Anda di halaman 1dari 18

MATA KULIAH DOSEN PEMBIMBING

Psikologi Pembelajaran PAI Ilhamsyah, M.Pd

“PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN DALAM KONTEKS BELAJAR


PENDIDIKAN AGAMA ISLAM”

DISUSUN OLEH

MANJILATUN BARKIYAH (12110123142)


MHD ALI MUSTOPA NASUTION (12110110697)

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SYARIF KASIM RIAU 2022/2023
KATA PENGANTAR

Dengan mengucap puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-
Nya, serta tak lupa Sholawat dan salam kepada junjungan Nabi besar Muhammad Swt  atas
petunjuk dan risalahnya, yang telah membawa zaman kegelaapan ke zaman terang
benderang, dan atas doa restu dan dorongan dari berbagai pihak-pihak yang telah membantu
kami memberikan referensi dalam pembuatan makalah ini.

Kami dapat menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah
ini, oleh karena itu kami sangat menghargai akan saran dan kritik untuk membangun makalah
ini agar bisa menjadi lebih baik lagi. Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga melalui
makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.

Pekanbaru, Minggu 16 Oktober 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................1
C. Tujuan.................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. Makna Pertumbuhan dan Perkembangan ……...................................................2
B. Tugas dan Prinsip Perkembangan…....................................................................5
C. Perkembangan Motorik, Kognitif, soial, dan moral ….......................................9
D. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan dalam Islam…...................10
E. Arti Penting Perkembangan bagi Proses Pembelajaran PAI …………………..13

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan .........................................................................................................14
B. Saran …………………………………………………………………………...14

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………. .15

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dalam kehidupan anak ada dua proses yang beroperasi secara kontinu, yaitu pertumbuhan
dan perkembangan. Banyak orang yang menggunakan istilah “pertumbuhan” dan
“perkembangan” secara bergantian. Kedua proses ini berlangsung secara interdependensi,
artinya saling bergantung satu sama lain. Kedua proses ini tidak bias dipisahkan dalam
bentuk-bentuk yang secara pilah berdiri sendiri-sendiri, akan tetapi bisa dibedakan untuk
maksud lebih memperjelas penggunaannya.

Dalam hal ini, kedua proses tersebut memiliki tahapan-tahapan, diantaranya tahap secara
moral dan spiritual. Karena pertumbuhan dan perkembangan peserta didik dilihat dari
tahapan tersebut memiliki kesinambungan yang begitu erat dan penting untuk dibahas, maka
kita menguraikannya dalam bentuk struktur yang jelas baik dari segi teori sampai kaitannya
dengan pengaruh yang ditimbulkan.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa makna pertumbuhan dan perkembangan?


2. Apa tugas dan prinsip perkembangan?
3. Apa perkembangan motorik, kognitif, sosial dan moral ?
4. Apa faktor yang mempengaruhi perkembangan dalam islam?
5. Apa arti penting perkembangan bagi proses pembelajaran PAI?

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui makna pertumbuhan dan perkembangan
2. Untuk mengetahui tugas dan prinsip perkembangan
3. Untuk mengetahui perkembangan motorik, kognitif, sosial dan moral
4. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi perkembangan dalam islam
5. Untuk mengetahui arti penting perkembangan bagi proses pembelajaran PAI

iv
BAB II
PEMBAHASAN

A. Makna Pertumbuhan dan Perkembangan


Di dalam seluruh jangka kehidupan manusia, semenjak dalam kandungan sampai
meninggal di dalamnya terjadi perubahan-perubahan baik fisik maupun psikis. Perubahan-
perubahan tersebut terjadi karena pertumbuhan dan perkembangan dalam dirinya.
Pertumbuhan dan perkembangan merupakan dua istilah yang senantiasa digunakan secara
bergantian. Keduanya tidak bisa dipisah-pisah, akan tetapi saling bergantung satu dengan
lainnya bahkan bisa dibedakan untuk maksud lebih memperjelas penggunaannya.

Pertumbuhan adalah perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari proses pematangan


fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal pada anak yang sehat pada waktu yang
normal. Pertumbuhan dapat juga diartikan sebagai proses transmisi dari konstitusi fisik
(keadaan tubuh atau keadaan jasmaniah ) yang herediter dalam bentuk proses aktif secara
berkesinambungan. Jadi, pertumbuhan berkaitan dengan perubahan kuantitatif yang
menyangkut peningkatan ukuran dan struktur biologis.
Perkembangan adalah  serangkaian perubahan progresif yang terjadi sebagai akibat
dari proses kematangan dan pengalaman(E.B hurloch), bekerja dalam suatu proses perubahan
yang berkenaan dengan aspek-aspek fisik dan psikhis atau perubahan tingkah laku dan
kemampuan sepanjang proses perkembangan individu mulai dari massa konsepsi sampai mati
Hasil pertumbuhan antara lain bertambahnya ukuran kuantitatif badan anak, seperti
berat, panjang, dan kekuatannya. Begitu pula pertumbuhan akan mencakup perubahan yang
semakin sempurna pada sistem jaringan saraf dan perubahan-perubahan struktur jasmani
lainnya. Dengan demikian, pertumbuhan dapat diartikan sebagai proses perubahan dan
pematangan fisik.1
Pertumbuhan jasmani berakar pada organisme yang selalu berproses untuk menjadi
besar. Pertumbuhan jasmaniah ini dapat diteliti dengan mengukur berat, panjang, dan
lingkaran seperti lingkar kepala, lingkar dada, lingkar pinggul, lingkar lengan dan lain-lain.
Dalam pertumbuhannya, setiap bagian tubuh mempunyai perbedaan tempo kecepatan.
Misalnya, pertumbuhan alat kelamin berlangsung paling lambat pada masa anak-anak tetapi
1
Yudrik Jahja, Psikologi Perkembangan, (Jakarta:Kencana Prenada Media Group, 2011), h.80.

v
mengalami percepatan pada masa pubertas. Sebaliknya, pertumbuhan susunan saraf pusat
berlangsung pada akhir masa anak-anak dan berhenti pada masa pubertas. Perbedaan
kecepatan masing-masing bagian tubuh mengakibatkan adanya perbedaan keseluruhan
proporsi tubuh dan juga menimbukan perbedaan dalam fungsinya.
Secara umum konsep perkembangan dikemukakan oleh Werner pada tahun 1957
(Sunarto, dkk, 1994: 31) yang menjelaskan bahwa "perkembangan sejalan dengan prinsip
orthogenetis, berlangsung dari keadaan global dan kurang berdeferensiasi sampai ke keadaan
di mana diferensiasi, artikulasi, dan integrasi meningkat secara bertahap". Dapat dikata
konsep perkembangan itu mengandung unsur keseluruhan (totalitas) dan berkesinambungan
yang berlangsung secara bertahap. Selanjutnya Libert, Paulus dan Stauss (Singgih, 1990: 31)
merumuskan arti perkembangan yaitu: "perkembangan adalah proses perubahan dalam
pertumbuhan pada suatu waktu sebagai fungsi kematangan dan interaksi dengan
lingkungan".  Selain itu perkembangan proses perubahan akibat dari pengalaman.  Istilah
perkembangan dapat mencerminkan sifat-sifat yang khas mengenai gejala-gejala psikologis
yang menampak.
Perubahan-perubahan meliputi beberapa aspek, baik fisik maupun psikis. Perubahan
dimaksud dapat dikategorikan menjadi empat yaitu: (1) perubahan dalam ukuran; (2)
perubahan dalam perbandingan; (3) berubah untuk mengganti hal-hal yang lama; dan (4)
berubah untuk memperoleh hal-hal yang baru.
Soesilo  Windradini (1995: 2)  menyatakan bahwa perkembangan individu tidak
berlangsung secara otomatis, tetapi perkembangan tersebut sangat bergantung pada beberapa
faktor, yaitu: (1) heriditas, (2) lingkungan, (3) kematangan fisik dan psikis, dan (4) aktivitas
anak sebagai subyek bebas yang berkemauan, dalam arti anak bisa mengadakan seleksi, bisa
menolak dan menyetujui serta mempunyai emosi.2
Perubahan dalam perkembangan bertujuan untuk memperoleh penyesuaian diri
terhadap lingkungan di mana ia hidup.  Untuk mencapai tujuan maka realisasi diri
“aktualisasi diri” sangat penting perannya. Realiasasi diri memainkan peran penting dalam
kesehatan mental, maka seseorang yang berhasil menyesuaikan diri dengan baik secara
pribadi dan sosial harus mempunyai kesempatan untuk mengungkapkan minat dan
keinginannya dengan cara memuaskan dirinya.  Tetapi pada saat yang sama harus
menyesuaikan dengan standar-standar yang diterima.  Kurangnya kesempatan berdampak
pada kekecewaan dan sikap-sikap negatif terhadap orang lain dan bahkan terhadap kehidupan
pada umumnya.
2
Ibid, h. 90.

vi
Perubahan-perubahan baik fisiologis maupun psikologis tidak semua orang
menyadarinya, kecuali terjadinya perubahan itu secara mendadak, cepat,  dan mempengaruhi
pola kehidupan mereka.  Suatu bukti hampir semua orang takjub terhadap masa pubertas,
pertumbuhan melonjak dari akhir masa kanak-kanak ke awal masa remaja.  Sama halnya
dengan usia lanjut ketika proses penuaan terus berlangsung seseorang telah menyadari bahwa
kesehatan mulai “berkurang” dan pikiran mulai “mundur”  sehingga perlu ada penyesuaian
baru terhadap perubahan dalam pola kehidupan mereka.
Beberapa pendapat para ahli mengenai pertumbuhan dan perkembangan diantaranya
adalah:
a.       Seifert dan Hoffnung mengartikan perkembangan sebagai “long-term changes in a person’s
growth, feelings, pattents of thinking, sosial relationship and motor skills.”
b.      C.P. Chaplin mengartikan pertumbuhan sebagai satu pertambahan atau kenaikan dalam
ukuran dari bagian-bagian tubuh atau organisme sebagai suatu keseluruhan.
c.       A.E. Sinolungan mengartikan pertumbuhan menunjuk pada kuantitatif, yaitu yang dapat
dihitung atau diukur, seperti panjang atau berat tubuh.
d.      Ahmad Thonthowi mengartikan pertumbuhan sebagai perubahan jasad yang meningkat
dalam ukuran (size) sebagai akibat dari adanya perbanyakan (multiplication) sel-sel.
e.       Reni Akbar Hawadi (2001), “perkembangan secara luas menunjuk pada keseluruhan proses
perubahan dari potensi yang dimiliki individu dan tampil dalam kualitas kemampuan, sifat
dan ciri-ciri yang baru.
f.       F.J. Monks menyatakan perkembangan adalah suatu proses ke arah yang lebih sempurna dan
tidak begitu saja dapat diulang kembali. Perkembangan menunjuk pada perubahan yang
bersifat tetap dan tidak dapat diputar kembali.

Dari beberapa pendapat dari para ahli dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan
diartikan sebagai suatu penambahan dalam ukuran bentuk, berat atau ukuran dimensif tubuh
serta bagian-bagiannya. Sedangakn perkembangan menunjuk pada perubahan-perubahan
dalam bentuk bagian tubuh dan integrasi berbagai bagiannya ke dalam satu kesatuan
fungsional bila pertumbuhan itu berlangsung. Intinya bahwa pertumbuhan dapat diukur
sedangkan perkembangan hanya dapat dilihat gejala-gejalanya. Perkembangan dipersyarati
adanya pertumbuhan.

vii
B. Prinsip Perkembangan Peserta Didik

Peserta didik khususnya anak sekolah dasar merupakan individu yang bersifat unik,
imajinatif, dan khas. Dimana dalam fase tersebut seorang anak mengalami suatu
metamorfosis perkembangan. Baik perkembangan secara kemampuan berpikir, keterampilan,
mental, psikis, emosional, fisik, dan juga kemampuan berinteraksi sosial dengan lingkungan.

Kemudian bagaimana cara kita sebagai seorang pendidik untuk mengetahui dan
mengoptimalkan perkembangan peserta didik tersebut. Sehingga kita harus mengetahui
prinsip-prinsip perkembangan perserta didik, terdiri dari beberapa komponen yakni: kaitan
perkembangan dengan perubahan, bandingan perubahan awal dengan perubahan selanjutnya,
hubungan perkembangan dengan proses kematangan dan belajar, karakteristik dan urutan
pola perkembangan, perbedaan individu dalam perkembangan, karakteristik setiap periode
perkembangan, harapan sosial pada setiap periode perkembangan dan bahaya-bahaya
potensial yang dikandungnya, dan variasi kebahagian pada berbagai periode perkembangan.3

 PRINSIP 1 : Perkembangan Melibatkan Perubahan.

Berkembang berarti mengalami perubahan, baik secara kuantitatif maupun kualitatif.


Perubahan secara kuantitatif disebut juga pertumbuhan. Pada pertumbuhan ada peningkatan
ukuran maupun struktur atau proporsi tubuh. Perubahan secara kualitatif ditandai dengan
adanya perubahan fungsi yang bersifat progresif / maju dan terarah . perubahan dalam
perkembangan terjadi karena adanya dorongan dalam diri individu untuk menyesuaikan diri
dengan lingkungan dan untuk merealisasikan / mengaktualisasikan dirinya. Selain itu terjadi
perubahan dalam bentuk penambahan ukuran dan proporsi, terjadi juga gejala hilangnya ciri-
ciri lama dan munculnya ciri-ciri baru.

 PRINSIP 2 : Perkembangan Awal Lebih Kritis daripada Perkembangan Selanjutnya.

Saat anak berusia 0 – 5 tahun merupakan saat yang kritis bagi perkembangan selanjutnya.
Perkembangan awal kehidupan merupakan landasan bagi pembentukan dasar – dasar
kepribadian seseorang. Prilaku yang terbentuk cenderung bertahan dan mempengaruhi sikap
prilaku anak sepanjang hidupnya. Pada saat ini juga terbentuk kepercayaan dasar yang sangat
penting dan berpengaruh terhadap perkembangan kepribadian anak selanjutnya.

3
Wina Sanjaya, Perbedaan Individu, (Jakarta:Kencana, 2010), h.25.

viii
Beberapa kondisi yang mempengaruhi dasar awal perkembangan antara lain : hubungan
antarpribadi terutama dengan anggota keluarga, keadaan emosi yang terbentuk karena sikap
menerima atau menolak dari orang tua atau anggota keluarga yang lain, cara atau pola
pengasuhan anak,

latar belakang keluarga, serta rangsangan yang diberikan. Sikap dan perilaku anak yang
terbentuk pada tahun-tahun awal kehidupan cenderung bertahan atau menetap dan mewarnai
kepribadian dan sikap prilaku anak dalam berinteraksi dengan diri dan lingkungan
selanjutnya. Sikap dan perilaku yang terbentuk agak sulit diubah, meskipun tidak berarti tidak
dapat berubah sama sekali. Akan tetapi, pengubahan sikap dan perilaku tersebut memerlukan
motivasi dan usaha keras dari orang yang bersangkutan untuk mau berubah dan memperbaiki
perilaku kebiasaan yang kurang baik.

 PRINSIP 3 : Perkembangan Merupakan Hasil Proses Kematangan dan Belajar.

Menurut teori Konvergensi yang dikemukakan oleh Stern, perkembangan seseorang


merupakan hasil proses kematangan dan belajar. Menurut teori Naturalisme perkembangan
seseorang terutama ditentukan oleh faktor alam, bakat pembawaan, keturunan, termasuk
didalamnya kematangan seseorang. Sementara itu, teori Empirisme berpendapat bahwa
perkembangan seseorang terutama ditentukan oleh faktor lingkungan tempat anak itu berada
dan tumbuh – kembang, termasuk didalamnya lingkungan keluarga, sekolah, dan belajar
anak. Kenyataannya, faktor pembawaan maupun lingkungan saling mempengaruhi dalam
perkembangan seseorang. Kedua faktor tersebut dapat dibedakan tetapi tidak dapat
dipisahkan dalam perkembangan seseorang.

 PRINSIP 4 : Perkembangan Mengikuti Pola Tertentu yang Dapat diramalkan.

Perubahan akibat perkembangan yang terjadi pada seseorang mengikuti pola urut tertentu
yang sama. Perkembangan fisik dan psikis bayi, misalnya mengikuti arah anggota tubuh.
Serta menyebar keseluruh tubuh. Demikian juga pada perkembangan pola anak belajar
berjalan. Sebelumnya, anak mampu duduk lebih dahulu, berdiri, baru dapat berjalan. Urutan
pola ini tetap pada setiap anak, hanya berbeda dalam kecepatan yang dibutuhkan setiap anak.4

4
Ibid, h. 32.

ix
Berkenaan dengan pola tertentu dalam perkembangan dikenal dengan hukum tempo dan
irama perkembangan. Tempo perkembangan adalah waktu yang dibutuhkan seseorang untuk
mengembangkan aspek tertentu pada dirinya. Irama perkembangan adalah naik turunnya
gejala yang tampak akibat perkembangan aspek tertentu. Pada periode perkembangan
sekurangnya ada 2 periode. Pertama, pada masa krisis atau menentang pertama ( 2 sampai 3
tahun ) dimana kemauan anak mulai berkembang dan ingin mandiri. Kedua, pada masa kritis
( 14 sampai 17 tahun ) anak ingin melepaskan diri dari orang tua dan mencari sampai
menemukan jati dirinya sebagai manusia dewasa.

 PRINSIP 5 : Pola Perkembangan Memiliki Karakteristik Tertentu.

Pola perkembangan, selain mengikuti pola tertentu yang dapat diramalkan, juga terdapat
pola-pola perkembangan karakteristik tertentu. Perkembangan bergerak dari tanggapan yang
umum menuju yang lebih khusus. Perkembangan pun berlangsung secara
berkesinambungan. Hal ini berarti, perkembangan aspek sebelumnya akan mempengaruhi
perkembangan selanjutnya. Demikian pula ada korelasi dalam perkembangan, artinya pada
waktu perkembangan fisik berlangsung dengan cepat maka terjadi pula perkembangan aspek-
aspek lainnya. Kondisi yang mempengaruhi pola perkembangan ada yang bersifat permanen/
tetap seperti sebelum dan saat kelahiran. Tetapi ada pula yang bersifat temporer seperti
kondisi lingkungan.

 PRINSIP 6 :Terdapat Perbedaan Individu dalam Perkembangan.

Dalam perkembangan seseorang selain terdapat pla-pola umum yang sama terdapat pula
perbedaan pada hal-hal yang khusus. Adanya perbedaan individu dalam perkembangan
disebabkan setiap anak adalah individu yang unik, yang satu sama lain berbeda, kendati anak
kembar. Perbedaan individu ini disebabkan oleh factor internal seperti sex atau jenis kelamin,
factor keturunan, juga factor eksternal seperti factor gizi, pengaruh social budaya, dll.
Perbedaan perkembangan juga terjadi dalam kecepatan dan cara berkembang.

Dengan mengetahui adanya perbedaan individu, maka kita tidak dapat berharap semua
anak pada usia tertentu akan memiliki kemapuan perkembangan yang sama. Oleh karena itu,
kita tidak dapat memperlakukan semua anak dengan cara yang sama. Pendidikan anak harus
bersifat perseorangan, maksudnya pendidikan dirancang dan dilaksanakan dengan
memperhatikan perbedaan, kondisi, bakat dan kemampuan serta kelemahan setia individu
anak.

x
Dengan demikian diharapakan setiap anak, dapat berkembang optimal sesuai dengan
potensi dirinya.

 PRINSIP 7 : Setiap Periode Perkembangan Memiliki Karakteristik Khusus.

Setiap anak atau peserta didik merupakan indivudu yang berbeda yang harus
diperlakuakan berbeda secara individual. Pada perkembangan secara keseluruhan dan juga
pada periode atau tahapan perkembangan dalam kehidupan seseorang, terdapat pola-pola
umum.

Dengan memperhatikan karakteristik khusus, pada setiap periode atau tahapan


perkembangan, maka diharapkan kita mendapat gambaran mengenai apa yang akan terjadi
sehingga dapat menyikapinya dengan tepat dan membantu perkembangan anak secara
optimal. Para ahli mengemukakan berbagai macam pembagian periode atau tahap
perkembangan yang berbeda-beda. Salah satu pembagian periode perkembangan yang
dikemukakan oleh Hurlock adalah periode pralahir, periode bayi, periode anak (awal dan
akhir), periode remaja (awal dan akhir), serta periode dewasa (dewasa dini, usia madia dan
usia lanjut).

Peralihan periode perkembangan sebelumnya ke periode berikutny ditandai oleh gejala


keseimbangan dan ketidak seimbangan yang terjadi pada setiap individu. Apabila individu
telah mampu mengadakan penyesuaian dirinya dengan perkembangan yang terjadi maka
terciptalah suatu keseimbangan (equilibrium). Selajutnya, individuberupaya melepaskan diri
dari ketergantungan dengan lingkungan atau keadaan sebelumnya untuk mencari sesuatu
yang lebih baru sehingga terjadi keadaan ketidak seimbangan (disequilibrium). Hal ini terjadi
secara berkelanjutan dalam perkembangan kehidupan sesesorang.

 PRINSIP 8 : Terhadap Harapan Sosial pada Setiap Periode Perkembangan.

Pada setiap periode perkembangan juga terdapat harapan sosial, yang oleh Havighurst
disebut tugas perkembangan (development task). Mengingat pentingnya peran tugas
perkembangan pada setiap periode perkembangan, maka akan dibahas secara tersendiri
khususnya tugas perkembangan pada periode anak usia SD/MI (6-12 tahun). Peserta didik
yang mengalami keberhasilan dalam menyelesaikan tugas perkembangannya akan mengalami
rasa bahagia. Sebaliknya, peserta didik yang mengalami kegagalan atau kekurang berhasilan
dalam menyelesaikan tugas perkembangannya, akan merasa kurang bahagia sehingga dapat
menghambat perkembangan selanjutnya.

xi
 PRINSIP 9 : Setiap Perkembangan Mengandung Bahaya Potensial/ Resiko.

Bahaya potensial atau resiko yang terjadi karena peralihan antarperiode perkembangan
yakni, dari periode perkembangan sebelumnya ke periode perkembangan selanjutnya, terjadi
kedaan ketidak seimbangan dan adanya tututan social terhadap perserta didik yang sedang
berkembang. Bahay potensial tersebut dapat berasal dari individu, baik secara fisik atau
psikis, juga terdapat distimulasi dari luar sehubungan dengan masalah-masalah penyesuaian
akibat keadaan ketidak seimbangan tututan sosial untuk menyelesaikan tugas perkembangan

Dengan menyadari adanya bahaya potensial atau resiko pada setiap periode
perkembangan, kita perlu bersikap bijaksana dalam menghadapi gejolak prilaku peserta didik.
Hal ini akan dapat mencegah atau meminimal dampak negatif akibat perkembangan setiap
periode pada diri mereka.

 PRINSIP 10 : Kebahagian bervariasi pada Berbagai Periode Perkembangan.

Kebahagiaan dalam perkembangan sangat bervariasi karena sifatnya subjektif. Rasa


kebahagiaan itu dipersepsi dan dirasakan setiap orang dengan cara yang sangat bervariasi.
Akan tetapi, banyak orang berpendapat bahwa, masa anak merupakan periode yang
membahagiakan dibandingkan dengan periode-periode lainnya.

Kebahagiaan pada masa kecil memegang peranan penting dalam perkembanagn


seseorang karena menjadi modal dasar bagi kesuksesan perkembangan dan kehidupan
selanjutnya. Anak yang bahagia tercermin pada sosok dan prilakunya. Biasanya mereka sehat
dan energy. Oleh karena itu, pada masa perkembangan, guru maupun orang tua perlu
membekali anak dengan motivasiyang kuat, menyalurkan energy anak pada kegiatan-
kegiatan bermanfaat, melatih mereka menghadapi dan menerima keadaan ketidakseimbangan
dan situasi sulit dengan lebih tenang dan tidak panik, serta mendorong mereka untuk
membina hubungan sosial secar sehat.

C. Perkembangan Kognitif, Motorik, Sosial dan Moral

Perkembangan motorik adalah perkembangan kemampuan manusia untuk mengontrol


berbagai gerakan tubuh dan memanipulasi objek. Di mana otot dapat digerakkan sesuai
dengan perintah yang diberikan oleh otak atau sistem saraf pusat. Perkembangan motorik

xii
membuat gerakan tubuh seseorang jauh lebih terkoordinasi dan terkontrol sesuai dengan
keinginannya.5

Perkembangan motorik terjadi sejak manusia berusia muda terutama saat dalam usia
balita. Perkembangan motorik sangat penting karena menentukan keterampilan gerak
manusia untuk menjalankan berbagai jenis tugas.

Perkembangan kognitif adalah segala kegiatan seseorang yang berkaitan dengan proses
belajar mengajar dalam memahami sebuah peristiwa dan kemudian menjadi paham
karenanya. Disinilah praktek kecerdasan kognitif bekerja dalam memproses sebuah
pengetahuan.

Perkembangan sosial adalah perkembangan perilaku anak dalam menyesuaikan diri


dengan aturan- aturan masyarakat dimana anak itu berada. Perkembangan sosial diperoleh
anak melalui kematangan dan kesempatan belajar dari berbagai respons terhadap dirinya.

Perkembangan moral (moral development) adalah mencakup perkembangan pikiran,


perasaan, dan perilaku menurut aturan atau kebiasaan mengenai hal-hal yang seharusnya
dilakukan seseorang ketika berinteraksi sengan orang lain.

D. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan dalam Islam

Dalam islam, faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan meliputi faktor hereditas


(penurunan sifat genetik dari orangtua kepada anak), faktor lingkungan dan faktor ketentuan
Allah. Selain itu, manusia sebagai khalifah Allah di muka bumi, juga dianugerahkan
kebebasan berkehendak yang terbatas jika dibandingkan dengan kekuasaan Allah. Allah
adalah Maha Pencipta segala sesuatu dan mengatur segala sesuatu. Dalam berbagai ayat Al-
quran, Dia menyebutkan fakta mendasar yang menunjukkan bahwa segala sesuatu yang
terjadi adalah atas persetujuan dan kehendak-Nya. Dengan kata lain, Dia adalah penyebab
utama dan mutlak dari segala yang terjadi.

1) Pengaruh Hereditas dalam Perkembangan

Ibn al-Qayyim menjelaskan dalam sebuah hadis:

5
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar islam, (Jakarta:Raja Grafindo Persada, 2007), h. 98.

xiii
“Pada saat konsepsi (pembuahan) ada dua hal yang terjadi. Dua hal itu adalah dominasi dan
keunggulan. Dua hal itu dapat terjadi secara berurutan dan juga dapat terjadi berbeda. Dalam
hal ini, jika sperma laki-laki dominan dan mengungguli ovum perempuan, hasilnya akan
menjadi laki-laki dan menyerupai ayahnya. Tapi jika yang terjadi sebaliknya, hasilnya akan
menjadi perempuan dan menyerupai ibunya. Namun, jika yang satu dominan tetapi yang
lainnya mengunggulinya, hasilnya akan menyerupai yang mendominasinya dan jenis kelamin

dan akan menjadi sama dengan yang mengunggulinya, baik laki-laki maupun perempuan.”

Meskipun demikian Ibn al-Qayyim, memperingatkan bahwa penentuan jenis kelamin


tidak dapat dipahami sebagai hal yang semata-mata ditentukan oleh alam. Karena hal tersebut
merupakan urusan yang sepenuhnya t antung pada kehendak Allah.

Bukti tekstual menghapuskan keraguan bahwa faktor herediter memiliki pengaruh. Namun,
keputusan atas segalanya tergantung pada Allah. Dengan demikian, herediter dapat
mempengaruhi perkembangan intelektual seseorang dalam batasan tertentu.6

2) Pengaruh Lingkungan dalam Perkembangan

Bukti yang terkenal berkaitan dengan hal ini adalah hadis dimana Rasulullah SAW.
Mengatakan bagaimana orang tua mempengaruhi agama, moral, dan psikologi umum dari
sosialisasi dan perkembangan anak-anak mereka. Hadis ini merupakan bukti tekstual yang
paling terkenal dari pengaruh lingkungan terhadap seseorang. Hadis ini berbunyi:

“Tiap bayi lahir dalam keadaan fitraj (suci membawa disposisi islam). Orang
tuanyalah yang membuat ia Yahudi (jika mereka Yahudi), Nasrani (jika mereka Nasrani),
atau Majusi (jika mereka Majusi). Seperti binatang yang lahir sempurna, adakah engkau
melihat mereka terluka pada saat lahir?” (HR. Bukhori)

Dalam bentuk metaforik, Nabi Muhammad SAW mengingatkan kita bagaimana


persahabatan yang baik dapat mempengaruhi karakter seseorang menjadi baik dan bagaimana
teman yang jahat dapat membuat orang melakukan hal yang buruk.

Dengan demikian, lingkungan dapat mempengaruhi keseluruhan perkembangan


psikologi seseorang, termasuk tentunya perkembangan kognitif.7

6
Sumadi Suryabrata, PsikologiPendidikan, ( Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada, 2005), h.98.

7
Nurussakinah Daulay, Pengantar Psikologi dan Pandangan Al-Qur’an Tentang Psikologi.
(Jakarta: Prenada Media Group, 2014), h.121.

xiv
3) Pengaruh Ketentuan Allah dalam Perkembangan

Terdapat bukti yang substansial (bersifat inti) yang memperlihatkan bahwa herediter dan
lingkungan semata-mata tidak dengan sendirinya menentukan pola  perkembangan individu:
ada hal yang paling utama dalam persoalan tersebut, yaitu segalanya tergantung kehendak
Allah. Contoh yang paling mencolok adalah riwayat Nabi Isa as Ibn Maryam. Allah
membuatnya dapat berbicara dalam buaiannya. Sebagaimana kita ketahui, perkembangan
bahasa merupakan bagian integral dari perkembangan kognitif. Dalam stuasi normal, anak
mulai berbicara pada usia dua tahun sepatah dua patah kata, dan sejalan dengan itu mereka
mulai mengembangkan perbendaharaan bahasa. Kenyataan bahwa Nabi Isa as dapat
berbicara pada masa buaian menunjukkan kekuatan Allah. Hal ini bukan faktor hereditas,
juga bukan produk stimulasi intelektual dari lingkungan. Hal tersebut lebih merupakan
manifestasi dari kebijaksanaan Tuhan, kekuatan-Nya yang tidak terbatas, kehendak-Nya, dan
kemampuan-Nya untuk melakukan segala sesuatu.

Peran kehendak Allah dalam menentukan perkembangan individual seperti yang dinyatakan
dalam pendekatan islam akan membantu memahami proses perkembangan yang lebih baik
dari pendekatan psikologi Barat dalam berbagai cara. Perlu disadari, bahwa tidak semua
konstruk dan kecenderungan psikologi dapat secara ketat dipengaruhi oleh semata-mata
pengaruh herediter dan lingkungan. Karena bagaimanapun individu kadang-kadang
menunjukkan kecenderungan tertentu yang secara jelas menyimpang dari penjelasan
pengaruh herediter dan lingkungan.8

E. Arti Penting Perkembangan Bagi Proses Pembelajaran PAI

8
Abdul Rahman Shaleh, Psikologi Suatu Pengantar dalam Perspektif Islam, (Jakarta:Kencana Prenada
Media Group, 2008), h. 109.

xv
Perkembangan mempunyai arti penting dalam setiap proses pembelajaran termasuk
pembelajaran pendidikan agama islam. Mengapa dikatakan demikian Karena pencapaian
tugas perkembangan pada tahap perkembangan yang dihadapi merupakan masa kesuksesan
dan kebahagiaan hidup pada masa itu, bahkan menjadi basis bagi kesuksesan masa
pencapaian tugas masa selanjutnya.

Pengetahuan perkembangan peserta didik dapat membantu guru mengenali kapan


perkembangan normal yang sesungguhnya dimulai. Dengan pengetahuan tentang
perkembangan normal ini, guru bisa menyusun pedoman dalam bentuk skala tinggi-berat,
skala usia-berat, skala usia-mental, dan skala perkembangan sosial atau emosional.9

BAB III
PENUTUP

9
Zakiah Dradjat, dkk., Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta:Bumi Aksara, 1995), h.76.

xvi
A. Kesimpulan
Pertumbuhan adalah proses pertambahan jumlah dan atau ukuran sel dan tidak dapat
kembali kebentuk semula (irreversible), dapat diukur (dinyatakan dengan angka, grafik
dsb). Perkembangan adalah proses menuju ke tingkat kedewasaan / pematangan tidak
dapat diukur tetapi hanya dapat di amati. Jadi pertumbuhan dan perkembangan merupada
dua hal yang sangat penting bagi peserta didik dalam proses pembelajaran, dan diantara
kedua nya masing memiliki faktor- faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan itu sendiri.

B. Saran
Demikian makalah ini disusun.Semoga bisa bermanfaat bagi pembaca dan pemakalah
sendiri.Kami menyadari masih banyak kekurangan dan kesalahan dalamPembuatan
makalah ini.Maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran nya agar Kami lebih baik
lagi dalam membuat makalah berikutnya

DAFTAR PUSTAKA

xvii
Daulay,Nurussakinah. 2014.Pengantar Psikologi dan Pandangan Al-Qur’an Tentang
Psikologi. Jakarta: Prenada Media Group.

Dradjat,Zakiah,dkk.,1995.Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam. Jakarta:Bumi Aksara

Shaleh,Abdul Rahman. 2008.Psikologi Suatu Pengantar dalam Perspektif Islam.


Jakarta:Kencana Prenada Media Group.

Suryabrata,Sumadi. 2005.PsikologiPendidikan. Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada

Syah,Muhibbin. 2007.Psikologi Belajar. Jakarta:Raja Grafindo Persada

Sanjaya, Wina. 2010.perbedaan individu. Jakarta:Kencana

Jahja,Yudrik. 2011.Psikologi Perkembangan.Jakarta:Kencana Prenada Media Group

xviii

Anda mungkin juga menyukai