Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH PSIKOLOGI PERKEMBANGAN

“PERKEMBANGAN MASA BAYI DAN PRASEKOLAH”

Disusun oleh :

1. Annisa Assakdiah ( 06071282126038 )


2. Khoirani ( 06071282126956 )
3. Merlina Azzahra ( 06071182126011 )
4. Mita Amelia ( 06071282126027 )
5. Periti Sinta ( 06071282126042 )

Dosen Pengampuh

Dra.Harlina,M.Sc

Silvia AR,M.Pd

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Alloh SWT atas limpahan rahmat
dan karunia-Nya, solawat serta salam semoga dilimpah curahkan kepada Nabi
Muhamad SAW, Rasululloh terakhir yang diutus dengan membawa syari’ah yang
mudah, penuh rahmat dan membawa keselamatan dalam kehidupan dunia dan
akhirat.Berkat karunia serta hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini
untuk memenuhi salah satu tugas terstruktur pada mata kuliah Psikologi
perkembangan. Kami berusaha semaksimal mungkin berkarya dengan harapan
makalah ini dapat membantu pencapaian kompetensi mahasiswa dalam rangka
mengingkatkam kualitas bangsa Indonesia.Makalah ini disajikan dengan bahasa
yang mudah dipahami serta memuat aspek mengenai Latar Belakang dari teori
teori perkembangan.Semoga makalah ini bermanfaat bagi pendidikan di
Indonesia. Kami mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk
memperbaiki makalah ini yang jauh dari kesempurnaan.

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Manusia berkembang tidak hanya dari masa kelahiran saja tetapi dari masa
konsepsi manusia sudah mulai berkembang. Masa konsepsi mempunyai arti waktu
dimana sel telur (ovum) bertemu sperma. Pada saat itu pula manusia berkembang
hingga mempunyai bagian-bagian tubuh yang lengkap. Perkembangan manusia
akan terus berlanjut sampai saat pengambilan ruh tiba. Semua makhluk Tuhan
tidak akan tahu kapan perkembangan dalam dirinya itu terhenti. Menurut E.B
Hurlock perkembangan bersifat kualitatif dan kuantitatif, artinya proses
perkembangan ada yang dapat diukur dan adapula yang tidak dapat diukur.
Misalnya perkembangan otak manusia tidak dapat kita lihat proses
perkembangannya, yang kita lihat adalah gejala-gejalanya.

Masa kanak-kanak merupakan masa yang terpanjang dalam rentang


kehidupan saat dimana individu relatif tidak berdaya dan tergantung pada orang
lain. Bagi kebanyakan anak-anak seringkali  dianggap tidak ada akhirnya sewaktu
mereka tidak sabar menunggu saat didambakan yakni pengakuan dari masyarakat
bahwa mereka bukan anak-anak lagi melainkan “ Orang Dewasa”. Masa kanak-
kanak dimulai setelah  melewati masa bayi yang penuh ketergantungan.

Masa kanak-kanak awal berlangsung dari 2 tahun sampai 6 tahun, oleh


para pendidik dinamakan sebagai usia pra-sekolah. Kemudian masa anak-anak
tengah hingga akhir berlangsung dari 6 tahun sampai 12 tahun. Perkembangan
fisik pada masa anak-anak berjalan lambat namun konsisten. Pada saat masa awal
kanak-kanak dianggap sebagai saat belajar untuk mencapai berbagai keterampilan
dan senang mencoba hal-hal baru sehingga perlu adanya rangsangan dan arahan
sehingga tidak terlambat perkembangannya. Kemudian pada masa tengah hingga
akhir anak-anak sangat aktif mempelajari apa saja yang ada di lingkungannya dan

3
mengembangkan kemampuan bekerja keras dan menghindari perasaan rasa
rendah diri.

Pembentukan kualitas SDM yang optimal, baik sehat secara fisik maupaun
psikologis sangat bergantung dari proses tumbuh dan kembang pada usia dini.
Perkembangan anak adalah segala perubahan yang terjadi pada anak yang
meliputi seluruh perubahan, baik perubahan fisik, emosi, maupun perkembangan
psikologi atau mental yang terjadi dalam usia anak

Masa balita adalah masa emas (golden age) dalam rentang perkembangan
seorang individu. Pada masa ini, anak mengalami tumbuh kembang yang luar
biasa, baik dari segi fisik motorik, emosi, kognitif maupun psikososial.
Perkembangan anak berlangsung dalam proses yang menyeluruh.

1.2 Rumusan Masalah


Masalah utama atau pokok bahasan yang dibahas dalam makalah ini
adalah mengenai perkembangan bayi dalam berbagai aspek terkait. Bahasan ini
dirumuskan dan dibatasi agar terarah pada sasaran yang dituju yaitu :

1.2.1 Apa tang dimaksud dengan perkembangan pada bayi

1.2.2 Apa pengertian masing-masing aspek dan tahapannya pada masa kanak-
kanak

1.2.3 Bagaimana kaitan aspek perkembangan dengan tumbuh kembang bayi usia
0-5 tahun

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari pembahasan ini adalah untuk menguraikan
perkembangan bayi dalam berbagai aspek. Secara khusus tujuannya adalah :

1.3.1 Mengetahui apa itu perkembangan pada bayi

1.3.2 Mengetahui apa saja aspek perkembangan pada bayi.

1.3.3 Mengetahui tahapan-tahapan perkembangan dan kaitannya dengan berbagai


aspek.

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Perkembangan Bayi dan Anak-anak


Perkembangan adalah proses perubahan secara kualitatif baik secara fisik
maupun mental yang tidak dapat diukur. maka dapat disimpulkan bahwa
perkembangan bayi adalah proses perubahan pada bayi baik dari segi mental,
sosial maupun fisik yang tidak dapat diukur aerta terjadi dalam rentang usia 0 – 5
tahun.

 Masa Bayi usia 0 – 2 tahun


 Batita usia dibawah 3 tahun
 Balita usia 3 – 5 tahun

Perkembangan pada bayi berakhir pada usia 5 tahun sebab sudah


memasuki periode atau tahap perkembangan masa kanak-kanak.

Dalam perkembangan di rentang usia bayi hingga balita prosesnya terkait dengan
berbagai aspek berbeda. Diantaranya;

1. Aspek perkembangan nilai dan moral.

2. Aspek perkembangan fisik

3. Aspek perkembangan motorik

4. Aspek perkembangan intelektual

5. Aspek perkembangan kreatifitas

6. Aspek perkembangan bahasa dan komunikasi

7. Aspek perkembangan sosial

5
8. Aspek perkembangan emosional

9. Aspek perkembangan bermain

10. Aspek perkembangan seni dan bakat

11.Aspek perkembangan agama.

2.2 Aspek-aspek Perkembangan pada Bayi

2.2.1 Aspek Perkembangan Nilai dan Moral

Perkembangan nilai dan moral adalah perubahan penalaran, perasaan, dan


perilaku tenang standar benar dan salah. sebenarnya bayi terlahir belum memiliki
nilai dan moral. Maja disini lah peran keluarga dalam menanamkan nilai yang
benar dan moral yang baik karena keluarga adalah lingkungan pertama tang di
temui oleh bayi

¤ MASA BAYI (0 – 2 Tahun)

Anak diperkenalkan mengenai hal paling mendasar mengenai nilai-nilai yang


benar meskipun bayu tidak memahaminya namun perlu upaya pembiasaab
sehingga anak tumbuh dengan nilai-nilai kebenaran yang sudah tertanam.

¤ BATITA 3 Tahun

Pada periode ini di usia 3 tahun anak masih belajar hal dasar namun pada
tingkatan yang lebih tinggi. mereka di ajarkan bahwa penting untuj bersikap
menghargai dan sopan pada orang yang lebih darinya, nilai kesopanan tersebut
dapat berupa pembiasaan untuj mencium tangan orang yang lebih tua.

¤ BALITA 3 – 5 Tahun

Pada usia ink perilaku anak dikendalikan secara pra-konvensional, yakni moral
anak belum terbentuk sempurna karena tindakan mereka masih di dasari pada
imbalan atas perbuatan baik yang mereka lakukan serta hukuman jika salah.

6
2.2.2 Aspek Perkembangan Fisik

Petumbuhan fisik tidak dapat dikatakan mengikuti pola ketetapan yang


tertentu. Pertumbuhan tesebut terjadi secara bertahap atau dengan kata lain seperti
naik turunnya gelombang adakalanya cepat adakalanya lambat. Seperti dalam
teori dari Kretscmer ( fullungs, strectkungs, fullung periode 2, dan sterctkungs
periode 2)

¤ Berat Tubuh

Saat dilahirkan berat Nur Fadilah adalah 3,1 kg dan terus bertambah
hingga usianya 2 tahun beratnya mencapai kurang lebih 4 kg. Rata-rata berat bayi
ketika dilahirkan adalah 3 sampai 4 kg, tatapi ada juga beberapa bayi yany
beratnya 1½ sampai 2 kg saat dilahirkan.Pada waktu berusia 2 dan 3 tahun berat
tubuh anak akan bertabah 1½ sampai 2 ½ kg setiap tahunnya. Setelah anak berusia
3 tahun, nampak berat tubuh tidak lagi bertambah dengan cepat, bahkan
cenderung pelahan sampai saatnya nanti ia memasuki usia remaja. Pada usia 5
tahun, seorang anak yang normal akan memiliki berat tubuh yang berkisar antara
20 kg.

¤ Tinggi Tubuh

Anak-anak dengan usia sebaya dapat memparlihatkan tinggi tubuh yang


sangat berbeda, tetapi pola pertumbuhan tinggi tubuh mereka tetap mengikuti
aturan yang sama.

0 – 2 Tahun : 40 cm – 87 cm

3      Tahun : 86 cm – 96 cm

4 – 5 Tahun : 103 cm – 109 cm

¤ Gigi

Biasanya gigi susu sudah akan memotong graham bayi ketika ia berusia
enam sampai delapan bulan, tetapi kapan tepatnya gigi itu tumbuh keluar

7
tergantung pada kesehatan, keturunan, gizi, jenis kelamin anak, dan factor lainnya.
Rata-rata anak usia sembilan bulan sudah memilki tiga gigi sedangkan pada usia
dua sampai dua setengah tubuh mereka akan memiliki dua puluh gigi susu yang
telah tumbuh.

2.2.3 Aspek Perkembangan Motorik

Aspek perkembangan motorik adalah perkembangan kemampuan dalam


mengontrol gerakan tubuh secara terkoordinasi antara susunan syaraf dan otot
bayi. Aspek ini mengalami perkembangan yang sangat menonjol adalah pada awal
kehidupan anak, yaitu pada saat dalam kandungan dan tahun-

tahun pertama kehidupannya.

¤ MASA BAYI

0 – 2 Bulan

 Merespon secara spontan ketika disentuh di area tertentu, contohnya       


menghisap sesuatu yang menyentuh mulut.

 Membuat ekspresi wajah yang berbeda sebagai respon dari stimulasi rasa
yang berbeda.

 Meletakkan jari dan tangan ke dalam mulut atau menggunakannya untuk


menyentuh mainan.

Usia 3 – 5 bulan

 Dapat memegang objek dengan tangan dan menggenggamnya dengan jari.

 Menarik tubuh ke posisi duduk dan bisa duduk tanpa sandaran.

 Mencoba meraih barang-barang yang jauh dari jangkauan.

6 – 12 Bulan

 Merangkak

8
 Berjalan dengan bantuan orang lain atau furniture di sekelilingnya.

 Menggenggam objek dan memainkannya dengan menggunakan ibu jari


dan jari.

12 – 18 Bulan

 Berdiri sendiri dan berjalan tanpa berpegangan pada sesuatu atau orang
lain.

  Menjaga keseimbangan ketika berpindah ke tempat yang memiliki


permukaan yang berbeda.

 Memainkan objek dengan jelas dengan menggunakan gerakan kedua


tangan.

19 – 2 Tahun

 Mampu berlari, sebab otot kaki dan syaraf telah berkembang dan menguat
sehingga anak dapat melakukan berbagai hal

 Makan sendiri, anak diajarkan untuk makan dengab otang tua.

 Mampu mengontrol keinginan untuk buang air kecil atay besar .

BATITA 3 Tahun

 Menaiki tangga dengan menapakkan dua kaki di setiap anak tangga.

 Menggambar bentuk atau pola sederhana dengan crayon atau spidol.

 Dapat membuat menara. menunjukan syaraf syaraf otaknya mulai bekerja


untuk melakukan aktivitas berpikir.

BALITA 3 – 5 Tahun

 Naik dan turun tangga dengan menapakan satu kaki di setiap anak tangga.

9
 Menulis nama, Ada beberapa anak yang mampu menulis di usia 5 tahunan

 Menyukai makanan tertentu, terutama jika makanan tersebut sudah sering


dirasakan.

Anak-anak sudah mulai bisa menulis huruf dan angka secara sederhana
meskipun belum tepat namun hal tersebut menunjukan bahwa terjadi
perkembangan motorik yang meningkatdi usianya yang ke empat.

2.2.4 Aspek Perkembangan Intelektual

Intelektual merupakan salah satu aspek yang harus dikembangkan pada


anak. Intelektual sering kali disinonimkan dengan kognitif, karena proses
intelektual banyak berhubungan dengan berbagai konsep yang telah dimiliki anak
dan berkenaan dengan bagaimana anak menggunakan kemampuan berfikirnya
dalam memecahkan suatu persoalan. Aspek perkembangan intelektual dapat
dikatakan sebagai perkembangan kemampuan mengamati, melihat hubungan dan
memecahkan masalah sederhana, kemudian berkembang ke arah pemahaman dan
memecahkan masalah yang lebih rumit.

Menurut teori Piaget, setiap individu pada saat tumbuh mulai dari bayi
yang baru di lahirkan sampai mengijak usia dewasa mengalami empat tingkat
perkembangan kognitif. Empat tingkat perkembangan kognitif itu adalah:

1) Tahap sensorimotor: dari lahir hingga 2 tahun (anak mengalami dunianya


melalui gerak dan inderanya serta mempelajari permanensi obyek)
2) Tahap pra-operasional: dari 2 hingga 7 tahun (mulai memiliki kecakapan
motorik)
3) Tahap operasional konkret: dari 7 hingga 11 tahun (anak mulai berpikir secara
logis tentang kejadian-kejadian konkret)
4) Tahap operasional formal: setelah usia 11 tahun (perkembangan penalaran
abstrak).

10
Pada tahap kedua masa Pra-operasional (2 -7 tahun) Ciri khas masa ini adalah
kemampuan anak mempergunakan symbol yang mewakli suatu konsep.
Kemampuan simbolik ini memungkinkan anak melakukan tindakan-tindakan
yang berkaitandengan hal-hal yang telah lewat. Misal bermain dokter-dokteran,
tindakan ini berkaitan dengan kemampuan anak menyimbolkan konsep dokter
sebagai orang yang menyembuhkan maka anak akan berperan seolah mereka
sedang mengobati atau menyuntik pasien.

2.2.5 Aspek Kreatifitas

Kreativitas adalah ciri-ciri khas yang dimiliki oleh individu yang


menandai adanya kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang sama sekali baru
atau kombinasi dari karya-karya yang telah ada sebelumnya, menjadi sesuatu
karya baru yang dilakukan melalui interaksi dengan lingkungannya untuk
menghadapi permasalahan, dan mencari alternatif pemecahannya melalui cara-
cara berpikir divergen.

Anak perempuan sangat menyukai bermain dengan boneka dan berperan


seolah-olah seorang dokter, dan ia menunjukan kesukaannya dengan terus
memainkan boneka dan terus berperan sebagai dokter. Pada usia 3-4 bulan,
kegiatan anak lebih terkoordinasi. Seorang anak akan belajar dari pengalamannya
dan hal itu akan diulangnya berkali-kali karena menimbulkan rasa senang. Pada
usia 7-11 bulan kegiatan anak bukan lagi berupa pengulangan, namun sudah
disertai dengan variasi. Sedang pada usia 18 bulan anak memvariasikan
tindakannya terhadap berbagai alat permainan.

 Beberapa ciri perilaku yang mencerminkan kreativitas alamiah anak usia


dini yaitu :

 Anak senang menjajaki lingkungannya, mengamati dan memegang segala


sesuatu,

 mendekati segala macam tempat atau sudut seakan-akan mereka haus akan
pengalaman. Rasa ingin tahu anak terhadap segala sesuatu sangat besar.

11
 Anak senang melakukan eksperimen. Hal ini nampak dari perilaku anak
yang senang mencoba-coba dan melakukan hal-hal yang sering membuat
orang tua keheranan dan tidak jarang pula merasa tidak berdaya menghadapi
tingkah laku anak seperti senang membongkar-bongkar barang atau alat
permainan.

  Anak jarang menunjukkan rasa bosan, selalu ingin melakukan sesuatu.

 Anak memiliki daya imajinasi yang tinggi.

2.2.6 Perkembangan Aspek Bahasa (berbicara)

Bahasa merupakan alat untuk berkomunikasi dengan orang lain. Dalam


pengertian ini tercakup semua cara untuk berkomunikasi, dimana pikiran dan
perasaan dinyatakan dalam bentuk tulisan, lisan, isyarat atau gerak dengan
menggunakan kata-kata, kalimat  bunyi, lambang, gambar atau lukisan.

Anak-anak sudah dapat bicara dengan penggunaan kata yang benar


meskipun terdengar jurang fasih ia sudah mampu mengucapkan apa yang ingin ia
katakan. Sedangkan Sandy dia sudah bisa berkomunikasi dengan baik dalam
bentuk pertanyaan maupun memberi respon pada orang lain.

(MASA BAYI 0 – 2)

Perkembangan bahasa di tingkat pemula ( bayi) dapat dianggap semacam


persiapan berbicara. Pada bulan-bulan pertama, bayi hanya pandai menangis.
Dalam hal ini tangisan bayi dianggap sebagai pernyataan rasa tidak senang.
Kemudian ia menangis dengan cara yang berbeda-beda menurut maksud yang
hendak dinyatakannya. Selanjutnya ia mengeluarkan bunyi ( suara-suara ) yang
banyak ragamnya. tetapi bunyi-bunyi itu belum mempunyai arti , hanya untuk
melatih pernapasan saja. Menjelang usia pertengahan di tahu pertama, ia meniru
suara-suara yang didengarkannya, kemudian mengulangi suara tersebut, tetapi
bukan karna dia sudah mengerti apa yang dikatakan kepadanya.

(BATITA 3 Tahun)

12
Bahasa anak mulai menjadi bahasa orang dewasa setelah anak mencapai
usia 3 tahun. Pada saat itu ia sudah mengetahui perbedaan antara saya, kamu dan
kita.

(BALITA 3-5 Tahun)

Pada usia 4-6 tahun kemampuan berbahasa anak akan berkembang sejalan

dengan rasa ingin tahu serta sikap antusias yang tinggi, sehingga timbul
pertanyaan- pertanyaan dari anak dengan kemampuan bahasanya. keluarganya
turut mempengaruhi pembentukan perilaku sosialnya.

2.2.7 Aspek Perkembangan Sosial

Perkembangan sosial merupakan proses yang berhubungan dengan orang


lain, baik dengan teman sebaya, guru, orang tua maupun saudara-saudaranya. Di
dalam hubungan dengan orang lain, terjadi peristiwa-peristiwa yang sangat
bermakna dalam kehidupannya yang dapat membantu pembentukan
kepribadiannya. Sejak kecil anak telah belajar cara berperilaku sosial sesuai
dengan harapan orang-orang yang paling dekat dengannya, yaitu dengan ibu,
ayah, saudara, dan anggota keluarga yang lain. Apa yang telah dipelajari anak dari
lingkungan keluarganya turut mempengaruhi pembentukan perilaku sosialnya.

(MASA BAYI 0 -2 Tahun )

Sesungguhnya perkembangan sosial pada bayi masih belum luas sebab


lingkungan sosialnya masih sebatas keluarga dan orang- orang yang dekat. bayi
belum mampy membangun kehidupan sosialnya sendiri sehingga peran orang tua
atau keluarga menunjukan bagaimana cara bersosialisasi .

Erik Erikson (1950) dalam Papalia dan Old, 2008:370 seorang ahli
psikoanalisis mengidentifikasi perkembangan sosial anak Basic Trust vs Mistrust
(percaya vs curiga), usia 0-2 tahun.Dalam tahap ini bila dalam merespon
rangsangan, anak mendapat pengalaman yang menyenamgkan akan tumbuh rasa
percaya diri, sebaliknya pengalaman yang kurang menyenangkan akan

13
menimbulkan rasa curiga; (2) Tahap 2 : Autonomy vs Shame & Doubt (mandiri
vs ragu), usia 2-3 tahun. Anak sudah mampu menguasai kegiatan meregang atau
melemaskan seluruh otot-otot tubuhnya. Anak pada masa ini bila sudah merasa
mampu menguasai anggota tubuhnya dapat meimbulkan rasa otonomi, sebaliknya
bila lingkungan tidak memberi kepercayaan atau terlalu banyak bertindak untuk
anak akan menimbulkan rasa malu dan ragu-ragu

(BATITA dan BALITA )

Di usia ini anak mulai mengenali lingkungannya, bertemu dengan


orangbaru dan teman-teman sebaya nya anak mulai bisa berinteraksi dan
bersosialisasi. Initiative vs Guilt (berinisiatif vs bersalah), usia 4-5 Pada masa ini
anak dapat menunjukkan sikap mulai lepas dari ikatan orang tua, anak dapat
bergerak bebas dan ber interaksi dengan lingkungannya. Kondisi lepas dari orang
tua menimbulkan rasa untuk berinisiatif, sebaliknya dapat menimbulkan rasa
bersalah, industry vs inferiority (percaya diri vs rasa rendah diri), usia 6 tahun –
pubertas.

2.2.8 Aspek Perkembangan Emosi

Perkembangan emosi merupakan gejala perasaan disertai dengan


perubahan perilaku, atau wajah Seperti marah yang ditunjukkan dengan teriakan
suara keras atau tingkah laku yang lain. Begitu pula dengan sebaliknya seorang
yang gembira akan melonjak-lonjak sambil tertawa lebar,dan sebagainya.

¤ Macam-macam emosi pada anak-anak

– Amarah – Ingin tahu

– Takut – Iri hati

– Cemburu – Gembira

(MASA BAYI (0 – 2)

14
Bayi terlahir dengan emosi yang sudah dibawa, sebagai contoh bayi akan
lebih nyaman berada dalam pelukan ibunya dibandingkan orang lain. Dan
menangis jika keinginannya tidak terpenuhi. Ini merupakan bukti bahwa bayi juga
memiliki emosi.

(BATITA dan BALITA )

Pada usia ini anak memiliki emosi yang sudah cukup jelas. Mereka akan
tertawa saat senang dan biasanya anak lebih ekspresif dan spontan tentang apa
yang inginkan dan katakan.

2.2.9 Aspek Perkembangan Bermain

Bermain dapat diartikan sebagai respon motorik secara alamiah, yang


merupakan kepribadian total manusia. pada anak bermain membentuk banyak
eksperimen dan ekspresi emosi anak yang berisi pengaruh sosiokultural
psikologikal dan biological. Mildred Parten adalah ahli yang mempopulerkan teori
perilaku bermain sosial. Dalam studinya, Parten mengidentifikasikan 6 tahapan
perkembangan bermain anak atau yang lebih dikenal sebagai Parten’s Classic
Study of Play, yaitu:

MASA BAYI ( 0 – 2 Tahun )

¤ Unoccupied play

Pada tahapan ini, anak terlihat tidak bermain seperti yang umumnya
dipahami sebagai kegiatan bermain. Anak hanya mengamati kejadian di
sekitarnya yang menarik perhatiannya. Apabila tidak ada hal yang menarik, maka
anak akan menyibukkan dirinya sendiri.Ia mungkin hanya berdiri di suatu sudut,
melihat ke sekeliling ruangan, atau melakukan beberapa gerakan tanpa tujuan
tertentu. Jenis bermain semacam ini hanya dilakukan oleh bayi. Jenis bermain ini
belum menunjukkan minat anak pada aktivitas atau objek lainnya. Tahapan
bermain ini biasanya hanya dilakukan oleh bayi.

15
¤ Solitary play (Bermain Sendiri)

Pada tahapan ini, anak bermain sendiri dan tidak berhubungan dengan
permainan teman-temannya. Anak asyik sendiri dan menikmati aktivitasnya. Ia
tidak memperhatikan hal lain yang terjadi. Untuk anak-anak, bermain tidak selalu
seperti aktivitas bermain yang dipahami oleh orang dewasa. Ketika ia merasa
antusias dan tertarik akan sesuatu, saat itulah anak disebut bermain, walaupun
mungkin anak hanya sekedar menggoyangkan badan, menggerakkan jari-jarinya,
dll. Pada tahapan ini, anak belum menunjukkan antusiasmenya kepada lingkungan
sekitar, khususnya orang lain. Tahapan bermain ini biasanya dilakukan oleh anak
usia bayi sampai umur 2 tahun dan menurun di masa-masa selanjutnya.

BATITA ( 3 Tahun)

¤ Onlooker play (Pengamat)

Pada tahapan ini, anak melihat atau memperhatikan anak lain yang sedang
bermain. Anak-anak mulai memperhatikan lingkungannya. Di sinilah anak mulai
mengembangkan kemampuannya untuk memahami bahwa dirinya adalah bagian
dari lingkungan. Walaupun anak sudah mulai tertarik dengan aktivitas lain yang
diamatinya, anak belum memutuskan untuk bergabung. Dalam tahapan ini anak
biasanya cenderung mempertimbangkan apakah Ia akan bergabung atau tidak.

¤ Parrarel play (Bermain Paralel)

Pada tahapan ini, anak bermain terpisah dengan teman-temannya namun


menggunakan jenis mainan yang sama ataupun melakukan perilaku yang sama
dengan temannya. Anak bahkan sudah berada dalam suatu kelompok walaupun
memang tidak ada interaksi di antara mereka. Biasanya mereka mulai tertarik satu
sama lain, namun belum merasa nyaman untuk bermain bersama sehingga belum
ada satu tujuan yang ingin dicapai bersama. Tahapan bermain ini biasanya
dilakukan oleh anak-anak di masa awal sekolah.

BALITA ( 3 – 5 Tahun)

16
o.Associative play (Bermain Asosiatif)

Pada tahapan ini, anak terlibat dalam interaksi sosial dengan sedikit atau
bahkan tanpa peraturan. Anak sudah mulai melakukan interaksi yang intens dan
bekerja sama. Sudah ada kesamaan tujuan yang ingin dicapai bersama namun
biasanya belum ada peraturan. Misalnya melakukan anak melakukan permainan
kejar-kejaran, namun seringkali tidak tampak jelas siapa yang mengejar siapa.
Tahapan bermain ini biasanya dilakukan oleh sebagian besar masa anak-anak
prasekolah.

o. Cooperative play (Bermain Bersama)

Pada tahapan ini, anak memiliki interaksi sosial yang teratur. Kerja sama
atau pembagian tugas/peran dalam permainan sudah mulai diterapkan untuk
mencapai satu tujuan tertentu. Misalnya, bermain sekolah-sekolahan, membangun
rumah-rumahan, dll. Tipe permainan ini yang mendorong timbulnya kompetisi
dan kerja sama anak. Tahapan bermain ini biasanya dilakukan oleh anak-anak
pada masa sekolah dasar, namun dalam sudah dapat dimainkan oleh anak-anak
taman kanak-kanak bentuk sederhana.

2.2.10 Aspek Perkembangan Seni dan Bakat

          Perkembangan kecerdasan anak yang sangat pesat terjadi sejak anak baru
lahir sampai usia 5 tahun,sehingga hampir 50% potensi kecerdasan anak sudah
terbentuk pada usia empat tahun. Kemudian secara bertahap mencapai 80% pada
usia 8 tahun.Kreativitas anak mulai meningkat pada usia 3 tahun dan mencapai
puncaknya pada usia 4,5 tahun. Potensi anak akan menurun apa bila tidak
diupayakan perkembangan potensi kecerdasannya. Pakar Psikologi anak
menyatakan bahwa usia balita merupakan masa penting bagi perkembangan
potensi seorang anak,termasuk percaya dirinya.Perkembangan potensi anak sanga
dipengaruhi oleh lingkungan disekitarnya,karena anak akan dengan cepat
menirukan dan belajar dari apa yang dilihat,didengar dan dirasakan.

17
Dengan demikian merupakan kewajiban kita para orangtua untuk
menciptakan lingkungan yang kondusif,tempat anak tumbuh dengan
nyaman,sehingga dapat memancing keluar potensi dirinya,kecerdasan dan percaya
dirinya. Anak-anak telah menunjukan ketertarikan serta bakat mereka sejak kecil.

2.2.11 Aspek Perkembangan Agama

Anak mengenal Tuhan pertama kali melalui bahasa dari kata- kata orang
yang ada dalam lingkungannya, yang pada awalnya diterima secara acuh. Tuhan
bagi anak pada permulaan merupakan nama sesuatu yang asing dan tidak
dikenalnya serta diragukan kebaikan niatnya. Tidak adanya perhatian terhadap
tuhan pada tahap pertama ini dikarenakan ia belum mempunyai pengalaman yang
akan membawanya kesana, baik pengalaman yang menyenangkan maupun yang
menyusahkan. Namun, setelah ia menyaksikan reaksi orang- orang
disekelilingnya yang disertai oleh emosi atau perasaan tertentu yang makin lama
makin meluas, maka mulailah perhatiannya terhadap kata tuhan itu tumbuh.

(MASA BAYI ( 0 – 2 Tahun )

Pada fase ini belum banyak diketahui perkembangan agama pada seorang
anak. Namun isyarat pengenalan ajaran agama banyak ditemukan dalam hadis,
seperti memperdengarkan adzan dan iqamah saat kelahiran anak.

(MASA KANAK-KANAK ( 3-5 Tahun )

Masa kanak-kanak merupakan saat yang tepat untuk menanamkan nilai


keagamaan. Pada fase ini anak sudah mulai bergaul dengan dunia luar. Banyak hal
yang ia saksikan ketika berhubungan dengan orang-orang orang disekelilingnya.
Dalam pergaulan inilah ia mengenal Tuhan melalui ucapan- ucapan orang
disekelilingnya. Ia melihat perilaku orang yang mengungkapkan rasa kagumnya
pada Tuhan. Anak pada usia kanak- kanak belum mempunyai pemahaman dalam

18
melaksanakan ajaran Islam, akan tetapi disinilah peran orang tua dalam
memperkenalkan dan membiasakan anak dalam melakukan tindakan- tindakan
agama sekalipun sifatnya hanya meniru.

(BALITA – Usia Sekolah Awal)

Seiring dengan perkembangan aspek- aspek jiwa lainnya, perkembangan


agama juga menunjukkan perkembangan yang semakin realistis. Hal ini berkaitan
dengan perkembangan intelektualitasnya yang semakin berkembang.

2.3 Faktor- faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Bayi

Menurut Piaget pertumbuhan mental mengandung dua macam proses yaitu


perkembangan dan belajar. Perkembangan adalah perubahan struktur sedangkan
belajar adalah perubahan isi. Proses perkembangan dipengaruhi oleh 4 faktor
yaitu:

1) Heriditas

Heriditas tidak hanya menyediakan fasilitas kepada anak yang baru lahir untuk
menyesuaikan diri dengan dunianya, lebih dari itu heriditas akan mengatur
waktu jalannya perkembangan pada tahun-tahun mendatang. Inilah yang
dikenal dengan faktor kematangan internal. Kematangan mempunyai peranan
penting dalam perkembangan kognitif, akan tetapi faktor ini saja tidak mampu
menjelaskan segala sesuatu tentang perkembangan kognitif.

2) Pengalaman

Pengalaman dengan heriditas fisik merupakan dasar perkembangan struktur


kognitif. Dalam hal ini sering kali disebut sebagai pengalaman fisis dan logika
matematis. Kedua pengalaman ini secara psikologi berbeda. Pengalaman fisis
melibatkan obyek yang kemudian membuat abstraksi dari obyek tersebut.
Sedangkan pengalaman logika matematis merupakan pengalaman dimana
diabstraksikan bukan dari obyek melainkan dari akibat tindakan terhadap
obyek (abstraksi reflektif).

19
3) Transmisi sosial

Transmisi sosial digunakan untuk mempresentasikan pengaruh budaya


terhadap pola berfikir anak. Penjelasan dari guru, penjelasan orang tua
informasi dari buku, meniru, merupakan bentuk-bentuk transmisi sosial.
Kebudayaan memberikan alat-alat yang penting bagi perkembangan kognitif,
seperti dalam berhitung atau membaca, dapat menerima transmisi sosial
apabila anak ada dalam keadaan mampu menerima informasi. Untuk
menerima informasi itu terlebih dahulu anak harus memiliki struktur kognitif

yang memungkinkan anak dapat mengasimilasikan dan mengakomodasikan


informasi tersebut.

4) Ekuilibrasi

Ekuilibrasi merupakan suatu keadaan dimana pada diri setiap individu akan
terdapat proses ekuilibrasi yang mengintegrasikan ketiga faktor tadi, yaitu
heriditas, pengalaman dan transmisi sosial. Alasan yang memperkuat adanya
ekuilibrasi yaitu dimana anak secara aktif berinteraksi dengan lingkungan.
Sebagai akibat dari interaksi itu anak berhadapan dengan gangguan atau
kontradiksi, yaitu apabila situasi pada pola penalaran yang lama tidak dapat
menanggapi stimulus. Kontradiksi ini menimbulkan keadaan menjadi tidak
seimbang. Dalam keadaan ini individu secara aktif mengubah pola
penalarannya agar dapat mengasimilasikan dan mengakomodasikan stimulus
baru yang disebut ekuilibrasi.

20
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Perkembangan pada masa bayi hingga kanak-kanak merupakan masa
paling penting dan vital karena keberhasilan anak melewati tugas-tugas
perkembangan dalam tiap aspek akan mempengaruhi tugas perkembangan di
tahap berikutnya. Aspek-aspek utama tersebut adalah :

1.   Aspek perkembangan nilai dan moral.

2.   Aspek perkembangan fisik

3.   Aspek perkembangan motorik

4.   Aspek perkembangan intelektual

5.   Aspek perkembangan kreatifitas

6.   Aspek perkembangan bahasa dan komunikasi

7.   Aspek perkembangan sosial

8.   Aspek perkembangan emosional

9.   Aspek perkembangan bermain

10. Aspek perkembangan seni dan bakat

21
11. Aspek perkembangan agama.

Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan bayi yaitu:

1. Faktor heriditas
2. Faktor pengalaman
3. Faktor transmisi sosial
4. Faktor ekulibrasi

DAFTAR PUSTAKA

http://belajarpsikologi.com/aspek-aspek-perkembangan-anak-
usiadini/#ixzz2VlXr0iZu diakses pada 06/10/2021 21:00 WIB

http://eprints.umsida.ac.id/1269/1/PSI%20Bayi.pdf diakses pada 06/10/2021


21:00 WIB

http://nurdindianhusada.blogspot.com/p/perkembangan-kepribadian-anak_16.html
diakses pada 06/10/2021 21:00 WIB

Kartono, Kartini. Psikologi Anak (Psikologi Perkembangan) Bandung: CV


Mandar, 1990

Sujiono Yuliani Nurani dan Syamsiatin eriva (2003). Perkembangan Perilaku


Anak Usia Dini. Jakarta: Pusdiani Press UNJ

Wikipedia Bahasa Indonesia, Ensiklopedia Bebas.(2015).Kreativitas. [online].


diakses pada 06/10/2021 21:00 WIB

Yusuf, Syamsu. (2000). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung :


Rosda Karya.

22

Anda mungkin juga menyukai