KELOMPOK III
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
121014002
121014015
121014011
121014228
121014034
121014234
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Konseling anak awalnya tidak diperlukan karena anak-anak dianggap
belum memiliki masalah yang berarti. Karena itulah anak-anak merupakan
kelompok yang paling tidak diperhatikan kondisi mentalnya. Tetapi saat ini
sudah banyak perubahan yang terjadi sehingga anak-anak merupakan target
konseling yang paling tinggi.
Di Amerika Serikat, sejumlah konselor untuk anak meningkat pesat
dalam 20 tahun terakhir ini. Sebagian besar diantara mereka memberikan
pelayanan bagi anak-anak usia 6-18 tahun di sekolah-sekolah. Disamping itu
para konselor juga bekerja di berbagai institusi, rumah sakit, program
intervensi (alkhohol, drugs, penganiayaan, pelecehan sekual) atau membuka
praktik pribadi. Di Indonesia, melihat klien datang ke pusat-pusat konsultasi,
sangat banyak dibutuhkan konselor untuk menangani berbagai macam
masalah pada anak (Baruth & Robinson III, 1987).
Para peserta didik memiliki tugas tugas perkembangan yang harus
dipenuhinya. Untuk pencapaian kompetensi siswa secara optimal diperlukan
kerja sama yang baik antara manajemen/supervisi, pengajaran, dan bimbingan
konseling yang merupakan tiga pilar pendidikan. Maka dari itu diperlukan
adanya program bimbingan dan konseling yang baik disertai dengan
pelaksanaannya yang benar, supaya tugas tugas perkembangan siswa dapat
ditangani dengan optimal. Dalam menangani masalah yang dialami oleh anak
berbeda dengan menangani masalah yang dialami oleh pra-remaja dan remaja.
Berdasarkan paparan di atas maka penulis membuat makalah yang
berjudul Konseling Anak supaya mengetahui apa yang dilakukan seorang
konselor dalam melakukan konseling anak.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah
dari makalah ini antara lain:
A. Apa Konseling Anak?
B. Bagaimana Sifat Dasar Anak?
C. Apa Karakteristik Konseling Pada Anak-Anak?
D. Bagaimana Modal harus dimiliki konselor atau pendidik yang melakukan
E.
F.
G.
H.
konseling anak?
Bagaimana Konseling Anak Pada Middle Childhood (5-9 Tahun)?
Bagaimana Konseling Pra-Remaja (9-12 Tahun)?
Apa Hal-hal yang harus ada dalam proses konseling untuk anak?
Bagaimana Keterampilan yang harus dimiliki selama proses konseling
berlangsung?
I. Apa Saja Faktorfaktor yang Berpengaruh dalam Pelaksanaan Konseling
untuk Anak?
J. Apa Media Konseling Anak-Anak?
K. Apa Fungsi Konselor Anak?
C. Tujuan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan yang dapat
dirumuskan dalam makalah ini antara lain:
A. Mengetahui tentang Konseling Anak
B. Mengetahui Sifat Dasar Anak
C. Mengetahui Karakteristik Konseling Pada Anak-Anak
D. Mengetahui Modal harus dimiliki konselor atau pendidik yang melakukan
E.
F.
G.
H.
konseling anak
Mengetahui Konseling Anak Pada Middle Childhood (5-9 Tahun)
Mengetahui Konseling Pra-Remaja (9-12 Tahun)
Mengetahui Hal-hal yang harus ada dalam proses konseling untuk anak
Mengetahui Keterampilan yang harus dimiliki selama proses konseling
berlangsung
I. Mengetahui Faktorfaktor yang berpengaruh dalam pelaksanaan konseling
untuk anak
J. Mengetahui Media Konseling Anak-Anak
K. Mengetahui Fungsi Konselor Anak
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konseling Anak
Konseling anak adalah proses yang terjadi antara anak dan seorang
konselor yang membantu anak-anak untuk memahami apa yang telah terjadi
kepada mereka. Tujuannya adalah untuk membantu anak-anak untuk sembuh
dan kembali rasa percaya dirinya. Selama konseling, seorang anak didorong
untuk dapat menyatakan perasaan mereka. Pemikiran dan perasaan yang tetap
dan tak terungkapkan cenderung menjadi semakin akut dan dapat
menimbulkan masalah jangka panjang.
Konseling anak menawarkan tempat yang aman untuk berbicara
tentang hal-hal yang sulit. Anak-anak sering merasa sulit untuk berbicara
dengan pada orang dewasa yang peduli mereka, padahal anak ingin dilindungi
oleh orang dewasa. Mereka merasa sudah cukup dianggap bertanggung jawab
untuk dewasa dari setiap hal yang dilakukannya. Konseling menawarkan
kesempatan untuk melakukan kepercayaan internal dan perasaan eksternal dan
karena itu lebih dapat diatur. Konseling dapat memberikan pengertian pada
anak-anak bahwa hubungan itu adalah sangat berharga. Dalam konseling,
mereka memiliki beberapa kekuasaan dan dapat membuat pilihan atas apa
yang ia lakukan. Konseling anak juga dapat memberikan anak suatu hubungan
dengan orang dewasa di mana mereka lebih dapat dipercaya.
Proses konseling merupakan proses bantuan yang diberikan oleh
profesi konseling kepada individu yang memiliki kesulitan dan dilakukan
dengan cara face to face, sehingga individu yang mendapatkan bantuan
tersebut mendapatkan kebahagiaan. Pemberian bantuan face to face
dalam proses konseling tentu saja membutuhkan teknik dan keterampilan
tertentu yang
harus dikuasai.
Keterampilan
keterampilan konseling.
Dalam memberikan konseling untuk anak berbeda metodenya
dengan konseling yang ditujukan kepada remaja ataupun orang dewasa.
Kekhasan atau keunikan anak merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
penggunaan metode pendekatan konseling. Penguasaan metode yang
ditunjang dengan pemahaman tentang dunia anak sesungguhnya akan
(1)
mencoba
mengubah
anak
sehingga
lebih
cocok
bagi
yang kurang cocok untuk orang dewasa seperti alat permainan, games, cat
air, boneka dan sebagainya dapat digunakan untuk anak-anak yang rentang
perhatiannya masih sangat singkat dan kadang-kadang kurang mampu untuk
mengekspresikan dirinya secara verbal.
D. Modal harus dimiliki konselor atau pendidik yang melakukan konseling
anak
1. Modal Umum.
Adanya pemahaman komprehensif tentang konseling untuk
anak. Konseling untuk anak adalah proses pemberian bantuan pada anak
yang ditujukan untuk membantu anak menyesuaikan diri dengan
lingkungan di sekolah. Metode pendekatan yang dilakukan juga
hendaknya juga berbeda ketika berhadapan dengan remaja. Metode
yang digunakan tentunya mengikuti berbagai macam tahap proses
konseling yang sesuai dengan karakteristik anak. Dalam menjalankan
proses konseling, pendidik dan konselor harus mempunyai ide yang jelas
sehingga tujuan diadakannya proses konseling tercapai.
Pencapaian tujuan selain didasari dengan ide yang matang, faktor
terpenting
yang
pertama
harus
dibentuk
dengan
baik
adalah
ini
akan
memotivasi
timbulnya
pemahaman
perlu
mendapatkan
penerimaan
yang
positif
dari
yang
cerita
rakyat,
dan
sebagainya.
Beberapa
manfaat
dari
bibliocounseling adalah :
a.
b.
c.
d.
demikian akan membawa konselor berinteraksi dan bermain dengan anakanak dengan rasa senang.
e) Hubungan yang menimbulkan adanya rasa percaya diri pada anak. Ketika
bekerjasama dengan anak-anak, konselor berusaha mengembangkan
suasana yang aman untuk anak-anak dalam membagi apa yang
dipikirkan dan dirasakannya. Konselor dapat mencoba mencari suasana
yang disukai klien.
f) Hubungan non-intrusif. Konselor jangan menginterupsi dengan apa yang
dikatakan dan dilakukan anak, sehingga anak merasa terganggu.
Buatlah
suasana
nyaman.
Terlalu
membingungkan
anak
bila
pola
kedisiplinan),
aturan/norma
keluarga,
dengan
menggunakan
media
gambar-menggambar
dan
konstruksi.
yang terjadi?
e) Susunlah binatang itu yang membuat semua yang ada di dalamnya
merasa lebih bahagia serta akhiri konseling dengan sesuatu yang
melegakan/membahagiakan.
b. Sand tray
1) Kotak pasir, pasir yang bersih dan berukuran lebih besar
2) Perlengkapan: benda-benda apa saja (yang akan dijadikan simbol /
lambang)
Langkah-Langkah menggunakan sand tray dalam terapi anak:
a) Kumpulkan informasi penting mengenai apa yang sedang terjadi dalam
diri anak (misalnya: perceraian, kematian, dan lain-lain). Observasi
cara anak bermain, cara meletakkan lambang, pemilihan lambang,
emosinya, raut wajahnya, dan tema selama bermain.
b) Beri feedback dan gunakan open question untuk memancing anak
bercerita lebih banyak mengenai apa yang sedang terjadi dengannya.
c) Beri dia kesempatan untuk menata mainan (sand tray) tersebut
berdasarkan apa yang membuatnya lebih bahagia dibanding dengan
apa yang telah terjadi.
c. Clay
1) Clay atau malam, tanah liat
2) Tatakan untuk bermain malam (agar kebersihan tetap terjaga)
3) Benda-benda pendukung (alat untuk memotong, membentuk,
mencetak)
Langkah-langkah menggunakan clay dalam terapi anak diantaranya:
a) Minta anak berteman dengan clay (dengan meminta mereka
melakukan sesuatu seperti membuat bola, memipihkan, membuat ular,
kemajuan
konseling
dan
merencanakan
pertemuan
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam memberikan konseling untuk anak berbeda metodenya
dengan konseling yang ditujukan kepada remaja ataupun orang dewasa.
Kekhasan atau keunikan anak merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
penggunaan metode pendekatan konseling. Konselor untuk anak yang baik
haruslah memahami perkembangan anak yang normal sehingga dapat
digunakan untuk mengevaluasi anak-anak yang bermasalah. Anak tidak dapat
disamakan dengan orang dewasa. Orang dewasa harus di pandang sebagai
orang dewasa, dan anak sebagai anak.
B. Saran
Dalam pelaksanaan konseling anak, masih belum bisa terealisasikan
dengan baik, karena bimbingan dan konseling masih kurang digerakkan pada
sekolah-sekolah terutama Sekolah Dasar. Padahal BK di SD sangatlah penting
bagi perkembangan anak. Dalam proses konseling anak, konselor juga dapat
memahami bagaimana cara melakukan konseling anak dengan baik, karena
konseling anak berbeda dengan konseling pada remaja.
DAFTAR PUSTAKA
Corey, G. (2001). Theory and practice of counseling and psychotherapy. Sixth Ed.
Belmont, CA: Wadsworth.
http://astipurwanti.blogspot.co.id/2014/09/konseling-anak-sd.html (di akses pada
hari kamis, 17 september 2015)
http://ekodageink.blogspot.co.id/2013/03/bimbingan-konseling-tk-sdkonseling.html (diakses pada hari kamis, tanggal 17 september 2015)
Lesmana, N, Jeanette. 2006.Dasar-Dasar Konseling. Jakarta: UI-Press
Secasa. 2007. Children and counseling: South Eastern Centre Against Sexual
Assault is a service of Southern Health. (online www.secasa.com, September 16th
2015)
Sundberg, N, et.al. 2007. Psikologi Klinis. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.