Anda di halaman 1dari 22

KETERAMPILAN DASAR PENDIDIKAN DISEKOLAH DASAR

“ PERKEMBANGAN ANAK SEKOLAH DASAR”

Dosen pengampu : lidya simanihuruk, s.pd, M.pd

Disusun oleh :

Kelompok 6

Dian anggraini ( 1221151017 )


Fitri oktavia silalahi ( 1223151019 )
Septia wanda sari ( 1221151019 )
Azzah jihan zafirah ( 1221151021 )

PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BI,BINGAN


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat allah swt tuhan yang maha esa atas segala rahmat-nya sehingga
makala dengan judul “ perkembangan anak sekolah dasar” dapat tersusun hingga selesai.

Terimakasih juga kepada dosen pengampu mata kuliah ini “ lidya simanihuruk, spd.
M.pd yang telah memberikan arahan dalam pemgajaran makala ini. Tidak lupa juga kami
mengucapkan banyak terimakasi atas bantuan dari pihak yang telah berkontrubusi dengan
memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya . penyusunan makala ini
bertujuan untuk memenuhi nilai tugas mata kuliah ketrampilan dasar pendidikan di
sekolah dasar. Selain itu, pembuatan makala ini juga bertujuan agar menambah
pengetauan dan wawasan bagi para pembaca.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman maka kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makala ini. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan kiritik dan
saran yang membangun dari pembaca dan kesempurnaan makala ini. Akhir kata semoga
makala ini dapat berguna bagi para pembaca.

Medan,18 oktober 2022

Kelompok 6
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………….........................i
DAFTAR ISI………………………………………………………..................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN…………………………………………...................................1

1.1 latar belakang masalah………………………………………………………………1


1.2 rumusan masalah……………………………………………………….....................1
1.3 tujuan……………………………………………………………...............................1

BAB II PERKEMBANGAN ANAK SEKOLAH DASAR………………………………..1

2.1 pengertian dan perkembangan……………………………………………………..2

2.2 pengertian sekolah dasar…………………………………………….......................3

2.3 perkembangan pada anak sd………………………………………………………..4

BAB III PENUTUP………………………………………………………….........................4

3.1 keseimpulan…………………………………………………………………………5

3.2 saran…………………………………………………………………………………5

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………...6
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

Perkembangan adalah perubahan yang sistimatis, progresif, dan berkesinambungan dalam diri
individu sejak lahir hingga akhir hayatnya. Perubahan tersebut dijalani setiap individu khususnya
sejak lahir hingga mencapai kedewasaan atau kematangan. Sistimatis mengandung makna bahwa
perkembangan itu dalam makna normal jelas urutannya. Progresif bermakna perkembangan itu
merupakan metamorfosis menuju kondisi ideal Berkesinambungan bermakna ada konsistensi
laju perkembangan itu sampai dengan tingkat optimum yang bisa dicapai. Bisa pula istilah
perkembangan merujuk bagaimana orang tumbuh, menyesuaikan diri dan berubah sepanjang
perjalanan hidup mereka, melalui perkembangan fisik, perkembangan kepribadian,
perkembangan sosioemosional, perkembangan kognitif, dan perkembangan bahasa.

Selama perjalan kehidupan, manusia mengalami perubahan-perubahan yang menakjubkan.


Kebanyakan perubahan ini terlihat jelas, anak-anak tumbuh makin besar, lebih cerdas, lebih
mahir secara sosial dan seterusnya. Namun banyak aspek perkembangan tidak tampak begitu
jelas. Masing-masing anak berkembang dengan cara yang berbeda, dan perkembangan juga
sangat dipengaruhi oleh budaya, pengalaman, pendidikan, dan faktor-faktor yang lain.

Anak-anak bukanlah orang dewasa kecil. Mereka berpikir dengan berbeda, mereka melihat
dunia ini dengan berbeda, dan mereka hidup dengan prinsip-prinsip moral dan etika yang
berbeda dari orang dewasa. Masing-masing anak dipandang sebagai orang yang unik dengan
pola waktu pertumbuhan masing-masing. Dalam proses pendidikan kurikulum dan pengajaran
idealnya harus tanggap dari perbedaan yang dimiliki setiap anak, baik dalam kemampuan dan
minat. Tingkat kemampuan, perkembangan, dan gaya belajar yang berbeda sudah harus
diperkirakan, diterima dan digunakan untuk merancang kurikulum. Anak-anak diharapkan untuk
maju dengan keceptan mereka sendiri dalam mempelajari kemampuan-kemampuan yang
penting, termasuk kemampuan menulis, membaca, mengeja, matematika , ilmu-ilmu sosial, ilmu
pengetahuan alam, seni, musik, kesehatan, dan kegiatan fisik. Mereka harus berkembang sesuai
dengan kecerdasan yang mereka miliki.

Meskipun alam telah memberikan peluang yang besar dalam proses perkembangan manusia,
akan tetapi peluang itu akan banyak tergantung pada apa yang dipelajarinya. Dengan belajar
itulah manusia dapat menyelesaikan berbagai masalah kehidupannya. Di samping itu,
masyarakat makin lama makin maju sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, maka manusia ditantang untuk terus menerus belajar dalam menyesuaikan diri dengan
perubahan dan tantangan yang terjadi. Keberhasilan dalam proses pembelajaran akan membawa
kepada keadaan kebahagian hidup, dan sebaliknya proses pembelajaran yang tidak efektif akan
berpengaruh pada proses perkembangan.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. apa saja tugas perkembangan pada masa sekolah dasar ?

2. bagaimana karakteristik perkembangan pada anak usia sekolah dasar ?

1.3 TUJUAN

1. untuk mengetahui apa saja tugas perkembangan yang ada pada masa anak usia pada sekolah
dasar

2. untuk dapat memahami bagaimana karakteristik yang ada pada masa anak usia sekolah dasar

BAB 11

PENGERTIAN DAN PERKEMBANGAN

2.1 pengertian dan perkembangan pada masa sekolah dasar

Perkembangan Fisik

Perkembangan fisik peserta didik usia SD/MI meliputi pertumbuhan tinggi dan berat badan.
Perubahan proporsi atau perbandingan antar bagian tubuh yang membentuk postur tubuh,
pertumbuhan tulang, gigi, otot, dan lemak. Pertumbuhan dan perkembangan fisik anak
menentukan ketrampilan anak bergerak. Pertumbuhan dan perkembangan mempengaruhi cara
memandang dirinya sendiri dan orang lain, yang berdampak dalam melakukan penyesuaian
dengan dirinya dan orang lain.

a. Faktor yang mempengaruhi perkembangan fisik

Pertumbuhan fisik peserta didik usia SD/MI lebih lambat dibandingkan dengan tingkat
pertumbuhan masa sebelumnya (masa bayi dan TK awal) dan sesudahnya (masa puber dan
remaja). Jadwal waktu pertumbuhan fisik tiap anak tidak sama, ada yang berlangsung cepat,
sedang atau lambat. Banyak faktor yang mempengaruhi perkembangan fisik anak antara lain:

Pengaruh keluarga

a. Faktor keturunan
Membuat anak menjadi gemuk dari pada anak lainnya. Perbedaan ras suku bangsa (orang
Amerika, Eropa, dan Australia cenderung lebih tinggi dari pada orang Asia).

b. Faktor lingkungan

Akan membantu menentukan tercapai tidaknya perwujudan potensi keturunan anak tersebut.
Lingkungan lebih banyak pengaruhnya terhadap berat tubuh daripada tinggi tubuh.

c. Jenis Kelamin

Anak laki-laki cenderung lebih tinggi dan lebih berat dibandingkan dengan anak perempuan,
kecuali pada usia 12-15 tahun.

d. Gizi dan kesehatan

Anak yang memperoleh gizi cukup biasanya lebih tinggi tubuhnya dan relatif lebih cepat
mencapai masa puber dibandingkan dengan anak yang bergizi kurang.

Anak yang sehat dan jarang sakit biasanya mempunyai tubuh sehat dan lebih berat dibanding
dengan anak yang sering sakit.

e. Status sosial dan ekonomi

Fisik anak dari kelompok ekonomi rendah cenderung lebih kecil dibandingkan dengan keluarga
ekonomi cukup atau tinggi.

Keadaan status ekonomi mempengaruhi peran keluarga dalam memberi makan, gizi dan
pemeliharan kesehatan serta kegiatan pekerjaan yang dilakukan anak.

f. Gangguan Emosional

Anak yang sering mengalami gangguan emosional akan menyebabkan terbentuknya steroid
adrenalin yang berlebihan. Hal ini menyebabkan berkurangnya hormon pertumbuhan pada
kelenjar pituitary, akibatnya anak mengalami keterlambatan perkembangan memasuki masa
puber. Bagi anak usia SD atau MI, reaksi yang diperlihatkan orang lain terutama oleh teman-
teman sebayanya terhadap ukuran dan proporsi tubuhnya mempunyai makna penting. Apabila
ukuran-ukuran dan proporsi tubuh anak berbeda jauh dengan teman sebayanya anak akan merasa
kelainan, tidak mampu dan rendah diri.
2. Perkembangan Intelek

a. Struktur pengetahuan

Pengertian kognitif meliputi aspek struktur intelek yang dipergunakan untuk mengetahui sesuatu,
dan dalamnya terdapat aspek: persepsi, ingatan, pikiran, simbol, penalaran, dan pemecahan
persoalan. Perkembangan kognitif merupakan proses dan hasil individu dengan lingkungannya.

Selain itu, struktur pengetahuan juga menjelaskan tentang tingkat kecerdasan peserta didik pada
usia SD. Dengan adanya beberapa kecerdasan tiap individu, maka memungkinkan terjadinya
kecerdasan ganda (multiple intelligence), sehingga perlu diadakannya semacam tes untuk
mengetahui tingkat intelegensi tiap individu yang biasa disebut dengan IQ (Intelligence
Quotient). IQ merupakan hasil bagi usia mental dengan usia kronologis atau kalender dikalikan
seratus. Dengan berpegang pada satuan ukuran IQ, maka kecerdasan dikategorikan dalam tabel
berikut (Sukmadinata, 2003):

IQ Kategori 140-…… Genius

130-139 Sangat cerdas

120-129 Cerdas

110-119 Di atas normal

90-109 Normal

80-89 Di bawah normal

70-79 Bodoh

50-69 Debil

25-49 Imbecil .-25 Idiot

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan intelek

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan intelek peserta didik usia SD atau MI,

1. Kondisi organ penginderaan sebagai saluran yang dilalui pesan indera dalam perjalanannya ke
otak (kesadaran).

2. Intelegensi mempengaruhi kemampuan anak untuk mengerti dan memahami sesuatu.

3 Kesempatan belajar yang diperoleh anak.

4. Tipe pengalaman yang didapat anak secara langsung akan berbeda jika anak mendapat
pengalaman seara tidak langsung dari orang lain atau informasi dari buku.
5. Jenis kelamin karena pembentukan konsep anak laki-laki atau perempuan telah dilatih sejak
kecil dengan cara yang sesuai dengan jenis kelamin.

6. Kepribadian pada anak dalam memandang kehidupan dan menggunakan suatu kerangka acuan
berinteraksi dengan orang lain dan lingkungan.

Perkembangan Afektif

Anak mulai mampu berpikir deduktif, bermain dan belajar menurut peraturan yang ada. Dimensi
psikososial yang rnuncul pada masa ini adalah: sense of industry, sense of inferiority Anak
didorong untuk membuat, melakukan dan mengerjakan dengan benda-benda yang praktis. dan
mengerjakannya sampai selesai sehingga menghasilkan sesuatu. Berdasarkan hasilnya mereka
dihargai dan di mana perlu diberi hadiah. Dengan demikian rasa/sifat ingin menghasilkan sesuatu
dapat dikembangkan. Pada usia sekolah dasar ini dunia anak bukan hanya lingkungan rumah saja
melainkan mencakup juga lembaga-lembaga lain yang mempunyai peranan penting dalam
perkembangan individu. Pengalaman-pengalaman sekolah anak mempengaruhi industry dan
inferiority anak. Anak dengan IQ 80 atau 90 akan mempunyai pengalaman sekolah yang kurang
memuaskan walaupun sifat indtistri dipupuk dan dikembangkan di ruitiah. Ini dapat
menimbulkan rasa inferiority (rasa tidak mampu). Keseimbangan industry dan inferiority bukan
hanya bergantung kepada orang tuanya, tetapi dipengaruhi pula oleh orang-orang dewasa lain
yang berhubungan dengan anak itu.

2.2 PENGERTIAN SEKOLAH DASAR

Pengertian pendidikan di sekolah dasar mempunyai makna yang sama dengan devinisi yang
terurai di atas, namun saja letak audience atau siswanya saja yang membedakannya. Artinya,
bahwa pendidikan di sekolah dasar titik tekannya terpusat pada siswa kelas dasar antara kelas 1
sampai dengan kelas 6 yang ketentuan materi dan pokok bahasannya diatur tersendiri dalam
GBPP (Garis-garis Besar Program Pengajaran). Sehingga pendidikan di sekolah dasar dengan
ruang lingkupnya mencakup materi ke SD-an yang diselenggarakan sepanjang hayat sebagai
pendidikan lanjutan dengan tujuan yang sama seperti uraian pada Undang-undang No. 20 tahun
2003 tentang sistem pendidikan.

Tujuan pendidikan nasional adalah mengarahkan berkembangnya potensi siswa agar


menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
memiliki tanggung jawab. Sedangkan tujuan pendidikan sekolah dasar adalah meletakkan dasar
kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan
mengikuti pendidikan lebih lanjut. dengan demikian siswa dapat memiliki dan menanamkan
sikap budi pekerti terhadap sesama.
Dalam amandemen, dijelaskan bahwa Tujuan Pendidikan Nasional yang meliputi tentang tujuan
pendidikan di sekolah dasar, dalam Undang-undang Dasar 1945 disebutkan sebagaimana berikut.

(1). Pasal 31, ayat 3 menyebutkan, “Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu
sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketaqwaan serta akhlak mulia
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang”, (2). Pasal
31, ayat 5 menyebutkan, “Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan
menunjang tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta
kesejahteraan umat manusia”.

Tujuan pendidikan di sekolah dasar, seperti pada tujuan pendidikan nasional, yang juga telah
tertuang dalam Undang-undang No. 20 Tahun 2003 adalah seperti pada penjabaran dalam
Undang-undang Dasar 1945 Pasal 3 menyebutkan, “Pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi siswa
agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab”.

Dari kutipan Undang-undang tersebut di atas sebagaimana landasannya, maka tujuan


pendidikan di sekolah dasar sendiri dapat diuraikan meliputi beberapa hal yaitu, (1). Beriman
dan bertaqwa terhadap TuhanNya, (2). Mengarahkan dan membimbing siswa ke arah situasi
yang berpotensi positif, berjiwa besar, kritis,cerdas dan berakhlak mulia, (3). Memiliki rasa cinta
tanah air, bangga dan mampu mengisi hal yang bertujuan membangun diri sendiri bangsa dan
negara, (4). Membawa siswa sekolah dasar mampu berprestasi ke jenjang selanjutnya.

Inti pokok pendidikan sekolah dasar, berupaya menanamkan keimanan terhadap Tuhan sesuai
dengan agama masing-masing yang dianutnya. Dengan harapan tentunya siswa dapat
menanamkan sikap yang berakhlak, sopan dan santun antar sesama umat manusia tanpa
membedakan ras, suku, dan agama. Sehingga pada akhirnya siswa dapat menjadi individu yang
bertanggung jawab, cakap, berdedikasi tinggi terhadap bangsa dan negaranya. Pengertian
pendidikan di sekolah dasar benar-benar mendidik dan menumbuhkembangkan ilmu
pengetahuan pada siswa di sekolah dasar untuk memiliki sikap kebersamaan dalam upaya
mencetak generasi muda yang bertanggung jawab.

LATAR BELAKANG PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR


Pendidikan di sekolah dasar merupakan lembaga yang dikelola dan diatur oleh pemerintah
yang bergerak di bidang pendidikan yang diselenggarakan secara formal yang berlangsung
selama 6 tahun dari kelas 1 sampai kelas 6 untuk anak atau siswa-siswi di seluruh indonesia
tentunya dengan maksud dan tujuan yang tidak lain agar anak indonesia menjadi seorang
individu yang telah diamanatkan atau yang sudah dicita-citakan dalam Undang-undang Dasar
1945. Dalam pelaksanannya, pendidikan di sekolah dasar diberikan kepada siswa dengan
sejumlah materi atau mata pelajaran yang harus dikuasainya. Mata pelajaran tersebut antara lain
seperti pendidikan agama (diberikan sesuai dengan agama dan kepercayaan siswa masing-
masing, yaitu agama islam, kristen, katolik, hindu, dan bhuda), pendidikan kewarganegaraan,
bahasa indonesia, ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial, matematika, pendidikan
jasmani dan olahraga, seni budaya dan kerajinan, serta ditambah dengan mata pelajaran yang
bersifat muatan lokal pilihan yang disesuaikan dengan daerah masing-masing yaitu seperti mata
pelajaran bahasa inggris, bahasa daerah (sesuai dengan daerah masing-masing), dan baca tulis
alquran. Pemberian materi yang bersifat lokal dimaksudkan agar budaya dan tradisi di daerah
mereka (siswa) tidak terkikis oleh perkembangan budaya asing atau budaya-budaya baru yang
hadir di lingkungan siswa. Sehingga dengan demikian, penanaman budaya lokal di setiap daerah
di seluruh indonesia tetap lestari dan terjaga keasliannya sebagai aset bangsa sebagai bangsa
yang kaya akan keberagaman budaya.

Dengan keanekaragaman budaya yang dimiliki bangsa indonesia itulah maka latar
belakang pendidikan di sekolah dasar indonesia mengacu pada akar budaya bangsa, dimana hal
itu dapat dipertegas berdasar Undang-undang No 20 Tahun 2003 pasal 31 ayat 3 dan ayat 5 yang
akan di urai penulis pada bagian selanjutnya. Selain mengajar, guru sekolah dasar juga sebagai
pendidik yang berkewajiban untuk selalu menanamkan kepada anak didik atau siswanya menjadi
jiwa dan insan-insan yang menjunjung budaya bangsa seperti yang tertuang pada amanat
undang-undang tersebut di atas. Alhamdulillah, Hal itu nampak jelas tertanam pada jiwa siswa
ketika siswa bertemu dengan guru di jalan dan menyapa guru tersebut sembari mencuim tangan
guru tersebut. contoh lain dari latar belakang bahwa pendidikan di sekolah dasar mengacu pada
budaya bangsa adalah pembacaan doa sebelum pelajaran dimulai, menghormati guru sebagai
orang tua kandung sendiri, gotong royong sesama teman dalam bentuk kerja sama, dan masih
banyak lagi contoh kasus lain seperti pemberian materi pelajaran bahasa daerah, berpakaian rapi
dan sopan dan lain sebagainya.

2.3 PERKEMBANGAN PADA ANAK SD


Tahap perkembangan anak usia sekolah terdiri dari dua masa perkembangan, yakni masa kanak-
kanak tengah (6-9 tahun) dan masa kanak-kanak akhir (10-12 tahun). Pada masa tersebut seorag
guru harus memahami dan mempelajari aspek perkembangan peserta didiknya sebagai
kompetensi seorang guru.  Melalui hal tersebut dapat diantisipasi dengan berbagai upaya dengan
cara memfasilitasi perkembangan peserta didik, baik di lingkungan keluarga, sekolah, maupun
masyarakat.

KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR

Dewasa ini banyak para pendidik yang kurang perhatian dalammempelajari pola pertumbuhan
maupun perkembangan peserta didik yang sebenarnya sangat berguna demi kelancaran proses
pembelajaran. Dengan kurang fahamnya pendidik dengan pola pertumbuhan maupun
perkembangan peserta didiknya maka akan terjadi beberapa hambatan dalam proses
pembelajaran seperti : kurang difahaminya materi yang disampaikan pendidik. Karakteristik
perkembangan anak yang berada di kelas awal SD adalah anak yang berada pada rentangan usia
dini. Masa usia dini ini merupakan masa perkembangan anak yang pendek tetapi merupakan
masa yang sangat penting bagi kehidupannya. Oleh karena itu, pada masa ini seluruh potensi
yang dimiliki anak perlu didorong sehingga akan berkembang secara optimal. Karakteristik
perkembangan anak pada kelas satu, dua dan tiga SD biasanya pertumbuhan fisiknya telah
mencapai kematangan, mereka telah mampu mengontrol tubuh dan keseimbangannya. Untuk
perkembangan kecerdasannya anak usia kelas awal SD ditunjukkan dengan kemampuannya
dalam melakukan seriasi, mengelompokkan obyek, berminat terhadap angka dan tulisan,
meningkatnya perbendaharaan kata, senang berbicara, memahami sebab akibat dan
berkembangnya pemahaman terhadap ruang dan waktu. Anak usia SD (6-12 tahun) disebut
sebagai masa anak-anak (midle childhood). Pada masa inilah disebut sebagai usia matang bagi
anak-anak untuk belajar. Hal ini dikarenakan anakanak menginginkan untuk menguasai
kecakapan-kecakapan baru yang diberikan oleh guru di sekolah, bahwa salah satu tanda
permulaan periode bersekolah ini ialah sikap anak terhadap keluarga tidak lagi egosentris
melainkan objektif dan empiris terhadap dunia luar. Jadi dapat disimpulkan bahwa telah ada
sikap intelektualitas sehingga mas ini disebut periode intelektual. Hal ini sejalan dengan
pendapat bahwa masa usia sekolah ini sering disebut sebagai masa intelektual atau masa
keserasian sekolah (Lara Fridani, 2009 h. 26)Pada masa ini secara relatif anak-anak mudah untuk
dididik daripada masa sebelumnya dan sesudahnya. Memahami tentang murid berarti memahami
gejala atau kondisi yang dimiliki. Untuk mengetahui karakteristik gerak siswa SD, terlebih
dahulu perlu untuk memahami tingkat

perkembangan siswa SD menurut tingkat usianya. Secara umum sifat siswa SD antara lain:

1. Belajar membentuk sikap yang sehat terhadap dirinya sendiri sebagai mahluk biolgis

2. Belajar bergaul dengan teman sebaya


3. Belajar memainkan peranan sesuai dengan jenis kelaminnya

4. Belajar keterampilan dasar dalam membaca, menulis dan berhitung

5. Belajar mengembangkan konsep sehari-hari

6. Mengembangkan kata hati

7. Belajar memperoleh kebebasan yang bersifat pribadi

8. Mengembangkan sifat positif

9. Mempunyai sifat patuh terhadap aturan.

10. Kecenderungan untuk memuji diri sendiri.

11. Suka membandingkan diri dengan orang lain.

12. Jika tidak dapat menyelesaikan tugas, maka tugas tersebut dianggap tidak penting.

13. Realistis, dan rasa ingin tahu yang besar.

14. Kecenderungan melakukan kegiatan kehidupan yang bersifat praktis dan nyata

15. Menjelang akhir masa ini telah ada minat kepada hal-hal yang khusus pada mata

pelajaran, bakat dan minat

16. gemar membentuk kelompok teman sebaya untuk bermain bersama. ( Mohammad

Pada jenjang pendidikan SD dapat diperinci menjadi dua fase, yaitu:

a. Masa kelas rendah SD, kira-kira umur 6 tahun atau 7 tahun - umur 9 tahun atau 10

tahun.

1) Secara khusus karakteristik siswa SD kelas rendah (kelas 1, kelas 2, dan kelas 3)

adalah sebagai berikut:

a) Karakteristik umum

(1) Waktu reaksinya lambat

(2) Koordinasi otot tidak sempurna

(3) Suka berkelahi


(4) Gemar bergerak, bermain, memanjat

(5) Aktif bersemangat terhadap bunyi-bunyian yang teratur

b) Karakteristik kecerdasan

(1) Kurangnya kemampuan pemusatan perhatian

(2) Kemauan berpikir sangat terbatas

(3) Kegemaran untuk mengulangi macam-macam kegiatan

c) Karakteristik sosial

(1) Hasrat besar terhadap hal-hal yang bersifat drama

(2) Berkhayal dan suka meniru

(3) Gemar akan keadaan alam

(4) Senang akan cerita-cerita

(5) Sifat pemberani

(6) Senang mendapat pujian

d) Kegiatan gerak yang dilakukan

(1) Menirukan.Anak-anak SD pada tingkat rendah, dalam bermain senang

menirukan sesuatu yang dilihatnya. Gerak-gerak apa yang dilihat di TV

ataupun gerak-gerak yang secara langsung dilakukan oleh orang lain,

teman ataupun binatang.

(2) Manipulasi. Anak-anak kelas rendah secara spontan menampilkan

gerak-gerak dari objek yang diamatinya. Tetapi dari pengamatan objek

tersebut anak menampilkan gerak yang disukainya.

b. Masa kelas tinggi SD, kira-kira umur 9 tahun atau 10 tahun - umur 12 tahun atau 13

tahun. Sedangkan karakteristik anak SD pada tingkat tinggi memiliki sedikit persamaan

dengan kelas rendah. Karakteristik kelas tinggi yang dimaksud antara lain:

1) Karakteristik umum
a) Waktu reaksinya cepat

b) Koordinasi otot sempurna

c) Gemar bergerak dan bermain

2) Karakteristik kecerdasan

a) Mempunyai kemampuan pemusatan perhatian

b) Kemampuan berpikir lebih banyak

3) Karakteristik sosial

a) Tidak suka pada hal-hal yang bersifat drama

b) Gemar pada lingkungan sosial

c) Senang pada cerita-cerita lingkungan sosial

d) Sifat pemberani tetapi masih menggunakan logika

4) Kegiatan gerak yang dilakukan

a) Anak memiliki kemamouan dalam menampilkan suatu kegiatan yang lebih

tinggi. Jadi mempunyai kemampuan untuk mengekspresikan dari kegiatan

yang dilakukan.

b) Artikulasi

TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN SELAMA MASA SEKOLAH DASAR

Anak-anak yang memasuki kelas satu sekolah dasar berada dalam periode transisi dari
pertumbuhan pesat masa anak-anak awal ke fase perkembangan yang lebih bertahap. Perubahan
dalam perkembangan mental maupun sosial menjadi ciri khas masa-asa sekolah awal. Beberapa
tahun kemudian, ketik anak-anak mnecapai kelas sekolah dasar yang lebih tinggi, mereka
mendekati akhir masa anak-anak dan memasuki masa pra-remaja. Keberhasilan anak-anak di
sekolah khususnya berperan penting selama masa-masa sekolah.

Ketika anak-anak melewati kelas-kelas sekolah dasar, perkembangan fisik mereka mengalami
perlambatan kalau dibandingkan dengan masa anak-anak lebih awal. Anak-anak berubah relatif
sedikit dalam ukuran tubuh selama masa-masa sekolah dasar. Untuk menggambarkan anak khas
pada masa-masa sekolah dasar, kita harus menggambarkan seorang anak dalam kondisi fisik
yang baik. Anak perempuan sedikit lebih pendek dan lebih ringan daripada anak laki-laki hingga
sekitar usia 9 tahun, ketika tinggi dan bobot badan kirakira sama untuk laki-laki dan perempuan.
Perkembangan otot dikalahkan perkembangan tulang dan kerangka. Hal ini dapat menyebabkan
penyakit yang umumnya dikenal sebagai growing pain (penyakit kaki anak-anak yang sedang
mengalami pertumbuhan). Juga, otototot yang sedang tumbuh membutuhkan banyak olahraga,
dan kebutuhan ini mungkin saja mempunyai andil bagi ketidakmampuan anak sekolah dasar
berdiam dengan tenang dalam waktu lama. Pada saat anak-anak memasuki sekolah dasar, mereka
telah mengembangkan banyak kemampuan motorik dasar yang mereka butuhkan untuk
keseimbangan, berlari, melompat, dan melempar.

Selama bagian terakhir kelas empat, banyak anak perempuan memulai dorongan pertumbuhan
utama yang akan berhenti hingga masa puber. Dorongan ini mulai dengan pertumbuhan pesat
lengan dan kaki. Pada saat ini tidak ada perubahan yang menyertainya dalam ukuran bagian
badan. Hasilnya ialah penampilan yang kurus atau yang seluruhnya terdiri atas lengan dan kaki.
Karena pertumbuhan tulang ini terjadi sebelum perkembangan otot dan tulang rawan terkait,
anak-anak pada tahap pertumbuhan ini untuk sementara kehilangan beberapa koordinasi dan
kekuatan tubuh. Pada awal kelas lima, hampir semua anak perempuan memulai dorongan
pertumbuhan mereka. Selain itu, pertumbuhan otot dan tulang rawan anggota tubuh mulai terjadi
dalam diri wanita mengalami kedewasaan lebih awal, dan mereka mendapatkan kembali
kekuatan dan koordinasi mereka. Pada akhir kelas lima, anak perempuan biasanya akan lebih
tinggi, Lebih berat dan lebih kuat daripada anak laki-laki. Pria berada 12 hingga 18 bulan di
belakang wanita dalam pertumbuhan, sehingga bahkan anak laki-laki yang mengalami
kedewasaan awal tidak memulai dorongan pertumbuhan mereka hingga usia 11 tahun. Karena
itu, pada awal kelas enam, kebanyakan anak perempuan akan mendekati puncak dorongan
pertumbuhan mereka, dan semua anak laki-laki yang mengalami kedewasaan awal akan
melanjutkan pertumbuhan lambat dan tetap masa-masa anak-anak akhir. Anak perempuan
biasanya akan memulai periode menstruasi mereka pada usia 13 tahun. Bagi anak laki-laki, akhir
masa praremaja dan permulaan awal remaja diukur oleh ejakulasi pertama, yang terjadi antara
usia 13 dan 16 tahun.

TUGAS PEREKMBANGAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR

Periode usia antara 6-12 tahun merupakan masa peralihan dari pra-sekolah ke masa Sekolah
Dasar (SD). Masa ini juga dikenal dengan masa peralihan dari kanak-kanak awal ke masa kanak-
kanak akhir sampai menjelang masa pra-pubertas. Pada umumnya setelah

mencapai usia 6 tahun perkembangan jasmani dan rohani anak telah semakin sempurna.
Pertumbuhan fisik berkembang pesat dan kondisi kesehatannyapun semakin baik, artinya anak
menjadi lebih tahan terhadap berbagai situasi yang dapat menyebabkan terganggunya kesehatan
mereka. Dengan kita mengetahui tugas perkembangan anak sesuai dengan usianya maka sebagai
orangtua maupun guru dapat memenuhi kebutuhan apa yang diperlukan dalam setiap
perkembangannya agar tidak terjadi penyimpangan perilaku. Tugas perkembangan atau
development tasks menurut Havighurst adalah “tugas – tugas yang harus dipecahkan dan
diselesaikan oleh setiap individu pada setiap periode

perkembangannya agar supaya individu menjadi berbahagia”.

Tujuan mempelajari tugas perkembangan ialah:

1. Mendapatkan petunjuk bagi individu untuk mengetahui apa yang diharapkan masyarakat dari
mereka pada periode usia – usia tertentu

2. Memberikan motivasi kepada individu untuk melakukan apa yang diharapkan dari mereka
oleh kelompok social pada usia tertentu sepanjang kehidupannya.

3. Menunjukkan kepada individu tentang apa yang akan dihadapi dan tindakan apa yang

diharapkan kalau sampai pada tingkat perkembangan berikutnya

Selain itu ada Faktor – faktor yang mempengaruhi perkembangan manusia, faktor – faktor

itu antara lain:

1. Faktor tuntutan kebudayaan yang berbentuk kekuatan, norma hidup, harapan serta nilai – nilai
ideal pada kehidupan individu yang sedang berkembang.

2. Kematangan fisik, merupakan salah satu faktor penentu munculnya tugas – tugas
perkembangan pada periode usia – usia tertentu, di samping kondisi kesehatan dan kecacatan.

3. Kepribadian seseorang, antara lain intelegensi, minat, sikap, kecenderungan sosial emosional,
sifat dan karakter.

Setelah mengetahui tujuan dan faktor perkembangan. Berikut akan dijelaskan mengenai
karakteristik perkembangan pada periode anak usia Sekolah Dasar, yakni antara lain:

1. Dorongan untuk ke luar dari rumah dan masuk ke dalam kelompok anak – anak sebaya.

2. Dorongan yang bersifat kejasmanian untuk memasuki dunia permainan anak yang

menuntut keterampilan tertentu.

3. Dorongan untuk memasuki dunia orang dewasa yang yaitu dunia konsep – konsep logika,
simbol dan komunikasi, serta kegiatan mental lainnya. Tugas perkembangan anak usiasekolah
dasar dikemukakan oleh Havig Hurst dan Erikson. Havig Hurst mengemukakan ada 9 tugas
perkembangan yang seharusnya dicapai oleh anak

usia sekolah dasar yaitu sebagai berikut:


1. Mempelajari keterampilan fisik yang diperlukan untuk melakukan berbagai permainan. Pada
periode ini pertumbuhan otot dan tulang berlangsung secara cepat, anak belajar menggunakan
otot-ototnya utnuk mempelajari berbagai keterampilan. Oleh karena itu, kebutuhan untuk
beraktivitas dan bermain sangantlah tinggi. Anak laki-laki aktivitasnya lebih tinggi jika
dibandingkan dengan anak wanita. Baik laki-laki dan wanita senang bermain dalam kelompok.
Makin tinggi kelas anak (usia) makin jelas ciri khas permainan mereka. Implikasinya tyerhadapa
sekolah adalah bahwa sekolah berkewajiban untuk membantu anak untuk mencapai tugas
perkembangan ini secara optimal. Untuk itu ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh
pendidik untuk mengoptimalkan pencapaian tugas.

a. Merencanakan dengan serius pemberian kesempatan-kesempatan kepada anak untuk


melakukan aktivitas-aktivitas fisik atau bermain.

b. Dalam belajar membatasi gerakan-gerakan anak secara ketat tidaklah pantas dibandingkan
tuntutan tugas perkembangan mereka.

c. Usaha yang terencana dan serius dalam menanggulangi gangguan perkembangan fisik anak.
Sangat diharapkan dari sekolah anak-anak yang sakit harus diobati atas prakarsa sekolah. Perlu
disadari betul oleh sekolah, bahwa anak yang sakit fisik sangat terganggu perkembangan
mentalnya, yaitu anak menjadi pemurung, rendah diri dan kegairahan belajarnya berkurang,
bahkan dapat hilang sama sekali.

2. Membina sikap hidup yang sehat terhadap diri sendiri, sebagai individu yang sedang
berkembang. Anak hendaknya mampu mengembangkan kebiasaan untuk hidup sehat dan
melakukan berbagai kebiasaan untuk memelihara keselamatan, kesehatan dan kebersihan diri
sendiri. Anak telah tahu bahaya dan penderitaan yang dialami, apabila ia bertingkah laku yang
membahayakan kesehatan dirinya sendiri.

3. Belajar bergaul dengan teman sebaya Anak hendaknya mampu membina keakraban dengan
orang lain diluar lingkunagn keluarga. Anak mampu menguasai pola pergaulan yang penuh kasih
sayang, keramahan dan memehami perasaan orang lain, khusunya teman sebaya, sifat suka
menolong, bertenggang rasa, dan jujur perlu dipelajari anak.

4. Mulai mengembangkan peran sesuai dengan jenis kelamin secara tepat Pada usia 9 dan 10
tahun anak mulai menyadari peranna sesuai dengan jenis kelaminnya. Annak wanita
menampilkan tingkah lakunya sesuai dengan yang diharapkan masyarakat sebagai wanita,
demikian juga dengan anak pria.

5. Mengembangkan keterampilan dasar untuk membaca, menulis dan berhitung Karena


perkembangan intelektual dan biologis sudah matang untuk bersekolah, maka anak telah mampu
belajar di sekolah. Anak dapat belajar membaca, menulis dan berhitung, karena kemampuan
berfikirnya yang memungkinkan memahami konsep-konsep dan simbol-simbol.

6. Mengembangkan konsep-konsep yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari Pada periode


ini anak hendaknya mempunyai berbagai konsep yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari.
Inti dari tugas perkembangan saat ini adalah mengenal konsep-konsep untuk memudahkannya
dalam memahami tentang pekerjaan sehari-hari, kemasyarakatan, kewarganegaraan dan masalah
yang menyangkut sosial.

7. Mengembangkan kata hati, moral dan skala nilai Pada periode sekolah dasar anak hendaknya
dapat mengontrol tingkah laku sesuai dengan nilai dan moral yang berlaku, kecintaan terhadap
nilai dan moral hendaknya dikembangkan dengan sebaik-baiknya. Contohnya, anak dapat
menghargai miliknya dan milik orang lain, menaati peraturan, menerima tanggung jawab dan
mengakui adanya perbedaan dirinya dengan orang lain.

8. Mengembangkan sikap terhadap kelompok dan lembaga-lembaga sosial. Anak mampu belajar
untuk menyadari keanggotaannya sebagai masyarakat sekolah. Anak harus belajar mematuhi
aturan-aturan sekolah dan mampu menyeimbangkan antara keinginannya. Untuk melakukan
kebebasan dengan kepatuhan terhadap kekuasaan orang tua, guru maupun orang dewasa lainnya.
Anakpun harus belajar untuk menyadari bahwa dalam kehidupan bermasyarakat, baik
masyarakat kecil maupun masyarakat luas ada pembagian tugas, seperti tugas orang tua, guru,
polisi, dokter dan tugas dalam jabatan lainnya.

9. Mencapai kebebasan pribadi Tugas perkembangan pada masa ini adalah untuk membentuk
pribadi yang otonom, tanpatergantung pada orang lain dalam mengambil keputusan yang
menyangkut dirinya, maupun peristiwa lain dalam kehidupannya. Sedangkan menurut kajian
Psikologi tugas perkembangan anak usia sekolah dasar

meliputi:

1. Perkembangan kognitif.

a. Pengurutan,mampu untuk mengurutan objek menurut ukuran, bentuk, atau ciri lainnya.

b. Klasifikasi,mampu untuk memberi nama dan mengidentifikasi benda

c. Decentering,mempertimbangkan beberapa aspek untuk memecahkan masalah.

d. Reversibility, memahami bahwa jumlah atau benda-benda dapat diubah, kemudian

kembali ke keadaan awal.

e. Konservasi,memahami bahwa kuantitas, panjang, atau jumlah benda-benda adalah

tidak berhubungan dengan pengaturan atau tampilan dari objek atau benda-benda
tersebut.

f. Penghilangan sifat Egosentrisme—kemampuan untuk melihat sesuatu dari sudut

2. Perkembangan Moral

a. (usia 6 sampai9 tahun) menempati posisi apa untungnya buat saya, perilaku yang benar
didefinisikan dengan apa yang paling diminatinya. Penalaran tahap dua kurang menunjukkan
perhatian pada kebutuhan orang lain, hanya sampai tahap bila kebutuhan itu juga berpengaruh
terhadap kebutuhannya sendiri. semua tindakan dilakukan untuk melayani kebutuhan diri sendiri
saja.

b. (Usia 9 – 12 tahun), seseorang memasuki masyarakat dan memiliki peran sosial. Individu mau
menerima persetujuan atau ketidaksetujuan dari orang-orang lain karena hal tersebut
merefleksikan persetujuan masyarakat terhadap peran yang dimilikinya. Mereka mencoba
menjadi seorang anak baik untuk memenuhi harapan tersebut, karena telah mengetahui ada
gunanya melakukan hal tersebut. Penalaran tahap tiga menilai moralitas dari suatu tindakan
dengan mengevaluasi konsekuensinya dalam bentuk hubungan interpersonal, yang mulai
menyertakan hal seperti rasa hormat, rasa terimakasih, dan golden rule.

3. Perkembangan mental emosional dan social anak usia sekolah dasar tugas

perkembangannya yaitu:

a. Melalui interaksi sosial, anak-anak mulai mengembangkan rasa bangga dalam prestasi dan
bangga pada kemampuan mereka.

b. Anak-anak yang didorong dan dipuji oleh orang tua dan guru mengembangkan perasaan
kompetensi dan kepercayaan keterampilan mereka. Mereka yang menerima sedikit atau tidak ada
dorongan dari orangtua, guru, akan meragukan kemampuan mereka untuk menjadi sukses.

c. Mereka yang layak menerima dorongan dan penguatan melalui eksplorasi pribadi akan muncul
dari tahap ini dengan perasaan yang kuat tentang diri dan rasa kemerdekaan dan kontrol. Mereka
yang tetap yakin dengan keyakinan dan keinginan mereka akan tidak aman dan bingung tentang
diri mereka sendiri dan masa depan.

4. Perkembangan Psikomotor anak usia sekolah dasar pada perkembangannya mencakup

a. Mampu melompat dan menari

b. Menggambarkan orang yang terdiri dari kepala, lengan dan badan

c. Dapat menghitung jari – jarinya

d. Mendengar dan mengulang hal – hal penting dan mampu bercerita


e. Mempunyai minat terhadap kata-kata baru beserta artinya

f. Memprotes bila dilarang apa yang menjadi keinginannya

g. Mampu membedakan besar dan kecil

h. Ketangkasan meningkat

i. Melompat tali

j. Bermain sepeda

k. Mengetahui kanan dan kiri

l. Mungkin bertindak menentang dan tidak sopan

m. Mampu menguraikan objek-objek dengan gambar ( J.W. Santrock, 2002, h. ) Kegagalan


mencapai tugas-tugas perkembangan ini akan melahirkan perilaku yang menyimpang
(delinquency). Penyimpangan yang terjadi pada anak yang berusia sekolah dasar

antara lain:

1. Suka membolos dari sekolah

2. Malas belajar

3. Keras kepala

Dengan mengetahui tugas perkembangan anak diatas maka peran orang tua sangat dibutuhkan.
Dimana dalam mengasuh anak untuk tumbuh dengan maksimal, sempurna dan seimbang butuh
pengasuhan ayah dan ibu. Sehingga dapat tercipta keseimbangan antara otak kanan-kiri anak.
Sebab setiap anak itu memiliki kepribadian dan karakter yang berbeda-beda. Berikanlah rasa
nyaman pada buah hati hingga hormone untuk mendukung pertumbuhannya diproduksi secara
maksimal. Maka dari itu anak usia diatas 6 tahun otak kirinya mulai berkembang, mulai berfikir
logis serta lingkungan memberikan pengaruh 30 persen dan orang tua 70 persen. Oleh sebab itu
dalam usia ini orang tua dituntut menjadi motivator

BABIII

KESIMPULAN

Pendidikan merupakan pengaruh yang diberikan orang dewasa terhadap orang yang belum
dewasa, dalam hal ini adalah pendidikan yang diberikan oleh guru terhadap anak dalam rangka
membantu perkembangannya. Oleh sebab itu, pendidikan harus diberikan kepada anak.
Sebagaimana yang telah dibicarakan sebelumnya bahwa anak tanpa bantuan dari orang lain atau
guru tidak akan bisa berkembang atau menjadi dewasa sendiri. Oleh sebab itu, keberadaan orang
tua atau guru di sekolah dalam perkembangan anak sangat menentukan. Orang tua harus dapat
melayani tugas perkembangan anak dengan sebaik-baiknya. Misalnya menanamkan kebiasaan
untuk bangun pagi, shalat, makan pada waktunya, kebiasaan belajar, bermain, istirahat dan lain-
lain.

Sebagai orang tua perlu memberikan aturan-aturan yang sesuai dengan norma dan adat
istiadat yang berlaku untuk masing-masing lingkungan. Demikan juga guru di sekolah yaitu
dengan menanamkan hidup bersih dan teratur, menciptakan lingkungan yang menunjang,
kebiasaan dan disiplin yang tinggi, memberikan tanggung jawab terhadap semua anak, membina
kerjasam yang baik, tenggang rasa, peercaya diri melalui mdel-model dan lain-lain. Kepada anak
diberikan fasilitas dan kesempatan yang cukup dalam memberdayakan alat-alat yang ada di
sekolah, di bawah pengawasan dan bimbingan guru. Guru harus dapat membina kerjasama yang
baik dengan orang tua siswa, masyarakat dan semua orang-orang yang terlibat dalam kelancaran
proses pendidkan di sekolah.

Baik orang tua maupun guru dalam melayani perkembangan tersebut janganlah bersikap
otoriter, karena tipe yang demikian akan menghambat tugas perkembangan anak. Setiap kegiatan
anaka dapat diajak untuk bekerjasama dan bermusyawarah. Dengan sikap demikian sangat
menentukan keberhasilan anak.

DAFTAR ISI

Danim, Sudarwan, dan H. Khairil, Psikologi Pendidikan dalam Perspektif Baru, ( Bandung,
Alfabeta, 2010) Santrock, John W., Child Development Eleventh Edition, alih bahasa Mila
Rachmawati dan Anna Kuswanti dengan judul Perkembangan Anak, (Jakarta, Erlangga, 2002)
Slavin, Robert E., Educational Psycology : Theory and Practice, diterjemahkan oleh : Marianto
Samosir dengan judul : Psikologi Pendidikan : Teori dan Praktik, (Jakarta, PT. Indeks, 2008)
Sunarto, H., dan B. Agung Hartono, Perkembangan Peserta Didik, (Jakarta, Rineka Cipta,1995)
Surya, Mohammad, Psikologi Guru Konsep dan Aplikasi, (Bandung, Alfabeta 2013)

Anda mungkin juga menyukai