Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

PERKEMBANGAN INDIVIDU

Disusun untuk memenuhi tugas

Mata kuliah : Perkembangan Peserta Didik

Dosen Pengampu : Muhammad Syafi’i, M.Pd.I

Disusun oleh :

Delia

20210052

Pendidikan Agama Islam

STAI AL-HIKMAH

2023
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ………………………………………………………………………….………….. i

DAFTAR ISI..............................................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................................1

A. Latar Belakang.................................................................................................................................1

B. Rumusan Masalah............................................................................................................................1

C. Tujuan pembelajaran........................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................................2

A. Pengertian Perkembangan Individu.................................................................................................2

B. Fase-Fase Perkembangan Manusia..................................................................................................3

C. Faktor-faktor yang Berpengaruh pada Perkembangan Individu......................................................5

BAB III PENUTUP.................................................................................................................................11

A. KESIMPULAN..............................................................................................................................11

B. SARAN..........................................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................................12

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Individu dalam kehidupannya mengalami perkembangan, mulai dari masa bayi hingga orang
tua. Setiap tahap perkembangan terdapat tugas-tugas perkembangan khusus yang harus dicapai oleh
individu tersebut. Tugas-tugas ini berkaitan erat dengan perubahan kematangan, motorik, bahasa,
kognitif, sprititualitas, sosioemosional dan sebagainya sebagai syarat untuk pemenuhan dan kebahagiaan
hidupnya.
Menurut Havighurst, tugas perkembangan merupakan suatu tugas yang muncul pada periode
tertentu dalam rentang kehidupan individu, yang apabila tugas itu berhasil dituntaskan akan membawa
kebahagiaan dan sukses denganya, tugas-tugas perkembangan selanjutnya, namun apabila mengalami
kegagalan akan menyebabkan ketidakbahagiaan pada diri individu yang bersangkutan.
Perkembangan adalah perubahan fungsi yaitu, aspek-aspek psikis, bersifat kualitatif dan berjalan
terus hingga akhir hayat. Perkembangan adalah proses perubahan kualitatif yang mengacu pada mutu
fungsi organ-organ jasmaniah. Penekanan artinya terletak pada penyempurnaan fungsi psikologis yang
disandang oleh organ-organ fisik.
Perkembangan individu merupakan suatu proses perubahan pada diri individu yang dipengaruhi
banyak hal, baik dari faktor internal seperti hereditas dan gen, hingga faktor luar seperti asupan makanan,
pergaulan, olahraga dan sebagainya. Begitu banyak hal yang terjadi selama masa perkembangan,
merupakan suatu dinamika yang pastinya ditentukan oleh berbagai faktor, seperti yang disebutkan diatas.
Berhasil tidak suanya suatu tugas perkembangan juga merupakan andil besar dari faktor-faktor tersebut.

B. Rumusan Masalah

1. Apa definisi Perkembangan Individu ?


2. Apa saja Fase-Fase, Perekembangan Manusia ?
3. Apa saja Faktor-faktor yang Berpengaruh pada Perkembangan Individu ?

C. Tujuan pembelajaran

1. Untuk mengetahui definisi perkembangan Individu


2. Untuk mengetahui Fase-Fase, Perekembangan Manusia
3. Untuk mengetahui Faktor-faktor yang Berpengaruh pada Perkembangan Individu

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Perkembangan Individu

1. Perkembangan
Adalah bertambah kemampuan atau skill dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih
kompleks dalam pola teratur dan dapat diramalkan sebagai hasil proses pematangan.
Perkembangan menyangkut adanya proses pematangan sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-
organ, dan sistem organ yang berkembang dengan menurut caranya, sehingga dapat memenuhi
fungsinya.
Sebagaimana dikutip Hurlock (1980: 2) menyatakan “perkembangan berarti perubahan secara
kualitatif.” Berkembang merupakan salah satu perubahan organisme ke arah kedewasaan dan
biasanya tidak bisa diukur oleh alat ukur. Contohnya pematangan sel ovum dan sperma atau
pematangan hormon-hormon dalam tubuh.
Hasan (2006: 13) menyatakan perkembangan berarti segala perubahan kualitatif dan
kuantitatif yang menyertai pertumbuhan dan proses kematangan manusia. Perkembangan
merupakan proses menyeluruh, ketika individu beradapatasi dengan lingkungannya.
Perkembangan terjadi sepanjang kehidupan manusia dengan tahapan-tahapan tertentu.
Perkembangan manusia dimulai sejak masa bayi sampai usia lanjut.
2. Perkembangan individu
Merupakan pola gerakan atau perubahan yang secara dinamis dimulai dari pembuahan atau
konsepsi dan terus berlanjut sepanjang siklus kehidupan manusia yang terjadi akibat dari
kematangan dan pengalaman (Hurlock, 1991; Rice, 2002). Menurut Hurlock (1991), dalam
perkembangan ada dua proses yang bertentangan yang terjadi secara serempak selama kehidupan,
yaitu pertumbuhan yang disebut evolusi dan kemunduran yang disebut dengan involusi.
Pada awal kehidupan manusia yang berperan adalah evolusi, sedangkan involusi lebih
berperan pada akhir kehidupan, yaitu perubahan-perubahan yang bersifat mundur. Sikap terhadap
perubahan-perubahan perkembangan ini di pengaruhi oleh penampilan dan perilaku individu,
stereotip budaya, nilai-nilai budaya, perubahan-perubahan peran dan pengalaman pribadi. Salah
satu tujuan dari perubahan ini adalah agar individu mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan
sehingga baik secara fisik maupun psikis sesuai dengan harapan-harapan sosial.
Dalam pengkajian Perkembangan Individu ini ada dua istilah yang sering muncul, pertama
perkembangan (development) dan kedua adalah pertumbuhan (growth). Istilah perkembangan
dititikberatkan pada aspek-aspek yang bersifat psikis (kualitatif), sedangkan pertumbuhan dipakai

2
untuk perubahan-perubahan yang bersifat fisik (kuantitatif). Antara fisik dan psikis ini saling
berkaitan dalam menelaah kehidupan manusia. Pertumbuhan dan perkembangan kadang-kadang
masih kabur pengertiannya dan sukar dibedakan. Biasanya istilah-istilah itu digunakan untuk
menjelaskan adanya perubahan yang bersifat progresif namun sifatnya berbeda.
Secara lebih rinci, perbedaan antara pertumbuhan dan perkembangan adalah :
a. Pertumbuhan (Growth) : cenderung lebih bersifat kuantitatif dan berkaitan dengan aspek fisik.
Contoh : ukuran berat dan tinggi badan , ukuran dimensi sel tubuh, umur tulang => yang bisa
diukur
b. Perkembangan (Development): cenderung lebih bersifat kualitatif, berkaitan dengan
pematangan fungsi organ individu.
Contoh :
1) Bertambahnya kemampuan dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks
dalam pola yang teratur, misalnya dalam perkembangan bahasa, emosi, intelektual,
perilaku.
2) Perkembangan periode bayi sampai anak-anak. Untuk perubahan strukturnya yaitu
secara berproses melalui kematangan dan belajar, tangan anak sudah bisa digunakan
untuk makan sendiri.1

B. Fase-Fase Perkembangan Manusia

Tahap-tahap perkembangan manusia memiliki fase yang cukup Panjang, yaitu:


1). Periode sebelum lahir, dimulai konsepsi dan diakhiri dengan kelahiran.
2). Infancy, dimulai saat manusia lahir dan berlanjut sampai usia 2 tahun.
3). Childhood, dimulai sekitar 2 tahun melewati masa anak akhir, yaitu sampai sekitar usia 12 tahun.
4). Adolescence, dimulai pada usia 12 tahun sampai kurang lebih usia 21 tahun.
5). Adulthood, dimulai pada usia 21 tahun sampai lanjut
Kita umumnya menggambarkan perkembangan dalam pengertian periode atau fase perkembangan.
Klasifikasi periode perkembangan yang paling luas digunakan meliputi urutan sebagai berikut: Periode
pra kelahiran, masa bayi, masa awal anak-anak, masa pertengahan dan akhir anak anak, masa remaja,
masa awal dewasa, masa pertengahan dewasa dan masa akhir dewasa.
Berikut adalah penjelasan lebih lanjut mengenai pada setiap periode tahap tahap perkembangan
manusia dalam buku Life-Span Development oleh John Santrock:

1
Izzaty Rika Eka, “PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK” http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Dr.
%20Rita%20Eka%20Izzaty,%20S.Psi.,%20M.Si./Buku%20PPD-revisi%20akhir.pdf (Diakses pada 06 April 2023,
pukul 20.23)

3
Periode prakelahiran (prenatal period) ialah saat dari pembuahan hingga kelahiran. Periode ini
merupakan masa pertumbuhan yang luar biasa dari satu sel tunggal hingga menjadi organisme
yang sempurna dengan kemampuan otak dan perilaku, yang dihasilkan kira kira dalam periode 9
bulan.
Masa bayi (infacy) ialah periode perkembangan yang merentang dari kelahiran hingga 18 atau
24 bulan. Masa bayi adalah masa yang sangat bergantung pada orang dewasa. Banyak kegiatan
psikologis yang terjadi hanya sebagai permulaan seperti bahasa, pemikiran simbolis, koordinasi
sensorimotor, dan belajar sosial.
Masa awal anak anak (early chidhood) yaitu periode pekembangan yang merentang dari masa
bayi hingga usia lima atau enam tahun, periode ini biasanya disebut dengan periode prasekolah.
Selama masa ini, anak anak kecil belajar semakin mandiri dan menjaga diri mereka sendiri,
mengembangkan keterampilan kesiapan bersekolah (mengikuti perintah, mengidentifikasi huruf),
dan meluangkan waktu berjam jam untuk bermain dengan teman teman sebaya. Jika telah
memasuki kelas satu sekolah dasar, maka secara umum mengakhiri masa awal anak anak.
Masa pertengahan dan akhir anak anak (middle and late childhood) ialah periode
perkembangan yang merentang dari usia kira kira enam hingga sebelas tahun, yang kira kira
setara dengan tahun tahun sekolah dasar, periode ini biasanya disebut dengan tahun tahun sekolah
dasar. Keterampilan keterampilan fundamental seperti membaca, menulis, dan berhitung telah
dikuasai. Anak secara formal berhubungan dengan dunia yang lebih luas dan kebudayaan.
Prestasi menjadi tema yang lebih sentral dari dunia anak dan pengendalian diri mulai meningkat.
Masa remaja (adolescence) ialah suatu periode transisi dari masa awal anak anak hingga masa
awal dewasa, yang dimasuki pada usia kira kira 10 hingga 12 tahun dan berakhir pada usia 18
tahun hingga 22 tahun. Masa remaja bermula pada perubahan fisik yang cepat, pertambahan berat
dan tinggi badan yang dramatis, perubahan bentuk tubuh, dan perkembangan karakteristik seksual
seperti pembesaran buah dada, perkembangan pinggang dan kumis, dan dalamnya suara. Pada
perkembangan ini, pencapaian kemandirian dan identitas sangat menonjol (pemikiran semakin
logis, abstrak, dan idealistis) dan semakin banyak menghabiskan waktu di luar keluarga.
Masa awal dewasa (early adulthood) ialah periode perkembangan yang bermula pada akhir usia
belasan tahun atau awal usia duapuluhan tahun dan yang berakhir pada usia tugapuluhan tahun.
Ini adalah masa pembentukan kemandirian pribadi dan ekonomi, masa perkembangan karir, dan
bagi banyak orang, masa pemilihan pasangan, belajar hidup dengan seseorang secara akrab,
memulai keluarga, dan mengasuh anak anak.
Masa pertengahan dewasa (middle adulthood) ialah periode perkembangan yang bermula pada
usia kira kira 35 hingga 45 tahun dan merentang hingga usia enampuluhan tahun. Ini adalah masa

4
untuk memperluas keterlibatan dan tanggung jawab pribadi dan sosial seperti membantu generasi
berikutnya menjadi individu yang berkompeten, dewasa dan mencapai serta mempertahankan
kepuasan dalam berkarir.
Masa akhir dewasa (late adulthood) ialah periode perkembangan yang bermula pada usia
enampuluhan atau tujuh puluh tahun dan berakhir pada kematian. Ini adalah masa penyesuaian
diri atas berkurangnya kekuatan dan kesehatan, menatap kembali kehidupannya, pensiun, dan
penyesuaian diri dengan peran peran sosial baru. 2

C. Faktor-faktor yang Berpengaruh pada Perkembangan Individu


Masing-masing individu memiliki kekhasan sendiri, sehingga pendekatan yang sifatnya personal
maupun institusional tentu berbeda. Untuk lebih jelasnya, faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
perkembangan individu adalah sebagai berikut:

a. Faktor Internal

1. Kondisi Fisik. Faktor fisik merupakan faktor biologis individu yang merujuk pada faktor
genetik yang diturunkan oleh kedua orang tuanya. Faktor ini dimulai dari masa pembuahan sel
telur oleh sel jantan. Unsur-unsur di dalam struktur genetik inilah yang memprogramkan
tumbuhnya sel tubuh pada manusia. Gen inilah yang menentukan warna rambut, kulit, ukuran
tubuh, jenis kelamin, kemampuan intelektual, serta emosi (Atkinson, 1991). Potensi genetik
inilah yang akan berinteraksi dengan lingkungan sehingga membentuk individu tersebut tumbuh
dan berkembang. Pada masa pembentukan sel-sel tubuh, banyak faktor yang dapat mempengaruhi
kondisi janin disamping keunikan yang telah ada pada kedua orangtuanya. Faktor-faktor tersebut
antara lain adalah faktor penyimpangan yaitu dari segi fisik, seperti keadaan gizi yang buruk pada
ibu hamil, dipengaruhi berbagai jenis obat-obatan yang berbahaya, rokok, alkohol, serta zat-zat
kimia dapat merugikan janin. Dari segi psikologis, pembentukan sel-sel tubuh juga dipengaruhi
oleh keadaan psikologis selama kehamilan. Emosi Ibu yang tidak stabil atau stres yang berat
dapat menumbuhkan kelainan pada janin, seperti penyakit dan cacat fisik maupun psikologis.
Untuk lebih rinci dapat dicermati penjelasan berikut ini;

1.1) Faktor Gizi atau Asupan Makanan.


Kesehatan individu sangat tergantung pada pemberian gizi yang baik dan berimbang.
Hal ini merupakan faktor yang sangat penting dalam merangsang tumbuh kembang
individu dan merangsang perkembangan otak dan sistem syarafnya yang merupakan

2
Yusuf Zulkifli “Fase-Fase Perkembangan Manusia”
https://mahasiswa.ung.ac.id/831412203/home/2013/3/21/fase_fase_perkembangan_manusia.html (Diakses pada 08
April 2023, pukul 14.30)

5
bagian paling penting dalam menentukan tumbuh dan kembang individu. Walaupun
perkembangan otak tidak sepesat masa bayi, namun otak terus tumbuh pada masa awal
individu-individu. Pada usia 3-4 tahun, ukuran otaknya adalah ¾ dari otak orang dewasa.
Pada usia 5 tahun, ukuran otaknya mencapai 9/10 otak orang dewasa atau sekitar 90 %
berat otak orang dewasa. Beberapa pertambahan ukuran otak disebabkan oleh
pertambahan jumlah dan ukuran urat syaraf di daerah otak. Ujung-ujung urat syaraf akan
terus tumbuh hingga masa remaja. Bertambah matangnya otak, dikombinasikan dengan
pemberian kesempatan untuk tumbuh dan berkembang dengan baik, akan menyumbang
besar bagi perkembangan kognitif individu (Santrock, 1995).
Oleh karena itu, pemberian gizi yang baik tidak hanya ditentukan pada saat setelah
kelahiran saja, namun seperti yang sudah dijelaskan di atas, dimulai sejak janin tumbuh
di dalam kandungan. Pasca kelahiran dimulai dari pemberian Air Susu Ibu (ASI) yang
sangat baik bagi individu karena sesuai dengan keadaan tubuh bayi pada saat itu. Adapun
kebutuhan gizi yang diperlukan adalah masukan kalori dan protein, ditambah dengan
perlunya masukan vitamin, zat besi, yodium dan kalsium.
Kalori didapatkan dari karbohidrat sebagai sumber energi untuk pembakaran sel-sel
tubuh yang menunjang gerakan motorik dan aktivitas berfikir. Sumber karbohidrat ini
didapatkan dari nasi, roti, mie, jagung ataupun berbagai macam makanan yang
mengandung tepung. Protein diperlukan tubuh untuk pembentukan sel-sel tubuh serta
menggantikan zat-zat tubuh yang sudah aus dan membuat hormon-hormon pertumbuhan.
Protein ini bisa berasal dari hewan seperti: daging sapi, ayam, telur maupun ikan,
sementara protein nabati atau yang berasal dari tumbuhan seperti tempe, tahu, kacang
hijau. Berbagai macam protein ini haruslah disajikan secara bervariasi pada individu
sehingga dapat saling melengkapi.
Vitamin dan mineral pun sangat diperlukan untuk meningkatkan metabolisme
tubuh, yaitu proses perubahan bahan makanan menjadi energi, menjaga daya tahan tubuh
dari infeksi dan penyakit. Sumber vitamin dan mineral ini bisa didapat dari berbagai
macam sayuran dan buah-buahan Zat yang paling berperan langsung pada daya pikir
adalah zat besi dan yodium. Kekurangan zat besi berakibat jumlah oksigen yang dibawa
oleh sel-sel ke seluruh tubuh termasuk ke dalam otak berkurang, sehingga terlihat
individu lesu, tidak bergairah dan menurunnya daya konsentrasi. Zat besi banyak terdapat
dalam daging berwarna merah, hati dan sayuran berwarna tua.
Yodium berfungsi untuk kerja kelenjar tiroid yang menghasilkan hormon tiroksin
yang mengontrol laju metabolisme. Kekurangan yodium ini dapat mengakibatkan

6
merosotnya IQ dan keterbelakangan mental. Yodium ini banyak terdapat pada makanan
yang berasal dari laut dan garam. Zat lain yang sangat berguna bagi tubuh adalah kalsium
yang digunakan untuk pertumbuhan tulang, gigi, kelancaran impuls syaraf di otak dan
kerja jantung. Kalsium ini bisa didapat dari susu, keju, ikan laut, ayam dan brokoli
(Boediarti dalam Izzaty, (2004).
1.2) Cacat dan penyakit
Kondisi individu yang cacat banyak disebabkan oleh beberapa hal yaitu :
 Pengaruh genetic. karena adanya kelainan berupa penyimpangan kromosom.
Salah satu penyimpangan kromosom disebut dengan down syndrome.
Penyimpangan ini disebabkan adanya kelainan pada kromosom ke-21 berjumlah
tiga dari yang seharusnya berjumlah dua. Individu yang menderita down
syndrome ini memiliki ekspresi muka yang khas, yang biasanya diikuti oleh
keterbelakangan dalam perkembangan (Monks, 1998)
 Ibu yang kurang gizi pada saat mengandung. Seperti yang diungkapkan oleh
Mussen (1994) mengatakan bahwa bayi yang dilahirkan oleh ibu yang
kekurangan gizi dapat menyebabkan berat lahir rendah, menderita kecacatan atau
keabnormalan pada otak sehingga mengakibatkan retardasi mental, kurangnya
kekebalan tubuh sehingga cepat terserang penyakit radang paru-paru dan
bronkitis, serta cacat tubuh.
 Obat-obatan dan alkohol. Kandungan zat kimia pada obat dan alkhohol pada
orangtua akan menghasilkan sprerma dan sel telur yang tidak sehat. Begitupun
pada kondisi janin yang dikandung oleh ibu yang sering meminum alkohol, obat-
obatan, serta obat terlarang seperti mariyuana serta obat-obat psikotropika
kecendrungan untuk melahirkan bayi yang cact cenderung besar. Selain itu
kelainan jantung, retardasi mental, serta fungsi tubuh yang tidak optimal dapat
menjadi akibat dari obat dan alkohol.
 Radiasi. Mussen (1994) mengatakan bahwa sumber potensial kecacatan pada
bayi adalah radiasi sinar X yang dialami ibu selama kehamilan, baik itu untuk
pengobatan penyakit ibu seperti kanker, tumor, atau diagnosis penyakit
lain.Radiasi antara pembuahan dan saat ovum tertanam di uterus dianggap
mengahncurkan ovum yang telah dibuahi. Bahaya terbesar adalah cacat bentuk
tubuh antara minggu kedua dan keenam setelah pembuahan.
 Penyakit yang diderita Ibu selama kehamilan. Beberapa penyakit yang dianggap
berbahaya dapat mempengaruhi kondisi janin adalah penyakit citomegalovirus,

7
rubela (campak jerman), hepatitis, cacar air, sipilis, serta toksoplasma. Beberapa
penyakit yang dapat timbul adalah cacat tubuh, cacat jantung, ketulian, kebutaan,
serta retardasi mental.
 Keadaan Emosi pada Ibu. Keadaan emosi itu sangat memperngaruhi
perkembangan janin. Hal ini dapat dijelaskan bahwa ktika ibu merasakan marah,
tertekan, takut, dan cemas yang tinggi akan mengaktifkan sistem autonomik ibu
yang selanjutnya melepaskan zat kimia seperti asetilkolin dan epnefin ke dalam
aliran darah. Selanjutnya, dalam keadaan seperti itu, kelenjar-kelenjar endokrin
seperti kelenjar adrenalin mengeluarkan berbagai jenis hormon dan terjadi
modifikasi metabolisme sel. Dengan berubahnya komposisi darah, zat baru
diteruskan melewati plasenta, sehingga mengahsilkan perubahan dan sistem
peredaran janin. Perubahan inilah yang dapat menganggu janin. Sebuah
penelitian mencatat bahwa gerakan tubuh janin meningkat beberapa ratus persen
sewaktu mengalami stres atau tekanan emosi (Sontag dalam Mussen, 1994).
Lebih lanjut dikatakan bahwa bayi yang lahir dari ibu yang tidak bahagia atau
gundah, maka dapat 16 mengakibatkan bayi lahir prematur atau memiliki berat
lahir rendah, hiperaktif, rewel, kesulitan makan, mengalami gangguan tidur,
buang air besar berlebihan, serta kebutuhan luar biasa untuk diperlukan
diperhatikan.

1.3) Kondisi Fisik

Kondisi fisik dan psikis individu sangat berkaitan. Seperti yang diuraikan sebelumnya,
bahwa ranah perkembangan individu menyangkut aspek fisik, intelektual yaitu kognitif
dan bahasa, emosi dan sosial moral. Kondisi fisik yang tidak sempurna atau cacat juga
berkaitan dengan persepsi individu terhadap kemampuan dirinya. Begitupun dengan
ketidakmampuan intelektual yang diulas sebelumnya dapat disebabkan karena kerusakan
sistem syaraf, kerusakan otak atau mengalami retardasi mental.
b. Faktor Eksternal

1. Lingkungan Fisik. Lingkungan ini mencakup kondisi keamanan, cuaca, keadaan geografis,
sanitasi atau kebersihan lingkungan, serta keadaan rumah yang meliputi ventilasi, cahaya, dan
kepadatan hunian (Soetjiningsih, 1998). Semua kondisi di atas sangat mempengaruhi
bagaimana individu dapat menjalankan proses kehidupannya. Sebagai contoh, kondisi daerah
yang tidak aman karena adanya pertikaian dapat menyebabkan tekanan tersendiri bagi

8
individu dan proses imitasi atau peniruan perilaku kekerasan yang dapat berpengaruh dalam
pola perilaku individu. Sementara itu kondisi yang jelek pada faktor cuaca, kurangnya
sanitasi atau kebersihan lingkungan, keadaan rumah yang tidak menunjang hidup sehat, serta
keadaan geografis yang sulit, misalnya karena di daerah terpencil yang jauh dari informasi,
sulit dijangkau, serta rawan akan bencana alam, selain dapat mempengaruhi tekanan psikis
juga mempengaruhi faktor kesehatan karena pengobatan yang sulit didapatkan.
Menurut teori stres lingkungan (Sarwono, 1992), ada dua elemen dasar yang menyebabkan
manusia bertingkah laku terhadap lingkungannya. Elemen pertama adalah stresor dan elemen
kedua adalah stres itu sendiri. Stresor adalah elemen lingkungan yang merangsang individu
seperti kebisingan, suhu udara, dan kepadatan, ataupun lingkungan rumah yang tidak sehat.
Sementara stres diartikan sebagai ketegangan atau tekanan jiwa yang merupakan akibat dari
hubungan antara stresor dengan reaksi yang ditimbulkan dalam diri individu.
2. Lingkungan Non fisik. Faktor Non fisik meliputi berbagai macam komponen, yaitu keluarga,
pendidikan, dan masyarakat. Adapun beberapa faktor yang berkenaan dengan faktor non fisik
ini adalah ;
2.1). Faktor Psikososial Ada beberapa hal yang termasuk faktor psikososial yaitu stimulasi,
motivasi dalam mempelajari sesuatu, pola asuh, serta kasih sayang dari orang tua:
 Stimulasi. Hal ini merupakan faktor yang penting dalam menunjang perkembangan
individu. Individu yang mendapat stimulasi atau rangsangan yang terarah dan teratur
akan lebih cepat mempelajari sesuatu karena lebih cepat berkembang dibandingkan
individu yang tidak mendapatkan banyak stimulasi. Individu akan berkembang pola-
pola berfikir, merasakan sesuatu, dan bertingkah laku, bila banyak diberi rangsangan
yang berupa dorongan dan kesempatan dari lingkungan disekitarnya. Walaupun
mungkin ada individu yang berbakat, namun bila lingkungannya tidak mendukung,
potensinya untuk berkembangpun dapat terhambat. Sebaliknya, bila ada individu
yang belum terlihat potensi pada dirinya, namun rangsangan dan kesempatan
bereksplorasi diberikan secara maksimal dan sesuai dengan kebutuhan usianya, maka
individu tersebut dapat berkembang jauh lebih baik. Sebagai contoh, individu yang
sejak dini diajarkan bagaimana memecahkan permasalahannya akan lebih mudah
menyelesaikan masalah lain karena adanya pengalaman belajar.
 Motivasi dalam mempelajari sesuatu. Motivasi yang ditimbulkan dari sejak usia awal
akan memberikan hasil yang berbeda pada individu dalam menguasai sesuatu.
Dorongan yang bersifat membangun daya fikir dan daya cipta individu, akan
membuat individu termotivasi untuk melakukan yang lebih baik lagi. Pemberian

9
kesempatan pada individupun dalam mengeksplorasi sesuatu merupakan salah satu
cara dalam memotivasi individu belajar. Hal ini dapat dilakukan oleh pihak institusi
pendidikan maupun dari pihak keluarga. Individu dimotivasi utnuk menjelajah,
meneliti, berkarya atau memegang sesuatu utnuk memuaskan rasa ingin tahunya
merupakan hal yang dibutuhkan individu.
 Pola asuh dan kasih sayang dari orang tua. Orangtua merupakan area terdekat pada
individu. Individu sangat memerlukan kasih sayang, perlindungan, rasa aman, sikap
dan perlakuan yang adil dari orangtua. Bagaimana gaya pengasuhan orangtua yang
diberikan pada individu; apakah permisif atau serba boleh, otoriter yang tidak
membolehkan individu berbuat apapun, ataukah bersifat otoritatif yang merupakan
perpaduan dari keduanya, semuanya akan memberikan dampak yang berbeda pada
individu. Pola asuh ini sangat dipengaruhi oleh kualitas interaksi antara individu dan
orangtua. Bagaimana individu terbentuk tentunya didapat dari pembiasaan-
pembiasaan yang terjadi pada situasi rumah. Hal inilah yang terkadang mendasari
individu untuk mengembangkan dirinya. Sebagai contoh, individu yang mendapat
gaya pengasuhan otoriter yang bercirikan semua diatur oleh orangtua individu
tersebut akan menjadi individu yang selalu bergantung serta memiliki daya
kreativitas yang rendah karena adanya pembatasan-pembatasan dalam berfikir dan
berperilaku. Sebaliknya individu yang selalu mendapatkan kebebasan berperilaku
semaunya akan mengembangkan sikap dan perilaku yang sulit memahami dan
menerima keadaan yang berbeda dengan dirinya. 3

3
Izzaty Rika Eka, “PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK” http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Dr.
%20Rita%20Eka%20Izzaty,%20S.Psi.,%20M.Si./Buku%20PPD-revisi%20akhir.pdf (Diakses pada 06 April 2023,
pukul 20.23)

10
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Untuk mengetahui secara detail setiap perkembangan individu maka perlu mempelajari
terlebih dahulu faktor apa saja yang mampu mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
invidu, mencari teori – teori perkembangan, mengenali tugas-tugas perkembangan beserta metode
apa yang dapat di gunakan untuk penyelidikan dalam psikologi perkembangan itu sendiri.
Dalam mempelajari perkembangan individu kita harus mengenali terlebih dahulu tentang
tahapan- tahapan perkembangan serta karakteristiknya, mempelajari aspek-aspek yang
mengalami perkembangan dan juga megelompokkanya berdasarkan periodisasi perkembangan
individu itu sendiri. Mengenali Tahap perkembangan dapat diartikan sebagai fase atau
pembabakan rentang perjalanan kehidupan individu yang diwarnai ciri-ciri khusus atau pola-pola
tingkah laku tertentu. Serta mempelajari Aspek-aspek perkembangan pada individu meliputi
perkembangan fisik, intelligensi, emosi, bahasa, sosial, kepribadian, moral, dan kesadaran
beragama.
Masa perkembangan manusia, merupakan masa pertumbuhan yang diikuti perubahan yang
terus-menerus dari dari masa didalam kandungan/ Prenatal/sebelum lahir, masa
bayi/natal/kelahiran, kanak-kanak, anak sekolah, masa remaja (adolesen) dan sampailah pada
masa dewasa mengalami proses perkembangan dan akan mengalami kemunduran ketika
menginjak lansia.

B. SARAN
Mungkin inilah yang diwacanakan pada penulisan kali ini, meskipun penulisan ini jauh dari
kata sempurna, minimal kita bisa mengimplementasikan tulisan ini. Mungkin masih banyak
kesalahan dari penulisan makalah ini, karena saya adalah manusia yang tempatnya salah dan
dosa, dan kami juga butuh saran/ kritikan agar bisa menjadi motivasi untuk masa depan yang
lebih baik dari masa sebelumnya.

11
DAFTAR PUSTAKA

Santrock, John W. 2002. Life-Span Development. Jilid I. Jakarta: Erlangga. -------. 2010. Psikologi
Pendidikan. Cet. III. Jakarta: Kencana.

Fudyartanta, Ki. 2011. Psikologi Umum. Cet. I; Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Soemanto, Wasty. 1998. Psikologi Pendidikan. Cet. IV; Jakarta: Rineka Cipta

Izzaty Eka, Rita. 2007. Perkembangan Peserta Didik. staff.uny.ac.id

Yusuf, Zulkifli. 2012. Fase-Fase Perkembangan Manusia. UPT.TIK UNG. 05 Sep 2012

12

Anda mungkin juga menyukai