Anda di halaman 1dari 31

PROPOSAL SKRIPSI

Nama : Muhammad Arsi Dwiantoro


Nim : 601200021
Jurusan : Bimbingan Penyuluhan Islam
Fakultas : Dakwah
Judul :Implementasi Art Therapy Umtuk Pengembangan Diri Anak:
Studi Pada Klinik Psikologi Omah Sejiwa Jambi

A. Latar Belakang Masalah


Perkembangan individu terkait aspek fisik, kognitif, dan
psikososial berjalan beriringan sesuai dengan usia perkembangan dalam
kondisi normal. Perkembangan berlangsung sepanjang rentang kehidupan
manusia, dari anak-anak, remaja, dewasa, sampai dengan lansia.1 Setiap
orang berkembang dengan karakteristiknya masing-masing. Sebagai
manusia, setiap individu berkembang melalui jalan yang umum. Setiap
diri kita mulai belajar berjalan pada usia satu tahun, berjalan pada usia dua
tahun, tenggelam pada permainan fantasi pada usia kanak-kanak dan
belajar mandiri pada usia remaja. Perubahan pada perkembangan
merupakan produk dari proses-proses biologis, kognitif dan sosial. Proses-
proses itu terjadi pada perkembangan manusia yang berlangsung pada
keseluruhan siklus hidupnya.2
Istilah perkembangan berarti serangkaian perubahan progresif yang
terjadi sebagai akibat dari proses kematangan dan pengalaman. Seperti
yang dikatakan oleh Van Den Daele dalam buku (Hurlock, 1980)
menyatakan “perkembangan merupakan perubahan secara kualitatif”.
Bahwasannya perkembangan bukan sekedar penambahan beberapa

1
Dhian Risian Putri, Anindra Desfi Chantika Filianto, Jagad Banabsyah Iriyanto, “Implementasi
Art Therapy Untuk Meningkatkan Copping Stress Terkait Permasalahan Perkembangan di Usia
Remaja” Jurnal Talenta Psikologi Vol. 10 (2) (2021).
2
Elfi Yuliani Rohmah, “Perkembangan Psikologis Anak MI/SD: Studi Atas Dampak Kepergian
Ibu Sebagai TKW Ke Luar Negeri” Jurnal Penelitian Keagamaan dan Sosial-Budaya Vol. 4 (1)
(2010).

1
sentimeter pada tinggi badan seseorang atau peningkatan kemampuan
seseorang, melainkan suatu proses integrasi dari banyak struktur dan
fungsi yang kompleks. Dalam hal ini perkembangan berlangsung seumur
hidup, sedangkan pertumbuhan mengalami batasan tertentu. 3
Perkembangan (development) adalah bertambahnya kemampuan
(skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola
yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari pematangan. Di sini
menyangkut adanya proses diferensiasi dari sel-sel tubuh, jaringan tubuh,
organ-organ dan sistem yang berkembang sedemikian rupa
perkembangan emosi, intelektual dan tingkah laku sebagai hasil interaksi
dengan lingkungannya. Perkembangan anak biasanya diiringi
pertumbuhan sehingga lebih optimal dan tergantung pada potensi biologik
seseorang. Potensi tersebut merupakan hasil interaksi berbagai faktor
yang saling berkaitan, yaitu faktor genetik, lingkungan bio-fisiko-
psikososial dan perilaku. Proses yang unik dan hasil akhir yang berbeda-
beda yang memberikan ciri tersendiri pada setiap anak. Perkembangan
merupakan suatu proses yang bersifat kumulatif, artinya perkembangan
terdahulu akan menjadi dasar bagi perkembangan selanjutnya. Oleh
karena itu apabila terjadi hambatan pada perkembangan terdahulu maka
perkembangan selanjutnya cenderung akan mendapat hambatan. 4
Orang tua memiliki peranan yang amat penting dalam upaya
mendukung perkembangan anak, khususnya saat mereka berada pada
tahapan usia dini. Anak adalah perhiasan dunia, begitu juga hartanya,
keduanya disebut perhiasan dunia bukan perhiasan akhirat. Al-Qur'an
sudah menjelaskan tentang kedudukan dan kedudukan anak bagi orang
tuanya. Hal ini penting untuk dipahami agar orang memiliki kesadaran
dalam mendidik anaknya. Anak dapat menjadi perhiasan atau sesuatu yang

3
Alfiyanti Nurkhasanah, “Optimalisasi Psikologi Perkembangan Anak Dalam Lingkungan
Keluarga”, Jurnal Pendidikan Raudhatul Athfal Vol. 3 (2) (2020).
4
Novitawati, Nina Permatasari, Psikologi Perkembangan Anak Usia Dini (Malang: Ahlimedia
Press, 2020), h. 78.

2
dianggap baik dan indah (zinah), sebagaimana dalam QS. Al-Kahfi ayat
46:

‫ل‬ ِ ‫الص‬
ًُ ‫اْلَاتُ َخ ُْير عِْن َُد َربُِ َُك ثَ َو‬
ًُ ‫اب َو َخ ُْير أ ََم‬ َّ ُ‫ال َْمالُ َوالْبَنو َُن ِزينَةُ ا ْْلَيَ ُاةِ الدُّنْيَُا َوالْبَاقِيَات‬

“Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi


amal kebaikan yang terus menerus lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu
serta lebih baik untuk menjadi harapan.“ (QS. Al-Kahfi ayat 46).5

Menurut Felisitas Ndeot, Guru atau orang tua perlu mengenali


keterampilan interpersonal anak karena keterampilan interpersonal
membantu anak untuk membangun hubungan yang positif dengan orang
lain. Keterampilan ini sangat penting dalam membangun konsep diri anak
karena membantu anak merasa diterima, meningkatkan kepercayaan diri,
meningkatkan kemampuan beradaptasi, membantu anak memahami emosi
dan perasaannya, dan meningkatkan kemampuan untuk menyelesaikan
konflik. Hal ini akan membantu anak untuk memiliki konsep diri yang
positif dan percaya diri dalam berinteraksi dengan lingkungan sekitar. 6
Dalam pengembangan diri anak banyak sekali cara yang bisa dilakukan
oleh orang tua, mulai dari pemberian pendampingan, membantu anak
mengenali minat dan bakatnya, membantu anak membangun konsep diri
yang positif, ataupun memperkenalkan mereka pada seni.
Terapi seni atau yang dikenal juga sebagai art therapy dalam
bahasa Inggris, adalah bentuk terapi yang menggunakan ekspresi kreatif
melalui seni sebagai alat untuk memahami diri sendiri, mengatasi masalah
emosional atau psikologis, dan meningkatkan kesejahteraan mental. Terapi
ini sangat baik digunakan untuk anak-anak dengan tujuan membantu

5 Al-Qur’an Tajwid Kode Transliterasi Per Kata Terjemah Per Kata: Juz 15, (Bekasi, Penerbit
Cipta Bagus Segara 2013) Hal 299.
6
Felisitas Ndeot, “Tips Mendukung Konsep Diri Positif Pada Anak Usia Dini” Diakses melalui
alamat https://paudpedia.kemdikbud.go.id/berita/tips-mendukung-konsep-diri-positif-pada-anak-
usia-dini?do=MTYyOS1mYTM3ZDhiYw%3D%3D&ix=NDctNGJkMWM0YjQ%3D, Tanggal
30 September 2023.

3
mereka mengembangkan diri sekaligus mengatasi masalah emosional,
sosial, ataupun psikologis. Menurut Bagus Mahardika, art therapy di
Indonesia sudah mulai dikenal karna efek yang dirasakan mampu untuk
menjawab berbagai permasalahan. Therapy ini sebenarnya sudah sering
digunakan untuk pasien yang mengalami gangguan mental seperti autis,
ADHD, dan gangguan emosi.7 Terapi seni ini juga telah menjadi semakin
diakui dan digunakan oleh banyak kalangan dalam beberapa tahun
terakhir. Sudah banyak institusi seperti, rumah sakit, pusat kesejahteraan
mental, sekolah, dan lembaga nirlaba, mulai mengadopsi seni sebagai
bagian dari program mereka untuk merawat masalah psikologis dan
emosional.
Art Therapy menjadi salah satu cara yang efektif dalam membantu
tumbuh kembang anak, seperti meningkatkan kreativitas dan imajinasi
anak, meningkatkan kemampuan verbal dan non verbal anak, serta
mengatasi masalah psikologis anak. Dalam art therapy, anak dapat
mengekspresikan dirinya secara bebas dan tanpa tekanan. Hal ini dapat
membantu anak merasa lebih nyaman dan terbuka dalam mengungkapkan
perasaannya. Berbagai penelitian membuktikan bahwa terapi seni melalui
gambar dapat meningkatkan kesadaran diri, menyelesaikan konflik
emosional dan mampu menyelesaikan permasalahan serta efektif
meningkatkan harga diri. Intinya, terapi seni merupakan salah satu terapi
yang menggunakan gambar sebagai media untuk melakukan identifikasi
dan eksplorasi perasaan. Melalui gambar, anak akan bisa mendeskripsikan
serta menilai diri sendiri. 8
Terapi seni adalah suatu bentuk psikoterapi yang menggunakan
media seni sebagai cara utama berekspresi dan berkomunikasi. Hal ini
dapat diterapkan pada berbagai populasi, termasuk anak-anak, orang
dewasa, dan keluarga, dan dapat digunakan dalam lingkungan klinis

7
Bagus Mahardika, “Implementasi Metode Art Therapy Dalam Mencerdasan Emosional Siswa”
Utile Jurnal Kependidikan Vol. 3 (2) (2017).
8 Nina Nursetia Ningrum, “Art Therapy Melalui Proses Kreatif Menggambar Untuk Anak Usia

Dini di Kota Bandung” Jurnal Penelitian Pendidikan Vol. 21 (2) (2021).

4
seperti rumah sakit dan organisasi. 9 Di indonesia ada beberapa rumah
sakit, organisasi ataupun klinik yang menerapkan terapi seni salah satunya
adalah Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta, Art Therapy Center
Universitas Widyatama, Komunitas Terapi Seni Indonesia, dan Jakarta
Children's Growth Center (JCGC). Penerapan Art Therapy juga di lakukan
di salah satu klinik psikologi di Kota Jambi yaitu Omah Sejiwa Jambi,
maka dari itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul
“Implementasi Art Therapy Umtuk Pengembangan Diri Anak: Studi
Pada Klinik Psikologi Omah Sejiwa Jambi”

B. Rumusan Masalah
Berangkat dari latar belakang masalah yang peneliti paparkan
diatas, maka permasalahan yang mendasar pada penelitian ini adalah:
Bagaimana Implementasi Art Therapy Umtuk Pengembangan Diri Anak:
Studi Pada Klinik Psikologi Omah Sejiwa Jambi? Kemudian agar pokok
permasalahan tersebut menjadi kongkret, maka masalah tersebut
dipecahkan menjadi pokok-pokok pertanyaan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana proses Implementasi Art Therapy Umtuk Pengembangan
Diri Anak: Studi Pada Klinik Psikologi Omah Sejiwa Jambi?
2. Apa saja pendukung dan penghambat yang dihadapi dalam proses
Implementasi Art Therapy Umtuk Pengembangan Diri Anak: Studi
Pada Klinik Psikologi Omah Sejiwa Jambi?
3. Bagaimana upaya untuk mengatasi penghambat dari proses
Implementasi Art Therapy Umtuk Pengembangan Diri Anak: Studi
Pada Klinik Psikologi Omah Sejiwa Jambi?

9 Kelompok 3.6 PKK 3 Angkatan 2018, “Art Therapy sebagai upaya stimulasi tumbuh kembang
anak usia sekolah dengan Leukimia (LLA)”, Diakses melalui
http://ners.unair.ac.id/site/index.php/news-fkp-unair/30-lihat/2150-art-therapy-sebagai-upaya-
stimulasi-tumbuh-kembang-anak-usia-sekolah-dengan-leukimia-lla, Tanggal 30 September 2023.

5
C. Batasan Masalah
Pembahasan masalah ini agar tidak terlalu meluas dan tepat
sasaran maka peneliti memberikan batasan masalah, yaitu penelitian ini
hanya membahas tentang Implementasi Art Therapy Umtuk
Pengembangan Diri Anak: Studi Pada Klinik Psikologi Omah Sejiwa
Jambi.

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian


1. Tujuan penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka, tujuan penelitian adalah:
a. Mengetahui proses Implementasi Art Therapy Umtuk
Pengembangan Diri Anak: Studi Pada Klinik Psikologi Omah
Sejiwa Jambi.
b. Mengetahui pendukung dan penghambat yang dihadapi dalam
proses proses Implementasi Art Therapy Umtuk Pengembangan
Diri Anak: Studi Pada Klinik Psikologi Omah Sejiwa Jambi.
c. Mengetahui upaya untuk mengatasi penghambat yang dihadapi
dalam proses proses Implementasi Art Therapy Umtuk
Pengembangan Diri Anak: Studi Pada Klinik Psikologi Omah
Sejiwa Jambi.
2. Manfaat Penelitian
a. Manfaat teoritis
Secara teoritis penelitian ini dapat menambah wawasan
berfikir dan ilmu pengetahuan khususnya mahasiswa Bimbingan
dan Penyuluhan Islam UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi tentang
art therapy dan penelitian ini diharapkan dapat memberikan
kontribusi dalam pengetahuan tentang ilmu Bimbingan Penyuluhan
Islam yang dapat digunakan dalam pembelanjaran dan kehidupan
sehari-hari.

6
b. Manfaat praktis
Penelitian ini dimaksudkan dapat menjadi sarana yang
bermanfaat dalam mengimplementasikan pengetahuan terhadap
masalah yang dihadapi secara nyata dan dapat dijadikan sebagai
bahan bacaan, referensi, kajian, rujukan akademis serta menambah
wawasan bagi peneliti setelah terjun langsung ke
lapangan sehingga dapat menumbuhkan kemampuan dan
memberikan pengalaman, wawasan yang lebih mendalam kepada
peneliti.

E. Kerangka Teori
1. Implementasi
Implementasi adalah suatu tindakan atau pelaksanaan dari
sebuah rencana yang sudah disusun secara matang dan terperinci.
Implementasi biasanya dilakukan setelah perencanaan sudah dianggap
sempurna. Menurut Nurdin Usman, implementasi adalah bermuara
pada aktivitas, aksi, tindakan atau adanya mekanisme suatu sistem,
implementasi bukan sekedar aktivitas, tapi suatu kegiatan yang
terencana dan untuk mencapai tujuan kegiatan.10
Menurut Purwanto dan Sulistyastuti, Implementasi intinya
adalah kegiatan untuk mendistribusikan keluaran kebijakan (to deliver
policy output) yang dilakukan oleh para implementor kepada
kelompok sasaran (target group) sebagai upaya untuk mewujudkan
kebijakan.11
Implementasi biasanya dilakukan setelah perencanaan sudah
dianggap fix. Implementasi juga bisa berarti pelaksanaan yang berasal
dari kata bahasa Inggris Implement yang berarti melaksanakan. 12

10 Nurdin Usman, Konteks Implementasi Berbasis Kurikulum (Jakarta: Grasindo, 2002) h. 70.
11 Purwanto dan sulistyastuti, Analisis Kebijakan Dari Formulasi ke Implementasi Kebijakan
(Jakarta: Bumi Aksara, 1991) h. 21.
12 E. Mulyasa, Implementasi Kuriulum Tingkat Satuan Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara, 2013) h.

56.

7
Guntur Setiawan berpendapat, bahwa implementasi adalah perluasan
aktivitas yang saling menyesuaikan proses interaksi antara tujuan dan
tindakan untuk mencapainya serta memerlukan jaringan pelaksana
birokrasi yang efektif. Maka dapat disimpulkan implementasi adalah
penerapan atau suatu kegiatan yang terencana, bukan hanya suatu
aktifitas atau kegiatan saja melainkan dilakukan secara sungguh-
sungguh berdasarkan petunjuk norma-norma yang sudah ditetapkan
untuk mencapai tujuan dari kegiatan.
2. Art Therapy
Art theraphy adalah teknik untuk membangun hubungan
interpersonal antara terapis dengan klien dengan menggunakan media
seni seperti seni gambar dan proses- proses lain yang kreatif untuk
membantu konseli mencegah atau menyelesaikan masalah psikososial
dan meraih perkembangan yang optimal.
Art atau seni merupakan alat yang ampuh dalam komu- nikasi.
Hal ini diakui secara luas bahwa ekspresi seni adalah cara visual untuk
mengomunikasikan pikiran dan perasaan yang terlalu menyakitkan
untuk dimasukkan ke dalam kata- kata. Aktivitas kreatif juga telah
digunakan dalam psikote- rapi dan konseling karena kemampuan yang
terkandung di dalamnya untuk membantu orang dari segala usia
mengeks- plorasi emosi dan keyakinan, mengurangi stres,
mengatasi masalah dan konflik, dan meningkatkan rasa kesejahteraan.
Art therapy merupakan bentuk komunikasi nonverbal dari
pikiran dan perasaan. Art therapy didasarkan pada gagasan
bahwa proses kreatif pembuatan seni dapat dijadikan sebagai sarana
penyembuhan dan peningkatan hidup. Seperti bentuk- bentuk lain dari
psikoterapi dan konseling, art therapy ber- fungsi mendorong
pertumbuhan pribadi, pemahaman diri, dan membantu dalam
perbaikan emosional. Bukti fungsi art therapy, yaitu ia telah
digunakan dalam berbagai macam setting treatment, baik dengan
anak-anak maupun dewasa, baik secara pribadi keluarga, maupun

8
kelompok. Hal ini me- rupakan bukti bahwa art therapy dapat
membantu individu dari segala usia. Selain itu, art therapy memiliki
modalitas dapat berfungsi sebagai sarana menciptakan makna
hidup dan mencapai wawasan, sarana penyembuhan trauma, pe-
nyelsaian konflik diri, dan mencapai perasaan lega.
Art therapy mendukung keyakinan bahwa semua indivi- du
memiliki kemampuan untuk mengekspresikan diri secara kreatif. Art
therapy semakin banyak digunakan oleh terapis dengan individu dari
segala usia dan dengan berbagai popu- lasi. Tidak hanya terapis seni,
tapi konselor, psikolog, psikia- ter, pekerja sosial, dan bahkan dokter
menggunakan ekspresi seni untuk terapi.
Fokus terapis tidak secara khusus pada manfaat
estetika pembuatan seni tetapi pada kebutuhan terapi orang
untuk mengekspresikan dirinya. Hal terpenting dalam terapi
ini adalah keterlibatan seseorang ke dalam pekerjaan, memilih dan
memfasilitasi kegiatan seni yang bermanfaat bagi orang tersebut,
membantu orang menemukan arti dalam proses kreatif, dan
memfasilitasi pembagian pengalaman membuat seni dengan terapis.13
3. Anak
Anak adalah manusia kecil yang memiliki potensi yang masih
harus dikembangkan. Anak memiliki karakteristik tertentu yang khas
dan tidak sama dengan orang dewasa, mereka selalu aktif,
dinamis, antusias dan ingin tahu terhadap apa yang dilihat, didengar,
dirasakan, mereka seolah-olah tak pernah berhenti bereksplorasi dan
belajar. Anak bersifat egosentris, memiliki rasa ingin tahu secara
alamiah, merupakan makhluk sosial, unik, kaya dengan fantasi,
memiliki daya perhatian yang pendek, dan merupakan masa yang
paling potensial untuk belajar.

13 Dr.Dede Rahmat Hidayat , M.Psi, Konseling di Sekolah Pendekatan-Pendekatan Kontenporer


(Jakarta: Prenadamedia,2018) h.8-10.

9
Anak usia dini adalah sosok individu yang sedang menjalani
suatu proses perkembangan dengan pesat dan fundamental bagi
kehidupan selanjutnya. Anak usia dini berada pada rentang usia 0-8
tahun. Pada masa ini proses pertumbuhan dan perkembangan dalam
berbagai aspek sedang mengalami masa yang cepat dalam rentang
perkembangan hidup manusia. Proses pembelajaran sebagai bentuk
perlakuan yang diberikan pada anak harus memperhatikan karakteristik
yang dimiliki setiap tahapan perkembangan anak.14
Secara umum apa yang dimaksud dengan anak
adalah keturunan atau generasi sebagai suatu hasil dari hubungan
kelamin atau persetubuhan (sexual intercoss) antara seorang laki-laki
dengan seorang perempuan baik dalam ikatan perkawinan maupun di
luar perkawinan. Kemudian di dalam hukum adat sebagaimana
yang dinyatakan oleh Soerojo Wignjodipoero yang dikutip oleh
Tholib Setiadi, dinyatakan bahwa: ”kecuali dilihat oleh orang tuanya
sebagai penerus generasi juga anak itu dipandang pula sebagai wadah
di mana semua harapan orang tuanya kelak kemudian hari
wajib ditumpahkan, pula dipandang sebagai pelindung orang tuanya
kelak bila orang tua itu sudah tidak mampu lagi secara fisik untuk
mencari nafkah.15

F. Metode Penelitian
Metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data
dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Penelitian ini menggunakan metode
penelitian kualitatif, metode ini digunakan untuk meneliti pada kondisi
objek yang alamiah, teknik pengumpulan data dilakukan triangulasi
(gabungan) analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif

14 Dr. Yuliani Nurani Sujiono, M.Pd, Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini (Jakarta: PT
Indeks, 2013) h. 6.
15 Fransiska Novita Eleanora, S.H., M.Hum Zulkifli Ismail, S.H., M.H. Ahmad, S.Psi., S.H., M.M.,

M.H. Melanie Pita Lestari, S.S., M.H, Hukum Perlindungan Anak dan Perempuan (Malang:
Madza Media, 2021) h. 23.

10
lebih menekankan makna dari pada generalisasi. Adapun alasan
menggunakan metode ini adalah karna ia lebih mampu mendekatkan
peneliti dengan obyek yang dikaji, sebab peneliti langsung mengamati
obyek yang akan dikaji.
1. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan, yaitu suatu penelitian
yang dilakukan pada suatu setting yang dipilih sebagai lapangan
penelitian, disertai dengan penentuan subyek penelitian yaitu orang-orang
yang dijadikan sebagai subyek penelitian. Pendekatan penelitian dalam
skripsi ini menggunakan pendekatan deskriptif.
2. Setting dan Subjek Penelitian
a. Setting Penelitian
Setting dalam Penelitian ini adalah Jl. KH Ahmad Dahlan
No.56, Beringin, Kec. Ps. Jambi, Kota Jambi, Jambi, tepatnya di
Klinik psikologi dan pengembangan diri Omah Sejiwa.
b. Subjek Penelitian
Subyek dalam penelitian ini adalah terapis atau yang ahli
dibidang art therapy di Klinik psikologi dan pengembangan diri
Omah Sejiwa dan beberapa anak yang telah sesi art therapy.
Adapun teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel pada
penelitian ini adalah teknik non probability sampling yaitu yang
menggunakan metode purposive sampling. Mengingat bahwa
subjek yang baik adalah subjek yang terlibat langsung dan yang
aktif dalam penelitian ini, cukup dengan mengetahui dan
memahami serta yang berkepentingan dalam aktifitas yang diteliti,
mempunyai waktu untuk memberikan informasi secara akurat dan
benar.

11
3. Sumber dan Jenis Data
Data ialah bahan mentah yang perlu diolah sehingga
menghasilkan informasi atau keterangan, baik kualitatif maupun
kuantitatif yang menunjukkan sebuah fakta. 16
Menurut sumbernya, data penelitian digolongkan sebagai data
primer dan data sekunder:
a. Data primer: data ini berupa teks hasil wawancara dan di peroleh
melalui wawancara dengan informasi yang sedang dijadikan
sampel dalam penelitiannya. Data dapat dicatat atau direkam oleh
peneliti. Dalam penelitian ini sumber data primernya wawancara
dengan terapis atau yang ahli dibidang art therapy di Klinik
psikologi dan pengembangan diri Omah Sejiwa.
b. Data sekunder: data sekunder berupa data-data yang sudah tersedia
dan dapat diperoleh oleh peneliti dengan cara membaca, melihat
atau mendengarkan. Data ini biasanya dari data primer yang telah
selesai diolah oleh peneliti sebelumnya.
4. Metode Pengumpulan Data
Pemilihan metode penelitian akan menentukan teknik dan alat
pengumpulan data yang digunakan. Secara umum, dalam penelitian
kualitatif alat pengumpulan data yang paling sering digunakan adalah
wawancara, pengamatan lapangan, dan dokumen.17 Maka peneliti
mengambil beberapa teknik pengumpulan data, sebagai berikut:
a. Wawancara (interview)
Wawancara adalah suatu kejadian atau suatu proses interaksi
antara pewawancara (interviewer) dan sumber informasi atau orang
yang di wawancarai (narasumber) melalui komunikasi langsung. 18
Dalam buku karangan Sugiono yang berjudul Metode Penelitian

16 Victorianus Aries Siswanto, Strategi Dan Langkah-Langkah Penelitian (Yogyakarta:Graha


Ilmu,2012) h. 54.
17 Samiaji Sarosa, Penelitian Kualitatif Dasar-Dasar (Jakarta:Indeks,2012) h. 37.
18
Muri Yusuf, Metode Penelitian: Kualitatif, Kuantitatif, Dan Penelitian Gabungan (Jakarta:
Prenadamedia Group, 2014) h. 372.

12
Pendidikan Pendekataan Kuantitatif Kualitatif R& D, hasil wawancara
dapat terekam dengan baik, dan peneliti memiliki bukti telah
melakukan wawancara kepada informan, maka diperlukan bantuan
alat-alat sebagai berikut:
1) Buku catatan: berfungsi untuk mencatat semua percakapan
dengan sumber data.
2) Kamera: untuk memotret kalau peneliti sedang melalukan
pembicaraan dengan informan atau sumber data.
3) Tape Recorder (Perekam): berfungsi untuk merekam
percakapan atau pembicaraan.
b. Observasi
Metode ini berupa kegiatan pengamatan lebih mendalam
terhadap subyek penelitian agar mendapatkan informasi yang akurat
untuk selanjutkan akan diteliti lebih dalam lagi. Observasi dilakukan
peneliti untuk mendapatkan data mengenai implementasi art therapy
di Klinik psikologi dan pengembangan diri Omah Sejiwa Jambi.
c. Dokumentasi
Dokumen merupakan catatan atau karya seseorang tentang
sesuatu yang sudah berlalu. Metode dokumentasi adalah cara mencari
data atau informasi dari buku-buku, catatan-catatan, transkip, surat
kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legge, agenda, dan lainnya.
Pelaksanaan metode ini dapat dilakukan dengan sederhana, peneliti
cukup memegang check-list untuk mencatat informasi atau data yang
sudah ditetapkan.19 Metode dokumentasi digunakan peneliti
untuk mendapatkan data yang berkaitan dengan Implementasi art
therapy.
5. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data adalah proses pengumpulan data secara
sistematis untuk mempermudah peneliti dalam memperoleh
kesimpulan. Menurut Miles & Huberman (analisis terdiri dari tiga alur

19 Jusuf Soewadji, Pengantar Metodologi Penelitian (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2012) h. 160.

13
kegiatan yang terjadi secara bersamaan yaitu: reduksi data, penyajian
data, penarikan kesimpulan/verifikasi. Mengenai ketiga alur tersebut
secara lebih lengkapnya adalah sebagai berikut:
a. Reduksi Data
Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan
perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data
kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Reduksi
data berlangsung terus-menerus selama proyek yang berorientasi
penelitian kualitatif berlangsung.
b. Penyajian Data
Miles & Huberman membatasi suatu penyajian sebagai
sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya
penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Mereka meyakini
bahwa penyajian-penyajian yang lebih baik merupakan suatu cara
yang utama bagi analisis kualitatif yang valid, yang meliputi: berbagai
jenis matrik, grafik, jaringan dan bagan. Semuanya dirancang guna
menggabungkan informasi yang tersusun dalam suatu bentuk yang
padu dan mudah diraih. Dengan demikian seorang penganalisis dapat
melihat apa yang sedang terjadi, dan menentukan apakah menarik
kesimpulan yang benar ataukah terus melangkah melakukan analisis
yang menurut saran yang dikisahkan oleh penyajian sebagai sesuatu
yang mungkin berguna.
c. Menarik Kesimpulan
Penarikan kesimpulan menurut Miles & Huberman hanyalah
sebagian dari satu kegiatan dari konfigurasi yang utuh. Kesimpulan-
kesimpulan juga diverifikasi selama penelitian berlangsung. Verifikasi
itu mungkin sesingkat pemikiran kembali yang melintas dalam pikiran
penganalisis (peneliti) selama ia menulis, suatu tinjauan ulang pada
catatan-catatan lapangan, atau mungkin menjadi begitu seksama dan
menghabiskan tenaga dengan peninjauan kembali serta tukar pikiran
di antara teman sejawat untuk mengembangkan kesepakatan

14
intersubjektif atau juga upaya-upaya yang luas untuk menempatkan
salinan suatu temuan dalam seperangkat data yang lain. Singkatnya,
makna-makna yang muncul dari data yang lain harus diuji
kebenarannya, kekokohannya, dan kecocokannya, yakni yang
merupakan validitasnya. Kesimpulan akhir tidak hanya terjadi pada
waktu proses pengumpulan data saja, akan tetapi perlu
diverifikasi agar benar-benar dapat dipertanggungjawabkan.20
G. Keabsahan Data
Sebuah penelitian dibutuhkan proses pengujian keabsahan data.
Kegiatan tersebut bertujuan untuk meyakinkan dan membuktikan bahwa
penelitian sesuai dengan fakta yang ada. Dalam penelitian ini, peneliti
melakukan teknik pemeriksaan keabsahan data.
1. Perpanjangan Keikutsertaan
Perpanjangan keikutsertaan juga menuntut peneliti agar terjun ke
lokasi penelitian dalam waktu yang cukup panjang dan lama guna
mendeteksi dan memperhitungkan distorsi yang mungkin mengotori data,
pertama-tama dan yang terpenting ialah distorsi pribadi. Menjadi “asing
ditanah asing” hendaknya mendapat perhatian khusus peneliti, jangan
sampai voveracting. Tampaknya, apabila sejak awal peneliti tidak
diterima pada latar penelitian, distorsi itu bisa saja hilang. Dipihak lain,
peneliti sendiri biasanya menghasilkan distorsi karena adanya nilai-nilai
bawaan dan bangunan tertentu. Yang jelas, tidak akan ada seorang pun
peneliti yang memasuki lokasi penelitian tanpa bawaan tersebut. Distorsi
dapat berasal dari informan banyak di antaranya terjadi tanpa
sengaja. Ketidak sengajaan tersebut mungkin terjadi karena beberapa hal
seperti distorsi retrospektif dan cara pemilihan, salah mengajukan
pertanyaan dan tentunya juga jawaban yang diperoleh peneliti, motivasi
setempat, misalnya keinginan untuk menyenangkan peneliti, atau

20
Sugiyono, Metododologi Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R dan D
(Bandung: Alfabeta, 2015) h. 249.

15
sebaliknya tidak termotivasi untuk memuaskan secara utuh penuh
kepedulian dari peneliti kualitatif. 21
Distorsi tersebut mungkin tidak disengaja, dan di pihak lain ada
pula distorsi yang bersumber dari kesengajaan, misalnya berdusta,
menipu, berpura-pura dari informan atau responden. Dalam menghadapi
hal ini peneliti hendaknya menentukan apakah benar-benar ada distorsi;
apakah distorsi itu tidak disengaja atau memang disengaja, disengaja atau
tidak, dari mana atau dari siapa sumbernya, bagaimana strategi
menghadapinya, semuanya tidak, dari mana atau dari siapa sumbernya;
bagaimana strategi menghadapinya, semuanya dimungkinkan dapat
diatasi dengan adanya perpanjangan keikutsertaan peneliti.
2. Ketekunan Pengamatan
Ketekunan pengamatan bermaksud menemukan ciri-ciri dan unsur-
unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang
sedang dicari dan kemudian memusatkan dari pada hal-hal tersebut secara
rinci. Dengan kata lain, apabila perpanjangan keikutsertaan menyediakan
lingkup, ketekunan pengamatan menyediakan kedalaman.
Hal itu berarti bahwa peneliti sebaiknya mengadakan pengamatan
dengan teliti dan rinci secara berkesinambungan terhadap faktor-faktor
yang menonjol. Kemudian, peneliti menelaahnya secara rinci pada suatu
titik sehingga pada pemeriksaan tahap awal tampak salah satu atau
seluruh faktor yang ditelaah sudah dipahami dengan cara yang biasa.
Untuk keperluan itu, teknik ini menuntut agar peneliti kualitatif mampu
menguraikan secara rinci bagaimana proses penemuan secara rinci tersebut
dapat dilakukan.
Kekurangan tekunan pada pengamatan terletak pada pengamatan
terhadap pokok persoalan yang dilakukan secara terlalu awal. Hal itu
mungkin dapat disebabkan oleh tekanan subjek atau sponsor atau
barangkali juga karena ketidak toleransian subjek penelitian, atau

21
Djunaidi Ghony, Fauzan Almanshur, Metode Penelitian Kualitatif (Yogyakarta: AR-Ruzz
Media, 2017) h. 320.

16
sebaliknya peneliti kualitatif terlalu cepat mengarahkan fokus
penelitiannya walaupun tampaknya belum patut dilakukan demikian.
Persoalan itu bisa terjadi pada situasi ketika subjek penelitian
berdusta, menipu, atau berpura-pura, sedangkan peneliti sudah sejak awal
mengarahkan fokusnya, pada hal barangkali belum waktunya berbuat
demikian.
3. Trianggulasi
Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain. Di luar data itu untuk keperluan
pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Teknik triangulasi
yang paling banyak digunakan ialah pemeriksaan melalui sumber lainnya.
Terdapat empat macam triangulasi sebagai tekni pemeriksaan yang
memanfaatkan penggunaan sumber, metode, penyidik, dan teori.
a. Triangulasi dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek
balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui
waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif.
b. Triangulasi dengan metode, terdapat dua strategi, yaitu
pengecekan derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian
beberapa teknik pengumpulan data dan pengecekan derajat
kepercayaan beberapa sumber data dengan metode yang sama.
c. Triangulasi dengan penyelidik merupakan teknik yang
dilaksanakan dengan jalan memanfaatkan peneliti dengan
pengamat lainnya dalam mengecek kepercayaan data.
d. Triangulasi dengan teori merupakan teknik yang dilaksanakan
dengan melakukan perbandingan terhadap data yang ditetapkan.
e. Teknik triangulasi jenis kelima ini ialah dengan jalan
memanfaatkan peneliti atau pengamat lainnya untuk keperluan
pengecekan kembali derajat kepercayaan data. Pemanfaatan dalam

17
pengumpulan data. Pada dasarnya penggunaan suatu tim
penelitian dapat direalisasikan dilihat dari segi teknik ini. 22
4. Diskusi dengan teman sejawat
Teknik ini dilakukan dengan cara mengekspos hasil sementara atau
hasil akhir yang diperoleh dalam bentuk diskusi dengan rekan-rekan
sejawat. Teknik ini mengandung beberapa maksud sebagian salah satu
teknik pemeriksaan keabsahan data. Peneliti akan melakukan diskusi
dengan teman-teman sajawat, guna memastikan bahwa data yang diterima
benar-benar nyata dan bukan persepsi sepihak dari peneliti. Melalui cara
tersebut peneliti mengharapkan mendapatkan saran, masukan yang
berharga dan konstruktif dalam meninjau orisinalitas data yang
didapatkan.

H. Studi Relevan
Penelitian tentang art therapy ini sudah banyak dilakukan di
indonesia. Terdapat beberapa penelitian yang mengkaji tentang art
therapy. Adapun perbedaan penelitian ini dengan penelitian-penelitian
sebelumnya adalah sebagai berikut:

NO Nama dan Persamaan Perbedaan


Judul Hasil Penelitian Penelitian Penelitian
Penelitian
1. Nurul Hasil dari penelitian ini dapat Penelitian perbedaannya
Miftahul disimpulkan bahwa terdapat 5 tersebut adalah obyek
Ulumiyah proses regulasi emosi melalui memliki penelitian dan
(2021) art therapy pada anak persamaan lokasi
dengan judul yang membutuhkan dengan penelitian
“Regulasi perlindungan khusus di penelitian serta skripsi
Emosi BRSAMPK Alyatama Jambi. ini yaitu tersebut

22
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004) h.
330-331.

18
Melalui Art Adapun 5 proses regulasi sama sama membahas
Therapy Pada emosi yang dilakukan oleh membahas tentang
Anak Yang kedua subjek sebagai berikut: tentang art regulasi
Membutuhkan a. Pemilihan situasi dengan therapy emosi melalui
Perlindungan cara melakukan kegiatan art pada anak art therapy
Khusus di therapy dengan berbagai pada anak
Balai jenis variasi art therapy dan yang
Rehabilitasi dalam membutuhkan
Sosial Anak pelaksanaannya dilaksanakan perlindungan
Yang di dua tempat seperti out door khusus
Membutuhkan (dengan suasana alam) sedangkan
Perlindungan dan in door (suasana ruang penelitian ini
Khusus belajar/terapi). tidak tertuju
(BRSAMPK) b. Modifikasi situasi dengan pada pasien
Alyatama cara melakukan kegiatan art khusus seperti
Jambi”. therapy salah satunya skripsi
menggambar. tersebut yang
c. Penyebaran perhatian yang membahas art
dilakukan dengan strategi therapy untuk
memecah fokus perhatian anak yang
seperti bernyanyi sambil membutuhkan
mengerjakan art therapy perlindungan
dan konsentrasi dengan khusus
fokus perhatiannya tertuju melainkan
pada hasil karya yang sedang hanya
dikerjakan. membahas
d. Perubahan kognitif dengan tentang
cara menjadi lebih tenang, penerapan
bahagia dan melupakan masa atau
lalu ketika melakukan implementasi
kegiatan art pada anak.

19
therapy menggambar, dan
hasil art therapy dapat
menentukan mood dan
susana hati anak.
e. Perubahan respon
dilakukan dengan cara
memilih berdiam diri
setelah melampiaskan
amarahnya. Kemudian
melamun dan menangis.
Ketika dalam kegiatan art
therapy, perubahan respon
yang dilakukan dengan cara
memodifikasi situasi ketika
dalam kegiatan seperti seolah
tidak terjadi masalah demi
kepentingan kegiatan
tersebut.
.
2. Alfi nurhayati . Hasil Dari Art Therapy persamaan perbedaannya
(2022) dengan dalam Film Hope Karya Lee dengan adalah obyek
judul “Art Jon-Ik Dari analisis deskripsi, penelitian penelitian dan
Therapy Dalam dapat disimpulkan bahwa ini yaitu lokasi
Mengatasi teknik art therapy mampu sama sama penelitian
Trauma Pada untuk membantu membahas serta skripsi
Anak korban penyembuhan trauma tentang art tersebut
Kekerasan psikologis yang dialami oleh therapy membahas
Fisik, anak korban kekerasan fisik, pada anak tentang art
Psikologis, dan psikologis, dan seksual. Hal therapy
Seksual Pada ini dapat dilihat juga dalam dalam
Film Hope scene akhir dalam film mengatasi

20
Karya Lee dimana setelah melalui trauma pada
Joon-Ik”. beberapa terapi So-Won anak korban
berhasil mengembalikan kekerasan
kepercayaan diri dan fisik,
keceriaannya kembali serta psikologis,
mengurangi rasa takutnya dan seksual
kepada lelaki dewasa sedangkan
khususnya ayahnya sendiri. penelitian ini
Begitu pula ketika adik tidak tertuju
kecilnya lahir, so-won pada pasien
berhasil menyingkirkan rasa khusus seperti
takut akan perhatian orangtua skripsi
yang dalam ketakutannya tersebut yang
dulu itu akan beralih hanya membahas art
kepada adiknya. Bahkan therapy pada
ketika dipanggil oleh anak korban
pengadilan untuk kekerasan
memberikan kesaksian pun ia fisik,
berani untuk datang. psikologis,
dan seksual
melainkan
hanya
membahas
tentang
penerapan
atau
implementasi
pada anak.

3. Evita Lutfia Berdasarkan hasil persamaan perbedaannya


Sholiha (2022) pengamatan tentang Art dengan adalah obyek

21
dengan judul Therapy bagi penanganan penelitian penelitian dan
“Penyembuhan trauma dalam serial drama ini yaitu lokasi
Trauma korea It’s Okay To Not Be sama sama penelitian
Menggunakan Okay., menghasilkan membahas serta skripsi
Art Therapy kesimpulan sebagai berikut: tentang art tersebut
Dalam Serial a. Gelaja trauma yang tampak therapy membahas
Drama Korea pada Sang-tae pada anak penyembuhan
It’s Okay To seperti seringnya mimpi trauma
Be buruk, setelah tragedi menggunakan
Okay.(Study tewasnya sang ibu, Sang-tae art therapy
Analysis)”. sering memimpikan kejadian sedangkan
dimana dirinya menjadi penelitian ini
buronan si pembunuh. Sang- hanya
tae juga akan mencari tempat membahas
persembunyian yang aman tentang
bagi dirinya sendiri saat ia penerapan
merasa terancam, terkadang atau
ia juga akan berteriak dengan implementasi
histeris saat kejadian tersebut pada anak.
terjadi secara tiba-tiba, Sang-
tae akan berhenti berteriak
saat ada kain yang menutupi
kepalanya. Hal yang membut
Sang-tae merasa sangat
terancam apabila ia melihat
kupu-kupu, mengapa kupu-
kupu karena si pembunuh
memakai aksesoris kupu-
kupu pada saat kejadian,
b. Teknik art therapi yang
digunakn adalah

22
teknik melukis dan
menggambar. Pemilihan
teknik didasari karena hobi
dan kegemaran Sang-tae
terhadap seni lukis dan
gambar. Hal tersebut akan
berdampak pada nyamanya
klien saat melaksanakan
terapi,dan
juga mempermudah konselor
saat menjalankan
aksinya. Namun meskipun
demikian, perlu ditekankan
bahwa tujuan therapy ini
bukanlah untuk mempertajam
bakat sang-tae dalam bidang
seni, atau
mencintaptakan sebuah
mahakarya yang artistik,
melainkan untuk membantu
Sang-tae agar lebih nyaman
dengan dirinya sendiri.

23
INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA (IPD)

PROPOSAL SKRIPSI
“Implementasi Art Therapy Umtuk Pengembangan Diri Anak: Studi Pada
Klinik Psikologi Omah Sejiwa Jambi”

No Jenis Data Metode Sumber Data


1. Sejarah Singkat - Dokumentasi - Dokumentasi
Klinik Psikologi dan - Wawancara Sejarah Klinik
Pengembangan Diri Psikologi dan
Omah Sejiwa Jambi Pengembangan Diri
Omah Sejiwa Jambi
2. Visi dan Misi Klinik - Dokumentasi - Dokumentasi Visi
Psikologi dan - Wawancara dan Misi Klinik
Pengembangan Diri Psikologi dan
Omah Sejiwa Jambi Pengembangan Diri
Omah Sejiwa Jambi
3. Struktur Organisasi - Dokumentasi - Bagian Struktur
Klinik Psikologi dan Organisasi Klinik
Pengembangan Diri Psikologi dan
Omah Sejiwa Jambi Pengembangan Diri
Omah Sejiwa Jambi
4. Sarana dan - Observasi - Keadaan
Prasarana Klinik - Dokumentasi Sarana/Fasilitas
Psikologi dan - Wawancara Klinik Psikologi dan
Pengembangan Diri Pengembangan Diri
Omah Sejiwa Jambi Omah Sejiwa Jambi
A. Panduan Observasi
No Jenis Data Objek Observasi
1. Sejarah Singkat - Dokumentasi Klinik Psikologi
Klinik Psikologi dan dan Pengembangan Diri Omah
Pengembangan Diri Sejiwa Jambi
Omah Sejiwa Jambi - Data-data lainnya
2. Sarana dan - Sarana dan Prasarana Yang
Prasarana Klinik Tersedia
Psikologi dan
Pengembangan Diri
Omah Sejiwa Jambi

B. Panduan Dokumentasi

No Jenis Data Objek Dokumentasi


1. Sejarah Singkat Klinik - Dokumentasi Klinik Psikologi
Psikologi dan dan Pengembangan Diri Omah
Pengembangan Diri Sejiwa Jambi
Omah Sejiwa Jambi - Data-data lainnya
2. Visi dan Misi Klinik - Data Dokumentasi Tentang
Psikologi dan Visi, Misi Klinik Psikologi
Pengembangan Diri dan Pengembangan Diri Omah
Omah Sejiwa Jambi Sejiwa Jambi
3. Struktur Organisasi - Data Dokumentasi Struktur
Klinik Psikologi dan Organisasi Klinik Psikologi
Pengembangan Diri dan Pengembangan Diri Omah
Omah Sejiwa Jambi Sejiwa Jambi
4. Sarana dan Prasarana - Data Dokumentasi Sarana dan
Klinik Psikologi dan Prasarana Klinik Psikologi
Pengembangan Diri dan Pengembangan Diri Omah
Omah Sejiwa Jambi Sejiwa Jambi

C. Butir-Butir Wawancara
No Jenis Data Objek Wawancara
1. Sejarah Singkat Klinik - Bagaimana Sejarah Klinik
Psikologi dan Psikologi dan Pengembangan
Pengembangan Diri Omah Diri Omah Sejiwa Jambi
Sejiwa Jambi
2. Visi dan Misi Klinik - Bagaimana Visi dan Misi
Psikologi dan Klinik Psikologi dan
Pengembangan Diri Omah Pengembangan Diri Omah
Sejiwa Jambi Sejiwa Jambi
3. Sarana dan Prasarana Klinik - Bagaimana Sarana dan
Psikologi dan Prasarana Klinik Psikologi
Pengembangan Diri Omah dan Pengembangan Diri Omah
Sejiwa Jambi Sejiwa Jambi
4. Proses Implementasi Art - Bagaimana Proses
Therapy Umtuk Implementasi Art Therapy
Pengembangan Diri Anak: Umtuk Pengembangan Diri
Studi Pada Klinik Psikologi Anak: Studi Pada Klinik
Omah Sejiwa Jambi Psikologi Omah Sejiwa Jambi
5. Faktor Pendukung dan - Apa Saja Faktor Pendukung
Penghambat Dalam Proses dan Penghambat Dalam
Implementasi Art Therapy Proses Implementasi Art
Umtuk Pengembangan Diri Therapy Umtuk
Anak: Studi Pada Klinik Pengembangan Diri Anak:
Psikologi Omah Sejiwa Studi Pada Klinik Psikologi
Jambi Omah Sejiwa Jambi
6. Upaya Untuk Mengatasi - Bagaimana Upaya Untuk
Penghambat Dalam Proses Mengatasi Penghambat Dalam
Implementasi Art Therapy Proses Implementasi Art
Umtuk Pengembangan Diri Therapy Umtuk
Anak: Studi Pada Klinik Pengembangan Diri Anak:
Psikologi Omah Sejiwa Studi Pada Klinik Psikologi
Jambi Omah Sejiwa Jambi
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i


NOTA DINAS ................................................................................................. ii
SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI ................................ iii
PENGESAHAN .............................................................................................. iv
MOTTO .......................................................................................................... v
PERSEMBAHAN........................................................................................... vi
ABSTRAK ...................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR .................................................................................... viii
DAFTAR ISI ................................................................................................... x
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xii
PEDOMAN TRANSLITERASI ................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................ 5
C. Batasan Masalah .......................................................................... 6
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ................................................. 6
E. Kerangka Teori ............................................................................ 7
F. Metode Penelitian ........................................................................ 10
G. Keabsahan Data ........................................................................... 15
H. Studi Relevan ............................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA

A. Al- Quran
Al-Qur’an Tajwid Kode Transliterasi Per Kata Terjemah Per Kata: Juz 15,
(Bekasi, Penerbit Cipta Bagus Segara 2013).

B. Buku
Dr. Hidayat Dede Rahmat, M.Psi, Konseling di Sekolah Pendekatan-
Pendekatan Kontenporer. Jakarta: Prenadamedia,2018.
Dr. Sujiono Yuliani Nurani, M.Pd, Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini.
Jakarta: PT Indeks, 2013.
Eleanora Fransiska Novita, S.H., M.Hum Zulkifli Ismail, S.H., M.H. Ahmad,
S.Psi., S.H., M.M., M.H. Melanie Pita Lestari, S.S., M.H, Hukum
Perlindungan Anak dan Perempuan. Malang: Madza Media, 2021.
Ghony Djunaid, Fauzan Almanshur, Metode Penelitian Kualitatif.
Yogyakarta: AR-Ruzz Media, 2017.
J. Moleong Lexy, Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2004.
Mulyasa. E, Satuan Implementasi Kuriulum Tingkat Pendidikan. Jakarta:
Bumi Aksara, 2013.
Novitawati, Nina Permatasari, Psikologi Perkembangan Anak Usia Dini.
Malang: Ahlimedia Press, 2020.
Purwanto dan sulistyastuti, Analisis Kebijakan Dari Formulasi ke
Implementasi Kebijakan. Jakarta: Bumi Aksara, 1991.
Siswanto Victorianus Aries, Strategi Dan Langkah-Langkah Penelitian.
Yogyakarta:Graha Ilmu,2012.
Sarosa Samiaji, Penelitian Kualitatif Dasar-Dasar. Jakarta:Indeks,2012.
Soewadj Jusufi, Pengantar Metodologi Penelitian. Jakarta: Mitra Wacana
Media, 2012.
Sugiyono, Metododologi Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif dan R dan D. Bandung: Alfabeta, 2015.
Usman Nurdin, Konteks Implementasi Berbasis Kurikulum. Jakarta: Grasindo,
2002.
Yusuf Muri, Metode Penelitian: Kualitatif, Kuantitatif, Dan Penelitian
Gabungan. Jakarta: Prenadamedia Group, 2014.

C. Publikasi
Skripsi Nurul Miftahul Ulumiyah (2021) “Regulasi Emosi Melalui Art
Therapy Pada Anak Yang Membutuhkan Perlindungan Khusus di
Balai Rehabilitasi Sosial Anak Yang Membutuhkan Perlindungan
Khusus (BRSAMPK) Alyatama Jambi”.
Skripsi Alfi nurhayati (2022) “Art Therapy Dalam Mengatasi Trauma Pada
Anak korban Kekerasan Fisik, Psikologis, dan Seksual Pada Film
Hope Karya Lee Joon-Ik”.
Skripsi Evita Lutfia Sholiha (2022) “Penyembuhan Trauma Menggunakan Art
Therapy Dalam Serial Drama Korea It’s Okay To Be Okay.(Study
Analysis)”.

D. Jurnal
Mahardika Bagus, “Implementasi Metode Art Therapy Dalam Mencerdasan
Emosional Siswa” Utile Jurnal Kependidikan Vol. 3 (2) (2017).
Ningrum Nina Nursetia, “Art Therapy Melalui Proses Kreatif Menggambar
Untuk Anak Usia Dini di Kota Bandung” Jurnal Penelitian Pendidikan
Vol. 21 (2) (2021).
Nurkhasanah Alfiyanti, “Optimalisasi Psikologi Perkembangan Anak Dalam
Lingkungan Keluarga”, Jurnal Pendidikan Raudhatul Athfal Vol. 3 (2)
(2020).
Putri Dhian Risian, Anindra Desfi Chantika Filianto, Jagad Banabsyah
Iriyanto, “Implementasi Art Therapy Untuk Meningkatkan Copping
Stress Terkait Permasalahan Perkembangan di Usia Remaja” Jurnal
Talenta Psikologi Vol. 10 (2) (2021).
Rohmah Elfi Yuliani, “Perkembangan Psikologis Anak MI/SD: Studi Atas
Dampak Kepergian Ibu Sebagai TKW Ke Luar Negeri” Jurnal
Penelitian Keagamaan dan Sosial-Budaya Vol. 4 (1) (2010).

E. Website
Felisitas Ndeot, “Tips Mendukung Konsep Diri Positif Pada Anak Usia Dini”
Diakses melalui alamat https://paudpedia.kemdikbud.go.id/berita/tips-
mendukung-konsep-diri-positif-pada-anak-usia-
dini?do=MTYyOS1mYTM3ZDhiYw%3D%3D&ix=NDctNGJkMW
M0YjQ%3D, Tanggal 30 September 2023.
Kelompok 3.6 PKK 3 Angkatan 2018, “Art Therapy sebagai upaya stimulasi
tumbuh kembang anak usia sekolah dengan Leukimia (LLA)”,
Diakses melalui http://ners.unair.ac.id/site/index.php/news-fkp-
unair/30-lihat/2150-art-therapy-sebagai-upaya-stimulasi-tumbuh-
kembang-anak-usia-sekolah-dengan-leukimia-lla, Tanggal 30
September 2023.

Anda mungkin juga menyukai