Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH KEBIDANAN

KONSELING PADA ANAK


Oleh :
2A/DIV Kebidanan

Ayu Retno Suryaningrum


Dina Ria Arsa
Linda Wulan Sari
Nike Sistri
Putri Mulia Harman
Susri Ramadani
Vivin Puspasari
Definisi Konseling Anak

Konseling anak adalah proses yang terjadi antara anak dan


seorang konselor yang membantu anak-anak untuk
memahami apa yang telah terjadi kepada mereka.
Tujuannya adalah untuk membantu anak-anak untuk
sembuh dan kembali rasa percaya dirinya. Selama
konseling, seorang anak didorong untuk dapat menyatakan
perasaan mereka. Pemikiran dan perasaan yang tetap dan
tak terungkapkan cenderung menjadi semakin akut dan
dapat menimbulkan masalah jangka panjang
Fungsi Bimbingan dan Konseling

 Fungsi Pemahaman, 
 Fungsi Preventif,
 Fungsi Pengembangan,
 Fungsi Penyembuhan,
 Fungsi Penyaluran,
 Fungsi Adaptasi,
 Fungsi Penyesuaian,
 Fungsi Perbaikan,
 Fungsi Fasilitasi,
 Fungsi Pemeliharaan,
Kesehatan Mental Anak

Konseling pada anak di negara maju biasanya dilakukan pada


anak-anak yang mengalami masalah mental ataupun justru
sudah mengarah ke gangguan mental. Biasanya ada dua
masalah utama yang terjadi pada anak, biasanya adalah
faktor yang mempengaruhi eksternal anak misal perilaku
agresif dan atau yang biasa terjadi di internal anak itu sendiri
misalnya kecemasan.
Karakteristik Konseling Pada Anak-Anak

Anak-anak merupakan penonton atau cermin


pada dunia orang dewasa, karena segala
Proses konseling akan lebih
kebutuhannya untuk hidup masih sangat
bermakna bila anak
tergantung pada orangtua dan orang dewasa.
memperoleh kesempatan
Anak-anak terpaksa harus mengikuti, mereka untuk melakukan ekplorasi
belum mampu mengubah lingkungannya. secara konkret, misalnya
Dalam hal konseling pada anak, peran konselor membuat sesuatu, bermain
sebagai konsultan dan agen perubahan yang dengan sesuatu, dan lain-
utama, konselor dapat melakukan hal-hal lain yang memberi
seperti ; mencoba mengubah anak sehingga kesempatan untuk
lebih cocok dengan lingkungannya, mencoba mengeksplorasi secara
mengubah lingkungan agar anak dapat berlaku konkret dunianya.
dengan baik, atau gabungan dari kedua usaha
tersebut.
Konseling Anak Usia Dini (2-5 Tahun)

Bagi anak-anak usia dini, jarang sekali dilakukan konseling secara langsung,
lebih tepatnya bisa disebut konsultasi, yaitu konselor melakukan intervensi
kepada orang dewasa yang dekat dengan kehidupan anak dan dapat membantu
masalah yang dihadapi anak. Konsultasi bisa dilihat sebagai suatu aktivitas di
mana konselor bekerja dengan pihak ketiga untuk membantu klien. Fokusnya
dari konsultasi adalah untuk prevensi dari faktor-faktor lingkungan. Konsultasi
dapat dilakukan dengan cara-cara dan pada taraf yang berbeda, seperti sebagai
berikut :

 Konsultasi Individual
 Konsultasi Kelompok
 Konsultasi Organisasi
 Konsultasi Masyarakat
Tahapan-Tahapan Konsultasi

1. Preentry. Mengklarifikasi nilai-nilai, kebutuhan dan asumsi-asumsi konsultan


tentang manusia dan organisasi.
2. Entry. Mendefinisikan dan menetapkan hubungan konsultasi, aturan
permainan, juga pernyataan tentang problem.
3. Pengumpulan data. Mengumpulkan data untuk membantu klarifikasi masalah.
4. Mendefinisikan masalah. Menggunakan informasi yang ada untuk
menentukan sasaran perubahan.
5. Menentukan solusi. Melakukan analisis dan sintesis dari informasi untuk
mencari solusi terbaik terhadap masalah.
6. Implementasi rencana.
7. Evaluasi. Pemantauan aktivitas (evaluasi proses) sampai ke hasil (evaluasi
hasil).
8. Terminasi. Menyetujui untuk menghentikan kontak langsung dengan
konsultan, dengan pemikiran bahwa efek konsultasi diharapkan akan tetap
berlanjut.
Karakteristik Hubungan Konsultasi

1. Merupakan suatu hubungan sukarela, yang awalnya bisa dicari oleh


konsultan ataupun konseli (orang atau instansi yang akan menerima
konsultasi).
2. Kedua belah pihak mempunyai hak untuk mundur dari hubungan ini pada
suatu saat.
3. Difokuskan pada membantu konseli memenuhi peranannya sebagai
mahasiswa, orangtua, guru dan lain-lain dengan cara yang lebih produktif
yang akan memberi manfaat pada populasi klien.
4. Merupakan hubungan yang sifatnya kooperatif, baik konsultan maupun
konseli bekerja bersama untuk menyelesaikan masalah atau untuk mencapai
sasaran.
5. Merupakan sesuatu yang berorientasi pada proses, konsultan memberi
model tingkah laku efektif dan berusaha mengembangkan keterampilan
konseli sehingga konseli dapat lebih baik menanggulangi masalah yang
serupa di kemudian hari.
Beberapa Teknik yang Dapat Digunakan

1. Konseling Melalui Bermain


2. Friendship Group
3. Eksplorasi dari Isi Mimpi
4. Menggunakan Board Games dan Aktivitas Formal
Lainnya
Konseling Pra-Remaja (9-12 Tahun)
 Anak-anak usia ini cenderung berkelompok dengan teman sebaya dari jenis kelamin sama dan
untuk orang dewasa sering tampak seperti ada dalam dunianya sendiri. Bentuk konseling yang
dianjurkan adalah konseling bermain dan konseling dengan menggunakan media seperti seni,
musik, drama, guided fantasy dan literatur.
1.Media Seni untuk Konseling
Menurut Gumaer (Baruth & Robinson III, 1987). Seni dalam kegiatan konseling dapat
bermanfaat bagi anak dalam hal seperti :
 Seni melibatkan anak untuk menggunakan pikiran dan panca indranya. Seni menuntut anak untuk
berpikir sebelum bertindak. Mereka dilatih untuk menggabungkan berbagai input untuk menjadi
produk yang terintegrasi (misalnya lukisan, patung).
 Anak dapat mengekpresikan pikiran dan perasaannya yang berhubungan dengan masa lalu, saat ini,
maupun memproyeksikannya ke dalam aktivitas di masa depan.
 Seni merupakan produk hasil dari inisiatif diri dan dikontrol oleh anak sehingga meningkatkan
perkembangan ego.
 Media seni, proses artistik, dan hasil jadinya memberikan perasaan telah berprestasi, kepuasan dan
harga diri.
 Seni dapat membantu pembentukan rapport dengan anak-anak yang pemalu, ragu-ragu atau
nonverbal.
 Melalui seni, terapis dapat menyentuh aspek-aspek bawah sadar pada anak tanpa harus berhadapan
dengan mekanisme defensnya.
 Seni memberikan tambahan data diagnostik bagi informasi lain yang diperoleh dalam konseling.
2. Bibliocounseling
Dalam konseling dengan pra-remaja dapat pula digunakan buku, puisi, cerita rakyat, dan
sebagainya. Beberapa manfaat dari bibliocounseling adalah :

 Memberi informasi yang diperlukan dalam pemecahan masalah.


 Memberi instruksi dan petunjuk untuk pengembangan keterampilan.
 Mengidentifikasi dan memuaskan minat pribadi.
 Membantu membawa masalah yang direpresi ke alam kesadaran.
 Membantu pengkajian topik yang bersifat pribadi dan mengancam dengan memberi ide-ide dan
cara-cara untuk mengomunikasikannya.
 Membantu pemahaman diri dan pemahaman tentang diri dalam hubungan dengan orang lain.
 Membantu proses sosialisasi dengan menstimulasi perasaan menjadi bagian dengan orang lain.
 Membantu timbulnya perasaan universalisasi, well-being, dan rasa aman dengan membantu anak-
anak dengan memberi pemahaman bahwa orang-orang lain juga merasakan seperti mereka dan
telah mengalami pengalaman serupa. Mengurangi perasaan sendiri dan terisolasi yang tipikal untuk
anak-anak yang bermasalah.
 Membantu anak untuk rileks dengan mengurangi anxietas melalui kelegaan emosional.
 Membantu pengujian kembali sikap dan nilai.
 Memberi kesenangan dan hiburan melalui pengalaman estetik.
 Mengembangkan apresiasi kritis dan estetik mengenai nilai buku dan bentuk literatur lain (Gumaer ;
Baruth & Robinson III, 1987).
3. Talk Therapy

Barker (1990) menyebutkannya sebagai the talking interview.


Tidak selamanya media perantara perlu digunakan dalam
konseling. Sebagian anak-anak yang usianya lebih tua, lebih suka
bicara langsung kepada konselor daripada menggunakan media
perantara. Kepada anak-anak usia ini dapat dilakukan
percakapan biasa seperti halnya pada remaja.
Aplikasi Kasus
Berdasarkan fenomena yang sering terjadi belakangan ini, kasus pelecehan seksual pada
anak di bawah umur terutama pada anak perempuan di jadikan sebagai pelampiasan
nafsu syahwat, ini di karenakan kurangnya pengetahuan tentang kesehatan reproduksi
oleh orang tua untuk anaknya. Sehingga kebanyakan orang tua tidak tahu dampak
pelecehan seksual untuk anak mereka,terutama mental atau psikologi anak. Pada anak-
anak juga kurang pengetahuan yang di berikan oleh orang tua tentang alat reproduksi
dan batasan mana yang boleh di pegang oleh ibunya dan tidak boleh di pegang oleh
siapapun kecuali ibu. Maka dari itu, bidan sebagai konselor melakukan konseling
kepada orang tua, sehingga orang tua dapat memberikan pengetahuan kepada anak
sebagai orang yang terdekat. Konseling dapat berjalan lancar jika adanya rasa saling
percaya.
 Langkah konseling pada anak
 Mengumpulkan informasi, data dan masalah yang dialami oleh ibu/anak
 Menyikapi masalah dan memberikan informasi secara lengkap
 Memastikan ibu atau konseli memahami informasi yang telah diberikan oleh konselor
 Memberikan pilihan pemecahan dari setiap masalah yang kemungkinan akan terjadi
 Meminta ibu atau konseli agar dapat mengevaluasi secara mandiri setiap proses yang
dialami sesuai tumbuh kembang yang dialami oleh anak.
THANKS FOR
YOUR ATTENTION


Anda mungkin juga menyukai