Anda di halaman 1dari 19

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr.wb.

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT,yang mana atas limpahan
rahmat,taufik,hidayah dan karunia-Nya,sehingga penyusunan makalah yang
berjudul “TUMBUH KEMBANG BAYI DAN BALITA” dapat terselesaikan
walaupun dalam bentuk yang sederhana.

Makalah ini disusun sesuai dengan tugas yang diberikan dosen pengampu mata
kuliah bahasa indonesia yaitu bapak Budiyata, S.Pd, M.Pd guna melengkapi tugas
menjelang Ujian Akhir Semester, penulis berharap makalah ini dapat diterima oleh
dosen dan teman-teman mahasiswa lainnya.

Pada kesempatan ini tak lupa pula penulis ucapkan banyak terimah kasih kepada
Dosen yang bersangkutan yang telah memberikan arahan sehingga penyusunan
makalah ini dapat terselesaikan.penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh
dari kesempurnaan.Oleh karena itu,kritik dan saran yang sifatnya membangun
sangat penulis butuhkan demi penyempurnaan makalah yang selanjutnya.Lebih
dan kurangnya mohon dimaafkan.

Wassalammu Allaikum Warahmatullahi Wabarakatu.

 Serang, 4 December 2017

Penulis

 
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
………………………………………………………………………………i

KATA
PENGANTAR………………………………………………………………………
………ii

DAFTAR ISI…………………………………………………………………iii

 BAB I
PENDAHULUAN……………………………………………………………1

1. Latar belakang…………………………………………………………………………………. 1
2. Rumusan masalah…………………………………………………………………………… 2
3. Tujuan…………………………………………………………………………………………….. 2

BAB II TINJAUAN
PUSTAKA………………………………………………………………………
3

1. Definisi tumbuh kembang………………………………………………………………….. 3


2. Teori perkembangan………………………………………………………………………….. 3
3. Prinsip pertumbuhan dan perkembangan…………………………………………….. 5
4. Aspek pertumbuhan dan perkembangan……………………………………………… 5

BAB III
PEMBAHASAN……………………………………………………………………
…………..           7

1. Tumbuh kembang bayi dan balita………………………………………………………… 7


2. Ciri – ciri pertumbuhan dan perkembangan………………………………………….. 12
3. Jenis – jenis stimulasi yang dibutuhkan oleh anak…………………………………. 12
4. Gangguan tumbuh kembang anak……………………………………………………….. 13

 
BAB IV
PENUTUP…………………………………………………………………………
………………         15

1. Kesimpulan………………………………………………………………………………………. 15
2. Saran……………………………………………………………………………………………….. 15

BAB V DAFTAR
PUSTAKA…………………………………………………………………………
…         16

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar belakang
 

Istilah tumbuh kembang sebenarnya mencakup dua peristiwa yang sifatnya


berbeda, tetapi saling berkaitan dan sulit dipisahkan yaitu pertumbuhan dan
perkembangan. Dan untuk tercapainya tumbuh kembang yang optimal tergantung
pada potensi biologik seseorang yang merupakan hasil interaksi berbagai faktor
yang saling berkaitan, yaitu faktor genetik, lingkungan bio-fisiko-psiko sosial dan
perilaku. Proses yang unik dan hasil akhir yang berbeda-beda yang memberika ciri
tersendiri pada setiap anak.

Oleh karena itu, tumbuh kembang harus menjadi perhatian bagi pemerintah, tenaga
kesehatan, dan masyarakat khususnya supaya anak Indonesia dapat mencapai
kesehatan yang optimal. Memiliki anak dengan tumbuh kembang yang optimal
adalah dambaan setiap orang tua. Untuk mewujudkannya tentu saja orang tua harus
selalu memperhatikan,mengawasi, dan merawat anak secara seksama. Proses
tumbuh kembang anak dapat berlangsung secara alamiah, tetapi proses tersebut
sangat tergantung kepada orang dewasa atau orang tua. Periode penting dalam
tumbuh kembang anak adalah masa balita. Karena pada masa ini pertumbuhan
dasar akan mempengaruhi dan menentukan perkembangan anak selanjutnya.

Pada masa balita ini perkembangan kemampuan berbahasa, kreativitas,kesadaran


sosial, emosional, dan intelegensia berjalan sangat cepat dan merupakan landasan
perkembangan berikutnya. Perkembangan moral serta dasar-dasar kepribadian juga
dibentuk pada masa ini. Pada masa periode kritis ini, diperlukan rangsangan atau
stimulasi yang berguna agar potensinya berkembang. Perkembangan anak akan
optimal bila interaksi diusahakan sesuai dengan kebutuhan anak pada berbagai
tahap perkembangannya, bahkan sejak bayi masih dalam kandungan. Untuk bisa
merawat dan membesarkan anak secara maksimal tentu kita perlu mengetahui
banyak hal yang berkaitan dengan anak itu sendiri, yang pada gilirannya akan
menjadi bekal yang sangat berharga bagi kita dalam merawat dan membesarkan
buah hati kita.

1. Rumusan masalah
2. Apa pengertian bayi dan balita?
3. Apa ciri – ciri pertumbuhan dan perkembangan?
4. Jenis stimulasi apa saja yang dibutuhkan anak?
5. Bagaimana tahapan perkembangan bayi dan balita?
6. Apa saja gangguan yang mempengaruhi tumbuh kembang anak?

1. Tujuan

Adapun tujuan dari makalah Stimulasi Tumbuh Kembang pada bayi dan balita
adalah mempelajari berbagai hal yang berhubungan dengan segala upaya untuk
menjaga dan mengoptimalkan tumbuh kembang anak baik fisik, mental, sosial.
Juga menegakkan diagnosis dini setiap kelainan tumbuh kembang dan
kemungkinan penanganan yang efektif, serta mencari penyebab dan mencegah
keadaan tersebut.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. Defenisi Tumbuh Kembang

 Defenisi Pertumbuhan

Pertumbuhan dan perkembangan merupakan dua kata yang berbeda, namun tidak
dapat dipisahkan satu sama lain. Pertumbuhan (growth) merupakan peningkatan
jumlah dan ukuran sel pada membelah diri dan sintesis protein baru, menghasilkan
peningkatan ukurandan berat seluruh atau sebagian sel (Wong,2008, hlm.109).

 Defenisi Perkembangan

Perkembangan (development) merupakan perubahan dan perluasan secara


bertahap, perkembangan tahap kompleksitas dari dari yang lebih rendah ke yang
lebih tinggi, peningkatan dan perluasan kapasitas seseorang melalui pertumbuhan,
maturasi serta pembelajaran (Wong,2008, hlm.109).

2. Teori-Teori Perkembangan

1.Teori Perkembangan kognitif (Jean Piaget)


Perkembangan kognitif menurut Piaget merupakan perubahan-perubahan yang
terkait usia yang terjadi dalam aktifitas mental. Ia juga menyebutkan bahwa
kesuksesan perkembangan kognitif mengikuti prosses yang urutannya melewati
empat fase, yaitu fase sensorimotorik (0-2 tahun), fase pra-operasional (2-7 tahun),
fase operasional (7-11 tahun) dan fase operasional formal (>11 tahun) (Wong,
2008, hlm 118).

Dalam teori perkembangan ini anak prasekolah termasuk dalam fase


praoperasional, fase pra-operasional anak belum mampu mengoperasionalisasikan
apa yang dipikirkan melalui tindakan dalam pikiran anak (Wong, 2008, hlm 119).

2. Teori Perkembangan Psikososial (Erikson)

Menurut Santrock (2011), Teori perkembangan ini dikemukakan oleh Erikson


yang mengemukakan bahwa perkembangan anak selalu dipengaruhi oleh motivasi
sosial dan mencerminkan suatu keinginan untuk berhubungan dengan orang lain.
Untuk mencapai kematangan kepribadian psikososial anak harus melewati
beberapa tahap yaitu : tahap percaya dan tidak percaya (1-3 tahun), tahap
kemandirian versus malu-malu (2-4 tahun), tahap inisiatif versus rasa bersalah (3-6
tahun), tahap terampil versus minder (6-12 tahun), tahap identidas versus
kebingungan peran (12-18 tahun) (Wong, 2008, hlm 117).

Dalam teori perkembangan psikososial anak prasekolah termasuk dalam tahap


perkembangan inisiatif versus rasa bersalah. Pada tahap ini anak mulai mencari
pengalaman baru secara aktif. Apabila anak menapat dukungan dari orang tuanya
untuk mengekplorasikan keingintahuannya maka anak akan mengambil inisiatif
untuk suatu tindakan yang akan dilakukan, tetapi bila dilarang atau dicegah maka
akan tumbuh perasaan bersalah pada diri anak (Wong, 2008, hlm 118).

3. Teori Perkembangan Psikoseksual (Freud)

Teori perkembangan psikoseksual pertama kali dikemukakan oleh Sigmun Freud,


ia menggunakan istilah psikoseksual untuk menjelaskan segala kesenangan
seksual. Selama masa kanak-kanak bagian-bagian tubuh tertentu memiliki makna
psikologik yang menonjol sebagai sumber kesenangan baru dan konflik baru yang
secara bertahap bergeser dari satu bagian tubuh ke bagian tubuh lain pada tahap-
tahap perkembangan tertentu. Dalam perkembangan psikoseksual anak dapat
melalui tahapan yaitu: tahap oral (0-1 tahun), tahap anal (1-3 tahun), tahap falik (3-
6 tahun), tahap laten (6-12 tahun), dan tahap genital (>12 tahun) ((Wong, 2008,
hlm 117).

Dalam teori perkembangan psikoseksual anak prasekolah termasuk dalam


tahap phalilc, dalam tahap ini genital menjadi area tubuh yang menarik dan sensitif
anak mulai mengetahui perbedaan jenis kelamin dan menjadi ingin tahu tentang
perbedaan tersebut (Wong, 2008, hlm 117).

4. Teori Perkembangan Moral (Kohlberg)

Teori perkembangan moral dikemukakan oleh Kohlberg dengan memandang


tumbuh kembang anak ditinjau dari segi moralitas anak dalam menghadapi
kehidupan, tahapan perkembangan moral yaitu: tahap prakonvensional (orientasi
pada hukum dan kepatuhan), tahap prakonvensional (orientasi instrumental bijak),
tahap konvensional, tahap pasca konvensional

(orientasi kontak sosial) (Wong, 2008, hlm 119).

Dalam teori perkembangan moral anak prasekolah termasuk dalam tahap


prakonvensional, dalam tahap perkembangan ini anak terorientasi secara budaya
dengan label baik atau buruk, anak-anak menetapkan baik atau buruknya suatu
tindakan dari konsekuensi tindakan tersebut. Dalam tahap ini anak tidak memiliki
konsep tatanan moral, mereka menentukan prilaku yang benar terdiri atas sesuatu
yang memuaskan kebutuhan mereka sendiri meskipun terkadang kebutuhan orang
lain. Hal tersebut diinterprestasikan dengan cara yang sangat konkrit tanpa
kesetiaan, rasa terimakasih atau keadilan (Wong, 2008, hlm. 120).

3. Prinsip Pertumbuhan dan Perkembangan

Menurut Santrock (2011), Perkembangan dan pertumbuhan mengikuti


prinsip cephalocaudal dan proximodistal. Prinsip cephalocaudal merupakan
rangkaian dimana pertumbuhan yang tercepat selalu terjadi diatas, yaitu di kepala.
Pertumbuhan fisik dan ukuran secara bertahap bekerja dari atas kebawah,
perkembangan sensorik dan motorik juga berkembang menurut prinsip ini,
contohnya bayi biasanya menggunakan tubuh bagian atas sebelum meeraka
menggunakan tubuh bagian bawahnya. Prinsip proximodistal (dari dalam keluar)
yaitu pertumbuhan dan perkembangan bergerak dari tubuh bagian dalam ke luar.
Anak-anak belajar mengembangkan kemampuan tangan dan kaki bagian atas
( yang lebih dekat dengan bagian tengah tubuh) abru kemudian bagian yang lebih
jauh, dilanjutkan dengan kemampuan menggunakan telapak tangan dan kaki dan
akhirnya jari-jari tangan dan kaki ( Papalia, dkk, 2010, hlm 170).

4. Aspek–Aspek Pertumbuhan Dan Perkembangan


5. Aspek Pertumbuhan

Untuk menilai pertumbuhan anak dilakukan pengukuran antropometri, pengukuran


antropometri meliputi pengukuran berat badan, tinggi badan (panjang badan),
lingkar kepala. Pengukuran berat badan digunakan untuk menilai hasil peningkatan
atau penurunan semua jaringan yang ada pada tubuh, pengukuran tinggi badan
digunakan untuk menilai status perbaikan gizi disamping faktor genetic sedangkan
pengukuran lingkar kepala dimaksudkan untuk menilai pertumbuhan otak.
Pertumbuhan otak kecil (mikrosefali) menunjukkan adanya reterdasi mental,
apabila otaknya besar (volume kepala meningkat) terjadi akibat penyumbatan
cairan serebrospinal (Hidayat, 2011, hlm 37).

2. Aspek perkembangan
3. Motorik kasar (gross motor) merupakan keterampilan yang meliputi aktivitas
otot yang besar seperti gerakan lengan dan berjalan (Santrock, 2011, hlm 210).
Perkembangan motorik kasar pada masa prasekolah, diawali dengan
kemampuan untuk berdiri dengan satu kaki selama 1-5

detik, melompat dengan satu kaki, membuat posisi merangkak dan lain-lain
(Hidayat, 2009, hlm.25).

1. Motorik halus (fine motor Skills) merupakan keterampilan fisik yang melibatkan
otot kecil dan koordinasi meta dan tangan yang memerlukan koordinasi yang
cermat (Papilia, Old & Feldman, 2010, hlm. 316).

Perkembangan motorik halus mulai memiliki kemampuan menggoyangkan jari-jari


kaki, menggambar dua atau tiga bagian, menggambar orang, mampu menjepit
benda, melambaikan tangan dan sebagainya (Hidayat, 2009, hlm.26).

1. Bahasa (language) adalah kemampuan untuk memberikan respon terhadap


suara, mengkuti perintah dan dan berbicara spontan. Pada perkembangan
bahasa diawali mampu menyebut hingga empat gambar, menyebut satu hingga
dua warna, menyebutkan kegunaan benda, menghitung, mengartikan dua kata,
meniru berbagai bunyi, mengerti larangan dan sebagainya (Hidayat, 2009,
hlm.26).
2. Prilaku sosial (personal social) adalah aspek yang berhubungan dengan
kemampuan mandiri, bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungannya.
Perkembangan adaptasi sosial pada anak prasekolah yaitu dapat berrmain
dengan permainan sederhana, mengenali anggota keluarganya, menangis jika
dimarahi, membuat permintaan yang sederhana dengan gaya tubuh,
menunjukan peningkatan kecemasan terhadapa perpisahan dan sebagainya
(Hidayat, 2009, hlm.26).

Untuk menilai perkembangan anak yang dapat dilakukan adalah dengan


wawancara tentang faktor kemungkinan yang menyebabkan gangguan dalam
perkembangan, kemudian melakukan tes skrining perkembangan anak (Hidayat,
2009, hlm. 38).

BAB III
PEMBAHASAN

1. Tumbuh kembang bayi dan balita

Pertumbuhan memiliki arti bertambahnya jumlah dan ukuran sel alat tubuh
sehingga tubuh bertambah besar. Misalnya, bayi saat lahir beratnya 3,5 kg,
kemudian pada usia 1 tahun menjadi 11 kg atau rambut bayi bertambah panjang
dan lebat. Sedangkan yang dimaksud dengan istilah perkembangan ialah
bertambah matangnya fungsi alat tubuh, termsuk fungsi intelektual, emosi dan
kepribadian. Sebagai contoh usus bayi yang baru lahir belum matang fungsinya,
enzim pencernaannya belum cukup sehingga belum dapat mencerna makanan
padat. Seiring bertambahnya usia, ukuran usus akan bertambah besar dan enzim
pencernaannya makin matang sehingga dapat mencerna makanan setengh padat
atau makanan padat. Hal ini pulalah yang menyebabkan jenis makanan yang dapat
diberikan kepada bayi berubah secara bertahap sesuai dengan bertambahnya usia.
Bayi dan anak kecil juga belum mempunyai rasa malu karena aspek psikososialnya
belum berkembang, namun rasa malu dan pengertian mengenai tata krama akan
berangsur berkembang sejalan dengan bertambahnya usia dan pengalaman dalam
berhubungan dengan orang – orang dalam lingkungannya.

Faktor – faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang pada bayi dan balita :

 Faktor bawaan ( faktor genetik )

Faktor bawaan tidak dapat diubah tetapi dapat diupayakan dengan penyediaan
lingkungan yang baik.

 Faktor lingkungan

Faktor yang bersal dari luar dirinya seperti, orangtua. Faktor lingkungan mencakup
aspek kebutuhan fisik, aspek asih ( kasih sayang ) dan aspek asuh ( pendidikan dan
pergaulan )

 Faktor gizi

Pertumbuhan memerlukan makanan bergizi dalam jumlah yang seimbang antara


kebutuhan karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan air.

 
 Kemampuan motorik pada bayi dan balita berdasarkan usia yakni:

 
Usia Motorik kasar Motorik halus

        · melihat, meraih dan menendang mainan gantung,


        · mengangkat kepala, ·  memperhatikan benda bergerak,
· guling-guling,
0-3 bulan · melihat benda-benda kecil,
· menahan kepala tetap
· memegang benda,
tegak,
· meraba dan merasakan bentuk permukaan,

        · memegang benda dengan kuat,


        · menyangga berat,
· Memegang benda dengan kedua tangan,
· mengembangkan kontrol
3-6 bulan kepala. · makan sendiri,
· Duduk. · mengambil benda-benda kecil.

        · Memasukkan benda kedalam wadah,

        · merangkak · Bermain ‘genderang’

· menarik ke posisi berdiri · Memegang alat tulis dan mencoret-coret


6-9 bulan
· berjalan berpegangan · Bermain mainan yang mengapung di air

· berjalan dengan bantuan. · Membuat bunyi-bunyian.

· Menyembunyikan dan mencari mainan

        · bermain bola
        · Menyusun balok/kotak
· membungkuk
9-12 bulan · Menggambar
· berjalan sendiri
· Bermain di dapur.
· naik tangga.

 Kemampuan bicara dan berbahasa pada masa bayi sebagai berikut :

 
Usia Kemampuan Bicara dan Bahasa

0-3 bulan         · prabicara,


· meniru suara-suara,

· mengenali berbagai suara.

        · mencari sumber suara,


3-6 bulan
· menirukan kata-kata..

        · menyebutkan nama gambar di buku majalah,


6-9 bulan
· menunjuk dan menyebutkan nama gambar-gambar.

        · menirukan kata-kata

9-12 bulan · berbicara dengan boneka

· bersenandung dan bernyanyi.

 Kemampuan sosialisasi dan kemandirian pada masa bayi sebagai berikut:

Usia Kemampuan Sosialisasi dan Kemandirian

        · memberi rasa aman dan kasih sayang,

· mengajak bayi tersenyum,

· mengajak bayi mengamati benda-benda dan keadaan di sekitarnya,


0-3 bulan
· meniru ocehan dan mimik muka bayi,

· mengayun bayi,

· menina bobokan.

        · bermain “ciluk ba’,

3-6 bulan · melihat dirinya di kaca,

· berusaha meraih mainan.

        · mulai bermain atau ‘bersosialisasi’ dengan orang lain.

6-9 bulan · Mulai melambaikan tangan jika ditinggal pergi.

· Mulai membalas lambaian tangan orang lain.

9-12 bulan         · Minum sendiri dari sebuah cangkir,

· Makan bersama-sama
· Menarik mainan yang letaknya agak jauh.

 Kemampuan motorik yang dimiliki balita sebagai berikut:

 
Usia Motorik kasar Motorik Halus

        · Berjalan tanpa pegangan sambil


menarik mainan yang bersuara,         · Bermainan balok dan menyusun
balok.
· Berjalan mundur,
· Memasukkan dan mengeluarkan
12-15 bulan · Berjalan naik dan turun tangga, benda kedalam wadah.

· Berjalan sambil berjinjit · Memasukkan benda yang satu ke


benda lainnya.
· Menangkap dan melempar bola

        · Bermain di luar rumah.


        · Meniup ,
15-18 bulan · Bermain air
· Membuat untaian.
· Menendang bola.

        · Mengenal berbagai ukuran dan


bentuk,
        · Melompat,
· Bermain puzzle,
18-24 bulan · Melatih keseimbangan tubuh,
· Menggambar wajah atau bentuk,
· Mendorong mainan dengan kaki.
· Membuat berbagai bentuk dari
adonan kue/lilin mainan.

        · Membuat gambar tempelan,

        · Latihan menghadapi rintangan, · Memilih dan mengelompokkan


benda-benda menurut jenisnya,
· Melompat jauh,
24-36 bulan · Mencocokan gambar dan benda,
· Melempar dan menangkap bola
besar. · Konsep jumlah,

· Bermain/menyusun balok-balok.

36-48 bulan         · Menangkap bola kecil dan         · Memotong dengan menggunakan


melemparkan kembali. gunting,

· Berjalan mengikuti garis lurus, · Menempel guntingan gambar sesuai


dengan cerita.

· Menempel gambar pada karton.

· Belajar ‘menjahit’ dengan tali rafia.


· Melompat dengan satu kaki, · Menggambar/menulis garis lurus,
bulatan,segi empat, huruf dan angka.
· Melempar benda-benda kecil ke
atas, · Menghitung lebih dari 2 atau 3 angka.
· Menirukan binatang berjalan, · Menggambar dengan jari, memakai
cat,
· Berjalan jinjit secara bergantian.
· Mengenal campuran warna dengan
cat air,

· Mengenal bentuk dengan menempel


potongan bentuk.

        · Mengenal konsep “separuh atau


satu”

· Menggambar dan atau melengkapi


gambar,

· Menghitung benda-benda kecil dan


        · Lomba karung mencocokkan dengan angka.
48-60 bulan · Main engklek
· Menggunting kertas (sudah dilipat)
· Melompat tali. dengan gunting tumpul,

· Membandingkan besar/kecil,
banyak/sedikit, berat/ringan.

· Belajar ‘percobaan ilmiah’

· Berkebun.

 Perubahan pada bayi dan balita :


 Ukuran tubuh pada bayi dan balita besar kecilnya tubuh dipengaruhi oleh faktor
keturunan dan lingkungan.
 Tinggi tubuh

Pertumbuhan tinggi tubuh anak satu dengan lainnya berbeda. Misalnya, bayi baru
lahir berukuran 43 sampai 52 cm, dalam 2 tahun pertumbuhan tinggi badannya
sangat cepat.
 Berat tubuh

Berat badan bayi lahir sekitar 3 sampai 4 kg. pada usia 4 bulan, berat badan anak 2
kali dari berat lahirnya dan pada umur 1 tahun beratnya 3 kali berat lahir, pada usia
3 tahun beratnya bertambah dengan cepat dan pada usia 5 tahun beratnya bisa
mencapai 5 kali dari berat lahirnya.

 Faktor yang mempengaruhi ukuran tubuh :


 Gizi
 Gangguan emosional
 Jenis kelamin
 Suku bangsa
 Kecerdasan
 Status social ekonomi
 Kesehatan
 Fungsi endoktrin
 Pengaturan pralahir
 Pengaruh tubuh

1. Ciri-ciri pertumbuhan dan perkembangan

Tumbuh kembang anak yang sudah dimulai sejak konsepsi sampai dewasa itu
mempunyai ciri-ciritersendiri,yaitu :
1. Tumbuh kembang adalah proses yang kontinu sejak dari konsepsi sampai

maturitas/dewasa, yang dipengaruhi oleh faktor bawaan dan lingkungan.


2. Terdapat masa percepatan dan masa perlambatan, serta laju tumbuh kembang
yang

berlainan organ-organ.
3. Pola perkembangan anak adalah sama pada semua anak,tetapi kecepatannya
berbeda

antara anak satu dengan lainnya.


4. Perkembangan erat hubungannya dengan maturasi sistem susunan saraf
5. Aktifitas seluruh tubuh diganti respon individu yang khas.
6. Arah perkembangan anak adalah sefalokaudal.
7. Refleks primitif seperti refleks memegang dan berjalan akan menghilang
sebelum
gerakan volunter tercapai.
Yang perlu di ingat mengenai pertumbuhan dan perkembangan anak adalah setiap
anak adalah individu yang unik, karean adanya faktor bawaan dan lingkungan yang
berbeda, maka pertumbuhan dan pemcapaiannya kemampuan dalam
nerkembangnya juga berbeda. Tetapi akan tetap menuruti patokan umum.

1. Jenis – jenis stimulasi yang dibutuhkan oleh anak

 Stimulasi aspek fisik

Rangsangan untuk fisik bayi dan balita amat diperlukan, karena pada usia mereka
perkembangan syaraf-syaraf motorik sangat pesat. Melakukan gerakan-gerakan
sederhana seperti berlari, berjalan, menari akan sangat membantu perkembangan
mereka.

 Stimulasi aspek emosi

Kenalkan mereka dengan bentuk emosi dasar, bahagia dan sedih. Dengan
menghiburnya pada saat menangis karena mainannya rusak akan membantu. Ajari
pula mereka untuk berbagi dengan teman sebayanya, misalnya dengan bernagi
mainan, sehingga dapat menimbulkan kepekaan untuk bertoleransi dan berperilaku
menyenangkan.

 Stimulasi aspek spiritual

Ajarilah anak untuk berdoa dengan menggunakan kata-kata yang sederhana,


mengucapkan terimakasih kepada tuhan atas makanan, hari yang indah, dan
meminta maaf atas kesalahan yang dilakukan hari itu. Akan membuat anak
semakin peka. Ajak juga mereka ke tempat ibadah, dan membacakan dongeng dan
kisah-kisah para nabi juga akan membantu meningkatkan moral.

 Stimulasi aspek intelektual

Rangsangan intelektual dapat dilakukan dengan sering memberikan buku bacaan,


mengajak anak melakukan permainan, dan rekreasi bersama, dan juga dengan rajin
menjawab keingintahuan anak. Jadi sebagai orangtua juga harus rajin belajar agar
sanggup memenuhi dan menjawab keingintahuan anak dengan baik dan benar.

 Stimulasi aspek social

Anak pun harus diajari untuk peka terhadap lingkungan sekitarnya. Membantu
menjaga adik, membantu orangtua yang sedang sibuk, akan merangsang kepekaan
alaminya.
Agar stimulasi ini dapat menunjukkan hasil yang baik, kita tidak boleh melupakan
istirahat yang cukup dan asupan nutrisinya. Gizi yang baik amat sangat dibutuhkan
oleh anak, karena mereka sedang berada dalam masa pertumbuhan. Jadi asupan
nutrisi tentunya amat dibutuhkan untuk perkembangan fisik, daya tahan tubuh,
pencernaan, dan juga tentunya untuk perkembangan otak mereka.

1. Gangguan tumbuh kembang anak

7 gangguan tumbuh kembang anak yang perlu diketahui :

1. Gangguan bicara dan bahasa,


2. Cerebral palsy, merupkan suatu kelainan gerakan dan postur tubuh yang tidak
progresif, yang disebabkan oleh kerusakan pada sel – sel motorik pada susunan
saraf pusat yang sedang tumbuh.
3. Sindrom down, individu yang dapat dikenal dari fenotipnya dan mempunyai
kecerdasan yang terbatas,
4. Parawakan pendek, penyebabnya dapat dikarenkan variasi normal, ganggua
gizi, kelainan kromosom, penyakit sistemik, atau karena kelainan endokrin.
5. Gangguan social, marupakan gangguan perkembangan pada anak yang
gejalanya muncul sebelum anak berumur 3 tahun
6. Retardasi mental, merupakan suatu kondisi yang ditandai oleh intelegensia
yang rendah ( IQ < 70 ) yang masyarakat atas kemampuan yang dianggap
normal.
7. Gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas ( GPPH ), merupakan
gangguan dimana anak mengalami kesulitan untuk pemusatan perhatian yang
seringkali disertai hiperaktivitas.

BAB IV
PENUTUP

1. Kesimpulan

Pengertian bayi yaitu masa dimana usia bayi dimulai dari 0 – 12 bulan yang
ditandai dengan pertumbuhan dan perubahan fisik yang cepat disertai dengan
perubahan dalam kebutuhan zat gizi ( Notoatmodjo, 2007 ).Pengertian balita yaitu
anak yang telah menginjak usia di atas satu tahun atau lebih popular dengan
pengertian usia anak di bawah lima tahun ( Muaris. H, 2006 ).

Kemampuan motorik bayi dan balita meliputi kemampuan motorik halus dan
kasar, dan perubahan pada bayi dan balita meliputi ukuran tubuh, tinggi tubuh, dan
berat tubuh. Selain itu pada bayi dan balita yang tidak diperhatikan dengan benar
tumbuh kembangnya maka akan menimbulkan gangguan – gangguan fisik maupun
mental bayi dan balita.

1. Saran
2. Tumbuh kembang harus menjadi perhatian bagi pemerintah, tenaga kesehatan,
dan masyarakat khususnya supaya anak Indonesia dapat mencapai kesehatan
yang optimal.
3. Diharapkan kepada orangtua dan keluarga agar memberi makanan seimbang
kepada bayi dan balita untuk mencegah terjadinya kekurangan gizi yang
menyebabkan terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan.

BAB V
DAFTAR PUSTAKA

 Adriana, D. (2011). Tumbuh Kembang dan Terapi Bermain Pada Anak. Jakarta:


Salemba Medika
 Feiby, D.A. (2001). Tahap Perkembangan Anak Bayi Hingga Pra Sekolah.
Jakarta: Dian Rakyat
 Hurlock, E. B. (2000). Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga
 1998.Tumbuh Kembang Anak. EGC, Jakarta.
 http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/116/jtptunimus-gdl-muksing2a2-5767-2-
babii.pdf
 http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/27110/4/Chapter%20II.pdf
 http://lieliyen.blogspot.com/2012/10/makalah-stimulasi-tumbuh-kembang-
bayi.html

Anda mungkin juga menyukai