Anda di halaman 1dari 16

ISU dan PERMASALAHAN REMAJA SERTA

IMPLIKASINYA dalam PENDIDIKAN

OLEH:
KELOMPOK V
PENDIDIKAN KIMIA A 2019
1. Husna Hadi Rosadi (1913042009)
2. Cindy Natalia Parerungan (2000105502019)
3. Indira Magfirah (200105501007)

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2022
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb
            Alhamdulillah, segala puji bagi Allah swt Tuhan semesta alam karna berkat
izin dan kehendak-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang sederhana
ini pada tepat waktu. Pembuatan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas
mata kuliah “ Perkembangan Peserta Didik“. Adapun topik yang di bahas
dalam makalah ini yaitu “Isu dan Permasalahan Remaja serta Implikasinya
dalam Pendidikan”.
            Dalam penulisan makalah ini penulis menemui berbagai hambatan
dikarenakan kurangnya ilmu pengetahuan penulisan mengenai hal-hal yang
berhubungan dengan makalah ini. Oleh karena itu penulis mengucapkan
banyak terima kasih kepada pihak yang telah membantu penyelesaian makalah
sederhana ini.
            Penulis sadar akan kemampuan menulis yang masih sederhana. Tapi dalam
makalah ini penulis telah berusaha semaksimal mungkin, tetapi penulis yakin
bahwa penulisan makalah ini masih banyak memimiliki kekurangan, oleh
karena itu penulis mengucapkan mohon maaf yang sebesar-besarnya.
            Akhir kata, harapan penulis semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
para pembaca. Meskipun makalah ini memiliki kekurangan dan kelebihan,
namun penulis mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca. Terima
kasih!

Makassar, 11 Mei 2022


Penulis

Kelompok V

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar……………...................................................................................2
Daftar Isi............................................................................................................... 3
BAB I  PENDAHULUAN
A.       Latar Belakang…...........................................................................................4
B.       Rumusan Masalah..........................................................................................5
C.       Tujuan Penulisan............................................................................................5
D. Manfaat Penulisan.........................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN
A. Perkembangan Psikologi…….……….............................................................6
B. Pengertian Perkembangan Remaja..................................................................10
C. Bentuk permasalahan yang timbul pada remaja..............................................12
BAB  III PENUTUP
A.  Kesimpulan..................................................................................................... 15
B.  Saran............................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 16

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkembangan adalah perubahan yang progesif dan kontinu
(berkesinambungan) dalam diri individu mulai lahir sampai mati.Perkembangan
merupakan suatu perubahan, dan perubahan ini tidak bersifat kuantitatif
melainkan kualitatif. Perkembangan tidak ditekankan dari segi materiil, melainkan
pada segi fungsional.Perubahan suatu fungsi adalah disebabkan oleh pertumbuhan
materiil yang memungkinkan adanya itu, disebabkan oleh karena perubahan
tingkah laku hasil belajar.
Perkembangan merupakan suatu proses yang menggambarkan perilaku
kehidupan sosial psikologi manusia pada posisi yang harmonis didalam
lingkungan masyarakat yang lebih luas dan kompleks. Oleh Havighurst
perkembangan tersebut dinyatakan sebagai tugas yang harus dipelajari, dijalani,
dan dikuasai oleh setiap individu dalam perjalanan hidupnya, atau dengan
perkataan lain perjalanan hidup manusia ditandai dengan berbagai tugas
perkembangan yang harus tempuh.
Apabila kita ingin mempelajari tentang perkembangan manusia pada
umumnya maka kita akan berhadapan dengan berbagai aspek ilmu pengetahuan
yakni ilmu pengetahuan tentang perkembangan biologis dari proses terjadinya
pembuahan, proses kelahiran, proses pertumbuhan biologis yang sehat dan
sempurna, sampai terjadinya proses penuaan dan kematian seseorang. Sedangkan
ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang perkembangan psikologis juga terdiri
dari berbagai aspek seperti tentang pengaruh psikologis ibu yang lagi hamil,
factor-faktor yang mempengaruhi perkembangna psikologi setelah dia lahir,
menjadi anak, remaja, dewasa dan setelah berkeluarga sampai pada hubungan
kemasyarakatan dan seterusnya sampai meninggal dunia masih pula memiliki
pengaruh psikologi terhadap yang masih hidup. Itulah yang merupakan hakekat
perkembangan biologis dan psikologis setiap orang.

4
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi perkembangan psikologi?
2. Apa perkembangan remaja?
3. Apa saja masalah yang mungkin timbul karena perkembangan fisik dan
psikomotorik
C. Tujuan
1. Mengetahui definisi perkembangan psikologi.
2. Mengetahui perkembangan remaja.
3. Mengetahui saja masalah yang mungkin timbul karena perkembangan fisik
dan psikomotorik
D. Manfaat
Manfaat dari pembuatan makalah ini selain untuk memenuhi salah satu
tugas matakuliah Perkembagan Peserta Didik juga sebagai bahan referensi untuk
memberikan informasi mengenai Isu dan Permasalahan Remaja Serta
Implikasinya dalam Pendidikan.

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Perkembangan Psikologis
Secara singkat, perkembangan (development) adalah proses atau tahapan
pertumbuhan ke arah yang lebih maju. Pertumbuhan sendiri (growth) berarti
tahapan peningkatan sesuatu dalam hal jumlah, ukuran, dan arti pentingnya.
Menurut McLeod (1989), pertumbuhan juga dapat berarti sebuah tahapan
perkembangan a stage of development (Muhibbin Syah, 2013)
Dalam Dictionary of psychology (1972) dan The Penguin Dictionary of
Psychology (1988), arti perkembangan pada prinsipnya adalah tahapan- tahapan
perubahan yang progresif yang terjadi dalam rentang kehidupan manusia dan
organisme lainnya, tanpa membedakan aspek- aspek yang terdapat dalam diri
organisme-organisme tersebut (Muhibbin Syah, 2013)
Selanjutnya, Dictionary of Psychology di atas secara lebih luas merinci
pengertian perkembanagn manusia sebagai berikut.
1. The progressive and continous change in the organism from birth to death,
perkembangan itu merupakan perubahan yang progresif dan terus menerus
dalam diri organisme sejak lahir hingga mati.
2. Growth, perkembangan itu berarti pertumbuhan
3. Change in the shape and integrataion of bodily parts into functional parts,
perkembangan berarti perubahan dalam bentuk dan penyatuan bagian-bagian
yang bersifat jasmaniah ke dalam bagian- bagian yang fungsional.
4. Maturation or the appearance of fundamental pattern of unlearned behavior,
perkembangan itu adalah kematangan atau kemunculan pola- pola dasar
tingkah laku yang bukan hasil belajar.
Pertumbuhan berarti perubahan kuantitatif yang mengacu pada jumlah,
besar, dan luas yang bersifat konkret. Perubahan seperti ini dimanifestasikan
misalnya dalam peristiwa pembesaran atau penambahan seperti: dari kecil
menjadi besar, dari pendek menjadi panjang, dari sempit menjadi luas, dan lain-

6
lain perubahan material yang bersifat biologis. Dengan kata lain, pertumbuhan
bararti kenaikan dan penambahan ukuran yang berangsur- angsur seperti badan
yang menjadi besar dan tegap.
Adapun perkembangan ialah proses perubahan kualitatif yang mengacu
pada mutu fungsi organ-organ jasmaniah, bukan organ-organ jasmaniah itu
sendiri. Dengan kata lain, penekanan arti perkembangan itu terletak pada
penyempurnaan fungsi psikologis yang disandang oleh organ – organ fisik.
Dalam perkembangan individu terdapat beberapa fase, fase-fase tersebut
dapat digolongkan sebagai berikut (Tatang, 2013):
a. Periodisasi yang berdasar biologis.
Periodisasi atau pembagian masa-masa perkembangan ini didasarkan
kepada keadaan atau proses biologis tertentu. Pembagian Aristoteles didasarkan
atas gejala pertumbuhan jasmani yaitu antara fase satu dan fase kedua dibatasi
oleh pergantian gigi, antara fase kedua dengan fase ketiga ditandai dengan mulai
bekerjanya kelenjar kelengkapan kelamin.
b. Periodisasi yang berdasar psikologis.
Tokoh utama yang mendasarkan periodisasi ini kepada keadaan psikologis
ialah Oswald Kroch.Beliau menjadikan masa-masa kegoncangan sebagai dasar
pembagian masa-masa perkembangan, karena beliau yakin bahwa masa
kegoncangan inilah yang merupakan keadaan psikologis yang khas dan dialami
oleh setiap anak dalam masa perkembangannya.
c. Periodisasi yang berdasar didaktis.
Pembagian masa-masa perkembangan sekarang ini seperti yang
dikemukakan oleh Harvey A. Tilker, PhD dalam “Developmental Psycology to
day”(1975) dan Elizabeth B. Hurlock dalam “Developmental Psycology”(1980)
tampak sudah lengkap mencakup sepanjang hidup manusia sesuai dengan hakikat
perkembangan manusia yang berlangsung sejak konsepsi sampai mati dengan
pembagian periodisasinya sebagai berikut:
a. Masa Sebelum lahir (Prenatal Period)

7
Masa ini berlangsung sejak terjadinya konsepsi atau pertemuan sel bapak-
ibu sampai lahir kira-kira 9 bulan 10 hari atau 280 hari. Masa sebelu lahir ini
terbagi dalam 3 priode yaitu:
a) Periode telur/zygote, yang berlangsung sejak pembuahan sampai akhir minggu
kedua.
b) Periode Embrio, dari akhir minggu kedua sampai akhir bulan kedua.
c) Periode Janin(fetus), dari akhir bulan kedua sampai bayi lahir.
d) Masa Bayi Baru Lahir (New Born). Masa ini dimulai dari sejak bayi lahir
sampai bayi berumur kira-kira 10 atau 15 hari. Dalam perkembangan manusia
masa ini merupakan fase pemberhentian (plateau stage) artinya masa tidak
terjadi pertumbuhan/perkembangan.
b. Masa Bayi (Babyhood).
Masa ini dimulai dari umur 2 minggu sampai umur 2 tahun.Masa bayi ini
dianggap sebagai periode kritis dalam perkembangan kepribadian karena
merupakan periode di mana dasar-dasar untuk kepribadian dewasa pada masa
inidiletakkan.
c. Masa Kanak-kanak Awal (Early Childhood).
Awal masa kanak-kanak berlangsung dari dua sampai enam tahun. Masa
ini dikatakan usia pra kelompok karena pada masa ini anak-anak mempelajari
dasar-dasar perilaku sosial sebagai persiapan bagi kehidupan sosial yang lebih
tinggi yang diperlukan untukpenyesuaian diri pada waktu masuk kelas 1 SD.
d. Masa Kanak-kanak Akhir (Later Childhood).
Akhir masa kanak-kanak atau masa anak sekolah ini berlangsung dari
umur 6 tahun sampai umur 12 tahun.Selanjutnya Kohnstam menamakan masa
kanak-kanak akhir atau masa anak sekolah ini dengan masa intelektual, dimana
anak-anak telah siap untuk mendapatkan pendidikan di sekolah dan
perkembangannya berpusat pada aspek intelek. Adapun Erikson menekankan
masa ini sebagai masa timbulnya “sense of accomplishment” di mana anak-anak
pada masa ini merasa siap untuk enerima tuntutan yang dapat timbul dari orang
lain dan melaksanakan/menyelesaikan tuntutan itu. Kondisi inilah kiranya yang
menjadikan anak-anak masa ini memasuki masa keserasian untuk bersekolah.
8
e. Masa Puber (Puberty).
Masa Puber merupakan periode yang tumpang tindih Karena mencakup
tahun-tahun akhir masa kanak-kanak dan tahun-tahun awal masa remaja. Yaitu
umur 11,0 atau 12,0 sampai umur 15,0 atau 16,0. Kriteria yang sering digunakan
untuk menentukan permulaan masa puber adalah haid yang pertama kali pada
anak perempuan dan basah malam pada anak laki-laki. Ada empat perubahan
tubuh yang utama pada masa puber, yaitu:
1) Perubahan besarnya tubuh.
2) Perubahan proporsi tubuh.
3) Pertumbuhan ciri-ciri seks primer.
4) Perubahan pada ciri-ciri seks sekunder.
f. Masa Dewasa Awal (Early Adulthood).
Masa dewasa adalah periode yang paling penting dalam masa khidupan, masa
ini dibagi dalam 3 periode yaitu: Masa dewasa awal dari umur 21,0 sampai umur
40,0. Masa dewasa pertengahan, dari umur 40,0 sampai umur 60,0. dan masa
akhir atau usia lanjut, dari umur 60,0 sampai mati. Masa dewasa awal adalah masa
pencaharian kemantapan dan masa reproduktif yaitu suatu masa yang penuh
dengan masalah dan ketegangan emosional, periode isolasi sosial, periode
komitmen dan masa ketergantungan, perubahan nilai-nilai, kreativitas dan
penyesuaian diri pada pola hidup yang baru.
g. Masa Dewasa Madya (Middle Adulthood).
Masa dewasa madya ini berlangsung dari umur empat puluh sampai umur
enam puluh tahun. Ciri-ciri yang menyangkut pribadi dan sosial pada masa ini
antara lain:
1. Masa dewasa madya merupakan periode yang ditakuti dilihat dari seluruh
kehidupan manusia.
2. Masa dewasa madya merupakan masa transisi, dimana pria dan wanita
meninggalkan ciri-ciri jasmani dan prilaku masa dewasanya dan memasuki
suatu periode dalam kehidupan dengan ciri-ciri jasmani dan prilaku yang baru.

9
3. Masa dewasa madya adalah masa berprestasi. Menurut Erikson, selama usia
madya ini orang akan menjadi lebih sukses atau sebaliknya mereka berhenti
(stagnasi).
4. Pada masa dewasa madya ini perhatian terhadap agama lebih besar
dibandingkan dengan masa sebelumnya, dan kadang-kadang minat dan
perhatiannya terhadap agama ini dilandasi kebutuhan pribadi dan sosial.
h. Masa Usia Lanjut ( Later Adulthood).
Usia lanjut adalah periode penutup dalam rentang hidup seseorang. Masa
ini dimulai dri umur enam puluh tahun sampai mati, yang di tandai dengan adanya
perubahan yang bersifat fisik dan psikologis yang semakin menurun.

B. Pengertian Perkembangan Remaja


Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh atau
tumbuh menjadi dewasa. Masa remaja merupakan masa dimana seorang individu
mengalami peralihan dari satu tahap ke tahap berikutnya dan mengalami
perubahan baik emosi, tubuh, minat, pola perilaku, dan juga penuh dengan
masalah-masalah (Hurlock, 1998).
Menurut WHO, remaja adalah masa di mana individu berkembang dari
saat pertama kali menunjukkan tanda – tanda seksual sekundernya sampai saat ia
mencapai kematangan seksual. Individu mengalami perkembangan, biologik,
psikologik, dan sosiologik yang saling terkait antara satu dengan lainnya. Secara
biologik ditandai dengan percepatan pertumbuhan tulang, secara psikologik
ditandai dengan akhir perkembangan kognitif dan pemantapan kepribadian, dan
secara sosiologik ditandai dengan intensifnya persiapan dalam menyongsong
peranannya kelak sebagai seorang dewasa muda. Batasan usia remaja menurut
WHO adalah usia 12 – 18 tahun. Sementara itu, menurut BKKBN batasan usia
remaja adalah 10-21 tahun.
Menurut Harold Alberty remaja merupakan suatu periode yang dijalani
seseorang yang terbentang sejak berakhirnya masa kanak-kanak sampai masa
dewasa. Fenomena perubahan-perubahan psikofisik yang menonjol terjadi dalam

1
masa remaja, baik dibandinbgkan masa-masa sebelumnya maupun
sesudahnya, mengundang banyak tafsiran. Sebagaimana lazimnya dalam dunia
ilmu pengetahuan (social, terutama) bahwa sifat tafsiran itu sangat bergantung
pada dasar pandangan (assumption ) dan konsep atau kerangka dasar teoretis
(conceptual frame work) serta norma yang digunakan (frame of references) oleh
penafsir atau sarjanaa yang bersangkutan. Hal ini ternyata berlaku pula bagi
fenomena masa remaja seperti tampak pada beberapa contoh berikut ini.

1. Freud (yang teori kepribadiannya berorientasikan kepada seksual libido;


dorongan seksual), menafsirkan masa remja sebagai suatu masa mencari
hidup seksual yang mempunyai bentuk yang definitive karena perpaduan
(unifikasi) hidup seksual yang banyak bentuknya (polymorph) dan infantile
(sifat kekanak-kanakan).
2. Charlotte Buhler (yang membandingkan proses pendewasaan pada hewan dan
manusia, menafsirkan masa remaja sebagai masa kebutuhan isi mengisi.
Individu menjadi gelisah dalam kesunyiannya, lekas marah dan bernafsu dan
dengan ini tercipta syarta-syarat untuk kontak dengan individu lain.
3. Spranger (yang teori kepribadiannya berorientasikan kepada sikap individu
terhadap nilai-nilai), menafsirkan masa remaja itu sebagai suatu masa
pertumbuhan dengan perubahan struktur kejiwaan yang fundamental ialah
kesadran akan aku, berangsur-angsur menjadi jelasnya tujuan hidup,
pertumbuhan ke arah dan ke dalam berbagai lapangan hidup.
4. Hoffman (berorientasikan kepada teori resonansi psikis), menafsirkan bahwa
masa remaja itu merupakan suyatu masa pembentukan sikap-sikap terhadap
sesuatu yang dialami individu. Perkembangan fungsi-fungsi psikofisiknya pada
masa remaja itu berlangsung amat pesat sehingga dituntut kepadanya untuk
melakukan tindakan-tindakan integrative demi terciptanya harmoni diantara
fungsi-fungsi tersebut di dalam dirinya.
5. Conger (Yang menekankan pada pendekatan interdisipliner dalam
pemahamannya terhadap kehidupan remaja masa kini), sejalan dengan
pendapat Erikson (yang teori kepribadiannya berorientasi kepada psychological
1
crisis development), menafsirkan masa remaja itu sebagai suatu masa yang
amat kritis yang mungkin dapat merupakan the best of time and the worst of
time. Kalo individu mampu mengatasi berbagai tuntutan yang dihapinya secara
integrative, ia akan menemukan identitasnya yang akan dibawanya menjelang
masa dewasanya
Menurut Laurance Steinberg (2002) ada 3 perubahan fundamental pada
masa remaja, yaitu :
a. Biologis, seperti mulai matangnya alat reproduksi, tumbuhnya buah dada pada
wanita, dan tumbuhnya kumis pada pria.
b. Kognisi, kemampuan untuk memikirkan konsep yang abstrak (misalnya
: persaudaraan, demokrasi, dan moral), dan mampu berfikir hipotesis.
c. Sosial, yaitu perubahan dalam status sosial yang memungkinkan remaja
(khususnya remaja akhir) masuk ke peran-peran atau aktivitas- aktivitas baru
seperti bekerja, atau menikah.
Berikut ini tugas perkembangan remaja adalah :
a. Mencapai tanggung jawab sosial sebagai warga negara
b. Membantu remaja belajar menjadi orang dewasa yang bertanggung jawab
c. Mengembangkan kegiatan-kegiatan pengisi waktu senggang
d. Menghubungkan diri sendiri dengan pasangan hidup sebagai suatu individu
e. Menerima dan menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan
fisiologis
f. Mencapai dan mempertahankan prestasi yang memuaskan dalam karier
pekerjaan
g. Menyesuaikan diri dengan orang tua yang semakin tua.

C. Bentuk permasalahan yang Timbul pada Remaja


Masalah adalah suatu hal yang selalu melekat dalam sebuah
kehidupan.Dan permasahan itu akan semakin memuncak ketika mereka
menginjak usia yang transisi yang itu pada fase remaja. Adapun masalah-masalah

1
yang terjadi pada remaja menurut Prof. DR. H. Abin Syamsuddin Makmun, M. A
adalah sebagai berikut.
1. Masalah-masalah yang mungkin timbul berhubungan dengan perkembangan
fisik dan psikomotorik, misalnya :
a. Adanya variasi yang mencolok dalam tempo dan irama serta kepesatan
laju perkembangan fisik antarindividual atau kelompok (wanita lebih
cepat sekitar 1-2 tahun dari pria) dapat menimbulkan kecanggungan-
kecanggungan bergaul satu sama lain.
b. Perkembangan ukuran-ukuran tinggi dan berat badan yang kurang
proporsional, juga dapat membawa ekses psikologis tertentu, umpamanya
munculnya nama-nama cemoohan (nickname) si congcorang, si gendut,
dan sebagainya. Yang lebih jauh lagi dapat membawa kea rah self-
rejection karena bodu-image-nya tidak sesuai dengan self-picture yang
diharapkannya.
c. Perubahan suara dan peristiwa menstruasi dapat juga menimbulkan gejala-
gejala emosional tertentu seperti perasaan malu.
d. Matangnya organ reproduksi, membutuhkan pemuasan biologis, kalau
tidak terbimbing oleh norma-norma tertentu dapat mendorong remaja
melakukan masturbasi, homo-sexual, atau mencoba heterosexual yang
mungkin berakibat lebih jauh lagi berkembang penyakit kelamin, di
samping merupakan pelanggaran atas norma kesusilaan.
2. Masalah-masalah yang mungkin timbul berhubungan dengan perkembangan
bahasa dan perilaku kognitif.
a. Bagi individu-individu tertentu, mempelajari bahasa asing bukanlah hal
yang menyenangkan. Kelemahan-kelemahan dalam fonetik misalnya, juga
dapat merupakan bahan semacam cemoohan, yang bukan mustahil
berakibat sikap negatif terhadap pelajaran dan guru bahasa asing yang
bersangkutan, benci pelajarannya dan juga terhadap gurunya.

b. Intelegensi juga merupakan kapasitas dasar belajar, bagi yang dianugerahi


IQ yang tinggi (superior) atau di bawah rata-rata (slow learners), kalau
1
kurang bimbingan yang memadai akan membawa ekses psikologis
(underachiever-prestasinya di bawah kapasitasnya karena malas atau nakal
inferiority conflex – rasa rendah diri karena tidak pernah mastery atau
mencapai hasil yang diharapkan dalam belajarnya).
c. Kadang-kadang terjadi ketidakselarasan, antara keinginan dan minat
seseorang dengan bakat khusus (aptitudes)-nya, sering membawa kesulitan
juga dalam memilih program/jurusan/jenis sekolah yang akan
dimasukinya. Banyak kegagalan studi mungkin bersumber pada pilihan
yang kurang tepat ini.
3. Masalah yang timbul berhubungan dengan perkembangan perilaku sosial,
moralitas, dan keagamaan.
a. Keterikatan hidup dalam gang (peers group) yang tidak terbimbing mudah
menimbulkan junevile delinquency (kenakalan remaja) yang berbentuk
perkelahian antar-kelompok, pencurian, perampokan, prostitusi, dan
bentuk-bentuk perilaku antisocial lainnya.
b. Konflik dengan orang tua, yang mungkin berakibat tidak senang di rumah,
bahkan minggat (melarikan diri dari rumah).
c. Melakukan perbuatan-perbuatan yang justru bertentangan dengan norma
masyarakat atau agamanya, seperti mengisap ganja, narkotika dan
sebagainya.
4. Masalah yang timbul berhubungan dengan perkembangan perilaku afektif,
konatif dan kepribadian.
a. Mudah sekali digerakkan untuk melakukan gerakan atau kegiatan
dekstruktif yang spontan untuk melampiaskan ketegangan instutif
emosionalnya meskipun ia tidak mengetahui maksud yang sebenarnya dari
tindakan-tindakannya itu. Mudah terlibat kegiatan-kegiatan masa remaja.

b. Ketidakmampuan menegakkan kata hatinya membawa akibat sukar


terintregasikan dan sintesis fungsi-fungsi psikofisiknya, yang berlanjut
akan sukar pula menemukan identitas pribadinya. Ia akan hidup dalam
suasana adolencentimes (remaja yang berkepanjangan) meskipun usianya
1
sudah menginjak dewasa.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa:
1. perkembangan ialah proses perubahan kualitatif yang mengacu pada mutu
fungsi organ-organ jasmaniah, bukan organ-organ jasmaniah itu sendiri.
Dengan kata lain, penekanan arti perkembangan itu terletak pada
penyempurnaan fungsi psikologis yang disandang oleh organ – organ fisik.
2. Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh atau tumbuh
menjadi dewasa. Masa remaja merupakan masa dimana seorang individu
mengalami peralihan dari satu tahap ke tahap berikutnya dan mengalami
perubahan baik emosi, tubuh, minat, pola perilaku, dan juga penuh dengan
masalah-masalah
3. Masalah-masalah yang mungkin timbul berhubungan dengan perkembangan
fisik dan psikomotorik, misalnya :
Adanya variasi yang mencolok dalam tempo dan irama serta kepesatan laju
perkembangan fisik antarindividual atau kelompok (wanita lebih cepat
sekitar 1-2 tahun dari pria) dapat menimbulkan kecanggungan-
kecanggungan bergaul satu sama lain.
B. Saran
Salah satu kesulitan yang dialami kelompok kami dalam pembuatan makalah
ini salah satunya yaitu sumber referensi berupa jurnal-jurnal penelitian
mengenai Perkembangan psikologi dan masalah yang mungkin timbul karena
perkembangan fisik dan psikomotorik. Kami berharap bagi kelompok lain
yang ingin membuat makalah mampu membaca jurnal sebanyak mungkin dan
mengambil inti dari bacaannya sebelum membuat makalah.

1
DAFTAR PUSTAKA

Mahmud. 2012. Psikologi Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia

Makmun, Abin Syamsuddin. 2001. Psikologi Kependidikan Perangkat Sistem


Pengajaran Modul.  Bandung : PT Remaja Roedakarya

Suryabrata, Sumadi. 2010. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers

Syah, Muhibbin. 2013. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung:


PT Remaja Rodakarya Offset

Tatang. 2013. Psikologi Pendidikan. [Online]. Tersedia: https://tatangjm.


wordpress.com/psikologi-pendidikan/diakses pada 27 September 2015
pukul 20.15 WIT

Anda mungkin juga menyukai