Anda di halaman 1dari 14

KONSEP ANAK SEHAT

PERTUMBUHAN, PERKEMBANGAN ANAK, DAN TUMBUH KEMBANG

DOSEN PENGAMPUH : NS. DELTA APRIANTI,.S.kep,.M.kep

DI SUSUN OLEH KELOMPOK 2 :

1. MUHAMAD ULGA ALHUSIN


2. A`IZZAH AL- HASANAH
3. ENA PURNAMA PUTRI
4. HIKMAH KASIH
5. MUHAMAD ULGA ALHUSIN

UNIVERSITAS DEHASEN BENGKULU FAKULTAS ILMU

KESEHATAN PRODI ILMU KEPERAWATAN (S1)

TAHUN AJARAN 2024/2025


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas Rahmat dan Karunia-Nya, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini yang dikemas dengan format dan bahasa yang sederhana namun
penuh manfaat.

Walaupun dalam bentuk yang sederhana, namun kami berusaha se-maksimal mungkin
untuk menyajikan sesuatu yang terbaik, meskipun menjumpai banyak kendala, terutama kendala
karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami, namun kendala tersebut tidak
menyurutkan niat kami untuk dapat menyelesaikan makalah ini.

Mengingat keterbatasan tersebut, sudah selayaknya penyusun meng-harapkan partisipasi


dari pembaca, terutama kritik dan saran yang bersifat membangun. Sehingga pada kesempatan
yang akan datang, kami dapat menyusun makalah yang lebih baik lagi.

Tak lupa pula, semoga dengan tersusunnya makalah ini dapat menambah wawasan bagi
mahasiswa serta mendatangkan manfaat yang baik bagi kehidupan kita baik dalam kehidupan
bermasyarakat maupun dalam kehidupan beragama dan bernegara.

Bengkulu, 24 februari 2024

Penyusun
DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................1
A. Latar belakang...............................................................................1
B. Rumusan masalah..........................................................................3
C. Tujuan...........................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................4
a. Faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang ........................................4
b. Tumbuh kembang anak berdasrkan tingkat usia (neonatus ) remaj . .......5
1. Perkembangan psikologikal................................................................6
2. Perkembangan psikoseksual...............................................................6
3. Perkembangan psikososial..................................................................7
4. Perkembangan kognitif ......................................................................8
5. Perkembangan moral........................................................................10

BAB III PENUTUP.......................................................................................11


Kesimpulan......................................................................................12
Saran.................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA
BAB 1

PENDAHULUAN
A. Latara belakang
Anak adalah seseorang yang belum mencapai umur 21 tahun dan belum pernah
menikah/kawin. Batasan ini ditetapkan berdasarkan pertimbangan usaha kesejahteraan
sosial, kematangan pribadi dan kematangan mental seseorang yang dicapai pada umur 21
tahun. Anak merupakan potensi serta penerus cita-cita bangsa yang dasar-dasarnya telah
diletakkan generasi sebelumnya. Oleh karena itu anak harus mendapat perhatian yang
sempurna dalam memenuhi perkembangan dan pertumbuhan baik fisik maupun
mental sejak dini.
pengetahuan dan pemahaman kepada anda tentang Konsep Dasar Pertumbuhan dan
Perkembangan pada anak meliputi pengertian pertumbuhan dan perkembangan, faktor-
faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan,dan tumbuh kembang anak
vberdasar tingkat usia (reamaja )

B. Tujuan
Setelah menyelesaika pembelajaran ini diharapkan mampu menjelas kan
- Factor yang mempengaruhi tumbuh kembang
- Tumbuhkembang anak berdasarkan tingakat usia ( remaja )

C. Manfaat
Adapun tujuan dari ppembuatan makalah ini diharapkan mahasiswa mampu mengetahui
konsep anak berdasarkan factor yang mempengaruhi pertumbuhan serta mengetahi
tumbuh kembang anak berdasarkan tingkat usia
BAB 2

PEMBAHASAN

A. Faktor – factor yang mepengaruhi tumbuh kembang anak


Anak yang tumbuh dan berkembang dengan optimal adalah harapan setiap orang tua.
Namun, progres tumbuh kembang setiap anak umumnya berbeda.
Ada anak yang berat badannya cepat naik dan ada pula yang bisa bicara lebih dulu.
Hal ini tak lepas dari faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak.
Boleh jadi, anak lebih cepat belajar bicara karena terbiasa diajak berbicara dengan
orang tuanya, sedangkan anak yang berat badannya cepat naik dipengaruhi genetik. Di
sinilah letak tumbuh kembang anak usia dini dipengaruhi oleh beberapa faktor yang
berbeda.
Berikut ini adalah tujuh faktor dasar yang mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan anak:
1. Keturunan
Gen mempengaruhi sebagian besar karakteristik fisik si Kecil. Mulai dari tinggi
badan, postur tubuh, berat badan, warna mata, tekstur rambut, hingga kecerdasan dan
bakat anak, semua sangat dipengaruhi oleh faktor keturunan.

Tak hanya itu. Berbagai gangguan dan kondisi kesehatan seperti penyakit jantung,
diabetes, obesitas, juga dapat diturunkan kepada anak melalui gen. Itu kenapa faktor
keturunan menjadi salah satu yang paling mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan anak Bunda.

2. Lingkungan
Beberapa faktor lingkungan yang mempengaruhi tumbuh kembang anak usia dini
meliputi kondisi geografis (tempat tinggal), serta lingkungan sosial (hubungan dengan
keluarga dan teman).
Sementara itu, lingkungan keluarga dan sekolah yang penuh kasih pun membuat anak
lebih terampil, bahkan memiliki kepribadian baik. Hal ini memungkinkan anak
menjadi unggul dalam kegiatan akademik dan kehidupan bersosial.

Sumber air dan bahan makanan yang tercemar zat-zat kimia seperti timbal, mangan,
merkuri, dan pestisida dalam jumlah tinggi telah dihubungkan juga dengan risiko
menghambat pertumbuhan, kelainan fisik, dan melemahkan sistem kekebalan si
Kecil.

3. Jenis kelamin
Jenis kelamin juga merupakan faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan anak di usia dini. Berat, panjang, dan lingkar kepala cenderung lebih
besar pada anak laki-laki daripada anak perempuan di sepanjang tahun pertama
kehidupan anak.

Perbedaan pertumbuhan ini terkait dengan perbedaan hormon antara anak laki-laki
dan perempuan. Nantinya, hormon ini jugalah yang akan memengaruhi tumbuh
kembang anak di usia remaja mereka.

Itu kenapa, pertumbuhan fisik anak perempuan pada usia remaja nanti akan
cenderung lebih cepat dibandingkan dengan remaja laki-laki.

4. Hormon
Ketika mendengar kata “hormon”, kebanyakan orang mungkin langsung terbayang
hormon testosteron pada pria dan estrogen pada wanita.

Namun, anak-anak maupun orang dewasa menghasilkan banyak jenis hormon lain
yang mempengaruhi setiap aspek tumbuh kembang dan kesehatan.
Misalnya, hormon pertumbuhan yang dibutuhkan untuk mendorong pertumbuhan
tulang dan jaringan tubuh lain. Selain itu, hormon pertumbuhan memberi tahu tubuh
kita kapan harus tumbuh dan kapan harus berhenti tumbuh.

Ada pula hormon tiroid yang penting untuk pertumbuhan dan perkembangan otak
anak, mengatur detak jantung, tekanan darah, dan energi si Kecil.
5. Aktivitas fisik
Aktivitas fisik sangat penting untuk mendukung perkembangan anak balita.
Berolahraga sambil bermain misalnya, menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi
tumbuh kembang anak karena bisa membantu tubuhnya mendapatkan kekuatan otot
dan massa tulang.

Olahraga yang tepat akan membantu si Kecil tumbuh dengan baik, membuatnya tetap
sehat dan melawan penyakit dengan memperkuat sistem kekebalan tubuh.

Ajak si Kecil untuk bermain selama kurang lebih 1 jam setiap hari, jika
memungkinkan, bermainlah di luar ruangan. Paparan sinar matahari juga penting
selama tahap awal tumbuh kembang anak usia dini.
6. Sosial dan ekonomi
Faktor sosial ekonomi sedikit banyak mempengaruhi tumbuh kembang anak di usia
dini. Alasan terpenting di balik ini adalah kesempatan dan akses yang lebih banyak
untuk mendapatkan asupan nutrisi yang lebih baik.

Faktor sosial ekonomi juga memungkinkan seorang anak mendapatkan fasilitas yang
lebih baik untuk mendukung tumbuh kembangnya. Misalkan saja, jam makan yang
teratur, lama waktu tidur, kebersihan makanan, akses ke pelayanan kesehatan, hingga
kesempatan berolahraga dan aktivitas lainnya.

7. Nutrsi
Terakhir, faktor yang tak kalah penting untuk mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan anak adalah nutrisi.
Pemenuhan nutrisi di 3 tahun awal anak dapat meningkatkan perkembangan kognitif
dan kemampuan belajarnya di tahun-tahun mendatang. Periode emas ini begitu
spesial karena di saat inilah perkembangan sel-sel otaknya sedang berkembang pesat.

Pemenuhan nutrisi di tiga tahun pertama umur si Kecil juga menjadi pondasi untuk
mengembangkan keterampilan kognitif, motorik, dan sosial-emosional sepanjang
masa kanak-kanak dan dewasanya nanti.

Pertumbuhan pun berhubungan langsung dengan nutrisi. Tubuh anak-anak


membutuhkan energi yang cukup untuk bisa bertumbuh normal dan kebutuhan
kebutuhan ini bervariasi menurut fase perkembangannya.

B. Tumbuh kembang anak berdasar kan tingkat usia (neonotus ) remaja .


Masa anak usia remaja (12-18 tahun) Pada remaja awal pertumbuhan meningkat eepat
dan meneapai puncaknya.Karakteristik sekunder mulai tampak seperti perubahan suara
pada anak laki-Iaki dan pertumbuhan payudara pada anak perernpuan, Pada usia remaja
tengah, pertumbuhan melambat pada anak perempuan. Bentuk tubuh mencapai 95%
tinggi orang dewasa. Karakteristik sekunder sudah tereapai dengan baik. Pada remaja
akhir, mereka sudah matang secara fisik dan struktur dan pertumbuhan organ reproduksi
sudah hampir komplit. Pada usia ini identitas diri sangat penting termasuk didalamnya
citra diri dan citra tubuh. Pada usia ini anak sangat berfokus pada diri sendiri, narsisme
(kecintaan pada diri sendiri) meningkat. Mampu memandang masalah seeara
komprehensif. Mereka mulai menjalin hubungan dengan lawan jenis dan status emosi
biasanyalebih stabil terutama pada usia remaja lanjut.
a. Perkembangan psikologikal
Perkembangan psikologi remaja diklasifikasikan berdasarkan usianya :
1. Psikologi remaja usia 10-13 tahun
Dalam tahap perkembangan remaja awal ini, anak baru memasuki masa pubertas.
Fisik remaja mengalami berbagai perubahan, seperti payudara tumbuh, tubuh
semakin tinggi, muncul bulu kemaluan, dan lainnya. Perubahan psikologis pada
remaja di usia 10-13 tahun, di antaranya: Membentuk persahabatan yang lebih
kuat dan kompleks, Mulai mencari identitas diri yang membuatnya merasa
nyaman, Merasa membutuhkan privasi sehingga memberi batasan tertentu pada
orangtua, Mulai peduli dengan penampilan dan tubuhnya karena perubahan yang
terjadi pada masa puber.
2. Psikologi remaja usia 14-17 tahun
Perkembangan remaja dalam tahap pertengahan ini terus berlanjut. Bukan hanya
fisiknya, perubahan psikologi remaja semakin terlihat karena mulai membangun
identitas dirinya. Lantas, perubahan psikologi apa yang terjadi pada remaja?.
Berikut perkembangan remaja dalam aspek psikologi pada usia 14-17 tahun :
Tertarik menjalin hubungan romantis (pacaran) ataupun secara seksual,
Menunjukkan kemandirian agar tidak terus bergantung pada orangtua, Suasana
hati berubah-ubah, Lebih banyak menghabiskan waktu dengan teman, Mulai bisa
berpikir dengan logika, tapi sering terdorong oleh emosi sehingga bisa melakukan
hal-hal berisiko, seperti mabuk-mabukan atau seks bebas.
b. perkembangan psychosexual
1) Fase Oral (0 - 1 tahun)
Pusat aktivitas yang menyenagka di dalam mulutnya, anak mendapat kepuasaan
saat mendapat ASI, kepuasan bertambah dengan aktifitas mengisap jari dan
tangannya atau benda - benda 62 sekitarnya.
2) Fase Anal (2-3 tahun)
Meliputi retensi dan pengeluaran feces. Pusat kenikmatanya pada anus saat BAB,
waktu yang tepat untuk mengajarkan disiplin dan bertanggung jawab.
3) Fase Urogenital atau faliks (usia 3- 4 tahun)
Tertarik pada perbedaan antomis laki dan perempuan, ibu menjadi tokoh sentral
bila menghadapi persoalan.Kedekatanank laki - laki pada ibunya menimbulkan
gairah sexual dan perasaan cinta yang disebut oedipus compleks.
4) Fase Latent (4-5 tahun sampai masa pubertas) Masa tenang tetapi anak
mengalami perkembangan pesat aspek motorik dan kognitifnya. Disebut juga fase
homosexualalamiah karena anak-anak mencari teman sesuai jenis kelaminnya,
serta mencari figur (role model) sesuaijenis kelaminnya dari orang dewasa.
5) Fase Genitalia
Alat reproduksi sudah mulai matang, heteroseksual dan mulai menjalin hubungan
rasa cinta dengan berbedajenis kelamin.
c. perkembangan psikososial
Proses perkembangan psikososial tergantung pada bagaimana individu
menyelesaikan tugas perkembangannya pada tahap itu, yang paling penting adalah
bagaimana memfokuskan diri individu pada penyelesaian konflik yang baik itu
berlawanan atau tidak dengan tugas perkembangannya. Perkembangan psikososial :
1) Trust vs. Miss trust (0-1 tahun)
Kebutuhan rasa aman dan ketidakberdayaannya menyebabkan konflik basic trust
dan misstrust, bila anak mendapatkan rasa amannya maka anak akan
mengembangkan kepercayaan diri terhadap lingkungannya, ibu sangat berperan
penting.
2) Autonomy vs shame and doubt (2-3 tahun)
Organ tubuh lebih matang dan terkoordinasi dengan baik sehingga terjadi
peningkatan keterampilan motorik, anak perlu dukungan, pujian, pengakuan,
perhatian serta dorongan sehingga menimbulkan kepercayaan terhadap dirinya,
sebaliknya celaan hanya akan membuat anak bertindak dan berfikir ragu - ragu.
Kedua orang tua objek sosial terdekat dengan anak.
3. Initiatif vs guilty (3-6 tahun)
Bila tahap sebelumnya anak mengembangkan rasa percaya diri dan mandiri, anak
akan mengembangkan kemampuan berinisiatif yaitu perasaan bebas untuk
melakukan sesuatu atas kehendak sendiri. Bila tahap sebelumnya yang 65
dikembangkan adalah sikap ragu-ragu, maka ia akan selalu merasa bersalah dan
tidak berani mengambil tindakan atas kehendak sendiri.
4) Industry vs inferiority (6-11 tahun)
Logika anak sudah mulai tumbuh dan anak sudah mulai sekolah, tuntutan peran
dirinya dan bagi orang lain semakin luas sehingga konflik anak masa ini adalah
rasa mampu dan rendah diri. Bila lingkungan ekstern lebih banyak menghargainya
maka akan muncul rasa percaya diri tetapi bila sebaliknya, anak akan rendah diri.
5) Identity vs role confusion ( mula; 12 tahun)
Anak mulai dihadapkan pada harapan-harapan kelompoknya dan dorongan yang
makin kuat untuk men genal dirinya sendiri. Ia mulai berpikir bagaimana masa
depannya, anak mulai mencari identitas dirinya serta perannya, jika ia berhasil
melewati tahap ini maka ia tidak akan bingung menghadapi perannya.
6) Intimacy vs isolation (dewasa awal)
Individu sudah mulai mencari pasangan hidup. Kesiapan membina hubungan
dengan orang lain, perasaan kasih sayang dan keintiman, sedang yang tidak
mampu melakukannya akan mempunyai perasaan terkucil atau tersaing.
7) Generativy vs self absorbtion (dewasa tengah) Adanya tuntutan untuk membantu
orang lain di luar keluarganya, pengabdian masyarakat dan manusia pada
umumnya. Pengalaman di masa lalu menyebabkan individu mampu berbuat
banyak untuk kemanusiaan, khususnya 66 generasi mendatang tetapi bila tahap-
tahap silam, ia memperoleh banyak pengalaman negatif maka mungkin ia
terkurung dalam kebutuhan dan persoalannya sendiri.
8) Ego integrity vs despair (dewasa lanjut) Memasuki masa ini, individu akan
menengok masa lalu. Kepuasan akan prestasi, dan tindakan-tindakan dimasa lalu
akan menimbbulkan perasaan puas. Bila ia merasa semuanya belum siap atau
gaga I akan timbul kekecewaan yang mendalam.
d. Perkembangan konitif
Meliputi kemampuan intelegensi, kemampuan berpersepsi dan kemampuan
mengakses informasi, berfikir logika, memecahkan masalah kompleks menjadi
simple dan memahami ide yang abstrak menjadi konkrit, bagaimana menimbulkan
prestasi dengan kemampuanyang dimiliki anak.
1) Tahap sensori-motor (0-2 tahun) 63 Perilaku'anak banyak melibatkan motorik,
belum terjadi kegiatan mental yang bersifat simbolis (berpikir). Sekitar usia 18-24
bulan anak mulai bisa melakukan operations, awal kemampuanberfikir.
2) Tahap pra operasional (2-7 tahun)
3) Tahap pra konseptual (2-4 tahun) anak melihat dunia hanya dalam hubungan
dengan dirinya, pola pikir egosentris. Pola berfikir ada dua yaitu: transduktif; anak
mendasarkan kesimpulannya pada suatu peristiwa tertentu (ayam bertelur jadi semua
binatang bertelur) atau karena ciri-ciri objek tertentu (truk dan mobil sama karena
punya roda empat). Pola penalaran sinkretik terjadi bila anak mulai selalu mengubah-
ubah kriteria klasifikasinya. Misalnya mula-mula ia mengelompokkan truk, sedan dan
bus sendiri-sendiri, tapi kemudian mengelompokan mereka berdasarkan warnanya,
lalu berdasarkan besar -kecilnya, dst.
4) Tahap intuitif( 4-7 tahun) Pola pikir berdasar intuitif, penalaran masih kaku,
terpusat pada bagian bagian terentu dari objek dan semata-mata didasarkan atas
penampakan objek.
5) Tahap operasional konkrit (7-12 tahun) Konversi menunjukan anak mampu
menawar satu objek yang diubah bagaimanapun bentuknya, bila tidak ditambah atau
dikurangi maka volumenya tetap. Seriasi menunjukkan anak mampu
mengklasifikasikan objek menurut berbagai macam cirinya seperti: tinggi, besar,
kecil, warna, bentuk, dst.
6) Tahap operasional-formal (mulai usia 12 tahun) Anak dapat melakukan
representasi simbolis tanpa menghadapi objek-objek yang ia pikirkan. Pola pikir
menjadi lebih fleksibel melihat persoalan dari berbagaisudut yang berbeda

e. Perkembangan moral

1) Pra-konvensional Mulanya ditandai dengan besarnya pengaruh wawasan


kepatuhan dan hukuman terhadap prilaku anak. Penilaian terhadap prilaku didasarkan
atas akibat sikap yang ditimbulkan oleh perilaku. Dalam tahap selanjutnya anak
mulai menyesuaikan diri dengan harapan-harapan lingkungan untuk memperoleh
hadiah, yaitu senyum, pujian atau benda.

2) Konvensional Anak terpaksa menyesuaikan diri dengan harapan lingkungan atau


ketertiban sosialagar disebut anak baik atau anak manis.

3) Purnakonvensional Anak mulai mengambil keputusan baik dan buruk secara mandiri.
Prinsip pribadi mempunyai peranan penting. Penyesuaian diri terhadap segala aturan di
sekitarnya lebih didasarkan atas penghargaannya serta rasa hormatnya terhadap orang lain.
BAB 3

PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Anak adalah seseorang yang belum mencapai umur 21 tahun dan belum pernah
menikah/kawin, sehat adalah sehat badan, rohani (mental), dan sosial, bukan hanya
sebatas dari penyakit-penyakit, cacat, dan kelemahan. Sehat berarti terbebas dari segala
penyakit. Definisi sehat menurut UU No. 9 Tahun 1960 tentang Pokok-Pokok Kesehatan,
schat adalah sehat badan, rohani (mental), dan sosial, bukan hanya sebatas dari penyakit-
penyakit, cacat, dan kelemahan. Jadi, pengertian dari anak sehat yaitu suatu keadaan atau
kondisi anak yang normal baik badan serta bagian-bagiannya yang terbebas dari penyakit
sehingga dapat melakukan suatu kegiatan tanpa hambatan fisik maupun psikis (mental,
emosional, sosial, ekonomi, dan spiritual).
Upaya pembinaan kesehatan anak mencakup pemenuhan kebutuhan primer sejak didalam
kandungan sampai remaja dengan mengkaji tumbuh kembang anak, pemberian makanan
bergizi pada anak, penyuluhan kesehatan keluarga, asuhan keparawatan mulai dari bayi
sampai remaja Untuk mencapai hal tersebut diatas perlu adanya peningkatan kemampuan
tenaga kesehatan khususnya bidang yang berkwalitas dan merata ditanah air.
3.2. Saran
Semoga makalah ini tidak hanya sebagai tugas semata namun dijadikan sebagai bahan
pembelajaran sehinga dapat menambah pengetahuan kita semua dalam mempraktekannya
dalam dalam masyarakat
DAFTAR PUSTAKA

Practo. https://www.practo.com/healthfeed/factors-that-affect-the-growth-and-
development-of-your-child-42029/post Diakses pada 26 Juli 2022.

CMOSC. https://www.cmosc.org/the-importance-of-physical-activity-for-kids/. Diakses


pada 26 Juli 2022.

Early Childhood Australia. http://thespoke.earlychildhoodaustralia.org.au/five-ways-


stimulating-play/. Diakses pada 26 Juli 2022.

Academic. https://academic.oup.com/jn/article/146/11/2361/4630467. Diakses pada 26


Juli 2022.
Supartini, Yupi (2004), Buku ajar konsep dasar keperawatananak, Jakarta: EGC
https://psikologi.uma.ac.id/perkembangan-psikologi-remaja-dan-cara-memahaminya/

Anda mungkin juga menyukai