Kelompok 3
2022
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Konsep dan Pandangan
Aliran Behaviorisme Untuk Perkembangan Peserta Didik ini dengan tepat waktu.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah Perkembangan Peserta Didik. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang Konsep dan Pandangan Aliran Behaviorisme Untuk Perkembangan Peserta
Didik bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Saya juga megucapkan terima kasih kepada ibu Dr.Trisna Mulyeni,,M.Sc. selaku
dosen mata kuliah Perkembangan Peserta Didik yang telah memberikan tugas ini sehingga
dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna
dikarenakan keterbatasan pengetahuan dan pengalaman yang kami miliki. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
A. Latar Belakang
Perkembangan individu merupakan pola gerkan atau perubahan yang secara dinamis dimulai
dari pembuahan atau konsepsi dan terus berlanjut sepanjang siklus kehidupan manusia yang terjadi
akibat dari kematangan dan pengalaman (Hurlock, 1991; Rice, 2002). Adapun perubahan-
perubahan dalam perkembangan individu merupakan hasil dari proses-proses biologis, kognitif dan
sosio-emosional yang saling berkaitan. Dalam pengkajian perkembangan individu ini ada dua istilah
yang sering muncul, pertama perkembangan (development) dan kedua adalah pertumbuhan
(growth). Istilah perkembangan dititik beratkan pada aspek-aspek yang bersifat psikis, sedangkan
pertumbuhan dipakai untuk perubahan-perubahan yang bersifat fisik.(FIP UNY, 2007)
Perkembangan manusia merupakan proses yang kompleks yang dapat dibagi menjadi empat
ranah utama, yaitu perkembangan fisik,intelektual yang termasuk kognitif dan bahasa, serta emosi
dan sosial, yang didalamnya juga termasuk tiap-tiap tahap perkembangan. Meskipunn masing-
masing ranah menekankan aspek khusus dari perkembangan, ada saling ketergantungan luas diantar
bidang-bidang tersebut. Kajian medik dan psikologi perkembangan menunjukkan bahwa disamping
dipengaruhi oleh faktor bawaan, kualitas individu juga sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor lain,
seperti faktor lingkungan yang tidak lepas dari pengaruh faktor psikososial. Baik faktor bawaan atau
sering juga disebut faktor keturunan dan faktor lingkungan. (FIP UNY, 2007)
Teori behaviorisme adalah teori yang mempelajari perilaku manusia. Perspektif behavioral
berfokus pada peran dari belajar dalam menjelaskan tingkah laku manusia dan terjadi melalui
rangsangan berdasarkan (stimulus) yang menimbulkan hubungan perilaku reaktif (respons) hukum-
hukum mekanistik. Asusmsi dasar mengenai tingkah laku menurut teori ini adalah bahwa tingkah
laku sepenuhnya ditentukan oleh aturan, bisa diramalkan, dan bisa ditentukan. Pendekatan psikologi
ini mengutamakan pengamatan tingkah laku dalam mempelajari individu dan bukan mengamati
bagian dalam tubuh atau mencermati penilaian orang tentang penasarannya. Behaviorisme
menginginkan psikologi sebagai pengetahuan yang ilmiah, yang dapat diamati secara obyektif. Data
yang didapat dari observasi diri dan intropeksi diri dianggap tidak obyektif.
(onlinelearning.unj.ac.id)
B. Rumusan Masalah
- Apa itu pertumbuhan dan perkembangan?
- Faktor apa saya yang mempengaruhi perkembangan peserta didik?
- Bagaimana konsep dan pandangan aliran behaviorisme untuk perkembangan peserta didik?
C. Tujuan
- Untuk mengetahui pengertian dari pertumbuhan dan perkembangan
- Untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi perkembangan peserta didik
- Untuk mengetahui konsep dan pandangan aliran behaviorisme untuk perkembangan peserta didik
BAB II
PEMBAHASAN
2. Genetik
Genetik merupakan faktor yang herediter yang diturunkan kepada anak atau
keturunannya.Gen mengatur semua aktivitas sel termasuk pertumbuhan dan perkembangan
mulai dari ciri-ciri fisik dan non fisik yaitu warna kulit, postur tubuh,sifat dll. (file.upi.edu)
3. Lingkungan
Lingkungan menjadi faktor yang penting dalam perkembangan dan pertumbuhan manusia.
Peran lingkungan sekitar yang baik akan memberikan dampak yang baik contohnya cara
bersosialisasi, mengatur emosi, didukung dengan kemajuan teknologi rumah tangga dan
perekonomian. (file.upi.edu)
4. Pendidikan
Pendidikan dapat menunjang perkembangan manusia. Pendidikan yang baik akan
memberikan efek positif pada kesehatan mental, emosional, intelektual dan aktivitas sosial.
Pendidikan dapat menjadi tempat untuk membimbing menuju kedewasaan.
(file.upi.edu)
1. Thorndike
Menurut Thorndike (1911), salah seorang pendiri aliran tingkah laku, teori behavioristik
dikaitkan dengan belajar adalah proses interaksi antara stimulus (yang berupa pikiran,
perasaan, atau gerakan) dan respons (yang juga berupa pikiran, perasaan, dan gerakan).
Jelasnya menurut Thorndike, perubahan tingkah laku boleh berwujud sesuatu yang konkret
(dapat diamati), atau yang non-konkret (tidak bisa diamati). Dalam implementasinya, siswa
sekolah dasar mengalami peningkatan kemampuan membaca dengan adanya interaksi siswa
dengan media belajar, dalam hal ini berupa media cerita bergambar. Belajar dengan
menggunakan media pembelajaran akan terbentuk proses penguasaankarena adanya interaksi
dalam belajar (Fahyuni, 2011)Meskipun Thorndike tidak menjelaskan bagaimana cara
mengukur berbagai tingkah laku yang non-konkret (pengukuran adalah satu hal yang menjadi
obsesi semua penganut aliran tingkah laku), tetapi teori Thorndike telah memberikan inspirasi
kepada pakar lain yang datang sesudahnya. Teori Thorndike disebut sebagai aliran
koneksionisme (connectionism).Prosedur eksperimennya ialah membuat setiap binatang lepas
dari kurungannya sampai ketempat makanan. Dalam hal ini apabila binatang terkurung maka
binatang itu sering melakukan bermacam-macam kelakuan, seperti menggigit, menggosokkan
badannya ke sisi-sisi kotak, dan cepat atau lambat binatang itu tersandung pada palang
sehingga kotak terbuka dan binatang itu akan lepas ke tempat makanan. (dosenpsikologi-
com)
Classic Conditioning (pengkondisian atau persyaratan klasik) adalah proses yang ditemukan
Pavlov melalui percobaannya terhadap hewan anjing, di mana perangsang asli dan netral
dipasangkan dengan stimulus bersyarat secara berulang-ulang sehingga memunculkan reaksi
yang diinginkan. Dari contoh tentang percobaan dengan hewan anjing bahwa dengan
menerapkan strategi Pavlov ternyata individu dapat dikendalikan melalui cara dengan
mengganti stimulus alami dengan stimulus yang tepat untuk mendapatkan pengulangan
respon yang diinginkan, sementara individu tidak menyadari bahwa ia dikendalikan oleh
stimulus yang berasal dari luar dirinya. (dosenpsikologi-com)
3. John B. Watson
Berbeda dengan Thorndike, menurut Watson pelopor yang datang sesudah Thorndike,
stimulus dan respons tersebut harus berbentuk tingkah laku yang bisa diamati (observable).
Dengan kata lain, Watson mengabaikan berbagai perubahan mental yang mungkin terjadi
dalam belajar dan menganggapnya sebagai faktor yang tidak perlu diketahui. Bukan berarti
semua perubahan mental yang terjadi dalam benak siswa tidak penting. Semua itu penting.
Akan tetapi, faktor-faktor tersebut tidak bisa menjelaskan apakah proses belajar sudah terjadi
atau belum.Hanya dengan asumsi demikianlah, menurut Watson, dapat diramalkan perubahan
apa yang bakal terjadi pada siswa. Hanya dengan demikian pulapsikologi dan ilmu belajar
dapat disejajarkan dengan ilmu lainnya seperti fisika atau biologi yang sangat berorientasi
pada pengalaman empiris. Berdasarkan uraian ini, penganut aliran tingkah laku lebih suka
memilih untuk tidak memikirkan hal-hal yang tidak bisa diukur, meskipun mereka tetap
mengakui bahwa hal itu penting. (dosenpsikologi-com)
Menurut Skinner, deskripsi antara stimulus dan respons untuk menjelaskan perubahan
tingkah laku (dalam hubungannya dengan lingkungan) menurut versi watson tersebut adalah
deskripsi yang tidak lengkap. Respons yang diberikan oleh siswa tidaklah sesederhana itu,
sebab pada dasarnya setiap stimulus yang diberikan berinteraksi satu dengan lainnya, dan
interaksi ini akhirnya mempengaruhi respons yang dihasilkan. Sedangkan respons yang
diberikan juga menghasilkan berbagai konsekuensi, yang pada gilirannya akan
mempengaruhi tingkah laku siswa. Oleh karena itu, untuk memahami tingkah laku siswa
secara tuntas, diperlukan pemahaman terhadap respons itu sendiri, dan berbagai konsekuensi
yang diakibatkan oleh respons tersebut (lihat bel-Gredler, 1986). Skinner juga
memperjelaskan tingkah laku hanya akan membuat segala sesuatunya menjadi bertambah
rumit, sebab alat itu akhirnya juga harus dijelaskan lagi. Misalnya, apabila dikatakan bahwa
seorang siswa berprestasi buruk sebab siswa ini mengalami frustasi akan menuntut perlu
dijelaskan apa itu frustasi. Penjelasan tentang frustasi ini besar kemungkinan akan
memerlukan penjelasan lain. (dosenpsikologi-com)
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Aliran behaviorisme ini perilaku manusia bukan dikendalikan oleh faktor dalam, tetapi
sepenuhnya dipengaruhi oleh faktor eksternal yakni lingkungan. Menurut aliran behaviorisme
mengetahui sebagaimana perilaku individu dikendalikan oleh faktor-faktor lingkungan. Individu
bersifat sangat plastis, bisa dibentuk menjadi apa dan siapa, atau berperilaku apa saja sesuai dengan
lingkungan yang dialami atau yang dipersiapkan untuknya. Dengan kata lain, respon atau perilaku
individu dalam situasi tertentu sangat dipengaruhi dan ditentukan oleh stimulus atau apa yang
diterimanya dari lingkungan. Salah satu prinsip perilaku menurut pendekatan behavioristik adalah
perilaku organisme terbentuk melalui pembiasaaan atau kondisioning. Prinsip lainnya, perilaku
yang mendapat hadiah (reward) cenderung diulangi. Sebaliknya, perilaku yang mendatangkan
hukuman (punishment) cenderung dihindari.
Aliran behaviorisme sangat berpengaruh dalam perkembangan peserta didik dan harus
dilakukan sejak usia dini karena peserta didik menerima segala hal dari lingkungan disekitarnya dan
mencontoh dari lingkungan disekitarnya sehingga harus dilakukan sejak usia dini. Behaviorisme
tidak mau mempersoalkan apakah manusia baik atau jelek, rasional atau emosional. Behaviorisme
hanya ingin mengetahui sebagaimana perilaku individu dikendalikan oleh faktor-faktor lingkungan.
Daftar Pustaka