Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

“GEJALA PERKEMBANGAN DAN PERTUMBUHAN PADA


ANAK”

DOSEN PEMBIMBING:
M. EVAL SETIAWAN, M.Pd

DISUSUN OLEH :
ELVIN NADIATUL
TBI 2A
NIM : 2010203009

PROGRAM STUDI TADRIS BAHASA INGGRIS


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KERINCI
TAHUN AKADEMIK 2020
KATA PENGANTAR

Puji sukur penulis panajatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat

limpahahan rahmat serta karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah

ini tepat pada waktunya dengan judul “gejala perkembangan dan pertumbuhan

pada anak”.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah

membantu penulis dalam menyelesaikan penulisan dan penyusunan makalah ini

terutama kepada Dosen Pembimbing M. EVAL SETIAWAN, M.Pd yang telah

mengarahkan kami dalam menyusun tugas ini.

Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa masih terdapat kekurangan baik

dari segi penyusunan bahasa dan aspek lainnya. Oleh karna itu, dengan lapang

dada penulis membuka selebar-lebarnya pintu bagi para pembaca yang ingin

memberikan saran maupun keritikan untuk perbaikan tugas ini.

Akhir kata semoga tugas ini dapat memberikan manfaat dan menambah

wawasan kepada para pembaca sekalian.

Kerinci, Maret 2021

Elvin Nadiatul
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i
KATA PENGANTAR .......................................................................................... ii
DAFTAR ISI .........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan ........................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Gejala Pertumbuhan dan Perkembangan.................................................... 6
B. Perkembangan Kognitif............................................................................ 10
C. Factor-Faktor Hereditas dan Lingkungan ................................................11
D. Cara Membina Perkembangan Anak........................................................ 12
E. Penyesuaian Kurikulum............................................................................ 13
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................................14
B. Saran ......................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 16
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sejak berabad-abad yang lalu perhatian terhadap seluk beluk
kehidupan anak sudah diperlihatkan, sedikitnya dari sudut
perkembangannya agar bisa mempengaruhi kehidupan anak ke arah
kesejahteraan yang diharapkan. Anak harus tumbuh dan berkembang
menjadi manusia dewasa yang baik yang bisa mengurus dirinya sendiri
dan tidak bergantung atau menimbulkan masalah pada orang lain, pada
keluarga atau masyarakatnya.
Seorang anak bukan merupakan orang dewasa dalam bentuk kecil,
karena ia mempunyai sifat berlainan dari orang dewasa. Ia harus tumbuh
dan berkembang sampai dewasa agar dapat berguna bagi masyarakat.
Walaupun pertumbuhan dan perkembangan berjalan menurut norma-
norma tertentu, seorang anak dalam banyak hal bergantung kepada orang
dewasa, misalnya mengenai makan, perawatan, bimbingan, perasaan
aman, pencegahan penyakit dan sebagainya. Oleh karena itu semua orang
yang mendapat tugas mengawasi anak harus mengerti persoalan anak yang
sedang tumbuh dan berkembang, misalnya keperluan dan lingkungan anak
pada waktu tertentu agar anak dapat tumbuh dan berkembang sebaik-
baiknya.
Sebuah organ yang tumbuh berarti organ itu akan menjadi besar, karena
sel-sel dan jaringan di antara sel bertambah banyak. Selama pembiakan,
sel berkembang menjadi sebuah alat (organ) dengan fungsi tertentu. Pada
permulaannya, organ ini masih sederhana dan fungsinya belum
sempurna.Lambat laun organ tersebut dengan fungsinya akan tumbuh dan
berkembang menjadi organ yang matang, seperti yang diperlukan orang
dewasa. Dengan demikian pertumbuhan, perkembangan dan kematangan
tidak dapat dipisahkan satu dari yang lain.
Dalam makalah ini akan dibahas mengenai gejala pertumbuhan dan
perkembangan anak, perkembangan kognitif, faktor hereditas dan
lingkungan, cara membina perkembangan anak, dan penyesuaian
kurikulum.
B. Rumusan Masalah
a. Apa yg dimaksud dengan Gejala Pertumbuhan dan Perkembangan?
b. Jelaskan apa itu Perkembangan Kogmitif?
c. Apa saja Factor Hereditas dan Lingkungan yg Mempengaruhi?
d. Bagaimana Cara Membina Perkembangan Anak?
e. Bagaimana Penyusunan Kurikulum?
C. Tujuan Penulisan
a. Untuk Mengetahui Gejala Pertumbuhan dan Perkembangan .
b. Untuk Mengetahui apa itu Perkembangan Kognitif.
c. Untuk Mengetahui apa saja Faktor Hereditas dan Lingkungan.
d. Untuk Mengetahui Cara Membina Perkembangan Anak.
e. Untuk Mengetahui Cara Menyusun Kurikulum.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Gejala Pertumbuhan dan Perkembangan


Dalam kehidupan anak terdapat dua proses yang beroperasi secara kontinu
yaitu pertumbuhan dan perkembangan. Kedua proses ini berlangsung
secara interdependen, saling bergantung satu sama lainnya dan tidak bisa
dipisahkan.
Pada diri seorang anak gejala pertumbuhan dan perkembangan selalu
menyatu dalam proses pendidikan atau proses belajar yang dialami anak.
Hal ini erat kaitannya dengan tingkat kemampuan, keinginan serta
kejenuhan yang menjadi tingkatan bagi kegiatan belajar dan berpengaruh
pada hasil belajar.
1. Gejala Pertumbuhan
Pertumbuhan ialah perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari
proses pematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara
normal pada anak yang sehat dalam passage (peredaran waktu)
tertentu.
Hasil pertumbuhan antara lain berwujud bertambah panjangnya
badan anak, tubuh bertambah berat, tulang-tulang jadi lebih besar,
panjang, berat, kuat, perubahan dalam system persyarafan dan perubahan-
perubahan pada struktur jasmaniah lainnya. Dengan begitu, pertumbuhan
bisa disebutkan pula sebagai proses perubahan dan proses pematangan
fisik. Dalam pertumbuhannya, macam-macam bagian tubuh itu
mempunyai perbedaan tempo kecepatan. Umpama saja, pertumbuhan alat-
alat kelamin berlangsung paling lambat pada masa kanak-kanak, tapi
mengalami mengalami percepatan pada masa pubertas.
Sebaliknya, pertumbuhan susunan syaraf pusat berlangsung paling
cepat pada masa kanak-kanak, kemudian menjadi menjadi lambat pada
akhir masa kanak-kanak dan relative berhenti pada masa pubertas.
Perbedaan kecepatan tumbuh dari masing-masing bagian tubuh
mengakibatkan adanya perbedaan pula dalam keseluruhan proporsi tubuh
dan juga menimbulkan perbedaan dalam fungsinya. Misalnya, kepala
seorang bayi relative lebih besar sedangkan kaki dan tangannya relative
pendek jika dibandingkan dengan orang dewasa. Pada orang dewasa,
perbandingan badan dan anggota badan hampir sama panjangnya. Selain
itu, pertumbuhan dari penglihatan atau mata lebih cepat daripada
pertumbuhan otot-otot tangan dan kaki.
Gejala pertumbuhan anak manusia telah banyak dikaji sebagai landasan
teoritis para ahli untuk menerapkan sistem pendidikan dan pembelajaran
bagi seorang anak. Dari beberapa kajian tersebut disimpulkan bahwa
hukum yang mengatur pertumbuhan adalah sebagai berikut :
a. Pertumbuhan adalah kualitatif dan kuantitatif
b. Pertumbuhan merupakan suatu proses yang berkesinambungan dan teratur
c. Tempo pertumbuhan anak adalah tidak sama
d. Taraf perkembangan berbagai aspek pertumbuhan adalah berbeda-beda
e. Kecepatan serta pola pertumbuhan dapat dimodifikasi oleh kondisi-kondisi
di dalam dan di luar badan
f. Masing-masing individu tumbuh menurut caranya sendiri yang unik
g. Pertumbuhan adalah kompleks, dan semua aspek-aspeknya saling
berhubungan

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan organis ini, yaitu

a. Faktor-faktor sebelum lahir


Misalnya kekurangan nutrisia pada Ibu dan janin, janin terkena virus,
keracunan sewaktu bayi ada dalam kandungan, terkena infeksi oleh bakteri
syphilis, diabetes mellitus dan lain-lain.
b. Faktor ketika lahir
Misalnya intracranial haemorrahage atau pendarahan pada bagian kepala
bayi, disebabkan oleh tekanan dari dinding rahim Ibu sewaktu ia
dilahirkan.
c. Faktor sesudah lahir
Misalnya kepala bagian dalam terluka karena bayi jatuh, kepala terpukul,
kekurangan nutrisia atau zat makanan dan gizi.
d. Faktor psikologis
Misalnya bayi ditinggalkan oleh kedua orangtuanya, anak-anak dititipkan
dalam suatu institusionalia (rumah sakit, rumah yatim piatu, dan lain-lain),
sehingga mereka kurang sekali mendapatkan perawatan jasmaniah dan
cinta kasih. Anak-anak tersebut mengalami innanitie psikis (kehampaan
psikis) sehingga mengakibatkan recardasi atau kelambatan pertumbuhan
pada semua fungsi jasmaniah. Selain itu hambatan fungsi rohaniah
terutama sekali pada perkembangan intelegensi dan emosi.
2. Gejala Perkembangan
Perkembangan ialah perubahan-perubahan psiko-fisik sebagai hasil
dari proses pematangan fungsi-fungsi psikis dan fisik pada anak,
ditunjang oleh faktor lingkungan dan proses belajar dalam passage
waktu tertentu menuju kedewasaan.
Setiap gejala perkembangan anak merupakan produk dari kerjasama dan
pengaruh timbal balik antara potensialitas hereditas dengan factor-faktor
lingkungan.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan, yaitu :
 Faktor herediter (bawaan sejak lahir)
 Faktor lingkungan yang menguntungkan atau yang merugikan
 Kematangan fungsi-fungsi organis dan psikis
 Aktivitas anak sebagai subjek bebas yang berkemauan,
kemampuan seleksi, bisa menolak atau menyetujui serta usaha
membangun diri sendiri.
Perkembangan tidak dapat dipisahkan dengan pertumbuhan dimana
keduanya saling mempengaruhi. Kematangan fungsi jasmaniah
sangat besar pengaruhnya pada perubahan fungsi kejiwaan.

Sebagaimana pertumbuhan, maka perkembangan juga memiliki


hukum-hukum perkembangan, diantaranya yaitu :

 Perkembangan adalah kualitatif


 Perkembangan sangat dipengaruhi oleh proses dan hasil belajar
 Usia ikut mempengaruhi perkembangan
 Masing-masing individu mempunyai tempo perkembangan yang berbeda-
beda
 Perkembangan dipengaruhi oleh hereditas dan lingkungan
 Perkembangan yang lambat dapat dipercepat.
 Perkembangan meliputi individuasi dan integrasi

Gejala pertumbuhan dan perkembangan anak menjadi pertimbangan


bagi pendidik untuk memberikan bimbingan agar perkembangan anak
menuju arah yang baik dan benar. Adapun syarat-syarat utama dalam
melakukan bimbingan terhadap pertumbuhan dan perkembangan,
diantaranya :

 Pembinaan dilakukan dengan tanggung jawab, yakni dilakukan oleh orang


tua kemudian dilakukan guru, baru diserahkan pada formal masyarakat
yang ada disekelilingnya.
 Pembinaan harus didasarkan pada sifat dasar anak dengan memahami tata
cara pendidikan dan pembinaan.
 Pembinaan harus dilengkapi dengan sarana dan fasilitas yang memadai .
 Pembinaan harus memiliki ketentuan. Hal ini perlu untuk menata adanya
sistematika materi yang akan dipelajari, dikuasai, dan dimiliki oleh anak.
 Pembinaan harus menjadi perlindungan terhadap jiwa anak.
 Pembinaan harus mampu menjadi satu organisasi yang integrated antara
Pembina, yang dibina, penanggung jawab serta lingkungan pembinaan
B. Perkrmbangan Kognitif
Kognisi adalah pengertian luas mengenai berfikir dan mengamati. Kognisi
membuat setiap orang mengatur dunia keliling dengan caranya sendiri-
sendiri. Seorang Eskimo akan mengatur dunianya dengan cara yang lain
daripada orang Indonesia atau orang Jepang. Kognisi mengandung proses
berfikir dan proses mengamati yang menghasilkan, memperoleh,
menyimpan dan memproduksi pengetahuan.
Psikolog Swiss, Piaget membagi perkembangan kognisi menjadi
beberapa stadium, artinya fungsi kognitif pada umur yang berlainan dapat
jelas dibedakan satu sama lain. Jadi, stadium yang berurutan menunjukkan
kemungkinan kognitif baru yang sebelumnya belum ada.
1. Stadium Sensori-Motorik (0-2 tahun)
Piaget berpendapat bahwa dalam perkembangan kognitif selama
stadium sensori motorik ini, intelegensi anak baru nampak dalam
bentuk aktivitas motorik sebagai reaksi stimulasi sensorik. Dalam
stadium ini yang penting adalah tindakan konkrit bukan tindakan
imaginer atau hanya dibayangkan saja. Selain itu, pengalaman kognitif
anak didasarkan pada perlakuan panca indera. Perkembangan kognitif
tampak bila anak memiliki banyak pengalaman interaksi dengan
lingkungannya.
Tahapan kemampuan pada stadium ini yang dapat dideteksi adalah
kemampuan mengenali dan mengingat. Maka disarankan pada
orangtua, pada stadium ini lebih banyak memberi pengalaman
tambahan pada anak, pengulangan pengalaman dengan mengingatkan
anak.
2. Stadium Pra-Operasional (2-7 tahun)
Cara berfikir pra-operasional sangat memusat (centralized). Ia akan
memusatkan perhatiannya hanya pada satu dimensi saja dan
mengabaikan dimensi-dimensi yang lain.
Beberapa kecakapan baru yang penting adalah kemajuan yang sungguh
pesat dalam pengumpulan kosa-kata. Oleh karena itu, disarankan agar
orangtua lebih banyak berinteraksi dengan kata-kata yang semakin
kaya. Di samping itu, pada stadium ini, anak memiliki kemampuan
meniru dan mampu mendayagunakan imajinasinya.
3. Stadium Operasional Konkrit (7-11 tahun)
Pada stadium ini pengalaman kognitif anak berangsur dari dunia
fantasi ke dunia nyata, maka logis tidaknya satu keadaan telah menjadi
pertimbangan tindakannya.
Pada stadium ini disarankan untuk membimbing kreativitas,
mengembangkan keterampilan dan mendorong keberanian yang positif
pada anak.
4. Stadium Operasional Formal (mulai 11 tahun)
Pada stadium ini pengalaman kognitif anak telah kaya dengan
pengalaman baik bersifat kongkrit maupun abstrak, memberanikan diri
memilah mana yang logis dan mana yang imajinatif.
Perkembangan stadium ini harus lebih banyak mendapat perhatian
tentang kendali tindakan anak. Karena stadium ini beriringan dengan
fase pubertas.
Psikologi kognitif lebih mengarahkan pada adanya keterpaduan
yang mampu memberikan jembatan kepada perkembangan kognitif
yaitu adanya kerjasama antara orangtua, guru dan lingkungan.Dan
sebagai seorang guru tentulah lebih dahulu perlu diketahui siapa si
terdidik itu. Karena hal ini akan lebih bermanfaat, lebih efektif, efisien,
terarah dan hasilnya lebih memuaskan.
Hal ini dikarenakan, sebenarnya anak sejak lahir telah membawa
kemampuan-kemampuannya sendiri, yang sedikit banyak berbeda
dengan yang satu dengan lainnya.
C. Faktor Hereditas dan Lingkungan
Pertumbuhan anak sebelum lahir itu terutama dideterminir oleh potensi
hereditasnya. Ketika terjadi fertilisasi dan tercipta manusia baru terjadi
penggabungan antara kromosom dari pihak Ibu dan dari pihak ayah. Pada
kromosom terdapat banyak sekali (±20.000) faktor keturunan (gen).
Karena faktor keturunan ini, maka terdapat ciri-ciri khusus baik terlihat
pada segi fisiknya, segi fisiologis maupun karakterologis. Ketika tercipta
manusia baru, maka ia akan memperoleh factor-faktor yang diturunkan
(genotip). Menurut para ahli, genotip ini jumlahnya lebih dari 70 triliun.
Karena itulah tidak akan ada 2 manusia yang mempunyai genotip yang
sama. Dengan demikian ketika terjadi konsepsi dan ketika dilahirkan
merupakansuatu kerangka yang memberi kemungkinan-kemungkinan
yang merupakan potensi-potensi yang bisa berkembang menjadi sesuatu
ciri kepribadiannya.
Dalam pendekatan biologis terdapat satu aturan system yang
memberikan pedoman bagi Psikologi Pendidikan dimana anak dalam
kelahiran dan pertumbuhan telah diawali dari adanya garis keturunan yang
tidak terpisah dengan orangtuanya.
Namun, faktor keturunan saja tidak menentukan sesuatu tingkah laku
melainkan masih bergantung pada lingkungan tempat berada. Sebaliknya,
lingkungan saja tidak bisa distrukturkan sedemikian rupa sehingga
diharapkan berkembang melebihi kerangka genotip yang sebenar-benarnya
dimiliki.
Tujuan memperkembangkan anak adalah memunculkan sesuatu yang
secara genotip adalah sebaik-baiknya untuk tujuan penyesuaian diri dan
mempertahankan diri dalam lingkungan hidupnya, termasuk kemampuan
untuk memanfaatkan sumber-sumber yang ada di lingkungan dan
mengadakan hubungan-sosial yang serasi.
D. Cara Membina Perkembangan Anak
Cara yang paling baik dalam membina perkembangan anak membutuhkan
adanya.
1. Pendidik
Pendidik harus bisa mengetahui kejiwaan anak didik atau periode
perkembangan anak didik sehingga dapat memberlakukan anak
sebagaimana mestinya.
2. Alat
Dalam pendidikan digunakan alat pendidikan, karena tanpa adanya alat
ini, pendidikan tidak mungkin dijalankan.
3. Keteraturan
Pendidikan diberikan sedikit demi sedikit dan harus dilakukan secara
kontinu serta rutin.
4. Kesabaran dan Ketekunan
5. Harus menyadari adanya individual differences
Dalam pendidikan pasti terdapat perbedaan individu, baik fisik
maupun psikis sehingga guru harus bisa memberikan materi pelajaran
yang dapat ditangkap oleh berbagai macam tingkat intelegensi.
6. Memberikan motivasi pada anak didik.
Misalnya, membimbing anak didik dalam mengekspresikan diri dan
mengusahakan untuk menghilangkan sumber-sumber ketegangan dan
ketakutan di dalam kelas.
E. Penyesuaian Kurikulum
Penyesuaian ini bermaksud agar kurikulum tidak dilakukan secara kaku,
kurikulum harus bersifat curriculum continues progress.
Hal ini merupakan suatu azas yang memungkinkan si anak didik secara
kontinu mengikuti program pendidikan untuk mencapai perkembangan
kepribadian secara optimal, sehingga anak yang cerdas tidak merasa
dihambat oleh teman yang rendah kemampuannya. Dan anak yang rendah
tidak dipaksa untuk menyesuaikan dengan teman yang tinggi
kemampuannya.
Maka dari itu, sekolah paling tidak harus mempunyai :
 Program minimal yang harus dikuasai oleh anak didik
 Program tambahan bagi mereka yang mempunyai kemampuan
lebih.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pertumbuhan ialah perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari proses
pematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal pada anak
yang sehat dalam passage (peredaran waktu) tertentu. Adapun factor-
faktor yang mempengaruhi pertumbuhan organis yaitu faktor sebelum
lahir, faktor ketika lahir, faktor setelah lahir dan faktor psikologis.
Perkembangan ialah perubahan-perubahan psiko-fisik sebagai hasil dari
proses pematangan fungsi-fungsi psikis dan fisik pada anak, ditunjang oleh
faktor lingkungan dan proses belajar dalam passage waktu tertentu menuju
kedewasaan. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan, yaitu
faktor herediter (bawaan sejak lahir), faktor lingkungan yang
menguntungkan atau yang merugikan, kematangan fungsi-fungsi organis
dan psikis, dan aktivitas anak sebagai subjek bebas yang berkemauan,
kemampuan seleksi, bisa menolak atau menyetujui serta usaha
membangun diri sendiri.
Kognisi mengandung proses berfikir dan proses mengamati yang
menghasilkan, memperoleh, menyimpan dan memproduksi pengetahuan.
Swiss, Piaget membagi perkembangan kognisi menjadi beberapa stadium,
yaitu stadium sensori-motorik (0-2 tahun), pra-operasional (2-7 tahun),
operasional konkrit (7-11), operasional formalitas (mulai 11 tahun).
Penyesuaian kurikulum bermaksud agar kurikulum tidak dilakukan secara
kaku, kurikulum harus bersifat curriculum continues progress. Hal ini
merupakan suatu azas yang memungkinkan si anak didik secara kontinu
mengikuti program pendidikan untuk mencapai perkembangan
kepribadian secara optimal, sehingga anak yang cerdas tidak merasa
dihambat oleh teman yang rendah kemampuannya. Dan anak yang rendah
tidak dipaksa untuk menyesuaikan dengan teman yang tinggi
kemampuannya.
B. Saran
Melalui makalah ini kami menyarankan agar pembaca tidak berhenti
sampai disini saja menggali ilmu tentang pembelajaran Psikologi
pendidikan , tentunya mengenai media pembelajaran Psikologi
pendidikan. Kami berharap agar pembaca terus menggali ilmu dan
mengetahui problematika pada pembelajaran khususnya pada
pembelajaran ini, mengingat peran pendidik bagi siswa sangatlah
dipandang penting untuk perkembangan pendidikan dinegara indonesia
tercinta ini. Makalah ini masih banyak mempunyai kekurangan dalam hal-
hal penyajiannya maka dari tu kita harus giat belajar agar dapat menjadi
lebih baik lagi. Segala saran yang bersifat membangun kami sangat
menunggunya untuk perbaikan dari makalah ini. Akhir kata kami ucapkan
terimakasih.
DAFTAR PUSTAKA

D. Gunarsa, Singgih. Dasar dan Teori Perkembangan Anak, Jakarta :


Gunung Mulia, 1990

Kartono, Kartini. Psikologi Anak. Bandung : Mandar Maju, 1995

Mardianto. Psikologi Pendidikan. Bandung : Citapustaka, 2009

Monks, F.J. Psikologi Perkembangan. Yogyakarta : Gadjah Mada University


Press, 1996

Sujanto, Agus. Psikologi Perkembangan. Jakarta : Aksara Baru, 1988

Tarmizi. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Pustaka Utama, 2006

Anda mungkin juga menyukai