Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

“KONSEP PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN PADA ANAK”

OLEH :
Kelompok 1
1. Friskawaty R. Hinelo
2. Mohamad Iswanto Podungge
3. Rizki Dairi Putra Padang
4. Lisnawaty Labansir
5. Ais Hasan
6. Ryena Febryanie Pombaile

PROGRAM STUDI SARJANA ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2022

i
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT


yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah
Keperawatan Anak yang berjudul : Konsep Pertumbuhan dan Perkembangan Pada
Anak.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari
bantuan banyak pihak yang tulus memberikan doa, saran dan kritik sehingga
makalah ini dapat terselesaikan.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh
karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik
yang membangun dari berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah
ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan dunia pendidikan.

Gorontalo, Februari 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................. i
KATA PENGANTAR........................................................................... ii
DAFTAR ISI.......................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................... 1
1.1. Latar Belakang................................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah............................................................................ 3
1.3. Tujuan Penulisan.............................................................................. 3
BAB II TINJAUAN TEORI................................................................. 4
2.1 Pengertian Tumbuh Kembang Anak................................................. 4
2.1.1 Pertumbuhan............................................................................. 4
2.1.2 Perkembangan.......................................................................... 4
2.1.3 Tumbuh Kembang.................................................................... 5
2.1.4 Anak......................................................................................... 6
2.2 Tahap Tumbuh Kembang Anak........................................................ 6
2.3 Ciri-Ciri Pertumbuhan dan Perkembangan Pada Anak..................... 8
2.3.1 Ciri-Ciri Pertumbuhan Pada Anak........................................... 8
2.3.2 Ciri-Ciri Perkembangan Pada Anak......................................... 9
2.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan......................... 11
2.5 Kebutuhan Dasar Untuk Tumbuh Kembang Anak........................... 12
2.6 Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak.............................................. 13
BAB III PENUTUP............................................................................... 16
3.1 Kesimpulan........................................................................................ 16
3.2 Saran.................................................................................................. 16
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tumbuh kembang merupakan proses yang berkesinambungan yang terjadi

sejak konsepsi dan terus berlangsung sampai dewasa. Tercapainya tumbuh

kembang optimal tergantung pada potensi biologi. Tingkat tercapainya potensi

biologik seseorang merupakan hasil interaksi antara faktor genetik dan lingkungan

bio-fisiko-psikososial. Istilah tumbuh kembang mencakup dua peristiwa yang

berbeda sifat. Peristiwa tersebut saling berkaitan dan sangat sulit untuk

dipisahkan, yaitu pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan (growth)

berkaitan dengan masalah dalam perubahan besar, jumlah, ukuran atau dimensi

tingkat sel, organ, maupun individu yang bisa diukur dengan ukuran berat, ukuran

panjang, umur tulang dan keseimbangan metabolis. Perkembangan (development)

adalah bertambahnya kemampuan dalam struktur dan fungsi tubuh yang kompleks

dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan sebagai hasil dari proses

pematangan (Soetjiningsih,2012).

Periode penting dalam tumbuh kembang anak berada pada usia dibawah

lima tahun. Pada masa ini pertumbuhan dasar sangat mempengaruhi dan

menentukan perkembangan anak selanjutnya. Dalam masa balita ini

perkembangan kemampuan berbahasa, kreativitas, kesadaran sosial, emosional

dan intelegensia berjalan sangat cepat, merupakan landasan perkembangan

berikutnya. Sehingga setiap kelainan atau penyimpangan sekecil apapun apabila

1
tidak terdeteksi dan ditangani dengan baik, akan mengurangi kualitas tumbuh

kembang anak tersebut (Oktiawati, Setyaningrum, Dewi, 2017).

Sekitar 5-10% anak diperkirakan mengalami keterlambatan

perkembangan. Dari data angka kejadian keterlambatan perkembangan umum

belum diketahui dengan pasti, tapi diperkirakan sekitar 1-3% anak dibawah usia 5

tahun mengalami keterlambatan perkembangan umum (IDAI, 2013). Kementrian

Kesehatan RI menemukan 57 (11,9%) kasus kelainan tumbuh kembang,

keterlambatan perkembangan hanya di satu ranah perkembangan saja, atau dapat

pula lebih dari satu ranah perkembangan (Kemenkes RI, 2012).

Sekitar 1-3 % anak usia 0-5 tahun di dunia mengalami Developmental

delay. Sementara di Indonesia khususnya di Jakarta, telah dilakukan Stimulasi

Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak (SSDIDTK). Hasilnya, dari

476 anak yang diberi pelayanan SDIDTK, ditemukan 57 (11,9%) anak dengan

kelainan tumbuh kembang salah satunya adalah developmental delay

(keterlambatan tumbuh kembang) (Perna, 2013).

Pada umumnya keterlambatan pada setiap anak berbeda-beda tergantung

proses pertumbuhan dan perkembangan masing-masing anak. Dapat dikatakan

perkembangan motorik terganggu apabila kemampuan anak saat ini tidak sesuai

dengan tahapan perkembangan motorik normal sesuai dengan usianya, misalnya

pada usia 3 bulan anak belum bisa mengangkat kepala 45 derajat padahal anak

usia 3 bulan harus sudah bisa mengangkat kepala 45 derajat.

Mengetahui dan memahami tumbuh kembang anak tidak hanya melihat

dari satu aspek saja. Pemberian nutrisi atau gizi pada anak, tetapi lebih dari itu

2
tumbuh kembang anak juga harus dilihat dari aspek faktor keturunan, kejiwaan,

aturan dalam keluarga dan proses pembelajaran termasuk didalamnya pendidikan

keluarga (Oktiawati dkk, 2017).

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari pertumbuhan dan perkembangan anak ?

2. Bagaimana tahap tumbuh kembang anak ?

3. Apa saja ciri-ciri pertumbuhan dan perkembangan pada anak ?

4. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan

perkembangan ?

5. Apa saja kebutuhan dasar untuk tumbuh kembang anak ?

6. Bagaimana deteksi dini pada tumbuh kembang anak ?

1.3 Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka kami dapat mengambil

tujuannya sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui pengertian dari pertumbuhan dan perkembangan anak.

2. Untuk mengetahui tahap tumbuh kembang anak.

3. Untuk mengetahui ciri-ciri pertumbuhan dan perkembangan pada anak.

4. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan

perkembangan.

5. Untuk mengetahui kebutuhan dasar untuk tumbuh kembang anak.

6. Untuk mengetahui deteksi dini pada tumbuh kembang anak.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Tumbuh Kembang Anak

2.1.1 Pertumbuhan

Pertumbuhan (Growth) merupakan perubahan yang bersifat kuantitatif,

yaitu bertambahnya jumlah, ukuran, dimensi pada tingkat sel, organ, maupun

individu. Anak tidak hanya bertambah besar secara fisik saja, melainkan juga

ukuran dan struktur organ-organ tubuh dan otak (Soetjiningsih dan Ranuh, 2013).

Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan

intraseluler, berarti bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh sebagian atau

keseluruhan, sehingga dapat diukur dengan satuan panjang dan berat (Kemenkes

RI, 2014).

Menurut Adriana (2013), pertumbuhan juga merupakan suatu proses

menambahnya tinggi, volume, atau massa tubuh makhluk hidup yang biasanya

bersifat kuantitatif (dapat dihitung dengan angka). Pertumbuhan kebanyakan

dapat dilihat dari fisik makhluk hidup itu sendiri. Proses pertumbuhan dapat

terjadi karena adanya pertambahan jumlah sel karena pembelahan sel. Umumnya,

pertumbuhan akan terbatas pada usia. Artinya pada usia tertentu makhluk hidup

akan berhenti pertumbuhannya.

2.1.2 Perkembangan

Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan skill dalam struktur

dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur sebagai hasil dari

4
proses suatu kematangan (Setiawan, Prasetyo, Santuso, Muhsi, Anwar, Alfian,

Tiarningsih, Rustyana, Prastyani, 2014).

Perkembangan dalam bahasa inggris disebut Development.

Perkembangan merupakan suatu pola dari perubahan yang dimulai dari masa

konsepsi dan berlanjut sepanjang kehidupan. Perkembangan berorientasi dalam

proses mental, dapat berlangsung seumur hidup, dan berkaitan langsung dengan

hal yang bersifat fungsional (Masganti, 2017).

Perkembangan (development) menunjukan suatu proses tertentu, yaitu

suatu proses yang menuju kedepan dan tidak dapat diulang kembali. Dalam

perkembangan manusia terjadi perubahan-perubahan yang sedikit banyak bersifat

tetap dan tidak dapat diulang kembali. Perkembangan merupakan suatu yang

bersifat kualitatif. Perkembangan juga meruapakan perubahan yang

berkesinambungan dan progresif dalam organisme, sejak lahir hingga mati

(Susanto, 2015).

2.1.3 Tumbuh Kembang

Tumbuh kembang adalah proses yang kontinu sejak dari konsepsi sampai

dewasa, yang dipengaruhi oleh faktor bawaan dan lingkungan. Ini berarti bahwa

tumbuh kembang sudah terjadi sejak didalam kandungan dan setelah kelahiran

merupakan suatu masa dimana mulai saat itu tumbuh kembang anak dapat dengan

mudah diamati. Sejak lahir hingga usia kurang lebih dua tahun perkembangan

anak sangat berkaitan dengan keadaan fisik dan kesehatannya. Perkembangan

kemampuan, terutama motorik, sangat pesat. Perbedaannya sangat terlihat walau

hanya dalam dua atau tiga bulan saja (Soetjiningsih dan Ranuh, 2013).

5
2.1.4 Anak

Menurut WHO definisi anak adalah dihitung sejak seseorang di dalam

kandungan sampai dengan usia 19 tahun. Menurut Undang - Undang Republik

Indonesia nomor 23 tahun 2002 pasal 1 ayat 1 tentang perlindungan anak, anak

adalah seseorang yang belum berusia 18 tahun, termasuk juga yang masih di

dalam kandungan. Anak merupakan aset bangsa yang akan meneruskan

perjuangan suatu bangsa, sehingga harus diperhatikan pertumbuhan dan

perkembangannya (Kemenkes RI, 2014).

Secara umun, pengertian anak mengalami perkembangan secara variatif.

Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia disebutkan bahwa pengertian anak adalah

sebagai manusia yang masih kecil. Dalam sumber lain dijelaskan bahwa anak

adalah keadaan manusia normal yang masih muda usia dan sedang menentukan

identitasnya serta sangat labil jiwanya, sehingga sangat mudah dipengaruhi

lingkungannya. Sementara itu menurut Romli Atmasasmita, anak adalah seorang

yang masih dibawah umur dan belum dewasa, serta belum kawin (Marsaid, 2015).

2.2 Tahap Tumbuh Kembang Anak

1. Masa perinatal mulai dari konsepsi sampai lahir.

Pada masa ini terjadi tumbuh kembang yang sangat pesat. Sel telur yang

telah dibuahi mengalami deferenisasi yang berlangsung cepat hinggga terbentuk

organorgan tubuh yang berfungsi sesuai dengan tugasnya, hanya perlu waktu 9

bulan didalam kandungan. Masa kombrio berlangsung sejak konsepsi sampai

umur 8 minggu (ada yang mengatakan sampai 12 minggu). Pada saat ini terbentuk

organ-organ yang sangat peka terhadap lingkungan. Pada masa fetus ini, terjadi

6
percepatan pertumbuhan, pembentukan jasad manusia yang sempurna, dan organ-

organ tubuh yang telah terbentuk mulai berfungsi. Sedangkan pada masa fetus

lanjut, pertumbuhan berlangsung pesat dan berkembang fungsi organ-organ tubuh

(Adriana, 2013).

2. Pada masa neonatal

Terjadi adaptasi lingkungan dari kehidupan intrauteri ke kehidupan

ektrauteri dan terjadi perubhan siklus darah. Organ-organ tubuh berfungsi sesuai

tugasnya di dalam kehidupan ektrauteri. Pada masa 7 hari pertama (neonatal dini),

bayi harus mendapatkan perhatian khusus, karena angka kematia pada masa bayi

ini tinggi (Adriana, 2013).

3. Pada masa bayi dan masa anak dini

Pertumbuhan anak pesat walaupun kecepatan telah mengalami deselerasi

dan proses maturasi yang berlangsung, terutama sistem saraf. Pertumbuhan fisik

dan perkembangan motorik berlangsung cepat, mempunyai kemampuan belajar

dan mengingat, bahkan pada minggu-minggu pertama kehidupan, kelekatan

terhadap orangtua atau benda lainnya sampai akhir tahun pertama, kesadaran diri

(self-awareness) berkembang dalam tahun kedua, komperhensi dan bahasa

berkembang pesat dan rasa tertarik terhadap anak lain meningkat (Adriana, 2013).

4. Pada masa anak pra sekolah.

Kecepatan pertumbuhan lambat dan berlangsung stabil (plateau) pada

masa ini terdapat kecepatan perkembangan motorik dan fungsi ekskresi. Aktifitas

fisik bertambah serta keterampilan dan proses fikir meningkat. Selain itu,

Keluarga masih merupakan fokus dalam hidupnya, walaupun anak lain menjadi

7
lebih penting, ketermpilan motorik kasar dan halus serta kekuatan meningkat,

sudah bisa mandiri, kemampuan mengontrol diri dan merawat diri meningkat.

Bermain, kreativitas, dan imajinasi menjadi lebih berkembang, imaturitas kognitif

mengakibatkan pandangan yang tidak logis terhadap dunia sekitar. Perilaku pada

umumnya masih egosentris, tetapi pengertian terhadap pandangan orang lain

mulai tumbuh (Adriana, 2013).

5. Pada masa pra remaja

Masa praremaja ini anak perempuan 2 tahun lebih cepat memasuki masa

remaja bila dibandingkan dengan anak laki-laki. Masa ini merupakan transisi dari

masa anak ke dewasa, pada masa ini terjadi pacu tumbuh berat badan, tinggi

badan dan juga pertumbuhan yang pesat pada alat-alat kelamin dan timbul tanda-

tanda seks sekunder. Teman sebaya sangat penting, anak mulai berfikir logis,

meskipun masih konkrit operasional, egoisentris berkurang, memori dan

kemampuan berbahasa meningkat, kemampuan kognitif meningkat akibat sekolah

formal, konsep diri tubuh yang mempengaruhi harga dirinya, pertumbuhan fisik

lambat serta kekuatan dan kemampun atletik meningkat (Adriana, 2013).

2.3 Ciri-Ciri Pertumbuhan dan Perkembangan Pada Anak

2.3.1 Ciri-ciri pertumbuhan pada anak

Menurut Sulistyawati (2014), ciri-ciri pertumbuhan pada anak antar lain :

1. Perubahan ukuran

Perubahan ini terlihat secara jelas pada pertumbuhan fisik yang dengan

bertambahnya umur anak terjadi pula penambahan berat badan, tinggi badan,

lingkar kepala dan lain-lain.

8
2. Perubahan proporsi

Selain bertambahnya ukuran-ukuran, tubuh juga memperlihatkan

perubahan proporsi. Tubuh anak memperlihatkan perbedaan proporsi bila

dibandingkan dengan tubuh orang dewasa. Pada bayi baru lahir titik pusat

terdapat kurang lebih setinggi umbilikus, sedangkan pada orang dewasa titik

pusat tubuh terdapat kurang lebih setinggi simpisis pubis. Perubahan proporsi

tubuh mulai usia kehamilan 2 bulan sampai dewasa.

3. Hilangnya ciri-ciri lama

Selama proses pertumbuhan terdapat hal-hal yang terjadi perlahan-

lahan, seperti menghilangnya kelenjar timus, lepasnya gigi susu dan

menghilangnya refleks primitif.

4. Timbulnya ciri-ciri baru

Timbulnya ciri-ciri baru ini adalah akibat pematangan fungsi-fungsi organ.

Perubahan fisik yang penting selama pertumbuhan adalah munculnya gigi tetap

dan munculnya tanda-tanda seks.

2.3.2 Ciri-ciri perkembangan pada anak

Menurut Adriana (2013), ciri-ciri perkembangan pada anak diantaranya:

1. Perkembangan melibatkan perubahan

Perkembangan terjadi bersamaan dengan pertumbuhan disertai dengan

perubahan fungsi. Perkembangan sistem reproduksi misalnya, disertai dengan

perubahan pada organ kelamin. Perubahan-perubahan ini meliputi perubahan

ukuran tubuh secara umum, perubahan proporsi tubuh, berubahnya ciri-ciri lama

9
dan timbulnya ciri-ciri baru sebagai tanda kematangan suatu organ tubuh

tertentu.

2. Perkembangan awal menentukan pertumbuhan selanjutnya

Seseorang tidak akan bisa melewati satu tahap perkembangan sebelum ia

melewati tahapan sebelumnya. Misalnya, seorang anak tidak akan bisa berjalan

sebelum ia bisa berdiri. Karena itu perkembangan awal ini merupakan masa

kritis karena akan menentukan perkembangan selanjutnya.

3. Perkembangan mempunyai pola yang tetap

Perkembangan fungsi organ tubuh terjadi menurut dua hukum yang tetap,

yaitu:

a) Perkembangan terjadi lebih dahulu di daerah kepala, kemudian menuju ke

arah kaudal. Pola ini disebut pola sefalokaudal.

b) Perkembangan terjadi lebih dahulu di daerah proksimal (gerakan kasar) lalu

berkembang di daerah distal seperti jari-jari yang mempunyai kemampuan dalam

gerakan halus. Pola ini disebut proksimodistal.

4. Perkembangan memiliki tahap yang berurutan

Tahap ini dilalui seorang anak mengikuti pola yang teratur dan berurutan,

tahap-tahap tersebut tidak bisa terjadi terbalik,misalnya anak terlebih dahulu

mampu membuat lingkaran sebelum mampu membuat gambar kotak, berdiri

sebelum berjalan, dan lain-lain.

5. Perkembangan mempunyai kecepatan yang berbeda

10
Perkembangan berlangsung dalam kecepatan yang berbeda-beda. Kaki dan

tangan berkembang pesat pada awal masa remaja, sedangkan bagian tubuh yang

lain mungkin berkembang pesat pada masa lainnya.

6. Perkembangan berkorelasi dengan pertumbuhan

Pada saat pertumbuhan berlangsung cepat, perkembangan pun demikian,

terjadi peningkatan mental, ingatan, daya nalar, asosiasi dan lain-lain sekunder

seperti tumbuhnya rambut pubis dan aksila, tumbuhnya buah dada pada wanita

dan lain-lain.

2.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan

Menurut Wong, et.al (2012), faktor-faktor yang mempengaruhi

pertumbuhan dan perkembangan pada anak adalah sebagai berikut :

a. Faktor genetik

Faktor genetik merupakan modal dasar dalam mencapai hasil akhir proses

tumbuh kembang anak. Anak dapat mewarisi sifat tertentu.

b. Faktor lingkungan

Merupakan faktor yang sangat menentukan tercapai atau tidaknya potensi

bawaan. Lingkungan yang cukup baik akan memungkinkan tercapainya potensi

bawaan.

Faktor lingkungan dibagi menjadi 2:

1) Faktor pranatal

Faktor lingkungan yang mempengaruhi anak pada waktu masih di dalam

kandungan. Misalnya: gizi ibu pada waktu hamil, toksin/zat kimia, endokrin,

radiasi, infeksi, dan stres.

11
2) Faktor post-natal

Faktor lingkungan yang mempengaruhi tumbuh kembang anak setelah lahir.

Secara umum dapat digolongkan menjadi:

a) Lingkungan biologis, antara lain: Ras/suku bangsa, Jenis kelamin, umur, gizi,

perawatan kesehatan, kepekaan terhadap penyakit, fungsi metabolisme dan

hormon.

b) Faktor fisik, antara lain: cuaca/musim, sanitasi, keadaan rumah dan radiasi.

c) Faktor psikososial, antara lain: stimulasi, motivasi belajar, kelompok sebaya,

kasih sayang dan kualitas interaksi anak-orang tua.

d) Faktor keluarga dan adat istiadat, antara lain: pekerjaaan, pendidikan, jumlah

saudara, adat istiadat, norma dan agama.

2.5 Kebutuhan Dasar Untuk Tumbuh Kembang Anak

Kebutuhan dasar anak untuk tumbuh kembang, secara umum digolongkan

menjadi 3 kebutuhan dasar menurut Soetjiningsih dan Ranuh (2013) diantaranya :

1. Kebutuhan fisik-biomedis (ASUH)

Kebutuhan fisik-biomedis meliputi pangan/gizi (kebutuhan terpenting),

perawatan kesehatan dasar ( antara lain imunisasi, pemberian ASI, penimbangan

bayi/anak yang teratur, pengobatan kalau sakit), papan/pemukiman yang layak,

kebersihan perorangan, sanitasi lingkungan, sandang, kebugaran jasmani,

rekreasi dan lain-lain.

2. Kebutuhan emosi/kasih sayang (ASIH)

Pada tahun pertama kehidupan , hubungan penuh kasih sayang, erat, mesra,

dan selaras antara ibu/pengasuh dan anak merupakan syarat mutlak untuk

12
menjamin tumbuh kembang yang optimal, baik fisik, mental, maupun

spikososial. Peran dan kehadiran ibu/pengasuh sedini dan selanggeng mungkin

akan menjalin rasa aman bagi bayi.hubungan ini diwujudkan dengan kontak

fisik (kulit/tatap mata) dan psikis sedini mungkin, misal dengan menyusui bayi

secepat mungkin segera setelah lahir (inisiasi dini), peran ayah dalam

memberikan kasih sayang dan menjaga keharmonisan keluarga juga merupakan

media yang bagus untuk tumbuh kembang anak. Kekurangan kesih sayang ibu

pada tahun-tahun pertama kehidupan mempunyai dampak yang negative pada

tumbuh kembang anak secara fisik, mental sosial, emosi, yang disebut

syndrome depriviasi maternal.Kasih sayang dari orangtuanya (ayah-ibu) akan

menciptakan ikatan yang erat dan kepercayaan dasar (basic trust).

3. Kebutuhan akan stimulasi mental (ASAH)

Stimulasi mental merupakan cikal bakal untuk proses belajar (pendidikan

dan pelatihan) pada anak. Stimulasi mental (ASAH) ini merangsang mental

spikososial; kecerdasan, keterampilan, kemandirian, kreativitas, agama,

kepribadian, moral-etika, prokduktivitas, dan sebagainya.

2.6 Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak

1. Deteksi Pertumbuhan dan Standar Normalnya


Menurut Nursalam (2005) dalam Marsuki (2014), parameter untuk
pertumbuhan yang sering digunakan dalam pedoman deteksi tumbuh kembang
anak balita adalah :
a. Ukuran antropometri
1) Berat badan
2) Panjang badan
3) Lingkar kepala

13
4) Lingkar lengan atas
5) Lingkar dada
b.    Keseluruhan fisik
Berkaitan dengan pertumbuhan, hal-hal yang dapat diamati dari
pemeriksaan fisik adalah :
1) Keseluruhan fisik
Dilihat bentuk tubuh, perbandingan kepala, tubuh dan anggota gerak,
ada tidaknya odema, anemia, dan ada tanda gangguan lainnya.
2) Jaringan otot
Dapat dilihat dengan cubitan tebal pada lengan atas, pantat, dan paha
untuk mengetahui lemak subcutan.
3) Jaringan lemak
Diperiksa dengan cubitan tipis pada kulit di bawah triceps dan
subskapular.
4) Rambut
Perlu diperiksa pertumbuhannya, tebal / tipisnya rambut, serta apakah
akar rambut mudah dicabut atau tidak.
5) Gigi geligi
Perlu diperhatikan kapan tanggal dan erupsi gigi susu atau gigi
permanen.
2. Deteksi Perkembangan dan Standar Normalnya
Terdapat empat aspek perkembangan anak balita, yaitu :
a. Kepribadian/tingkah laku social (personal social)
Yaitu aspek yang berhubungan dengan kemampuan untuk mandiri,
bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungan.
b. Motorik halus (fine motor adaptive)
Yaitu aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk
mengamati sesuatu dan melakukan gerakan yang melibatkan bagian-
bagian tubuh tertentu dan otot-otot kecil, memerlukan koordinasi yang
tepat, serta tidak memerlukan banyak tenaga, misalnya memasukkan
manik-manik ke dalam botol, menempel dan menggunting.

14
c. Motorik kasar (gross motor)
Yaitu aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh
yang melibatkan sebagian besar tubuh karena dilakukan oleh otot-otot
yang lebih besar sehingga memerlukan cukup tenaga, misalnya berjalan
dan berlari.
d. Bahasa (language)
Yaitu aspek yang berhubungan dengan kemampuan untuk
memberikan respon terhadap suara, mengikuti perintah dan berbicara
secara spontan. Pada masa bayi, kemampuan bahasa bersifat pasif,
sehingga pernyataan akan perasaan atau keinginan dilakukan melalui
tangisan atau gerakan. Semakin bertambahnya usia, anak akan
menggunakan bahasa aktif, yaitu dengan berbicara.

15
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Tumbuh kembang anak merupakan sebuah perubahan yang dimulai dari

kelahiran dan ketika seorang anak mencapai kedeawasaan. Dalam konsep tersebut

banyak sekali yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak.

Hal tersebut ditujukan agar kita bisa memahami konsep tersebut secara lebih luas

dikarenakan anak merupakan sebuah kajian yang sangat unik. Dengan memahami

konsep tersebut kita dapat mengetahui bagaimana seharusnya kita bertindak dalam

menangani kasus pada seorang anak.

3.2 Saran

Dalam konsep tumbuh kembang anak, tidak hanya aspek fisiologis yang

hanya di perhatikan, akan tetapi faktor psikologis sangat penting untuk proses

perkembangan seorang anak terutama faktor emosional yang akan menjadi

karakter dan dasar seseorang bertindak. Oleh sebab itu pemahaman yang

menyeluruh sangat diperlukan untuk memberikan edukasi kepada masyarakat

mengenai bagaimana seharusnya memberikan asuhan dan bimbingan kepada anak

agar terbentuk sebuah pribadi dan karakter yang baik dalam proses tumbuh

kembang anak.

16
DAFTAR PUSTAKA

Adriana. D. 2013. Tumbuh Kembang & Terapi Bermain Pada Anak.Jakarta:


Selemba Medika.

IDAI. 2013. Sari Peditari. Hubungan status gizi dengan perkembangan anak,
sapipediatri.idai.or.id.

Kementrian Kesehatan Republik indonesia. 2012. Publikasi data dan informasi.


www.depkes.go.id.

Kemenkes RI. 2014. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 66


Tahun 2014 tentang Pemantauan Pertumbuhan, Perkembangan dan
Gangguan Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: Kemenkes RI.

Marsaid. 2015. Perlindungan Hukum Anak Pidana Dalam Perspektif Hukum


Islam (Maqasid AsySyari’ah). Palembang : NoerFikri.

Marsuki. H. 2014. DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG ANAK. Makassar:

Poltekkes Makassar.

Masganti, S . 2017. Psikologi perkembangan anak usia dini. Depok: PT Kharisma


Putra Utama.

Oktiawati, A. khodijah. Setyaningrum, I. dan Dewi, R.C. 2017. Teori Dan Konsep
Perawatan Pediatrik. Trans Info Media. Jakarta.

Perna, R. dan Loughan A.R. 2013. Early Developmental Delays: A Cross


Validation Study. Journal of Psychological Abnormalities in Children 1:
105

17
Setiawan, D, et.al. 2014. Keperawatan anak dan tumbuh kembang. Yogyakarta:
Nuha Medika.

Soetjiningsih. 2012. Perkembangan Anak dan Permasalahannya dalam Buku Ajar


I Ilmu Perkembangan Anak Dan Remaja. Jakarta :Sagungseto .Pp 86-90.

Soetjiningsih dan Ranuh, G. 2013. Tumbuh Kembang Anak. Edisi 2. EGC.


Jakarta

Sulistyawati, A. 2014. Deteksi Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: Selemba Medika

Susanto, A. 2015. Perkembangan anak usia dini: Pengantar dalam berbagai


aspeknya. Jakarta: Kharisma Putra Utama.

Wong, D., L., Hockenberry, M., Wilson, D., Winkelstein, M.L., & Schwartz, P.
2012. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik Edisi 6 vol 1. Jakarta: EGC.

18

Anda mungkin juga menyukai