MATA KULIAH:
DOSEN PENGAMPUH:
NADIA VEGA
WULANDARI SUMENDA
GABRIELA URUWO
2022
KATA PENGANTAR
Penyusun
Kelompok 2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL....................................................................................................................i
KATA PENGANTAR.................................................................................................................ii
DAFTAR ISI...............................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................4
i. Latar Belakang..............................................................................................................4
ii. Rumusan Masalah..........................................................................................................5
iii. Tujuan Penulisan............................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................................7
a. Kesimpulan.............................................................................................................15
b. Saran........................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................16
BAB I
PENDAHULUAN
i. Latar Belakang
Konsep tumbuh kembang merupakan suatu hal yang mutlak pada anak,
maksudnya tumbuh adalah proses bertambah besarnya sel – sel serta bertambahnya
berkembang adalah proses pematangan fungsi atau organ tubuh termasuk perkembangan
kemampuan mental dan kecerdasan serta perilaku anak (Campbell, 2000). Pada
kenyataannya tumbuh kembang secara eksplitsit bisa dipisahkan satu sama lain. Proses
tumbuh kembang ini berlangsung sejak awal pembuahan (konsepsi) sampai akhir masa
remaja dengan melewati masa masa atau periode prenatal, bayi baru lahir,
prasekolah, sekolah dini dan remaja (Campbell, 2000).Proses tumbuh kembang anak
adalah masa balita, karena pada masa pertumbuhan dasar yang akan mempengaruhi dan
halus (menggambar, memegang suatu benda dan lain – lain); perkembangan bahasa
motorik kasar ini ditentukan oleh perkembangan kekuatan otot, tulang, dan
motorik kasar tidak hanya dipengaruhi oleh kemampuan fisik, tetapi juga kesiapan
psikis anak untuk melakukannya seperti memanjat, dan berlari. Kemampuan motorik
bawaan normal dan patologik, jenis kelamin, dan ras); dan faktor lingkungan (faktor
pra-natal dan post-natal). Tujuan dari perkembangan motorik yaitu penguasaan
dimana dapat dilihat seberapa besar anak dapat menyelesaikan gerakan motorik yang
menulis, membaca, berhitung dan lain – lain, sedangkan gerak motorik kasar, contohnya
: berlompat, berlari, menari, bermain bola dan lain – lain (Rosyid,2009). Untuk
meningkatkan gerak motorik kasar dibutuhkan tenaga yang bugar. Anak usia 7 – 8
tahun aktivitas motorik kasarnya berada dibawah kendali ketrampilan kognitif dan
kesadaran secara bertahap terjadi peningkatan gerak otot dan peningkatan kemampuan
secara fisik. Aktivitas anak sangat membutuhkan energi secara fisik maupun psikologis
misal : bermain sepak bola, lari, berenang, melompat, membantu orang tua, dan
sebagainya.
iii. Tujuan
Dari rumusan masalah tersebut maka tujuan penulisan makalah ini adalah untuk
mengetahui:
3. Kurva pertumbuhan.
Pertumbuhan memiliki kata asal “tumbuh”. Dalam KBBI sendiri, tumbuh memiliki arti
timbul (hidup) dan bertambah besar atau sempurna. Sehingga secara istilah, pertumbuhan
memiliki pengertian perubahan secara kuantitatif pada fisik manusia karena beberapa faktor
(faktor internal dan eksternal). Perubahan kuantitaif sendiri dapat di ukur atau dinyatakan
dalam satuan serta dapat diamati secara jelas. Misalnya berupa pertambahan, pembesaran,
perubahan ukuran dan bentuk, hal yang tidak ada menjadi ada, kecil menjadi besar, sedikit
menjadi banyak, pendek menjadi tinggi, serta kurus menjadi gemuk.Telah disebutkan
diatas, bahwa faktor pertumbuhan ada dua yakni faktor internal meliputi gen, sel, atom,
kromosom atau gizi. Kemudia yang kedua adalah faktor ekseternal meliputi lingkungan
sekitar baik pola hidup maupun olahraga. Kedua faktir tersebut sama-sama berpengaruh
dalam proses pertumbuhan seseorang. Ketika yang optimal hanya salah satu faktor, maka
hasil pertumbuhan akan kurang maksimal. Sedangkan ketika kedua faktor tersebut dapat
berjalan beriringan dan maksimal, maka pertumbuhan seseorang juga akan berjalan
maksimal.
Ciri-ciri pertumbuhan
1. Perubahan ukuran. Perubahan ini terlihat secara jelas pada pertumbuhan fisik yang
dengan bertambahnya umur anak terjadi pula penambahan berat badan, tinggi badan, lingkar
dengan tubuh orang dewasa. Pada bayi baru lahir titik pusat terdapat kurang lebih setinggi
umbilikus, sedangkan pada orang dewasa titik pusat tubuh terdapat kurang lebih setinggi
simpisis pubis. Perubahan proporsi tubuh mulai usia kehamilan 2 bulan sampai dewasa.
3. Hilangnya ciri-ciri lama. Selama proses pertumbuhan terdapat hal-hal yang terjadi
4. Timbulnya ciri-ciri baru. Timbulnya ciri-ciri baru ini adalah akibat pematangan
fungsi-fungsi organ. Perubahan fisik yang penting selama pertumbuhan adalah munculnya
gigi tetap dan munculnya tanda-tanda seks sekunder seperti tumbuhnya rambut pubis dan
Ciri-ciri perkembangan
perubahan ukuran tubuh secara umum, perubahan proporsi tubuh, berubahnya ciri- ciri lama
dan timbulnya ciri-ciri baru sebagai tanda kematangan suatu organ tubuh tertentu.
seorang anak tidak akan bisa berjalan sebelum ia bisa berdiri. Karena itu perkembangan
awal ini merupakan masa kritis karena akan menentukan perkembangan selanjutnya.
3. Perkembangan mempunyai pola yang tetap. Perkembangan fungsi organ tubuh terjadi
menurut dua hukum yang tetap, yaitu: (a) Perkembangan terjadi lebih dahulu di daerah
kepala, kemudian menuju ke arah kaudal. Pola ini disebut pola sefalokaudal. (b)
Perkembangan terjadi lebih dahulu di daerah proksimal (gerakan kasar) lalu berkembang di
daerah distal seperti jari-jari yang mempunyai kemampuan dalam gerakan halus. Pola ini
disebut proksimodistal.
4. Perkembangan memiliki tahap yang berurutan. Tahap ini dilalui seorang anak
mengikuti pola yang teratur dan berurutan, tahap-tahap tersebut tidak bisa terjadi terbalik,
misalnya anak terlebih dahulu mampu membuat lingkaran sebelum mampu membuat
dalam kecepatan yang berbeda-beda. Kaki dan tangan berkembang pesat pada awal masa
remaja, sedangkan bagian tubuh yang lain mungkin berkembang pesat pada masa lainnya.
cepat, perkembangan pun demikian, terjadi peningkatan mental, ingatan, daya nalar, asosiasi
dan lain-lain.
c. Kurva pertumbuhan
berat badan bayi yang mendapat ASI lebih ringan dibanding bayi yang mendapat susu
formula sampai usia 6 bulan. Hal ini tidak berarti bahwa berat badan bayi yang
mendapat susu formula lebih baik dibanding bayi yang mendapat ASI. Berat berlebih
pada bayi yang mendapat susu formula justru menandakan terjadi kegemukan.
Kegemukan dapat berlangsung hingga beranjak dewasa nanti. Bayi yang diberi ASI
tidak perlu khawatir akan kegemukan karena ASI menyesuaikan kebutuhan energi
tubuh bayi. Kurva pertumbuhan yang normal adalah kurva bayi yang mendapat ASI,
yaitu membandingkan Berat Badan anak saat ini dengan Berat Badan Ideal
bahwa pertumbuhan panjang badan, berat badan, dan lingkar lengan atas pada bayi
yang diberikan ASI eksklusif tumbuh lebih cepat pada 4 bulan pertama kehidupan
namun setelah usia 6 bulan, bayi yang tidak mendapat ASI Eksklusif
pada berat badan yaitu berat badan bayi yang tidak mendapat ASI Eksklusif lebih
berat daripada bayi yang mendapat ASI Eksklusif namun tidak terdapat perbedaan
terdapat perbedaan yang signifikan antara pertumbuhan bayi yang diberi ASI
Eksklusif dan tidak diberi ASI Eksklusif, bayi yang tidak diberi ASI Eksklusif
mengalami pertumbuhan berat badan dan panjang badan lebih cepat dibandingkan
bahwa ada hubungan kuat dimana anak yang tidak diberikan ASI Eksklusif selama 6
bulan berisiko 6,9 kali lebih besar untuk mengalami stunting dibanding anak yang
diberikan ASI Eksklusif. Berdasarkan hasil Riskesdas tahun 2018, proporsi
pola pemberian ASI pada bayi usia 0-5 bulan di Indonesia sebanyak 37,3% ASI
eksklusif, 9,3% ASI parsial, dan 3,3% ASI predominan. Pada tahun
2018 capaian ASI Eksklusif di DIY sebesar 76,17%, angka ini sedikit meningkat dari
tahun 2013 tetapi masih belum memenuhi target nasional yaitu sebesar 80%.
Menyusui predominan adalah menyusui bayi tetapi pernah memberikan sedikit air atau
minuman berbasis air misalnya teh sebagai makanan/minuman prelateal sebelum ASI
keluar. Sedangkan menyusui parsial adalah menyusui bayi serta diberikan makanan buatan
selain ASI seperti susu formula, bubur, atau makanan lain sebelum bayi berusia 6
bulan.Kurva Pertumbuhan Anak adalah sebuah grafik standar WHO yang menentukan
status gizi anak usia 0-59 Bulan.Untuk mem-plot dan membaca kurva pertumbuhan anak,
kita bisa melakukannya sendiri, tanpa perlu bantuan tenaga kesehatan.Kurva pertumbuhan
anak sendiri yang lebih sering dipakai adalah kurva BB ( berat badan ) menurut umur, BB
menurut PB ( panjang badan ), dan PB menurut umur. Ketiganya harus diplot setiap bulan di
kurva, dan kurva pertumbuhannya semua ada di buku KIA.
Selama ini kita sebagai orangtua masih menganggap anak sebagai harta yang tak
ternilai harganya. Karena selain sebagai tempat bergantung di hari tua, anak juga menjadi
asset yang tak ternilai harganya untuk mengangkat derajat orangtua, penyambung cita-
cita, menjadi sumber topangan ekonomi ketika orangtua tidak mampu lagi bekerja serta
menjadi sumber kebahagiaan bagi pasangan suami isteri. Tentu saja anak yang dimaksud
adalah anak yang berkualitas, yakni anak yang tidak saja sehat, cerdas dan trampil, tetapi
juga berbudi pekerti luhur serta bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Menjadikan anak yang berkualitas, sudah barang tentu bukan hal yang mudah. Banyak
hal yang harus dilakukan, tetapi juga banyak pula yang harus dipahami dan dimengerti.
Salah satunya adalah mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak.
Faktor-faktor ini perlu diperhatikan, agar kita tidak salah langkah dalam mendidik anak
serta tidak memaksakan kehendak pada anak sehingga anak dapat tumbuh dan
mempengaruhi tumbuh kembang anak. Faktor ini dapat diartikan sebagai semua ciri atau
karakteristik individu yang diwariskan kepada anak atau segala potensi baik fisik maupun
psikis yang dimiliki seseorang sejak masa pembuahan sebagai warisan dari orangtua.
Faktor bawaan disebut pula sebagai faktor endogen. Faktor endogen adalah faktor yang
dibawa oleh individu sejak dalam kandungan hingga kelahiran. Oleh karena individu itu
terjadi dari bertemunya ovum dari ibu dan sperma dari ayah, maka tidak mengherankan
kalau faktor endogen yang dibawa oleh individu itu mempunyai sifat-sifat seperti
ke pelimbahan juga” ini berarti bahwa keadaan atau sifat-sifat dari anak itu tidak
Secara garis besar, balita usia 1 tahun sudah memiliki kemampuan di bawah ini:
Berguling sendiri
Mengatakan keinginan dengan menangis
Melambaikan tangan
Berpindah posisi dari berbaring lalu duduk, kemudian duduk ke berdiri dan kembali
duduk
Hal-hal di atas adalah kemampuan yang dimiliki balita usia 1 tahun. Bila si kecil belum
mampu melakukan semuanya, tidak perlu khawatir. Coba latih secara perlahan dan
bertahap.
Melompat
Berdasarkan grafik Denver II, anak umur 3 tahun sudah memiliki kemampuan:
Memanjat
a. kesimpulan
Anak usia dini membangun sendiri pengetahuannya dari pengalamannya sendiri dengan
besar bergantung kepada seberapa jauh anak aktif memanipulasi dan aktif berinteraksi
dengan lingkungannya.
b. Saran
Disarankan untuk meningkatkan pelayanan KIA terutama pada deteksi dini tumbuh
kembang balita sesuai peraturan Menteri Kesehatan no. 66 tahun 2014 tentang
tentang perkembangan anak meliputi gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa serta
sosial kemandirian, khususnya bagi anak stunting perlu diperhatikan serta terus
distimulasi perkembangan pada domain sosial kemandirian. Dengan hal ini diharapkan
Almaitser, S. 2004. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Arikunto, S. 2006, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT.
RinekaCipta
Djarwanto Ps, 2001, Mengenal Beberapa Uji Statistik Dalam Penelitian,
Yogyakarta:Liberty
Ghozali, Imam. 2005, Aplikasi Analisis Multivariat Dengan Program SPSS, Semarang:
Universitas Diponegoro
Gustian, Agus. 2011, Aspek Perkembangan Motorik Anak Usia Dini. Yogyakarta:
Liberty Gutama. 2004. Aspek Gizi dan Stimulasi Pendidikan Anak Dini Usia. Dalam
Prosiding Inovasi Pangan dan Gizi untuk Optimalisasi Tumbuh Kembang Anak. Jakarta,
IDAI Hurlock, E. B. 2005, Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang
Rentang Kehidupan. (Ed. 5). Jakarta: Erlangga
Marimbi, Hanum, 2010, Tumbuh Kembang, Status Gizi dan Imunisasi Dasar Pada
Balita, Yogyakarta: Nuha Medika
Moehji. S 2002, Pemeliharaan Gizi Bayi dan Balita. Jakarta: Bharata
Mutohir, Toho Cholik, 2004. Perkembangan Motorik pada Masa Anak-Anak. Jakarta:
Proyek Pengembangan dan Keserasian Kebijakan Olahraga, Direktorat Jenderal
Olahraga, Depdikanas.
Natalina, Johana, 2008, Tumbuh Kembang Anak, Bandung: Pustaka Binaan
Notoatmodjo, S. 2005, Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta
Nugrahaningsih, S. 2003, Perkembangan Individu. Salatiga: Widyasari
Ranuh, IG.N. 2005. Masalah Kesehatan Anak. Tumbuh Kembang Anak dan Remaja,
Jakarta: IDAI
Rusmil, Kusnandi. 2006. Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini
Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: DepKes RI.