Disusun Oleh :
Kelompok 2
2024
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena telah melimpahkan
rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan, sehingga kami bisa menyelesaikan
makalah yang berjudul “KONSEP KEPERAWATAN ANAK SEHAT” ini dengan baik.
Tidak lupa kami ucapkan terimakasih kepada Ibu Suwarly Mobiliu, S.Kp, M.Kep selaku
dosen pengampu pada Mata Kuliah Keperawatan Medikal Bedah II yang telah membimbing
kami dalam pengerjaan tugas makalah.
Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarrya kepada semua pihak yang
telah membantu dalam penyusunan makalah ini, semoga bantuannya mendapat balasan yang
setimpal dari Allah SWT.
Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca.
Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
sehingga kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.
Kelompok 2
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
Di Indonesia anak dipandang sebagai pewaris keluarga, yaitu penerus keluarga yang
kelak akan melanjutkan nilai – nilai dari keluarga serta dianggap sebagai seseorang yang bisa
memberikan perawatan dan perlindungan ketika kedua orang tua sudah berada pada tahap
lanjut usia (jaminan hari tua). Anak masih dianggap sebagai sumber tenaga murah yang dapat
membantu ekonomi keluarga. Keberadaan anak dididik menjadi pribadi yang mandiri. Untuk
itu keperawatan anak harus mengenal keluarga sebagai tempat tinggal atau sebagai konstanta
tetap dalam kehidupan anak yang dapat mempengaruhi status kesehatan anak.
Pertumbuhan dan perkembangan merupakan satu proses dinamis yang mencakup beberapa
perubahan yang saling berkesinambungan dan terjadi selama hidup seseorang. Leifer (2019)
mengemukakan pertumbuhan sebagai sesuatu yang dapat diukur, diamati dan dipelajari. Hal
ini dilakukan dengan membandingkan tinggi badan, berat badan, peningkatan kosakata,
keterampilan fisik, dan parameter lainnya (Leifer , 2019).
Anticipatory berarti antisipasi, guidance berarti petunjuk. Jadi petunjuk antisipasi dapat
diartikan sebagai petunjuk-petunjuk yang perlu diketahui terlebih dahulu agar orang tua dapat
mengarahkan dan membimbing anaknya secara bijaksana sehingga anak dapat tumbuh dan
berkembang secara normal (Nursalam, 2005). Anticipatory guidance juga merupakan suatu
upaya yang dilakukan oleh perawat dalam membimbing orang tua tentang tahapan
perkembangan anak sehingga orang tua sadar akan apa yang terjadi dan mengetahui apa yang
harus dilakukan untuk memenuhi kebutuhan sesuai dengan tahapan usia anak. Bimbingan
antisipasi bagi orang tua akan berbeda untuk setiap tahap usia anak karena disesuaikan
dengan karakteristiknya (Wong, 2004) :
A. Usia Bayi
1) 6 bulan pertama
Ajarkan perawatan bayi dan bantu orang tua untuk memahami kebutuhan dan respons bayi
b) Bantu orang tua untuk memenuhi kebutuhan stimulasi bayi
c) Tekankan kebutuhan imunisasi
d) Persiapkan untuk pengenalan makanan padat
2) 6 bulan kedua
a) Siapkan orang tua akan respons stranger anxiety (takut pada orang asing) dari anak.
b) Bimbing orang tua mengenai disiplin karena peningkatan mobilitas bayi.
c) Ajarkan pencegahan cedera karena peningkatan keterampilan motorik anak dan rasa
keingintahuannya.
e) Mendiskusikan kesiapan fisik dan psikologis anak untuk toilet training. Toilet training
adalah suatu usaha untuk melatih anak agar mampu mengontrol dalam melakukan buang air
kecil atau buang air besar. Toilet training secara umum dapat dilaksanakan pada setiap anak
yang sudah mulai memasuki fase kemandirian.
f) Mendiskusikan kebutuhan anak untuk dilibatkan dalam kegiatan dengan cara meniru.
C. Usia Prasekolah
Bimbingan terhadap orang tua selama usia prasekolah di antaranya adalah:
1). Usia 3 – 4 Tahun
a) Menganjurkan orang tua untuk meningkatkan minat anak.
b) Menekankan pentingnya batas-batas/peraturan-peraturan.
c) Perlunya perhatian ekstra pada anak.
d) Perilaku lebih agresif termasuk aktivitas motorik dan bahasa.
D. Usia Sekolah
Bimbingan yang dapat dilakukan pada orang tua untuk anak usia sekolah di antaranya adalah:
1) Usia 5 - 12 tahun
a) Bantu orang tua untuk memahami kebutuhan sosialisasi dengan cara mendorong anak
berinteraksi dengan temannya.
E. Usia Remaja
3) Hargai privasi
5) Orangtua juga harus menyadari bahwa anak ingin mandiri, sensitif terhadap perasaan dan
perilaku yang mempengaruhinya, teman- temannya merupakan hal yang sangat penting dan
memandang segala sesuatu sebagai baik atau buruk.
Kecelakaan merupakan peristiwa yang sering dialami oleh anak yang dapat melukai bahkan
menyebabkan kematian. Bagaimanapun orang tua merupakan pihak yang paling bertanggung
jawab terhadap kebutuhan dan keselamatan anak, sehingga mereka harus memahami
karakteristik dan perilaku anak serta menyadari potensi bahaya yang dapat menimbulkan
kecelakaan.
Di bawah ini adalah upaya-upaya pencegahan kecelakaan yang dapat dilakukan sesuai
dengan tahap usia anak (Wong, 2004):
1) Menghindari aspirasi: Simpan pada tempat yang aman dan tidak terjangkau atau buang
benda-benda yang berpotensi menyebabkan aspirasi seperti bedak, kancing, permen, biji-
bijian dan sebagainya.
2) Jatuh : beri pengaman tempat tidur saat bayi/anak sedang tidur, usahakan anak duduk di
kursi khusus atau tidak memakai kursi tinggi, usahakan ujung benda seperti meja dan kursi
tidak tajam.
3) Luka bakar : cek air mandi sebelum dipakai, simpan air panas di tempat yang aman dan
tidak terjangkau oleh anak. Jangan merokok di dalam rumah atau dekat dengan anak/bayi.
Tempatkan peralatan listrik jauh dari jangkauan bayi dan gunakan pengaman.
4) Keracunan : simpan bahan toxic dilemari/tempat yang aman yang mengandung zat kimia
tidak terpakai seperti baterai ke tempat yang jauh dari jangkauan anak/bayi.
Kecelakaan terjadi biasanya karena anak kurang menyadari potensi bahaya seperti: obyek
panas, benda tajam. Pencegahannya yaitu :
1) Mengontrol lingkungan.
d. Usia Remaja
a) Kecelakaan lalu lintas terutama kendaraan bermotor yang dapat mengakibatkan fraktur,
cedera kepala.
c) Penggunaan alat pengaman yang sesuai seperti helm sesuai standar, penggunaan sabuk
keselamatan.
3.1 Kesimpulan
Anak adalah seseorang yang belum mencapai umur 21 tahun dan belum pernah
menikah/kawin, sehat adalah sehat badan, rohani (mental), bukan hanya sebatas dari
penyakit-penyakit, cacat, dan kelemahan. Sehat berarti terbebas dari segala penyakit. Sehat
adalah sehat badan, rohani (mental), dan sosial, bukan hanya sebatas dari penyakit-penyakit,
cacat, dan kelemahan. Jadi, pengertian dari anak sehat yaitu suatu keadaan atau kondisi anak
yang normal baik badan serta bagian-bagiannya yang terbebas dari penyakit sehingga dapat
melakukan suatu kegiatan tanpa hambatan fisik maupun psikis (mental, emosional, sosial,
ekonomi, dan spiritual).
3.2 Saran
Demikian pembahasan dari makalah kami, semoga bermanfaat bagi pembaca dan kami
menyadari jika makalah kami masih jauh dari kesempurnaan maka dari itu kami meminta
saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca untuk memaksimalkan pembuatan
makalah selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Lufianti, A., Anggraeni, L. D., Saputra, M. K. F., Susilaningsih, E. Z., Elvira, M., Fatsena, R.
A & Novariza, R. (2022). “Ilmu Dasar Keperawatan Anak”. Pradina Pustaka.