Disusun oleh :
Dosen Pengampuh
Dra.Harlina,M.Sc
Silvia AR,M.Pd
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Alloh SWT atas limpahan rahmat
dan karunia-Nya, solawat serta salam semoga dilimpah curahkan kepada Nabi
Muhamad SAW, Rasululloh terakhir yang diutus dengan membawa syari’ah yang
mudah, penuh rahmat dan membawa keselamatan dalam kehidupan dunia dan
akhirat.Berkat karunia serta hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini
untuk memenuhi salah satu tugas terstruktur pada mata kuliah Psikologi
perkembangan. Kami berusaha semaksimal mungkin berkarya dengan harapan
makalah ini dapat membantu pencapaian kompetensi mahasiswa dalam rangka
mengingkatkam kualitas bangsa Indonesia.Makalah ini disajikan dengan bahasa
yang mudah dipahami serta memuat aspek mengenai Latar Belakang dari teori
teori perkembangan.Semoga makalah ini bermanfaat bagi pendidikan di
Indonesia. Kami mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk
memperbaiki makalah ini yang jauh dari kesempurnaan.
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
mengembangkan kemampuan bekerja keras dan menghindari perasaan rasa
rendah diri.
Pembentukan kualitas SDM yang optimal, baik sehat secara fisik maupaun
psikologis sangat bergantung dari proses tumbuh dan kembang pada usia dini.
Perkembangan anak adalah segala perubahan yang terjadi pada anak yang
meliputi seluruh perubahan, baik perubahan fisik, emosi, maupun perkembangan
psikologi atau mental yang terjadi dalam usia anak
Masa balita adalah masa emas (golden age) dalam rentang perkembangan
seorang individu. Pada masa ini, anak mengalami tumbuh kembang yang luar
biasa, baik dari segi fisik motorik, emosi, kognitif maupun psikososial.
Perkembangan anak berlangsung dalam proses yang menyeluruh.
1.2.2 Apa pengertian masing-masing aspek dan tahapannya pada masa kanak-
kanak
1.2.3 Bagaimana kaitan aspek perkembangan dengan tumbuh kembang bayi usia
0-5 tahun
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari pembahasan ini adalah untuk menguraikan
perkembangan bayi dalam berbagai aspek. Secara khusus tujuannya adalah :
4
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam perkembangan di rentang usia bayi hingga balita prosesnya terkait dengan
berbagai aspek berbeda. Diantaranya;
5
8. Aspek perkembangan emosional
¤ BATITA 3 Tahun
Pada periode ini di usia 3 tahun anak masih belajar hal dasar namun pada
tingkatan yang lebih tinggi. mereka di ajarkan bahwa penting untuj bersikap
menghargai dan sopan pada orang yang lebih darinya, nilai kesopanan tersebut
dapat berupa pembiasaan untuj mencium tangan orang yang lebih tua.
¤ BALITA 3 – 5 Tahun
Pada usia ink perilaku anak dikendalikan secara pra-konvensional, yakni moral
anak belum terbentuk sempurna karena tindakan mereka masih di dasari pada
imbalan atas perbuatan baik yang mereka lakukan serta hukuman jika salah.
6
2.2.2 Aspek Perkembangan Fisik
¤ Berat Tubuh
Saat dilahirkan berat Nur Fadilah adalah 3,1 kg dan terus bertambah
hingga usianya 2 tahun beratnya mencapai kurang lebih 4 kg. Rata-rata berat bayi
ketika dilahirkan adalah 3 sampai 4 kg, tatapi ada juga beberapa bayi yany
beratnya 1½ sampai 2 kg saat dilahirkan.Pada waktu berusia 2 dan 3 tahun berat
tubuh anak akan bertabah 1½ sampai 2 ½ kg setiap tahunnya. Setelah anak berusia
3 tahun, nampak berat tubuh tidak lagi bertambah dengan cepat, bahkan
cenderung pelahan sampai saatnya nanti ia memasuki usia remaja. Pada usia 5
tahun, seorang anak yang normal akan memiliki berat tubuh yang berkisar antara
20 kg.
¤ Tinggi Tubuh
0 – 2 Tahun : 40 cm – 87 cm
3 Tahun : 86 cm – 96 cm
¤ Gigi
Biasanya gigi susu sudah akan memotong graham bayi ketika ia berusia
enam sampai delapan bulan, tetapi kapan tepatnya gigi itu tumbuh keluar
7
tergantung pada kesehatan, keturunan, gizi, jenis kelamin anak, dan factor lainnya.
Rata-rata anak usia sembilan bulan sudah memilki tiga gigi sedangkan pada usia
dua sampai dua setengah tubuh mereka akan memiliki dua puluh gigi susu yang
telah tumbuh.
¤ MASA BAYI
0 – 2 Bulan
Membuat ekspresi wajah yang berbeda sebagai respon dari stimulasi rasa
yang berbeda.
Usia 3 – 5 bulan
6 – 12 Bulan
Merangkak
8
Berjalan dengan bantuan orang lain atau furniture di sekelilingnya.
12 – 18 Bulan
Berdiri sendiri dan berjalan tanpa berpegangan pada sesuatu atau orang
lain.
19 – 2 Tahun
Mampu berlari, sebab otot kaki dan syaraf telah berkembang dan menguat
sehingga anak dapat melakukan berbagai hal
BATITA 3 Tahun
BALITA 3 – 5 Tahun
Naik dan turun tangga dengan menapakan satu kaki di setiap anak tangga.
9
Menulis nama, Ada beberapa anak yang mampu menulis di usia 5 tahunan
Anak-anak sudah mulai bisa menulis huruf dan angka secara sederhana
meskipun belum tepat namun hal tersebut menunjukan bahwa terjadi
perkembangan motorik yang meningkatdi usianya yang ke empat.
Menurut teori Piaget, setiap individu pada saat tumbuh mulai dari bayi
yang baru di lahirkan sampai mengijak usia dewasa mengalami empat tingkat
perkembangan kognitif. Empat tingkat perkembangan kognitif itu adalah:
10
Pada tahap kedua masa Pra-operasional (2 -7 tahun) Ciri khas masa ini adalah
kemampuan anak mempergunakan symbol yang mewakli suatu konsep.
Kemampuan simbolik ini memungkinkan anak melakukan tindakan-tindakan
yang berkaitandengan hal-hal yang telah lewat. Misal bermain dokter-dokteran,
tindakan ini berkaitan dengan kemampuan anak menyimbolkan konsep dokter
sebagai orang yang menyembuhkan maka anak akan berperan seolah mereka
sedang mengobati atau menyuntik pasien.
mendekati segala macam tempat atau sudut seakan-akan mereka haus akan
pengalaman. Rasa ingin tahu anak terhadap segala sesuatu sangat besar.
11
Anak senang melakukan eksperimen. Hal ini nampak dari perilaku anak
yang senang mencoba-coba dan melakukan hal-hal yang sering membuat
orang tua keheranan dan tidak jarang pula merasa tidak berdaya menghadapi
tingkah laku anak seperti senang membongkar-bongkar barang atau alat
permainan.
(MASA BAYI 0 – 2)
(BATITA 3 Tahun)
12
Bahasa anak mulai menjadi bahasa orang dewasa setelah anak mencapai
usia 3 tahun. Pada saat itu ia sudah mengetahui perbedaan antara saya, kamu dan
kita.
Pada usia 4-6 tahun kemampuan berbahasa anak akan berkembang sejalan
dengan rasa ingin tahu serta sikap antusias yang tinggi, sehingga timbul
pertanyaan- pertanyaan dari anak dengan kemampuan bahasanya. keluarganya
turut mempengaruhi pembentukan perilaku sosialnya.
Erik Erikson (1950) dalam Papalia dan Old, 2008:370 seorang ahli
psikoanalisis mengidentifikasi perkembangan sosial anak Basic Trust vs Mistrust
(percaya vs curiga), usia 0-2 tahun.Dalam tahap ini bila dalam merespon
rangsangan, anak mendapat pengalaman yang menyenamgkan akan tumbuh rasa
percaya diri, sebaliknya pengalaman yang kurang menyenangkan akan
13
menimbulkan rasa curiga; (2) Tahap 2 : Autonomy vs Shame & Doubt (mandiri
vs ragu), usia 2-3 tahun. Anak sudah mampu menguasai kegiatan meregang atau
melemaskan seluruh otot-otot tubuhnya. Anak pada masa ini bila sudah merasa
mampu menguasai anggota tubuhnya dapat meimbulkan rasa otonomi, sebaliknya
bila lingkungan tidak memberi kepercayaan atau terlalu banyak bertindak untuk
anak akan menimbulkan rasa malu dan ragu-ragu
– Cemburu – Gembira
(MASA BAYI (0 – 2)
14
Bayi terlahir dengan emosi yang sudah dibawa, sebagai contoh bayi akan
lebih nyaman berada dalam pelukan ibunya dibandingkan orang lain. Dan
menangis jika keinginannya tidak terpenuhi. Ini merupakan bukti bahwa bayi juga
memiliki emosi.
Pada usia ini anak memiliki emosi yang sudah cukup jelas. Mereka akan
tertawa saat senang dan biasanya anak lebih ekspresif dan spontan tentang apa
yang inginkan dan katakan.
¤ Unoccupied play
Pada tahapan ini, anak terlihat tidak bermain seperti yang umumnya
dipahami sebagai kegiatan bermain. Anak hanya mengamati kejadian di
sekitarnya yang menarik perhatiannya. Apabila tidak ada hal yang menarik, maka
anak akan menyibukkan dirinya sendiri.Ia mungkin hanya berdiri di suatu sudut,
melihat ke sekeliling ruangan, atau melakukan beberapa gerakan tanpa tujuan
tertentu. Jenis bermain semacam ini hanya dilakukan oleh bayi. Jenis bermain ini
belum menunjukkan minat anak pada aktivitas atau objek lainnya. Tahapan
bermain ini biasanya hanya dilakukan oleh bayi.
15
¤ Solitary play (Bermain Sendiri)
Pada tahapan ini, anak bermain sendiri dan tidak berhubungan dengan
permainan teman-temannya. Anak asyik sendiri dan menikmati aktivitasnya. Ia
tidak memperhatikan hal lain yang terjadi. Untuk anak-anak, bermain tidak selalu
seperti aktivitas bermain yang dipahami oleh orang dewasa. Ketika ia merasa
antusias dan tertarik akan sesuatu, saat itulah anak disebut bermain, walaupun
mungkin anak hanya sekedar menggoyangkan badan, menggerakkan jari-jarinya,
dll. Pada tahapan ini, anak belum menunjukkan antusiasmenya kepada lingkungan
sekitar, khususnya orang lain. Tahapan bermain ini biasanya dilakukan oleh anak
usia bayi sampai umur 2 tahun dan menurun di masa-masa selanjutnya.
BATITA ( 3 Tahun)
Pada tahapan ini, anak melihat atau memperhatikan anak lain yang sedang
bermain. Anak-anak mulai memperhatikan lingkungannya. Di sinilah anak mulai
mengembangkan kemampuannya untuk memahami bahwa dirinya adalah bagian
dari lingkungan. Walaupun anak sudah mulai tertarik dengan aktivitas lain yang
diamatinya, anak belum memutuskan untuk bergabung. Dalam tahapan ini anak
biasanya cenderung mempertimbangkan apakah Ia akan bergabung atau tidak.
BALITA ( 3 – 5 Tahun)
16
o.Associative play (Bermain Asosiatif)
Pada tahapan ini, anak terlibat dalam interaksi sosial dengan sedikit atau
bahkan tanpa peraturan. Anak sudah mulai melakukan interaksi yang intens dan
bekerja sama. Sudah ada kesamaan tujuan yang ingin dicapai bersama namun
biasanya belum ada peraturan. Misalnya melakukan anak melakukan permainan
kejar-kejaran, namun seringkali tidak tampak jelas siapa yang mengejar siapa.
Tahapan bermain ini biasanya dilakukan oleh sebagian besar masa anak-anak
prasekolah.
Pada tahapan ini, anak memiliki interaksi sosial yang teratur. Kerja sama
atau pembagian tugas/peran dalam permainan sudah mulai diterapkan untuk
mencapai satu tujuan tertentu. Misalnya, bermain sekolah-sekolahan, membangun
rumah-rumahan, dll. Tipe permainan ini yang mendorong timbulnya kompetisi
dan kerja sama anak. Tahapan bermain ini biasanya dilakukan oleh anak-anak
pada masa sekolah dasar, namun dalam sudah dapat dimainkan oleh anak-anak
taman kanak-kanak bentuk sederhana.
Perkembangan kecerdasan anak yang sangat pesat terjadi sejak anak baru
lahir sampai usia 5 tahun,sehingga hampir 50% potensi kecerdasan anak sudah
terbentuk pada usia empat tahun. Kemudian secara bertahap mencapai 80% pada
usia 8 tahun.Kreativitas anak mulai meningkat pada usia 3 tahun dan mencapai
puncaknya pada usia 4,5 tahun. Potensi anak akan menurun apa bila tidak
diupayakan perkembangan potensi kecerdasannya. Pakar Psikologi anak
menyatakan bahwa usia balita merupakan masa penting bagi perkembangan
potensi seorang anak,termasuk percaya dirinya.Perkembangan potensi anak sanga
dipengaruhi oleh lingkungan disekitarnya,karena anak akan dengan cepat
menirukan dan belajar dari apa yang dilihat,didengar dan dirasakan.
17
Dengan demikian merupakan kewajiban kita para orangtua untuk
menciptakan lingkungan yang kondusif,tempat anak tumbuh dengan
nyaman,sehingga dapat memancing keluar potensi dirinya,kecerdasan dan percaya
dirinya. Anak-anak telah menunjukan ketertarikan serta bakat mereka sejak kecil.
Anak mengenal Tuhan pertama kali melalui bahasa dari kata- kata orang
yang ada dalam lingkungannya, yang pada awalnya diterima secara acuh. Tuhan
bagi anak pada permulaan merupakan nama sesuatu yang asing dan tidak
dikenalnya serta diragukan kebaikan niatnya. Tidak adanya perhatian terhadap
tuhan pada tahap pertama ini dikarenakan ia belum mempunyai pengalaman yang
akan membawanya kesana, baik pengalaman yang menyenangkan maupun yang
menyusahkan. Namun, setelah ia menyaksikan reaksi orang- orang
disekelilingnya yang disertai oleh emosi atau perasaan tertentu yang makin lama
makin meluas, maka mulailah perhatiannya terhadap kata tuhan itu tumbuh.
Pada fase ini belum banyak diketahui perkembangan agama pada seorang
anak. Namun isyarat pengenalan ajaran agama banyak ditemukan dalam hadis,
seperti memperdengarkan adzan dan iqamah saat kelahiran anak.
18
melaksanakan ajaran Islam, akan tetapi disinilah peran orang tua dalam
memperkenalkan dan membiasakan anak dalam melakukan tindakan- tindakan
agama sekalipun sifatnya hanya meniru.
1) Heriditas
Heriditas tidak hanya menyediakan fasilitas kepada anak yang baru lahir untuk
menyesuaikan diri dengan dunianya, lebih dari itu heriditas akan mengatur
waktu jalannya perkembangan pada tahun-tahun mendatang. Inilah yang
dikenal dengan faktor kematangan internal. Kematangan mempunyai peranan
penting dalam perkembangan kognitif, akan tetapi faktor ini saja tidak mampu
menjelaskan segala sesuatu tentang perkembangan kognitif.
2) Pengalaman
19
3) Transmisi sosial
4) Ekuilibrasi
Ekuilibrasi merupakan suatu keadaan dimana pada diri setiap individu akan
terdapat proses ekuilibrasi yang mengintegrasikan ketiga faktor tadi, yaitu
heriditas, pengalaman dan transmisi sosial. Alasan yang memperkuat adanya
ekuilibrasi yaitu dimana anak secara aktif berinteraksi dengan lingkungan.
Sebagai akibat dari interaksi itu anak berhadapan dengan gangguan atau
kontradiksi, yaitu apabila situasi pada pola penalaran yang lama tidak dapat
menanggapi stimulus. Kontradiksi ini menimbulkan keadaan menjadi tidak
seimbang. Dalam keadaan ini individu secara aktif mengubah pola
penalarannya agar dapat mengasimilasikan dan mengakomodasikan stimulus
baru yang disebut ekuilibrasi.
20
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Perkembangan pada masa bayi hingga kanak-kanak merupakan masa
paling penting dan vital karena keberhasilan anak melewati tugas-tugas
perkembangan dalam tiap aspek akan mempengaruhi tugas perkembangan di
tahap berikutnya. Aspek-aspek utama tersebut adalah :
21
11. Aspek perkembangan agama.
1. Faktor heriditas
2. Faktor pengalaman
3. Faktor transmisi sosial
4. Faktor ekulibrasi
DAFTAR PUSTAKA
http://belajarpsikologi.com/aspek-aspek-perkembangan-anak-
usiadini/#ixzz2VlXr0iZu diakses pada 06/10/2021 21:00 WIB
http://nurdindianhusada.blogspot.com/p/perkembangan-kepribadian-anak_16.html
diakses pada 06/10/2021 21:00 WIB
22