Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sebagaimana disebutkan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan
Nasional Nomor 20 tahun 2003 bahwa tujuan pendidikan nasional adalah
untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa , berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis
serta bertanggung jawab. Dalam menggapai tujuan pendidikan ini tentulah
tidak bisa terlepas dari kurikulum pendidikan.
Kurikulum 2013 dikembangkan untuk meningkatkan capaian pendidikan
dengan 2 (dua) strategi utama yaitu peningkatan efektifitas pembelajaran pada
satuan pendidikan dan penambahan waktu pembelajaran disekolah (Poerwati
dan Amri, 2013).
Inti dari Kurikulum 2013, adalah ada pada upaya penyederhanaan, dan
tematikintegratif. Kurikulum 2013 disiapkan untuk mencetak generasi yang
siap di dalam menghadapi masa depan, diterapkanya kurikulum 2013 ini, agar
supaya faktor-faktor yang merusak akhlak dan perilaku peserta didik dari intern
maupun ekstern dapat diminimalisir dengan adanya mata pelajaran pendidikan
agama dan budi pekerti. Keberhasilan kurikulum 2013 ini bukan hanya
tanggung jawab sekolah saja tetapi merupakan tanggung jawab dari semua
pihak; orang tua, pemerintah, dan masyarakat (Muzamiroh, 2013).
Menurut Mulyasa (2013), ada beberapa indikator yang dapat dilihat dalam
keberhasilan kurikulum 2013, antara lain 1) adanya lulusan yang berakhlakul
karimah dan memiliki moral yang baik, 2) adanya lulusan yang berkualitas,
produktif, kreatif, dan mandiri, 3) peningkatan mutu pembelajaran serta
terwujudnya pembelajaran aktif, kreatif, efektif, menyenangkan dan
peningkatan efisiensi dan efektivitas pengelolaan dan pendayagunaan sumber
belajar, 4) peningkatan perhatian serta partisipasi orang tua dan masyarakat.
Kurikulum 2013 revisi lebih menekankan untuk tercapainya kompetensi sikap,
pengetahuan dan keteramapilan. Dan dalam pelaksanaan penilaian hasil belajar

1
mengacu pada tiga komponen kompetensi di atas yaitu penilaian sikap,
penilaian kompetensi sikap melalui cara observasi, penilaian diri, penilaian
antar teman oleh peserta didik dan jurnal. Penilaian kompetensi pengetahuan
melalui cara tes tulis, tes lisan, dan penugasan.
Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa standar penilaian pendidikan
adalah standar yang mengatur tentang berbagai kegiatan pendidik, satuan
pendidik, dan pemerintah dalam menilai hasil belajar peserta didik. Dalam
penilaian hasil belajar peserta didik pada Kurikulum 2013 revisi terdapat tiga
aspek yaitu aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana Kurikulum 2013 ?
2. Bagaimana Perubahan Kurikulum 2013 ke Kurikukulum Revisi (2017) ?
3. Bagaimana Konsep dan Strategi Penilaian Kurikulum 2013 Revisi ?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui bagaimana Kurikulum 2013.
2. Mengetahui bagaimana Perubahan Kurikulum 2013 ke Kurikukulum
Revisi (2017).
3. Mengetahui bagaimana Konsep dan Strategi Penilaian Kurikulum 2013
Revisi.

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Kurikulum 2013
2.1.1.Pengertian Kurikulum 2013
Dilihat dari sisi sejarah, istilah kurikulum (curriculum) adalah suatu istilah yang
berasal dari bahasa Yunani. Pada awalnya istilah ini digunakan untuk dunia olah
raga, yaitu berupa jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelari. Pada masa
Yunani dahulu istilah kurikulum digunakan untuk menunjukkan tahapan-tahapan
yang dilalui atau ditempuh oleh seorang pelari dalam perlombaan lari estafet yang
dikenal dalam dunia atletik. Dalam proses lebih lanjut istilah ini ternyata
mengalami perkembangan, sehingga penggunaan istilah ini meluas dan merambah
kedunia pendidikan (Hamalik, 2010).
Kurikulum 2013 menjadi penyempurnaan kurikulum Tingkat Satuan pendidikan
tahun 2006. UU No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional yang
mengatakan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan-kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu. Kurikulum sebagai rencana digunakan sebagai pedoman
dalam pelaksanaan proses belajar mengajar oleh guru. Kurikulum sebagai
pengaturan tujuan, isi, dan cara pelaksanaanya digunakan sebagai upaya
pencapaian tujuan pendidikan nasional.
2.1.2 Tujuan Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar
memiliki kemampuan sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif,
kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, bernegara dan peradaban dunia (Kemendikbud 2013).
Dengan demikian dapat di tarik kesimpulan bahwa, kurikulum 2013 bertujuan
dapat membentuk dan meningkatkan sumber daya manusia sebagai model
pembangunan bangsa dan negara Indonesia serta meningkatkan persaingan yang
sehat antar satuan pendidikan tentang kualitas pendidikan yang akan dicapai.

3
Karena sekolah diberikan keleluasaan untuk mengembangkan Kurikulum 2013
sesuai kondisi satuan pendidikan, kebutuhan peserta didik dan potensi daerah.
2.1.3. Karakteristik Kurikulum 2013
Setiap kurikulum memiliki karakteristik masing-masing, demikian
halnya Kurikulum 2013 yang dirancang oleh pemerintah. mengembangkan
keseimbangan antara pengembangan sikap spiritual dan sosial, rasa ingin
tahu, kreativitas, kerja sama dengan kemampuan intelektual dan
psikomotorik;
1) sekolah merupakan bagian dari masyarakat yang memberikan pengalaman
belajar terencana dimana peserta didik menerapkan apa yang dipelajari di
sekolah ke masyarakat dan memanfaatkan masyarakat sebagai sumber
belajar;
2) mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan serta
menerapkannya dalam berbagai situasi di sekolah dan masyarakat;
3) memberi waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan berbagai sikap,
pengetahuan, dan keterampilan;
4) kompetensi dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti kelas yang dirinci
lebih lanjut dalam kompetensi dasar matapelajaran;
5) kompetensi inti kelas menjadi unsur pengorganisasi (organizing elements)
kompetensi dasar, dimana semua kompetensi dasar dan proses
pembelajaran dikembangkan untuk mencapai kompetensi yang dinyatakan
dalam kompetensi inti;
6) kompetensi dasar dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif,
saling memperkuat (reinforced) dan memperkaya (enriched) antar
matapelajaran dan jenjang pendidikan (organisasi horizontal dan vertikal).
Kurikulum 2013 merupakan tindak lanjut dari Kurikulum Berbasis
Kompetensi (KBK) yang pernah diujicobakan pada tahun 2004. KBK atau
(Competency Based Curriculum) dijadikan acuan dan pedoman bagi
pelanksanaan pendidikan dalam mengembangkan kompetensi sikap,
pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu, sebagaimana amanat UU 20
tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada penjelasan pasal 35, di

4
mana kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang
mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan standar
nasional yang telah disepakati (Muzamiroh, 2013).
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Muhammad Nuh, Dia mengatakan
bahwa kurikulum 2013 ini lebih ditekankan pada kompetensi dengan pemikiran
kompetensi berbasis sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Adapun ciri
kurikulum 2013 yang paling mendasar ialah:
a) Menuntut kemampuan guru dalam berpengetahuan dan mencari tahu
pengetahuan sebanyak-banyaknya karena siswa zaman sekarang telah
mudah mencari informasi dengan bebas melalui perkembangan teknologi
dan informasi.
b) Siswa lebih didorong untuk memiliki tanggung jawab kepada lingkungan,
kemampuan interpersonal, antarpersonal, maupun memiliki kemampuan
berfikir kritis.
c) Memiliki tujuan agar terbentuknya generasi produktif, kreatif, inovatif,
dan efektif.
d) Khusus tingkat SD, pendekatan tematik integratif memberi kesempatan
siswa untuk mengenal dan memahami suatu tema dalam berbagai mata
pelajaran.
e) Pelajaran IPA dan IPS diajarkan dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia
2.2 Perubahan Kurikulum 2013 ke Kurikukulum Revisi (2017)
Kurikulum Nasional merupakan sebuah wacana yang sempat bergulir pada
saat Kurikulum 2013 mengalami proses revisi dan perubahan. Hal ini
dikarenakan untuk pertama kalinya penerapan Kurikulum 2013 ini banyak hal
dan Faktor yang bisa dikatakan menjadi permasalahan sehingga Kurikulum
ini tidak serentak dilaksanakan di seluruh Indonesia. Hanya Beberapa sekolah
yang ditunjuk langsung dan menjadi percobaan penerapan kurikulum ini.
Proses revisi Kurikulum 2013 (K-13) sebenarnya telah dilakukan sejak
bulan Januari 2015 hingga akhir bulan Oktober 2015. Revisi kurikulum 2013
(K-13) dan konsekuensi perubahannya dilakukan berdasarkan berbagai
masukan dari publik, para ahli dan para pegiat serta pemerhati pendidikan

5
sehingga ada perbaikan pada Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar
(KD) baik format maupun isinya.
Perbaikan Kurikulum 2013 ini dengan diawali adanya Diklat Kurikulum
yang dilaksanakan menjelang berakhirnya semester genap tahun pelajaran
2015/2016 kemarin; di mana dalam pelaksanaannya peserta pelatihan ini
dipilih dari guru-guru Kemendikbud yang dalam pelaksanaan UKG (Uji
Kompetensi Guru) memperoleh hasil yang memuaskan. Sedangkan untuk
guru-guru madrasah yang berada di bawah naungan Kemenag, sampai saat ini
belum ada kebijakan yang diterbitkan terkait dengan Kurikulum 2013 revisi
ini. Jadi dapat dikatakan bahwa bagi madrasah yang telah ditunjuk dan atau
memilih untuk memakai Kurikulum 2013, masih mengacu dan berpedoman
pada kebijakan lama.
Beberapa point penting Perubahan Kurikulum 2013 revisi tahun 2017
diantaranya adalah :
1. Nama kurikulum tidak berubah menjadi kurikulum nasional, melainkan tetap
memakai nama Kurikulum 2013 Edisi revisi yang berlaku secara Nasional.
2. Penilaian sikap Kompetensi Inti (KI 1 & KI 2) sudah ditiadakan di setiap
mata pelajaran kecuali mapel agama dan PPKn; namun demikian Kompetensi
Inti tetap dicantumkan dalam penulisan RPP.
3. Jika ada 2 nilai praktek dalam 1 KD (Kompetensi Dasar), maka yang diambil
adalah nilai yang tertinggi. Penghitungan nilai ketrampilan dalam 1 KD
dijumlahkan (praktek, produk, portofolio) dan diambil nilai rata-rata. untuk
pengetahuan, bobot penilaian harian dan penilaian akhir semester itu sama.
4. Pendekatan scientific 5M bukanlah satu-satunya metode saat mengajar dan
apabila digunakan maka susunannya tidak harus berurutan.
5. Silabus kurtilas edisi revisi lebih ramping hanya 3 kolom yaitu KD, materi
pembelajaran dan kegiatan pembelajaran
6. Perubahan terminologi Ulangan Harian menjadi Penilaian Harian, UAS
menjadi Penilaian Akhir Semester untuk semester ganjil dan Penilaian Akhir
Tahun untuk semester genap. Sedangkan untuk Ulangan Tengah Semester

6
(UTS) sudah tidak ada lagi dan langsung ke Penilaian Akhir Semester atau
Penilaian Akhir Tahun.
7. Dalam RPP, tidak perlu disebutkan nama metode pembelajaran yang
digunakan dan materi dibuat dalam bentuk lampiran berikut dengan rubrik
penilaian (jika ada).
8. Skala penilaian menjadi 1-100. Penilaian sikap diberikan dalam bentuk
predikat dan deskripsi.
9. Remedial diberikan untuk yang memperoleh hasil / nilai kurang, namun
sebelumnya siswa harus diberikanpembelajaran ulang. Nilai Remedial adalah
nilai yang dicantumkan dalam hasil.
10. Mengintergrasikan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK)didalam
pembelajaran. Karakter yang diperkuat terutama 5 karakter, yaitu: religius,
nasionalis, mandiri, gotong royong, dan integritas.
11. Mengintegrasikan literasi; keterampilan abad 21 atau diistilahkan dengan 4C
(Creative, Critical thinking, Communicative, dan Collaborative).
12. Mengintegrasikan HOTS (Higher Order Thinking Skill).Revisi K13 Tahun
2017 tidak terlalu signifikan, namun perubahan di fokuskan untuk
meningkatkan hubungan atau keterkaitan antara kompetensi inti (KI) dan
kompetensi dasar (KD).Sedangkan dalam Penyusunan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) K13 revisi 2017, yang dibuat harus muncul empat
macam hal yaitu; PPK, Literasi, 4C, dan HOTS sehingga perlu kreatifitas
guru dalam meramunya.
Poin penting Perbedaan RPP K13 Edisi Revisi 2017 Dengan RPP K13 Revisi
2016 tidak terlalu signifikan, namun perubahan di fokuskan untuk meningkatkan
hubungan atau keterkaitan antara kompetensi inti (KI) dan kompetensi dasar
(KD).
Sedangkan dalam Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
K13 revisi 2017, yang dibuat harus muncul empat macam hal yaitu; PPK,
Literasi, 4C, dan HOTS sehingga perlu kreatifitas guru dalam meramunya.
2.2.1 Buku Kerja Guru
1. BUKU KERJA 1 :

7
a. SKL, KI, dan KD
b. Silabus
c. RPP
d. KKM
2. BUKU KERJA 2 :
a. Kode Etik Guru
b. Ikrar Guru
c. Tata Tertib Guru
d. Pembiasaan Guru
e. Kalender Pendidikan
f. Alokasi Waktu
g. Program Tahunan
h. Program Semester
i. Jurnal Agenda Guru
3. BUKU KERJA 3 :
a. Daftar Hadir
b. Daftar Nilai
c. Penilaian Akhlak/Kepr
d. Analisis Hasil Ulangan
e. Progpel Perbaikan & Pengayaan
f. Daftar buku Pegawai Guru/Siswa
g. Jadwal Mengajar
2.3 Konsep dan Strategi Penilaian Kurikulum 2013 Revisi
Penilaian merupakan salah satu bagian dari pembelajaran yang
dimaksudkan untuk mengukur kemampuan peserta didik dalam mengikuti
proses pembelajaran. Menurut Permendikbud No. 23 tentang standar penilaian
pendidikan, penilaian hasil belajar peserta didik pada jenjang pendidikan dasar
dan menengah didasarkan pada prinsip-prinsip antara lain: (1) sahih berarti
penilaian diambil dari data yang mencerminkan kemampuan yang diukur. (2)
objektif berarti penilaian berbasis pada standar dan tidak dipengaruhi faktor 15

8
subjektivitas penilai. (3) adil berarti penilaian tidak menguntungkan atau
merugikan peserta didik karena berkebutuhan khusus serta perbedaan latar
belakang agama, suku, budaya, adat, istiadat, status sosial, ekonomi dan
gender. (4) terpadu berarti penilaian merupakan salah satu komponen yang
tidak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran. (5) terbuka berarti prosedur
penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan keputusan dapat diketahui
oleh pihak yang berkepentingan. (6) menyeluruh dan berkesinambungan,
berarti penilaian mencakup semua aspek kompetensi dengan menggunakan
berbagai teknik penilaian yang sesuai, untuk memantau dan menilai
perkembangan kemampuan peserta didik. (7) sistematis berarti penilaian
dilakukan secara berencana dan bertahap dengan mengikuti langkah-langkah
baku. (8) beracuan kriteria berarti penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian
kompetensi yang ditetapkan. (9) akuntabel berarti penilaian dapat
dipertanggungjawabkan, baik dari segimekanisme, prosedur, teknik, maupun
hasilnya.
Kurikulum 2013 revisi terdapat tiga ranah yang dinilai yaitu penilaian sikap
dan perilaku ( attitude and behavior pembiasaan dan pembudayaan),
pengetahuan dan keterampilan. Proses penilaian lebih sederhana, mudah untuk
dilakukan bagi guru dan tetap mengutamakan prinsip dan kaidah penilaian.
Penilaian yang dilakukan tidak hanya penilaian atas pembelajaran (assessment
of learning), melainkan juga penilaian untuk pembelajaran (assessment for
learning) dan penilaian 16 (Kurniasih, 2016).

9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kurikulum 2013 berbasis kompetensi memfokuskan pada pemerolehan
kompetensi-kompetensi tertentu oleh peserta didik. Oleh karena itu, kurikulum
ini mencangkup sejumlah kompetensi, dan seperangkat tujuan pembelajaran
yang dinyatakan sedemikian rupa, sehingga pencapaiannya dapat diamati
dalam bentuk perilaku atau keterampilan peserta didik sebagai suatu kriteria.
Konsep dan strategi penilaian dalam kurikulum 2013 revisi yaitu dalam
kurikulum 2013 terdapat tiga komponen utama yaitu penilaian sikap,
keterampilan, dan pengetahuan. Penilaian tersebut dilakukan tidak hanya
penilaian atas pembelajaran, melainkan juga penilaian untuk pembelajaran dan
penilaian sebagai pembelajaran dengan memperhatikan prinsip, instrumen serta
mekanisme prosedur penilaian dalam kurikulum 2013 revisi (Hamalik, 2010).

10
DAFTAR PUSTAKA
Hamalik, Oemar. 2010. Proses Belajar Mengajar. Jakarta : PT Bumi Aksara.

Kurniasih, Imas dan Berlin Sani. 2016. Ragam Pengembangan Model


Pembelajaran untuk Peningkatan Profesionalitas Guru. Surabaya: Kata
Pena.

Muzamiroh, L Mida.2013. Kupas Tuntas Kurikulum 2013.Jakarta: Kata Pena.

Mulyasa. 2013. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta :


Erlangga.

Novialdi Putra. 2015. Kurikulum Pembelajaran. Jurnal Al – Fikrah, Vol III, No


2. Kota Solok Sumatra Barat.

11

Anda mungkin juga menyukai