Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH BIOPSIKOLOGI MANUSIA

Mata Kuliah : PSIKOLOGI


Dosen Pengampu : Yuliati Amperaningsih,SKM.,MKes

Disusun Oleh :
Kelompok 2
1. Karpila Margareta (2214401061)
2. Salsa Dwi Saputri (2214401080)
3. Yusticia Eka Zukhruf
(2214401092)
4. Siti Umi Salamah (2214401095)

POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGKARANG


JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN AKADEMIK 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat yang kuasa yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, kami dapat menuntaskan tugas makalah “psikologi”.

Kami sangat berharap makalah ini bisa berguna pada rangka menambah wawasan dan
pengetahuan kami. Kami jua menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas makalah ini
terdapat kekurangan-kekurangan baik berasal segi penyusun bahasanya juga segi lainnya.
buat itu, kami berharap adanya kritik, saran serta usulan demi perbaikan pada masa yg akan
datang, mengingat tidak terdapat sesuatu yang tepat tanpa saran yg membentuk.

Semoga makalah sederhana ini bisa dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya
makalah yang telah disusun ini bisa bermanfaat bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf bila terdapat kesalahan istilah-kata yang kurang
berkenandan kami memohon kritik dan saran yg menciptakan demi perbaikan pada masa
depan.

Kelompok 2
HALAMAN JUDUL…………………………………………………………..............

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………

DAFTAR ISI…………………………………………………………………...............

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………...............

I.1 Latar Belakang……………………………………………………................

I.2 Rumusan Masalah…………………………………………………...............

BAB II PEMBAHASAN……...………………………………………………………..

II.1 Hakikat adaptasi pada perkembangan……..…………………………………

II.2 Biopsikologi periode bayi……………………………………………………

II.3 Biopsikologi kanak kanak……………………………………………………

II.4 Biopsikologi pubertas………………………………………………………...

II.4 Biopsikologi remaja…………………………………………………………..

II.5 Biopsikologi dewasa………………………………………………………….

II.6 Biopsikologi lansia…………………………………………………………..

BAB III PENUTUP………………………………………………………….................

III.1 Kesimpulan……………………………………………………….................

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………..................
BAB 1

PENDAHULUAN

I.1 Latar belakang

Dalam siklus kehidupannya, manusia pasti mengalami proses perkembangan baik dari segi
fisik maupun psikologisnya. Jika, Anda melihat potret diri anda semasa bayi, tahulah anda
bahwa selama ini secara pasti anda telah berubah. Misalnya, dari seorang yang tidak berdaya,
sampai menjadi seorang mahasiswa seperti saat ini. Bagaimana hal ini bisa terjadi? Dari hal
ini terlihat bahwa manusia mengalami perkembangan sejak bayi, masa kanak-kanak,remaja,
dewasa, sampai masa tua.

Dalam proses perkembangan, jelas adanya perubahan-perubahan yang meliputi aspek fisik,
intelektual, sosial, moral, bahasa, emosi dan perasaan, minat, motivasi, sikap, kepribadian,
bakat, dan kreatifitas. Di mana dalam setiap aspek tersebut pada dasarnya membuat
kombinasi-kombinasi atau hubungan baru yang kemudian membentuk spesialisasi fisik dan
psikologis yang berada antara manusia yang satu dan lainnya

I.2 Rumusan Masalah

1. Apa itu hakikat psikologi perkembangan ?

2. Apa prinsip prinsip perkembangan dalam psikologi ?

3. Bagaimana perkembangan biopsikologi periode bayi, kanak kanak, pubertas, remaja,


dewasa, dan lansia ?
BAB II

PEMBAHASAN

II.1 Hakikat adaptasi pada perkembangan


A. Hakikat Pertumbuhan dan Perkembangan

Psikologi perkembangan adalah cabang dari disiplin psikologi yang memfokuskan studi pada
perubahan perubahan dan perkembangan struktur jasmani, perilaku dan fungsi mental
manusia dalam berbagai tahap kehidupannya, mulai dari konsepsi hingga menjelang
kematiannya. Manusia sebagai objek ilmu pengetahuan, dan dibicarakannya dari sejak
munculnya filsafat dan ilmu, hingga sekarang dan pada masa mendatang, tidak pernah
kehabisan materi atau problematiknya. Telaahan tersebut akan selalu saja menarik bagi
manusia yang mau mempelajaarinya. Hal tersebut dapat terjadi karena kompleksitas manusia
itu sendiri sebagai objek garapan limu pengetahuan. Istilah “perkembangan” (development)
dalam psikologi merupakan sebuah konsep yang cukup kompleks. Di dalamnya terkandung
banyak dimensi. Oleh sebab itu, untuk dapat memahami konsep dasar perkembangan, perlu
dipahami beberapa konsep lain yang terkandung didalamnya, diantaranya: Pertumbuhan,
Kematangan, dan Perubahan.

1. Perkembangan

Chaplin (2002) mengartikan perkembangan sebagai:

(1) perubahan yang berkesinambungan danprogresif dalam organisme, dari lahir sampai
mati
(2) pertumbuhan
(3) perubahan dalam bentuk dan dalam integrasi dari bagian-bagian jasmaniah ke dalam
bagianbagian fungsional
(4) kedewasaan atau kemunculan pola-pola asasi dari tingkah laku yang tidak dipelajari.

Menurut Reni Akbar Hawadi (2001), “perkembangan secara luas menunjuk pada keseluruhan
proses perubahan dari potensi yang dimiliki individu dan tampil dalam kualitas kemampuan,
sifat, dan ciriciri yang baru. Di dalam istilah perkembangan juga tercakup konsep usia, yang
diawali dari saat pembuahan dan berakhir dengan kematian.”

Menurut F.J. Monks, dkk., pengertian perkembangan menunjuk pada “suatu proses ke arah
yang lebih sempurna dan tidak begitu saja dapat diulang kembali. Perkembangan menunjuk
pada perubahan yang bersifat tetap dan tidak dapat diputar kembali Kesimpulan umum yang
dapat ditarik daribeberapa definisi diatas adalah bahwa perkembangan tidaklah terbatas pada
pengertian pertumbuhan yang semakin membesar, melainkan di dalamnya juga terkandung
serangkaian perubahan yang berlangsung secara terus-menerus dan bersifat tetap dari
fungsifungsi jasmaniah dan rohaniah yang dimiliki individu menuju ke tahap kematangan
melalui pertumbuhan, pemasakan, dan belajar. Perkembangan menghasilkan bentuk-bentuk
dan ciri-ciri kemampuan baru yang berlangsung dari tahap aktivitas yang sederhana ke tahap
yang lebih tinggi. Perkembangan itu bergerak secara berangsur-angsur tetapi pasti, melalui
suatu bentuk/tahap ke bentuk/ tahap berikutnya, yang kian hari kian bertambah maju, mulai
dari masa pembuahan dan berakhir dengan kematian.

2. Pertumbuhan

Dalam konsep perkembangan juga terkandung pertumbuhan. Pertumbuhan (Growth) sendiri


sebenarnya merupakan sebuah istilah yang lazim digunakan dalam biologi, sehingga
pengertiannya lebih bersifat biologis.

C.P. Chaplin (2002), mengartikan pertumbuhanpertumbuhan sebagai: satu pertambahan atau


kenaikan dalam ukuran dari bagian-bagian tubuh atau organisme sebagai suatu keseluruhan.

MenurutA.E. Sinolungan (1997), pertumbuhan menunjuk pada perubahankuantitatif, yaitu


yang dapat dihitung atau diukur, seperti panjang atau berat tubuh.

Sedangkan Ahmad Thonthowi (1993), mengartikan pertumbuhan sebagai perubahan jasad


yang meningkat dalam ukuran (size) sebagai akibat dari adaanya perbanyakan
(multiplication) sel-sel.

Dari beberapa pengertian di atas dapat dipahami bahwa istilah pertumbuhan dalam konteks
perkembangan merujuk perubahan-perubahan yang bersifat kuantitatif, yaitu peningkatan
dalam ukuran dan struktur, seperti pertumbuhan badan, pertumbuhan kaki, kepala, jantung,
paru-paru, dan sebagainya. Dengan demikian, istilah “pertumbuhan” lebih cenderung
menunjuk pada kemajuan fisik atau pertumbuhan tubuh yang melaju sampai pada suatu titik
optimum dan kemudian menurun menuju pada keruntuhannya. Sedangkan istilah
“perkembangan” lebih menunjuk pada kemajuan mental atau perkembangan rohani yang
melaju terus sampai akhir hayat.
3. Kematangan

Istilah “kematangan”, yang dalam bahasa inggris disebut dengan maturation, sering
dilawankan dengan immaturation, yang artinya tidak matang. Seperti pertumbuhan,
kematangan juga berasal dari istilah yang sering digunakan dalam biologi, yang menunjuk
pada keranuman atau kemasakan. Kemudian istilah inidiambil untuk digunakan dalam
perkembangan individu karena dipandang terdapat beberapa persesuaian. Chaplin
mengartikan kematangan (maturation) sebagai: (1) perkembangan, proses mencapai
kemasakan/usia masak, (2) proses perkembangan, yang dianggapp berasal dari keturunan,
atau merupakan tingkah laku khusus spesies (jenis, rumpun). Jadi, kematangan itu sebenarnya
merupakan suatu potensi yang dibawa individu sejak lahir, timbul dan bersatu dengan
pembawaannya serta turut mengatur pola perkembangan tingkah laku individu. Meskipun
demikian, kematangan tidak dapat dikategorikan sebagai faktor keturunan atau pembawaan
karena kematangan ini merupakan suatu sifat tersendiri yang umum dimiliki oleh setiap
individu dalam bentuk dan masa tertentu.

4. Perubahan

Perkembangan mengandung perubahanperubahan, tetapi bukan berarti setiap perubahan


bermakna perkembangan. Perubahan-perubahan itu tidak pula mempengaruhi proses
perkembangan seseorang dengan cara yang sama. Perubahan-perubahan dalam
perkembangan bertujuan untuk memungkinkan orang menyesuaikan diri dengan lingkungan
di mana ia hidup. Untuk mencapai tujuan ini, realisasi diri atau yang biasanya disebut
“aktualisasi diri” merupakan faktor yang sangat penting. Tujuan ini dianggap sebagai suatu
dorongan untuk melakukan sesuatu yang tepat, untuk menjadi manusia seperti yang
diinginkan baik secara fisik maupun psikis. Bagaimana manusia mengungkapkan dorongan
ini, sangat bergantung pada kemapuan-kemampuan bawaan dan latihan yang diperoleh, tidak
hanya selamamasa anak-anak, tetapi juga saat usianya meningkat dan sampai pada saat ia
menjumpai tekanan-tekanan yang lebih besar untuk menyesuaikan diri dengan
harapanharapan masyarakat.
B. Prinsip prinsip perkembangan dalam psikologi

Perkembangan individu berlangsung sepanjang hayat, dimulai sejak masa pertemuan sel ayah
dengan ibu dan berakhir pada saat kematiannya. Seperti telah disebutkan pada uraian
sebelumnya bahwa perkembangan individu manusia itu dinamis, perubahannya kadang-
kadang lambat tetapi bisa juga cepat, hanya berkenaan dengan salah satu aspek atau beberapa
aspek berkembang serempak. Dari beberapa penelitian dapat disimpulkan bahwa

prinsip perkembangan, Antara lain adalah berikut ini:

1. Perkembangan berlangsung seumur hidup dan meliputi seluruh aspek. Perkembangan


bukan hanya berkenaan dengan spek-spek tertentu tetapi semua aspek. Perkembangan aspek-
aspek tertentu mungkinlebih terlihat dengan jelas, sedang aspek yang lainnya tersembunyi.

2. Setiap individu memiliki kecepatan dan kualitas perkembangan yang berbeda. Seseorang
mempunyai kemampuan berpikir dan membina hubungan sosial yang sangat tinggi dan
perkembangannya dalam segi itu sangat cepat, sedangkan kemampuan lainnya kurang dan
perkembangannya lambat, walaupun individu pada umumnya berada pada situasi sedang
berkembang. Pada aspek lain, kualitas dan kecepatan perkembangannya lain pula.

3. Perkembangan secara relatif beraturan, mengikuti polapola tertentu. Perkembangan suatu


segi didahului atau mendahului segi yang lainnya.

4. Perkembangan berlangsung secara berangsur-angsur sedikit demi sedikit. Secara normal


perkembangan itu berlangsung sedikit demi sedikit, tetapi dalam situasisituai tertentu dapat
juga terjadi lompatan-lompatan atau bahkan kemacetan.

5. Perkembangan berlangsung dari kemampuan yang bersifat umum menuju ke arah yang
lebih khusus, mengikuti proses diferensiasi dan integrasi. Perkembangan dimulai dengan
dikuasainya kemampuan-kemampuan yang bersifat umum.

6. Secara normal perkembangan individu mengikuti seluruh fase, tetapi karena faktor-faktor
khusus, fase tertentu dilewati dengan cepat atau sangat lambat.

7. Sampai pada batas-batas tertentu, perkembangan sesuatu aspek dapat dipercepat atau
diperlambat.

8. Perkembangan aspek-aspek tertentu berjalan sejajar atau berkorelasi dengan aspek lainnya.
9. Pada saat tertentu dan dalam bidang-bidang tertentu, perkembangan pria dan wanita
berbeda.

II. 2 Biopsikologi periode bayi

Masa bayi merupakan masa dimana perubahan dan pertumbuhan berjalan sangat cepat,
terutama yang terpesat adalah dalam tahun pertama.

1. Perkembangan Fisik

a. Selama enam bulan pertama, pertumbuhan terus terjadi dengan pesat, kemudian mulai
menurun, dan dalam tahun kedua tingkat pertumbuhan cepat menurun.
b. Selama tahun pertama, peningkatan berat tubuh lebih besar daripada peningkatan
tinggi, sedangkan pada tahun kedua terjadi sebaliknya.
c. Proporsi tubuh: Pertumbuhan kepala berkurang sedangkan pertumbuhan badan dan
tungkai meningkat, sehingga bayi berangsur-angsur menjadi kurang berat di atas, dan
pada masa akhir bayi tampak lebih ramping dan tidak gempal.
d. Selama tahun kedua, ketika proporsi tubuh berubah, bayi mulai memperlihatkan
kecenderungan bangun tubuh yang khas, seperti ektomorfik, mesomorfik, atau
endomorfik.

2. Perkembangan Motorik

a. Gerak refleks tersenyum muncul pada minggu pertama, sedangkan senyum sosial
(reaksi terhadap senyum orang lain) mulai antara bulan ketiga dan keempat.
b. Dalam posisi tengkurap, bayi dapat menahan kepala secara tegak dalam usia 1 bulan,
dalam posisi telentang pada usia 5 bulan, dan dalam posisi duduk pada usia 4 atau 6
bulan.
c. Pada usia 2 bulan, bayi dapat berguling dari samping ke belakang, pada 4 bulan dari
tengkurap ke samping, dan pada usia 6 bulan dapat berguling sepenuhnya.
d. Pada usia 4 bulan, bayi dapat ditarik ke posisi duduk, usia 5 bulan dapat duduk
dengan dibantu, tujuh bulan dapat duduk tanpa dibantu sebentar, dan duduk tanpa
bantuan selama sepuluh menit atau lebih pada usia 9 bulan.
e. Gerakan ibu jari menjauhi jari-jari lain dalam usaha menggenggam muncul pada usia
3 atau 4 bulan, dan dalam usaha mengambil benda antara 8 – 10 bulan.
f. Pada akhir minggu kedua, bayi dapat memindahkan tubuh dengan cara menendang.
Pada usia 6 bulan, dapat bergerak dalam posisi duduk. Bayi bisa merangkak pada usia
sekitar 8 –10 bulan, menarik diri sendiri ke posisi berdiri pada usia 10 bulan, berdiri
dengan bantuan pada 11 bulan, berdiri tanpa bantuan pada usia 1 tahun, dan berjalan
tanpa bantuan pada usia 13 atau 14 bulan.

3. Perkembangan Bahasa

Komunikasi dapat dilakukan dalam berbagai bentuk bahasa - tertulis, lisan, isyarat tangan,
ungkapan musik, dan sebagainya. Dalam komunikasi, orang harus mampu mengerti apa yang
disampaikan orang lain (fungsi reseptif) dan mampu mengutarakan pikiran dan perasaannya
kepada orang lain (fungsi ekspresif).

a. Ada kesenjangan fungsi reseptif dan ekspresif. Kemampuan mengerti apa yang
disampaikan orang lain sudah mulai berkembang pada tahun pertama masa bayi,
sedangkan kemampuan mengutarakan pikiran/perasaan baru berkembang kemudian.
b. Ekspresi muka pembicara, nada suara, dan isyarat-isyarat tangan membantu bayi
untuk mengerti apa yang dikatakan padanya. Pada usia 3 bulan, bayi sudah mengerti
ungkapan rasa marah, takut, dan senang.
c. Pada usia 6 bulan, sebagian besar bayi bisa mengucapkan “ma-ma, da-da, na-na, ta-
ta” (babling)
d. Pada usia 12 – 18 bulan, bayi sudah mengerti kata-kata, misalnya ibu-bapak,
makananmainan, bagian badan-binatang.
e. Pada usia 18 bulan, bayi memasuki tahapan dua kata, yaitu sudah mulai mampu
mengucapkan dua kata, tetapi masih terpotong, misalnya: mama pergi
f. mama ..gi. tahapan dua kata ini terdiri atas open class words (dalam contoh di atas
adalah kata mama), dan pivot words (dalam contoh tadi adalah kata ..gi). Open class
words biasanya merupakan kata-kata yang lebih dulu dikenal, sedangkan pivot words
diperoleh kemudian.

4. Perkembangan Sosial

a. Attachment (kelekatan, hubungan kasih sayang/mesra yang dibentuk seseorang


dengan orang lain) merupakan bentuk sosialisasi dini (early socialization). Biasanya,
pengalaman pertama sosialisasi bayi adalah dengan ibunya. Usia 2 bulan (social
period), bayi responsif terhadap manusia dan bukan manusia. Usia 7 bulan terjadi
generalisasi pada semua orang (indiscriminate attachment). Pada usia 7 – 12 bulan
terbentuk specific attachment, dimana bayi mulai takut terhadap orang asing dan
attachment terarah kepada ibu (atau orang yang paling dekat hubungannya).
b. Sekitar usia 6 bulan, mulai muncul senyum sosial, yaitu senyum yang ditujukan pada
seseorang (termasuk kepada bayi lain), bukan senyum refleks karena reaksi tubuh
terhadap rangsang.
c. Pada usia 9 – 13 bulan, bayi mencoba menyentuh pakaian, wajah, rambut bayi lain,
dan meniru perilaku dan suara mereka.
d. Pada usia 16 – 18 bulan, bayi mulai menunjukkan negativisme, barupa keras kepala
tidak mau mengikuti perintah/permintaan orang dewasa.
e. Usia 18 – 24 bulan, bayi berminat bermain dengan bayi lain dan menggunakan bahan-
bahan permainan untuk membentuk hubungan sosial dengannya.
f. Usia 22 – 24 bulan, bayi mau bekerjasama dalam sejumlah kegiatan rutin, seperti
mandi, makan, berpakaian

5. Perkembangan Emosi

Reaksi emosional bayi selalu disertai dengan aspek fisiologis.

a. Menangis, dilakukan dengan penuh semangat disertai ekspresi dari seluruh tubuh.
b. Tertawa/tersenyum merupakan indikator dari rasa senang.
c. Pada masa bayi mulai muncul rasa takut terhadap sesuatu yang asing atau tidak
menyenangkan, misalnya takut terhadap orang yang baru bertemu, takut jatuh, takut
mendengar suara dentuman yang keras.
d. Kecemasan juga mulai muncul pada masa bayi ini, terutama kalau bayi harus
menghadapi situasi baru atau memenuhi tuntutan orangtua, misalnya cemas karena
penyapihan dan toilet training.
e. Pada usia 1-2 tahun, anak mulai menunjukkan kemarahan dan agresi.

II.2 Biopsikologi anak anak

A. Perkembangan Masa Kanak-kanak Awal

perkembangan kanak-kanak awal menurut Havighurst (Hurlock, 1990), adalah sebagai


berikut:
a. Belajar mengerti tentang perilaku seks yang benar, pelajaran seks ialah
pelajaran wajib diberikan pada masa usia seperti ini, dari sini peran orang
sangat besar untuk mengenalkaan edukasi seks.
b. Belajar membedakan benar dan salah, dalam hubungannya dengan orang-
orang di luar rumah terutama di lingkungan tetangga, sekolah dan teman
bermain. Disini anak mulai belajar mengenal lingkungan mereka baik itu
sekolah maupun lingkungan teman sebayanya.
c. Belajar mengembangkan hati nurani, Anak-anak ibarat lembaran kertas yang
masih kosong, tergantung siapa yang akan menorehkan pendidikan ke
dalamnya. Sejak dini sejatinya anak-anak ditanamkan nilai-nilai kebaikan
seperti cinta tanah air, cinta agama, cinta kedua orangtua dan lingkungan.
Dengan menanamkan nilai seperti itu anak-anak akan memiliki rasa
tanggungan jawab dalam dirinya. maupun lingkungan yang nantinya anak
akan merespon secara positif.
d. Belajar memberi dan menerima kasih saying, masa kanak-kanak awal ialah
masa pembentukan karakter, dalam psikologi disebut golden age. Sedari dini
kanak-kanak harus diberikan pengertian bahwa dalam hidup harus saling
mengasihi, terutama untuk anak tunggal yang biasanya sifat indidualistisnya
tinggi.

B. Perkembangan Motorik masa kanak kanak awal

Awal masa kanak-kanak ialah masa paling menyenangkan bagi mereka untuk mempelajari
keterampilan tertentu. Guna mengeksplor kemampuan dan minat anak-anak dari sesuatu yang
mereka senangi sehingga bisa memunculkan kreativitas yang bersifat keterampilan

1. Motorik kasar dan Halus

Pada umumnya perkembangan motorik dibedakan menjadi dua yaitu motorik kasar dan
motorik halus:

a. Motorik kasar ialah bagian dari aktivitas motorik yang mencakup keterampilan otot-
otot besar, misalnya merangkak, tengkurap, mengangkat leher dan duduk.
b. Motorik halus ialah bagian dari aktivitas motorik yang melibatkan gerak otot-otot
kecil, seperti mengambil benda kecil dengan ibu jari dan menulis (Nevy H: 2013)
2. Perkembangan Motorik Kasar

Tugas perkembangan jasmani berupa koordinasi gerakan tubuh, seperti berlari, berjinjit
melompat, bergantung, melempar, dan menangkap serta menjaga keseimbangan. Kegiatan
seperti ini diperlukan guna meningkatkan keterampilan koordinasi gerakan motorik kasar

a. Perlunya Lebih Banyak Olahraga

Fakta bahwa anak kecil zaman sekarang kurang sekali bergerak, kebanyakan dari mereka
disibukkandengan menonton tv dan bermainn gadget. Permauan modern sep[erti ini
memebntuk karakter mereka untuk tidak bermain diluar bersama teman-temannya. Jadinya
anak-anak tidak suka permainan yang berhubungan dengan gerakan seperti berlari, main
lompat tali.

b. Berjalan dengan langkah selang-seling

Anak mencapai usia 3 tahun sudah mulai berjalan seperti orang dewasa. mereka tidak lagi
merangkak. Mereka mulai berjalan dengan dua kaki selang-seling tanpa bantuan.
Keseimbangan ini ana usia ini cukup baik sehingga mereka bisa berjalan dengan satu kaki
didepan dengan satu kaki didepan lainnya, digaris atau balok keseimbangan.

3. Perkembangan Gerakan Motorik Halus

Perkembangan motorik halus anak-anak ditekankan pada koordinasi gerakan motorik halus
yang berkaitan dengan kegiatan meletakkan atau memagang suatu objek dengan
menggunakna jari tangan. Saat usia anak 4 ahun koordinasi gerakan motorik halus anaks
angat berkembang, bahakan hampir sempurna. Walaupun demikian anak masih mengalami
kesulitan dalam nenyusun balok-balok menjadi bangunan. Disebabkan keinginan anak untuk
meletakkan balok secar sempurna sehingga kadang-kadang meruntuhkan bangunan itu
sendiri. Pada usia 5 atau 6 tahun koordinasi gerakan motorik halus berkembang pesat.

C. Perkembangan Kognitif Masa Kanak-kanak

Perkembangan kognitif adalah perkembangan kemampuan anak untuk mengeksplorasi


lingkungan karena bertambah besarnya koordinasi dan pengendalian motorik, maka dunia
kognitif anak berkembang pesat, makin kreatif, bebas, dan imajinatif

a. Perkebangan kognitif menurut Piaget Perkembangan kognitif pada masa awal anak-anak
dinamakan tahap pra oprasional (preoprational stage) yang berlangsung dari usia dua sampai
tujuh tahun. Pada tahap ini konsep yang stabil dibentuk. Penalaran mental muncul, egosentris
mulai kuat dan kemudian mulai melemah, serta terbentuknya keyakinan terhadap hal yang
magis.

b. Perkembangan persepsi Pada masa perkembangan persepsi, seorang anak dapat melihat
objek-objek yang jauh dan hampir sempurna tetapi disini mengalami kesukaran
dalammemfokuskan penglihatan pada objek-objek yang dekat. (Cratti. 1986) dalam Desmita
(2005: 133).

c. Perkembangan memori (daya ingat) Mengukur memori anak-anak jauh lebih muda, karena
anak-anak telah memberikan reaksi secara verbal. Komponen penting yaitu:

1. Memori jangka pendek Individu dapat menyimpan informasi selama 15


hingga 30 detik, dengan asumsi tidak ada latihan atau pengulangan.
2. Memori jangka panjang Menurut studi yang dilakukan oleh Brown dan Scot
(dalam Desmita 2005:136), terlihat bahwa anak usia empat tahun mencapai
ketepatan 75% dari waktunya dalam merekognisi gambar-gambar yang telah
diperlihatkan satu minggu sebelumnya, dan anak-anak juga memiliki memori
rekognisi yang baik sekalipun telah mengalami penundaan untuk jangka waktu
yang lama

d. Perkembangan Atensi Menurut Parkin, 2000 (dalam Desmita, 2005: 136), atensi atau
perhatian merupakan sebuah konsep multi-dimensional yang digunakan untuk
menggambarkan perbedaan ciri-ciri dan cara-caramerespons dalam sistem kognitif Menurut
Chapkin, 2002 (dalam Desmita. 2005: 136) atensi adalah konsentrasi terhadap aktifitas
mental. Menurut W. Matlin, 1994 (dalam Desmita, 2005: 136) menggunakan istilah atensi
untuk merujuk pada konsentrasi terhadap suatu tugas mental, dimana individu mencoba untuk
meniadakan stimulus lain yang mengganggu. Pada masa ini kemampuan anak untuk
memusatkan perhatian berubah secara signifikan

e. Perkembangan metakognitif Menurut Margaret W. Matlin, 1994 (dalam Desmita, 2005:


137), metakognitif adalah pengetahuan dan kesadaran tentang proses kognisi atau kesadaran
kita tentang pemikiran. Metakognitif merupakan suatu proses menggugah rasa ingin tahu
karena kita menggunakan proses kognitif untuk merenungkan proses kognitif kita sendiri.
Metakognitif ini memiliki arti yang sangat penting, karena pengetahuan kita tentang proses
kognitif kita sendiri dapat memacu kita dalam menata suasana dan menyeleksi strategi untuk
meningkatkan kemampuan kognitif kita di masa mendatang.
D. Masa Prasekola

Masa prasekolah merupakan masa anak-anak dengan kisaran usia 2-6 tahun. Pada
masa ini, anak berada pada tahapan perkembangan yang telah individu memiliki
kesadaran tentang jenis kelamin.Anak mengetahui dirinya adalah seorang laki-laki
ataupun perempuan. Biasanya, pada usia ini anak juga telah memiliki kemampuan
untuk dapat mandiri dalam melakukan aktivitas buang air kecil (toilet training). Pada
masa usia ini pula, anak telah mengenal sejumlah hal yang dinilai berbahaya dan
harus dihindari. Sebagaimana yang dijelasakan, pada setiap perkembangan umur
manusia, psikologis manusia juga akan berubah. Termasuk pada usia prasekolah ini.
Ada sejumlah perkembangan pada anak dalam usia ini. Adapun perkembangan anak
pada masa prasekolah antara lain sebagai berikut:

1. Perkembangan Fisik
Perkembangan fisik merupakan perkembangan yang mendasar dan sangat
memengaruhi proses perkembangan berikutnya. Jika seorang anak memiliki
peertumbuhan tubuh yang baik, maka anak akan dapat mengembangkan
keterampilan fisik dengan maksimal. Anak juga dapat mengekpolrasi diri dan
bakatnya dengan maksimal tanpa bantuan orang lain. Pertumbuhan tubuh yang
dimaksudkan di sini adalah berkaitan dengan berat badan tinggi, maupun kekuatan
fisik anak. Biasanya anak akan mengalami perubahan proposi tubuh secara
dramatis pada usia 3 tahun. Tinggi anak memiliki rata-rata sekitar 80-90 cm
dengan berat sekitar 10-13 kilogram. Sementara itu, pada usia 5 tahun, tinggi anak
akan mencapai 100 hingga 110 cm. pertumbuhan tulang kaki pada anak usia
prasekolah akan berlangsung cepat. Namun pertumbuhan tengkorak tidak akan
secepat pada tahapan usia sebelumnya Tulang-tulang pada anak akan semakin
membesar dan kuat. Begitu pula yang terjadi pada giginya, yang semakin lengkap.
Anak usia prasekolah sudah sangat menyukai makanan padat, Misalnya, sayuran,
daging, buah-buahan, dan kacang-kacangan. Pemenuhan kebutuhan gizi yang
tepat pada anak juga akan sangat berpengaruh terhdap perkembangan fisik anak.

2. Perkembangan Emosi

Pada masa prasekolah, anak juga mengalami perkembangan emosi.pada masa


prasekolah, biasanya anak akan memiliki emosi yang belum stabil. Hal ini
ditandai dengan adanya ledakan amarah, ketakutan yang kadang berlebihan dan
adanya ras iri hati yang tidak masuk akal. Anak-anak usia prasekolah umumnya
memiliki sejumlah pola emosi adapun pola emosi tersebut adalah sebgai berikut:
a. Takut adalah perasaan merasa terancam atas suatu objek yang dinilai
membahayakan. Takut juga merupakan bentuk ekspresi yang ditunjukkan oleh
seseorang ketika merasakan sebuah ancaman akan sesuatu.
b. Cemas merupakan perasaan takut yang sifatnya kahyal. Kecemasan akan
sesuatu biasanya tidak memiliki objek yang nyata. Namun, hanya berbentuk
perasaan dan luapan yang merupakan perkembangan emosi anak.
c. Cemburu merupakan perasaan yang tidak senang pada orang lain yang dinilai
telah merebut kasih sayang yang harusnya di dapatkan. Biasanya cemburu
diluapkan pada orang yang dipandang mengambil kasih sayang dari seseorang
yang telah mencurahkan seluruh kasih sayang padanya.
d. Gembira adalah perasaan senang, nikmat, dan suka yang merupakan perasaan
positif dan nyaman. Perasaan ini biasanya tercipta dikarenakan suatu keinginan
yang didapatkan atau terpenuhi.
e. Kasih dan sayang merupakan perasaan senang dan bahagia yang mendorong
seseorang (termasuk anak) untuk memberikan perhatian dan perlindungan
terhadap orang lain, baik hewan, atau apapun.
f. Fobia adalah perasaan takut terhadap objek yang sebenarnya tidak perlu
ditakuti. Bahkan, fobia adalah perasaan takut yang kadang seperti tidak masuk
akal. Misalnya, ketakutan dengan laba-laba, takut pada ayam, dan sebagainya .
g. Ingin tahu adalah perasaan yang sangat dominan dan identik dengan anak.
Perasaan ini merupakan sebuah perasaan ingin mengenal dan mengetahui objek
yang menarik perhatiannya. Baik objek yang sifatnya fisik maaupun nonfisik.

3. Perkembangan Bahasa
a. Prastadium (stadium pertama). Masa ini adalah masa di mana anak
mengucapkan kata pertama dari mulutnya.
b. Usia 12-18 bulan (kalimat satu kata). Masa ini merupakan masa di mana
seorang anak mengucapkan satu perkataan. Biasanya kata ini digunakan untuk
mengungkapkan perasaan maupun keinginannya. Misalnya kata "mama".
c. Usia 18-24 bulan (masa memberi nama). Pada masa ini, anak mulai menyadari
bahwa setiap benda atau sesuatu pasti memiliki nama, Biasanya dalam kisaran
umur ini, anak akan memiliki banyak sekali pertanyaan. Apapun menjadi sesuatu
yang menarik baginya untuk ditanyakan.
d. Usia 24-30 bulan (masa kalimat tunggal). Pada usia ini, anak
memilikikemampuan adaptasi bahasa yang semakin baik. Anak bisa
menggunakan kalimat tunggal pada masa ini. Artinya, anak bisa mengucapkan
sebuah kalimat utuh.
e. Usia lebih dari>30 bulan (masa kalimat majemuk). Pada masa ini, anak sudah
dapat mengucapkan kalimat yang pajang. Bukan hanya itu, susunan kalimatnya
juga lebuh bagus dari masa sebelumnya. Biasanya, anak juga sudah dapat
menyatakan pendapatnya sendiri dengan kalimat majemuk.

4. Perkembangan Bermain
Selain mengalami perkembangan emosi maupuan bahasa, anak juga akan
mengalami perkembangan bermain. Masa prasekolah bagi anak dapat disebut
dengan masa bermain. Hal ini dikarenakan hampir sepanjang waktunya
dihabiskan untuk bermain Kegiatan bermain yang dimaksud dalam hal ini
adalah bermain dengan kegiatan bebas untuk memperoleh kesenangan batin.
5. Perkembangan Kepribadian
Pada masa prasekolah, sering kali dikatakan sebagai masa krisis awal. Hal ini
dikarenakan pada masa ini terdapat sebuah perubahan signifikan dalam diri anak.
Anak mulai sadar bahwa di dalam dirinya ada konsep "aku" Berdasarkan
kesadaran inilah, anak menemukan bahwa terdapat dua pihak penting dalam
kehidupannya. Pihak tersebut adalah adanya "aku" dan orang lain. Aspek
perkembangan kepribadian anak juga meliputi sejumlah hal. Adapun sebagai
berikut:
a. Ketergantungan dan citra diri (dependency & self image). Aspek ini berkenaan
dengan bagaimana orang tuanya memperlakukan anak tersebut. Perlakuan tersebut
akan memengaruhi apakah anak tersebut memiliki sifat independent (mandiri)
serta memiliki kepercayaan diri yang tinggi.
b. Inisiatif vs rasa bersalah (initiative vs Guitly). Dalam teori yang dipaparkan
oleh Erick Erickson disebutkan bahwa usia anak memasuki prasekolah mengalami
konflik berupa inisiatif dan rasa bersalah. Jadi, pada anak yang memasuki usia
prasekolah akan muncul berbagai macam inisiatif atas sesuatu, tanpa harus
disuruh oleh orang tuanya. Pada usia ini pula, seorang anak akan memasuki
tahapan si manan anak tersebut merasa bersalah. Khususnya jika dia melakukan
sesuuatu yang membuat orang tua marah.
c. Perkembangan emosi. Pada aspek perkembangan emosi, anak telah memiliki
dasar tentang sikap moral pada kelompok sosialnya, yakni keluarga, orang tua,
saudara, teman sebaya. Sejumlah karakteristik dalam periode praoperasional
adalah egoisentrisme, kaku dalam berpikir dan alas an mengenai suatu hal yang
tidak logis.

II.3 Biopsikologi pubertas

1. Ada beberapa gejala-gejala yang dialami anak pada masa puber, antara lain :

a. Kecenderungan untuk meniru anak yang mengalami puber tidak terlepas dari
kecenderungan untuk meniru. Karena hal ini merupakan bagian pencarian jati dirinya.
Biasanya hal-hal yang menjadi kesukaannya untuk ditiru adalah mode pakaian dan
kebiasaan bintang film yang menjadi idolanya. Seringkali mereka meniru tanpa
mempertimbangkan kondisi sosial dimana mereka
b. Merasa bosan anak dalam masa pubertas merasa bosan dengan permainan yang
dahulu disenanginya, dengan pekerjaan sekolahnya dan kegiatan-kegiatan sosial
lainnya. Dia tidak segan-segan menunjukkan rasa bosannya dengan menolak
melakukan kegiatan-kegiatan yang dulu dikerjakan dengan senang hati.
c. Keinginan untuk menyendiriAnak puber tidak akan lagi pada teman-temannya, dia
lebih senang mengasingkan diri di kamar.10 d. Kecenderungan mencari perhatian
Pada masa remaja mulai mencari perhatian dari lingkungannya, berusaha
mendapatkan status dan peranan seperti adanya kegiatankegiatan di di lingkungan
sekitar.
d. Mulai tertarik pada lawan jenisnya secara biologis manusia terdiri dari laki-laki dan
perempuan. Dalam kehidupan sosial remaja, mereka mulai tertarik kepada lawan
jenisnya.12 diantara ciri khusus anak yang sedang mengalami masa puber adalah
mulai tertarik pada lawan jenisnya. Anak laki-laki sudah berani menggoda anak
perempuan. Begitu pula anak perempuan mulai pasang aksi, senang berdandan
didepan cermin, bersolek secantik mungkin agar dapat menarik simpati dari lawan
jenisnya.
e. Mulai mencari idola masa pubertas adalah masa kebingungan anak mencari idola
untuk dijadikan model dan contoh dalam kehidupannya. Kebanyakan mereka mencari
idola dari kalangan artis yang menjadi pujaannya, sehingga tidak heran bila kita
memasuki kamar remaja, maka yang terpampang didinding kamarnya adalah poster-
poster artis. Kebiasaan sang artis yang menjadi idolanya ditiru tanpa memilah apakah
itu baik atau tidak.
f. Selalu ingin mencoba terhadap hal-hal yang baru Masa pubertas adalah masa yang
sangat mengkhawatirkan. Pada masa ini anak mencoba terhadap hal-hal yang baru ia
kenal. Dan umumnya bersifat negatif, seperti ingin mencicipi minuman keras,
narkoba, ganja bahkan melihat film porno yang menurut mereka dapat menimbulkan
ketenangan dan kesenangan. Keingintahuan mereka mendorong anak pada masa
puber ingin mencoba sesuatu yang dilarang untuk dikerjakan
g. Emosinya mudah meluap, masa puber merupakan rentang masa penuh gejolak dan
gelora semangat yang menggebu-gebu. Keadaan emosi remaja masih labil karena erat
hubungannya dengan keadaan perubahan hormon. Pada masa ini mereka semangat
berkreatif menyalurkan bakat dan hobinya. Bersamaan dengan itu emosinya mudah
keluar, hal ini dikarenakan keseimbangan jiwanya masih labil. Mereka lebih
mengutamakan emosi terlebih dahulu daripada penalarannya dalam menghadapi dan
menyelesaikan persoalan.
h. Aktivitas berkelompok remaja dalam kehidupan sosial sangat ter tarik kepada
kelompok. Kebanyakan remaja menemukan jalan keluar dari kesulitan atau masalah
dengan berkumpul-kumpul melakukan kegiatan bersama.

2. Ciri-Ciri Masa Puber Ciri-ciri masa puber adalah

a. Ciri kelamin primer, yaitu ciri-ciri yang pertama nampak dari luar, Diantaranya :

(1) Kelenjar bagi anak laki-laki mulai menghasilkan cairan yang terdiri atas sel-sel
sperma dan bagi anak perempuan kelenjar kelaminnya mulai menghasilkan sel telur.
(2) Anak laki-laki mengalami mimpi basah sedangkan anak perempuan mengalami
menstruasi.
(3) Tubuh mulai berkembang, sehingga tampak pada anak laki-laki dadanya bertambah
dengan otot-otot yang kuat dan anak perempuan, pinggulnya mulai melebar.

b. Ciri-ciri kelamin sekunder, antara lain :


(1) Mulai tumbuhnya rambut-rambut di bagian-bagian tertentu baik anak laki-laki
maupun anak perempuan.
(2) Anak laki-laki lebih banyak bernafas dengan perut sedangkan anak perempuan lebih
banyak bernafas dengan dada.
(3) Suara mulai berubah menjadilebih besar atau parau.
(4) Wajah anak laki-laki lebih tampak persegi sedangkan wajah anak perempuan lebih
tampak membulat.

c. Ciri-ciri kelamin tertier, antara lain :

(1) Motorik anak (cara bergerak) mulai berubah, sehingga cara berjalan anak laki-laki dan
anak perempuan mengalami perubahan. Anak lakilaki tampak lebih kaku dan kasar,
sedang anak perempuan tampak lebih canggung.
(2) Mulai menghias diri, baik anak laki-laki maupun anak perempuan berusaha menarik
perhatian dengan memamerkan segala perkembangannya, tetapi dengan malu-malu.
(3) Sikap batinnya kembali mengarah ke dalam, sehingga timbul rasa percaya diri.

II.4 Biopsikologi remaja

A. 1. Perkembangan fisik

Menurut papalia dan olds (2001), yang dimaksud dengan perkembangan fisik adalah
perubahan-perubahan pada tubuh, otak, kapasitas sensoris dan ketrampilan motoric
perubahan pada tubuh ditandai dengan pertambahan tinggi dan berat tubuh, pertumbuhan
tulang dan otot,dan kematangan organ seksual dan fungsi reproduksi. perubahan fisik otak
sehingga struktur nya semakin sempurna meningkatkan kemampuan kognitif.

2. Perkembangan kognitif

Perkembangan kognitif adalah perubahan kemampuan mental seperti belajar,


memori,menalar, berpikir, dan Bahasa. Piaget mengemukakan bahwa pada masa remaja
terjadi kematangan kognitif, yaitu interaksi dari struktur otak yang telah sempurna dan
lingkungansosial yang semakin luas untuk eksperimentasi memungkinkan remaja untuk
berpikir abstrak. Piaget menyebut tahap perkembangan kognitif ini sebagai tahap operasi
formal.

3.Perkembangan kepribadian dan sosia

Menurut papalia dan olds (200$) yang dimaksud dengan perkembangan kepribadian adalah
perubahan cara individu berhubungan dengan dunia dan menyatakan emosi secara unik
sedangkan perkembangan sosisal berarti perubahan dalam berhubungan dengan orang lain.

B. Faktor faktor perkembangan remaja

Faktor factor yang mempengaruhi perkembangan remaja adalah sebagai berikut :

a. Faktor pribadi

Setiap anak berkepribadian khusus. Keadaan khusus pada anak bisa menjadi sumber
munculnya berbagai perilaku menyimpang. Keadaan khusus ini adalah keadaan konstitusi,
potensi, bakat, atau sifat dasar pada anak yang kemudian melalui proses perkembangan,
kematangan, atau perangsangan dari lingkungan, menjadi aktual, muncul, atau berfungsi.
Sehubungan dengan masalah pelajaran ini, perasaan-perasaan tertekan dan beban yang tidak
sanggup dihadapi juga dapat timbul karena berbagai hal yang lain seperti berikut ini :

a. Tuntutan dari pihak orang tua terhadap prestasi anak yang sebenarnya melebihi
kemampuandasar yang dimiliki anak.
b. Tuntutan terhadap anak agar ia bisa memperlihatkan prestasi-prestasi seperti yang
diharapkan orang tua.
c. Tekanan dari orang tua agar anak mengikuti berbagai kegiatan, baik yang
berhubungan dengan pelajaran-pelajaran sekolah maupun kegiatan-kegiatan lain yang
berhubungan dengan pengembangan bakat dan minat.
d. Kekecewaan pada anak karena tidak berhasil memasuki sekolah atau jurusan yang
dikehendakidan yang tidak dinetralisasikan dengan baik oleh orang tua. Kekecewaan
yang berlanjut pada penilaian bahwa harga dirinya tidak perlu dipertahankan karena
orang tua tidak mencintainya lagi.

Dari uraian di atas, dijelaskan bahwa masalah yang berkaitan dengan masalah
sekolah,masalah belajar, prestasi, dan potensi (bakat) bisa menjadi sumber timbulnya
berbagai tekanan dan frustrasi. Hal tersebut dapat mengakibatkan reaksi-reaksi perilaku nakal
atau penyalah gunaan obat terlarang.

b. Faktor keluarga

Keluarga adalah unit sosial yang paling kecil dalam masyarakat. Lingkungan keluarga
berperan besar karena merekalah yang langsung atau tidak langsung terus-menerus
berhubungandengan anak, memberikan perangsangan (stimulasi) melalui berbagai corak
komunikasi antara orang tua dan anak.

c. Lingkungan sosial dan dinamika perubahannya

Lingkungan sosial dengan berbagai ciri khusus yang menyertainya memegang peranan besar
terhadap munculnya corak dan gambaran kepribadian pada anak. Kesenjangan antara
norma,ukuran, patokan dalam keluarga dengan lingkungannya perlu diperkecil agar tidak
timbul keadaan timpang atau serba tidak menentu, suatu kondisi yang memudahkan
munculnya perilakutanpa kendali, yakni penyimpangan dari berbagai aturan yang ada.
Lingkungan pergaulan anak adalah sesuatu yang harus dimasuki karena di lingkungan
tersebut seorang anak bisa terpengaruh ciri kepribadiannya, tentunya diharapkan
terpengaruholeh hal-hal yang baik, Disamping itu, lingkungan pergaulan adalah sesuatu
kebutuhan dalam pengembangan diri untuk hidup bermasyarakat. Karena itu, lingkungan
sosial sewajarnya menjadi perhatian kita semua, agar bisa menjadi lingkungan yang baik,
yang bisa meredam dorongan-dorongan negative atau patologis pada anak maupun remaja.

II.5 Biopsikologi dewasa

1. Perubahan Fisik pada Masa Dewasa Awal

Kebanyakan orang dewasa awal berada di puncak kesehatan, kekuatan, energi dan daya
tahan, serta di puncak fungsi sensori dan motorik. Kesehatan pada sebagian orang
dipengaruhi oleh faktor perilaku, namun dapat juga dipengaruhi oleh faktor gen. Kesehatan
yang dipengaruhi oleh faktor periaku seperti aktifitas fisik, perilaku merokok, penggunaan
alkohol dan obat obatan terlarang, diet atau mengontrol berat badan akan berpengaruh besar
terhadap kesehatan sekarang dan masa yang akan datang. Kesehatan yang dipengaruhi oleh
faktor gen seperti psoriarsis, diabetes, anemia sicklecell (sel darah merah yang berbentuk
bulan sabit), dll. Pada masa dewasa awal ini terdapat pula tiga masalah penting yang
berkaitan dengan masalah reproduksi, seperti:

a. Premenstrual syndrome, gangguan yang menyebabkan ketidak nyamanan fisik dan


ketegangan emosi selama 2 minggu sebelum menstruasi , seperti lelah, sakit kepala,
keram, bertambahnya berat badan, cemas, dan lain lain.
b. exually transmitted disease / penyakit menular sexual, hal ini bisa disebabkan oleh
seks bebas
c. Infertelitas, ketidak mampuan untuk menghasilkan anak setelah 12 – 18 bulan
berusaha melakukan hubungan seksual secara rutin. Pada pria, umumya infertelitas
disebabkan oleh produksi sperma pria yang terlalu sedikit. Sedangkan pada wanita
disebabkan oleh kegagalan untuk menghasilkan sel telur atau sel telu yang normal,
adanya lender di leher Rahim yang menghalangi sperma untuk penetrasi atau
endometriosis (penyakit dalam kandungan yang menyebabkan terhalangnya
implantasi telur).

2. Perubahan Fisik pada Masa Dewasa tengah/madya

Menurut Hurlock (1980), baik pria maupun wanita selalu terdapat ketakutan, dimana
penampilannya pada masa ini akan menghambat kemampuannya untuk mempertahankan
pasangan mereka, atau mengurangi daya tarik lawan jenis. Selain itu, sebuah penelitian dalam
Nowark (1977) sebagaimana yang dikutip oleh Jhon F. Santrock (1995), menemukan bahwa
perempuan berusia dewasa madya lebih memfokuskan perhatiannya pada daya tarik wajah
dari pada perempuan yang lebih muda atau tua. Dalam penelitian ini, wanita dewasa madya
lebih mungkin menganggap tanda-tanda penuaan sebagai pengaruh negatif terhadap
penampilan fisiknya.

3. Perubahan Fisik pada Masa Dewasa Akhir

Perkembangan masa dewasa akhir atau usia lanjut, membawa penurunan fisik yang lebih
besar dibandingkan dengan periode periode usia sebelumnya. Kita akan mencatat rentetan
perubahan perubahan dalam penurunan fisik yang terkait dengan penuaan, dengan penekanan
pentingnya perkembangan perkembangan baru dalam penelitian proses penuaan yang
mencatat bahwa kekuatan tubuh perlahan lahan menurun dan hilangnya fungsi tubuh
kadangkala dapat diperbaiki.
Dalam buku Psikologi Perkembangan Anak: Mengenal Sifat, Bakat, dan Kemampuan Anak
oleh Reni Hawadi Akbar pada tahun 2001, berikut adalah beberapa penurunan dan hilangnya
fungsi tubuh dalam hal fisiologis masa perkembangan masa dewasa akhir atau usia lanjut:

a. Otak dan sistem syaraf


b. Perkembangan Sensori
c. Sistem peredaran darah
d. Sistem pernafasan
e. Seksualitas

II.6 Biopsikologi lansia

Orang lanjut usia atau biasa disebut Lansia menurut Departemen Kesehatan ialah seseorang
yang sudah mencapai umur 60 tahun dan mengalami penuaan dari segi fisik, biologis, sosial
dan kejiwaan. Jumlah dan proporsi kelompok Lansia saat ini sekitar 600 juta jiwa dan
diprediksi akan terus meningkat setiap tahunnya. Pertumbuhan Lansia yang terus meningkat
akan menyebabkan beberapa masalah yang timbul oleh proses penuaan. Biasanya Lansia
yang mengalami kemiskinan menyebabkan munculnya beberapa masalah kesehatan fisik,
sosial, ekonomi, maupun psikologis. Kesehatan psikologis Lansia dirasakan penting untuk
diperhatikan. Hal ini dikarenakan Lansia memiliki tugas-tugas perkembangan yang akan
mempengaruhi perubahan psikologisnya. Sebagian tugas perkembangan usia Lansia lebih
banyak berkaitan dengan kehidupan pribadinnya dibanding dengan kehidupan yang
bersangkutan dengan kehidupan orang lain. Umumnya, apabila seseorang telah memasuki
masa Lansia mulai merasakan beberapa kondisi-kondisi patologis, diantaranya tingkat energi
dan tenaga yang menurun tidak seperti masa mudanya, kulit mulai keriput, kondisi tulang
yang makin rapuh, ingatan berkurang, kondisi fisik mengalami penurunan secara berlipat
ganda. Hal ini menimbulkan dampak pada kehidupannya, para lansia dituntut untuk
melakukan penyesuaian diri dan sosial lebih besar, sehingga rentang usia Lansia rentan
terhadap gangguan atau kelainan fungsi fisik, sosial, maupun psikologis.

Gangguan psikologis yang sering dialami oleh lansia antara lain depresi, gangguan
kecemasan, gangguan tidur, dementia, alzheimer dan sindroma diagnosis. Gangguan
psikologis pada Lansia ini dapat menyebabkan suatu keadaan ketergantungan kepada orang
lain. Namun, sebagian besar masyarakat atau para Lansia itu sendiri kurang menyadari
gejala-gejala gangguan psikologis yang dialami Lansia. Maka dari itu memberikan
psikoedukasi mengenai screening atau deteksi dini gangguan psikologis pada Lansia sangat
dibutuhkan guna meminimalisir gangguan psikologis yang lebih berat. Dengan
menyelaraskan kebutuhan fisik dengan kondisi psikologis maupun sosial mampu menjadikan
Lansia lebih produktif. Dengan adanya psikoedukasi deteksi dini gangguan psikologis pada
Lansia, mereka akan mampu mengatur cara hidupnya dengan baik dan memeriksakan kondisi
kesehatan fisik dan psikologisnya.

Para psikolog dan psikiater yang telah berpengalaman yakni, dr. Rohmaningtyas Hidayah
Setyaningrum, Sp.KJ., M.Kes, Rini Setyowati, S.Psi., Psikolog dan Rahmah Saniatuzzulfa,
S.Psi.,M.Psi., Psikolog melakukan aksi nyata untuk membantu mengoptimalkan peran Lansia
melalui kegiatan pengabdian dibeberapa Posyandu Lansia, pengurus PKK dan juga Ketua
RT/RW di Kartosura. Pengabdian kali ini berfokus pada pendampingan kader Posyandu
Lansia melalui pendekatan pendidikan kesehatan masyarakat berupa psikoedukasi sekaligus
melakukan simulasi praktek deteksi dini gangguan psikologi Lansia

Kegiatan ini berlangsung selama bulan Agustus hingga September 2018, para psikolog dan
psikiater bekerja sama untuk menciptakan kader-kader unggulan Posyandu Lansia, dimulai
dari melakukan pemaparan berbagai materi yang berkaitan dengan prevalensi kejadian
gangguan psikologis secara umum dan khususnya pada Lansia, dan juga para psikolog
mengajak peserta untuk brainstorming untuk memahami kondisi kasus-kasus yang sering
terjadi di lapangan dan juga para kader unggulan ini dibekali dengan cara penanganan Lansia
dengan gangguan psikologis.
BAB III

PENUTUP

III.1 Kesimpulan

Psikologi Perkembangan merupakan bagian dari ilmu psikologi yang mempelajari tentang
perkembangan setiap individu selama rentang kehidupan. kedudukan psikologi
perkembangan sebagai salah satu bidang psikologi yang memfokuskan kajian atau
pembahasannya mengenai perubahan tingkah laku dan proses perkembangan dari masa
konsepsi/mengandung (pra-natal) sampai mati.

Masa perkembangan manusia, merupakan masa pertumbuhan yang diikuti perubahan yang
terus-menerus dari dari masa didalam kandungan/ Prenatal/sebelum lahir, masa
bayi/natal/kelahiran, kanak-kanak, anak sekolah, masa remaja (adolesen) dan sampailah pada
masa dewasa mengalami proses perkembangan dan akan mengalami kemunduran ketika
menginjak lansia.
DAFTAR PUSTAKA

Deswita, “Psikologi Perkembangan”, PT Remaja Rosdakarya, Bandung,2015.

Abu Ahmadi dan Munawar Sholeh, “Psikologi Perkembangan”, PT Rineka Cipta,Jakarta,


2005.

Elfi Yuliana Rochmah, “Psikologi Perkembangan (Sepanjang Rentang Hidup)”, Ponorogo:


STAIN Po Press,Ponorogo,2014.

Herlina, Biblioteraphy “Mengatasi Masalah Anak dan Remaja Melalui Buku” (Bandung:
Pustaka Cendekia Utama, 2013), 8

Suadirman, Siti Partini. Hiryanto. Ayriza, Yulia. Purwandari. Izzaty, Rita Eka & Rosita
Endang Kusmaryani, 2017 “Masa kanak-kanak awal” diakses dari staffnew.uny.ac.id pada 9
Desember 2017

Anda mungkin juga menyukai