Anda di halaman 1dari 92

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan
bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Kurikulum 2013 merupakan
kurikulum berbasis kompetensi yang dikembangkan dari kurikulum tahun 2004 dan
KTSP 2006 untuk merespon berbagai tantangan internal dan eksternal bangsa.

Istilah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) digunakan dalam


pelaksanaan kurikulum 2013. Kesamaan dari kurikulum 2006 dengan kurikulum 2013
sama-sama kurikulum berbasis kompetensi. Pada pelaksanaan K-13, mewujudkan
kompetensi siswa yang dicita-citakan harus menjadi poros perhatian tiap satuan
pendidikan. Sesuai dengan amanat Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 tentang perubahan atas Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
tentang Standar Nasional Pendidikan setiap satuan pendidikan wajib menyusun
dokumen KTSP sebagai acuan untuk mewujudkan target kompetensi siswa yang
menjadi targetnya.

Pengembangan KTSP dalam merealisasikan tujuan pelaksanaan kurikulum 2013


sesungguhnya merupakan bagian dari strategi penjaminan pencapaian tujuan
pendidikan nasional yang mengacu pada pemenuhan delapan standar nasional. Poros
dari kedelapan standar adalah mewujudkan keunggulan mutu lulusan.

Penyusunan dokumen bertujuan menyediakan panduan yang berfungsi


mengarahkan pemangku kewenangan pelaksanaan kurikulum 2013 dengan melengkapi
dokumen dengan rasional pengembangan KTSP yang fokus kepada pemenuhan
kebutuhan siswa mengembangkan kompetensi dalam perubahan kehidupan abad ke-21;
merumuskan visi, misi, dan tujuan sekolah untuk mengembangkan keunggulan;
mengelola program peminatan; menata struktur kurikulum, memetakan beban belajar
siswa, dan menyusuan pedoman penyelenggaraan pembelajaran yang meliputi

1
pelaksanaan kegiatan intra dan ekstrkurikuler, pedoman akademik, dan
instrumen evaluasi penyelenggaraan kurikulum. Untuk mendukung keterpenuhan
dokumen sekolah membentuk tim perumus KTSP 2013 yang ditandai dengan
penerbitan tim dalam bentuk keputusan sekolah.

2. Rasional Pengembangan Kurikulum 2013


a) Tantangan Internal
Tantangan internal antara lain terkait dengan kondisi pendidikan
dikaitkan dengan tuntutan pendidikan yang mengacu kepada 8 (delapan) Standar
Nasional Pendidikan yang meliputi standar isi, standar proses, standar
kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar
sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar
penilaian pendidikan.

Tantangan internal lainnya terkait dengan perkembangan penduduk


Indonesia dilihat dari pertumbuhan penduduk usia produktif. Saat ini jumlah
penduduk Indonesia usia produktif (15-64 tahun) lebih banyak dari usia tidak
produktif (anak-anak berusia 0-14 tahun dan orang tua berusia 65 tahun ke atas).
Jumlah penduduk usia produktif ini akan mencapai puncaknya pada tahun 2020-
2035 pada saat angkanya mencapai 70%. Oleh sebab itu tantangan besar yang
dihadapi adalah bagaimana mengupayakan agar sumberdaya manusia usia
produktif yang melimpah ini dapat ditransformasikan menjadi sumberdaya
manusia yang memiliki kompetensi dan keterampilan melalui pendidikan agar
tidak menjadi beban.

b) Tantangan Eksternal
Tantangan eksternal antara lain terkait dengan arus globalisasi dan
berbagai isu yang terkait dengan masalah lingkungan hidup, kemajuan teknologi
dan informasi, kebangkitan industri kreatif dan budaya, dan perkembangan
pendidikan di tingkat internasional. Arus globalisasi seperti dapat terlihat di
World Trade Organization (WTO), Association of Southeast Asian Nations
(ASEAN) Community, Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC), dan
ASEAN Free Trade Area (AFTA). Tantangan eksternal juga terkait dengan
pergeseran kekuatan ekonomi dunia, pengaruh dan imbas teknosains serta mutu,
investasi, dan transformasi bidang pendidikan.
Keikutsertaan Indonesia di dalam studi International Trends in
International Mathematics and Science Study (TIMSS) dan Program for
International Student Assessment (PISA) sejak tahun 1999 juga menunjukkan
bahwa capaian anak-anak Indonesia tidak menggembirakan.

c) Penyempurnaan Pola Pikir


Keberhasilan sekolah beradaptasi dalam mengawal perubahan kurikulum
ditentukan oleh sikap berterima seluruh warga sekolah terhadap rencana
perubahan. Sikap berterima sangat penting sebagai dasar untuk melaksanakan
aktivitas susulan yang lebih tinggi yaitu menjalankan, menghargai,
mengahayati, dan mengamalkan. Sikap tersebut harus dibuktikan dengan
kesiapan menanggung resiko akibat melaksanakan perubahan yang memerlukan
proses belajar untuk meningkatkan pengetahuan baru, penguasaan strategi baru,
penguasaan kebiasaan-kebiaasaan baru sehingga memerlukan proses dan waktu
belajar lebih banyak.

Kunci sukses melaksanakan perubahan adalah perubahan pola pikir


dalam perencanan dan pengaturan pembelajaran sebagai basis penyelenggaraan
kegiatan. Perubahan pola pikir direalisasikan dalam pemenuhan tujuan yang
terukur pada tiap indikator dengan target yang paling tinggi yang mungkin
sekolah capai. Dalam hal ini sekolah perlu menetapkan standar pencapaian yang
ditunjang dengan harapan dan keyakinan yang tinggi. Lebih tinggi daripada itu,
sekolah akan membangun komitmen yang lebih tinggi.

Pengembangan pola pikir diarahkan penyempurnaan pola pola tindak


dalam menerapkan prinsip sebagai berikut:
1) pola pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi pembelajaran berpusat
pada peserta didik. Peserta didik harus memiliki pilihan-pilihan terhadap
materi yang dipelajari untuk memiliki kompetensi yang sama;
2) pola pembelajaran satu arah (interaksi guru-peserta didik) menjadi
pembelajaran interaktif (interaktif guru-peserta didik-masyarakat-
lingkungan alam, sumber/media lainnya);
3) pola pembelajaran terisolasi menjadi pembelajaran secara jejaring (peserta
didik dapat menimba ilmu dari siapa saja dan dari mana saja yang dapat
dihubungi serta diperoleh melalui internet);
4) pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran aktif-mencari (pembelajaran
siswa aktif mencari semakin diperkuat dengan model pembelajaran
pendekatan sains);
5) pola belajar sendiri menjadi belajar kelompok (berbasis tim);
6) pola pembelajaran alat tunggal menjadi pembelajaran berbasis alat
multimedia;
7) pola pembelajaran berbasis massal menjadi kebutuhan pelanggan (users)
dengan memperkuat pengembangan potensi khusus yang dimiliki setiap
peserta didik;
8) pola pembelajaran ilmu pengetahuan tunggal (monodiscipline) menjadi
pembelajaran ilmu pengetahuan jamak (multidisciplines); dan
9) pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran kritis

d) Penguatan Tata Kelola Kurikulum


Penyusunan kurikulum 2013 dimulai dengan menetapkan standar
kompetensi lulusan berdasarkan kesiapan peserta didik, tujuan pendidikan
nasional, dan kebutuhan. Setelah kompetensi ditetapkan kemudian ditentukan
kurikulumnya yang terdiri dari kerangka dasar kurikulum dan struktur
kurikulum. Satuan pendidikan dan guru tidak diberikan kewenangan menyusun
silabus, tetapi disusun pada tingkat nasional.

Guru lebih diberikan kesempatan mengembangkan proses pembelajaran


tanpa harus dibebani dengan tugas-tugas penyusunan silabus yang memakan
waktu yang banyak dan memerlukan penguasaan teknis penyusunan yang sangat
memberatkan guru.

Penguatan Tata Kelola Kurikulum 2013 adalah dengan :


1) Penguatan tata kerja guru lebih bersifat kolaboratif;
2) Penguatan manajeman sekolah melalui penguatan kemampuan manajemen
kepala sekolah sebagai pimpinan kependidikan (educational leader); dan
3) Penguatan sarana dan prasarana untuk kepentingan manajemen dan proses
pembelajaran;
e) Karakteristik Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 mempunyai karakteristik sebagai berikut:
1. Mengembangkan keseimbangan antara sikap spiritual dan sosial,
pengetahuan, dan keterampilan, serta menerapkannya dalam berbagai
situasi di sekolah dan masyarakat;
2. Menempatkan sekolah sebagai bagian dari masyarakat yang
memberikan pengalaman belajar agar peserta didik mampu menerapkan
apa yang dipelajari di sekolah ke masyarakat dan memanfaatkan
masyarakat sebagai sumber belajar;
3. Memberi waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan berbagai
sikap, pengetahuan, dan keterampilan;
4. Mengembangkan kompetensi yang dinyatakan dalam bentuk
kompetensi inti kelas yang dirinci lebih lanjut dalam kompetensi dasar
mata pelajaran;
5. Mengembangkan kompetensi inti kelas menjadi unsur pengorganisasi
(organizing elements) kompetensi dasar. Semua kompetensi dasar dan
proses pembelajaran dikembangkan untuk mencapai kompetensi yang
dinyatakan dalam kompetensi inti;
6. Mengembangkan kompetensi dasar berdasar pada prinsip akumulatif,
saling memperkuat (reinforced) dan memperkaya (enriched) antar-mata
pelajaran dan jenjang pendidikan (organisasi horizontal dan vertikal).

f) Tujuan Kurikulum 2013


Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar
memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif,
kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia.
B. Landasan

Penyusunan KTSP di SMA N 1 Kandangserang berlandaskan pada :


1. Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
2. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah.
3. PP No 19 thn 2005 yang direvisi I dengan PP No. 32 Tahun 2013 dan revisi II dengan
PP No 13 tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP).
4. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar
Pengelolaan Pendidikan.
5. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2007 tentang Standar Sarana
Prasarana.
6. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar
Pendidik dan Tenaga Kependidikan.
7. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala
Sekolah.
8. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 28 Tahun 2010 tentang Penugasan
Guru sebagai Kepala Sekolah.
9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 tahun 2013 tentang SKL
kurikulum 2013.
10. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 20 tahun 2016 tentang Standar
Kompetensi Lulusan.
11. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64 tahun 2013 tentang Standar
Isi.
12. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 21 tahun 2016 tentang Standar
Isi Pendidikan Dasar dan Menengah.
13. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 24 tahun 2016 tentang
Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar (KI-KD)
14. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 tahun 2013 tentang Standar
Proses
15. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 tahun 2016 tentang Standar
Proses
16. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 66 tahun 2013 tentang Standar
Penilaian
17. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 tahun 2016 tentang Standar
Penilaian
18. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 55 Tahun 2014 tentang Masa
Orientasi Peserta Didik Baru di sekolah
19. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 59 tahun 2014 tentang
Kurikulum SMA/MA
20. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 61 tahun 2014 tentang
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
21. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 62 tahun 2014 tentang
Kegiatan Ekstrakurikuler
22. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 63 tahun 2014 Ekstra Kurikuler
Wajib Pramuka
23. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64 tahun 2014 tentang
Peminatan Pendidikan Menengah
24. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 79 Tahun 2014 tentang Muatan
Lokal
25. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 103 tahun 2014 tentang
Pembelajaran
26. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 111 tahun 2014 tentang
Bimbingan Konseling pada Pendidikan Dasar dan Menengah.
27. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 160 Tahun 2014 tentang
Pemberlakuan Kurikulum 2006 dan Kurikulum 2013
28. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 tahun 2015 tentang
Penumbuhan Budi Pekerti
29. Permendikbud 53 tahun 2015 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik dan
Satuan Pendidikan pada Pendidikan Dasar dan Menengah.
C. Tujuan

Tujuan pengembangan KTSP

1. Untuk menjadi acuan dan pedoman bagi Sekolah (Pendidik dan Tenaga Kependidikan)
dalam rangka penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran yang bermutu, terukur,
berkesinambungan, dan dapat dipertanggungjawabkan dalam rangka mewujudkan
visi,misi dan tujuan sekolah.
2. Untuk menjadi acuan dan pedoman bagi Stakeholders (pemangku kepentingan) dalam
rangka ikut serta memberikan partisipasi maupun pengendalian/kontrol untuk
terwujudnya satuan pendidikan yang sehat, bermut, dan memenuhi harapan
masyarakat.
3. Mengoptimalisasi sumber daya sekolah bagi usaha pencapaian kompetensi siswa baik
secara individual dan klasikal dalam menegmbangkan pengetahuan, pemahaman,
kemampuan, nilai, sikap dan minat yang pada akhirnya membentuk pribadi yang
terampil dan mandiri.
4. Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah dalam
mengembangkan kurikulum, mengelola, memberdayakan sumberdaya yang tersedia.
D. Acuan Konseptual

Penyusunan Kurikulum SMA Negeri 1 Kandangserang ini mengacu pada


Permendikbud Nomor 61 tahun 2014 yang menjelaskan tentang acuan konseptual
penyusunan Kurikulum pada satuan pendidikan. Acuan konseptual tersebut dapat kami
jabarkan sebagai berikut :
a. Peningkatan Iman, Takwa, dan Akhlak Mulia
Iman, takwa, dan akhlak mulia menjadi dasar pembentukan kepribadian peserta didik
secara utuh. KTSP disusun agar semua mata pelajaran dapat menunjang peningkatan
iman,takwa, dan akhlak mulia.
b. Kebutuhan Kompetensi Masa Depan
Kemampuan peserta didik yang diperlukan yaitu antara lain kemampuan
berkomunikasi, berpikir kritis dan kreatif dengan mempertimbangkan nilai dan moral
Pancasila agar menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab,
tolerandalam keberagaman, mampu hidup dalam masyarakat global,memiliki minat
luas dalam kehidupan dan kesiapan untukbekerja, kecerdasan sesuai dengan
bakat/minatnya, dan peduli terhadap lingkungan. Kurikulum harus mampu
menjawabtantangan ini sehingga perlu mengembangkan kemampuan kemampuan ini
dalam proses pembelajaran.
c. Peningkatan Potensi, Kecerdasan, dan Minat sesuai dengan
Tingkat Perkembangan dan Kemampuan Peserta Didik Pendidikan merupakan proses
sistematik untuk meningkatkan martabat manusia secara holistik yang
memungkinkan potensidiri (afektif, kognitif, psikomotor) berkembang secara optimal.
Sejalan dengan itu, kurikulum disusun dengan memperhatikan potensi, tingkat
perkembangan, minat, kecerdasan intelektual, emosional, sosial, spritual, dan
kinestetik peserta didik.
d. Keragaman Potensi dan Karakteristik Daerah dan Lingkungan
Daerah memiliki keragaman potensi, kebutuhan, tantangan, dan karakteristik
lingkungan. Masing-masing daerah memerlukan pendidikan yang sesuai dengan
karakteristik daerah dan pengalaman hidup sehari-hari. Oleh karena itu, kurikulum
perlu memuat keragaman tersebut untuk menghasilkan lulusan yang relevan dengan
kebutuhan pengembangan daerah.
e. Tuntutan Pembangunan Daerah dan Nasional
Dalam era otonomi dan desentralisasi, kurikulum adalah salah satu media pengikat dan
pengembang keutuhan bangsa yang dapat mendorong partisipasi masyarakat dengan
tetap mengedepankan wawasan nasional. Untuk itu, kurikulum perlu memperhatikan
keseimbangan antara kepentingan daerah dannasional.
f. Tuntutan Dunia Kerja
Kegiatan pembelajaran harus dapat mendukung tumbuh kembangnya pribadi peserta
didik yang berjiwa kewirausahaandan mempunyai kecakapan hidup. Oleh sebab itu,
kurikulum perlu memuat kecakapan hidup untuk membekali peserta didik memasuki
dunia kerja. Hal ini sangat penting terutama bagisatuan pendidikan kejuruan dan
peserta didik yang tidak melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.
g. Perkembangan Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Seni
Pendidikan perlu mengantisipasi dampak global yang membawa masyarakat berbasis
pengetahuan di mana IPTEKS sangat berperan sebagai penggerak utama perubahan.
Pendidikanharus terus menerus melakukan adaptasi dan penyesuaian perkembangan
IPTEKS sehingga tetap relevan dan kontekstual dengan perubahan. Oleh karena itu,
kurikulum harus dikembangkan secara berkala dan berkesinambungan sejalan dengan
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
h. Agama
Kurikulum dikembangkan untuk mendukung peningkataniman, taqwa, serta akhlak
mulia dan tetap memelihara toleransi dan kerukunan umat beragama. Oleh karena itu,
muatan kurikulum semua mata pelajaran ikut mendukung peningkatan iman, takwa,
dan akhlak mulia.
i. Dinamika Perkembangan Global
Kurikulum menciptakan kemandirian, baik pada individumaupun bangsa, yang sangat
penting ketika dunia digerakkanoleh pasar bebas. Pergaulan antarbangsa yang semakin
dekat memerlukan individu yang mandiri dan mampu bersaing serta mempunyai
kemampuan untuk hidup berdampingan dengan suku dan bangsa lain.
j. Persatuan Nasional dan Nilai-Nilai Kebangsaan
Kurikulum diarahkan untuk membangun karakter danwawasan kebangsaan peserta
didik yang menjadi landasanpenting bagi upaya memelihara persatuan dan kesatuan
bangsadalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).Oleh karena itu,
kurikulum harus menumbuhkembangkanwawasan dan sikap kebangsaan serta
persatuan nasional untukmemperkuat keutuhan bangsa dalam wilayah NKRI.
k. Kondisi Sosial Budaya Masyarakat Setempat
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan karakteristiksosial budaya
masyarakat setempat dan menunjang kelestarian keragaman budaya. Penghayatan
dan apresiasi pada budaya setempat ditumbuhkan terlebih dahulu sebelum
mempelajaribudaya dari daerah dan bangsa lain.
l. Kesetaraan Jender
Kurikulum diarahkan kepada pengembangan sikap dan perilaku yang berkeadilan
dengan memperhatikan kesetaraan jender.
m. Karakteristik Satuan Pendidikan
Kurikulum dikembangkan sesuai dengan kondisi dan ciri khas satuan pendidikan.
E. Prinsip Pengembangan

Mengacu pada prinsip-prinsip pengembangan KTSP seperti yang tercantum dalam


Permendikbud Nomor 61 tahun 2014, SMA Negeri 1 Kandangserang juga telah
menerapkan prinsip-prinsip pengembangan KTSP yang dapat kami jabarkan sebagai
berikut :
1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan
lingkungannya.
Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki posisi
sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan kompetensi peserta didik
disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik
serta tuntutan lingkungan. Memiliki posisi sentral berarti kegiatan pembelajaran
berpusat pada peserta didik.
2. Beragam dan terpadu.
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keargaman karakteristik peserta
didik, kondisi daerah, jenjang, dan jenis pendidikan, serta menghargai dan tidak
diskriminatif terhadap perbedaan agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial
ekonomi, dan jender. Kurikulum meliputi substansi komponen muatan wajib kurikulum
, muatan lokal, dan pengembangan diri secara terpadu, serta disusun dalam keterkaitan
dan kesinambungan yang bermakna dan tepat antarsubstansi.
3. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni
Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, teknologi,
dan seni yang berkembang secara dinamis. Oleh karena itu, semangat dan isi kurikulum
memberikan pengalaman belajar peserta didik untuk mengikuti dan memanfaatkan
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
4. Relevan dengan kebutuhan kehidupan
Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku kepentingan
(stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan kebutuhan kehidupan,
termasuk di dalamnya kehidupan kemasyarakatan, dunia usaha, dan dunia kerja. Oleh
karena itu, pengembangan keterampilan pribadi, keterampilan berfikir, keterampilan
sosial, keterampilan akademik, dan keterampilan vokasional merupakan keniscayaan.
5. Menyeluruh dan berkesinambungan
Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang kajian dan
keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara
berkesinambungan antar semua jenjang pendidkan.
6. Belajar sepanjang hayat
Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan, dan pemberdayaan
peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat.
Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal, non-
formal, dan informal dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang
selalu berkembang serta arah pengembangan manusia seutuhnya.
7. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah.
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan
kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara. Kepentingan nasional dan kepentingan daerah harus saling mengisi dan
memberdayakan sejalan dengan motto Bhineka Tunggal Ika dalam kerangka Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

F. Prosedur Operasional

Penyusunan KTSP SMA Negeri 1 Kandangserang telah melalui beberapa


prosedur operasional dalam penyusunannya, melalui Tim Pengembang Kurikulum yang
telah dibentuk dan bekerja keras hingga tersusunnya KTSP SMA Negeri 1
Kandangserang, Adapun prosedur operasional penyusunan KTSP ini dapat kami jabarkan
sebagai berikut :
1. Analisis
Sebelum melakukan penyusunan KTSP SMA Negeri 1 Kandangserang, terlebih
dahulu Kepala Sekolah membentuk Tim Pengembang Kurikulum ( TPK ). Setelah
terbentuk Tim Pengembang Kurikulum, Kepala Sekolah memberikan pengarahan teknis
untuk melakukan pengembangan KTSP. Arahan sekurang-kurangnya berisi:
 Melakukan analisis keberhasilan dan kendala atau revisi KTSP tahun
sebelumnya.
 Menganalisa kembali melalui analisis konteks dan memperbaharui sesuai
dengan kondisi yang ada sekarang ini.
 Menganalisa pemenuhan terhadap Standar Pendidikan Nasional yang telah dicapai
sekolah, antara lain Standar Kompetensi Lulusan, Standar Isi, Standar Proses,
Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan, serta Standar Sarana dan
Prasarana. Hasil analisis tersebut merupakan gambaran kondisi riil sekolah,
terutama tentang ketersediaan tenaga pendidik dan tenaga kependidikan, serta
sarana-prasarana sekolah sebagai acuan dalam menyusun program penjurusan
untuk SMA Negeri 1 Kandangserang yang masih melaksanakan Kurikulum 2006.
2. Penyusunan
 Tim Pengembang Kurikulum (TPK) menyusun rencana dan jadwal pengembangan
KTSP.
 Tim Pengembang Kurikulum ( TPK ) Pengumpulan data dan informasi yang
berkaitan dengan keberhasilan dan kendala pelaksanaan KTSP tahun sebelumnya,
serta kemungkinan kendala dalam pelaksanaan KTSP pada saat ini.
 Tim Pengembang Kurikulum melakukan Analisis kondisi riil sekolah
terutama yang berkaitan dengan tenaga pendidik dan sarana dan prasarana
yang akan dijadikan dasar dalam menyusun program penjurusan.
 Tim Pengembang Kurikulum (TPK), Kepala Sekolah dan Dewan Guru
melakukan : Penyusunan, review, dan revisi draf silabus mata pelajaran dan
muatan lokal Kurikulum 2006, serta melakukan penyusunan pengembangan
RPP.
3. Penetapan
 Kepala sekolah, komite sekolah, dan TPK sekolah membahas rencana dan
jadwal kegiatan, untuk selanjutnya TPK melakukan revisi dan finalisasi.
 Kepala sekolah menandatangani rencana dan jadwal kegiatan.
 Tim Pengembang Kurikulum menyusun draf KTSP dengan mengacu kepada hasil
analisis dan revisi KTSP tahun sebelumnya, serta mengembangkannya sesuai
dengan kondisi SMA Negeri 1 Kandangserang saat ini.
 Kepala SMA, komite sekolah, TPK dan MGMP sekolah, serta pengawas pembina
mereview draf KTSP. Selanjutnya berdasarkan hasil review, TPK dan MGMP sekolah
melakukan revisi dan finalisasi dokumen KTSP.
4. Pengesahan
 Kepala SMA dan ketua Komite Sekolah menandatangani KTSP, kemudian
mengirimkannya ke Dinas Pendidikan Propinsi.
BAB II

TUJUAN SATUAN PENDIDIKAN

A. Tujuan Pendidikan Menengah


Sebagaimana tercantum dalam buku panduan penyusunan dokumen KTSP
dari BSNP menyatakan bahwa tujuan pendidikan menengah adalah meningkatkan
kecerdsan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta ketrampilan untuk hidup
mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut dengan memiliki keseimbangan sikap,
pengetahuan dan ketrampilan yang terpadu dalam kehidupan sehari-hari.

B. Visi Satuan Pendidikan


Mengelola seluruh aspek kecerdasan peserta didik agar tumbuh rasa percaya
diri, berprestasi dalam bidang akademik dan non akademik dengan tetap berpegang
teguh pada keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.

“ BERIMAN DAN BERTAKWA, CERDAS, PERCAYA DIRI, BERPRESTASI“


Indikator Visi :
a. Mampu mengaktualisasikan diri melalui olah kalbu untuk menumbuhkan iman
dan taqwa atau cerdas spiritual
b. Mampu menguasai kajian – kajian bidang akademis atau cerdas intelektual
c. Mampu mengaktualisasikan diri melalui olah rasa untuk meningkatlkan
sensivitas dan apresiasivitas seni budaya serta kompetensi dengan interaksi
sosial sehingga tumbuh rasa percaya diri atau cerdas emosional
d. Bersemangat juang tinggi dan kepribadian unggul serta gandrung akan
keunggulan / berprestasi
e. Mampu mengaktualisasikan diri melalui olah raga untuk mewujudkan insan
sehat, terampil, berdaya tahan tinggi Cerdas Kinestesis
C. Misi Satuan Pendidikan
1. Misi
a. Menumbuhkan penghayatan terhadap ajaran agama yang dianut dan juga budaya
bangsa sehingga menjadi sumber kearifan dalam bertindak.
b. Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif sehingga setiap siswa
berkembang secara optimal, sesuai dengan potensi yang dimiliki.
c.. Mendorong dan membantu setiap siswa untuk mengenali potensi dirinya, sehingga
dapat dikembangkan rasa percaya diri.
d. Menerapkan manajemen partisipatif dengan melibatkan seluruh warga sekolah
dan kelompok kepentingan yang terkait dengan sekolah untuk meningkatkan
prestasi sekolah.

D. Tujuan Satuan Pendidikan


Tujuan SMA Negeri 1 Kandangserang Secara umum adalah meningkatkan
kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup
mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.

1. Tujuan Jangka Pendek 1 Tahun ( 2018 – 2019 )


1. Siswa kelas XII tamat dan lulus 100%
2. 20% lulusannya dapat melanjutkan ke perguruan tinggi negeri maupun
swasta.
3. Terlaksananya proses pembelajaran secara interaktif, efektif dan efisien.
4. Siswa memiliki disiplin tinggi dalam belajar dan taat beribadah.
5. Meningkatnya profesionalisme guru dalam menjalankan tugasnya.
6. Memiliki tempat bermain yang representatif.
7. Memiliki tempat olah raga yang memadai
8. Memiliki taman sekolah yang asri dan indah.
9. Memiliki sarana pendukung pembelajaran interaktif
10. Memiliki tempat parker siswa yang representative
11. Merehabilitasi ruang belajar yang rusak
2. Tujuan Jangka Menengah 4 Tahun ( 2018-2022 )
1. 100% siswa kelas XII tamat dan lulus tiap tahun pelajaran.
2. 30% lulusannya dapat melanjutkan ke perguruan tinggi negeri maupun swasta.
3. Terlaksananya proses pembelajaran secara interaktif, efektif dan efisien.
4. Siswa memiliki disiplin tinggi dalam belajar dan taat beribadah.
5. Meningkatnya profesionalisme guru dalam menjalankan tugasnya.
6. Berhasilnya siswa sebagai juara dalam mengikuti perlombaan mata pelajaran,
olah raga dan kesenian.
7. Menambah ruang kelas baru (lantai 2)
8. Memiliki tempat parker yang representatif

3. Tujuan Jangka Panjang 8 Tahun ( 2018-2026 )


1. 100% siswa kelas XII tamat dan lulus tiap tahun pelajaran.
2. 40% lulusannya dapat melanjutkan ke perguruan tinggi negeri maupun swasta.
3. Memiliki LCD proyektor untuk seluruh kelas sehingga proses pembelajaran
efektif dan efisien.
4. Siswa memiliki disiplin tinggi dalam belajar dan taat beribadah.
5. Meningkatnya profesionalisme guru dalam menjalankan tugasnya.
6. Adanya ruang khusus (ruang BK) yang representatif.
7. Berhasilnya siswa sebagai juara dalam mengikuti perlombaan, mata pelajaran,
olah raga, kesenian dan KIR.
8. Tersedianya laboratorium untuk Fisika, Biologi, Kimia dan Bahasa.
9. Memiliki lapangan basket yang representatif.
10. Tercapainya tujuan yang terkandung dalam visi sekolah.

Identifikasi tantangan nyata yang dihadapi Sekolah


a. Kurangnya sarana ruang kelas
b. Lingkungan sekolah belum tertata dengan rapi
c. Perlu peningkatan iklim sekolah yang mendukung terciptanya proses
pembelajaran yang efektif dan efisien serta tertib dan disiplin.
d. 90 % dari jumlah Guru yang ada jarak antara rumah dengan sekolah lebih dari 25
Km.
e. Belum ada sarana dan prasarana untuk pembelajaran olah raga yang representatif.
f. Administrasi sekolah belum tertata dengan rapi
g. Minimnya fasilitas multimedia.
h. Minimnya siswa yang melanjutkan ke perguruan tinggi

Sasaran Peningkatan Mutu Manajemen Sekolah


a. Aspek Manajemen Sekolah
1. Koordinasi internal dengan instansi terkait dan masyarakat luas
2. Koordinasi dan diskusi berkala bagi Guru – guru yang telah mengikuti
pelatihan, pengembangan silabus dan sistem penilaian
3. Sosialisasi program dan kebijakan kepada warga sekolah
b. Aspek pengembangan kurikulum
1. Penyusunan perangkat pembelajaran
2. Remidi dan sistem pengayaan kepada siswa
3. Memperkuat sisitem pendataan dengan komputerisasi
4. Penyediaan dokumentasi kurikulum
5. Supervisi kelas

c. Aspek Pengembangan Kesiswaan


1. Pembentukan dan pemberdayaan Majelis Perwakilan Kelas ( MPK ) dan
Organisasi Siswa Intra Sekolah ( OSIS )
2. Pembentukan dan pemberdayaan unit – unit kegiatan siswa baik ekstra
kurikuler maupun intra kurikuler
3. Mengikutsertakan siswa dalam event – event olah raga, seminar dan kegiatan
– kegiatan sejenis
4. Pembentukan koperasi

d. Aspek Pengembangan sarana dan prasarana


1. Pengadaan sumber belajar
2. Pengadaan bahan ajar
3. Pengadaan alat bantu mengajar
4. Penataan lingkungan sekolah

e. Aspek Kehumasan
1. Menjalin komunikasi yang intensif dengan stakeholder
2. Menjalin komunikasi yang hangat warga sekolah dengan keluarganya
3. Mengembangkan hubungan kerja yang sinergis dan kolaboratif
BAB III
STRUKTUR KURIKULUM

A. Standar Kompetensi Lulusan SMA

Setiap lulusan satuan pendidikan dasar dan menengah memiliki kompetensi pada
tiga dimensi yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Sesuai dengan Permendikbud
Nomor 20 Tahun 2016 tentang Standar Kompetensi Lulusan memiliki tekad untuk
mewujudkan target mutu berikut:

Dimensi Sikap
Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap:
1. Beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME,
2. Berkarakter, jujur, dan peduli,
3. Bertanggungjawab,
4. Pembelajar sejati sepanjang hayat, dan
5. Sehat jasmani dan rohani sesuai dengan perkembangan anak di
lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar,
bangsa, negara, kawasan regional, dan internasional.

Dimensi Pengetahuan

Memiliki pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif pada


tingkat teknis, spesifik, detil, dan kompleks berkenaan dengan:
1. ilmu pengetahuan,
2. teknologi,
3. seni,
4. budaya, dan
5. humaniora.
Mampu mengaitkan pengetahuan di atas dalam konteks diri sendiri, keluarga,
sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, serta
kawasan regional dan internasional.
Istilah pengetahuan Faktual, Konseptual, Prosedural, dan Metakognitif pada masing-masing
satuan pendidikan dijelaskan pada matriks berikut.
Faktual Pengetahuan teknis dan spesifik, detail dan kompleks berkenaan
dengan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya terkait
dengan masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara,
kawasan regional, dan internasional.
Konseptual Terminologi/ istilah dan klasifikasi, kategori, prinsip, generalisasi,
teori,model, dan struktur yang digunakan terkait dengan
pengetahuan teknis dan spesifik, detail dan kompleks berkenaan
dengan ilmu pengetahuan, teknologi, seni,dan budaya terkait
dengan masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara,
kawasan regional, dan internasional.
Prosedural Pengetahuan tentang cara melakukan sesuatu atau kegiatan yang
terkait dengan pengetahuan teknis, spesifik, algoritma, metode,
dan kriteria untuk menentukan prosedur yang sesuai berkenaan
dengan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya, terkait
dengan masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara,
kawasan regional, dan internasional.

Metakognitif Pengetahuan tentang kekuatan dan kelemahan diri sendiri dan


menggunakannya dalam mempelajari pengetahuan teknis, detail,
spesifik, kompleks, kontekstual dan kondisional berkenaan
dengan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya terkait
dengan masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara,
kawasan regional, dan internasional.

Dimensi Keterampilan
Memiliki keterampilan berpikir dan bertindak:
1. kreatif,
2. produktif,
3. kritis,
4. mandiri,
5. kolaboratif, dan
6. komunikatif
melalui pendekatan ilmiah sebagai pengembangan dari yang dipelajari di satuan
pendidikan dan sumber lain secara mandiri.

B. Struktur Dan Muatan Kurikulum

19
Berdasarkan Permendikbud Nomor 24 Tahun 2016 yang mengatur
tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar pada pelaksanaan Kurikulum
2013, dapat diuraikan sebagai berikut :

1. PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI SMA


Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi
Pengetahuan, dan Kompetensi Keterampilan secara keseluruhan dirumuskan
sebagai berikut, yaitu siswa mampu:

20
21
22
2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

23
24
3. Bahasa Indonesia

25
26
27
4. Matematika

28
29
5. Sejarah Indonesia

30
31
32
33
6. Bahasa Inggris

34
7. Seni Budaya
A. Seni Rupa

35
B. Seni Musik

C. Seni Tari

36
D. Seni Teater

8. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan

37
38
9. Prakarya dan Kewirausahaan

39
40
Dalam kurikulum 2013 sebagaimana tercantum dalam Lampiran I
Permendikbud Nomor 59 tahun 2014 yang dimaksud dengan struktur kurikulum
adalah pengorganisasian kompetensi inti, kompetensi dasar, muatan
pembelajaran, mata pelajaran, beban belajar, pada setiap satuan pendidikan dan
program pendidikan. Secara tegas dinyatakan bahwa struktur kurikulum adalah
pengorganisasian mata pelajaran untuk setiap mata pelajaran dan atau program
pendidikan.

Mengingat pada tahun pelajaran 2017/2018, SMA Negeri 1


Kandangserang ditetapkan sebagai sekolah sasaran untuk mengimplementasikan
kurikulum 2013, maka struktur kurikulum sekolah SMA Negeri 1
Kandangserang sebagai berikut:

41
Komponen Alokasi Waktu
Semester 1 Semester 2
A. Mata Pelajaran kelompok A (Wajib)
1. Pendidika Agama dan Budi Pekerti 3 3
2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 2 2
3. Bahasa Indonesia 4 4
4. Matematika 4 4
5. Sejarah Indonesia 2 2
6. Bahasa Inggris 2 2
B. Mata Pelajaran Kelompok B (Wajib)
7. Seni Budaya 2 2
8. Pendidikan Jasmani, Olaha Raga dan 3 3
Kesehatan 2 2
9. Prakarya dan kewirausahaan 2 2
10. Bahasa Jawa (Muatan Lokal)
C. Mata Pelajaran Kelompok C (Peminatan)
12. Mata Pelajaran peminatan akademik 12 12
a. Matematika dan Ilmu Alam
1) Matematika 3 3
2) Fisika 3 3
3) Kimia 3 3
4) Biologi 3 3
b. Ilmu-Ilmu Sosial
1) Ekonomi 3 3
2) Sejarah 3 3
3) Sosiologi 3 3
4) Geografi 3 3

13. Mata Pelajaran pilihan lintas kelompok


peminatan
a. Matematika dan Ilmu Alam 6*) 6*)
1. Bahasa dan Sastra Inggris 3 3
2. Bahasa Arab. 3 3
b. Sosial 6*) 6*)
1. Bahasa dan Sastra Inggris 3 3
2. Bahasa Arab. 3 3

Jumlah 44 44

1. Struktur Kurikulum SMA Negeri 1 Kandangserang Kelas X

42
Struktur kurikulum SMA Negeri 1 Kandangserang kelas X dapat dijelaskan
sebagai berikut:

a. Struktur Kurikulum SMA Negeri 1 Kandangserang Kelas X memiliki 44 jam


pelajaran yang terdiri atas 42 jam pelajaran dari pusat dan 2 jam muatan lokal
provinsi dan kabupaten.
b. Program peminatan yang dipilih disediakan sekolah terdiri atas peminatan
matematika dan ilmu alam dan peminatan ilmu-ilmu social, serta Bahasa dan
Budaya.
c. Struktur Kurikulum kelas X terdiri atas mata pelajaran kelompok wajib A,
kelompok mata pelajaran wajib B, kelompok mata pelajaran peminatan C
yang terdiri atas kelompok mata pelajaran peminatan akademik dan kelompok
mata pelajaran pilihan lintas kelompok peminatan, dan mata pelajaran muatan
local yang dimasukkan dalam kelompok mata pelajaran wajib B.
d. Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran dialokasikan sebagaimana
tertera dalam struktur kurikulum.
e. Alokasi waktu satu jam pembelajaran adalah 45 menit.
f. Minggu efektif dalam satu tahun pelajaran adalah 38-40 minggu.

C. Muatan Kurikulum

Muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan meliputi sejumlah mata


pelajaran yang keluasan dan kedalamannya merupakan beban belajar bagi peserta
didik pada satuan pendidikan. Di samping itu materi muatan lokal dan kegiatan
pengembangan diri atau kegiatan ekstrakurikuler termasuk ke dalam isi kurikulum.
Secara rinci muatan kurikulum dijelaskan sebagai berikut.

Satuan pendidikan SMA Negeri 1 Kandangserang melaksanakan program


pendidikan dengan menggunakan sistem paket/semester. Sistem Paket adalah sistem
penyelenggaraan program pendidikan yang peserta didiknya diwajibkan mengikuti
seluruh program pembelajaran dan beban belajar yang sudah ditetapkan untuk setiap
kelas sesuai dengan struktur kurikulum yang berlaku pada satuan pendidikan. Beban
belajar setiap mata pelajaran pada Sistem Paket dinyatakan dalam satuan jam
pembelajaran.

43
Beban belajar dirumuskan dalam bentuk satuan waktu yang dibutuhkan oleh
peserta didik untuk mengikuti program pembelajaran melalui sistem tatap muka,
penugasan terstruktur, dan kegiatan mandiri tidak terstruktur. Semua itu
dimaksudkan untuk mencapai standar kompetensi lulusan dengan memperhatikan
tingkat perkembangan peserta didik. Kegiatan tatap muka adalah kegiatan
pembelajaran yang berupa proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik.
Beban belajar kegiatan tatap muka per jam pembelajaran pada masing-masing
satuan pendidikan SMA berlangsung selama 45 menit.

Beban belajar kegiatan tatap muka per minggu pada SMA Negeri 1
Kandangserang adalah 45 jam pembelajaran untuk X sesuai struktur kurikulum.
Kelompok Mata Pelajaran Lintas Minat

Di SMA Negeri 1 Kandangserang tidak dilaksanakan Pendalaman Minat


tetapi Pilihan Lintas Minat.

Dengan melihat kondisi riil yang ada maka pilihan mata pelajaran Lintas
Minat untuk peserta di masing-masing peminatan dapat memilih dua mata pelajaran
di peminatan lain dengan ketentuan sebagai berikut:

Tabel 3 : (Kelompok Mata Pelajaran Lintas Minat)


Peserta didik yang memililih
Peminatan
MIA IIS
Dapat Geografi Biologi
memilih dua Sosiologi Fisika
(kelas X) ,
Ekonomi Kimia
mata
pelajaran Bahasa dan Sastra Bahasa dan
diantara Inggris Sastra Inggris
berikut : Bahasa Asing Bahasa Asing

44
1. Muatan KTSP
Muatan KTSP terdiri atas muatan umum yang berupa muatan nasional
dan muatan lokal serta pengembangan diri;
Muatan KTSP diwujudkan dalam bentuk struktur kurikulum satuan
pendidikan dan penjelasannya.
a. Muatan Kurikulum Nasional

Secara umum yang membedakan muatan kurikulum pada kurikulum 2013


dengan kurikulum sebelumnya adalah adanya pengelompokan mata pelajaran
wajib dan mata pelajaran pilihan. Kelompok mata pelajaran wajib terdiri atas
kelompok mata pelajaran wajib A dan kelompok mata pelajaran wajib B.
Kelompok mata pelajaran pilihan adalah kelompok mata pelajaran C yang
merupakan kelompok mata pelajaran pilihan yang terdiri atas mata pelajaran
pilihan kelompok peminatan akademik dan mata pelajaran pilihan lintas
kelompok peminatan.

Kelompok mata pelajaran Wajib merupakan bagian dari pendidikan umum


yaitu pendidikan bagi semua warga negara bertujuan memberikan pengetahuan
tentang bangsa, sikap sebagai bangsa, dan kemampuan penting untuk
mengembangkan kehidupan pribadi peserta didik, masyarakat dan bangsa. Mata
pelajaran Kelompok A dan C adalah kelompok mata pelajaran yang substansinya
dikembangkan oleh pusat. Mata pelajaran Kelompok B adalah kelompok mata
pelajaran yang substansinya dikembangkan oleh pusat dan dapat dilengkapi
dengan muatan lokal yang dikembangkan oleh pemerintah daerah.
b. Muatan Lokal (Mulok)

Muatan Kurikulum pada Tingkat Daerah (Muatan lokal) berdasarkan


Peraturan Daerah Jawa Tengah No. 9 tahun 2012 tentang Bahasa, Sastra dan
Aksara Jawa, Peraturan Gubernur Jawa Tengah No. 57 tahun 2013 tentang
Petunjuk Pelaksanaan Perda No. 9 tahun 2012, Edaran Kepala Dinas Pendidikan
Provinsi Jawa Tengah No.424/13242 tgl 23 Juli 2013 tentang Implementasi
Mulok Bahasa Jawa pada Kurikulum 2013 serta Keputusan Kepala Dinas
Pendidikan Provinsi Jawa Tengah Nomor 423.5/14995 tanggal 4 Juni 2014
tentang Kurikulum mata pelajaran Mulok Bahasa Jawa untuk jenjang pendidikan
SD/SDLB/MI, SMP/SMPLB/M.Ts, SMA/SMALB/MA, dan SMK/MAK Negeri

45
dan Swasta di Provinsi Jawa Tengah. SMA Negeri 1 Kandangserang menetapkan
untuk mata pelajaran muatan lokal adalah Bahasa Jawa.

Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan


kompetensi sesuai dengan ciri khas dan potensi daerah. Materi muatan lokal
tidak menjadi bagian dari mata pelajaran lain dan jika digabungkan ke mapel lain
menjadi terlalu banyak cakupan materinya sehingga harus menjadi mata
pelajaran tersendiri. Substansi muatan lokal ditentukan oleh satuan pendidikan,
tidak terbatas pada mata pelajaran ketrampilan. Karena merupakan mata
pelajaran, satuan pendidikan harus mengembangkan Standar Kompetensi dan
Kompetensi Dasar sesuai dengan jenis muatan lokal yang diajarkan.
Sesuai dengan kebijakan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah Nomor 9
Tahun 2012 dan Peraturan Gubernur No 57 Tahun 2013 serta Keputusan Kepala
Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah No. 423.5/14995 tanggal 4 juni 2014
alasan pemilihan muatan lokal sebagai berikut:

1. Untuk melestarikan dan mengembangkan kebudayaan jawa khususnya


bahasa jawa.

2. Memberikan bimbingan budi pekerti pada siswa didik sesuai


karakteristik masyarakat jawa , khususnya Jawa Tengah.

3. Memenuhi instruksi Gubernur Jawa Tengah tentang Muatan Lokal


wajib bagi sekolah – sekolah di Jawa Tengah.
Bahasa Jawa sebagai muatan local provinsi berdasarkan Peraturan
Gubernur Jawa Tengah Nomor 57 tahun 2013 sebagai mata pelajaran yang
berdiri sendiri terpisah dan dimasukan dalam struktur kurikulum satuan
pendidikan dengan alokasi waktu 2 jam per minggu untuk semua kelas (kelas
X, XI dan XII) semester 1 dan semester 2.
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar untuk muatan lokal Bahasa
Jawa, adalah sebagai berikut:

46
a) Kelas X
Semester 1

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar

1. Menghayati dan mengamalkan 1.1 Menerima, mensyukuri,


ajaran agama yang dianutnya. menghayati, dan mengamalkan
anugerah Tuhan
berupa bahasa Jawa dalam bentuk
teks Serat Wedhatama pupuh
Pangkur.
1.2 Menerima, mensyukuri,
menghayati, dan mengamalkan
anugerah Tuhan
berupa bahasa Jawa dalam bentuk
teks crita cekak.
1.3 Menerima, mensyukuri,
menghayati, dan mengamalkan
anugerah Tuhan
berupa bahasa Jawa dalam bentuk
teks pawarta.
1.4 Menerima, mensyukuri,
menghayati, dan mengamalkan
anugerah Tuhan
berupa bahasa Jawa dalam bentuk
teks deskripsi tentang rumah adat
Jawa.
1.5 Menerima, mensyukuri,
menghayati, dan mengamalkan
anugerah Tuhan berupa bahasa
Jawa dalam bentuk teks 2 (dua)
paragraf aksara Jawa
2. Menghayati dan mengamalkan
perilaku jujur, disiplin, tanggung 2. 1 Menunjukkan perilaku jujur,
jawab, peduli (gotong royong, disiplin, tanggung jawab, peduli
kerjasama, toleran, damai), santun, (gotong royong, kerjasama,
responsif, dan proaktif dan toleran, damai), santun, responsif,
menunjukkan sikap sebagai bagian dan proaktif dalam menggunakan
dari solusi atas berbagai permasalahan bahasa Jawa dalam bentukteks
dalam berinteraksi secara efektif Serat Wedhatama pupuh
dengan lingkungan sosial dan alam, Pangkur.
serta dalam menempatkan diri sebagai 2.2 Menunjukkan perilaku jujur,
cerminan bangsa dalam disiplin, tanggung jawab, peduli
pergaulan dunia. (gotong royong, kerjasama,
toleran, damai), santun, responsif,
dan proaktif dalam menggunakan
bahasa Jawa dalam bentuk teks
crita cekak.

47
Kompetensi Inti Kompetensi Dasar
2.3 Menunjukkan perilaku jujur,
disiplin, tanggung jawab, peduli
(gotong royong, kerjasama,
toleran, damai), santun, responsif,
dan proaktif dalam menggunakan
bahasa Jawa dalam bentuk teks
pawarta.
2.4 Menunjukkan perilaku jujur,
disiplin, tanggung jawab, peduli
(gotong royong, kerjasama,
toleran, damai), santun, responsif,
dan proaktif dalam menggunakan
bahasa Jawa dalam bentuk teks
deskripsi tentang rumah adat
Jawa.
2.5 Menunjukkan perilaku jujur,
disiplin, tanggung jawab, peduli
(gotong royong, kerjasama,
toleran, damai), santun, responsif,
dan proaktif dalam menggunakan
bahasa Jawa dalam bentuk teks
dua paragraf aksara Jawa.

3. Memahami, menerapkan, 3.1 Menelaah teks Serat


menganalisis pengetahuan faktual, Wedhatama pupuh Pangkur.
konseptual, prosedural dan 3.2 Menelaah teks crita cekak.
metakognitif berdasarkan 3.3 Menelaah teks pawarta.
rasa ingin tahunya tentang ilmu 3.4 Menelaah teks deskriptif
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, tentang rumah adat Jawa.
dan humaniora dengan wawasan 3.5 Mengidentifikasi kaidah
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, penulisan aksara Jawa dalam 2
dan peradaban terkait penyebab (dua) paragraf yang
fenomena dan kejadian, serta menggunakan sandhangan
menerapkan pengetahuan prosedural mandaswara.
pada bidang
kajian yang spesifik sesuai dengan
bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
4.1 Menanggapi isi Serat
4. Mengolah, menalar, menyaji dalam Wedhatama pupuh Pangkur dan
ranah konkret dan ranah abstrak terkait menulis syair
dengan pengembangan dari yang tembang Pangkur dengan bahasa
dipelajarinya di sekolah secara sendiri, serta menyajikannya
mandiri, bertindak secara efektif dan secara
kreatif, serta dan mampu lisan/tulis.
menggunakan metoda sesuai kaidah 4.2 Menulis dan menyajikan
keilmuan. sinopsis teks crita cekak yang

48
Kompetensi Inti Kompetensi Dasar
dibacanya
4.3 Menanggapi, menulis, dan
menyajikan teks pawarta secara.
4.4 Menanggapi dan
menceritakan kembali isi teks
deskriptif tentang rumah
adat Jawa.
4.5 Menulis dua paragraf
berhuruf Jawa yang
menggunakan sandhangan
mandaswara.

Semester 2

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

1. Menghayati dan mengamalkan 1.1 Menerima, mensyukuri,


ajaran agama yang dianutnya. menghayati, dan mengamalkan
anugerah Tuhan berupa bahasa
Jawa dalam bentuk teks Serat
Wedhatama pupuh Sinom.
1.2 Menerima, mensyukuri,
menghayati, dan mengamalkan
anugerah Tuhan berupa bahasa
Jawa dalam bentuk petikan teks
crita wayang.
1.3 Menerima, mensyukuri,
menghayati, dan mengamalkan
anugerah Tuhan berupa bahasa
Jawa dalam bentuk teks
panatacara.
1.4 Menerima, mensyukuri,
menghayati, dan mengamalkan
anugerah Tuhan berupa bahasa
Jawa dalam bentuk teks deskripsi
tentang makanan
tradisional Jawa.
1.5 Menerima, mensyukuri,
menghayati, dan mengamalkan
anugerah Tuhan berupa bahasa
Jawa dalam bentuk teks dua
paragraf aksara Jawa.
2. Menghayati dan mengamalkan 2.1 Menunjukkan perilaku jujur,
perilaku jujur, disiplin, tanggung disiplin, tanggung jawab, peduli
jawab, peduli (gotong royong, (gotong royong, kerjasama,
kerjasama, toleran, damai), santun, responsif,

49
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
toleran, damai), santun, responsif dan dan proaktif dalam menggunakan
proaktif dan menunjukkan sikap bahasa Jawa melalui teks Serat
sebagai bagian dari solusi atas Wedhatama pupuh Sinom.
berbagai permasalahan dalam 2.2 Menunjukkan perilaku jujur,
berinteraksi secara disiplin, tanggung jawab, peduli
efektif dengan lingkungan sosial dan (gotong royong, kerjasama,
alam serta dalam menempatkan diri toleran, damai), santun, responsif,
sebagai cerminan bangsa dalam dan proaktif dalam menggunakan
pergaulan dunia. bahasa Jawa melalui petikan teks
crita wayang.
2.3 Menunjukkan perilaku jujur,
disiplin, tanggung jawab, peduli
(gotong royong, kerjasama,
toleran, damai), santun, responsif,
dan proaktif dalam menggunakan
bahasa Jawa melalui teks
panatacara.
2.4 Menunjukkan perilaku jujur,
disiplin, tanggung jawab, peduli
(gotong royong, kerjasama,
toleran, damai), santun, responsif,
dan proaktif dalam menggunakan
bahasa Jawa melalui teks
deskripsi tentang makanan
tradisional Jawa.
2.5 Menunjukkan perilaku jujur,
disiplin, tanggung jawab, peduli
(gotong royong, kerjasama,
toleran, damai), santun, responsif,
dan proaktif dalam menggunakan
bahasa Jawa melalui teks dua
paragraf aksara Jawa.

3. Memahami, menerapkan, 3.1 Menelaah teks Serat


menganalisis pengetahuan faktual, Wedhatama pupuh Pocung.
konseptual, prosedural dan 3.2 Memahami isi petikan teks
metakognitif berdasarkan rasa novel berbahasa Jawa.
ingintahunya tentang ilmu 3.3 Menelaah teks sesorah.
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, 3.4 Memahami isi teks eksposisi
dan humaniora dengan wawasan tentang adat tradisi mantu.
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, 3.5 Mengidentifikasi kaidah
dan peradaban terkait penyebab penulisan aksara Jawa empat
fenomena dan kejadian, serta paragraf yang menggunakan
menerapkan pengetahuan prosedural aksara rekan.
pada bidang kajian yang spesifik
sesuai dengan bakat dan minatnya
untuk memecahkan masalah.

50
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
4. Mengolah, menalar, dan menyaji 4.1 Menanggapi isi serat
dalam ranah konkret dan ranah abstrak Wedhatama pupuh Pocung dan
terkait dengan pengembangan dari menulis serta menyajikan syair
yang dipelajarinya di sekolah secara tembang Pocung.
mandiri, bertindak secara efektif dan 4.2 Menceritakan isi petikan
kreatif, serta mampu menggunakan novel berbahasa Jawa.
metoda sesuai kaidah keilmuan. 4.3 Menanggapi, menulis,
menyajikan teks sesorah.
4.4 Menanggapi isi dan menulis
teks eksposisi tentang adat tradisi
mantu.
4.5 Menulis dan menyajikan
empat paragraf aksara Jawa yang
menggunakan
aksara rekan.

2. Pengaturan Beban Belajar


Beban belajar setiap mata pelajaran pada Sistem Paket dinyatakan dalam
satuan jam pembelajaran.
Mengacu Permendiknas Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi,
beban belajar dirumuskan dalam bentuk satuan waktu yang dibutuhkan oleh
peserta didik untuk mengikuti program pembelajaran melalui sistem tatap
muka, penugasan terstruktur, dan kegiatan mandiri tidak terstruktur. Semua itu
dimaksudkan untuk mencapai standar kompetensi lulusan dengan
memperhatikan tingkat perkembangan peserta didik.
Kegiatan tatap muka adalah kegiatan pembelajaran yang berupa proses
interaksi antara peserta didik dengan pendidik. Beban belajar kegiatan tatap
muka per jam pembelajaran adalah 45 menit.

Untuk mencapai tujuan SMA Negeri 1 Kandangserang diperlukan


pengaturan beban mengajar yang sesuai dengan perkembangan peserta didik,
muatan pemebelajaran, kecepatan belajar dalam bentuk Sistem Paket. Beban
belajar dengan sistem paket sebagaimana diatur dalam struktur kurikulum
SMA Negeri 1 Kandangserang tang merupakan pengaturan alokasi waktu
untuk setiap mata pelajaran yang tersapat pada semester gasal/ganjil dan genap
dalam satu tahun pelajatran. Beban belajar dalam sistem paket terdiri atas:

51
a. Beban Belajar Tatap Muka

Merupakan keseluruhan kegiatan interaksi pembelajaran yang terjadi di


sekolah antara pendidik dan peserta didik dan harus diikuti oleh peserta
didik dalam satu minggu, satu semester dan satu tahun pembelajaran.
Adapun beban belajar tatap muka di SMA Negeri 1 Kandangserang
diatur sebagai berikut:

a. Beban belajar di SMA Negeri 1 Kandangserang dinyatakan dalam jam


pembelajaran per minggu

b. Beban belajar dalam satu minggu untuk:

1) Kelas X adalah 45 Jam Pembelajaran

c. Durasi setiap 1 (satu) jam pembelajaran adalah 45 menit

d. Beban belajar dalam satu tahun adalah

e. Beban belajar pada semester ganjil/gasal untuk

1) Kelas X adalah 17 minggu

f. Beban belajar pada semester genap untuk

1) Kelas X adalah 16 minggu

b. Beban Belajar Penugasan Terstruktur Dan Kegiatan Mandiri Tidak


Terstruktur

Merupakan alokasi waktu yang tersedia untuk kegiatan


pembelajaran yang berupa pendalaman materi oleh peserta didik yang
dirancang oleh pendidik untuk mencapai kompetensi dasar, baik yang
waktu penyelesaiannya ditentukan oleh pendidik (Penugasan
Terstruktur) maupun yang diatur oleh peserta didik atas dasar
kesepakatan dengan pendidik (Kegiatan Mandiri Tidak Terstruktur).
Adapun beban belajar penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak
terstruktur di SMA Negeri 1 Kandangserang adalah 60 % dari kegiatan
tatap muka.

52
3. Peminatan
Kriteria Peminatan sesuai dengan kebutuhan sekolah dengan mengacu kepada
ketentuan yang diatur dalam Permendikbud mengacu kepada ketentuan yang diatur
dalam Permendikbud 64 Tahun 2014 mengenai Peminatan dalam Pendidikan
Menengah, Untuk Kriteria Peminatan di SMA Negeri 1 Kandangserang dapat kami
uraikan sebagai berikut :

1. Penentuan Peminatan Program Studi untuk siswa SMA 1 Kandangserang


Kabupaten Pekalongan dengan mempertimbangkan Nilai Raport pada jenjang
seabelumnya, nilai tes peminatan, minat siswa, masukan dan saran dari Guru
BK.

2. Waktu Penentuan dan Pelaksanaan Penjurusan :


a. Penentuan Peminatan bagi peserta didik untuk program IPA dan IPS
dilakukan pada awal semester 1 (satu) kelas X

b. Pelaksanaan Peminatan program studi dimulai pada semester 1 (satu) kelas X.


3. Kriteria Penentuan Peminatan Program adalah sebagai berikut :
a. Program studi Ilmu Pengetahuan Alam ( IPA )
Nilai Test Peminatan :
~ Nilai mata pelajaran ciri khas program Peminatan IPA (Fisika , Biologi ,
Kimia) sekurang – kurangnya lima diatas Kriteria Ketuntasan Minimal
( KKM )
Minat Siswa :
~ Minat siswa diperoleh dari angket yang diisi oleh siswa dan diketahui oleh
orang tua siswa.
Masukan dan saran Guru BK :
~ Masukan dan saran guru BK, didasarkan pada hasil test psikhologis siswa
Program Sekolah :
~ Program Peminatan Ilmu Pengetahuan Alam ( IPA ) yang dilaksanakan
untuk formasi tahun pelajaran 2017 / 2018 adalah : 2 ( dua ) kelas.

53
b. Program Peminatan Ilmu Pengetahuan Sosial ( IPS )
Nilai Test Peminatan :
~ Nilai mata pelajaran ciri khas program studi IPS (Ekonomi , Sosiologi ,
Geografi) sekurang – kurangnya lima diatas Kriteria Ketuntasan Minimal (
KKM )
Minat Siswa :
~ Minat siswa diperoleh dari angket yang diisi oleh siswa dan diketahui oleh
orang tua siswa.

Masukan dan saran Guru BK:


~ Masukan dan saran guru BK didasarkan pada hasil test psikhologis siswa
dan pengamatan guru BK.

Program Sekolah :
~ Program Studi Ilmu Pengetahuan Sosial ( IPS ) yang dilaksanakan untuk
formasi tahun pelajaran 2017 / 2018 adalah : 2 ( dua ) kelas.

4. Ketentuan lain :
Siswa yang tidak memenuhi syarat masuk program Peminatan Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA) maupun program Peminatan Ilmu Pengetahuan
Sosial ( IPS ) dijuruskan ke nilai yang lebih tinggi atau dikembalikan kepada
minat peserta didik atas pertimbangan konselor.

4. Bimbingan dan Konseling


Bimbingan dan Konseling adalah upaya sistematis, objektif, logis,
dan berkelanjutan serta terprogram yang dilakukan oleh konselor atau guru
Bimbingan dan Konseling untuk memfasilitasi perkembangan peserta
didik/Konseli untuk mencapai kemandirian dalam kehidupannya. Sehingga
Layanan Bimbingan dan Konseling memiliki tujuan membantu Konseli
mencapai perkembangan optimal dan kemandirian secara utuh dalam aspek
pribadi, belajar, sosial, dan karir.

54
Layanan Bimbingan dan Konseling bagi Konseli pada satuan
pendidikan berdasarkan Permendikbud Nomor 111 Tahun 2014 memiliki
fungsi:
1. pemahaman diri dan lingkungan;
2. fasilitasi pertumbuhan dan perkembangan;
3. penyesuaian diri penyaluran pilihan pendidikan, pekerjaan, dan karir;
4. dengan diri sendiri dan lingkungan; pencegahan timbulnya masalah;
5. perbaikan dan penyembuhan;
6. pemeliharaan kondisi pribadi dan situasi yang kondusif untuk
perkembangan diri Konseli;
7. pengembangan potensi optimal;
8. advokasi diri terhadap perlakuan diskriminatif;
9. dan membangun adaptasi pendidik dan tenaga kependidikan terhadap
program dan aktivitas pendidikan sesuai dengan latar belakang pendidikan,
bakat, minat, kemampuan, kecepatan belajar, dan kebutuhan Konseli.

5. Kegiatan Kepramukaan
Kegiatan Kepramukaan pada pelaksanaan Kurikukulum 2013 mengacu
pada Permendikbud Nomor 63 Tahun 2014. Pengembangan potensi peserta
didik sebagaimana dimaksud dalam tujuan pendidikan nasional yaitu secara
sistemik-kurikuler diupayakan melalui kegiatan intrakurikuler, kokurikuler, dan
ekstrakurikuler. Kegiatan intrakurikuler diselenggaraakan melalui kegiatan
terstruktur dan terjadwal sesuai dengan cakupan dan tingkat kompetensi muatan
atau mata pelajaran. Kegiatan kokurikuler dilaksanakan melalaui penugasan
terstruktur terkait satu atau lebih dari muatan atau mata pelajaran. Kegiatan
ekstrakurikuler yang merupakan kegiatan terorganisasi/terstruktur di luar
struktur kurikulum setiap tingkat pendidikan yang secara konseptual dan praktis
mampu menunjang upaya pencapaian tujuan pendidikan.
Untuk mencapai tujuan tersebut, dilakukan kegiatan–kegiatan melalui
di lingkungan sekolah (intramural) dan di luar sekolah (ekstramural) sebagai
upaya memperkuat proses pembentukan karakter bangsa yang berbudi pekerti
luhur sesuai dengan nilai dan moral Pancasila. Pendidikan Kepramukaan
dinilai sangat penting. Melalui pendidikan kepramukaan akan timbul rasa

55
memiliki, saling tolong menolong, mencintai tanah air dan mencintai alam.
Karenanya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mewajibkan setiap
sekolah melaksanakan ekstrakurikuler pendidikan kepramukaan.
Koherensi proses pembelajaran yang memadukan kegiatan
intrakurikuler dan ekstrakurikuler, didasarkan pada dua alasan dalam
menjadikan Pendidikan Kepramukaan sebagai Ekstrakurikuler Wajib. Pertama,
dasar legalitasnya jelas yaitu Undang-Undang (UU) Nomor 12 Tahun 2010
tentang Gerakan Pramuka. Kedua pendidikan kepramukaan mengajarkan
banyak nilai-nilai, mulai dari nilai-nilai Ketuhanan, kebudayaan,
kepemimpinan, kebersamaan, sosial, kecintaan alam, hingga kemandirian. Dari
sisi legalitas pendidikan kepramukaan merupakan imperatif yang bersifat
nasional, hal itu tertuang dalam Undang–Undang Republik Indonesia Nomor
12 Tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka.
Desain Induk Pendidikan Kepramukaan sebagai Ekstrakurikuler Wajib
dalam konteks Kurikulum 2013, pada dasarnya berwujud proses aktualisasi
dan penguatan capaian pembelajaran Kurikulum 2013, ranah sikap dalam
bingkai KI-1, KI-2, dan ranah keterampilan dalam KI-4, sepanjang yang
bersifat konsisten dan koheren dengan sikap dan kecakapan Kepramukaan.
Dengan demikian terjadi proses saling interaktif dan saling menguatkan
(mutually interactive and reinforcing.) Secara programatik, Ektrakurikuler
Wajib Pendidikan Kepramukaan SMA Negeri 1 Kandangserang
diorganisasikan dalam Model sebagai berikut.
Pegorganisas
No. Nama Model Sifat
ian
1. Model Blok Wajib, setahun sekali,  Kolaboratif
berlaku bagi seluruh  Bersifat
peserta didik, terjadwal, intramural atau
penilaian umum ekstramural (di
luar dan/atau
didalam
lingkungan

56
Pegorganisas
No. Nama Model Sifat
ian
2. Model Wajib, rutin, terjadwal,  Pembina Pramuka
Aktualisasi berlaku untuk seluruh  Bersifat
peserta didik dalam intramural
setiap kelas, (dalam
penjadwalan, dan lingkungan

Secara rinci untuk masing-masing model dapat dideskripsikan sebagai berikut:

1. Model Blok memiliki karakteristik sebagai berikut.

a. Diikuti oleh seluruh siswa kelas X.

b. Dilaksanakan pada setiap awal tahun pelajaran.

c. Diintegrasikan di dalam Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS).

d. Ditingkat SMA dilaksanakan selama 36 Jam.

e. Penanggungjawab kegiatan adalah Kepala Sekolah selaku Ketua Mabigus.

f. Pembina kegiatan adalah Guru Kelas/Guru Mata pelajaran selaku Pembina


Pramuka dan/atau Pembina Pramuka serta dapat dibantu oleh Pembantu
Pembina.
2. Model Aktualisasi memiliki karakteristik sebagai berikut.
a. Diikuti oleh seluruh siswa kelas X.
b. Dilaksanakan setiap satu minggu satu kali yaitu pada hari Jum’at.
c. Setiap satu kali kegiatan dilaksanakan selama 120 menit.

6. Kegiatan EkstraKurikuler
Untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik guna mengembangkan
potensi, bakat dan minat mereka, sekolah memberikan program pengembangan
diri yang dilaksanakan sore hari. Penentuan Kegiatan Ekstra Kurikuler ini
disesuaikan dengan ketentuan yang ada pada Permendikbud Nomor 63 Tahun
2014.
Program pengembangan diri yang ada di SMA Negeri 1 Kandangserang adalah
sebagai berikut:

57
a. Program Pengembangan Diri Bidang Ekstrakurikuler SMA Negeri 1
Kandangserang Kabupaten Pekalongan

No EKSTRAKURIKULER Pembina Hari Waktu Ket


1. Pramuka Puji Santosa, S.Pd Jum’at 14.00-16.00 Wajib
bagi
siswa
kelas X
2. English Club Lusi Suciyanti,S.Pd Sabtu 14.30-16.30 Pilihan
3. PMR Roro Atika Kamis 14.00-16.00 Pilihan
4. Rohani Islam Zahrotun Nisa, Rabu 14.00-16.00 Pilihan
S.Pd.I
5. KIR Sunardi, M.Pd Selasa 14.30-16.30 Pilihan
B. OLAH RAGA 14.30-16.30
12. Bola Voly Harry Widhiarto, Rabu 14.30-16.30 Pilihan
S.Pd
14. Pencak Silat Abjad Amdal R, Rabu 14.30-16.30 Pilihan
S.Pd
15. Sepak Takraw Sugiharjo, S.Pd Senin 14.30-16.30 Pilihan
16. Bulu Tangkis Rahmulyo Dudi Kamis 14.30-16.30
Suseno, S.E
C. SENI 14.30-16.30
18. Seni Tari Khomsatun Sabtu 14.30-16.30 Pilihan
Khasanah, S.Pd
19. Seni Musik Yopi Sulistyo, S.Pd Sabtu 14.30-16.30 Pilihan
23. Seni Rebana Misbahudin, S.Pd Rabu 14.30-16.30 Pilihan

58
Program Kerja Eksta Kurikuler : Pramuka
Waktu Pelaksanaan : Setiap Hari Jumat
BULAN KE
KEGIATAN
Jul Ags Sept Okt Nop Des
Latihan Rutin X X X X X
Sejarah Pramuka X
Lambang Gerakan
X
Pramuka
Pionering X
Baris Berbaris X X X X X
Sandi Morse X
BULAN KE
KEGIATAN
Jan Peb Mar Apr Mei Jun
Dasa Darma X
Tanda Pengenal
X
Pramuka
SKU X X X
Pelantikan Bantara X

59
Program Kerja Ekstra Kurikuler : PMR
Waktu Pelaksanaan : Setiap Hari Selasa
BULAN KE
KEGIATAN
Jul Ags Sept Okt Nop Des
Kepalang Merahan X
Tokoh-tokoh Palang Merah
X
Dunia
Sejarah Palang Merah X
THE LAW OF
X
HUMANITER
Pertolongan Pertama X

BULAN KE
KEGIATAN
Jan Peb Mar Apr Mei Jun
Laporan Penatalaksanaan
X
Korban
Anatomi X
Tindakan Pertolongan
X
Pertama
Bantuan Hidup Dasar X
Pendarahan X
Cedera Jaringan Lunak X

60
Program Kerja Ekstra Kurikuler : Sepak Takraw
Waktu Pelaksanaan : Kamis dan Sabtu

BULAN KE
KEGIATAN
Jul Ags Sept Okt Nop Des
Materi Pengenalan
X
Sepak Takraw
Aturan-aturan dalam
X
Sepak Takraw
Praktik Sepak Sila X
Praktik Sepak Kuda X
Praktik Sepak Cukil X

BULAN KE
KEGIATAN
Jan Peb Mar Apr Mei Jun
Sparing X X
Praktik Menapak X X X
Sepak Simpuh X X X
Heading X X
Sparing atau Latih
X
Tanding
Mendada X X X X X X
Memaha X X X X X
Membahu X X X

61
Program Kerja Ekstra Kurikuler : Bola Volly
Waktu Pelaksanaan : Rabu dan Kamis
BULAN KE
KEGIATAN
Jul Ags Sept Okt Nop Des
Materi Pengenalan
X
Bola Volly
Aturan-aturan dalam
X
Permainan Bola Volly
Teknik Service X X
Teknik dasar passing X X
Teknik dasar spike
X X X
atau smash
Sparing atau Latih
X
Tanding

BULAN KE
KEGIATAN
Jan Peb Mar Apr Mei Jun
Teknik dasar block X X
Praktik Tosser X X X
Praktik Spiker X X X
Sparing atau Latih
X
Tanding
Praktik Libero X X
Praktik Defender X X X X X
Sparing atau Latih
X
Tanding

62
Program Kerja Ekstra Kurikuler : TIK ( Photoshop )
Waktu Pelaksanaan : Selasa dan Rabu
BULAN KE
KEGIATAN
Jul Ags Sept Okt Nop Des
Materi Pengenalan
X
Photoshop
Mengenal Elemen
Dasar Jendela Kerja X
Photoshop
Memilih Bagian dari
Suatu Image dengan X
Marquee Tool
Penggunaan Lasso
X
Tool
Penggunaan Magic
X
Wand Tool
Duplikat Image X

BULAN KE
KEGIATAN
Jan Peb Mar Apr Mei Jun
Membuat Desain
X
dengan Layer
Menggabungkan
X
Gambar
Memilih, Menghapus
Objek pada Layer dan X
Mengumpulkan
Menempatkan Teks X
Menggabungkan
X
Gambar
Cara Crop Gambar X
Project Membuat
X
Poster

63
Program Kerja Ekstra Kurikuler : Seni Musik
Waktu Pelaksanaan : Setiap Hari Sabtu
BULAN KE
KEGIATAN
Jul Ags Sept Okt Nop Des
Pembinaan
Menentukan jenis
lagu yang
diperdengarkan
danMengidentifikasi X X
elemen-lemen musik,
Irama, tempo, nada,
diamika dari beragam
lagu nusantara.
Pembinaan
Mengidentifikasikan
lagu etnik yang X
didengar berdasarkan
fungsi sosialnya dan
Menuliskan/
mengutarakan
X X
keunikan/keindahan
dan pesan dari lagu

BULAN KE
KEGIATAN
Jan Peb Mar Apr Mei Jun
Menuliskan pola
irama, nada, dinamika X X
lagu etnik Nusantara
Menuliskan pola
irama lagu etnik X
Nusantara
Menggabungkan
elemen musik melalui X X
alat musik.
Koordinasi dengan
intansi-intansi tentang
X
kegiatan seni musik
siswa

64
Program Kerja Ekstra Kurikuler : Seni Tari
Waktu Pelaksanaan : Setiap Hari Sabtu
BULAN KE
KEGIATAN
Jul Ags Sept Okt Nop Des
Pengenalan Tari X
Gerak Dasar Tari X X
Olah Tubuh X
Praktik Sikap Adeg X X
Praktik Gerak Jari X X
Praktik Gerak Kaki X X

BULAN KE
KEGIATAN
Jan Peb Mar Apr Mei Jun
Praktik Gerak Gayal-
X X
gayal
Praktik Gerak
Lumaksana, Ngoyog, X
Ngunduh Sekar
Praktik Gerak Ombak
banyu, Ridhong, X X
Rimong
Praktik Gerak
Samberan, Sekar ula, X
Sembahan
Praktik Gerak Tancep,
X X
Trecet, Trisig

65
Program Kerja Ekstra Kurikuler : English Club
Waktu Pelaksanaan : Setiap Hari Kamis
BULAN KE
KEGIATAN
Jul Ags Sept Okt Nop Des
Pengenalan Ekstra
X
English Club
Dialog Sederhana X X X X X
Percakapan sehari –
X X X X X
hari
Games Permainan
X X X
bahasa
Speech X X
Story telling X X

BULAN KE
KEGIATAN
Jan Peb Mar Apr Mei Jun
Dialog Sederhana X X X X X X
Percakapan sehari –
X X X X X X
hari
Games Permainan
X X X X
bahasa
Scrabble X X
News reading X X
Singing X
Written test X X

66
Program Kerja Ekstra Kurikuler : Pencak Silat
Waktu Pelaksanaan : Setiap Hari Selasa dan Rabu
BULAN KE
KEGIATAN
Jul Ags Sept Okt Nop Des
Pengenalan Ekstra
X
Pencak Silat
Praktik Kuda-kuda X X X X X
Praktik Sikap Pasang
X X X X X
dalam Silat
Pola Langkah Dalam
X X X
Silat
Simulasi Sparing X X
Pukulan dalam Silat X X

BULAN KE
KEGIATAN
Jan Peb Mar Apr Mei Jun
Tendangan dalam
X X X X X
Silat
Tangkisan dalam Silat X X X X X
Sparing X X

67
Program Kerja Ekstra Kurikuler : Bulu Tangkis
Waktu Pelaksanaan : Setiap Hari Senin
BULAN KE
KEGIATAN
Jul Ags Sept Okt Nop Des
Pengenalan Ekstra
X
Bulu Tangkis
Teknik Memegang
X X X X X
raket Forehand
Teknik Memegang
X X X X X
Raket Backhand
Pukulan Forehand X X X
Footwork X X
Permainan / Simulasi X X

BULAN KE
KEGIATAN
Jan Peb Mar Apr Mei Jun
Teknik Memukul X
Teknik Dasar Service X X
Teknik Dasar
X X X
Overhead
Teknik Dasar Smash X X
Teknik Dasar
X X
Dropshot
Teknik Dasar Netting X X X

68
Program Kerja Ekstra Kurikuler : Catur
Waktu Pelaksanaan : Setiap Hari Selasa
BULAN KE
KEGIATAN
Jul Ags Sept Okt Nop Des
Pengenalan Ekstra
X
Catur
Mengenal Permainan
X
Catur
Teknik opening
X X X
repertoire
Permainan akhir
X X X
dengan benteng
Permainan akhir
X X
dengan gajah
Permainan akhir
X X
dengan kuda

BULAN KE
KEGIATAN
Jan Peb Mar Apr Mei Jun
Permainan akhir
X
dengan bidak
Permainan akhir
X X
dengan mentri
jenis struktur dari
bidak dari opening X X X
yang berbeda
Strategi Permainan
X X
Catur
Latihan / Sparing X X X

69
Program Kerja Ekstra Kurikuler : KIR
Waktu Pelaksanaan : Setiap Hari Selasa
BULAN KE
KEGIATAN
Jul Ags Sept Okt Nop Des
Pengenalan Ekstra
X
KIR
Pembinaan
metode/cara
X X
mendapatkan ide dan
permasalahan
Pembinaan
metodologi penulisan
X X
laporan ilmiah/karya
tulis
Pembinaan dalam
penelitian dan
X X X
pengembangan
teknologi tepat guna

BULAN KE
KEGIATAN
Jan Peb Mar Apr Mei Jun
Membimbing siswa
dalam penyusunan
X X X X
karya ilmiah/karya
tulis ilmiah
Mengadakan latihan
presentasi hasil karya X X X X
ilmiah siswa
Mengikuti lomba
karya tulis/karya
ilmiah remaja, X
teknologi tepat guna,
tingkat kabupaten,
Koordinasi dengan
intansi-intansi yang
X X
terkait dengan
penelitian siswa

70
7. Penilaian
Kurikulum 2013 menerapkan pembelajaran berbasis aktivitas, yang
diharapkan akan menghasilkan insan Indonesia yang produktif, kreatif,
inovatif, dan afektif melalui penguatan sikap, pengetahuan, dan keterampilan
yang terintegrasi. Prinsip Penilaian pada Kurikulum 2013 mengacu pada
Permendikbud Nomor 53 Tahun 2015 dengan berdasarkan surat edaran
Direktur Pembinaan SMA No. 51282/D4/LK/2015 tentang Panduan Penilaian
untuk SMA. Hal ini berimplikasi pada pelaksanaan penilaian yang meliputi
penilaian sikap, pengetahuan, dan keterampilan, yang dilakukan menggunakan
berbagai cara, antara lain observasi, penilaian proyek, dan portofolio. Berkaitan
dengan penilaian terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain
sebagai berikut.
1. Penilaian yang dilakukan pendidik tidak hanya penilaian atas
pembelajaran (assessment of learning), melainkan juga penilaian untuk
pembelajaran (assessment for learning) dan penilaian sebagai pembelajaran
(assessment as learning).Penilaian atas pembelajaran dilakukan untuk
mengukur capaian peserta didik terhadap kompetensi yang telah ditetapkan.
Penilaian untuk pembelajaran memungkinkan pendidik menggunakan
informasi kondisi peserta didik untuk memperbaiki pembelajaran,
sedangkan penilaian sebagai pembelajaran memungkinkan peserta didik
melihat capaian dan kemajuan belajarnya untuk menentukan target belajar.
2. Penilaian diarahkan untuk mengukur pencapaian Kompetensi Dasar
(KD) pada Kompetensi Inti (KI-1, KI-2, KI-3, dan KI-4).
3. Penilaian menggunakan acuan kriteria, yaitu penilaian yang
membandingkan capaian peserta didik dengan kriteria kompetensi yang
ditetapkan. Hasil penilaian seorang peserta didik, baik formatif maupun
sumatif, tidak dibandingkan dengan hasil peserta didik lainnya namun
dibandingkan dengan penguasaan kompetensi yang ditetapkan.
Kompetensi yang ditetapkan merupakan ketuntasan belajar minimal yang
disebut juga dengan Kriteria KetuntasanMinimal (KKM).
4. KKM ditentukan oleh satuan pendidikan mengacu pada Standar
Kompetensi Lulusan dengan mempertimbangkan karakteristik peserta
didik, karakteristik mata pelajaran dan kondisi satuan pendidikan.

71
5. Penilaian dilakukan secara terencana dan berkelanjutan,artinya semua
indikator diukur, kemudian hasilnya dianalisis untuk menentukan KD yang
telah dan yang belum dikuasai peserta didik, serta untuk mengetahui
kesulitan belajar peserta didik.
6. Hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindak lanjut, berupa program
remedial bagi peserta didik dengan pencapaian kompetensi di bawah
ketuntasan dan program pengayaan bagi peserta didik yang telah
memenuhi ketuntasan.
Hasil penilaian juga digunakan sebagai umpan balik bagi pendidik untuk
memperbaiki proses pembelajaran.

Penilaian mencakup 3 domain, yaitu:


1. Penilaian aspek sikap dilakukan melalui tahapan:
a. mengamati perilaku peserta didik selama pembelajaran;
b. mencatat perilaku peserta didik dengan menggunakan lembar observasi/
pengamatan;
c. menindaklanjuti hasil pengamatan; dan
d. mendeskripsikan perilaku peserta didik.
2. Penilaian aspek pengetahuan dilakukan melalui tahapan:
a. menyusun perencanaan penilaian;
b. mengembangkan instrumen penilaian;
c. melaksanakan penilaian;
d. memanfaatkan hasil penilaian; dan
e. melaporkan hasil penilaian dalam bentuk angka dengan skala 0-100
dan deskripsi.
3. Penilaian aspek keterampilan dilakukan melalui tahapan:
a. menyusun perencanaan penilaian;
b. mengembangkan instrumen penilaian;
c. melaksanakan penilaian;
d. memanfaatkan hasil penilaian; dan
e. melaporkan hasil penilaian dalam bentuk angka dengan skala 0-100
dan deskripsi.

72
8. Ketuntasan Belajar
Penetatapn KKM berpedoman pada Permendikbud Nomor 23 Tahun
2016 dan Permendikbud nomor 53 Tahun 2015. KKM ditentukan oleh satuan
pendidikan mengacu pada Standar Kompetensi Lulusan dengan
mempertimbangkan karakteristik peserta didik, karakteristik mata pelajaran
dan kondisi satuan pendidikan. Untuk SMA Negeri 1 Kandangserang
menetapkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 70 untuk tiap-tiap
mata pelajaaran.
Adapun rentang nilai dan predikat dari Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM) adalah sebagai berikut :
Rentang Nilai Predikat
 70 D (Kurang)
70 – 79 C (Cukup)
80 – 89 B (Baik)
90 – 100 A (Amat Baik)

KKM Kelas X
KKM
Smt. 1 Smt.2
Mata Pelajaran
Psiko Afek Kog Psiko Afek
Kog

Kelompok A (Wajib)
Pendidikan Agama dan Budi 70 70 B 70 70 B
1.
Pekerti
Pendidikan Pancasila dan 70 70 B 70 70 B
2.
Kewarganegaraan
70 70 B 70 70 B
3. Bahasa Indonesia
70 70 B 70 70 B
4. Matematika
70 70 B 70 70 B
5. Sejarah Indonesia
70 70 B 70 70 B
6. Bahasa Inggris

Kelompok B (Wajib)
70 70 B 70 70 B
7. Seni Budaya

8. Pendidikan Jasmani, Olah Raga, 70 70 B 70 70 B

73
KKM
Smt. 1 Smt.2
Mata Pelajaran
Psiko Afek Kog Psiko Afek
Kog
dan
Kesehatan
70 70 B 70 70 B
9. Prakarya dan Kewirausahaan
70 70 B 70 70 B
10. Bahasa Jawa

Kelompok C (Peminatan)
Peminatan Matematika dan Ilmu-
Ilmu Alam
70 70 B 70 70 B
1. Matematika
70 70 B 70 70 B
2. Biologi
70 70 B 70 70 B
3. Fisika
70 70 B 70 70 B
4. Kimia

Peminatan Ilmu-ilmu Sosial


70 70 B 70 70 B
1. Geografi
70 70 B 70 70 B
2. Sejarah
70 70 B 70 70 B
3. Sosiologi
70 70 B 70 70 B
4. Ekonomi

Pilihan Lintas Minat


1. Bahasa dan Sastra Inggris 70 70 B 70 70 B

2. Bahasa Arab 70 70 B 70 70 B

9. KENAIKAN KELAS.
Penentuan Kriteria Kenaikan Kelas untuk Kelas X berdasarkan dengan Peraturan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2016 dan Nomor 53
Tahun 2015, dan juga berdasarkan Panduan Penilaian untuk SMA oleh Direktorat
Jenderal Pendidikan Dasar Tahun 2017, Direktorat Pembinaan SMA.
1. Kriteria Kenaikan Kelas

74
A. Ketentuan Umum :

1) Kenaikan kelas dilaksanakan pada setiap akhir tahun pelajaran


2) Kriteria Kenaikan Kelas X ke Kelas XI ditentukan dengan
mempertimbangkan :
a. Nilai Akademik yang meliputi Nilai Pengetahuan, Nilai Praktik dan
Nilai Sikap / Afektif.
b. Nilai Kepribadian
c. Prosentase kehadiran

B. Ketentuan Khusus:

1) Kenaikan kelas dari kelas X ke kelas XI didasarkan pada rerata hasil


penilaian belajar pada semester 1 (satu) dan 2 (dua), dengan ketentuan
bahwa peserta didik tidak memiliki lebih dari 3 (tiga) mata pelajaran
yang tidak mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) baik nilai
pengetahuan dan/atau keterampilan.

2) Memiliki Nilai sikap mata pelajaran (Pend. Agama, PKn) minimal B


3) Prosentase ketidakhadiran :
~ Kehadiran komulatif selama semester 1 dan 2 minimal 85 %
dari seluruh hari efektif.
~ Jumlah hari efektif untuk Tahun Pelajaran 2017/2018 adalah
221 ( Dua Ratus Dua Puluh Satu ) hari.
~ Siswa dinyatakan tidak hadir apabila tidak masuk sekolah tanpa
keterangan (Alpa).
Keterangan:
*) Siswa yang mempunyai nilai kurang, harus memperbaikinya sehingga
mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).

10. Kriteria Kelulusan

75
Kriteria Kelulusan di SMA Negeri 1 Kandangserang mengacu pada
Permendikbud No 3 Tahun 2017, dan juga berdasarkan ketentuan Peraturan
Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015, untuk kriteria kelulusan nantinya akan
menyesuaikan dengan perubahan-perubahan aturan yang baru.

Peserta didik dinyatakan lulus dari Satuan Pendidika Setelah memenuhi kriteria:
a. menyelesaikan seluruh program pembelajaran;
b. memperoleh nilai sikap/perilaku minimal baik; dan
c. lulus Ujian Sekolah ( kriteria lulus ujian sekolah berpedoman Permendiknas
dan POS Ujian Sekolah yang berlaku pada tahun pelajaran 2017/2018 )

Target Kelulusan SMA Negeri 1 Kandangserang untuk Tahun Pelajaran


2017/2018, SMA Negeri 1 Kandangserang mematok target lulus 100%, untuk
mencapai target tersebut pihak sekolah akan melaksanakan program kegiatan
pembelajaran berupa Jam Tamabahan untuk Kelas XII, adapun pelaksanaan Jam
Tambahan akan dilaksanakan mulai bulan Oktober tahun 2017 sampai
menjelang pelaksanaan Ujian Nasional.

11. PENDIDIKAN KECAKAPAN HIDUP

SMA Negeri 1 Kandangserang menyelenggarakan pendidikan kecakapan hidup


yang meliputi dua macam kecakapan hidup ( life skill ), yaitu :

1). Kecakapan Umum, terdiri – dari :


- Kecakapan personal , misal : tumbuhnya rasa percaya diri, berpikir kreatif,
dan lain-lain
- Kecakapan sosial, misal : lebih komunikatif, beradaptasi, dan lain-lain.

2). Kecakapan Khusus, terdiri – dari :


- Kecakapan akademik, misal : beberapa pengahargaan dalam bidang
akademik

- Kecakapan vocational / kejuruan , misal : dihasilkan beberapa produk


kerajinan tangan dan seni, kemampuan berakting.

Kecakapan – kecakapan tersebut di berikan secara terpadu dan merupakan bagian


integral dari semua mata pelajaran, muatan lokal dan pengembangan diri.

76
Sedangkan dalam domain sikap, Pendidikan karakter direalisasikan dalam
seluruh kegiatan di SMA Negeri 1 Kandangserang, Kabupaten Pekalongan.
Adapun pelaksanaannya dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut:
a) Memilih dan menentukan nilai-nilai yang diprioritaskan untuk dikembangkan
dengan mempertimbangkan ketersediaan sarana dan kondisi yang ada.
b) Kepala sekolah melakukan sosialisasi ke semua warga sekolah (pendidik,
tenaga kependidikan, pesera didik, komite sekolah, dan orangtua peserta
didik) agar semua warga sekolah memiliki komitmen bersamam untuk
merealisasikan pembentukan karakter melalui nilai-niali yang diprioritaskan.
c) Merivisi kurikulum (dokumen I dan II) yang telah dimiliki dengan
mengintegrasikan nilai-nilai pendidikan karakter yang menjadi prioritas
disekolah.
d) Melaksanakan pembelajaran dengan silabus dan RPP yang telah
mengintegrasikan nilai-nilai pembentuk karakter.
e) Melakukan pembiasaan dalam bentuk perilaku dan kegiatan yang
mencerminkan dari nilai-nilai pendidikan karakter yang menjadi prioritas dari
SMA Negeri 1 Kandangserang, Kabupaten Pekalongan.
f) Nilai-nilai pendidikan karakter terintegrasi di seluruh mata pelajaran dan
termasuk muatan lokal sesuai dengan kekhasannya. Di dalam silabus nilai-
nilai pendidikan karakter tercantum dalam indikator kegiatan pembelajaran.
Sedangkan di dalam pegembangan diri nilai-nilai pendidikan karakter
diimplementasikan dalam program bimbingan konseling dan ekstrakurikuler.
Program ekstrakurikuler dilakukan melalui beberapa kegiatan seperti
kepramukaan, PMR, olahraga prestasi, kerohanian, maupun kepemimpinan.
Pendidikan karakter juga dilakukan melalui pembiasaan rutin, spontan, dan
keteladanan. Secara rinci, penerapan pendidikan karakter adalah sebagai
berikut:

1) Pembiasaan rutin, yaitu kegiatan yang dilakukan terjadwal, meliputi: upacara


bendera, senam, doa bersama, ketertiban, pemeliharaan kebersihan (Jum’at
bersih), dan kesehatan diri (Jum’at sehat).
2) Pembiasaan spontan, yaitu kegiatan tidak terjadwal dalam kejadian khusus,
meliputi: pembentukan perilaku memberi senyum, salam, dan sapa,
membuang sampah pada tempatnya, budaya antri, mengatasi silang pendapat

77
(pertengkaran), saling mengingatkan ketika melihat pelanggaran tata tertib
sekolah, kunjungan rumah, kesetiakawanan sosial, dan anjangsana.
3) Pembiasaan keteladanan, dalam bentuk perilaku sehari-hari, meliputi:
berpakaian rapi, berbahasa yang baik, rajin membaca, memuji kebaikan dan
keberhasilan orang lain, dan datang tepat waktu.

Pelaksanaan pendidikan karakter di SMA 1 Kandangserang juga dilakukan


melalui kegiatan sebagai berikut:

a. Kegiatan Rutin
Nilai-nilai Budaya dan Karakter
Bentuk Pelaksanaan Kegiatan
Bangsa yang dikembangkan
1. Berdoa sebelum dan sesudah pelajaran.
Religius
2. Setiap hari Jum’at melaksanakan
kegiatan infak.
3. Setiap pergantian jam pelajaran, siswa
memberi salam kepada guru.
4. Melakukan sholat Dzuhur berjamaah
sesuai dengan jadwal yang sudah
ditentukan bagi yang Muslim.
5. Memberikan kesempatan kepada semua
peserta didik untuk melakukan ibadah.
6. Anak diminta mengucapkan salam
sebelum dan sesudah kegiatan, jika
bertemu dengan guru, bicara dan
bertindak dengan memperhatikan sopan
santun.
7. Anak dibiasakan untuk mengucapkan
terima kasih, maaf, permisi, dan tolong.
8. Mengetuk pintu sebelum masuk
keruangan orang lain.
9. Meminta izin untuk menggunakan
barang orang lain.

Kedisiplinan 1. Membuat catatan kehadiran pendidik dan


peserta didik.
2. Jam 07.00 semua guru harus sudah
berada disekolah. Bagi guru yang tidak

78
Nilai-nilai Budaya dan Karakter
Bentuk Pelaksanaan Kegiatan
Bangsa yang dikembangkan

hadir tepat waktu diberikan teguran dan


pulang sesuai jadwal yang ditentukan.
(Senin – Kamis pukul 15.30, Jumat
pukul 16.00).
3. Pegawai tata usaha pukul 07.00 harus
sudah berada disekolah dan pulang pukul
15.30 (Senin – kamis ), Jum’at Pukul
16.00. Bila berhalangan hadir disekolah
maka harus ada surat pemberitahuan
kesekolah.
4. Kerapian dan kebersihan pakaian, dicek
setiap hari oleh guru, diawali oleh guru
jam pertama. Siswa yang tidak
berpakaian rapi diminta merapikannya
dan diberitahu cara berpakaian rapi.
(Kriteria rapi yaitu; baju dimasukkan,
atribut lengkap, menggunakan kaos kaki
dan sepatu yang ditentukan).
5. Kerapian rambut, dicek setiap hari
oleh setiap guru, panjang ukuran rambut
tidak boleh kena telinga dan kerah baju.
Apabila menemukan siswa yang
rambutnya tidak sesuai dengan aturan
yang ditetapkan, maka diminta untuk
mencukur rambut dan diberi tenggang
waktu 3 hari, sekiranya masih
membandel maka rambut yang
berssangkutan akan dipotong oleh guru
atau petugas yang ditunjuk oleh sekolah.
6. Guru dan pegawai berpakaian rapi.
7. Mengambil sampah yang berserakan.
8. Meminjam dan mengembalikan sendiri
buku perpustakaan kepada petugas
perpustakaan.
Peduli Lingkungan Lingkungan sekolah bersih
1. Membiasakan anak untuk membuang
sampah pada tempatnya.

79
Nilai-nilai Budaya dan Karakter
Bentuk Pelaksanaan Kegiatan
Bangsa yang dikembangkan

2. Setiap jam terakhir atau pukul 15.30


siswa melakukan kebersihan dan
memungut sampah disekitar kelasnya
didampingi guru yang mengajar jam
terakhir. Siswa membuang sampah kelas
ke TPS (Tempat pembuangan sampah).
3. Setiap hari jumat minggu ke-4 pukul
07.00 – 08.00 seluruh warga sekolah
melakukan jumat bersih.
4. Petugas kebersihan sekolah memungut
sampah yang ada di tempat
sampah, dikantor dan diluar jangkauan
siswa setelah istirahat ke-2 dan langsung
dibuang ke TPS SMA 1 Kandangserang.
5. Guru melaksanakan piket secara
berkelompok untuk melihat kebersihan
lingkungan.
6. Mengambil sampah yang berserakan.
Kelas berih
1. Piket kelas secara kelompok
membersihkan kelasnya, strategi setelah
pulang sekolah sesuai daftar piket.
2. Siswa secara individu menata bangku
dan kursi setelah pulang sekolah supaya
terlihat rapi.
3. Melakukan pengamatan kebersihan
lingkungan oleh penanggung jawab
lingkungan (kriterianya ditetapkan
sekolah), dilakukan setiap minggu dan
diumumkan pada saat upacara hari senin.
Kelas bersih akan diberikan penghargaan
berupa bendera hijau, dan kelas kotor
diberikan sanksi bendera merah. Kelas
yang lain dianggap agak bersih.
4. Tidak mencoret-coret tembok atau
bangku, kursi, fasilitas sekolah. Bagi
yang mencoret diberi sangsi

80
Nilai-nilai Budaya dan Karakter
Bentuk Pelaksanaan Kegiatan
Bangsa yang dikembangkan

membersihkan atau mengecat ulang.


Peduli Sosial 1. Mengumpulkan barang-barang yang
masih layak dipakai disekolah dan
menyumbangkannya pada yang
membutuhkan 1 x setahun.
2. Mengumpulkan sumbangan pada
moment tertentu, misalnya gempa bumi,
kebakaran, banjir, dan lain-lain (sifatnya
temporer).
3. Mengunjungi teman yang sakit.
Kejujuran 1. Menyediakan tempat temuan barang
hilang.
2. Transparansi laporan keuangan sekolah.
3. Menyediakan kotak saran dan
pengaduan.
4. Larangan mencontek saat ujian
Cinta tanah air 1. Menggunakan bahasa Indonesia dengan
baik dan benar.
2. Menyanyikan lagu kebangsaan setiap
upacara bender dan peringatan hari besar
nasional.
3. Memajang foto presiden dan wakil
presiden serta lambang negara.
4. Memajang foto para pahlawan nasional.
5. Menggunakan produk buatan dalam
negeri.

b. Kegiatan Spontan

81
Nilai-nilai Budaya dan
Karakter Bangsa yang Bentuk Pelaksanaan Kegiatan
dikembangkan

Religius 1. Memperingatkan peserta didik yang tidak


melaksanakan ibadah.
2. Memperingatkan jika tidak mengucapkan salam.
3. Meminta maaf bila melakukan kesalahan
Kedisiplinan 1. Membuat catatn kehadiran pendidik dan peserta
didik.
2. Memperingatkan siswa yang datangnya terlambat,
bila masih terlambat, maka diwajibkan menyapu
halaman sekolah yang masih kotor (sesuai tat
tertib sekolah)
3. Bagi guru yang tidak hadir tepat waktu diberikan
teguran dan sanksi. (sesuai dengan Peraturan
Disiplin Pegawai Negeri Sipil)
4. Siswa yang tidak berpakaian rapi diminta
merapikannya dan diberitahu cara berpakaian rapi.
5. Apabila menemukan siswa yang rambutnya tidak
sesuai dengan aturan yang ditetapkan, maka
diminta untuk mencukur rambut dan dikasih
tenggang waktu dua hari, sekiranya masih
membandel maka akan dipotong oleh guru/petugas
yang ditunjuk oleh sekolah.
6. Melerai pertengkaran.
Peduli Lingkungan 1. Menyuruh siswa memungut sampah yang dibuang
sembarangan.
2. Memberikan sanksi pada siswa yang punya
kebiasaan membuang sampah sembarangan.
Peduli Sosial 1. Mengunjungi teman yang sakit.
2. Melayat apabila ada orangtua/wali murid yang
meninggal dunia.
3. Mengumpulkan sumbangan untuk bencana alam.
4. Membentuk ketua pengumpulan sumbangan di
setiap kelas.

82
Nilai-nilai Budaya dan
Karakter Bangsa yang Bentuk Pelaksanaan Kegiatan
dikembangkan

Kejujuran 1. Memperingatkan siswa yang mencontek saat ujian.


2. Memperingatkan siswa yang mencontoh PR
temannya.

Kegiatan Keteladanan
Nilai-nilai Budaya dan
Karakter Bangsa yang Bentuk Pelaksanaan Kegiatan
dikembangkan

Religius 1. Memperingatkan peserta didik yang tidak


melaksanakan ibadah.
2. Pendidik berdoa bersama peserta didik sebelum
dan sesudah jam pelajaran.
3. Pendidik dan tenaga kependidikan melakukan
sholat dzuhur berjamaah sesuai dengan jadwal
yang sudah ditentukan.
4. Guru menjadi model yang baik dalam berdoa.
Ketika berdoa,maka guru memberi contoh dengan
berdoa dengan khusu’.
Kedisiplinan 1. Jam 07.00 semua guru harus sudah berada
disekolah menyambut siswa belajar.
2. Peagawai Tata Usaha jam 07.00 harus sudah
berada disekolah dan pulang jam 15.30
3. Mengambil sampah yang berserkan.
4. Berbicara yang sopan.
5. Mengucapkan terimakasih.
6. Meminta maaf.
7. Menghargai pendapat orang lain.
Peduli Lingkungan 1. Pendidik dan tenaga kependidikan membuang
sampah pada tempatnya.
2. Pendidik dan tenaga kependidikan bekerja bhakti
membersihkan sekolah bersama peserta didik.

83
Nilai-nilai Budaya dan
Karakter Bangsa yang Bentuk Pelaksanaan Kegiatan
dikembangkan

3. Pendidik dan tenaga kependidikan mengambil


sampah yang berserakan
Peduli Sosial 1. Pendidik dan tenaga kependidikan mengumpulkan
sumbangan setiap ada musibah intern dan bencana
alam untuk kegiatan sosial.
Kejujuran 1. Pendidik memberikan penilaian secara objektif.
2. Pendidik menepati janji pada peserta didik.
Cinta Tanah Air 1. Pendidik dan tenaga kependidikan melakukan
upacara dan peringatan hari besar bersama peserta
didik.

Dalam hal penerapan nilai-nilai pembentuk karakter, sekolah menerapkan kebijakan


untuk tidak menambah jumlah jam pelajaran khusus.

84
BAB IV
KALENDER PENDIDIKAN
Kalender Pendidikan SMA Negeri 1 Kandangserang mengacu pada kalender
Pendidikan yang dikeluarkan oleh Dinas Dikmen Provinsi Jawa Tengah dengan
beberapa perubahan yang disesuaikan dengan kegiatan khusus di SMA Negeri 1
Kandangserang , namun tetap memperhatikan kalender pendidikan yang terdapat pada
Standar isi.

A. PERMULAAN TAHUN PELAJARAN 2018 / 2019


Berikut ini Kalender Pendidikan 2018/2019 Jawa Tengah dengan Surat Edaran
Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah Nomor: 421/06729, tertanggal 26 April
2018 Pada hari-hari pertama masuk sekolah tanggal 16 s/d 18 Juli 2018 diisi dengan
kegiatan-kegiatan :
1. Peserta didik baru Kelas X kegiatan Masa Bimbingan Studi Peserta Didik yang
diantaranya berisi :
a. Wawasan Wiyata Mandala
b. Tata Krama peserta didik
c. Program dan Cara Belajar
d. Pengenalan Lingkungan Sekolah
e. Tata tertib Sekolah
f. Pengenalan Kegiatan Ekstra Kurikuler.
g. Perkenalan dengan teman sesama peserta didik, dengan Guru, Tata Usaha,
Komite Sekolah dan Pelaksana Sekolah
h. Kegiatan Olah Raga
i. Kegiatan Pramuka
2. Untuk peserta didik kelas XI dan XII melaksanakan kegiatan :
a. Pembenahan 5 K
b. Bakti Sosial
c. Penyegaran Mata Pelajaran
d. Diskusi Kelompok
e. Pemantapan Disiplin Sekolah

85
B. JUMLAH MINGGU EFEKTIF
Jumlah minggu efektif tahun pelajaran 2018 / 2019 SMA Negeri 1
Kandangserang adalah 32 minggu efektif dalam satu tahun, Secara detail adalah sebagai
berikut:

Minggu Jumlah
Jumlah
Bulan Tidak Minggu
Minggu
Efektif Efektif
Juli 2 1 1
Agustus 5 0 5
September 4 2 2
Oktober 5 0 5
Nopember 4 1 3
Desember 4 3 1
Januari 4 0 4
Februari 4 0 4
Maret 4 3 1
April 4 1 3
Mei 5 2 3
Juni 4 4 0
Jumlah Minggu Efektif 32

C. Pengaturan Waktu Libur


Sesuai dengan edaran Kalender Pendidikan Provinsi Jawa Tengah, secara detail
Jadwal waktu libur (jeda tengah semester, antar semester, libur akhir tahun pelajaran,
libur keagamaan, hari libur nasional dan hari libur khusus) SMA Negeri 1
Kandangserang tahun pelajaran 2018 / 2019 dapat dilihat pada tabel berikut :
16 Juli 2018 Permulaan Tahun Ajaran 2018/2019
16-18 Juli 2018 Hari Pertama Masuk Sekolah MOPD
17 Agustus 2018 Upacara HUT RI
22 Agustus 2018 Libur Umum Idul Adha 1439 H
11 September 2018 Libur Umum 1 Muharam 1440 H
17-25 September 2018 Ulangan Tengah Semester Gasal
24-27 September 2018 Kegiatan Jeda Semester
1 Oktober 2018 Upacara Hari Kesaktian Pancasila
28 Oktober 2018 Upacara Hari Sumpah Pemuda
10 November 2018 Upacara Peringatan Hari Pahlawan
20 November 2018 Libur Umum ( Maulid Nabi )

86
28 November-8
Desember 2018 Ulangan Ahir Semester Gasal
Ulangan Sususlan dan Persiapan
10 -13 Desember 2018 Penyerahan Hasil Belajar Smt Gasal
Penyerahan Buku Laporan Hasil
14 Desember 2018 Belajar Semester Gasal
17 - 31 Desember 2018 Libur Ahir Semester Gasal
Cuti Bersama Libur Umum (Hari raya
24 Desember 2018 Natal )
25 Desember 2018 Libur Umum ( Hari raya Natal )
Libur Umum ( Tahun Baru Masehi
1 Januari 2019 2019 )Libur Tahun Baru Imlek
2 Januarai 2019 Hari pertama Masuk Semester Genap
5 Februari 2019 Libur Umum (Tahun Baru Imlek)
4 -11 Maret 2019 Ulangan Tengeh Semester Genap
7 Maret 2019 Libur Umum ( Hari Raya Nyepi)
12-15 Maret 2019 Kegiatan jeda Semester Genap
18 – 27 Maret 2019 USBN
3 April 2019 Libur Umum ( Isro’ Mi’roj)
15-18 April 2019 Perkiraan UN SMA
19 april 2019 Libur Umum (Wafat Isa Al Masih)
21 April 2019 Peringatan Hari kartini
Libur Umum ( hari Buruh
1 Mei 2019 Internasional)
2 Mei 2019 Upacara Hari Pendidikan Nasional
7 – 8 Mei 2019 Perkiraan Libur Awal Puasa 1440 H
19 Mei 2019 Libur Umum ( hari Raya waisak )
20 Mei 2019 Peringatan hari Kebangkitan Nasional
22 – 31 Mei 2019 Ulangan Ahir Semester Genap ( UKK )
30 Mei 2019 Libur Umum ( Kenaikan Isa Al Masih)
1 Juni 2019 Libur Umum (Hari lahirnya Pancasila)
Cuti Bersama ( Hari Raya Idul Fitri
3 – 4 Juni 2019 1440 H)
5 – 6 Juni 2019 Libur Hari Raya Iedul Fitri 1440 H
Cuti Bersama Setelah Hari Raya Idul
7 – 8 Juni 2019 Fitri 1440 H
Libur Setelah Hari raya Idul Fitri 1440
10 – 12 Juni 2019 H

D. Tabel Kalender Kegiatan Sekolah


Seluruh kegiatan SMA Negeri 1 Kandangserang telah tercantum pada
kalender pendidikan sekolah Tahun Pelajaran 2018/2019, untuk detailnya dapat
dilihat pada tabel berikut.

87
Keterangan
16 Juli 2018 Permulaan Tahun Ajaran 2018/2019
17-19 Juli 2017 Hari Pertama Masuk Sekolah MOPD
17 Agustus 2017 Upacara HUT RI
1 September 2017 Libur Umum Idul Adha 1437 H
8 September 2017 Pelaksanaan Kurban
21 September 2017 Libur Umum 1 Muharam
18-26 September 2017 Ulangan Tengah Semester
27-30 September 2017 Jeda Semester
1 Oktober 2017 Upacara Kesaktian Pancasila
28 Oktober 2017 Upacara Sumpah Pemuda
10 November 2017 Upacara Hari Pahlawan
11-16 Desember 2017 Ulangan Akhir Semester Gasal
1 Desember 2017 Libur Umum Maulid Nabi SAW 1438 H
23 Desember 2017 Penyerahan Hasil Belajar
25 Des-2 Januari 2018 Libur Semester Gasal
25-26 Desember 2018 Libur Natal dan Cuti Bersama
1 Januari 2018 Libur Umum Tahun Baru 2018
15 - 31 Januari 2018 Pelaksanaan Jam Tambahan Kelas XII
28 Januari 2018 Libur Tahun Baru Imlek
5-10 Maret 2018 Ulangan Tengah Sem Genap
12-15 Maret 2018 Keg Jeda Semester
18 Maret 2018 Libur Hari Raya Nyepi
19-24 Maret 2018 Perkiraan Ujian Sekolah dan Praktik
30 Maret 2018 Libur Wafat Isa Al Masih
9-12 April 2018 Perkiraan Ujian Nasional Utama
16-18 April 2018 Perkiraan UN Susulan
24-31 Mei 2018 Ulangan Kenaikan Kelas
88
9 Juni 2018 Penyerahan Hasil Belajar
13-14 Juni 2018 Libur sebelum Ramadhan
25 Juni - 7 Juli 2018 Perkiraan PPDB 2018/2019
16 Juli 2018 Awal Tahun Ajaran Baru 2018/2019

BAB V
PENUTUP

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) disusun sebagai acuan dalam


pelaksanaaan proses pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Mengingat
pentingnya KTSP dalam proses pendidikan pada suatu satuan pendidikan, maka
pengembangan KTSP harus mempertimbangkan acuan, prinsip, dan prosedur
pengembangan yang berlaku.
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan di SMA Negeri 1 Kandangserang. Kami berharap dokumen KTSP ini dapat
diterapkan dengan sebaik-baiknya sehingga kegiatan belajar mengajar dapat mencapai
tujuan pendidikan yang sudah ditetapkan.
Akhirnya kesungguhan, komitmen, kerja keras dan kerjasama warga sekolah
secara keseluruhan merupakan kunci utama bagi perwujudan apa yang telah
direncanakan.

89
90
LAMPIRAN – LAMPIRAN

1. SK Tim Pengembang Kurikulum


2. Hasil verifikasi dan validasi oleh Dinas Pendidikan
Kabupaten Pekalongan
3. laporan hasil analisis konteks

91

Anda mungkin juga menyukai