Anda di halaman 1dari 14

KONSEP KEPERAWATAN ANAK SEHAT

Disusun Oleh :

Kelompok 2

Adinda Lestari Pasisingi 751440122035

Fitriyansa Hulopi 751440122042

Mutiara Dg. Burhan 751440122049

Riskawati Djuma 751440122055

Vivi Rahmawaty Kasim 751440122061

PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN

POLITEKNIK KESEHATAN GORONTALO

2024
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena telah melimpahkan
rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan, sehingga kami bisa menyelesaikan
makalah yang berjudul “KONSEP KEPERAWATAN ANAK SEHAT” ini dengan baik.
Tidak lupa kami ucapkan terimakasih kepada Ibu Suwarly Mobiliu, S.Kp, M.Kep selaku
dosen pengampu pada Mata Kuliah Keperawatan Medikal Bedah II yang telah membimbing
kami dalam pengerjaan tugas makalah.

Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarrya kepada semua pihak yang
telah membantu dalam penyusunan makalah ini, semoga bantuannya mendapat balasan yang
setimpal dari Allah SWT.

Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca.
Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
sehingga kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

Gorontalo, 16 Januari 2024

Kelompok 2
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keperawatan anak merupakan salah satu bagian penting dari keperawatan.


Keperawatan anak atau pediatri muncul sebagai kekhususan dalam menanggapi
meningkatnya kesadaran bahwa masalah kesehatan anak berbeda dengan orang dewasa dan
bahwa respon anak terhadap sakit dan stres berbeda-beda sesuai dengan umurnya (Nelson,
2007).

Di Indonesia anak dipandang sebagai pewaris keluarga, yaitu penerus keluarga yang
kelak akan melanjutkan nilai – nilai dari keluarga serta dianggap sebagai seseorang yang bisa
memberikan perawatan dan perlindungan ketika kedua orang tua sudah berada pada tahap
lanjut usia (jaminan hari tua). Anak masih dianggap sebagai sumber tenaga murah yang dapat
membantu ekonomi keluarga. Keberadaan anak dididik menjadi pribadi yang mandiri. Untuk
itu keperawatan anak harus mengenal keluarga sebagai tempat tinggal atau sebagai konstanta
tetap dalam kehidupan anak yang dapat mempengaruhi status kesehatan anak.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa definisi dari konsep tumbuh kembang anak?
2. Bagaimana tahapan pertumbuhan dan perkembangan anak?
3. Bagaimana pola pertumbuhan dan perkembangan anak?
4. Apa saja faktor faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkmbangan anak?
5. Bagaimana konsep keamanan dan pencegahan kecelakaan pada anak (Anticipatory
Guidance) ?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui definisi dari konsep tumbuh kembang anak
2. Untuk mengetahui tahapan pertumbuhan dan perkembangan anak
3. Untuk mengetahui pola pertumbuhan dan perkembangan anak
4. Untuk mengetahui faktor faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkmbangan
anak
5. Untuk mengetahui konsep keamanan dan pencegahan kecelakaan pada anak
(Anticipatory Guidance)
1.4 Manfaat Penulisan
1. Hasil penulisan ini dapat menambah informasi mengenai Konsep Keperawatan
Anak Sehat bagi pembaca
2. Hasil penulisan ini di harapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
bagi penulis dan menjadi sebuah pengalaman dalam menyusun makalah
BAB II
TINJAUAN TEORI

Konsep Keperawatan Anak Sehat

Setiap anak berhak mendapatkan kesehatan untuk proses perkembangan dan


pertumbuhannya. Karna dengan kesehatan anak bisa melakukan apa yang dia mau,
beraktivitas dengan lancar dan baik, berfikir secara rasional, dan dapat berkonsentrasi dalam
belajarnya. Sehat yaitu suatu keadaan atau kondisi yang normal baik badan serta bagian-
bagiannya yang terbebas dari penyakit sehingga dapat melakukan suatu kegiatan tanpa
hambatan fisik maupun psikis (mental, emosional,sosial, ekonomi, dan spiritual).

2.1 Konsep Tumbuh kembang Anak


A. Definisi
Pertumbuhan didefinisikan sebagai peningkatan ukuran konstan yang tidak dapat diubah,
dan perkembangan didefinisikan sebagai pertumbuhan kapasitas psikomotorik. Kedua
proses tersebut sangat bergantung pada faktor genetik, nutrisi, dan lingkungan. Pertumbuhan
adalah peningkatan jumlah ukuran fisik seseorang yang dapat diukur dan diamati (kuantitas
fisik). Perkembangan adalah suatu perubahan yang dialami individu dari fungsi yang
sederhana menjadi rumit (kualitas) yang dihasilkan dari proses pematangan
dan pembelajaran (Balasundaram & Avulakunta, 2022).

Pertumbuhan dan perkembangan merupakan satu proses dinamis yang mencakup beberapa
perubahan yang saling berkesinambungan dan terjadi selama hidup seseorang. Leifer (2019)
mengemukakan pertumbuhan sebagai sesuatu yang dapat diukur, diamati dan dipelajari. Hal
ini dilakukan dengan membandingkan tinggi badan, berat badan, peningkatan kosakata,
keterampilan fisik, dan parameter lainnya (Leifer , 2019).

B. Tahapan Pertumbuhan dan Perkemangan


Ada beberapa tahapan pertumbuhan dan perkembangan pada masa anak. Menurut
Hockenberry, Wilson, dan Rodgers (2017) tahapan tersebut yakni :

1. Masa Prenatal : Konsepsi hingga kelahiran


Tingkat pertumbuhan yang cepat dan ketergantungan total menjadikan tahap ini sebagai
salah satu yang paling penting dalam proses perkembangan. Perawatan prenatal yang baik
dapat meningkatkan kesehatan. Masa prenatal merupakan masa di mana terjadinya
pertumbuhan dan perkembangan awal manusia hinga kelahiran, terjadi sejak masa konsepsi
hingga janin berkembang menjadi bentuk sempurna dan siap untuk lahir ke dunia.

2. Masa Bayi: Usia Lahir hingga 12 Bulan


Masa bayi merupakan masa perkembangan motorik, kognitif, dan sosial. Bulan pertama
kehidupan seorang bayi merupakan periode kehidupan kritis, karena bayi dan juga orang tua
berada pada tahap adaptasi/penyesuaian.

3. Anak Usia Dini: 1 hingga 6 Tahun


Pada periode ini, perkembangan motorik terus berlanjut. Capaian kemampuan berbahasa
semakin meningkat, hubungan sosial lebih luas. Selain itu, anak mampu mempelajari
standar peran, mengembangkan tingkat kemandirian, dan mulai mengembangkan konsep
diri.

4. Periode Kanak-Kanak Pertengahan: usia 6 hingga 11 atau 12 Tahun


Sering disebut sebagai usia sekolah. Periode perkembangan ini merupakan periode dimana
anak-anak mulai berpusat pada hubungan teman sebaya.

C. Pola Pertumbuhan dan Perkembangan


Pada pertumbuhan dan perkembangan terdapat pola yang berkelanjutan, teratur, progresif
dan dapat diprediksi. Pola ini bersifat universal dan mendasar bagi semua individu, dimana
individu memiliki cara dan waktu yang unik untuk menyelesaikannya. Beberapa pola/prinsip
pertumbuhan dan perkembangan :
1) Pola Arah
a. Chepalocaudal
Perkembangan chepalocaudal berasal dari kepala hingga ujung kaki. Artinya, perkembangan
kepala dan otak lebih dulu daripada bagian tubuh lainnya. Prinsip cephalocaudal mengacu
pada pola umum perkembangan yang terlihat pada tahun-tahun awal perkembangan
khususnya mulai dari masa bayi hingga masa batita (Santoz & Noggle, 2011).
b. Proximodistal
Prinsip ini terlihat dalam koordinasi motorik, misalnya gerakan yang dapat dilakukan
seorang anak. Secara bertahap, anak belajar mengendalikan otot-otot (Leifer, 2019).
2) Pola Berurutan
Dalam semua dimensi pertumbuhan dan perkembangan terdapat tahapan yang dapat di
prediksi secara pasti. Misalnya, bayi/anak yang mulai merangkak, merayap, berdiri, berjalan
hingga sampai berbicara (Husain, 2021).

D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan


Pertumbuhan dan perkembangan dipengaruhi oleh banyak factor menurut (Leifer, 2019) :
1. Faktor Herediter
Faktor herediter memainkan peran utama dalam pertumbuhan dan perkembangan. Sifat dan
karakteristik bawaan, yang diturunkan dari orang tua kepada anak-anaknya, diantaranya:
warna mata, warna rambut, dan kemiripan fisik lainnya.
2. Kecerdasan
Kecerdasan dimiliki sejak lahir. Anak yang dilahirkan dengan tingkatkecerdasan yang
rendah tidak akan mencapai prestasi yang cemerlangwalaupun stimulus yang tinggi
diberikan oleh lingkungan.
3. Lingkungan
Lingkungan mengacu pada kondisi eksternal yang mempengaruhi perkembangan seorang
anak, lingkungan memberikan pengalaman kepada anak. Kecerdasan memiliki peranan
penting dalam perkembangan sosial dan mental. Kecerdasan potensil seorang anak
diwariskan dari orang tuanya tetapi sangat dipengaruhi oleh lingkungan.
4. Pengaruh Emosi
Anak belajar dari orang tua untuk dapat memenuhi kebutuhan dasarnyasendiri. Anak belajar
mengekspresikan perasaan dan emosinya denganmeniru perilaku orang tua.

2.2 Konsep Keamanan dan Pencegahan Kecelakaan Pada Anak


(Anticipatory Guidance)

Anticipatory berarti antisipasi, guidance berarti petunjuk. Jadi petunjuk antisipasi dapat
diartikan sebagai petunjuk-petunjuk yang perlu diketahui terlebih dahulu agar orang tua dapat
mengarahkan dan membimbing anaknya secara bijaksana sehingga anak dapat tumbuh dan
berkembang secara normal (Nursalam, 2005). Anticipatory guidance juga merupakan suatu
upaya yang dilakukan oleh perawat dalam membimbing orang tua tentang tahapan
perkembangan anak sehingga orang tua sadar akan apa yang terjadi dan mengetahui apa yang
harus dilakukan untuk memenuhi kebutuhan sesuai dengan tahapan usia anak. Bimbingan
antisipasi bagi orang tua akan berbeda untuk setiap tahap usia anak karena disesuaikan
dengan karakteristiknya (Wong, 2004) :
A. Usia Bayi
1) 6 bulan pertama
Ajarkan perawatan bayi dan bantu orang tua untuk memahami kebutuhan dan respons bayi
b) Bantu orang tua untuk memenuhi kebutuhan stimulasi bayi
c) Tekankan kebutuhan imunisasi
d) Persiapkan untuk pengenalan makanan padat

2) 6 bulan kedua
a) Siapkan orang tua akan respons stranger anxiety (takut pada orang asing) dari anak.
b) Bimbing orang tua mengenai disiplin karena peningkatan mobilitas bayi.
c) Ajarkan pencegahan cedera karena peningkatan keterampilan motorik anak dan rasa
keingintahuannya.

B. Usia toddler (1-3 tahun)


a) Menyiapkan orang tua untuk mengantisipasi adanya perubahan tingkah laku.
b) Dorong orang tua untuk melakukan penyapihan secara bertahap dan peningkatan
pemberian makanan padat.
c) Adanya jadwal waktu makan yang rutin.
d) Pencegahan bahaya kecelakaan yang potensial terjadi terutama di rumah, kendaraan
bermotor, keracunan, jatuh.

e) Mendiskusikan kesiapan fisik dan psikologis anak untuk toilet training. Toilet training
adalah suatu usaha untuk melatih anak agar mampu mengontrol dalam melakukan buang air
kecil atau buang air besar. Toilet training secara umum dapat dilaksanakan pada setiap anak
yang sudah mulai memasuki fase kemandirian.

f) Mendiskusikan kebutuhan anak untuk dilibatkan dalam kegiatan dengan cara meniru.

C. Usia Prasekolah
Bimbingan terhadap orang tua selama usia prasekolah di antaranya adalah:
1). Usia 3 – 4 Tahun
a) Menganjurkan orang tua untuk meningkatkan minat anak.
b) Menekankan pentingnya batas-batas/peraturan-peraturan.
c) Perlunya perhatian ekstra pada anak.
d) Perilaku lebih agresif termasuk aktivitas motorik dan bahasa.

D. Usia Sekolah

Bimbingan yang dapat dilakukan pada orang tua untuk anak usia sekolah di antaranya adalah:
1) Usia 5 - 12 tahun

a) Bantu orang tua untuk memahami kebutuhan sosialisasi dengan cara mendorong anak
berinteraksi dengan temannya.

b) Ajarkan pencegahan kecelakaan dan keamanan.

c) Siapkan orang tua akan peningkatan ketertarikan anak keluar rumah.

d) Dorong orang tua untuk menghargai kebutuhan anak akan privacy

e) Menekankan untuk mendorong kebutuhan akan kemandirian.

E. Usia Remaja

1) Hargai ide-idenya, kesukaan dan ketidaksukaan serta harapannya.

2) Berikan batasan yang jelas dan masuk akal.

3) Hargai privasi

4) Gunakan pertemuan keluarga untuk merundingkan masalah dan menentukan aturan-aturan.

5) Orangtua juga harus menyadari bahwa anak ingin mandiri, sensitif terhadap perasaan dan
perilaku yang mempengaruhinya, teman- temannya merupakan hal yang sangat penting dan
memandang segala sesuatu sebagai baik atau buruk.

Pencegahan Kecelakaan Pada Anak

Kecelakaan merupakan peristiwa yang sering dialami oleh anak yang dapat melukai bahkan
menyebabkan kematian. Bagaimanapun orang tua merupakan pihak yang paling bertanggung
jawab terhadap kebutuhan dan keselamatan anak, sehingga mereka harus memahami
karakteristik dan perilaku anak serta menyadari potensi bahaya yang dapat menimbulkan
kecelakaan.

Di bawah ini adalah upaya-upaya pencegahan kecelakaan yang dapat dilakukan sesuai
dengan tahap usia anak (Wong, 2004):

a. Masa Bayi dan Masa Toddler


Jenis kecelakaan yang biasa terjadi di antaranya adalah aspirasi benda asing (terutama benda-
benda kecil seperti kancing, kacang-kacangan, biji buah, dan sebagainya), jatuh, luka bakar

Pencegahan yang sebaiknya dilakukan:

1) Menghindari aspirasi: Simpan pada tempat yang aman dan tidak terjangkau atau buang
benda-benda yang berpotensi menyebabkan aspirasi seperti bedak, kancing, permen, biji-
bijian dan sebagainya.

2) Jatuh : beri pengaman tempat tidur saat bayi/anak sedang tidur, usahakan anak duduk di
kursi khusus atau tidak memakai kursi tinggi, usahakan ujung benda seperti meja dan kursi
tidak tajam.

3) Luka bakar : cek air mandi sebelum dipakai, simpan air panas di tempat yang aman dan
tidak terjangkau oleh anak. Jangan merokok di dalam rumah atau dekat dengan anak/bayi.
Tempatkan peralatan listrik jauh dari jangkauan bayi dan gunakan pengaman.

4) Keracunan : simpan bahan toxic dilemari/tempat yang aman yang mengandung zat kimia
tidak terpakai seperti baterai ke tempat yang jauh dari jangkauan anak/bayi.

5) Jangan biarkan anak main tanpa pengawasan.

c. Pra Sekolah dan Usia Sekolah

Kecelakaan terjadi biasanya karena anak kurang menyadari potensi bahaya seperti: obyek
panas, benda tajam. Pencegahannya yaitu :

1) Mengontrol lingkungan.

2) Mendidik anak terhadap keamanan dan potensial bahaya.

3) Mengamankan tempat-tempat yang secara potensial dapat membahayakan anak.

d. Usia Remaja

Jenis kecelakaan yang sering terjadi pada usia ini adalah:

a) Kecelakaan lalu lintas terutama kendaraan bermotor yang dapat mengakibatkan fraktur,
cedera kepala.

b) Cedera karena olah raga.


Oleh karena itu perlu diberikan pemahaman kepada remaja tentang:

a) Petunjuk dalam penggunaan kendaraan bermotor

b) Ada negosiasi antara orang tua dengan remaja.

c) Penggunaan alat pengaman yang sesuai seperti helm sesuai standar, penggunaan sabuk
keselamatan.

d) Melakukan latihan fisik yang sesuai sebelum melakukan olah raga


BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Anak adalah seseorang yang belum mencapai umur 21 tahun dan belum pernah
menikah/kawin, sehat adalah sehat badan, rohani (mental), bukan hanya sebatas dari
penyakit-penyakit, cacat, dan kelemahan. Sehat berarti terbebas dari segala penyakit. Sehat
adalah sehat badan, rohani (mental), dan sosial, bukan hanya sebatas dari penyakit-penyakit,
cacat, dan kelemahan. Jadi, pengertian dari anak sehat yaitu suatu keadaan atau kondisi anak
yang normal baik badan serta bagian-bagiannya yang terbebas dari penyakit sehingga dapat
melakukan suatu kegiatan tanpa hambatan fisik maupun psikis (mental, emosional, sosial,
ekonomi, dan spiritual).

Upaya pembinaan kesehatan anak mencakup pemenuhan kebutuhan primer sejak


didalam kandungan sampai remaja dengan mengkaji tumbuh kembang anak, pemberian
makanan bergizi pada anak, mulai dari bayi sampai remaja. Pertumbuhan dan perkembangan
merupakan satu proses dinamis yang mencakup beberapa perubahan yang saling
berkesinambungan dan terjadi selama hidup seseorang. Anticipatory guidance juga
merupakan suatu upaya yang dilakukan oleh perawat dalam membimbing orang tua tentang
tahapan perkembangan anak sehingga orang tua sadar akan apa yang terjadi dan mengetahui
apa yang harus dilakukan untuk memenuhi kebutuhan sesuai dengan tahapan usia anak.
Kecelakaan merupakan peristiwa yang sering dialami oleh anak yang dapat melukai bahkan
menyebabkan kematian sehingga peran orang tua harus memahami karakteristik dan perilaku
anak serta menyadari potensi bahaya yang dapat menimbulkan kecelakaan.

3.2 Saran

Demikian pembahasan dari makalah kami, semoga bermanfaat bagi pembaca dan kami
menyadari jika makalah kami masih jauh dari kesempurnaan maka dari itu kami meminta
saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca untuk memaksimalkan pembuatan
makalah selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA

Sehat, Konsep Keperawatan Anak. (2021). "Keperawatan Anak Berbasis


Riset”. Keperawatan Kesehatan Anak Berbasis Teori dan Riset :39.

Lufianti, A., Anggraeni, L. D., Saputra, M. K. F., Susilaningsih, E. Z., Elvira, M., Fatsena, R.
A & Novariza, R. (2022). “Ilmu Dasar Keperawatan Anak”. Pradina Pustaka.

Nelson. (2007). Ilmu kesehatan anak edisi 15 vol 2. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai