KAJIAN PUSTAKA
a. Secara bahasa
21
Abi Dadl Jamal al-Diin Muhammad bin M. Ibn Mandzur al-Afriki al-Mishri, Lisan al-
Arab Jilid I, (Beirut: Daar al-Shadr, 1990), hlm. 79.
22
Syeh M. Al Naquib al-Attas, Konsep Pendidikan dalam Islam, (terj. Haidar Bagir dari
The Concept of Education of Islam), (Bandung: Mizan, 1984), hlm. 36.
17
hikmah serta mempelajari apapun yang bermanfaat bagi dirinya
kejiwaan/tabiat/watak.25
psikologi, karater adalah watak, perangai , sifat dasar yang khas; satu
sifat atau kualitas yang tetap terus menerus dan kekal yang dapat
23
Abdul Fatah Jalal, Min al-Ushul al-Tarbawiyah fi al-Islam, (Beirut: Daar al Kutub al
Mishiriyah, 1977), hlm. 17.
24
Ahmad Tafsir, Pendidikan dalam Perspektif Islam, hlm. 20.
25
Sri Narwanti, (2011), hlm. 1.
26
Agus Zaenul Fitri, Pendidikan Karakter Berbasis Nilai dan Etika di Sekolah,
(Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), hlm. 20.
18
terdiri atas dorongan-dorongan, insting, refleks, kebiasaan,
b. Secara istilah
dan modern.29
27
Abdul Mujib, Kepribadian dalam Psikologi Islam, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2006), hlm. 45.
28
Ki Hadjar Dewantara, Kerja Ki Hadjar Dewantara, (1962), hlm. 14.
29
Prof .Richly, Planning for Teaching and Introduction to Education, hlm. 12.
30
Soegarda Poerbakawatija, Ensiklopedi Pendidikan, (Jakarta: Gunung Agung, 1982),
hlm. 257.
19
Imam Ghazali mengatakan bahwa karakter itu lebih dekat
yang menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup dan bekerja sama,
apa saja yang dilakukan guru dan berpengaruh kepada karakter siswa
siswanya.33
31
Masnur Muslich, Pendidikan Karakter: Menjawab Tantangan Krisis Multidimensional,
Cet. II, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), hlm. 70.
32
Agus Wibowo, Pendidikan Karakter Strategi Membangun Karakter Bangsa
Berperadaban, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012), hlm. 33.
33
Muchlas Samani dan Hariyanto, Konsep dan Model Pendidikan Karakter, (Bandung:
PT Remaja Rosdakarya, 2011), hlm. 43.
34
Muchlas Samani dan Hariyanto, Konsep dan Model Pendidikan Karakter, hlm. 44.
20
pendidikan antara lain: penyadaran, pencerahan, pemberdayaan,
perubahan perilaku.35
karakter itu berkaitan dengan kekuatan moral yang positif, dan bukan
dengan dimensi moral yang positif saja. Oleh karena itu, antara
nilai dan sikap yang didasari pada pengetahuan serta nilai moralitas
untuk memperkuat karakter siswa melalui harmonisasi olah hati, olah rasa,
olah pikir, dan olah raga dengan dukungan pelibatan publik dan kerjasama
karakter yakni:
35
Nurani Soyomukti, Teori-Teori Pendidikan, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2010), hlm.
27.
21
a. Pembangunan SDM merupakan pondasi pembangunan bangsa.
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
Adapun nilai karakter yang berkait erat dengan Tuhan Yang Maha
Kuasa adalah nilai religius. Religius sebagai salah satu nilai dalam
pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama
36
Kemendiknas, (2010), hlm. 27.
22
sehari-hari.37 Berdasarkan beberapa pendapat para ahli dapat disimpulkan
bahwa nilai religius merupakan nilai yang bersumber dari ajaran agama
nilai ketuhanan atau yang bersumber dari ajaran agama yang dianutnya.
akan menjadi lebih baik dengan Tuhan namun juga dalam sesama.
37
Ngainum Naim, (2011), hlm. 124.
23
3. Tujuan utama pendidikan karakter
Kemendiknas.
sifat-sifat tercela yang merusak diri sendiri, orang lain, dan lingkungan
38
Deni Damayanti, Panduan Implementasi Pendidikan Karakter di Sekolah, (Yogyakarta:
Araska, 2014), hlm. 35
24
3) Menanamkan jiwa kepemimpinan dan tanggung jawab peserta
didik sebagai generasi penerus bangsa.
4) Mengembangkan kemampuan peserta didik untuk menjadi manusia
yang mandiri, kreatif, dan berwawasan kebangsaan.
5) Mengembangkan lingkungan kehidupan sekolah sebagai
lingkungan belajar yang aman, jujur, penuh kreativitas, dan
persahabatan serta dengan rasa kebangsaan yang tinggi dan penuh
kekuatan.39
a. Perencanaan
39
Agus Zaenul Fitri, Pendidikan Karakter Berbasis Nilai dan Etika di Sekolah,
(Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), hlm. 24-25
25
karakter dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan terintegrasi
sebagai berikut:
karakter bangsa.
yang religius.
40
Muchlas Samami dan Hariyanto, Konsep dan Model Pendidikan Karakter, (Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2013), hlm. 112-113.
26
bersahabat/komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli
kondusif.41
b. Pelaksanaan
c. Evaluasi
41
Zainal Aqib, Pendidikan Karakter di Sekolah: Membangun Karakter dan Kepribadian
Anak, (Bandung: Yrama Widya, 2010), hlm. 145-146.
27
Pada tahap ini dilakukan evaluasi sebagai bagian untuk
5. Peran guru, orang tua, masyarakat, dan Negara dalam pendidikan karakter
tujuan pendidikan karakter bisa terwujud. Untuk itu diperlukan peran dari
a. Peran guru
karakter.
itu, guru yang tidak mempunyai karakter baik, mereka tidak akan
42
Muchlas Samami dan Hariyanto, Konsep dan Model Pendidikan Karakter, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2013), hlm. 112.
28
bisa memberikan contoh dan teladan yang baik kepada peserta
didiknya.43
pelajaran.
jiwanya.
43
Deni Damayanti, Panduan Implementasi Pendidikan Karakter di Sekolah, (Yogyakarta: Araska,
2014), hlm. 28.
44
Deni Damayanti, Panduan Implementasi Pendidikan Karakter di Sekolah, (Yogyakarta:
Araska, 2014), hlm. 33-34.
29
negatif di mata anak, jangan berharap anak akan mempunyai
perilaku positif.45
tua merupakan salah satu kunci utama yang harus lebih dahulu
ketiga prinsip di atas. Artinya, orang tua dalam suatu rumah tangga
nuansa moralitasnya.46
c. Peran masyarakat
45
Zainal Aqib, Pendidikan Karakter di Sekolah: Membangun Karakter dan Kepribadian
Anak, (Bandung: Yrama Widya, 2010), hlm. 64.
46
Sjarkawi, Pembentukan Kepribadian Anak: Peran Moral, Intelektual, Emosional, dan
Sosial sebagai Wujud Integritas Membangun Jati Diri, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), hlm. 78.
30
dijalankan menjadikan manusia kian terdidik intelektualnya.
tersebut.
31
juga dalam bidang-bidang lain seperti intelektual, sosial, nilai-nilai,
perubahan
dalam lingkungan.
merujuk pada energi hidup dan sesuatu dalam diri kita yang bukan
masalah hanya dengan penalaran dan rasio. Sebab hal itu hanya
32
krisis spiritualitas yang kian kuat. Endapan itu terakumulasi
d. Peran negara
47
Asamaun Sahlan dan Angga Teguh Prastyo, Desain Pembelajaran Berbasis Pendidikan
Karakter, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), hlm. 13-20.
48
Asri Budiningsih, Pembelajaran Moral: Berpijak pada Karakteristik Jiwa dan Budaya,
(Jakarta: Rineka Cipta, 2004), hlm. 24-25.
33
setiap warga negara memperoleh pendidikan yang layak. Turun tangan
di tanah air.49
informal, maupun non formal. Tri pusat pendidikan dalam hal ini
yakni guru, orang tua, masyarakat atau lingkungan, pers, dan media
dan misi yang sama dalam pemberian karakter. Salah satu hal yang
juga sangat penting yaitu perilaku dan sikap kejujuran dari semua
49
Zainal Aqib, Pendidikan Karakter di Sekolah: Membangun Karakter dan Kepribadian
Anak, (Bandung: Yrama Widya, 2010), hlm. 65.
34
pihak yang terlibat untuk menjalankan karakter dan budi pekerti
Terlebih lagi salah satu nilai ajaran dalam Islam disebutkan bahwa
dipengaruhi oleh muatan dan isi dari pengetahuan dan nilai yang
diberikan oleh orang tua, guru, dan masyarakat sebagai tri pusat
pendidikan.
a. Secara bahasa
Dalam bahasa Arab dikenal juga dengan istilah thalib bentuk jamaknya
50
Nurul Zuriah, Pendidikan Moral dan Budi Pekerti dalam Perspektif Perubahan: Menggagas
Platform Pendidikan Budi Pekerti secara Kontekstual dan Futuristik, (Jakarta: Bumi Aksara,
2011), hlm. 181-182.
35
thullab yang artinya orang yang mencari, maksudnya adalah orang-
b. Secara istilah
51
Syarif Al-Qusyairi, Kamus Akar Arab, (Surabaya: Giri Utama), hlm. 68.
52
Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Bab 1 Pasal 1 No. 4.
53
Desmita, Psikologi Perkembangan Peserta Didik, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2012), hlm. 39.
36
Dalam perspektif modern, peserta didik berstatus sebagai subjek didik
oleh karenanya, peserta didik adalah subjek atau pribadi yang otonom
hidupnya.
Ciri khas seorang peserta didik yang perlu dipahami oleh seorang
pendidik adalah:
1) Individu yang memiliki potensi fisik dan psikis yang khas sehingga
merupakan insan yang unik.
2) Individu yang sedang berkembang.
Artinya peserta didi tengah mengalami perubahan-perubahan dalam
dirinya secara wajar, baik yang ditunjukkan kepada diri sendiri
maupun diarahkan pada penyesuaian dengan lingkungannya.
3) Individu yang membutuhkan bimbingan individual dan perlakuan
manusiawi.
Sebagai individu yang berkembang maka proses pemberian
bantuan dan bimbingan perlu mengacu pada tingkat
perkembangannya.
4) Individu yang memiliki kemampuan untuk mandiri.
Dalam perkembangannya peserta didik memiliki kemampuan untuk
berkemang ke arah kedewasaan. Di samping itu, dalam diri peserta
didik terdapat kecenderungan untuk melepaskan diri dari
ketergantungan pada pihak lain. Karena itu, setiap setahap demi
setahap orang tua atau pendidik perlu memberikan kesempatan
kepada peserta didik untuk mandiri dan bertanggung jawab sesuai
dengan kepribadiannya sendiri.54
54
Umar Tirtarahardja dan Lasula, Pengantar Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000),
cet ke 1, hlm. 52-53
37
dapat mengatur kondisi dan strategi yang relevan dengann kebutuhan
peserta didik.
1) Kegiatan rutin
satu contoh kegiatan rutin antara lain kegiatan sholat jumat di masjid
rapi dan tertib sebelum masuk kelas, melakukan senam pagi bersama,
38
dapat dirasakan oleh peserta didik maupun guru. Salah satu manfaat
yang bisa diperoleh dari adanya kegiatan rutin yaitu membentuk suatu
2) Kegiatan spontan
55
Agus Wibowo, (2012), hlm. 87.
39
yang positif manfaatnya dapat dirasakan peserta didik untuk
sikap atau perilaku yang dilakukan tersebut sudah baik dan perlu
dipertahankan.56
3) Keteladanan
dan sikap pendidik dan tenaga kependidikan yang lain dalam upaya
oleh peserta didik dalam bertindak.57 Guru adalah salah satu sosok
ramah terhadap sesama, berlaku dan berbuat jujur, disiplin dan tepat
4) Pengkondisian
agar siswa mudah dalam membuang sampah, aturan tata tertib yang
59
Agus Wibowo, (2012), hlm. 20.
41
b. Pengintegrasian dalam mata pelajaran
ke dalam silabus.
yang sesuai.
42
dilakukan dari tahapan kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup. 60 Setelah
1) Kelas
60
Marzuki, (2013), hlm. 13.
61
Kemendiknas, (2010), hlm. 19.
43
dalam setiap mata pelajaran yang diajarkan.62 Guru memerlukan upaya
2) Sekolah
nasional.
3) Luar sekolah
lain yang diikuti oleh seluruh atau sebagian siswa. Kegiatan ini harus
62
Kemendiknas, (2010), hlm. 20.
63
Agus Wibowo, (2012), hlm. 94.
44
dimasukkan ke dalam kalender akademik untuk memudahkan
sekitar sekolah.64
64
Kemendiknas, (2010), hlm. 21.
45