PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1. Rasional
Undang -undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
menyebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,
isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Berdasarkan pengertian
tersebut, ada dua dimensi kurikulum, yang pertama adalah rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi, dan bahan pelajaran, sedangkan yang kedua adalah cara yang digunakan untuk
kegiatan pembelajaran.
Kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan faktorfaktor sebagai berikut:
a. Tantangan Internal Tantangan internal antara lain terkait dengan kondisi pendidikan
dikaitkan dengan tuntutan pendidikan yang mengacu kepada 8 (delapan) Standar Nasional
Pendidikan yang meliputi standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar
pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan,
standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. Tantangan internal lainnya terkait
dengan perkembangan penduduk Indonesia dilihat dari pertumbuhan penduduk usia
produktif. S aat ini jumlah penduduk Indonesia usia produktif (15-64 tahun) lebih banyak
dari usia tidak produktif (anak-anak berusia 0-14 tahun dan orang tua berusia 65 tahun ke
atas). Jumlah penduduk usia produktif ini akan mencapai puncaknya pada tahun 2020-2035
pada saat angkanya mencapai 70%. Oleh sebab itu tantangan besar yang dihadapi adalah
bagaimana mengupayakan agar sumberdaya manusia usia produktif yang melimpah ini
dapat ditransformasikan menjadi sumberdaya manusia yang memiliki kompetensi dan
keterampilan melalui pendidikan agar tidak menjadi beban.
b. Tantangan Eksternal Tantangan eksternal antara lain terkait dengan arus globalisasi dan
berbagai isu yang terkait dengan masalah lingkungan hidup, kemajuan teknologi dan
informasi, kebangkitan industri kreatif dan budaya, dan perkembangan pendidikan di
tingkat internasional. Arus globalisasi akan menggeser pola hidup masyarakat dari agraris
dan perniagaan tradisional menjadi masyarakat industri dan perdagangan modern seperti
dapat terlihat di World Trade Organization (WTO), Association of Southeast Asian
Nations (ASEAN) Community, AsiaPacific Economic Cooperation (APEC), dan ASEAN
Free Trade Area(AFTA). Tantangan eksternal juga terkait dengan pergeseran kekuatan
ekonomi dunia, pengaruh dan imbas teknosains serta mutu, investasi, dan transformasi
bidang pendidikan. Keikutsertaan Indonesia di dalam studi International Trends
inInternational Mathematics and Science Study (TIMSS) dan Programfor International
Student Assessment (PISA) sejak tahun 1999juga menunjukkan bahwa capaian anak-anak
Indonesia tidak menggembirakan dalam beberapa kali laporan yang dikeluarkan TIMSS
1
dan PISA. Hal ini disebabkan antara lain banyaknyamateri uji yang ditanyakan di TIMSS
dan PISA tidak terdapatdalam kurikulum Indonesia.
c. Penyempurnaan Pola Pikir Kurikulum 2013 dikembangkan dengan penyempurnaan pola
pikir sebagai berikut:
1) Pola pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi pembelajaran berpusat pada
peserta didik. Peserta didik harus memiliki pilihan-pilihan terhadap materi yang
dipelajari untuk memiliki kompetensi yang sama;
2) Pola pembelajaran satu arah (interaksi guru-peserta didik)menjadi pembelajaran
interaktif (interaktif guru-pesertadidik -masyarakat-lingkungan alam, sumber/ media
lainnya);
3) Pola pembelajaran terisolasi menjadi pembelajaran secara jejaring (peserta didik dapat
menimba ilmu dari siapa saja dan dari mana saja yang dapat dihubungi serta
diperolehmelalui internet);
4) Pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran aktif-mencari (pembelajaran siswa aktif
mencari semakin diperkuat dengan model pembelajaran pendekatan sains);
5) Pola belajar sendiri menjadi belajar kelompok (berbasis tim); 6) pola pembelajaran alat
tunggal menjadi pembelajaran berbasis alat multimedia;
6) Pola pembelajaran berbasis massal menjadi kebutuhan pelanggan (users) dengan
memperkuat pengembangan potensi khusus yang dimiliki setiap peserta didik;
7) Pola pembelajaran ilmu pengetahuan tunggal (monodiscipline) menjadi pembelajaran
ilmu pengetahuan jamak (multidisciplines); dan
8) Pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran kritis.
d. Penguatan Tata Kelola Kurikulum
Pelaksanaan kurikulum selama ini telah menempatkan kurikulum sebagai daftar Mata
pelajaran. Pendekatan Kurikulum 2013 untuk Sekolah Menegah Kejuruan/Madrasah
Aliyah Kejuruan diubah sesuai dengan kurikulum satuan pendidikan. Oleh karena itu
dalam Kurikulum 2013 dilakukan penguatan tata kelola sebagai berikut:
1) Tata kerja guru yang bersifat individual diubah menjadi tata kerja yang bersifat
kolaboratif;
2) Penguatan manajeman sekolah melalui penguatan kemampuan manajemen kepala
sekolah sebagai pimpinan kependidikan (educational leader); dan
3) Penguatan sarana dan prasarana untuk kepentingan manajemen dan proses
pembelajaran.
e. Penguatan Materi Penguatan materi dilakukan dengan cara pendalaman dan perluasan
materi yang relevan bagi peserta didik.
f. Karakteristik Kurikulum 2013 Kurikulum 2013 dirancang dengan karakteristik sebagai
berikut:
1) Mengembangkan keseimbangan antara pengembangan sikap spiritual dan sosial, rasa
ingin tahu, kreativitas, kerja sama dengan kemampuan intelektual dan psikomotorik;
2
2) Sekolah merupakan bagian dari masyarakat yang memberikan pengalaman belajar
terencana dimana peserta didik menerapkan apa yang dipelajari di sekolah ke
masyarakat dan memanfaatkan masyarakat sebagai sumber belajar;
3) Mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan serta menerapkannya dalam
berbagai situasi di sekolah dan masyarakat;
4) Memberi waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan berbagai sikap,
pengetahuan, dan keterampilan;
5) Kompetensi dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti kelas yang dirinci lebih lanjut
dalam kompetensi dasar Mata pelajaran;
6) Kompetensi inti kelas menjadi unsur pengorganisasi (organizing elements) kompetensi
dasar, dimana semua kompetensi dasar dan proses pembelajaran dikembangkan untuk
mencapai kompetensi yang dinyatakan dalam kompetensi inti;
7) Kompetensi dasar dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif, saling
memperkuat (reinforced) dan memperkaya (enriched) antarMata pelajaran dan jenjang
pendidikan (organisasi horizontal dan vertikal).
g. Tujuan Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki
kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif,
inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
bernegara, dan peradaban dunia.
3
d. Standar Pendidik Dan Tenaga Kependidikan
Kriteria kualifikasi pendidikan dan kelayakan fisik maupun mental, serta pendidikan
dalam penerapannya untuk kualifikasi pendidikan 85% adalah Sarjana Muda (S-1), 10%
Magister (S-2), dan 5% Diploma III (D-3) dan telah sesuai dengan mata pelajaran yang
diampunya.
e. Standar Sarana Dan Prasarana
Standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan kriteria minimal tentang ruang
belajar, tempat berolahraga, tempat beribadah, perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja,
tempat bermain, tempat berkreasi dan berekreasi, serta sumber belajar lain, yang
diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran, termasuk penggunaan teknologi
informasi dan komunikasi sebagain kecil belum tersedia. Sekolah kami baru memiliki 18
ruang belajar dalam kondisi baik, laboratotium praktik kompetensi memiliki 10
laboratoriun, 1 ruang perpustakaan, 1 gedung pertemuan, laboratorium komputer, dan
lapangan olahraga serbaguna.
f. Standar Pengelolaan
Standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan, dan
pengawasan kegiatan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan, kabupaten/kota,
provinsi, atau nasional agar tercapai efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pendidikan
perlu lebih ditingkatkan terutama dalam melaksanakan pengawasan dan supervisi
terhadap guru dalam proses pembelajaran. Supervisi akademik (kepada guru) dan
supervisi manajerial baru dapat dilaksanakan 1 kali dalam setiap semesternya.
g. Standar pembiayaan
Standar yang mengatur komponen dan besarnya biaya operasi satuan pendidikan yang
berlaku selama satu tahun sudah baik. Biaya operasional sekolah/ pendidikan tidak
sepenuhnya mengandalkan BOS dibantu oleh biaya swadaya.
h. Standar penilaian pendidikan
Standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan mekanisme, prosedur, dan instrumen
penilaian hasil belajar peserta didik sudah dapat dilaksanakan dengan baik yang meliputi
ulangan harian, ujian tengah semester, ujian kenaikan kelas, ujian nasional dan ujian
sekolah, Namun dikegiatan ulangan harian masih perlu ditingkatkan frekuensi dan
kualitasnya. Demikian halnya dengan pendokumentasian hasil evaluasi dan analisis hasil
evaluasi masih memerlukan perhatian khusus legalitas formal dalam melakukan suatu
kegiatan.
Perencanaan penyelenggaraan pendidikan di sekolah didasarkan pada hasil kajian teliti
sebelumnya. Kajian tersebut merupakan analisis keadaan nyata baik yang bersifat kekuatan
atau potensi sekolah, kelemahan, peluang dan tantangan serta hal-hal yang dapat berpengaruh
yang berasal dari lingkungan sekitar sekolah. Hasil kajian tersebut lalu dibandingkan dengan
keadaan ideal suatu sekolah sesuai dengan peraturan menteri pendidikan nomor 32 Tahun
2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan (SNP) dan peraturan lain yang berlaku dimana sekolah tersebut berdiri
4
(peraturan daerah). Dalam peraturan pemerintah tersebut (PP Nomor 32 Tahun 2013)
digambarkan tentang kondisi ideal sekolah yang termuat dalam 8 standar nasional pendidikan
yakni standar kopetensi lulusan, standar isi, standar proses, standar sarana prasarana, standar
pengelolaan, standar pembiayaan.
3. Kondisi ideal
Kondisi ideal adalah merupakan suatu keadan sekolah sesuati tuntutan yang terdapat
dalam SNP. Masing-masing standar tersebut adalah sebagai berikut :
a. Standar isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang dituangkan dalam
kriteria tentang kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian, kompetensi mata pelajaran,
dan silabus pembelajaran yang harus dipenuhi oleh peserta didik pada jenjang dan jenis
pendidikan tertentu.
b. Standar kompetensi lulusan adalah kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap,
pengetahuan, dan keterampilan.
c. Standar proses adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan
pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk mencapai standar kompetensi lulusan.
d. Standar pendidik dan tenaga kependidikan adalah kriteria pendidikan prajabatan dan
kelayakan fisik maupun mental, serta pendidikan dalam jabatan.
e. Standar sarana dan prasarana adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan
kriteria minimal tentang ruang belajar, tempat berolahraga, tempat beribadah,
perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja, tempat bermain, tempat berkreasi dan
berekreasi, serta sumber belajar lain, yang diperlukan untuk menunjang proses
pembelajaran, termasuk penggunaan teknologi informasi dan komunikasi.
f. Standar pengelolaan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan
perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan pendidikan pada tingkat satuan
pendidikan, kabupaten/kota, provinsi, atau nasional agar tercapai efisiensi dan efektivitas
penyelenggaraan pendidikan.
g. Standar pembiayaan adalah standar yang mengatur komponen dan besarnya biaya operasi
satuan pendidikan yang berlaku selama satu tahun.
h. Standar penilaian pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan
mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik.
5
: Sidoarjo
: Jawa Timur
5. Telepon/HP/Fax : Telp. 031-8987404, Fax. 031-8987233
6. Status Sekolah : Swasta
7. Nilai Akreditasi : A
8. Guru, Tenaga Administrasi, dan Peserta Didik
Tabel 8.1 Jumlah Guru Berdasarkan Ijasah Tertinggi Yang Dicapai
Ijazah Tertinggi
Sarmud / D3 S1 Magister/S2
Jabatan <SLTA Keg/ Non- Keg/ Non- Non- Jumlah
Keg
A3 Keg A4 Keg Keg
L P L P L P L P L P L P L P L P
Kepala Sekolah 1 1
-
Tetap 2 1 5 5 1 8
6
Guru
3
Tidak Tetap 3 3 8 22 5 7 1 2 2 17
6
4
Jumlah Guru - - - - 5 4 8 22 10 12 2 2 - 2 25
2
Tenaga Administrasi 1 1 5 4 13
8 6
6
10 Tehnologi Informatika
. Komputer 2
11
Pendidikan Seni
. 1 1
12
Bahasa Asing Lain
.
2 4
Jumlah
- 5 2
8.2 Tenaga Administrasi menurut jenis pekerjaan dan jenis kelamin
Kepala Benda- Petugas Petugas Juru UKS
Laboran Staf TU Pesuruh/Penjaga Jumlah11)
TU hara Instalasi Perpus Bengkel Perawat
L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (21) (22)
1 1 2 1 1 1 1 1 7 2 1 13 6
a. Peserta Didik
Tingkat I Tingkat II Tingkat III Jumlah
Paket Kode Paket Siswa Siswa Siswa Siswa
Keahlian Keahlian **)
Akreditasi Rom Rom Rom Rom
Bel L P Bel L P Bel L P Bel L P
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (16) (17) (18)
24
Farmasi 073 A 2 9 62 2 6 91 3 12 90 7 27
3
Analis Kesehatan 072 A 1 7 30 1 10 27 1 10 21 3 27 78
20
Keperawatan 070 A 2 4 48 2 9 71 2 7 83 6 20
2
Nautika Kapal
098 1 9 6 1 13 5 1 7 3 3 29 14
Niaga
19 19 10 53
Jumlah 6 29 146 6 38 7 36 19
4 7 3 7
7
25. Koperasi/Toko 1 8
26. Ruang BP/BK 1 8
27. Ruang Kepala Sekolah 1 24
28. Ruang Guru 1 42
29. Ruang TU 1 24
30. Ruang OSIS 1 15
31. Kamar Mandi/WC Guru Laki-laki 1 4
32. Kamar Mandi/WC Guru Perempuan 1 4
33. Kamar Mandi/WC Siswa Laki-laki 5 20
34. Kamar Mandi/WC Siswa Perempuan 6 24
35. Gudang 1 14
36. Ruang Ibadah 1 24
37. Rumah Penjaga Sekolah 1 4
38. Unit Produksi 1 66
39. Ruang Olahraga 1 2.800
34 3 21 30 18 74 74
0 0
8
17 Hendrik Prasetyawan Guru D-3 Seni Budaya
18 Ratnawati, S.Pd.I Guru S-1 Pend. Agama Islam
19 Saiful, S.Ag. Guru S-1 Pend. Agama Islam
20 Yusniar Pandu, S.Pd. Guru S-1 Pend. PKn
21 Nugroho, S.Pd. Guru S-1 Pend. Pkn
22 Adhitya Dhevi M, S.Pd. Guru S-1 Pend. Bahasa Indonesia
23 Arif Sudibyo, S.Pd. Guru S-1 Pend. Bahasa Indonesia
24 Adi Satria Bagus, S.Pd. Guru S-1 Penjaskesor
25 Gatot Afandi, S.Pd. Guru S-1 Penjaskesor
26 Dian Pratiwi, S.Pd. Guru S-1 Seni Rupa
27 Ema Deviana, S.Pd. Guru S-1 Pend. Bahasa Inggris
28 Khusnul Khotimah, S.Pd. Guru S-1 Pend. Bahasa Inggris
29 Moch. Adi Setiawan, S.Pd. Guru S-1 Pend. Bahasa Inggris
30 Airin, S.Pd. Guru S-1 Pend. Bahasa Inggris
31 Tata, S.Pd. Guru S-1 Pend. Bahasa Inggris
32 Usman Assufi, S.Pd Guru S-1 Matematika
33 Rindra, S.Pd. Guru S-1 Matematika
34 Nikmah, S.Pd. Guru S-1 Matematika
35 Sulistyowati, S.Pd. Guru S-1 Matematika
36 Aini, S.Pd. Guru S-1 Matematika
37 Amirul Khumaini Sholli, S.Pd. Guru S-1 Matematika
38 Anita, S.Pd. Guru S-1 Kimia
39 Ilmi, S.Pd. Guru S-1 Biologi
40 Ulfa, S.Pd. Guru S-1 Fisika
41 Oki, S.Pd. Guru S-1 Biologi
42 Leny Marlina, S.Pd. Guru S-1 Biologi
43 Rani, S.Pd. Guru S-1 Biologi
44 Diah Paramitha, S.Pd. Guru S-1 Kimia
45 Kurnia Wardah, S.Sos. Guru S-1 Sejarah
46 Heras Widiyoko, M.Pd. Guru S-2 Kewirausahaan
47 Alex Shandy. S.Kom. Guru S-1 Komputer
48 Linda Marlina, S.Pd Guru S-1 Kewirausahaan
49 Citra Adrian Negara, S.Psi. Guru S-1 Psikologi
50 Wahyu Ramadhita, A.Md. Kep. Guru D-3 Keperawatan
51 Eni Rahmawati, S.Kep., Ns. Guru S-1 Profesi Keperawatan
52 Muflikatul Umarroh, M.Kes. Guru S-2 Kesehatan Masyarakat
53 Suryadi, A.Md. Kep Guru D-3 Keperawatan
54 Angga Khasanawati, A.M.A.K Guru D-3 Analis Kesehatan
55 Novita, A.Md. AK Guru D-3 Analis Kesehatan
56 Ismu Dwi Supangkat, S.Farm., Apt Guru S-1 Farmasi Apoteker
57 Fahmi Ardianti, S.Farm., Apt. Guru S-1 Farmasi Apoteker
58 Zuanta, S.Farm., Apt. Guru S-1 Farmasi Apoteker
59 Noer Suheri Guru S-1 Farmasi
9
4. Adanya beberapa sumber daya manusia yang memiliki pengalaman dengan
pengelolaan sekolah.
5. SMK Mitra Sehat Mandiri Sidoarjo memiliki letak yang strategis dan mudah
dijangkau dengan menggunakan kendaraan umum.
6. SMK Mitra Sehat Mandiri Sidoarjo merupakan pelopor SMK Kesehatan Swasta
pertama di wilayah Krian.
b. Kelemahan (Weakness)
1. Ruang yang dimiliki oleh SMK Mitra Sehat Mandiri Sidoarjo hampir seluruhnya
untuk ruang kelas.
2. Sebagian guru memiliki kualifikasi formal belum S-1.
3. Kemampuan guru produktif berkaitan dengan KBK relative baru, sehingga
pelaksanaan tugas belum sepenuhnya sesuai dengan tuntutan KBK.
4. Jumlah Peserta Didik dengan laboratorium yang belum seimbang sehingga masih
perlu penambahan laboratorium.
c. Peluang (Opportunity)
1. SMK Mitra Sehat Mandiri Sidoarjo merupakan satu – satunya SMK Kesehatan di
wilayah Krian.
2. Letak daerah yang sangat strategis yang dapat dijangkau dari semua arah dengan
mudah dan berada pada daerah dengan populasi penduduk yang padat.
3. Jumlah SMP yang ada di sekitar SMK Mitra Sehat Mandiri Sidoarjo sangat besar,
dan hanya satu SMA Negeri dan beberapa SMA Swasta kecil.
4. Di seputar Krian telah berkembang daerah pemukiman dalam bentuk perumahan-
perumahan.
5. Kecenderungan masyarakat untuk kelanjutan pendidikan putra-putrinya setelah
tamat SMP terus melanjutkan pendidikan ke SMA.
6. Keberadaan SMA Negeri baru yang didirikan pemerintah berada di daerah yang
sulit dijangkau dengan kendaraan umum, sehingga SMK Mitra Sehat Mandiri
Sidoarjo menjadi pilihan kedua setelah SMA Negeri.
d. Ancaman (Threath)
1. Persepsi masyarakat terhadap sekolah swasta masih merupakan pilihan yang
kedua. Karena jika putranya diterima di SMA Negeri tanpaknya mereka merasa
mempunyai prestise tersendiri.
2. Regulasi pemerintah tentang pendirian dan Pengembangan sekolah negeri yang
ada di sekitar SMK Mitra Sehat Mandiri Sidoarjo.
3. Promosi sekolah menengah kejuruan dilakukan dengan gencar baik melalui media
TV maupun media yang lain.
10
4. Pengaruh krisis global yang menyebabkan kemampuan masyarakat menurun
karena system perburuhan yang sangat rawan dengan PHK.
5. SMK lain sebagai kompetitor yang pasti berbenah untuk membuat dirinya
menjadi lebih baik dan lebih dipercaya masyarakat.
SMK Mitra Sehat Mandiri Sidoarjo melaksanakan Kurikulum 2013 untuk
peserta didik klas X dan XI. Dalam proses penyelenggaraan program pendidikian
dan pelatihan dalam rangka pelaksanaan program Dual System of Education atau
biasa disebut Pendidikan Sistem Ganda (PSG), SMK Mitra Sehat Mandiri
Sidoarjo bekerjasama dengan dunia usaha dan dunia industri di Sidoarjo pada
umumnya, pada khususnya diluar Jawa Timur yaitu :
No. Dunia Usaha Dan Dunia Industri
Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo
Puskesmas Krian
Puskesmas Balongbendo
Puskesmas Tarik
Puskesmas Bareng Krajan
Puskesmas Porong
1. Puskesmas Taman
Puskesmas Wonoayu
Puskesmas Prambon
Puskesmas Padangan
Puskesmas Krembung
Puskesmas Urang Agung
Puskesmas Tulangan
2. Dinas Sosial Kabupaten Sidoarjo
3. RSUD Sidoarjo
4. RSUD Mojosari
5. Rumah Sakit Polri Bhayangkara Porong
6. Rumah Sakit Islam H.M. Mawardi
7. Rumah Sakit Rahman Rahim
8. Rumah Sakit Islam Siti Hajar Sidoarjo
9. Puskesmas se-Kabupaten Sidoarjo
10. Apotek BUMN dan Swasta
11. Pabrik Jamu Tradisional Dayang Sumbi
12. B2P2TOOT Karang Anyar – Tawangmangu Jawa Tengah
13. Rumah Sakit Jiwa Surakarta
14. Palang Merah Indonesia (PMI) Surakarta
15. PT. Century Healtcare Jakarta – Indonesia
16. Rumah Sakit Akademik Universitas Gadjah Mada
17. Laboratorium Medik Prodia
19. PT Pelindo Marine Service Indonesia
20. Disktrik Navigasi Kelas I Surabaya
22. Badan SAR Nasional Provinsi Jawa Timur
11
Fasilitas yang menunjang proses pembelajaran di SMK Mitra Sehat Mandiri Sidoarjo
antara lain : Ruang belajar teori dan ruang praktek (Laboratorium), yaitu :
1. Laboratorium Ilmu Resep
2. Laboratorium Kimia Analisa
3. Laboratorium Farmakognosi
4. Laboratorium Spektrofotometer
5. Laboratorium Teknologi Farmasi
6. Laboratorium Instrumen Farmasi
7. Lab Kimia
8. Lab Keperawatan
9. Lab. Analis Kesehatan
10. Lab. Nautika Kapal Niaga
11. Lab. Komputer CBT
12. Ruang Perpustakaan, dll.
C. Landasan
1. Landasan Filosofis
Landasan filosofis dalam pengembangan kurikulum menentukan kualitas peserta didik
yang akan dicapai kurikulum, sumber dan isi dari kurikulum, proses pembelajaran, posisi
peserta didik, penilaian hasil belajar, hubungan peserta didik dengan masyarakat dan
lingkungan alam di sekitarnya. Kurikulum 2013 dikembangkan dengan landasan filosofis
yang memberikan dasar bagi pengembangan seluruh potensi peserta didik menjadi manusia
Indonesia berkualitas yang tercantum dalam tujuan pendidikan nasional.
12
Pada dasarnya tidak ada satupun filosofi pendidikan yang dapat digunakan secara
spesifik untuk pengembangan kurikulum yang dapat menghasilkan manusia yang berkualitas.
Berdasarkan hal tersebut, Kurikulum 2013 dikembangkan menggunakan filosofi sebagai
berikut :
1. Pendidikan berakar pada budaya bangsa untuk membangun kehidupan bangsa masa
kini dan masa mendatang. Pandangan ini menjadikan Kurikulum 2013
dikembangkan berdasarkan budaya bangsa Indonesia yang beragam, diarahkan untuk
membangun kehidupan masa kini, dan untuk membangun dasar bagi kehidupan
bangsa yang lebih baik di masa depan. Mempersiapkan peserta didik untuk
kehidupan masa depan selalu menjadi kepedulian kurikulum, hal ini mengandung
makna bahwa kurikulum adalah rancangan pendidikan untuk mempersiapkan
kehidupan generasi muda bangsa. Dengan demikian, tugas mempersiapkan generasi
muda bangsa menjadi tugas utama suatu kurikulum. Untuk mempersiapkan
kehidupan masa kini dan masa depan peserta didik, Kurikulum 2013
mengembangkan pengalaman belajar yang memberikan kesempatan luas bagi peserta
didik untuk menguasai kompetensi yang diperlukan bagi kehidupan di masa kini dan
masa depan, dan pada waktu bersamaan tetap mengembangkan kemampuan mereka
sebagai pewaris budaya bangsa dan orang yang peduli terhadap permasalahan
masyarakat dan bangsa masa kini.
2. Peserta didik adalah pewaris budaya bangsa yang kreatif. Menurut pandangan
filosofi ini, prestasi bangsa di berbagai bidang kehidupan di masa lampau adalah
sesuatu yang harus termuat dalam isi kurikulum untuk dipelajari peserta didik. Proses
pendidikan adalah suatu proses yang memberi kesempatan kepada peserta didik
untuk mengembangkan potensi dirinya menjadi kemampuan berpikir rasional dan
kecemerlangan akademik dengan memberikan makna terhadap apa yang dilihat,
didengar, dibaca, dipelajari dari warisan budaya berdasarkan makna yang ditentukan
oleh lensa budayanya dan sesuai dengan tingkat kematangan psikologis serta
kematangan fisik peserta didik. Selain mengembangkan kemampuan berpikir
rasional dan cemerlang dalam akademik, Kurikulum 2013 memposisikan keunggulan
budaya tersebut dipelajari untuk menimbulkan rasa bangga, diaplikasikan dan
dimanifestasikan dalam kehidupan pribadi, dalam interaksi sosial di masyarakat
sekitarnya, dan dalam kehidupan berbangsa masa kini.
3. Pendidikan ditujukan untuk mengembangkan kecerdasan intelektual dan
kecemerlangan akademik melalui pendidikan disiplin ilmu. Filosofi ini menentukan
bahwa isi kurikulum adalah disiplin ilmu dan pembelajaran adalah pembelajaran
disiplin ilmu (essentialism). Filosofi ini bertujuan untuk mengembangkan
kemampuan intelektual dan kecemerlangan akademik.
4. Pendidikan untuk membangun kehidupan masa kini dan masa depan yang lebih baik
dari masa lalu dengan berbagai kemampuan intelektual, kemampuan berkomunikasi,
sikap sosial, kepedulian, dan berpartisipasi untuk membangun kehidupan masyarakat
13
dan bangsa yang lebih baik (experimentalism and social reconstructivism). Dengan
filosofi ini, Kurikulum 2013 bermaksud untuk mengembangkan potensi peserta didik
menjadi kemampuan dalam berpikir reflektif bagi penyelesaian masalah sosial di
masyarakat, dan untuk membangun kehidupan masyarakat demokratis yang lebih
baik.
Dengan demikian, Kurikulum 2013 menggunakan filosofi sebagaimana di atas dalam
mengembangkan kehidupan individu peserta didik dalam beragama, seni, kreativitas,
berkomunikasi, nilai dan berbagai dimensi inteligensi yang sesuai dengan diri seorang peserta
didik dan diperlukan masyarakat, bangsa dan umat manusia.
2. Landasan Sosiologis
Kurikulum 2013 dikembangkan atas dasar adanya kebutuhan akan perubahan rancangan
dan proses pendidikan dalam rangka memenuhi dinamika kehidupan masyarakat, bangsa, dan
negara, sebagaimana termaktub dalam tujuan pendidikan nasional. Dewasa ini perkembangan
pendidikan di Indonesia tidak bisa dilepaskan dari perkembangan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni.
Perubahan ini dimungkinkan karena berkembangnya tuntutan baru dalam masyarakat,
dunia kerja, dan dunia ilmu pengetahuan yang berimplikasi pada tuntutan perubahan
kurikulum secara terus menerus. Hal itu dimaksudkan agar pendidikan selalu dapat menjawab
tuntutan perubahan sesuai dengan jamannya. Dengan demikian keluaran pendidikan akan
mampu memberikan kontribusi secara optimal dalam upaya membangun masyarakat berbasis
pengetahuan (knowledge-based society).
3. Landasan Psikopedagogis
Kurikulum 2013 dimaksudkan untuk memenuhi tuntutan perwujudan konsepsi
pendidikan yang bersumbu pada perkembangan peserta didik beserta konteks kehidupannya
sebagaimana dimaknai dalam konsepsi pedagogik transformatif. Konsepsi ini menuntut
bahwa kurikulum harus didudukkan sebagai wahana pendewasaan peserta didik sesuai dengan
perkembangan psikologisnya dan mendapatkan perlakuan pedagogis sesuai dengan konteks
lingkungan dan jamannya. Kebutuhan ini terutama menjadi prioritas dalam merancang
kurikulum untuk jenjang pendidikan dasar khususnya SD.
Oleh karena itu pendidikan di SD yang selama ini sangat menonjolkan kurikulum dan
pembelajaran berbasis mata pelajaran, perlu dikembangkan menjadi kurikulum yang bersifat
tematik-terpadu. Konsep kurikulum tematik-terpadu mencerminkan pertimbangan
psikopedagogis anak usia sekolah yang sangat memerlukan penanganan kurikuler yang sesuai
dengan perkembangannya.
4. Landasan Teoritis
Kurikulum 2013 dikembangkan atas teori “pendidikan berdasarkan standar” (standard-
based education), dan teori kurikulum berbasis kompetensi (competency-based curriculum).
14
Pendidikan berdasarkan standar menetapkan adanya standar nasional sebagai kualitas minimal
warganegara yang dirinci menjadi standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan,
standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan,
standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. Kurikulum berbasis kompetensi
dirancang untuk memberikan pengalaman belajar seluas-luasnya bagi peserta didik dalam
mengembangkan kemampuan untuk bersikap, berpengetahuan, berketerampilan, dan
bertindak.
Kurikulum 2013 menganut: (1) pembelajaan yang dilakukan guru (taught curriculum)
dalam bentuk proses yang dikembangkan berupa kegiatan pembelajaran di sekolah, kelas, dan
masyarakat; dan (2) pengalaman belajar langsung peserta didik (learned-curriculum) sesuai
dengan latar belakang, karakteristik, dan kemampuan awal peserta didik. Pengalaman belajar
langsung individual peserta didik menjadi hasil belajar bagi dirinya, sedangkan hasil belajar
seluruh peserta didik menjadi hasil kurikulum.
5. Landasan Yuridis
UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;
PP Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah
Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan;
Permendikbud Nomor 60 Tahun 2014 tentang Kurikulum SMK;
Permendikbud Nomor 61 Tahun 2014 tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah;
Permendikbud Nomor 62 Tahun 2014 tentang Kegiatan Ekstrakurikuler Pendidikan
Dasar dan Pendidikan Menengah;
Permendikbud Nomor 63 Tahun 2014 tentang Pendidikan Kepramukaan sebagai
Ekstra Kurikuler Wajib;
Permendikbud Nomor 79 Tahun 2014 tentang Implementasi Mulok Kurikulum 2013;
Permendikbud Nomor 111 Tahun 2014 tentang Bimbingan dan Konseling pada
Pendidikan Dasar dab Pendidikan Menengah;
Permendikbud Nomor 53 Tahun 2015 tentang Penilai Hasil Belajar oleh Pendidik dan
Satuan Pendidikan pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah;
Permendikbud Nomor 20 Tahun 2016 tentang Standar Kompetensi Lulusan
Pendidikan Menengah Kejuruan;
Permendikbud Nomor 21 Tahun 2016 tentang Standar Isi Pendidikan Menengah
Kejuruan;
Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Menengah
Kejuruan;
Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian Pendidikan
Menengah Kejuruan;
Permendikbud Nomor 24 Tahun 2016 tentang Struktur Kurikulum;
15
Keputusan Dirjen Dikdasmen Nomor 374/KEP.D/KR/2016 tanggal 11 Juli 2016
tentang Penetapan Satuan Pendidikan Pengguna Kurikulum 2013;
Keputusan Dirjen Dikdasmen Nomor 375/KEP.D/KR/2016 tanggal 14 Juli 2016
tentang Penetapan Satuan Pendidikan Pengguna Kurikulum 2013 secara mandiri;
Keputusan Dirjen Dikdasmen Nomor 4678/D/KEP/MK/2016 tentang Spektrum
Keahlian Pendidikan Menengah Kejuruan;
Keputusan Dirjen Dikdasmen Nomor 253/KEP.D/KR/2017, Tanggal 7 April 2017
tentang Penetapan Satuan Pengguna Kurikulum 2013;
Keputusan Dirjen Dikdasmen Nomor 130/D/KEP/KR/2017 tentang Struktur
Kurikulum Pendidikan Dasar dan Menengah;
Panduan Penilaian SMK oleh Direktorat Pembinaan SMK Tahun 2017
Pergub Jawa Timur Nomor 29 Tahun 2014 tentang Mata Pelajaran bahasa Daerah
sebagai Muatan Lokal Wajib di Sekolah dan Madrasah.
16
BAB II
TUJUAN PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN, VISI DAN MISI
SEKOLAH
1. Mempersiapkan peserta didik agar menjadi manusia yang religius dengan taat
menjalankan ibadah dan nilai-nilai agama yang dianut dan saling bertoleransi dengan
pemeluk agama lain.
2. Mempersiapkan peserta didik agar menjadi manusia yang berkarakter sesuai dengan
budaya dan ciri bangsa Indonesia dalam kehidupan dan pergaulan sehari-hari di
sekolah, masyarakat, dan di dalam menjalankan pekerjaan sebagai asisten tenaga
kesehatan dan pelaut.
3. Membekali peserta didik agar mampu memilih karir, ulet dan gigih dalam
berkompetensi, beradaptasi di lingkungan kerja serta mampu mengembangkan sikap
profesional sesuai dengan pekerjaannya.
17
4. Mempersiapkan peserta didik agar menjadi manusia yang produktif, mampu bekerja
mandiri dengan berwirausaha, mengisi kesempatan kerja yang ada sebagai tenaga
kerja tingkat menengah sesuai kompetensi keahliannya.
5. Membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni agar mampu
mengembangkan diri dikemudian hari baik secara mandiri maupun melalui jenjang
pendidikan yang lebih tinggi dan bersaing secara global.
18
BAB III
PROFIL LULUSAN DAN SKL KOMPETENSI KEAHLIAN
19
jawab membimbing orang lainsesuai jawab atas kuantitas dan kualitas
bidang dan lingkup kerja dalam hasil kerja orang lain sesuai bidang
konteks diri sendiri, keluarga, dan lingkup kerja dalam konteks diri
sekolah, masyarakat, bangsa, negara, sendiri, keluarga, sekolah,
dan industri lingkup lokal, nasional, masyarakat, bangsa, negara, dan
regional, dan internasional. industri lingkup lokal, nasional,
regional, dan internasional.
20
dengan pengawasan langsung atasan pengawasan tidak langsung atasan
berdasarkan kuantitas dan kualitas berdasarkan kuantitas dan kualitas
terukur sesuai standar kompetensi terukur sesuai standar kompetensi
kerja, dan dapat diberi tugas kerja, serta bertanggung jawab atas
membimbing orang lain. hasil kerja orang lain.
21
BAB IV
DESKRIPSI KOMPETENSI
22
4. Bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri dan dapat diberi tanggung jawab atas
kuantitas dan mutu hasil kerja orang lain.
23
humaniora dalam konteks budaya, dan humaniora dalam
pengembangan potensi diri konteks pengembangan potensi diri
sebagai bagian dari keluarga, sebagai bagian dari keluarga,
sekolah, dunia kerja, warga sekolah, dunia kerja, warga
masyarakat nasional, regional, masyarakat nasional, regional, dan
dan internasional. internasional.
Keterampilan Melaksanakan tugas spesifik, Melaksanakan tugas spesifik,
(KI-4) dengan menggunakan alat, dengan menggunakan alat,
informasi, dan prosedur kerja informasi, dan prosedur kerja yang
yang lazim dilakukan serta lazim dilakukan serta
menyelesaikan masalah menyelesaikan masalah kompleks
sederhana sesuai dengan sesuai dengan bidang kerja.
bidangkerja.
Menampilkan kinerja mandiri
Menampilkan kinerja di bawah dengan mutu dan kuantitas yang
bimbingan dengan mutu dan terukur sesuai dengan standar
kuantitas yang terukur sesuai kompetensi kerja.
dengan standar kompetensi
kerja. Menunjukkanketerampilan
menalar, mengolah, dan menyaji
Menunjukkanketerampilan secara efektif, kreatif, produktif,
menalar, mengolah, dan menyaji kritis, mandiri, kolaboratif,
secara efektif, kreatif, produktif, komunikatif, dan solutif dalam
kritis, mandiri, kolaboratif, ranah abstrakterkait dengan
komunikatif, dan solutif dalam pengembangan dari yang
ranah abstrakterkait dengan dipelajarinya di sekolah, serta
pengembangan dari yang mampu melaksanakan tugas
dipelajarinya di sekolah, serta spesifik secara mandiri.
mampu melaksanakan tugas
spesifik di bawah pengawasan Menunjukkan keterampilan
langsung. mempersepsi, kesiapan, meniru,
membiasakan, gerak mahir,
Menunjukkan keterampilan menjadikan gerak alami, sampai
mempersepsi, kesiapan, meniru, dengan tindakan orisinal dalam
membiasakan, gerak mahir, ranah konkret terkait dengan
menjadikan gerak alami, dalam pengembangan dari yang
ranah konkret terkait dengan dipelajarinya di sekolah, serta
pengembangan dari yang mampu melaksanakan tugas
dipelajarinya di sekolah, serta spesifik secara mandiri.
mampu melaksanakan tugas
24
spesifik di bawah pengawasan
langsung.
25
memperhatikan karakteristik mata pelajaran serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.
Adapun deskripsi kompetensi inti dan kompetensi dasar mata pelajaran terlampir.
Adapun deskripsi kompetensi inti dan kompetensi dasar adalah sebagai berikut:
1. Deskripsi Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Muatan Nasional
(A) terlampir.
2. Deskripsi Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Muatan
Kewilayahan (B) terlampir.
3. Deskripsi Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Peminatan
Kejuruan (C): Dasar Bidang Keahlian (C1), Dasar Program Keahlian (C2),
Kompetensi Keahlian (C3) terlampir.
BAB V
26
STRUKTUR KURIKULUM DAN PERATURAN AKADEMIK
A. Struktur Kurikulum
1. Struktur Kurikulum 2013 Revisi Kelas X
Program Keahlian : Keperawatan
Kompetensi Keahlian : Asisten Keperawatan
MATA ALOKASI
PELAJARAN WAKTU
A. Muatan Nasional
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 318
2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 212
3. Bahasa Indonesia 354
4. Matematika 424
5. Sejarah Indonesia 108
6. Bahasa Inggris dan Bahasa Asing Lainnya 352
B. Muatan Kewilayahan
1. Seni Budaya 108
2. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan 144
Jumlah A dan B 2.020
C. Muatan Peminatan Kejuruan
C1. Dasar Bidang Keahlian
1. Simulasi dan Komunikasi Digital 108
2. Fisika 72
3. Biologi 72
4. Kimia 72
C2. Dasar Program Keahlian
1. Konsep Dasar Keperawatan 108
2. Anatomi dan Fisiologi 108
3. Komunikasi Keperawatan 108
4. Ilmu Kesehatan Masyarakat 144
C3. Kompetensi Keahlian
1. Keterampilan Dasar Tindakan Keperawatan 594
2. Kebutuhan Dasar Manusia 560
3. Ilmu Penyakit dan Penunjang Diagnostik 560
4. Produk Kreatif dan Kewirausahaan 350
Jumlah C (C1, C2, dan C3) 2.856
Total 4.876
27
KELAS
MATA PELAJARAN X XI XII
1 2 1 2 1 2
A. Muatan Nasional
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 3 3 3 3 3
Pendidikan Pancasila dan
2. 2 2 2 2 2 2
Kewarganegaraan
3. Bahasa Indonesia 4 4 3 3 3 3
4. Matematika 4 4 4 4 4 4
5. Sejarah Indonesia 3 3 - - - -
Bahasa Inggris dan Bahasa Asing
6. 3 3 3 3 4 4
Lainnya
B. Muatan Kewilayahan
1. Seni Budaya 3 3 - - - -
PendidikanJasmani, Olahraga, dan
2. 2 2 2 2 - -
Kesehatan
Jumlah A dan B 24 24 17 17 16 16
C. Muatan Peminatan Kejuruan
C1. Dasar Bidang Keahlian
1. Simulasi dan Komunikasi Digital 3 3 - - - -
2. Fisika 2 2 - - - -
3. Biologi dan Kimia 2 2 - - - -
4. Kimia 2 2 - - - -
C2. Dasar Program Keahlian
1. Konsep Dasar Keperawatan 3 3 - - - -
2. Anatomi dan Fisiologi 3 3 - - - -
3. Komunikasi Keperawatan 3 3 - - - -
4. Ilmu Kesehatan Masyarakat 4 4 - - - -
C3. Kompetensi Keahlian
Keterampilan Dasar Tindakan
1. - - 8 8 9 9
Keperawatan
2. Kebutuhan Dasar Manusia - - 8 8 8 8
3. Ilmu Penyakit dan Penunjang Diagnostik - - 8 8 8 8
4. Produk Kreatif dan Kewirausahaan - - 5 5 5 5
Jumlah C (C1, C2, dan C3) 22 22 29 29 30 30
Total 46 46 46 46 46 46
Program Keahlian : Teknologi Laboratorium Medik
Kompetensi Keahlian : Teknologi Laboratorium Medik
ALOKASI
MATA PELAJARAN
WAKTU
A. Muatan Nasional
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 318
2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 212
3. Bahasa Indonesia 354
4. Matematika 424
5. Sejarah Indonesia 108
6. Bahasa Inggris dan Bahasa Asing lainnya 352
B. Muatan Kewilayahan
1. Seni Budaya 108
2. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan 144
Jumlah A dan B 2.020
C. Muatan Peminatan Kejuruan
C1. Dasar Bidang Keahlian
1. Simulasi dan Komunikasi Digital 108
2. Fisika 72
3. Biologi 72
4. Kimia 72
C2. Dasar Program Keahlian
1. Anatomi Fisiologi 144
Dasar Manajemen Laboratorium Dan Kesehatan
2. Lingkungan 144
3. Laboratorium Dasar Kesehatan 180
C3. Kompetensi Keahlian
1. Imunoserologi 280
2. Mikrobiologi Kesehatan 486
3. Kimia Klinik 384
4. Hematologi 420
5. Histologi 144
6. Produk Kreatif dan Kewirausahaan 350
Jumlah C (C1, C2, dan C3) 2.856
Total 4.876
KELAS
MATA PELAJARAN X XI XII
1 2 1 2 1 2
A. Muatan Nasional
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 3 3 3 3 3
2. Pendidikan Pancasila dan
2 2 2 2 2 2
Kewarganegaraan
3. Bahasa Indonesia 4 4 3 3 3 3
4. Matematika 4 4 4 4 4 4
5. Sejarah Indonesia 3 3 - - - -
6. Bahasa Inggris dan Bahasa Asing lainnya 3 3 3 3 4 4
B. Muatan Kewilayahan
1. Seni Budaya 3 3 - - - -
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan
2. 2 2 2 2 - -
Kesehatan
Jumlah A dan B 24 24 17 17 16 16
C. Muatan Peminatan Kejuruan
C1. Dasar Bidang Keahlian
1. Simulasi dan Komunikasi Digital 3 3 - - - -
2. Fisika 2 2 - - - -
3. Biologi 2 2 - - - -
4. Kimia 2 2 - - - -
C2. Dasar Keahlian
1. Anatomi Fisiologi 4 4 - - - -
2. Dasar Manajemen Laboratorium Dan
4 4 - - - -
Kesehatan Lingkungan
3. Laboratorium Dasar Kesehatan 5 5 - - - -
C3. Kompetensi Keahlian
1. Imunoserologi - - 4 4 4 4
2. Mikrobiologi Kesehatan - - 5 5 9 9
3. Kimia Klinik - - 5 5 6 6
4. Hematologi - - 6 6 6 6
5. Histologi - - 4 4 - -
6. Produk Kreatifdan Kewirausahaan - - 5 5 5 5
Jumlah C (C1, C2, C3) 22 22 29 29 30 30
Total 46 46 46 46 46 46
Program Keahlian : Farmasi
Kompetensi Keahlian : Farmasi Klinis Dan Komunitas
ALOKASI
MATA PELAJARAN WAKTU
A. Muatan Nasional
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 318
2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 212
3. Bahasa Indonesia 354
4. Matematika 424
5. Sejarah Indonesia 108
6. Bahasa Inggris 352
B. Muatan Kewilayahan
1. Seni Budaya 108
2. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan 144
Jumlah A dan B 2.020
C. Muatan Peminatan Kejuruan
C1. Dasar Bidang Keahlian
1. Simulasi dan Komunikasi Digital 108
2. Biologi 72
3. Kimia 72
4. Fisika 72
C2. Dasar Program Keahlian
1. Dasar-DasarKefarmasian 252
2. Perundang-undangan Kesehatan 72
3. Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lingkungan Hidup 72
4. Tanaman Obat Indonesia 72
C3. Kompetensi Keahlian
1. Pelayanan Farmasi 840
2. Farmakognosi 280
3. Farmakologi 280
4. Kimia Farmasi 314
5. Produk Kreatif dan Kewirausahaan 350
Jumlah C (C1, C2, dan C3) 2.856
Total 4.876
KELAS
MATA PELAJARAN X XI XII
1 2 1 2 1 2
A. Muatan Nasional
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 3 3 3 3 3
2. Pendidikan Pancasila dan
2 2 2 2 2 2
Kewarganegaraan
3. Bahasa Indonesia 4 4 3 3 3 3
4. Matematika 4 4 4 4 4 4
5. Sejarah Indonesia 3 3 - - - -
6. Bahasa Inggris dan Bahasa Asing lainnya 3 3 3 3 4 4
B. Muatan Kewilayahan
1. Seni Budaya 3 3 - - - -
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan
2. 2 2 2 2 - -
Kesehatan
Jumlah A dan B 24 24 17 17 16 16
C. Muatan Peminatan Kejuruan
C1. Dasar Bidang Keahlian
1. Simulasi dan Komunikasi Digital 3 3 - - - -
2. Biologi 2 2 - - - -
3. Kimia 2 2 - - - -
4. Fisika 2 2
C2. Dasar Keahlian
1. Dasar-Dasar Kefarmasian 7 7 - - - -
2. Perundang-undangan Kesehatan 2 2 - - - -
Keselamatan Kesehatan Kerja dan
3. 2 2 - - - -
Lingkungan Hidup
4. Tanaman Obat Indonesia 2 2 - - - -
C3. Kompetensi Keahlian
1. Pelayanan Farmasi - - 12 12 12 12
2. Farmakognosi - - 4 4 4 4
3. Farmakologi - - 4 4 4 4
4. Kimia Farmasi - - 4 4 5 5
5. Produk Kreatifdan Kewirausahaan - - 5 5 5 5
Jumlah C (C1, C2, dan C3) 22 22 29 29 30 30
Total 46 46 46 46 46 46
KELAS
MATA PELAJARAN X XI XII
1 2 1 2 1 2
A. Muatan Nasional
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 3 3 3 3 3
2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 2 2 2 2 2 2
3. Bahasa Indonesia 4 4 3 3 3 3
4. Matematika 4 4 4 4 4 4
5. Sejarah Indonesia 3 3 - - - -
6. Bahasa Inggris dan Bahasa Asing Lainnya 3 3 3 3 4 4
B. Muatan Kewilayahan
1. Seni Budaya 3 3 - - - -
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan
2. 2 2 2 2 - -
Kesehatan
Jumlah A dan B 27 27 17 17 16 16
C. Muatan Peminatan Kejuruan
C1. Dasar Bidang Keahlian
1. Simulasi dan Komunikasi Digital 3 3
2. Fisika 2 2 - - - -
3. Kimia 2 2 - - - -
C2. Dasar Program Keahlian
Prosedur Darurat dan SAR (Emergency
1. 2 2 - - - -
Procedure and SAR)
KELAS
MATA PELAJARAN X XI XII
1 2 1 2 1 2
2. Hukum Maritim (Maritime Law) 2 2 - - - -
Pencegahan Pencemaran Lingkungan Laut
3. (Marine Pollution of Prevention include 2 2 - - - -
Environment Awareness)
4. Bahasa Inggris Maritim (Maritime English) 4 4 - - - -
Konstruksi dan Stabilitas Kapal (Ship
5. 5 5 - - - -
Construction and Stability)
C3. Kompetensi Keahlian
1. Ilmu Pelayaran Datar (TerrestrialNavigation) - - 5 6 3 6
Sistem Navigasi Elektronik (Electronic
2. - - 6 - - -
Navigation System)
Sistem Kemudi Kompas (Compasses and
3. - - - - 6 -
Steering System)
4. Meteorologi (Meteorology) - - - - 6 -
P2TL dan Dinas Jaga (Col Reg & Watchkeeping
5. Include Introduction to BRM & Security Awareness) - - - 4 4 4
15 Komunikasi Keperawatan 5 5 - - - -
C3. Paket Keahlian
16 Keterampilan Dasar Tindakan Keperawatan - - 8 8 10 10
17 Kebutuhan dasar manusia - - 6 6 8 8
18 Ilmu Penyakit - - 6 6 8 8
19 Ilmu kesehatan masyarakat - - 4 4 3 3
20 Pengembangan Produk Kreatif (PPK) - - 3 3 3 3
Jumlah C1,C2 dan C3 26 26 27 27 32 32
TOTAL 48 48 48 48 48 48
STRUKTUR FARMASI
Komponen Alokasi Waktu
Kelas X Kelas XI Kelas XII
1 2 1 2 1 2
A. MATA PELAJARAN
1. Normatif
1.1 Pendidikan Agama 2 2 2 2 2 2
1.2 Pendidikan Kewarganegaraan 2 2 2 2 2 2
1.3 Bahasa Indonesia 2 2 2 2 2 2
1.4 Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan 2 2 2 2 2 2
1.5 Seni Budaya 2 2 2 2
2. Adaptif
2.1 Bahasa Inggris 4 4 5 5 5 5
2.2 Matematika 5 5 5 6 6 6
2.3 Ilmu Pengetahuan Alam 2 2 2 2 2 2
2.4 Biologi 2 2 2 2 2 2
2.5 Kimia 2 2 2 2 2 2
2.6 Ilmu Pengetahuan Sosial 2 2 2 2
2.7 Keterampilan Komputer dan Pengolahan Informasi 2 2 2 2 2 3
2.8 Kewirausahaan 2 2 2 2 2 2
3. Produktif
3.1 Dasar Kompetensi Kejuruan
3.1.1 Memahami dasar-dasar kimia dan prinsip kerja 2
kefarmasian
3.1.2 Menerapkan dasar-dasar kerja di laboratoriuman 1
resep dan kimia
3.1.3 Memahami standar baku pembanding, larutan baku, 2
dan larutan pereaksi
3.1.5 Menerapkan keselamatan, kesehatan kerja dan 1
lingkungan hidup (K3LH)
3.1.4 Memahami CPOB, CPKB, dan CPOTB 1
3.1.6 Melaksanakan kerja sama dengan kolega dan 1
pelanggan
3.2 Kompetensi Kejuruan
3.2.5 Memahami farmakologi 2 2 2 2 2 2
3.2.14 Memahami farmakognosi 2 2 2 2 2 2
3.2.8 Menerapkan pembuatan sediaan obat dalam bentuk 2 3 3 3 3 3
serbuk/puyer sesuai resep dokter di bawah
pengawasan apoteker
3.2.1 Memahami dasar-dasar kefarmasian 2 2
3.2.2 Menerapkan tata tertib kerja di laboratorium resep 1
3.2.3 Mendeskripsikan penggolongan obat 1
3.2.6 Memahami dasar-dasar penyakit 1
3.2.9 Menerapkan manajemen dan administrasi di bidang 2
farmasi
3.2.7 Menerapkan swamedikasi 2
3.2.4 Memahami penggolongan PKRT dan alat kesehatan 2
3.2.10 Menerapkan akuntansi dalam bidang farmasi 1
3.2.12 Memahami teknik pembuatan sediaan obat, dalam 2
skala kecil dan dalam skala industri
3.2.15 Membuat obat tradisional dan fitofarmaka 2
3.2.11 Menerapkan prinsip-prinsip preformulasi 2
3.2.13 Memahami pengujian sediaan obat, obat tradisional, 2
dan fitofarmaka
3.2.16 Menerapkan distribusi sediaan obat bebas, bebas 1
terbatas, dan obat keras, obat psikotropika dan
narkotika
3.2.17 Menerapkan ilmu kesehatan masyarakat 1
A. MUATAN LOKAL
BTQ 2 2 2 2
Simulasi Apotek 1 1 1 1
B. PENGEMBANGAN DIRI
Bimbingan Konseling 1 1 1 1 1 1
TOTAL WAKTU 49 48 47 47 45 45
B. Peraturan Akademik
1. Pengaturan Beban Mengajar
Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran pada sistem paket (termasuk SMK Mitra
Sehat Mandiri Sidoarjo) dialokasi sebagaimana tertera dalam Struktur Kurikulum. Pengaturan
alokasi waktu untuk setiap mata pelajaran yang terdapat pada semester ganjil dan genap dalam satu
tahun ajaran dapat dilakukan secara fleksibel dengan jumlah beban belajar yang tetap.
Beban belajar yang harus diikuti oleh para siswa berupa kegiatan belajar tatap muka,
kegiatan belajar tugas-tugas terstruktur (terbimbing), dan beban belajar tugas-tugas mandiri adalah:
a. Beban belajar dalam pembelajaran perminggu untuk kelas X, XI, dan XII adalah 48 jam
pembelajaran/minggu;
b. Durasi waktu setiap satu jam pembelajaran adalah 45 menit;
c. Beban belajar kelas X, XI,dan XII dalam satu semester paling sedikit 18 minggu dan
paling banyak 20 minggu;
d. Beban belajar kelas XII dalam satu semester ganjil paling sedikit 18 minggu dan paling
banyak 20 minggu;
e. Beban belajar kelas XII dalam satu semester genap paling sedikit 14 minggu dan paling
banyak 16 minggu;
f. Beban belajar dalam satu tahun pelajaran paling sedikit 36 minggu dan paling banyak
40 minggu;
g. Kegiatan belajar tugas-tugas terstruktur diserahkan sepenuhnya kepada masing-masing
guru pengampu mata pelajaran, termasuk kegiatan belajar mandiri. Waktu untuk
penugasan terstruktur (PT) dan kegiatan mandiri tidak terstruktur (KMTT) bagi peserta
didik maksimal 60 % dari waktu kegiatan tatap muka mata pelajaran yang
bersangkutan.
h. Satuan pendidikan diperbolehkan menambah jam belajar per minggu berdasarkan
pertimbangan kebutuhan belajar peserta didik dan/atau kebutuhan akademik, sosial,
budaya, dan faktor, lainnya yang dianggap penting.
2. Pengaturan Penjurusan
Peserta didik yang diterima di kelas X dapat memilih salah satu program keahlian Asisten
Keperawatan, Teknologi Laboratorium Medik, Farmasi, Klinis dan Komunitas, dan Nautika
Kapal Niaga. Untuk dapat memilih salah satu program keahlian peserta didik harus memenuhi
kriteria penjurusan yang ditetapkan. Adapun kriteria penjurusan program keahlian adalah
sebagai berikut:
a. Kriteria Penjurusan Program Keahlian Asisten Keperawatan
1) Memenuhi syarat nilai mata pelajaran IPA dan Biologi;
2) Memenuhi syarat tes kesehatan;
3) Tidak menderita buta warna;
4) Tidak cacat fisik;
5) Bebas dari penyakit menular dan virus berbahaya.
b. Kriteria Penjurusan ke Program Teknologi Laboratorium Medik
1) Memenuhi syarat nilai mata pelajaran Matematika, IPA, Biologi, dan Kimia;
2) Memenuhi syarat tes kesehatan;
3) Tidak menderita buta warna;
4) Bersedia menggunakan alat bantu penglihatan jika menderita rabun jauh;
5) Bebas dari penyakit menular dan virus berbahaya.
c. Kriteria Penjurusan ke Program Farmasi Klinis dan Komunitas
1) Memenuhi syarat nilai mata pelajaran Matematika, Biologi, dan Kimia;
2) Memenuhi syarat tes kesehatan;
3) Tidak menderita buta warna;
4) Bersedia menggunakan alat bantu penglihatan jika menderita rabun jauh;
5) Bebas dari penyakit menular dan virus berbahaya.
d. Kriteria Penjurusan ke Program Nautika Kapal Niaga
1) Memenuhi syarat nilai mata pelajaran Matematika, Fisika, dan Bahasa Inggris;
2) Memenuhi syarat tes kesehatan;
3) Tidak menderita buta warna;
4) Tidak cacat fisik;
5) Bersedia menggunakan alat bantu penglihatan jika menderita rabun jauh;
6) Bebas dari penyakit menular dan virus berbahaya.
4. Penetapan Penjurusan
Penetapan peminatan program keahlian dilakukan setelah peserta didik menentukan
pilihan bidang keahlian pada saat mendaftar di sekolah. Penetapan peminatan bidang
keahlian dilakukan dengan mempertimbangkan minat peserta didik, prestasi, dan kuota
untuk masing-masing program keahlian.
3. Mekanisme/Prosedur PKL
Pembelajaran merupakan suatu proses pengembangan potensi dan pembangunan karakter
peserta didik sebagai hasil sinergi antara pendidikan yang berlangsung di sekolah, keluarga dan
masyarakat. Proses tersebut memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan
potensi yang mereka miliki menjadi kemampuan yang semakin lama semakin meningkat dalam
sikap (spiritual dan sosial), pengetahuan, dan keterampilan yang diperlukan untuk kehidupan
dirinya dan kehidupan bermasyarakat pada umumnya, berbangsa, serta berkontribusi pada
kesejahteraan hidup umat manusia.
Guna merealisasikan proses pembelajaran yang efektif dan efisien, SMK Mitra Sehat
Mandiri Sidoarjo melakukan penyusunan program pembelajaran. Pelaksanaan program
pembelajaran dapat berlangsung di sekolah, di lingkungan keluarga, dan di masyarakat.
Pembelajaran yang secara khusus diprogramkan untuk diselenggarakan di masyarakat antara lain
berupa PKL. Program PKL disusun bersama antara sekolah dan masyarakat (Institusi Pasangan/
Industri) dalam rangka memenuhi kebutuhan peserta didik, sekaligus merupakan wahana bagi
dunia kerja (DU/DI) untuk berkontribusi dalam upaya pengembangan sumber daya manusia
melalui pendidikan di SMK.
PKL SMK Mitra Sehat Mandiri dilaksanakan berdasarkan landasan hukum Permendikbud
Nomor 60 tahun 2014, yaitu:
PKL dilaksanakan menggunakan sistem blok selama setengah semester (sekitar 3 bulan).
SMK Mitra Sehat Mandiri Sidoarjo menyelenggarakan program Pendidikan Sistem Ganda
(PSG) bersama dengan institusi pasangan, dengan memadukan secara sistematis dan
sistemik program pendidikan di sekolah dengan program penguasaan keahlian yang
diperoleh melalui bekerja langsung di institusi pasangan, terarah untuk mencapai suatu
tingkat keahlian profesional tertentu.
1.2 Deskripsi
1. Perencanaan Program PKL
a. Pemetaan Industri
Pemetaan industri merupakan proses analisis Kompetensi Dasar (KD) dan topik
pembelajaran/pekerjaan pada mata pelajaran paket keahlian serta memetakannya
berdasarkan kemungkinan atau peluang dilaksanakan pembelajaran topik-topik
tersebut di masing-masing DU/DI yang menjadi Institusi Pasangan, dilakukan
sebelum penyusunan program PKL. Pemetaan industri bertujuan untuk memperoleh
data Institusi Pasangan (DU/DI) yang sesuai dengan KD yang sedang ditekuni oleh
peserta didik, serta meningkatkan jalinan hubungan kerja sama antara sekolah dengan
dunia kerja (DU/ DI).
Pemetaan industri adalah proses menganalisis KD dan topik-topik pembelajaran
atau pekerjaan yang ada dalam silabus, dilakukan dengan mempertimbangkan daya
dukung sumber daya yang dimiliki pihak sekolah (SMK) dan pihak Institusi Pasangan
(DU/DI). Berdasarkan pertimbangan ketersediaan sumber daya masing-masing
institusi pasangan tersebut, diperoleh kejelasan tentang berapa dan mana saja KD dan
topik-topik pembelajaran/pekerjaan yang dapat dipelajari oleh peserta dalam kegiatan
PKL di DU/DI yang menjadi mitra sekolahnya. Dari hasil analisis KD dan topik-topik
pembelajaran/pekerjaan tersebut kemudian dibuat peta industri.
b. Program PKL
Berdasarkan hasil pemetaan industri, selanjutnya sekolah menyusun program
PKL yang memuat sejumlah Kompetensi Dasar yang akan dipelajari peserta didik di
dunia kerja (dunia usaha/industri). Kompetensi dasar yang tidak dapat dilakukan
pembelajarannya di industri wajib dilaksanakan di sekolah.
Rancangan program PKL sebagai bagian integral dari program pembelajaran
perlu memperhatikan kesiapan Institusi Pasangan/Industri dalam melaksanakan
pembelajaran kompetensi tersebut. Hal ini dimaksudkan agar dalam pelaksanaannya,
penempatan peserta didik tepat sasaran sesuai dengan kompetensi yang akan
dipelajari.
e. Penetapan Pembimbing
Pembimbing PKL terdiri atas pembimbing internal sekolah dan pembimbing
eksternal sekolah (pihak industri). Pembimbing dari pihak sekolah adalah guru yang
bertanggung-jawab terhadap pembelajaran kompetensi yang pembelajarannya
dilaksanakan di Institusi Pasangan/Industri, dan pembimbing eksternal dari industri
yang sekaligus bertindak selaku instruktur yang mengarahkan peserta didik dalam
melakukan pekerjaannya di Institusi Pasangan/Industri.
b. Pelaporan PKL
Pelaporan hasil PKLdisusun oleh peserta didik di bawah pembinaan pembimbing
Institusi Pasangan/Industri. Pembuatan laporan dilakukan dengan cara mengompilasi
catatan-catatan pengalaman belajar dari seluruh pekerjaan/kegiatan pembelajaran di
Institusi Pasangan/Industri yang berasal dari jurnal kegiatan PKL. Hasil kompilasi
tersebut kemudian dituangkan dalam bentuk laporan. Sistematika laporan PKL
sekurang-kurangnya memuat sebagai berikut.
Halaman Judul
Halaman Pengesahan
Daftar Isi
Daftar Gambar (jika ada)
Daftar Lampiran
BAB I. Pendahuluan
BAB II. Proses dan hasil belajar di industri/du-di
BAB III. Penutup
Laporan hasil kegiatan PKL di Institusi Pasangan/Industri digunakan sebagai bahan
penilaian peserta didik.
3. Penilaian PKL
Penilaian peserta didik di SMK didasarkan pada Permendikbud Nomor 53 tahun
2017, dan khususnya untuk penilaian PKL peserta didik SMK dilengkapi dengan
Panduan Penilaian pada Sekolah Menengah Kejuruan yang dikeluarkan oleh Dirjen
Pendidikan Menengah Kejuruan. Penilaian PKL meliputi penilaian hasil belajar peserta
didik selama mengikuti program PKL dan penilaian terhadap hasil pelaksanaan kegiatan
PKL.
a. Penilaian Peserta Didik
Penilaian hasil belajar peserta didik selama melaksanakan program PKL dilakukan
secara menyeluruh mencakup ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Penilaian
hasil belajar peserta didik di Institusi Pasangan/Industri dilakukan oleh pembimbing
industri, sedangkan instrumen penilaiannya disiapkan oleh sekolah. Prinsip-prinsip
penilaian hasil belajar peserta didik di Institusi Pasangan/Industri adalah sama dengan
penilaian hasil belajar di sekolah.
1) Penilaian hasil belajar ranah sikap
Contoh Instrumen dan Rubrik Penilaian Ranah Sikap
Jujur Tanggung Jawab Disiplin Santun Nilai Akhir
No Nama Siswa/ Kelompok
25 50 75 100 25 50 75 100 25 50 75 100 25 50 75 100
1.
2.
3.
Keterangan:
100 = jika empat indikator terlihat
75 = jika tiga indikator terlihat
50 = jika dua indikator terlihat
25 = jika satu indikator terlihat
Indikator Penilaian Sikap:
Jujur
a. Menyampaikan sesuatu berdasarkan keadaan yang sebenarnya.
b. Tidak menutupi kesalahan yang terjadi.
c. Tidak mencontek atau melihat data/pekerjaan orang lain.
d. Mencantumkan sumber belajar dari yang dikutip/dipelajari.
Tanggung Jawab
a. Pelaksanaan tugas piket secara teratur.
b. Peran serta aktif dalam kegiatan diskusi kelompok.
c. Mengajukan usul pemecahan masalah.
d. Mengerjakan tugas sesuai yang ditugaskan.
Disiplin
a. Tertib mengikuti instruksi.
b. Mengerjakan tugas tepat waktu.
c. Tidak melakukan kegiatan yang tidak diminta.
d. Tidak membuat kondisi kelas menjadi tidak kondusif.
Santun
a. Berinteraksi dengan teman secara ramah.
b. Berkomunikasi dengan bahasa yang tidak menyinggung perasaan.
c. Menggunakan bahasa tubuh yang bersahabat.
d. Berperilaku sopan.
Nilai akhir ranah sikap diperoleh dari modus (skor yang paling sering muncul) dari
keempat aspek sikap di atas.
Kategori nilai sikap:
a. Sangat baik jika memperoleh nilai akhir 100.
b. Baik jika memperoleh nilai akhir 75.
c. Cukup jika memperoleh nilai akhir 50.
d. Kurang jika memperoleh nilai akhir 25.
4. Sistem Penilaian
Standar Penilaian Pendidikan adalah kriteria mengenai mekanisme, prosedur, dan
instrumen penilaian hasil belajar peserta didik. Penilaian pendidikan sebagai proses
pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik
mencakup: Penilaian Harian (UH), Ulangan Tengah Semester (UTS), Ulangan Akhir
Semester (UAS), Ujian Tingkat Kompetensi (UTK), Ujian Mutu Tingkat Kompetensi (UMTK),
Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN), Ujian Sekolah (US), Ujian Nasional (UN), Ujian
Unit Kompetensi (UUK), dan Ujian Kompetensi Keahlian (UKK) yang diuraikan sebagai
berikut.
a. Penilaian Harian (PH) merupakan kegiatan yang dilakukan secara periodik untuk menilai
kompetensi peserta didik setelah menyelesaikan satu Kompetensi Dasar (KD) atau lebih.
b. Ujian Tengah Semester (UTS) merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk
mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah melaksanakan 8 – 9 minggu
kegiatan pembelajaran. Cakupan penilaian tengah semester mepiluti seluruh indikator
yang merepresentasikan seluruh KD pada periode tersebut.
c. Ujian Akhir Semester (UAS) merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk
mengukur pencapaian kompetensi peserta didik diakhir semester. Cakupan penilaian
meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan semua KD pada semester tersebut.
d. Ujian Tingkat Kompetensi (UTK) merupakan kegiatan pengukuran yang dilakukan oleh
satuan pendidikan untuk mengetahui pencapaian tingkat kompetensi. Cakupan UTK
meliputi sejumlah Kompetensi Dasar yang merepresentasikan Kompetensi Inti pada
tingkat kompetensi tersebut.
e. Ujian Mutu Tingkat Kompetensi (UMTK) merupakan kegiatan pengukuran yang
dilakukan oleh pemerintah untuk mengetahui pencapaian tingkat kompetensi. Cakupan
UMTK meliputi sejumlah Kompetensi Dasar yang merepresentasikan Kompetensi Inti
pada tingkat kompetensi tersebut.
f. Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) merupakan kegiatan pengukuran capaian
kompetensi peserta didik yang dilakukan oleh satuan pendidikan untuk mata pelajaran
tertentu dengan mengacu pada Standar Kompetensi Lulusan untuk untuk memperoleh
pengakuan atas prestasi belajar.
g. Ujian Sekolah (US) merupakan kegiatan pengukuran dan penilaian kompetensi peserta
didik terhadap standar kompetensi lulusan untuk mata pelajaran yang tidak diujikan
dalam USBN dilakukan oleh satuan pendidikan.
h. Ujian Nasional (UN) merupakan kegiatan pengukuran capaian kompetensi lulusan pada
mata pelajaran tertentu secara nasional dengan mengacu pada Standar Nasional
Pendidikan.
i. Ujian Unit Kompetensi yang selanjutnya disebut UUK adalah penilaian terhadap
pencapaian satu atau beberapa unit kompetensi yang dapat membentuk 1 (satu) Skema
Sertifikasi Profesi yang dilaksanakan setiap tahun oleh satuan pendidikan terakreditasi.
Adapun tatacara pelaksanaan penilaian-penilaian tersebut adalah sebagai berikut:
1. Pelaksanaan Penilaian Harian
a) Ulangan harian dilaksanakan pada waktu pembelajaran efektif oleh
pendidik setelah menyelesaikan satu atau lebih kompetensi dasar;
b) Pelaksanaan ulangan harian wajib diprogramkan oleh pendidik dalam
program semester;
c) Pelaksanaan ulangan harian harus memperhatikan prinsip-prinsip penilaian,
yaitu sahih (valid), obyektif, terpadu, terbuka, menyeluruh dan
berkesinambungan, sistematik, menggunakan acuan kriteria dan akuntabel;
d) Pelaksanaan ulangan harian dapat menggunakan berbagai teknik penilaian,
yaitu tes, observasi, penugasan, inventori, jurnal, penilaian diri, dan
penilaian antarteman yang sesuai dengan karakteristik kompetensi dan
tingkat perkembangan peserta didik;
e) Hasil ulangan harian dilaporkan kepada satuan pendidikan dan peserta didik
maksimum 4 hari setelah pelaksanaan;
f) Analisis hasil ulangan harian dipergunakan untuk menentukan program
remedial dan pengayaan.
g) Peserta didik yang tidak mengikuti ulangan harian karena alasan tertentu,
dapat mengikuti ulangan harian susulan di luar jam pembelajaran tatap
muka dengan teknik penilaian yang sama dengan ulangan harian utama.
8. Proses Sertifikasi
a. Persyaratan Pendaftaran
i. Pemohon telah memahami proses assessment atau uji kompetensi sesuai dengan
skema yang telah ditetapkan oleh LSP-P1 SMK
ii. Pemohon mengisi formulir permohonan sertifikasi (APL 01) dan mengisi formulir
assessment mandiri (APL 02) dan dilengkapi dengan bukti-bukti pendukung antara
lain :
a. Pas foto 4x6 sebanyak 2 lembar
b. Laporan hasil belajar (rapor) dan atau sertifikat/surat keterangan lainnya
yang sah
c. Rekomendasi dari Ketua Program Studi diketahui oleh Kepala Sekolah
b. Proses Assessment
i. LSP menugaskan kepada Asesor untuk melaksanakan assessment;
ii. Asesor menyampaikan penjelasan kepada pemohon tentang proses pelaksanaan
assessment
iii. Pemohon menyepakati proses yang dijelaskan oleh Asesor;
iv. Asesor melakukan pengkajian APL 01, APL 02 dan kelengkapan bukti yang
disampaikan oleh pemohon Kompetensi;
v. Asesor merekomendasikan proses assessment selanjutnya/ tidak
merekomendasikan;
vi. Asesor merekomendasikan hasil uji kompetensi bahwa pemohon kompetensi telah
memenuhi syarat atau belum memenuhi syarat;
vii. Asesor merekomendasikan pemohon kompetensi untuk mengikuti proses lanjut ke
proses selanjutnya;
viii. Bagi pemohon yang sudah kompeten tidak melanjutkan ke proses uji kompetensi,
tetapi bagi pemohon yang belum kompeten melanjutkan ke proses uji kompetensi;
ix. Untuk mata uji yang dinyatakan lulus uji kompetensi dalam periode 2 tahun (kelas
X yang tertulis dalam logbook) pada kelas XII akan dilakukan assessment dengan
metode profisiensi (wawancara dan/atau tertulis)
KELAS
MATA PELAJARAN X XI XII
1 2 1 2 1 2
A. Muatan Nasional
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 75 75 80 80 85 85
2. Pendidikan Pancasila dan
75 75 80 80 85 85
Kewarganegaraan
3. Bahasa Indonesia 75 75 80 80 85 85
4. Matematika 75 75 80 80 85 85
5. Sejarah Indonesia 75 75 - - - -
6. Bahasa Inggris dan Bahasa Asing lainnya 75 75 80 80 85 85
B. Muatan Kewilayahan
1. Seni Budaya 75 75 - - - -
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan
2. 75 75 80 80 - -
Kesehatan
C. Muatan Peminatan Kejuruan
C1. Dasar Bidang Keahlian
1. Simulasi dan Komunikasi Digital 75 75 - - - -
75 75
75
2. Fisika - - - -
3. Biologi 75 75 - - - -
4. Kimia 75 75 - - - -
C2. Dasar Keahlian
1. Anatomi Fisiologi 75 75 - - - -
2. Dasar Manajemen Laboratorium Dan 75
75 - - - -
Kesehatan Lingkungan
3. Laboratorium Dasar Kesehatan 75 75 - - - -
C3. Kompetensi Keahlian
1. Imunoserologi - - 80 80 85 85
2. Mikrobiologi Kesehatan - - 80 80 85 85
3. Kimia Klinik - - 80 80 85 85
4. Hematologi - - 80 80 85 85
5. Histologi - - 80 80 - -
6. Produk Kreatifdan Kewirausahaan - - 80 80 85 85
8. Kriteria Kelulusan
1. Daftar Kumpulan Nilai
Daftar Kumpulan Nilai (DKN) merupakan kumpulan nilai siswa yang meliputi Nilai Rata-
rata rapor (NR) sesuai dengan kurikulum KTSP 2017 SMK Mitra Sehat Mandiri Sidoarjo, Nilai
Ujian Sekolah (NUS), Nilai Sekolah (NS), dan Nilai Ujian Nasional dengan Ketentuan:
a. NR adalah nilai rata-rata pelajaran semester 1 – 6 setiap mata pelajaran sesuai dengan struktur
kurikulum yang berlaku pada kompetensi keahlian masing-masing.
b. NUS adalah penjumlahan Nilai Ujian Sekolah Teori dan Ujian Sekolah Praktik dengan
pembobotan: NUS = Nilai Ujian Teori (50%) + Nilai Ujian Praktik (50%)
c. NS adalah penjumlahan NR dan NUS dengan pembobotan: NS = NR (60%) + NUS (40%)
d. Nilai Kelulusan Minimal adalah 75 pada Nilai Ujian Sekolah (NUS) dan Nilai Sekolah (NS)
pada setiap mata pelajaran baik adaptif, normatif, dan produktif.
2. Ketentuan Kelulusan
a. Ditentukan dalam rapat pleno yang diselenggarakan oleh panitia yang dihadiri oleh dewan
guru serta Kepala Sekolah dan minimum seluruh guru kelas XII sebelum pengumuman
kelulusan.
b. Peserta didik yang dinyatakan lulus dan mengikuti UN berhak mendapatkan ijazah, SHUN dan
rapor sampai dengan semester terakhir kelas XII dan sebaliknya yang tidak lulus hanya
diberikan rapor sampai semester akhir kelas XII.
c. Peserta didik yang tidak mengikuti UN tidak berhak mendapatkan SHUN.
d. Laporan hasil kelulusan disahkan oleh Kepala Sekolah, pengawas sekolah dan mengetahui
Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah masing-masing dengan bukti fisik dokumen
pendukung DKN, Berita Acara Rapat Kelulusan dan Rekapitulasi jumlah siswa.
1.1 Pendidikan Agama Melaksanakan sholat 5 (lima) waktu dengan tepat waktu
1.2 Pendidikan Kewarganegaraan Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan Negara
1.3 Bahasa Indonesia Dapat berkomunikasi menggunakan bahasa Indonesia dengan baik
dan benar sesuai EyD
1.4 Pendidikan Jasmani Olahraga dan Menerapkan pola hidup sehat dan bersih
Kesehatan
1.5 Seni Budaya Menghargai dan melestarikan seni dan budaya bangsa
2.1 Bahasa Inggris Dapat berkomunikasi menggunakan bahasa Inggris dengan baik dan
benar sesuai dengan Tenses
2.2 Matematika Dapat mengaplikasikan ilmu matematika dalam segala aspek
kehidupan
2.3 Ilmu Pengetahuan Alam Menghargai dan melestarikan alam Indonesia
2.4 Biologi Menjaga dan memelihara ekosistem kehidupan
2.5 Kimia Memanfaatkan pengetahuan kimiawi dalam kehidupan sehari-hari
2.6 Ilmu Pengetahuan Sosial Mempunyai rasa dan jiwa social yang baik terhadap masyarakat,
bangsa, dan Negara
2.7 KKPI Menerapkan teknologi dalam pembangunan bangsa dan Negara
2.8 Kewirausahaan Dapat berwirausaha mandiri dengan memanfaatkan peluang yang
ada di masyarakat
3.1 DKK Analis Kesehatan Menjadi tenaga analis kesehatan yang professional
3.2 KK Analis Kesehatan Menjadi tenaga analis kesehatan yang mempunyai kompetensi
sesuai dengan kebutuhan masyarakat
BTQ Mampu membaca Al Quran sesuai Tajwid
Manajemen Laboratorium Menjadi tenaga analis kesehatan yang mempunyai kompetensi
sesuai dengan kebutuhan masyarakat
Bimbingan Konseling Menjadi pribadi manusia Indonesia yang baik
BAB VI
PROGRAM MUATAN LOKAL, BK, EKSTRAKURIKULER, KARAKTER
DAN LITERASI
A. Muatan Lokal
Muatan lokal merupakan merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi
yang disesuaikan dengan ciri khas, dan potensi daerah, termasuk keunggulan daerah yang
materinya tidak bisa menjadi bagian dari mata pelajaran lain dan atau terlalu banyak sehingga
harus menjadi mata pelajaran tersendiri. Subtansi muatan lokal ditentukan oleh program keahlian
masing-masing dengan demikian harus mengembangkan standar kompetensi dan kompetensi dasar
untuk setiap jenis muatan lokal yang diselenggarakan.
Muatan lokal pada SMK Mitra Sehat Mandiri Sidoarjo merupakan kegiatan kurikuler
dengan tujuan untuk mengembangkan kompetensi yang sesuai dengan ciri khas dan potensi daerah
Sidoarjo.
Sidoarjo merupakan daerah terbesar kedua setelah Surabaya dimana banyak Rumah Sakit
maupun Klinik yang didirikan di daerah ini sehingga diharapkan banyak lulusan SMK Mitra Sehat
Mandiri Sidoarjo yang terserap sebagai tenaga kerja sehingga dapat memberikan andil yang besar
dalam perkembangan di wilayah ini. Dengan digunakannya kurikulum tingkat satuan pendidikan
(KTSP) di SMK Mitra Sehat Mandiri Sidoarjo yang mana memberikan ruang untuk muatan lokal
program keahlian Teknologi Laboratorium Medik yaitu manajemen laboratorium.
a. Standar Kompetensi Dan Kompetensi Dasar Manajemen Laboratorium adalah sebagai berikut:
STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR
1. Memahami pengenalan alat laboratorium, 1.1 Memahami pengertian, fungsi dan tujuan
penanganan bahan kimia yang ada di laboratorium manajemen laboratorium
1.2 Mendeskripsikan pengenalan alat laboratorium
1.3 Memahami penanganan bahan kimia yang ada di
laboratorium
2. Mampu menginterpretasikan cara kerja di 2.1 Memahami pengenalan bahan, menuangkan
laboratorium bahan, menimbang bahan
2.2 Mendeskripsikan pengukuran volume bahan
cair, menyaring dan memanaskan dan
mensterilkan bahan
3. Memahami desain, manajemen pengelolaan, 3.1 Memahami peranan laboratorium dalam
keselamatan dan keamanan laboratorium pembelajaran, desain dan fasilitas laboratorium
3.2 Memahami personal anggaran dan inventarisasi
alat dan bahan laboratorium
3.3 Memahami keselamatan dan keamanan
laboratorium
b. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Muatan Lokal Baca Tulis Al-Quran adalah sebagai
berikut:
STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR
1. Membaca, menulis, dan memahami ayat Al- Qur’an 1.1. Membaca dan mengartikan Q.S. Al- Baqarah 30
tentang manusia dan tugasnya sebagai kholifah dan fatir 39
dimuka bumi.
1.2. Menulis dan menyebutkan hukum bacaan tajwid
dalam Q.S. Al- Baqarah 30 dan fatir 39
2. Membaca, menulis, dan memahami ayat Al- Qur’an 2.1 Membaca dan mengartikan Q.S. Al-Mu’minun 12- 14
tentang proses kejadian manusia dan Adz-Dzariyat 56
2.2 Menulis dan mencari hukum bacaan tajwid dalam
Q.S. Al-Mu’minun 12- 14 dan Adz-Dzariyat 56
3. Membaca, menulis, dan memahami ayat Al- Qur’an 3.1 Membaca dan mengartikan Q.S. Al- Bayyinah 5 dan
tentang ikhlas beribadah Al- An’am 162- 163
3.2 Menulis dan mencari hukum bacaan tajwid dalam
Q.S. Al- Bayyinah 5 dan Al- An’am 162- 163
4. Membaca, menulis dan memahami ayat Al Qur’an 4.1 Membaca dan mengartikan Q.S. Al Hujurat ayat 11
tentang larangan mengolok-olok dan buruk sangka. dan 12
4.2 Menulis dan Menyebutkan hukum tajwid dalam Q.S.
Al Hujurat 11 dan 12
5. Membaca, menulis dan memahami ayat Al- Qur’an 5.1 Membaca dan mengartikan Q.S. Al- A’rof 204 dan Az-
tentang keharusan memperhatikan Al- Qur’an Zumar 55
5.2 Menulis dan Menyebutkan hukum tajwid dalam Q.S.
Al- A’rof 204 dan Az- Zumar 55
6. Membaca, menulis dan memahami ayat Al- Qur’an 6.1 Membaca dan mengartikan Q.S. Al- ‘Alaq 1-5 dan Al-
tentang ayat Al- Qur’an yang turun pertama dan Muddatsir 1-10
kedua kepada Rosulullah SAW. 6.2 Menulis dan Menyebutkan hukum tajwid dalam Q.S.
Al- ‘Alaq 1-5 dan Al- Muddatsir 1-10
c. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Muatan Lokal Bahasa Daerah Jawa Timur adalah
sebagai berikut:
KOMPETENSI DASAR INDIKATOR
1. Mengidentifikasi, memahami, dan menganalisa teks 1. Menjelaskan struktur artikel
nonsastra (berita, artikel, laporan, dan lainnya) 2. Menjelaskan jenis artikel
secara lisan dan tulis. 3. Menganalisis isi artikel
2. Menginterpretasi, menanggapi, dan 1. Membaca ekspresif teks artikel
mengekspresikan isi teks nonsastra secara lisan 2. Meringkas artikel
dan tulis. 3. Menanggapi isi artikel
4. Menulis artikel sederhana
3. Mengidentifikasi, memahami, dan menganalisis 1. Menganalisis struktur teks geguritan/puisi
teks drama, prosa, atau puisi sesuai kaidah 2. Mengidentifikasi isi teks geguritan/puisi
4. Mengintreprestasi, menanggapi, dan 1. Mengidentifikasi pesan/amanat dalam teks
memperagakan teks drama, puisi, dan prosa sesuai 2. Memberi tanda jeda teks geguritan /puisi yang akan
kaidah dengan bahasa yang komunikatif dibacakan
3. Menandai intonasi teks geguritan
4. Membaca indah teks geguritan
5. Menanggapi pembacaan teks geguritan
B. Ektrakurikuler
1. Pengertian Kegiatan Ekstrakurikuler
Permendikbud No. 62 Tahun 2014 menyatakan bahwa Kegiatan Ekstrakurikuler adalah
kegiatan kurikuler yang dilakukan oleh peserta didik di luar jam belajar kegiatan
intrakurikuler dan kegiatan kokurikuler, di bawah bimbingan dan pengawasan satuan
pendidikan. kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan yang dilakukan di luar jam efektif
pembelajaran untuk memperluas pengetahuan, meningkatkan keterampilan, dan
menginternalisasi nilai dan norma sosial untuk mengembangkan potensi non akademik
peserta didik.
b. Jenis Pengembangan Diri yang ditetapkan SMK Mitra Sehat Mandiri Sidoarjo
adalah sebagai berikut:
4. Pelaksanaan
Penjadwalan kegiatan ekstrakurikuler pilihan dirancang di awal tahun pelajaran oleh
pembina di bawah bimbingan kepala sekolah atau wakil kepala sekolah. Jadwal Kegiatan
Ekstrakurikuler diatur agar tidak menghambat pelaksanaan kegiatan intra dan kokurikuler.
5. Penilaian
Kinerja peserta didik dalam kegiatan ekstrakurikuler perlu mendapat penilaian dan
dideskripsikan dalam raport. Kriteria keberhasilannya meliputi proses dan pencapaian
kompetensi peserta didik dalam kegiatan ekstrakurikuler yang dipilihnya. Penilaian
dilakukan secara kualitatif.
Peserta didik wajib memperoleh nilai minimal “baik” pada Pendidikan Kepramukaan
pada setiap semesternya. Nilai yang diperoleh pada Pendidikan Kepramukaan berpengaruh
terhadap kenaikan kelas peserta didik. Bagi peserta didik yang belum mencapai nilai
minimal perlu mendapat bimbingan terus menerus untuk mencapainya.
6. Evaluasi
Evaluasi kegiatan ekstrakurikuler dilakukan untuk mengukur ketercapaian tujuan pada
setiap indikator yang telah ditetapkan dalam perencanaan satuan pendidikan. Satuan
pendidikan hendaknya mengevaluasi setiap indikator yang sudah tercapai maupun yang
belum tercapai. Berdasarkan hasil evaluasi, satuan pendidikan dapat melakukan perbaikan
rencana tindak lanjut untuk siklus kegiatan berikutnya.
C. Penumbuhan Karakter
1. Rasional
a. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Pasal 3 “Pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
b. Agenda Nawacita No. 8 Penguatan revolusi karakter bangsa melalui budi pekerti dan
pembangunan karakter peserta didik sebagai bagian dari revolusi mental.
c. Trisakti Mewujudkan Generasi yang Berkepribadian dalam Kebudayaan.
d. RPJMN 2015-2019 “Penguatan pendidikan karakter pada anak-anak usia sekolah pada
semua jenjang pendidikan untuk memperkuat nilainilai moral, akhlak, dan kepribadian
peserta didik dengan memperkuat pendidikan karakter yang terintegrasi ke dalam mata
pelajaran”
e. Mempersiapkan Generasi Emas 2045 yang bertaqwa, nasionalis, tangguh, mandiri, dan
memiliki keunggulan bersaing secara global.
f. Arahan Khusus Presiden kepada Mendikbud untuk memperkuat pendidikan karakter.
a. Religius: Mencerminkan keberimanan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang diwujudkan
dalam perilaku melaksanakan ajaran agama dan kepercayaan yang dianut, menghargai
perbedaan agama, menjunjung tinggi sikap toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama
dan kepercayaan lain, hidup rukun dan damai dengan pemeluk agama lain.
b. Nasionalis: merupakan cara berfikir, berbuat dan bersikap yang menunjukkan kesetiaan,
kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial,
budaya, ekonomi, dan politik bangsa, menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas
kepentingan diri dan kelompoknya.
c. Mandiri: merupakan sikap dan perilaku tidak bergantung pada orang lain dan
mempergunakan segala tenaga, pikiran, waktu untuk merealisasikan harapan, mimpi, dan
cita-cita.
e. Integritas: merupakan nilai yang mendasari perilaku yang didasarkan pada upaya
menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan,
dan pekerjaan, memiliki komitmen dan kesetiaan pada nilai-nilai kemanusiaan dan moral.
Prinsip 2 – Holistik
Gerakan PPK dilaksanakan secara holistik, dalam arti pengembangan fsik (olah raga),
intelektual (olah pikir), estetika (olah rasa), etika dan spiritual (olah hati) dilakukan secara
utuh-menyeluruh dan serentak, baik melalui proses pembelajaran intrakurikuler,
pengembangan budaya sekolah maupun melalui kolaborasi dengan komunitas-komunitas
diluar lingkungan pendidikan.
Prinsip 3 – Terintegrasi
Gerakan PPK sebagai poros pelaksanaan pendidikan nasional terutama pendidikan dasar dan
menengah dikembangkan dan dilaksanakan dengan memadukan, menghubungkan, dan
mengutuhkan berbagai elemen pendidikan, bukan merupakan program tempelan dan
tambahan dalam proses pelaksanaan pendidikan.
Prinsip 4 – Partisipatif
Gerakan PPK dilaksanakan dengan mengikutsertakan dan melibatkan publik seluas-luasnya
sebagai pemangku kepentingan pendidikan bersama dengan pelaksana Gerakan PPK. Di sini
kepala sekolah, staf sekolah, orangtua, Komite Sekolah, dan lain-lain dapat menyepakati
prioritas nilai-nilai utama karakter dan kekhasan sekolah yang diperjuangkan dalam Gerakan
PPK, menyepakati bentuk dan strategi pelaksanaan Gerakan PPK, bahkan pembiayaan
Gerakan PPK.
Prinsip 9 – Terukur
Gerakan PPK dikembangkan dan dilaksanakan berlandaskan prinsip keterukuran agar dapat
dimati dan diketahui proses dan hasilnya secara objektif. Dalam hubungan ini komunitas
sekolah mendeskripsikan nilai-nilai utama karakter yang menjadi prioritas pengembangan di
sekolah dalam sebuah sikap dan perilaku yang dapat diamati dan diukur secara objektif;
mengembangkan program-program penguatan nilai-nilai karakter bangsa yang mungkin
dilaksanakan dan dicapai oleh sekolah; dan mengerahkan sumber daya yang dapat disediakan
oleh sekolah dan pemangku kepentingan pendidikan.
D. Literasi
1. Pengertian Literasi dan Gerakan Literasi Sekolah
Kegiatan literasi selama ini identik dengan aktivitas membaca dan menulis. Namun,
Deklarasi Praha pada tahun 2003 menyebutkan bahwa literasi juga mencakup bagaimana
seseorang berkomunikasi dalam masyarakat. Literasi juga bermakna praktik dan hubungan
sosial yang terkait dengan pengetahuan, bahasa, dan budaya (UNESCO, 2003). Deklarasi
UNESCO itu juga menyebutkan bahwa literasi informasi terkait pula dengan kemampuan
untuk mengidentifikasi, menentukan, menemukan, mengevaluasi, menciptakan secara efektif
dan terorganisasi, menggunakan dan mengomunikasikan informasi untuk mengatasi berbagai
persoalan. Kemampuankemampuan itu perlu dimiliki tiap individu sebagai syarat untuk
berpartisipasi dalam masyarakat informasi, dan itu bagian dari hak dasar manusia
menyangkut pembelajaran sepanjang hayat.
Sedangkan pengertian Literasi Sekolah dalam konteks Gerakan Literasi Sekolah adalah
kemampuan mengakses, memahami, dan menggunakan sesuatu secara cerdas melalui
berbagai aktivitas, antara lain membaca, melihat, menyimak, menulis, dan/atau berbicara.
Gerakan Literasi Sekolah merupakan merupakan suatu usaha atau kegiatan yang
bersifat partisipatif dengan melibatkan warga sekolah (peserta didik, guru, kepala sekolah,
tenaga kependidikan, pengawas sekolah, Komite Sekolah, orang tua/wali murid peserta
didik), akademisi, penerbit, media massa, masyarakat (tokoh masyarakat yang dapat
merepresentasikan keteladanan, dunia usaha, dll.), dan pemangku kepentingan di bawah
koordinasi Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.
Gerakan Literasi Sekolah adalah gerakan sosial dengan dukungan kolaboratif berbagai
elemen. Upaya yang ditempuh untuk mewujudkannya berupa pembiasaan membaca peserta
didik. Pembiasaan ini dilakukan dengan kegiatan 15 menit membaca (guru membacakan buku
dan warga sekolah membaca dalam hati, yang disesuaikan dengan konteks atau target
sekolah). Ketika pembiasaan membaca terbentuk, selanjutnya akan diarahkan ke tahap
pengembangan, dan pembelajaran (disertai tagihan berdasarkan Kurikulum 2013). Variasi
kegiatan dapat berupa perpaduan pengembangan keterampilan reseptif maupun produktif.
MODEL 2
A. Penyediaan Buku
1. Disediakan sekolah
2. Dari hasil tugas siswa
3. Inisiatif siswa dari internet
B. Penyediaan Tempat buku
1. Di depan kelas ( Hal ini dikarenakan program literasi baru dilaksanakan dengan
adanya Kurikulum 13 revisi)
2. Di dalam kelas bagian depan
C. Pelakasanaan literasi
1. Diatas rak buku ditulis Slogan dengan bertuliskan “ Membaca adalah cendela dunia”
maka dari itu para siswa wajib mengambil buku disini
2. Mengingat literasi baru dilaksanakan, siswa sebelum masuk ke kelas diharapkan
mengambil buku yang ada di rak buku yang ada di depan kelas
3. Siswa memulai membaca dengan pengawasan guru
4. Setelah membaca yang diberi waktu 10 menit, baik dari buku yang disediakan, atau
dari hasil browsing yang telah dikumpulkan maupun dari internet, kemudian
dipresentasikan selama 5 menit
5. Untuk hari-hari selanjutnya, masing-masing siswa mencari artikel atau lain-lain dari
browsing internet kemudian dicetak dan dijilid, kemudian di masukan dalam rak buku
dan selanjut sebagai pelaksanaan program literasi
MODEL 3
Tahap 1: Pembiasaan
1. Menumbuhkan komitmen kepada guru, karyawan, siswa, dan seluruh warga sekolah
untuk membudayakan gemar membaca, mendengar, melihat
2. Penyiapan sarana literasi (penyediaan area baca, buku bacaan dan akses internet)
3. Bagi siswa baru diwajibkan mencari atau membuat artikel bertema bebas dan tidak
mengandung unsur-unsur pornografi serta SARA (contoh tema: hiburan, politik,
budaya, sosial, kesehatan, dll.)
4. Setiap wali kelas wajib membuat jurnal literasi
5. Pemberian reward kepada siswa yang paling aktif (dilihat dari jurnal literasi)
6. Menyediakan jaringan internet yang mendukung agar siswa dapat mudah memperluas
pengetahuan
Tahap 2: Pengembangan
1. Melaksanakan gerakan literasi 15 menit sebelum jam pelajaran (dibuktikan dengan
jurnal literasi yang dimiliki setiap siswa)
2. Gerakan literasi dalam satu minggu dapat isi dengan beragam kegiatan, contohnya:
dua hari membaca buku bebas, dua hari mendengarkan lagu nasional beserta
deskripsinya, dua hari melihat video tentang macam-macam kebudayaan di Indonesia.
3. Pembuatan respons bacaan: graphic organizers, peta cerita, Penilaian non-akademik
4. Pengenalan penggunaan berbagai bahan referensi cetak dan digital untuk mencari
informasi
5. Membuat mading kelas yang setiap minggunya ada pergantian pengurus untuk
mengganti isi dari mading tersebut sesuai kreativitas masing-masing siswa.
6. Setiap kelas diwajibkan membuat blog yang diisi dengan berbagai hasil kreativitas
siswa. Setelah itu untuk blog yang paling unik dan kreatif akan diunggah di web
sekolah dan akan mendapat reward dari sekolah.
MODEL 4
LIterasi Dengan Memberdayakan Mading Disetiap Kelas
1. Membaca bebas atau mencari reverensi dilingkungan sekolah selama 10 menit
2. Meresum apa yang telah dibaca
3. Hasil dari resum ditempel dimading disetiap kelas dalam waktu 5 menit
Hasil Dari Literasi
1. Sehingga pada waktu istirahat siswa mempunyai keinginan untuk membaca hasil dari
teman- temannya.(PEMBIASAAN LITERASI berhasil)
2. Mendapatkan berbagai ilmu pengetahuan
3. Dengan sering Meresum Siswa terbiasa dapat menyusun dengan menggunakan
Bahasa yang Baik dan Benar
4. Membiasakan siswa mempunyai keinginan mengetahui pengetahuan yang lain.
MODEL 5
Persiapan Pelaksanaan Kegiatan Literasi K-13
1. Rapat koordinasi oleh Kepala Sekolah
2. Kepala Sekolah membentuk tim GLS yang terdiri dari Kepala perpustakaan, Wali
kelas , dan guru yang ditunjuk
3. Semua tim GLS mensosialisasikan kegiatan literasi kepada siswa
4. Persiapan sarana dan prasarana untuk GLS (Melengkapi buku-buku bacaan umum dan
literatur pelajaran sekolah)
Pelaksanaa literasi di sekolah Pelajaran Penjaskes
1. Siswa diberi tugas untuk membaca buku pengetahuan apa saja asalkan bukan yang
terlarang
2. Tugas membaca buku bisa dilaksanakan di rumah atau di sekolah
3. Siswa diberi tugas merangkum apa yang sudah dia baca
4. Rangkuman di tulis di kertas folio minimal 5 paragraf atau seribu kata
5. Siswa wajib mengumpulkan rangkuman hasil literasi setiap pelajaran penjaskes akan
dimulai
6. Guru mencatat dan mengarsipkan rangkuman hasil literasi siswa untuk penunjang
penilaian
b. Fungsi Layanan BK
1. Layanan bimbingan dan konseling merupakan proses pemberian bantuan yang
diberikan kepada siswa secara terus menerus agar tercapai kemandirian dalam
pemahaman diri, sehingga siswa sanggup mengarahkan dirinya sesuai dengan tuntutan
dan keadaan lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat.
2. Dengan adanya bimbingan dan konseling diharapkan dapat memberikan solus ibagi
peserta didik di sekolah. Agar peserta didik menjadi lebih baik dari segiprilakunya.
3. Layanan bimbingan dan konseling merupakan bagian integral dari pendidikan di
Indonesia dalam upaya membantu siswa agar mencapaiperkembangan yang optimal,
sesuai dengan potensinya.
c. Asas Pelayanan
1. Asas Kerahasiaan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menuntut dirahasiakannya
segenap data dan keterangan tentang peserta didik (konseli) yang menjadi sasaran
layanan, yaitu data atau keterangan yang tidak boleh dan tidak layak diketahui oleh orang
lain.dalam hal ini guru pembimbing berkewajiban penuh memelihara dan menjaga semua
data dan keterangan itu sehingga kerahasiaannya benar-benar terjamin.
Contoh : Ada seorang konseli yang menceritakan kepada konselor bahwa seorang
konseli itu memiliki penyakit yang dididapnya sejak lama, maka seorang konselor harus
bbisa menjaga kerahasiaan tersebut agar penyakit konseli itu tidak diketahui oleh banyak
orang.
2. Asas Kesukarelaan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki adanya
kesukaan dan kerelaan peserta didik (konseli) mengikuti/menjalani layanan atau kegiatan
yang diperlukan baginya. dalam hal ini guru pembimbing berkewajiban membina dan
mengembangkan kesukarelaan tersebut.
Contoh : Ada seorang peserta didik yang yang selalu tidak masuk dikarenakan tidak suka
pada salah satu mata pelajaran disekolahnya. Sebagai guru konselor seharusnya kita
harus mengubah sikap/perilaku konseli tersebut agar dapat suka pada mata pelajaran
tersebut dengan selalu membina dan mengembangkannya.
3. Asas Keterbukaan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar peserta
didik (konseli) yang menjadi sasaran layanan atau kegiatan bersifat terbuka dan tidak
berpura, baik didalam memberikan keterangan tentang dirinya sendiri maupun menerima
berbagai informasi dan materi dari luar yang berguna bagi pengembangan dirinya. Dalam
hal ini guru pembimbing berkewajiban mengembangkan keterbukaan peserta didik
(konseli).
Contoh : Ada seorang konseli yang memiliki sifat tertutup,sebagai konselor kita harus
dapat mengubah konseling untuk berbicara secara terbuka dan tidak berpura-pura dalam
menceritakan masalah pribadinya sendiri.sehingga konseli dapat berbicara jujur dan
merasa nyaman dalam menyampaikan masalahnya
4. Asas Kegiatan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar peserta didik
(konseli) yang menjadi sasaran layanan berpartisipasi secara aktif didalam
penyelenggaraan layanan atau kegiatan bimbingan.dalam hala ini guru pembimbing perlu
mendorong peserta didik untuk aktif dalam setiap layanan atau kegiatan bimbingn dan
konseling yang diperuntukkkan baginya.
Contoh : Seorang konselor harus harus bias membuat suatu program kegiatan.seperti
ospek (maba) maupun MOS (siswa baru),agar konseli / peserta didik dapat mengenalai
lingkungan yang baru serta mampu untuk menyesuaikan dirinya dengan lingkungan yang
baru.
5. Asas Kemandirian, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menunjuk pada tujuan
umum bimbingan dan konseling, yakni : peserta didik (konseli) sebagai sasaran layanan
bimbingan dan konseling diharapkan menjadi siswa-siswa yang mandiri dengan ciri-ciri
mengenal dan menerima diri sendiri dan lingkungannya,mampu mengambil
keputusan,mengarahkan serta mewujudkan diri sendiri.dalam halam ini guru
pembimbing sehendaknya mampu mengarahkan segenap layanan bimbingan dan
konseling yang diselengarakannya bagi berkembannnya kemandirian peserta didik.
Contoh : Ada seorang konseli yang cacat fisik dating pada kita, dia menceritakan bahwa
dia tidak memiliki semangat untuk meneruskan hidupnya. Sebagai konselor yang
professional kita harus bisa menumbuhkan rasa semangat hidup dengan cara memberikan
pemahaman agar konseli tersebut mengenal dan menerima dirinya dan lingkungan,dan
mampu mengambil sebuah keputusan agar konseli tersebut menjadi diri yang mandiri.
6. Asas Kekinian, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menhendaki agar objek
sasaran layanan bimbingan dan konseling ialah permasalahan peserta didik (konseli)
dalam kondisinya sekarang.
Contoh : Konselor tidak hanya fokus pada masalah yang telah dihadapi,tetapi konselor
harus terus memantau perkembangan konseli baik fisik dan psikisnya.
7. Asas Kedinamisan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar isi
layanan terhadapa sasaran layangan (konseli) yang sama kehendaknya selalu bergerak
maju,tidak monoton dan terus berkembang serta berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan
dan tahap perkembangannya dari waktu ke waktu.
Contoh : Seorang konselor harus mampu mengikuti pergerakan jaman,agar konselor
dapat menyelesaikan suatu permasalahan yang pada seorang konseli yang semakin
kompleks.misalnya keluarga broken,serta pergaulan bebas dikalangan pemuda.
8. Asas Keterpaduan, yaitu asas bimbingan dan koseling yang menghendaki agar berbagai
layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling, baik yang dilakukan oleh guru
pembimbing maupun pihak lain, saling menunjang, harmonis,dan terpadu.untuk ini
kerjasama antara guru pembimbing dan pihak-pihak berperan dalam penyelenggaraan
layanan bimbingan dan konseling perlu terus dikembangkan.
Contoh : Seorang konseli melakukan kerjasama dengan seorang psikologi seks maupun
dokter kandungan,dan mengundangnya kesekolah untuk memberikan pemahaman
kepada peserta didik di sekolah agar konseli/peserta didik memiliki pengetahuan dan
pemahaman yang lebih jelas tentang seks.supaya mereka tidak terjerat dalam pergaulan
bebas.
9. Asas Keharmonisan / kenormatifan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang
menghendaki agar segenap layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling didasarkan
pada aturan dan tidak boleh bertentangan dengan nilai dan norma yang ada, yaitu nilai
dan norma agama,hukum dan peraturan,adat istadat,ilmu pengetahuan,dan kebiasaan
yang berlaku.
Contoh : Seorang konselor dalam menjalankan tugasnya,harus sesuai dengan
norma,hukum,dan adat istiadat.sehingga tercipta suasana yang harmonis diantara konseli
dan konselor.karena seorang konselor yang professional harus bias menciptakan suasana
yang nyaman bagi seorang konseli.
10. Asas keahlian, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar layanan dan
kegiatan bimbingan dan konseling diselenggarakan atas dasar kaidah-kaidah
professional. Dalam hal ini,para pelaksana bimbingan dan konseling hendaklah tenaga
yang benar-benar ahli dalam bidang bimbi9ngan dan konseling.
Contoh : Apabila ada seorang konseli/peserta didik yang datang pada seorang
konselor,seorang konselor harus bersikap sebagai konselor.bukan bersikap pada seperti
dokter maupun yang lainnya.yaitu memberikan sepenuhnya semua keputusan pada
konseli
11. Asas Alih Tangan Kasus, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar
pihak-pihak yang tidak mampu menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling
secara tepat dan tuntas atas suatu permasalahan peserta didi (konseli) mengalih
tangankan permalahan itu kepada pihak yang lebih ahli.
Contoh : Ada seorang peserta didik/konseli yang mengalami stress garar tidak lulus
sekolah,seorang konselor tidak dapat bertidak sendiri dalam konteks ini.seorang
konselor haru melakukan kerjasama dengna pihak yang lebih kompeten dalam kasus
ini.seperti membawa konseli tersebut pada seorang psikiater maupun dokter.
12. Asas Tut Wuri Handayani, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar
pelayanan bimbingan dan konseling secara keseluruhan menciptakan suasana
mengayomi, mengembangkan keteladanan dan memberikan rangsangan dan dorongan
serta kesempatan yang seluas-luasnya kepada konseli untuk maju.
Contoh : Seorang konselor harus menjadi guru teladan,dan menyenangkan.agar peserta
didik / konseli tidak takut menceritakan masalahnya kepada kita,dan mampu
mengayomi peserta didik.
d. Komponen Program BK
Dalam melaksanakan program bimbingan di sekolah terdapat berbagai komponen.
Komponen-komponen yang dimaksud di sini ialah saluran-saluran untuk melayani para siswa
di sekolah.
1. Komponen program bimbingan konseling
a. Pengumpulan data
b. Pemberian informasi dan orientasi
c. Penempatan
d. Konseling termasuk pengiriman
e. Konsultasi
f. Evaluasi program
e. Penyelenggaraan Pelayanan
Sebagai pelaksana pelayanan bimbingan dan konseling, Guru Bimbingan dan
Konseling atau Konselor SMK Mitra Sehat Mandiri Sidoarjo bertugas dan berkewajiban
menyelenggarakan layanan yang mengarah pada (1) pelayanan dasar, (2) pelayanan
pengembangan, (3) pelayanan peminatan studi, (4) pelayanan teraputik, dan (5) pelayanan
diperluas.
1. Pelayanan Dasar, yaitu pelayanan mengarah kepada terpenuhinya kebutuhan siswa yang
paling elementer, yaitu kebutuhan makan dan minum, udara segar, dan kesehatan, serta
kebutuhan hubungan sosio-emosional.
2. Pelayanan Pengembangan, yaitu pelayanan untuk mengembangkan potensi peserta didik
sesuai dengan tahap-tahap dan tugas-tugas perkem-bangannya.
3. Pelayanan Arah Peminatan/Lintas Minat/Pendalaman Minat Studi Siswa, yaitu pelayanan
yang secara khusus tertuju kepada peminatan/lintas minat/pendalaman minat peserta
didik sesuai dengan konstruk dan isi kurikulum yang ada.
4. Pelayanan Teraputik, yaitu pelayanan untuk menangani pemasalahan yang diakibatkan
oleh gangguan terhadap pelayanan dasar dan pelayanan pengembangan, serta pelayanan
pemi natan.
5. Pelayanan Diperluas, yaitu pelayanan dengan sasaran di luar diri siswa pada satuan
pendidikan.
Pertemuan dengan orang tua Dilakukan pada awal tahun pelajaran bagi wali murid
9 3 hari
murid baru dan setiap akhir semester untuk pembagian rapot
Libur Romadhon dan seputar Hari
11 14 hari Kegiatan Pembelajaran tidak dilakukan
raya
Diisi dengan berbagai kegiatan yang bersifat
Kegiatan keagamaan termasuk
12 24 hari meningkatkan Ketaqwaan Terhadap Tuhan Yang Maha
Pondok Ramadhan
Esa
Diisi dengan kegiatan upacara bendera setiap Satu
13 Kegiatan Pendidikan Bela Negara 7 hari bulan sekali secara bergilir dan peringatan hari-hari
besar nasional
Diisi dengan kegiatan rutin berkaitan dengan
14 Kegiatan Administrasi Sekolah 245 hari
permasalah administrasi sekolah