PESERTA DIDIK
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah :
PSIKOLOGI PENDIDIKAN
Dosen Pengampu :
Prof. Dr. Syarifuddin Dahlan, M.Pd
Nur Indah Lestari,M.Pd
DISUSUN OLEH :
Kelompok 6
Fitriya Sari (2213033005)
Nedis Silalahi S. (2213033014)
Candra Adi .P. (2213033085)
Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa .Atas segala rahmat dan hidayahnya
sehingga makalah dengan judul “Hakikat Pertumbuhan dan Perkembangan serta
karakteristik dan Perkembangan Peserta. dapat tersusun hingga selesai. Kami
berterima kasih kepada sumber sumber yang kami gunakan dalam pembuatan
makalah ini hingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.
Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi nilai tugas kelompok dalam
mata kuliah Psikologi Pendidikan. Selain itu, pembuatan makalah ini bertujuan
agar menambah pengetahuan dan wawasan bagi para pembaca. Karena
keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman maka kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik
dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Agar
kedepannya dapat menjadi pelajaran bagi kami dalam pembuatan makalah
selanjutnya.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
Daftar Isi
Kata Pengantar……………………………………………….2
BAB 1
PENDAHULUAN……………………………………………..4
BAB 2
PEMBAHASAN……………………………………………….6
PENUTUPAN………………………………………………….16
3.2 Saran………………………………………………………..16
3
BAB 1
PENDAHULUAN
4
1.2 Rumusan Masalah
BAB II
5
PEMBAHASAN
6
Perubahan pada perkembangan merupakan produk dari proses-proses
biologis, kognitif dan sosial. Proses-proses itu terjadi pada perkembangan
manusia yang berlangsung pada keseluruhan siklus hidupnya. Untuk
memudahkan pemahaman tentang perkembangan maka dilakukan pembagian
berdasarkan waktu-waktu yang dilalui manusia dengan sebutan fase.
Berdasarkan Santrok dan Yussen membaginya atas lima yaitu: fase pranatal
(saat dalam kandungan), fase bayi, fase kanak-kanak awal, fase anak akhir
dan fase remaja. Perkiraan waktu ditentukan pada setiap fase untuk
memperoleh gambaran waktu suatu fase itu dimulai dan berakhir.
7
II. Fase berdasarkan Dedaktif
Yang dimaksud dari tinjauan ini adalah dari segi keperluan / materi apa
kiranya yang dapat diberikan kepada anak didik padamasa masa tertentu, serta
memikirkan tentang metode yang palimg efektif untuk diterapkan dalam
mengajar atau mendidik anak pada masa tertentu. Para ahli yang termasuk
dalam kelompok ini adalah anatara lain:
a. Johann Amos Comenius (Komensky)
Scola maternal (sekolah ibu) usia 0-6 anak menggambar organ tubuh
panca indra dibawah asuhan ibu(keluarga).
Scole vermacula (sekolah bahasa ibu) usia 6-12 mengembangkan,
pikiran ingatan, dan perasaannya disekolah dengan menggunakan bahsa
daerah (bahsa ibu).
Scola latina (sekolah bahasa latin) masa anak mengembangkan potensi
terutama daya intelektual dengan bahasa asing, pada usia 12-18.
Academia (akademi) adalah pendidikan yang tepat pada anak usia 18-
14 tahun.
b. Jean Jacques Rousseau
Dalam karyanya “emile au du I`education”, memuat tahapan
perkembangan anak anatara lain:
Usia 0-2 tahun : masa asuhan (nursery)
Usia 2-12 tahun: masa pentingnya pendidikan jasmani dan alat alat
indera.
Usia 12-15 tahun: masa berkembangnya fikiran dan tujuan pubertas .
Usia 15-20 tahun: masa pentingnya pendidikan serta pembentukan
watak, kesusilaan, juga pembinaan mental agama.
c. Maria Montessori, membaginya dengan
1-7 tahun : masa penerimaan dan pengaturan rangsangan dari dunia
luar melalui alat indra.
8
III Fase berdasarakan Psikologi
Para ahli pekembangan jiwa anak ,orientasi dari sudut pandang psikologi:
a. Pendapat Kroh Dari lahir hingga Trotz periode I disebut masa anak-anak
awal (0-3/4 tahun)
o Fase III (4-8) masa pemasukan diri pada masyarakat secara obyektif, adanya
hubungan social
o Fase V (13-19) masa penemuan diri dan kematangan yakni synthesa sikap
subyektif dan obyektif.
9
2.3 Faktor faktor yang mempengaruhi perkembangan
1. Kecerdasan
Arthur Jensen (1969) mengemukakan pendapatnya bahwal kecerdasan itu
diwariskan (ditururikan),la juga mengemukakan bahwa lingkungan dan
budaya hanya mempunyai peranan minimal dalam kecerdasan. Dia telah
melakukan beberapa penelitian tentang kecerdasan, di antaranya ada yang
membandingkan tentang anak kembar yang berasal dari satu telur (identical
twins) dan yang dari dua telur (fraternal twins). Identical hvins memiliki
genetik yang identik, karena itu kecerdasan (IQ) seharusnya sama. Fraternel
twins pada anak sekandung genetiknya tidak sama karena IQ-nya pun tidak
sama. Menurut Jensen IQ yang diukur dengan tes kecerdasan yang baku
merupakan indicator kecerdasan yang baik. Kritik dadri ahli lain ialah bahwa
tes IQ hanya menyentuh sebagian kecil saja dari kecerdasan. Cara individu
memecahkan masalah sehari hari penyesuaian dirinya terhadap lingkungan
kerja dan lingkungan social, merupakan aspek aspek kecerdasan yang
penting dan tidak terukur oleh tes kecerdasan buku yang digunakan oleh
Jensen.
2. Temperamen
Tempramen adalah gaya perilaku karakter individu dalam merespon . Ahli
ahli perkembangan sangat tertarik mengenai tempramen bayi. Sebagian bayi
sangat aktif menggerak gerakkan tangan, kaki, dan mulutnya dengan keras,
sebagian lagi leebih tenang, sebagian anak menjelajahi lingkungannya
dengan giat para waktu yang lama dan sebagian lagi tidak demikian.
Sebagian bayi merespon orang lain dengan hangat, sebagian bayi pasif dan
acuh tak acuh. Gaya gaya perilaku tersebut diatas menunjukkan tempramen
seseorang.
Menurut Thomas dan Ches (1991) ada tiga tipe dasar tempramen yaitu:
o Anak yang mudah umumnya mempunyai suasana hati yang positif dan
dapat dengan cepat membentuk kebiasaan yang teratur, serta dengan
mudah pula menyesuaikan diri dengan pengalaman baru.
o Anak yang sulit cenderung untuk bereaksi secara negatif serta sering
menangis dan lambat untuk menerima pengalaman-pengalaman baru.
o Anak yang lambat untuk dibangkitkan mempunyai tingkat kegiatan
yang rendah, kadang-kadang negatif, dan penyesuaian diri yang rendah
dengan lingkungan atau pengalaman baru.
Beberapa ahli perkembangan, termasuk Chess dan Thomas, Berpendapat
bahwa temperamen adalah karakteristik bayi yang baru lahir dan akan
dibentuk dan dimodifikasi oleh pengalaman-pengalaman anak pada masa-
masa berikutnya. Para peneliti menemukan bahwa indeks pengaruh
lingkungan terhadap temperamen sebesar 50 sampai 60 menunjukkan
10
lemahnya pengaruh tersebut.Kekuatan pengaruh ini biasanya menurun saat
anak itu tumbuh menjadi lebih besar.Menetap atau konsisten tidaknya
temperamen bergantung kepada "kesesuaian" hubtingan antara anak dengan
orang tuanya. Orang tua mempengaruhi anak, tetapi anak pun
mempengartihi orang tua. Orang tua dapat menjauh dari anaknya yang sulit,
atau mereka dapat menegur dan menghukumnya, hal ini akan menjadikan
anak yang sulit menjadi lebih sulit lagi. Orang tua yang luwes dapat
memberi pengaruh yang menennangkan terhadap anak yang sulit atau akan
tetap menunjukkan kasih sayang walau anak menjauh.
Dengan singkat dapat dikatakan bahwa keturunan mempengaruhi
temperamen Tingkat pengaruh ini bergantung pada respons orang tua
terhadap anak-anaknya dengan pengalaman-pengalaman masa kecil yang
ditemui dalani lingkungan.
3. Masalah Hereditas
Yang dimaksud dengan hereditas adalah warisan yang dibaawa manusia
sejak lahir. Warisan ini diperoleh sejak terjadinya perubahan yaitu
pertemuan antara ovum dan sperma. Hereditas dalam lapangan jasmaniah
lebih nampak jelas bila dibandingkan dengan lapangan mental. Hal ini bisa
diketahui dari kehidupan dalam masyarakat, bahwa anak-anak banyak
menunjukkan ciri-ciri jasmaniah yang sama dengan orangtuanya atau
neneknya, sedang anak yang pandai atau cerdas belum tentu berasal dari
orangtua yang pandai pula.
4. Masalah Lingkungan
Yang dimaksud dengan lingkungan adalah keadaan sekeliling
anak.Lingkungan dibedakan menjadi dua macam yaitu lingkungan person
dan nonperson. Lingkungan person berupa pergaulan dengan manusia lain,
sedangkan lingkungan nonperson meliputi keadaan iklim, daerah, letak
rumah, ekonomi, film bacaan, dan sebagainya. Pengaruh lingkungan
terhadap perkembangan anak secara individual tidak selalu sama, tetapi
secara umum lingkungan berpengaruh terhadap perkembangan anak, oleh
karena itu kita harus mengusahakan lingkungan yang dapat mengarahkan
anak kepada perkembangan yang positif menuju kedewasaan.
11
5. Kematangan Fungsi Organis dan Psikis
Berkembangnya suatu fungsi didorong oleh suatu kekuatan dari dalam yang
dinamakan kematangan atau kepekaan. Proses kematangan (maturation) ini
ditandai oleh kematangan potensi dari organisme baik fisik maupun psikis
untuk maju secara lancar menuju perkembangan yang maksimal. Sehubungan
dengan kematangan ini harus diusahakan agar pada saat kematangan tidak
terjadi rintangan yang menghambat perkembangan fungsi tersebut. Sebab bila
terjadi hambatan pada saat kematangan bias menyebabkan kemunduran bagi
perkembangan anak, sehingga anak mengalami kerugian. Sebaliknya kita
tidak bias memaksa perkembangan anak sebelum kematangan itu tiba, karena
hal ini bias menyebabkan kerusakan pada organism. Kematangan ini
berlangsung diluar kemauan anak, sehingga sebelumnya tidak dapat
diramalkan kapan terjadinya.
6. Aktivitas Manusia
Sebagai Subyek Bebas yang Berkemauan Anak dalam menerima pengaruh
dari lingkungan tidaklah pasif, hal itu dikarenakaan manusia sebagai
makhluk yang mempunyai cipta, rasa, dan karsa mampu mengadakan seleksi
sehingga bias menerima atau menolak pengaruh yang datang pada dirinya.
Sebagai pribadi yang aktif, anak ikut aktif menentukan arah
perkembangannya. Hal ini tidak berarti bahwa anak dalam
perkembangannya dapat dilepaskan begitu saja, tanpa adanya rangsangan-
rangsangan yang dipersiapkan oleh pendidik. Yang penting dalam usaha
pendidikan, pendidik harus memperhitungkan sifat-sifat individualitas dari
anak. Sifat-sifat individualitas ini akan mengakibatkan perbedaan respons
masing-masing anak terhadap pengaruh lingkungan dan usaha pendidikan
Selain faktor-faktor diatas, perkembangan juga dipengaruhi oleh faktor
biologis dan faktor psikologis Faktor biologis.Faktor hereditas yang bersifat
alamiah dan diwariskan oleh orang tua. Pada faktor hereditas terdapat gen
yang merupakan sifat bawaan yang nantinya akan ditularkan oleh satu
generasi ke generasi berikutnya.
12
2.4 Tugas tugas perkembangan peserta didik
Menurut Havighurst, tugas perkembangan adalah tugas-tugas yang harus
diselesaikan individu pada fase-fuse atau periode kehidupan tertentu, dan
apabila berhasil mencapainya mereka akan berbahagia, tetapi sebaliknya
apabila mereka gagal akan kecewa dan dicela orang tua atau masyarakat dan
perkembangan selanjutnya juga akan mengalami kesulitan.
Adapun yang menjadi sumber dari pada tugas-tugas perkembangan tersebut
menurut Havighurst adalah: Kematangan pisik, tuntutan masyarakat atau
budaya dan nilai-nilai dan aspirasi individu. Pembagian tugas-tugas
perkembangan untuk masing-masing fase dari sejak masa bayi sampai usia
lanjut dikemukakan oleh Havighurst sebagai berikut:
1. Masa bayi dan anak-anak
• Belajar berjalan
• Belajar mekan makanan padat
• Belajar berbicara
• Belajar mengendalikan pembuangan kotoran tubuh
• Mencapai stabilitas fisiologik • Membentuk pengertian sederhana tentang
realitas fisik dan social
• Belajar kontak perasaan dengan orang tua, keluarga, dan orang lain
• Belajar mengetahui mana yang benar dan yang salah serta mengembangkan
kata hati
2. Masa Anak Sekolah
• Belajar ketangkasan fisik untuk bermain
• Pembentukan sikap yang sehat terhadap diri sendiri sebagai organism yang
sedang tumbuh
• Belajar bergaul yang bersahabat dengan anak-anak sebaya
• Belajar peranan jenis kelamin
• Mengembangkan dasar-dasar kecakapan membaca, menulis, dan berhitung
• Mengembangkan pengertian-pengertian yang diperlukan guna keperluan
sehari-hari
13
• Mengembangkan kata hati moralitas dan skala nilai-nilai • Belajar
membebaskan ketergantungan diri
3. Masa Remaja
•Menerima keadaan jasmaniah dan menggunakannya secara efektif
• Menerima peranan sosial jenis kelamin sebagai pria/wanita
• Menginginkan dan mencapai perilaku social yang bertanggung jawab social
• Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang dewasa lainnya.
• Belajar bergaul dengan kelompok anak-anak wanita dan anak-anak laki-laki
• Perkembangan skala nilai Secara sadar mengembangkan gambaran dunia
yang lebih adekwat
• Persiapan mandiri secara ekonomi
• Pemilihan dan latihan jabatan
• Mempersiapkan perkawinan dan keluarga.
14
5. Masa Usia Madya Masa Dewasa Madya
• Menerima dan menyesuaikan diri terhadap perubahan fisik dan fisiologis
• Menghubungkan diri sendiri dengan pasangan hidup sebagai individu
• Membantu anak-anak remaja belajar menjadi orang dewasa yang
bertanggung jawab dan berbahagia
• Mencapai dan mempertahankan prestasi yang memuaskan dalam karir
pekerjaan
• Mengembangkan kegiatan-kegiatan pengisi waktu senggang yang dewasa
• Mencapai tanggung jawab sosial dan warga Negara secara penuh
15
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Fase perkembangan adalah pola gerakan atau perubahan yang dimulai pada
saat terjadi pembuahan dan berlangsung terus selama siklus kehidupan. Pola
perkembangan melalui beberapa proses, antara lain proses biologis. proses
kognitif dan proses sosial. Berdasarkan Santrok dan Yussen membaginya atas
lima yaitu: fase pranatal (saat dalam kandungan), fase bayi. fase kanak-kanak
awal, fase anak akhir dan fase remaja. Fase perkembangan digolongkan
berdasarkan analisis biologis.didaktis dan psikologis Faktor- faktor yang
mempengaruhi perkembangan, antara lain kecerdasan, tempramen, masalah
hereditas, masalah lingkungan, kematangan fungsi organis dan psikis dan
aktivitas manusia sebagai subyek bebas yang berkemauan..
3.2 Saran
Saran yang bisa penulis sampaikan perlu adanya metode penelitian lebih
lanjut akan upaya pemahaman lebih lanjut mengenai fase fase dan tugas tugas
perkembangan peserta didik.terima kasih kepada Bapak Prof.Dr.Syarifuddin
Dahlan.M.Pd.dan Ibu Nur Indah Lestari., M.Pd selaku dosen pengampu mata
kuliah Psikologi Pendidikan.Serta sumber sumber yang sudah kami gunakan
.mungkin dalam pembuatan makalah ini kami masih banyak kekurangan dan
kesalahan semoga kedepannya kami dapat memperbaiki makalah makalah
kami selanjutnya.
16
DAFTAR PUSTAKA
Yusuf LN, Syamuu, H., Dr. M.pd. 2006. Psikologi perkembangan anak dan remaja
Bandung:PT Remaja Rosdakarya
Sobur, Alex, Drs., M.si, 2003, Psikologi umum. Bandung: Pustaka Setia.
17