Anda di halaman 1dari 32

MAKALAH ILMU KESEHATAN ANAK

PENILAIAN DAN STIMULASI TUMBUH KEMBANG


Disusun Untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Ilmu Kesehatan Anak
Dosen Pengampu : dr. Ferry Mulyadi, SpA

Disusun oleh :
KELOMPOK 5

Laili Cahya Aprilia 2215301008


Mutiara 2215301010
Khalista Marta Ramadita 2215301026

POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGKARANG


JURUSAN KEBIDANAN PRODI STR KEBIDANAN TANJUNG KARANG
TINGKAT II (REGULER 1)
T.A 2023/2024

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT. karena berkat hidayah-Nya kami
dapat menyusun dan menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Makalah ini kami
susun sebagai tugas mata kuliah Ilmu Kesehatan Anak dengan tujuan agar mahasiswa
dapat lebih memahami mata kuliah Ilmu Kesehatan Anak ini. Kami juga mengucapkan
terima kasih kepada dr. Ferry Mulyadi, SpA selaku dosen pengampu mata kuliah Ilmu
Kesehatan Anak dengan materi Penilaian Dan Stimulasi Tumbuh Kembang, beserta teman-
teman yang ikut dalam penyusunan makalah ini. Kami menyadari banyak kekurangan dan
keterbatasan dalam menyusun makalah ini, oleh sebab itu kami mengharapkan kritik dan
saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini.

Bandar Lampung, 22 Juli 2023

Kelompok 5

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................................... 2


DAFTAR ISI.................................................................................................................................. 3
BAB I ............................................................................................................................................ 4
PENDAHULUAN ......................................................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang .................................................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................... 4
1.3 Tujuan ................................................................................................................................. 5
BAB II ........................................................................................................................................... 6
PEMBAHASAN ............................................................................................................................ 6
2.1 Penilaian Dan Stimulasi Tumbuh Kembang ......................................................................... 6
2.2 Tahapan Perkembangan Beberapa Struktur Otak ................................................................ 12
2.3 Kebutuhan Fisik Dan Psikososial Bayi Dan Balita ............................................................. 18
2.4 Kebutuhan Psikososial ...................................................................................................... 23
BAB III ........................................................................................................................................ 27
PENUTUP ................................................................................................................................... 27
3.1 Kesimpulan ........................................................................................................................ 27
3.2 Saran .................................................................................................................................. 28
SOAL-SOAL ............................................................................................................................... 29
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 32

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pertumbuhan dan perkembangan anak adalah hal yang paling penting. Mengetahui
dan memahami tumbuh kembang anak tidak hanya melihat dari satu aspek saja,
pemberian nutrisi atau gizi pada anak, tetapi lebih dari itu tumbuh kembang anak juga
harus dilihat dari berbagai aspek, seperti faktor keturunan, kejiwaan, aturan dalam
keluarga dan proses pembelajaran termasuk didalamnya pendidikan keluarga dan
agama. Dalam hal ini perhatian orang tua lebih difokuskan pada pertumbuhan secara
fisik dan stimulasi psikososial di sini sangat berperan dalam pembentukan
perkembangan anak. Stimulasi psikososial merupakan perkembangan anak yang
ditinjau dari aspek psikososial, bahwa pada masa ini anak dalam perkembangannya
dipengaruhi oleh lingkungan sosial (Hidayat, 2005:29).
Kebutuhan stimulasi (asah) ini sangat membantu dalam proses pembelajaran dan
pencapaian dalam pertumbuhan dan perkembangan secara optimal. Stimulasi ini dapat
berupa latihan atau bermain. Pembentukan kecerdasan ini harus ada interaksi dengan
lingkungan sejak dini (Hidayat, 2011:51). Kecerdasan terbentuk dari interaksi antara
faktor internal dengan lingkungan. Faktor lingkungan termasuk di dalamnya
lingkungan dalam keluargan dan luar keluarga (Candriyani, 2009:14-19).

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Apa pengertian perkembangan dan penilian?


1.2.2 Apa saja aspek perkembangan yang dinilai untuk anak usia dini?
1.2.3 Bagaimana bentuk penilaian yang diberikan terhadap setiap aspek
perkembangan anak usia dini?

4
1.3 Tujuan

1.3.1 Mengetahui dan memahami apa itu perkembangan dan penilaian


1.3.2 Mengetahui apa saja aspek yang akan dinilai pada perkembangan
anak usia dini

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Penilaian Dan Stimulasi Tumbuh Kembang

A. Pengertian Tumbuh Kembang


Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dalam struktur dan fungsi tubuh
yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil
dari proses pematangan, Disini menyangkut adanya proses diferensiasi dari sel sel
tubuh, jaringan tubuh. organ organ dan sistem organ yang berkembang sedemikian
rupa sehingga masing masing dapat memenuhi fungsinya.

Sejak dahulu masalah perkembangan anak telah mendapat perhatian. Berbagai


tulisan mengenai perkembangan anak telah dibuat. Menurut ilingworth, ulasan yang
pertama kali dibuat mengenai perkembangan anak adalah yang dibuat oleh
tiedeman dari jerman (1787) yang mencatat perkembangan dari seorang anak.
Kemudian charles darwin (1877) mempublikasikan secara detail perkembangan
salah satu dari 10 anaknya pada tahun 1931 shirley melaporkan perkembangan 25
anak secara lengkap.

Pada saat ini berbagai metode deteksi dini untuk mengetahui gangguan
perkembangan anak telah dibuat. Demikian pula dengan skrining untuk mengetahui
penyakit penyakit yang potensial dapat mengakibatkan gangguan perkembangan
anak. Karena deteksi dini kelainan perkembangan anak sangat berguna, agar
diagnosis maupun pemulihannya dapat dilakukan lebih awal, sehingga tumbuh
kembang anak dapat berlangsung seoptimal mungkin. Sayangnya banyak ahli
kesehatan yang percaya bahwa tidak banyak yang dapat dikerjakan untuk
mengatasi kelainan ini dan mereka percaya pula bahwa kelainan yang ringan dapat
normal dengan sendirinya. Sikap seperti ini dapat menghambat pemulihannya,
bahkan pada kasus kasus tertentu dapat mengakibatkan cacat yang permanen, yang
seharusnya dapat dihindari.

6
Penting untuk dipahami bahwa dengan skrining dan mengetahui adanya masalah
pada perkembangan anak, tidak berarti bahwa diagnosis pasti dari kelainan tersebut
telah ditetapkan. Skrining hanyalah prosedur rutin dalam pemeriksaan tumbuh
kembang anak sehari hari, yang dapat memberikan petunjuk kalau ada sesuatu yang
perlu mendapat perhatian. Sehingga masih diperlukan anamnesis yang baik,
pemeriksaan fisik yang teliti dan pemeriksaan penunjang lainnya agar diagnosis
dapat dibuat, supaya intervensi dan pengobatan dapat dilakukan sebaik baiknya.

Periode penting dalam tumbuh kembang adalah masa balita. Karena pada masa ini
pertumbuhan dasar yang akan mempengaruhi dan menentukan perkembangan anak
selanjutnya. Pada masa balita ini perkembangan kemampuan bahasa, kreativitas,
kesadaran sosial, emosional dan intelegensia berjalan sangat cepat dan merupakan
landasan perkembangan berikutnya Perkembangan moral beserta dasar dasar
kepribadian juga dibentuk pada masa ini. Sehingga setiap penyimpangan
perkembangan sekecil apapun pada masa ini akan mempengaruhi kualitas sumber
daya manusia kelak dikemudian hari.

Pada perkembangan anak terdapat masa kritis, dimana diperlukan


rangsangan/stimulasi yang berguna agar potensi berkembang, sehingga perlu
mendapat perhatian, Perkembangan psikososial sangat dipengaruhi lingkungan dan
interaksi antara anak dengan orang tua dewasa lainnya. Perkembangan anak akan
optimal bila interaksi sosial diusahakan sesuai dengan Kebutuhan anak pada
berbagai tahap perkembangannya, bahkan sejak bayi masih dalam kandungan.
Sedangkan lingkungan yang tidak mendukung akan menghambat perkembangan
anak

B. Tujuan Penilaian Perkembangan


1. Mengetahui kelainan perkembangan anak dan hal hal lain yang merupakan
resiko terjadinya kelainan perkembangan tersebut.
2. Mengetahui berbagai masalah perkembangan yang memerlukan pengobatan
konseling genetik.
3. Mengetahui kapan anak perlu dirujuk ke senter yang lebih tinggi,

7
C. Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Anak
Masa lima tahun pertama merupakan masa terbentuknya dasar dasar kepribadian
manusia, kemampuan berfikir, pengindraan, keterampilan berbahasa dan berbicara,
bertingkah laku sosial dan lain-lainnya. Ada dua faktor yang mempengaruhi proses
tumbuh kembang optimal seorang anak, yaitu:
1. faktor dalam
Yaitu faktor faktor yang ada pada diri anak itu sendiri baik faktor bawaan
maupun faktor yang diperoleh, termasuk disini antara lain: Hal hal yang
diturunkan dari orang tua, kakek nenek atau generasi sebelumnya. Misalnya
warna rambut dan bentuk tubuh. Unsur berfikir dan kemampuan intelektual.
Misalnya kecepatan berfikir. Keadaan kelenjar zat-zat dalam tubuh. Misalnya:
kekurangan hormon yang dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan
anak. Emosi dan sifat-sifat (temperamen) tertentu. Misalnya: pemalu, pemarah,
tertutup, dan lain lain.

2. Faktor luar
a. Keluarga
Sikap dan kebiasaan keluarga dalam mengasuh dan mendidik anak,
hubungan orang tua dengan anak, hubungan antara saudara, dan lain-lain.
b. Gizi
Kekurangan gizi dalam makanan menyebabkan pertumbuhan anak
terganggu yang akan mempengaruhi perkembangan seluruh dirinya.
c. Budaya setempat
Asuhan dan kebiasaan dari suatu masyarakat dapat mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan anak. Misalnya kebersihan lingkungan,
kesehatan, pendidikan.
d. Teman bermain dan sekolah
Ada tidaknya teman bermain. Tempat dan alat bermain, kesempatan
pendidikan disekolah, akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
anak pencapaian suatu kemampuan pada setiap anak bisa berbeda beda,
namun demikian ada patokan umur tentang kemampuan apa saja yang perlu
dicapai seorang anak pada umur tertentu. Adanya patokan tersebut

8
dimaksudkan agar anak yang belum mencapai tahap kemampuan tertentu itu
perlu dilatih berbagai kemampuan untuk dapat mencapai perkembangan
yang optimal. Ada aspek yang perlu dibina dalam menghadapi masa depan
anak, yaitu:
1. Perkembangan motorik kasar dan motorik halus Yang dimaksud gerakan
(motorik) adalah semua gerakan yang mungkin dilakukan oleh seluruh
tubuh. Perkembangan motorik diartikan sebagai perkembangan dari
unsur kematangan dan pengendalian gerak tubuh, dan perkembangan
tersebut erat kaitannya dengan perkembangan pusat motorik anak. Pada
anak, gerakan ini dapat secara lebih jelas dibedakan antara gerakan
motorik kasar dan halus."

Disebut motorik kasar bila gerakan yang dilakukan melibatkan sebagian


besar bagian tubuh dan biasanya memerlukan tenaga karena dilakukan
oleh otot otot yang lebih besar. Contohnya gerakan telungkup, gerakan
berjalan, gerakan berlari.

Disebut motorik halus bila hanya melibatkan bagian bagian tubuh


tertentu saja dan dilakukan oleh otot otot kecil, karena itu tidak begitu
memerlukan tenaga, Gerakan halus ini memerlukan koordinasi yang
cermat. Contohnya gerakan mengambil benda dengan hanya ibu jari dan
telunjuk, gerakan memasukkan benda kecil ke dalam lubang, membuat
prakarya.

D. Penilaian Pertumbuhan Fisik Bayi Dan Balita


Pada dasarnya kesehatan merupakan kebutuhan manusia yang paling utama sebagai
ukuran kualitas hidup yang mendasar dan yang harus dipenuhi oleh setiap orang,
karena dengan kesehatan akan memungkinkan setiap orang untuk melakukan
kegiatan dalam rangka mencukupi kebutuhan hidup yang lain. Kesehatan
merupakan hak azasi dan sekaligus sebagai investasi, sehingga perlu diupayakan,
diperjuangkan dan ditingkatkan oleh setiap individu dan oleh seluruh komponen
bangsa, agar masyarakat dapat menikmati hidup sehat, dan pada akhirnya dapat
mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal (Depkes RI, 2006)

9
Salah satu kegiatan yang dilakukan di posyandu adalah penimbangan bayi dan
balita. Pertumbuhan anak dalam usia dini, yaitu masa balita terutama bayi sangat
pesat terjadi. Secara garis besar, berat badan bayi usia 6 bulan tumbuh 2 kali lipat
dibandingkan berat badan lahir. Dengan penimbangan dan pengukuran yang rutin
dilakukan dalam mendeteksi secara dini ketidak normalan (Jauhari, 2000)

Kecukupan gizi pada anak manifestasinya dapat dilihat dari pertumbuhan anak.
Penilaian terhadap pertumbuhan anak dapat dilakukan dengan berbagai cara salah
satunya adalah pengukuran antropometrik. Adapun parameter ukuran
antropometrik yang dipakai pada penilaian pertumbuhan fisik adalah tinggi badan,
berat badan, lingkar kepala, lipatan kulit, lingkar lengan atas, panjang lengan,
proporsi tubuh, lingkar kepala dan panjang tungkai (IDAI, 2011).

Selain pemeriksaan antropometri, untuk menilai pertumbuhan dapat juga dilakukan


pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan radiologi. Berat badan dan tinggi badan
merupakan parameter yang paling sering digunakan dalam pengukuran
antropometri gizi untuk menilai pertumbuhan fisik atau keadaan gizi. Berat badan
dan tinggi badan akan lebih bermakna bila diperhitungkan dengan umur, BB/U,
TB/U dan BB/TB merupakan tiga indikator utama antropometri gizi yang banyak
dipakai untuk menentukan status gizi pada balita (Febrikaharisma, 2013).

Menurut data Riskesdas, 2013 gangguan pertumbuhan yang dicirikan dengan


rendahnya tinggi badan menurut umur (stunting) pada anak balita di Indonesia
mencapai 35,7%. Masih menurut data Riskesdas 2013 menyatakan bahwa status
gizi balita menurut indikator BB/U menyatakan bahwa prevalensiberat-kurang pada
tahun 2013 adalah 19,6%, terdiri dari 5,7% gizi buruk dan 13,9% gizi kurang, dan
sumatera barat berada diurutan ke 18 yaitu 20,1%. Tentu saja data tersebut masih
jauh dari sasaran mdgs tahun 2015 yaitu 15,5%.

Berat badan merupakan ukuran antropometri yang terpenting pada masa bayi dan
balita. Berat badan merupakan hasil peningkatan atau penurunan semua jaringan
yang ada pada tubuh. Berat badan dipakai sebagai indikator yang terbaik saat ini
untuk mengetahui keadaan gizi dan tumbuh kembang anak, sensitif terhadap
perubahan sedikit saja, pengukuran objektif dan dapat diulangi. Keadaan gizi

10
adalah keadaan akibat dari keseimbangan antara konsumsi dan penyerapan zat gizi
dan penggunaan zat-zat gizi tersebut, atau keadaan fisiologik akibat daritersedianya
zat gizi dalam seluler tubuh (Supariasa, 2002).

Status gizi adalah ukuran keberhasilan dalam pemenuhan nutrisi untuk anak yang
diindikasikan oleh berat badan dan tinggi badan anak. Status gizi juga didefinisikan
sebagai status kesehatan yang dihasilkan oleh keseimbangan antara kebutuhan dan
masukan nutrient (Beck dalam creasoft, 2008).
Menurut Supariasa (2002), Keadaan tubuh dikatakan pada tingkat gizi optimal, jika
jaringan tubuh jenuh oleh semua zat gizi maka disebut status gizi optimal. Kondisi
ini memungkinkan tubuh terbebas dari penyakit dan mempunyai daya tahan yang
tinggi. Apabila konsumsi gizi makanan pada seseorang tidak seimbang dengan
kebutuhan tubuh maka akan terjadi kesalahan gizi yang mencakup kelebihan dan
kekurangan zat gizi. Kelompok bayi dan anak balita adalah salah satu kelompok
umur yang rentan terhadap penyakitpenyakit kekurangan gizi, oleh sebab itu
indikator yang paling baik untuk mengukur status gizi masyarakat adalah dengan
melalui pengukuran status gizi balita (Supariasa, 2002).

Kurang gizi pada anak balita tidak mudah dikenali oleh pemerintah atau masyarakat
bahkan keluarga. Artinya andaikata disuatu desa terdapat sejumlah anak yang
menderita gizi kurang dan tidak segera menjadi perhatian karena anak tampak tidak
sakit. Faktor timbulnya gizi kurang pada anak balita lebih kompleks, maka upaya
penanggulangannya memerlukan pendekatan dari berbagai segi kehidupan anak
secara terintegrasi. Artinya tidak hanya memperbaik aspek makanan saja tetapi juga
lingkungan hidup anak seperti pada pegasuhan, pendidikan ibu, air bersih dan
kesehatan lingkungan, mutu layanan kesehatan dan sebagainya (Supariasa, 2002).

E. Stimulasi Tumbuh Kembang Bayi Dan Balita


Bayi risiko tinggi ialah bayi yang secara klinis belum menunjukkan hambatan
perkem-bangan tetapi berpotensi untuk mengalami gangguan perkembangan1
akibat faktor risiko biomedik maupun lingkungan psikososial, atau sosial ekonomi
yang dialami sejak masa konsepsi sampai masa neonatal.

11
Risiko biomedik yang berpotensi untuk menghambat tumbuh kembang antara lain:
prematuritas, perdarahan intrakranial, hambatan pertumbuhan intrauterin,
ensefalopati iskemik hipoksik, hipoglikemia, polisitemia, hiperbilirubinemia,
kelainan kongenital,infeksi, kejang neonatal, ibu pengguna NAPZA dll.

Faktor risiko biomedik yang tersering adalah prematuritas. Risiko lingkungan


psikososial atau sosialekonomi yang dapat menghambat tumbuh kembang antara
lain status sosial ekonomi yang buruk (kemiskinan, pendidikan orangtua rendah,
perumahan yang buruk, jumlah anak terlalu banyak), ibu terlalu muda, ibu dengan
mental retardasi, gangguan kejiwaan, pengguna narkoba, riwayat perlakuan salah di
dalam keluarga atau perceraian.

F. Dampak Faktor Risiko Pada Perkembangan Bayi


Faktor risiko tersebut di atas secara langsung atau tidak langsung dapat
mengganggu perkembangan gerak, komunikasi, kognitif, emosi-sosial dan perilaku.
Semakin banyak faktor risiko, semakin banyak dan berat aspek perkembangan yang
terganggu. Bentuk gangguan perkembangan yang tersering adalah palsi serebral,
retardasi psikomotor, gangguan penglihatan, pendengaran, bicara dan perilaku.
Umumnya gangguan perkembangan tersebut bersumber pada gangguan
perkembangan otak akibat pengaruh factor risiko tersebut di atas secara langsung
atau tidak langsung.

2.2 Tahapan Perkembangan Beberapa Struktur Otak

Perkembangan otak berlangsung secara bertahap. Selsel saraf bayi berproliferasi


sejak sebelum lahir kemudian mengalami perkembangan berupa migrasi (sampai
umur sekitar 6 bulan), differensiasi (menjadi berbagai macam sel neuron yang
bercabang-cabang) , sinaptogenesis (membentuk hubungan antar sel sejak trimester
III sampai umur 4 tahun) dan mielinansi (sampai umur 4 – 5 tahun) Pematangan
fungsi otak tidak semata-mata oleh proses biologis, tetapi sangat dipengaruhi pula
oleh kualitas pengalaman interaksidengan lingkungan pengasuhan.

A. Tahapan maturasi fungsi otak


Dengan menggunakan Positron Emission TTomograph PET) dan metoda
autoradiografi dapat diukur penggunaan glukosa di korteks otak yang berkaitan
12
dengan peningkatan sinaptogenesis, pematangan fungsi sel syaraf dan maturasi
perilaku
a. Bayi baru lahir
Pada bayi baru lahir kecepatan metabolisme penggunaan glukosa secara
regional atau lokal 30 % lebih rendah dari pada dewasa muda, metabolisme
tertinggi di korteks sensori dan motor, talamus, batang otak dan vermis
serebelum. Sebagian besar korteks serebri pada masa neonatal kurang aktif
sehingga perilaku, refleks batang otak dan integrasi visuomotor bayi baru
lahir masih terbatas. Aktivitas metabolik di amigdala dan korteks singuli
cukup tinggi, menandakan struktur sistem limbik sudah aktif, sehingga bayi
baru lahir mampu melakukan interaksi emosi dengan ibunya yang sangat
penting dalam pembentukan ikatan hubungan ibu dan bayi (mother infant
bonding / attachment).

b. Umur 0 – 4 tahun
Pada umur 2 – 3 bulan terlihat peningkatan penggunaan glukosa di korteks
parietal, temporal dan korteks visual primer, basal gangila serta hemisfer
serebelum. Perubahan ini bersamaan dengan peningkatan kemampuan
integrasi visuospasial dan visuosensorimotor. Pada umur 6 – 8 bulan korteks
frontal bagian lateral dan inferior secara fungsional lebih aktif, dan pada
umur 8 – 12 bulan bagian dorsal dan medial korteks frontal menunjukkan
peningkatan penggunaan glukosa. Perubahan metabolisme pada korteks
frontal muncul bersamaan dengan munculnya perilaku kognitif bayi,
misalnya mengenali orang asing, peningkatan kemampuan membedakan
gambar. Peningkatan ini juga bersamaan dengan perluasan daerah dendrit
dan peningkatan percabangan kapiler di korteks frontal. Pada umur 3 –4
tahun peningkatan metabolisme mencapai 2 kali tingkat dewasa di korteks
serebri. Di basal ganglia dan talamus peningkatan tidak setinggi korteks
serebri, sedangkan di batang otak tidak terlihat perubahan.

c. Umur 4 – 10 tahun
Tingkat metabolisme glukosa di korteks tidak meningkat lagi, tetapi tetap
tinggi ( 2 kali dewasa). Hal ini sesuai dengan penelitian aliran darah serebral

13
anak umur 3 – 11 tahun sekitar 1,8 kali dewasa muda, sedangkan
penggunaan oksigen otak sekitar 1,3 kali dewasa muda.

d. Umur 10 – 18 tahun
Mulai umur 9 tahun tingkat metabolisme glukosa korteks serebri menurun
dan mencapai tingkat metabolisme dewasa pada umur 16 – 18 tahun. Semua
daerah di korteks serebri menunjukkan tahapan perkembangan yang hampir
sama, yang berbeda hanya di basal ganglia dan talamus, sedangkan di
batang otak tidak menunjukkan perubahan yang bermakna.

B. Prinsip Umum Stimulasi Psikososial Bayi Risiko Tinggi


1. Waktu
Intervensi yang dilakukan sejak dini dan berlangsung lebih lama akan
memberikan manfaat lebih besar dibanding dengan intervensi yang
terlambat atau dalam waktu yang lebih singkat. Intervensi yang dilakukan
sejak masa neonatal menunjukkan manfaat terbesar pada kemampuan
kognitif dan pra akademik. Intervensi yang dilakukan setiap hari dan
dimonitor setiap bulan selama 3 tahun menunjukkan hasil yang nyata untuk
perkembangan intelektual dan perilaku pada umur 36 bulan. Pengaruh
intervensi lebih bermakna pada umur 48 bulan. Dibandingkan tanpa
intervensi, pada kelompok intervensi memperlihatkan peningkatan
kemampuan kognitif sedangkan kelompok kontrol menunjukan perburukan.
Pada umur 8 tahun anak yang telah mendapatkan intervensi berkelanjutan
sejak bayi (selama 8 tahun) menunjukkan kemampuan terbaik dibanding
kelompok lain dalam hal membaca dan matematika, melebihi kemampuan
anak yang mendapat latihan sejak TK (selama 5 tahun) atau kelompok yang
dilatih hanya di sekolah dasar saja.

2. Jenis Stimulasi
Tidak semua jenis stimulasi mempunyai effektifitas yang sama, bahkan
bayi-bayi yang mendapat stimulasi yang sama menunjukkan hasil yang
berbeda. Berbagai parameter stimulasi perlu dipertimbangkan, termasuk
jumlah, tipe, saat, pola, kualitas stimulasi, disamping berbagai faktor risiko
yang ada pada bayi.Umumnya untuk bayi dianjurkan pendekatan

14
rangsangan multimodal yang meliputi rangsang 1 taktil (pijat, fleksi
ekstensi, posisi), vestibular kinestetik (menggoyang, mengayun),
pendengaran (menyanyi, musik, rekaman susra ibu, irama jantung ibu), dan
visual (gerakan, warna, bentuk)Tetapi konon stimulasi multimodal lebih
banyakmenimbulkan stres pada bayi daripada stimulasi cara
tunggal.Sebelum umur 3 tahun stimulasi diarahkan untuk mencapai semua
aspek perkembangan (penglihatan, pendengaran, kognitif, sosial-
kemandirian,gerak halus, kasar). Sesudah umur 3 tahun stimulasi diarahkan
lebih spesifik untuk kesiapan akademik: menggambar, mengenal bentuk,
huruf, angka,menulis, membaca, berhitung, disamping emosi-sosialdan
kemandirian.

3. Intensitas
Program yang lebih intensif akan memberikan hasil yang lebih besar. Anak
dan orangtua yang lebih aktif dan teratur mengikuti program menunjukkan
kemajuan yang lebih besar. Secara individual isyarat perilaku bayi dapat
digunakan sebagai penentu intensitas yang cocok untuk bayi Tanda
ketegangan atau perilaku yang menghindar menunjukan stimulasi harus
dihentikan. Stimulasi yang berlebihan akan memperburuk ketidakstabilan
sistem saraf otonom yang dapat menimbulkan hipoksia, apne dan bradikardi
pada bayi prematur.12 Intervensi yang dilakukan setiap hari dan dimonitor
setiap bulan selama 3 tahun menunjukkan hasil yang nyata untuk
perkembangan intelektual dan perilaku pada umur 36 bulan. Bayi berat lahir
rendah yang berperan aktif dalam intervensi kemungkinan untuk menjadi
retardasi mental lebih kecil 9 kali dibandingkan dengan yang tidak aktif
melakukan intervensi. Infant Health and Developmental Program
melaporkan bahwa tingkat perkembangan intelektual berkaitan erat dengan
tingkat partisipasi, tetapi tidak berkaitan dengan berat lahir atau pendidikan
orangtua. Bayi yang diketahui sejak dini mempunyai kecacatan, tindakan
intervensi 1 – 3 ½ hari perminggu tidak menunjukkan manfaat. Intervensi
yang sama pada anak dengan risiko tinggi sosial ekonomi juga tidak
menunjukkan hasil yang bermakna Jadi intensitas harus lebih banyak untuk
mendapatkan efek positif yang terukur.

15
4. Perbedaan Individual
Hasil stimulasi pada beberapa individu dengan metoda yang sama dapat
menghasilkan kemajuan yang berbeda, tergantung pada faktor risiko
sebelum intervensi dan derajat kecocokan antara program dengan cara
belajar anak. Bayi dengan risiko biologis lebih besar akan mendapatkan
kemajuan yang lebih sedikit walaupun kemajuannya bermakna. Anak
dengan kemampuan yang relatif lebih tinggi mendapatkan manfaat lebih
banyak melalui instruksi langsung, sedangkan anak yang kemampuannya
relatif lebih rendah mendapatkan kemajuan melalui instruksi tidak langsung

5. Keterpaduan
Stimulasi lebih baik jika diberikan oleh orangtua dengan memanfaatkan
anggota keluarga, faktor-faktor lingkungan sosio- ekonomi, dan melibatkan
tim interdisiplin termasuk dokter, perawat, psikologi, terapi okupasi dan
fisik, dan pekerja sosial. Keterpaduan yang menggabungkan cara langsung
dan tidak langsung mempunyai pengaruh yang kuat, terutama bila tersedia
sarana untuk hidup sehat dan layanan sosial untuk keluarga (transportasi,
bantuan kebutuhan yang mendesak dan dukungan untuk orangtua).
Stimulasi di rumah selama 1 tahun pada bayi berat lahir rendah dan
keluarganya menunjukkan bahwa intervensi yang berfokus pada orang tua
menunjukkan hasil yang besar. Penelitian Resnick dkk15 melaporkan hasil
yang sama setelah intervensi perkembangan yang dimulai sejak mereka
dirumah sakit, kemudian dilanjutkan di rumah sampai umur 2 tahun.
Intervensi terutama difokuskan pada orangtua untuk memperkuat kualitas
interaksi orangtua dan bayi. Kelompok eksperimental menunjukkan angka
lebih tinggi ketimbang kontrol dengan skala Bayley Mental dan Motor pada
umur 12 dan 24 bulan. Kunjungan rumah seminggu 3 kali akan
menghasilkan kemajuan yang bermakna. Orangtua dan anggota keluarga
lain di rumah merupakan faktor yang penting untuk memberikan
pembelajaran sejak dini.Pendapat lain menyimpulkan bahwa intervensi
langsung pada bayi untuk meningkatkan pengalaman pembelajaran sehari-
hari menunjukkan hasil yang lebih banyak dan lebih lama dibandingkan
cara tidak langsung. Cara langsung lebih banyak meningkatkan kemampuan

16
intelegensia anak terutama yang mempunyai faktor-faktor risiko yang
serius: ekonomi, bilologis, atau kedua faktor tersebut.

6. Perlu dukungan yang berkelanjutan


Pengaruh positif akan berkurang jika tidak ada dukungan yang adekuat
untuk mempertahankan sikap dan perilaku tersebut. Dampak jangka panjang
stimulasi dini pada nilai IQ semakin lama akan berkurang. Beberapa faktor
yang terkait antara lain anak dengan riwayat risiko tinggi tidak mampu
mempertahankan manfaat efektivitas intervensi dini, karena harus
melanjutkan perkembangan dalam kecepatan yang umum di sekolah.
Lingkungan sekolah yang buruk, kesehatan yang suboptimal, lingkungan
rumah yang kacau dan berbagai faktor lain mempengaruhi perkembangan
anak pada usia selanjutnya. Bagi anak yang telah mendapatkan intervensi
berkelanjutan selama 8 tahun menunjukkan kemampuan terbaik dibanding
kelompok lain dalam hal membaca dan matematik, melebihi kemampuan
anak yang mendapat latihan selama 5 tahun dan kelompok yang dilatih
hanya di sekolah dasar saja. Pada kelompok intervensi yang dimulai sejak
TK sampai umur 8 tahun tidak menunjukan peningkatan IQ.

C. Stimulasi di Ruang Rawat Bayi Perasaan dan sikap orangtua bayi risiko tinggi
Orangtua umumnya tidak siap menghadapi kenyataan bahwa bayinya berbeda
dari yang lain karena adanya faktor risiko. Bayi risiko tinggi kadang-kadang
dirawat di ruang khusus, dalam inkubator tertutup, dengan kabel dan selang,
sehingga orangtua sulit untuk melihat menyentuh, tidak dapat mengambil,
menggendong atau menimang bayinya. Perasaan dan sikap orangtua juga
dipengaruhi oleh penampilan fisik bayi dan sikap/perilaku dokter atau perawat
yang segera melakukan intervensi pada bayiny dengan serius.Kepedulian ibu
terfokus kepada keselamatan si bayi semata.

Ketidaktentuan tentang keselamatan dan kemampuan dimasa depan


menyebabkan kecemasan, kecewa, sedih, marah dan merasa bersalah, selain
merasa adanya beban karena bayinya membutuhkan lebih banyak perawatan,
padahal keselamatannya belum dapat dipastikan. Perasaan dan sikap tersebut

17
menghambat tumbuhnya ikatan kasih sayang ibu dan bayi yang merupakan
landasan interaksi ibu dan bayi, sangat penting untuk merangsang
perkembangannya. Bila orangtua tidak terlibat, bayi akan merasa ikatan
emosialnya kurang kuat, dan merasa tidak aman.Bayi ini cenderung tak
menentu (ambivalen), menghindar, tidak beraturan dalam usaha membentuk
hubungan dengan orang lain. Sedang pada bayi yang selalu merasa aman
mempunyai perkembangan emosisosial yang lebih baik.Ketidaktahuan orangtua
tentang keadaan bayinya dapat menimbulkan kecemasan yang berlebihan, oleh
karena itu orang tua harus segera diberi penjelasantentang prognosis,
kemungkinan perjalan penyakitnya, kemungkinan penyulit, gejala sisa, agar
mereka dapat mengetahui keadaan bayinya secara proporsional, dan tidak
menimbulkan kecemasan yang berlebihan, bahkan diharapkan dapat menerima
kenyataan tersebut secara bertahap.

2.3 Kebutuhan Fisik Dan Psikososial Bayi Dan Balita

A. Pengertian ASI
adalah makanan pokok untuk bayi, berikan ASI 2-3 jam sekali atau on demand
(semau bayi). Berikan ASI dengan satu payudara samai teras kosong setelah itu
baru ganti payudara yang lain. ASI eksklusive adalah memberian ASI saja sampai
usia 6 bulan tanpa tambahan makanan apapun kecuali imunisasi, vitamin. Berikan
ASI sampai 2 tahun dengan tambahan makan lunak sesuai tahapan usia bayi.

B. Pedoman menyusui ASI


Inisiasi menyusu dini adalah bayi berusaha menyusu sendiri diatas perut ibu segera
setelah minimal 1 jam. Tanda posisi bayi menyusu dengan baik yaitu dagu
menyentuh payudara, mulut membuka lebar, hidung mendekat terkadang
menyentuh payudara, mulut mencakup areola, lidah menopang putting dan areola
bagian bawah, bibir melengkung keluar, bayi menghisap dengan kuat namun
perlahan dan kadang-kadang berhenti sesaat. 2. Menolong BAB pada Bayi BAB
hari 1-3 disebut mekoneum yaitu feces berwana kehitaman, hari 3-6 feces tamsisi
yaitu wama coklat sampai kehijauan karena masih bercampur mekoneum,

18
selanjutnya feces akan berwama kekuningan. Segera bersihkan bayi setiap selesai
BAB agarbtidak terjadi iritasi didaerah genetalia.

D. Menolong BAK
Pada bayi Bayi baru lahir akan berkemih paling lambat 12-24 jam pertama
kelahirannya,BAK lebih dari 8 kali sehari salah satu tanda bayi cukup nutrisi.
Setiap habis BAK segera ganti popok supaya tidak terjadi ritasi didaerah
genetalia.

E. Kebutuhan Istirahat/ tidur


Dalam 2 minggu pertama bayi sering tidur rata-rata 16 jam sehari. Pada
umumnya bayi mengenal malam setelah usia 3 bulan. Jaga kehangatan bayi
dengan suhu kamaryang hangat dan selimut bayi.

F. Menjaga kebersihan kulit


Bayi sebaiknya mandi minimal 6 jam setelah kelahiran, sebelum mandi
sebaiknya periksa suhu tubuh bayi. Jika terjadi hipotermi lakukan skin to skin
dan tutpi kepala bayi dengan ibu minimal 1 jam. Sebaiknya bayi mandi minimal
2 kali sehari, mandikan dengan air hangat dan di tempat yang hangat.
Prinsip yang perlu diperhatikan pada saat memandikan bayi antara lain:
1. Menjaga bayi agar tetap hangat
2. Menjaga bayi agar tetap aman dan selamat 3.Suhu air tidak boleh terlalu
panas atau terlalu dingin.

G. Menjaga keamanan bayi


Hindari memberikan makanan selain ASI, jangan tinggalkan bayi
sendirian,jangan menggunakan alat penghangat buatan.

H. Pijat Bayi
Berikut ini beberapa manfaat memijat bayi:
1. Menguatkan otot: Pijatan terhadap bayi sangat bagus untuk menguatkan otot
bayi.

19
2. Membuat bayi lebih sehat Memijat bayi bisa memerlancar sistem peredaran
darah, membantu proses pencernaan bayi, dan juga memerbaiki pernapasan
bayi.
3. Membantu pertumbuhan: Menurut penelitian, pertumbuhan bayi seperti berat
badan akan lebih baik dengan memijat bayi. Bahkan untuk bayi prematur. berat
badan bisa bertambah hingga 47 persen dibanding jika tidak dipijat.
4. Membuat Balita Semakin Tenang
5. Meningkatkan efektivitas istirahat (Tidur) bayi Bayi yang otot-ototnya
distimulus atau pemijatan aman dan nyaman dan mengantuk. Kebanyakan bayi
tidur dengan yang lama begitu pemijatan usai dilakukan kepadanya. Selain
lama, bayi Nampak tertidur lelap dan tidak rewel seperti sebelumnya. Hal ini
menunjukkan bahwa bayi merasa tenang setelah dipijat. Ibu-ibu selalu merasa
senang bila melihat bayinya tertidur lelap. Kebanyakan untuk alasan inilah
mereka lakukan pemijatan bayi. Namun, dalam situasi lain dimana tidur lelap
bayi ini terjadi berbagai kemungkinan. Pertama, bayi tertidur bukan karena
nyaman dipijat tetapi sebaliknya, ia marasa kehabisan energy setelah "melawan"
perlakuan pemijatan yang sebenarnya tidak diinginkan. Biasanya hal ini terjadi
karena pemijatan dilakukan dengan paksaan. Kedua, tidur bayi yang terlalu
lama dan sulit dibangunkan dapat mengganggu jadwal pemberian ASI.
Pemberian ASI tetap harus cukup dan tidak boleh terlambat (Anggraini dan
Subakti:2009).
6. Meningkatkan konsentrasi bayi Pemijatan dapat memperlancar peredaran
darah yang mengalir keseluruh tubuh manusia, termasuk keotaknya, terutama
untuk memperlancar sirkulasi dan peredaran oksigen. Ketika suplai oksigen
untuk bayi tidak lancar maka fungsi otak untuk berfikir dan konsentrasi akan
terganggu. Semakin baik aliran darah ke otak, semakin berkecukupan
kebutuhan oksigen ke otak secara cukup membuat konsentrasi dan kesiagaan
bayi semakin membaik Pemijitan juga mengefektifkan istirahat (tidur) bayi.
Ketika bayi istirahat atau tidur dengan efektif maka saat bangun akan menjadi
bugar. Kebugaran ini juga menjadi faktor yang mendukung konsentrasi dan
kerja otak si bayi (Putri.Alisa: 2009).
7. Meningkatkan gerak peristaltik untuk pencernaan Gerak peristaltik adalah
semacam gelombang dan kontraksi teratur saluran menuju lambung yang
menggerakkan bahan makanan agar dapat diproses dalam saluran pencernaan

20
Maka terbukti bahwa pijat bayi membantu proses Pencernaan (Putri Alissa:
2009).
8. Mengurangi rasa sakit Memijat juga membantu mengusir gejala kembung,
kolik, serta membantunya tidur lebih nyenyak. Tidak hanya itu, pijatan juga
memperlancar sirkulasi dara di perut, sehingga membantu mengeluarkan gas
yang terjebak disana. (Prasetyono: 2009).
9. Mengurangi nyeri Pijatan yang lembut membantu tubuh melepaskan
oksitoksin dan endorphin. Kedua hormon ini dapat membantu mengatasi
ketidaknyamanan yang dirasakan si kecil akibat nyeri tumbuh gigi, hidung
tersumbat atau tekanan emosi. (Prasetyono: 2009).
10. Merawat gigi bayi Umumnya penyakit dan kelainan gigi pada anak
merupakan salah satu gangguan dalam proses pertumbuhan dan perkembangan
anak. Sejak gigi susu mulai tumbuh, orangtua harus bertanggungjawab
membersihkan gigi bayi mereka. Walaupun gigi anak hanya merupakan gigi
susu yang keberadaannya hanya sementara, namun kesehatan gigi susu
berpengaruh terhadap kesehatan gigi anak di kemudian hari. Karena itu, sebagai
orangtua perlu mengetahui bagaimana merawat gigi anak sejak bayi dengan
cara yang benar, agar kesehatan gigi dan mulut anak teratasi.

I. Cara merawat mulut bayi pada saat usia 0-6 bulan:


a. Bersihkan gusi bayi anda dengan kain lembab, setidaknya dua kali sehari
b. Jangan biarkan bayi anda tidur sambil minum susu dengan menggunakan
botol susunya.
c. Selesai menyusui, ingatlah untuk membersihkan mulut bayi dengan kain
lembab.
d. Jangan menambah rasa manis pada botol susu dengan madu atau sesuatu
yang manis.

J. Cara merawat mulut dan gigi bayi pada usia 7-12 bulan
a. Tanyakan dokter anak atau dokter gigi anda apakah bayi anda mendapat
cukup fluor
b. Ingatlah untuk membersihkan mulut bayi anda dengan kain lembab (tidak
basah sekali) sehabis menyusui.

21
c. Jangan biarkan bayi tidur dengan botol susunya (sambil minum susu dari
botol) kecuali air putih.
d. Berikan air putih bila bayi anda ingin minum diluar jadwal minum susu.
e. Saat gigi mulai tumbuh, mulailah membersihkannya dengan menggunakan
kain lembab. Bersihkan setiap permukaan gigi dan batas antara gigi dengan
gusi secara seksama. karena makanan seringkali tertinggal di permukaan itu.
f. Saat gigi geraham bayi mulai tumbuh, mulai gunakan sikat gigi yang kecil
dengan permukaan lembut dan dari bahan nilon.
g. Jangan gunakan pasta gigi dan ingat untuk selalu membasahi sikat gigi
dengan air.
h. Periksakan gigi anak anda ke dokter gigi, setelah 6 bulan sejak gigi pertama
tumbuh, atau saat usia anak setahun.

K. Hygiene diri dan lingkungan


Kebersihan badan dan lingkungan yang terjaga berarti sudah mengurangi resiko
tertularnya berbagai penyakit infeksi. Selain itu, lingkungan yang bersih akan
memberikan kesempatan kepada anak untuk melakukan aktivitas bermain
secara aman Beberapa hal yang harus diperhatikan untuk menjaga kebersihan
balita oleh orang tua, adalah sebagai berikut:
1. Mencuci tangan
Terapkan kebiasaan mencuci tangan sebelum makan dan sesudah
memegang benda tertentu terlebih lagi binatang. Dengan mencuci tangan
kuman dan bakteri yang menempel di tangannya akan segera mati.
2. Memotong kuku
Menggunting kuku secara teratur seminggu sekali sangat dianjurkan.
Terkadang anak memegang atau mengambil suatu benda dan kotorannya
masuk serta tersimpan di dalam kuku. Kotoran yang tersimpan bisa menjadi
sumber kuman. Untuk itu potonglah kukunya secara rutin.
3. Mandi teratur
Mandi minimal 2 kali sehari dapat menghindari anak terserang penyakit
yang diakibatkan oleh bakteri dan kuman. Berikan pakaian yang bersih
setelah mandi dan jangan lupa untuk mengajarkannya sikat gigi pagi hari
dan sebelum tidur.

22
4. Bersihkan mainannya
Jangan malas untuk membersihkan mainannya. Cucilah dan keringkan
semua mainannya di setiap akhir pekan. Bila si kecil cukup umur ibu boleh
mengajaknya membersihkan mainan. Jangan lupa, rak atau box mainannya
juga ikut dibersihkan. Setelah si kecil tahu, mengerti dan menerapkan
kebersihan untuk dirinya, sekarang saatnya ia diajarkan menjaga kebersihan
lingkungan. Caranya dengan menerapkan buang sampah pada tempatnya.
5. Pakaian
Anak perlu mendapatkan pakaian yang bersih dan nyaman dipakai. Karena
aktivitas anak lebih banyak, hendaknya pakaian terbuat dari bahan yang
mudah menyerap keringat.
6. Kesegaran jasmani (olah raga dan rekreasi)
Aktivitas olah raga dan rekreasi digunakan untuk melatih otot-otot tubuh
dan membuang sisa metabolism, selain itu juga membantu meningkatkan
motorik anak. dan aspek perkembangan lainnya. Aktivitas olah raga dan
rekreasi bagi anak balita merupakan aktivitas bermain yang menyenangkan.

2.4 Kebutuhan Psikososial

Kebutuhan psikososial adalah kebutuhan ASIH dan ASAH. Kebutuhan ASIH


meliputi: perhatian segera, kasih sayang rasa aman, dilindungi, mandiri.rasa
memiliki kebutuhan akan sukses mendapatkan kesempatan dan pengalaman,dibantu
dan dihargai. Kebutuhan ASAH meliputi: stimulasi (rangsangan) dini pada semua
indera (pendengaran, penglihatan, sentuhan, membau, mengecap), sistem gerak
kasar dan halus. komunikasi, emosi-sosial dan rangsangan untuk berpikir.Stimulasi
merupakan kebutuhan yang sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan
anak Anak yang banyak mendapatkan stimulasi yang terarah akan cepat
berkembang dibandingkan dengan anak yang kurang mendapatkan stimulasi
Pemberian stimulasi ini sudah dapat dilakukan sejak masa pranatal, dan setelah
lahir dengan cara menetekan bayi pada ibunya sedini mungkin. Asah merupakan

23
kebutuhan untuk perkembangan mental psikososial anak yang didapat melalui
pendidikan dan latihan.

Penyimpangan Pertumbuhan anak Penyimpangan pertumbuhan anak dapat


diketahui dengan cara pemantauan dan pemeriksaan seksama sejak kehamilan
misalnya dengan memperhatikan kenaikan berat badan ibu setiap bulan dan USG
untuk kemungkinan kelainan organik Beberapa hal yang perlu diperhatikan sebagai
tanda adanya penyimpangan pertumbuhan.

A. Bentuk tubuh, ukuran, simetris atau tidak


Adanya anus Pada remaja bentuk dan ukuran genitalia payudara, rambut pubis
dan axilla perlu dideteksi secara teliti kepala (fontanella, pembengkakan), muka
(posisi mata,bentuk palpebra, pupil. lensa, telinga, bentuk mandibula, maxilla,
hidung dan bibir), dada/thorax, jarak puting susu, umbilicus, otot perut, vertebra
scoliosis/kyphosis, spina dan posisi serta

B. Anthropometri
Ukuran tinggi/panjang badan, berat badan, lingkaran kepala, lingkaran lengan
lingkaran dada p anjang lengan/tungkai. Data-data pengukuran yang dilakukan
dengan tepat dan benar diplot dan dibandingkan dengan standard yang sudah
disepakati untuk negara bersangkutan atau oleh WHO untuk digunakan.

C. Gagal tumbuh (Failure to thrive)

Terminologi ini sekarang disebut juga sebagai Growth Deficiency didefinisikan


sebagai melambatnya kecepatan tumbuh yang mengakibatkan garis
pertumbuhan memotong 2 garis persentil pertumbuhan dibawahnya pada kurva
pertumbuhan anak Gagal tumbuh bukanlah suatu penyakit akan tetapi suatu
tanda dari keadaan galur (pathway) umum dari banyak masalah medik,
psikososial dan lingkungan yang mengakibatkan pertumbuhan yang terhambat
pada anak. Walaupun konsep awal gagal tumbuh diklasifikasikan sebagai
organik dan non organik, akan tetapi sekarang telah difahami bahwa gagal
tumbuh merupakan interaksi antara lingkungan dengan kesehatan anak.
perkembangan dan perilaku.

24
Evaluasi pada anak dengan pertumbuhan yang lambat atau tidak tumbuh sama
sekali merupakan tantangan bagi kemampuan dokter anak untuk secara
simultan mengevaluasi informasi biomedik dan psikososial yang didapatkan
melalui anamnesa dan pemeriksaan fisik Masalah yang penting adalah pada
tahap penegakkan diagnosis, karena kondisi anak bisa saja dalam penyakit yang
gawat atau dalam keadaan kegawatan lingkungan psikososial Akan tetapi
kebanyakan kasus gagal tumbuh disebabkan oleh gizi yang tidak adekuat
dikarenakan faktor biologi dan lingkungan yang tidak saling menunjang
sehingga menyulitkan tercapainya status gizi yang baik. Dalam buku Lange
Current Pediatric Diagnosis & Treatment (2005) tercantum 3 pola Growth
deficiency sebagai berikut:
a. Tipe I Berat badan lebih tertekan daripada tinggi badan, lingkaran kepala
tidak terganggu pertumbuhannya. Umumnya karena masukan kalori tidak
cukup, pengeluaran kalori yang berlebihan, masukan kalori yang berlebihan
atau ketidak mampuan tubuh perifer menggunakan kalori Kebanyakan kasus
merupakan akibat dan kegagalan pada penyampaian (delivery) kejaringan
yang dituju. Kemungkinan disebabkan oleh faktor-faktor kemiskinan,
kesenjangan hubungan pengasuh dan anak pola makan yang abnormal atau
kombinasi dari faktor-faktor tersebut.

b. Tipe II Ditandai oleh tubuh kecil yang proporsional, lingkaran kepala dalam
batasnnormal. Berkaitan dengan faktor genetik pada perawakan pendek
endokrinopati,Npertumbuhan lambat konstitusional, penyakit jantung atau
ginjal. displasia tulang

c. Tipe III Ditandai oleh ketiga parameter (tinggi, berat dan lingkaran kepala)
dibawah normal Tipe ini berkaitan dengan Susunan Syaraf Pusat yang
abnormal, defek pada khromosom, dan gangguan perinatal Penilaian
perkembangan anak meliputi identifikasi dini masalah-masalah
perkembangan anak dengan screening (skrining/penapisan penjaringan) dan
surveillance ukuran standard atau non standard, yang juga digabungkan
dengan informasi tentang perkembangan sosial, riwayat keluarga, nwayat
medik dan hasil pemeriksaan mediknya Penyimpangan perkembangan

25
biasanya dibahas bersama-sama dengan penyimpangan perilaku dalam bab
yang sama, dengan kelaman yang sangat luas variasinya Tolak ukur
perkembangan meliputi motorik kasar, halus, berbahasa, perilaku sosial
dipakai dalam skrining pada Denver Developmental Screening Test (DDST)
dan Denver II misalnya. Sedangkan untuk IQ(Intelligence Qotient, SQ
(Social Qotient),EQ (Emotional Qotient) yang dilakukan oleh para psikolog
diperlukan untuk menetapkan batas-batas kemampuan kurang, normal, atau
berbakat (pada gifted children), pada test pemilihan sekolah pendidikan
yang tepat (placement test), atau semacam fit and proper test pada orang
dewasa. Dikatakan terdapat penyimpangan perkembangan apabila
kemampuan anak tidak sesuai dengan tolok ukur (milestones) anak normal.
Dalam survai diperoleh dari informasi kepedulian orang tua terhadap
perkembangan dan perilaku anaknya.

D. Kategori kepedulian orang tua dalam penyimpangan perkembangan anak


1. Emosi dan perilaku
2. Berbicara dan berbahasa
3. Ketrampilan sosial dan menolong din sendiri
4. Motorik kasar
5. Motorik halus
6. Membandingkan dengan lingkungan
7. Masalah anak yang orang tuanya tidak mengeluh

26
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Stimulasi tumbuh kembang bayi adalah kegiatan untuk merangsang kemampuan


dasar anak umur 0-12 bulan agar bayi tumbuh dan berkembang secara optimal. Setiap
bayi perlu mendapat stimulasi rutin sedini mungkin dan terus menerus pada setiap
kesempatan.

Pertumbuhan dan perkembangan merupakan proses perubatan yang terjadi pada


setiap makhluk hidup. Perubahan yang terjadi pada seseorang tidak hanya meliputi apa
yang kelihatan seperti perubahan fisik dengan bertambahnya berat badan dan tinggi
badan, tetapi juga perubahan ( perkembangan ) dalam segi lain seperti berpikir, emosi,
bertingkah laku, semua anak-anak tumbuh melalui suatu tahapan pertumbuhan dan
perubahan fisik, kognitif, dan emosional yang dapat diidentifikasi.

Pertumbuhan dan perkenangan anak yang optimal dapat dicapai dengan dukungan
faktor intrinsik dalam hal ini genetic yang merupakan blueprint pertumbuhan dan
perkembangan seseorang. Kelainan genetik dapat mempengaruhi pertumbuhan antara
lain alondroplasia, sindrom down, sindrom marfan dan lain-lain. Selain itu, faktor
ekstrinsik yaitu lingkungan (biologis fisik, pikososial, keluarga dan sosial ekonomi)
yang baik dan saling berkaitan satu sama lain akan mempengaruhi pola perkembangan
anak pada akhirnya.

Setiap anak memiliki potensi untuk tumbuh dan berkembang. Penilaian dan
pemantauan terhadap tumbuh kembang anak merupakan salah satu cara untuk
mendukung pencapaian pertumbuhan dan perkembangan yang optimal.

27
3.2 Saran

Dengan dibuatnya makalah ini diharapkan kita yang membaca dapat memahami
dan meningkatkan pemahaman tentang sistem termogli. Dan apabila terdapat
kekurangan dalam isi makalah kami harapkan kritik dan saran pembaca

28
SOAL-SOAL

1. Seorang anak berusia 4 tahun memiliki kemampuan yang luar biasa dalam hal
menggambar dan mewarnai. Dapat disimpulkan bahwa anak tersebut mengalami
proses...
A. Pertumbuhan
B. Perkembangan
C. Pertumbuhan dan perkembangan
D. Keterlambatan pertumbuhan
E. Keterlambatan perkembangan

2. Seorang anak menderita stanting akibat dari kekurangan pemenuhan asupan gizi.
Berdasarkan data di atas anak tersebut mengalami...
A. Pertumbuhan
B. Perkembangan
C. Pertumbuhan dan perkembangan
D. Keterlambatan pertumbuhan
E. Keterlambatan perkembangan

3. Seorang anak berusia 3 tahun dibawah ke klinik fisioterapi. Setelah di lakukan


pemeriksaan anak tersebut belum dapat berjalan dengan normal seperti seusianya,
setelah di telusuri ternyata asupan gizi yang diberikan kepada anak tersebut
sangatlah kurang. Berdasarkan peristiwa diatas dapat disimpulkan anak tersebut
mengalami...
A. Pertumbuhan
B. Perkembangan
C. Pertumbuhan dan perkembangan
D. Keterlambatan pertumbuhan
E. Keterlambatan perkembangan

4. Lingkungan pranatal yang mempengaruhi pertumbuhan janin mulai konsepsi


sampai lahir, yang dapat mengakibatkan janin mengalami kecacatan dan kelainan
jiwa merupakan pengaruh...

29
A. Stress
B. Infeksi
C.Radiasi
D. Toksin
E. Endokrin

5. Manakah yang sesuai dengan ciri ciri pengembangan...


A. kaudal-sefal
B. mempunyai tahap yang berurutan
C. mempunyai kecepatan yang sama
D. pertumbuhan tidak melibatkan perkembangan
E. mempunyai pola pola yang berubah

6. Pada saat pertumbuhan berlangsung cepat, perkembangan pun demikian, terjadi


peningkatan mental, memori, daya nalar,asosiasi dan lain-lain. Merupakan bagian
dari ciri-ciri tumbuh kembang
A. Perkembangan menimbulkan perubahan
B.Pertumbuhan dan perkembangan pada tahap awal menentukan perkembangan
selanjutnya
C.perkembangan berkolerasi dengan pertumbuhan
D.perkembangan mempunyai pola yang tetap
E. perkembangan memiliki tahap yang berututan

7. Seorang anak tidak akan bisa berdiri jika pertumbuhan kaki dan bagian tubuh
lain yang terkait dengan fungsi berdiri anak terhambat. merupakan contoh dan ciri
ciri tumbuh kembang…
A. perkembangan menimbulkan perubahan
B. pertumbuhan dan perkembangan pada tahap awal menentukan
perkembangan selanjutnya
C. perkembangan berkorelasi dengan pertumbuhan
D. perkembangan mempunyai pola yang tetap
E. perkembangan memiliki tahap yang berurutan

30
8. Pertambahan dalam jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun
individu yang biasanya bisa diukur dengan ukuran berat,panjang , merupakan
pengertian dari?
A. pertumbuhan
B. perkembangan
C. tumbuh kembang
D. ciri perkembangan
E. ciri pertumbuban

9. Bertambahnya kemampuan pada struktur dan fungsi tubuh dalam pola yang
dapat diramalkan sebagai hasil dari suatu...
A. pertumbuhan
B. perkembangan
C. tumbuh kembang
D. ciri perkembangan
E. ciri pertumbuhan

10. Lingkungan pranatal yang mempengaruhi pertumbuhan janin mulai konsepsi


sampai lahir, yang dapat mengakibatkan janin mengalami kecatatan dan kelainan
jiwa merupakan pengaruh...
A. stress
B. infeksi
C. radiasi
D. toksin
E. endoksin

31
DAFTAR PUSTAKA

Dewi, Vivian Nanny Lia. 2010. Asuhan Kebidanan Bayi dan Anak Balita Jakarta:
Salemba Medika.
Varney, H. 1997. Varney's Midwifery 3th edition. Jones and Bartlett, New York.
Hal. 623-625
Linda V. Walsh. 2003. Midwifery Chapter 23. W. B. Saunders. San Fransisco
California. Hal. 330-335
Pusdiknakes, WHO, JHPIEGO. 2003. Buku IV Asuhan Kebidanan pada Ibu Post
Partum. Hal. 30-37
Hidayat, Azis Alimul. 2009. Pengantar limu Kesehatan Anak untuk Pendidikan
Kebidanan
Jakarta: Salemba MedikaHasni (2012). asuhan kebidanan neonatus, bayi dan balita
Febrianti, F., Wahyuni, R. S., & Dale, D. S. (2019). Pemeriksaan Pertumbuhan
Tinggi Badan Dan Berat Badan Bayi Dan Balita. Celebes Abdimas: Jurnal
Pengabdian Kepada Masyarakat, 1(1), 15-20.
Soedjatmiko, S. (2016). Pentingnya Stimulasi Dini untuk Merangsang
Perkembangan Bayi dan Balita Terutama pada Bayi Risiko Tinggi. Sari
Pediatri, 8(3), 164-73.
Kania, N. (2006). Stimulasi tumbuh kembang anak untuk mencapai tumbuh
kembang yang optimal. Bandung: Universitas Padjajaran.

32

Anda mungkin juga menyukai