Disusun Oleh:
TERIMAKASIH
Ucapan terima kasih saya tujukan kepada Bapak dosen yang telah
membantu penulis baik secara moral maupun materi. Terima kasih juga saya
ucapkan kepada support sistem saya, teman-teman serta diri saya sendiri yang
telah membantu saya dalam berbagai aspek pembentukan makalah ini sehingga
dapat terselesaikan tepat waktu.
Penulis menyadari, bahwa makalah yang penulis buat ini masih jauh
darikata sempurna karena kesempurnaan hanya milik Allah SWT, ketidak
sempurnaan baik dari segi penyusunan, Bahasa, maupun penulisan. Oleh sebab
itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua
pembaca guna menjadi acuan agar penulis bisa menjadi lebih baik lagi di masaa
yang akan datang. Semoga makalah ini bisa menambah wawasan para pembaca
dan bisa bermanfaat untuk perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.
Penulis
2
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI........................................................................................................3
BAB 1 PENDAHULUAN....................................................................................4
1.1 Latar Belakang.........................................................................................4
BAB 2 KAJIAN TEORI PSIKOLOGI.................................................................6
2.1 Pengaruh Proses Tumbuh Kembang Terhadap Perilaku Individu...............6
2.1.1 Tahap Perkembangan Motorik..............................................................6
2.1.2 Tahap Perkembangan Kognitif............................................................11
2.1.3 Tahap Perkembangan Sosial...............................................................13
BAB 3 KAJIAN MASALAH KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS DARI
SUDUT PANDANG PSIKOLOGIS..................................................................15
3.1 Gambaran Masalah Kesejahteraan Sosial..................................................15
3.2 Memahami Masalah Kesejahteraan Sosial Dari Sudut Pandang Psikologi
.........................................................................................................................20
BAB 4 PENUTUP..............................................................................................22
4.1 Kesimpulan................................................................................................22
4.2 Saran..........................................................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................23
3
BAB 1
PENDAHULUAN
4
untuk membantu proses perkembangan anak autis agar dapat kembali melaksanakan
fungsi-fungsi sosialnya.
5
BAB 2
KAJIAN TEORI PSIKOLOGI
Perkembangan fisik adalah perubahan-perubahan pada tubuh, otak, kapasitas sensorik dan
keterampilan motorik (Papalia & Olds, 2001). Perubahan pada tubuh/fisik ditandai dengan
pertambahan tinggi dan berat tubuh, pertumbuhan tulang dan otot, dan kematangan organ
seksual dan fungsi reproduksi. Jadi, perkembangan fisik merupakan suatu perubahan yang
terjadi pada fisik manusia, pada anak usia dasar meliputi pertumbuhan tinggi dan berat badan,
perubahan proporsi atau perbandingan antar bagian tubuh yang membentuk postur tubuh,
pertumbuhan tulang, gigi, otot, dan lemak.
2. Sistem Endokrin.
6
Sistem endokrin pada individu yang berjalan dengan normal maka
perkembangan fisik individu tersebut pun ikut dapat berjalan dengan normal
dan sebaliknya.
● Faktor eksternal
Faktor eksternal merupakan faktor yang mempengaruhi individu tersebut
berkembang dari luar.
1. Stimulasi lingkungan.
Individu yang tubuhnya sering mendapatkan pelatihan untuk meningkatkan
percepatan pertumbuhan fisiknya akan berbeda dengan individu yang tidak
pernah mendapatkan pelatihan.
2. Makanan.
Tiap individu asupan gizi nya berbeda, bila individu tersebut mendapatkan
gizi yang seimbang dan mendukung percepatan perkembangan individu tentu
saja perkembangan fisiknya lebih optimal dibandingkan dengan asupan gizi
yang kurang.
3. Kesehatan.
Individu yang sering sakit akan membuat perkembangan fisiknya menjadi
terhambat.
7
bisa melakukan eksplorasi terhadap lingkungan tanpa bantuan dari
orangtuanya.
● Tahap Perkembangan Masa Kanak-Kanak Tengah Dan Akhir
Pertumbuhan individu pada masa kanak-kanak tengah dan akhir akan berlanjut
sampai perubahan terbentuk pada tahap awal pubertas. Pertumbuhan postur
dan penampilan tubuh ketika memasuki sekolah dasar umumnya tidak
ditemukan keseimbangannya. Namun lama kelamaan anggota tubuh yang
sebelumnya tidak seimbang akan menjadi seimbang.
● Tahap Perkembangan Fisik Pada Masa Remaja
Menurut Zigler serta Sevenson (dalam Desmita, 2006) ada dua jenis
perubahan fisik yang terjadi pada masa remaja secara umum, yaitu:
Perubahan yang berkaitan dengan perubahan yang terjadi pada fisik individu.
Perubahan yang berkaitan dengan perkembangan pada karakteristik seksual.
Perubahan fisik yang terjadi pada periode pubertas akan berlangsung dengan
sangat cepat dalam tempo yang teratur dan berkelanjutan. Perkembangan fisik
pada remaja disebabkan oleh peningkatan produksi hormon.
● Tahap perkembangan fisik pada masa Dewasa awal
Puncak performa fisik sering kali diraih dari usia 19 – 26 tahun, dalam periode
ini juga terdapat habit atau kebiasaan buruk yang dapat merusak performa
fisik seorang individu ketika menginjak dewasa awal. Angka kematian di usia
dewasa awal dua kali lipat lebih besar dibanding remaja.
● Tahap Perkembangan Fisik Pada Masa Dewasa Tengah Dan Akhir
Hurlock (1980) menyatakan bahwa dalam hal pertumbuhan fisik, baik laki-
laki maupun perempuan dapat mengalami ketakutan karena perubahan
fisiknya mungkin bisa mempengaruhi kemampuan untuk mempertahankan
pendamping yang dimilikinya, atau berkurangnya daya tarik terhadap lawan
jenis. Menyusutnya pertumbuhan fisik adalah tanda telah tibanya masa dewasa
tengah.
8
Menurut Hurlock (2000) mengatakan bahwa perkembangan motorik adalah
perkembangan gerakan jasmaniah melalui kegiatan pusat syaraf, urat syaraf, dan otot, otak
yang terkoordinasi. jadi, perkembangan motorik merupakan perkembangan pengendalian
gerakan tubuh melalui kegiatan yang terkoordinir antara susunan saraf, otak, dan spinal cord.
Perkembangan motorik terbagi menjadi dua yaitu motorik kasar dan motorik halus. Motorik
kasar merupakan keterampilan menggerakkan bagian tubuh secara harmonis dan sangat
berperan untuk mencapai keseimbangan yang menunjang motorik halus. Sedangkan motorik
halus merupakan keterampilan yang menyatu antara motorik halus dengan panca indera.
Kesiapan mengkoordinasikan keseluruhan ini diperlukan untuk persiapan menulis, membaca
dan sebagainya. Ada banyak faktor yang mempengaruhi perkembangan motorik pada anak-
anak.
Sudjiono (2015:28) menyatakan bahwa sistem saraf merupakan faktor utama dalam
efektivitas penggunaan gerak anak. Faktor yang mempengaruhi proses perkembangan
motorik, selain faktor genetik terdapat faktor lingkungan. Dilihat dari faktor genetik, jenis
kelamin mempunyai pengaruh terhadap proses perkembangan. Selain faktor di atas, ada juga
beberapa faktor yang mempengaruhi pada proses perkembangan motorik kasar anak usia dini
antara lain:
1. Kematangan.
Kemampuan anak melakukan gerakan motorik sangat ditentukan oleh
2. Gizi.
Anak yang mendapatkan asupan gizi yang baik, maka secara kondisi fisik
anak juga akan memiliki kondisi yang baik, sehingga dapat bergerak dan
keturunan. Jika anak malas bergerak maka lemak akan tertimbun dan
memiliki rasa percaya diri yang rendah. Cara terbaik adalah dengan
9
mengatur pola makan anak dan rajin olahraga.
4. Jenis kelamin.
Perbedaan jenis kelamin akan tampak dalam berbagai kegiatan pada usia 2-5
tubuh seperti lompat tali sedangkan pada anak laki-laki lebih pada
5. Latihan.
Untuk mengembangkan keterampilan motorik anak perlu dilakukan latihan
6. Motivasi.
Dengan memberikan kesempatan pada anak untuk melakukan berbagai
anak.
7. Pengalaman
Pengalaman gerak merupakan dasar bagi pengalaman berikutnya.
10
Down syndrome dapat diketahui ketika usia kehamilan sekitar 15-20 minggu ini
memiliki tingkat keakuratan 100 persen untuk mendeteksi sindrom down.
Pemeriksaan diagnostik lainnya bisa dengan Chorionic Villus Sampling (CVS).
2. Kelahiran prematur.
Kelahiran yang terjadi sebelum minggu ke-37 kehamilan. Penyebab Kelahiran
Prematur. Penyebab kelahiran prematur sering kali tidak diketahui. Namun, ketuban
pecah dini merupakan salah satu penyebab utama kelahiran prematur. Ada beberapa
faktor yang dapat memicu terjadinya kelahiran prematur, salah satunya yaitu faktor
kesehatan dari ibu sendiri. Gejala kelahiran prematur hampir serupa dengan gejala
atau tanda hendak melahirkan, yaitu: nyeri pinggang, kontraksi setiap 10 menit, kram
di perut bagian bawah, keluar cairan dan lendir yang semakin banyak dari vagina,
perdarahan vagina, peningkatan tekanan di bagian panggul dan vagina, mual dan
muntah.
3. Kelainan neuromuskular.
Kelainan neuromuskular adalah kondisi medis yang ditandai dengan ketidakmampuan
sistem saraf dan otot untuk bekerja sebagaimana mestinya. Pasien yang memiliki
kelainan tersebut biasanya menunjukkan beberapa gejala, seperti gangguan tidur
karena masalah pernapasan.
11
memahami sesuatu, mempertimbangkan, mengolah informasi, melakukan pemecahan
masalah, melakukan sesuatu yang sengaja, dan saat meyakini sebuah hal.
- Anak secara aktif membangun sistem pengertian dan pemahaman tentang realitas
melalui pengalaman dan interaksi
- Anak secara aktif membangun pengetahuan dengan terus menerus mengasimilasikan
dan mengakomodasikan informasi baru
- Pengalaman fisik dan manipulasi lingkungan memiliki peran penting agar terjadi
perubahan perkembangan
- Interaksi sosial dengan teman sebaya (perdebatan dan diskusi) juga dapat membantu
memperjelas pemikiran dan membuatnya semakin logis
Teori perkembangan kognitif yang dinyatakan oleh Piaget adalah perubahan dalam
perkembangan struktur berpikir yang terorganisir dan dibangun dari struktur sebelumnya
yang sudah ada melalui empat faktor yaitu kematangan fisik, pengalaman dengan objek-objek
fisik, pengalaman sosial, dan ekuilibrasi.
12
Pada usia ini, anak dapat mengkoordinasikan objek dalam beberapa karakteristik
dimulai dengan progressive decentering yaitu kemampuan untuk mempertahankan
memori atau ingatan mengenai ukuran, panjang, dan jumlah. Dalam tahap ini, sangat
perlu untuk melihat elemen konkret lain untuk menarik kesimpulan logis,
- Operasional Formal ( > 11 Tahun)
Anak sudah mulai berpikir abstrak dan mampu berpikir tentang kemungkinan yang
dapat terjadi atau hipotesis. Berbalik dari tahap operasional konkret, pada tahap ini
anak dapat memecahkan permasalahan walaupun hanya disajikan secara verbal.
13
Menurut Hurlock (2011:250), perkembangan sosial adalah perolehan perilaku yang
sesuai dengan tuntutan sosial. Menjadi orang yang mampu bermasyarakat ( socialized )
memerlukan tiga proses. Masing-masing proses terpisah dan sangat berbeda satu sama yang
lain, tapi saling berkaitan, sehingga kegagalan dalam satu proses akan menurunkan kadar
sosialisasi individu.
● Keluarga
● Kematangan.
Untuk dapat bersosialisasi dengan baik diperlukan kematangan fisik dan psikis
sehingga berbagai mampu mempertimbangkan proses sosial, memberi dan menerima
nasehat orang lain, memerlukan kematangan intelektual dan emosional, disamping itu
kematangan dalam berbahasa juga sangat menentukan.
● Status Sosial Ekonomi.
Kehidupan sosial banyak dipengaruhi oleh kondisi sosial ekonomi keluarga dalam
masyarakat. Perilaku anak akan banyak memperhatikan kondisi normatif yang telah
ditanamkan oleh keluarganya.
● Pendidikan.
Pendidikan merupakan proses sosialisasi anak yang terarah. Hakikat pendidikan
sebagai proses pengoperasian ilmu yang normatif, anak memberikan warna kehidupan
sosial anak didalam masyarakat dan kehidupan mereka di masa yang akan datang.
● Kapasitas Mental: Emosi dan Intelegensi.
Kemampuan berpikir dapat banyak mempengaruhi banyak hal, seperti kemampuan
belajar, memecahkan masalah, dan berbahasa. Perkembangan emosi berpengaruh
sekali terhadap perkembangan sosial anak. Anak yang berkemampuan intelek tinggi
14
akan berkemampuan berbahasa dengan baik. Oleh karena itu jika perkembangan
ketiganya seimbang maka akan sangat menentukan keberhasilan perkembangan sosial
anak.
BAB 3
2. Gangguan Komunikasi
15
Anak dengan autisme memiliki kemampuan komunikasi yang berbeda dimana mereka
kesulitan memahami fungsi sosial komunikasi verbal. Mereka memahami bahasa
secara literal dan kesulitan memahami konteks bahasa yang digunakan. Oleh karena
itu, anak dengan autisme biasanya memiliki kemampuan ekspresif daripada reseptif.
Pada beberapa anak juga ditemukan keterlambatan perkembangan bahasa.
3. Gangguan Minat Terbatas dan Perilaku Berulang/Repetitif
Anak dengan autisme memiliki minat yang terbatas serta keterpakuan pada rutinitas,
seperti: menyukai membuat barisan mainan. Ada juga perilaku berulang yang
ditunjukkan seperti obsesi terhadap suatu objek, misalkan: sangat tertarik pada jadwal
atau benda tertentu. Rutin dan ritual menjadi suatu yang sangat penting dalam
aktivitas anak dengan autisme, seperti melakukan hal-hal dalam urutan tertentu,
menggunakan baju tertentu, makan makanan tertentu. Rutinitas membuat anak dengan
autisme mampu memprediksi dan mengelola dunianya, maka ia akan sangat merasa
tertekan jika ritual dan rutinitas nya terganggu.
Ketiga gangguan ini sering disebut sebagai Tiga Gangguan Autisme (triad of
impairment).
16
3. Abnormalitas pada struktur otak. Abnormalitas ini terjadi pada bagian amygdala dan
nucleus accumbens yang berpengaruh terhadap respons sosial dan emosional
seseorang dengan autisme.
Selain kelemahan-kelemahan tersebut, kita juga perlu memahami bahwa anak dengan
autisme juga memiliki kemampuan unik yang unggul. Keunikan utama anak dengan autisme
adalah fokus terhadap detail. Kemampuan ini dapat membantunya untuk mengerjakan tugas-
tugas yang membutuhkan fokus pada detail, seperti kecermatan dan menghapal. Kemampuan
memahami detail anak dengan autisme secara umum dianggap lebih kuat daripada anak yang
berkembang secara normal. Karakteristik unik lain dari anak dengan autisme biasanya dapat
mengembangkan kekuatan belajar yang lebih fokus pada informasi visual; hal ini membuat
mereka lebih mudah fokus pada pemrosesan informasi visual yang akan memudahkan
mereka untuk memahami informasi dari lingkungan. Jika kemampuan ini bisa dikembangkan,
kemampuan memahami detail visual dapat membuat mereka dapat diandalkan melakukan
tugas-tugas yang memerlukan kecermatan dan ketekunan visual, seperti menggambar,
mengingat informasi visual dan sebagainya. Anak dengan autisme yang memiliki
kemampuan unggul dalam suatu bidang disebut sebagai anak Autisme Savant. Dari informasi
ini, maka masyarakat perlu memahami bahwa label anak dengan autisme adalah anak sakit
yang tidak berguna di masyarakat adalah salah. Stigma autisme sebagai penyakit mental
sudah selayaknya diganti dengan cara pandang yang lebih positif, yaitu anak dengan autisme
adalah individu yang akan berkembang melalui tahap dan jalan perkembangan yang berbeda
dari individu lain. Sama sepertinya semua manusia, anak dengan autisme juga memiliki
keunikan perkembangan.
Gejala autisme muncul pada awal masa perkembangan anak, dan gejala tersebut dapat
bertahan sepanjang hidup anak. Oleh karena itu pendekatan perawatannya haruslah
membantu perkembangan pada kemampuan-kemampuan anak dalam berbagai dimensi
perkembangannya (misal: bahasa, sosial, motoris, dan sebagainya). Stimulasi dini menjadi
jawaban untuk membantu anak dengan autisme agar anak dengan autisme dapat
mengoptimalisasi perkembangan serta kemampuan belajarnya. Anak dengan autisme perlu
dibantu untuk melakukan kontak sosial, belajar berbahasa dan mengatur perilakunya.
17
Jenis-jenis Autisme
1. Childhood Disintegrative.
Childhood Disintegrative Disorder, merupakan sebuah jenis jenis autisme pada anak
pada perkembangan anak yang bahkan sebelum usianya genap 3 tahun tandanya
sudah terlihat dengan jelas. Beberapa tanda tandanya bisa terlihat dari jenis jenis
autisme pada anak pada perkembangannya, berikut diantaranya.
● Kemampuan berbahasa dan bicaranya terlambat, bahkan ada juga yang sama
sekali tidak menunjukan perkembangan.
● Tidak menunjukan adanya keinginan untuk berkomunikasi baik melalui gerak
tubuh maupun mimik muka.
● Tidak berkeinginan untuk memulai sebuah interaksi dengan individu lain dan
lebih suka atau sibuk dengan dunianya sendiri.
● Bila sudah mampu berbahasa, tetapi yang diucapkan tidak memiliki makna
yang jelas dan tidak lazim serta diulang ulang terus menerus.
● Tidak menyukai permainan yang imajinatif, otomatis permainan yang
dilakukannya kurang bervariasi.
18
autisme berikut diantaranya:
▪ Anak mengalami keterlambatan dalam berbicara dan bahasa.
▪ Kurang merespon ketika dipanggil namanya.
▪ Belum atau kurang bisa menunjukan apa yang mereka mau, pointless.
▪ Belum bisa diajak berkomunikasi secara pasif, misalkan diminta mengambil benda
atau sesuatu.
▪ Belum bisa mengucapkan kata kata yang bermakna, atau hanya mengeluarkan suara
suara tanpa arti yang jelas, dan tidak ada fase bubling atau mengoceh.
19
menangis, kewaspadaannya pun meningkat, tidak gampang marah, dan memiliki perhatian
yang baik serta keterampilan komunikasi non verbalnya pun membaik. Pada tahap ini terlihat
dari tanda mobilitasnya yang mulai berkurang, misalnya disebabkan sebab kelemahan otot
dan scoliosis (masalah tulang belakang). Tanda lain yang juga cukup terlihat seperti
kurangnya pemahaman, komunikasi serta keterampilan tangan. Dan di tahap ini gerakan
tangan berulang yang sering dilakukan sedikit berkurang. Anak dengan sindrom Rett
biasanya akan membutuhkan perawatan dan bantuan dari individu lain sepanjang hidup
mereka.
4. Sindrom Asperger
Sindrom Asperger sejatinya merupakan salah satu dari autisme jenis jenis autisme pada anak
spektrum (ASD), namun lebih sering dianggap autisme “high functioning” atau autisme
dengan kemampuan yang cukup multifungsi. Sebabnya anak dengan sindrom ini terkadang
tidak terdiagnosis hingga mereka mulai kesulitan saat berada di sekolah maupun lingkungan
kerja. Secara pasti penyebab sindrom Asperger pada anak belum teridentifikasi, namun
menurut para ahli hal ini terjadi sebab adanya kelainan pada otak otomatis memberikan
pengaruh besar terhadap perkembangan anak. Dan ada kemungkinan bahwa kelainan ini
timbul. sejak janin masih dalam kandungan. Juga ada kondisi yang disebabkan oleh genetik,
otomatis dalam sebuah keluarga yang salah satu anggotanya memiliki sindrome autisme bisa
saja memiliki anak dengan jenis jenis autisme pada anak yang serupa walau dalam spektrum
yang berbeda.
20
Salah satu teori psikologi mengenai autisme yang paling terkenal dan bertahan sampai
saat ini adalah Theory of Mind (ToM) yang dikembangkan oleh Simon Baron- Cohen, Alan
Leslie, dan Uta Frith. Berdasarkan pengamatan terhadap anak-anak autistik, mereka
menetapkan hipotesis bahwa tiga kelompok gangguan tingkah laku yang tampak pada mereka
(interaksi sosial, komunikasi, dan imajinasi) disebabkan oleh kerusakan pada kemampuan
dasar manusia untuk membaca pikiran. Pada anak-anak normal, sejak usia empat tahun
umumnya mereka sudah mengerti bahwa semua orang memiliki pikiran dan perasaan yang
akan mengarahkan tingkah laku. Sebaliknya, anak-anak autistik memiliki kesulitan untuk
mengetahui pikiran dan perasaan orang lain yang berakibat mereka tidak mampu
memprediksi tingkah laku orang tersebut. Kondisi ini oleh Baron-Cohen disebut
“mindblindness”, sementara Frith menjelaskannya dengan istilah “mentalizing”.
21
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Autisme adalah sekelompok gangguan perkembangan yang berpengaruh hingga
sepanjang hidup yang memiliki dasar penyebab gangguan perkembangan di otak
(neurodevelopmental). Gangguan yang paling menonjol adalah pada perkembangan interaksi
sosial, komunikasi, dan minat terbatas serta perilaku berulang. Penyebab terjadinya autism
adalah keturunan, infeksi lingkungan, absorb normalitas otak yang akhirnya menyebabkan
serangkaian jenis-jenis dan banyaknya keunikan dalam diri seorang penyandang autism.
4.2 Saran
Banyaknya stigma masyarakat merujuk kepada ketidakbisaan anak penyandang
autism untuk bersosialisasi dengan lingkungannya. Menganggap autisme adalah virus
menular yang harus dipisahkan dan diasingkan menjadi stiga terburuk yang dapat diterima
penyandang autisme. Maka dari itu, sebagai mahasiswa yang mengetahui ilmu ini perlu
disebarluaskan ke lingkungan sekitar agar masyarakat lebih peduli dan sadar akan anak-anak
autisme juga butuh pendidikan yang layak, perekonomian yang stabil, dan pelatihan
kemampuan untuk mencari pekerjaan yang sesuai.
22
23
DAFTAR PUSTAKA
24