Anda di halaman 1dari 20

JURNAL

PERKEMBANGAN ANAK USIA DINI

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah “Analisis Kebutuhan AUD”

Dosen Pengampu : Uswatuh Hasanah, M.Pd.I

Disusun Oleh:

Kelompok 5

1. Elidatul Mawadah 1601030059


2. Pratiwi Laili Putri Dewi 1601030023
3. Selly Marcelina 1601030049

FAKULTAS TARBIYAH dan ILMU KEGURUAN (FTIK)

JURUSAN PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI (PIAUD)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGRI (IAIN)METRO

TAHUN AKADEMIK 2018/2019


Abstract

Every parent would want his child to grow and develop into a healthy, smart, creative,
independent, faithful and devoted child to Allah SWT. Development broadly refers to the
whole process of change from the potential possessed by individuals and appears in the
quality of abilities, traits, and new characteristics. This development is related to the increase
in the ability of the body's functions or the ability of individuals to learn all the skills they
need, both of these processes occur in harmony with each individual. Early childhood
development is a process of change in which children learn to master a higher level of
aspects of movement, thinking, feeling, and interaction, both with others and with objects in
their environment. Development in early childhood can develop according to age.
Keyword:grow ,development, early childhood

Abstrak

Setiap orang tua pasti ingin anaknya tumbuh dan berkembang menjadi anak yang
sehat, cerdas, kreatif, mandiri, beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT. Perkembangan
secara luas menunjuk pada keseluruhan proses perubahan dari potensi yang dimiliki oleh
individu dan tampil dalam kualitas kemampuan, sifat, dan ciri-ciri yang baru. Perkembangan
ini berkaitan dengan bertambahnya kemampuan fungsi tubuh atau kemampuan individu
untuk mempelajari segala keterampilan yang diperlukannya, kedua proses ini terjadi selaras
pada setiap individu. Perkembangan anak usia dini merupakan ialah suatu proses perubahan
dimana anak belajar menguasai tingkat yang lebih tinggi dari aspek-aspek gerakan, berpikir,
perasaan, dan interaksi, baik dengan sesama maupun dengan benda-benda dalam lingkungan
hidupnya. Perkembangan pada anak usia dini dapat berkembang sesuai dengan usianya.

Kata Kunci: Tumbuh, Kembang, Anak Usia Dini


PENDAHULUAN

Definisi anak usia dini menurut National Association For The Education Young
Children (NAEYC), menyatakan bahwa anak usia dini “early childhood” merupakan anak
yang berada pada usia 0-8 tahun. Pada masa tersebut merupakan proses pertumbuhan dan
perkembangan dalam berbagai aspek dalam rentang kehidupan manusia. Proses pembelajaran
terhadap anak harus memperhatikan karakteristik yang dimiliki dalam tahap perkembangan
anak. Menurut Bacharuddin Mustafa, Nak usia dini merupakan anak yang berada pada
rentang usia antara 1-5 tahun. Pengertian ini berdasarkan pada batasan pada psikologi
perkembangan yang meliputi bayi (infancy atau babyhod) berusia 0-1 tahun, usia dini (early
childhood) berusia 1-5 tahun, masa kanak-kanak akhir (late childhood) berusia 6-12 tahun.1

Perkembangan merupakan suatu perubahan yang berlangsung seumur hidup dengan


bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam kemampuan gerak kasar,
gerak halus, bicara dan bahasa serta sosialisasi dan kemandirian. Ciri-ciri pertumbuhan dan
perkembangan anak antara lain, menimbulkan berubahan, berkolerasi dengan pertumbuhan,
memiliki tahap-tahap yang berurutan dan mempunyai pola yang tetap. Perkembangan bahasa,
bicara dan menulis merupakan suatu proses yang menggunakan bahasa ekspresif dalam
membentuk arti. Perkembangan berbicara pada awal dari anak yaitu menggumam maupun
membeo. Perkembangan bahasa atau komunikasi pada anak merupakan salah satu aspek
tahapan perkembangan anak yang penting. Anak memiliki keterampilan berbahasa yang
bagus akan mudah bergaul dan bersosialisasi.

Seorang bayi dari hari kehari akan mengalami perkembangan bahasa dan kemampuan
bicara, namun tiap anak tidak sama persis pencapainnya, ada yang cepat bicara dan ada pula
yang terlalu lama bicara. Untuk membantu perkembangannya ibu dapat membantu
memberikan stimulasi yang disesuaikan dengan keunikan masing-masing anak. Dengan
perkembangan serta kematangan terutama yang berkaitan dengan proses bicara, komunikasi
tersebut makin meningkat dan meluas, misalnya dengan orang disekitar lingkungan dan
berkembang dengan orang lain yang baru dikenal. Terdapat perbedaan yang signifikan antara
pengertian bahasa dan berbicara. Bahasa ini mencakup segala bentuk komunikasi, baik yang
diutarakan dalam bentuk lisan, tulisan, bahasa isyarat, bahasa gerak tubuh, ekspresi wajah
pantomim atau seni. Sedangkan bicara adalah bahsa lisan yang merupakan bentuk yang

1
Ahmad Susanto, “Pendidikan Anak Usia Dini (konsep dan teori)”, (Jakarta : PT Bumi Aksara, 2017),
hal.1
paling efektif untuk berkomunikasi dan paling banyak digunakan. Orang tua sebaiknya selalu
memperhatikan perkembangan tersebut, sebab masa ini sangat menentukan proses
belajarnya.2

Pendidikan anak usia dini meruapakan suatu disiplin ilmu pendidikan yang memiliki
konsentrasi pada pemahaman, pembinaan dan pengembangan potensi anak sedini mungkin.
Taman kanak-kanak meruapakan salah satu bentuk pendidikan anak usia dini pada jalur
pendidikan formal untuk rentang usia lima sampai dengan enam tahun. Meski pendidikan
taman kanak-kanak bukan pendidikan yang diwajibkan, tetapi keberadaanya mampu
memberiakan konstribusi dalam membantu anak untuk mengembangkan seluruh aspek
perkembangan yang dimiliki. Strategi pembelajaran merupakan salah satu aspek yang
menentukan keberhasilan pendidikan taman kanak-kanak tersebut. Dalam undang-undang
nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional menyebutkan bahwa pendidikan
nasional menyebutkan bahwa pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang
ditujukan pada anak sejak lahir sampai dengan enam tahun yang dilakukan dengan pemberian
rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani
agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Hal ini berarti
pendidikan yang diberikan kepada anak haruslah memperhatikan aspek perkembangan anak.3

2
Ahmad Rudiyanto, “Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini” (Metro Lampung: CV Laduny
Alifatama, 2018), hal.1-3
3
Ahmad Rudiyanto, “Perkembangan Motorik Kasar dan Motorik Halus Anak Usia Dini” (Lampung:
Darussalam Pres Lampung, 2016), hal.1-2
PEMBAHASAN

1. Pengertian Perkembangan
Perkembangan merupakan suatu perubahan, dan perubahan ini tidak bersifat
kuantitatif, melainkan kualitatif.Perkembangan tidak ditekankan pada segi
material, melainkan pada segi fungsional. Perkembanga ini merupakan perubahan
mental yang berlangsung dengan secara bertahap dan dala waktu tertentu, dari
kemampuan yang sederhana menjadi kemampuan yang lebih sulit, misalnya
kecerdasan, sikap, dan tingkah laku. Perkembangan tidak dapat diulang kembali
karena perkembangan ini proses atau tahapan pertumbuhannya ke arah yang lebih
maju yang bersifat psikis.
Menurut Yusuf Syamsu, perkembangan adalah perubahan-perubahan yang
dialami oleh individu atau organisme menuju tingkat kedewasaannya dan
kematangannya (maturation) yang berlangsung secara sistematis, progresif dan
berkesinambungan, baik menyangkut fisik (jasmaniah) maupun psikis (rohaniah).
Sedangkan menurut Oemar Hamalik, perkembangan merujuk pada perubahan
yang progresif dalam organisme bukan saja perubahan dalam segi fisik
(jasmaniah) melainkan juga dalam segi fungsi, misalnya kekuatan dan koordinasi.
Dalam beberapa pendapat diatas, dapat kita simpulkan bahwa perkembangan
merupakan perubahan yang bersifat kualitatif daripada fungsi, fungsi. Dikatan
sebagai perubahan fungsi-fungsi ini, karena perubahan ini disebabkan oleh adanya
proses pertumbuhan material yang memungkinkan adanya fungsi ini, dan
disamping itu disebabkan oleh perubahan-perubahan tingkah laku .dari sini kita
dapat menyimpulkan bahwa pengertian perkembangan pribadi, yaitu suatu
perubahan kualitatif dari setiap fungsi kepribadian akibat dari pertumbuhan dan
belajar.4

4
Ahmad Susanto, “Perkembangan Anak Usia Dini (Pengantar dalam Berbagai Aspeknya)”, (Jakarta,
Kencana Prenada Media Group, 2012), hal. 19-21
2. Tahapan-tahapan Perkembangan Anak Usia Dini
Dalam perkembanagan, individu mengalami bebrapa tahapan, akan tetapi tahapan
ini dapat dilihat dari berbagai sudut pandang yang beragam, seperti tahapan
perkembangan yang pembahasan sebelum ia lahir sebagai fase-fase perkembangan
janin hingga saat kehamilan, dan juga pembahasan tahapan perkembangan sebagai
individu yang utuh mengalami beberapa periodisasi.
Menurut Charlot Buhler, fase perkembanagn dapat diartikan sebagai penahapan
atau pembabakan rentang perjalanan kehidupan individu yang diwarnai ciri-ciri
khusus atau pola-pola tingkah laku tertentu.
a. Perkembangan Masa Prenatal dan Kelahiran
Periode prenatal atau amsa sebelum lahir adalah periode awal
perkembangan manusia yang dimulai sejak konsepsi, yakni ketika ovum
wanita dibuahi oleh sperma laki-laki sampai dengan waktu kelahiran seorang
individu.Masa ini pada umumnya berlangsung selama 9 bulan atau sekitar 280
sebelum lahir.Periode prenatal ini merupakan periode perkembangan manusia
yang paling singkat, tetapi jusru pada periode inilah dipandang terjadi
perkembangan yang sangat cepat dalam pada individu.
1) Tahap-tahap Perkembangan Masa Prenatal
a) Tahap Germinal
Tahap ini sering disebut juga periode zigot, ovum atau nuthfah,
adalah periode awal kejadian manusia.Periode ini, berlangsung
kira-kira 2 minggu pertama dari kehidupan, yakni sejak trjadinya
pertemuan antara sel sperma laki-laki dengan sel telur (ovum)
perempuan, yang dinamakan dengan pembuahan.Saat itu sel
sperma pria bergabung dengan sel telur wanita (ovum) dan
menghasilkan satu bentuk sel baru yang disebut zigot. Zigot ini
kemudia membelah-belah menjadi sel-sel yang berbentuk bulatan-
bulatan kecil, yang disebut blastokis.
b) Tahap Embrio
Tahap kedua ini disebut tahap tahapan embrio. Tahap ini dimulai
dari 2 minggu-8 minggu setelah pembuahan, yang ditandai dengan
terjadinya banyak perubahan pada semua organ utama dan sitem-
sistem fisiologis.Karena ukuran panjangnya 1 inci, mka bagian-
bagian tubuh embrio itu belum sepenuhnya berbentuk tubuh orang
dewasa. Meskipun ia sudah terlihat jelas dan dikenali sebagai
manusia dalam bentk kecil.
c) Tahap Janin
Tahap ketiga dari perkembangan prennatal disebut dengan periode
fetus. Periode ini dimulai dari usia 9 minggu sampai lahir. Setelah
sekitar 8 minggu kelahiran, embrio perkembangan menjadi sel-sel
tulang.Embrio ini memperoleh suatu nama baru, yaitu janin (fetus).
Ciri-ciri fisik mulai terlihat, kepala yang tadinya lebih besar dari
bagian badan lainya mulai mengecil.Kaki dan tangan terus
meningkat secara substansial. Pada bulan ke 3, janin yang
panjangnya kira-kira 3 inci dan berat kira-kira ¾ ons itu secara
spontan sudah dapat menggerakan kepala, tangan dan kakinya dan
serta jatungnya mulai berdenyut.
b. Perkembangan Masa Bayi
Perkembangan masa bayi dalam 2 tahun pertama dari periode
pascanatal.Masa bayi bayi ini disebut juga sebagai periode vital, karena
kondisi fisik dan psikologis bayi merupakan fondasi yang kokoh bagi
perkembangan dan pertumbuhan selanjutnya. Dalam perkembangan ini terjadi
perkembangan-perkembangan, antara lain:
1) Perkembangan Fisik
Perkembangan fisik bayi berlangsung sangat ekstensif.Pada saat lahir,
bayi memiliki kepala yang sangat bear dibandingkan dengan bagian
tubuh lainnya.Tubuhnya bergerak terus menerus kekiri dan kekanan
serta sering kali tidak dapat dikendalikan.Mereka juga memiliki refleks
yang didominasi oleh gerakan-gerakan yang terus berkembang.
2) Perkembangan Kognitif
Perkemabngan kognitif adalah salah satu aspek perkembangan
manusia yang berkaiatan dengan pengertian (pengetahuan), yaitu
semua proses psikologis yang berkaitan dengan bagaimana individu
mempelajari dan memikirkan lingkungannya. Kognitif dapat dipahami
dari istilah yang digunakan oleh psikolog untuk menjelaskan semua
aktivitas mental yang berhubungan dengan persepsi, pikiran, ingatan,
an pengolahan informasi yang memungkinkan seseorang memperoleh
pengetahuan, memecahkan masalah dan merencanakan masa depan
atau semua proses psikologi yang berkaitan dengan bagaimana
individu mempelajari, memperhatikan, mengamati, membanyangkan,
memperkirakan, menilai dan memikirkan lingkungannya.
3) Perkembangan Psikososial
Perkembangan ini berhubungan dengan perubahan-perubahan
perasaan atau emosi dan kepribadian serta perubahan dalam bagaimana
individu berhubungan dengan orang lain. Masa bayi adalah masa
ketika anak-anak mulai belajar berjalan, berpikir, berbicara, dan
merasakan sesuatu. Sejak lahir pengalaman bayi semakin bertambah
dan ia berpartisipasi aktif dalam perkembangan psikososialnya sendiri,
mengamati dan berinteraksi dengan orang-orang disekitarnya.
c. Perkembangan Masa Anak-anak Awal
Masa anak-anak dimulai setelah melewati masa bayi yang penuh
ketrgantungan, yakni kira-kira usia 2 tahun sampai saat anak matang secara
seksual, yakni kira-kira usia 13 tahun untuk wanita dan 14 tahun untuk pria.
Pada masa ini terjadi perubahan yang signifikan baik secara fisik maupun
psikologisnya. Dalam perkembangan ini terjadi perkembangan-perkembangan
pada anak, diantaranya:
1) Perkembangan Fisik
Selama masa anak-anak awal, pertumbuhan fisik berlangsung
lambat dibandingkan dengan tingkat pertumbuhan selama masa
bayi.Pertumbuhan fisik yang lambat ini berlangsung sampai mulai
munculnya tanda-tanda pubertas, yakni kira-kira 2 tahun menjelang
anak matang secara seksual dan pertumbuhan fisik kembali
berkembang pesat.
2) Perkembangan motorik
Perkembangan fisik pada anak-anak ditandai dengan
berkembangnya keterampilan motorik, baik motorik kasar maupun
halus. Sekitar usia 3 tahun, anak sudah dapat berjalan dengan baik, dan
sekitar usia 4 tahun, anak hampir menguasai cara berjalan orang
dewasa. Usia 5 tahun anak sudah terampil menggunakan kakinya untuk
berjalan dengan berbagai cara, seperti maju dan mundur, jalan cepat
dan pelan, dan lain sebagainya.
3) Perkembangan kognitif
Seiiring dengan meningkatnya kemampuan anak untuk
mengeksplorasi lingkungan, karena bertambah besarnya koordinasi
dan pengendalian motorik yang disertai dengan meningkatnya
kemampuan untuk bertanya dengan menggunakan kata-kata yang
dapat dimengerti orang lain, maka dunia kognitif anak berkembang
dengan pesat, makin kreatif, bebas, dan berimajinasi.
4) Perkembangan Psikososial
Dalam perkembangan psikososial pada anak dapat terjadi di
dala perkembangan permainan, karena permainan merupakan salah
satu bentuk aktivitas sosial yang dominan pada awal masa kanak-
kanak. Kemudian perkembangan hubungan dengan orang lain,
hubungan ini merupakan dasar dari perkembangan emosional dan
sosial bagi anak. Serta perkembangan moral, karena moral merupakan
perkembangan yang berkaitan dengan aturan dan konvensi mengenai
apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia dalam interaksinya
dengan orang lain.
d. Perkembangan Masa Pertengahan dan Akhir Anak-anak
Masa pertengan dan akhir anak-anak merupakan kelanjutan dalam masa
awal anak-anak. Periode ini berlangsug pada usia 6 tahun hingga tiba saatnya
individu menjadi matang secara seksual. Permuaan masa pertengahan dan
akhir anak-anak ini ditandai dengan amsuknya anak ekkelas satu sekolah
dasar. Dalam perkemabangan ini terjadi perkembangan-perkemabangan yang
dialami oleh anak, diantaranya:
1) Perkembangan Fisik dan Motorik
Masa pertengahan dan akhir anak-anak merupakan periode
pertumbuhan fisik yang lambat dan relatif seragam sampai mulai
terjadi perubahan-perubahan pubertas, kira-kira 2 tahun menjelang
anak menjadi matang secara seksual, padamasa ini pertumbuhan
berkembang pesat.Sedangkan perkembangan motoriknya
bertambahnya berat dan kekuatan badan, maka selama masa
pertengahan dan akhir ank-anak perkembangan motorik menjadi lebih
halus dan lebih terkoordinasi dibandingkan dengan awal amsa anak-
anak.
2) Perkembangan Kognitif
Menurut teori kognitif Piaget, pemikiran anak-anak usia
sekolah dasar disebut pemikiran operasional konkrit. Menurut piaget,
operasi adalah hubungan-hubungan logis diantara konsep-konsep atau
skema-skema. Sedangkan operasi konkret adalah aktivitas mental yang
difokuskan pada objek-objek dan peristiwa-peristiwa nyata atau
konkrit dapat diukur.
3) Perkembangan Psikososial
Masa akhir anak-anak merupakan suatu masa perkembangan
dimana anak-anak mengalami sejumlah perubahan-perubahan yang
cepat dan menyiapkan diri untuk memasuki masa remaja serta
bergerak memsuki masa dewasa.Pada masa ini mereka mulai sekolah
dan kebanyakan anak-anak sudah mempelajari mengenai sesuatu yang
berhubungan dengan manusia, serta mulai mempelajari berbagai
keterampilan praktis.Dunia psikososial anak menjadi semakin
kompleks dan berbeda dengan masa awal anak.Relasi dengan keluarga
dan teman sebaya terus memainkan peranan penting dan sekolah relasi
dengan para guru menjadi aspek kehidupan anak yang semakin
terstruktur.5

3. Prinsip-prinsip Perkembangan
Ada beberapa prinsip perkembangan yang dapat dijadikan pegangan bagi
orang tua atau guru dalam memberikan pelayanan dan pengasuhan pada
anak.Prinsip yang paling utama dalam perkembangan itu adalah bahwa
perkembangan pada dasarnya saling terkait secara erat dan engikuti pola atau arah
tertentu.Perkembangan mengikuti pola atau arah tertentu, dimana setiap
perkembangan merupakan hasil perkembangan dari tahap sebelumnya yang
merupakan prasyarat bagi perkembangan selanjutnya.
Adapun pola atau arah perkembangan dapat digambarkan sebagaimana yang
dikemukakan oleh Yelon dan Weinsten, antara lain:
a. Perkembangan dimulai dari ekpala ke kaki, dan dari tengah seperti paru-paru,
jantung, dan sebaginya sampai kepinggir seperti tangan.

Desmita, “Psikologi Perkembangan”, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2015) hal.69-169


5
b. Struktur mendahului fungsi. Artinya bahwa anggota tubuh individu akan dapat
berfungsi setelah matang strukturnya. Seperti mata akan dapat melihat setelah
otot-ototya matang,
c. Perkembangan berdiferensiasi. Perkembangan berlangsung dari umum ke
khusus. Dalam semua aspek perkembangan baik motorik maupun mental
respons anak pada mulanya bersifat umum, seperti bayi menendang-
nendangkan kakinya secara sembarangan sebelum ia dapat
mengoordinasikannya untuk merangkak atau berjalan.
d. Perkembangan berlangsung dari konkret ke abstrak, yaitu perkembangan
berproses dari suatu kemampuan berpikir yang konkret menuju ke abstrak.
Seperti anak dapat berhitung dengan bantuan jari tangan.
e. Prkembangan berlangsung dari egosentrisme ke perspektivisme, yaitu bahwa
pada mulanya seorang anak hanya melihat atau memperhatikan dirinya ebgai
pusat, dia melihat bahwa lingkungan harus memenuhi kebutuhan dirinya.
f. Perkembangan berlangsung dari outer control ke inner control, maksudnya
pada awalnya anak sangat bergantung pada orang lain sehingga dia dalam
menjalani hidupnya masih didominasi oleh pengontrolan atau pengawasan dari
luar. Seiiring bertambahnya pengalaman atau belajar dari pergaulan sosial
tentang norma atau nilai-niali ana dapat mengembangkan kemampuan untuk
mengontrol dirinya.
g. Perkembangan terjadi pada tempo yang berlainan. Perkembangan fisik dan
mental mencapai kematangannya terjadi pada waktu dan tempo yang berbeda.
Contoh, otak mencapai bentuk ukurannya yang sempurna pada umur 6-8
tahun.
h. Setiap tahapan perkembnagan mempunyai ciri yang khas. Sebagai contoh pada
usia dua tahun anak memusatkan untuk mengenal lingkungannya, menguasai
gerak gerik fisik dan belajar berbicara.
i. Setiap individu mengalami sumua fase perkembangan. Pada prinsip ini semua
manusia akan mangalami setiap fase perkembangan dari mulai bayi, kanak-
kanak, anak, remaja, dewasa, dan masa tua.
Jadi, pola atau arah perkembangan sebagaimana yang digambarkan
oleh Yelon dan Weinsten di atas sifatnya menaik atau berurutan (ascendent)
dari yang kecil ke yang besar, dari yag sederhana ke sulit, dan seterusnya. 6
Hurlock adalah salah satu pakar psikologi perkembangan anak yang
paling terkemuka abad ini. Ia mengemukakkan seppuluh prinsip-prinsip
perkembangan anak sebagai berikut ini:
a. Perkembangan berimplikasi pada perubahan, tetapi perubahan belum tentu
termasuk dalam kategori perkembangan karena perkembangan adalah realisasi
diri atau pencapaian kemampuan bawaan.
b. Perkembangan awallebih penting atau lebih kritis daripada perkembangan
selanjutnya karena perkembangan awal menjadi dasar bagi perkembangan
berkutnya.
c. Kematangan (sosial-emosional, mental, dan lain-lain) dapat dimaknai, sebagai
bagiandari perkembangan karena perkembangan timbul dari interaksi
kematangan dan belajar.
d. Pola perkembangana dapat diprekdisikan, walaupun pola yang dapat
diprekdisikan tersebut dapat diperlambat atau dipercepat oleh kondisi
lingkungan dimasa pralahir dan pascalahir.
e. Pola perkembangan mempunyai karakteristik tertentu yang dapat
diprekdisiskan. Pola perkembangan yang terpenting diantaranya adalah adanya
persamaan bentuk perkembangan bagi anak.
f. Terdapat perbedaan individu dalam perkembangan yang sebagian karena
pengaruh bawaan (gen) atau keturunan dan sebagian yang lain karena kondisin
lingkungan.
g. Setiap perkembangan mempunyai fase-fase tertentu secara periodik mulai dari
periode pralahir (masa perbuahan sapai lahir), periode neonatus (lahir sampai
10-24 hari), periode bayi (2 minggu sampai tahun), periode kanak-kanak awal
(2 samapi 6 tahun), peiode kanak-kanak akhir (16 sampai 13-14 tahun), dan
periode puber (16 sampai 18 tahun).
h. Setiap bidang mengandung kemungkinan bahaya, baik fisik maupun
psikologis yang dapat mengubah pola perkembangan anak selanjutnya.

Ahmad Susanto, “Perkembangan Anak Usia Dini (pengantar dalam berbagai aspeknya), hal. 30-31
6
i. Setiap periode perkembangan memiliki makna kebahagian yang bervariasi
bagi anak.
j. Setiap periode perkembangan pasti ada harapan sosial untuk anak. Harapan
sosial tersebut adalah tugas perkembangan yang memungkinkan para orang tua
dan guru TK mengetahui pada usia berapa anak mampu menguasai berbagai
pola prilaku yang diperlukan bagi penyesuai sosial yang baik7

4. Aspek-aspek Perkembangan Anak Usia Dini


a. Perkembangan Fisik
Perkembangan fisik merupakan hal yang menjadi dasar bagi kemajuan
perkembangan berikutnya. Ketika fisik berkembang dengan baik
memungkinkan anak untuk dapat lebih mengembangkan keterampilan
fisiknya, dan eksplorasi lingkungannya dengan tanpa bentuan orang lain.
Perkembangan fisik anak ditandai dengan berkemabngnya perkembangan
motorik, bik motorik halus maupun motorik kasar.
b. Perkembangan Intelegensi
Intelegensi secara teknis dapat dibedakan menjadi dua golongan, yaitu
pembahasan mengenai sifat hakikat inteligensi, dan pembahasan mengenai
penyelidikan intelegensi.Yang pertama lebih bersifat teoretis-konseosional,
sedang hal yang kedua lebih bersifat metodolosnya.
c. Perkembangan bahasa
Bahasa yang dimiliki oleh anak adalah bahasa yang telah dimiliki dari
hasil pengolahan dan telah berkembang.Anak telah banyak emmperoleh
masukan dan pengetahuan tentang bahasa ini dari lingkungan, baik lingkungan
keluarga, masyarakat, juga lingkungan pergaulan teman sebaya, yang
berkembang didalam keluarga atau bahasa ibu.Perkemabngan bahasa anak
juga diperkaya dan dilengkapi oleh lingkungan masyarakat dimana mereka
tinggal. Hal ini, berarti proses pembentukan kepribadian yang dihasilkan dari
pergaulan dengan masyarakat sekitar akan memberi ciri khusus dalam perilaku
berbahasa.
d. Perkembangan Sosial

Suyadi dan Maulidya Ulfah, “Konsep Dasar Paud” (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2016), hal.48-
7

50
Perkembangan sosial merupakan pencapaian kematangan dalam
hubungan sosial. Dapat juga diartikan sebagai proses belajar untuk
menyesuaikan diri terhadap norma-norma kelompok, moral dan tradisi,
meleburkan diir menjadi satu kesatuan dan saling berkomunikasi, dan bekerja
sama. Perkembangan sosial anak sangat dipengaruhi oleh proses perlakuan
atau bimbingan dari orang tua terhadap anak dalam berbagai aspek kehidupan
sosial, atau norma-norma kehidupan bermasyarakat serta mendorong dan
memberikan contoh kepada anaknya bagasimana menerapkan norma0-norma
ini dalam kehidupan sehari-hari. Proses bimbingan dari orang tua lazim
disebut sosialisasi.
e. Perkembangan Moral
Moral berasal dari akta latin mos (moris), yang berart adat istiadat,
kebiasaan, peraturan/nilai, atau tata cara kehidupan. Adapun merupakan
kemauan untuk menerima dn melakukan peraturan, nilai-nilai, dan prinsip
moral. Nilai-nilai moral ini seperti seruan untuk berbuat baik kepada orang
lain, memelihara ketertiban an keamanan, memelihara kebersihan dan
memelihara hak orang lain, larangan berjudi, mencuri, berzina, membunuh,
dan meminum minuman keras (khamar).8

5. Faktor-faktor Yang Berpengaruh Pada Perkembangan Anak


Terdapat 2 faktor, antara lain:
a. Faktor Bawaan
Faktor bawaan atau faktor genetik adalah faktor yang diturunkan oleh kedua
orang tuanya. Faktor ini dimulai dari masa perbuahan sel telur oleh sel jantan.
Unsur-unsur didalam struktur genetik inilah yang memprogramkan tumbuhnya sel
tubuh pada manusia. Gen inilah yang menentukan warna rambut, kulit, ukuran
tubuh, jenis kelamin, kemampuan intektual, serta emosi (Atkinson). Potensi
genetik inilah yang akan berinteraksi dengan lingkungan sehingga membentuk
bagaimana individu tersebut tumbuh dan kembang.
b. Faktor Lingkungan
Meliputi faktor kesehatan anak, lingkungan fisik dan lingkungan psikososial.
1) Faktor Kesehatan Anak

Ahmad Susanto, “Perkembangan Anak Usia Dini ( pengantar dalam berbagai aspeknya), hal. 33-45
8
Kesehatan anak sangat tergantung pada pemberian gizi yang baik dan
berimbang. Asupan gizi pada masa ini merupakan faktor yang sangat penting
dalam merangsang tumbuh kembang anak dan merangsang perkembangan
otak dan sistem sarafnya yang merupakan bagian paling penting dalam
menentukan tumbuh dan kembang anak. Namun otak terus tumbuh pada masa
masa pada awal anak-anak. Pada usia 3-4 tahun, ukuran otaknya adalah ¾ dan
otak orang dewasa. Pada usia 5 tahun, ukuran otaknya mencapai 9/10 otak
orang dewasa atau sekitar 90% berat otak orang dewasa. Ujung-ujung urat
saraf akan terus tumbuh hingga masa remaja. Bertambahnya matangnya otak,
dikombinasika dengan pemberian kesempatan untuk tumbuh dan kembang
dengan baik. Pemberian gizi yang baik tidak hanya ditentukan pada saat
setelah kelahiran saja. Adapun kebutuhan gizi yang diperlukan adalah
masukan kalori dan protein, ditambah dengan perlunya masukan vitamin, zat
besi, yodium dan kalsium.
Kalori didapatka dikarbohidrat sebagai sumber energi untuk
pembakaran sel-sel tubuh yang menunjang gerakan motorik dan aktivitas
berfikir. Sumber karbohidrat ini didapatkan dari nasi, roti, mi, jagung ataupun
berbagai macam makanan yang mengandung tepung. Protein diperlukan tubuh
untuk pembentukan sel-sel tubuh serta menggantikan zat-zat tubuh yang suda
aus dan membuat harmon-harmon pertumbuhan. Protein ini bisa berasal dari
hewan seperti: daging sapi, ayam, telur, maupun ikan, sementara protein
nabati atau yang berasal daritumbuhan seperti tempe, tahu, kacang hijau.
Vitamin dan mineral pun sangat diperlukan untuk meningkatkan metabolisme
tubuh, yaitu proses perubahan bahan makanan menjadi energi, menjaga daya
tahan tubuh dari infeksi dan penyakit. Sumber vitamin dan mineral ini bisa
didapatkan dari berbagai macam sayuran dan buah-buahan.
Zat lain yang berguna bagi tubuh adalah kalsium yang digunakan
untuk pertumbuhan tulang, gigi, kelancaranimplussara di otak dan kerja
jatung. Kalsium ini bisa didapatkan dari susu, keju, ikan laut, ayam dan
brokoli.
2) Lingkungan Fisik
Lingkungan ini mencangkup kondisi keamanan, cuaca, keadaan
geografis sanitasi atau keberhasilan lingkungan, serta keadaan rumah yang
meliputi ventilasi, cahaya, dan kepadatan hunian.
Menurut teori stres lingkungan (Sarwono), ada dua elemen dasar yang
menyebabkan manusia bertingkah laku terhadap lingkungannya. Elemen
pertama adalah stresor dan elemen kedua adalah stres itu sendiri. Stresor
adalah elemen lingkungan yang merangsang individu seperti kebisingan, suhu
udara, dan kepadatan, ataupun lingkungan rumah yang tidak sehat. Sementara
stres diartikan sebagai teganggan atau tekanan jiwa yang merupakan akibat
dari hubungan antara stresor dengan reaksi yang ditimbulkan dalam diri
individu.
Berkenaan dengan teori stres lingkungan ini ada dua pendapat
mengenai stres itu. Menurut Selye (dalam Sarwono) stres diawali dengan
reaksi waspada terhadap adanya ancaman yang ditandai oleh proses tubuh
secara otomatis seperti meningkatkan denyut jantung dan meningkatkan
produksi adrenalin, salah satu hormon pada tubuh manusia. Selanjutnya,
menurut Lazarus (dalam Sarwono) stres bukan hanya mengandung faktor faal
atau reaksi fisik saja, menlainkan juga melibatkan kesadaran atau kognisi,
khususnya dalam tingkah laku penyelesaian terhadap suatu masalah.
3) Faktor Psikososial
Ada beberapa hal termasuk faktor psikososial yaitu stimulasi, motivasi
dalam mempelajari sesuatu, pola asuh, serta kasih sayang dari orang tua:
a) Stimulasi, hal ini merupakan faktor yang penting dalam menunjang
perkembangan anak. Anak yang mendapat stimulasi atau rangsangan yang
terrah dan teratur akan lebih cepat mempelajari sesuatu karena lebih cepat
berkembangan dibandingkan anak yang tidak mendapatkan banyak
stimulasi anak akan berkembang pola-pola berfikir, merasakan sesuatu, dan
bertingkah laku, bila banyak diberi rangsangan berupa dorongan dan
kesempatan dari lingkungan disekitarnya.
b) Motivasi dalam belajar sesuatu, motivasi yang ditimbulkan dari sejak usia
awal akan memberikan hasil yang berbeda pada anak alam menguasai
sesuatu. Dorongan yang bersifat membangun daya pikir dan daya cipta ana,
akan membuat anak termotivasi untuk melakukan yang lebih baik lagi.
Anak dimotivasi untuk menjelaja, meneliti, berkarya, atau memegang
sesuatu untuk memuaskan rasa ingin tahunya merupakan hal yang
dibutuhkan anak pada usia ini.
c) Pola asuh dan kasih sayang dari orang tua, orang tua merupakan area
terdekat pada anak. Anak sangat memerlukan kasih sayang, perlindunga,
rasa aman, sikap dan perlakuan yang adil dari orang tua. Bagaimana gaya
pengasuhan orang tua yang diberikan pada anak; apakah permisif serba
boleh, otoriter yang tidak memperbolehkan anak berbuat apapun, ataukah
bersikat otoritatif yang merupakan perpaduan dari keduanya. Pola asuh ini
sangat mempengaruhi oleh kualitas interaksi antara anak dan orang tua.9

6. Cara Mengembangkan Perkembangan Pada Anak Usia Dini


a. Perkembangan Fisik Motorik Anak
Dalam mengembangkannya dapat dilakukan melalui permainan tradisonal
untuk anak usia dini. Jenis permainan tradisonal untuk meningkatkan kemampuan
motorik pada anak usia dini, antara lain:
1) Permainan Congklak/Dakon
Permainan ini biasanya dimainkan oleh 2 orang anak perempuan atau laki-
laki, permainan ini menggunakan papan uang yang disebut papan
congklak.Ukuran papa ini adalah 16 lubang untuk menyimpan biji
congklak, lubang tersebut saling berhadapan dan 2 lubang besar kedua
besar di kedua sisinya.Dua lubang besar tersebut milik masing-masing
pemain.
2) Lompat Tali/Sapintrong
Permainan ini terbuat dari rentengan karet gelang yang berbentuk tali
panjang. Dengan bermain lompat tali ini motorik kasar pada anak akan
berstimulasi.
3) Permainan Kelereng
Permaianan ini terbuat dari adonan semen dan kapur, berbentuk bulat
sebesar ibu jari pada kaki atau terbuat dari batu wali yang dibentuk bulat
kecil.Dengan bermain kelereng dapat melatih perkembangan motorik halus
pada anak sehingga perkembangannya dapat trstimulasi dengan baik.10

9
Rita Eka Izzaty, “Prilaku Anak Prasekolah (Masalah dan Cara Menghadapinya)”(Jakarta: PT Gramedia,
2017), hal.5-18
10
Uswatun Hasanah, “Pengembangan Kemampuan Fisik Motorik Melalui Permainan Tradisional Bagi
Anak Usia Dini”,(Lampung :Stain Jurai Siwo Metro, 2016)Jurnal Pendidikan Anak, vol.5, hal. 726-729
b. Perkembangan Kognitif
Dalam mengembangkan perkembangan kognitif pada anak usia dini dapat
dikembangkan melalui media pembelajaran, yaitu:
1) Balok / kotak bangunan
Berfungsi untuk memperkenalkan pada anak berbagai bentuk kotak
bangunan yang bisa mereka lihat sehari-hari.
2) Kotak-kota huruf
Berfungsi untuk menarik minat baca dan menyusun huruf dalam kata yang
bermakna.
3) Papan planel
Berfungsing mengenalkan konsep bilangan dan bercerita dengan papa
planel.
4) Papan Goemetri.
Berfungsi mengenalkan bentuk-bentuk geometris
5) Papan mengenal warna
Berfungsi untuk mengenal warna pada anak.
6) Boneka
Berfungsi sebagai alat peraga dalam bermain sandiwara yang berkaitan
dengan perkembangan kognitf.
7) Kotak kubus
Berfungsi untuk membentuk suatu benda dari kubus secara mendatar.
8) Buku-buku
Berfungsi untuk merangsang minat baca.
9) Ukuran panjang /pendek
Berfungsi untuk mengukur tinggi / lebar /panjang.
10) Alat-alat yang ada diluar kelas
Seperti ayunan, cungkat-cungkit, peluncur, papan titian, dan lain
sebagainya.11
c. Perkembangan Bahasa
Dalam mengembangkan perkembangan bahasa pada anak usia dini dapat
dilakukan dengan metode bercertita. Dengan metode bercerita ini dilakukan
dengan dengan mendengakan suara-suara binatang, menebak suara, menyimak

Khadijah, “Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini”, (Medan: Perdana Mulya Sarana, 2016), hal.
11

127-128
cerita, peran berantai, menirukan suara, menirukan kalimat, menjawab pertanyaan,
mendengarkan radio, mendengarkan kaset cerita untuk anak, lagu-lagu anak, dan
sebagainya. Adapun metode yang sesuai dengan pendidikan anak usia dini adalah
metode bercerita, bercakap-cakap, tanya jawab, karya wisata, demotrasi, sosio
drama, eksperimen, proyek, dan pemberian tugas,.Dalam metode bercerita ini,
dapat memebantu siswa dalam mencapai tingkat pencapaian perkembangan
penerimaan bahasa dan pengungkapan bahasa, dalam hal ini, menyimak perkataan
orang lain, memahami cerita dan menjawab pertanyaan sederhana, dan
menceritakan kembali cerita/dongeng yang pernah didengar.12

12
Rusnia, “meningkatkan perkembangan bahasa indonesia anaak usia dini melalui penggunaan metode
bercerita pada kelompok A di TK Malahayati Neuhen Tahun Pelajaran 2015/2016” Jurnal Bimbangan
Konseling, ISSN: 2460-4917, hal. 117-118
DAFTAR PUSTAKA

Buku:

Desmita, Psikologi Perkembangan, Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2015

Izzaty Eka Rita, Prilaku Anak Prasekolah Masalah dan Cara Menghadapinya, Jakarta: PT
Gramedia, 2017

Khadijah, Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini, Medan: Perdana Mulya Sarana, 2016

Maulidya Ulfah dan Suyadi, Konsep Dasar Paud, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2016

Rudiyanto Ahmad, Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini, Metro Lampung: CV Laduny
Alifatama, 2018

Rudiyanto Ahmad, Perkembangan Motorik Kasar dan Motorik Halus Anak Usia Dini,
Lampung: Darussalam Pres Lampung, 2016

Susanto Ahmad, Pendidikan Anak Usia Dini konsep dan teori, Jakarta : PT Bumi Aksara,
2017

Susanto Ahmad, Perkembangan Anak Usia Dini Pengantar dalam Berbagai Aspeknya,
Jakarta, Kencana Prenada Media Group, 2012

Jurnal:

Hasanah Uswatun, Pengembangan Kemampuan Fisik Motorik Melalui Permainan


Tradisional Bagi Anak Usia Dini, Lampung : Stain Jurai Siwo Metro, Jurnal Pendidikan
Anak vol.5, 2016

Rusnia, Meningkatkan Perkembangan Bahasa Indonesia Anak Usia Dini Melalui


Penggunaan Metode Bercerita Pada Kelompok A di TK Malahayati Neuhen Tahun
Pelajaran 2015/2016, Jurnal Bimbangan Konseling, ISSN: 2460-4917

Anda mungkin juga menyukai