Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

KONSEP PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN

MATA KULIAH:

PENILAIAN STATUS GIZI

DOSEN PENGAMPUH:

Ibu Nonce Nova Legi, SST, M.Si

DISUSUN OLEH KELOMPOK 2:

NADIA VEGA

WULANDARI SUMENDA

GABRIELA URUWO

PROGRAM STUDI DIPLOMA TIGA GIZI

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MANADO

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat-Nya,Saya


dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “konsep pertumbuhan dan
perkembanga” dengan tepat waktu.

Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata kuliah penilain status gizi.Selain


itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan kita sebagai penyusun makalah
dan pembaca makalah ini.

Kami sebagai penyusun menyadari makalah ini masih jauh dari


sempurna.Oleh sebab itu, saran dan kritik yang membangun diharapkan demi
kesempurnaan makalah ini.

Manado,10 Oktober 2022

Penyusun

Kelompok 2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL....................................................................................................................i

KATA PENGANTAR.................................................................................................................ii

DAFTAR ISI...............................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................4

i. Latar Belakang..............................................................................................................4
ii. Rumusan Masalah..........................................................................................................5
iii. Tujuan Penulisan............................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................................7

a. Definisi pertumbuhan dan perkembangan................................................................7


b. Ciri pertumbuhan dan perkembangan.........................................................................8
c. Kurva pertumbuhan.....................................................................................................9
d. Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan.................................11
e. Tahap perkembangan balita......................................................................................12

BAB III PENUTUP....................................................................................................................15

a. Kesimpulan.............................................................................................................15
b. Saran........................................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................16
BAB I
PENDAHULUAN

i. Latar Belakang

Konsep tumbuh kembang merupakan suatu hal yang mutlak pada anak,

maksudnya tumbuh adalah proses bertambah besarnya sel – sel serta bertambahnya

jaringan intraseluler. Sedangkan yang dimaksud dengan kembang atau

berkembang adalah proses pematangan fungsi atau organ tubuh termasuk perkembangan

kemampuan mental dan kecerdasan serta perilaku anak (Campbell, 2000). Pada

kenyataannya tumbuh kembang secara eksplitsit bisa dipisahkan satu sama lain. Proses

tumbuh kembang ini berlangsung sejak awal pembuahan (konsepsi) sampai akhir masa

remaja dengan melewati masa masa atau periode prenatal, bayi baru lahir,

prasekolah, sekolah dini dan remaja (Campbell, 2000).Proses tumbuh kembang anak

adalah masa balita, karena pada masa pertumbuhan dasar yang akan mempengaruhi dan

menentukan perkembangan anak selanjutnya. Perkembangan anak terdiri dari :

perkembangan motorik kasar (pergerakan dan sikap tubuh); perkembangan motorik

halus (menggambar, memegang suatu benda dan lain – lain); perkembangan bahasa

(kemampuan respon suara, mengikuti perintah, dan berbicara sopan);

kepribadian atau tingkah laku (berinteraksi dengan lingkungannya) (Kania,2009).

Kemampuan perkembangan motorik kasar diawali dengan koordinasi tubuh, duduk,

merangkak, berdiri, dan diakhiri dengan berjalan. Kemampuan perkembangan gerak

motorik kasar ini ditentukan oleh perkembangan kekuatan otot, tulang, dan

koordinasi otot untuk menjaga keseimbangan tubuh (Irwan, 2006). Perkembangan

motorik kasar tidak hanya dipengaruhi oleh kemampuan fisik, tetapi juga kesiapan

psikis anak untuk melakukannya seperti memanjat, dan berlari. Kemampuan motorik

kasar sangat berpengaruh pada perkembangan anak. Bila mengalami keterlambatan

pada kemampuan motorik, maka anak akan mengalami keterlambatan perkembangan

dan pertumbuhan anak (Ichwan, 2008).

Perkembangan motorik dipengaruhi dua faktor yaitu faktor genetik (faktor

bawaan normal dan patologik, jenis kelamin, dan ras); dan faktor lingkungan (faktor
pra-natal dan post-natal). Tujuan dari perkembangan motorik yaitu penguasaan

ketrampilan tergambar dalam kemampuan menyelesaikan gerakan motorik tertentu,

dimana dapat dilihat seberapa besar anak dapat menyelesaikan gerakan motorik yang

diberikan dengan tingkat keberhasilan tertentu (Rapani, 2008).

Kemampuan gerak motorik meliputi gerak motorik halus, contohnya :

menulis, membaca, berhitung dan lain – lain, sedangkan gerak motorik kasar, contohnya

: berlompat, berlari, menari, bermain bola dan lain – lain (Rosyid,2009). Untuk

meningkatkan gerak motorik kasar dibutuhkan tenaga yang bugar. Anak usia 7 – 8

tahun aktivitas motorik kasarnya berada dibawah kendali ketrampilan kognitif dan

kesadaran secara bertahap terjadi peningkatan gerak otot dan peningkatan kemampuan

secara fisik. Aktivitas anak sangat membutuhkan energi secara fisik maupun psikologis

untuk mengeksplorasi pengetahuan dan pengalamannya melalui aktivitas fisiknya,

misal : bermain sepak bola, lari, berenang, melompat, membantu orang tua, dan

sebagainya.

ii. Rumusan Masalah

Yang menjadi rumusan masalah dalam makalah ini adalah:

1. Bagaimana definisi pertumbuhan dan perkembangan?

2. Apa ciri pertumbuhan dan perkembangan?

3. Bagaimana kurva pertumbuhan?

4. Apa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan?

5. Apa Tahap perkembangan balita?

iii. Tujuan

Dari rumusan masalah tersebut maka tujuan penulisan makalah ini adalah untuk

mengetahui:

1. Definisi pertumbuhan dan perkembangan.

2. Ciri pertumbuhan dan perkembangan.

3. Kurva pertumbuhan.

4. Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan

5. Tahap perkembangan balita


BAB II
PEMBAHASAN

a. Definisi pertumbuhan dan perkembangan

Pertumbuhan memiliki kata asal “tumbuh”. Dalam KBBI sendiri, tumbuh memiliki arti

timbul (hidup) dan bertambah besar atau sempurna. Sehingga secara istilah, pertumbuhan

memiliki pengertian perubahan secara kuantitatif pada fisik manusia karena beberapa faktor

(faktor internal dan eksternal). Perubahan kuantitaif sendiri dapat di ukur atau dinyatakan

dalam satuan serta dapat diamati secara jelas. Misalnya berupa pertambahan, pembesaran,

perubahan ukuran dan bentuk, hal yang tidak ada menjadi ada, kecil menjadi besar, sedikit

menjadi banyak, pendek menjadi tinggi, serta kurus menjadi gemuk.Telah disebutkan

diatas, bahwa faktor pertumbuhan ada dua yakni faktor internal meliputi gen, sel, atom,

kromosom atau gizi. Kemudia yang kedua adalah faktor ekseternal meliputi lingkungan

sekitar baik pola hidup maupun olahraga. Kedua faktir tersebut sama-sama berpengaruh

dalam proses pertumbuhan seseorang. Ketika yang optimal hanya salah satu faktor, maka

hasil pertumbuhan akan kurang maksimal. Sedangkan ketika kedua faktor tersebut dapat

berjalan beriringan dan maksimal, maka pertumbuhan seseorang juga akan berjalan

maksimal.

Perkembangan tentu memiliki perbedaan dengan peertumbuhan. Ketika pertumbuhan


identik dengan perubahan secara kuantitatif, maka perkembangan sendiri identik
dengan perubahan secara kualitatif. Berdasarkan KBBI, perkembangan memiliki arti
perihal berkembang. Kemudian arti bekembang sendiri berdasarkan KBBI ialah
pertambah,
memekar atau membentang.
Dengan demikian dalam ilmu psikologi, perkembangan memiliki arti perubahan secara
kualitatif pada ranah jasmani dan rohani manusia yang saling berkesinambungan
menuju ke arah yang lebih baik atau ke arah yang sempurna. Yang dimaksud perubahan
fisik pada perkembangan manusia ialah mengacu pada optimaliasasi fungsi-fungsi organ
jasmaniah manusia, bukan pada pertumbuhan jasmaniah itu sendiri. Sehingga dari sini
dapat terlihat bahwa pertumbuhan dan perkembangan adalah sesuatu yang berbeda
tetapi saling berkesinambungan atau berhubungan.

b. Ciri pertumbuhan dan perkembangan

Ciri-ciri pertumbuhan

Ciri-ciri pertumbuhan, antara lain:

1. Perubahan ukuran. Perubahan ini terlihat secara jelas pada pertumbuhan fisik yang

dengan bertambahnya umur anak terjadi pula penambahan berat badan, tinggi badan, lingkar

kepala dan lain-lain. 

2. Perubahan proporsi. Selain bertambahnya ukuran-ukuran, tubuh juga memperlihatkan

perubahan proporsi. Tubuh anak memperlihatkan perbedaan proporsi bila dibandingkan

dengan tubuh orang dewasa. Pada bayi baru lahir titik pusat terdapat kurang lebih setinggi

umbilikus, sedangkan pada orang dewasa titik pusat tubuh terdapat kurang lebih setinggi

simpisis pubis. Perubahan proporsi tubuh mulai usia kehamilan 2 bulan sampai dewasa. 

3. Hilangnya ciri-ciri lama. Selama proses pertumbuhan terdapat hal-hal yang terjadi

perlahan-lahan, seperti menghilangnya kelenjar timus, lepasnya gigi susu dan

menghilangnya refleks primitif. 

4. Timbulnya ciri-ciri baru. Timbulnya ciri-ciri baru ini adalah akibat pematangan

fungsi-fungsi organ. Perubahan fisik yang penting selama pertumbuhan adalah munculnya

gigi tetap dan munculnya tanda-tanda seks sekunder seperti tumbuhnya rambut pubis dan

aksila, tumbuhnya buah dada pada wanita dan lain-lain.

Ciri-ciri perkembangan

Ciri-ciri perkembangan, antara lain:

1. Perkembangan melibatkan perubahan. Perkembangan terjadi bersamaan dengan

pertumbuhan disertai dengan perubahan fungsi. Perkembangan sistem reproduksi misalnya,


disertai dengan perubahan pada organ kelamin. Perubahan-perubahan ini meliputi

perubahan ukuran tubuh secara umum, perubahan proporsi tubuh, berubahnya ciri- ciri lama

dan timbulnya ciri-ciri baru sebagai tanda kematangan suatu organ tubuh tertentu. 

2. Perkembangan awal menentukan pertumbuhan selanjutnya. Seseorang tidak akan bisa

melewati satu tahap perkembangan  sebelum ia melewati tahapan sebelumnya. Misalnya,

seorang anak tidak akan bisa berjalan sebelum ia bisa berdiri. Karena itu perkembangan

awal ini merupakan masa kritis karena akan menentukan perkembangan selanjutnya. 

3. Perkembangan mempunyai pola yang tetap. Perkembangan fungsi organ tubuh terjadi

menurut dua hukum yang tetap, yaitu: (a) Perkembangan terjadi lebih dahulu di daerah

kepala, kemudian menuju ke arah kaudal. Pola ini disebut pola sefalokaudal. (b)

Perkembangan terjadi lebih dahulu di daerah proksimal (gerakan kasar) lalu berkembang di

daerah distal seperti jari-jari yang mempunyai kemampuan dalam gerakan halus. Pola ini

disebut proksimodistal. 

4. Perkembangan memiliki tahap yang berurutan. Tahap ini dilalui seorang anak

mengikuti pola yang teratur dan berurutan, tahap-tahap tersebut tidak bisa terjadi terbalik,

misalnya anak terlebih dahulu mampu membuat lingkaran sebelum mampu membuat

gambar kotak, berdiri sebelum berjalan, dan lain-lain. 

5. Perkembangan mempunyai kecepatan yang berbeda. Perkembangan berlangsung

dalam kecepatan yang berbeda-beda. Kaki dan tangan berkembang pesat pada awal masa

remaja, sedangkan bagian tubuh yang lain mungkin berkembang pesat pada masa lainnya. 

6. Perkembangan berkorelasi dengan pertumbuhan. Pada saat pertumbuhan berlangsung

cepat, perkembangan pun demikian, terjadi peningkatan mental, ingatan, daya nalar, asosiasi

dan lain-lain.

c. Kurva pertumbuhan

Kurva pertumbuhan National Center for Health Statistic (NCHS), bahwa


berat badan bayi akan meningkat dua kali lipat dari berat lahir saat usia 6 bulan,

berat badan bayi yang mendapat ASI lebih ringan dibanding bayi yang mendapat susu

formula sampai usia 6 bulan. Hal ini tidak berarti bahwa berat badan bayi yang

mendapat susu formula lebih baik dibanding bayi yang mendapat ASI. Berat berlebih

pada bayi yang mendapat susu formula justru menandakan terjadi kegemukan.

Kegemukan dapat berlangsung hingga beranjak dewasa nanti. Bayi yang diberi ASI

tidak perlu khawatir akan kegemukan karena ASI menyesuaikan kebutuhan energi

tubuh bayi. Kurva pertumbuhan yang normal adalah kurva bayi yang mendapat ASI,

yaitu membandingkan Berat Badan anak saat ini dengan Berat Badan Ideal

berdasarkan Growth Chart dari CDC atau WHO

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Dwipoerwantoro et al (2015) diketahui

bahwa pertumbuhan panjang badan, berat badan, dan lingkar lengan atas pada bayi

yang diberikan ASI eksklusif tumbuh lebih cepat pada 4 bulan pertama kehidupan

namun setelah usia 6 bulan, bayi yang tidak mendapat ASI Eksklusif

pertumbuhannya menyusul namun hanya menunjukkan perbedaan yang signifikan

pada berat badan yaitu berat badan bayi yang tidak mendapat ASI Eksklusif lebih

berat daripada bayi yang mendapat ASI Eksklusif namun tidak terdapat perbedaan

signifikan pada panjang badan dan lingkar lengan atas.

Sementara penelitian yang dilakukan Wulan (2012) diketahui bahwa

terdapat perbedaan yang signifikan antara pertumbuhan bayi yang diberi ASI

Eksklusif dan tidak diberi ASI Eksklusif, bayi yang tidak diberi ASI Eksklusif

mengalami pertumbuhan berat badan dan panjang badan lebih cepat dibandingkan

dengan bayi yang diberi ASI Eksklusif.

Penelitian yang dilakukan oleh Pandel et al (2011) menunjukkan

bahwa ada hubungan kuat dimana anak yang tidak diberikan ASI Eksklusif selama 6

bulan berisiko 6,9 kali lebih besar untuk mengalami stunting dibanding anak yang
diberikan ASI Eksklusif. Berdasarkan hasil Riskesdas tahun 2018, proporsi

pola pemberian ASI pada bayi usia 0-5 bulan di Indonesia sebanyak 37,3% ASI

eksklusif, 9,3% ASI parsial, dan 3,3% ASI predominan. Pada tahun

2018 capaian ASI Eksklusif di DIY sebesar 76,17%, angka ini sedikit meningkat dari
tahun 2013 tetapi masih belum memenuhi target nasional yaitu sebesar 80%.
Menyusui predominan adalah menyusui bayi tetapi pernah memberikan sedikit air atau
minuman berbasis air misalnya teh sebagai makanan/minuman prelateal sebelum ASI
keluar. Sedangkan menyusui parsial adalah menyusui bayi serta diberikan makanan buatan
selain ASI seperti susu formula, bubur, atau makanan lain sebelum bayi berusia 6
bulan.Kurva Pertumbuhan Anak adalah sebuah grafik standar WHO yang menentukan
status gizi anak usia 0-59 Bulan.Untuk mem-plot dan membaca kurva pertumbuhan anak,
kita bisa melakukannya sendiri, tanpa perlu bantuan tenaga kesehatan.Kurva pertumbuhan
anak sendiri yang lebih sering dipakai adalah kurva BB ( berat badan ) menurut umur, BB
menurut PB ( panjang badan ), dan PB menurut umur. Ketiganya harus diplot setiap bulan di
kurva, dan kurva pertumbuhannya semua ada di buku KIA.

Kurva menurut panjang untuk Kurva menurut panjang untuk

Anak perempuan Anak laki-laki

d. Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan

Selama ini kita sebagai orangtua masih menganggap anak sebagai harta yang tak

ternilai harganya. Karena selain sebagai tempat bergantung di hari tua, anak juga menjadi

asset yang tak ternilai harganya untuk mengangkat derajat orangtua, penyambung cita-

cita, menjadi sumber topangan ekonomi ketika orangtua tidak mampu lagi bekerja serta

menjadi sumber kebahagiaan bagi pasangan suami isteri. Tentu saja anak yang dimaksud
adalah anak yang berkualitas, yakni anak yang tidak saja sehat, cerdas dan trampil, tetapi

juga berbudi pekerti luhur serta bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Menjadikan anak yang berkualitas, sudah barang tentu bukan hal yang mudah. Banyak

hal yang harus dilakukan, tetapi juga banyak pula yang harus dipahami dan dimengerti.

Salah satunya adalah mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak.

Faktor-faktor ini perlu diperhatikan, agar kita tidak salah langkah dalam mendidik anak

serta tidak memaksakan kehendak pada anak sehingga anak dapat tumbuh dan

berkembang secara optimal.Ada dua faktor utama yang mempengaruhi tumbuhkembang

anak, yakni faktor bawaan dan faktor lingkungan.

Faktor bawaan atau keturunan (hereditas) merupakan faktor pertama yang

mempengaruhi tumbuh kembang anak. Faktor ini dapat diartikan sebagai semua ciri atau

karakteristik individu yang diwariskan kepada anak atau segala potensi baik fisik maupun

psikis yang dimiliki seseorang sejak masa pembuahan sebagai warisan dari orangtua.

Faktor bawaan disebut pula sebagai faktor endogen. Faktor endogen adalah faktor yang

dibawa oleh individu sejak dalam kandungan hingga kelahiran. Oleh karena individu itu

terjadi dari bertemunya ovum dari ibu dan sperma dari ayah, maka tidak mengherankan

kalau faktor endogen yang dibawa oleh individu itu mempunyai sifat-sifat seperti

orangtuanya.Seperti pepatah Indonesia yang menyatakan “Air di cucuran akhirnya jatuh

ke pelimbahan juga” ini berarti bahwa keadaan atau sifat-sifat dari anak itu tidak

meninggalkan sifat-sifat dari orangtuanya.

e. Tahap perkembangan balita

 Perkembangan Balita 1 Tahun

Secara garis besar, balita usia 1 tahun sudah memiliki kemampuan di bawah ini:

 Berdiri sendiri tapi belum terlalu lama

 Berguling sendiri
 Mengatakan keinginan dengan menangis

 Mampu mengucapkan bahasa bayi yang tidak jelas

 Melambaikan tangan

 Makan sendiri meski masih berantakan

 Berpindah posisi dari berbaring lalu duduk, kemudian duduk ke berdiri dan kembali

duduk

Hal-hal di atas adalah kemampuan yang dimiliki balita usia 1 tahun. Bila si kecil belum

mampu melakukan semuanya, tidak perlu khawatir. Coba latih secara perlahan dan

bertahap.

 Perkembangan Balita 2 Tahun

Untuk anak umur 2 tahun, berikut kemampuan yang sudah dimiliki:

 Melompat

 Melempar dan menendang bola

 Ucapan anak lebih jelas

 Mengenal dan menyebutkan bagian tubuh

 Mengucapkan nama teman atau orang yang sering ditemui

 Sikat gigi sendiri

 Menunjuk dan mengucapkan gambar yang dilihat

 Memegang krayon atau pensil warna dengan jempol dan telunjuk.

 Perkembangan balita 3 Tahun

Berdasarkan grafik Denver II, anak umur 3 tahun sudah memiliki kemampuan:

 Melompat lebih jauh

 Mengangkat kaki untuk menyeimbangkan tubuh selama 1-3 detik

 Menyebutkan jenis warna

 Menghitung mainan 1-10


 Mengetahui 2 jenis kata kerja (ayah kerja, kakak main)

 Coretan anak semakin jelas

 Menyusun balok menjadi 8 tingkat

 Mengombinasikan 2-4 kata menjadi satu kalimat

 Makan sendiri tanpa bantuan orang lain

 Perkembangan Balita 4 Tahun

Anak umur 4 tahun rata-rata sudah memiliki kemampuan di bawah ini:

 Menyiapkan camilan seperti roti dan susu

 Memakai rok sendiri

 Sikat gigi tanpa bantuan orang lain

 Mencoba menggambar orang

 Meniru gambar temannya

 Menyebutkan 1-4 jenis warna

 Menceritakan kembali kisah yang dibaca atau didengar.

 Perkembangan Balita 5 Tahun

Anak umur 5 tahun rata-rata sudah memiliki kemampuan:

 Jungkir balik dan melompat

 Memanjat

 Mengangkat satu kaki untuk menyeimbangkan tubuh selama 1-6 detik

 Memakai sendok garpu sendiri

 Mengulang cerita yang didengar

 Menunjuk dan mengucapkan 6 warna


BAB III
PENUTUP

a. kesimpulan

Anak usia dini membangun sendiri pengetahuannya dari pengalamannya sendiri dengan

lingkungan, karena pengetahuan datang dari tindakan, perkembangan kognitif sebagian

besar bergantung kepada seberapa jauh anak aktif memanipulasi dan aktif berinteraksi

dengan lingkungannya.

b. Saran

Disarankan untuk meningkatkan pelayanan KIA terutama pada deteksi dini tumbuh

kembang balita sesuai peraturan Menteri Kesehatan no. 66 tahun 2014 tentang

Pemantauan Pertumbuhan, Perkembangan, dan Gangguan Tumbuh Kembang

Anak.untuk orangtua Disarankan untuk dapat memperhatikan, menambah wawasan

tentang perkembangan anak meliputi gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa serta

sosial kemandirian, khususnya bagi anak stunting perlu diperhatikan serta terus

distimulasi perkembangan pada domain sosial kemandirian. Dengan hal ini diharapkan

ibu mengetahui cara dan dapat menstimulasi perkembangan anak sesuai


DAFTAR PUSTAKA

Almaitser, S. 2004. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Arikunto, S. 2006, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT.
RinekaCipta
Djarwanto Ps, 2001, Mengenal Beberapa Uji Statistik Dalam Penelitian,
Yogyakarta:Liberty
Ghozali, Imam. 2005, Aplikasi Analisis Multivariat Dengan Program SPSS, Semarang:
Universitas Diponegoro
Gustian, Agus. 2011, Aspek Perkembangan Motorik Anak Usia Dini. Yogyakarta:
Liberty Gutama. 2004. Aspek Gizi dan Stimulasi Pendidikan Anak Dini Usia. Dalam
Prosiding Inovasi Pangan dan Gizi untuk Optimalisasi Tumbuh Kembang Anak. Jakarta,
IDAI Hurlock, E. B. 2005, Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang
Rentang Kehidupan. (Ed. 5). Jakarta: Erlangga
Marimbi, Hanum, 2010, Tumbuh Kembang, Status Gizi dan Imunisasi Dasar Pada
Balita, Yogyakarta: Nuha Medika
Moehji. S 2002, Pemeliharaan Gizi Bayi dan Balita. Jakarta: Bharata
Mutohir, Toho Cholik, 2004. Perkembangan Motorik pada Masa Anak-Anak. Jakarta:
Proyek Pengembangan dan Keserasian Kebijakan Olahraga, Direktorat Jenderal
Olahraga, Depdikanas.
Natalina, Johana, 2008, Tumbuh Kembang Anak, Bandung: Pustaka Binaan
Notoatmodjo, S. 2005, Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta
Nugrahaningsih, S. 2003, Perkembangan Individu. Salatiga: Widyasari
Ranuh, IG.N. 2005. Masalah Kesehatan Anak. Tumbuh Kembang Anak dan Remaja,
Jakarta: IDAI
Rusmil, Kusnandi. 2006. Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini
Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: DepKes RI.

Anda mungkin juga menyukai