Anda di halaman 1dari 9

Hakekat Perkembangan, Perkembangan Kognitif dan

Bahasa
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Psikologi Pendidikan

Dosen Pengampu:
Drs.H.A Zaenal Abidin,M.Pd

Oleh:
Aulia Salsabila Putri Pratama (1401418326)

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2020
RESUME THE HUMAN BODY

Film The Human Body ini menjelaskan tentang bagaimana proses masa
perkembangan manusia dari anak-anak hingga dewasa. Proses pubertas yang
dijelaskan di video ini dialami oleh anak perempuan maupun anak laki-laki. Pada
saat masa kanak-kanak bentuk tubuh dari anak laki-laki maupun anak perempuan,
tidak ada perbedaan yang signifikan diantara anak laki-laki maupun anak
perempuan. Saat awal masa pubertas, anak perempuanlah yang paling duluan
mengalami efek pubertas seperti: tubuh lebih cepat berkembang, tinggi badan
lebih cepat bertambah, dan sifatnya lebih dewasa dari pada anak laki-laki.
Meskipun jenjang usia anak perempuan dan laki-laki itu sama,misalkan mereka
sama-sama berumur 14tahun, tetapi efek pubertas yang terlihat adalah lebih cepat
dialami oleh anak perempuan. Hal ini di karenakan hormon pada anak perempuan
lebih mendorong untuk pubertas lebih awal ketimbang anak laki-laki.
Pada saat menginjak masa remaja,pubertas yang dialami anak-anak sudah
semakin terlihat dan menonjol. Contoh nya pada anak laki-laki ,pubertas yang
dialami yaitu mimpi basah untuk yang pertama kalinya, suara menjadi pecah yang
nantinya akan membuat suara dari anaklaki-laki ini menjadi suara yang bergema
jika didengarkan, jika dilihat dengan mata telanjang, kita bias melihat ada
pertumbuhan jakun dibagian leher anak laki-laki . Lalu tinggi badan bertambah
secara drastis dan muncul rambut-rambut kecil diarea tertentu. Sedangkan untuk
anak perempuan, pubertas yang dialami yaitu pertumbuhan payudara secara
bertahap, mengalami haid atau menstruasi untuk yang pertama kalinya, pinggul
mulai sedikit melebar.Hal ini karena dipengaruhi oleh hormon, hormone juga
berpengaruh ke otak yang mampu membuat kita berpikir tentang hal-hal baru dan
akhirnya kita mampu memikirkan hal tersebut dengan cara baru.Tubuh kita
mempunyai banyak hormone dan masing-masing memiliki peran yang berbeda
pula.
Jika dikolaborasikan dengan hakikat perkembangan,manusia mengalami 2
fase, yaitu pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan sendiri yaitu proses
perubahan progresif yang bersifat kuantitatif dan yang terjadi pada aspek fisik.
Contohnya pada anak laki-laki yaitu munculnya jakun dileher, sementara pada
anak perempuanya itu tumbuhnya payudara. Kemudian Perkembangan yaitu
proses perubahan progresif yang bersifat kualitatif fungsional dan yang terjadi
pada aspek fisik dan psikis. Contohnya pada laki-laki yaitu mampu berpikir secara
logis dan untuk anak perempuan,mampu merasakan secara mendalam. Kemudian
menurut ranah perkembangan emosi, baik laki-laki maupun perempuan jika sudah
mengalami pubertas,pola pikir mereka sudah bisa dikatakan lebih luas dari pada
saat masa sebelum pubertas. Jika pada saat kanak-kanak mereka hanya mampu
untuk mengikuti perkataan orangsaja,setelah masa pubertas yang membuat pola
pikir mereka sekarang lebih maju, mereka mampu untuk berpikir manayang benar
dan mana yang salah. Kemudian menurut ranah perkembangan sosial, mereka
yang sudah pubertas, mampu bersosialisasi dengan orang sekitar dengan lebih
baik dari pada sebelumnya.
Perkembangan kognitif menurut Para Ahli.

Jean Piaget (1896-1980), pakar psikologi dari Swiss, mengatakan bahwa


anak dapat membangun secara aktif dunia kognitif mereka sendiri. Dalam
pandangan Piaget, terdapat dua proses yang mendasari perkembangan dunia
individu, yaitu pengorganisasian dan penyesuaian (adaptasi). Kecenderungan
organisasi dapat dilukiskan sebagai kecenderungan bawaan setiap organisme
untuk mengintegasi proses-proses sendiri menjadi sistem-sistem yang koheren.
Adaptasi dapat dilukiskan sebagai kecenderungan bawaan setiap organisme untuk
memyesuaikan diri dengan lingkungan dan keadaan sosial.
Lev Vygotsky (1896-1934) menekankan bagaimana proses-proses
perkembangan mental seperti ingatan, perhatian, dan penalaran melibatkan
pembelajaran menggunakan temuan-temuan masyarakat seperti bahasa, sistem
matematika, dan alat-alat ingatan. Ia juga menekankan bagaimana anak-anak
dibantu berkembang dengan bimbingan dari orang-orang yang sudah terampil di
dalam bidang-bidang tersebut. Penekanan Vygotsky pada peran kebudayaan dan
masyarakat di dalam perkembangan kognitif berbeda dengan gambaran Piaget
tentang anak sebagai ilmuwan kecil yang kesepian. Menurut Vygotsky, anak-anak
lahir dengan fungsi mental yang relatif dasar seperti kemampuan untuk
memahami dunia luar dan memusatkan perhatian. Namun, anak-anak tak banyak
memiliki fungsi mental yang lebih tinggi seperti ingatan, berfikir dan
menyelesaikan masalah.
Menurut Syaodih dan Agustin perkembangan kognitif menyangkut
perkembangan berpikir dan bagiaman kegiatan berpikir itu bekerja.
Husdarta dan nurlan berpendapat bahwa perkembangn Kognitif adalah
suatu proses menerus, namun hasilnya tidak merupakan sambungan(kelanjutan)
dari hasil hasil yang telah dicapai sebelumnya.Hasil hasil tersebut berbeda secara
kualitatif antara yang satu dengan yang lain.Anak akan melewati tahapan tahapan
perkembangan kognitif atau periode perkembangan.Setiap periode
perkembangan,anak akan berusaha mencari keseimbangan antara struktur
kognitifnya dengan pengamalam pengalaman baru.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kognitif
adalah semua aktivitas mental yang berhubungan dengan persepsi, pikiran,
ingatan, dan pengolahan informasi yang memungkinkan seseorangmemperoleh
pengetahuan, memecahkan masalah, dan merencanakan masadepan atau semua
proses psikologis yang berkaitan dengan cara individu mempelajari ,memper
hatikan , mengamati, membayangkan, menilai,memperkirakan, dan memikirkan
lingkungannya
Perkembangan Bahasa menurut Para Ahli.
Bahasa dalam bahasa inggris berarti language, Dalam bukunya, Berko
Gleason mengungkapkan Language has been hailed as the hallmark of humanity,
the ability that separates humans from animals (Berko-Gleason, 1997). As humans
in society, we use our language ability continuously to embrace ideas, share our
feelings, comment on the world, and understand each other’s minds. Language
can be defined as an organized system of arbitrary signals and rule-governed
structures that are used as a means for communication. Bahasa merupakan
kemampuan untuk berkomunikasi dengan orang lain. Bahasa merupakan faktor
hakiki yang membedakan manusia dengan hewan. Bahasa erat kaitannya dengan
perekembangan berfikir individu. Perkembangan berfikir individu tampak dalam
perkembangan bahasanya yaitu kemampuan membentuk pengertian, menyusun
pendapat dan menarik kesimpulan.
Sementara pengertian perkembangan atau dalam bahasa inggrisnya
development merupakan suatu proses yang pasti dialami setiap individu,
perkembangan ini adalah bersifat kualitatif dan berhubungan dengan kematangan
serta sistematis.
Syamsu Yusuf dalam bukunya mendefinisikan perkembangan sebagai perubahan
yang progress dan kontinyu dalam diri individu dari mulai lahir sampai mati.
Yang mana aspek-aspek dari perkembangan meliputi : fisik, intelegensi, emosi,
bahasa, sosial, kepribadian, moral dan kesadaran beragama.
Dapat disimpulkan bahwa Perkembangan Bahasa  Perkembangan bahasa
anak ditandai oleh suatu rangkaian kesatuan yang bergerak dari bunyi-bunyi atau
ucapan yang sederhana menuju tuturan yang lebih kompleks. Perkembangan
bahasa anak itu dipengaruhi oleh  bakat bawaan, lingkungan atau faktor lain yang
menunjang, yaitu perkembangan fisik dan intelektual.

Bagaimana penerapan pembelajaran di SD menurut perkembangan


kognitif oleh Piaget
1.    Memfokuskan pada proses berfikir atau proses mental anak tidak sekedar
pada produknya. Di samping kebenaran jawaban siswa, guru harus memahami
proses yangdigunakan anak sehingga sampai pada jawaban tersebut.
2.   Pengenalan dan pengakuan atas peranan anak-anak yang penting sekali dalam
inisiatif diri dan keterlibatan aktif dalam kegaiatan pembelajaran. Dalam kelas
Piaget penyajian materi jadi (ready made) tidak diberi penekanan, dan anak-anak
didoronguntuk menemukan untuk dirinya sendiri melalui interaksi spontan dengan
lingkungan.
3.   Tidak menekankan pada praktek-praktek yang diarahkan untuk
menjadikan anak-anak seperti orang dewasa dalam pemikirannya.
4. Penerimaan terhadap perbedaan individu dalam kemajuan perkembangan, teori
Piaget mengasumsikan bahwa seluruh anak berkembang melalui urutan
perkembangan yang sama namun mereka memperolehnya dengan kecepatan yang
berbeda.
Misalkan pada Pembelajaran tematik adalah pembelajaran tepadu yang
menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat
memberikan pengalaman bermakna kepada siswa. Tema adalah pokok pikiran
atau gagasan pokok yang menjadi pokok pembicaraan. Pembelajaran tematik
lebih menekankan pada keterlibatan siswa dalam proses belajar secara aktif dalam
proses pembelajaran, sehingga siswa dapat memperoleh pengalaman langsung dan
terlatih untuk dapat menemukan sendiri berbagai pengetahuan yang dipelajarinya.
Melalui pengalaman langsung siswa akan memahami konsepkonsep yang mereka
pelajari dan menghubungkannya dengan konsep lain yang telah dipahaminya.
Pembelajaran tematik lebih menekankan pada penerapan konsep belajar
sambil melakukan sesuatu. Oleh karena itu, guru perlu mengemas atau merancang
pengalaman belajar yang akan mempengaruhi kebermaknaan belajar siswa.
Pengalaman belajar yang menunjukkan kaitan unsur-unsur konseptual menjadikan
proses pembelajaran lebih efektif. Kaitan konseptual antar mata pelajaran yang
dipelajari akan membentuk skema, sehingga siswa akan memperoleh keutuhan
dan kebulatan pengetahuan. Selain itu, dengan penerapan pembelajaran tematik di
sekolah dasar akan sangat membantu siswa, karena sesuai dengan tahap
perkembangan siswa yang masih melihat segala sesuatu sebagai satu keutuhan.
Menurut Jean Piaget menyatakan bahwa setiap anak memiliki cara
tersendiri dalam menginterpretasikan dan beradaptasi dengan lingkungannya
(teori perkembangan kognitif). Menurutnya, setiap anak memiliki struktur kognitif
yang disebut schemata yaitu sistem konsep yang ada dalam pikiran sebagai hasil
pemahaman terhadap objek yang ada dalam lingkungannya.Pemahaman tentang
objek tersebut berlangsung melalui proses asimilasi (menghubungkan objek
dengan konsep yang sudah ada dalam pikiran) dan akomodasi (proses
memanfaatkan konsep-konsep dalam pikiran untuk menafsirkan objek). Kedua
proses tersebut jika berlangsung terus menerus akan membuat pengetahuan lama
dan pengetahuan baru menjadi seimbang. Dengan cara seperti itu secara bertahap
anak dapat membangun pengetahuan melalui interaksi dengan lingkungannya.
Berdasarkan hal tersebut, maka perilaku belajar anak sangat dipengaruhi oleh
aspek-aspek dari dalam dirinya dan lingkungannya. Kedua hal tersebut tidak
mungkin dipisahkan karena memang proses belajar erjadi dalam konteks interaksi
diri anak dengan lingkungannya.
Anak usia sekolah dasar berada pada tahapan operasi konkret. Pada
rentang usia tersebut anak mulai menunjukkan perilaku belajar sebagai berikut:
(1) Mulai memandang dunia secara objektif, bergeser dari satu aspek situasi ke
aspek lain secara reflektif dan memandang unsur-unsur secara serentak, (2) Mulai
berpikir secara operasional,(3)Mempergunakan cara berpikir operasional untuk
mengklasifikasikan benda-benda, (4) Membentuk dan mempergunakan
keterhubungan aturan-aturan, prinsip ilmiah sederhana, dan mempergunakan
hubungan sebab akibat, dan (5) Memahami konsep substansi, volume zat
cair,panjang, lebar, luas, dan berat.
Memperhatikan tahapan perkembangan berpikir tersebut, kecenderungan
belajar anak usia sekolah dasar memiliki tiga ciri, yaitu: (1) Konkrit, mengandung
makna proses belajar beranjak dari hal-hal yang konkrit yakni yang dapat
dilihat,didengar, dibaui, diraba, dan diotak atik, dengan titik penekanan pada
pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar. Pemanfaatan lingkungan akan
menghasilkan proses dan hasil belajar yang lebih bermakna dan bernilai, sebab
siswa dihadapkan dengan peristiwa dan keadaan yang sebenarnya, keadaan yang
alami, sehingga lebih nyata, lebih faktual, lebih bermakna, dan kebenarannya
lebih dapat dipertanggung jawabkan. (2) Integratif,pada tahap usia sekolah dasar
anak memandang sesuatu yang dipelajari sebagai suatu keutuhan, mereka belum
mampu memilah-milah konsep dari berbagai disiplin ilmu, hal ini melukiskan
cara berpikir anak yang deduktif yakni dari hal umum ke bagian demi bagian. (3)
Hierarkis, pada tahapan usia sekolah dasar, cara anak belajar berkembang secara
bertahap mulai darihal-hal yang sederhana ke hal-hal yang lebih kompleks.
Sehubungan dengan hal tersebut, maka perlu diperhatikan mengenai urutan logis,
keterkaitan antar materi, dan cakupan keluasan serta kedalaman materi.Berkaitan
dengan temuan penelitian adalah menjadi sebuah keniscayaan bagi guru Sekolah
Dasar untuk kembali memahami hakekat perkembangan anak usia 7 –12 Tahun.
Tugas ini juga yang melekat sebagai fungsi kompetensi pedagogik yang harusnya
selalu dimiliki,dihayati, dipahami, serta diimplementasikan guru dalam
melaksanakan tugas dan tanggungjawab profesi guru SD.
Guru sebagai designer, yang bertugas merancang dan merencanakan
pembelajaran, serta mempersiapkan berbagai hal yang terkait dengan
pembelajaran. Persiapan pembelajaran sering disebut juga Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP), yang pengembangannya dilakukan berdasarkan analisis
kebutuhan, karateristik siswa, karakteristik kelas, serta factor penunjang lainnya.
Guru sebagai demonstrator,senantiasa dituntut untuk menguasai menguasai materi
pembelajaran dan mengembangkan kemampuan dalam bidang ilmu yang
dimilikinya, karena hal ini akan sangat menentukan hasil belajar yang akan
dicapai siswa. Sebagai bentuk upaya dalam mengatasi hambatan implementasi
pendekatan tematik yang sudah dilakukan guru berupa diskusi (sharing) bersama
dengan guru partner,menyebutkan kerjasama antar tim guru-guru akan
menghasilkan: a) pencapaian kompetensi pada setiap pembelajaran akan lebih
efektif karena dalam tim guru pastinya terdiri atas beberapa yang ahli dalam ilmu-
ilmu di bidangnya, b) pengalaman dan pemahaman siswa lebih kaya daripada
pembelajaran dipersiapkan oleh seorang guru, karena di dalam tim dapat
mengungkapkan berbagai konsep dan pengalaman, dan c) dalam mempersiapkan
media dan sumber pembelajaran akan sangat efektif karena dikerjakan dan
dipersiapkan oleh beberapa orang guru.Sementara itu “apabila seorang guru ingin
menjadi guru yang professional maka sudah seharusnya ia dapat selalu
meningkatkan wawasan pengetahuan akademis dan praktis melalui jalur
pendidikan berjenjang ataupun up-gradingdan/ atau pelatihan yang bersifat
inservice training dengan rekan-rekan sejawatnya”.
Terakhir,setiap pengembangan dalam hal pembelajaran perlu didukung
oleh kebijakankebijakan kepala sekolah.Kebijakan yang jelas dan baik akan dapat
memberikan kelancaran dan kemudahan dalam implementasi pembelajaran
tematik. ada beberapa kebijakan yang relevan diambil kepala sekolah dalam
membantu kelancaran implementasi pembelajaran tematik, yaitu: a)
Memprogramkan perubahan kurikulum sebagai bagian integral dari program
sekolah secara keseluruhan. b) Menganggarkan biaya operasional untuk
ketersediaan media dan sumber pembelajaran sebagai bagian dari anggaran
sekolah. c) Meningkatkan mutu dan kualitas guru, serta fasilitator agar dapat
bekerja secara professional (meningkatkan profesionalisme guru). d)Menyediakan
sarana dan prasarana yang memadai untuk kepentingan pembelajaran. e) Menjalin
kerjasama yang baik dengan unsur-unsur terkait secara resmi dalam kaitannya
dengan implementasi pembelajaran tematik.

Referensi :
http://centrior5.blogspot.com/2015/09/makalah-pengembangan-bahasa-anak.html
http://plissworld.blogspot.com/2013/01/perkembangan-kognitif-peserta-didik.html
file:///C:/Users/USER/Downloads/TEORI%20%20BELAJAR%20%20DALAM
%20%20PEMBELAJARAN%20%20TEMATIK%20MI.pdf

Anda mungkin juga menyukai