Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

PESERTA DIDIK

Disusun oleh :
Nama : panji irawan
Nim : 2185201039
Nama : muhammad aldho
Nim : 2185201045

Program pendidikan jasmani


kesehatan dan rekreasi non reguler
fakultas ilmu pendidikan
universitas pahlawan tuaku tambusai
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan karya ilmiah tentang "Dampak Penggunaan
Gawai pada Anak Usia di Bawah Umur".Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah turut memberikan kontribusi dalam penyusunan karya ilmiah
ini. Tentunya, tidak akan bisa maksimal jika tidak mendapat dukungan dari berbagai
pihak.Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari
penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam karya ilmiah ini. Oleh karena itu, kami
dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
karya ilmiah ini.Kami berharap semoga karya ilmiah yang kami susun ini memberikan
manfaat dan juga inspirasi untuk pembaca.
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Perkembangan dan pertumbuhan anak merupakan hal yang penting untuk kita pelajari dan
kita pahami selaku calon pendidik. Banyak para pendidik yang belum memahami
perkembangan – perkembangan anak. Sehingga masih ada pendidik yang menerapkan sistem
pembelajaran tanpa melihat perkembangan anak didiknya. Hal ini akan berakibat adanya
ketidakseimbangan antara system pembelajaran dengan perkembangan anak yang akan
menyulitkan anak didik mengikuti system pembelajaran yang ada. Dengan mengetahui
proses, faktor dan konsep perkembangan anak didik kita akan mudah mengetahui system
pembelajaran yang efektif, efisien, terarah dan sesuai dengan perkembangan anak
didik.Untuk mengembangkan potensi anak didik dan menciptakan generasi – generasi masa
depan yang berkualitas, maka diperlukan adanya pemahaman tentang perkembangan dan
pertumbuhan anak didik. Dengan demikian, sebagai pendidik kita diharuskan mengetahui dan
memahami perkembangan dan pertumbuhan peserta didik.

B.Rumusan Masalah

Apa perbedaan pengertian perkembangan dan pertumbuhan ?

Apakah bukti bahwa anak sebagai totalitas ?

Mengapa perkembangan disebut sebagai proses holistic ?

Faktor apa saja yang mempengaruhi perkembangan anak ?

Apakah perbedaan kontinuitas dan diskontinuitas dalam perkembangan ?

Apa perbedaan perkembangan biologis dan perceptual anak ?

Apa perbedaan faktor hereditas dan faktor lingkungan dalam perkembangan

anak ?

Bagaimana penerapan faktor perkembangan dalam pembelajaran ?


C.Tujuan

Tujuan penulis membuat makalah ini, agar para pendidik mengerti dan memahami proses,
faktor dan konsep perkembangan anak, agar nantinya para pendidik mengetahui langkah apa
yang harus dilakukan untuk menerapkan pembelajaran yang efektif dan sesuai dengan
perkembangan anak.

BAB 1

HAKIKAT PERKEMBANGAN ANAK DIDIK

A.Pengertian Perkembangan dan Pertumbuhan

Manusia hidup tidaklah secara permanen, melainkan terus berubah – ubah. Mulai dari
pembuahan, menjadi janin, bayi, lahir, dewasa, dan akhirnya mati. Saat bayi lahir, belum
memiliki kemampuan apapun kecuali menangis. Dengan cara berinteraksi secara terus –
menerus dengan lingkungan sekitar, bayi akan lebih menyempurnakan diri, hingga bayi
tersebut mengalami perubahan fisik sampai menjadi lebih seimbang.

Seiring berjalannya waktu, bayi tersebut terus mengalami perubahan. Perilaku dan
keterampilannya juga semakin berkembang. Bayi tersebut mulai bisa melakukan hal – hal
tertentu, seperti membalikan badan, duduk, merangkak, berdiri dan akhirnya bisa berjalan
dan berlari.

Namun, perubahan yang dialami oleh setiap individu tidak selamanya dikatakan sebagai
perkembangan.

Perubahan dalam arti perkembangan mempunyai maksud dan arti yang berbeda – beda,
antara lain :

Perubahan yang berakar pada unsur biologis. Perubahan ini bukan merupakan perkembangan,
melainkan diartikan sebagai hasil dari usaha seseorang dalam mencapai keinginannya. Misal,
seseorang yang terbiasa bernyanyi dan mengolah vokal akan lebih mahir dibandingkan orang
yang tidak terbiasa mengolah vokalnya. ( Bjorklund & Bjorkund, 1992 ).

Namun, pengalaman belajar yang diperoleh seseorang juga bisa mempengaruhi proses
perkembangan.

Perkembangan meliputi perubahan struktur maupun fungsi ( fisik maupun psikis ).


( Bjorklund & Bjorkund, 1992; Abin Syamsuddin Makmun,1996 ).

Perubahan struktur umumnya merujuk kepada perubahan fisik atau wujud jasadnya, baik
ukuran maupun bentuknya.
Perubahan fungsi mengacu kepada perubahan psikis atau mental serta aktivitas yang
ditimbulkan akibat dari perubahan fisik tersebut.

Perubahan bersifat terpola, teratur, terorganisasi dan dapat diprediksi atau dapat diperkirakan,
bahkan juga dapat diketahui. Misal, pada usia sekitar 11 – 12 bulan anak sudah bisa berjalan.
(Bjorklund & Bjorkund, 1992; Santrock & Yussen, 1992 ).

Perkembangan bersifat unik. Santrock & Yussen ( 1992:7 ) menyatakan “ Each of us


develops in certain ways like all other individuals, like some other individuals, and like no
other individuals ”. Yang artinya, masing – masing kita berkembang dalam cara – cara
tertentu, seperti semua individu yang lain, seperti beberapa individu yang lain, dan seperti
tidak ada individu yang lain. Selain kesamaan – kesamaan umum dalam pola – pola
perkembangan yang dialami oleh setiap individu, variasi individualdalam perkembangan
anak juga bisa terjadi karena suatu proses perubahan yang kompleks, dan melibatkan unsur –
unsur yang saling terpengaruh satu sama lain. (Bjorklund & Bjorkund, 1992; Santrock &
Yussen, 1992 ).

Perubahan terjadi secara bertahap dalam suatu proses yang berkelanjutan dan dalam jangka
waktu yang relatif lama.

Perubahan berlangsung sepanjang hayat. Perubahan ini juga tidak hanya meliputi proses
pertumbuhan, pematangan dan penyempurnaan. Tetapi juga meliputi proses penurunan dan
perusakan.

Dari beberapa penjelasan tersebut di atas, dapat kita simpulkan bahwa perkembangan
merupakan perubahan individubaik fisik maupun psikis yang berlangsung sepanjang hayat
dan terjadi secara teratur dan terpola. Sedangkan pertumbuhan merupakan perubahan yang
terbatas pada pola fisik yang dialami oleh individu.

Perkembangan tidak hanya mencakup evolusi, tetapi juga mencakup involusi atau penurunan
dan perusakan ke arah kematian. Sedangkan pertumbuhan terbatas pada perubahan yang
bersifat evolusi atau perubahan yang menuju ke arah yang lebih maju.

B.Anak Sebagai Suatu Totalitas

Sebagai subjek studi psikologi perkembangan, konsep anak sebagai totalitas mempunyai arti
bahwa terdapat keterkaitan antara aspek fisik dan psikis yang terdapat dalam dirinya dan
secara terintegrasi saling terjalin dan memberi dukungan fungsional satu sama lain. Sebagai
contoh, anak yang sedang sakit bisa tidak berselera makan; anak yang sedang ketakutan bisa
kesulitan untuk tidur; anak yang sedang semangat dan aktif melakukan sesuatu akan menjadi
aktif pula mentalnya. Segala aktivitas yang melibatkan fisik anak selalu mempengaruhi psikis
anak, begitu juga sebaliknya.
Perbedaan antara anak dan orang dewasa tidaklah terbatas pada fisiknya, melainkan secara
keseluruhan. Sebagai contoh, pertumbuhan anak lebih pesat dibandingkan orang dewasa.
Anak cenderung lebih bersifat egosentrik ( sifat yang berpusat / berstandar pada diri sendiri ),
sedangkan orang dewasa lebih bersikap sosial dan empatik ( menempatkan dirinya pada
posisi orang lain dan ikut merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain ). Daya pikir anak
juga masih terbatas pada hal – hal yang konkrit, sedangkan orang dewasa sudah mampu
berfikir secara abstrak dan universal.

C.Perkembangan Sebagai Proses Holistik Seluruh Aspek Perkembangan

Perkembangan merupakan suatu proses yang melibatkan keseluruhan aspek yang saling
keterkaitan satu dengan yang lain.

Proses perkembangan individu dikelompokkan menjadi tiga, yaitu proses biologis, kognitif
dan psikososial.

Perhatian! Sebuah kamera dipasang dalam kuburan dengan mayat!

Recommended by

Proses biologis, mencakup perubahan – perubahan fisik individu yang bersifat alami, bukan
karena kecelakaan, sakit atau peristiwa – peristiwa lainnya. Misal, pertumbuhan otak, sistem
syaraf, hormone, keterampilan motorik, perkembangan seksual, perubahan penglihatan dan
lain sebagainya.

Proses kognitif, melibatkan perubahan – perubahan kemampuan berfikir, berbahasa dan cara
memperoleh pengetahuan dari lingkungan. Perkembangan kognitif dan pengalaman belajar
sangat berkaitan dan saling mempengaruhi. Perkembangan kognitif anak akan menfasilitasi
dan membatasi kemampuan belajar anak, begitu juga sebaliknya.

Namun, dengan keterkaitan tersebut, ada perbedaan diantara keduanya. Perkembangan


kognitif mengacu pada perubahan – perubahan kemampuan berfikir, dan berbahasa serta
terjadi dalam waktu yang relatif lama. Sedangkan kemampuan belajar lebih cenderung
mengacu pada perubahan – perubahan dari hasil pengalaman atau peristiwa yang lebih
khusus, serta terjadi dalam waktu yang relatif singkat.

Proses psikososial, melibatkan perubahan – perubahan dalam aspek perasaan, emosi dan
kepribadian individu, perkembangan identitas diri, pola hubungan dengan anggota keluarga,
teman, guru dan yang lainnya.

Proses pertumbuhan biologis, kognitif dan psikososial saling berkaitan antara yang satu
dengan yang lainnya. Sebagai contoh, anak yang mengalami gangguan pada otaknya, akan
mengalami keterlambatan dalam berfikir, yang kemudian bisa mempengaruhi perkembangan
psikososialnya.
D.Kematangan dan Pengalaman dalam Perkembangan Anak

Kematangan merupakan fase perubahan yang dialami oleh individu karena pengaruh genetic
dan berlangsung secara bertahab.

Pengalaman merupakan peristiwa – peristiwa yang dialami oleh individu dalam


kehidupannya sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya.

Para ahli berpendapat bahwa perkembangan anak dipengaruhi oleh genetik atau warisan
biologis.

Para ahli lain mengatakan bahwa pengalaman lingkunganlah yang paling berperan dalam
perkembangan anak.

Ada pula ahli yang mengatakan bahwa faktor yang mempengaruhi perkembangan anak
adalah faktor genetik dan faktor lingkungan pergaulan.

Sebagai contoh, kecerdasan seseorang bisa merupakan warisan yang diturunkan dari orang
tuanya, bisa pula karena diperoleh dari lingkungan tempat ia tumbuh dan berkembang.

E.Kontinuitas dan Diskontinuitas dalam Perkembangan

Banyak para ahli yang memperdebatkan masalah perkembangan merupakan kontinuitas atau
diskontinuitas.

Para ahli yang berpandangan pada unsur kematangan, menganggap bahwa perkembangan itu
diskontinuitas atau tidak berkesinambungan. . Proses perkembangan individu terjadi dalam
tahap – tahap yang berbeda, perubahan – perubahannya relatife tiba – tiba dan terjadi
perubahan atau peralihan secara tajam dari tahap yang satu ke tahap perkembangan
selanjutnya.

Para ahli yang mendukung pandangan diskontinuitas beranggapan bahwa perkembangan


dipengaruhi oleh faktor – faktor internal biologis.

Sedangkan para ahli yang menekankan pada pengalaman ( lingkugan ) berpendapat bahwa
perkembangan itu terjadi secara berkesinambungan ( kontinuitas ) dari masa konsepsi dampai
akhir hayat.

Dalam proses perkembangan yang kontinuitas, terjadi perbaikan, penambahan dan atau
penurunan sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungan.

Emde dan Harmon ( Vasta, Haith & Miller, 1992 ) mengatakan bahwa persoalan kontinuitas
dan diskontinuitas melibatkan dua komponen.

Pola – Pola Perkembangan

Para ahli kontinuitas beranggapan bahwa perkembangan itu terjadi secara halus dan stabil
melalui penambahan dan atau peningkatan yang bertahap dalam hal abilitas ( kemampuan,
kepandaian, kecakapan ), keterampilan dan atau pengetahuan baru pada suatu langkah yang
relatif sama. Sedangkan ahli diskontinuitas beranggapan bahwa perkembangan terjadi pada
periode – periode kecepatan yang berbeda, antara yang sedikit perubahannya dengan yang
tajam dan cepat perubahannya.

Anda mungkin juga menyukai