuntabilitas program dan pelaporan sebagaimana
teramanatkan dalam 8 SNP.
1.4. TUJUAN PENYUSUNAN KURIKULUM
1.4.1. Acuan Konseptual Kurikulum

43
Acuan konseptual KTSP antara lain dimuat dalam Permendikbud no 61
Tahun 2014. Ada perbedaan pada kurikulum 2013, jika pada KTSP kurikulum 2006
ada 2 dokumen yang harus disediakan sekolah, maka pada kurikulum 2013 harus
ada 3 dokumen.  Dokumen 1 yang disebut dengan Buku I KTSP berisi sekurang-
kurangnya visi, misi, tujuan, muatan, pengaturan beban belajar, dan kalender
pendidikan. Dokumen 2 yang disebut dengan Buku II KTSP berisi silabus dan
dokumen 3 yang disebut dengan Buku III KTSP berisi rencana pelaksanaan
pembelajaran yang disusun sesuai potensi, minat, bakat, dan kemampuan peserta
didik di lingkungan belajar. Penyusunan Buku I KTSP menjadi tanggung jawab
kepala sekolah sedangkan penyusunan Buku III KTSP menjadi tanggung jawab
masing-masing tenaga pendidik.

Acuan konseptual kurikulum sebagaimana dituangkan dalam penjabaran


Permendikbud No. 61 Tahun 2014 pasal 3. Oleh sebab itu pengembangan
Kurikulum SMAN Model Terpadu Bojonegoro memperhatikan adanya acuan
konseptual sebagai berikut :

1. Peningkatan iman dan takwa serta akhlak mulia


Keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia menjadi dasar pembentukan
kepribadian peserta didik secara utuh. Kurikulum yang disusun memungkinkan
semua mata pelajaran dapat menunjang peningkatan iman dan takwa serta akhlak
mulia. Khusus untuk peningkatan keimanan dan ketakwaan ini di SMAN Model
Terpadu Bojonegoro dilaksanakan pendalaman agama yakni pelaksanaan
membaca kitab sudi 15 menit sebelum pelajaran dimulai dan dilanjutkan dengan
menyanyikan lagu nasional dan lagu daerah .
Selain itu peringatan hari-hari besar keagamaan dilaksanakan dengan
mengundang penceramah yang kompeten atau memanfaatkan warga sekolah, juga
melaksanakan qurban dan bantuan sosial terhadap warga sekitar sekolah yang
kurang mampu dengan anggaran yang direncanakan di RKAS.
2. Toleransi dan Kerukunan Umat Beragama
Kurikulum SMAN Model Terpadu Bojonegoro dikembangkan untuk
meningkatkan toleransi dan kerukunan umat beragama, dan memperhatikan
norma agama yang berlaku di lingkungan sekolah sesuai dengan kompetensi Inti
yang diharapkan.

44
Pada kegiatan Jumát Religi, bagi siswa yang beragama non muslim, ada
forum khusus untuk peningkatan keimanan sesuai agama dan kepercayaan masing
masing.
3. Persatuan Nasional dan Nilai-Nilai Kebangsaan
Kurikulum SMAN Model Terpadu Bojonegoro dikembangkan dengan
mengitegrasikan nilai-nilai karakter bangsa dalam dokumen dan implementasinya
baik dalam pembelajaran di kelas maupun dalam kehidupan sekolah ataupun
dalam lingkungan kehidupan di luar sekolah.
4. Peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat sesuai dengan tingkat
perkembangan dan kemampuan peserta didik.
Kurikulum SMAN Model Terpadu Bojonegoro disusun dengan
memperhatikan keragaman potensi, minat, kecerdasan intelektual, emosional,
spiritual, dan kinestetik peserta didik agar dapat berkembang secara optimal
sesuai dengan tingkat perkembangannya yang mencakup domain sikap,
pengetahuan, dan keterampilan.
5. Kesetaraan Warga Negara Memperoleh Pendidikan Bermutu
Kurikulum SMAN Model Terpadu Bojonegoro diarahkan kepada
pengembangan sikap, pengetahuan, dan ketrampilan holistic yang berkeadilan
dengan memperhatikan kesetaraan warga negara memperoleh pendiidkan
bermutu.
Pada awal penerimaan peserta didik baru, siswa dengan berbagai latar belakang
dapat berkesempatan belajar di SMAN Model Terpadu Bojonegoro dengan
berbagai jalur sesuai dengan kondisi masing-masing. Dari siswa yang berprestasi
dalam bidang akademik maupun non akademik, anak dengan beragam kondisi
ekonomi baik dari kondisi menengah maupun menengah kebawah. Beberapa
diantara peserta didik juga memiliki latar belakang yang berbeda, bersal dari luar
pulau Jawa.
6. Kebutuhan Kompetensi Masa Depan
Kurikulum SMAN Model Terpadu Bojonegoro dikembangkan agar
peserta didik mampu bersaing secara global dan dapat hidup berdampingan
dengan bangsa laindengan membekali peserta didik dengan sikap, pengetahuan,

45
dan keterampilan sesuai dengan minatnya, agar mereka mampu
mengembangkannya secara mandiri di dunia nyata/kehidupan sehari-hari.

7. Tuntutan Dunia Kerja


Kurikulum SMAN Model Terpadu Bojonegoro harus memuat kecakapan
hidup untuk membekali peserta didik memasuki dunia kerja sesuai dengan tingkat
perkembangan peserta didik dan kebutuhan dunia kerja, khususnya bagi mereka
yang tidak melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi di antaranya ialah program
Mulok TIK yang terintegrasi dalam mata pelajaran dan melalui program
pengembangan diri yang berupa ekstrakurikuler.

8. Perkembangan IPTEKS
Kurikulum SMAN Model Terpadu Bojonegoro dikembangkan secara
berkala dan berkesinambungan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni, serta perubahan kurikulum yang berlaku.

9. Keragaman potensi dan karakteristik daerah dan lingkungan


Daerah Bojonegoro memiliki keragaman potensi, kebutuhan, tantangan,
dan keragaman karakteristik lingkungan, oleh karena itu kurikulum SMAN Model
Terpadu Bojonegoro memuat keragaman tersebut untuk menghasilkan lulusan
yang dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan daerah, terutama dalam
bidang seni dan peduli lingkungan, serta keterampilan sesuai dengan tuntutan
Kompetensi Dasar pada mata pelajaran Prakarya.

10. Tuntutan Pembangunan Daerah dan Nasional

Pengembangan kurikulum SMAN Model Terpadu Bojonegoro


memperhatikan keseimbangan tuntutan pembangunan daerah dan nasional yang
ditunjukkan dengan adanya Mulok Bahasa Jawa, merupakan kebutuhan dan ciri
khas Kabupaten Bojonegoro dan Provinsi Jawa Timur. Tetapi tidak melupakan
kebutuhan Nasional dan global yang ditandai dengan adanya pembinaan TIK,
Mulok Bahasa Jawa dan Bahasa Jepang yang lebih ke arah praktis.

46
11. Dinamika Perkembangan Global
Pendidikan perlu mengantisipasi dampak global yang membawa
masyarakat berbasis dimana Ipteks sangat berperan sebagai penggerak utama
perubahan. Pendidikan harus terus menerus melakukan penyesuaian terhadap
perkembangan Ipteks sehingga tetap relevan dan kontekstual dengan perubahan.
Oleh karena itu, kurikulum harus dikembangkan secara berkala dan
berkesinambungan sejalan dengan perkemabangan Ipteks.
12. Kondisi sosial budaya masyarakat setempat
Kurikulum SMAN Model Terpadu Bojonegoro dikembangkan dengan
memperhatikan karakteristik sosial budaya masyarakat setempat dan menunjang
kelestarian keragaman budaya.

13. Karakteristik satuan pendidikan


Kurikulum SMAN Model Terpadu Bojonegoro dikembangkan sesuai
dengan visi, misi, tujuan, kondisi, dan ciri khas satuan pendidikan.

Pengembangan kurikulum SMAN Model Terpadu Bojonegoro Tahun


Pelajaran 2020/2021 juga mencakup hal-hal sebagai berikut:

1. Kerangka dasar dan struktur kurikulum yang merupakan pedoman dalam


pengembangan kurikulum SMAN Model Terpadu Bojonegoro;
2. Penghitungan beban belajar bagi peserta didik pada SMAN Model Terpadu
Bojonegoro yang didasarkan pada hasil analisis konteks, analisis keunggulan
lokal serta potensi dan minat peserta didik;
3. Kurikulum SMAN Model Terpadu Bojonegoro dikembangkan berdasarkan
hasil revisi kurikulum KTSP tahun 2020/2021 pemanfaatan hasil analisis
kondisi riil sekolah, terutama tenaga pendidik dan sarana-prasarana, serta
analisis terhadap kurikulum 2013 edisi revisi.
4. Kalender pendidikan SMAN Model Terpadu Bojonegoro disusun berdasarkan
hasil perhitungan minggu efektif untuk tahun pelajaran 2020/2021.
5. Pemantapan sejumlah program unggulan yang disesuaikan visi, misi dna
tujuan sekolah, utamanya pada perumusan muatan lokal, bahasa asing dan
kewirausahaan.

47
Kurikulum SMAN Model Terpadu Bojonegoro menjadi acuan bagi satuan
pendidikan dalam melaksanakan pendidikan dan pembelajaran dengan
mengedepankan prinsip pengembangan kurikulum dan karakteristik Kurikulum
2013 dengan penyesuaian terhadap pemanfaatan analisis kondisi riil SMAN
Model Terpadu Bojonegoro.

1.4.2. Prinsip Penyusunan Kurikulum


Permendikbud 61 Tahun 2014 mengamatkan sejumlah prinsip dasar
pengembangan kurikulum, yakni:
1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan
peserta didik dan lingkungannya.
Kurikulum di SMAN Model Terpadu Bojonegoro dikembangkan sesuai
dengan visi, misi dan tujuan sekolah. Dengan kata lain, kurikulum
dikembangkan sebagai seperangkat sistem yang diupayakan mampu
mewujudkan lulusan yang unggul dalam ipteks, berbudi pekerti yang luhur,
dan berwawasan global. Wujud pengaplikasian prinsip tersebut antara lain
nampak pada sejumlah program pada tahun pelajaran 2020/2021 yakni:
a) Penambahan jumlah jam tatap muka pada mata pelajaran MIPA di
kelas X dan penambahan kelas literasi, serta mata pelajaran ciri khas
jurusan pada kelas XI dan XII.
b) Pengadaan program literasi dengan asumsi 15 menit di awal digunakan
sebagai pembiasaan kegiatan membaca dan membaca kitab suci dan
menyanyikan lagu Indonesia Raya Demikian juga dilakukan pada 15
terakhir di jam terakhir pembelajaran juga diakhiri dengan doa dan
menyanyikan lagu wajib nasional.
c) Penjadwalan bimbingan belajar bagi siswa kelas XI dan XII regular
untuk memberi pendalaman materi persiapan AKM & UTBK.
d) Program klinik belajar yang diharapkan mampu mengakomodasi
kebutuhan siswa yang mengalami permasalahan belajar.
e) Program layanan BK “BK Sahabat Kita” khusus bagi kelas XII yang
bekerja sama dengan sejumlah perguruan tinggi negeri dan ikatan
alumni untuk memberikan pembekalan, sosialisasi dan wawasan
mengenai program pasca studi.

48
f) Program Jumát untuk menumbuhkan karakter religious, cinta
kebersihandan Kesehatan serta belajar sepanjang hayat.
g) Dengan perumusan sejumlah program yang bukan hanya
mengedepankan aspek akademik namun juga non akademik, siswa
mampu menjadi generasi yang unggul, berbudi pekerti luhur, dan
memiliki wawasan, serta kesiapan menghadapi tantangan global.
2. Belajar sepanjang hayat
Kurikulum SMAN Model Terpadu Bojonegoro diarahkan pda proses
pengembangan, pembudayaan, dan pemberdayaan kemampuan peserta didik
untuk belajar sepanjang hayat. Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara
unssur-unsur Pendidikan formal, nonformal, dan informal dengan
meemperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu berkembang
serta arah pengembangan manusia seutuhnya.
3. Menyeluruh dan berkesinambungan
Kurikulum SMAN Model Terpadu Bojonegoro dikembangkan dengan
memperhatikan keragaman karakteristik peserta didik,keunggulan lokal, dan
potensi daerah, jenjang serta jenis pendidikan, tanpa membedakan agama,
suku,budaya dan adat istiadat serta status sosial ekonomi dan gender.
Kurikulum SMAN Model Terpadu Bojonegoro meliputi substansi komponen
muatan wajib kurikulum, muatan lokal, integrasi pendidikan karakter, serta
pengembangan diri secara terpadu yang disusun dalam keterkaitan dan
kesinambungan yang bermakna antarsubstansi.
1.4.3. Prosedur Operasional Kurikulum
1. Analisis
Analisis yang dilakukan meliputi:
a. analisis ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai
Kurikulum;
b. analisis kebutuhan peserta didik, satuan pendidikan, dan
lingkungan; dan
c. analisis ketersediaan sumber daya pendidikan.
Analisis tersebut sebagian besar diambil dari hasil analisis konteks dan
hasil evaluasi diri sekolah, yang akan dirumuskan secara induktif untuk

49
menjadi bahan usulan dan program yang dibuat oleh Tim pengembang
sekolah.
2. Penyusunan
Dalam menyusun KTSP SMAN Model Terpadu Bojonegoro melakukan
sejumlah tahap, yakni:
a. Perumusan revisi visi, misi, dan tujuan satuan pendidikan; (bila
diperlukan)
b. pengorganisasian muatan kurikuler satuan pendidikan;
c. pengaturan beban belajar peserta didik dan beban kerja pendidik
tingkat kelas;
d. penyusunan kalender pendidikan satuan pendidikan;
e. penyusunan silabus muatan atau mata pelajaran muatan lokal; dan
f. penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran setiap muatan
pembelajaran.
3. Penetapan
Sebagai bentuk legalitas, penetapan KTSP dilakukan kepala SMAN Model
Terpadu Bojonegoro berdasarkan hasil rapat dewan pendidik satuan
pendidikan dengan melibatkan unsur komite sekolah, dewan guru, tenaga
kependidikan dan pengawas pada Workhsop Penyusunan KTSP di awal tahun
pelajaran 2020/2021.
4. Pengesahan
Adapun pengesahan dokumen KTSP dilakukan oleh pemerintah daerah sesuai
dengan kewenangannya, yakni dimulai dari unsur ketua komite, kepala
sekolah, pengawas dan disahkan oleh Kepala Cabang Dinas Pendidikan
Provinsi Jawa Timur Wilayah Bojonegoro-Tuban.
BAB II
VISI, MISI DAN TUJUAN SATUAN PENDIDIKAN

2.1. VISI SMA NEGERI MODEL TERPADU BOJONEGORO

Kurikulum disusun oleh satuan pendidikan untuk memungkinkan penyesuaian


program pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang ada di sekolah/madrasah.
Sekolah/madrasah sebagai unit penyelenggara pendidikan juga harus memperhatikan

50
perkembangan dan tantangan masa depan. Perkembangan dan tantangan itu misalnya
menyangkut: (1) perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, (2) globalisasi yang
memungkinkan sangat cepatnya arus perubahan dan mobilitas antar dan lintas sektor serta
tempat, (3) era informasi, (4) pengaruh globalisasi terhadap perubahan perilaku dan moral
manusia, (5) berubahnya kesadaran masyarakat dan orang tua terhadap pendidikan, (6)
dan era perdagangan bebas.

Tantangan sekaligus peluang itu tentunya harus direspon oleh sekolah kami,
sehingga visi sekolah diharapkan sesuai dengan arah perkembangan tersebut. Visi
merupakan citra moral yang menggambarkan profil sekolah yang diinginkan di masa
datang. Namun demikian, visi sekolah harus tetap dalam koridor kebijakan pendidikan
nasional. Visi juga harus memperhatikan dan mempertimbangkan (1) potensi yang
dimiliki sekolah/madrasah, (2) harapan masyarakat yang dilayani sekolah/madrasah.

Dalam merumuskan visi, pihak-pihak yang terkait (stakeholders)


bermusyawarah, sehingga visi sekolah mewakili aspirasi berbagai kelompok yang terkait,
sehingga seluruh kelompok yang terkait (guru, karyawan, siswa, orang tua, masyarakat,
pemerintah) bersama-sama berperan aktif untuk mewujudkannya.

Bertolak atas pemahaman terhadap visi. Misi dan tujuan pendidikan nasional,
dirumuskan sejumlah kerangka pokok penyelenggaraan dalam satuan pendidikan SMA
Negeri Model Terpadu Bojonegoro dalam bentuk visi, misi, dan tujuan. Dalam hal ini,
SMA Negeri Model Terpadu Bojonegoro mempunyai visi :

“ MEWUJUDKAN GENERASI UNGGUL, BERBUDI PEKERTI LUHUR,


BERPENGETAHUAN TINGGI DALAM IPTEKS (ILMU PENGETAHUAN
TEKNOLOGI DAN SENI) YANG BERWAWASAN GLOBAL DAN BERBUDAYA
LINGKUNGAN.”

2.2. MISI SMA NEGERI MODEL TERPADU BOJONEGORO

Selanjutnya misi SMA Negeri Model Terpadu Bojonegoro adalah:

1. Mengembangkan pendidikan karakter yang didasarkan pada IMTAQ dan nilai-nilai


luhur jati diri bangsa Indonesia.

51
2. Mengoptimalkan potensi siswa guna mempercepat perkembangan siswa dalam hal
akademik, intelektual, life-skills, sosial, etik, fisik, dan emosi dengan prestasi
maksimal
3. Menyiapkan siswa yang memiliki kecakapan dalam bidang IPTEK dan bahasa
asing.
4. Melahirkan lulusan yang memenuhi standar kualitas nasional dan internasional,
baik dari segi intelektual, emosional, sosial, maupun aspek penguasaan bahasa
Inggris.
5. Menyelenggarakan pembelajaran aktif, kreatif, inovatif dan mnyenangkan yang
berpusat pada siswa.
6. Mempersiapkan siswa menjadi warga bangsa yang kreatif, rasional dan kritis,
demokratis, dan memiliki semangat belajar sepanjang hayat.
7. Mengembangkan sistem manajemen berbasis sekolah secara profesional guna
mewujudkan sekolah model yang menjadi rujukan.
8. Mewujudkan budaya sehat sehingga menjadi karakter warga sekolah.
9. Mewujudkna usaha pelestarian lingkungan melalui proses kegiatan belajar
mengajar
10. Melakukan usaha penghematan energi dan mengurangi emisi melalui kegiatan
pembelajaran sehingga menjadi karakter sekolah.
11. Mewujudkan kegiatan menjaga lingkungan hidup dari kerusakan melalui proses
kegiatan belajar mengajar

2.3. TUJUAN
Salah satu tujuan utama dari pendidikan adalah mengembangkan potensi dan
mencerdaskan individu dengan lebih baik. Dengan tujuan ini, diharapkan mereka yang
memiliki pendidikan dengan baik dapat memiliki kreativitas, pengetahuan, kepribadian,
mandiri dan menjadi pribadi yang lebih bertanggung jawab.
Menurut UU No. 20 Tahun 2003 pasal 3 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, tujuan
pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.
Sebagaimana pula sudah termaktub dalam Peraturan Pemerintah Indonesia No. 17
Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan penyelenggaraan Pendidikan Pasal 77, Pendidikan
menengah bertujuan membentuk peserta didik menjadi insan yang:

52
a. beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, dan
berkepribadian luhur;
b. berilmu, cakap, kritis, kreatif, dan inovatif; c. sehat, mandiri, dan percaya diri;
dan
c. toleran, peka sosial, demokratis, dan bertanggung jawab.

Berdasarkan uraian yang sudah tercakup dalam misi SMA Negeri Model Terpadu
Bojonegoro, maka program dengan skala prioritas utama dijabarkan dalam butir-butir
berikut :
1. Menghasilkan tamatan yang berkualitas serta memiliki keimanan dan ketaqwaan
yang kuat
2. Meningkatkan sikap kedisiplinan, akhlaqul karimah dan mencintai lingkungan.
3. Siswa memiliki komitmen dan motivasi yang tinggi untuk meraih prestasi
4. Meningkatkan wawasan kebangsaan, kepekaan sosial dan kemandirian
5. Berprestasi unggul dalam mutu di segala bidang
6. Meningkatkan peran serta warga sekolah dan masyarakat dalam penyelenggaraan
pendidikan
7. Meningkatkan tanggungjawab sekolah kepada orang tua siswa, masyarakat, dan
pemerintah tentang mutu layanan pendidikan
8. Menciptakan sekolah yang sehat berbudaya linkungan, sehingga menjadi karakter
warga sekolah.
9. Mewujudkan usaha pelestarian lingkungan hidup melalui proses KBM
10. Menciptakan pembiasaan kegiatan mengurangi dan menghindari pencemaran
lingkungan
11. Membudayakan penggunaan lisrik secara hemat dan efisien
12. Meminimalisasi penggunaan kertas dalam rangka pelestarian hutan.

BAB III
STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM

53
3.1. KERANGKA DASAR KURIKULUM
3.1.3. Landasan Filosofis
Landasan filosofis dalam pengembangan kurikulum menentukan
kualitas peserta didik yang akan dicapai kurikulum, sumber dan isi dari
kurikulum, proses pembelajaran, posisi peserta didik, penilaian hasil
belajar, hubungan peserta didik dengan masyarakat dan lingkungan alam
di sekitarnya.
Kurikulum 2013 dikembangkan dengan landasan filosofis yang
memberikan dasar bagi pengembangan seluruh potensi peserta didik
menjadi manusia Indonesia berkualitas yang tercantum dalam tujuan
pendidikan nasional.
Pada dasarnya tidak ada satupun filosofi pendidikan yang dapat
digunakan secara spesifik untuk pengembangan kurikulum yang dapat
menghasilkan manusia yang berkualitas. Berdasarkan hal tersebut,
Kurikulum 2013 dikembangkan menggunakan filosofi sebagai berikut.
1) Pendidikan berakar pada budaya bangsa untuk membangun kehidupan
bangsa masa kini dan masa mendatang. Pandangan ini menjadikan
Kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan budaya bangsa Indonesia
yang beragam, diarahkan untuk membangun kehidupan masa kini, dan
untuk membangun dasar bagi kehidupan bangsa yang lebih baik di
masa depan. Mempersiapkan peserta didik untuk kehidupan masa
depan selalu menjadi kepedulian kurikulum, hal ini mengandung
makna bahwa kurikulum adalah rancangan pendidikan untuk
mempersiapkan kehidupan generasi muda bangsa. Dengan demikian,
tugas mempersiapkan generasi muda bangsa menjadi tugas utama
suatu kurikulum. Untuk mempersiapkan kehidupan masa kini dan
masa depan peserta didik, Kurikulum 2013 mengembangkan
pengalaman belajar yang memberikan kesempatan luas bagi peserta
didik untuk menguasai kompetensi yang diperlukan bagi kehidupan di
masa kini dan masa depan, dan pada waktu bersamaan tetap
mengembangkan kemampuan mereka sebagai pewaris budaya bangsa

54
dan orang yang peduli terhadap permasalahan masyarakat dan bangsa
masa kini.
2) Peserta didik adalah pewaris budaya bangsa yang kreatif. Menurut
pandangan filosofi ini, prestasi bangsa di berbagai bidang kehidupan
di masa lampau adalah sesuatu yang harus termuat dalam isi
kurikulum untuk dipelajari peserta didik. Proses pendidikan adalah
suatu proses yang memberi kesempatan kepada peserta didik untuk
mengembangkan potensi dirinya menjadi kemampuan berpikir
rasional dan kecemerlangan akademik dengan memberikan makna
terhadap apa yang dilihat, didengar, dibaca, dipelajari dari warisan
budaya berdasarkan makna yang ditentukan oleh lensa budayanya dan
sesuai dengan tingkat kematangan psikologis serta kematangan fisik
peserta didik. Selain mengembangkan kemampuan berpikir rasional
dan cemerlang dalam akademik, Kurikulum 2013 memposisikan
keunggulan budaya tersebut dipelajari untuk menimbulkan rasa
bangga, diaplikasikan dan dimanifestasikan dalam kehidupan pribadi,
dalam interaksi sosial di masyarakat sekitarnya, dan dalam kehidupan
berbangsa masa kini.
3) Pendidikan ditujukan untuk mengembangkan kecerdasan intelektual
dan kecemerlangan akademik melalui pendidikan disiplin ilmu.
Filosofi ini menentukan bahwa isi kurikulum adalah disiplin ilmu dan
pembelajaran adalah pembelajaran disiplin ilmu (essentialism).
Filosofi ini bertujuan untuk mengembangkan kemampuan intelektual
dan kecemerlangan akademik.
4) Pendidikan untuk membangun kehidupan masa kini dan masa depan
yang lebih baik dari masa lalu dengan berbagai kemampuan
intelektual, kemampuan berkomunikasi, sikap sosial, kepedulian, dan
berpartisipasi untuk membangun kehidupan masyarakat dan bangsa
yang lebih baik (experimentalism and social reconstructivism).
Dengan filosofi ini, Kurikulum 2013 bermaksud untuk
mengembangkan potensi peserta didik menjadi kemampuan dalam

55
berpikir reflektif bagi penyelesaian masalah sosial di masyarakat, dan
untuk membangun kehidupan masyarakat demokratis yang lebih baik.
Dengan demikian, Kurikulum 2013 menggunakan filosofi
sebagaimana di atas dalam mengembangkan kehidupan individu peserta
didik dalam beragama, seni, kreativitas, berkomunikasi, nilai dan
berbagai dimensi inteligensi yang sesuai dengan diri seorang peserta
didik dan diperlukan masyarakat, bangsa dan umat manusia.

3.1.2. Landasan Sosiologis


Kurikulum 2013 dikembangkan atas dasar adanya kebutuhan akan
perubahan rancangan dan proses pendidikan dalam rangka memenuhi
dinamika kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara, sebagaimana
termaktub dalam tujuan pendidikan nasional. Dewasa ini perkembangan
pendidikan di Indonesia tidak bisa dilepaskan dari perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni. Perubahan ini dimungkinkan karena
berkembangnya tuntutan baru dalam masyarakat, dunia kerja, dan dunia
ilmu pengetahuan yang berimplikasi pada tuntutan perubahan kurikulum
secara terus menerus. Hal itu dimaksudkan agar pendidikan selalu dapat
menjawab tuntutan perubahan sesuai dengan jamannya. Dengan demikian
keluaran pendidikan akan mampu memberikan kontribusi secara optimal
dalam upaya membangun masyarakat berbasis pengetahuan (knowledge-
based society).

3.1.3. Landasan Psikopedagogis


Kurikulum 2013 dimaksudkan untuk memenuhi tuntutan
perwujudan konsepsi pendidikan yang bersumbu pada perkembangan
peserta didik beserta konteks kehidupannya sebagaimana dimaknai dalam
konsepsi pedagogik transformatif. Konsepsi ini menuntut bahwa
kurikulum harus didudukkan sebagai wahana pendewasaan peserta didik
sesuai dengan perkembangan psikologisnya dan mendapatkan perlakuan
pedagogis sesuai dengan konteks lingkungan dan jamannya. Kebutuhan ini
terutama menjadi prioritas dalam merancang kurikulum untuk jenjang

56
pendidikan menengah khususnya SMA. Oleh karena itu implementasi
pendidikan di SMA yang selama ini lebih menekankan pada pengetahuan,
perlu dikembangkan menjadi kurikulum yang menekankan pada proses
pembangunan sikap, pengetahuan, dan keterampilan peserta didik melalui
berbagai pendekatan yang mencerdaskan dan mendidik. Penguasaan
substansi mata pelajaran tidak lagi ditekankan pada pemahaman konsep
yang steril dari kehidupan masyarakat melainkan pembangunan
pengetahuan melalui pembelajaran otentik. Dengan demikian kurikulum
dan pembelajaran selain mencerminkan muatan pengetahuan sebagai
bagian dari peradaban manusia, juga mewujudkan proses pembudayaan
peserta didik sepanjang hayat.

3.1.4. Landasan Teoritis


Kurikulum 2013 dikembangkan atas teori “pendidikan berdasarkan
standar” (standard-based education), dan teori kurikulum berbasis
kompetensi (competency-based curriculum). Pendidikan berdasarkan
standar menetapkan adanya standar nasional sebagai kualitas minimal
warganegara yang dirinci menjadi standar isi, standar proses, standar
kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar
sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan
standar penilaian pendidikan. Kurikulum berbasis kompetensi dirancang
untuk memberikan pengalaman belajar seluas-luasnya bagi peserta didik
dalam mengembangkan kemampuan untuk bersikap, berpengetahuan,
berketerampilan, dan bertindak.
Kurikulum 2013 menganut: (1) pembelajaran yang dilakukan guru
(taught curriculum) dalam bentuk proses yang dikembangkan berupa
kegiatan pembelajaran di sekolah, kelas, dan masyarakat; dan (2)
pengalaman belajar langsung peserta didik (learned-curriculum) sesuai
dengan latar belakang, karakteristik, dan kemampuan awal peserta didik.
Pengalaman belajar langsung individual peserta didik menjadi hasil belajar
bagi dirinya, sedangkan hasil belajar seluruh peserta didik menjadi hasil
kurikulum.

57
3.1.5. Landasan Yuridis
Landasan yuridis Kurikulum 2013 adalah:
1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
2) Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional;
3) Undang-undang Nomor 17 Tahun 2005 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional, beserta segala ketentuan yang
dituangkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional; dan
4) Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah
Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

3.2. STRUKTUR KURIKULUM


3.2.2. Kompetensi Inti
Sebagai salah satu SMA pelaksana Kurikulum 2013, maka SMA
Negeri Model Terpadu Bojonegoro memiliki struktur kurikulum yang
diberlakukan bagi kelas X, XI dan kelas XII, yaitu adanya kelompok mata
Pelajaran Wajib A dan Wajib B, Kelompok Peminatan, dan Lintas Minat,
yang semuanya mengusung ke pencapaian Standar Kompetensi Lulusan
sebagai berikut:
1) Kompetensi Inti-1 (KI-1) untuk kompetensi inti sikap spiritual;
2) Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk kompetensi inti sikap sosial;
3) Kompetensi Inti-3 (KI-3) untuk kompetensi inti pengetahuan; dan
4) Kompetensi Inti-4 (KI-4) untuk kompetensi inti keterampilan.
Kompetensi Inti Sekolah Menengah Atas SMA merupakan tingkat
kemampuan untuk mencapai Standar Kompetensi Lulusan (SKL) yang
harus dimiliki seorang peserta didik SMA pada setiap tingkat kelas.
Kompetensi Inti dirancang untuk setiap kelas. Melalui kompetensi inti,
sinkronisasi horisontal berbagai kompetensi dasar antarmata pelajaran
pada kelas yang sama dapat dijaga. Selain itu sinkronisasi vertikal

58
berbagai kompetensi dasar pada mata pelajaran yang sama pada kelas yang
berbeda dapat dijaga pula.
Rumusan kompetensi inti menggunakan notasi sebagai berikut:
a. Kompetensi Inti-1 (KI-1) untuk kompetensi inti sikap spiritual;
b. Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk kompetensi inti sikap sosial;
c. Kompetensi Inti-3 (KI-3) untuk kompetensi inti pengetahuan; dan
d. Kompetensi Inti-4 (KI-4) untuk kompetensi inti keterampilan.
Uraian tentang Kompetensi Inti untuk jenjang SMA Negeri Model Terpadu
Bojonegoro berdasarkan Permendikbud No. 21 tahun 2016 tentang standar isi
dapat dilihat pada Tabel berikut.
Tabel 1. Kompetensi Inti untuk Jenjang SMA
No. Kompetensi Inti Deskripsi
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama
1. Sikap Spiritual
yang dianutnya
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku
a. jujur,
b. disiplin,
c. santun,
d. peduli (gotong royong, kerjasama, toleran,
damai),
e. bertanggung jawab,
2. Sikap Sosial
f. responsif, dan
g. pro-aktif,
Dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan
perkembangan anak di lingkungan, keluarga,
sekolah, masyarakat dan lingkungan alam
sekitar, bangsa, negara, kawasan regional, dan
kawasan internasional.
3. Pengetahuan 3. Memahami, menerapkan, menganalisis dan
mengevaluasi pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif pada tingkat teknis,
spesifik, detil, dan kompleks berdasarkan rasa
ingin tahunya tentang
a. ilmu pengetahuan,

59
No. Kompetensi Inti Deskripsi
b. teknologi,
c. seni,
d. budaya, dan
e. humaniora
Dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab
fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan pada bidang kajian yang spesifik
sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
4. Menunjukkan keterampilan menalar,
mengolah, dan menyaji secara:
a. efektif,
b. kreatif,
c. produktif,
d. kritis,
e. mandiri,
4. Keterampilan
f. kolaboratif,
g. komunikatif, dan
h. solutif,
Dalam ranah konkret dan abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah, serta mampu menggunakan metoda
sesuai dengan kaidah keilmuan.

3.2.3. Mata Pelajaran


Mata pelajaran beserta alokasi waktu untuk masing-masing tingkat satuan
pendidikan berpedoman pada struktur kurikulum yang tercantum Peraturan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No 36 Tahun 2018 tentang Kerangka
Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah.
Berikut ini tabel struktur kurikulum SMA berikut alokasi waktunya sesuai
dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No 36 Tahun 2018
tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah

60
Atas/Madrasah Aliyah.
Tabel 2. Struktur Kurikulum SMA
ALOKASI WAKTU PER MINGGU
MATA PELAJARAN X XI XII
KELOMPOK A (UMUM)
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 3 3
2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 2 2 2
3. Bahasa Indonesia 4 4 4
4. Matematika 4 4 4
5. Sejarah Indonesia 2 2 2
6. Bahasa Inggris 2 2 2
KELOMPOK B (UMUM)
7. Seni Budaya 2 2 2
8. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan
Kesehatan 3 3 3
9. Prakarya dan Kewirausahaan 2 2 2
Jumlah jam pelajaran kelompok A dan B per
minggu 24 24 24
KELOMPOK C (PEMINATAN)
Mata pelajaran peminatan akademik 9 atau 12 12 atau 16 12 atau 16
Mata pelajaran pilihan 6 atau 9 4 atau 8 4 atau 8
Jumlah jam pelajaran kelompok A, B, dan C per
minggu 42 44 44

1. Mata Pelajaran Umum


Mata pelajaran umum kelompok A merupakan program kurikuler yang
bertujuan mengembangkan kompetensi sikap, kompetensi pengetahuan, dan
kompetensi keterampilan peserta didik sebagai dasar penguatan kemampuan dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Mata pelajaran umum kelompok B merupakan program kurikuler yang
bertujuan mengembangkan kompetensi sikap, kompetensi pengetahuan, dan
kompetensi keterampilan peserta didik terkait lingkungan dalam bidang sosial,
budaya, dan seni.
2. Mata Pelajaran Peminatan Akademik
Mata pelajaran peminatan akademik kelompok C merupakan program
kurikuler yang bertujuan mengembangkan kompetensi sikap, kompetensi
pengetahuan, dan kompetensi keterampilan peserta didik sesuai dengan minat,
bakat dan/atau kemampuan akademik dalam sekelompok mata pelajaran
keilmuan.
3.2.4. Mata Pelajaran Pilihan

61
Mata Pelajaran Pilihan yang disediakan di SMAN Model Terpadu
Bojonegoro juga merupakan
Tabel 3: Mata Pelajaran Peminatan Akademik
MATA PELAJARAN KELAS
X XI XII
I. Peminatan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
1 Matematika 3 4 4
2 Biologi 3 4 4
3 Fisika 3 4 4
4 Kimia 3 4 4
II. Peminatan Ilmu Pengetahuan Sosial
1 Geografi 3 4 4
2 Sejarah 3 4 4
3 Sosiologi 3 4 4
4 Ekonomi 3 4 4
III. Peminatan Bahasa dan Budaya
1 Bahasa dan Sastra Indonesia 3 4 4
2 Bahasa dan Sastra Inggris 3 4 4
Bahasa dan Sastra Asing Lain (Arab,
3 Mandarin, Jepang, Korea, Jerman,
3 4 4
Perancis)
4 Antropologi 3 4 4
Mata Pelajaran Pilihan *)
Lintas minat dan/atau Pendalaman minat 6 atau 9 4 atau 8 4 atau 8
dan/atau Informatika

Mata Pelajaran Pilihan merupakan mata pelajaran yang dikembangkan


berdasarkan kebutuhan dan perkembangan keilmuan, teknologi, dan seni yang
memiliki tingkat urgensi yang tinggi dan memiliki manfaat jangka panjang bagi
bangsa Indonesia.
Kurikulum SMA/MA dirancang untuk memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk belajar berdasarkan minat mereka. Peserta didik diperkenankan
memilih Mata Pelajaran Lintas Minat dan/atau Pendalaman Minat dan/atau Mata
Pelajaran Informatika.

3.2.5. Struktur Kurikulum


Muatan Kurikulum SMAN Model Terpadu Bojonegoro terdiri dari :
kelompok mata pelajaran umum dan mata pelajaran pilihan. Kelas X, XI dan XII
terdiri dari peminatan MIPA dan IPS. Sedangkan untuk pemilihan pelajaran
Lintas Minat yang didasarkan pada hasil angket pemilihan lintas minat peserta
didik. Untuk mengembangkan minat dan bakat peserta didik, sekolah mewadahi

62
melalui Pengembangan diri berupa kegiatan ekstrakurikuler dan Bimbingan
Konseling, serta Pendidikan Pramuka dalam bentuk aktualisasi pramuka sebagai
ekstra kurikuler wajib bagi semua peserta didik kelas X dan XI. Jumlah mata
pelajaran di kelas X sampai dengan kelas XII adalah 16 mata pelajaran yang
terdiri atas 6 mata pelajaran wajib A, 4 mata pelajaran wajib B, 4 mata pelajaran
peminatan, dan 2 mata pelajaran lintas minat.
Struktur Mata Pelajaran dalam Kurikulum Kelas Reguler SMA Negeri Model
Terpadu Bojonegoro dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3. Struktur Mata Pelajaran dalam Kurikulum SMA Negeri Model Terpadu
Bojonegoro berikut alokasi waktunya.

ALOKASI WAKTU PER MINGGU


MATA
PELAJARAN X MIPA X IPS XI IPA XI IPS XII IPA XII IPS
KELOMPOK A (UMUM)
1. Pendidikan Agama dan 3 3 3 3 3 3
Budi Pekerti
Pendidikan Pancasila
2. dan Kewarganegaraan 2 2 2 2 2 2
3. Bahasa Indonesia 4 4 4 4 4 4
4. Matematika 4 4 4 4 4 4
5. Sejarah Indonesia 2 2 2 2 2 2
6. Bahasa Inggris 2 2 2 2 2 2
KELOMPOK B (UMUM)
7. Seni Budaya 2 2 2 2 2 2
8. Pendidikan Jasmani,
Olahraga, dan 3 3 3 3 3 3
Kesehatan
9. Prakarya dan 2 2 2 2 2 2
Kewirausahaan
10. Muatan Lokal 2 2 2 2 2 2
Jumlah jam pelajaran
kelompok A dan B per 26 26 26 26 26 26
minggu
KELOMPOK C (PEMINATAN)
I. Peminatan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
11 Matematika 3 4 4
12 Biologi 3 4 4
13 Fisika 3 4 4
14 Kimia 3 4 4
II. Peminatan Ilmu Pengetahuan Sosial
15 Geografi 3 4 4
16 Sejarah 3 4 4
17 Sosiologi 3 4 4
18 Ekonomi 3 4 4
III. Mata Pelajaran Pilihan

63
19. Bahasa & Sastra Inggris 3 3 3
20. Bahasa & Sastra Jepang 3 3 3
21. Lintas Minat 3
Sosiologi/Geografi
22. Lintas Minat Kimia 3
Jumlah jam pelajaran
kelompok A, B, dan C per 44 44 46 46 46 46
minggu

a. Mata pelajaran Kelompok A dan C merupakan kelompok mata pelajaran yang


muatan dan acuannya dikembangkan oleh pusat.
b. Mata pelajaran Kelompok B merupakan kelompok mata pelajaran yang muatan
dan acuannya dikembangkan oleh pusat dan dapat dilengkapi dengan
muatan/konten lokal.
c. Mata pelajaran Kelompok B dapat berupa mata pelajaran muatan lokal yang
berdiri sendiri.
d. Muatan lokal memuat Bahasa Jawa
e. Satu jam pelajaran beban belajar tatap muka adalah 45 menit.
f. Beban belajar penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri, maksimal 60% dari
waktu kegiatan tatap muka mata pelajaran yang bersangkutan.
g. Satuan pendidikan dapat menambah beban belajar per minggu sesuai dengan
kebutuhan belajar peserta didik dan/atau kebutuhan akademik, sosial, budaya,
dan faktor lain yang dianggap penting, namun yang diperhitungkan Pemerintah
maksimal 2 (dua) jam/minggu.
h. Untuk Mata Pelajaran Seni Budaya dan Mata Pelajaran Prakarya dan
Kewirausahaan, SMAN Model Terpadu Bojonegoro menyelenggarakan 2
aspek dari 4 aspek yang disediakan yaitu seni musik dan teater untuk Mata
Pelajaran seni budaya, dan kerajinan dan pengolahan untuk mata pelajaran
prakarya dan kewirausahaan.
i. Kegiatan ekstrakurikuler terdiri atas Pendidikan Kepramukaan (wajib), dengan
aktualisasi pramuka yang dilaksanakan setiap pekan. Selain Pendidikan
kepramukaan, disediakan kegiatan ekstrakurikuler pilihan yang dilaksanakan
setiap pekan.

3.3. PEMINATAN DAN MATA PELAJARAN PILIHAN

64
3.3.1. Ketentuan/Kriteria Peminatan
Peminatan adalah suatu keputusan yang dilakukan peserta didik untuk
memilih kelompok mata pelajaran sesuai minat, bakat, dan kemampuan selama
mengikuti pembelajaran di SMA. Pemilihan peminatan dilakukan atas dasar
kebutuhan untuk melanjutkan keperguruan tinggi. Berdasarkan hasil analisis
pendidik, tenaga kependidikan, dan sarana-prasarana yang tersedia di SMAN
Model Terpadu Bojonegoro, ditentukan peminatan yang dilaksanakan hanya
Peminatan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA), dan Peminatan
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dengan jumlah masing-masing rombongan
belajar yaitu 4 (empat) untuk MIPA dan 2 (dua) untuk IPS pad thun pelajaran
2020/2021.
1) Mekanisme dan Prosedur Pelaksanaan Peminatan
a. Pemetaan dan pendataan peminatan dan lintas minat dilaksanakan pada
awal semester 1 melalui angket peminatan dan seleksi dari nilai raport.
b. Jumlah Peserta Didik untuk setiap rombongan belajar minimal 20 orang
dan maksimal 36 orang;
c. Pelaksanaan peminatan dan lintas minat mulai di semester 1.
d. Penentuan Peminatan didasarkan pada pertimbangan minat melalui
angket peserta didik yang disetujui oleh orang tua dan berdasarkan nilai
raport yang dipertimbangkan.
3.3.2. Pindah Peminatan
Ketentuan tentang pindah peminatan mengikuti ketentuan yang tertera dalam
permendikbud no 64 tahun 2014 tentang peminatan. Ketentuan pindah peminatan
antara lain:
1) Peserta didik SMA/MA dapat pindah antarkelompok peminatan akademik
dalam satuan pendidikan yang sama paling lambat pada akhir semester 1
(satu).
2) Perpindahan kelompok peminatan akademik sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) didasarkan pada hasil pembelajaran pada semester berjalan dan
rekomendasi guru Bimbingan dan Konseling/Konselor.
3) Peserta didik yang pindah kelompok peminatan akademik harus mengikuti
program matrikulasi.

65
4) Usulan pindah peminatan dapat dilakukan oleh peserta didik apabila masih
ada kuota peminatan yang dituju.
5) Peserta didik yang berkeinginan untuk pindah peminatan dengan alasan
tertentu maka harus mendapatkan persetujuan dari sekolah

3.3.3. Ketentuan/Kriteria Pemilihan Mata Pelajaran Pilihan


Pemilihan peminatan dan mata pelajaran pilihan mengikuti ketentuan yang
ada dalam permendikbud no. 64 tahun 2014 tentang peminatan.
Peminatan pada SMAN Model Terpadu Bojonegoro memiliki tujuan untuk
memberikan kesempatan kepada peserta didik mengembangkan kompetensi sikap,
kompetensi pengetahuan, dan kompetensi keterampilan peserta didik sesuai
dengan minat, bakat dan/atau kemampuan akademik dalam sekelompok mata
pelajaran keilmuan.
1. Peminatan pada SMAN Model Terpadu Bojonegoro terdiri atas:
a. Peminatan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam;
b. Peminatan Ilmu Pengetahuan Sosial; dan
c. Peminatan Bahasa dan Budaya;
2. Peminatan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam berisi mata pelajaran:
a. Matematika;
b. Biologi;
c. Fisika; dan
d. Kimia.
3. Peminatan Ilmu Pengetahuan Sosial berisi mata pelajaran:
a. Geografi;
b. Sejarah;
c. Sosiologi; dan
d. Ekonomi.
4. Peminatan Bahasa dan Budaya berisi mata pelajaran:
a. Bahasa dan Sastra Indonesia;
b. Bahasa dan Sastra Inggris;
c. Bahasa dan Sastra Asing Lain; dan
d. Antropologi.

66
2. Peminatan Bahasa dan Sastra Asing Lain sebagaimana dimaksud pada poin
sebeliumnya antara lain Bahasa dan Sastra Arab, Bahasa dan Sastra
Mandarin, Bahasa dan Sastra Jepang, Bahasa dan Sastra Korea, Bahasa dan
Sastra Jerman, dan Bahasa dan Sastra Perancis sesuai dengan minat peserta
didik.
SMAN Model Terpadu Bojonegoro menyelenggarakan ketiga kelompok
peminatan akademik. Pemilihan kelompok peminatan dilakukan sejak peserta
didik mendaftar ke SMAN Model Terpadu Bojonegoro sesuai dengan minat,
bakat dan/atau kemampuan akademik peserta didik. Pemilihan kelompok
peminatan di SMAN Model Terpadu Bojonegoro didasarkan pada:
1. nilai Rapor SMP/MTs;
2. angket peminatan yang diisi oleh siswa dan wali siswa
3. rekomendasi guru Bimbingan dan Konseling/Konselor di SMP/MTs.
Mata pelajaran lintas minat di SMA/MA diambil dari luar kelompok
peminatan akademiknya, kecuali untuk kelompok Peminatan Bahasa dan Budaya
dapat diambil dari luar dan/atau dari dalam kelompok peminatan akademiknya
pada satuan pendidikan yang sama. Mata pelajaran lintas minat dan/atau
pendalaman minat diambil sesuai dengan beban belajar minimal yang diperlukan.

3.4. MUATAN KURIKULUM


3.4.1. Tingkat Kompetensi dan Ruang Lingkup
Dalam usaha mencapai Standar Kompetensi Lulusan sebagaimana telah
ditetapkan untuk setiap satuan dan jenjang pendidikan, penguasaan kompetensi
lulusan dikelompokkan menjadi Tingkat Kompetensi dan Ruang Lingkup yang
dijadikan pedoman adalah berdasarkan permendikbud No. 21 Tahun 2016.
Berikut ini tingkat kompetensi dan ruang lingkup muatan kurikulum SMAN
Model Terpadu Bojonegoro :
1) Muatan Pendidikan Agama
1.1. Muatan Pendidikan Agama Islam
Tingkat Kompetensi Ruang Lingkup
Kompetensi Materi

Tingkat - Menghayati nilai- nilai rukun - Alquran dan Hadis


Pendidikan iman. - Ayat-ayat Alquran pilihan dan hadist

67
Tingkat Kompetensi Ruang Lingkup
Kompetensi Materi

Menengah - Meyakini kebenaran dan terkait: Q.S. Al Anfal (8) : 72); Q.S. Al-
(Kelas X- berpegang teguh kepada - Hujurat (49) : 12; dan QS Al-Hujurat
XII) Alquran, Hadis, dan Ijtihad - (49) : 10; Q.S. Al-Isra’
sebagai pedoman hidup dan - (17) : 32, dan Q.S. An Nur (24) : 2, Q.S.
hukum Islam. Al- Maidah (5) : 48; Q.S. Az-Zumar (39) :
- Berpakaian sesuai dengan dan
ketentuan syariat Islam dalam - Q.S. At-Taubah (9) : 105, Q.S. Yunus (10)
kehidupan sehari- hari. - : 40-41 dan Q.S. Al-
- Memahami dan menerapkan - Maidah (5) : 32.
ketentuan syariat Islam dalam - Bacaan ayat-ayat Alquran pilihan.
penyelenggaraan jenazah, - Hafalan ayat-ayat Alquran pilihan.
khotbah, tabligh, dan dakwah di - Kandungan ayat-ayat Alquran pilihan dan
masyarakat. hadis terkait.
- Memahami manfaat dan - Perilaku yang mencerminkan pemahaman
menunjukkan perilaku sesuai terhadap ayat-ayat Alquran pilihan dan
dengan akhlakul karimah yang hadis terkait.
mencerminkan kesadaran
beriman. - Aqidah
- Menganalisis dan memahami - Iman kepada malaikat-malaikat Allah
makna Asmaul Husna, rukun SWT.
iman, surah dan ayat pilihan - Asmaul Husna: al-
serta hadis yang terkait. - Kariim, al- Mu’min, al-Wakiil, al-Matiin,
- Memahami dan menelaah al- Jaami’, al-‘Adl, dan al-Akhiir.
substansi dan strategi dakwah - Iman kepada kitab- kitab Allah SWT.
Rasulullah saw. di Mekah dan - Iman kepada rasul- rasul Allah SWT.
di Madinah dan perkembangan
Islam pada masa kejayaan dan - Akhlak dan Budi Pekerti
masa modern (1800-sekarang). - Berpakaian Islami
- Menelaah dan - Jujur dan perilaku yang mencerminkan
mempresentasikan prinsip- sifat jujur.
prinsip, praktik ekonomi dalam - Hormat dan patuh kepada orangtua dan
Islam. guru serta perilaku yang mencerminkan
- Membaca dan sifat hormat dan patuh.
mendemonstrasikan hapalan - Perilaku kontrol diri (mujahadah an nafs),
surah dan ayat pilihan sesuai prasangka baik (husnuzzhan),
dengan kaidah tajwid dan persaudaraan (ukhuwah).
makhrajul huruf dengan lancar. - Perilaku menghindari diri dari pergaulan
- Meneladani dan menceritakan bebas dan perbuatan zina.
tokoh- tokoh teladan dalam - Semangat menuntut ilmu, menerapkan dan
semangat mencari ilmu. menyampaikannya kepada sesama.
- Menyajikan dalil tentang - Sikap luhur budi, kokoh pendirian, pemberi
ketentuan dan pengelolaan rasa aman, tawakal dan perilaku adil.
wakaf. - Sikap tangguh dan menegakkan kebenaran.
- Mendeskripsikan bahaya
perilaku tindak kekerasan
- dalam kehidupan. - Fiqih
- Kebenaran hukum Islam.
- Sumber hukum Islam.
- Taat kepada hukum Islam.
- Berpakaian sesuai dengan ketentuan syariat
Islam dalam kehidupan sehari- hari.
- Ketentuan dan pengelolaan wakaf.
- Ketentuan penyelenggaraan jenazah.
- Ketentuan pelaksanaan khotbah, tabligh

68
Tingkat Kompetensi Ruang Lingkup
Kompetensi Materi

dan dakwah di masyarakat.


- Prinsip-prinsip dan praktik ekonomi dalam
Islam.
- Sejarah Peradaban Islam.
- Substansi dan strategi dakwah Rasulullah
saw. di Mekah dan Madinah.
- Sikap tangguh dan semangat menegakkan
kebenaran.
- Sikap semangat ukhuwwah Islamiyah.
- Perkembangan peradaban Islam pada masa
kejayaan dan masa modern (1800-
sekarang).
- Sikap semangat menumbuhkembang kan
ilmu pengetahuan dan kerja keras.
- Perilaku kreatif, inovatif, dan
- produktif.
- Menghayati dan memahami - Alquran dan Hadis
makna nilai-nilai keimanan - Ayat-ayat Alquran pilihan dan hadis
dari rukun iman. terkait.
- Menerapkan ketentuan - Bacaan ayat-ayat Alquran pilihan: Q.S. Ali
syariat Islam dalam Imran (3): 190- 191, dan Q.S. Ali
kehidupan sehari- - Imran (3): 159, Q.S. Luqman (31): 13-14
- hari. dan Q.S. Al-Baqarah (2): 83.
- Menunjukkan perilaku - Hafalan ayat-ayat Alquran pilihan.
akhlakul karimah yang - Kandungan ayat-ayat Alquran pilihan dan
mencerminkan kesadaran hadis terkait.
beriman kepada Hari Akhir - Perilaku yang mencerminkan pemahaman
dan kepada Qadha dan terhadap ayat-ayat Alquran pilihan dan
Qadar Allah SWT. hadis terkait.
- Menganalisis surah dan ayat
pilihan dan hadis terkait. - Aqidah
- Memahami dan menyajikan - Nilai-nilai iman kepada Hari Akhir dan
hikmah dan manfaat saling perilaku yang mencerminkan iman kepada
menasihati dan berbuat baik Hari Akhir.
(ihsan) dalam kehidupan. - Nilai-nilai iman kepada Qadha dan Qadar
- Memahami ketentuan dan serta perilaku yang mencerminkan iman
memperagakan tata cara kepada Qadha dan Qadar.
pernikahan dalam Islam, hak
dan kedudukan wanita - Akhlak dan Budi Pekerti
dalam keluarga, pembagian - Jujur dan perilaku yang mencerminkan
waris berdasarkan hukum sifat jujur.
Islam. - Hormat dan patuh
- Membaca dan - kepada orangtua dan guru serta perilaku
mendemonstrasikan surah yang mencerminkan sifat hormat dan
dan ayat pilihan sesuai patuh.
- dengan kaidah tajwid, - Hikmah dan manfaat saling menasehati dan
makhrajul huruf, dan dengan berbuat baik (ihsan).
tartil dan lancar. - Perilaku kompetitif dalam kebaikan dan
- - Menganalisis dan kerja keras.
mendeskripsikan strategi - Sikap toleran, rukun dan menghindarkan
dakwah dan perkembangan diri dari tindak kekerasan.
Islam di Indonesia, dan - Perilaku kreatif, inovatif, dan produktif.
faktor-faktor kemajuan dan
kemunduran peradaban - Fiqih

69
Tingkat Kompetensi Ruang Lingkup
Kompetensi Materi

Islam di dunia. - Ketentuan syariat Islam dalam


melaksanakan pernikahan dan perawatan
jenazah.
- Prinsip dan praktik ekonomi Islam.
- Hak dan kedudukan wanita dalam
keluarga.
- Ketentuan syariat Islam dalam melakukan
- pembagian harta warisan.
- Khotbah, tabligh dan dakwah.

- Sejarah Peradaban Islam


- Sikap semangat melakukan penelitian di
bidang ilmu pengetahuan sebagai
implementasi dari pemahaman dan
perkembangan Islam di dunia.
- Strategi dakwah dan perkembangan Islam
di Indonesia.
- Faktor-faktor kemajuan dan kemunduran
peradaban Islam di
- dunia.

70
1.2. Muatan Pendidikan Agama Kristen
Tingkat Kompetensi Ruang Lingkup Materi
Kompetensi
Tingkat - Menjelaskan Allah sebagai - Allah Tritunggal dan karya-
Pendidikan pembaharu melalui Roh Nya
Menengah (Kelas Kudus. - Allah sebagai pembaharu
X-XII) - Menerapkan nilai- nilai kehidupan melalui Roh
kristiani dalam kehidupan Kudus.
moderen. - Kebudayaan dan IPTEK
- Menganalisis nilai demokrasi, sebagai anugerah Tuhan.
multikulturalisme - Nilai-nilai Kristiani
- dan HAM sebagai anugerah - Menjadi manusia dewasa
Allah. dalam iman.
- Mewujudkan demokrasi, - Makna kesetiaan.
keadilan dan HAM serta - Keadilan dan kasih.
perdamaian. - Pertemanan, persahabatan,
dan berpacaran.
- Nilai kristiani dalam keluarga
dan masyarakat.
- Keluarga dan modernisasi.
- Keluarga dan sekolah sebagai
lembaga pendidikan utama.

- Allah Tritunggal dan karya-


Nya
- Demokrasi sebagai anugerah
Allah.
- Hak asasi manusia (HAM)
dalam perspektif iman
Kristen.
- Multikulturalisme.

- Nilai-nilai kristiani
- Keadilan gender.
- Proaktif dalam mewujudkan
demokrasi dan HAM.
- Turut
- Memperjuangkan keadilan.
- Menjadi pembawa damai
sejahtera.

1.3. Muatan Pendidikan Agama Katolik


Tingkat Kompetensi Kompetensi Ruang Lingkup Materi
Tingkat Pendidikan - Memiliki sikap saling - Pribadi Peserta Didik
Menengah (Kelas X- menghargai sebagai sesama - Laki-laki dan perempuan
XII) manusia yang diciptakan saling melengkapi.
sebagai citra Allah yang - Suara hati.
bersaudara satu sama lain. - Yesus Kristus
- Mampu mematuhi suara hati - Yesus sebagai juru
dan bertindak secara benar selamat, sahabat, dan idola.
serta tepat. - Tritunggal Maha Kudus.
- Memahami dan bangga akan
Yesus Kristus yang - Gereja
mewartakan dan - Gereja yang terbuka.
memperjuangkan Kerajaan

71
Tingkat Kompetensi Kompetensi Ruang Lingkup Materi
Allah sampai mengorbankan - Sifat-sifat gereja sebagai
hidup-Nya. dasar kerasulan.
- Mensyukuri dan meneladani - Tugas pokok gereja.
pegorbanan Kristus dalam - Hierarki Gereja.
memperjuangkan Kerajaan
Allah.
- Memahami dan percaya akan - Masyarakat
Yesus Kristus sebagai Juru - Sikap kritis terhadap
Selamat, sahabat dan idola. kemajuan teknologi.
- Meyakini dan - Hak asasi manusia.
- menghayati ajaran Yesus - Penghormatan terhadap
tentang Allah Tritunggal dan kehidupan.
Roh Kudus.
- Memahami dan menghayati
Gereja sebagai umat Allah
yang terbuka.
- Memahami sifat-sifat Gereja
sebagai dasar kerasulan
- Memahami dan melaksanakan
tugas pokok Gereja sebagai
murid Yesus Kristus.
- Memahami dan menghormati
fungsi dan peranan hierarki.
- Menyadari dan terlibat dalam
panggilan Gereja di dunia.
- Memahami, menghargai dan
memperjuangkan hak asasi
manusia.
- Memahami dan menghormati
kehidupan.
- Bersikap kritis terhadap
perkembangan teknologi dan
ideologi dalam masyarakat.
- Meyakini bahwa dirinya harus - Pribadi Peserta Didik
melaksanakan panggilan - Panggilan hidup sebagai
hidupnya sebagai umat Allah gereja (umat Allah).
(Gereja).
- Mensyukuri panggilan - Yesus Kristus
hidupnya sebagai umat Allah. - Ajaran Yesus tentang
- Menerima ajaran Yesus keadilan, kejujuran,
tentang nilai- nilai keadilan, kebenaran, perdamaian
kejujuran, kebenaran, dan keutuhan ciptaan.
perdamaian dan keutuhan
ciptaan, serta menerapkannya - Gereja
dalam hidup sehari- hari. - Gereja di tengah
- Sebagai anggota Gereja kemajemukan bangsa.
menerima, menghormati dan
mensyukuri kemajemukan - Masyarakat
bangsa Indonesia sebagai - Dialog dengan
anugerah Allah. agama/kepercayaan lain.
- Memiliki sikap terbuka - Keterlibatan dalam
terhadap umat beragama lain. membangun bangsa dan
- Mengamalkan imannya negara Indonesia.
dengan berperan aktif dalam
- membangun bangsa dan
negara

72
Tingkat Kompetensi Kompetensi Ruang Lingkup Materi
- Indonesia.

2. Muatan Pendidikan Kewarganegaraan


Tingkat Kompetensi Kompetensi Ruang Lingkup

Tingkat Pendidikan - Menganalisis, dan - Dinamika kasus- kasus


Menengah (Kelas X- menyajikan kasus- kasus pelanggaran HAM beserta
XII) pelanggaran HAM yang tidak penanganannya secara
sesuai dengan nilai- nilai adil.
Pancasila. - Nilai dan moral yang
- Menyajikan bentuk - terkandung dalam pasal-
- dan kedaulatan negara pasal Undang- Undang
berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Indonesia Tahun 1945. - Semangat mengatasi
- Menunjukkan sikap positif ancaman untuk
terhadap NKRI dilihat dari membangun integrasi
konteks geopolitik. nasional dalam bingkai
- Berinteraksi dengan teman Bhinneka Tunggal Ika.
dan orang lain berdasarkan - Dinamika kehidupan
prinsip saling menghormati, berbangsa dan bernegara
dan menghargai dalam sesuai konsep NKRI dan
keberagaman suku, agama, geopolitik Indonesia.
ras, budaya dan gender. - Nilai ideal, instrumental,
- Mengamalkan dengan dasar: dan praksis sila-sila
kesadaran nilai, moral, norma, Pancasila.
prinsip, spirit dan tanggung - Dinamika pelaksanaan
jawab keseluruhan entitas pasal- pasal yang
kehidupan yang mengatur tentang
- berkeadaban. keuangan
- Menunjukkan sikap positif - negara dan kekuasaan
terhadap nilai fundamental, kehakiman.
instrumental, dan praksis sila- - Dinamika pengelolaan dan
sila Pancasila. penyalahgunaan
- Menganalisis wewenang oleh pejabat
- pengelolaan kekuasaan negara serta
Negara sesuai dengan penanganannya (Kolusi,
Undang-Undang Dasar Korupsi, dan Nepotisme).
Negara Republik Indonesia - Strategi yang diterapkan
Tahun 1945. dalam memperkokoh
- Menganalisis strategi yang persatuan dengan bingkai
diterapkan Indonesia dalam Bhinneka Tunggal Ika.
menyelesaikan ancaman - Dinamika
dalam bingkai Bhinneka penyelenggaraan negara
Tunggal Ika. dalam konsep NKRI dan
- Menganalisis konsep Negara federal.
penyelenggaraan Negara
dalam konsep NKRI dan
konsep Negara federal
- Mengamalkan (dengan dasar:
kesadaran nilai, moral, norma,
prinsip, spirit dan tanggung
jawab) makna kehidupan
berbangsa dan bernegara

73
Tingkat Kompetensi Kompetensi Ruang Lingkup

Indonesia
- yang berkeadaban.

3. Muatan Bahasa Indonesia


Tingkat Kompetensi Kompetensi Ruang Lingkup
Tingkat Pendidikan - Memiliki perilaku jujur, - Bentuk teks genre cerita
Menengah (Kelas X- tanggung jawab, peduli, (teks anekdot, pantun,
XII) responsif dan santun dalam cerita ulang), faktual
menggunakan bahasa (laporan hasil observasi,
Indonesia untuk eksposisi, prosedur
menanggapi fenomena kompleks, eksplanasi
alam dan sosial. kompleks), dan tanggapan
- Mengenal konteks (teks negosiasi dan reviu
- budaya dan konteks film/drama).
sosial, satuan kebahasaan, - Struktur teks bergenre
serta unsur paralinguistik - cerita (teks anekdot,
dalam penyajian teks. pantun, cerita ulang),
- Memahami bentuk, faktual (laporan hasil
struktur, dan kaidah teks observasi, prosedur
dalam genre cerita, faktual, kompleks, eksplanasi
dan tanggapan. kompleks), dan tanggapan
- Membandingkan dan (teks negosiasi dan reviu
menganalisis teks dalam film/drama).
genre cerita, faktual, dan - Konteks budaya dan situasi
tanggapan. yang melatarbelakangi
- Mengklasifikasi teks dalam lahirnya sebuah teks.
genre cerita, faktual, dan - Satuan bahasa pembentuk
tanggapan. teks: bunyi bahasa, fonem,
- Memilih teks sesuai suku kata, morf, kata, kelas
dengan genre untuk kata, diksi, frasa.
mengungkapkan gagasan. - Penanda kebahasaan dalam
- Menemukan makna teks teks.
dalam genre faktual, - Paralinguistik (lafal,
tanggapan, dan cerita. kelantangan, intonasi,
- Menyajikan teks dalam tempo, gestur, dan mimik).
genre faktual, tanggapan,
dan cerita secara lisan dan
tulis dan menyuntingnya.
- Mengabstraksi teks
- dalam genre faktual,
tanggapan, dan cerita
secara lisan dan tulis.
- Mengalihkan teks dalam
genre faktual, tanggapan,
dan cerita secara lisan dan
tulis ke dalam
- bentuk lain.
- Memiliki sikap jujur, - Bentuk teks genre cerita
disiplin, dan peduli dalam (teks cerita sejarah, novel),
menanggapi fenomena faktual (berita), dan
alam dan sosial. tanggapan (teks iklan,
- Mengenal konteks budaya editorial/opini).
dan konteks sosial, satuan - Struktur dan fitur bahasa

74
Tingkat Kompetensi Kompetensi Ruang Lingkup
kebahasaan, serta unsur teks genre cerita (teks
paralinguistik dalam anekdot, pantun, cerita ulang
penyajian teks. ), faktual ( laporan hasil
- Memahami bentuk, observasi, prosedur
struktur, dan kaidah teks kompleks, eksplanasi
dalam genre cerita, faktual, kompleks), dan tanggapan
dan tanggapan. (teks negosiasi).
- Membandingkan dan - Konteks budaya dan situasi
menganalisis teks dalam yang melatarbelakangi
genre cerita, faktual, dan lahirnya sebuah teks.
tanggapan. - Satuan bahasa pembentuk
- Menemukan makna teks: klausa, kalimat inti,
- teks dalam genre faktual, kalimat tunggal, kalimat
tanggapan, dan cerita. majemuk.
- Mengklasifikasi teks dalam - Penanda kebahasaan
genre cerita, faktual, dan - dalam teks.
tanggapan. - Paralinguistik (lafal,
- Memilih teks dalam genre kelantangan, intonasi,
faktual, tanggapan, dan tempo, gestur, dan mimik).
cerita untuk
mengungkapkan gagasan.
- Menyajikan teks dalam
genre faktual, tanggapan,
dan cerita secara lisan dan
tulis dan menyuntingnya.
- Mengabstraksi teks dalam
genre faktual, tanggapan,
dan cerita secara lisan dan
tulis.
- Mengalihkan teks dalam
genre faktual, tanggapan,
dan cerita secara lisan dan
tulis ke dalam
- bentuk lain.

4. Muatan Matematika
Tingkat Kompetensi Kompetensi Ruang Lingkup
Tingkat Pendidikan - Menunjukkan sikap logis, - Bilangan Real.
Menengah (Kelas X- kritis, analitis, kreatif, - Aljabar.
XII) cermat dan teliti, - Geometri dan
bertanggung jawab, Transformasi.
responsif, dan tidak - Dasar-dasar Trigonometri.
mudah menyerah dalam - Limit fungsi Aljabar.
memecahkan masalah. - Matriks.
- Memiliki rasa ingin tahu, - Kombinatorika.
percaya diri, semangat - Statistika dan Peluang.
belajar yang kontinu, - Turunan Fungsi Aljabar.
pemikiran reflektif, dan - Program Linear.
ketertarikan pada
matematika.
- Memiliki rasa percaya
pada daya dan kegunaan
matematika, serta sikap
kritis yang terbentuk
melalui

75
Tingkat Kompetensi Kompetensi Ruang Lingkup
- pengalaman belajar.
- Memiliki sikap terbuka,
objektif, dan menghargai
karya teman dalam
interaksi kelompok
maupun aktivitas sehari-
hari.
- Memiliki kemampuan
mengkomunikasikan
gagasan matematika
dengan jelas dan efektif.
- Menjelaskan pola dan
menggunakannya untuk
melakukan prediksi dan
kecenderungan jangka
panjang; menggunakannya
untuk memprediksi
kecenderungan (trend)
atau memeriksa kesahihan
argumen.
- Mengutarakan dan
menggali sifat-sifat fungsi
pangkat dan logaritma,
dengan memanfaatkan
hubungan saling inverse
keduanya.
- Mengenal dan
menggunakan sifat- sifat
aljabar dalam
menyelesaikan
- masalah sistem persamaan
dan pertidaksamaan,
dibantu dengan teknik
geometri, dan memberikan
tafsiran geometrinya.
- Memahami dan
menggunakan konsep
operasi aljabar fungsi
termasuk komposisi.
- Menggunakan sifat- sifat
transformasi untuk
menyelidiki kesebangunan
dan kekongruenan dan
menggunakannya untuk
memahami perbandingan
trigonometri.
- Memanfaatkan
pendekatan koordinat
dalam menyelesaikan
masalah geometri (dan
juga aljabar pada
umumnya).
- Menggunakan konsep
limit untuk memahami
kecenderungan fungsi dan
menghampiri fungsi.
- Menggunakan konsep

76
Tingkat Kompetensi Kompetensi Ruang Lingkup
- turunan untuk memahami
kecenderungan dalam laju
perubahan serta
menggunakannya dalam
pemodelan.
- Memberi estimasi dengan
menggunakan perhitungan
mental dan sifat-sifat
aljabar dan data statistik.
- Pemanfaatan rasio dan
proporsi dalam
menyederhanakan
(scaling) masalah,
mengestimasi dan
menghitung perubahan
rasio (turunan).
- Membandingkan dan
menilai keefektifan
berbagai metoda penyajian
data.
- Memahami dan
menggunakan berbagai
teknik menghitung,
dengan prinsip perkalian
sebagai prinsip perkalian
sentral.
- Memahami konsep
peluang yang didasarkan
frekuensi relatif;
memanfaatkan teknik
kombinatorika
- dalam menentukan
peluang.
- Menentukan strategi
penyelesaian masalah
yang efektif,
mengevaluasi hasil, dan
melakukan
- perumuman.
- Menunjukkan sikap logis, - Bilangan Real.
kritis, analitis, kreatif, - Aljabar.
cermat dan teliti, - Geometri Ruang.
bertanggung jawab, - Bunga majemuk,
responsif, dan tidak Angsuran, Anuitas.
mudah menyerah dalam - Pertumbuhan, dan
memecahkan masalah. Peluruhan.
- Memiliki rasa ingin tahu, - Matriks dan Vektor.
percaya diri, semangat - Induksi matematika
belajar yang kontinu, - Integral.
pemikiran reflektif dan - Logika.
ketertarikan pada
matematika.
- Memiliki rasa percaya
pada daya dan kegunaan
matematika, serta sikap
kritis yang terbentuk

77
Tingkat Kompetensi Kompetensi Ruang Lingkup
melalui pengalaman
belajar.
- Memiliki sikap terbuka,
objektif, dan menghargai
karya
- teman dalam interaksi
kelompok maupun
aktivitas sehari-hari.
- Memiliki kemampuan
mengkomunikasikan
gagasan matematika
dengan jelas dan efektif.
- Menggunakan pola untuk
menjelaskan
kecenderungan jangka
panjang dan
menggunakannya dalam
konteks dunia nyata, dan
memanfaatkannya dalam
pemecahan masalah atau
berargumentasi.
- Memahami konsep
matriks dan operasinya
dan menggunakannya
dalam pemecahan
masalah.
- Menganalisis sifat- sifat
sederhana dari bangun
ruang seperti diagonal
ruang, diagonal bidang,
dan bidang diagonal.
- Menggunakan konsep
integral untuk memahami
masalah
- akumulasi dan
menghampirinya, dengan
penerapan misalnya pada
masalah luas dan volume.
- Menggunakan hubungan
turunan dan integral.
- Memberi estimasi dengan
menggunakan perhitungan
mental dan sifat-sifat
aljabar, visualisasi
geometris dan data
statistik.
- Pemanfaatan rasio dan
proporsi untuk
menyederhanakan
kompleksitas perhitungan,
dan mengestimasi.
- Mengevaluasi penyajian
data dengan cara
membandingkan
penyajian data, statistik,
dan data aktual.
- Menentukan strategi

78
Tingkat Kompetensi Kompetensi Ruang Lingkup
penyelesaian masalah
yang efektif,
mengevaluasi hasil, dan
melakukan
- perumuman

5. Muatan Matematika Untuk Ilmu-Ilmu Alam


Tingkat Kompetensi Kompetensi Ruang Lingkup
Tingkat Pendidikan - Menunjukkan sikap logis, - Bilangan Real.
Menengah (Kelas X- kritis, analitis, kreatif, - Eksponensial, Logaritma
XII) cermat dan teliti, dan Pertidaksamaannya.
bertanggung jawab, - Aljabar.
responsif, dan tidak mudah - Geometri dan
menyerah dalam Transformasi.
memecahkan masalah. - Fungsi dan Persamaan.
- Memiliki rasa ingin tahu, - Trigonometri.
percaya diri, semangat - Limit fungsi Aljabar.
belajar yang kontinu, - Matriks.
pemikiran reflektif dan - Kombinatorika.
ketertarikan pada - Statistika dan Peluang.
matematika. - Turunan Fungsi Aljabar.
- Memiliki rasa percaya - Program Linear.
pada daya dan kegunaan - Irisan Kerucut.
matematika, serta sikap
kritis yang terbentuk
melalui pengalaman
belajar.
- Memiliki sikap terbuka,
objektif, dan menghargai
karya teman dalam
interaksi kelompok
maupun aktivitas sehari-
hari.
- Memiliki kemampuan
- Mengkomunikasikan
gagasan matematika
dengan jelas dan efektif.
- Menjelaskan pola dan
menggunakannya untuk
melakukan prediksi dan
kecenderungan jangka
panjang; menggunakannya
untuk memprediksi
kecenderungan atau
memeriksa kesahihan
argument.
- Mengutarakan dan
menggali sifat-sifat fungsi
pangkat dan logaritma,
dengan memanfaatkan
hubungan saling inverse
keduanya.
- Menganalisis sifat grafik
eksponensial dan

79
Tingkat Kompetensi Kompetensi Ruang Lingkup
logaritma, nilai mutlak dan
memanfaatkannya dalam
menyelesaikan persamaan
logaritma, nilai mutlak.
- Mengenal dan
menggunakan sifat- sifat
aljabar dalam
menyelesaikan
- masalah sistem persamaan
linear dan kuadrat dan
pertidaksamaan linear dan
kuadrat, dibantu dengan
teknik geometri, dan
memberikan tafsiran
geometrinya.
- Memahami dan
menggunakan konsep
operasi aljabar fungsi
termasuk komposisi.
- Menggunakan sifat- sifat
transformasi untuk
menyelidiki kesebangunan
dan kekongruenan dan
menggunakannya untuk
memahami perbandingan
trigonometri, persamaan
trigonometri.
- Memanfaatkan pendekatan
koordinat dalam
menyelesaikan masalah
geometri (dan juga aljabar
pada umumnya).
- Memahami sifat geometri
bidang yang menyangkut
dalil titik berat segitiga,
dalil
- intersep, dalil segmen garis
dan menggunakannya
dalam membuktikan sifat
geometri.
- Mendeskripsikan konsep
fungsi trigonometri dan
hubungan diantaranya.
- Memahami persamaan
berbagai irisan kerucut dan
grafiknya dan kaitannya.
- Menggunakan konsep limit
untuk memahami
kecenderungan fungsi dan
menghampiri fungsi.
- Menggunakan konsep
turunan untuk memahami
kecenderungan dalam laju
perubahan serta
menggunakannya dalam
pemodelan.
- Memberi estimasi dengan

80
Tingkat Kompetensi Kompetensi Ruang Lingkup
menggunakan perhitungan
mental dan sifat-sifat
aljabar dan data statistik.
- Pemanfaatan rasio
- dan proporsi dalam
menyederhanakan
(scaling) masalah,
mengestimasi dan
menghitung perubahan
rasio (turunan).
- Membandingkan dan
menilai keefektifan
berbagai metoda penyajian
data.
- Memahami dan
menggunakan berbagai
teknik menghitung, dengan
prinsip perkalian sebagai
prinsip perkalian sentral.
- Memahami konsep
peluang yang didasarkan
frekuensi relatif;
memanfaatkan teknik
kombinatorika dalam
menentukan peluang
- Menentukan strategi
penyelesaian masalah yang
efektif, mengevaluasi hasil,
dan melakukan
- perumuman.
- Menunjukkan sikap logis, - Aljabar.
kritis, analitis, kreatif, - Bilangan Real.
cermat dan - Aljabar.
- teliti, bertanggung awab, - Geometri Ruang.
responsif, dan tidak mudah - Bunga majemuk, Angsuran,
menyerah dalam Anuitas.
memecahkan masalah. - Pertumbuhan, dan
- Memiliki rasa ingin tahu, Peluruhan.
percaya diri, dan - Matriks dan Vektor.
ketertarikan pada - Induksi matematika.
matematika. - Integral dan Teknik
- Memiliki rasa percaya diri (Substitusi dan Parsial).
dan semangat belajar yang - Logika dan Penyimpulan
kontinu, pemikiran reflektif,
kegunaan matematika, serta
sikap kritis yang terbentuk
melalui pengalaman belajar.
- Memiliki sikap terbuka,
objektif, dan menghargai
karya.
- Memiliki sikap terbuka,
objektif, dan menghargai
karya teman dalam interaksi
kelompok maupun aktivitas
sehari-hari.
- Memiliki kemampuan

81
Tingkat Kompetensi Kompetensi Ruang Lingkup
mengkomunikasikan
gagasan matematika dengan
jelas dan efektif.
- Menggunakan pola
- untuk menjelaskan
kecenderungan jangka
panjang dan
menggunakannya dalam
konteks dunia nyata, dan
memanfaatkannya dalam
pemecahan masalah atau
berargumentasi.
- Memahami konsep matriks
dan vektor serta operasinya
skalar dan vektor (termasuk
hasil kali titik, hasil kali
silang) serta
menggunakannya untuk
menganalisis geometri
bidang dan ruang.
- Menganalisis sifat- sifat
sederhana dari bangun
ruang seperti diagonal
ruang, diagonal bidang, dan
bidang diagonal, jarak antar
objek geometri ruang.
- Menggunakan berbagai
identitas trigonometri dalam
penyelesaian masalah.
- Menggunakan konsep
integral untuk memahami
masalah akumulasi dan
menghampirinya, dengan
penerapan misalnya pada
masalah luas dan volume.
- Menggunakan hubungan
turunan dan integral.
- Menentukan integral
dengan teknik
pengintegralan substitusi
dan parsial.
- Memberi estimasi dengan
menggunakan perhitungan
mental dan sifat-sifat
aljabar, visualisasi
geometris dan data statistik.
- Pemanfaatan rasio dan
proporsi untuk
menyederhanakan
kompleksitas perhitungan,
dan mengestimasi.
- Mengevaluasi penyajian
data dengan cara
membandingkan penyajian
data, statistik, dan data
- aktual.
- Menentukan strategi

82
Tingkat Kompetensi Kompetensi Ruang Lingkup
penyelesaian masalah yang
efektif, mengevaluasi hasil,
da melakukan
- perumuman.

6. Muatan Biologi untuk Peminatan Matematika dan ilmu-ilmu alam


Tingkat Kompetensi Kompetensi Ruang Lingkup
Tingkat Pendidikan - Memahami ruang lingkup - Keanekaragaman hayati
Menengah (Kelas X- biologi dan aplikasinya di Indonesia.
XII) era konseptual abad XXI dan - Ciri dan karakteristik virus,
menerapkannya dalam archaebateria dan
perencanaan karir di masa eubactaeria, protista, jamur,
depan. tumbuhan, hewan
- laboratorium biologi dalam invertebrata dan peranannya
pengamatan dan percobaan dalam
untuk memahami - kehidupan.
permasalahan biologi pada - Ekologi: ekosistem, aliran
berbagai objek dan energi, siklus/daur
bioproses, serta mengaitkan biogeokimia, dan interaksi
biologi dengan lingkungan, dalam ekosistem.
teknologi, dan masyarakat di - Perubahan lingkungan/iklim
abad XXI. dan daur ulang limbah.
- Mengkomunikasikan hasil - Sel, struktur dan fungsi sel
pengamatan dan percobaan penyusun jaringan pada
secara lisan melalui berbagai tumbuhan dan hewan pada
media dan secara tulisan sistem gerak, sirkulasi,
dengan bentuk laporan pencernaan, pernapasan/
dengan menggunakan kaidah respirasi, ekskresi,
penulisan yang benar. koordinasi, reproduksi, dan
- Menyajikan data berbagai sistem pertahanan tubuh.
objek dan bioproses
berdasarkan pengamatan dan
percobaan dengan
menerapkan prosedur ilmiah
dan memperhatikan aspek
keselamatan kerja.
- Menerapkan prinsip, konsep,
dan hukum dalam bidang
biologi
- untuk memecahkan
- Menerapkan proses
- kerja ilmiah dan keselamatan
kerja di permasalahan nyata
dan lingkungan hidup.
- Menganalisis berbagai
keanekaragaman hayati di
Indonesia, bioproses yang
berlangsung pada berbagai
tingkat organisasi seluler
pada sistem hidup,
menganalisis perilaku

83
Tingkat Kompetensi Kompetensi Ruang Lingkup
negatif dan dampak dari
perubahan lingkungan
terhadap kehidupan.
- Menunjukkan kemampuan
metakognitif terhadap
permasalahan pada berbagai
objek dan tingkat organisasi
kehidupan dan
menerapkannya dalam
kehidupan sebagai warga
negara yang baik dan wujud
cinta tanah
- air dan bangsa.
- Menerapkan proses kerja - Struktur dan fungsi DNA,
ilmiah dan keselamatan kerja gen dan kromosom dalam
di laboratorium biologi pembentukan dan pewarisan
dalam pengamatan dan sifat serta regulasi proses
percobaan, untuk memahami pada mahluk hidup.
permasalahan biologi - Proses kelangsungan
- pada berbagai objek dan - hidup di bumi melalui
bioproses, serta mengaitkan mutasi dan evolusi.
biologi dengan lingkungan, - Penerapan bioproses pada
teknologi, dan masyarakat di bioteknologi.
abad XII.
- Mengkomunikasikan hasil
pengamatan dan percobaan
secara lisan melalui berbagai
media dan secara tulisan
dengan bentuk laporan
menggunakan kaidah
penulisan yang benar.
- Menyajikan data berbagai
objek dan bioproses
berdasarkan pengamatan dan
percobaan dengan
menerapkan prosedur ilmiah
dan memperhatikan aspek
keselamatan kerja.
- Menerapkan prinsip, konsep,
dan hukum dalam bidang
biologi untuk memecahkan
permasalahan nyata yang
relevan, serta permasalahan
lingkungan hidup.
- Memahami struktur dan
fungsi enzim dan materi
genetik dalam bioproses
- dan pewarisan sifat pada
makhluk hidup, serta
kelangsungan hidup
organisme di bumi melalui
proses mutasi dan evolusi
dengan melakukan
investigasi literatur dan
mengkomunikasikannya
secara lisan dan tulisan.

84
Tingkat Kompetensi Kompetensi Ruang Lingkup
- Menganalisis dan
menyajikan data tentang
aplikasi bioproses pada
bioteknologi di berbagai
bidang kehidupan dan
menyajikannya secara lisan
dan tulisan.
- Menunjukkan kemampuan
metakognitif terhadap proses
metabolisme, pewarisan
sifat, dan kelangsungan
hidup di bumi dan
menerapkannya dalam
kehidupan sebagai warga
negara yang baik dan wujud
cinta tanah
- air dan bangsa.

7. Muatan Fisika
Tingkat Kompetensi Kompetensi Ruang Lingkup
Tingkat Pendidikan - Mengembangkan sikap - Hakikat fisika dan
Menengah (Kelas X- rasa ingin tahu, jujur, pengukuran besaran fisis.
XII) tanggung jawab, logis, - Kinematika gerak.
kritis, analitis, dan kreatif - Dinamika gerak.
melalui pembelajaran - Elastisitas dan hukum
fisika. Hooke.
- Merumuskan - Fluida statik dan dinamik.
permasalahan yang - Suhu, kalor, gejala
berkaitan dengan pemanasan global
fenomena fisika benda, (penyebab, dampak, dan
merumuskan hipotesis, solusi pemecahan).
mendesain dan - Teori inetik gas.
melaksanakan - Persamaan gelombang.
eksperimen, melakukan - Cahaya dan alat- alat
pengukuran secara teliti, optik.
mencatat dan menyajikan - Bunyi.
hasil dalam bentuk tabel
dan grafik,
menyimpulkan, serta
melaporkan hasilnya
secara lisan maupun
tertulis.
- Menganalisis konsep,
prinsip, dan hukum
mekanika, fluida,
termodinamika,
gelombang, dan optik
serta menerapkan
metakognisi dalam
menjelaskan fenomena
- alam dan penyelesaian
masalah kehidupan.
- Memodifikasi atau
merancang proyek
sederhana berkaitan

85
Tingkat Kompetensi Kompetensi Ruang Lingkup
dengan penerapan konsep
mekanika, fluida,
termodinamika,
- gelombang, atau optik.
- Mengembangkan sikap - Rangkaian listrik searah
rasa ingin tahu, jujur, (DC).
tanggung jawab, logis, - Rangkaian arus bolak-
kritis, analitis, dan kreatif balik (AC).
melalui pembelajaran - Induksi Faraday.
fisika. - Radiasi elektromagnetik.
- Merumuskan - Teknologi digital.
permasalahan yang - Konsep dan fenomena
berkaitan dengan kuantum.
fenomena fisika, - Inti atom, radioaktivitas,
merumuskan hipotesis, dan pemanfaatannya
mendesain dan dalam kehidupan.
melaksanakan
eksperimen, melakukan
pengukuran secara teliti,
mencatat dan menyajikan
hasil dalam bentuk tabel
dan grafik,
menyimpulkan, serta
melaporkan hasilnya
secara lisan maupun
tertulis.
- Menganalisis konsep,
prinsip, dan hukum
kelistrikan, kemagnetan,
- dan fisika modern serta
menerapkan metakognisi
dalam menjelaskan
fenomena alam dan
penyelesaian masalah
kehidupan.
- Menciptakan produk
sederhana berkaitan
dengan penerapan konsep
kelistrikan dan/atau
- kemagnetan.

8. Muatan Kimia
Tingkat Kompetensi Kompetensi Ruang Lingkup
Tingkat Pendidikan - Mengembangkan sikap - Hakikat dan peran kimia
Menengah (Kelas X- ilmiah: rasa ingin tahu, dalamkehidupan.
XII) berpikir logis dan analitis, - Struktur atom dan Sistem
tekun, ulet, jujur, disiplin, periodik.
tanggung jawab, dan peduli - Ikatan kimia dan Bentuk
melalui kimia. molekul.
- Memahami struktur atom - Larutan elektrolit dan
dan molekul, ikatan kimia, larutan non- elektrolit.
sifat fisik dan kimia unsur, - Konsep reaksi oksidasi
keperiodikan sifat unsur, reduksi dan bilangan
dan dapat mengkaitkan oksidasi.
struktur atom, jenis ikatan, - Tatanama senyawa

86
Tingkat Kompetensi Kompetensi Ruang Lingkup
struktur molekul dan anorganik dan organik.
interaksi antar molekul - Stoikiometri.
dengan sifat fisik dan - Termokimia.
kimianya yang teramati. - Laju reaksi.
- Menerapkan hukum- - Kesetimbangan kimia.
- hukum dasar kimia, - Sifat larutan asam basa
energetika, kinetika dan dan pH larutan.
kesetimbangan untuk - Kesetimbangan Ion.
menjelaskan fenomena
yang terkait seperti
kespontanan reaksi dan
faktor-faktor yang
mempengaruhi jalannya
suatu reaksi.
- Merancang dan melakukan
percobaan kimia yang
mencakup perumusan
masalah, mengajukan
hipotesis, menentukan
variabel, memilih
instrumen, mengumpulkan,
mengolah dan menganalisis
data, menarik kesimpulan,
dan mengkomunikasikan
hasil percobaan secara lisan
dan tertulis.
- Menganalisis dan
menyelesaikan
permasalahan yang
berkaitan dengan sifat-sifat
molekul, reaksi kimia,
kesetimbangan kimia,
kinetika kimia, dan
energetika, serta
menerapkan pengetahuan
ini pada berbagai bidang
- ilmu dan teknologi.
- Mengembangkan sikap - Sifat koligatif
- ilmiah: rasa ingin tahu, - larutan.
berpikir logis dan analitis, - Redoks dan elektrokimia.
tekun, ulet, jujur, disiplin, - Unsur-unsur golongan gas
tanggung jawab, dan peduli mulia, halogen, alkali dan
melalui kimia. alkali tanah, periode 3.
- Menerapkan prinsip- - Unsur golongan transisi
prinsip dasar kimia, periode 4 dan senyawanya.
struktur dan energetika - Senyawa alkana dan
untuk menganalisis derivat (halo alkana,
feneomena fisik dan kimia alkanol, alkoksi alkana,
yang berkaitan dengan sifat alkanal, alkanon, asam
fisik larutan, interaksi alkanoat, dan alkil
energi listrik dengan alkanoat).
perubahan kimia, dan sifat - Benzena dan turunannya.
fisikokimia unsur dan - Makromolekul (polimer,
senyawa. karbohidrat dan protein).
- Menjelaskan berlakunya - Lemak.
prinsip- prinsip dasar kimia - Hidrokarbon dan minyak

87
Tingkat Kompetensi Kompetensi Ruang Lingkup
dalam fenomena alam dan bumi.
pada produk. - Sistem koloid.

9. Muatan Sejarah Indonesia


Tingkat Kompetensi Ruang Lingkup
Kompetensi Materi

Tingkat Pendidikan - Memahami nilai-nilai yang - Prinsip dasar ilmu sejarah.


Menengah (Kelas X- terkandung dalam suatu - Zaman Kuno.
XII) peristiwa sejarah. - Zaman Pertengahan.
- Meneladani kepemimpinan - Zaman Pergerakan Daerah.
- tokoh sejarah dalam - Zaman Modern.
kehidupan masa kini. - Tokoh sejarah.
- Membangun semangat
kebangsaan, persatuan, dan
kesatuan.
- Menganalisis peristiwa
sejarah berdasarkan hubungan
sebab- akibat.
- Menulis cerita sejarah.
- Mengamalkan keteladanan - Demokrasi Liberal.
dari tokoh sejarah dalam - Demokrasi Terpimpin.
kehidupan masa kini. - Orde Baru.
- Menunjukkan sikap peduli - Reformasi.
terhadap benda-benda - Indonesia dalam Konteks
peninggalan sejarah. pergaulan dunia.
- Mengevaluasi suatu peristiwa
sejarah berdasarkan kesahihan
sumber dan penafsiran
penulisnya.
- Melakukan penelitian
sederhana tentang suatu
peristiwa sejarah.
- Menulis cerita sejarah.

10. Muatan Geografi


Tingkat Kompetensi Ruang Lingkup
Kompetensi Materi
Tingkat - Menjelaskan konsep dasar, prinsip, - Pengetahuan dasar
Pendidikan dan pendekatan Geografi. geografi.
Menengah - Menganalisis unsur-unsur geosfer, - Pola persebaran spasial
(Kelas X-XII) pola persebaran spasial, serta serta dinamika litosfer,
dinamikanya. atmosfer, hidrosfer, dan
- Menganalisis pola persebaran spasial, antroposfer.
serta dinamika sumber daya alam dan - Mitigasi dan adaptasi

88
Tingkat Kompetensi Ruang Lingkup
Kompetensi Materi
sumber daya manusia di Indonesia bencana.
dan dunia. - Persebaran sumber daya
- Menganalisis upaya-upaya pelestarian alam dan sumber daya
lingkungan hidup dan pembangunan manusia di Indonesia dan
berkelanjutan. dunia.
- Mengamati, menganalisis, - Pelestarian lingkungan
merancang, dan mengkomunikasikan hidup dan pembangunan
kajian dan atau penelitian berkelanjutan
- berbagai gejala geosfer.
- Menganalisis peta, citra penginderaan - Informasi keruangan
jauh, dan Sistem Informasi Geografis gejala dalam bentuk Peta,
(SIG) serta pemanfaatannya dalam Citra penginderaan jauh,
pembangunan nasional. dan Sistem Informasi
- Menganalisis Pola persebaran dan Geografis (SIG), dan
interaksi keruangan antara desa dan pemanfaatannya dalam
- kota, kaitannya dengan pembangunan - Pembangunan nasional.
wilayah. - Pola persebaran dan
- Menganalisis kerjasama antar wilayah interaksi keruangan antara
di dalam Negara dan kerjasama desa dan kota.
internasional untuk terjalinnya - Kerjasama antar wilayah
hubungan yang saling di dalam negara dan
menguntungkan. kerjasama internasional
- Mengamati, menganalisis, untuk terjalinnya
merancang, melaksanakan kajian, hubungan yang saling
serta mengevaluasi kerjasama antar - menguntungkan
wilayah yang saling menguntungkan.

11. Muatan Sejarah Peminatan


Tingkat Kompetensi Ruang Lingkup
Kompetens Materi
i
Tingkat - Menghayati makna suatu peristiwa - Cara Berpikir Sejarah.
Pendidikan sejarah untuk kehidupan masa kini. - Prinsip dasar ilmu sejarah.
Menengah - Meneladani sikap dan keteladanan - Peradaban awal manusia.
(Kelas X- tokoh sejarah dalam pergaulan di - Perkembangan negara-
XII) masyarakat. negara tradisional di
- Mengevaluasi suatu peristiwa Indonesia.
sejarah berdasarkan kesahihan - Revolusi besar dunia dan
sumber dan bias penafsiran pengaruhnya.
sejarawan. - Heroisme dan kebangsaan
- Mengkaji peristiwa masa Indonesia.
- kini berdasarkan latar belakang - Proklamasi dan
sejarah. perkembangan negara
- Menulis suatu peristiwa sejarah dari kebangsaan
sumber yang memiliki penafsiran - Indonesia.
yang sama.
- Menerapkan perilaku keteladanan - Dunia pada masa Perang
tokoh sejarah. Dingin dan perubahan
- Mengembangkan kegiatan politik global.
pemeliharaan benda-benda - Perjuangan
peninggalan sejarah. mempertahankan
- Menerapkan prosedur penelitian kemerdekaan Indonesia.
sejarah. - Indonesia pada masa Orde

89
Tingkat Kompetensi Ruang Lingkup
Kompetens Materi
i
- Menggunakan konsep- konsep Baru dan Reformasi.
sejarah secara kritis dalam - Indonesia dan Dunia pada
mengevaluasi sebuah karya sejarah. masa Revolusi Teknologi
- Mengevaluasi penafsiran sejarah Informasi dan
dari sejarawan yang berbeda sudut Komunikasi.
pandang dan penafsiran sejarahnya.
- Merekonstruksi peristiwa sejarah
berdasarkan sumber sejarah yang
berbeda dalam tafsiran
- sejarah.

12. Muatan Sosiologi


Tingkat Kompetensi Ruang Lingkup
Kompetensi Materi
Tingkat - Membangun toleransi dan empati - Individu, kelompok
Pendidikan dalam hubungan sosial. dan hubungan sosial.
Menengah - Memiliki tanggung jawab publik - Ragam kelompok
(Kelas X-XII) serta menjunjung tinggi sosial di dalam
keharmonisan sosial. masyarakat.
- Mengamati dan menganalisis - Masalah sosial,
masalah- masalah sosial. konflik, kekerasan
- Melaksanakan prosedur dan dan penyelesaiannya,
mengkomunikasikan kajian dan serta kesetaraan
atau penelitian berbagai gejala dalam keberagaman.
sosial. - Metode penelitian
- sosial.
- Membangun toleransi dan empati - Perubahan sosial dan
sosial dengan penyesuaian diri globalisasi.
terhadap perubahan global. - Ketimpangan sosial
- Mengamati dan menganalisis dan pemberdayaan
ketimpangan sosial dengan solusi komunitas.
pemecahannya.
- Melaksanakan prosedur kajian
untuk praktik pemberdayaan
komunitas.
- Mengevaluasi praktik
pemberdayaan komunitas dan
merumuskan alternatif
- solusinya.

13. Muatan Ekonomi


Tingkat Kompetensi Ruang Lingkup
Kompetensi Materi
Tingkat - Memahami dan menyajikan konsep - Konsep dasar ilmu
Pendidikan ilmu ekonomi, prinsip ekonomi, ekonomi
Menengah permasalahan ekonomi, peran - Prinsip ekonomi.
(Kelas X-XII) pelaku kegiatan ekonomi, serta - Permasalahan
pasar dan terbentuknya harga pasar. ekonomi.
- Memahami dan menyajikan peran - Pelaku ekonomi.
bank, lembaga keuangan bukan
bank, bank sentral dan Otoritas Jasa

90
Tingkat Kompetensi Ruang Lingkup
Kompetensi Materi
Keuangan (OJK), serta - Pasar uang dan pasar
menyimulasikan sistem pembayaran modal
dan alat pembayaran.
- Memahami dan menerapkan konsep - Pengelolaan koperasi
manajemen, koperasi dan Pembangunan
pengelolaan koperasi. ekonomi
- Memahami dan menyajikan konsep - Pertumbuhan
pembangunan ekonomi dan ekonomi.
pertumbuhan ekonomi. - Ketenagakerjaan
- Menganalisis dan menyajikan hasil - Pendapatan nasional.
analisis ketenagakerjaan, - APBN.
pendapatan nasional, APBN dan - APBD.
APBD, serta peran, fungsi dan - Pajak.
manfaat pajak dalam - Inflasi.
- pembangunan. - Kebijakan moneter
- Menganalisis dan menyajikan dan fiskal.
perhitungan indeks harga dan - Perdagangan
inflasi, serta kebijakan moneter dan internasional.
fiskal. - Kerjasama ekonomi
- Menganalisis dan mengevaluasi internasional.
peran pelaku ekonomi dan pasar
modal dalam sistem perekonomian
Indonesia.
- Memahami konsep dan
mengevaluasi kebijakan
perdagangan internasional dan
kerjasama ekonomi
- internasional.
- Memahami konsep akuntansi - Sistem akuntansi
sebagai sistem informasi dan - Sistem informasi
menyajikan persamaan dasar akuntansi.
akuntansi. - Persamaan dasar
- Memahami konsep dan mampu akuntansi.
menerapkan siklus akuntansi - Siklus akuntansi
perusahaan jasa dan dagang. perusahaan jasa.
- Siklus akuntansi
perusahaan
- dagang.

14. Muatan Bahasa Inggris


Tingkat Kompetensi Ruang Lingkup
Kompetensi Materi
Tingkat Pendidikan - Mengidentifikasi fungsi - Teks-teks: label nama,
Menengah (Kelas X-XII) sosial, struktur teks dan unsur daftar barang, instruksi,
kebahasaan dari teks sangat rambu, tanda
pendek dan sederhana. peringatan, undangan
- Berkomunikasi secara pribadi, ucapan
interpersonal, transaksional, selamat, recount,
dan fungsional tentang diri pengumuman, naratif,
sendiri, keluarga, orang lain, deskriptif, dan lagu,
dan objek yang kongkrit dan dalam wacana
imajinatif, yang terdekat interpersonal,
dengan kehidupan dan transaksional, dan
kegiatan siswa sehari-hari di fungsional pada tataran

91
Tingkat Kompetensi Ruang Lingkup
Kompetensi Materi
rumah, sekolah, dan literasi fungsional.
masyarakat. - Struktur teks
- Menyusun teks lisan dan interpersonal,
tulis, sangat pendek dan transaksional, dan
sederhana, dengan fungsional.
menggunakan struktur teks - Keterampilan
secara urut dan runtut serta mendengarkan,
unsur kebahasaan secara berbicara, membaca,
akurat dan berterima. dan menulis teks
interpersonal,
transaksional, dan
fungsional yang
- tercakup.
- Unsur-unsur
kebahasaan.
- Frasa sangat pendek
dan sederhana.
- Modalitas: dengan
batasan makna yang
jelas.
- Mengidentifikasi fungsi - Teks-teks: factual
sosial, struktur teks dan unsur report, ilmiah,
kebahasaan dari teks pendek prosedur, naratif, dan
dan sederhana. iklan, dalam wacana
- Berkomunikasi secara interpersonal,
interpersonal, transaksional, transaksional, dan
dan fungsional tentang diri fungsional pada tataran
sendiri, keluarga, orang lain, literasi fungsional.
dan objek kongkrit dan - Struktur teks
imajinatif, yang terdekat interpersonal,
dengan kehidupan dan transaksional, dan
kegiatan siswa sehari-hari di fungsional.
rumah, sekolah, dan - Keterampilan
masyarakat. - mendengarkan,
- Menyusun teks lisan dan berbicara, membaca,
- tulis, pendek dan sederhana dan menulis teks
dengan menggunakan interpersonal,
struktur teks secara urut dan transaksional, dan
runtut serta unsur fungsional yang
kebahasaan secara akurat, tercakup.
berterima, dan lancar. - Unsur-unsur
kebahasaan.
- Frasa pendek dan
sederhana.
- Modalitas: dengan
batasan makna yang
jelas
- Mengidentifikasi fungsi - Teks-teks :
sosial, struktur teks dan unsur pemberitahuan,
kebahasaan dari teks pendek recount, naratif,
dalam kehidupan dan deskriptif, lagu, teks-
kegiatan siswa sehari-hari. teks : factual report,
- Berkomunikasi secara ilmiah prosedur,
interpersonal, transaksional, undangan, surat
dan fungsional tentang diri pribadi, factual report,

92
Tingkat Kompetensi Ruang Lingkup
Kompetensi Materi
sendiri, keluarga, orang lain, eksposisi analitis,
dan objek kongkrit dan ilmiah, dan biografi,
imajinatif, yang terdekat dalam wacana
dengan kehidupan dan interpersonal,
kegiatan siswa sehari-hari di transaksional, dan
rumah, sekolah, dan fungsional pada tataran
masyarakat, serta terkait literasi informasional.
dengan mata pelajaran - Struktur teks
- lain. - interpersonal,
- Menyusun teks lisan dan tulis transaksional, dan
pendek, dengan fungsional.
menggunakan struktur teks - Keterampilan
secara urut dan runtut serta mendengarkan,
unsur kebahasaan secara berbicara, membaca,
akurat, berterima, dan lancar. dan menulis teks
- Menyunting teks tulis, interpersonal,
pendek, dengan transaksional, dan
menggunakan struktur teks fungsional yang
secara urut dan runtut serta tercakup.
unsur kebahasaan secara - Unsur-unsur
akurat, berterima, dan lancar. kebahasaan.
- Frasa pendek
- Modalitas: dengan
batasan makna yang
jelas.
- - Teks-teks: lagu,
- Mengidentifikasi fungsi caption, factual report,
sosial, struktur teks dan unsur ilmiah, news item, dan
kebahasaan dari teks pendek prosedur, dalam
dalam kehidupan dan wacana interpersonal,
kegiatan siswa sehari-hari. transaksional, dan
- Berkomunikasi secara, fungsional pada tataran
transaksional, dan fungsional literasi informasional.
tentang diri sendiri, keluarga, - Struktur teks
orang lain, dan objek kongkrit interpersonal,
dan imajinatif, yang terdekat transaksional, dan
dengan kehidupan dan fungsional.
kegiatan siswa sehari-hari di - Keterampilan
- rumah, sekolah, dan - mendengarkan,
masyarakat, serta terkait berbicara, membaca,
dengan mata pelajaran lain dan menulis teks
dan dunia kerja. interpersonal,
- Menyusun teks lisan dan transaksional, dan
tulis, pendek, dengan fungsional yang
menggunakan struktur teks tercakup.
secara urut dan runtut serta - Unsur-unsur
unsur kebahasaan secara kebahasaan.
akurat, berterima, dan - Frasa pendek.
lancar. - Modalitas: dengan
- Menyunting teks tulis, batasan makna yang
pendek, dengan jelas.
menggunakan struktur teks
secara urut dan runtut serta
unsur kebahasaan secara
akurat, berterima, dan

93
Tingkat Kompetensi Ruang Lingkup
Kompetensi Materi
- lancar.

15. Muatan Bahasa dan Sastra Inggris


Tingkat Kompetensi Kompetensi Ruang Lingkup
Tingkat Pendidikan - Mengidentifikasi fungsi - Teks-teks: iklan,
Menengah (Kelas X-XII) sosial, struktur teks dan unsur recount, naratif,
kebahasaan dari teks agak eksplanasi, report,
panjang dalam kehidupan dan deskriptif, proverb,
kegiatan siswa sehari-hari. riddle, lagu, brosur,
- Komunikasi leaflet, banner,
- interpersonal, transaksional, pamphlet, factual
dan fungsional tentang diri report,
sendiri, keluarga, orang lain, - biografi, eksposisi
dan objek kongkrit dan hortatory, puisi, dalam
imajinatif, yang terdekat wacana interpersonal,
dengan kehidupan dan transaksional, dan
kegiatan siswa sehari-hari di fungsional pada tataran
rumah, sekolah, dan literasi informasional.
masyarakat, serta terkait - Struktur teks
dengan mata pelajaran lain. interpersonal,
- Menyusun teks lisan dan tulis, transaksional, dan
agak panjang dengan fungsional.
menggunakan struktur teks - Keterampilan
dan unsur kebahasaan secara mendengarkan,
akurat dan berterima. berbicara, membaca,
- Menyunting teks tulis, agak dan menulis teks
panjang dengan interpersonal,
menggunakan struktur teks transaksional, dan
dan unsur kebahasaan. fungsional yang
- Menggunakan unsur tercakup.
kebahasaan secara akurat, - Unsur-unsur
berterima, dan lancar secara kebahasaan.
spontan. - Frasa kompleks.
- Modalitas: alternatif
pembeda lebih samar
satu dengan yang
- lainnya.
- Mengidentifikasi fungsi -
sosial, struktur teks dan unsur
kebahasaan dari teks, agak
panjang dalam kehidupan dan
kegiatan siswa sehari-hari.
- Komunikasi interpersonal,
transaksional, dan fungsional
tentang diri sendiri, keluarga,
orang lain, dan objek kongkrit
dan imajinatif, yang terdekat
dengan kehidupan dan
kegiatan siswa sehari-hari di
rumah, sekolah, dan
masyarakat, serta terkait
dengan mata pelajaran lain
dan dunia kerja.
- Menyusun teks lisan dan tulis,

94
Tingkat Kompetensi Kompetensi Ruang Lingkup
agak panjang dengan
menggunakan struktur teks
dan unsur kebahasaan secara
akurat dan berterima.
- Menyunting teks tulis, agak
panjang dengan
menggunakan struktur teks
dan unsur kebahasaan.
- Menggunakan unsur
kebahasaan secara akurat,
berterima, dan lancar secara
- spontan.

16. Muatan Seni Budaya


Tingkat Kompetensi Kompetensi Ruang Lingkup
Tingkat Pendidikan - Menunjukkan perilaku rasa - Apresiasi dan kreasi
Menengah (Kelas X-XII) ingin tahu, peduli karya seni rupa (seni
lingkungan, kerjasama, jujur, rupa dua dan tiga
percaya diri, dan mandiri dimensi, kritik seni
dalam berkarya seni budaya. rupa, dan pameran
- Memahami keberagaman seni rupa).
dan nilai estetis karya seni - Apresiasi dan kreasi
budaya. karya seni musik
- Membandingkan masing- (gubahan lagu dan
masing karya seni dan nilai musik, kritik musik,
seni budaya untuk dan pertunjukan
menemukenali/merasakan musik).
keunikan/keindahan serta - Apresiasi dan kreasi
nilai estetis. karya seni tari
- Menerapkan dan (penciptaan tari, kritik
memodifikasi konsep, tari, dan pertunjukan
teknik, prosedur, bahan, tari).
media dalam proses berkarya - Apresiasi dan kreasi
seni budaya. seni teater (rancangan
- Menganalisis konsep, teknik, karya teater, kritik
prosedur, bahan, media teater, dan
dalam proses berkarya seni pertunjukan teater).
budaya. - Apresiasi dan kreasi
- Menganalisis keberagaman karya seni rupa dua
dan keunikan karya seni dan tiga dimensi,
budaya. kritik seni rupa dan
- Menyajikan hasil analisis pameran seni rupa.
dalam bentuk karya dan - Apresiasi dan kreasi
telaah seni budaya yang karya seni musik
- bernilai estetis. (musik kreasi, kritik
- Menunjukkan perilaku rasa musik, dan
ingin tahu, peduli pertunjukan musik).
lingkungan, kerjasama, jujur, - Apresiasi dan kreasi
percaya diri, dan mandiri karya seni tari (Kreasi
dalam berkarya seni budaya. tari sesuai iringan,
- Menunjukkan keberagaman kritik tari dan

95
Tingkat Kompetensi Kompetensi Ruang Lingkup
dan nilai estetis karya seni pertunjukan tari).
budaya. - Apresiasi dan kreasi
- Membandingkan masing- karya seni teater
masing karya dan nilai seni (naskah teater, kritik
budaya untuk seni teater, dan
menemukenali/merasakan pertunjukan seni
keunikan/nilai estetis. - teater).
- Mencipta karya seni budaya
yang orisinal.
- Mengevaluasi keberagaman
dan keunikan kreasi karya
seni.
- Menyajikan hasil evaluasi
dalam bentuk karya dan
telaah seni budaya original
yang bernilai estetis.

17. Muatan PenjasOrkes


Tingkat Kompetensi Kompetensi Ruang Lingkup
Tingkat Pendidikan - Menganalisis dan - Aktivitas fisik
Menengah (Kelas X-XII) memperbaiki kesalahan olahraga permainan
variasi dan kombinasi dan atletik
keterampilan gerak salah - Pemainan bola besar,
satu permainan dan sepak bola, bola voli,
olahraga. bola basket.
- Menganalisis variasi, - Permainan bola kecil,
kombinasi dan memperbaiki dan atletik: softball,
kesalahan keterampilan bulutangkis, tenis
olahraga beladiri. meja.
- Menganalisis konsep dan - Aktivitas fisik gerakan
mempraktikkan latihan, jalan cepat, lari,
pengukuran komponen lompat, dan lempar
kebugaran jasmani. atau permainan
- Menganalisis dan tradisional sejenis.
mempraktikkan rangkaian - Menguasai aktivitas
keterampilan senam lantai. fisik beladiri: pencak
- Menganalisis dan silat, karate,
mempraktikkan variasi dan taekwondo atau
kombinasi keterampilan beladiri tradisional
rangkaian gerak ritmik. sejenis.
- Menganalisis dan - Menguasai rangkaian
memperbaiki kesalahan Aktivitas fisik
keterampilan tiga gaya - melalui: latihan
renang yang berbeda dan pengembangan
penyelamatan aktivitas di kekuatan, daya tahan,
air. kelentukan, kecepatan,
- Memiliki perilaku hidup dan koordinasi.
sehat dalam memilih - Menguasai aktivitas
makanan dan minuman dan fisik rangkaian :
menghindari diri dari senam lantai dan
tindakan merugikan diri senam alat.
sendiri. - Menguasai rangkaian
- Mengamalkan perilaku gerakan aktivitas fisik

96
Tingkat Kompetensi Kompetensi Ruang Lingkup
- sportif, bertanggung jawab, ritmik: senam aerobik
menghargai perbedaan, dan SKJ secara
toleransi, bekerja sama, harmonis.
disiplin, dan menerima - Menguasai gerakan
kekalahan dengan sikap aktivitas fisik di air:
positif dan mengekspresikan renang gaya bebas,
kemenangan dengan wajar. gaya punggung, gaya
dada dan
penyelamatan dalam
aktivitas air.

- Kesehatan
- Makanan dan
minuman sehat,
pencegahan dan
- Penanggulangan
penyakit, bahaya
penggunaa
NARKOBA dan
psikotropika serta
upaya pencegahan dan
penanggulangan nya,
dampak seks bebas,
cara mencegah HIV
dan AIDS serta cara
penanggulangan
- nya.
- Menganalisis dan - Menguasai gerakan
memperbaiki kesalahan aktivitas fisik melalui
variasi dan kombinasi permainan, atletik dan
keterampilan gerak salah olahraga
permainan dan olahraga - Pemainan bola besar,
dengan koordinasi yang sepak bola, bola voli,
lebih baik. bola basket.
- Menganalisis variasi, - Permainan bola kecil,
kombinasi dan memperbaiki softball, bulutangkis,
kesalahan keterampilan tenis meja.
olahraga beladiri dengan - Aktivitas fisik gerakan
koordinasi yang lebih baik. jalan cepat, lari,
- Menganalisis konsep dan lompat, dan lempar
mempraktikkan latihan, atau permainan
pengukuran komponen tradisional
kebugaran jasmani. - sejenis dengan baik
- Menganalisis dan dan benar.
mempraktikkan rangkaian - Menguasai gerakan
keterampilan senam lantai aktivitas fisik beladiri:
- untuk menghasilkan pencak silat, karate,
koordinasi gerak yang baik. taekwondo atau
- Menganalisis variasi, permainan tradisional
kombinasi dan sejenis.
mempraktikkan - Menguasai rangkaian
keterampilan rangkaian gerakan aktivitas fisik:
aktivitas gerak ritmik untuk latihan pengembangan
menghasilkan koordinasi kekuatan, daya tahan,
gerak yang baik. kelentukan, kecepatan,
- Menganalisis dan dan koordinasi.

97
Tingkat Kompetensi Kompetensi Ruang Lingkup
memperbaiki kesalahan - Menguasai rangkaian
keterampilan tiga gaya gerakan aktivitas
renang yang berbeda dan fisik : senam lantai
penyelamatan dalam dan senam alat dengan
aktivitas air dengan baik dan benar.
koordinasi yang lebih baik. - Menguasai rangkaian
- Membiasakan pola hidup gerakan aktivitas fisik
sehat secara konsisten ritmik: senam aerobik
- Menghayati dan dan SKJ baik dan
mengamalkan perilaku - benar.
sportif, bertanggung jawab, - Menguasai gerakan
menghargai perbedaan, aktivitas fisik di air:
toleransi, bekerja sama, renang gaya bebas,
disiplin, dan menerima gaya punggung, gaya
kekalahan dengan sikap dada dan
positif dan mengekspresikan penyelamatan dalam
kemenangan dengan wajar. aktivitas air.

- Kesehatan
- STDS (Sexually
Transmitted Disease),
AIDS, Penyakit
Menular Seksual
(PMS).
- Peraturan
perundangan berkaitan
NARKOBA dan
- psikotropika.

18. Muatan Prakarya


Tingkat Kompetensi Kompetensi Ruang Lingkup
Tingkat Pendidikan - Menunjukkan perilaku rasa - Apresiasi dan kreasi
Menengah ingin tahu, peduli prakarya (Kerajinan)
( Kelas X-XII) lingkungan, kerjasama, jujur, - Kerajinan tekstil dan
percaya diri, dan mandiri limbah tekstil.
dalam berkarya prakarya. - Kerajinan dari bahan
- Menganalisis desain produk, lunak dan bahan keras.
sumber daya, dan proses
pembuatan karya. - Apresiasi dan kreasi
- Mendesain produk dan prakarya (Rekayasa)
- proses pembuatan karya. - Rekayasa alat
- Membuat dan mengolah komunikasi sederhana
karya. dan alat pengatur
- Menyajikan pengalaman gerak sederhana.
wirausaha. - Rekayasa pembangkit
listrik sederhana dan
inovatif menggunakan
teknologi tepat guna.

- Apresiasi dan kreasi


prakarya (Budidaya)
- Budidaya tanaman
hias dan tanaman
pangan.
- Usaha budidaya

98
Tingkat Kompetensi Kompetensi Ruang Lingkup
pembenihan ikan
konsumsi dan ikan
hias.

- Apresiasi dan kreasi


prakarya (Pengolahan)
- Pengawetan bahan
pangan nabati dan
hewani menjadi
produk pangan khas
daerah dan nusantara.
- Pengolahan bahan
nabati dan hewani
menjadi produk non
pangan pembersih
- dan kosmetik.
- Apresiasi dan kreasi
prakarya
(kewirausahaan)
- Nilai dan peluang
wirausaha, serta
aspek-aspek
- perencanaan usaha.
- Menunjukkan perilaku rasa - Apresiasi dan kreasi
ingin tahu, peduli prakarya (Kerajinan)
lingkungan, kerjasama, jujur, - Kerajinan fungsi hias
percaya diri, dan mandiri dan pakai dari limbah.
dalam berkarya prakarya.
- Menganalisis dan - Apresiasi dan kreasi
mengevaluasi desain produk, prakarya (Rekayasa)
sumber daya, dan proses - Rekayasa elektronika
pembuatan karya. praktis dan dengan
- Mendesain produk dan kendali elektronika
proses pembuatan karya - Apresiasi dan kreasi
- Mencipta, mengolah, dan prakarya (Budidaya)
mempraktekkan karya. - Budidaya ternak
- Menyajikan dan unggas petelur dan
mengevaluasi usaha. pedaging.

- Apresiasi dan kreasi


prakarya (Pengolahan)
- Pengolahan bahan
nabati dan hewani
menjadi makanan
khas daerah dan
- produk non pangan
kesehatan

19. Muatan Bahasa Jepang


Target Kompetensi Kompetensi Ruang Lingkup
Tingkat Pendidikan - Memiliki kemampuan - Wacana interpersonal,
Menengah (Kelas X-XII) berkomunikasi transaksional, dan
interpersonal, fungsional sebagai
transaksional, dan - wahana komunikasi dan

99
- fungsional. pengembangan potensi
- Memiliki kemampuan akademik dalam ragam
memilih dan wacana fungsional seperti
melaksanakan mendeskripsikan,
tindakan dan strategi menarasikan, menceritakan
komunikasi secara kembali, memaparkan dan
lisan dan tulis. membuat laporan sederhana
- Memiliki kemampuan terkait topik Identitas diri
menggunakan bahasa - (あいさ つ aisatsu,
dalam konteks - じこしょうかい jikoshoukai),
sosiokultural sebagai Kehidupan sekolah ( がっこう
wahana untuk の せいかつ Gakkou no
penanaman nilai seikatsu), Keluarga
karakter bangsa. - (かぞく kazoku), dan
- Menerapkan unsur- - Kehidupan sehari- hari (いちに
unsur kebahasaan ちの
secara akurat dan - せいかつ ichinichi no
berterima. - seikatsu)
- Memahami teks-teks - Keterampilan
sastra Jepang. mendengarkan, berbicara,
membaca, dan menulis.
- Nilai-nilai sosiokultural dan
karakter bangsa.
- Bunyi, kosakata, tata
bahasa, tekanan kata,
intonasi, ejaan, aksara,
tanda baca dan pemarkah
wacana.
- Teks-teks karya
- sastra Jepang
- Memiliki kemampuan - Wacana interpersonal,
berkomunikasi transaksional, dan
interpersonal, fungsional sebagai wahana
transaksional, dan komunikasi dan
fungsional secara pengembangan potensi
efektif. akademik dalam ragam
- Memiliki kemampuan wacana fungsional seperti
memilih dan mendeskripsikan,
melaksanakan menarasikan, menceritakan
tindakan dan strategi kembali, memaparkan dan
komunikasi secara membuat laporan sederhana
lisan dan tulis. terkait topik Kegiatan pada
- Memiliki kemampuan waktu senggang/Hobi
menggunakan bahasa - (ひまな と き hima na
dalam konteks - toki) dan Wisata (りょこう
sosiokultural sebagai ryokou)
wahana untuk - Keterampilan
penanaman nilai mendengarkan, berbicara,
karakter bangsa. membaca, dan menulis.
- Menerapkan unsur- - Nilai-nilai sosiokultural dan
unsur kebahasaan karakter bangsa.
secara akurat dan - Bunyi, kosakata, tata
berterima. bahasa, tekanan kata,
- Memahami teks-teks intonasi, ejaan, aksara,
sastra Jepang. tanda baca dan pemarkah
wacana.
- Teks-teks karya
- sastra Jepang.

100
3.4.2. Muatan Nasional
Muatan kurikulum pada tingkat nasional dikembangkan oleh pemerintah pusat
berdasarkan Permendikbud no. 36 tahun 2018, terdiri atas kelompok mata pelajaran
umum A, kelompok mata pelajaran umum B, dan kelompok mata pelajaran C, termasuk
bimbingan konseling dan ekstrakurikuler wajib pendidikan kepramukaan. Muatan
Kurikulum SMAN Model Terpadu Bojonegoro tahun pelajaran 2020/2021 mencakup
muatan nasional dan muatan lokal seperti dalam tabel berikut.
Tabel 10. Muatan Kurikulum SMAN Model Terpadu Bojonegoro Tahun Pelajaran
2020/2021.
Mata Pelajaran
Kelompok A (Kelompok Umum)

1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti


2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
3. Bahasa Indonesia
4. Matematika
5. Sejarah Indonesia
6. Bahasa Inggris
Kelompok B (Kelompok Umum)
7. Seni Budaya
Pendidikan Jasmani,
8.
Olahraga, dan Kesehatan
9. Prakarya dan Kewirausahaan
10 Bahasa Jawa
Kelompok C (Kelompok Peminatan dan Pemilihan Lintas Minat)
Peminatan MIPA :
11 Matematika
12 Fisika
13 Kimia
14 Biologi
Peminatan IPS
15 Geografi
16 Sejarah
17 Sosiologi

101
Mata Pelajaran
18 Ekonomi
Lintas Minat
19 Kimia
20 Sosiologi/Geografi
21 Bahasa Inggris (Peminatan)
22 Bahasa Jepang
Bimbingan Konseling
Pendidikan Kepramukaan

3.4.3. Muatan Lokal


a. Jenis dan Strategi Pelaksanaan Muatan Lokal
Berdasarkan hasil analisis keunggulan daerah Kabupaten Bojonegoro
maka jenis muatan lokal yang dilaksanakana di SMAN Model Terpadu
Bojonegoro seperti terdapat dalam struktur kurikulum pada tabel di atas adalah
Bahasa Daerah. Sesuai Permendikbud No. 79 Tahun 2014 tentang Muatan Lokal
Kurikulum 2013 dan Pergub Jatim No. 19 Tahun 2014 tentang Mulok, Bahasa
Jawa adalah muatan lokal Provinsi Jawa Timur yang harus dilaksanakan disetiap
sekolah di Provinsi Jawa Timur dengan KI dan KD sudah dibuat di Provinsi untuk
kelas X, XI dan XII.
1. Strategi Pelaksanaan Program Muatan Lokal Bahasa Jawa
Strategi pembelajaran (Pendidikan komunikatif) mencakup :
a. Semi permainan untuk meningkatkan motifasi intrinsik siswa
b. Didominasi bentuk praktik untuk mengaktifkan siswa
c. Menempatkan siswa sebagai objek dan subjek dalam pembelajaran
2. Model pembelajaran yang diakronimkan basjam (bahasa jawa menyenangkan)
yaitu
a. Bermain kata, yaitu diterapkan dengan tujuan meningkatkan penguasaan
kosa kata siswa, model bermain kata terwujud dalam dua strategi yaitu :
teka teki silang (TTS) dan skrebel. Piranti yang dibutuhkan adalah lembar
TTS dan lembar skrebel.

102
b. Bermain peran, yaitu diterapkan untuk meningkatkan penguasaan kosa
kata, penguasaan gramatika, kemampuan bicara, dan kemampuan
mengapresiasi sastra. Contoh : main sandiwara dan monolog
c. Kuis bahasa, yaitu diterapkan untuk meningkatkan kemampuan menyimak
sumber tulis dan lisan dalam bahasa daerah. Meliputi tiga strategi, yaitu :
1). Kuis berita, 2). Mengubah lagu, 3). Cerdas tangkas (wastra basa).
d. Olah (othak-athik) aksara, yaitu diterapkan untuk meningkatkan
kemampuan siswa dalam menulis dan membaca aksara jawa. Meliputi tiga
strategi berurutan yaitu : 1) kartu aksara, 2) sandhing aksara dan 3). Aksara
ubahan.
b. Daftar Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Muatan Lokal
1. KI / KD Bahasa jawa Kelas X
No. KI KD
1. Menghayati dan mengamalkan 1.1 Menghargai dan men-syukuri keberadaan bahasa
perilaku jujur, disiplin, daerah sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa
tanggungjawab, peduli untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
terhadap lingkungan (menjaga berbahasa daerah, serta untuk melestarikandan
kebersihan, keindahan, dan mengembangkan budaya daerah untuk
kerapian lingkungan sekitar), didayagunakan sebagai upaya pembinaan dan
santun, responsive dan pro- pengembangan kebudayaan Nasional.
aktif dan menunjukkan sikap 1.2 Menunjukkan perilaku jujur, tanggung jawab, dan
sebagai bagian dari solusi atas disiplin dalam menggunakan bahasa daerah untuk
berbagai permasalahan dalam menunjukkan tahapan dan langkah kegiatan yang
berinteraksi secara efektif telah ditentukan.
dengan lingkungan sosial dan
alam serta dalam
menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.

2. Memahami,menerapkan, 2.1 Mensyukuri anugerah Tuhan akan keberadaan bahasa


menganalisis pengetahuan daerah dan mengunakannya sesuai kaidah dalam
faktual, konseptual, prosedural konteks kebhinekaan
berdasarkan rasa ingin tahu 2.2 Menunjukkan perilaku jujur, tanggung jawab, dan
tentang ilmu pengetahuan, disiplin dalam menggunakan bahasa daerah untuk
teknologi, seni, budaya, dan menunjukkan tahapan dan langkah kegiatan yang
humaniora dengan wawasan telah ditentukan.
kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban 2.3 Mengidentifikasi, memahami, dan menganalisis unsur
terkait penyebab fenomena intrinsik maupun ekstrinsik teks sastra klasik dan
dan kejadian, serta modern secara lisan dan tulis.
menerapkan pengetahuan 2.4 Menginterpretasi, menanggapi dan
prosedural pada bidang kajian mengekspresikan teks sastra modern dan klasik
yang spesifik sesuai dengan (wayang / topѐng ḍhâlâng) sesuai isi secara lisan dan
bakat dan minatnya untuk tulis.
memecahkan masalah
3. Mengolah, menalar, dan 3.1 Mensyukuri anugerah Tuhan akan keberadaan bahasa
menyaji dalam ranah konkrit daerah dan menggunakannya sebagai sarana

103
No. KI KD
dan ranah abstrak terkait komunikasi dalam memahami, menerapkan, dan
dengan pengembangan dari menganalisis informasi lisan dan tulis.
yang dipelajarinya di sekolah 3.2 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, peduli, dan santun
secara mandiri, dan mampu dalam menggunakan bahasa daerah dalam konteks
menggunakan metoda sesuai komunikasi lisan maupun tulis mengenai konflik sosial,
isi keilmuan politik, ekonomi, dan kebijakan publik.
3.3 Memahami karakteristik bahasa lisan dalam kegiatan
bermain peran, dialog, dan berdiskusi sesuai dengan
tatakrama.
3.4 Bermain peran, berdialog, atau berdiskusi sesuai
tatakrama
4. Menghayati dan mengamalkan 4.1 Mensyukuri anugerah Tuhan akan keberadaan bahasa
perilaku jujur, disiplin, daerah dan menggunakannya sebagai sarana
tanggungjawab, peduli komunikasi dan memahami, menerapkan, dan
terhadap lingkungan (menjaga menganalisis informasi lisan dan tulis.
kebersihan, keindahan, dan 4.2 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, peduli, dan
kerapian lingkungan sekitar), santun dalam menggunakan bahasa daerah dalam
santun, responsive dan pro- konteks komunikasi lisan maupun tulis mengenai
aktif dan menunjukkan sikap konflik sosial, politik, ekonomi, dan kebijakan publik.
sebagai bagian dari solusi atas 4.3 Mengidentifikasi, memahami, dan menganalisis teks
berbagai permasalahan dalam beraksara Jawa/ carakan Madura sesuai kaidah.
berinteraksi secara efektif 4.4 Menyusun paragraf menggunakan aksara Jawa/
dengan lingkungan sosial dan carakan Madura sesuai kaidah .
alam serta dalam
menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia
5. Memahami,menerapkan, 5.1 Menghargai dan men-syukuri keberadaan bahasa
menganalisis pengetahuan daerah sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa untuk
faktual, konseptual, prosedural meningkatkan pengetahuan dan keterampilan berbahasa
berdasarkan rasa ingin tahu daerah, serta untuk melestarikan dan mengembangkan
tentang ilmu pengetahuan, budaya daerah untuk didayagunakan sebagai upaya
teknologi, seni, budaya, dan pembinaan dan pengembangan kebudayaan Nasional.
humaniora dengan wawasan 5.2 Menunjukkan sikap tanggung jawab, peduli,
kemanusiaan, kebangsaan, responsif, dan santun menggunakan bahasa daerah
kenegaraan, dan peradaban dalam teks sastra dan nonsastra, wacana beraksara
terkait penyebab fenomena Jawa/carakan Madura, dengan tema bahasa, sastra dan
dan kejadian, serta budaya daerah.
menerapkan pengetahuan 5.3 Mengidentifikasi, memahami, dan menganalisis
prosedural pada bidang kajian penggunaan bahasa dalam teks sastra dan non sastra
yang spesifik sesuai dengan secara lisan dan tulis.
bakat dan minatnya untuk 5.4 Membandingkan penggunaan bahasa dalam teks sastra
memecahkan masalah dan non sastra secara lisan dan tulis.
6. Mengolah, menalar, dan 6.1 Mensyukuri anugerah Tuhan akan keberadaan bahasa
menyaji dalam ranah konkrit daerah dan menggunakannya sebagai sarana
dan ranah abstrak terkait komunikasi dalam memahami, menerapkan, dan
dengan pengembangan dari menganalisis informasi lisan dan tulis
yang dipelajarinya di sekolah 6.2 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
secara mandiri, dan mampu dan proaktif menggunakan bahasa daerah dalam
menggunakan metoda sesuai pelaporan hasil karya sastra dan nonsastra, wacana
isi keilmuan beraksara Jawa/carakan Madhurả, dengan tema
bahasa, sastra dan budaya daerah.
6.3 Mengidentifikasi, memahami, dan menganalisis teks
beraksara Jawa/ carakan Madura sesuai kaidah
6.4 Menyusun paragraf menggunakan aksara Jawa/
carakan Madura sesuai kaidah

104
No. KI KD
6.5 Mensyukuri anugerah Tuhan akan keberadaan bahasa
daerah dan menggunakannya sebagai sarana
komunikasi dalam mengolah, menalar, dan
menyajikan informasi lisan dan tulis.

2. KI dan KD Bahasa Jawa Kelas XI


No. KI KD
1. Menghayati dan mengamalkan 1.1 Menghargai dan mensyukuri keberadaan bahasa
perilaku jujur, disiplin, daerah sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa untuk
tanggungjawab, peduli terhadap meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
lingkungan (menjaga berbahasa daerah serta melestarikan, mengembangkan
kebersihan, keindahan, dan budaya daerah sebagai upaya pembinaan dan
kerapian lingkungan sekitar), pengembangan kebudayaan Nasional.
santun, responsive dan pro-aktif 1.2 Menunjukkan perilaku tanggung jawab, responsif dan
dan menunjukkan sikap sebagai imajinatif dalam menggunakan bahasa daerah untk
bagian dari solusi atas berbagai berekspresi.
permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif
1.3 Mengidentifikasi, memahami, dan menganalisis teks
dengan lingkungan sosial dan drama, prosa atau puisi sesuai kaidah.
alam serta dalam menempatkan 1.4 Menginterpretasi, menanggapi dan memperagakan
diri sebagai cerminan bangsa teks drama, puisi, dan prosa sesuai isi dengan
dalam pergaulan dunia. bahasa yang komunikatif.

2. Memahami ,menerapkan, 2.1 Mensyukuri anugerah Tuhan akan keberadaan bahasa


menganalisis pengetahuan daerah dan menggunakannya sebagai sarana
2 faktual, konseptual, prosedural komunikasi dalam mengolah, menalar, dan menyajikan
berdasarkan rasa ingin tahu informasi lisan dan tulisan untuk berbagai keperluan
tentang ilmu pengetahuan, 2.2 Memiliki perilaku peduli, cinta tanah air, dan
teknologi, seni, budaya, dan semangat kebangsaan atas karya budaya yang penuh
humaniora dengan wawasan makna.
kemanusiaan, kebangsaan, 2.3 Mengidentifikasi, memahami, dan menganalisis
kenegaraan, dan peradaban peristiwa budaya daerah sesuai dengan
terkait penyebab fenomena dan karakteristiknya.
kejadian, serta menerapkan 2.4 Menanggapi peristiwa budaya daerah sesuai dengan
pengetahuan prosedural pada karakteristiknya.
bidang kajian yang spesifik
sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan
masalah
3. Mengolah, menalar, dan 3.1 Mensyukuri anugerah Tuhan akan keberadaan
menyaji dalam ranah konkrit bahasa daerah dan menggunakan sesuai isi dalam
dan ranah abstrak terkait konteks kebhinekaan.
3 dengan pengembangan dari 3.2 Menunjukkan perilaku jujur, peduli, santun, dan
yang dipelajarinya di sekolah tanggung jawab dalam penggunaan bahasa daerah
secara mandiri, dan mampu untuk menyampaikan penjelasan.
menggunakan metoda sesuai isi 3.3 Mengidentifikasi, memahami, menganalisis teks
keilmuan pewara atau pidato sesuai kaidah.
3.4 Menyajikan kegiatan sebagai pewara atau berpidato
dengan menggunakan tata krama sesuai dengan
konteks budaya.
4. Menghayati dan mengamalkan 4.1 Mensyukuri anugerah Tuhan akan keberadaan bahasa
perilaku jujur, disiplin, daerah dan menggunakan sesuai isi dalam konteks
tanggungjawab, peduli terhadap kebhinekaan
4 lingkungan (menjaga 4.2 Menunjukkan perilaku tanggung jawab, peduli, dan
kebersihan, keindahan, dan proaktif dalam menggunakan bahasa daerah untuk

105
No. KI KD
kerapian lingkungan sekitar), memahami dan menyampaikan permasalahan
santun, responsive dan pro-aktif 4.3 Mengidentifikasi, memahami, dan menganalisis teks
dan menunjukkan sikap sebagai drama, prosa atau puisi sesuai kaidah .
bagian dari solusi atas berbagai 4.4 Menginterpretasi, menanggapi dan memperagakan
permasalahan dalam teks drama, puisi, dan prosa sesuai isi dengan
berinteraksi secara efektif bahasa yang komunikatif.
dengan lingkungan sosial dan
alam serta dalam menempatkan
diri sebagai cerminan bangsa
dalam pergaulan dunia.
5. Memahami ,menerapkan, 5.1 Mensyukuri anugerah Tuhan akan keberadaan bahasa
menganalisis pengetahuan daerah dan menggunakan sesuai isi dalam konteks
faktual, konseptual, prosedural kebhinekaan
5 berdasarkan rasa ingin tahu 5.2 Menunjukkan perilaku jujur, peduli, santun, dan
tentang ilmu pengetahuan, tanggung jawab dalam penggunaan bahasa daerah
teknologi, seni, budaya, dan untuk menyampaikan penjelasan.
humaniora dengan wawasan 5.3 Mengidentifikasi, memahami, menganalisis nilai-nilai
kemanusiaan, kebangsaan, moral yang terkandung dalam tembang macapat
kenegaraan, dan peradaban 5.4 Menginterpretasi nilai-nilai moral yang terkandung
terkait penyebab fenomena dan dalam tembang macapat.
kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada
bidang kajian yang spesifik
sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan
masalah

6. Mengolah, menalar, dan 6.1 Mensyukuri anugerah Tuhan akan keberadaan bahasa
menyaji dalam ranah konkrit daerah dan menggunakan sesuai isi dalam konteks
6 dan ranah abstrak terkait dengan kebhinekaan
pengembangan dari yang 6.2 Menunjukkan perilaku jujur, peduli, santun, dan
dipelajarinya di sekolah secara tanggung jawab dalam penggunaan bahasa daerah
mandiri, dan mampu untuk menyampaikan penjelasan.
menggunakan metoda sesuai isi 6.3 Mengidentifikasi, memahami, dan menganalisis teks
keilmuan aksara Jawa/carakan Madhurâ sesuai kaidah
6.4 Membaca cepat teks wacana sastra atau nonsastra
beraksara Jawa/carakan Madhurâ

3. KI dan KD Bahasa Jawa kelas XII


No. KI KD
1.1 Menghayati dan mengamalkan 1.1 Mensyukuri anugerah Tuhan akan keberadaan bahasa
perilaku jujur, disiplin, daerah dan menggunakannya sesuai kaidah dan
tanggungjawab, peduli konteks sosial budaya
(gotong royong, kerjasama, 1.2 Mengamalkan perilaku jujur, disiplin, dan tanggung
toleran, damai), santun, jawab dalam menggunakan bahasa daerah untuk
responsive dan pro-aktif dan memahami dan menyusun teks sastra atau non sastra
menunjukkan sikap sebagai 1.3 Mengidentifikasi, memahami, dan menganalisis karya
bagian dari solusi atas fiksi dan nonfiksi secara lisan dan tulis
berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan
alam serta dalam
menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam

106
pergaulan dunia.

3.5. PENGATURAN BEBAN BELAJAR


Sistem pembelajaran di SMAN Model Terpadu Bojonegoro menggunakan Pengaturan
beban belajar di SMAN Model Terpadu Bojonegoro didasarkan pada Permendikbud no. 22
tahun pelajaran 2016 tentang standar proses. Namun, mengingat saat ini pandemi Covid 19
masih terjadi, ada beberapa penyesuaian yang dilakukan oleh SMAN Model Terpadu
Bojonegoro pada tahun pelajaran 2020/2021.
Sejak awal semester Ganjil tahun pelajaran 2020/2021, peserta didik melaksanakan
pembelajaran dari rumah. Sekolah, mempersiapkan segala hal yang diperlukan untuk
melaksanakan pembelajaran jarak jauh. Oleh sebab itu, pengaturan beban belajar di SMAN
Model Terpadu Bojonegoro pada tahun pelajaran 2020/2021 juga mengacu pada Panduan
Pembelajaran Jarak Jauh SMA se-Jawa Timur Pada Masa Pandemi Covid Tahun Pelajaran
2020/2021 yang dikeluarkan oleh Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur.
Beban belajar di SMAN Model Terpadu Bojonegoro adalah menggunakan Sistem Paket
yaitu sistem penyelenggaraan program pendidikan yang peserta didiknya diwajibkan
mengikuti seluruh program pembelajaran dan beban belajar yang sudah ditetapkan untuk
setiap kelas sesuai dengan struktur kurikulum yang berlaku. Beban belajar setiap mata
pelajaran pada Sistem Paket dinyatakan dalam satuan jam pembelajaran.
Beban belajar dirumuskan dalam bentuk satuan waktu yang dibutuhkan oleh peserta didik
untuk mengikuti program pembelajaran melalui sistem tatap muka, penugasan terstruktur,
dan kegiatan mandiri tidak terstruktur. Semua itu dimaksudkan untuk mencapai standar
kompetensi lulusan dengan memperhatikan tingkat perkembangan peserta didik.
Beban belajar selama masa pendemi Covid-19 merupakan keseluruhan kegiatan yang
harus diikuti peserta didik dalam satu minggu, satu semester, dan satu tahun pembelajaran.
a. Beban belajar di Sekolah dinyatakan dalam jam pembelajaran per 2 (dua) minggu;
b. Satu jam tatap muka adalah 45 menit;
c. Beban belajar per 2 (dua) minggu Kelas X adalah 42 jam pelajaran (nasional) dan
ditambah 2 jam pelajaran untuk Muatan Lokal Bahasa Daerah.
d. Beban belajar satu minggu Kelas XI dan XII adalah 44 jam pelajaran (nasional) dan
ditambah 2 jam pelajaran untuk muatan lokal Bahasa Daerah sehingga jumlah seluruhnya
menjadi 46 jam pelajaran per 2 (dua) minggu;

107
e. Beban Belajar di Kelas X, Kelas XI dan Kelas XII dalam satu semester adalah 22 minggu
atau setara dengan 11 per 2 (dua) minggu.

3.6. PANDUAN AKADEMIK


3.6.1. Pelaksanaan Program Pembelajaran Saintifik
Program pembelajaran saintifik dilaksanakan dalam pembelajaran di kelas oleh
seluruh mata pelajaran. Pembelajaran scientifik tertuang dalam rencana pelaksanaan
pembelajaran yang diterapkan kepada peserta didik.

3.6.2. Program Tahunan dan Program Semester


Program kegiatan SMAN Model Terpadu Bojonegoro selama semester Ganjil antara
lain :
NO TANGGAL JENIS KEGIATAN

Penyusunan EDS, Analisis Konteks, Dokumen 1 KTSP,


1 1 s/d 1 Juli 2020 Tugas dan Fungsi Struktur Organisasi, Peraturan
Akademik, Kode Etik Guru dan Karyawan

2 14 -16 Juli 2020 Workshop Kurikulum SMAN MT


3 13 Juli- 22 Desember 2020 Kegiatan Semester Ganjil
Penyerahan Hard Copy dan Soft copy perangkat
pembelajaran baik : Analisis SKL Mata Pelajaran,
Analisis KI dan KD, Analisis KKM, Kalender
4 22 Juli 2018
Pendidikan, Rincian minggu efektif, Silabus, Program
Tahunan, Program Semester, RPP, Rencana Penilaian,
Rencana remedial dan pengayaan.
5 13-15 Juli 2020 Masa Pengenalan Lingkungan (MPLS)
6 16-17 Juli 2020 Pengenalan dengan wali kelas
7 31 Juli 2020 Hari Raya Idul Adha
8 17 Agustus 2019 Upacara HUT Kemerdekaan ke 75
Pekan Penilaian Harian ke-1/PH ke-1, Remedial dan
9 24-28 Agustus 2020
Pengayaan
10 21 Agustus 2020 Tahun Baru Hijriah 1442 H
Pekan Penilaian Harian ke- 2/ PH ke-2, Remedial dan
11 21-25 September 2020
Pengayaan
12 1-2 Oktober 2020 Kegiatan Tengah Semester
Pekan Penilaian Harian ke-3/PH ke-3 , Remedial dan
13 19-23 Oktober 2020
Pengayaan
14 29 Oktober 2020 Maulid Nabi Muhammad SAW
15 9-13 November 2020 Pengisian nilai Harian ke Dapodik
Pengumpulan Soft copy kisi-kisi dan Butir soal Penilaian
16 16-20 November 2020
Akhir Semester(PAS), Kunci jawaban dan Upload Soal
17 25 November 2020 Upacara Hari Guru/ PGRI
18 7-12 Desember 2020 Penilaian Akhir Semester / PAS
19 14-15 Desember 2020 Susulan PAS yang belum mengikuti
20 16 Desember 2020 Terakhir Penyerahan Nilai LCK dari Guru

108
Mapel ke petugas Sekolah
21 23 Desember 2020 Pembagian Rapor Kelas XII ,XI dan X
28 Desember 2020 –
22 Libur Semester Ganjil
1 Januari 2021

Kegiatan Semester Genap :


NO TANGGAL JENIS KEGIATAN
1 4 Jan – 18 Juni 2021 Permulaan masuk awal Semester Genap
Penyerahan Hard Copy dan Soft copy perangkat
pembelajaran semester ganjil baik untuk system paket
maupun system SKS yang meliputi : UKBM, Analisis
2 4 Januari 2021 SKL Mata Pelajaran, Analisis KI dan KD, Analisis KKM,
Kalender Pendidikan, Rincian minggu efektif, Silabus,
Program Tahunan, Program Semester, RPP, Rencana
Penilaian.
3 11-21 Januari 2020 Entri Data PDSS Kelas XII
4 25-29 Januari 2021 Pekan Penilaian Harian ke-1
5 25-30 Januari 2021 Verifakasi data PDSS oleh sekolah
Verifikasi dan Finalisasi Data PDSS Kelas XII oleh
6 8-12 Februari 2021
Siswa
7 12 Februari 2021 Tahun Baru Imlek
8 22 Februari 2021 Pembentukan Panitia US, Ujian Praktik dan UN
9 2-28 Februari 2121 Pendaftaran SNMPTN
10 4-12 Maret 2021 Penilaian Akhir Semester Kelas XII
11 4-12 Maret 2021 Pekan Penilaian Harian ke-2
12 11 Maret 2021 Isra’ Mi’raj
13 14 Maret 2020 Hari Raya Nyepi
Penyerahan nilai Rapor semester genap kelas XII ke
14 22 Maret 2021
sekolah
15 8 Maret-22 Mei 2021 Proses Seleksi SNMPTN
16 15-19 Maret 2021 Ujian Praktik
17 22-26 Maret 2021 Ujian Tulis Sekolah
18 5-8 April 2021 Assessmen Kompetensi Minimal (AKM) untuk kelas XI
Entri Nilai Sekolah (50% nilai rata-rata Rapor dan 50%
19 12-16 April 2021
Nilai Ujian Sekolah/USBN)
Terakhir penyerahan nilai Ujian Sekolah dan Ujian
20 8 April 2021
Praktek dari Guru Mapel ke sekolah
21 16 April 2021 Verifikasi Nilai Sekolah
22 13-15 April 2021 Libur Permulaan Puasa
23 1 Mei 2021 Hari Buruh
24 2 Mei 2021 Hari Paskah
25 3 Mei 2021 Rapat Pleno Kelulusan kelas XII
27 10 – 19 Mei 2021 Libur Hari Raya Idul Fitri
28 13 Mei 2021 Kenaikan Isa Al Masih
29 26 Mei 2021 Hari Raya Waisyak
30 27 Mei – 4 Juni 2021 Penilaian Akhir Tahun kelas X & XI
31 1 Juni 2021 Hari Lahir Pancasila
32 19 Juni 2021 Penerimaan Raport
33 21 Juni – 21 Juli 2021 Libur semester Genap

3.6.3. Pengembangan Silabus

109
Pengembangan silabus di SMAN Model Terpadu Bojonegoro dilaksanakan dengan
ketentuan sebagai berikut :
1) Pengembangan silabus di SMAN Model Terpadu Bojonegoro tahun pelajaran
2020-2021 merupakan pengembangan dan revisi dari silabus tahun yang lalu
melalui penugasan yang diselenggarakan pada bulan Mei 2020.
2) Silabus setiap mata pelajaran disusun berdasarkan kalender Pendidikan satuan
Pendidikan SMAN Model Terpadu Bojonegoro yakni 19 minggu efektif di
semester 1 dan 19 minggu efektif di semester 2.
3) Implementasi pembelajaran untuk setiap mata pelajaran berdasarkan pada
struktur kurikulum yang tersedia di Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran
pada pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.
4) Pengaturan alokasi waktu untuk setiap mata pelajaran di dalam silabus,
disesuaikan dengan standar kompetensi dasar tiap mata pelajaran berdasarkan
alokasi waktu yang tersedia, berdasarkan struktur kurikulum dan kebutuhan
SMAN Model Terpadu Bojonegoro.
5) Pada masa pandemi covid, ada perampingan beberapa KD essensial untuk
mengakomodasi beberapa penyesuaian terkait pandemi covid 19.

3.6.4. Perencanaan Pembelajaran


Kegiatan pembelajaran dirancang dalam rangka pencapaian kompetensi dasar,
harus memberi pengalaman belajar kepada peserta didik yang melibatkan proses
mental dan fisik melalui interaksi antar peserta didik, peserta didik dengan guru,
lingkungan dan umber belajar. Pengalaman belajar yang diberikan dapat melalui
pendekatan pembelajaran bervariasi, dan berpusat pada peserta didik, serta memuat
kecakapan hidup yang perlu dilatihkan pada peserta didik serta nilai-nilai karakter
bangsa. Untuk kelas X, XI dan XII, proses pembelajaran dirancang dengan
menggunakan pendekatan saintifik dengan mencakup domain sikap, pengetahuan,
dan keterampilan, serta materi pelajaran yang faktual, konseptual, dan prosedural.
Sesuai Surat Edaran Mendikbud Nomor 4 Tahun 2020 dan Keputusan Bersama
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Agama, Menteri Kesehatan, dan
Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia No. 01/KB/2020, No. 516 Tahun 2020,

110
No. HK.03.01/Menkes/363/2020, No. 440-482 tahun 2020, SMAN Model Terpadu
Bojonegoro melaksanakan pembelajaran jarak jauh karena Bojonegoro masih berada
pada zona Oranye dan tidak diijinkan melaksanakan pembelajaran secara tatap muka.
Oleh sebab itu, perencanaan pembelajaran yang direncanakan adalah pembelajaran
daring dengan menggunakan platform yang sesuai dengan kebutuhan dan
kemampuan siswa.

3.6.5. Pelaksanaan Pembelajaran


Kegiatan pembelajaran dilaksanakan dalam rangka pencapaian kompetensi
dasar, harus memberi pengalaman belajar kepada peserta didik yang melibatkan
proses mental dan fisik melalui interaksi antar peserta didik, peserta didik dengan
guru, lingkungan dan umber belajar. Penglaman belajar yang diberikan dapat melalui
pendekatan pembelajaran bervariasi, dan berpusat pada peserta didik, serta memuat
kecakapan hidup yang perlu dilatihkan pada peserta didik serta nilai-nilai karakter
bangsa. Untuk kelas X, XI dan XII, proses pembelajaran dirancang dengan
menggunakan pendekatan saintifik dengan mencakup domain sikap, pengetahuan,
dan keterampilan, serta materi pelajaran yang faktual, konseptual, dan prosedural.
Pada masa pandemic covid 19, sesuai Surat Edaran Mendikbud Nomor 4
Tahun 2020 dan Keputusan Bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri
Agama, Menteri Kesehatan, dan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia No.
01/KB/2020, No. 516 Tahun 2020, No. HK.03.01/Menkes/363/2020, No. 440-482
tahun 2020, SMAN Model Terpadu Bojonegoro melaksanakan pembelajaran jarak
jauh karena Bojonegoro masih berada pada zona Oranye dan tidak diijinkan
melaksanakan pembelajaran secara tatap muka. Oleh sebab itu, Pembelajaran
dilaksanakan dilaksanakan secara daring menggunakan platform yang sesuai dengan
kebutuhan dan kemampuan siswa.

3.6.6. Penilaian Autentik


Penilaian Hasil Belajar di SMAN Model Terpadu Bojonegoro didasarkan pada
Panduan Penilaian Penilaian oleh Pendidik dan Stuan Pendidikan Sekolah Menengah
Atas. Penilaian dilakukan dengan menggunakan tes dan non tes dalam bentuk tertulis

111
maupun lisan, pengamatan kinerja, pengukuran sikap, penilaian hasil karya berupa
tugas, proyek dan/atau produk dan penilaian diri secara daring. Untuk kelas X, XI
dan XII pendidik dituntut untuk melaksanakan penilaian autentik yang berarti
penilaian asli dari awal, sepanjang proses pembelajaran, dan nilai hasil belajar yang
mencakup domain sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan karakteristik
Kompetensi Dasar yang diajarkan.
Sistem penilaian berbentuk penilaian berkelanjutan, artinya semua indikator
ditagih, kemudian hasilnya dianalisis untuk menentukan, ketercapaian kompetensi
yang telah dicapai dan yang belum tercapai. Untuk kompetensi yang belum tecapai
diadakan remedial baik individu maupun kelompok yang dilaksanakan sebelum
melanjutkan ke materi/KI/KD berikutnya.

a. Prinsip Penilaian Hasil Belajar


Dalam melakukan penilaian hasil belajar agar hasilnya dapat diterima oleh
semua pihak, baik yang dinilai, yang menilai, maupun pihak lain yang akan
menggunakan hasil penilaian, maka kegiatan penilaian harus merujuk kepada prinsip-
prinsip penilaian.
Berikut prinsip-prinsip penilaian hasil belajar peserta didik.
1) Sahih
Agar penilaian sahih (valid, yaitu mengukur apa yang ingin diukur) harus
dilakukan berdasar pada data yang mencerminkan kemampuan yang diukur.
Untuk memperoleh data yang dapat mencerminkan kemampuan yang diukur
harus digunakan instrumen yang sahih.
2) Objektif
Penilaian tidak dipengaruhi oleh subjektivitas penilai. Karena itu perlu
dirumuskan pedoman penilaian (rubrik) sehingga dapat menyamakan persepsi
penilai dan meminimalisir subjektivitas. Apalagi penilaian kinerja yang memiliki
cakupan, autentisitas, dan kriteria penilaian sangat kompleks. Untuk penilai
lebih dari satu perlu dilihat reliabilitas atau konsistensi antar penilai (inter-rater
reliability) untuk menjamin objektivitas setiap penilai.
3) Adil

112
Penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik karena perbedaan
latar belakang agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, gender,
dan halhal lain. Perbedaan hasil penilaian sematamata harus disebabkan oleh
berbedanya capaian belajar peserta didik pada kompetensi yang dinilai.
4) Terpadu
Penilaian oleh pendidik merupakan salah satu komponen yang tak terpisahkan
dari kegiatan pembelajaran. Penilaian merupakan proses untuk mengetahui
apakah suatu kompetensi telah tercapai. Kompetensi tersebut dicapai melalui
serangkaian aktivitas pembelajaran. Karena itu penilaian tidak boleh terlepas
apalagi menyimpang dari pembelajaran. Penilaian harus mengacu pada proses
pembelajaran yang dilakukan.
5) Terbuka
Prosedur penilaian dan kriteria penilaian harus terbuka, jelas, dan dapat
diketahui oleh siapapun yang berkepentingan. Dalam era keterbukaan seperti
sekarang, pihak yang dinilai yaitu peserta didik dan pengguna hasil penilaian
berhak mengetahui proses dan acuan yang digunakan dalam penilaian, sehingga
hasil penilaian dapat diterima oleh semua pihak.
6) Menyeluruh dan Berkesinambungan
Penilaian oleh pendidik mencakup semua aspek kompetensi dengan
menggunakan berbagai teknik penilaian yang sesuai, untuk memantau
perkembangan kemampuan peserta didik. Instrumen penilaian yang digunakan,
secara konstruk harus merepresentasikan aspek yang dinilai secara utuh.
Penilaian dilakukan dengan berbagai teknik dan instrumen, diselenggarakan
sepanjang proses pembelajaran, dan menggunakan pendekatan assessment as
learning, for learning, dan of learning secara proporsional.
7) Sistematis
Penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap dengan mengikuti
langkahlangkah baku. Penilaian sebaiknya diawali dengan
perencanaan/pemetaan, mengenai apa yang akan diukur, instrumen yang akan
digunakan serta kualitas instrumen (sukar, sedang, mudah), dan harus bermakna
(meaningful learning). Dilakukan identifikasi dan analisis KD (kompetensi
dasar), dan indikator ketercapaian KD. Berdasarkan hasil identifikasi dan

113
analisis tersebut dipetakan teknik penilaian, bentuk instrumen, dan waktu
penilaian yang sesuai.
8) Beracuan Kriteria
Penilaian pada kurikulum berbasis kompetensi menggunakan acuan kriteria.
Artinya untuk menyatakan seorang peserta didik telah kompeten atau belum
bukan dibandingkan terhadap capaian temanteman atau kelompoknya,
melainkan dibandingkan terhadap kriteria minimal yang ditetapkan. Peserta
didik yang sudah mencapai kriteria minimal disebut tuntas, dapat melanjutkan
pembelajaran untuk mencapai kompetensi berikutnya, sedangkan peserta didik
yang belum mencapai kriteria minimal wajib menempuh remedial.
9) Akuntabel
Penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi teknik, prosedur, maupun
hasilnya. Akuntabilitas penilaian dapat dipenuhi bila penilaian dilakukan secara
sahih, objektif, adil, dan terbuka, sebagaimana telah diuraikan di atas. Perlu
dipikirkan juga konsep meaningful assessment. Selain dipertanggungjawabkan
teknik, prosedur, dan hasilnya, penilaian juga harus dipertanggungjawabkan
kebermaknaannya bagi peserta didik dan proses belajarnya.

b. Tujuan Penilaian
Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan adalah proses pengumpulan
informasi/data tentang capaian pembelajaran peserta didik dalam aspek pengetahuan
dan aspek keterampilan yang dilakukan secara terencana dan sistematis, bertujuan
untuk menilai pencapaian Standar Kompetensi Lulusan untuk semua mata pelajaran,
dalam bentuk penilaian akhir dan ujian sekolah.

c. Ruang Lingkup Penilaian


Ruang lingkup penilaian kurikulum 2013 mencakup penilaian sikap, penilaian
pengetahuan dan penilaian keterampilan. Tehnik Penilaian sikap terdiri dari
observasi, penilaian diri dan penilaian antar teman. Penilaian pengetahuan terdiri dari
tes lisan, penugasan dan tes tulis. Sedangkan penilaian pengetahuan terdiri dari
kinerja, proyek dan portofolio.
1) Penilaian Sikap

114
Penilaian sikap terbagi atas 2 bagian yaitu 1) Penilaian sikap spiritual (K1) dan 2)
Penilaian sikap sosial (K2). Penilaian sikap dilakukan dengan cara observasi oleh
guru kelas dan guru mata pelajaran selama satu semester.  Pelaksanaan observasi
bisa dilakukan di dalam kelas atau di luar kelas. Hasil observasi ditulis dalam
jurnal harian dan diakhir semester direkap sebagai bahan untuk deskripsi Raport
siswa. 
2) Penilaian Pengetahuan
Penilaian pengetahuan dapat dilakukan dengan cara : 1) Tes tertulis, 2) Tes lisan
dan 3) Tes perbuatan. Penilaian pengetahuan dalam kurikulum 2013 berbasis 
kompetensi dasar. Dalam pelaksanaannya penilaian harian terdiri dari penilaian
harian dan penilaian akhir semester.
a. Penilaian Harian
Nilai untuk penilaian harian diperoleh melalui tes tulis, tes lisan dan perbuatan.
Tidak mesti semua tehnik penilain dilaksanakan dalam satu KD, tapi tergantung
situasi dan kondisi yang tersedia . Misalnya KD 3.1 Mapel PPKN diajarkan dalam
Tema 1 Sub Tema 1, Sub Tema 2 Dan sub Tema 3. Maka bisa saja penilaian
dilaksanakan sebagai berikut: Pada akhir Sub Tema 1 dilakukan penilaian secara
lisan. Pada akhir Sub Tema 2 dilaksanakaan penilaian penugasan dan diakhir Tema
1 Sub Tema 3 dilksanaakan penilaian tertulis. Nilai akhir  rata-rata harian KD 3.1
merupakan hasil rata-rata dari nilai yang diperoleh tadi atau bisa juga dilakukan
dengan sistem pembobotan seperti : 60% x nilai tes tulis + 40% x (nilai tes lisan +
nilai tugas)
b. Penilaian Akhir Semester/ akhir Tahun
Penilaian akhir semester atau akhir tahun dilaksanakan di akhir semester/tahun.
Penilaian mencakup semua KD yang diajarkan di semester tersebut. Terkait
pandemic covid 19, sesuai dengan Surat Edaran Mendikbud no. 14 Tahun 2020
ada beberapa catatan mengenai penialian akhir semester :
- Ujian akhir semester untuk Kenaikan Kelas dalam bentuk tes yang
mengumpulkan siswa tidak boleh dilakukan, kecuali yang telah dilaksanakan
sebelum terbitnya Surat Edaran ini;

115
- Ujian akhir semester untuk Kenaikan Kelas dapat dilakukan dalam bentuk
portofoiio nilai rapor dan prestasi yang diperoleh sebelumnya, penugasan, tes
daring, dan/atau bentuk asesmen jarak jauh lainnya;
- Ujian akhir semester untuk Kenaikan Kelas dirancang untuk mendorong
aktivitas belajar yang bermakna, dan tidak perlu mengukur ketuntasan capaian
kurikulum secara menyeluruh.
3) Penilaian Keterampilan
Penilaian keterampilan dapat dilaksanakan dengan praktik, Produk dan
proyek. Untuk penilaian Kompetensi Keterampilan, dalam Buku Panduan
dijelaskan jika dalam satu KD dengan materi yang sama dilakukan 2 penilaian
dengan tehnik yang sama ( misal dalam KD 4.1 melakukan penilaian praktek 2
kali), maka nilai yang diambil nilai maksimum. Namun jika penilaian dilakukan
dengan tehnik yang berbeda (misal praktek, produk dan proyek), maka nilai akhir
ditentukan dengan mencari rata-rata dari ketiga nilai tadi.

d. Nilai Ketuntasan
Peserta didik dianggap telah memenuhi nilai ketuntasan jika sudah mencapai atau
melampaui nilai KKM. Berikut ini KKM SMAN Model Terpadu Bojonegoro Tahun
Pelajaran 2020/2021.
Tabel KKM SMAN Model Terpadu Bojonegoro Tahun Pelajaran 2020/2021
KKM KKM KKM
Mata Pelajaran
Kelas X Kelas XI Kelas XII
Kelompok A (Kelompok Umum)
Pendidikan Agama dan Budi 75 77 79
1.
Pekerti
Pendidikan Pancasila dan 75 77 79
2.
Kewarganegaraan
3. Bahasa Indonesia 75 77 79

4. Matematika 75 77 79

5. Sejarah Indonesia 75 77 79

6. Bahasa Inggris 75 77 79

Kelompok B (Kelompok Umum)


7. Seni Budaya 75 77 79
Pendidikan Jasmani, 75 77 79
8.
Olahraga, dan Kesehatan

116
KKM KKM KKM
Mata Pelajaran
Kelas X Kelas XI Kelas XII
9. Prakarya dan Kewirausahaan 75 77 79

10 Bahasa Jawa 75 77 79
Kelompok C (Kelompok Peminatan
dan Pemilihan Lintas Minat)
Peminatan MIPA :
11 Matematika 75 77 79

12 Fisika 75 77 79

13 Kimia 75 77 79

14 Biologi 75 77 79

Peminatan IPS
15 Geografi 75 77 79

16 Sejarah 75 77 79

17 Sosiologi 75 77 79

18 Ekonomi 75 77 79

Lintas Minat
19 Biologi 75

20 Ekonomi/Sosiologi/Geografi 75

21 Bahasa Inggris (Peminatan) 75

22 Bahasa Jepang 75

e. Teknik dan Instrumen Penilaian


Teknik dan instrumen yang digunakan untuk penilaian kompetensi sikap,
pengetahuan, dan keterampilan, sebagai berikut:
1. Penilaian kompetensi sikap
Pendidik melakukan penilaian kompetensi sikap melalui observasi, penilaian diri
(self assessment), penilaian “teman sejawat” (peer evaluation) oleh peserta didik,
dan jurnal.
a)    Observasi
merupakan teknik penilaian yang dilakukan secara berkesinambungan dengan
menggunakan indera, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan
menggunakan pedoman observasi yang berisi sejumlah indikator perilaku yang
diamati.
b)    Penilaian diri

117
merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk
mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya dalam konteks pencapaian
kompetensi.Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian diri.Penggunaan
teknik ini dapat memberi dampak positif terhadap perkembangan kepribadian
seseorang.
c)    Penilaian antarpeserta didik
merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk saling menilai
terkait dengan pencapaian kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa lembar
penilaian antarpeserta didik.

d)    Jurnal
merupakan catatan pendidik di dalam dan di luar kelas yang berisi informasi hasil
pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan peserta didik yang berkaitan dengan
sikap dan perilaku. Jurnal dapat memuat penilaian peserta didik terhadap aspek
tertentu secara kronologis.
Instrumen yang digunakan untuk observasi, penilaian diri, dan penilaian
antarpeserta didik adalah lembar pengamatan berupa daftar cek (checklist) atau skala
penilaian (rating scale) yang disertai rubrik, sedangkan pada jurnal berupa catatan
pendidik.Instrumen penilaian harus memenuhi persyaratan substansi/materi,
konstruksi, dan bahasa.
Persyaratan substansi merepresentasikan kompetensi yang dinilai; persyaratan
konstruksi memenuhi persyaratan teknis sesuai dengan bentuk instrumen yang
digunakan, dan persyaratan bahasa adalah penggunaan bahasa yang baik dan benar
serta komunikatif sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik.

2. Penilaian kompetensi pengetahuan


Pendidik menilai kompetensi pengetahuan melalui tes tulis, tes lisan, dan
penugasan.Instrumen yang digunakan untuk tes tulis berupa soal pilihan ganda, isian,
jawaban singkat, benar-salah, menjodohkan, dan uraian yang dilengkapi dengan
pedoman penskoran. Instrumen tes lisan berupa daftar pertanyaan. Dan instrumen

118
penugasan berupa pekerjaan rumah dan/atau projek yang dikerjakan secara individu
atau kelompok sesuai dengan karakteristik tugas.

3. Penilaian kompetensi keterampilan
Pendidik menilai kompetensi keterampilan melalui penilaian kinerja dengan
menggunakan tes praktik, projek, dan penilaian portofolio. Instrumen yang
digunakan berupa daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang dilengkapi
rubrik atau bentuk lainnya sesuai aspek yang dinilai.
a)    Tes praktik
adalah penilaian yang menuntut respon berupa keterampilan melakukan suatu
aktivitas atau perilaku sesuai dengan tuntutan kompetensi.
b)    Projek
adalah penilaian terhadap tugas-tugas belajar (learning tasks) yang meliputi kegiatan
perancangan, pelaksanaan, dan pelaporan secara tertulis maupun lisan dalam waktu
tertentu. Ada tiga hal yang perlu diperhatikan, yaitu:
1.  Kemampuan pengelolaan yang meliputi pemilihan topik, mencari informasi dan
mengelola waktu pengumpulan data serta penulisan laporan
2.   Relevansi, kesesuaian dengan tujuan pembelajaran
3.   Keaslian, proyek yang dilakukan peserta didik merupakan hasil karyanya, dengan
mempertimbangkan kontribusi guru berupa petunjuk dan dukungan.
c)    Penilaian produk/portofolio
adalah penilaian yang dilakukan dengan cara menilai kumpulan seluruh karya peserta
didik dalam bidang tertentu yang bersifat reflektif-integratif untuk mengetahui minat,
perkembangan, prestasi, dan/atau kreativitas peserta didik dalam kurun waktu
tertentu. Karya tersebut dapat berbentuk tindakan nyata yang mencerminkan
kepedulian peserta didik terhadap lingkungannya.
Ada tiga hal yang perlu diperhatikan, yaitu:
1. Tahap persiapan, meliputi: penilaian kemampuan peserta didik dalam
merencanakan, menggali, dan mengembangkan gagasan, dan mendesain produk.
2.  Tahap pembuatan produk (proses), meliputi: penilaian kemampuan peserta didik
dalam menyeleksi dan menggunakan bahan, alat, dan teknik.

119
3.   Tahap penilaian produk (appraisal), meliputi: penilaian produk yang dihasilkan
peserta didik sesuai kriteria yang ditetapkan.

f. Penilaian Hasil Belajar


Berdasarkan Permendikbud nomor 23 Tahun 2016 Pasal 2 dinyatakan bahwa
penilaian pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah terdiri atas :
1. penilaian hasil belajar oleh Pendidik;
2. penilaian hasil belajar oleh Satuan Pendidikan; dan
3. penilaian hasil belajar oleh Pemerintah.

Ketiga penilaian tersebut dirangkum dalam tabel berikut.


Penilaian oleh
Komponen
Pendidik Satuan pendidikan Pemerintah

Bentuk penilaian Penilaian harian dan Penilaian Akhir Ujian Nasional, dan
dapat juga penilaian Semester, bentuk lain yang
tengah semester Penilaian Akhir diperlukan
Tahun,
Ujian Sekolah dan
Ujian Sekolah
Berstandar
Nasional
Aspek yang dinilai Sikap, Sikap*) ---
Pengetahuan Pengetahuan Pengetahuan,
termasuk termasuk termasuk
kemampuan berpikir kemampuan kemampuan berpikir
tingkat tinggi berpikir tingkat tingkat tinggi
(HOTS), dan tinggi (HOTS), dan (HOTS)
Keterampilan Keterampilan ---
Laporan penilaian
a. Sikap Predikat dan Predikat dan ---
deskripsi deskripsi*)
b. Pengetahuan Angka, predikat, Angka, predikat, Angka dan kategori
dan deskripsi dan deskripsi
c. Keterampilan Angka, predikat, Angka, predikat, ---
dan deskripsi dan deskripsi
*) dilakukan pada rapat dewan guru dalam penentuan kenaikan kelas dan kelulusan

1) Penilaian oleh Pendidik


Penilaian hasil belajar oleh pendidik adalah proses pengumpulan
informasi/data tentang capaian pembelajaran peserta didik dalam aspek sikap,

120
pengetahuan, dan keterampilan yang dilakukan secara terencana dan sistematis.
Penilaian hasil belajar oleh pendidik di SMA dilaksanakan untuk memenuhi fungsi
formatif dan sumatif dalam bentuk penilaian harian dan dapat juga dilakukan penilaian
tengah semester. Penilaian tengah semester merupakan penilaian yang dilakukan oleh
pendidik yang cakupan materinya terdiri atas beberapa KD dan pelaksanaannya tidak
dikoordinasikan oleh satuan pendidikan. Penilaian harian dapat berupa ulangan,
pengamatan, penugasan, dan/atau bentuk lain yang diperlukan yang digunakan untuk:
1. mengukur dan mengetahui pencapaian kompetensi peserta didik;
2. menetapkan program perbaikan dan/atau pengayaan berdasarkan tingkat
penguasaan kompetensi;
3. memperbaiki proses pembelajaran; dan
4. menyusun laporan kemajuan hasil belajar.
Laporan penilaian sikap oleh pendidik disampaikan dalam bentuk predikat
(sangat baik, baik, cukup, atau kurang) dan dilengkapi dengan deskripsi. Laporan
penilaian pengetahuan dan keterampilan berupa angka (0-100), predikat (A, B, C, atau
D), dan deskripsi.
2) Penilaian oleh Satuan Pendidikan
Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan adalah proses pengumpulan
informasi/data tentang capaian pembelajaran peserta didik dalam aspek pengetahuan
dan aspek keterampilan yang dilakukan secara terencana dan sistematis, bertujuan
untuk menilai pencapaian Standar Kompetensi Lulusan untuk semua mata pelajaran,
dalam bentuk penilaian akhir dan ujian sekolah.
Penilaian akhir yang dimaksud adalah kegiatan yang dilakukan untuk
mengukur pencapaian kompetensi peserta didik pada akhir semester dan/atau akhir
tahun, sedangkan ujian sekolah adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengukur
pencapaian kompetensi peserta didik sebagai pengakuan prestasi belajar dan/atau
penyelesaian dari suatu satuan pendidikan. Cakupan penilaian akhir semester adalah
seluruh indikator yang merepresentasikan KD pada semester ganjil, sedangkan
cakupan materi pada penilaian akhir tahun meliputi seluruh indikator yang
merepresentasikan KD pada semester genap. Materi ujian sekolah meliputi KD yang
merepresentasikan pencapaian SKL.

121
Dalam upaya peningkatan mutu penilaian oleh satuan pendidikan serta untuk
mendorong pencapaian standar kompetensi lulusan secara nasional melalui ujian
sekolah, pada tahun pelajaran 2016/2017 Pemerintah mengeluarkan kebijakan tentang
Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) melalui Permendikbud Nomor 3 Tahun
2017 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pemerintah dan Penilaian Hasil Belajar oleh
Satuan Pendidikan. Namun, untuk tahun 2020, ada kebijakan baru terkait penilaian
dalam masa pandemi covid 19. Sesuai dengan Surat Edaran Mendikbud Nomor 4
Tahun 2020, penilaian akhir oleh satuan pendidikan yang menentukan kenaikan kelas
dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Ujian Sekolah untuk kelulusan dalam bentuk tes yang mengumpulkan siswa
tidak boleh dilakukan, kecuali yang telah dilaksanakan sebelum terbitnya surat
edaran ini.
2. Ujian Sekolah dapat dilakukan dalam bentuk portofolio nilai rapor dan prestasi
yang diperoleh sebelumnya, penugasan, tes daring, dan/atau bentuk asesmen
jarak jauh lainnya;
3. Ujian Sekolah dirancang untuk mendorong aktivitas belajar yang bermakna, dan
tidak perlu mengukur ketuntasan capaian kurikulum secara menyeluruh;
4. Sekolah yang telah melaksanakan Ujian Sekolah dapat menggunakan nilai Ujian
Sekolah untuk menentukan kelulusan siswa.
Penilaian akhir semester untuk kenaikan kelas dilaksanakan dengan ketentuan
sebagaimana berikut :
1. Ujian akhir semester untuk Kenaikan Kelas dalam bentuk tes yang
mengumpulkan siswa tidak boleh dilakukan, kecuali yang telah dilaksanakan
sebelum terbitnya Surat Edaran ini;
2. Ujian akhir semester untuk Kenaikan Kelas dapat dilakukan dalam bentuk
portofoiio nilai rapor dan prestasi yang diperoleh sebelumnya, penugasan, tes
daring, dan/atau bentuk asesmen jarak jauh lainnya;
3. Ujian akhir semester untuk Kenaikan Kelas dirancang untuk mendorong
aktivitas belajar yang bermakna, dan tidak perlu mengukur ketuntasan capaian
kurikulum secara menyeluruh.
Hasil penilaian oleh pendidik dan satuan pendidikan digunakan untuk
melakukan perbaikan dan/atau penjaminan mutu pendidikan pada tingkat satuan

122
pendidikan. Dalam rangka perbaikan dan/atau penjaminan mutu pendidikan, satuan
pendidikan menetapkan kriteria ketuntasan minimal, kriteria kenaikan kelas, dan
kriteria kelulusan dari satuan pendidikan. Semua kriteria ini harus dituangkan dalam
dokumen KTSP.
g. Mekanisme dan Prosedur Pelaporan Hasil Belajar Peserta Didik
Pelaporan hasil belajar peserta didik dilaksanakan di setiap akhir semester. Pada
semester ganjil dilaksanakan pada hari kerja sehari sebelum libur semester ganjil.
Pada semester genap, penyerahan hasil belajar dilaksanakan pada hari kerja sehari
sebelum libur semester genap.
h. Pelaksanaan Program Remedial dan Pengayaan
Konsekuensi dari pembelajaran tuntas adalah tuntas atau belum tuntas. Bagi
peserta didik yang belum mencapai KKM maka dilakukan tindakan remedial dan bagi
peserta didik yang sudah mencapai atau melampaui ketuntasan belajar diberikan
pengayaan. Pembelajaran remedial dan pengayaan dilaksanakan untuk kompetensi
pengetahuan dan keterampilan, sedangkan sikap tidak ada remedial atau pengayaan
namun merupakan penumbuh- kembangan sikap, perilaku, dan pembinaan karakter
setiap peserta didik.
Setelah diketahui kesulitan belajar yang dihadapi peserta didik, langkah
berikutnya adalah memberikan perlakuan berupa pembelajaran remedial. Bentuk-bentuk
pelaksanaan pembelajaran remedial dan pengayaan dapat dilakukan antara lain:
a) Remedial
Remedial merupakan program pembelajaran yang diperuntukkan bagi peserta
didik yang belum mencapai KKM dalam satu KD tertentu. Pembelajaran remedial
diberikan segera setelah peserta didik diketahui belum mencapai KKM. Pembelajaran
remedial dilakukan untuk memenuhi kebutuhan/hak peserta didik. Dalam pembelajaran
remedial, pendidik membantu peserta didik untuk memahami kesulitan belajar yang
dihadapi secara mandiri, mengatasi kesulitan dengan memperbaiki sendiri cara belajar
dan sikap belajarnya yang dapat mendorong tercapainya hasil belajar yang optimal.
Dalam hal ini, penilaian merupakan assessment as learning.
Metode yang digunakan pendidik dalam pembelajaran remedial juga dapat
bervariasi sesuai dengan sifat, jenis, dan latar belakang kesulitan belajar yang dialami
peserta didik. Tujuan pembelajaran juga dirumuskan sesuai dengan kesulitan yang

123
dialami peserta didik. Pada pelaksanaan pembelajaran remedial, media pembelajaran
juga harus betul-betul disiapkan pendidik agar dapat mempermudah peserta didik dalam
memahami KD yang dirasa sulit. Dalam hal ini, penilaian tersebut merupakan
assessment for learning. Jadi remedial bukan kegiatan tes ulang atau mengulang tes
bagi peserta didik yang belum mencapai KKM namun merupakan pembelajaran
remedial ketika peserta didik teridentifikasi oleh pendidik mengalami kesulitan terhadap
penguasaan materi pada KD tertentu yang sedang berlangsung.
Hasil penilaian dilakukan analisis kemudian diklasifikasi mana siswa yang
sudah tuntas dan mana yang belum tuntas. Hasil klasifikasi siswa yang belum tuntas,
selanjutnya diidentifikasi kesulitannya dalam menjawab soal dan diberikan remedi
sesuai dengan kesulitan tersebut. Pembelajaran remedial dapat dilakukan dengan
berbagai cara sesuai dengan analisa baik jenis maupun tingkat kesulitan, diantaranya
bimbingan secara individu, bimbingan secara berkelompok, pembelajaran ulang,
pemberian tugas, atau pemanfaatan tutor sebaya. Pembelajaran remedi diberikan
langsung setelah suatu penilaian (harian).
Berikut penjelasan strategi pelaksanaan pembelajaran remedial yang dapat
disesuaikan dengan jenis dan tingkat kesulitan.
a. Pemberian bimbingan secara individu. Hal ini dilakukan apabila ada beberapa
peserta didik yang mengalami kesulitan yang berbeda-beda, sehingga memerlukan
bimbingan secara individual. Bimbingan yang diberikan disesuaikan dengan tingkat
kesulitan yang dialami oleh peserta didik. Pemberian bimbingan secara khusus,
misalnya bimbingan perorangan. Dalam hal pembelajaran klasikal peserta didik
tertentu mengalami kesulitan, perlu dipilih alternatif tindak lanjut berupa pemberian
bimbingan secara individual/perorangan. Pemberian bimbingan perorangan
merupakan implikasi peran guru sebagai tutor. Sistem tutorial dilaksanakan bilamana
terdapat satu atau beberapa orang peserta didik yang belum berhasil mencapai
ketuntasan
b. Pemberian bimbingan secara kelompok. Hal ini dilakukan apabila dalam
pembelajaran klasikal ada beberapa peserta didik yang mengalami kesulitan sama.
c. Pemberian pembelajaran ulang dengan metode dan media yang berbeda.
Pembelajaran ulang dapat disampaikan dengan variasi cara penyajian dan
penyederhanaan tes/pertanyaan. Pembelajaran ulang dilakukan bilamana sebagian

124
besar atau semua peserta didik belum mencapai ketuntasan belajar atau mengalami
kesulitan belajar. Guru perlu memberikan penjelasan kembali dengan menggunakan
metode dan/atau media yang lebih tepat.
d. Pemberian tugas-tugas latihan secara khusus. Dalam rangka pelaksanaan remedial,
tugas-tugas latihan perlu diperbanyak agar peserta didik tidak mengalami kesulitan
dalam mengerjakan tes ulang. Peserta didik perlu diberi pelatihan intensif untuk
membantu menguasai kompetensi yang ditetapkan.
e. Pemanfaatan tutor sebaya. Tutor sebaya adalah teman sekelas atau kakak kelas yang
memiliki kecepatan belajar lebih. Mereka perlu dimanfaatkan untuk memberikan
tutorial kepada rekan atau adik kelas yang mengalami kesulitan belajar. Melalui tutor
sebaya diharapkan hubungan antar peserta didik akan lebih akrab dan terbuka,
sehingga peserta didik yang mengalami kesulitan belajar akan lebih mudah
memahami materi atau kompetensi yang harus dicapai.
Pelaksanaan pembelajaran remedial dilakukan di luar jam pelajaran. Hal ini
dilakukan agar hak peserta didik yang sudah tuntas untuk mengikuti pembelajaran tidak
terganggu. Oleh karena itu pembelajaran remedial dapat dilakukan sebelum
pembelajaran pertama dimulai, setelah pembelajaran selesai, atau pada selang waktu
tertentu yang tidak menggangu kegiatan pembelajaran peserta didik yang lain
disesuaikan dengan kondisi sekolah. Selanjutnya setelah melakukan pembelajaran
remedial diakhiri dengan penilaian untuk melihat pencapaian peserta didik pada KD
yang diremedial. Pembelajaran remedial pada dasarnya difokuskan pada KD yang
belum tuntas dan dapat diberikan berulang-ulang sampai mencapai KKM dengan waktu
hingga batas akhir semester. Apabila hingga akhir semester pembelajaran remedial
belum bisa membantu peserta didik mencapai KKM, pembelajaran remedial bagi
peserta didik tersebut dapat dihentikan. Pendidik tidak dianjurkan memaksakan untuk
memberi nilai tuntas (sesuai KKM) kepada peserta didik yang belum mencapai KKM.
Pemberian nilai KD bagi peserta didik yang mengikuti pembelajaran remedial yang
dimasukkan sebagai hasil penilaian harian sebagai berikut.
Peserta didik diberi nilai sesuai capaian yang diperoleh peserta didik setelah
mengikuti remedial pembelajaran. Misalnya, suatu matapelajaran (Fisika) memiliki
KKM 70. Seorang peserta didik bernama Iwan memperoleh nilai harian-1 (KD 3.1)
sebesar 50, karena ada beberapa butir soal yang tidak dapat dijawanb dengan benar.

125
Karena Iwan belum mencapai KKM, maka Iwan mengikuti remedial untuk KD 3.1.
Setelah Iwan mengikuti remedial dan diakhiri dengan penilaian, Iwan memperoleh hasil
penilaian 80. Berdasarkan ketentuan tersebut, maka nilai harian-1 (KD 3.1) yang
diperoleh Iwan adalah 80.
Manfaat dari ketentuan di atas adalah:
a. meningkatkan motivasi peserta didik selama mengikuti pembelajaran remedial karena
peserta didik mempunyai kesempatan untuk memperoleh nilai yang maksimal.
b. sesuai dengan prinsip belajar tuntas (mastery learning), sehingga setiap peserta didik
berhak untuk mendapatkan capaian kompetensi terbaiknya.

b) Pengayaan
Pengayaan merupakan program pembelajaran yang diberikan kepada peserta
didik yang telah mencapai dan/atau melampaui KKM. Fokus pengayaan adalah
pendalaman dan perluasan dari kompetensi yang dipelajari. Pengayaan biasanya
diberikan segera setelah peserta didik diketahui telah mencapai KKM berdasarkan hasil
penilaian harian. Pembelajaran pengayaan biasanya hanya diberikan satu kali, tidak
berulang kali sebagaimana pembelajaran remedial. Pembelajaran pengayaan umumnya
tidak diakhiri dengan penilaian. Jadi dalam hal ini berbeda perlakuannya dengan
remedial.
Bentuk pelaksanaan pembelajaran pengayaan dapat dilakukan melalui:
a. Belajar kelompok, yaitu sekelompok peserta didik yang memiliki minat tertentu
diberi tugas untuk memecahkan permasalahan, membaca di perpustakaan terkait
dengan KD yang dipelajari pada jam pelajaran sekolah atau di luar jam pelajaran
sekolah. Pemecahan masalah yang diberikan kepada peserta didik berupa pemecahan
masalah nyata. Selain itu, secara kelompok peserta didik dapat diminta untuk
menyelesaikan sebuah proyek atau penelitian ilmiah.
b. Belajar mandiri, yaitu secara mandiri peserta didik belajar mengenai sesuatu yang
diminati, menjadi tutor bagi teman yang membutuhkan. Kegiatan pemecahan
masalah nyata, tugas proyek, ataupun penelitian ilmiah juga dapat dilakukan oleh
peserta didik secara mandiri jika kegiatan tersebut diminati secara individu.

126
c. Pembelajaran berbasis tema, yaitu pembelajatan terpadu yang memadukan kurikulum
di bawah tema besar sehingga peserta didik dapat mempelajari hubungan antara
berbagai disiplin ilmu. Melalui pembelajaran tematik dapat mengaitkan beberapa
mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna bagi peserta didik.
Dikatakan bermakna karena dalam pembelajaran tematik, peserta didik akan
memahami konsep-konsep yang mereka pelajari melalui pengalaman langsung dan
menghubungkannya dengan konsep lain yang telah dipahaminya.

3.7. KENAIKAN KELAS


3.7.1. Syarat dan Kriteria Kenaikan Kelas
Proses pembelajaran yang dilaksanakan didasarkan pada proses pembelajaran
tuntas ( Mastery Learning ), sehingga bagi peserta didik yang belum mencapai batas
Kriteria Ketuntasan Minimal ( KKM ) berdasarkan hasil evaluasi pada indikator
tertentu, maka kepada peserta didik tersebut harus diberikan remidial dengan terlebih
dahulu diberikan pembimbingan. Dalam pelaksanaan remedial sesungguhnya tidak ada
pembatasan yang jelas tentang kesempatan yang akan diperoleh oleh peserta didik
dalam mengikuti remedial, tetapi berdasarkan kesepakatan bahwa batas maksimal
peserta didik dalam mengikuti remedial adalah sebanyak 3 ( tiga ) kali dan penugasan.
Ketuntasan minimal ditentukan oleh masing-masing Guru Mata Pelajaran dengan
berpedoman kepada nilai input atau rata-rata nilai terakhir yang diperoleh peserta didik
pada setiap jenjang kelas. Setiap guru mata pelajaran di SMAN Model Terpadu
Bojonegoro meningkatkan kriteria ketuntasan minimal secara terus menerus untuk
mencapai kriteria ketuntasan ideal. Ketuntasan minimal di SMAN Model Terpadu
Bojonegoro diserahkan kepada guru mata pelajaran dan dilaporkan kepada pihak yang
terkait.
Kriteria Ketuntasan Minimal untuk kelas X, XI dan XII di SMAN Model Terpadu
Bojonegoro mengacu pada peraturan Menteri pendidikan dan Kebudayaan no. 53 tahun
2015 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik Pada Pendidikan Dasar Dan
Pendidikan Menengah dan Permendikbud RI No 3 Tahun 2017 Tentang Penilaian Hasil
Belajar Oleh Pemerintah dan Penilaian Hasil Belajar Oleh Satuan Pendidikan yang
menyatakan bahwa Ketuntasan Belajar kelas X adalah 75 sedangkan XI dan XII. Untuk
kelas X Pengetahuan ditetapkan dengan skor rerata 75, untuk ketrampilan ditetapkan

127
dengan capaian Optimum 75, untuk kelas XI dan XII Pengetahuan ditetapkan dengan
skor rerata 77, untuk ketrampilan ditetapkan dengan capaian Optimum 78 dan untuk
Sikap ditetapkan Baik (B) . Akan tetapi dengan melihat Intake siswa, daya dukung dan
kompleksitas materi KKM di SMAN Model Terpadu Bojonegoro melebihi 78.

3.8. KELULUSAN
3.8.1. Kriteria kelulusan
Kriteria Kelulusan Peserta Didik SMA Negeri Model Terpadu Bojonegoro Tahun
Pelajaran 2020/2021. Penetapan kelulusan peserta didik diatur sebagai berikut :
1) Peserta didik dinyatakan lulus dari SMA Negeri Model Terpadu Bojonegoro
setelah:
a) menyelesaikan seluruh program pembelajaran;
b) memperoleh nilai sikap/perilaku minimal baik;
2) Kelulusan peserta didik SMA Negeri Model Terpadu Bojonegoro ditentukan oleh
Sekolah berdasarkan rapat Dewan Guru.
3) Kelulusan peserta didik ditetapkan setelah SMA Negeri Model Terpadu
Bojonegoro menerima hasil UN peserta didik yang bersangkutan.
3.8.2. Pelaksanaan Ujian Sekolah
Peserta didik dinyatakan lulus Ujian Sekolah apabila peserta didik telah
memenuhi kriteria kelulusan yang ditetapkan.
riteria Kelulusan yang dimaksud pada nomor 4 adalah sebagai berikut:
a) Nilai rata-rata dari semua Nilai Sekolah lebih besar dari 80,01 ( Tujuh puluh
koma nol satu)
b) Nilai Sekolah diperoleh dari gabungan antara nilai Ujian Sekolah Berstandar
Nasional (USBN) Nilai rata-rata aspek pengetahuan pada rapor semester I, II,
III, IV, dan V dengan pembobotan 40% untuk nilai USBN dan 60% untuk nilai
rata-rata rapor.
c) Nilai USBN diperoleh dari gabungan antara nilai Ujian Tulis dan Ujian Praktik
dengan pembobotan 60% untuk nilai Ujian Tulis dan 40% untuk nilai Ujian
Praktik
d) Nilai Ujian Tulis setiap mata pelajaran paling rendah 61 (Enam puluh satu)

128
e) Pembulatan Nilai Sekolah yang merupakan gabungan dari nilai Ujian Sekolah
dan nilai rata-rata rapor dinyatakan dalam rentang 0 sampai dengan 100 dengan
ketelitian satu angka di belakang koma.
f) Nilai Sekolah yang dikirimkan ke Panitia UN Tingkat Pusat harus diverifikasi
oleh Panitia UN Tingkat Kabupaten dan Tingkat Provinsi, dan tidak dapat
diubah setelah diterima oleh Panitia UN Pusat.
g) Pembulatan Nilai Sekolah yang merupakan gabungan dari nilai Ujian Sekolah
dan nilai rata-rata rapordinyatakan dalam rentang 0 sampai dengan 100 dengan
ketelitian satu angka di belakang koma.

3.8.3. Target Kelulusan


Pada tahun pelajaran 2019/2020, SMAN Model Terpadu Bojonegoro
meluluskan 100% siswa kelas XII.
Rekapitulasi hasil Nilai Ujian Sekolah tahun terakhir.
a) Hasil Ujian Sekolah tahun pelajaran 2019/2020
Rekapitulasi Hasil Ujian Sekolah Tahun Pelajaran 2019/2020 Program MIPA
Kelompok B Kelompok C
  Kelompok A (Umum)
(Umum) (Peminatan)
Prakarya dan Kewirausahaan

Lintas Minat (Bahasa dan


Pendidikan Pancasila dan

Olahraga, dan Kesehatan

Rata-Rata
Pendi. Agama dan Budi

Sejarah Indonesia
Bahasa Indonesia

Pendidikan Jasmani,
Kewarganegaraan

Bahas Inggris

Seni Budaya
Matematika

Matematika

Sastra Inggris)
Mata
Mulok 1

Biologi

Kimia
Fisika
Pekerti

Pelajara
n

Nilai
Rata- 88 87 86 85 88 86 89 86 91 87 85 88 85 86 86 87.02
Rata

Rekapitulasi Hasil Ujian Sekolah Tahun Pelajaran 2019/2020 Program IPS


Kelompok B Kelompok C
  Kelompok A (Umum)
(Umum) (Peminatan)
Prakarya dan Kewirausahaan

Lintas Minat (Bahasa dan


Pendidikan Pancasila dan

Olahraga, dan Kesehatan

Rata-Rata
Pendi. Agama dan Budi

Sejarah Indonesia
Bahasa Indonesia

Pendidikan Jasmani,
Kewarganegaraan

Bahas Inggris

Seni Budaya
Matematika

Sastra Inggris)
Sosiologi

Ekonomi
Geografi

Mata
Mulok 1

Sejarah
Pekerti

Pelajara
n

Nilai
Rata- 87 87 85 84 87 86 89 85 90 86 89 87 88 86 84 86.70
Rata

129
Melihat rekapitulasi Daftar Kumpulan Nilai siswa pada tahun pelajaran 2019/2020,
pada tahun pelajaran 2020/2021 ini, SMAN Model Terpadu Bojonegoro menargetkan
kenaikan rata-rata 1 poin disetiap mata pelajaran.

3.8.4. Program peningkatan kualitas hasil Ujian Sekolah.


Berikut beberapa progam peningkatan hasil Ujian Sekolah yang dilaksanakan
oleh SMA Negeri Model Terpadu Bojonegoro dapat dilihat pada tabel 21 berikut.
Tabel 21. Matriks Program Peningkatan Kualitas Hasil Ujian Nasional Tahun 2020/2021
No KEGIATAN SEM 1 SEM 2 KET.
1 Percepatan Materi Semester 1 √
2 Telaah SKL dan Pendalaman Materi ( Les ) √ √
3 Try out √ √
4 Degradasi/Pengelompokan Hasil Try out √
5 Jadwal Khusus Semester 2 √
6 Bimbingan Khusus √
7 ESQ √
8 Orientasi PT ( PT Bonafit / PTN ) √
9 Sosialisasi program sekolah kepada Orang Tua Klas XII √
10 Program Membaca √ √
11 Doa Bersama √ √
12 Carier Day √
13 Papan Informasi PTN √ √
14 Penyiapan Rangkuman/Diktat/Kisi-kisi Ujian Sekolah √ √

3.8.5. Program Pasca-Ujian Sekolah


Program Pasca-Ujian sekolah yang dilakanakan di SMA Negeri Model
Terpadu Bojonegoro adalah Program Pembimbingan masuk perguruan tinggi
negeri.

3.9. MUTASI PESERTA DIDIK


3.9.1. Mekanisme dan Prosedur Mutasi
1. Sekolah memfasilitasi adanya peserta didik yang masuk ke SMA Negeri Model
Terpadu Bojonegoro, perpindahan disini dimaksudkan untuk pindah antar sekolah
antar pelaksana Kurikulum 2013, setelah penerimaan rapor semester 1.
2. Untuk pelaksanaan pindah sekolah lintas Provinsi/Kabupaten/Kota, dikoordinasikan
dengan Dinas Pendidikan Provinsi dan Kabupaten/Kota setempat.

130
3. Sekolah menentukan persyaratan pindah/mutasi peserta didik sesuai dengan prinsip
manajemen berbasis sekolah, antara lain mencakup hal-hal sebagai berikut:
1) Persyaratan Umum.
a) Ada formasi dalam peminatan yang dituju oleh calon peserta didik.
b) Peserta didik berasal dari SMA/MA yang menyelenggarakan kurikulum
2013.
c) Seleksi Peserta didik yang akan masuk berdasarkan :
(1) Zonasi dengan bobot 50% berdasarkan juknis PPDB tahun yang
bersangkutan. Skor 100 dalam zona dan 80 di luar zona.
(2) Nilai SHUN dengan bobot 30%
(3) Tes masuk sesuai peminatan dengan bobot 20%
d) Menyerahkan surat keterangan pindah sekolah dari sekolah asal.
e) Akreditasi sekolah asal minimal sama dengan akreditasi SMA Negeri Model
Terpadu Bojonegoro dengan menunjukkan rapor asli.
f) Wajib mengikuti tes wawancara ( Peserta didik yang bersangkutan dan
orang tua/wali ).
g) Sanggup dan bersedia mentaati tata tertib dan segala aturan yang berlaku di
SMA Negeri Model Terpadu Bojonegoro dengan menuliskan surat
pernyataan bermateri Rp 6000,00
h) Melengkapi seluruh persyaratan administrasi
2) Persyaratan Administrasi.
a) Menyerahkan SHUN asli.
b) Menyerahkan fotokopi ijazah 2 lembar.
c) Menyerahkan raport asli.
d) Menyerahkan surat keterangan baik dari sekolah asal.
e) Menyerahkan surat keterangan bebas Narkoba dari Kepolisian /
dokter spesialis.
f) Menyerahkan surat keterangan/rekomendasi dari dinas pendidikan
kabupaten/kota dari sekolah asal
g) Pas foto ukuran 3 x 4 cm sebanyak 5 lembar ( setelah dinyatakan
diterima )

131
h) Surat Keterangan Perwalian (bagi peserta didik baru yang berasal dari
luar Provinsi dan mengikuti wali) yang disahkan oleh Notaris serta
fotokopi C1 Wali.
i) Satu lembar fotokopi KPS dan KPPS ( bagi yang memiliki)
j) Surat Pernyataan kesanggupan mengikuti biaya administrasi sesuai
dengan tahun yang ditempuh.

3.10. PENUMBUHAN KARAKTER


3.10.1. Nilai Utama dalam Penumbuhan Karakter
Terdapat 5 karakter utama yang harus ditumbuhkan di sekolah. Kelima
karakter utama tersebut antara lain religius, nasionalis, inegritas, mandiri dan gotong
royong.
Nilai karakter religius mencerminkan keberimanan terhadap Tuhan yang Maha
Esa yang diwujudkan dalam perilaku melaksanakan ajaran agama dan kepercayaan
yang dianut, menghargai perbedaan agama, menjunjung tinggi sikap toleran terhadap
pelaksanaan ibadah agama dan kepercayaan lain, hidup rukun dan damai dengan
pemeluk agama lain. Implementasi nilai karakter religius ini ditunjukkan dalam sikap
cinta damai, toleransi, menghargai perbedaan agama dan kepercayaan, teguh
pendirian, percaya diri, kerja sama antar pemeluk agama dan kepercayaan, anti
perundungan dan kekerasan, persahabatan, ketulusan, tidak memaksakan kehendak,
mencintai lingkungan, melindungi yang kecil dan tersisih.
Nilai karakter nasionalis merupakan cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang
menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa,
lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa, menempatkan
kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya. Sikap
nasionalis ditunjukkan melalui sikap apresiasi budaya bangsa sendiri, menjaga
kekayaan budaya bangsa, rela berkorban, unggul, dan berprestasi, cinta tanah air,
menjaga lingkungan, taat hukum, disiplin, menghormati keragaman budaya, suku, dan
agama.
Adapun nilai karakter integritas merupakan nilai yang mendasari perilaku
yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat
dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan, memiliki komitmen dan kesetiaan

132
pada nilai-nilai kemanusiaan dan moral. Karakter integritas meliputi sikap tanggung
jawab sebagai warga negara, aktif terlibat dalam kehidupan sosial, melalui konsistensi
tindakan dan perkataan yang berdasarkan kebenaran. Seseorang yang berintegritas
juga menghargai martabat individu (terutama penyandang disabilitas), serta mampu
menunjukkan keteladanan.
Nilai karakter mandiri merupakan sikap dan perilaku tidak bergantung pada
orang lain dan mempergunakan segala tenaga, pikiran, waktu untuk merealisasikan
harapan, mimpi dan cita-cita. Siswa yang mandiri memiliki etos kerja yang baik,
tangguh, berdaya juang, profesional, kreatif, keberanian, dan menjadi pembelajar
sepanjang hayat.
Nilai karakter gotong royong mencerminkan tindakan menghargai semangat
kerja sama dan bahu membahu menyelesaikan persoalan bersama, menjalin
komunikasi dan persahabatan, memberi bantuan/pertolongan pada orang-orang yang
membutuhkan. Diharapkan siswa dapat menunjukkan sikap menghargai sesama, dapat
bekerja sama, inklusif, mampu berkomitmen atas keputusan bersama, musyawarah
mufakat, tolong menolong, memiliki empati dan rasa solidaritas, anti diskriminasi, anti
kekerasan, dan sikap kerelawanan.

3.10.2. Prinsip Penumbuhan Karakter


Penumbuhan karakter di sekolah menerapakan sembilan prinsip berikut;
1 – Nilai-nilai Moral Universal
Gerakan PPK berfokus pada penguatan nilai-nilai moral universal yang prinsip-
prinsipnya dapat didukung oleh segenap individu dari berbagai macam latar belakang
agama, keyakinan, kepercayaan, sosial,dan budaya.
2 – Holistik
Gerakan PPK dilaksanakansecara holistik, dalam arti pengembangan fisik (olah raga),
intelektual (olah pikir), estetika (olah rasa), etika dan spiritual (olah hati) dilakukan
secara utuh-menyeluruh dan serentak, baik melalui proses pembelajaran intrakurikuler,
kokurikuler, dan ekstrakurikuler, berbasis pada pengembangan budaya sekolah
maupun melalui kolaborasi dengan komunitas-komunitas di luar lingkungan
pendidikan.
3 – Terintegrasi

133
Gerakan PPK sebagai poros pelaksanaan pendidikan nasional terutama pendidikan
dasar dan menengah dikembangkan dan dilaksanakan dengan memadukan,
menghubungkan, dan mengutuhkan berbagai elemen pendidikan, bukan merupakan
program tempelan dan tambahan dalam proses pelaksanaan pendidikan.
4 – Partisipatif
Gerakan PPK dilakukan dengan mengikutsertakan dan melibatkan publik seluas-
luasnya sebagai pemangku kepentingan pendidikan sebagai pelaksana Gerakan PPK.
Kepala sekolah, pendidik, tenaga kependidikan, komite sekolah, dan pihak-pihak lain
yang terkait dapat menyepakati prioritas nilai-nilai utama karakter dan kekhasan
sekolah yang diperjuangkan dalam Gerakan PPK, menyepakati bentuk dan strategi
pelaksanaan Gerakan PPK, bahkan pembiayaan Gerakan PPK.
5 – Kearifan Lokal
Gerakan PPK bertumpu dan responsif pada kearifan lokal nusantara yang demikian
beragam dan majemuk agar kontekstual dan membumi. Gerakan PPK harus bisa
mengembangkan dan memperkuat kearifan lokal nusantara agar dapat berkembang
dan berdaulat sehingga dapat memberi indentitas dan jati diri peserta didik sebagai
bangsa Indonesia.
6 – Kecakapan Abad XXI
Gerakan PPK mengembangkan kecakapan-kecakapan yang dibutuhkan oleh peserta
didik untuk hidup pada abad XXI, antara lain kecakapan berpikir kritis (critical
thinking), berpikir kreatif (creative thinking), kecakapan berkomunikasi
(communication skill), termasuk penguasaan bahasa internasional, dan kerja sama
dalam pembelajaran (collaborative learning).
7 – Adil dan Inklusif
Gerakan PPK dikembangkan dan dilaksanakan berdasarkan prinsip keadilan, non-
diskriminasi, non-sektarian, menghargai kebinekaan dan perbedaan (inklusif), dan
menjunjung harkat dan martabat manusia.
8 – Selaras dengan Perkembangan Peserta Didik
Gerakan PPK dikembangkan dan dilaksanakan selaras dengan perkembangan peserta
didik baik perkembangan biologis, psikologis,maupun sosial, agar tingkat kecocokan
dan keberterimaannya tinggi dan maksimal. Dalam hubungan ini kebutuhan-
kebutuhan perkembangan peserta didik perlu memperoleh perhatian intensif.

134
9 – Terukur
Gerakan PPK dikembangkan dan dilaksanakan berlandaskan prinsip keterukuran agar
dapat dimati dan diketahui proses dan hasilnya secara objektif. Dalam hubungan ini
komunitas sekolah mendeskripsikan nilai-nilai utama karakter yang menjadi prioritas
pengembangan di sekolah dalam sebuah sikap dan perilaku yang dapat diamati dan
diukur secara objektif; mengembangkan program-program penguatan nilai-nilai
karakter bangsa yang mungkin dilaksanakan dan dicapai oleh sekolah;dan
mengerahkan sumber daya yang dapat disediakan oleh sekolah dan pemangku
kepentingan pendidikan.

3.10.3. Strategi Implementasi dan Penilaian Karakter dalam Kurikulum


SMAN Model Terpadu Bojonegoro menerapkan program pembiasaan dalam
mengimplementasikan Pendidikan Karakter peserta didik di sekolah. Program
Pembiasaan SMAN Model Terpadu Bojonegoro mencakup kegiatan yang bersifat
pembinaan karakter peserta didik yang dilakukan secara rutin, spontan, dan
keteladanan, sebagai berikut :
No Kegiatan Jenis
1 Rutin 1. Upacara
2. Kunjungan ke perpustakaan
3. Sholat Dhuha
4. Sholat Dhuhur berjamaah
5. Sholat Ashar berjamaah
6. Jum’at Bersih, Jum’at Sehat, Jum’at Mengaji, Jumat Qolbu
7. Jum’at sedekah dan berbagi
8. Sholat Jum’at
9. Bersalaman
10. Membaca Al-Qur’an dan buku non pelajaran sebelum pelajaran dimulai
11. Menyanyikan lagu Kebangsaan Indenesia Raya setiap hari
Hari sebelum pelajaran dimulai.
12. Menyanyikan lagu wajib Nasional atau lagu daerah setiap hari setelah
berdoa mengakhiri pembelajaran.
2 Spontan 1. Membiasakan antri
2. Memberi salam
3. Membuang sampah pada tempatnya
4. Musyawarah
3 Keteladanan 1. Berpakaian rapi
2. Memberikan pujian
3. Tepat waktu
4. Hidup sederhana

Pembiasaan ini dilaksanakan sepanjang waktu belajar di sekolah. Seluruh guru


ditugaskan untuk membina Program Pembiasaan yang telah ditetapkan oleh sekolah.

135
Penilaian kegiatan pengembangan diri bersifat kualitatif. Potensi, ekspresi, perilaku,
dan kondisi psikologis peserta didik merupakan portofolio yang digunakan untuk
penilaian.

3.11. PENGEMBANGAN LITERASI


3.11.1. Ketentuan umum pengembangan literasi di sekolah
Ferguson (www.bibliotech.us/pdfs/InfoLit.pdf) menjabarkan bahwa komponen
literasi informasi yang terdiri atas literasi dasar, literasi perpustakaan, literasi media,
literasi teknologi, dan literasi visual. Komponen literasi tersebut dijelaskan sebagai
berikut.
1. Literasi Dasar (Basic Literacy)
Literasi Dasar (Basic Literacy), yaitu kemampuan untuk mendengarkan,
berbicara, membaca, menulis, dan menghitung (counting) berkaitan dengan
kemampuan analisis untuk memperhitungkan (calculating), mempersepsikan
informasi (perceiving), mengomunikasikan, serta menggambarkan informasi
(drawing) berdasarkan pemahaman dan pengambilan kesimpulan pribadi.
2. Literasi Perpustakaan (Library Literacy)
Literasi Perpustakaan (Library Literacy), antara lain, memberikan pemahaman
cara membedakan bacaan fiksi dan nonfiksi, memanfaatkan koleksi referensi dan
periodikal, memahami Dewey Decimal System sebagai klasifikasi pengetahuan yang
memudahkan dalam menggunakan perpustakaan, memahami penggunaan katalog
dan pengindeksan, hingga memiliki pengetahuan dalam memahami informasi ketika
sedang menyelesaikan sebuah tulisan, penelitian, pekerjaan, atau mengatasi
masalah.
3. Literasi Media (Media Literacy)
Literasi Media (Media Literacy), yaitu kemampuan untuk mengetahui berbagai
bentuk media yang berbeda, seperti media cetak, media elektronik (media radio,
media televisi), media digital (media internet), dan memahami tujuan
penggunaannya.
4. Literasi Teknologi (Technology Literacy)
Literasi Teknologi (Technology Literacy), yaitu kemampuan memahami
kelengkapan yang mengikuti teknologi seperti peranti keras (hardware), peranti

136
lunak (software), serta etika dan etiket dalam memanfaatkan teknologi. Berikutnya,
kemampuan dalam memahami teknologi untuk mencetak, mempresentasikan, dan
mengakses internet. Dalam praktiknya, juga pemahaman menggunakan komputer
(Computer Literacy) yang di dalamnya mencakup menghidupkan dan mematikan
komputer, menyimpan dan mengelola data, serta mengoperasikan program perangkat
lunak. Sejalan dengan membanjirnya informasi karena perkembangan teknologi saat
ini, diperlukan pemahaman yang baik dalam mengelola informasi yang dibutuhkan
masyarakat.
5. Literasi Visual (Visual Literacy)
Literasi Visual (Visual Literacy), adalah pemahaman tingkat lanjut antara
literasi media dan literasi teknologi, yang mengembangkan kemampuan dan
kebutuhan belajar dengan memanfaatkan materi visual dan audio-visual secara kritis
dan bermartabat. Tafsir terhadap materi visual yang tidak terbendung, baik dalam
bentuk cetak, auditori, maupun digital (perpaduan ketiganya disebut teks
multimodal), perlu dikelola dengan baik. Bagaimanapun di dalamnya banyak
manipulasi dan hiburan yang benar-benar perlu disaring berdasarkan etika dan
kepatutan.
SMAN Model Terpadu Bojonegoro mengagendakan program literasi sebagai salah satu
program pembiasaan yang diunggulkan. Beberapa kegiatan yang direncanakan untuk
menggiatkan literasi antara lain :
1) Membaca Selama 15 Menit setiap hari melalui kegiatan:
a. Sebelum memulai pelajaran peserta didik dan guru memulai membaca
b. Setelah membaca yang diberi waktu 10 menit, baik dari buku yang disediakan,
atau dari hasil browsing yang telah dikumpulkan maupun dari internet,
kemudian menuliskan hasil baca selama 5 menit
c. Untuk hari-hari selanjutnya, dan memperbanyak koleksi buku  masing-masing
peserta didik mencari artikel atau lain-lain dari browsing internet kemudian
dicetak dan dijilid, kemudian di masukan dalam rak buku dan selanjut sebagai
pelaksanaan program literasi.
d. Tujuan kegiatan ini adalah:
(a) memotivasi peserta didik untuk mau dan terbiasa membaca;
(b)menunjukkan bahwa membaca sesuatu kegiatan yang menyenangkan;

137
(c) memperkaya kosakata (dalam bahasa tulisan);
(d)menjadi sarana berkomunikasi antara peserta didik dan guru;
2) Membaca Buku dengan Memanfaatkan Peran Perpustakaan
Peserta didik memanfaatkan buku-buku yang ad perpustakaan saat mereka
mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru bidang mata pelajaran yang
diajarkan melalui tugas meringkas atau membuat sinopsis buku. Dibuktikan
dengan portofolio hasil membaca, dan bekerja sama dengan guru mapel.
3) Pemberdayaan Mading Kelas
Pemberdayaan mading di setiap kelas ini dilakukan dengan menempelkan hasil
karya peserta didik, boleh berupa karangan, resume, puisi, dll hasil karya peserta
didik. Sebagai langkah awal, setiap satu bulan sekali bergantian, dibuat kelompok
dan bekerja sama dengan wali kelas.
4) Pemberian Reward untuk Kelas dan Peserta Didik Terliterasi
Memberikan reward untuk kelas dan peserta didik terliterasi. Reward berdasarkan
evaluasi program pembiasan membaca buku dengan menulis hasil baca,
memanfaatkan peran perpustakaan dan pemberdayaan madding kelas.
Pelaksanaan evaluasi dilakukan oleh duta literasi kelas, wali kelas, dan tim UPJ
GLS.
5) Membuat Sudut Baca di beberapa tempat di sekolah
Sudut baca merupakan suatu tempat khusus di bagian kelas/sekolah dimana
tersedia kumpulan buku bacaan dan tempat duduk yang nyaman untuk membaca.
Tempatnya bisa di depan kelas, pojok kelas, samping kantin, depan ruang guru,
samping mushola sekolah, dll.
Buku bacaan didapat dari sumbangan/ partisipasi peserta didik.
6) Mengadakan Pelatihan Menulis untuk Warga Sekolah.
Untuk meningkatkan kemampuan menulis warga sekolah, perlu diadakan
pelatihan menulis dengan mendatangkan praktisi/ penulis dari luar yang sudah
berpengalaman untuk memberikan pelatihan dan memberikan motivasi tentang
kegiatan menulis.
7) Menyusun buku yang berisi tulisan hasil karya peserta didik
Membuat buku yang berisi tulisan hasil karya peserta didik. Misalnya antologi
puisi, kumpulan cerpen, dll. Dapat dilakukan sebagai tugas proyek bekerja sama

138
dengan Guru Mapel Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Bahasa Jawa, ataupun
guru mapel yang lain.
Rincian program Literasi ada di tabel berikut ini.
Tabel 3.
Program Jadwal Hasil Monitoring/ Penanggun
Pelaksanaa Soft Hard Evaluasi g Jawab
n
Setiap hari Membudayaka Rangkuman Jurnal baca UPJ GLS
1. Membaca (senin- n kegiatan hasil bacaan mingguan siswa
Selama 15 Menit kamis) Membaca yang ditandatangani
guru penanggung
jawab
2. Membaca Buku Kondisiona Membudayaka Menyelesaika Portofolio hasil UPJ GLS
dengan l dalam satu n kegiatan n tugas yang baca bekerja sama
Memanfaatkan semester Membaca diberikan guru dengan guru mata
Peran Mendapatkan mata pelajaran pelajaran dan
Perpustakaan pengetahuan kepala perpustakaan
berdasarkan
buku yang
telah dibaca
3. Pemberdayaa 1 bulan Meningkatkan Mading kelas Wali kelas UPJ GLS
n Mading sekali kemampuan Duta literasi
Kelas literasi peserta Tim UPJ GLS
didik dalam hal
menulis,
membuat
synopsis, dll.
4. Pemberian 3 bulan Meningkatkan Memberi Duta literasi dan UPJ GLS
reward untuk Sekali minat reward Tim UPJ GLS
kelas dan berliterasi pada sebagai
peserta didik warga sekolah motivasi ke
terliterasi warga sekolah
yang terliterasi
5. Membuat Awal Menyediakan Sudut Baca di SarPras Sekolah UPJ GLS
Sudut Baca di semester tempat yang Bawah tangga dan Tim UPJ GLS
beberapa nyaman untuk utara dan
tempat di anak2 selatan
sekolah berliterasi
6. Pelatihan 1 kali Meningkatkan Menyusun Tim UPJ GLS UPJ GLS
menulis untuk dalam satu kemampuan karya hasil
siswa yang tahun menulis peserta tulisan
berminat didik.

7. Menyusun 1 Semester Meningkatkan Buku yang Peserta didik kelas UPJ GLS
buku yang minimal 1 kemampuan berisi hasil X dibimbing oleh
berisi tulisan buku menulis peserta tulisan peserta satu penanggung
hasil karya didik. didik dan jawab GLS Kelas
peserta didik layak
diterbitkan

3.11.2. Model Program Literasi yang Dikembangkan dan Tahapan Kegiatan


1) Tahap Pembiasaan

139
Kegiatan literasi di tahap pembiasaan, yakni membaca dalam hati. Secara umum,
kegiatan membaca ini memiliki tujuan, antara lain:
a. meningkatkan rasa cinta baca di luar jam pelajaran;
b. meningkatkan kemampuan memahami bacaan;
c. meningkatkan rasa percaya diri sebagai pembaca yang baik; dan
d. menumbuhkembangkan penggunaan berbagai sumber bacaan.
Kegiatan membaca ini didukung oleh penumbuhan iklim literasi sekolah yang baik.
Dalam tahap pembiasaan, iklim literasi sekolah diarahkan pada pengadaan dan
pengembangan lingkungan fisik, seperti:
a. buku-buku nonpelajaran (novel, kumpulan cerpen, buku ilmiah populer,
majalah, komik, dsb.);
b. sudut baca kelas untuk tempat koleksi bahan bacaan; dan
c. poster-poster tentang motivasi pentingnya membaca.

Prinsip-prinsip kegiatan membaca di dalam tahap pembiasaan yaitu :


a. Guru menetapkan waktu 15 menit membaca setiap hari. Sekolah bisa memilih
menjadwalkan waktu membaca di awal, tengah, atau akhir pelajaran,
bergantung pada jadwal dan kondisi sekolah masing-masing. Kegiatan
membaca dalam waktu pendek, namun sering dan berkala lebih efektif
daripada satu waktu yang panjang namun jarang (misalnya 1 jam/ minggu pada
hari tertentu).
b. Buku yang dibaca/dibacakan adalah buku nonpelajaran.
c. Peserta didik dapat diminta membawa bukunya sendiri dari rumah.
d. Buku yang dibaca/dibacakan adalah pilihan peserta didik sesuai minat dan
kesenangannya.
e. Kegiatan membaca/membacakan buku di tahap ini tidak diikuti oleh tugas-
tugas yang bersifat tagihan/penilaian.
f. Kegiatan membaca/membacakan buku di tahap ini dapat diikuti oleh diskusi
informal tentang buku yang dibaca/dibacakan. Meskipun begitu, tanggapan
peserta didik bersifat opsional dan tidak dinilai.

140
g. Kegiatan membaca/membacakan buku di tahap ini berlangsung dalam suasana
yang santai, tenang, dan menyenangkan. Suasana ini dapat dibangun melalui
pengaturan tempat duduk, pencahayaan yang cukup terang dan nyaman untuk
membaca, poster-poster tentang pentingnya membaca.
h. Dalam kegiatan membaca dalam hati, guru sebagai pendidik juga ikut
membaca buku selama 15 menit.

2) Tahapan Pengembangan
Pada prinsipnya, kegiatan literasi pada tahap pengembangan sama dengan
kegiatan pada tahap pembiasaan. Yang membedakan adalah bahwa kegiatan 15
menit membaca diikuti oleh kegiatan tindak lanjut pada tahap pengembangan.
Dalam tahap pengembangan, peserta didik didorong untuk menunjukkan
keterlibatan pikiran dan emosinya dengan proses membaca melalui kegiatan
produktif secara lisan maupun tulisan. Perlu dipahami bahwa kegiatan produktif ini
tidak dinilai secara akademik.
Mengingat kegiatan tindak lanjut memerlukan waktu tambahan di luar 15
menit membaca, sekolah didorong untuk memasukkan waktu literasi dalam jadwal
pelajaran sebagai kegiatan membaca mandiri atau sebagai bagian dari kegiatan
kokurikuler. Bentuk, frekuensi, dan durasi pelaksanaan kegiatan tindak lanjut
disesuaikan dengan kondisi masing-masing sekolah.
Sebagai tindak lanjut dari kegiatan di tahap pembiasaan, kegiatan 15 menit
membaca di tahap pengembangan diperkuat oleh berbagai kegiatan tindak lanjut
yang bertujuan untuk:
a. mengasah kemampuan peserta didik dalam menanggapi buku pengayaan
secara lisan dan tulisan;
b. membangun interaksi antarpeserta didik dan antara peserta didik dengan
guru tentang buku yang dibaca;
c. mengasah kemampuan peserta didik untuk berpikir kritis, analitis, kreatif,
dan inovatif; dan
d. mendorong peserta didik untuk selalu mencari keterkaitan antara buku yang
dibaca dengan diri sendiri dan lingkungan sekitarnya.

141
Dalam melaksanakan kegiatan tindak lanjut, beberapa prinsip yang perlu
dipertimbangkan dipaparkan sebagai berikut.
a. Buku yang dibaca/dibacakan adalah buku selain buku teks pelajaran. Buku
yang dibaca/dibacakan adalah buku yang diminati oleh peserta didik.
Peserta didik diperkenankan untuk membaca buku yang dibawa dari rumah.
b. Kegiatan membaca/membacakan buku di tahap ini dapat diikuti oleh tugas-
tugas presentasi singkat, menulis sederhana, presentasi sederhana, kriya,
atau seni peran untuk menanggapi bacaan, yang disesuaikan dengan jenjang
dan kemampuan peserta didik.
c. Tugas-tugas presentasi, menulis, kriya, atau seni peran dapat dinilai secara
nonakademik dengan fokus pada sikap peserta didik selama kegiatan.
Tugas-tugas yang sama nantinya dapat dikembangkan menjadi bagian dari
penilaian akademik bila kelas/sekolah sudah siap mengembangkan kegiatan
literasi ke tahap pembelajaran.
d. Kegiatan membaca/membacakan buku berlangsung dalam suasana yang
menyenangkan. Untuk memberikan motivasi kepada peserta didik, guru
sebaiknya memberikan masukan dan komentar sebagai bentuk apresiasi.
e. Terbentuknya Tim Literasi Sekolah (TLS). Untuk menunjang
keterlaksanaan berbagai kegiatan tindak lanjut GLS di tahap pengembangan
ini, sekolah sebaiknya membentuk TLS, yang bertugas untuk merancang,
mengelola, dan mengevaluasi program literasi sekolah. Pembentukan TLS
dapat dilakukan oleh kepala sekolah. Adapun TLS beranggotakan guru
(sebaiknya guru bahasa atau guru yang tertarik dan berlibat dengan masalah
literasi) serta tenaga kependidikan atau pustakawan sekolah.

3) Tahap Pembelajaran
Kegiatan berliterasi pada tahap pembelajaran bertujuan:
a. mengembangkan kemampuan memahami teks dan mengaitkannya dengan
pengalaman pribadi sehingga terbentuk pribadi pembelajar sepanjang hayat;
b. mengembangkan kemampuan berpikir kritis; dan

142
c. mengolah dan mengelola kemampuan komunikasi secara kreatif (verbal, tulisan,
visual, digital) melalui kegiatan menanggapi teks buku bacaan dan buku
pelajaran.
Beberapa prinsip yang perlu dipertimbangkan dalam tahap pembelajaran ini, antara
lain :
a. buku yang dibaca berupa buku tentang pengetahuan umum, kegemaran, minat
khusus, atau teks multimodal, dan juga dapat dikaitkan dengan mata pelajaran
tertentu; dan
b. ada tagihan yang sifatnya akademis (terkait dengan mata pelajaran).

3.11.3. Evaluasi program literasi


Evaluasi kegiatan dilaksanakan dengan pelaporan kegiatan setiap pekan. Siswa iminta
untuk mengisi jurnal tentang kegiatan membaca yang telah mereka laksanakan.

3.12. PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN


3.12.1. Ketentuan Umum Pengembangan Kewirausahaan di Sekolah
Pendidikan kewirausahaan bertujuan untuk membentuk manusia secara utuh
(holistik), sebagai insan yang memiliki karakter, pemahaman dan ketrampilan sebagai
wirausaha. Wirausaha adalah seseorang yang memiliki jiwa dan kemampuan tertentu
dalam berkreasi dan berinovasi. Ia adalah seseorang yang memiliki kemampuan untuk
menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda (ability to create the new and different) atau
kemampuan kreatif dan inovatif. Kemampuan kreatif dan inovatif tersebut secara riil
tercermin dalam kemampuan dan kemauan untuk memulai usaha (start up), kemampuan
untuk mengerjakan sesuatu yang baru (creative), kemauan dan kemampuan untuk
mencari peluang (opportunity), kemampuan dan keberanian untuk menanggung risiko
(risk bearing) dan kemampuan untuk mengembangkan ide dan meramu sumber daya.
Institusi pendidikan memiliki peran strategis untuk menanamkan jiwa
kewirausahaan kepada peserta didik semenjak dini. Sehingga dapat terjadi sinergi antara
dunia pendidikan dan perekonomian. Peserta didik tidak hanya membutuhkan keahlian
dalam bidang akademik saja agar dapat bersaing di dunia kerja ketika mereka lulus
sekolah, melainkan juga keahlian dalam bidang non-akademik, salah satunya
kewirausahaan. Jiwa kewirausahaan diperlukan para siswa yang kelak nanti akan terjun
ke masyarakat, untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

143
SMAN Model Terpadu Bojonegoro berupaya menginternalisasikan pendidikan
kewirausahaan dengan cara :
a. Realisasi pendidikan kewirausahaan yang secara eksplisit termuat dalam struktur
kurikulum SMAN Model Terpadu Bojonegoro dalam mapel Prakarya dan
Kewirausahaan.
b. Pengintegrasian nilai-nilai kewirausahaan ke dalam seluruh mata pelajaran melalui
pengkajian KI dan KD, mencantumkan ke dalam silabus, mengembangkan langkah
pembelajaran aktif yang terintegrasi nilai-nilai kewirausahaan di dalamnya.
c. Pengintegrasian Pendidikan Kewirausahaan melalui Kultur Sekolah
Pengembangan nilai-nilai dalam pendidikan kewirausahaan dalam budaya sekolah
mencakup kegiatan-kegiatan yang dilakukan kepala sekolah, guru, konselor, tenaga
administrasi ketika berkomunikasi dengan peserta didik dan mengunakan fasilitas
sekolah, seperti kejujuran, tanggung jawab, disiplin, komitmen dan budaya
berwirausaha di lingkungan sekolah.
d. Pelaksanaan Pembelajaran Kewirausahaan dari Teori ke Praktik
Dengan cara ini, pembelajaran kewirausahaan di SMAN Model Terpadu Bojonegoro
diarahkan pada pencapaian tiga kompetansi yang meliputi penanaman karakter
wirausaha, pemahaman konsep dan skill, dengan bobot yang lebih besar pada
pencapaian kompetensi jiwa dan skill dibandingkan dengan pemahaman konsep.
Realisasi kegiatan praktek yang dilaksanakan di lingkungan SMAN Model Terpadu
Bojonegoro adalah dengan partisipasi pada kegiatan kantin kejujuran dan kegiatan
bazar karya peserta didik pada event tertentu yang diselenggarakan sekolah.
Aspek kewirausahaan yang diselenggarakan di SMAN Model Terpadu
Bojonegoro adalah sebagai berikut :
1. Pengolahan
Pengolahan artinya membuat, menciptakan bahan dasar menjadi benda produk
jadi, agar dapat dimanfaatkan. Pada prinsipnya kerja pengolahan adalah mengubah
benda mentah menjadi produk jadi yang mempunyai nilai tambah melalui teknik
pengelolaan seperti: mencampur, mengawetkan, dan memodifikasi. Manfaat edukatif
teknologi pengolahan bagi pengembangan kepribadian peserta didik adalah:
pelatihan rasa yang dapat dikorelasikan dalam kehidupan sehari-hari,sistematis yang
dipadukan dengan pikiran serta prakarya.

144
Bidang Pengolahan yang dilaksanakan di SMAN Model Terpadu Bojonegoro
adalah bidang Boga. Pada kegiatan pengolahan ini, siswa dalam beberapa kelompok
usaha nya mengolah bahan mentah untuk dijadikan aneka produk makanan yang
dipasarkan di lingkungan sekolah.
2. Kerajinan
Kerajinan dapat dikaitkan dengan kerja tangan yang hasilnya merupakan benda
untuk memenuhi tuntutan kepuasan pandangan: estetika - ergonomis, dengan simbol
budaya, kebutuhan tata upacara dan kepercayaan (theory of magic and relligy), dan
benda fungsional yang dikaitkan dengan nilai pendidikan pada prosedur
pembuatannya. Lingkup ini dapat menggali dari potensi lokal dan seni terap (applied
art), serta desain kekinian.
Aspek kerajinan di SMAN Model Terpadu Bojonegoro dilaksanakan dengan
berupaya menerapkan prinsip tersebut diatas. Jenis-jenis kerajinan yang dihasilkan
erat sekali dengan nilai budaya Jawa Timur dan juga perwujudan dari pendidikan
lingkungan hidup. SMAN Model Terpadu Bojonegoro memberikan pengalaman
belajar kepada peserta didik dengan membuat aneka karya pengolahan barang bekas
agar bertambah nilai gunanya.
Bidang kerajinan yang dilaksanakan di SMAN Model Terpadu Bojonegoro
adalah kerajianan dengan inspirasi budaya non benda. Siswa diminta untuk membuat
lukisan dengan inspirasi dari tarian balet, lagu, adat istiadat, pantun & puisi . Selain
itu, siswa juga dilatih untuk membuat kerajinan dengan inspirasi budaya benda
seperti miniatur rumah adat.

3.13. BIMBINGAN KONSELING


3.13.1. Konsep Bimbingan Konseling
Definisi bimbingan Menurut (Bernard & Fullmer, 1969) bimbingan sebagai
pendidikan dan perkembangan yang menekankan proses belajar yang sistematik.
Dalam definisi tersebut terkandung maksud bahwa bimbingan itu suatu program
atau bidang yang berasal dari dunia pendidikan, telah diketahui bahwa yang
dimaksud tentang program tersebut ditujukan upaya pemberian bantuan untuk
mengoptimalkan perkembangan dari masing-masing siswa.

145
Definisi konseling Menurut ( Maclean, dalam Sherzer & Stone, 1974)
konseling merupakan suatu proses yang terjadi dalam hubungan tatap muka
antara seorang individu yang terganggu oleh karena masalah-masalah yang tidak
dapat diatasinya sendiri dengan seorang pekerja yang professional, yaitu orang
yang telah terlatih dan berpengalaman membantu orang lain mencapai
pemecahan-pemecahan terhadap berbagai kesulitan pribadi.
Dalam definisi tersebut memiliki maksud bahwa konseling merupakan salah
satu teknik atau suatu layanan utama bimbingan yang di dalamnya mencakup
tentang upaya membantu individu agar mampu mengembangkan potensi dirinya
dan dapat mengatasi masalahnya, hal ini dapat dikatakan karena sifat konseling itu
sendiri yang cenderung dapat memberikan perubahan secara mendasar yang lentur
atau fleksibel serta komprehensif, yaitu mengubah sikap.
Sikap yang mendasari pemikiran, perbuatan, pandangan sampai pada perasaan,
contohnya dengan melalui hubungan face to face maupun media apapun, baik
secara individu maupun berkelompok. Berdasarkan pendapat diatas dapat
dikatakan bahwa kegiatan konseling juga memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a. Dilaksanakan secara perorangan.
b. Dilakukan dalam suasana hubungan tatap muka (face to face) .
c. Dalam pelaksanaan konseling tersebut dibutuhkan orang yang ahli
(Profesional)
d. Tujuan proses konseling ini diarahkan untuk memecahkan suatu masalah yang
dihadapi klien.
e. Perorangan yang menerima layanan (klien) mampu dan dapat memecahkan
masalah dengan kemampuannya sendiri.
Dalam definisi pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa, Pengertian bimbingan
dan konseling merupakan salah satu komponen yang saling berkaitan satu sama lain
dan bertujuan sebagai bentuk pelayanan bantuan untuk peserta didik, baik secara
individu maupun kelompok, agar dapat memperoleh pencerahan diri sehingga mampu
berkembang secara mandiri dan mampu menyesuaikan diri secara dinamis dan
konstruktif serta dapat mencapai kehidupan yang lebih bermanfaat bagi diri sendiri
maupun untuk orang lain (Masyarakat).
3.13.2. Fungsi, Azas dan Prinsip Layanan BK

146
1) Fungsi
Tujuan bimbingan dan konseling adalah untuk membantu individu
mengembangkan diri secara optimal sesuai dengan tahap perkembangan dan
predisposisi yang dimilikinya (seperti kemampuan dasar dan bakat-bakatnya),
berbagai latar belakang yang ada (seperti latar belakang keluarga, pendidikan, status
sosial ekonomi), serta sesuai dengan tuntutan positif lingkungannya (Prayetno dkk,
2009:114).
Secara khusus layanan bimbingan dan konseling memiliki tujuan sebagai berikut
(Balitbang, 2006:16):
1. Merencanakan kegiatan penyelesaian studi, perkembangan karir serta
kehidupan peserta didik di masa yang akan datang. 
2. Mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimiliki oleh peserta didik
seoptimal mungkin. 
3. Menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan dan lingkungan masyarakat. 
4. Mengetahui hambatan dan kesulitan yang dihadapi peserta didik dalam studi,
penyesuaian dengan lingkungan pendidikan dan masyarakat.
5. Bimbingan dan konseling berfungsi sebagai pemberi layanan kepada peserta
didik agar masing-masing peserta didik dapat berkembang secara optimal
sehingga menjadi pribadi yang utuh dan mandiri. Adapun fungsi-fungsi
bimbingan dan konseling dijelaskan sebagai berikut (Hallen, 2003:60):
a. Fungsi Pemahaman 
Fungsi pemahaman yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang akan
menghasilkan pemahaman tentang sesuatu oleh pihak-pihak tertentu sesuai
dengan kepentingan pengembangan peserta didik.
b. Fungsi Pencegahan 
Fungsi pencegahan yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang akan
menghasilkan tercegahnya atau terhindarnya peserta didik dari berbagai
permasalahan yang mungkin timbul yang akan dapat mengganggu,
menghambat ataupun menimbulkan kesulitan, kerugian-kerugian tertentu
dalam proses perkembangannya.
c. Fungsi Pengentasan 

147
Melalui fungsi pengentasan ini pelayanan bimbingan dan konseling akan
menghasilkan terentaskannya atau teratasinya berbagai permasalahan yang
dialami oleh peserta didik. Pelayanan bimbingan dan konseling berusaha
membantu memecahkan masalah-masalah yang dihadapi oleh peserta didik,
baik dalam sifatnya, jenisnya maupun bentuknya.
d. Fungsi Pemeliharaan dan Pengembangan 
Fungsi pemeliharaan dan pengembangan adalah fungsi bimbingan dan
konseling yang akan menghasilkan terpeliharanya dan terkembangkannya
berbagai potensi dan kondisi positif peserta didik dalam rangka perkembangan
dirinya secara terarah, mantap dan berkelanjutan.
e. Fungsi Advokasi 
Fungsi advokasi yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang akan
menghasilkan teradvokasi atau pembelaan terhadap peserta didik dalam rangka
upaya pengembangan seluruh potensi secara optimal.

2) Asas-Asas Bimbingan dan Konseling 


Menurut Prayetno (2009:115), asas-asas bimbingan dan konseling yaitu asas
kerahasiaan, kesukarelaan, keterbukaan, kekinian, kemandirian, kegiatan,
kedinamisan, keterpaduan, kenormatifan, keahlian, alih tangan dan tut wuri handayani.
Adapun penjelasan mengenai asas-asas tersebut adalah sebagai berikut:
a. Asas Kerahasiaan. Asas kerahasiaan ini menuntut dirahasiakannya segenap
data dan keterangan tentang peserta didik (klien) yang menjadi sasaran
layanan. Dalam hal ini guru pembimbing berkewajiban penuh memelihara dan
menjaga semua data dan keterangan itu sehingga kerahasiaannya benar-benar
terjamin.
b. Asas Kesukarelaan. Jika asas kerahasiaan benar-benar sudah tertanam pada diri
siswa atau klien, maka sangat dapat diharapkan bahwa mereka yang
mengalami masalah akan dengan sukarela membawa masalahnya itu kepada
pembimbing untuk meminta bimbingan.
c. Asas Keterbukaan. Bimbingan dan konseling yang efisien hanya berlangsung
dalam suasana keterbukaan. Baik klien maupun konselor harus bersifat
terbuka. Keterbukaan ini bukan hanya sekadar berarti bersedia menerima

148
saran-saran dari luar tetapi dalam hal ini lebih penting dari masing-masing
yang bersangkutan bersedia membuka diri untuk kepentingan pemecahan
masalah yang dimaksud.
d. Asas Kekinian. Masalah individu yang ditanggulangi adalah masalah yang
sedang dirasakan bukan masalah yang sudah lampau, dan bukan masalah yang
akan dialami masa mendatang. Asas kekinian juga mengandung pengertian
bahwa konselor tidak boleh menunda-nunda pemberian bantuan. Dia harus
mendahulukan kepentingan klien dari pada yang lain.
e. Asas Kemandirian. Dalam memberikan layanan pembimbing hendaklah selalu
menghidupkan kemandirian pada diri orang yang dibimbing, jangan sampai
orang yang dibimbing itu menjadi tergantung kepada orang lain, khususnya
para pembimbing/ konselor.
f. Asas Kegiatan. Usaha layanan bimbingan dan konseling akan memberikan
buah yang tidak berarti, bila individu yang dibimbing tidak melakukan
kegiatan dalam mencapai tujuan-tujuan bimbingan. Hasil-hasil usaha
bimbingan tidak tercipta dengan sendirinya tetapi harus diraih oleh individu
yang bersangkutan.
g. Asas Kedinamisan. Upaya layanan bimbingan dan konseling menghendaki
terjadinya perubahan dalam individu yang dibimbing yaitu perubahan tingkah
laku ke arah yang lebih baik. Perubahan tidaklah sekadar mengulang-ulang hal-
hal lama yang bersifat monoton, melainkan perubahan yang selalu menuju ke
suatu pembaruan, sesuatu yang lebih maju.
h. Asas Keterpaduan. Layanan bimbingan dan konseling memadukan berbagai
aspek individu yang dibimbing, sebagaimana diketahui individu yang
dibimbing itu memiliki berbagai segi kalau keadaanya tidak saling serasi dan
terpadu justru akan menimbulkan masalah. 
i. Asas Kenormatifan. Usaha bimbingan dan konseling tidak boleh bertentangan
dengan norma-norma yang berlaku, baik ditinjau dari norma agama, norma
adat, norma hukum/negara, norma ilmu ataupun kebiasaan sehari-hari. Asas
kenormatifan ini diterapkan terhadap isi maupun proses penyelenggaraan
bimbingan dan konseling.

149
j. Asas Keahlian. Usaha layanan bimbingan dan konseling secara teratur,
sistematik dan dengan mempergunakan teknik serta alat yang memadai. Untuk
itu para konselor perlu mendapatkan latihan secukupnya, sehingga dengan itu
akan dapat dicapai keberhasilan usaha pemberian layanan.
k. Asas Alih tangan. Asas ini mengisyaratkan bahwa bila seorang petugas
bimbingan dan konseling sudah mengerahkan segenap kemampuannya untuk
membantu klien belum dapat terbantu sebagaimana yang diharapkan, maka
petugas ini mengalih-tangankan klien tersebut kepada petugas atau badan lain
yang lebih ahli.
l. Asas Tutwuri handayani. Asas ini menunjukkan pada suasana umum yang
hendaknya tercipta dalam rangka hubungan keseluruhan antara pembimbing
dan yang dibimbing.
3) Prinsip Layanan BK
Sejumlah prinsip mendasari gerak dan langkah penyelenggaraan pelayanan
bimbingan dan konseling. Prinsip ini berkaitan dengan tujuan, sasaran layanan, jenis
layanan dan kegiatan pendukung serta berbagai aspek operasional pelayanan
bimbingan dan konseling. Dalam layanan bimbingan dan konseling perlu
diperhatikan sejumlah prinsip yaitu:
a. Prinsip-prinsip berkenaan dengan sasaran layanan.
Bimbingan dan konseling melayani semua individu tanpa memandang umur,
jenis kelamin, suku agama dan status social ekonomi. Bimbingan dan
konseling berurusan denga pribadi dan tingkah laku individu yang unik dan
dinamis. Bimbingan dan konseling memperhatikan sepenuhnya tahap dan
berbagai aspek perkembangan individu. Bimbingan dan konseling
memberikan perhatian utama kepada perbedaan individual yang menjadi
orientasi pokok pelayanan.
b. Prinsip-prinsip berkenaan dengan permasalahan individu.
Bimbingan dan konseling berurusan dengan hal yang menyangkut pengaruh
kondisi mental/fisik individu terhadap penyesuaian dirinya di rumah, di
sekolah, serta dalam kaitannya dengan kontrak sosial, pekerjaan dan
sebaliknya pengaruh lingkungan tehadap kondisi mental dan fisik individu.
Kesenjangan sosial, ekonomi dan kebudayaan merupakan faktor timbulnya

150
masalah pada individu yang kesemuanya menjadi perhatian utama pelayanan
bimbingan dan konseling.
c. Prinsip-prinsip berkenaan dengan program layanan.
Bimbingan dan konseling merupakan bagian dari integral dari upaya
pendidikan dan pengembangan individu, oleh karena itu program bimbingan
dan konseling harus diselaraskan dan dipadukan dengan program pendidikan
serta pengembangan peserta didik. Program bimbingan dan konseling harus
fleksibel disesuaikan dengan kebutuhan individu, masyarakat dan kondisi
lembaga program bimbingan dan konseling disusun secara berkelanjutan dari
jenjang pendidik yang terendah sampai tertinggi.
d. Prinsip-prinsip berkenaan dengan tujuan dan pelaksanaan pelayanan:
Bimbingan dan konseling harus diarahkan untuk pengembangan individu
yang akhirnya mampu membimbing diri sendiri dalam menghadapi
permasalahan. Dalam proses bimbingan dan konseling keputusan yang
diambil dan akan dilaksanakan oleh individu hendaknya atas kemampuan
individu itu sendiri bukan karena kemauan atau desakan dari pembimbing
atau pihak lain.
Permasalahan individu harus ditangani oleh tenaga ahli dalam bidang
yang relevan dengan permasalahan yang dihadapi. Kerjasama antara guru
pembimbing, guru lain dan orang tua yang akan menentukan hasil bimbingan.
Pengembangan program pelayanan bimbingan dan konseling ditempuh
melalui pemanfaatan yang maksimal dari hasil pengukuran dan penilaian
terhadap individu yang terlibat dalam proses pelayanan dan program
bimbingan dan konseling itu sendiri.

3.13.3. Komponen Program BK


Layanan bimbingan dan konseling sebagai layanan profesional yang
diselenggarakan pada satuan pendidikan mencakup komponen program, bidang
layanan, struktur dan program layanan, kegiatan dan alokasi waktu layanan.
Komponen program meliputi layanan dasar, layanan peminatan dan perencanaan
individual, layanan responsif, dan dukungan sistem, sedangkan bidang layanan terdiri
atas bidang layanan pribadi, sosial, belajar, dan karir.

151
Komponen program dan bidang layanan dituangkan ke dalam program tahunan
dan semesteran dengan mempertimbangkan komposisi, proporsi dan alokasi waktu
layanan, baik di dalam maupun di luar kelas.
Program kerja layanan bimbingan dan konseling disusun berdasarkan hasil
analisis kebutuhan peserta didik/konseli dan struktur program dengan menggunakan
sistematika minimal meliputi: rasional, visi dan misi, deskripsi kebutuhan, komponen
program, bidang layanan, rencana operasional, pengembangan tema/topik,
pengembangan RPLBK, evaluasi-pelaporan-tindak lanjut, dan anggaran biaya.

3.13.4. Struktur Program


Layanan bimbingan dan konseling pada satuan pendidikan secara keseluruhan
dikemas dalam empat komponen layanan, yaitu komponen: (a) layanan dasar, (b)
layanan peminatan dan perencanaan individual, (c) layanan responsif, dan (d)
dukungan sistem.
1. Layanan Dasar
Layanan dasar diartikan sebagai proses pemberian bantuan kepada seluruh konseli
melalui kegiatan penyiapan pengalaman terstruktur secara klasikal atau kelompok
yang dirancang dan dilaksanakan secara sistematis dalam rangka mengembangkan
kemampuan penyesuaian diri yang efektif sesuai dengan tahap dan tugas-tugas
perkembangan (yang dituangkan sebagai standar kompetensi kemandirian).
2. Layanan Peminatan dan Perencanaan Individual
Peminatan adalah program kurikuler yang disediakan untuk mengakomodasi pilihan
minat, bakat dan/atau kemampuan peserta didik/konseli dengan orientasi pemusatan,
perluasan, dan/atau pendalaman mata pelajaran dan/atau muatan kejuruan.Peminatan
peserta didik dalam Kurikulum 2013 mengandung makna:
(1) suatu pembelajaran berbasis minat peserta didik sesuai kesempatan belajar yang
ada dalam satuan pendidikan;
(2) suatu proses pemilihan dan penetapan peminatan belajar yang ditawarkan oleh
satuan pendidikan;
(3) merupakan suatu proses pengambilan pilihan dan keputusan oleh peserta didik
tentang peminatan belajar yang didasarkan atas pemahaman potensi diri dan
pilihan yang tersedia pada satuan pendidikan serta prospek peminatannya;

152
(4)merupakan proses yang berkesinambungan untuk memfasilitasi peserta didik
mencapai keberhasilan proses dan hasil belajar serta perkembangan optimal
dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional; dan
(5) layanan peminatan peserta didik merupakan wilayah garapan profesi bimbingan
dan konseling, yang tercakup pada layanan perencanaan individual.
Layanan Perencanaan individual adalah bantuan kepada peserta didik/konseli agar
mampu merumuskan dan melakukan aktivitas-aktivitas sistematik yang berkaitan
dengan perencanaan masa depan berdasarkan pemahaman tentang kelebihan dan
kekurangan dirinya, serta pemahaman terhadap peluang dan kesempatan yang tersedia
di lingkungannya. Pemahaman konseli secara mendalam, penafsiran hasil asesmen,
dan penyediaan informasi yang akurat sesuai dengan peluang dan potensi yang
dimiliki konseli amat diperlukan sehingga peserta didik/konseli mampu memilih dan
mengambil keputusan yang tepat di dalam mengembangkan potensinya secara
optimal, termasuk keberbakatan dan kebutuhan khusus peserta didik/konseli.
3. Layanan Responsif
Layanan responsif adalah pemberian bantuan kepada peserta didik/konseli yang
menghadapi masalah dan memerlukan pertolongan dengan segera, agar peserta
didik/konseli tidak mengalami hambatan dalam proses pencapaian tugas-tugas
perkembangannya. Strategi layanan responsif diantaranya konseling individual,
konseling kelompok, konsultasi, kolaborasi, kunjungan rumah, dan alih tangan kasus
(referral).`
4. Dukungan Sistem
Ketiga komponen program (layanan dasar, layanan peminatan dan perencanan
individual, dan responsif) sebagaimana telah disebutkan sebelumnya merupakan
pemberian layanan bimbingan dan konseling kepada peserta didik/konseli secara
langsung. Sedangkan dukungan sistem merupakan komponen pelayanan dan kegiatan
manajemen, tata kerja, infrastruktur (misalnya Teknologi Informasi dan Komunikasi),
dan pengembangan kemampuan profesional konselor atau guru bimbingan dan
konseling secara berkelanjutan, yang secara tidak langsung memberikan bantuan
kepada peserta didik/konseli atau memfasilitasi kelancaran perkembangan peserta
didik/konseli dan mendukung efektivitas dan efisiensi pelaksanaan layanan bimbingan
dan konseling.

153
3.13.5. Bentuk Layanan BK dalam Kelas dan Luar Kelas
Bimbingan Konseling, mencakup hal-hal yang berkenaan dengan pribadi,
kemasyarakatan, belajar, dan karier peserta didik dimasukan kegiatan intra kurikuler
pada kerangka dasar dan struktur program SMAN Model Terpadu Bojonegoro maupun
di luar intra kurikuler.
Penelusuran bakat, minat, dan prestasi peserta didik SMAN Model Terpadu
Bojonegoro melalui kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler dan pembinaan bimbingan
konseling, yaitu :
1. Pembinaan olympiade sains nasional (OSN) secara rutin
2. Pembinaan FLS2N dan O2N secara rutin
3. Pembinaan insidental menjelang lomba pekan seni pelajar (PSP)
4. Mengikuti lomba baik yang diselenggarakan Dinas Pendidikan dan Perguruan
Tinggi.

3.14. EKSTRAKURIKULER
Kegiatan ekstrakurikuler menjembatani kebutuhan perkembangan peserta didik
yang berbeda; seperti perbedaan sense akan nilai moral dan sikap, kemampuan, dan
kreativitas. Melalui partisipasinya dalam kegiatan ekstrakurikuler peserta didik dapat
belajar dan mengembangkan kemampuan berkomunikasi, bekerja sama dengan orang
lain, serta menemukan dan mengembangkan potensinya. Kegiatan ekstrakurikuler juga
memberikan manfaat sosial yang besar.
Ekstrakurikuler adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan oleh peserta didik
di luar jam belajar kurikulum standar sebagai perluasan dari kegiatan kurikulum dan
dilakukan di bawah bimbingan sekolah dengan tujuan untuk mengembangkan
kepribadian, bakat, minat, dan kemampuan peserta didik yang lebih luas atau di luar
minat yang dikembangkan oleh kurikulum. Kegiatan di sekolah atau pun di luar sekolah
yang terkait dengan tugas belajar suatu mata pelajaran bukanlah kegiatan
ekstrakurikuler.
Ekstrakurikuler bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan minat
setiap peserta didik sesuai standar sarana dan standar tenaga pendidik dengan kondisi

154
sekolah. Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan dibimbing oleh konselor, guru,
dan tenaga kependidikan yang dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler dan
Penilaian Pengembangan diri dilakukan secara kualitatif. Kegiatan pengembangan diri
yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial, belajar, dan
pengembangan karir peserta didik dilakukan melalui kegiatan pelayanan konseling dan
penilaian untuk kegiatan pelayanan konseling terintegrasi di dalam nilai kepribadian.
Kegiatan pengembangan diri dilaksanakan pada kelas X dan XI
3.14.1. Ekstrakurikuler Wajib Pendidikan Kepramukaan
Ekstrakurikuler wajib merupakan program ekstrakurikuler yang harus diikuti
oleh seluruh peserta didik, terkecuali bagi peserta didik dengan kondisi tertentu yang
tidak memungkinkannya untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler tersebut.
Ekstrakurikuler wajib yang dilaksanakan di SMAN Model Terpadu Bojonegoro adalah
Pendidikan Pramuka.
Kegiatan pramuka ini bertujuan untuk (1) melatih mental dan fisik peserta
didik; (2) Melatih peserta didik berorganisasi; (3) Melatih peserta didik akan sadar
lingkungan; (4) Membangkitkan kesadaran peserta didik akan ciptaan Tuhan; (5)
Menumbuhkan rasa persatuan dan kesatuan; dan (5) Kemandirian
Pelaksanaan ekstrakurikuler wajib pendidikan kepramukaan diatur sebagai
berikut :
Kelas X & XI : Model Aktualisasi, yaitu merupakan kegiatan wajib peserta didik yang
dilaksanakan di Gugus Depan SMAN Model Terpadu Bojonegoro engan
mengintegrasikan KI 1,2 dan 4 dalam KD mapel tertentu dengan kegiatan kepramukaan.
Kelas X & XII : Dilaksanakan dengan model blok, yaitu merupakan kegiatan wajib
dalam bentuk serangkaian kegiatan yang dilaksanakan setahun dua kali dan diberikan
penilaian secara umum. Pada semester 1 dilaksanakan pada awal masuk sekolah
bersamaan dengan Pengenalan Lingkungan Sekolah kelas X dan semester 2
dilaksanakan saat persiapan Ujian dalam bentuk permainan dan motivasi.
3.14.2. Ekstrakurikuler pilihan
Ekstrakurikuler pilihan merupakan program ekstrakurikuler yang dapat diikuti
oleh peserta didik sesuai dengan bakat dan minatnya masing-masing. Ekstrakurikuler
pilihan yang dilaksanakan di SMAN Model Terpadu Bojonegoro dapat dirinci sebagai
berikut.

155
a) Tahfidz Al-Qur`an / kitab suci
Tahfidz Al Qur’an/ kitab suci ini bertujuan untuk (a) meningkatan ketaqwaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa; (b) memperdalam kajian tentang agama; (c)
menumbuhkan dan memupuk budi pekerti yang agamis; (d) menumbuhkan sikap
toleran.
b) Latihan Teknologi informasi dan Komunikasi
Latihan Teknologi informasi dan komunikasi ini bertujuan untuk (a) Melatih
peserta didik sadar kebutuhan Global; (b) melatih komunikasi untuk menghadapi
teknologi tinggi; (c) melatih peserta didik untuk berkarya dengan alat bantu teknologi
tinggi; (d) agar Peserta didik tidak gagap teknologi (Gaptek); dan (e) peserta didik
Tidak ketinggalan perkembangan IPTEK.
Untuk mewujudkan tujuan di atas, latihan teknologi dan informasi yang dilaksanakan
adalah
(1) Robotika
(2) KIR
c) Bahasa Jepang
Latihan ini bertujuan untuk (a) melatih berpikir secara rasional; (b) Melatih
kreatif dan disiplin terhadap ilmu pengetahuan; (c) melatih mengembangkan berpikir
kritis; dan (d) dapat menguasai materi mata pelajaran tertentu.
Untuk mewujudkan tujuan tersebut, latihan berpikir ilmiah yang dilaksanakan adalah
Karya Tulis Remaja dan partisipasi dalam kegiatan OPSI dan FIKSI
d) Latihan Apresiasi Seni
Latihan apresiasi seni ini bertujuan untuk (a) melatih keberanian diri dan
percaya diri; (b) melatih kerja sama, saling menghargai; (c) dapat dipakai sebagai
profesi; (d) melatih kedisiplinan; (e) berbudi luhur / saling menghargai; dan (f)
melestarikan budaya yang ada.

Untuk mewujudkan tujuan di atas, latihan apresiasi seni yang dilaksanakan adalah
1. Seni Musik
2. Seni Tari
e) Latihan Olahraga

156
Latihan olahraga ini bertujuan untuk (a) menjaga kesehatan jasmani; (b)
melatih saling menghormati; (c) melatih kerja sama; (d) memiliki sifat kompetitif / tidak
cepat puas; dan (e) dapat sebagai salah satu profesi / olahraga prestasi.
Adapun latihan olahraga yang dilaksanakan adalah
(1) Bola Basket
(2) Futsal
(3) Bolla Volly
(4) Rugby
(5) Anggar
(6) Pentaque
f) Latihan Bela Negara dan Pelestarian Lingkungan Hidup (PLH)
Latihan bela Negara dan pelestarian lingkungan hidup ini bertujuan untuk (a)
melatih mental dan fisik peserta didik; (b) melatih peserta didik berorganisasi; (c)
melatih peserta didik akan sadar lingkungan; (d) membangkitkan kesadaran peserta
didik akan ciptaan Tuhan; dan (e) menumbuhkan rasa persatuan dan kesatuan; dan (f)
kemandirian.
Latihan Bela Negara dan Pelestarian Lingkungan Hidup (PLH) yang dilaksanakan
adalah
(1) Pecinta Alam
(2) Palang Merah Remaja (PMR)
(3) Paskibraka

b. Kriteria Penilaian Ekstrakurikuler :


Pelaksanaan kegiatan ekstrukurikuler perlu dievaluasi dengan melakukan penilaian di
setiap akhir semester. Adapun kriteria penilaian dalam kegiatan ekstrakurikuler dapat
dilihat pada tabel berikut.
Tabel 12. Kriteria Penilaian Kegiatan Ekstrakurikuler
Kategori Keterangan
A Sangat Baik
B Baik
C Cukup
D Kurang
Untuk
batas ketuntasan penilaian ekstrakurikuler, SMA Negeri Model Terpadu Bojonegoro

157
menentukan kegiatan pendidikan kepramukaan minimal BAIK sesuai dengan kriteria
yang ditetapkan oleh satuan pendidikan.
c. Pelaksanaan Kegiatan Ekstrakurikuler
1) Pengembangan kegiatan Ekstrakurikuler pilihan dilakukan melalui tahapan:
a. analisis sumber daya yang diperlukan dalam penyelenggaraan kegiatan
ekstrakurikuler.
b. identifikasi potensi, minat dan kebutuhan peserta didik
c.menetapkan bentuk kegiatan yang diselenggarakan
d. mengupayakan sumber daya sesuai pilihan peserta didik
e. menyusun program kegiatan ekstrakurikuler
2) Peserta didik wajib mengikuti ekstrakurikuler wajib dan boleh memilih satu
ekstrakurikuler pilihan.
3) Ekstrakurikuler pilihan dapat diselenggarakan apabila jumlah peserta memenuhi
kuota minimal 15 peserta berdasarkan angket yang diberikan sekolah.
4) Alokasi waktu 2 Jam (120 Menit) perminggu dilaksanakan di luar jam tatap muka.
Kegiatan ekstrakurikuler pilihan dilaksanakan pada hari kamis seusai pembelajaran
atau menyesuaikan dengan jadwal pelatih ekstrakurikuler.
5) Satuan pendidikan melakukan evaluasi Program Kegiatan Ekstrakurikuler pada
setiap akhir tahun ajaran untuk mengukur ketercapaian tujuan pada setiap indikator
yang telah ditetapkan. Hasil evaluasi Program Kegiatan Ekstrakurikuler digunakan
untuk penyempurnaan Program Kegiatan Ekstrakurikuler tahun pelajaran
berikutnya.

3.15. PENDIDIKAN KECAKAPAN HIDUP


Pendidikan kecakapan hidup dilaksanakan secara terintegrasi pada setiap mata
pelajaran. Kecakapan hidup yang dikembangkan adalah kecakapan akademik, kecakapan
personal, dan kecakapan sosial. Kecakapan akademik lebih ditekankan pada kompetensi
mata pelajaran sehingga memiliki keunggulan dan kedalaman isi. Kecakapan personal
dikembangkan supaya menjadi pelajar yang mandiri, pemikir kritis, dan pemecah masalah.
Kegaiatan tersebut dilaksanakan melalui pembelajaran berbasis ICT. Sedangkan kecakapan
sosial dikembangkan melalui kemampuan berbahasa Inggris dan bahasa Jepang

158
sebagaimana yang telah dikembangkan melalui kegiatan pembelajaran muatan lokal dan
pengembangan diri.
a. Prinsip Penerapan Kecakapan Hidup
Implementasi Pendidikan kecakapan hidup dalam proses pembelajaran dapat
dilakukan secara integral. Hal tersebut dapat dilakkukan karena pembekalan kecakapan
hidup merupakan pesan Pendidikan atau “Hidden Curriculum” yang keberhasilannya sangat
tergantung pada cara penyampaian bukan pada materi pesannya.
Untuk seluruh peserta didik, secara Umum prinsip implemetasi konsep kecakapan hidup
mencakup tiga domain, yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan praktis dengan fokus;
1) Menekankan pada pola pembelajaran yang mengarahkan kepada prinsip Learning To
Think, Learning To Do, Learning To Be, Larning To Live Together
2) Menggunakan pendekatan pembelajaran yang fleksibel (Flexible Learning), dan
pembelajaran yang menyenangkan Enjoy Learning).
3) Pola pendekatan diarahkan kepada proses pembiasan,
4) Perancanangan pembelajaran mengacu pada keterpaduan penguasaan Personal
Skill, Social Skill, Academic Skill, danVvocasional Skill.
5) Perancangan strategi pembelajaran diarahkan pada prinsip cara belajar peserta
didik aktif yaitu peserta didik sebagai subyek bukan obyek.
6) Menerapkan penggunaan multi metode dalam pembelajaran.
7) Peran Guru lebih sebagai perancang dan fasilitator untuk terjadi proses belajar,
bukan pada terjadinya proses mengajar.
b. Model Pembelajaran Kecakapan Hidup dalam Proses Pembelajaran.
Model pembelajaran yang mampu mengembangkan potensi kecakapan hidup yang
dimiliki peserta didik yang mencakup domain sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang
dirancang melalui penggunaan variasi metode mengajar, antara lain:
1) Metode kerja kelompok dapat digunakan untuk melatih dan meningkatkan
kemampuan bersosialisasi dan berinteraksi antar sesamapeserta didik, menghargai
kelebihan dan kekurangan masing-masing anggota tim, kemampuan bekerja dalam
tim, dan lain-lain.
2) Metode kasus dapat digunakan untuk menganalisis dan memecahkan persoalan yang
terjadi di lingkungan peserta didik. Pemilihan kasus dapat diserahkan kepada peserta

159
didik agar peserta didik lebih peka untuk mengidentifikasi dan menganalisa
permasalahan yang terjadi.
3) Metode Eksperimen dapat digunakan untuk melatih kemampuan peserta didik dalam
menganalisis sesuatu, menghubungkan sebab akibat, mencari jalan keluar dari
permasalahan yang ada, berfikir berdasarkan fakta yang ada dan didukung dengan
landasan teori yang telah ditanamkam atau diberikan melalui ceramah/tanya jawab.
Peserta didik diberi keleluasaan untuk melakukan percobaan yang berbeda antar
yang satu dengan yang lainnya. Melaui kegiatan ini diharapkan kecakapan akademik
dan berfikir peserta didik terlatih dan berkembang sesuai potensi peserta didik.
4) Pemberian tugas dalam bentuk laporan disertai dengan presentasi didepan kelas.
Metode ini digunakan untuk mengasah kemampuan peserta didik dalam menuangkan
pokok-pokok pikiran atau ide-ide yang berbentuk tulisan sekaligus
mengkomunikasikan secara lisan. Dari kegiatan ini,peserta didik berlatih bagaimana
berkomunikasi lisan dan tulisan, mengeluarkan ide-ide atau gagasan, mendengarkan
dan menghargai perbedaan pendapat dari orang lain, mengelola emosi, dan hal-hal
lain yang berhubungan dengan dirinya dan orang lain.
5) Debat grup, dapat digunakan untuk melatih kemampuan berkomunikasi,
mengeluarkan pendapat, menghargai pendapat orang, tidak memaksakan kehendak
pribadi, tidak emosional dalam diskusi, dan menghargai adanya perbedaan sudut
pandang.
6) Pelaksanaan penyusunan karya tulis untuk kelas XII yang diharapkan menjadi bekal
bagi peserta didik untuk melanjutkan pendidikannya di Perguruan Tinggi.

BAB IV
KALENDER PENDIDIKAN

Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran


peserta didik selama satu tahun efektif, efektif fakultatif dan hari libur. Kalender
pendidikan disusun dan disesuaikan setiap tahun oleh sekolah untuk mengatur waktu

160
kegiatan pembelajaran. Pengaturan waktu belajar mengacu kepada Standar Isi dan
disesuaikan dengan kebutuhan daerah, karakteristik sekolah, kebutuhan peserta didik dan
masyarakat, serta ketentuan dari pemerintah/pemerintah daerah.
Dalam keputusan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur No.
420/2042/101.1/2020 pada tanggal 31 Maret 2020, yang dimaksud dengan :
1) Hari efektif adalah hari belajar yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran sesuai
dengan tuntutan kurikulum.
2) Hari efektif fakultatif adalah hari efektif dan atau kegiatan lain yang menunjang
pembelajaran.
3) Minggu efektif adalah waktu belajar selama 5 (lima) atau 6 (enam) hari kerja yang
digunakan untuk kegiatan pembelajaran dan tidak boleh kurang dari jumlah jam
pelajaran per minggu sesuai dengan ketentuan kurikulum yang berlaku pada suatu
satuan pendidikan.
4) Libur semester adalah libur yang diadakan pada akhir setiap semester.
5) Libur umum adalah libur yang berkaitan dengan hari minggu.
6) Libur hari besar adalah waktu libur yang diadakan sehubungan dengan peringatan
keagamaan atau hari peringatan lainnya.
7) Libur khusus adalah libur yang diadakan karena kondisi/keadaan tertentu, yang akan
ditetapkan kemudian oleh Kepala Dinas Pendidikan Provinsi/Kabupaten/Kota di Jawa
Timur.
4.1.Permulaan Tahun Pelajaran
Tahun Pelajaran 2019/2020 dimulai hari Senin tanggal 13 Juli 2020 dan
berakhir pada hari Sabtu tanggal 19 Juni 2021. Beberapa hal yang perlu dijadikan catatan
dalam permulaan tahun pelajaran antara lain sebagai berikut :
1) Hari pertama kegiatan pembelajaran merupakan serangkaian kegiatan satuan
pendidikan diisi dengan kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) bagi
peserta didik baru;
2) Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) berlangsung selama 3 (tiga) hari yaitu
tanggal 13 s.d.15 Juli 2020.
3) Pada awal tahun pelajaran, Kepala Satuan Pendidikan berkewajiban membuat program
yang meliputi :
a. Program Kerja Tahunan sekolah berdasar Raport Mutu atau EDS;

161
b. Rencana Kerja Sekolah (RKS);
c. Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS);
d. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP);
e. Program supervisi kelas dan tindaklanjutnya.
4) Pada permulaan semester, guru berkewajiban membuat program yang meliputi:
a. Program semester;
b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran/RPP;
c. Program kegiatan ekstrakurikuler/pengembangan diri, khusus bagi guru yang diberi
tugas sebagai pembina kegiatan ekstrakurikuler;
d. Program kegiatan Bimbingan Konseling (BK), Guru TIK, khusus bagi guru yang
dibebani tugas sebagai guru BK;
e. Mengembangkan IPTEK sesuai tuntutan stakeholder.

4.2. Pengaturan Waktu Belajar Efektif


1) Jumlah minggu efektif dalam satu tahun pelajaran jumlah minggu efektif 36 minggu
dengan rincian semester 1 s.d 5 sebanyak 18 minggu, sedangkan semester genap
kelas XII sebanyak 14 minggu.
2) Kegiatan pembelajaran dalam satu minggu dilaksanakan dalam 5 (lima) hari;
3) Jumlah hari belajar efektif fakultatif dalam (satu) tahun pelajaran sebanyak 3 hari;
4) Jam belajar efektif ditentukan sebagai berikut : Jam belajar efektif setiap minggu
untuk kelas X sejumlah 42 jam pelajaran dengan alokasi waktu setiap jam pelajaran 45
menit, sedangkan kelas XI dan XII sejumlah 44 jam dengan alokasi waktu setiap jam
pelajaran 45 menit.
5) Tengah semester adalah penggalan paruh waktu yang ada pada semester ganjil dan
semester genap;
6) Pada tengah semester satuan pendidikan dapat melakukan kegiatan Pekan Olah raga
dan Seni (PORSENI), lomba kreativitas, atau praktik pembelajaran yang bertujuan
untuk mengembangkan bakat, kepribadian, prestasi dan kreativitas peserta didik dalam
rangka pengembangan pendidikan anak seutuhnya;
7) Kegiatan tengah semester direncanakan dan dilaksanakan oleh sekolah selama 3 (tiga)
hari pada semester ganjil.
4.3. Pengaturan Waktu Libur

162
Waktu libur sekolah ditentukan sebagai berikut :
1) Libur Semester ganjil berlangsung selama 6 (enam) hari;
2) Libur Semester genap berlangsung selama 18 (delapan belas) hari.
3) Libur awal Ramadhan adalah tiga hari efektif, mulai satu hari efektif sebelum
tanggal 1 Ramadhan sampai tanggal 2 Ramadhan 1441 H;
4) Hari Libur sekitar Idul Fitri adalah empat hari efektif sebelum tanggal 1 Syawal
dan enam hari efektif sesudah 2 Syawal ditetapkan Kementerian Agama untuk
seluruh satuan pendidikan;

4.4. Pengaturan Waktu Penilaian


Waktu pelaksanaan ujian ditentukan sebagai berikut :
a. Penilaian Akhir Semester Ganjil diselenggarakan pada pekan kedua bulan
Desember 2020.
b. Ujian Praktik Kelas XII diselenggarakan pada minggu ketiga Bulan Maret 2020.
c. Ujian Sekolah (US) diselenggarakan pada minggu keempat bulan Maret 2020
d. AKM (Assesmen Kompetensi Minimal) untuk kelas XI diselenggarakan pada
minggu pertama bulan April 2020
e. Penilaian Akhir Tahun diselenggarakan pada minggu keempat Bulan Mei 2020.

4.5. Tabel Jadwal Kegiatan Sekolah


TANGGAL JENIS KEGIATAN

Penyusunan EDS, Analisis Konteks, Dokumen 1 KTSP, Tugas


1 s/d 1 Juli 2020 dan Fungsi Struktur Organisasi, Peraturan Akademik, Kode
Etik Guru dan Karyawan

14 -16 Juli 2020 Workshop Kurikulum SMAN MT


13 Juli- 22 Desember 2020 Kegiatan Semester Ganjil
Penyerahan Hard Copy dan Soft copy perangkat pembelajaran
baik : Analisis SKL Mata Pelajaran, Analisis KI dan KD,
22 Juli 2018 Analisis KKM, Kalender Pendidikan, Rincian minggu efektif,
Silabus, Program Tahunan, Program Semester, RPP, Rencana
Penilaian, Rencana remedial dan pengayaan.
13-15 Juli 2020 Masa Pengenalan Lingkungan (MPLS)
16-17 Juli 2020 Pengenalan dengan wali kelas
31 Juli 2020 Hari Raya Idul Adha
17 Agustus 2019 Upacara HUT Kemerdekaan ke 75
24-28 Agustus 2020 Pekan Penilaian Harian ke-1/PH ke-1, Remedial dan Pengayaan
21 Agustus 2020 Tahun Baru Hijriah 1442 H
21-25 September 2020 Pekan Penilaian Harian ke- 2/ PH ke-2, Remedial dan

163
TANGGAL JENIS KEGIATAN
Pengayaan
1-2 Oktober 2020 Kegiatan Tengah Semester
Pekan Penilaian Harian ke-3/PH ke-3 , Remedial dan
19-23 Oktober 2020
Pengayaan
29 Oktober 2020 Maulid Nabi Muhammad SAW
9-13 November 2020 Pengisian nilai Harian ke Dapodik
Pengumpulan Soft copy kisi-kisi dan Butir soal Penilaian
16-20 November 2020
Akhir Semester(PAS), Kunci jawaban dan Upload Soal
25 November 2020 Upacara Hari Guru/ PGRI
7-12 Desember 2020 Penilaian Akhir Semester / PAS
14-15 Desember 2020 Susulan PAS yang belum mengikuti
Terakhir Penyerahan Nilai LCK dari Guru
16 Desember 2020
Mapel ke petugas Sekolah
23 Desember 2020 Pembagian Rapor Kelas XII ,XI dan X
28 Desember 2020 –
Libur Semester Ganjil
1 Januari 2021
4 Jan – 18 Juni 2021 Permulaan masuk awal Semester Genap
Penyerahan Hard Copy dan Soft copy perangkat pembelajaran
semester ganjil baik untuk system paket maupun system SKS
yang meliputi : UKBM, Analisis SKL Mata Pelajaran, Analisis
4 Januari 2021
KI dan KD, Analisis KKM, Kalender Pendidikan, Rincian
minggu efektif, Silabus, Program Tahunan, Program Semester,
RPP, Rencana Penilaian.
11-21 Januari 2020 Entri Data PDSS Kelas XII
25-29 Januari 2021 Pekan Penilaian Harian ke-1
25-30 Januari 2021 Verifakasi data PDSS oleh sekolah
8-12 Februari 2021 Verifikasi dan Finalisasi Data PDSS Kelas XII oleh Siswa
12 Februari 2021 Tahun Baru Imlek
22 Februari 2021 Pembentukan Panitia US, Ujian Praktik dan UN
2-28 Februari 2121 Pendaftaran SNMPTN
4-12 Maret 2021 Penilaian Akhir Semester Kelas XII
4-12 Maret 2021 Pekan Penilaian Harian ke-2
11 Maret 2021 Isra’ Mi’raj
14 Maret 2020 Hari Raya Nyepi
22 Maret 2021 Penyerahan nilai Rapor semester genap kelas XII ke sekolah
8 Maret-22 Mei 2021 Proses Seleksi SNMPTN
15-19 Maret 2021 Ujian Praktik
22-26 Maret 2021 Ujian Tulis Sekolah
5-8 April 2021 Assessmen Kompetensi Minimal (AKM) untuk kelas XI
Entri Nilai Sekolah (50% nilai rata-rata Rapor dan 50% Nilai
12-16 April 2021
Ujian Sekolah/USBN)
Terakhir penyerahan nilai Ujian Sekolah dan Ujian Praktek dari
8 April 2021
Guru Mapel ke sekolah
16 April 2021 Verifikasi Nilai Sekolah
13-15 April 2021 Libur Permulaan Puasa
1 Mei 2021 Hari Buruh
2 Mei 2021 Hari Paskah
3 Mei 2021 Rapat Pleno Kelulusan kelas XII
10 – 19 Mei 2021 Libur Hari Raya Idul Fitri
13 Mei 2021 Kenaikan Isa Al Masih
26 Mei 2021 Hari Raya Waisyak
27 Mei – 4 Juni 2021 Penilaian Akhir Tahun kelas X & XI
1 Juni 2021 Hari Lahir Pancasila
19 Juni 2021 Penerimaan Raport
21 Juni – 21 Juli 2021 Libur semester Genap

164
TANGGAL JENIS KEGIATAN
Juli 2021 PPDB Reguler SMA

BAB V
SUPERVISI PEMBELAJARAN

Ada beberapa langkah supervisi pembelajaran yang dilaksanakan di


SMAN Model Terpadu Bojonegoro pada Tahun Pelajaran 2020/2021. Berikut ini
adalah gambaran perencanaan supervisi dan pengawasan, pelaksanaan kegiatan
supervisi dan laporan kegiatan supervisi yang dirancang untuk dilaksanakan di
SMAN Model Terpadu Bojonegoro sesuai dengan Panduan Supervisi Akademik
Direktorat Pembinaan SMA 2017.

165
5.1. Perencanaan Supervisi dan Pengawasan
Dalam perencanaan supervisi pembelajaran tahun pelajaran 2020/2021, ada
beberapa hal dan pendukung yang disiapkan agar kegiatan supervisi oleh Kepala
sekolah dapat terukur. Hal-hal tersebut antara lain :
a. Hasil pelaporan supervisi tahun ajaran yang lalu.
b. Data lengkap guru yang akan disupervisi.
c. Administrasi pembelajaran guru ( Prota,RPP, Bahan Ajar, Buku Nilai, dsb).
d. Instrumen yang akan digunakan.
Dalam merencanakan supervisi pembelajaran, disusun jadwal supervisi
akademik selama 1 tahun agar pelaksanaan supervisi pembelajaran dapat
terlaksana dengan baik.

166
Tabel 5.1. Jadwal Kegiatan Supervisi Akademik Observasi Tahun Pelajaran 2020/2021
PERKIRAAN SUPERVISI
NO NAMA GURU JULI/JANUARI AGST/FEBR SEPT/MARET OKT/APRL NOP/MEI DES/JUNI KET
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Amirullati, S.Pd.
2. Drs. Edy Kurniawan, M.M.
3. Andi Harahab, S.Pd., M.M.
4. Beni Setyorini, S.S.
5. Ita Moraliawati, S.S., M.Pd.
6. Nining Ufik Zuraidah, S.Pd., M.M.
7. Puji Suyanto, S.Pd.
8. Yuli Ika Lestari, S.Pd.
9. Sri Rahayu, S.Pd.
10. Anam Syaifudin, M.Pd.
11. Abdul Malik, M.Pd.
12. Eva Noviyanti, S.Pd.
13. Indah Khurniasari, S.Sos.
14. Fitria Kusuma Wardani, S.Pd.
15. Tria Listari, S.Pd.
16. Aulia Damayanti, S.Pd .
17. Ditha Windhi Pratama, S.Si
18. Muhamad Fajar B, S.Pd.
19. Eka Fatma Amilia, S.Pd.
20. Herlina Kusumawati, S.Pd.
21. Desy Ratna Dewi, S.Pd.
22. Nurul Akmaliyah, S.Pd.
23. Alex Wijaya, S.Sos.I.

167
PERKIRAAN SUPERVISI
NO NAMA GURU JULI/JANUARI AGST/FEBR SEPT/MARET OKT/APRL NOP/MEI DES/JUNI KET
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
24. Eka Yuni Anggraini, S.Pd.
25. Tri Atmojo Puguh Asmoro, S.Pd.
26. Nurali Muflikin, S.Pd.I.
27. Sukirno, S.Pd
28. Kholifah, S.Pd.
29. Nur Afni Meilia, S.Pd
30. Agus Pratiwi, S.Si
31. Moh. Imam Syafi'i, S.Pd.
32. Prestylia Ikke Kurnia M., S.Pd.

Bojonegoro, 13 Juli 2020


Kepala SMA Negeri Model Terpadu Bojonegoro

Drs. Azis ghozali


NIP. 196408201988031008

168
5.2. Pelaksanaan Kegiatan Supervisi
Mengacu pada hasil pemantauan kesiapan guru baik secara
administrasi dan sikap pisik/pskilogis maka disepakati bersama antara kepala
sekolah selaku supervisor dengan guru yang akan disupervisi penetapan
jadwal supervisi, (Instrumen supervisi terlampir). Beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam pelaksanaan supervisi sebagai berikut.
a. Memperhatikan kesiapan guru yang akan disupervisi.
b. Menetapkan Instrumen supervisi
c. Hindari pemberian nilai/kategori, disarankan merekam secara desskripsi
semua kegiatan pembelajaran selama proses pengamatan berlangsung.
d. Temukan permasalahan untuk perbaikan dan peningkatan mutu
pembelajaran.
e. Tidak mengambil alih tugas guru dalam proses pembelajaran.
f. Disarankan untuk tidak melakukan supervisi (memaksakan kehendak)
apabila guru yang akan disupervisi belum memiliki kesiapan, karena tidak
akan diperoleh hasil pembinanan yang diharapkan.
g. Lakukan dialog professional pasca pengamatan untuk menentukan cara
perbaikan pada kekurangan guru.
h. Lakukan evaluasi dan tindak lanjut, perilaku apa yang akan diberikan
untuk supervisi lanjutan ( jika ada dan diperlukan).
i. Membuat rekapitulasi hasil supervisi yang befungsi untuk memudahkan
menyusun pelaporan dan tindak lanjut.
Adapun langkah-langkah supervisi akademik pada observasi kelas
dengan mengadaptasi dan menggunakan pendekatan supervisi klini secara
diagram dapat ditunjuk sebagaimana tamapak seperti pada Gambar 5.1
berikut.

169
Gambar 5.1 Langkah-langkah Supervisi

1. Langkah I Pertemuan Pra-pengamatan (Pra Observasi)


Kepala Sekolah selaku supervisor menjelaskan pada guru kegiatan spesifik
di kelas. Berunding dengan guru untuk membangun saling pengertian dan
kemudahan komunikasi (menciptakan suasana yang akrab), sehinga kunjungannya
dapat diterima dan tidak menakutkan, dan bagi guru kegiatan supervisi menjadi
sebuah kebutuhan untuk memperbaiki dan meningkatkan kompetensinya dalam
melaksanakan pembelajaran. Ia dapat mendiskusikan dan memutuskan hal di
bawah ini dengan guru, yaitu bagaimana butir-butir di bawah ini akan dilihat
berikut.
1) Fokus Observasi,
2) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),
3) Pengelolaan kelas,
4) Situasi belajar dan pembelajaran,
5) Suasana kedisiplinan/disipliner kelas,
6) Presentasi pelajaran,
7) Reaksi siswa,
8) Tugas menulis siswa,
9) Penggunaan alat bantu audio visual dan alat bantu pembelajaran lainnya dan
10) Menentukan alat bantu (instrumen) observasi yang akan digunakan ,

170
Kepala sekolah/supervisor juga menetapkan teknik supervisi yang akan
dilakukan seperti berikut.
1) Duduk dibagian belakang dan memperhatikan.
2) Berjalan mengelilingi kelas dan melihat apa yang dikerjakan siswa?
3) Mencoba memberikan contoh dengan menyajikan sebuah model
pembelajaran.
4) Mengajukan sessi tanya jawab di dalam kelas.

2. Langkah-II Pengamatan (Observasi)


Setelah melakukan pertemuan sebelumnya serta berdiskusi dengan guru,
Kepala Sekolah/Supervisor harus memutuskan hal-hal yang harus diamati dari
kejadian- kejadian yang ada, misalnya berikut.
1) Apakah guru secara konsisten mendominasi kelas sepanjang waktu?
2) Apakah ia melibatkan kelas dalam proses?
3) Seberapa banyak ia menggunakan papan tulis?
4) Apakah metodenya efektif?
5) Apakah tayangan dalam alat bantu audio visual dan alat bantu
pembelajaran lainnya relevan dengan materi ajar?
6) Seberapa banyak pembelajaran nyata terjadi di dalam kelas?
Selama pengamatan, Kepala Sekolah/Supervisor mencatat butir petunjuk
konstruktif dan positif, yang nantinya akan didiskusikan dengan guru. Pada tahap
ini beberapa hal yang harus diperhatikan, antara lain: (1) tidak mengganggu proses
pembelajaran, (2) tidak bersifat menilai/menghakimi dan (3) mencatat dan
merekam hal-hal yang terjadi dalam proses pembelajaran sesuai kesepakatan
bersama.

3. Langkah-III Analisis hasil pengamatan (Observasi)


Kepala Sekolah/Supervisor mengorganisasi data pengamatan ke dalam
bidang/mata pelajaran yang jelas untuk umpan balaik pada guru. Kepala
Sekolah/Supervisor kemudian membuat analisis yang menyeluruh/komprehensif
pada data yang ada untuk menafsirkan hasil pengamatannya. Jika ini merupakan
proses daur ulang, maka ia menentukan apakah dibutuhkan perubahan yang

171
menyeluruh. Jika demikian, apakah mereka memiliki pengaruh yang diinginkan
terhadap bidang yang menjadi minatnya. Berdasarkan analisisnya, maka Kepala
Sekolah/Supervisor kemudian mengidentifikasi perilaku pembelajaran yang positif,
yang harus dipelihara dan perilaku negatif yang harus dirubah, agar dapat
menyelesaikan/menanggulangi masalah.
4. Langkah-IV Pertemuan setelah pengamatan (Paasca Observasi)
Data yang telah dianalisis ditunjukkan pada guru. Umpan balik diberikan
sedemikian sehingga guru dapat memahami temuan, mengubah perilaku yang
teridentifikasi dan mempraktekkan panduan yang diberikan.
Penerimaan dan internalisasi merupakan capaian terbaik. Hal ini terjadi
apabila hubungan antara guru dengan kepala sekolah/supervisor dapat digolongkan
ke dalam sifat kooperatif dan kolegalitas yang tidak mengancam. Hubungan yang
bersahabat merupakan hubungan yang banyak manfaatnya. Hubungan mereka
harus menunjukkan berikut.
1) Kepercayaan timbal balik terhadap kemampuannya masing-masing.
2) Kepercayaan/ketergantungan satu sama lain sebagai bentuk
pertolongan/bantuan konstruktif
3) Pendirian untuk saling bekerja sama menuju tujuan bersama.
Beberapa kegiatan pasca observasi yang dilakukan antara lain sebagai berikut.
1) Melakukan konfirmasi hasil penilaian diri
2) Melakukan klarifikasi temuan/catatan khusus selama observasi berdasarkan
pengamatan maupun informasi dari peserta didik
3) Memberikan apresiasi terhadap kegiatan yang terlaksana dengan baik
4) Menyampaikan hasil evaluasi hasil supervisi
5) Menggali informasi tentang kesulitan/hambatan yang dihadapi guru atau
peserta didik dalam kegiatan pembelajaran
6) Memberi masukan dan saran untuk mengatasi kesulitan/hambatan serta
perbaikan yang diperlukan
7) Memberikan motivasi untuk terus menindaklanjuti hasil supervisi dan
mendorong peningkatan profesionalisme melalui kegiatan MGMP, seminar,
forum ilmiah, atau pendidikan lanjut
8) Menandatangani secara bersama dengan guru hasil supervisi setelah

172
dilakukan konfirmasi.
5. Langkah-III Analisis hasil pengamatan (Observasi)
Dari umpan balik kepala sekolah/supervisor dan dukungan pada guru,
maka dapat ditentukan bersama:
1) Perilaku positif pembelajaran yang harus dipelihara.
2) Strategi-strategi alternatif untuk mencapai perubahan yang
diinginkan.
3) Kelayakan/kepantasan dari menggunakan kembali metode yang
pernah dilakukan.
Asumsinya adalah apabila perilaku guru berubah, maka permasalahan
spesifik dalam bidang yang menjadi perhatian akan dapat diselesaikan.
McGreal (1983) menyatakan bahwa guru pada akhir tahun seharusnya
menerima nilai sumatif mereka , misalkan dengan kriteia M=memuaskan,
B= baik, PP = perlu peningkatan. Faktor penyumbang perolehan nilai
tersebut adalah keragaman keluaran yang terkait dengan guru, misalnya:
promosi jabatan dan kenaikan gaji.

5.3. Laporan Kegiatan Supervisi Individual


Hasil kegiatan pemantauan, supervisi, dan evaluasi proses
pembelajaran disusun dalam bentuk laporan untuk kepentingan tindak lanjut
pengembangan keprofesionalan pendidik secara berkelanjutan. Pelaporan
supervisi akademik adalah reprentasi semua kegiatan supervisi selama kurun
waktu tertentu semester atau tahunan.
Laporan kegiatan supervisi akan dilaksanakan secara individual. Tiap-
tiap guru mata pelajaran yang telah menjalani supervisi akademik, akan
mendapatkan laporan secara individu.

173
BAB V
PENUTUP

Demikianlah revisi dan pengembangan Kurikulum SMA Negeri Model


Terpadu Bojonegoro Tahun Pelajaran 2020/2021 telah selesai kami laksanakan,
dengan harapan segala upaya yang telah kami rancang ini dapat meningkatkan
kualitas pendidikan, khususnya di SMA Negeri Model Terpadu Bojonegoro dan
di Indonesia pada umumnya.
Revisi yang telah dilakukan meliputi berbagai hal, antara lain visi, misi,
tujuan sekolah, dasar hukum kurikulum, pedoman penilaian, kegiatan
ekstrakurikuler, mutasi, PPDB, beban jam belajar yang harus ditempuh oleh
peserta didik, dan kalender pendidikan. Revisi ini dilakukan dengan
menyesuaikan pada perkembangan peraturan-peraturan yang berlaku serta
perkembangan yang terjadi di SMA Negeri Model Terpadu Bojonegoro.
Kepada semua pihak yang telah membantu penyelesaian Kurikulum
SMA Negeri Model Terpadu Bojonegoro ini, kami ucapkan terima kasih.

174

Anda mungkin juga menyukai