PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1. Rasional
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
menyebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu. Berdasarkan pengertian tersebut, ada dua dimensi kurikulum,
yang pertama adalah rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan
pelajaran, sedangkan yang kedua adalah cara yang digunakan untuk kegiatan
pembelajaran.
Kurikulum 2013 yang diberlakukan mulai tahun pelajaran 2013/2014
memenuhi kedua dimensi tersebut. Pada tahun pelajaran 2019/2020 kurikulum 2013
mengalami revisi yang disebut dengan kurikulum 2013 edisi revisi tahun 2018,
dimana yang mengalami perubahan adalah sistem penilaian yang sebelumnya
menggunakan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayan nomor 66 tahun 2013
dan nomor 104 tahun 2014 tidak berlaku dan digantikan Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayan nomor 23 tahun 2016.
Kurikulum merupakan salah satu komponen pokok input pendidikan.
Kualitas Kurikulum menentukan kualitas proses pendidikan. Kurikulum adalah
keseluruhan program aktivitas pembelajaran baik terstruktur maupun hidden yang
terdokumentasi dengan rapi, digunakan sebagai acuan pelaksanaan pembelajaran
untuk memberikan berbagai pengalaman belajar bermakna dan berdampak bagi
peserta didik dan diatur oleh sekolah.Pengalaman belajar harus teprogram dan
berpusat pada peserta didik “student is the central focus of the curriculum”.
Keluasan dan kedalaman level kompetensi sebagai pengalaman dan aktivitas
pembelajaran terstruktur dan terukur dengan baik.
Kurikulum Pendidikan Menengah Kejuruan (PMK) berisi seperangkat
program pencapaian tujuan PMK yaitu terwujudnya Standar Kompetensi Lulusan
(SKL), kompetensi dasar dalam setiap Mata Pelajaran, dan bahan pelajaran serta
cara-cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
b. Tantangan Eksternal
Tantangan eksternal antara lain terkait dengan arus globalisasi dan
berbagai isu yang terkait dengan masalah lingkungan hidup, kemajuan teknologi
dan informasi, kebangkitan industri kreatif dan budaya, dan perkembangan
pendidikan di tingkat internasional. Arus globalisasi akan menggeser pola hidup
masyarakat dari agraris dan perniagaan tradisional menjadi masyarakat industri
dan perdagangan modern seperti dapat terlihat di World Trade Organization
(WTO), Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) Community, Asia-
Pacific Economic Cooperation (APEC), dan ASEAN Free Trade Area (AFTA).
Tantangan eksternal juga terkait dengan pergeseran kekuatan ekonomi dunia,
pengaruh dan imbas teknosains serta mutu, investasi, dan transformasi bidang
pendidikan. Keikutsertaan Indonesia di dalam studi International Trends in
International Mathematics and Science Study (TIMSS) dan Program for
International Student Assessment (PISA) sejak tahun 1999 juga menunjukkan
bahwa capaian anak-anak Indonesia tidak menggembirakan dalam beberapa kali
STATUS KEDINASAN
NO URAIAN
JML PNS GTT G. TAMU
1 Muatan Nasional 21 10 11 -
2 Muatan Kewilayahan 4 2 2 -
Muatan Peminatan Kejuruan
3 5 4 1 -
Kelompok C1
Muatan Peminatan Kejuruan
4
Kelompok C2 dan C3
a. TITL 5 2 3 -
b. APL 4 3 1 1
c. TEI 4 1 3 -
d. APL 5 0 5 -
e. MM 3 0 3 -
Bimbingan Penyuluhan /
5 1 1 1 -
Bimbingan Konseling
6 Muatan Lokal (Bahasa Daerah) 1 0 1 -
TOTAL 55 23 31 1
C. Landasan
1. Landasan Filosofis
Landasan filosofis penting kedudukannya dalam pengembangan kurikulum.
Landasan filosofis memberi arah ideal dan pemikiran yang mendasar tentang isi
suatu kurikulum, konsep pembelajaran yang tepat, posisi peserta didik, penilaian
hasil belajar, hubungan peserta didik dengan masyarakat dan lingkungan kerja serta
lingkungan alam di sekitarnya. KTSP SMK/MAK dikembangkan dengan landasan
filosofis sebagai berikut:
a. Pendidikan berakar pada budaya bangsa untuk membangun kehidupan bangsa
masa kini dan masa mendatang. Pandangan ini menjadikan KTSP SMK/MAK
dikembangkan berdasarkan budaya bangsa Indonesia yang beragam, diarahkan
untuk membangun kehidupan masa kini dan untuk membangun dasar-dasar
kehidupan bangsa yang lebih baik di masa depan. Mempersiapkan peserta didik
untuk kehidupan masa depan selalu menjadi tujuan dasar KTSP SMK/MAK .
Hal ini mengandung makna bahwa KTSP SMK/MAK adalah rancangan
program pembelajaran PMK untuk mempersiapkan kehidupan generasi muda
sebagai human capital bangsa. Dengan demikian, tugas mempersiapkan generasi
muda bangsa menjadi tenaga kerja menengah yang handal merupakan tugas
utama SMK/MAK. Untuk mempersiapkan kehidupan masa kini dan masa depan
peserta didik, KTSP SMK/MAK mengembangkan pengalaman belajar yang
memberikan kesempatan luas bagi peserta didik untuk menguasai berbagai
kompetensi. Kompetensi yang diajarkan dan dilatihkan pada SMK/MAK
diprogramkan untuk memenuhi kebutuhan pasar tenaga kerja (labour market),
hal ini sejalan dengan pandangan filsafat esensialisme. Di sisi lain dalam
pandangan filosofi pragmatisme PMK diselenggarakan untuk maksud
memenuhi seluruh kebutuhan individu peserta didik dalam mempersiapkan diri
2. Landasan Sosiologis
Pendidikan merupakan tanggungjawab bersama antara keluarga,
masyarakat, dan pemerintah. Pendidikan yang diterima dari lingkungan keluarga
(informal), yang diserap dari masyarakat (nonformal), maupun yang diperoleh dari
sekolah (formal) akan menyatu dalam diri peserta didik, menjadi satu kesatuan yang
utuh, saling mengisi, dan diharapkan dapat saling memperkaya secara positif.
Peserta didik SMK berasal dari anggota berbagai lingkungan masyarakat
yang memiliki budaya, tata nilai, dan kondisi sosial yang berbeda. Pendidikan
kejuruan mempertimbangkan kondisi sosial. Karenanya, segala upaya yang
dilakukan harus selalu berpegang teguh pada keharmonisan hubungan antar
individu dalam masyarakat luas yang dilandasi dengan akhlak dan budi pekerti yang
luhur, serta keharmonisan antarsistem pendidikan dengan sistem-sistem yang lain
(ekonomi, sosial, politik, religi, dan moral). Secara sosial-budaya, Kurikulum SMK
edisi 2004 dikembangkan dengan memperhatikan berbagai dinamika, kebutuhan
masyarakat, dan tidak meninggalkan akar budaya Indonesia.
3. Landasan Psikopedagogis
Secara umum, manusia mengalami perkembangan psikologis sesuai dengan
pertambahan usia dan berbagai faktor lainnya yaitu latar belakang pendidikan,
ekonomi keluarga, dan lingkungan pergaulan, yang mengakibatkan perbedaan dalam
dimensi fisik, intelektual, emosional, dan spiritual. Pada kurun usia peserta didik di
SMK, mereka memiliki kecenderungan untuk mencari identitas atau jati diri.
Pondasi kejiwaan yang kuat diperlukan oleh peserta didik agar berani
menghadapi, mampu beradaptasi dan mengatasi berbagai masalah kehidupan, baik
kehidupan profesional maupun kehidupan keseharian, yang selalu berubah bentuk
dan jenisnya serta mampu meningkatkan diri dengan mengikuti pendidikan yang
lebih tinggi.
4. Landasan Teoritis
Dua tokoh pendidikan kejuruan berbeda aliran sangat kuat mewarnai teori-
teori pendidikan kejuruan dunia. Tokoh tersebut adalah Charles Prosser dan John
Dewey. Teori Prosser menyatakan bahwa Pendidikan Kejuruan membutuhkan
lingkungan pembelajaran menyerupai dunia kerja dan peralatan yang memadai
sesuai kebutuhan pelaksanaan pekerjaan di dunia kerja. Agar efektif Pendidikan
Kejuruan harus melatih dan membentuk kebiasaan kerja sebagai suatu kebutuhan
yang harus dimiliki bagi setiap individu yang mau bekerja. Penguatan kemampuan
dan skill kerja dapat ditingkatkan melalui pengulangan cara berpikir dan cara bekerja
yang efisien. Pendidikan Kejuruan harus melakukan seleksi bakat dan minat. Guru
Pendidikan Kejuruan akan berhasil jika telah memiliki pengalaman sukses dalam
menerapkan skill dan pengetahuan sesuai bidang yang diajarkan. Kemampuan
produktif sebagai standar performance dikembangkan berdasarkan kebutuhan
2. Misi Sekolah
a. Membiasakan aktivitas keagamaan dan budi pekerti luhur (IMTAQ) sehingga
menjadi sumber kearifan dalam bertindak.
b. Memberikan kemampuan kecakapan dan keterampilan bagi lulusan untuk
melanjutkan pendidikan, berwirausaha dan hidup berdikari dalam masyarakat.
c. Menggunakan sinkronisasi kurikulum nasional dengan DU/DI lokal, nasional
maupun internasional untuk pengembangan pembelajaran dan kompetensi
keahlian/ produktif.
d. Memberdayakan potensi Out-Resources untuk menghasilkan lulusan memiliki
keunggulan kompetitif di pasar lokal, nasional dan global.
e. Menerapkan manajemen sekolah sesuai dengan prinsip MPMBS, Manajemen
Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah.
f. Menciptakan iklim sekolah, baik fisik maupun non fisik yang kondusif untuk
pengembangan prestasi akademis maupun non akademis.
g. Mengembangkan Unit Pelayanan Jasa (UPJ) sebagai sarana pengembangkan
ekonomi kreatif dan jiwa kewirausahaan.
h. Mencegah pencemaran, mengusahakan lingkungan sekolah yang hijau, bersih
dan indah serta melakukan perbaikan berkesinmabungan dan berkelanjutan.
i. Meningkatkan profesionalitas, akuntabilitas, efektivitas, dan kualitas
pembelajaran dan pembimbingan secara berkesinambungan sesuai dengan
tuntutan masyarakat, pemerintah dan perkembangan IPTEK untuk
menghasilkan tamatan yang unggul dalam bersaing di era global.
C. Tujuan Sekolah
1. Tujuan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Driyorejo antara lain :
Kompetensi Keahlian
B. Profil Lulusan
Standar Kompetensi Lulusan (SKL) adalah kriteria mengenai kualifikasi
kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan dan keterampilan. Standar
Kompetensi Lulusan digunakan sebagai acuan utama pengembangan standar isi, standar
proses, standar penilaian pendidikan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar
sarana dan prasarana, standar pengelolaan dan standar pembiayaan.
a. Standar Isi
1. Kompetensi Inti
Tabel 3
Struktur Inti Sekolah Menengah Atas/ Madrasah Aliyah
2. Pengembangan Diri
Pengembangan diri adalah kegiatan yang bertujuan memberikan kesempatan
kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai
dengan kebutuhan, bakat, minat, setiap peserta didik dan kondisi sekolah. Kegiatan
pengembangan diri difasilitasi dan/atau dibimbing oleh konselor, guru, atau tenaga
kependidikan lainnya yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler.
Kegiatan pengembangan diri dapat dilakukan antara lain melalui kegiatan pelayanan
3. Ketuntasan Belajar
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) adalah Kriteria Ketuntasan Belajar
(KKB) yang ditetapkan oleh satuan pendidikan. Penentuan KKM ditetapkan oleh
satuan pendidikan dan dapat menentukan KKM diatas KKM yang telah ditentukan
oleh pemerintah. Penetapan KKM oleh satuan pendidikan (sekolah) dengan
memperhatikan:
a. Intake (kemampuan rata-rata peserta didik)
b. Kompleksitas (mengidentifikasi indikator sebagai penanda tercapainya
kompetensi dasar)
c. Kemampuan daya dukung (berorientasi pada sumber belajar
Hal yang harus diperhatikan dalam menentukan KKM adalah :
a. Hitung jumlah Kompetensi Dasar (KD) setiap mata pelajaran setiap
kelas.
b. Tentukan kekuatan/nilai untuk setiap aspek/komponen, sesuaikan
dengan kemampuan masing-masing aspek:
1) Aspek Kompleksitas: semakin komplek (sukar) KD maka nilainya
semakin rendah tetapi semakin mudah KD maka nilainya semakin
tinggi. Tingkat kesulitan materi dipandang dari sudut penguasaan
guru terhadap materi tersebut. Semakin baik penguasaan guru
terhadap materi semakin kecil tingkat kompleksitasnya.
2) Aspek Sumber Daya Pendukung: semakin tinggi sumber daya
pendukung maka nilainya semakin tinggi.
3) Aspek Intake: semakin tinggi kemampuan awal siswa (intake) maka
nilainya semakin tinggi.
c. Jumlahkan nilai setiap komponen, selanjutnya dibagi 3 untuk menentukan
KKM setiap KD.
4. Pembelajaran Remidial
Pembelajaran remedial dilakukan dengan cara :
a. Pemberian pembelajaran ulang dengan metode dan media yang berbeda,
menyesuaikan dengan gaya belajar siswa.
b. Pemberian bimbingan secara berkelompok
c. Pemberian tugas-tugas atau latihan secara khusus, dimulai dengan tugas-
tugas atau latihan sesuai dengan kemampuannya.
d. Pemanfaatan tutor sebaya, yaitu siswa dibantu oleh teman sekelas yang
telah mencapai ketuntasan belajar.
e. Pembelajaran remedial dapat dilakukan sebelum semester berakhir atau
batas akhir pemasukan nilai ke dalam buku rapor.
5. Pembelajaran Pengayaan
Pembelajaran pengayaan dapat dilakukan melalui :
a. Belajar kelompok, yaitu sekelompok siswa diberi tugas pengayaan untuk
dikerjakan bersama pada dan/atau di luar jam-jam pelajaran sekolah
b. Belajar Mandiri, yaitu siswa diberi tugas pengayaan untuk dikerjakan
sendiri/individual
c. Pemadatan Kurikulum, yaitu pemberian pembelajaran hanya untuk
kompetensi/materi yang belum diketahui siswa. Dengan demikian tersedia
waktu bagi siswa untuk memperoleh kompetensi/materi baru, atau bekerja
dalam proyek secara mandiri sesuai dengan kemampuan masing-masing.
Hasil penilaian pembelajaran remedial dan pengayaan dapat dilakukan melalui :
a. Nilai remedial yang diperoleh diolah menjadi nilai akhir.
b. Nilai akhir setelah remedial untuk ranah pengetahuan dihitung dengan
mengganti nilai indicator yang belum tuntas dengan nilai indicator hasil
remedial, yang selanjutnya diolah berdasarkan rerata nilai seluruh KD.
c. Nilai akhir setelah remedial untuk ranah keterampilan diambil dari nilai
7. Kompetensi Dasar
Kompetensi Dasar dirumuskan untuk mencapai Kompetensi Inti. Rumusan
Kompetensi Dasar dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik dan
kemampuan peserta didik, dan kekhasan masing- masing mata pelajaran.
Kompetensi Dasar meliputi empat kelompok sesuai dengan pengelompokan
Kompetensi Inti sebagai berikut:
JENJANG
JENJANG PENDIDIKAN FORMAL
PENDIDIKAN
NONFORMAL,
LEVEL KKNI
KEJURUAN, INFORMAL,
PROGRAM
VOKASI, PELATIHAN,
AKADEMIK
PROFESI
PENGALAMAN
Level 9 S3 Subspesialis
Ahli
Level 8 Spesialis
S2
Level 7 Profesi
Level 6 D4
Level 5 D3 Teknisi / analis
S1
Level 4 D2
Level 3 D1
Level 2 Sekolah
Sekolah Menengah
Menengah Operator
Level 1 Umum
Kejuruan
JENJANG
URAIAN
KUALIFIKASI
Deskripsi umum 1. Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Memiliki moral, etika dan kepribadian yang baik di dalam
menyelesaikan tugasnya.
3. Berperan sebagai warga negara yang bangga dan cinta tanah
air serta mendukung perdamaian dunia.
Uraian Kompetensi Inti untuk program pendidikan 3 tahun dan 4 tahun pada SMK/MAK
disajikan dalam Tabel 2.5.
Tingkat/Semester
K13
No Mata Pelajaran X XI XII
KTSP
1 2 3 4 5 6
A. Muatan Nasional 1,768 19 19 15 15 16 16
1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 318 3 3 3 3 3 3
Pendidikan Pancasila dan
2 212 2 2 2 2 2 2
Kewarganegaraan
3 Bahasa Indonesia 354 4 4 3 3 3 3
4 Matematika 424 4 4 4 4 4 4
5 Sejarah Indonesia 108 3 3 - - - -
6 Bahasa Inggris 246 2 2 2 2 3 3
Bahasa Jepang (Bahasa Asing
7 106 1 1 1 1 1 1
Lainnya)
B. Muatan Kewilayahan 252 5 5 2 2 0 0
1 SeniBudaya 108 3 3 - - - -
Pendidikan Jasmani, Olah Raga dan
2 144 2 2 2 2 - -
Kesehatan
Jumlah A dan B 2,020 24 24 17 17 16 16
C. Materi Peminatan Kejuruan
C1. Dasar Bidang Keahlian 360 10 10 0 0 0 0
1 Simulasi dan Komunikasi Digital 108 3 3 - - - -
2 Fisika 144 4 4 - - - -
3 Kimia 108 3 3 - - - -
C2. Dasar Program Keahlian 432 13 13 0 0 0 0
1 Gambar Teknik Listrik 108 3 3 - - - -
2 Dasar Listrik dan Elektronika 180 5 5 - - - -
3 Pekerjaan Dasar Elektromekanik 144 4 4 - - - -
C3. Kompetensi Keahlian 2,064 0 0 29 29 30 30
1 Instalasi Penerangan Listrik 526 - - 8 8 7 7
2 Instalasi Tenaga Listrik 526 - - 8 8 7 7
3 Instalasi Motor Listrik 492 - - 8 8 6 6
4 Perbaikan Peralatan Listrik 170 - - - - 5 5
5 Produk Kreatif dan Kewirausahaan 350 - - 5 5 5 5
Jumlah C (C1, C2, dan C3) 2,856 22 22 29 29 30 30
D. Muatan Lokal 212 2 2 2 2 2 2
1 Bahasa Daerah 212 2 2 2 2 2 2
Jumlah Seluruhnya 5,088 48 48 48 48 48 48
A. Struktur Kurikulum
Untuk mewadahi konsep kesamaan antara Sekolah Menengah Atas/Madrasah
Aliyah dan Sekolah Menengah Kejuruam/Madrasah Aliyah Kejuruan, maka
dikembangkan Struktur Kurikulum Pendidikan Menengah terdiri atas kelompok mata
pelajaran muatan nasional, muatan kewilayahan, materi peminatan kejuruan, muatan
lokal. Kurikulum SMK/MAK terdiri atas mata pelajaran umum kelompok
muatan nasional, mata pelajaran kelompok muatan kewilayahan, mata
pelajaran materi peminatan kejuruan, dan kelompok mata pelajaran muatan
lokal.
Mata pelajaran materi peminatan kejuruan dikelompokkan menjadi 3 kelompok,
yaitu :
1. Kelompok C1 Dasar Bidang Keahlian,
2. Kelompok C2 Dasar Program Keahlian, dan
3. Kelompok C3 Kompetensi Keahlian.
Struktur Kurikulum kompetensi keahlian Analisis Pengujian Laboratorium dapat
dicermati pada tabel 4 di bawah ini.
Tabel 4
StrukturKurikulum
Kompetensi Keahlian Teknik Instalaasi Tenaga Listrik
Tingkat/Semester
K13
No Mata Pelajaran X XI XII
KTSP
1 2 3 4 5 6
A. Muatan Nasional 1,768 19 19 15 15 16 16
1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 318 3 3 3 3 3 3
Pendidikan Pancasila dan
2 212 2 2 2 2 2 2
Kewarganegaraan
3 Bahasa Indonesia 354 4 4 3 3 3 3
4 Matematika 424 4 4 4 4 4 4
5 Sejarah Indonesia 108 3 3 - - - -
6 Bahasa Inggris 246 2 2 2 2 3 3
Bahasa Jepang (Bahasa Asing
7 106 1 1 1 1 1 1
Lainnya)
Keterangan:
1. Mata pelajaran muatan nasional adalah mata pelajaran yang muatan dan acuannya
dikembangkan oleh pusat.
2. Mata pelajaran muatan kewilayahan merupakan kelompok mata pelajaran yang
muatan dan acuannya dikembangkan oleh pusat dan dapat dilengkapi dengan
muatan/konten lokal.
3. Mata pelajaran muatan kewilayahan dapat berupa mata pelajaran muatan lokal yang
berdiri sendiri.
4. Muatan lokal dapat memuat Bahasa Daerah
3. Beban Belajar
Beban belajar merupakan keseluruhan kegiatan yang harus diikuti peserta
didik dalam satu minggu, satu semester, dan satu tahun pembelajaran. Beban belajar
di SMK/MAK dinyatakan dalam jam pelajaran per minggu. Beban belajar satu
minggu adalah minimal 46 jam pelajaran. Beban belajar di Kelas X dan XI dalam
satu semester minimal 18 minggu.Beban belajar di kelas XII pada semester ganjil
minimal 18 minggu. Beban belajar di kelas XII pada semester genap minimal 14
minggu. Beban belajar bagi SMK/MAK yang menyelenggarakan Sistem Kredit
Semester (SKS), diatur dalam pedoman SKS.
B. Peraturan Akademik
Beban belajar dirumuskan dalam bentuk satuan waktu yang dibutuhkan oleh
peserta didik untuk mengikuti program pembelajaran melalui sistem tatap muka,
penugasan terstruktur, dan kegiatan mandiri tidak terstruktur untuk mencapai standar
kompetensi lulusan serta kemampuan lainnya dengan memperhatikan tingkat
perkembangan peserta didik.
Rumusan satuan waktu yang dibutuhkan oleh peserta didik dalam mengikuti
program pembelajaran melalui sistem tatap muka, penugasan terstruktur, dan kegiatan
4. Pendekatan Pembelajaran
Pendekatan ini menggabungkan tiga aspek secara sistimatik dan sistimatis yaitu;
Aspek pembelajaran dalam proses pemelajaran di sekolah, Aspek ekonomi yang
menca kup pengenalan dunia bisnis berupa harga “delivery time”, efisiensi
bahan, kepuasan pelanggan, dsb. Aspek industri dalam bentuk penguasaan
ketrampilan, sikap dan sikap kerja industri yang terstandar.
c. Pembelajaran Mandiri;
Interaksi antara guru dan peserta didik dalam KBM yang mengacu pada
penguasaan pengetahuan, ketrampilan dan sikap secara utuh dan menyeluruh.
Merupakan pendekatan KBM yang mengacu pada proses dan karakter obyek
yang dipelajari secara alamiah, cirinya antara lain ; Waktu pembelajaran boleh
jadi terjadwal dan tidak terjadwal, KBM di laksanakan secara bersela sesuai
dengan kebutuhan baik pada waktu pagi atau siang, waktu pembelajaran
khususnya praktik sangat ditentukan oleh kebutuhan obyek yang dipelajari, dan
waktu belajar peserta didik tidak harus belajar selama 24 jam terus menerus.
h. Tempat Pembelajaran
Alokasi waktu belajar berkisar antara 1044 jam pelajaran untuk selama
waktu pendidikan. Durasi pembelajaran 45 menit per jam pelajaran dan praktik
kerja industri dilaksanakan selama 3 bulan dengan menggunakan alokasi waktu
pembelajaran program produktif.
a. Pembelajaran di sekolah
1) Pengkondisian Prakerin;
2) Pemrograman Bersama;
3) Guru Tamu;
4) Orientasi Kerja;
Sekolah memberi tugas kepada peserta didik tingkat X pada setiap liburan
untuk mengikuti kegiatan kerja yang dilakukan oleh ORTU/lingkungan yang
ada dimasyarakat dan penulisan Laporan Hasil Praktik Orientasi Kerja yang
dilakukan selama liburan akhir semester gasal/genap.
c. Tujuan
1) Mengetahui tingkat penguasaan kompetensi dalam sikap, pengetahuan, dan
keterampilan yang sudah dan belum dikuasai seorang/sekelompok peserta
didik untuk ditingkatkan dalam pembelajaran remedial dan program
pengayaan.
2) Menetapkan ketuntasan penguasaan kompetensi belajar peserta didik dalam
kurun waktu tertentu, yaitu harian, tengah semesteran, satu semesteran, satu
tahunan, dan masa studi satuan pendidikan.
3) Menetapkan program perbaikan atau pengayaan berdasarkan tingkat
d. Acuan Penilaian
1) Penilaian menggunakan Acuan Kriteria yang merupakan penilaian
kemajuan peserta didik dibandingkan dengan kriteria capaian kompetensi
yang ditetapkan. Skor yang diperoleh dari hasil suatu penilaian baik yang
formatif maupun sumatif seorang peserta didik tidak dibandingkan dengan
skor peserta didik lainnya namun dibandingkan dengan penguasaan
kompetensi yang dipersyaratkan.
2) Bagi yang belum berhasil mencapai kriteria, diberi kesempatan mengikuti
pembelajaran remedial yang dilakukan setelah suatu kegiatan penilaian
(bukan di akhir semester) baik secara individual, kelompok, maupun kelas.
Bagi mereka yang berhasil dapat diberi program pengayaan sesuai dengan
waktu yang tersedia baik secara individual maupun kelompok. Program
pengayaan merupakan pendalaman atau perluasan dari kompetensi yang
dipelajari.
3) Acuan Kriteria menggunakan modus untuk sikap, rerata untuk pengetahuan,
dan capaian optimum untuk keterampilan.
e. Prinsip
Prinsip Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik meliputi prinsip umum dan
prinsip khusus. Prinsip umum dalam Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik
adalah sebagai berikut.
1) Sahih, berarti penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan
kemampuan yang diukur.
2) Objektif, berarti penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas,
tidak dipengaruhi subjektivitas penilai.
3) Adil, berarti penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik
karena berkebutuhan khusus serta perbedaan latar belakang agama, suku,
budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan gender.
4) Terpadu, berarti penilaian oleh pendidik merupakan salah satu komponen
yang tak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran.
5) Terbuka, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar
f. Lingkup
Lingkup Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik mencakup kompetensi sikap
(spiritual dan sosial), pengetahuan, dan keterampilan.
1) Sikap (Spiritual dan Sosial)
Sasaran Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik pada ranah sikap spiritual
dan sikap sosial adalah sebagai berikut.
2) Pengetahuan
Sasaran Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik pada kemampuan berpikir
adalah sebagai berikut.
Kemampuan Deskripsi
Berpikir
Mengingat: Pengetahuan hafalan: ketepatan, kecepatan,
mengemukakan kebenaran pengetahuan yang diingat dan
kembali apa yang digunakan ketika menjawab pertanyaan
sudah dipelajari dari tentang fakta, definisi konsep, prosedur,
guru, buku, sumber hukum, teori dari apa yang sudah dipelajari
lainnya sebagaimana di kelas tanpa diubah/berubah.
aslinya, tanpa
melakukan perubahan
Memahami: Kemampuan mengolah pengetahuan yang
Sudah ada proses dipelajari menjadi sesuatu yang baru seperti
pengolahan dari bentuk menggantikan suatu kata/istilah dengan
aslinya tetapi arti dari kata/istilah lain yang sama maknanya;
kata, istilah, tulisan, menulis kembali suatu
grafik, tabel, gambar, alimat/paragraf/tulisan dengan
foto tidak berubah. kalimat/paragraf/tulisan sendiri dengan
tanpa mengubah artinya informasi aslinya;
mengubah bentuk komunikasi dari bentuk
kalimat ke bentuk grafik/tabel/visual atau
sebaliknya; memberi tafsir suatu
kalimat/paragraf/tulisan/data sesuai dengan
kemampuan peserta didik; memperkirakan
kemungkinan yang terjadi dari suatu
informasi yang terkandung dalam suatu
kalimat/paragraf/tulisan/data.
Dimensi Deskripsi
Pengetahuan
Faktual Pengetahuan tentang istilah, nama orang, nama benda,
angka, tahun, dan hal-hal yang terkait secara khusus
dengan suatu mata pelajaran.
Konseptual Pengetahuan tentang kategori, klasifikasi, keterkaitan
antara satu kategori dengan lainnya, hukum kausalita,
definisi, teori.
3) Keterampilan
Keterampilan
Deskripsi
kongkret
Persepsi Menunjukan perhatian untuk melakukan suatu
(perception) gerakan
Kesiapan (set) Menunjukan kesiapan mental dan fisik untuk
melakukan suatu gerakan
Meniru (guided Meniru gerakan secara terbimbing
response)
g. Mekanisme
1) Tingkat Kompetensi
Tingkat kompetensi merupakan batas minimal pencapaian kompetensi sikap,
pengetahuan, dan keterampilan. Pencapaian kompetensi sikap dinyatakan
dalam deskripsi kualitas tertentu, sedangkan pencapaian kompetensi
pengetahuan dinyatakan dalam skor tertentu untuk kemampuan berpikir dan
dimensi pengetahuannya, sedangkan untuk kompetensi keterampilan
dinyatakan dalam deskripsi kemahiran dan/atau skor tertentu. Pencapaian
tingkat kompetensi dinyatakan dalam bentuk deskripsi kemampuan dan/atau
skor yang dipersyaratkan pada tingkat tertentu. Tingkat pencapaian KI dan
KD berbeda untuk setiap satuan tingkat pendidikan mulai dari SD/MI kelas
awal (I – III) dan kelas atas (IV – VI), SMP/MTs kelas VII - IX, dan
SMA/SMK/MA kelas X - XII
Tingkat
No. Tingkat Kelas
Kompetensi
1. Tingkat 0 TK/RA
2) Ketuntasan Belajar
Ketuntasan Belajar terdiri atas ketuntasan penguasaan substansi dan
ketuntasan belajar dalam konteks kurun waktu belajar. Ketuntasan
penguasaan substansi yaitu ketuntasan belajar KD yang merupakan tingkat
penguasaan peserta didik atas KD tertentu pada tingkat penguasaan minimal
atau di atasnya, sedangkan ketuntasan belajar dalam konteks kurun waktu
belajar terdiri atas ketuntasan dalam setiap semester, setiap tahun ajaran, dan
tingkat satuan pendidikan.
Ketuntasan Belajar dalam satu semester adalah keberhasilan peserta didik
menguasai kompetensi dari sejumlah mata pelajaran yang diikutinya dalam
satu semester. Ketuntasan Belajar dalam setiap tahun pelajaran adalah
keberhasilan peserta didik pada semester ganjil dan genap dalam satu tahun
pelajaran. Ketuntasan dalam tingkat satuan pendidikan adalah keberhasilan
peserta didik menguasai kompetensi seluruh mata pelajaran dalam suatu
satuan pendidikan untuk menentukan kelulusan peserta didik dari satuan
pendidikan.
Nilai ketuntasan kompetensi sikap dituangkan dalam bentuk predikat, yakni
predikat Sangat Baik (SB), Baik (B), Cukup (C), dan Kurang (K)
sebagaimana tertera pada tabel berikut.
Catatan:
Kolom Aspek perilaku diisi dengan angka yang sesuai
dengan kriteria berikut.
4 = sangat baik, 3 = baik, 2 = cukup, 1 = kurang
Format di atas dapat digunakan pada mata pelajaran lain dengan
menyesuaikan aspek perilaku yang ingin diamati.
(2) Penilaian diri (self assessment)
Penilaian diri digunakan untuk memberikan penguatan
Contoh :
Format Penilaian Teman Sebaya
Skala
No Pernyataan
4 3 2 1
1. Teman saya berkata benar, apa
adanya kepada orang lain
2. Teman saya mengerjakan sendiri
tugas-tugas sekolah
3. Teman saya mentaati peraturan (tata-
tertib) yang diterapkan
4. Teman saya memperhatikan kebersihan
diri sendiri
5. Teman saya mengembalikan alat
kebersihan, pertukangan, olah raga,
6. Teman saya terbiasa
laboratorium menyelesaikan
yang sudah selesai
pekerjaan
dipakai kesesuai
tempatdengan petunjuk
penyimpanan
7. Teman
semula saya menyelesaikan tugas
guru
tepat waktu apabila diberikan tugas
8. Teman
oleh gurusaya berusaha bertutur kata
yang sopan kepada orang lain
9. Teman saya berusaha bersikap ramah
terhadap orang lain
10 Teman saya menolong teman yang
. sedang mendapatkan kesulitan
11 ........
.
3) Penugasan
Instrumen penugasan berupa pekerjaan rumah dan/atau projek yang
dikerjakan secara individu atau kelompok sesuai dengan karakteristik
tugas.
4) Penilaian Kompetensi Keterampilan
Kompetensi keterampilan terdiri atas keterampilan abstrak dan
keterampilan kongkret.
Penilaian kompetensi keterampilan dapat dilakukan dengan
menggunakan :
Unjuk kerja/kinerja/praktik
Penilaian unjuk kerja/kinerja/praktik dilakukan dengan cara mengamati
kegiatan peserta didik dalam melakukan sesuatu. Penilaian ini cocok
Contoh :
Format instrument penilaian praktik di laboratorium
Contoh :
Format instrument penilaian praktik olahraga bola
volley
(b) Produk
Penilaian produk meliputi penilaian kemampuan peserta
didik membuat produk-produk, teknologi, dan seni, seperti:
makanan (contoh: tempe, kue, asinan, baso, dan nata de
coco), pakaian, sarana kebersihan (contoh: sabun, pasta
gigi, cairan pembersih dan sapu), alat-alat teknologi
(contoh: adaptor ac/dc dan bel listrik), hasil karya seni
(contoh: patung, lukisan dan gambar), dan barang-barang
terbuat dari kain, kayu, keramik, plastik, atau logam.
Pengembangan produk meliputi 3 (tiga) tahap dan setiap
tahap perlu diadakan penilaian yaitu:
(1a) Tahap persiapan, meliputi: penilaian kemampuan
peserta didik dan merencanakan, menggali, dan
Dokumen 1 Kurikulum TITL SMK Negeri 1 Driyorejo Halaman 77
mengembangkan gagasan, dan mendesain produk.
(1b) Tahap pembuatan produk (proses), meliputi: penilaian
kemampuan peserta didik dalam menyeleksi dan
menggunakan bahan, alat, dan teknik.
(1c) Tahap penilaian produk (appraisal), meliputi:
penilaian produk yang dihasilkan peserta didik sesuai
kriteria yang ditetapkan, misalnya berdasarkan,
tampilan, fungsi dan estetika.
Penilaian produk biasanya menggunakan cara analitik atau
holistik.
(1a) Cara analitik, yaitu berdasarkan aspek-aspek produk,
biasanya dilakukan terhadap semua kriteria yang
terdapat pada semua tahap proses pengembangan
(tahap: persiapan, pembuatan produk, penilaian
produk).
(1b) Cara holistik, yaitu berdasarkan kesan keseluruhan dari
produk, biasanya dilakukan hanya pada tahap
penilaian produk.
Contoh : Penilaian Produk
i. Waktu Penilaian
Waktu penilaian kegiatan pembelajaran seperti tabel di bawah ini.
j. Pengolahan
A. Muatan Lokal
Muatan lokal, dalam Penjelasan Atas Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional, merupakan bahan kajian yang dimaksudkan untuk
membentuk pemahaman peserta didik terhadap potensi di daerah tempat tinggalnya.
Dalam Pasal 77 N Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
dinyatakan bahwa : (1) Muatan lokal untuk setiap satuan pendidikan berisi muatan dan
proses pembelajaran tentang potensi dan keunikan lokal; (2) Muatan lokal
dikembangkan dan dilaksanakan pada setiap satuan pendidikan. Selanjutnya, dalam
Pasal 77 P antara lain dinyatakan bahwa :
1. Pemerintah daerah provinsi melakukan koordinasi dan supervisi pengelolaan
muatan lokal pada pendidikan menengah;
2. Pemerintah daerah kabupaten/kota melakukan koordinasi dan supervisi pengelolaan
muatan lokal pada pendidikan dasar;
3. Pengelolaan muatan lokal meliputi penyiapan, penyusunan, dan evaluasi terhadap
dokumen muatan lokal, buku teks pelajaran, dan buku panduan guru; dan
4. Dalam hal seluruh kabupaten/kota pada 1 (satu) provinsi sepakat menetapkan 1
(satu) muatan lokal yang sama, koordinasi dan supervisi pengelolaan kurikulum
pada pendidikan dasar dilakukan oleh pemerintah daerah provinsi.
Pengimpelementasi Kurikulum 2013 revisi muatan local Bahasa Daerah bertujuan agar
peserta didik memiliki kompetensi sebagai berikut :
1. menjaga dan memelihara kelestaraian bahasa, sastra, dan aksara Jawa sehingga
menjadi faktor penting untuk peneguhan jati diri daerah
2. menyelaraskan fungsi bahasa, sastra, dan Jawa dalam kehidupan masyarakat sejalan
dengan arah pembinaan bahasa upaya pembinaan dan pengembangan kebudayaan
nasional
3. mendayagunakan bahasa, sastra, dan aksara Jawa sebagai wahana untuk
pembangunan karakter dan budi pekerti.
B. Ekstra Kurikuler
Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran dan
pelayanan konseling untuk membantu pengembangan peserta didik sesuai dengan
kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka melalui kegiatan yang secara khusus
diselenggarakan oleh pendidik dan atau tenaga kependidikan yang berkemampuan dan
berkewenangan di sekolah/madrasah.
1. Bidang Pengembangan
2. Prinsip Kegiatan
3. Format Kegiatan
b. Jenis Kegiatan
1) Kepemimpinan, meliputi Kepramukaan, Latihan Dasar Kepemimpinan
Siswa (LDKS), Pasukan Pengibar Bendera (PASKIBRA).
2) Karya Ilmiah, meliputi Majalah Dinding dan Kegiatan Ilmiah Remaja
(MAKIR)
3) Kesenian, meliputi paduan suara dan angklung.
4) Keagamaan, meliputi rohis dan rokris.
5) Olah Raga, meliputi olah raga prestasi.
6) Kesehatan, meliputi Palang Merah Remaja (PMR).
7) Kegiatan-kegiatan yang bersifat mendukung pengembangan kreativitas,
yaitu mengadakan:
8) Lomba/kegiatan, meliputi Lomba Kompetensi Siswa (LKS), Jambore
Pramuka, PMR, Porseni, Pekan Budaya, PBB, cerdas cermat, dll.
9) Kegiatan sosial kemasyarakatan, misalnya kegiatan amal, donor darah,
membantu masyarakat yang terkena bencana alam, dll.
10) Seminar, lokakarya, dan pameran/bazar, dengan substansi antara lain karir,
pendidikan, kesehatan, perlindungan HAM, keagamaan, seni budaya.
c. Perencanaan
d. Pelaksanaan
1) Kegiatan ekstrakurikuler yang bersifat rutin, spontan dan keteladanan
dilaksanakan secara langsung oleh guru, konselor dan tenaga kependidikan
di sekolah/madrasah.
2) Kegiatan ekstrakurikuler yang terprogram dilaksanakan sesuai dengan
sasaran, substansi, jenis kegiatan, waktu, tempat, dan pelaksana sebagaimana
telah direncanakan.
e. Pelaporan
f. Pengawasan
1) Kegiatan ekstrakurikuler di sekolah/madrasah dipantau, dievaluasi, dan
dibina melalui kegiatan pengawasan.
a. Pengawasan kegiatan ekstrakurikuler dilakukan secara:
2) Interen, oleh kepala sekolah/ madrasah.
3) Eksteren, oleh pihak yang secara struktural/ fungsional memiliki
kewenangan membina kegiatan ekstrakurikuler yang dimaksud.
4) Hasil pengawasan didokumentasikan, dianalisis, dan ditindaklanjuti untuk
peningkatan mutu perencanaan dan pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler di
sekolah/madrasah.
C. Penumbuhan Karakter
Pendidikan karakter kini menjadi salahsatu wacana utama dalam kebijakan
nasional di bidang karakter Pendidikan. Seluruh kegiatan belajar serta mengajar harus
merujuk pada pelaksanaan pendidikan Karakter. Ini juga termuat di dalam Naskah
Rencana Aksi Nasional Pendidikan Karakter yang diterbitkan oleh Kementerian
Pendidikan pada tahun 2010. Dalam naskah tersebut dinyatakan yakni pendidikan
karakter menjadi unsur utama dalam pencapaian visi dan misi pembangunan Nasional
yang termasuk pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) tahun 2005-2025.
Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional merumuskan fungsi dan tujuan pendidikan Nasional yang
harus digunakan dalam mengembangkan upaya pendidikan di Indonesia. Pasal 3
1. Pendidikan Karakter
Pendidikan adalah suatu usaha sadar dan sistematis dalam mengembangkan
potensi peserta didik. Menurut wikipedia Pendidikan adalah pembelajaran
pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan sekelompok orang yang diturunkan dari
satu generasi ke generasi berikutnya melalui pengajaran, pelatihan, atau penelitian.
Pendidikan sering terjadi di bawah bimbingan orang lain, tetapi juga
memungkinkan secara otodidak. Karakter atau watak adalah sifat batin yang
memengaruhi segenap pikiran, perilaku, budi pekerti, dan tabiat yang dimiliki
manusia. Lebih lengkap lagi Karakter adalah nilai-nilai yang khas, baik watak,
akhlak atau kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi berbagai
kebijakan yang diyakini dan dipergunakan sebagai cara pandang, berpikir, bersikap,
berucap dan bertingkah laku dalam kehidupan sehari-hari.
Pendidikan Karakter adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana serta proses pemberdayaan potensi dan pembudayaan peserta didik guna
membangun karakter pribadi atau kelompok yang unik baik sebagai warga negara.
Dalam kamus lain Pendidikan Karakter merupakan bentuk kegiatan manusia yang
di dalamnya terdapat suatu tindakan yang mendidik diperuntukkan bagi generasi
selanjutnya.
D. Literasi
Pembelajaran merupakan suatu proses pengembangan potensi dan pembangunan
karakter setiap peserta didik sebagai hasil dari sinergi antara pendidikan yang
berlangsung di sekolah, keluarga dan masyarakat. Proses tersebut memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi mereka menjadi
kemampuan yang semakin lama semakin meningkat dalam sikap (spiritual dan sosial),
pengetahuan, dan keterampilan yang diperlukan dirinya untuk hidup dan untuk
bermasyarakat, berbangsa, serta berkontribusi pada kesejahteraan hidup umat manusia.
Keluarga merupakan tempat pertama bersemainya bibit sikap (spiritual dan
sosial), pengetahuan, dan keterampilan peserta didik. Oleh karena itu, peran keluarga
tidak dapat sepenuhnya digantikan oleh sekolah.
1. Prinsip
Untuk mencapai kualitas yang telah dirancang dalam dokumen kurikulum,
kegiatan pembelajaran perlu menggunakan prinsip sebagai berikut:
2. Lingkup
Pembelajaran pada Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan saintifik atau
pendekatan berbasis proses keilmuan. Pendekatan saintifik dapat menggunakan
beberapa strategi seperti pembelajaran kontekstual. Model pembelajaran merupakan
suatu bentuk pembelajaran yang memiliki nama, ciri, sintak, pengaturan, dan budaya
misalnya discovery learning, project-based learning, problem-based learning,
inquiry learning.
Langkah
Deskripsi Kegiatan Bentuk Hasil Belajar
Pembelajaran
B. Alokasi Waktu
Jumlah jam tatap muka sesuai dengan struktur kurikulum dan masing-masing
mata pelajaran atau kompetensi yang tertera pada spektrum. Untuk menentukan jumlah
dari masing-masing Mata Pelajaran/ kompetensi bedasarkan analisis/pemetaan
kurikulum implementatif yang telah divalidasi. Satu (1) jam tatap muka = 45 menit
Alokasi waktu minggu efektif belajar, waktu libur, dan kegiatan lainnya
diuraikan seperti pada tebel di bawah ini.
JULI 2017 8 - 10 - - - - 13 31
AGUSTUS
22 - 8 1 - - - - 31
2017
SEPTEMBER
19 - 9 2 - - - - 30
GANJIL 2017
(1, 3, 5) OKTOBER
22 - 9 - - - - - 31
2017
NOPEMBER
22 - 8 - - - - - 30
2017
DESEMBER
10 - 10 2 9 - - - 31
2017
JUMLAH SEMESTER
103 0 54 5 9 0 0 13 184
GANJIL
JANUARI
22 - 8 1 - - - - 31
2018
FEBRUARI
19 - 8 1 - - - - 28
2018
MARET
21 - 8 2 - - - - 31
2018
MEI 2018 15 2 8 3 - 3 - - 31
JUNI 2018 5 - 8 3 6 - 8 - 30
JULI 2018 - - 9 - 10 - - 12 31
JUMLAH SEMESTER
103 2 57 11 16 3 8 12 200
GENAP
JUMLAH SEMESTER
206 2 111 16 25 3 8 25 384
GENAP DAN GANJIL
Keterangan :
HES : Hari Efektif Sekolah
HEF : Hari Efektif Fakultatif
LU : Libur Umum
LHB : Libur Hari Raya
LS : Libur Semester
LPP : Libur Permulaan Puasa
LHR : Libur Sekitar Hari Raya
LL : Libur Lain Lain
JML : Jumlah
Keterangan :
a. MPLS = Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah
Dokumen 1 Kurikulum TITL SMK Negeri 1 Driyorejo Halaman 112
b. LPP = Libur Permulaan Puasa
c. EF = Efektif Fakultatif
d. LHR = Libur Sekitar Hari Raya
e. UAS = Ulangan Umum Semester Gasal
f. US = Ujian Sekolah
g. UN = Ujian Nasional
h. LS = Libur Semester
Jumlah
No Bulan/Tahun Tanggal Kegiatan
Hari
1 Juli 2017 3 - 6 Juli 2017 4 Pendaftaran Peserta Didik
Baru (PPDB)
2 Juli 2017 18 Juni - 15 Juli 2017 27 Libur Sekitar Hari Raya
Idul Fitri 1437 H
3 Juli 2017 24 - 30 Juli 2017 6 Libur Hari Raya Idul Fitri
1437 H
4 Juli 2017 17 - 19 Juli 2017 3 Masa Pengenalan
Lingkungan Sekolah
(MPLS)
5 Juli 2017 20 - 31 Juli 2017 8 Kegiatan Belajar Mengajar
Jumlah
No Bulan/Tahun Tanggal Kegiatan
Hari
1 Januari 2018 1-31 Januari 2018 22 Kegiatan Belajar Mengajar
36 Juni 2018 15-16 Juni 2018 2 Libur Hari Raya Idul Fitri
1438 H
37 Juni 2018 22-30 Juni 2018 6 Libur Semester Genap
Kelas X dan XI
38 Juni 2018 2,3,9,10,16,17,23, 9 Libur Umum / Sabtu dan
24,30 Juni 2018 Minggu
39 Juli 2018 2-14 Juli 2018 10 Libur Semester Genap
Kelas X dan XI
40 Juli 2018 2-7 Juli 2018 6 PPDB 2018-2019
Keterangan:
Hari Efektif Sekolah :
a. Semester I : 103 Hari
b. Semester II : 103 Hari